• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGEMBANGAN COMPETITIVE INTELLIGENCE DALAM PEMILIHAN STRATEGI UNTUK MENGHADAPI PERSAINGAN PADA INDUSTRI PERHOTELAN STUDI KASUS: GRAND ROCKY HOTEL BUKITTINGGI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PENGEMBANGAN COMPETITIVE INTELLIGENCE DALAM PEMILIHAN STRATEGI UNTUK MENGHADAPI PERSAINGAN PADA INDUSTRI PERHOTELAN STUDI KASUS: GRAND ROCKY HOTEL BUKITTINGGI."

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1 ANALISIS PENGEMBANGAN COMPETITIVE INTELLIGENCE DALAM PEMILIHAN STRATEGI UNTUK MENGHADAPI PERSAINGAN PADA

INDUSTRI PERHOTELAN

STUDI KASUS: GRAND ROCKY HOTEL BUKITTINGGI

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana pada Program Studi S1

Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Andalas

Oleh

HAMZAL ZIAUL HAQ

1010522003

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS ANDALAS

(2)
(3)

14 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bukittinggi menjadi salah satu kota di Sumatera Barat yang terkenal akan

pariwisata. Meskipun kota ini kecil, berbagai objek wisata seperti Lubang Jepang,

Ngarai Sianok, Panorama, dan Jam Gadang hampir selalu ramai di singgahi oleh

para pelancong. Keunikan pariwisata ini tidak hanya didukung oleh banyaknya

tempat wisata, akan tetapi juga didukung oleh kuliner Bukittinggi yang khas,

souvenir daerah, dan kesejukan cuaca yang jauh dari polusi udara.

Pertumbuhan pariwisata di kota Bukittinggi memiliki korelasi positif

dengan pertumbuhan industri perhotelan. Jika ditinjau dari struktur persaingan,

industri perhotelan di Bukittinggi termasuk kedalam struktur persaingan atau

pasar oligopoli. Alasan atas pernyataan ini adalah bisnis perhotelan di

Bukittingggi diisi oleh banyaknya produsen yang menyajikan jasa layanan

penginapan untuk para turis, baik domestik maupun mancanegara.

Ramainya kunjungan wisatawan menjadi alasan utama banyaknya

pembangunan hotel di Bukittinggi. Berdasarkan data yang diterima dari Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bukittinggi yang terhimpun sampai akhir tahun

2012, terdapat 70 jumlah hotel yang beroperasi di Bukittinggi. Jika

diklasifikasikan berdasarkan golongannya, hotel- hotel yang beroperasi tergolong

atas Pondok Wisata, Melati, Hotel Bintang Satu sampai dengan Hotel Bintang

(4)

Jumlah hotel yang beroperasi terus saja bertambah hingga awal tahun

2014, namun dari pertambahan tersebut tidak ada hotel yang naik golongan

ataupun turun golongan. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin tajamnya

persaingan dalam industri perhotelan di Bukittinggi. Hal ini juga menunjukkan

persaingan hotel di Bukittinggi semakin jauh dari zona aman. Struktur pasar yang

oligopoli memaksa setiap perusahaan dalam indusri ini merasakan kuatnya

persaingan dalam zona yang sangat kompetitif.

Pada musim liburan (hari raya Idul Fitri dan tahun baru Masehi) seluruh

hotel di Bukitinggi disetiap golongannya selalu penuh. Hal ini menggambarkan

jumlah permintaan akan jasa perhotelan melebihi jasa yang bisa ditawarkan oleh

seluruh hotel. Kondisi serupa bertolak belakang dengan apa yang terjadi pada

hari-hari biasa, dimana jumlah penawaran terhadap setiap hotel, lebih besar dari

permintaan yang ada. Ini dapat dikatan bahwa semakin banyak hotel, semakin

membuat konsumen memiliki banyak pilihan dan membuat bargaining power

(kekuatan tawar menawar) mereka lebih tinggi.

Seiring perkembangan industri perhotelan di Bukittinggi , ada satu brand

yang sangat mencuri perhatian, yaitu Grand Rocky Hotel. Grand Rocky Hotel

Bukittinggi adalah sebuah hotel dengan golongan bintang empat. Hotel ini mulai

beroperasi pada bulan Juni tahun 2012. Pada tahun yang sama hotel ini juga

sudah menjadi primadona untuk kelasnya. Hotel ini selalu ramai dikunjungi oleh

konsumen yang membutuhkan jasa penginapan di Bukittinggi. Bahkan pada tahun

yang sama Grand Rocky Hotel sudah mampu bersaing dengan pesaing yang

(5)

16

untuk bersaing di industri perhotelan di Bukittinggi tidaklah mudah. Apalagi

bersaing pada level bintang empat. Struktur industri juga mempengaruhi cara

produsen dalam bersaing untuk memposisikan diri dipasar.

