• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS MODEL PERMINTAAN JASA KERETA API :Kasus Kereta Api Argo Parahyangan Trex Bandung-Jakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS MODEL PERMINTAAN JASA KERETA API :Kasus Kereta Api Argo Parahyangan Trex Bandung-Jakarta."

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

Yunia Dwi Ningsih,2013

Analisis Model Permintaan Jasa Kereta Api (Kasus Kereta Api Argo Parahyangan Trex Bandung-Jakarta)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. Daftar/FPEB/437/UN.40.7.DI/LT/2013

ANALISIS MODEL PERMINTAAN JASA KERETA API (Kasus Kereta Api Argo Parahyangan Trex Bandung-Jakarta)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi

Oleh

YUNIA DWI NINGSIH 0907313

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

(2)

Yunia Dwi Ningsih,2013

Analisis Model Permintaan Jasa Kereta Api (Kasus Kereta Api Argo Parahyangan Trex Bandung-Jakarta)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ANALISIS MODEL PERMINTAAN JASA KERETA API

(Kasus Kereta Api Argo Parahyangan Trex Bandung-Jakarta)

Oleh:

YUNIA DWI NINGSIH

Sebuah Skripsi Yang Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Yunia 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi Undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

Yunia Dwi Ningsih,2013

Analisis Model Permintaan Jasa Kereta Api (Kasus Kereta Api Argo Parahyangan Trex Bandung-Jakarta)

(4)

i Yunia Dwi Ningsih,2013

Analisis Model Permintaan Jasa Kereta Api (Kasus Kereta Api Argo Parahyangan Trex Bandung-Jakarta)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

“Analisis Model Permintaan Jasa Kereta Api

(Kasus Kereta Api Argo Parahyangan Trex Bandung-Jakarta)”

di bawah bimbingan Yana Rohmana, S.Pd, M.Si

Oleh

Yunia Dwi Ningsih 0907313

Transportasi merupakan bidang kegiatan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Dalam melakukan aktivitasnya, masyarakat membutuhkan jasa transportasi. Kereta api merupakan salah satu jasa transportasi yang paling populer dan paling banyak disukai masyarakat. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengalisis model permintaan jasa kereta api Argo Parahyangan kelas eksekutif Bandung-Jakarta.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu menganalisis bagaimana model permintaan jasa kereta api Argo Parahyangan kelas eksekutif Bandung-Jakarta dengan menguraikan data yang ada sehingga dapat menjabarkan bagaimana model fungsi permintaan kereta api Argo Parahyangan kelas eksekutif Bandung-Jakarta. Teknik analisis data menggunakan analisis regresi linear berganda, serta analisis data menggunakan bantuan program Eviews6.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh temuan bahwa model fungsi permintaan secara umum dari model jasa kereta api Argo Parahyangan kelas eksekutif Bandung-Jakarta yang berfungsi untuk menganalisis dan memprediksi kuantitas permintaan yang diminta. Dampak perubahan harga tiket kereta api Argo Parahyangan kelas eksekutif Bandung-Jakarta akan mempengaruhi dari kuantitas permintaan yang diminta oleh konsumen. Pengaruh pergeseran perubahan harga tiket travel (Pr), Pendapatan (I), dan biaya iklan (A) terhadap kuantitas permintaan jasa kereta api Argo Parahyangan kelas eksekutif Bandung-Jakarta (Qdx) bersifat positif. Elastisitas permintaan jasa kereta api Argo Parahyangan kelas eksekutif Bandung-Jakarta (Qdx) tidak peka (inelastis) terhadap harga tiket Argo Parahyangan kelas eksekutif (Pr), harga tiket travel (Px), pendapatan (I), dan biaya iklan (A).

(5)

ii Yunia Dwi Ningsih,2013

Analisis Model Permintaan Jasa Kereta Api (Kasus Kereta Api Argo Parahyangan Trex Bandung-Jakarta)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

“Analysis of Demand Model in Train Service” (Argo Parahyangan trex Bandung-Jakarta) Working under Yana Rohmana, S.Pd, M.Si

by

Yunia Dwi Ningsih 0907313

Transportation is an important unit in Indonesian daily life. To do their activity, people needs the transportation service. Train is one of popular transportation service which people liked. The main goal of this research is to analyze the demand model of executive Argo Parahyangan Bandung-Jakarta.

The method which is used in this research is descriptive, which analyze how the demand model in executive Argo Parahyangan Bandung-Jakarta is analysis technique which is used is double linear regression analysis, and supported by Eviews 6 program

Based of the research it is found that the function of demand mainly from train model of executive Argo Parahyangan Bandung-Jakarta wich functioned to analyze and predict quantity of demand asked. The infivence of the difference ticket travel price from ussual (Pr), income (I), and advertisement cost (A) of demand quantity in executive Argo Parahyangan Bandung-Jakarta service (Qdx) is positive. Demand elasticity in executive Argo Parahyangan Bandung-Jakarta service (Qdx) is inelastic of executive Argo Parahyangan ticket price (Px), travel’s ticket price (Pr), income (I), and advertisement cost (A).

