• Tidak ada hasil yang ditemukan

DESKRIPSI ANALITIS GAYA PERMAI NAN HASAPI SARIKAWAN SITOHANG DALAM KONTEKS TRADISI GONDANG HASAPI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "DESKRIPSI ANALITIS GAYA PERMAI NAN HASAPI SARIKAWAN SITOHANG DALAM KONTEKS TRADISI GONDANG HASAPI"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

0

DESKRIPSI ANALITIS GAYA PERMAI NAN HASAPI

SARIKAWAN SITOHANG DALAM KONTEKS TRADISI

GONDANG HASAPI

S KRIPS I

DIS US UN OLEH:

DANIEL R.F.T. LIMBONG

NIM: 060707032

DEPARTEMEN ETNOMUSIKOLOGI

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N

(2)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Skripsi ini membahas tradisi gondang hasapi Batak Toba. Secara khusus

mendeskripsikan dan menganalisis gaya permainan hasapi Sarikawan Sitohang yang

telah membawa variasi yang baru di dalam tradisi gondang hasapi1 di Kota M edan.

Variasi-variasi yang dimaksud adalah berupa teknik-teknik permainan hasapi yang

dimiliki oleh Sarikawan Sitohang.

Gondang hasapi adalah salah satu dari dua ensambel musik yang dikenal di

tengah masyarakat Batak Toba. Ensambel ini terdiri dari instrumen : (1) Hasapi ende

(plucked lute), adalah instrumen berdawai yang berperan sebagai pembawa melodi.

(2) Hasapi doal (plucked flude), adalah instrumen berdawai yang berperan sebagai

pembawa ritem konstan, (3) Sarune etek (shawn), adalah instrumen tiup yang

berperan sebagai pembawa melodi dan memiliki reed tunggal (single reed) (4)

Garantung (wooden xylophone), adalah instrumen berbilah yang terbuat dari kayu

dan memiliki lima bilah nada yang berperan sebagai pembawa melodi (5) Hesek,

adalah instrumen yang berklasifikasi idiophone yang berperan sebagai pembawa

tempo (ketukan dasar). Instrument inidapatterbuat dari besi atau botol kosong.

1

Salah satu makna dari kata gondang adal ah sebuah ens ambel musik. Disamping gondang hasapi, masyarak ar Batak Toba juga mengenal ensambel gondang sabangunan. Gondang sabangunan yang juga dikenal dengan gondang bolon adalah ensambel musik yang terdiri dari: taganing, gordang,

(3)

2

Namun, di dalam perkembanganya gondang hasapi mendapat penambahan

alat musik sulim dan taganing. Sulim adalah instrumen berklasifikasi aerophone

yang terbuat dari bambu dan berperan sebagai pembawa melodi. Taganing (

single-headed braced drum) adalah instrumen berklasifikasi membranophone yang terdiri

dari lima buah gendang2, dapat berperan sebagai pembawa melodi maupun sebagai

pembawa ritem. Dalam penyajiaannya, semua instrumen yang berperan sebagai

pembawa melodi di dalam ensambel gondang hasapi selalu dimainkan secara

heterefonis. Heterefonis adalah sebuah tekstur melodi, dimana satu melodi

dimainkan secara bersamaan oleh beberapa instrumen melodik yang berbeda dengan

gaya penggarapan yang berbeda pula.

Tradisi gondang hasapi merupakan sebuah kebudayaan musik yang

diwariskan secara turun-temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya secara

oral/tanpa tulisan (oral tradition). Setiap karya musik ( komposisi gondang) yang dibuat oleh pendahulunya hanya diinformasikan dengan cara lisan, sehingga tradisi

yang disampaikan kemungkinan besar mengalami perubahan bentuk sesuai dengan

latar belakang generasi yang diwarisi tradisi tersebut. Bentuk yang dimaksud antara

lain: konteks penyajian, tata cara penyajian dan instrumen yang digunakan. Dengan

kata lain, akan memungkinkan terjadinya variasi-variasi yang baru, yang

2

(4)

3

disesuaikan dengan kebutuhan manusia, perkembangan teknologi, agama, serta

perubahan sistem kehidupan masyarakat.

Sarikawan Sitohang adalah seorang musisi gondang hasapi yang ahli dalam

memainkan alat musik hasapi.3 Di masa kecil dan remajanya, Sarikawan Sitohang

tumbuh di lingkungan komunitas pelaku Opera Batak.4

Perjalanan hidup yang dimiliki Sarikawan Sitohang selama berada di

lingkungan komunitas Opera Batak telah menempah kemandiriannya dalam

memraktekan energi musikalnya. Berbagai proses interaksi sosial yang dilakoninya

selama ini, baik sebagai pemain Opera Batak (aktor dan penari) di era tahun 1960-an,

pemain musik gondang hasapi dari tahun 1984, dan kemudian menjadi pelaku bisnis

musik dan pembina kelompok musik ‘Tonggo M usik’ dari tahun 2000 sampai saat

ini, telah menempah Sarikawan Sitohang menjadi musisi gondang hasapi, musisi

musik tiup, dan musisi hasapi ‘‘an sic’’ yang berkarakter.

Teknik dan gaya permaian hasapi yang dipraktikan Sarikawan Sitohang di

dalam bermain musik hasapi, baik ketika bermain solo atau ensambel selalu

konsisten. Dia selalu menggunakan teknik penjarian yang rumit. Istilah rumit yang

dimaksud mengacu pada progresive jari yang cepat sekaligus menghasilkan berbagai

ornamentasi suara. Selain memainkan melodi pokok lagu, ketiga jari di tangan

kirinya juga memainkan berbagai ornamentasi suara dengan jangkauan interval yang

3

Wawancara deng an Marsius Sitohang tangga l 9 February 2012 4

(5)

4

luas, sehingga sebuah lagu dapat dimainkan dengan beberapa pola melodi yang

berbeda. M enariknya, dalam waktu yang bersamaan tangan kanannya mampu

memegang claver (alat pemetik hasapi) sambil mengetuk badan hasapi. Aktivitas ini

menimbulkan bunyi ketukan pulsa dasar yang regular. Bunyi ketukan itu tidak saja

berfungsi mengatur kecepatan tempo musik yang sedang berlangsung, tetapi juga

sebagai hiasan melodi yang sedang dimainkan.

Selain itu, keampuannya dalam mengadaptasikan hasapi ke dalam berbagai

jenis musik (melayu, pop, dangdut), kemampuan dalam mengadaptasikan hasapi ke

berbagai alat musik seperti: drum, keyboard, terompet, saksofon, gitar, serta

keahlianya dalam menggunakan “stem mol”pada hasapi menjadi nilai tambah bagi

dia sebagai seorang musisi hasapi. Tidak heran jika ia kemudian dijuluki sebagai

“raja parhasapi” (raja pemain hasapi). Gelar tersebut pernah diberikan langsung oleh

Royen Pangaribuan, selaku Direktur TB Center, pada acara “Joujou ni Gondang

Batak”, yang merupakan salah satu program Revitalisasi M usik Tradisi Sumatera

Utara.5 Selain itu, gelar raja parhasapi juga pernah diberikan oleh label “industry

musik daerah” pada tahun 1980-an. Dari pemaparan di atas tidak berlebihan jika

mengatakan bahwa kontribusi Sarikawan Sitohang di dalam komunitas gondang

hasapi di kota M edan perlu diperhitungkan

M elihat, menyimak dan memahami teknik dan karakter gaya permainan

hasapi yang dimiliki Sarikawan Sitohang, maka dapat dikatakan bahwa Sarikawan

Sitohang adalah seorang musisi hasapi yang andal. Lebih dalam lagi, dia adalah

seorang musisi hasapi yang telah memberikan kotribusi pada “pengayaan” gaya

permainan hasapi dalam tradisi gondang hasapi. Warna musik dan teknik permainan

5

(6)

5

hasapi yang dikembangkannya, baik di dalam solo hasapi, ensambel musik tiup dan

terkhusus ensambel gondang hasapi merupakan kontribusi yang sangat berarti.

Karakter musik, teknik dan gaya permainan hasapi-nya menjadi menarik untuk

disimak, dianalisis dan untuk lebih jauh untuk dipahami sebagai sebuah fenomena

penting dalam konteks perkembangan tradisi musik gondang hasapi dan musik

hasapi an sic di komunitas Batak Toba di kota M edan. Inilah yang nantinya akan

menjadi perhatian utama di dalam skripsi ini.

1.2 Pokok Permasalahan

1. Apakah dan bagaimanakah teknik dan karakteristik gaya permainan hasapi

Sarikawan Sitohang baik yang dimainkan secara solo, berduet dengan

Sulim (transverse flute), ensambel musik tiup dan terkhusus ensambel

gondang hasapi? serta bagaimana proses pembentukan gaya permainan

hasapi Sarikawan Sitohang?

