• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONTRIBUSI KECERDASAN INTRAPERSONAL, INTERPERSONAL DAN EKSISTENSIAL TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL PADA MADRASAH TSANAWIYAH DI KABUPATEN BANGKALAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KONTRIBUSI KECERDASAN INTRAPERSONAL, INTERPERSONAL DAN EKSISTENSIAL TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL PADA MADRASAH TSANAWIYAH DI KABUPATEN BANGKALAN."

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

147

DAFTAR PUSTAKA

1. Buku

Al Muchtar, S. (2009). Strategi Pembelajaran Pendidikan IPS. Bnadung: Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.

Armstrong, T. (1994). Multiple Intelligences in the Classroom. Alexandria, VA: Association for supervision and Curriculum Development.

_______. (2003). The Multiple Intelligences of Reading and Writing: Making the Words Come Alive. VA: ASCD.

_______ . (2009). Multiple Intelligences in the Classroom 3th Edition. Alexandria, VA: ASCD

Arunsimha, A. (2008). (Ed.) Multiple intelligences for inspired workplaces. Hyderabad, India: Icfai University Press.

Boenee, C. G. (2007). Metode Pembelajaran & Pengajaran “Kritik & Sugesti Terhadap Dunia Pendidikan, Pembelajaran dan Pengajaran. Jakarta: AR – Ruzz Media.

Campbell, L., Campbell, B., & Dickinson, D. (1992). Teaching and learning throughmultiple intelligences. Stanwood, WA: New Horizons for Learning.

_______. (1999). Teaching & Learning Through Multiple Intelligences. New York: Allyn and Bacon.

Chapman, C. (1993). I f the shoe fits…how to develop multiple intelligences in the classroom. Palatine, Illinois: IRI/Skylight Publishing Inc.

(2)

Fleetham, M. (2006). Multiple intelligences in the thinking classroom. London, UK: Network Education.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1995). Didaktik/Metodik Umum. Jakarta: Depdikbud.

Gardner, H. (1983). Frames of Mind; The theory of multiple intelligences. NY. Basic Books.

_______ . (1993). Creating Mind. NY: Basic Books.

_______.(1993b). Multiple intelligences: The theory in practice. New York: Basic Books.

_______. (1995). Leading minds: An anatomy of leadership. New York: Basic Books.

_______. (1999). Intelligence reframed: Multiple intelligences for the 21st century. New York: Basic Books.

_______. (1999b). The disciplined mind: What all students should understand. New York: Simon & Schuster

_______. (2000). Intelligence Reframed: Multiple Intelligences for the 21st Century. New York: Basic Books.

_______., Chen, J., & Moran, S. (2009). (Eds.) Multiple intelligences around the world. San Francisco, CA: Jossey-Bass.

Gay, L.R. etc. (2006). Educational Research: Compentencies for Analysis and Applications. New jersey: Pearson Education, Inc.

Haggerty, B. (1995). Nurturing intelligences. A Guide to Multiple intelligences theory and teaching. New York: Addison-Wesley.

(3)

Kagan, S. & Kagan, M. (1998). Multiple intelligences: The complete MI book. San Clemente, CA: Kagan Cooperative Learning.

McAshan, H. H. (1979). Competency-based education and behavioral objectives Sydney: Educational Technology.

Nazir, M. (2005). Metode Penelitian. Bogor : Ghalia Indonesia.

Palomba, C. A. & Trudy W. B. (2001). Assessing student competence in accredited disciplines: pioneering approaches to assessment in higher education. NY: Stylus Publishing, LLC.

Ruseefendi, H.E.T. (1993). Statistika Penelitian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Sapriya. (2009). Pendidikan IPS. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Silver, H.F., Strong, R.W. & Perini, M. (2000). So each may learn: Integrating learning styles & multiple intelligences. Alexandra, VA: ASCD.

Singaribuan, M dan Efendi, S. (1999). Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES. Stefanakis, E.H. (2002). Multiple intelligences and portfolios. Portsmouth, NH:

Heinemann.

Sternberg, R. J. (1985). Beyond IQ: The triarchic theory of human intelligence. New York: Cambridge University Press.

Sudjana, N. (2003). Dasar-Dasar Proses Belajar-Mengajar. Jakarta: Sinar Baru Algensindo.

Sulaeman, D. (1988). Teknologi/Metodologi Pengajaran. Jakarta :Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.

(4)

Supardan, D. (2009). Pengantar ilmu sosial (sebuah kajian pendekatan structural). Jakarta: Bumi Aksara.

Suparno, P. (2004). Teori inteligensi gand dan aplikasi di sekolah (cara menerapkan teori multiple intelligences Howard gardner). Yogyakarta: Kanisius.

Supriatna, N. (2007). Konstruksi Pembelajaran Sejarah Kritis. Bandung : Historia Utama Press Jurusan Pendidikan Sejarah FPIPS UPI

Sylwester, R. (1995). A celebration of neurons. Alexandria, Virginia: Association for supervision and curriculum development.

Syurfah, A. (2007). Multiple Intelligences For Islamic Teaching (Panduan Interaktif melejitkan kecerdasan majemuk anak melalui pengajaran Islam). Jakarta: Syaamil.

Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia. (1990). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Viens, J. & Kallenbach, S. (2004). Multiple intelligences and adult literacy. New York:Teachers College Press.

2. Jurnal

Armstrong, T. (1996). Multiple Intelligences: Seven Ways to Approach Curriculum. Educational Leadership. November, 1994.

Gardner, H. (2004). Audiences for the theory multiple intelligences. Teachers College Record. 106(1), 212-220.

(5)

3. Internet

Campbell, B. (1999). Multiplying Intelligence in the Classroom. [Online]. Tersedia:http://www/Idpride.net/learningstyles.

Gardner, H. (1999). Extra! Extra! Interview with Howard Gardner. [Online]. Tersedia:http://www.nea.org/neatoday.

_______ . (2005). Intelligence in Seven Steps. [Online]. Tersedia:http:// www.newhorizons.org.

Wahl, M. (2009). Multiple intelligences power up math teaching. [Online]. Tersedia:http:// markwahl.com

Waterhouse, L. (2006a). Multiple Intelligences, the Mozart Effect, and Emotional Weber, . [Online]. Tersedia:http:// www.newhorizons.org

(6)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hasil belajar peserta didik berdasarkan dimensi pembelajaran IPS terdiri dari empat kategori, diantaranya adalah knowledge, skills, behavior dan action, namun hal itu tidak terjadi pada pembelajaran IPS di lapangan. Kenyataannya, pembelajaran IPS di Indonesia pada umumnya dan di Kabupaten Bangkalan pada khususnya mengedepankan hasil belajar yang berorientasi pada aspek kognitif tingkat rendah, sedangkan muatan materi evaluasi ternyata lebih banyak menekankan aspek pengetahuan (knowledge) daripada aspek sikap, keterampilan serta nilai dan moral.

Seperti data yang menunjukkan orientasi hasil belajar dalam pembelajaran IPS di Kabupaten Bangkalan hanya berorientasi pada satu aspek belaka yaitu knowledge, sedangkan aspek lainnya hampir terabaikan.

Tabel 1.1

Hasil Belajar IPS Peserta Didik MTs. Kabupaten Bangkalan

Hasil Belajar IPS Dimensi JML

Knowledge Skills Attitude/Value Action

TAPEL 2005/2006 56% 17% 16% 11% 100%

TAPEL 2006/2007 58% 15% 18% 9% 100%

TAPEL 2007/2008 60% 16% 16% 8% 100%

TAPEL 2008/2009 64% 14% 9% 13% 100%

(7)

Dari tabel 1.1

.1 diketahui bahwa selama empat tahun terakh asi pada dimensi knowledge, sedangkan dimen ahkan dimensi attitude/value yang merupaka

anya memperoleh bagian 9% pada tahun pelaja orientasi kecerdasan yang merujuk pada teori il belajar harus berorientasi pada pengemb

didik bukan semata-mata pada satu jenis ke elajar peserta didik dalam pembelajaran IPS berorientasi pada kecerdasan matematis-log sedangkan kecerdasan interpersonal, intr enurut kajian terhadap tujuan pembelajaran aling diharapkan untuk meningkat hanya berk i tertera pada diagram 1.1 berikut.