(6)

vi

Yunia Dwi Ningsih,2013

Analisis Model Permintaan Jasa Kereta Api (Kasus Kereta Api Argo Parahyangan Trex Bandung-Jakarta)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah……….. 1

1.2Rumusan Masalah………... 8

1.3Tujuan Penelitian………. 9

1.4Manfaat Penelitian………... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN PROSEDUR KERJA 2.1Tinjauan Pustaka………. 10

2.1.1Konsep Permintaan………. 10

2.1.2Teori Permintaan……… 13

2.1.3Model Permintaan Barang atau Jasa Menurut Vincent Gaspersz………... 17

2.1.3.1Analisis Permintaan dalam Manajemen bisnis Total………. 21

2.1.3.2Analisis Perubahan Fungsi Permintaan dalam Manajemen Bisnis Tota……….. 24

2.1.4 Konsep Dasar Elastisitas Permintaan………. 27

2.1.4.1Pengertian Dasar tentang Elastisitas………... 27

2.1.4.2Konsep Dasar tentang Elastisitas Permintaan... 27

(7)

vii

Yunia Dwi Ningsih,2013

Analisis Model Permintaan Jasa Kereta Api (Kasus Kereta Api Argo Parahyangan Trex Bandung-Jakarta)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2.1.4.5Hubungan Elastisitas Permintaan dengan Penerimaan Total.. 36

2.1.4.6Hubungan Elastisitas Permintaan dengan Penerimaan Marjina……… 39

2.1.4.7Elastisitas Periklanan dari Permintaan……….... 42

2.1.4.8Konsep Elastisitas Lain dari Permintaan……….... 42

2.1.5Konsep Jasa……… 45

2.1.6Konsep Jasa Angkutan………... 46

2.1.7Pengertian Transportasi……….. 47

2.1.8Kereta Api……….. 48

2.2Kerangka Pemikiran………. 49

2.3Prosedur Kerja………. 56

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1Objek Penelitian………... 58

3.2Metode Penelitian……… 58

3.3Populasi dan Sampel……… 59

3.4Operasionalisasi Variabel……… 59

3.5Teknik Pengumpulan Data……….. 60

3.6Teknik Analsis Data……… 61

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1Objek Penelitian……….. 66

4.1.1 Sejarah Perkeretaapian Indonesia ………... 66

4.1.2 Logo dan Visi Misi PT. Kereta Api Indonesia (Persero)…………. 69

4.1.3 Tujuan PT. Kereta Api Indonesia (Persero)………. 70

4.1.4 Sasaran PT. Kereta Api Indonesia (Persero)……….... 70

4.1.5 Budaya Perusahaan……….. 70

4.1.6 Sumber Daya Manusia………. 71

4.1.7 Sarana Perkretaapian……… 72

(8)

viii

Yunia Dwi Ningsih,2013

Analisis Model Permintaan Jasa Kereta Api (Kasus Kereta Api Argo Parahyangan Trex Bandung-Jakarta)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.1.9 Asset Potensial………. 73

4.1.10 Struktur Organisai PT. Kereta Api Indonesia (Persero)…………. 74 4.1.11 Layanan angkutan Kereta Api………. 75 4.2Peleburan Parahyangan dan Argo Gede menjadi Argo Parahyangan……. 82 4.3Deskripsi Variabel Penelitian……….. 86

4.3.1 Permintaan Jasa Kereta Api Argo Parahyangan kelas Eksekutif

Bandung-Jakarta……….. 86

4.3.2 Harga Tiket Kereta Api Argo Parahyangan Kelas eksekutif

Bandung-Jakarta……….. 90

4.3.3 Harga Tiket Travel Cipaganti Trayek Bandung-Jakarta…………. 93 4.3.4 Pendapatan Perkapita Penduduk se-Bandung Raya……… 94 4.3.5 Pengeluaran iklan PT. Kereta Api Indonesia (Persero)…………... 96 4.4Analisis Model Permintaan Jasa Kereta Api Argo Parahyangan Kelas

Eksekutif Bandung-Jakarta………. 100

4.5Analisis Fungsi Permintaan Jasa Kereta Api Argo Parahyangan Kelas

Eksekutif Bandung-Jakarta………. 105

4.6Dampak Perubahan Harga Tiket (naik atau turun) Terhadap Permintaan Jasa Kereta Api Argo Parahyangan Kelas Eksekutif Bandung-Jakarta….. 111 4.7Analisis Pergeseran Permintaan Jasa Kereta Api Argo Parahyangan Kelas

Eksekutif Bandung-Jakarta Akibat dari Perubahan Variabel Harga Tiket Travel (Pr), pendapatan (I), dan Biaya iklan (A)………. 117 4.7.1 Analisis pergeseran permintaan jasa kereta api Argo Parahyangan

kelas eksekutif Bandung-Jakarta akibat dari perubahan variabel

pengeluaran iklan (A) ………. 117

(9)

ix

Yunia Dwi Ningsih,2013

Analisis Model Permintaan Jasa Kereta Api (Kasus Kereta Api Argo Parahyangan Trex Bandung-Jakarta)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.7.3 Analisis pergeseran permintaan jasa kereta api Argo Parahyangan kelas eksekutif Bandung-Jakarta akibat dari perubahan variabel

pendapatan (I) ………. 129

4.8Elastisitas Permintaan Jasa Kereta Api Argo Parahyangan Kelas Eksekutif

Bandung-Jakarta……….. 134

4.8.1 Elastisitas Permintaan Jasa Kereta Api Argo Parahyangan Kelas Eksekutif Bandung-Jakarta Terhadap Harga Tiket………. 135 4.8.2 Elastisitas Silang Jasa Kereta Api Argo Parahyangan Kelas

Eksekutif Bandung-Jakarta Terhadap Jasa Subtitusi……….. 138 4.8.3 Elastisitas Permintaan Jasa Kereta Api Argo Parahyangan Kelas

Eksekutif Bandung-Jakarta Terhadap Pendapatan………. 140 4.8.4 Elastisitas Permintaan Jasa Kereta Api Argo Parahyangan Kelas

Eksekutif Bandung-Jakarta Terhadap Pengeluaran Iklan………... 141 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan……….. 144

5.2Saran……… 145

(10)

x

Yunia Dwi Ningsih,2013

Analisis Model Permintaan Jasa Kereta Api (Kasus Kereta Api Argo Parahyangan Trex Bandung-Jakarta)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jumlah Penumpang Argo Parahyangan Kelas Eksekutif

Bandung-Jakarta... 5

Tabel 2.1 Ringkasan Bentuk Hubungan Variabel-variabel dalam Fungsi Permintaan dengan Kuantitas Permintaan Produk pada Waktu Tertentu... 20 Tabel 2.2 Pengaruh Perubahan Variabel Penentu terhadap Perubahan Kuantitas Permintaan Produk... 25