Menurut Yudaruddin (2012 : 48) “berdasarkan hipotesis Stucture-Conduct-Performance (SCP) menyatakan bahwa struktur industri akan menentukan bagaimana industri berprilaku sehingga dari struktur dan prilaku tersebut akan menentukan kinerja industri. Tingkat konsentrasi akan menjadi ukuran dari struktur dan tingkat persaingan atau kolusi antar industri yang dapat menggambarkan prilaku industri”.

Berdasarkan keterangan diatas, belum bisa dipastikan arah kecenderungan

persaingan pada bisnis perhotelan di kota ini. Meskipun demikian, kalau dilihat

berdasarkan struktur pasarnya persaingan ini sudah sangat kompetitif.

Dalam lingkungan yang semakin kompetitif, sustainable perusahaan

bergantung pada kesehatan bisnisnya. Bisnis yang sehat memiliki keunggulan

kompetitif. Pemahaman akan arti keunggulan kompetitif dan apa yang dibutuhkan

untuk mencapainya dapat diperoleh dengan competitive intelligence (CI) yang

berkualitas. Rumusan penting dari CI adalah pengetahuan tentang peluang dan

ancaman yang datang dari dinamika industri dan pesaing, serta pengetahuan akan

kekuatan dan kelemahan relatif yang dimiliki pesaing terhadap bisnis kita.

Faktor yang mengharuskan perusahan menerapkan CI adalah lingkungan

bisnis perhotelan yang dinamis serta persaingan yang semakin tajam. Dinamika

lingkungan bisnis ini memungkinkan semua informasi berubah dari waktu ke

waktu. Dengan demikian strategi dan taktik yang dijalankan perusahaan untuk

mencapai keunggulan kompetitif harus didukung dengan intelligence yang sesuai.

Competitive intelligence pada Grand Rocky Hotel Bukittinggi

(6)

holding company (perusahaan induk). Dengan demikian setiap strategi yang

diracang dapat diformulasikan dan diterapkan oleh unit bisnis itu sendiri. Selain

itu strategi yang akan dijalankan, bisa juga diformulasikan melalui kaloborasi

antara perusahaan induk dengan unit bisnisnya, serta melalui mandate dari

perusahaan induk untuk unit bisnis. Dalam lingkungan bisnis, pada umumnya

direksi perusahaan buta akan pergerakan signifikan yang dilakukan oleh para

pesaing. Sebagai antisipasi kebutaan atas prilaku pesaing, dibutuhkan sebuah

radar perusahaan untuk melihat kondisi saat ini dan memproyeksikan dinamika

lingkungan industri dimasa akan datang. Tujuannya adalah untuk membuat

mereka lebih sadar akan perubahan serta pergerakan signifikan yang dilakukan

oleh pesaing. Untuk itu kita harus mengetahui kemampuan pesaing kita dan fokus

mereka serta mengidentifikasi rencana yang bisa kita terapkan untuk menyerang

mereka. Kondisi demikian juga menuntut perusahaan untuk selalu

memformulasikan dan mengimplementasikan berbagai strategi unggulan agar

tetap sustain.

Berkenaan dengan masalah diatas, dalam memformulasikan strategi dan

mengimplementasikannya tidak cukup hanya dengan melakukan analisis

competitive intelligence. Dalam memformulasikan strategi, juga dibutuhkan

kesadaran mendalam direksi akan kondisi internal perusahaan serta kompetensi

yang dimilikinya. Untuk memahami tentang seluk-beluk kondisi internal dan

menelaah kompetensi inti perusahaan dapat dilakukan melalui analisis resouce

(7)

18

Dalam merumuskan strategi untuk Grand Rocky Hotel Bukittinggi,

intensitas analisis competitive intelligence dan resource based view disesuaikan

dengan kebutuhan perusahaan. Dalam masalah ini, intensitas analisis competitive

intelligence lebih dominan dibandingkan analisis resouce based view. Hal ini

disebabkan oleh kebutuhan akan pengetahuan tentang pesaing, pasar, dan

konsumen lebih diutamakan. Maka dari itu, untuk mengetahui hal bersangkutan

penulis melakukan penelitian yang ditulis dalam skripsi yang berjudul

”ANALISIS PENGEMBANGAN COMPETITIVE INTELLIGENCE DALAM

PEMILIHAN STRATEGI UNTUK MENGHADAPI PERSAINGAN PADA INDUSTRI PERHOTELAN”.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan dari uraian di atas, maka dapat dirumuskan masalah yang

akan dijawab dalam penelitian ini :

1.2.1 Apa peluang dan ancaman yang datang dari lingkungan eksternal,

serta kekuatan dan kelemahan relatif yang dimiliki pesaing melalui

analisis competitive intelligence yang dilakukan Grand Rocky Hotel?

1.2.2 Apa sustainable competitive adventage Grand Rocky Hotel yang

menjadi keunggulan kompetitifnya dalam persaingan melalui analisis

resource based view?

1.2.3 Bagaimana penerapan dan pengembangan competitive intelligency

yang tepat, yang dapat diimplementasikan Grand Rocky Hotel untuk

(8)

1.2.4 Apa strategi yang tepat bagi Grand Rocky Hotel untuk tetap sustain,

bahkan tumbuh lebih baik dalam persaingan bisnis pada industri

perhotelan di Bukittinggi?