MGMP IPS MTs. Kabupaten Bangkalan, 2010 Lingustik

(8)

Kondisi ini menyebabkan munculnya permasalahan dalam pembelajaran dan pendidikan IPS khususnya pada bagian hasil belajar. Jika ditinjau dari segi kecerdasan, kenyataannya saat ini pembelajaran IPS lebih menekankan pada kecerdasan matematis logis sedangkan kecerdasan lain diabaikan.

Inteligensi pada awalnya dianggap sebagai suatu kesatuan (menyeluruh) konsep, yang dapat ditangkap oleh satu nomor, segera muncul perdebatan tentang apakah konsep tersebut dapat pecah menjadi komponen-komponen. Seperti peneliti LL Thurstone dan JP Guilford berpendapat bahwa kecerdasan adalah lebih baik dipahami sebagai serangkaian kemungkinan faktor independen.

Dalam beberapa tahun terakhir, didukung oleh temuan-temuan dari bidang yang berbeda seperti kecerdasan buatan, psikologi perkembangan, dan neurologi, sejumlah peneliti telah mengemukakan pandangan bahwa pikiran terdiri dari beberapa modul independen atau "kecerdasan." (Howard Gardner, 2005: 5).

Dalam penelitiannya, Gardner menemukan bahwa meskipun peserta didik hanya menonjol pada beberapa inteligensi, mereka dapat dibantu lewat pendidikan dan bantuan guru untuk mengembangkan inteligensi yang lain, sehingga dapat digunakan dalam mengembangkan hidup yang lebih menyeluruh. Bagi Gardner, inteligensi seseorang dapat dikembangkan lewat pendidikan. Inteligensi bukanlah sesuatu yang sudah mati dan tidak dapat dikembangkan lagi, seperti sering dikatakan mengenai IQ seseorang.

(9)

mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan tindakan, sedangkan salah satu prinsip pengembangan kurikulum IPS berdasarkan prinsip berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya. Sehingga dianggap penting untuk menerapkan pembelajaran IPS berorientasi pada ketiga kecerdasan yang menjadi potensi kecerdasan peserta didik. Seperti yang diungkapkan oleh Newmann (dalam Sapriya, 2009:71) “memperkenalkan higher-order thinking yang memfokuskan pada ide untuk memecahkan masalah yang bersifat incidental melalui interpretasi, analisis dan manipulasi informasi”, hal ini dapat dicapai dengan mengembangkan potensi kecerdasan intrapersonal, interpersonal dan eksistensial pada diri peserta didik.

Melalui pengembangan potensi kecerdasan peserta didik dalam pembelajaran IPS, maka akan dapat menumbuhkan keterampilan berfikir kritis yang terdapat dalam standar isi pendidikan IPS.

“Analisis aspek sosial budaya dalam pembelajaran IPS dewasa ini mengungkapkan bahwa unsur budaya foedalistik dan paternalistik yang masih ada dalam masyarakat” (Al Muchtar. 2009: 75), membawa implikasi terhadap tumbuhnya budaya belajar menghapal dalam IPS, belajar terbatas pada saat tatap muka dalam kelas, belum tumbuh budaya belajar untuk memperdalam dan memperluas wawasan dan penguassan materi pelajaran secara mandiri.

(10)

sosial budaya masyarakat, terutama menyangkut masalah komunikasi antara pihak-pihak terkait dalam proses pembelajaran.

Cara guru mengembangkan materi pembelajaran menggambarkan karakteristik budaya bangsa. Guru-guru yang berbudaya egaliter pada masyarakat industri menggunakan sebagian waktu mengisi kelas dengan mendengarkan para peserta didiknya berbicara menyampaikan gagasan, atau berdiskusi. Bagi mereka, berkomunikasi di kelas merupakan sebuah proses demokratis yang menempatkan semua pihak dalam posisi equal (sederajat). Dalam posisi yang demikian, ilmu pengetahuan dapat dikonstruksi melalui proses dialog semua pihak yang terkait sehingga materi pembelajaran dapat terus berkembang. “Peserta didik dipandang bukan sebagai objek melainkan subjek yang otonom, mandiri, serta memiliki pengetahuan yang dibawanya dari pengalaman terdahulu atau lingkungan sekitar” (Supriatna, 2007: 20-21).

Dalam kaitannya dengan kultur masyarakat Madura, terdapat hidden

curriculum dalam fenomena migrasi masyarakat Madura untuk memperoleh

penghidupan yang lebih layak di daerah lain. Kecerdasan masyarakat Madura ini juga dapat ditumbuh-kembangkan dalam pemikiran peserta didik sehingga mereka dapat mengembangkan potensi kecerdasannya sesuai dengan yang dimiliki masing-masing peserta didik.

(11)

peserta didik menjadi anggota masyarakata secara utuh. Dibalik semua itu, menurut ilmu Antropologi yang berkembang bahwa masyarakat Madura kurang mampu memposisikan dirinya dalam masyarakat baru sehingga muncul ketidak harmonisan hidup bermasyarakat seperti yang terjadi di Kalimantan juga dapat diminimalisir ketika mereka memiliki kecerdasan interpersonal yang salah satunya adalah kemampuan untuk menciptakan perdamaian, keharmonisan, kerjasama dan tidak menyukai konfrontasi.

Khusus yang terjadi di kabupaten Bangkalan, semakin meluas pandangan bahwa IPS dianggap sebagai bidang studi yang menjemukan, dan lebih parah lagi bahwa hasil pembelajaran IPS di Kabupaten Bangkalan hanya merupakan kompetensi tingkat rendah, hal ini dapat ditunjukkan secara empiris melalui pengamatan peneliti terhadap hasil belajar dan proses pembelajaran IPS yang telah dirumuskan oleh kelompok MGPM IPS Kabupaten Bangkalan yang lebih mengedepankan pengembangan kecerdasan matematis-logis yang tertuang secara aplikatif kepada penilaian terhadap kompetensi kognitif dalam pembelajaran IPS.

(12)

Oleh sebab itu pengembangan multiple intelligences yang dimiliki peserta didik khususnya kecerdasan intrapersonal, interpersonal dan eksistensial memiliki kesamaan dengan salah satu tujuan pembelajaran IPS, yaitu menciptakan sumber daya manusia yang berketerampilan sosial, sehingga hasil belajar dalam pembelajaran IPS yang saat ini masih berdasarkan pada kecerdasasn Matematis logis saja akan dilihat kontribusi kecerdasan intrapersonal, interpersonal dan eksistensial terhadap hasil belajar sehingga terjadi kesamaan visi antara tujuan pembelajaran IPS dengan hasil belajar IPS.

Dari latar belakang inilah, maka peneliti mengangkat judul “Kontribusi Kecerdasan Intrapersonal, Interpersonal dan Eksistensial terhadap Hasil Belajar Peserta didik dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial pada Madrasah Tsanawiyah Di Kabupaten Bangkalan” sebagai tema yang akan diteliti. B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut : “Bagaimanakah kontribusi kecerdasan intrapersonal, interpersonal dan eksistensial terhadap hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran IPS pada Madrasah Tsanawiyah di Kabupaten Bangkalan?”. Masalah ini dirinci kedalam pertanyaan penelitian.

1. Seberapa besar kontribusi kecerdasan intrapersonal terhadap hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran IPS pada MTs. di Kabupaten Bangkalan? 2. Seberapa besar kontribusi kecerdasan interpersonal terhadap hasil belajar

(13)

3. Seberapa besar kontribusi kecerdasan eksistensial terhadap hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran IPS pada MTs. di Kabupaten Bangkalan?

4. Seberapa besar kontribusi kecerdasan intrapersonal, interpersonal dan eksistensial secara bersama terhadap hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran IPS pada MTs. di Kabupaten Bangkalan?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Kontribusi kecerdasan intrapersonal terhadap hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran IPS Madrasah Tsanawiyah di Kabupaten Bangkalan.

2. Kontribusi kecerdasan interpersonal terhadap hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran IPS Madrasah Tsanawiyah di Kabupaten Bangkalan.