Tabel 2.3 Ringkaasan Koefisien Elastisitas Permintan………. 31

Tabel 2.4 Perhitungan Elastisitas Titik dari Beberapa bentuk Fungsi Permintaan... 32

Tabel 2.5 Hubungan Elastisitas Permintaan denga Penerimaan Total... 37

Tabel 2.6 Bentuk Hubungan Variabel-variabel dalam Fungsi Permintaan dengan Kuantitas Permintaan Produk pada Waktu Tertentu... 53

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ... 59

Tabel 4.1 Ringkasan Sejarah Perkeretaapian Indonesia... 68

Tabel 4.2 Komposisi Pegawai Berdasarkan Pendidikan... 72

Tabel 4.3 Aset Sarana Kereta Api... 72

Tabel 4.4 Volume Kereta Api (KA) Penumpang ... 73

Tabel 4.5 Volume Kereta Api (KA) Barang... 73

Tabel 4.6 Pengusahaan Aset di PT KAI (Persero) ... 74

Tabel 4.7 Fasilitas & Spesifikasi Teknis Kereta... 85

Tabel 4.8 Volume Penumpang Jasa Kereta Api Argo Parahyangan Kelas Eksekutif Bandung –Jakarta dari Bulan April 2010 - Maret 2013………... 87

Tabel 4.9 Harga Tiket Kereta Api Argo Parahyangan Kelas Eksekutif Bandung– Jakarta dari Bulan April 2010 –Maret 2013………. 90

Tabel 4.10 Harga Tiket Travel Cipaganti Bandung-Jakarta Bulan April 2010 – Maret 2013……… 93

Tabel 4.11 Pendapatan Perkapita se-Bandung Raya Tahun 2010-2013... 95 Tabel 4.12 Data Pendapatan Perkapita se-Bandung Raya Tahun 2010-2013 yang

telah di Interpolasi...

95

(11)

xi

Yunia Dwi Ningsih,2013

Analisis Model Permintaan Jasa Kereta Api (Kasus Kereta Api Argo Parahyangan Trex Bandung-Jakarta)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bulan April 2010 –Maret 2013………... 98 Tabel 4.14 Perbandingan Antara t-hitung dengan t-tabel... 104 Tabel 4.15 Skedul Permintaan untuk Fungsi Permintaan Qdx = 57446,31 –

299,8102Px……….... 108

Tabel 4.16

Skedul Permintaan dari Ketiga Fungsi Permintaan Kereta Argo Parahyangan Kelas Eksekutif Bandung-Jakarta (Pergeseran Variabel

Iklan,A)………. 120

Tabel 4.17 Skedul Permintaan dari Ketiga Fungsi Permintaan Kereta Argo Parahyangan Kelas Eksekutif Bandung-Jakarta (Pergeseran Harga

Tiket Travel Pr)……….. 127

Tabel 4.18 Skedul Permintaan dari Ketiga Fungsi Permintaan Kereta Argo Parahyangan Kelas Eksekutif Bandung-Jakarta (Pergeseran Variabel

(12)

xii

Yunia Dwi Ningsih,2013

Analisis Model Permintaan Jasa Kereta Api (Kasus Kereta Api Argo Parahyangan Trex Bandung-Jakarta)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kurva permintaan…... 12 Gambar 2.2 Pergeseran Kurva permintaan……….. 25 Gambar 2.3 Hubungan Elastisitas Permintaan dan Penerimaan Total……….... 38 Gambar 2.4 Hubungan antara Ep, MR, dan TR pada Kurva Permintaan

Linear………. 41

Gambar 2.5 Prosedur Kerja (Kerangka Konseptual)………. 57 Gambar 4.1 Kurva Permintaan untuk Fungsi Permintaan Do : Qdx = 57446,31

–299,8102Px………. 109

Gambar 4.2 Pergeseran Kurva Permintaan Jasa Kereta Api Argo Parahyangan Kelas Eksekutif Bandung-Jakarta Akibat Perubahan Variabel

Iklan (A)……….. 121

Gambar 4.3 Pergeseran Kurva Permintaan Jasa Kereta Api Argo Parahyangan Kelas Eksekutif Bandung-Jakarta Akibat Perubahan Variabel Harga Tiket Travel (Pr) ... 128 Gambar 4.4 Pergeseran Kurva Permintaan Jasa Kereta Api Argo Parahyangan

(13)

1 Yunia Dwi Ningsih,2013

Analisis Model Permintaan Jasa Kereta Api (Kasus Kereta Api Argo Parahyangan Trex Bandung-Jakarta)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Transportasi merupakan bidang kegiatan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Pentingnya transportasi bagi masyarakat Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor antara lain, keadaan geografis Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau kecil dan besar, perairan yang yang terdiri dari sebagian laut, sungai dan danau yang memungkinkan pengangkutan dilakukan melalui darat, perairan, dan udara guna untuk menjangkau seluruh wilayah Indonesia. Hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah peran transportasi dalam perekonomian dan pembangunan. Fungsi dari transportasi diibaratkan sebagai urat nadi perekonomian sebagai fasilitas penunjang pembangunan.

Ketersediaan transportasi berkorelasi positif dengan kegiatan ekonomi dan pembangunan dalam masyarakat. Jasa transportasi mempunyai peranan yang sangat penting bukan hanya melancarkan arus barang dan mobilitas manusia, tetapi jasa transportasi juga membantu tercapainya alokasi sumber daya ekonomi secara optimal, berarti kegiatan produksi dilaksanakan secara efektif dan efisien, kesempatan kerja dan pendapatan masyarakat meningkat, selanjutnya kesenjangan antar daerah dapat ditekan menjadi sekecil mungkin. Peningkatan pendapatan perkapita dan pertumbuhan pembangunan adalah merupakan sasaran pembangunan, dengan demikian fungsi transportasi terhadap perkembangan ekonomi dan pertumbuhan pembangunan sangat positif dan menentukan. Fungsi transportasi dikatakan sebagai “sektor penunjang pembangunan” dan sebagai “sektor pemberi jasa”.