2. Dapatkah dikatakan bahwa teknik dan karakteristik gaya permainan yang

dimaksud sebagai pengayaan yang siknifikan terhadap gaya dan teknik

bermain hasapi yang sudah ada sebelumnya di dalam tradisi gondang

hasapi Batak Toba?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui teknik dan karakteristik gaya permainan hasapi yang

(7)

6

2. Untuk mengetahui bahwa gaya permainan hasapi Sarikawan Sitohang

sebagai pengayaan terhadap teknik permainan hasapi yang sudah ada di

dalam tradisi gondang hasapi.

1.3.2 Manfaat Penelitian

1. Pengaplikasian ilmu disiplin Etnomusikologi yang didapat penulis selama

belajar di Departemen Etnomusikologi Universitas Sumatera Utara.

2. Sebagai bahan referensi, dokumentasi dan literatur dalam pengajaran

khususnya alat musik hasapi.

3. Pengembangan ilmu pengetahuan di bidang Etnomusikologi yang berusaha

untuk melestarikan nilai-nilai kebudayaan daerah, khususnya Batak Toba.

4. Sebagai dokumentasi bagi objek yang diteliti dan Departemen

Etnomusikologi.

5. Dapat menjadi masukan bagi penelitian mendatang, khususnya penelitian

yang berhubungan dengan musik Batak Toba.

1.4 Kerangka Konsep Dan Teori

1.4.1 Kerangka Konsep

Konsep “gaya” yang dimaksud dalam skripsi ini adalah ciri khas atau

karakteristik Sarikawan Sitohang dalam mengolah unsur musik (melodi, ritem,

harmoni) pada hasapi. Gaya permainan hasapi yang dimaksud mencakup dari tata

cara memegang hasapi, kontrsuksi jari, teknik-teknik permainan, sampai pada gaya

(8)

7

Titon (1984:5) dalam bukunya yang berjudul “Word Of Musik Introduction to

The World’s Peoples “ mengatakan:

“T his includes everything related to the organization of musikal sound itself: pitch elemen (scale mode, melody, harmony, tuning system, and soforth); time elemen (rhythms, meter); timbre elemen (voice quality, instrument tone color); and sound intensity (loudness and softness)

[Dengan terjemahan bebas: “ gaya memasukan segala sesuatu yang berhubungan dengan organisasi musikal itu sendiri : elemen nada (tangga nada, Modus, melodi, harmoni, dsb.); unsure waktu (ritem, meter); unsure timbre (kualitas suara, warna nada instrument); dan intesitas bunyi (kuat atau lemahnya bunyi atau suara)”].

M enganalisis gaya permainan hasapi Sarikawan Sitohang dalam konteks

tradisi gondang hasapi berarti menyelidiki secara mendalam setiap unsur-unsur yang

mempengaruhi atau membentuk gaya permainan hasapi yang dikembangkan oleh

Sarikawan Sitohang dengan berpatokan pada tradisi yang ada di dalam gondang

hasapi. Sehingga, bukan hanya sebatas melihat gaya yang dimaksud, namun lebih

kepada usaha memeriksa secara mendalam setiap komponen yang membentuk gaya

tersebut.

1.4.2 Teori

Di dalam tradisi musik lisan (oral tradition), perubahan merupakan sebuah

fenomena yang pasti akan selalu terjadi. Begitu juga di dalam tradisi gondang

hasapi, diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya hanya dengan lisan

/tidak tertulis. Tidak adanya aturan yang baku secara tertulis mengakibatkan

terjadinya proses penambahan maupun pengurangan di dalam unsur kebudayaan

musik yang dimaksud.

(9)

8

may be change to fit the needs and desires of the people who perform and hear it.” (Bruno Netll dan Gerald Behague, 1991:4)

[Dalam terjemahan bebas: Sebuah kebudayaan rakyat atau kebudayaan tidak tertulis , sebuah lagu / musik harus dinyanyikan, diingat dan diajarkan dari satu generasi kegenerasi berikutnya, jika hal ini tidak terjadi lagu/musik itu akan mati dan hilang atau punah. Namun ada alternative lain, jika musik tersebut tidak diterima oleh audiens / penonton, hal ini mungkin dapat diubah untuk disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan dari orang-orang yang mempertunjukan dan mendengarnya].

Gaya permaianan hasapi yang dikembangkan oleh Sarikawan Sitohang

merupakan hasil perubahan yang lahir dari proses belajarnya bermain hasapi secara

lisan. Secara sengaja maupun tidak sengaja, Sarikawan Sitohang telah

mengembangkan teknik-teknik baru di dalam bermain hasapi. Hal ini sangat

mungkin terjadi di dalam setiap kebudayaan musik yang diwariskan secara

lisan/tanpa tulisan. M engacu pada teori di atas, peristiwa atau fenomena ini dapat

diidentifikasi sebagai sebuah hasil dari sistem pewarisan tradisi lisan (oral

tradition), yang disesuaikan dengan kebutuhan maupun permintaan penonton atau

masyarakat.

Bruno Netll (1978-171) kemudian menyampaikan sebuah pemahaman

untuk mengetahui indikator sebuah perubahan kebudayaan. M elalui Teori “eight

urban Musical cultures: Traditional and change”. Ada dua pola proses kebudayaan,

yaitu Moderenisasi dan werteniisasi. Moderenisasi adalah suatu proses adaptasi yang

menonjolkan tampilan dari barat dengan tujuan untuk memperluas dengan tidak

menggantikan element utamanya. Sebagai contoh hasapi Batak Toba. Beberapa

tahun yang lalu, alat musik hasapi masih menggunakan senar yang terbuat dari ijuk

atau akar pohon, kemudian diubah menjadi bahan logam, sama dengan senar gitar

pada kebudayaan Eropa. Senar logam dinilai lebih tahan lama dan mudah

(10)

9

menjadi tempaan atau asli. Sebagai contoh masuknya musik brass band ke dalam

kebudayaan Batak Toba.

M erriam (1964:32-35) mengatakan “tiga aspek penting yang perlu

diperhatikan dalam menganalisis suatu peristiwa musikal, yaitu: Bunyi musikal,,

konsep-konsep mengenai musik, dan tingkah laku manusianya”. .Ketiga hal ini

mempunyai keterkaitan yang sama dalam menghasilkan produksi bunyi musik.

Prilaku Sarikawan Sitohang terhadap tradisi musik gondang hasapi , tentu dilandasi

dari konsep-konsep yang berlaku dalam masyarakat. Kemudian, prilaku terhadap

konsep-konsep tersebut mempengaruhi bunyi musik yang dihasilkan.

Hasapi merupakan alat musik yang berperan sebagai pembawa melodi,

maka untuk menganalisis suaranya, penulis berpatokan juga pada teori “weighted

scale”. M alm (1977:8) mengatakan bahwa ada delapan karakteristik yang harus

diperhatikan ketika mendeskripsikan melodi, yaitu: “(1) scale (tangga nada), (2)

pitch center (nada dasar), (3) range (wilayah nada), (4) frequency of notes (jumlah

nada-nada), (5) prevalents intervals (interval yang dipakai), (6) cadence patterns

(pola-pola kadensa), (7) melodic formulas (formula-formula melodis), dan (8)

contour (kontur)”.

1.5 Metode Penelitian

Penelitian yang dilakukan di dalam skripsi ini adalah jenis penellitian

“kualitatif” . M enurut M oleang ( 1989:6) penelitian kualitatif adalah penelitian yang

bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek

penelitian secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata serta

(11)

10

metode, misalnya: prilaku, persepsi, motivasi, tindakan. Salah satu yang menjadi ciri

khas sebuah penelitian kualitatif yaitu menggunakan cara berpikir induktif; dimulai

dari pemaparan fenomena-fenomena masalah dalam tujuan menarik sebuah

kesimpulan.

Secara umum penelitian dalam skripsi ini dibagi kedalam tiga tahapan yaitu:

1. Tahapan sebelum ke lapangan

2. Kerja Lapangan (Field Work)

3. Kerja Laboratorium (Desk Work)

1.5.1 Tahapan Sebelum ke Lapangan

1.5.1.1Pemilihan dan Perumusan Masalah

Tujuan sebuah penelitian adalah untuk memecahkan atau menemukan

jawaban terhadap suatu masalah. Oleh karena itu, langkah pertama di dalam sebuah

penelitian biasanya menentukan atau memilih masalah yang akan diteliti (Sanafiah

Faisal,1995).

Salah satu langkah awal dalam memilih dan merumuskan masalah yang akan

diteliti di dalam skripsi ini adalah dengan melakukan Studi Kepustakaan. Studi

kepustakaan adalah pengamatan pendahuluan untuk mencari data informasi tentang

suatu masalah dari sumber bacaan atau literature. Sumber bacaan yang dimaksud

berupa: majalah, koran, buku, skripsi sarjana, baik yang sudah diterbitkan atau yang

belum diterbitkan.

Dari tahapan pertama sebelum penelitian, penulis mendapatkan sebuah fokus

permasalahan, yaitu: gaya permainan hasapi Sarikawan Sitohang

(12)

11

Sebelum melakukan penelitian, penulis terlebih dahulu menentukan informan

kunci yang akan memberikan informasi secara mendalam mengenai pokok

permasalahan yang sudah ditetapkan. Informan kunci dalam penelitian skripsi ini

adalah Sarikawan Sitohang, yang kemudian memberikan informasi atau petunjuk

informan lain untuk melengkapi referensi data yang diperlukan.