3. Kontribusi kecerdasan eksistensial terhadap hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran IPS Madrasah Tsanawiyah di Kabupaten Bangkalan.

4. Kontribusi kecerdasan intrapersonal, interpersonal dan eksistensial secara bersama-sama terhadap hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran IPS Madrasah Tsanawiyah di Kabupaten Bangkalan.

D. Kegunaan Penelitian

Adapun hasil penelitian ini diharapkan nanti dapat dipergunakan dalam beberapa hal, yaitu :

1. Teoritis

(14)

pemikiran tentang kajian multiple intelligences dengan memberikan bukti-bukti empirik dalam perspektif ilmiah.

2. Praktis

a. Bagi Pihak Sekolah

Pihak sekolah dapat mengambil kebijakan yang berhubungan dengan metode pembelajaran di sekolah yang dapat bermanfaat bagi kepentingan peserta didik dan pihak sekolah dengan merancang dan mengolah metode pembelajaran yang tepat dan berhasil.

b. Bagi Peneliti

Sebagai media untuk mengaplikasikan kemampuan dan keterampilan peneliti selama mengikuti perkuliahan, serta wahana untuk meningkatkan pengetahuan yang berkenaan dengan penelitian khususnya dalam bidang pendidikan.

E. Asumsi

Asumsi penelitian adalah anggapan dasar tentang suatu hal yang dijadikan landasan berpikir dan bertindak dalam melaksanakan penelitian (Endang Syaifuddin, 1987 : 66). Dalam penelitian ini ada beberapa asumsi, antara lain : 1. Setiap anak dapat dididik dan diarahkan untuk meningkatkan hasil belajarnya. 2. Sampel penelitian diasumsikan dapat mewakili seluruh populasi penelitian

melalui analisa kuantitatif.

3. Sampel penelitian diasumsikan mempunyai karakteristik yang heterogen. 4. Hasil belajar diasumsikan sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor.

(15)

situasi yang sedang dihadapi dirinya sendiri; kemampuan mengendalikan diri serta kemampuan mengarahkan diri.

6. Kecerdasan interpersonal dalam penelitian ini dapat diukur dengan indikator: social sensitivity; social insight dan social communication.

7. Kecerdasan eksistensial dalam penelitian ini dapat diukur dengan indikator: kemampuan bertanya tentang eksistensi diri; kemampuan mensintesis ide-ide berdasarkan pembelajaran mereka dan kemampuan untuk merenungkan pertanyaan filosofis

8. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar peserta didik MTs. se Kab. Bangkalan pada mata pelajaran IPS semester 1 dan 2 tahun pelajaran 2010/2011.

F. Penjelasan Istilah

Untuk lebih menajamkan penelitian ini, maka penulis merumuskan beberapa penjelasan istilah yang berhubungan dengan penelitian yang akan dilaksanakan:

1. Kontribusi adalah dampak yang ditimbulkan oleh suatu variabel bebas terhadap variabel terikat yang ditunjukkan dengan ukuran kuantitatif melalui analisa statistik.

(16)

3. Kecerdasan interpersonal adalah kemampuan dan keterampilan individu dalam menciptakan, membangun dan mempertahankan relasi dengan orang lain (Howard Garner, 2000:42).

4. Kecerdasan eksistensial adalah kecerdasan yang menaruh perhatian pada masalah hidup paling utama dan peka terhadap makna kehidupan yang lebih mendalam (Howard Garner, 2000:45).

5. Hasil belajar IPS adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran IPS (Hildreth, 1979: 36).

6. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah suatu penyederhanaan disiplin ilmu-ilmu sosial, ideologi negara dan disiplin ilmu lainnya serta masalah-masalah sosial terkait, yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan pada tingkat pendidikan dasar dan menengah (Soemantri, 2001: 74).

G. Metode Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi ketiga variabel independen (kecerdasan intrapersonal, interpersonal dan eksistensial) terhadap hasil belajar peserta didik Madrasah Tsanawiyah dalam pembelajaran IPS, sehingga dari variabel yang telah ditentukan sebelumnya, metode penelitian ini adalah penelitian kuantitatif (quantitative research) dengan menggunakan desain penelitian berupa penelitian survey.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua variabel, yaitu :

(17)

2. Variabel Dependen : Hasil Belajar Peserta didik MTs. Kabupaten Bangkalan dalam pembelajaran IPS (Y).

Gambar 1.2 Paradigma Penelitian

Untuk memperoleh data maka dibutuhkan beberapa macam metode atau teknik pengumpulan data agar bukti-bukti atau fakta yang diperoleh berfungsi sebagai data yang objektif dan valid. Karena itu dalam pengumpulan data ini, penulis menggunakan instrumen penelitian yang dalam penelitian ini dikembangkan berdasarkan kisi-kisi yang berlandaskan teori tentang kecerdasan intrapersonal, kecerdasan interpersonla dan kecerdasan eksistensial serta hasil belajar.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dalam bentuk angket, yang terdiri dari tiga macam angket, yaitu angket untuk mengetahui kecerdasan intrapersonal yang dimiliki peserta didik (X1) yang berjumlah 12 item pertanyaan, angket yang kedua adalah untuk mengetahui kecerdasan interpersonal yang dimiliki peserta didik (X2) yang berjumlah 12 item pertanyaan, serta kecerdasan eksistensial yang dimiliki peserta didik (X3) yang berjumlah 12 item

Kecerdasan Intrapersonal (X1)

Kecerdasan Interpersonal (X2)

Kecerdasan Eksistensial (X3)

(18)

pertanyaan. Instumen angket ini peneliti peroleh dari Thomas Amstrong seorang konsultan pendidikan yang intens melakukan penelitian terhadap multiple intelligences serta beberapa item yang diperoleh dari Walter McKenzie. Untuk mengetahui hasil belajar peserta didik (Y) digunakan nilai rapor mata pelajaran IPS semester 1 dan 2 tahun pelajaran 2010/2011.

H. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Daerah atau tempat yang dikatakan daerah penelitian atau subjek penelitian adalah Kabupaten Bangkalan yang letaknya berada di ujung barat pulau Madura. Lokasi penelitian ini dipilih, disebabkan Kabupaten Bangkalan merupakan daerah tempat peneliti berkarya dan bekerja, selain itu perkembangan pendidikan kabupaten Bangkalan yang mengalami perkembangan pesat pasca berdirinya Jembatan Surabaya-Madura (SURAMADU). Khusus tentang pembelajaran IPS, di Kabupaten Bangkalan masih terdapat satu Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) IPS, sehingga dirasakan perlu untuk lebih memperhatikan mata pelajaran IPS sehingga lebih bermakna dan pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas pembelajaran IPS itu sendiri.

2. Populasi Penelitian

(19)

kelas VII pada MTs. di Kabupaten Bangkalan sebelum memasuki madrasah terlebih dahulu telah mendapat selsksi yang berhubungan dengan potensi kecerdasan yang dimiliki peserta didik melalui seleksi penerimaan peserta didik baru, sehingga hal ini ada keterkaitan dengan penelitian ini.

3. Sampel Penelitian

Madrasah yang dipilih dalam penelitian ini menggunakan metode cluster sampling, yaitu dibagi-bagi secara merata dari 18 Kecamatan yang ada di Kabupaten Bangkalan baik dari daerah bagian utara, selatan, barat dan timur, sedangkan peserta didik yang menjadi sampel ditentukan melalui Purposive Sampling. Teknik ini dilakukan secara untuk mengetahui potensi kecerdasan yang

dimiliki oleh peserta didik ketika memasuki Madrasah serta hal ini bertujuan untuk menentukan kebijakan guru serta madrasah yang menjadi sampel penelitian dalam rangka penerapan metode dan strategi belajar mengajar yang akan diterapkan disesuaikan dengan potensi kecerdasan peserta didik (kesepakatan peneliti dengan pimpinan madrasah yang menjadi sampel penelitian), sehingga diputuskan sampel penelitian yang digunakan adalah seluruh peserta didik kelas VII di Madrasah Tsanawiyah yang menjadi sampel penelitian, dari 3485 orang peserta didik kelas VII di Kabupaten Bangkalan, diambil 1167 orang dari Madrasah sampel.