(14)

2

Yunia Dwi Ningsih,2013

Analisis Model Permintaan Jasa Kereta Api (Kasus Kereta Api Argo Parahyangan Trex Bandung-Jakarta)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sistem transportasi yang berupa jaringan jalan, kereta api, serta pelayanan pelabuhan dan bandara yang efisien. angkutan udara, darat, dan laut harus saling terintegrasi dalam satu sistem logistik dan manajemen yang mampu menunjang pembangunan nasional.

Sesuai dengan Undang – undang RI No. 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian, transportasi mempunyai peranan penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi, pengembangan wilayah dan pemersatu wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam rangka mewujudkan wawasan nusantara, serta memperkukuh ketahanan nasional dalam usaha mencapai tujuan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang – undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.

Permintaan jasa transportasi tidak berdiri sendiri, melainkan tersembunyi dibalik kepentingan yang lain. Permintaan akan jasa angkutan, baru akan timbul apabila ada alasan untuk melakukan suatu perjalanan, misalnya keinginan untuk rekreasi, keinginan untuk ke sekolah atau untuk berbelanja, keinginan untuk menengok keluarga yang sakit, dan sebagainya. Pada dasarnya permintaan dan pemilihan pemakai jasa transportasi di pengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu sifat – sifat dari muatan (physical characteristics), determinan harga jasa angkutan itu sendiri, harga jasa angkutan lain, tingkat pendapatan (users), karakteristik dan lain-lain. Hal ini menyebabkan timbulnya berbagai moda, antara lain : Kereta Api, Pesawat, Travel, dan lain – lain.(Hilda Citra, 2010)

(15)

3

Yunia Dwi Ningsih,2013

Analisis Model Permintaan Jasa Kereta Api (Kasus Kereta Api Argo Parahyangan Trex Bandung-Jakarta)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kereta api merupakan salah satu moda transportasi yang mempunyai karakteristik dan keunggulan khusus, terutama dalam kemampuannya untuk mengangkut penumpang secara massal, hemat energi, hemat dalam penggunaan ruang, mempunyai faktor keamanan yang tinggi, tingkat pencemaran yang rendah, adaptif terhadap perubahan teknologi serta lebih efisien dibanding moda transportasi jalan raya untuk jarak jauh dan padat lalu lintas.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas tentang salah satu transportasi yang dapat memenuhi syarat adalah kereta api, dipandang perlu dilakukan suatu analisis tentang permintaan kereta api. Saat ini, angkutan kereta api hanya dilayani oleh PT. Kereta Api Indonesia (Persero), sebuah perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yang mempunyai peran penting dalam meningkatkan jumlah permintaan. Untuk mencapai tujuan itu, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhinya, di antaranya harga tiket kereta api, harga tiket transportasi lain, pelayanan, fasilitas, karakteristik masyarakat dan pendapatan masyarakat. Oleh karena itu, setiap daerah yang berpotensial untuk dijadikan lintas Kereta Api akan dikelola oleh PT. Kereta Api Indonesia (Persero), contohnya adalah kota Bandung yang menjadi daerah wilayah DAOP 2 (Daerah Operasional 2 Bandung).

Tingginya laju urbanisasi di kota – kota besar juga akan berimplikasi pada peningkatan kebutuhan dalam melakukan mobilitas atau pergerakan. Kelancaran pergerakan (aksebilitas) akan melahirkan suatu kelancaran bagi pertukaran kebutuhan penduduk dan akhirnya pada percepatan ekonomi terhadap beberapa pilihan moda transportasi pada pengguna sarana angkutan umum penumpang.

Untuk mendukung lancarnya kegiatan tersebut, DAOP 2 (Daerah Operasional 2 Bandung) telah menyediakan berbagai jenis Kereta Api antara lain Kereta Api Argo Parahyangan jurusan Bandung-Jakarta. Kereta Argo Parahyangan merupakan peleburan dari kereta api Eksekutif Argo Gede dan kereta api Bisnis Eksekutif Parahyangan, yang telah dihentikan pengoprasiannya.

(16)

4

Yunia Dwi Ningsih,2013

Analisis Model Permintaan Jasa Kereta Api (Kasus Kereta Api Argo Parahyangan Trex Bandung-Jakarta)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kereta eksekutif andalan PT. Kereta Api Indonesia (Persero), namun kereta parahyangan pun mulai kembang kempis dengan adanya tol Cipularang pada tahun 2005. Tol Cipularang beroperasi dan tingkat okupansi kereta api Parahyangan menjadi semakin turun. PT. Kereta Api Indonesia (Persero) telah mencoba memberi diskon, namun hasilnya okupansi penumpang masih rendah yakni di bawah 50 persen. Rendahnya okupansi kereta api Parahyangan itu berlaku baik untuk pemberangkatan Bandung maupun Jakarta. Kereta api itu hanya penuh pada weekend saja. Dalam koridor jarak pendek Bandung-Jakarta memang waktu tempuh lebih lama daripada Tol Cipularang, meski pada jam-jam peak hour tentu waktu tempuh kereta api masih unggul. Data terakhir dari PT. Kereta Api Indonesia (Persero), kereta api Parahyangan mengalami kerugian Rp 36 miliar per tahun akibat okupansinya yang tinggal 50 persen. Pada 27 April 2010, setelah lebih kurang 39 tahun melayani koridor Bandung dan Jakarta, kereta api Parahyangan dihentikan operasinya. Sebagai gantinya, PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung meluncurkan kereta api Argo Parahyangan dengan jumlah enam gerbong. Kereta tersebut awalnya merupakan kereta api Argo Gede yang dimodifikasi dengan menambah 1-2 gerbong kereta api Parahyangan.