1.3Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini meliputi:

1.3.1 Mengetahui dan menganalisis peluang pasar dan ancaman yang

didatangkan pesaing, serta mengetahui kekuatan dan kelemahan yang

dimiliki pesaing untuk memformulasikan strategi bagi Grand Rocky Hotel.

1.3.2 Mengetahui sustainable competitive adventage yang diperoleh melalui

analisis RBV yang digunakan sebagai panduan dalam memformulasikan

strategi yang tepat bagi Grand Rocky Hotel.

1.3.3 Mengetahui sistem dan cara penerapan Competitive Intelligence pada

Grand Rocky Hotel.

1.3.4 Merumuskan strategi yang tepat bagi Grand Rocky Hotel berdasarkan

kaloborasi antara analisis competitive intelligence dan resource based

view.

1.4Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi semua pihak. Adapun manfaat

dari penelitian ini adalah :

1. Memberikan solusi bagi pihak manajemen Grand Rocky Hotel berupa

strategi yang tepat untuk menghadapi persaingan untuk tetap sustain.

2. Melalui competitive intelligence diharapkan Grand Rocky Hotel mampu

(9)

20

serta membuat berbagai program pemasaran yang inovatif untuk

keberlangsungan perusahaan.

3. Dengan analisis RBV diharapkan Grand Rocky Hotel sadar akan SCA

yang dimilikinya dan memanfaatkan SCA tersebut seoptimal mungkin.

1.5Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penelitian ini penulis membahas tentang bagaimana penerapan dan

pengembangan competitive intelligence pada Grand Rocky Hotel. Selain itu,

ruang lingkup penelitian ini berupa strategi dan cara penerapannya melalui

formulasi dengan mengkaloborasikan antara hasil analisis competitive intelligence

dan resource based view yang dapat digunakan bagi Grand Rocky Hotel dalam

menghadapi persaingan pada industri perhotelan di Bukittinggi.

1.6Sistematika Penelitian

Dalam proposal ini penulis menyusun lima bab uraian, dimana dalam tiap-tiap bab

dilengkapi dengan berbagai sub-bab dari masing-masingnya, yaitu sebagai

berikut:

Bab I Pendahuluan

Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, perumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, dan

sistematika penelitian.

Bab II Tinjauan Literatur

Bab ini mencakup tentang analisis lingkungan bisnis, pengertian

competitive intelligence, elemen competitive intelligence,

(10)

(RBV), RBV sebagai teori SCA, pengertian strategi, pengertian

manajemen strategi, proses perumusan strategi, kaloborasi antara

competitive intelligence dan resource based view dalam formulasi

dan pemilihan strategi, dan kerangka berfikir.

Bab III Metode Penelitian

Bab ini berisikan jenis penelitian, jenis dan sumber data, metode

dan teknik pengumpulan data, variabel penelitian, dan metode

analisi data.

Bab IV Pembahasan

Bab yang berisikan gambaran umum perusahaan, gambaran

industri, hasil dari pembahasan tentang analisis competitive

intelligence dan resource based view, pencocokan antara hasil

analisis CI dan RBV dalam matriks TOWS, dan pemilihan strategi

bersaing yang tepat bagi perusahaan dari penelitian yang telah

dilakukan.

Bab VI Kesimpulan dan Saran

Merupakan bab penutup yang berisikan kesimpulan dari hasil

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil uji statisitik yang telah dilakukan dalam penelitian tentang kualitas laporan keuangan sudah dapat diketahui bahwa variabel seperti sistem informasi

Penelitian tentang hubungan albuminuria terhadap penyempitan arteri koroner yang ditentukan melalui pemeriksaan angiografi hingga saat ini masih sedikit dilakukan,

“ Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk negara (sovereign sukuk) adalah: Surat berharga negara yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah, sebagai bukti atas

Contoh dari integrasi written curriculum dan hidden curriculum yang biasa terjadi di kelas IV, V, dan kelas VI yaitu, pada saat guru menjelaskan pembelajaran mengenai

Diagnosis angina pektori tidak stabil (APTS) dapat ditegakkan apabila dijumpai kriteria sebagai berikut yaitu adanya angina pada waktu istirahat/aktivitas ringan

pidana yang didalamnya terdapat dua masalah sentral yaitu 6 perbuatan apa yang seharusnya dijadikan tindak pidanadan sanksi apa yang sebaiknya digunakan atau

Tetanus neonatorum adalah penyakit tetanus yang terjadi pada neonatus yang disebabkan oleh Clostridium tetani yaitu bakteria yang mengeluarkan toksin (racun) yang menyerang

Allah dengan hikmah, nasihat yang baik dan diskusi ( jadal) dengan hujah yang lebih baik mengingkari taqhut, dan mengeluarkanya dari kegelapan jahiliah kepada Islam.. Asep Muhiddin