I. Sitematika Penulisan

Tesis ini tersusun dari lima bab dengan rincian sebagai berikut::

(20)

asumsi, penjelasan istilah, prosedur dan metode penelitian, serta sistematika pembahasan.

Bab II berisi kajian teoritis yang memuat pengertian dan konsep dasar multiple itelligences yang terdiri dari kajian tentang kecerdasan intrapersonla, interpersonal dan kecerdasan eksistensial serta kajian tentang hasil belajar peserta didik. Pada bab ini juga disampaikan mengenai bukti-bukti empirik yang berhubungan dengan konsep multiple inteligences dan hasil belajar yang telah beredar.

Bab III merupakan metodologi penelitian yang mencakup desain penelitian, definisi konseptual dan operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrument, teknik pengumpulan data serta prosedur dan tahapan penelitian.

Bab IV membahas laporan hasil penelitian yang meliputi pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan dan pembahasan atau analisis temuan.

(21)

83 BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab III ini akan dibagi menjadi enam sub bab, yaitu desain penelitian, definisi konseptual dan definisi operasional penelitian, instrument penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisa data, serta prosedur dan tahapan penelitian. A. Desain Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi ketiga variabel independen (kecerdasan intrapersonal, interpersonal dan eksistensial) terhadap hasil belajar peserta didik Madrasah Tsanawiyah dalam pembelajaran IPS, sehingga dari variabel yang telah ditentukan sebelumnya, metode penelitian ini adalah penelitian kuantitatif (quantitative research) dengan menggunakan desain penelitian berupa penelitian survey. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dau variabel, yaitu :

Variabel Independen, yang terdiri dari variabel kecerdasan intrapersonal (X1), kecerdasan interpersonal (X2) dan kecerdasan eksistensial (X3).

Variabel Dependen : Hasil belajar peserta didik MTs. Kabupaten

Bangkalan dalam pembelajaran IPS (Y).

Gambar 3.1 Desain Penelitian Kecerdasan

Intrapersonal (X1)

Kecerdasan Interpersonal (X2)

Kecerdasan Eksistensial (X3)

(22)

1. Lokasi Penelitian

Penetapan lokasi penelitian merupakan langkah awal dalam mengetahui subjek penelitian untuk selanjutnya dilakukan penganalisaan terhadap subjek yang dimaksud, dalam mengumpulkan data, dibutuhkan lokasi penelitian yang tepat sehingga diperoleh data yang sesuai dengan tujuan penelitian. Daerah atau tempat yang dikatakan daerah penelitian atau subjek penelitian adalah Kabupaten Bangkalan yang letaknya berada di ujung barat Pulau Madura. Lokasi penelitian ini dipilih, disebabkan kabupaten Bangkalan merupakan daerah tempat peneliti berkarya dan bekerja, selain itu perkembangan pendidikan kabupaten Bangkalan yang mengalami perkembangan pesat pasca berdirinya Jembatan Surabaya-Madura (SURAMADU). Khusus tentang pembelajaran IPS, di Kabupaten Bangkalan masih terdapat satu Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) IPS, sehingga dirasakan perlu untuk lebih memperhatikan mata pelajaran IPS sehingga lebih bermakna dan pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas pembelajaran IPS itu sendiri.

2. Populasi dan Sampel Penelitian a. Populasi

Penentuan obyek penelitian merupakan langkah penting dalam suatu penelitian. Kerena obyek yang ditentukan harus dipilih sesuai dengan masalah dan kemampuan peneliti.

(23)

kelas VII merupakan peserta didik peralihan dari Sekolah Dasar menuju Sekolah Menengah (SMP) serta kelas VII pada MTs. di Kabupaten Bangkalan sebelum memasuki Madrasah terlebih dahulu telah mendapat selsksi yang berhubungan dengan potensi kecerdasan yang dimiliki peserta didik melalui seleksi penerimaan peserta didik baru, sehingga hal ini ada keterkaitan dengan penelitian ini.

b. Sampel

Metode pengambilan sampel yang ideal mempunyai sifat-sifat seperti: (1) dapat menghasilkan gambaran yang dapat dipercaya dari seluruh populasi yang diteliti; (2) dapat menentukan presisi dari hasil penelitian dengan menentukan Simpangan Baku (Standar) dari taksiran yang diperoleh; (3) sederhana, sehingga mudah dilaksanakan; (4) dapat memberikan keterangan sebanyak mungkin dengan biaya serendah-rendahnya (Taken, 1965) dalam Ida Bagoes Mantra (2006: 93). Madrasah yang dipilih dalam penelitian ini menggunakan metode Cluster Sampling, yaitu dibagi-bagi secara merata dari 18 Kecamatan yang ada di Kabupaten Bangkalan baik dari daerah bagian Utara, Selatan, Barat dan Timur, selanjutnya secara acak pada setiap kecamatan diambil satu Madrasah yang dijadikan sampel, sedangkan peserta didik yang menjadi sampel ditentukan melalui purposive sampling. Teknik ini dilakukan secara untuk mengetahui potensi kecerdasan yang

(24)

penelitian yang digunakan adalah seluruh peserta didik kelas VII di Madrasah Tsanawiyah yang menjadi sampel penelitian, dari 3485 orang peserta didik kelas VII di Kabupaten Bangkalan, diambil 1167 orang dari Madrasah sampel, berikut jumlah sampel peserta didik yang diambil dari setiap sampel madrasah.

Tabel 3.1

Daftar Sampel Madrasah

No. Nama Madrasah NPSN Alamat Jumlah

Sampel 01. MTs. Negeri Bangkalan 20531569

Jl. Soekarno-Hatta

04. MTs. Manbaul Hikam 20531398

Jl. Raya Ketengan No. 62, Tunjung

Kecamatan Burneh (031-3095947)

35

05. MTs Al-Ibrohimy Galis 20531560

Jl. Raya Galis No. 3 Kecamatan Galis Bangkalan (031-3095754)

81

06. MTs Roudlotut Tholibin 20531395

Jl. Pasar Anyar Kombangan Kecamatan Geger

50

07. MTs. Hidayatud Diniyah 20531418

Desa Pendabah Kecamatan Kamal Bangkalan

44

08. MTs. Raudlatul Ulum 20531383

Karanganyar Klampis Barat Kecamatan Klampis

(031-3053019)

77

09. MTs. Nurus Shaleh 20531372

Jl. H. Ziyady

Alimuddin No.9 Katol Timur Kec. Kokop

(25)

No. Nama Madrasah NPSN Alamat Jumlah

11. MTs Sunan Cendana 20531392

Jl. K. Komarudin

15. MTs An-Nidhomiyah 20531403

Jl. Masjid Hibatullah

16. MTs. Nurul Amanah 20531377

(26)

B. Definisi Konseptual dan Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Definisi Konseptual

a. Kecerdasan intrapersonal: kemampuan untuk mengenali dan memahami diri sendiri dengan memiliki konsep diri yang jelas serta citra diri yang positif (Howard Garner, 2000:38)

b. Kecerdasan interpersonal: kemampuan dan keterampilan individu dalam menciptakan, membangun dan mempertahankan relasi dengan orang lain (Howard Garner, 2000:42)

c. Kecerdasan eksistensial: kecerdasan yang menaruh perhatian pada masalah hidup yang paling utama serta peka terhadap makna kehidupan yang lebih mendalam (Howard Garner, 2000:45)

d. Hasil belajar: penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran IPS (Hildreth, 1979: 36)

2. Definisi Operaional Variabel

Definisi operasional merupakan petunjuk tentang bagaimana suatu variabel diukur. (Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi, 1985: 23). Dalam penelitian ini diterapkan variabel kecerdasan intrapersonal dengan lambang (X1), variabel kecerdasan interpersonal dengan lambang (X2) dan variabel kecerdasan eksistensial dengan lambang (X3) yang merupakan variabel-variabel independen sedangkan hasil belajar dengan lambang (Y) merupakan variabel dependen.