(17)

5

Yunia Dwi Ningsih,2013

Analisis Model Permintaan Jasa Kereta Api (Kasus Kereta Api Argo Parahyangan Trex Bandung-Jakarta)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

permintaan jasa angkutan penumpang kereta api Argo Parahyangan selama tiga tahun ini memngalami penurunan jumlah penumpang.

Permintaan jasa angkutan kereta api Argo parahyangan saat ini sangat di pengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adanya tol Cipularang pada tahun 2005 yang memeperpendek waktu tempuh Bandung-Jakarta PP, serta semakin meningkatnya jasa transportasi travel point to pint yang bermunculan atau di sebut juga dengan shuttle service, yang berbeda dengan travel antar jemput yang dulu masyakat kenal, shuttle service ini menerapkan konsep ke titik tujuan yang mengakibatkan berkurangnya permintaan jasa kereta api Argo Parahyangan jurusan Bandung-Jakarta. Serta waktu tempuh tol Cipularang yang lebih cepat dapat pula mengakibatkan perpindahan penumpang dari kereta api ke tol menggunakan kendaraan pribadi, travel, dan bus.

Dengan banyaknya jasa travel rute Bandung-Jakarta mengakibatkan penurunan permintaan jasa angkutan penumpang kereta api Argo Parahyangan Jakarta. Persaingan jasa transportasi yang menawarkan rute Bandung-Jakarta saat ini cukup pesat. Setiap jasa transportasi ini memberikan berbagai macam pelayanan serta promosi agar jasa transportasinya dipilih oleh masyarakat.

(18)

6

Yunia Dwi Ningsih,2013

Analisis Model Permintaan Jasa Kereta Api (Kasus Kereta Api Argo Parahyangan Trex Bandung-Jakarta)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 1.1

(19)

7

Yunia Dwi Ningsih,2013

Analisis Model Permintaan Jasa Kereta Api (Kasus Kereta Api Argo Parahyangan Trex Bandung-Jakarta)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dec 20588 0,07

2013

Jan 20686 0,004

72715 24238

Feb 22377 0,08

Mar 29652 0,3

Sumber: Pemasaran Angkutan Pemumpang PT.Kereta Api Indonesia (Persero) DAOP 2 Bandung

Berdasarkan tabel 1.1, dapat diketahui pada kereta api Argo Parahyangan dari bulan April 2010 sampai Maret 2013 mengalami kenaikan dan penurunan jumlah penumpang. Pada bulan April 2010 awal mula Argo Parahyangan beroperasi jumlah penumpang hanya 2788 orang, hal ini dipengaruhi oleh maraknya jasa travel jurusan Bandung-Jakarta yang melalui tol Cipularang dengan jarak tempuh 2 jam sampai 2,5 jam sedangkan dengan Argo Parahyangan waktu tempuh sekitar 3 jam 15 menit. Alasan waktu tempuh yang relatif lebih cepat melalui tol Cipularang ini mengakibatkan masyarakat cenderung memilih jasa travel, sehingga kuantitas permintaan kereta api Argo Parahyangan cenderung sedikit.

Bulan Mei 2010 jumlah penumpang kereta api Argo Parahyangan mulai naik dari awal beroperasi yaitu April 2010 dengan jumlah 2788 penumpang naik sebesar 5,1% menjadi 17149 penumpang. Hal ini salah satunya di pengaruhi oleh iklan yang dilakukan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) dalam mempromosikan Argo Parahyangan di berbagai media. Namun pada bulan Juni mengalami penurunan 856 penumpang, tetapi penurunannya tidak terlalu besar hanya 0,04 % saja.

(20)

8

Yunia Dwi Ningsih,2013

Analisis Model Permintaan Jasa Kereta Api (Kasus Kereta Api Argo Parahyangan Trex Bandung-Jakarta)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dari tabel 1.1 dapat dilihat penurunan jumlah penumpang pada setiap tahunnya,dimana terjadi pada Januari 2011 yaitu 20249 penumpang menjadi 16449 penumpang pada bulan Juni 2012. Dalam jangka 1 tahun dengan bulan yang sama penurunan penumpang berkisar 3800. Penurunan jumlah penumpang ini disebabkan karena kenaikan tarif kereta api Argo Parahyangan pada bulan Januari 2011 sebesar Rp. 60.000,- menjadi Rp. 80.000,- pada bulan Januari 2011. Tarif yang semakin mahal akan menurunkan kuantitas permintaan jasa kereta api Argo Parahyangan. Sebaliknya penurunan tarif dari Rp. 65.000,- menjadi Rp. 60.000,- pada bulan Desember 2010 ke bulan Januari 2011 mengakibatkan kenaikan jumlah penumpang dapat di lihat pada tabel 1.1 kenaikannya dari 15180 menjadi 20249, dengan hanya menurunkan Rp. 500,- saja dapat menaikan jumlah penumpang sebesar 5069 penumpang. Begitupun dengan bulan-bulan lainnya yang mengalami kenaikan dan penurunan jumlah penumpang yang dapat dipengaruhi dari berbagai macam aspek.

Lonjakan penumpang juga terjadi pada tahun 2013 pada bulan Februari sampai Maret. Jumlah penumpang meningkat selam 3 bulan dari 20686 menjadi 29652 persentase kenaikannya dari 0,004% menjadi 0,3%. Hal ini disebabkan adanya longsor di tol Cipularang pada kilometer 100, sehingga perjalanan dari Bandung menuju Jakarta terhambat. Para penumpang yang biasa menggunakan jasa travel yang melaui tol Cipularang dengan adanya kejadian tersebut berpindah memilih jasa kereta api Argo Parahyangan dari Bandung menuju Jakarta. Dari penjelasan tabel 1.1 dapat diketahui bagaimana gambaran permintaan jasa kereta api Argo Parahyangan kelas eksekutif dari bulan April 2010 sampai bulan Maret 2013.