15.1.3 Pemilihan Lokasi Penelitian

Untuk mendapatkan data yang lebih valid tentang gaya permainan hasapi

Sarikawan Sitohang, maka perlu ditentukan tempat di mana Sarikawan Sitohang

mengaplikasikan gaya permainannya atau lokasi yang dianggap membantu dalam

memberikan informasi mengenai objek yang akan diteliti. Ada beberapa lokasi

penelitian di dalam penelitian ini, yaitu:

1. Sekretariat “Tonggo M usik”.

2. Wisma M enteng

Tempat-tempat tersebut dianggap dapat mewakili penelitian yang dilakukan

oleh penulis, karena memiliki potensi yang baik untuk mendapatkan data mengenai

gaya dan teknik permainan hasapi Sarikawan Sitohang dan teknik permainan hasapi

yang berkembang di dalam tradisi gondang hasapi. Sekretariat Tonggo M usik adalah

tempat penulis melakukan wawancara secara personal dengan Sarikawan Sitohang.

(13)

12

Sitohang bersama grup “Tonggo M usik” melakukan pertunjukan musik gondang.

Desa Laguboti merupakan tempat tinggal M aningar Sitorus, seorang guru gondang,

yang juga merupakan pemain hasapi dalam kepercayaan Parmalim. Dari pertemuan

dengan M aninggar Sitorus penulis mendapatkan informasi mengenai teknik

permainan hasapi yang berkembang di dalam komunitas parmalim. Selanjutnya,

Desa Arianbohok merupakan tempat tinggal Bpk. Guntur Sitohang, seorang pemain

dan pembuat alat musik tradisional Batak Toba yang juga merupakan musisi yang

pernah terlibat dalam pertunjukan Opera Batak.

1.5.2 Kerja Lapangan (Field Work)

1.5.2.1Obsevasi (Observation)

Jenis observasi dalam skripsi ini adalah observasi yang tidak terstruktur.

Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara

sistematis tentang apa yang akan diobservasi. Hal ini dilakukan karena pada awalnya

peneliti belum tahu secara pasti tentang apa yang akan diamati. Dalam melakukan

pengamatan, peneliti tidak menggunakan instrument yang baku, tetapi hanya

menggunakan rambu-rambu pengamatan (Iskandar,2009:128).

Observasi yang dilakukan meliputi tempat-tempat yang mendukung untuk

mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya mengenai permasalahan penelitian.

Dari hasil observasi dengan cara pengamatan langsung dan wawancara di lapangan,

penulis mendapatkan informasi berupa catatan dan rekaman dengan menggunakan

(14)

13 1.5.2.2 Wawancara (interview)

Untuk mendapatkan informasi mengenai gaya permainan hasapi Sarikawan

Sitohang, maka penulis menggunakan metode wawancara terancana. M etode ini

mengarahkan peneliti bahwa sebelum melakukan wawancara, penulis terlebih dahulu

menyusun daftar pertanyaan (interview guide) sebagai pedoman untuk melakukan

wawancara. Akan tetapi, setiap pertanyaan dari wawancara tersebut akan

dikembangkan lagi dan tidak hanya terbatas pada pertanyaan yang telah disusun

(Koentjaraningrat,1983:174).

1.5.2.3 S tudi Dokumentasi

Studi dokumentasi di dalam penelitian kualitatif merupakan pendukung

teknik observasi dan wawancara. Arikunto (2006:132), seperti yang dikutip oleh

Iskandar (2009: 134), teknik dokumentasi yaitu “mencari data mengenai hal atau

variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen

rapat, agenda”.

Studi dokumentasi yang dilakukan penulis antara lain adalah:

1. Penelusuran data online berupa artikel yang berhubungan dengan masalah

penelitian.

2. Dokumentasi berupa vidio hasil rekaman saat Sarikawan Sitohang

bermain musik baik di dalam maupun di luar negeri.

(15)

14 1.5.3 Kerja Labolatorium (Desk Work)

1.5.3.1Penyediaan Data

Dalam tahapan ini penulis mengumpulkan setiap data yang didapatkan di

lapangan baik data dari hasil wawancara, observasi maupun catatan. Data yang

dikumpulkan berupa vidio, foto, dan catatan. Selanjutnya, data berupa gambar dan

vidio rekaman tersebut disalin/dicopy ke dalam komputer dan diurutkan sesuai

dengan kronologis waktu didapatkannya data tersebut. Selain merapikan

penyimpanan data, cara tersebut membantu penulis dalam mengingat proses

penelitian.

1.5.3.2 Analisis Data

Tahapan analisis data bertujuan untuk menajamkan dan mengorganisasikan

data, dengan demikian kesimpulannya dapat divertivikasi untuk menajadi temuan

penelitian terhadap masalah yang diteliti. Data yang berupa rekaman audio,

ditranskipsikan ke dalam notasi Barat. Sistematika kerjanya adalah dengan

mendengarkan hasil rekaman, dan kemudian menuliskannya ke atas sebuah kertas

untuk selanjutnya dianalisis ( Nettl ,1963:98). Cara ini dilakukan untuk membantu

menganalisis setiap teknik permainan hasapi yang dikembangkan oleh Sarikawan

Sitohang secara ilmiah.

Notasi Barat yang digunakan dalam skripsi ini berbentuk lima garis dan

empat spasi yang bertanda mula kunci G. Nada dasar E pada hasapi dinetralkan

menjadi nada dasar C. Hal ini dilakukan untuk memudahkan proses penganalisisan.

(16)

15 Contoh Notasi 1.1: Notasi Lundu Pahu

1. Tanda Tempo

Tempo berfungsi untuk menyatakan capat lambatnya lagu dimainkan,.

Seperti pada contoh di atas tanda tempo artinya lagu tersebut harus

dinyanyikan dalam kecepatan 80 ketukan dalam waktu satu menit, dengan not

seperempat sebagai satuan hitungannya (kerena menggunakan tanda birama 4/4).

2. Kunci G

Kunci G adalah kunci yang bentuknya seperti kepala biola. Kunci G disebut

juga kunci biola karena kunci G digunakan untuk menuliskan nada-nada tinggi.

Kunci G digunakan untuk menunjukkan letak nada G pada garis kedua. Berikut nilai

nada di garis paranada dengan kunci G:

Contoh Notasi 1.2: Kedudukan Not Pada Garis Paranada

C D E F G A B C’

3. Tanda Dinamik

Ada beberapa jenis tanda dinamik yang digunakan dalam mendeskripsikan

(17)

16

a) = menunjukan petikan yang memberi tekanan/aksen. Ditandai dengan

suara petikan yang lebih keras sesaat.

b) X = Tanda dinamika ini pada teori gitar dikenal dengan istilah not mati

(dead note). Senar hasapi yang dibunyikan hanya diberi setengah

c) tekanan oleh jari tangan kiri atau senar yang telah dipetik secepat

mungkin dimatikan.

4. Ornamentasi

Ada beberapa jenis ornamentasi yang sering digunakan oleh Sarikawan

Sitohang, yaitu:

a. Not hias (grace note)

Not hias adalah not-not yang dibunyikan di awal atau di akhir sebuah not.

dalam notasi barat, penulisannya dibuat dengan ukuran yang lebih kecil

dari not lainnya. Not hias (grace note) tidak mempunyai nilai ketukan

sendiri, karena dibunyikan dengan sangat cepat di sela-sela waktu sebelum

masuk atau selesainya not inti.

b. Slur

Teknik slur di dalam gitar klasik juga dikenal dengan istilah legato vibrato.

Cara kerja teknik slur adalah: dalam satu kali petikan menghasilkan dua atau

lebih nada yang berbeda. Terdapat dua macam slur, yaitu slur naik dan

slur turu..Slur naik untuk nada yang lebih rendah ke nada yang lebih tinggi

dan begitu juga sebaliknya slur turun untuk nada yang lebih tinggi ke nada

(18)

17 Foto 1.1

Tampilan Windows Media Player

Sumber : dokumentasi penulis

5. Simbol Angka

Simbol angka dalam notasi barat berfungsi menjelaskan pemakaian jari pada

saat menekan senar hasapi. Angka satu sebagai simbol penggunaan jari

telunjuk. Angka dua penggunaan jari tengah. Angka tiga penggunaan jari

manis. Angka empat penggunaan jari kelingking.

6. Simbol Garis Panah

Garis panah ke atas menunjukan piltikan (petikan) ke bawah sedangkan

garis panah ke bawah menunjukan piltikan ke bawah.

Proses pentranskipsian dilakukan dengan terlebih dahulu mendengarkan vidio

rekaman berulang kali. Untuk memudahkan mendengar dan melihat objek yang

diteliti, maka vidio diperlambat dengan menggunakan windows Media Player.

Windows Media Player adalah salah satu sofwere pemutar vidio yang menyediakan

play speed setting ‘pengaturan kecepatan vidio’.

(19)

18 Foto 1.2

T ampilan layar youtube downloader

Sumber : dokumentasi penulis

Tahapan dalam proses penyetingan kecepatan vidio dengan windows Media Player

dapat di lihat pada lampiran 2.