(27)

Tabel 3.2

Definisi Operasional Variabel Penelitian

Variabel Konsep Teoritis Subvariabel Ukuran Kecerdasan Mengarahkan diri 1. Evaluasi hasil yang

dicapai

Social Sensitivity 1. Mengetahui dan memahami orang Social Insight 1. Mampu

(28)
(29)

Hasil Belajar

Instrumen penelitian dalam penelitian ini dikembangkan berdasarkan kisi-kisi yang berlandaskan teori tentang kecerdasan intrapersonal, kecerdasan interpersonla dan kecerdasan eksistensial serta hasil belajar.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket baku yang dikeluarkan oleh Dr. Thomas Amstrong – seorang pakar multiple intelligences dari Amerika Serikat - yang terdiri dari tiga macam angket, yaitu angket untuk mengetahui kecerdasan intrapersonal yang dimiliki peserta didik (X1), angket yang kedua adalah untuk mengetahui kecerdasan interpersonal peserta didik (X2), serta kecerdasan eksistensial peserta didik (X3) keseluruhan berjumlah 36 item pertanyaan dengan system kesesuaian pernyataan dalam angket dengan kondisi sampel penelitian pada saat disebarkannya angket tesebut. Sedangkan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik (Y) digunakan nilai Rapor mata pelajaran IPS semester I dan II tahun pelajaran 2010/2011.

2. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen

(30)

penelitian ini dilakukan untuk mengetahui item-iten yang sahih sehingga dapat digunakan untuk mengukur variabel penelitian, untuk menguji validitas instrument maka terlebih dahulu haus dicari korelasi antar setiap item pertanyaan dengan skor total pertanyaan. Hasil jawaban dari responden harus memiliki skala pengukuran minimal ordinal serta jawaban lebih dari dua pilihan.

Kriteria validitas setiap butir pertanyaan adalah dengan melihat Corrected Item-Total Correlation melalui perhitungan dengan bantuan program SPSS versi

18. Suatu item pertanyaan dinyatakan valid jika nilai Corrected Item-Total Correlation ≥ 0,30. Untuk menentukan item mana yang memiliki validitas yang memadai, para ahli menetapkan patokan besaran koefisien korelasi item total dikoreksi sebesar 0,25 atau 0,30 sebagai batas minimal valid tidaknya sebuah item (Saifuddin Azwar, 2003a: 65). Artinya, semua item pertanyaan atau pernyataan yang memiliki koefisien korelasi item total dikoreksi sama atau lebih besar dari 0,25 atau 0,30 diindikasikan memiliki validitas internal yang memadai, dan kurang dari 0,25 atau 0,30 diindikasikan item tersebut tidak valid. Dalam praktek penelitian, perlakuan terhadap item pertanyaan yang tidak memenuhi syarat validitas biasanya didrop dari kuesioner penelitian. Artinya, item yang tidak valid tersebut tidak diikut sertakan dalam analisis data selanjutnya, selain menggunakan metode statistic tersebut, untuk mengetahui validitas data juga digunakan validitas isi (content validity) yang diperoleh peneliti dari hasil wawancara dengan beberapa sampel penelitian.

(31)

dapat mengukur secara konsisten dari waktu ke waktu dalam kegiatan pengumpulan data. Instrument yang telah reliable akan menghasilkan data yang dapat dipercaya,

Reliabilitas menunjukkan keajegan, kemantapan atau kekonsistenan suatu instrumen penelitian mengukur apa yang diukur. Dalam praktik penelitian, koefisien alpha cronbach merupakan statistik uji yang paling umum digunakan para peneliti untuk menguji reliabilitas suatu instrumen penelitian (Sekaran, 2000; Hair, Anderson, Tatham & Black, 1998).

Dilihat menurut statistik alpha croncbach, suatu instrumen penelitian diindikasikan memiliki reliabilitas yang memadai jika koefisien alpha cronbach lebih besar atau sama dengan 0,70 (Hair, Anderson, Tatham & Black, 1998: 88).

Berikut hasil perhitungan terhadap item pertanyaan pada instrument penelitian ini:

a. Variabel X1 (Kecerdasan Intrapersonal)

Hasil perhitungan uji validitas dengan SPSS versi 18, terlihat bahwa koefisien korelasi item total dikoreksi pada setiap item pertanyaan memiliki nilai ≥0,30, dari 11 item pertanyaan yang dilakukan uji validitas, diperoleh hasil bahwa seluruh item pertanyaan memiliki koefisien korelasi item total dikoreksi lebih dari 0,30. Sehingga instrument yang digunakan dalam analisa data pada variabel X1

(kecerdasan intrapersonal) hanya berjumlah 11 item pertanyaan.

Dapat disimpulkan bahwa variabel X1 (kecerdasan interpersonal)

(32)

maksud dan tujuan pertanyaannya serta responden merasa bahwa seluruh pernyataan cukup mewakili untuk mengetahui potensi kecerdasan intrapersonal yang dimiliki, hal ini dibuktikan dengan respon yang diberikan setelah mengisi instrument yang disebarkan ternyata responden baru menyadari potensi kecerdasan yang dimilikinya.

Hasil perhitungan uji reliabilitas dengan analisis alpha cronbach, variabel kecerdasan intrapersonal memiliki nilai alpha cronbach = 0,754 artinya data tersebut dinyatakan telah reliabel, hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat di lampiran 6.

b. Variabel X2 (Kecerdasan Interpersonal)

Hasil perhitungan uji validitas dengan SPSS versi 18, terlihat bahwa koefisien korelasi item total dikoreksi pada setiap item pertanyaan memiliki nilai ≥0,30. Sehingga instrument yang digunakan dalam analisa data pada variabel X2

(33)

disebarkan ternyata responden baru menyadari potensi kecerdasan yang dimilikinya.

Dapat disimpulkan bahwa variabel X2 (kecerdasan interpersonal)

dinyatakan telah valid dengan seluruh item pertanyaan diikut sertakan. Hasil perhitungan uji reliabilitas dengan analisis alpha cronbach, variabel kecerdasan interpersonal memiliki nilai alpha cronbach = 0,797 artinya data tersebut dinyatakan telah reliabel, hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat di lampiran 6.

c. Variabel X3 (Kecerdasan Eksistensial)

Hasil perhitungan uji validitas dengan SPSS versi 18, terlihat bahwa koefisien korelasi item total dikoreksi pada setiap item pernyataan memiliki nilai ≥0,30, dari 12 item pernyataan, diperoleh hasil bahwa seluruh item pertanyaan memiliki koefisien korelasi item total dikoreksi lebih dari 0,30. Dapat disimpulkan bahwa variabel X3 (kecerdasan eksistensial) dinyatakan telah valid,

berdasarkan uji validitas isi pernyataan variabel X3, responden menemui beberapa

masalah, diantaranya pernyataan 25, 26, 35 dan 36, sebab responden kurang memahami maksud pernyataan tersebut, namun dengan bantuan guru pendamping serta penjelasan peneliti, responden dapat memahami maksud dan isi pernyataan yang diajukan.

(34)

Berikut disajikan secara ringkas hasil uji validitas dan reliabilitas melalui metode stastistik.

Tabel 3.3

Validitas dan Reliabilitas dari ketiga Variabel

No Variabel Kuesioner

Jumlah Item terpakai

Item Tidak Valid*

α

1 X1

(Kecerdasan Intrapersonal) SKI 1 11 - 0,754

2 X2

(Kecerdasan Interpersonal) SKI 2 13 - 0,797

4 X3

(Kecerdasan Eksistensial) SKE 12 - 0,748

D. Teknik Pengumpulan Data

(35)

dalam penelitian ini adalah jenis data kuantitatif dan data kualitatif berskala interval. Metode-metode pengumpulan data tersebut adalah sebagai berikut :

1. Kuesinoer

Daftar pertanyaan tertulis yang berhubungan dengan variabel yang diteliti. Pertanyaan ini terdiri atas pertanyaan tertutup dan terbuka atau campuran dari keduanya, pertanyaan tertutup yaitu responden dibatasi dalam menjawab beberapa alternative jawaban yang telah disediakan. Responden hanya memberikan tanda silang (X) pada pilihan alternatif jawaban yang tersedia. Pertanyaan terbuka artinya responden diberikan peluang secar independen dalam menjawab pertanyaan. Penelitian ini menggunakan teknik angket dengan pertanyaan tertutup. Kuesioner disusun berdasarkan item-item yang menggambarkan gejala atau indicator penelitian dengan metode yang digunakan adalah Likert’s Summated Rating (LSR) dan tingkat pengukurannya adalah ordinal dan interval. Setiap item metode Likert’s diberi pilihan jawaban disesuaikan dengan variabel yang diteliti. Untuk variabel independen, yaitu kecerdasan intrapersonal, interpersonal dan eksistensial diberikan sebanyak lima pilihan jawaban. Pengumpulan angka dengan angket dilakukan dengan cara mengajukan pernyataan tersebut pada responden secara tertulis.