(21)

9

Yunia Dwi Ningsih,2013

Analisis Model Permintaan Jasa Kereta Api (Kasus Kereta Api Argo Parahyangan Trex Bandung-Jakarta)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kereta api Argo Parahyangan dengan beberapa komponen yang dapat mempengaruhi permintaan jasa kereta api tersebut

Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut maka penulis tertarik untuk mengkaji dan meneliti tentang “ANALISIS MODEL PERMINTAAN JASA KERETA API (Kasus Kereta Api Argo Parahyangan Trex Bandung-Jakarta)”

1.2 Rumusan Masalah

Kereta Api merupakan salah satu transportasi yang sangat di minati oleh masyarakat, dikarena ketepatan waktu dan tarifnya yang relatif terjangkau. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis model dari permintaan jasa kereta api. Untuk mengarahkan jalannya penelitian, perlu dirumuskan terlebih dulu masalah yang akan diteliti, agar mempermudah pelaksanaan penelitian sehingga tidak menyimpang dari masalah semula.

Berdasarkan uraian di atas, maka dalam penelitian ini dapat ditarik beberapa pertanyaan sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran permintaan jasa kereta api Argo Parahyangan kelas eksekutif Bandung-Jakarta?

2. Bagaimana model persamaan fungsi permintaan jasa kereta api Argo Parahyangan kelas eksekutif Bandung-Jakarta?

3. Bagaimana dampak perubahan harga tiket (naik atau turun) terhadap permintaan jasa kereta api Argo Parahyangan kelas eksekutif Bandung-Jakarta?

4. Bagaimana analisis pergeseran permintaan jasa kereta api Argo Parahyangan kelas eksekutif Bandung-Jakarta akibat dari perubahan variabel harga tiket travel (Pr), pendapatan (I), dan biaya iklan (A) ?

(22)

10

Yunia Dwi Ningsih,2013

Analisis Model Permintaan Jasa Kereta Api (Kasus Kereta Api Argo Parahyangan Trex Bandung-Jakarta)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1.3 Tujuan penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu:

1. Menganalisis gambaran permintaan jasa kereta api Argo Parahyangan

2. Menganalisis model persamaan fungsi permintaan jasa kereta api Argo Parahyangan

3. Mengetahui dampak perubahan harga tiket (naik atau turun) terhadap permintaan jasa kereta api Argo Parahyangan kelas eksekutif Bandung-Jakarta 4. Menganalisis pergeseran permintaan jasa kereta api Argo Parahyangan kelas

eksekutif Bandung-Jakarta akibat dari perubahan variabel harga tiket travel (Pr), pendapatan (I), dan biaya iklan (A)

5. Mengetahui elastisitas permintaan jasa kereta api Argo Parahyangan kelas eksekutif Bandung-Jakarta

1.4 Manfaat Penelitian

1. Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi PT. Kereta Api Indonesia (Persero)

2. PT. Kereta Api Indonesia (Persero) agar terus dapat meningkatkan mutu dan pelayanan yang lebih baik terhadap konsumen

3. Memberi informasi bagi semua pihak yang tertarik dan berkepentingan dengan masalah ini

(23)

58

Yunia Dwi Ningsih,2013

Analisis Model Permintaan Jasa Kereta Api (Kasus Kereta Api Argo Parahyangan Trex Bandung-Jakarta)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian adalah variabel penelitian, yaitu sesuatu yang merupakan inti dari problematika penelitian (Suharsimi Arikunto, 2010: 118). Objek dalam penelitian ini adalah permintaan jasa kereta api Argo Parahyangan jurusan Bandung-Jakarta kelas eksekutif. Fokus dalam penelitian ini adalah permintaan jasa kereta api Argo Parahyangan dari Bandung menuju Jakarta, yaitu kereta yang berangkat dari stasiun Bandung menuju stasiun Gambir. Komponen dari model permintaan kereta api ini adalah harga tiket kereta Argo Parahyangan, harga tiket jasa subtitusi (tiket travel Cipaganti jurusan Bandung-Jakarta), pendapatan konsumen (pendapatan perkapita masyarakat se-Bandung raya meliputi Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Bandung Barat), dan biaya iklan yang di keluarkan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) berupa data time series periode April 2010 – Maret 2013.

3.2 Metode Penelitian

Metode dalam suatu penelitian diperlukan untuk memecahkan suatu masalah yang diselidiki. Melalui metode penelitian diharapkan akan dapat memilih teknik pengumpulan data yang tepat serta menentukan suatu metode penelitian yang tepat.

(24)

59

Yunia Dwi Ningsih,2013

Analisis Model Permintaan Jasa Kereta Api (Kasus Kereta Api Argo Parahyangan Trex Bandung-Jakarta)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Selanjutnya terkait dengan metode deskriptif ini M. Nasir (2005 : 55) berpendapat bahwa :

“Metode penelitian deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi

yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat akan situasi-situasi tertentu termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena. “

Dalam penelitian ini penulis menganalisis bagaimana model permintaan jasa kereta api Argo Parahyangan kelas Eksekutif Bandung-Jakarta dengan menguraikan data yang ada sehingga dapat menjabarkan bagaimana model fungsi permintaan kereta api Argo Parahyangan kelas Eksekutif Bandung-Jakarta.

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengguna jasa kereta api Argo Parahyangan Bandung-Jakarta. Sedangkan sampel dari penelitian ini adalah pengguna jasa kereta api Argo Parahyangan kelas eksekutif Bandung-Jakarta.