Dalam beberapa kasus, tidak semua format vidio dapat diperlambat dengan

hasil tonalitas nada dasar yang sama dengan nada dasar asli vidio. Untuk solusinya,

penulis mengubah format vidio hasil rekaman, yang biasanya berformat “avi “atau

“mp4”, ke dalam format yang sama dengan menggunakan sofwere youtube

downloader. Sofwere ini mempunyai dua fungsi yaitu untuk men-download vidio

dari youtube dan untuk meng-convert vidio.

Hasil dari vidio rekaman permainan hasapi Sarikawan Sitohang dimainkan kembali

mengunakan hasapi langsung, karena dengan cara seperti ini penulis dapat

memahami betul setiap gaya permainan hasapi Sarikawan Sitohang secara musikal

(20)

19 Foto 1.3

T ampilan layar Sibelius

Sumber : dokumentasi penulis

Langkah selanjutnya, hasil yang sudah didapat dan dipelajari di atas

dituliskan ke dalam notasi balok dengan menggunakan softwere “Sibelius”.

Sofwere ini merupakan sebuah progam komputer yang digunakan untuk

membantu dalam penulisan notasi balok dengan pendekatan teori musik barat.

Sampai sejauh ini, unsur-unsur di dalam teori musik barat dianggap mampu

mendeskripsikan suara dari hasapi ke dalam bentuk tulisan, sehingga membantu

dalam proses analisis data yang berupa audio.

Semua data yang didapatkan dari hasil transkripsi, kemudian dikoleksi dan

disusun secara sitematis untuk benar-benar dapat melihat tema permasalahan yang

(21)

20

kemudian masuk ke dalam proses display data, dimana data yang dipilih tersebut

disusun secara sistematis atau simultan. Dalam tahapan ini penulis sudah mulai

mengambil kesimpulan tentang fenomena yang menarik untuk diangkat.

1.5.3.2.1 Vertivikasi Data

Vertivikasi data adalah tahapan terakhir dalam proses pengolahan data yang

merupakan tindak lanjut dari tahapan analisis data. Pada tahapan ini penulis sudah

mendapatkan kesimpulan sementara dari penelitian. Namun, kesimpulan atau

hipotesis sementara yang diambil tetap diuji kembali dengan cara merefleksi kembali

hasil penelitian yang sudah didapat dan diskusi dengan dosen pembimbing maupun

orang-orang yang berkompeten dalam masalah skripsi ini. Setelah hasil penelitian

diuji kebenarannya, maka peneliti mengambil kesimpulan dalam bentuk deskriptif

(22)

21

BAB II

Tradisi Gondang Hasapi: Konsep, Fungsi Sosial, Bentuk Penyajian

2.1 Konsep Gondang Hasapi

Di dalam kehidupan masayarakat Batak Toba kata “gondang” memiiliki

beberapa pemahaman yaitu:

1. Gondang dalam pengertian repertoar

2. Gondang dalam pengertian komposisi

3. Gondang dalam pengertian ensambel

4. Gondang untuk menunjukan kelompok sosial/usia

5. Gondang dalam pengertian seperangkat alat musik

6. Gondang dalam pengertian suatu upacara

Pengertian gondang sebagai repertoar yakni terdiri dari beberapa komposisi.

Sebagai contoh si pitu gondang atau gondang parngonsi atau panjujuran gondang. Si

pitu gondang merupakan repertoar/kumpulan lagu yang dimainkan di awal sebuah

upacara adat. Semua lagu yang terdapat di dalam si pitu gondang dapat dimainkan

secara menyeluruh atau terpisah dan pada umumnya komposisi lagu dimainkan di

dalam jumlah bilangan ganjil dengan tanpa tarian. Contoh lain gondang sebagai

sebuah repertoar dapat dilihat pada gondang simonang-monang yang terdiri tiga

komposisi yang berbeda yaitu: debata guru, bane bulan, debata sori.

Pengertian gondang sebagai komposisi menunjukan sebuah komposisi (judul

lagu secara individu) yang masing-masing dapat dimainkan dalam tahapan upacara

(23)

22

jambu, gondang husip-husip, gondang si boru mauliate. Kata si bunga jambu,

husip-husip dan si boru mauliate menunjukan sebuah komposisi dan sekaligus judul

sebuah lagu.

Pengertian gondang sebagai ensambel dapat ditemukan pada ensambel

gondang sabangunan dan ensambel gondang hasapi. Gondang sabangunan yang

dikenal juga dengan gondang bolon merupakan ensambel musik yang terdiri dari alat

musik: taganing, sarune, gordang, ogling ihutan, ogling oloan, ogling panggora,

ogung doal, dan hesek tanpa odap. Gondang hasapi terdiri dari alat musik hasapi

ende, hasapi doal, sarune etek, hesek, dan pada masa perkembangannya

menggunakan alat musik taganing dan sulim. Pada dasarnya kedua ensambel ini

mempunyai dua kesamaan yakni dimainkan dalam konteks religi, adat maupun

hiburan, dan pada umumnya memainkan komposisi lagu yang sama. Namun, bila

dikaji lebih dalam lagi kita menemukan perbedaan dalam hal teknik memainkan

serta instrument musik yang digunakan.

Pengertian gondang untuk menunjukan kelompok sosial dapat kita lihat pada

gondang suhut, gondang hula-hula, gondang boru. Pada saat gondang suhut

dimainkan maka yang mengambil peranan dalam penyampaian pesan dan menari

adalah pihak suhut. Pada saat gondang hula-hula dimainkan maka yang mengambil

peranan adalah pihak hula-hula, dan begitu juga dengan gondang boru, maka yang

mengambil peranan adalah pihak boru. Sedangkan makna gondang yang

menunjukan usia dapat ditemukan pada gondang naposo. Pada saat gondang naposo

dimainkan maka muda- mudi mengambil peranan untuk menari.

Pengertian gondang sebagai seperangkat alat musik dapat dilihat pada kata

(24)

23

esnsambel gondang sabangunan. M akna gondang lebih mengarah pada alat musik

gendang. Sedangkan makna gondang di dalam gondang hasapi tidak menunjukan

kata “hasapi” yang sebagai sebuah perangkat musik.

Pengertian godang sebagai sebuah upacara dapat ditemukan pada upacara

parmalim. Seperti gondang parsahadatan pada upacara Pameleon Bolon Si Paha

Lima. Gondang mandudu pada upacara pemanggilan roh. Gondang saem pada

upacara penyembuhan.

Sebagaian besar masyarakat Batak Toba menyamakan istilah gondang hasapi

dengan istilah unuing-uningan. Namun, mari kita kaji lebih dalam agar dapat

pemahaman yang benar mengenai istilah gondang hasapi dengan uning-uningan.

Sebelum adanya istilah gondang, menurut pengakuan M arsius Sitohang, masyarakat

Batak Toba lebih dahulu mengenal istilah uning-uningan6. Adapun pengertian

uning-uningan:

“ Ia hata uning-uningan na terjadi do I I sian hata namasialusan: ‘un’ dohot ‘ing’.

Un: soara na bongor Ing: suara na sihil (pihit)

Hata tamba-tamba an marlapatan; jot-jot manang pinakngulak-ngulakon. Patudos tu hata jal-jalan, hilan-hilan, talihan.

Uning-uningan on ia ma ula-ula musik tudos-tudos ni gondang na ummura patupahon na boi pintor pangkeon jala neang martimbangkon ogung “

[Terjemahan bebas: kata uning-uningan terjadi dari bentuk kata yang bersahutan: un dan ning. Un berarti suara yang besar dan mempunyai tekanan yang rendah, sedangkan ing berarti tinggi dan melengking dan kata an berarti yang diulang-ulang. Jadi, uning-uningan adalah musik yang paling mudah dimainkan. (M. Hutasoit, 1976:30)]

Kemudian M A. M arbun dan IMT. Hutapea (1987:196) berpendapat bahwa

uning-uningan adalah alat-alat musik tradisional Batak Toba, misalnya: sordam,

6

(25)

24

hasapi, garantung. Selanjutnya pada tahun i920-an Tilham Gultom memakai istilah

uning-uningan untuk menyebut ensambel musik yang digunakan dalam pementasan

Opera Batak (Irwansyah, 2005:15). Uning-uningan yang digunakan Tilham Gultom

yang kemudian lebih dikenal dengan “Uning-Uningan Opera Batak” merupakan

penggabungan musik gondang hasapi dan gondang sabangunan. Bahkan,dalam

rekaman yang dibuat oleh Paul B. Pedersen dalam buku yang berjudul ”Batak

M usik”, musik Opera Batak Tilham Gultom memainkan gambang jawa.7Kemudian,

bila kita lihat di dalam kamus Bahasa Batak Toba, maka kata uning-uningan

mempunyai arti sebagai alat musik.