Kuesioner penelitian ini dikonstruksi dalam tiga bentuk, yaitu: 1) Instrument tentang kecerdasan intrapersonal

(36)

2. Dokumentasi

Suatu cara pengumpulan data yang diperoleh dengan cara mengumpulkan dan melihat berbagai dokumen, surat-surat, data-data penting, arsip dan lain-lain. Dalam penelitian ini, metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data tentang hasil belajar peserta didik MTs. Melalui dokumentasi Raport.

3. Studi Pustaka

Telaah pustaka mengenai: (1) teori kecerdasan ganda (multiple intelligences); (2) toeri tentang perkembangan kecerdasan pserta didik; (3) pembelajaran IPS dalam Madrasah Tsanawiyah melalui pengembangan konspe pembelajaran berbasis Multiple Intelligences serta (4) hasil-hasil penelitian yang relevan. Hasil telaah pustaka digunakan untuk memperoleh analogi yang berguna dalam perumusan teori dan landasan untuk dapat menganalisa data primer, serta untuk menunjang dan memperkuat dugaan dalam pembahasan masalah.

4. Observasi

(37)

E. Teknik Analisa Data

Analisa data merupakan suatu cara untuk menganalisis dan mengolah data dengan tujuan untuk membuktikan kebenaran data yang telah dikumpulkan berdasarkan metode yang digunakan. Untuk menguji hipotesis penelitian ini seperti yang telah dirumuskan digunakan analisis multiple regresi dan korelasi. Analisa korelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya kaitan antara variabel yang telah ditentukan melalui rumus Korelasi Product Moment dari Pearson, Teknik korelasi digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan

hipotesis dua variabel yang berbentuk interval atau ratio. Untuk analisis satu variabel X dan satu Variabel Y maka dapat menggunakan analisa korelasi Product Moment dari Pearson dengan bantuan SPSS versi 18.

Perhitungan korelasi diatas akan digunakan untuk menghitung korelasi antar variabel berikut ini:

1. Korelasi antara kecerdasan intrapersonal (X1) dengan kecerdasan interpersonal (X2).

2. Korelasi antara kecerdasan intrapersonal (X1) dengan kecerdasan eksistensial (X3).

3. Korelasi antara kecerdasan interpersonal (X2) dengan kecerdasan eksistensial (X3)

4. Korelasi antara kecerdasan intrapersonal (X1) dengan hasil belajar peserta didik

pada mata pelajaran IPS (Y).

5. Korelasi antara kecerdasan interpersonal (X2) dengan hasil belajar peserta didik

pada mata pelajaran IPS (Y).

6. Korelasi antara kecerdasan eksistensial (X3) dengan hasil belajar peserta didik

(38)

Untuk menghitung korelasi antara kecerdasan intrapersonal (X1),

kecerdasan interpersonal (X2), kecerdasan eksistensial (X3) dengan hasil belajar

peserta didik pada mata pelajaran IPS (Y) secara bersama melalui uji multiple regresi dengan bantuan SPSS versi 18.

Analisa multiple regresi digunakan untuk mengetahui apakah suatu variabel dapat dipergunakan untuk memprediksi variabel-variable lain melalui perhitungan persamaan garis regresi secara parsial. Model regresi linier berganda dapat disebut sebagai model yang baik jika model tersebut memenuhi kriteria BLUE (Best Linier Unbiased Estimato). BLUE dapat dicapai bila memenuhi asumsi klasik, sedikitnya terdapat lima uji asumsi yang harus dilakukan terhadap suatu model regresi tersebut, yaitu:

1. Uji Normalitas 2. Uji Autokorelasi 3. Uji Multikolinieritas 4. Uji Heterokedastisitas, dan 5. Uji Linieritas

Model regresi berganda dalam penelitian ini menggunakan rumus: Y = a + bX (Sugiyono, 2006: 244)

Dimana:

Y : Subjek dalam variabel dependen yang diprediksikan a : Harga Y bila X=0 (Konstanta)

(39)

variabel independen, bila b (+) maka disebut naik, sedangkan jika b (-) maka terjadi penurunan.

X : Subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu Sedangkan persamaan garis regresi tiga predictor secara bersama-sama dengan menggunakan rumus:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 (Sugiyono, 2006: 257)

Pengujian signifikansi untuk regresi parsial dengan membandingkan nilai t hitung dengan nilai t table. Berdasarkan criteria uji yang dilakukan, Ho diterima apabila t hitung > t table dan Ho ditolak karena t hitung < t table . Pengujian signifikansi

koefisien korelasi ganda dengan membandingkan nilai F reg yang diperoleh dari

perhitungan dengan F reg dari tabel, Apabila F reg hasil perhitungan > F reg tabel,

maka hipotesis nol ditolak dan hipotesis kerja diterima. Kuat atau tinggi dan lemah atau rendahnya hubungan ditentukan oleh besar atau kecilnya nilai R dapat dijelaskan dalam table berikut:

Tabel. 3.4 Kriteria Nilai R

Interval Koefisien Tingkat Hubungan >0,00 – <0,20 Sangat kecil dan dapat diabaikan >0,20 – < 0,40 Tidak erat

>0,40 – <0,60 Moderat >0,60 – <0,80 Erat

(40)

F. Prosedur dan Tahapan Penelitian

Pedekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif menuntut ketelitian, ketekunan dan sikap kritis dalam menjaring data yaitu populasi dan sampel. Karena data hasil penelitian ini berupa angka-angka yang harus diolah secara statistic, maka antar variabel-variabel yang diajukan objek penelitian harus jelas pertautannya, sehingga dapat ditentukan pendekatan statistic yang akan digunakan sebagai pengolah data yang pada saatnya merupakan hasil analisis yang dapat dipercaya (reliabilitas dan validitas), dengan demikian mudah untuk digeneralisasikan sehingga rekomendasi yang dihasilkan dapat dijadikan rujukan.

Langkah-langkah atau prosedur penelitian dapat digambarkan secara ringkas sebagai berikut:

1. Verifikasi data, yaitu memeriksa dan menyeleksi data agar dapat dioleh lebih lanjut serta memeriksa kelengkapan jawaban responden dalam mengisi instrument penelitian.

(41)

3. Tabulasi data, dilakukan untuk membuat tabel skor jawaban responden menurut frekuensi distribusi skor untuk pengujian kenormalan distribusi dan penentuan kategori skor.

4. Komputasi dan analisa data, yaitu melakukan pengukuran secara statistic seperti rata-rata, simpangan baku, variansi, analisis korelasi dan analisis regresi, kemudian dilakukan pengujian terhadap semua ukuran statistik yang meliputi pengujian terhadap perkiraan parameter koefisien regresi dan analisis variansi.

5. Penyajian data, yaitu mendeskripsikan data yang telah diolah dan dianalisis dalam bentuk penyajian tabel dan diagram sehingga dapat digambarkan secara jelas.

6. Pengujian hipotesis, dilakukan untuk menelaah hipotesis yang diajukan dengan data yang telah diolah dan dianalisis.

7. Pembahasan, dilakukan untuk membahas data yang telah diolah, dianalisis serta telah dihubungkan dengan pengujian hipotesis yang diajukan, selanjutnya dilakukan pembahasan khusus terhadap salah satu sampel madrasah yang didalamnya dicobakan untuk mengajar IPS dengan mengembangkan potensi kecerdasan intrapersonal, interpersonal dan kecerdasan eksistensial dalam pembelajaran IPS, untuk mengetahui hasil secara konkret pengembangan ketiga kecerdasan tersebut dalam pembelajaran.