3.4 Operasionalisasi Variabel

Untuk memudahkan penjelasan dan pengolahan, maka variabel-variabel yang akan diteliti dan diukur dalam penelitian ini dijabarkan dalam bentuk konsep empirik dan konsep analitis, seperti terlihat pada tabel 3.1 berikut ini:

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Konsep Teoritis Variabel Definisi Operasional Sumber Data Skala Variabel Dependen

(25)

60

Yunia Dwi Ningsih,2013

Analisis Model Permintaan Jasa Kereta Api (Kasus Kereta Api Argo Parahyangan Trex Bandung-Jakarta)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Nilai jual yang ditetapkan

Harga yang ditawarkan oleh PT Kereta Api Indonesia (Persero), diambil harga tiket kereta Argo Parahyangan kelas eksekutif dengan harga tertinggi di setiap digantikan fungsi dari barang lain tersebut produk subtitusi (harga jasa yang ditawarkan oleh non PT Kereta Api Indonesia

(Persero),yaitu harga travel Cipaganti jurusan Bandung-Jakarta tipe

Jumlah hasil seluruh penerimaan yang

(26)

61

Yunia Dwi Ningsih,2013

Analisis Model Permintaan Jasa Kereta Api (Kasus Kereta Api Argo Parahyangan Trex Bandung-Jakarta)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

buku-buku dan literatur. Data sekunder diperoleh dari bagian pemasaran DAOP (Daerah Operasional) 2 Bandung dan bagian pemasaran kantor pusat PT. Kereta Api Indonesia (Persero) yaitu data jumlah penumpang, harga tiket, dan biaya iklan. Data harga barang atau jasa subtitusi diperoleh dari travel Cipaganti, sedangkan data pendapatan per kapita masyarakat se-Bandung Raya di peroleh dari Badan Pusat Statistika (BPS) Jawa Barat.

3.6 Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan Analisis Regresi Linear Berganda (multiple regression) dengan menggunakan program komputer Econometric Views (EViews) versi 6.0. Tujuan Analisis Regresi Linier Berganda

adalah untuk mempelajari bagaimana eratnya pengaruh antara satu atau beberapa variabel bebas dengan satu variabel terikat. Model analisis ekonometrika yang digunakan adalah sebagai berikut :

Q

DX =

α

0 +

α

1 Px+

α

2 Pr +

α

3 I +

α

4A + e Dimana :

QDX = kuantitas permintaan jasa Ketera Api Argo Parahyangan kelas eksekutif Bandung-Jakarta

α = konstanta

Px = harga dari tiket Ketera Api Argo Parahyangan kelas eksekutif Bandung- Jakarta

Pr = harga dari produk yang berkaitan ( harga tiket travel Cipaganti tipe Hyundai Strartex )

I = pendapatan konsumen se-Bandung Raya (Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung Barat)

A = pengeluaran iklan yang di keluarkan oleh PT. Kereta Api Indonesia e = variabel pengganggu (disturbance term)

(27)

62

Yunia Dwi Ningsih,2013

Analisis Model Permintaan Jasa Kereta Api (Kasus Kereta Api Argo Parahyangan Trex Bandung-Jakarta)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.6.1 Teknik Analisis Data

3.6.1.1Uji Normalitas

Uji signifikansi pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen melalui uji t hanya akan valid jika residual yang kita dapatkan mempunyai distribusi normal.

Ada beberapa metode yang bisa digunakan untuk mendeteksi apakah residual mempunyai distribusi normal atau tidak, yaitu dengan Histogram Residual dan Uji Jarque-Bera.

Histogram Residual merupakan metode grafis yang paling sederhana digunakan untuk mengetahui apakah bentuk dari Probability Distribution Functions (PDF) dari random variabel berbentuk distribusi normal atau tidak. Jika histogram menyerupai distribusi normal maka bisa dikatakan bahwa residual mempunyai distribusi normal.

Uji Jarque-Bera, Uji normalitas residual metode OLS secara formal dapat dideteksi dari motode yang dikembangkan oleh Jarque-Bera (J-B). Metode ini didasarkan pada sampel besar yang diasumsikan syimptotic. Uji statistik dari JB ini menggunakan perhitungan sweness dan Kurtosis.

(Yana Rohaman, 2010) Selain menggunakan perhitungan diatas , dapat juga digunakan aplikasi eviews 6, dengan memasukkan data, kemudian klik view, Residual test, dan pilih

Histogram-Normality test. Dengan ketentuan jika nilai probabilitas ρ dari statistik JB besar atau dengan kata lain jika nilai statistik JB ini tidak signifikan maka kita menerima hipotesis bahwa residual mempunyai distribusi normal karena nilai statistik JB mendekati nol, dan berlaku sebaliknya.

(28)

63

Yunia Dwi Ningsih,2013

Analisis Model Permintaan Jasa Kereta Api (Kasus Kereta Api Argo Parahyangan Trex Bandung-Jakarta)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Uji linieritas digunakan untuk melihat apakah spesifikasi model yang digunakan sudah benar atau tidak, apakah fungsi yang digunakan dalam studi empiris sebaiknya berbentuk linier, kuadrat atau kubik. Serta menguji variabel yang relevan untuk dimasukan dalam model. Untuk menguji linieritas dapat dilihat pada gambar diagram pencar (scattergram) dengan kriteria bahwa apabila plot titik-titik tidak mengikuti pola tertentu berarti model linier, sebaliknya apabila plot titik-titik mengikuti pola aturan tertentu (kuadratik, eksponensial dan sebagainya) maka model non linier. Selain menggunakan diagram pencar untuk menguji Linieritas dapat menggunakan Metode Mackinnon, White, dan Davidson dengan menggunakan bantuan program komputer eviews, sehingga pada akhirnya kita akan membandingkan t statistik dengan t tabel, dan melihat nilai probabilitasnya, katika probabilitas t-statistik < 5% maka signifikan dan model yang sebaikknya digunakan adalah logaritma, tapi ketika probabilitas t statistiknya > 5% maka tidak signifikan, dan model yang sebaikknya digunakan adalah linier.(Yana Rohaman, 2010)

3.6.1.2Pengujian Hipotesis

1. Uji F Statistik (Pengujian Hipotesis Secara Simultan)

Uji F digunakan dengan maksud untuk melihat pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat secara simultan.