Sarikawan Sihotang mengatakan bahwa istilah uning-uningan digunakan

untuk menyebutkan nama ensambel musik yang merupakan penggabungan semua

alat musik, baik dari beberapa alat musik yang terdapat di dalam gondang

sabangunan, gondang hasapi, brass band, Band Kombo. Perhatiakan gambar untuk

uning-uningan yang dimaksud oleh Sarikawan Sitohang:

7

Rithaony Hutajulu, ”Analisis Struktural Musik Vokal Pada Opera Batak : Dengan Pusat Perhatian Pada Karya Tilham Gultom,” (skripsi sarjana, fakultas sastra, Medan, 27 Agustus 1988 ), hal 38.

Foto No. 2.1

(26)

25

M enurut Sarikawan Sitohang, gondang hasapi lebih sering digunakan pada

upacara-upacara ritual, sedangkan uning-uningan lebih dapat digunakan dalam konteks

hiburan.

Dari pemaparan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa istilah gondang

hasapi tidak dapat disamakan dengan istilah uning-uningan. Sampai sejauh ini

Gondang hasapi dapat diidentifikasikan dari alat musik yang digunakan seperti yang

sudah disebutkan diatas. Namun, dalam karakter penyajiannya dapat saja disamakan

dengan uning-uningan yang juga dimainkan secara heterofonis. Salah satu komunitas

yang masih aktif dalam menggunakan ensambel gondang hasapi adalah

kepercayaan8 parmalim. Perhatikan contoh gambar berikut:

2.2 Fungsi Sosial

Di dalam tradisi Batak Toba, gondang hasapi juga dikenal dengan istilah

”gondang kecil”, karena suaranya yang dinilai lebih kecil dibandingkan gondang

8

Parmalim adalah sebuah aliran kepercay aan masyrak at Batak kepada Roh nenek moyang Foto No. 2.2

Upacara Si Paha Sada

(27)

26

sabangunan, sehingga dalam penyajiannya sering dimainkan di dalam rumah, selain

juga suaranya yang lebih medium dibandingkan gondang sabangunan. Secara umum

ada tiga wilayah konteks dalam penyajian gondang hasapi yaitu: konteks religi, adat,

dan hiburan.

Dalam konteks religi, gondang hasapi digunakan untuk mengiringi

upacara-upacara ritual. Seperti upacara-upacara pemanggilan/pemujaan roh nenek moyang yang

dikenal dengan manjou sumangot atau gondang sabodari. Di dalam konteks religi,

gondang hasapi berfungsi sebagai sarana atau media ungkapan spiritual yang

menghubungkan roh nenek moyang dengan parsiaron (orang yang dirasuki roh

nenek moyang). Upacara manjou sumangot sering dilakukan pada saat

seseorang/sekelompok orang memerlukan kesembuhan, petunjuk, kekuatan dari roh

nenek moyang. Bagi sebagian masyarakat Batak Toba, roh leluhur dinilai masih

mempunyai kekuatan atau dapat melakukan sesuatu di luar kemampuan manusia

biasa. M asih dalam konteks religi, sampai saat ini gondang hasapi masih digunakan

oleh kepercayaan parmalim dalam pelaksanaan upacara si paha sada dalam rangka

mengenang kelahiran ”Tuhan mereka” Simarimbulu Bosi. Di dalam upacara ini,

biasanya gondang hasapi yang dibawakan terdiri dari beberapa instrumen, yaitu: satu

buah hasapi pembawa melodi ( hasapi ende), satu buah hasapi pembawa ritem

(hasapi doal), sarune etek, garantung, dan hesek. Sedangkan untuk formasi jumlah

yang memainkannya sangat bervariasi, misalnya sarune etek dapat dimainkan oleh

lebih satu orang. Namun, komposisi godang yang dimainkan sangat diperhatikan.

Dalam konteks adat, gondang hasapi sering digunakan dalam acara-acara

syukuran untuk hasil panen, keberhasilan anak, maupun kesembuhan. Namun,

(28)

27

dilakukan oleh masyarakat Batak Toba di desa maupun di perkotaan. Dalam

konteks ini, hal seperti di atas tidak terlalu dipermasalahkan, beberapa hal yang

mendapat perhatian seperti hal-hal yang berhubungan dengan konsep Sipitu

Gondang, yaitu urutan suatu komposisi musik yang terdiri dari tujuh buah Gondang

yang dimainkan secara berturut-turut pada awal upacara. Walaupun ada kalanya di

dalam pelaksanaan selanjutnya aturan-aturan mengenai jenis Gondang yang

dimainkan tidak terlalu ketat, (tergantung dari seseorang yang meminta Gondang

dari Pargonsi).

Sedangkan dalam konteks yang bersifat hiburan, hal-hal yang berhubungan

dengan komposisi instrumentasi dan jenis lagu yang dimainkan, dapat dikatakan

tidak memiliki aturan yang khusus. Hal-hal yang berkaitan dengan penambahan jenis

instrumennya, biasanya tidak tertutup kemungkinan untuk ditambah, seperti sulim

dan taganing. prinsipnya instrumen yag ditambah karakter suaranya dapat

disesuaikan dengan kondisi instrumen yang telah ada. Saat ini, gondang hasapi di

dalam konteks hiburan sering ditemukan dalam acara-acara kebudayaan yang

dilaksanakan oleh pihak pemerintahan di dalam maupun di luar negeri.

Foto No. 2.3

(29)

28 2.3 Tradisi Penyajian Gondang Hasapi

2.3.1 Peran Tiap-Tiap Instumen

Tabel 2.1

Fungsi Tiap-tiap Instrumen Musik Dalam Ensambel Gondang Hasapi

No Nama Instrumen Fungsi

1 Sarune Etek sebagai pembawa melodi; mengawali dan mengakhiri

lagu

2 Hasapi Ende Sebagai Pembawa M elodi; mengawali dan mengakhiri

lagu

3 Hasapi Doal Sebagai pembawa ritem yang konstan

4 Garantung Berperan sebagai pembawa ritem yang konstan dan

juga berperan sebagai melodi; penentu

tempo lagu yang dibawakan

5 Hesek Berperan sebagai ritem lagu yang dimainkan secara

konstan

2.3.2 Gaya Penggarapan Komposisi Gondang Hasapi

2.3.2.1 Tangga Nada

Pada umumnya tangga nada lagu/gondang di dalam tradisi gondang hasapi

adalah pentatonik (lima buah nada dalam satu oktaf). Kartomi ( seperti dikutip Rita,

1969:32) :

(30)

29

[Dengan terjemahan bebas: pada sebagian besar kasus melodi musik batak didasari pada tangga nada pentatonik, nada-nadanya mirip dengan slendro jawa, tetapi digunakan secara khusus, bukan seperti cara-cara atau kebiasaan dalam laras slendro]

Contoh Notasi 2.1: cuplikan lagu “Sibuka Pikiran”

Dari contoh cuplikan melodi di atas dapat dilihat bahwa nada yang dimainkan secara

variasi ritme adalah C,D,E.F,G. Dimana nada C sebagai nada yang paling rendah,

sedangkan nada G sebagai nada yang paling tinggi.

2.3.2.2 Bentuk Melodi

Pengarapan melodi gondang/lagu dalam gondang hasapi adalah bersifat

repetisi variatif ‘kalimat melodi yang sama diulang-ulang dengan penambahan

(31)

30

Contoh Notasi 2.2 : cuplikan lagu “M arnini-M arnono”

2.3.2.3 Tekstur Penggarapan Melodi

Dalam permainan secara ensambel atau gabungan. Tiap-tiap instrument

gondang hasapi (khususnya yang berperan sebagai pembawa melodi) membawakan

garis melodi secara “heterefonis ” atau secara bersamaan membawakan satu garis

melodi yang sama dengan karakteristik suara masing-masing instrument. Gambar

(32)

31 BAB III

BIOGRAFI S INGKAT S ARIKAWAN S ITOHANG

3.1 Pengertian Biografi

Dalam disiplin ilmu sejarah biografi dapat didefenisiskan sebagai sebuah

riwayat hidup seseorang. Sebuah tulisan biografi dapat berbentuk beberapa baris

kalimat saja, namun juga dapat berupa tulisan yang lebih dari satu buku.

Perbedaannya adalah, biografi singkat hanya memaparkan tentang fakta-fakta

kehidupan seseorang dan peranan pentingnya dalam masyarakat. Sedangkan biografi

yang lengkap biasanya memuat dan mengkaji informasi-informasi penting, yang

dipaparkan lebih detail dan tentu saja dituliskan dengan penulisan yang baik dan

jelas

3.2 Biografi S arikawan Sitohang

Dalam skripsi ini, biografi Sarikawan Sitohang bertujuan untuk memberi

keterangan mengenai perjalanan hidupnya dan lebih jauh untuk melihat bagaimana

pembentukan karakteristik dari gaya permainnan hasapi Sarikawan Sitohang.

Point-point penting yang akan dideskripsikan dalam bab ini mencakup aspek-aspek:

1. Latar belakang keluarga.

2.Latar belakang pendidikan.

(33)

32

4. Tanggapan masyarakat khususnya para seniman Batak Toba terhadap

keberadaannya sebagai seorang pemusik tradisional Batak Toba,

khususnya sebagai seoarang musisi hasapi di dalam konteks tradisi

gondang hasapi.