(42)

141 BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Kecerdasan intrapersonal berkontribusi positif terhadap hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran IPS pada Madrasah Tsanawiyah di Kabupaten Bangkalan, dimana setiap kecerdasan intrapersonal meningkat, maka hasil belajar peserta didik akan meningkat pula, ketika dikonsultasikan pada tabel kriteria R maka disimpulkan bahwa variabel kecerdasan intrapersonal (X1)

berkontribusirendahterhadap variabel hasil belajar peserta didik (Y).

2. Kecerdasan interpersonal berkontribusi positif terhadap hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran IPS pada Madrasah Tsanawiyah di Kabupaten Bangkalan, dimana setiap kecerdasan interpersonal meningkat, maka hasil belajar peserta didik akan meningkat pula, ketika dikonsultasikan pada tabel kriteria R maka disimpulkan bahwa variabel kecerdasan interpersonal (X2)

berkontribusisedangterhadap variabel hasil belajar peserta didik (Y).

3. Kecerdasan eksistensial tidak berkontribusi positif terhadap hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran IPS pada Madrasah Tsanawiyah di Kabupaten Bangkalan.

(43)

IPS pada Madrasah Tsanawiyah di Kabupaten Bangkalan, ketika dikonsultasikan pada tabel kriteria R maka disimpulkan bahwa ketiga variabel kecerdasan tersebut secara bersama-sama berkontribusi tinggi terhadap variabel hasil belajar peserta didik (Y).

B. Rekomendasi

Adapun rekomendasi yang dapat penulis sampaikan dengan penulisan Tesis ini adalah :

1. Untuk Guru:

a. Guru seharusnya mengerti intelegensi peserta didik melalui berbagai metode pengukuran intelegensi, sehingga baik dalam perencanaan, proses pembelajaran hingga evaluasi belajar, guru dapat dengan mudah untuk mengoptimalkan pembelajaran IPS.

b. Kurikulum yang dipersiapkan guru sebaiknya berisi materi atau topik pelajaran yang mau dipelajari peserta didikbersifat tematik, sehingga peserta didik akan lebih tertarik untuk mengikuti proses pembelajarna dan tercapai pembelajaran IPS yang meaningful.

c. Guru diharapkan mengembangkan model mengajar dengan berbagai inteligensi, bukan hanya dengan inteligensi yang menonjol pada dirinya sendiri,.

(44)

akhirnya diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran IPS.

e. Pola Pengasuhan peserta didik yang dilakukan guru direkomendasikan bersifat autoritatif, dengan demikian guru dapat memberi pengertian pada anak tentang alasan dari aturan atau perintah yang diberikan. Cukup terbuka terhadap keinginan anak, walau demikian mereka tetap memberikan batasan-batasan untuk menolong anak mereka tetap berada pada jalur yang benar. f. Guru melakukan observasi terhadap aktivitas peserta didik baik di dalam

kelas maupun di luar kelas, sehingga guru akan lebih memahami karakteristik peserta didik khususnya potensi kecerdasan yang dimiliki oleh peserta didik tersebut..

g. Proses pembelajaran IPS di kelas mengutamakan kemajuan peserta didik di dalam aspek Social Sensitivity, Social Insight, dan Social Communication. Sehingga pembelajaran IPS lebih meaningful dan tepat sasaran untuk menciptakan peserta didik sebagai anggota masyarakat yang baik (Good Citizens) .

(45)

i. Guru menyediakan fasilitas dan sarana yang dapat dipergunakan oleh peserta didik untuk melatih kemampuan intelektual mereka berdasarkan multiple intelligences. Sehinnga dapat memudahkan peserta didik untuk belajar. j. Guru mampu menyemangati peserta didik untuk dapat menentukan tujuan

dan program belajar mereka serta memberikan reward atas keberhasilan peserta didik, sehinnga motivasi belajar peserta didik terhadap pembelajaran IPS lebih meningkat.

2. Untuk Peserta didik:

a. Peserta didik diharapkan lebih mengenal potensi kecerdasannya melalui pembelajaran di kelas sehingga dia dapat mengoptimalkan kecerdasan yang dimilikinya.

b. Peserta didik diharapkan mampu belajar dari pengalaman, dimana dari pengalaman itu dia dapat membaca kelebihan dan kekurangannya.

c. Peserta didik diharapkan lebih aktif berpartisipasi dalam rangka pengembangan kecerdasan yang dimilikinya baik dalam proses pembelajaran maupun di luar proses pembelajaran.

d. Dengan pembelajaran IPS berorientasi kecerdasan Intrapersonal, interpersonal dan Eksistensial, diharapkan peserta didik dapat belajar untuk menjadi anggota masyarakat yang baik (sesuai dengan tujuan pembelajaran IPS).

(46)

f. Direkomendasikan kepada para peserta didik untuk lebih mengembangkan kecerdasan yang menjadi potensi dalam dirinya melalui berbagai macam kegiatan yang mendukung untuk mengoptimalkan potensi kecerdasan yang dimaksud serta untuk lebih meningkatkan kecerdasan-kecerdasan yang lain yang masih belum mampu ditemukan dalam dirinya.

g. Direkomendasiken kepada para peserta didik untuk lebih sering berdiskusi dan konsultasi dengan guru, keluarga (khususnya ornag tua) sehingga ditemukan suatu langkah atau strategi dalam rangka pengembangan potensi kecerdasan yang dimilikinya.

h. Diharapkan para peserta didik mampu bekerjasama baik di lingkungan sekolah maupun dilingkungan masyarakat untuk mengembangkan proses pembelajaran berorientasikan potensi kecerdasan melalui pelatihan dan pengembangan pembelajaran mandiri serta melalui bimbingan guru dan orang tua peserta didik.

3. Untuk Pimpinan Madrasah dan pemegang kebijakan dalam pengembangan pendidikan:

a. Diharapkan pimpinan dan pemegang kebijkan memberikan kesempatan yang lebih luas untuk guru dan peserta didik dalam rangka pengembangan kecerdasannya melalui proses pembelajaran IPS yang lebih bermakna. b. Diharpakan pimpinan dan pemegang kebijakan menyediakan sarana dan

(47)

c. Pimpinan dan pemegang kebijakan lebih berperan aktif dalam rangka mengoptimalkan pembelajaran dengan cara aktif membimbing dan member pengarahan dalam pengembangan pembelajaran yang berbasis kecerdasan peserta didik.

(48)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

ABSTRAK ... iii

PERNYATAAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I : PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Rumusan Masalah ... 7

C.Tujuan Penelitian ... 8

D.Kegunaan Penelitian... 8

E. Asumsi ... 9

F. Penjelasan Istilah ... 10

G.Metode Penelitian... 11

H.Lokasi, Populasi dan Sampel ... 12

1. Lokasi Penenelitian ... 12

2. Populasi Penelitian ... 13

3. Sampel Penelitian ... 14

I. Sistematika Penulisan ... 14

BAB II : KAJIAN TEORETIK DAN HIPOTESIS A.Teori Multiple Intelligences ... 16

1. Pengertian ... 16

(49)

ii

3. Macam-macam Kecerdasan menurut Howard Gardner ... 23

4. Diferensiasi dan Individuasi ... 27

5. Konstruksi Anak Versi Multiple Intelligences ... 29

6. Kecerdasan yang berhubungan dengan Pembelajaran IPS ... 34

7. Dampak Teori Multiple Intelligences Terhadap Kurikulum Dan Pembelajaran IPS ... 48

8. Pengembangan Multiple Intelligences yang dimiliki Peserta didik ... 50

9. Pengembangan Model Pembelajaran IPS untuk Madrasah Tsanawiyah Berlandaskan Multiple Intelligences yang Terdapat pada Diri Peserta didik ... 53

B.Hasil Belajar ... 55

1. Metode Untuk Menentukan Hasil Belajar ... 56

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar dan Hasil Belajar ... 57

C.Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial ... 61

1. Pengertian Pendidikan IPS ... 61

2. Karakteristik Pendidikan IPS ... 63

3. Tujuan Pendidikan IPS ... 65

4. Pengembangan Kurikulum IPS ... 69

5. Pengembangan Materi Pembelajaran IPS ... 71

6. Strategi Pembelajaran Nilai dan Ketrampilan Sosial ... 72

7. Konsep Pembelajaran dalam Ilmu Pengetahuan Sosial ... 75

D.Penelitian Terdahulu ... 75

E. Kerangka Pemikiran ... 78

F. Hipotesis Penelitian ... 82

BAB III : METODE PENELITIAN A.Desain Penelitian ... 83

1.Lokasi Penelitian ... 84

(50)

iii

B.Definisi Konseptual dan Definisi Operasional Variabel

Penelitian ... 88

1. Definisi Konseptual... 88

2. Definisi Operaional Variabel ... 88

C.Instrumen Penelitian... 91

1. Jenis Instrumen ... 91

2. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 91

a. Variabel X1 (Kecerdasan Intrapersonal) ... 93

b. Variabel X2 (Kecerdasan Interpersonal) ... 94

c. Variabel X3 (Kecerdasan Eksistensial) ... 95

D.Teknik Pengumpulan Data ... 96

1. Kuesioner ... 97

2. Dokumentasi ... 98

3. Studi Pustaka ... 98

4. Observasi ... 98

E. Teknik Analisa Data ... 99

F. Prosedur dan Tahapan Penelitian ... 102

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 104

1. Deskripsi Kecerdasan Intrapersonal ... 104

2. Deskripsi Kecerdasan Interpersonal ... 106

3. Deskripsi Kecerdasan Eksistensial... 108

4. Deskripsi Hasil Belajar Peserta didik... 109

B. Hasil Pengujian Asumsi Model Regresi ... 111

1. Uji Normalitas ... 111

a. Variabel X1 (Kecerdasan Intrapersonal) ... 112

b. Variabel X2 (Kecerdasan Interpersonal) ... 112

c. Variabel X3 (Kecerdasan Eksistensial) ... 113

d. Variabel Y (Hasil Belajar Peserta didik) ... 113

(51)

iv

3. Pengujian Multikolinieritas ... 115

4. Pengujian Heterokedastisitas ... 115

5. Pengujian Linieritas ... 117

C. Hasil Pengujian Hipotesis ... 119

1. Korelasi antar Variabel ... 120

a. Korelasi antara Variabel Kecerdasan Intrapersonal dengan Kecerdasan Interpersonal ... 122

b. Korelasi antara Variabel Kecerdasan Intrapersonal dengan Kecerdasan Eksistensial ... 122

c. Korelasi antara Variabel Kecerdasan Interpersonal dengan Kecerdasan Eksistensial ... 123

d. Korelasi antara Variabel Kecerdasan Intarpersonal dengan Hasil Belajar ... 123

e. Korelasi antara Variabel Kecerdasan Intrapersonal dengan Hasil Belajar ... 124

f. Korelasi antara Variabel Kecerdasan Eksistensial dengan Hasil Belajar ... 124

2. Kontribusi Kecerdasan Intrapersonal (X1) terhadap Hasil Belajar Peserta didik (Y) ... 125

3. Kontribusi Kecerdasan Interpersonal terhadap Hasil Belajar Peserta didik ... 125

4. Kontribusi Kecerdasan Eksistensial terhadap Hasil Belajar Peserta didik ... 126

5. Kontribusi Kecerdasan Intrapersonal, Interpersonal dan Eksistensial secara bersama terhadap Hasil Belajar Peserta didik ... 126

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 128

E. Pembahasan Khusus ... 133

(52)

v

2. Variabel Observasi Aktivitas Guru, yang terdiri dari 10 variabel observasi yang dinilai oleh

observer dan rekan sejawat di MTs. Darul Hasan ... 136

BAB V : SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan ... 141

B. Rekomendasi ... 142

DAFTAR PUSTAKA ... 147

(53)

vi

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

1.1 Hasil Belajar IPS Peserta didik MTs. Kabupaten Bangkalan ... 1

2.1 Daftar Pilihan Teknologi Menurut Komponen Kecerdasan Gardner ... 30

2.2 Perbandingan Objek Formal Kecerdasan ... 35

2.3 Pusat Belajar dalam Multiple Intelligence... 77

3.1 Daftar Sampel Madrasah ... 86

3.2 Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 89

3.3 Validitas dan Reliabilitas dari ketiga Variabel ... 96

3.4 Kriteria Nilai R ... 101

4.1 Kategorisasi Kecerdasan Intrapersonal ... 105

4.2 Kategorisasi Kecerdasan Interpersonal ... 107

4.3 Kategorisasi Kecerdasan Eksistensial ... 108

4.4 Kategorisasi Hasil Belajar Peserta didik ... 109

4.5 Deskriptif Statistik untuk setiap variabel... 110

4.6 Hasil Pengujian Normalitas data sampel dari Keempat Variabel ... 114

4.7 Deskriptif Data untuk setiap variabel ... 119

4.8 Korelasi Silang antar Variabel ... 121

4.9 Korelasi variabel independent terhadap variabel dependent secara bersama-sama ... 127

(54)

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal

1.1 Orientasi Hasil Belajar IPS di Kabupaten Bangkalan ... 2

1.2 Paradigma Penelitian ... 12

2.1 Keterpaduan Cabang Ilmu Pengetahuan Sosial ... 63

2.5 Kristalisasi Hasil Pemikiran ... 80

2.6 Paradigma Penelitian ... 82

3.1 Desain Penelitian ... 83

4.1 Skor Responden dalam Kecerdasan Intrapersonal ... 106

4.2 Skor Responden dalam Kecerdasan Interpersonal ... 107

4.3 Skor Responden dalam Kecerdasan Eksistensial ... 110

(55)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Hal

1 Daftar Madrasah Sampel ... 152

2 Data Sampel Penelitian ... 154

3 Instrumen Penelitian ... 173

4 Rekapitulasi Data responden ... 176

5 Deskripsi Data Variabel ... 186

6 Validitas dan Reliabilitas Variabel Penelitian ... 190

7 Uji Normalitas Variabel Penelitian ... 196

8 Uji Autokorelasi ... 198

9 Uji Multikolinieritas ... 199

10 Uji Heterokedastisitas ... 200

11 Uji Linieritas ... 201

12 Uji Korelasi antar Variabel Penelitian ... 202

13 Uji Regresi Variabel Penelitian ... 204

14 Pedoman Observasi Guru ... 207

Gambar

Tabel 1.1 Hasil Belajar IPS Peserta Didik MTs. Kabupaten Bangkalan
Gambar 1.2 Paradigma Penelitian
Gambar 3.1 Desain Penelitian
Tabel 3.1 Daftar Sampel Madrasah
+6

Referensi

Dokumen terkait

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) No : 4 NAMA SEKOLAH : SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta MATA PELAJARAN : Instalasi Motor

Dan diperkirakan pada tahun 2012/2013 SMA Negeri 1 Anjatan akan menjadi Sekolah Standar Nasional (SSN) secara menyeluruh dari kelas X, XI dan XII. Implementasi untuk menghadapi

Hambatan yang timbul dalam penyusunan Anggaran dan Pendapatan Belanja Desa (APBDes). Beberapa hambatan yang muncul dalam penyusunan APBDes di Desa Ngrambe dapat

Setelah keduanya bertemu dan keduanya telah sama- sama cocok antara barang dan harganya maka penjual dan pembeli melakukan perjanjian pembelian dengan ini

Metode nilai hasil merupakan pengembangan teknik pengendalian grafik S sampai mampu menganalisis varians biaya secara stimulant sehingga dapat melihat kemajuan

Apabila dilihat dari nilai kehilangan tekanan yang diperoleh pada pipa lateral dan pipa manipol menunjukkan bahwa jaringan pipa sub unit memenuhi persyaratan hidrolika karena

Terakhir penulis menyelesaikan perkuliahan dengan menulis skripsi yang berjudul “Pengaruh Ekstrak Daun Jeruk Nipis Citrus aurantifolia (Christm) SWINGLE

Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui besarnya kandungan energi metabolis konsentrat protein KR 55 S produksi PT Wirifa Sakti pada Ayam Ras Petelur, Telah