3.2.1 Latar Belakang Keluarga

Sarikawan Sitohang lahir pada tanggal 1 Agustus 1958 di Kabupaten

Simalungun, tepatnya kecamatan Belawan. Ia merupakan anak pertama dari

pasangan M angumbang Sitohang dan Tang Boru simbolon. Ayahnya, M angumbang

Sitohang, adalah seorang seniman yang mempunyai keahlian dalam memainkan

semua instrument musik Batak Toba, baik instrument yang ada di dalam ensambel

gondang sabangunan maupun yang ada di dalam ensambel gondang hasapi.

Sedangkan ibunya adalah seorang penari. Jadi, Sarikawan Sitohang lahir di

tengah-tengah keluarga ‘‘pekerja seni’’.

Sejak tahun 1928 ayah dari Sarikawan Sitohang sudah bergabung sebagai

salah satu pemain musik di dalam Opera Batak Sitamiang yang pada saat itu di

bawah pimpinan Tilham Gultom. Namun, setelah Opera Batak Tilham Gultom

derivasi (berubah nama) pada pertengahan tahun 1952 menjadi Opera Batak Serindo,

pada tahun 1952 ayahnya kemudian membuat Opera Batak yang baru (nama tidak

diingat lagi). Di dalam Opera Batak inilah ayahnya kemudian bertemu dengan

ibunya yang juga merupakan penari di dalam Opera Batak tersebut. Dari pernikahan

kedua ayahnya inilah lahir Sarikawan Sitohang.

(34)

33

M enurut pengakuan Sarikawan Sitohang, ia lahir di panggung pada saat

ibunya sedang menari tor-tor sawan di dalam pertunjukan Opera Batak ayahnya

yang pada saat itu sedang diadakan di lapangan Ser-Belawan. Awalanya Sarikawan

Sitohang diberi nama Serbelawan oleh orangtuanya. Akan tetapi, karena di Sumatera

Utara sedang terjadi peristiwa pemberontakan terhadap pemerintah pusat, maka

saudara dari ibunya yang bernama Kolonel Simbolon, menyarankan untuk mengubah

nama Serbelawan menjadi CK (cari kawan), dan hingga saat ini ia kemudian dikenal

dengan nama Sarikawan. Dari namanya tersebut ayahnya kemudian memutuskan

untuk mengubah nama Opera Bataknya menjadi “Sarpermas”, yang artinya

Sarikawan penghibur masyarakat.

Ketika Sarikawan Sitohang berusia tiga tahun, ia sudah diajarkan menari dan

bernyanyi oleh ayahnya, bahkan sudah mulai ikut dalam pertunjukan keliling Opera

Batak Sarpemas. Sejak saat itu, ayahnya sudah dapat melihat bakat seni yang

dimiliki Sarikawan Sitohang, sehingga pada saat usianya mencapai tujuh tahun,

ayahnya mulai mengajarinya cara memainkan hasapi doal. Kemudian, di usianya

yang kesepuluh tahun Sarikawan Sitohang telah dapat memainkan hasapi ende

dengan stem-an tradisi.

Pada saat usianya dua belas tahun, seseorang yang merupakan teman dari

ayahnya yang ber-marga Sidabutar, yang adalah salah seorang pemain hasapi di

dalam Opera Batak Serindo, sering berkunjung ke Opera Batak ayahnya. Sarikawan

Sitohang kemudian sering memperhatikan teman ayahnya tersebut bermain hasapi

dengan menggunakan stem mol. Karena ketertarikan Sarikawan Sitohang terhadap

gaya permainan orang tersebut, ia kemudian sangat tekun dalam memperhatikan dan

(35)

34

memainkan komposisi gondang-gondang Batak Toba dengan menggunakan hasapi

ber-stem mol, dan bahkan pada umur delapan belas tahun Sarikawan Sitohang

sudah menguasai semua teknik piltikan hasapi ayahnya, baik dengan stem-an taradisi

maupun stem-an mol.

M enurut pengakuan Sarikawan Sitohang, ayahnya telah dua kali menikah.

Istri ayahnya yang pertama benama Boru Sinaga dan berdomisili di Pulau Samosir

dengan nama anak-anaknya:

(36)

35

Sarikawan Sitohang sendiri telah dua kali menikah. Istri yang pertama

bernama Boru simbolon, dengan nama anak-anaknya:

1. Toni Sitohang

2. Tawada Sitohang

3. Candra Sitohang

Sedangkan istri keduanya berrnama Salma Boru Bugis. Dari pernikahan keduanya ini

Sarikawan Sitohang mendapatkan satu orang anak yang bernama Noel Sitohang.

Dari semua anak-anaknya, baik dari istri yang pertama maupun istri yang

kedua, hanya Tawada Sitohang yang terlibat dalam dunia musik, dan saat ini telah Foto 3.1

Sarikawan Sitohang bersama istri (Salma) dan anaknya (No el)

(37)

36

menyelesaikan sekolah musiknya di salah satu Sekolah M enengah Keguruan

musik di Sumatera Utara. Sedangkan anaknya yang lain bekerja sebagai sebagai

pekerja swasta

3.2.2 Latar Belakang Pendidikan

Sarikawan Sitohang besar di dalam lingkungan Opera Batak. Hal ini

membuat Sarikawan Sitohang tidak pernah mengikuti proses belajar di bangku

sekolah. Salah satu alasannya karena pada saat itu Opera Batak selalu melakukan

pementasan keliling kampung, sehingga hal ini menyebabkan terganggunya

pendidikan formal Sarikawan Sitohang. Sedangkan keahliannya dalam memainkan

alat musik seperti hasapi dan taganing didapatnya dari ayahnya secara liasan (tanpa

tulisan), atau hanya dengan mendengar, melihat dan kemudian menirukan.

3.2.3 Latar Belakang Pekerjaan

Setelah ayahnya meninggal dunia pada tahun 1982, maka di tahun yang sama

ia mendirikan sebuah Opera Batak yang diberi nama SBD (Seni Budaya Daerah).

Namun, Opera Batak SBD ini hanya bertahan selama dua tahun dikarenakan pada

saat itu minat masyarakat akan pertunjukan Opera Batak semakin menurun akibat

mulai maraknya perkembangan media elektronik. Sehingga, pada tahun 1984 Opera

Batak SBD ini resmi dibubarkan. Karena putus asa melihat turunnya minat

masyarakat terhadap kesenian Batak Toba, Sarikawan Sitohang memutuskan untuk

pindah ke Sidikalang dan mulai usaha bercocok-tanam selama hampir kurang lebih

tiga tahun lamanya. Pada tahun 1987, ia kemudian pindah ke Kaban Jahe. Di kaban

(38)

37

berjualan di pasar, selama di Kaban Jahe Sarikawan Sitohang mulai menerima ajakan

saudaranya, M arsius Sitohang, untuk bermain musik. Ia mulai menerima tawaran

bermain musik kebeberapa kota di Indonesia dan bahkan tidak jarang mendapatkan

tawaran bermain musik sampai ke luar negeri.

Kemudian, pada tahun 2000 Sarikawan Sitohang bertemu dengan Bpk.

Kapten Purnawirawan JS. Sinaga (M antan pimpinan Satlantas Sumatera Utara). Dari

pertemuan itu ia diajak untuk bergabung dalam sebuah grup musik yang bernama

“Tonggo M usik” yang kebetulan di bawah pimpinan Bpk JS Sinaga. Awalnya grup

musik ini merupakan brass band ‘ansambel musik tiup’ yang hanya terdiri dari alat

musik tiup seperti saksofon, dan terompet. Namun, setelah Sarikawan Sitohang

bergabung, grup musik ini mulai menambahkan alat-alat musik lainya seperti drum,

gitar bas, sulim, keyboard beserta perangkat musik ensambel gondang sabangunan

dan ensambel gondang hasapi . Dalam grup musik ini, Sarikawan Sitohang dipilih

menjadi orang kepercayaan Bpk. JS. Sinaga untuk memimpin sekaligus sebagai

pemain hasapi.

Grup Tonggo M usik memenuhi semua undangan acara, seperti: pesta marga,

ulang tahun, pelantikan, STM (Serikat Tolong M enolong), pesta gereja, pernikahan,

kematian dan acara hiburan lainnya. Salah satu hal yang menarik dari grup musik ini

yaitu mereka tidak hanya menguasai komposisi musik Batak Toba saja, namun

mereka juga dapat memainkan komposisi musik Cina, India, M elayu, Karo, yang

disesuaikan dengan permintaan pihak yang membuat acara. Oleh karena permintaan

masyarakat yang semakin luas, grup Tonggo M usik berusaha untuk tetap dapat

beradaptasi dengan perkembangan masyarakat. Sehingga, ini menjadi salah satu

(39)

38

menuntut ia untuk lebih dominan menggunakan stem mol, karena hanya dengan cara

tersebut hasapi-nya dapat membawakan semua jenis lagu.

Tonggo M usik terdiri dari sembilan orang pemain musik, yaitu: satu orang

pemain sulim, tiga orang pemain musik tiup (saksofon dan terompet), satu orang

pemain drum, satu orang pemain gitar bass, satu orang pemain taganing, satu orang

pemain kyboard, dan satu orang pemain hasapi. Hingga saat ini, grup Tonggo M usik

menjadi pekerjaan utama Sarikawan Sitohang dalam memenuhi kebutuhan hidup

keluarganya sehari hari.

3.2.4 Latar Belakang Pengalaman Bermain Musik

Sarikawan Sitohang mempunyai latar belakang bermain musik dimulai dari

komunitas Opera Batak dari tahun 1961-1982, bahkan ia dilahirkan pada saat

pertunjukan Opera Batak sedang berlangsung. Dari keahliaannya memainkan hasapi

dan Taganing, ia mendapatkan kesempatan untuk terlibat dalam

pertunjukan-pertunjukan musik Batak Toba ke beberapa Negara, antara lain:

1. Tahun 1988 bersama Saudaranya, M arsius Sitohang, Sarikawan Sitohang

pernah diundang pihak pemerintahan Indonesia untuk menampilkan

pertunjukan ensambel gondang hasapi dan gondang sabangunan selama

lebih kurang dua puluh menit dihadapan Ibu Negara, Tin Soeharto, di Istana

M erdeka dalam acara “minum kopi bersama”

2. Tahun 1989 diundang ke Belanda

3. Tahun 1991 diundang ke Jerman

4. Tahun 1992 diundang ke Australia

(40)

39

6. Tahun 1996 diundang ke Korea Utara dan Korea Selatan

Hingga saat ini, kurang lebih dua belas kota besar mancanegara yang sudah

dikunjungi oleh Sarikawan Sitohang, termasuk Paris, Amsterdam, Frankfut, London,

Newyork, Los Angles, Tokyo, M elbourne, Sydney, Seoul, Korea. Namun, saat ini

Sarikawan Sarikawan Sitohang lebih memilih untuk tidak memenuhi undangan

bermain musik keluar negeri, karena menurut perhitungannya, bayaran yang

diberikan instansi atau personal yang mengundang tidak dapat mencukupi

kebutuhan keluarganya dan akan lebih menguntungkan jika ia tetap memenuhi

jadwal mainnya di grup Tonggo M usik.

Tampak pada gambar di atas saat Sarikawan Sitohang bermain musik bersama

M arsius Sitohang dan teman temannya dalam acara Konser Horas (konser yang Foto 3.2

Sarikawan pada saat bermain musik dalam ensambel gondang hasapi

(41)

40

digalangkan pemerintah untuk memberantas pembajakan kaset) yang dilaksanakan di

kota M edan.

M enurut pengakuan Sarikawan Sitohang, ia sudah mengeluarkan lebih dari

20 jenis kaset bersama saudaranya M arsius Sitohang. Akan tetapi, dalam

pembayarannya ia tidak mendapatkan hak keuntungan yang jelas dari setiap

penjualan kasetnya. Keterbatasan pengetahuannya mengenai dunia rekaman

membuat ia tidak mendapatkan hak pembayaran yang seharusnya. Bahkan, hanya

beberapa kaset saja hasil rekamannya yang sampai kini masih dimilikinya,

sedangkan kaset yang lain bukan saja tidak dimilikinya, namun ia tidak mengetahui

lagi kemana saja kasetnya sudah didistribusikan. Dari peristiwa tersebut, ia

menjadi jera untuk masuk lagi ke dunia rekaman. Data hasil rekaman Sarikawan

Sitohang dapat di lihat pada lampiran 3.

Kaset “Seruling & Kecapi” dan “Instrumentalia Si Raja Seruling & Kecapi”

dikeluarkan pada tahun 1989, di mana Sarikawan Sitohang sebagai Pemain hasapi

dan M arsius Sitohang sebagai pemain sulim. Sedangkan kaset” Seruling Sakti”

dikeluarkan pada tahun 1994 di bawah manajemen Columbia Record.

Selain prestasinya berupa kaset rekaman, ia juga pernah mendapat

beberapa penghargaan dari beberapa pertunjukan musik Batak Toba baik yang di

Indonesia maupun di kota- kota besar mancanegara. Namun, kuranganya ketelitian

Sarikawan Sitohang menyebabkan banyak dari data publikasi berupa piagam maupun

foto-foto dalam pengalaman bermusiknya hilang. Salah satu dari piagam yang masih

(42)

41

musik “Suara Sama” pimpinan Irwansyah Harahap. Gambar piagam dapat dilihat

pada lampiran 4.

3.2.5 Manajemen Seni S arikawan S itohang

Untuk satu kali undangan bermain musik baik dalam acara pernikahan,

kematian, maupun hiburan, group “Tonggo M usik” dibayar sebesar Rp 2.000.000

rupiah. Upah tersebut sudah termasuk biaya peralatan dan biaya transportasi. Ia dan

teman-temannya juga harus membayar sebesar 30% dari pendapatan seluruh kepada

Bpk JS Sinaga selaku pemilik “Tonggo M usik” sebagai biaya penyusutan peralatan

dan jasa. Jadi, keuntungan bersih yang diterima Sarikawan Sittohang dan

teman-temannya dalam satu kali pertunjukan setelah dipotong 30% adalah Rp 1400.000

rupiah. Kemudian, uang Rp 1.400.000 rupiah tersebut dibagi sembilan, karena grup

Tonggo M usik terdiri dari sembilan orang pemain. Sehingga, masing-masing orang

mendapatkan upah bersih Rp 150.000 rupiah.

Grup Tonggo M usik ini mendapat jadwal tampil yang tidak tentu. Terkadang

dalam satu minggu hanya dua kali pertunjukan dan bahkan tidak ada jadwal tampil

sama sekali. Sedangkan untuk satu kali undangan keluar negri, Sarikawan Sitohang

mendapat bayaran kurang lebih berkisar Rp 5000.000 rupiah untuk waktu satu bulan.

M enurut pengakuan Sarikawan Sitohang, lebih baik mengutamakan kerja di Tonggo

M usik daripada ikut keluar negeri karena tidak sesuai pendapatan dengan

pengeluaran selama di luar negeri, apalagi untuk biaya kebutuhan keluarganya sehari

(43)

42

3.2.6 Pengaruh S arikawan Sitohang Di dalam Lingkungan Musik Batak Toba

Sarikawan Sitohang mempunyai pengaruh di dalam eksistensi musik

tradisional Batak Toba, khususnya di Sumatera Utara. Kemampuannya dalam

memainkan hasapi menjadi inspirasi bagi para musisi dan ilmuan musik, sebut saja

Irwansyah Harahap dan Prof M auly Purba, mereka sempat belajar hasapi dari

Sarikawan Sitohang. Ia juga pernah mengajar hasapi di Departement

Etnomusikologi, Fakultas sastra, USU , namun tidak berlangsung cukup lama karena

bayaran yang diterima menurutnya kurang mencukupi. Kemampuan Sarikawan

Sitohang dalam memainkan hasapi mendapat pengakuan dari orang-orang yang

pernah bermain dengannya, termasuk Saudara kandungnya M arsius Sitohang dan

teman-temannya di dalam grup Tonggo M usik. Di dalam grup Tonggo M usik, suara

hasapi sarikawan Sitohang sebagai pembawa melodi sangat mendominasi, sehingga

ini menjadi ciri khas dari kelompok musik tersebut. Bukan hanya itu, kehadiran

Sarikawan Sitohang dalam komunitas musik Batak Toba di kota M edan pernah

membawa suatu hal yang baru. M enurut pengakuannya, ia adalah orang yang

pertama kali memodifikasi alat musik taganing. Ia menggabungkan alat musik

taganing dengan drum di mana saat bersamaan ia mampu memainkan taganing dan

drum. Hingga saat ini kita sering menemukan para pemusik Batak Toba melakukan

cara yang sama dengan yang pernah dilakukan Sarikawan Sitohang, yakni

menggabungkan taganing dengan drum Selain itu, dia dan saudaranya M arsius

Sitohang merupakan orang yang pertama kali menggabungkan musik gondang

(44)

43

Senar

Foto 4.1

Kontruksi masing- masing bagian hasapi

Sumber : skripsi Fery Pinggol-pinggol / kupingan

BAB IV

DES KRPS I ANALITIS GAYA PERMAINAN HAS API

S ARIKAWAN S ITOHANG

4.1. Kontruksi Hasapi

Untuk membantu proses pemaparan terhadap teknik permainan hasapi

Sarikawan Sitohang, maka terlebih dahulu penulis akan menjelaskan kontruksi dari

instrument hasapi, karena penulis melihat adanya hubungan antara teknik bermain

dengan kontruksi hasapi atau susunan dari badan/organologi hasapi itu sendiri

sebagai materi penghasil bunyi.

Butuha/ P erut

Rukung/ leher(Fret le Ulu/ kepala

Ihur/ Ekor

(45)

44

Hasapi adalah sebuah instrument musik yang terbuat dari kayu Jior (Cassia-

Siamea Lamk) atau kayu pinasa (Arto Carpus Intergramer). Kedua jenis kayu ini

satu sisi (permukaan) yang datar yang disebut papan jari sebagai alat penghasil nada,

pada bagian butuha terdapat bagian-bagian seperti; resonator (penguat suara), pada

bagian butuha terdapat papan penutup resonator (alat pengetar suara) dan pada

bagian penutup terdapat pusok (pusat) sebagai tempat penyanggah tali. Hasapi

memiliki dua senar; dimainkan dengan cara memetik senar tersebut. Biasanya untuk

memetik senarnya digunakan alat yang disebut piltik (Claver) . Klasifikasi instrumen

Hasapi adalah :

1. Chordophone one or more strings are stretched between fixed points

Kordofon memiliki satu atau beberapa senar direngangkan di antara dua

bidang batas yang telah ditentukan.

2. Composite Chordopones A string bearer and a Resonator are Organically

united and cannot be separted without destroying the instrumen

Kordofon gabungan sebuah tempat senar dan sebuah resonator yang secara

organologis disatukan dan tidak dapat dipisahkan tanpa merusak alat

musiknya.

3. Lutes: rancangan senarnya paralel (sejajar) kotak suaranya.

(46)

45

Foto 4.2

Hasapi dalam stem tradisi

Sumber : skripsi Feri

5. Necked lute (lute yang berleher).

6. Lute yang berbentuk bow yang berleher.

7.Instrumen yang dimainkan dengan cara memetik dan menggunakan alat

pemetik yang dipegang dengan jari.

untuk memudahkan penganalisisan, di dalam skripsi ini nada dasar hasapi

(47)

46

Senar atas ditekan nada C (do)

4.2.2S tem Mol ( kwint murni )

Di dalam Opera Batak, stem mol sering digunakan oleh para pemain hasapi

untuk membawakan lagu-lagu atau gondang yang bertangga nada diatonik, karena di

dalam stem mol pemain hasapi dapat mencapai nada dua oktaf dengan penjarian

yang lebih sederhana. walaupun dengan stem tradisi pemain hasapi juga dapat

memainkan lagu-lagu yang bernada diatonik atau mencapai nada sampai dua oktaf,

namun pemain hasapi akan mengalami kesulitan dalam hal penjarian.

(48)

47

yang rendah, maka titik senar yang ditekan semakin mendekati kepala hasapi.

Hasapi tidak memiliki pembatas nada (fret) pada papan jarinya, sehingga keakuratan/

ketepatan dalam menekan senar hasapi lebih ditekankan menggunakan perasaan

(feeling). Kemampuan feeling tersebut didapatkan dari kebiasaan memainkan

hasapi9. Uuntuk dapat menjelaskan secara lebih akurat, penulis mengukur jarak

antara titik tekan senar nada yang satu dengan titik tekan senar nada yang lain

dengan menggunakan mistar (kayu penggaris) , dan didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 4.1

Jarak Titik Nada Pada S enar Hasapi

9

Hasil wawancara penulis dengan Sarikawan Sitohang, tanggal 13 February 2012

(49)

48

Tangan kanan berfungsi memegang

claver dan

menopang bagian ujung

Foto 4.4

Sarikawan Sitohang memegang hasapi tampak dari depan Sumber : dokumentasi penulis

4.3 Teknik Permainan Hasapi S arikawan S itohang

4.3.1 Teknik Memegang Hasapi

Tangan kiri memegang leher

hasapi de ngan posisi

menggenggam

Foto 4.5

(50)

49

Untuk posisi menyetem hasapi, badan hasapi diletakan di bawah dagu

sehingga mengapit badan hasapi. Selain mengurangi resiko hasapi yang bergerak ,

posisi tersebut sangat baik dalam mendengarkan keakuratan nada pada senar hasapi

Foto 4.6

Sarikawan memainkan hasapi dalam posisi berdiri Sumber : dokumentasi penulis

Foto 4.7

Sarikawan saat menyetem hasapi

(51)

50

pada saat distem. Di saat yang bersamaan, tangan kiri memutar pinggol - pinggo/

kupingan, sedangkan tangan kanan memetik tali hasapi.

4.3.2 Teknik Penjarian (fingering)

Berdasarkan sistem Penyeteman hasapi dan nada dasar lagu,

penjarian Sarikawan Sitohang dibagi menjadi tiga bentuk posisi,

yaitu:

4.3.2.1 Setem Tradisi Dengan Nada Dasar C

M enurut Sarikawan Sitohang, panjang kuku yang baik untuk bermain hasapi

kira kira ¼ cm dari kulit jari, sehingga senar yang ditekan berada di antara kulit dan

kuku. Hal ini mendukung dalam menghasilkan suara yang lebih nyaring dan jari

yang menekan senar akan lebih kokoh atau kuat. Tampak pada gambar posisi jari

pada saat memainkan hasapi dengan setem-an tradisi. Bentuk formasi ketiga jari

(52)

51

gondang yang pada umumnya bertangga nada pentatonik (c, d, e ,f, g atau do, re, mi,

fa, sol). Untuk memudahkan dalam menjelaskan teknik penjarian Sarikawan

Sitohang di dalam sebuah permainan lagu, penulis menggunakan lambang angka

untuk setiap jari, yaitu: jari telunjuk dengan lambang (1), jari tengah dengan lambang

(2), jari manis dengan lambang (3), jari kelingking dengan lambang (4) dan untuk

senar lepas (open string ) diberi lambang (0).

Contoh 4.1 Intro / pembukaan Gondang

Tabel 4.2

Sistem Penjarian Dalam Stem Tradisi

Nada Senar Lepas Telunjuk Tengah Manis Kelingking

C 1 - - - -

D - - 10 - -

E 13 - - - -

F - 6 - - -

(53)

52

Dari pemaparan tabel 4.2 di atas, maka dapat kita lihat bahwa jari manis

lebih dominan digunakan Sarikawan Sitohang pada saat memainkan melodi

pembukaan gondang hasapi, sedangkan senar lepas lebih jarang muncul. Hal

tersebut disebabkan karena nada E dan G lebih sering digunakan pada komposisi

melodi pembukaan gondang di atas, sebaliknya nada C dan F sedikit digunakan.

Di dalam steman tradisi, jari yang sangat dominan digunakan adalah jari

telunjuk, manis dan tengah, baik untuk lagu yang bertangga nada pentatonik, seperti

contoh di atas, maupun lagu yang bertangga nada diatonik yang menuntut penjarian

yang lebih rumit karena wilayah nada yang dimainkan lebih luas. Perhatikan contoh

melodi berikut:

Contoh Notasi 4.2: cuplikan lagu “Jamilla”

Tabel 4.3

Sitem Penjarian Pada Lagu Jamilla

Nada Senar Lepas Telunjuk Tengah Manis Kelingking

C 3 - - - -

D - - 10 - -

(54)

53 4.3.2.2 Setem Mol Dengan Nada Dasar C

Berbeda dengan steman tradisi, pada saat menggunakan stem mol Sarikawan

Sitohang mengunakan jari manis untuk menekan nada D (senar satu), sedangkan

untuk menekan nada E (senar dua) menggunakan jari telunjuk, dan kemudian jari

tengah digunakan untuk menekan nada F (senar dua). Berikut gambar posisi jari

untuk setem mol:

Nada Senar Lepas Telunjuk Tengah Manis Kelingking

F - 8 - - -

Gambar

Tabel 2.1 Fungsi Tiap-tiap Instrumen Musik Dalam Ensambel  Gondang Hasapi
Jarak Titik Nada Pada Senar Hasapi Tabel 4.1
Tabel 4.2 Sistem Penjarian Dalam Stem Tradisi
Tabel 4.3 Sitem Penjarian Pada Lagu Jamilla
+7

Referensi

Dokumen terkait

Alat musik yang digunakan dalam bentuk penyajian gondang dua dalam acara pesta pernikahan adat Batak Mandailing di Kelurahan Bandar Selamat Kecamatan Medan Tembung.. Teori

Pada mulanya kolintang hanya terdiri dari satu melodi dengan susunan nada diatonis, dengan jarak 2 oktaf, dan untuk pengiringnya digunakan alat musik seperti

Senandung Jolo merupakan kesenian tradisi yang merupakan kesenian musik ensambel yang terdiri dari vokal dan instrumen, kemudian memiliki irama yang naik dan

suatu ensambel musik tradisional Karo yang terdiri dari lima buah alat musik, yaitu: (1).. sarune , (2) gendang singanaki , (3) gendang singindungi , (4) penganak, (5)

Alat musik shehnai diduga juga merupakan perkembangan dari alat musik pungi yang dipakai dalam musik para pemikat ular tradisional India.. Setelah dikenal luas

Sebelum ajaran agama Kristen muncul pada kebudayaan masyarakat batak toba, musik yang digunakan dalam upacara adat kematian saur matua adalah satu set ensambel Gondang sabangunan

Secara struktural, Tari Saputangan banyak terdapat pengulangan motif gerak, walaupun pada dasarnya juga mempunyai ragam gerak pokok yang terdiri dari gerak titi batang, gerak

Beberapa bentuk pertunjukan konser musik alat dawai kadangkala juga menyuguhkan penggabungan antara beberapa alat dawai dari berbagai budaya yang berbeda di dalam satu