Pengujian hipotesis dilakukan dengan mencari nilai Fhitung dengan menggunakan korelasi ganda dan dapat dihitung dengan rumus:

RYXiXj =

Uji signifikansinya dapat dihitung dengan rumus :

F=

Dengan ketentuan sebagai berikut :

(29)

64

Yunia Dwi Ningsih,2013

Analisis Model Permintaan Jasa Kereta Api (Kasus Kereta Api Argo Parahyangan Trex Bandung-Jakarta)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2) Jika Fhitung> Ftabel maka Ho ditolak dan H1 diterima (keseluruhan variabel bebas X berpengaruh terhadap variabel terikat Y).

2. Uji t Statistik (Pengujian Hipotesis Secara Parsial)

Selain pengujian hipotesis secara simultan atau secara keseluruhan pada penelitian ini juga akan dilakukan uji hipotesis secara parsial atau sebagian dengan menggunakan korelasi parsial (tstatistik). Tujuan uji korelasi parsial (tstatistik) ini adalah untuk mengetahui pengaruh atau hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat dimana variabel lain dianggap konstan.

Adapun rumus korelasi parsial yang digunakan adalah sebagai berikut :

2

R = korelasi parsial yang ditemukan n = Jumlah sampel

t = t hitung atau statistik yang selanjutnya dibandingkan dengan t tabel Kriteria untuk menerima atau menolak hipotesis :

H0 diterima apabila t hitung < t tabel atau –t hitung > -t tabel H0 ditolak apabila t hitung> t tabel atau –t hitung < -t tabel

Artinya apabila t hitung<t tabel, maka koefisien korelasi ganda yang dihitung tidak signifikan, dan sebaliknya apabila t hitung>t tabel, maka koefisien korelasi ganda yang dihitung adalah signifikan dan menunjukkan terdapat pengaruh secara simultan.

3. Koefisien Determinasi (R2)

(30)

65

Yunia Dwi Ningsih,2013

Analisis Model Permintaan Jasa Kereta Api (Kasus Kereta Api Argo Parahyangan Trex Bandung-Jakarta)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengujian ini dilakukan untuk mengukur sejauh mana perubahan variabel terikat dijelaskan oleh variabel bebasnya, untuk menguji hal ini digunakan rumus koefisien determinasi sebagai berikut:

R2 =

=

 

2 2

y y

y i yˆ

i (Agus Winarjono, 2007:39)

Nilai R2 berkisar antara 0 dan 1 (0 < R2 < 1), dengan ketentuan sebagai berikut :  Jika R2 semakin mendekati angka 1, maka hubungan antara variabel bebas

dengan variabel terikat semakin erat/dekat, atau dengan kata lain model tersebut dapat dinilai baik.

(31)

144 Yunia Dwi Ningsih,2013

Analisis Model Permintaan Jasa Kereta Api (Kasus Kereta Api Argo Parahyangan Trex Bandung-Jakarta)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai analisis model permintaan jasa kereta api Argo Parahyangan kelas eksekutif Bandung-Jakarta, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Permintaan jasa kereta api Argo Parahyangan kelas eksekutif dari bulan April-Maret 2013 mengalami kenaikan dan penurunan kuantitas penumpang. Hal ini di pengaruhi dari beberapa faktor diantaranya harga tiket yang naik, maraknya jasa travel jurusan Bandung-Jakarta, serta promosi yang kurang.

2. Model fungsi permintaan secara umum dari model permintaan jasa kereta api Argo Parahyangan kelas eksekutif Bandung-Jakarta adalah sebagai berikut: Qdx = -36954,39 - 299,8102Px + 450,5470Pr + 20733,93I + 10,96337A 3. Dampak perubahan harga tiket kereta api Argo Parahyangan kelas eksekutif

Bandung-Jakarta akan mempengaruhi dari kuantitas permintaan yang diminta oleh konsumen. Semakin naik harga tiket Argo Parahyangan akan membuat penumpang enggan untuk menaiki kereta api sehingga penumpang Argo Parahyangan akan menurun begitupun sebaliknya. Analisis ini membuktikan bahwa harga tiket kereta api Argo Parahyangan kelas eksekutif Bandung-Jakarta akan berpengaruh negatif terhadap kuantitas permintaan kereta api Argo Parahyangan.

(32)

145

Yunia Dwi Ningsih,2013

Analisis Model Permintaan Jasa Kereta Api (Kasus Kereta Api Argo Parahyangan Trex Bandung-Jakarta)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Elastisitas permintaan jasa kereta api Argo Parahyangan kelas eksekutif Bandung-Jakarta terhadap harga tiket kereta api Argo Parahyangan kelas eksekutif Epx = 0,45 , harga tiket travel Epr = 0,7, pendapatan EI = 0,78, dan biaya iklan EA = 0,05. Sehingga keseluruhan variabel bersifat inelastik terhadap permintaan jasa kereta api Argo Parahyangan Bandung-Jakarta. Artinya Permintaan jasa kereta api Argo Parahyangan kelas eksekutif Bandung-Jakarta (Qdx) tidak peka terhadap harga tiket Argo Parahyangan kelas eksekutif (Pr), harga tiket travel (Px), pendapatan (I), dan biaya iklan (A).

5.2 Saran

1. PT. Kereta Api Indonesia (Persero) harus mendukung faktor-faktor yang mendukung permintaan maupun pendukung lain (meningkatkan kualitas pelayanan, meningkatkan fasilitas, faktor keamanan dan keselamatan, kemudahan mendapatkan tiket, dan ketepatan waktu) untuk menjaga agar permintaan jasa kereta api terus meningkat dan lebih unggul dibandingkan dengan jasa subtitusi lainnya (travel, bus, pesawat,dll).

2. Dengan adanya model permintaan jasa kereta api Argo Parahyangan kelas eksekutif Bandung-Jakarta diharapkan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) dapat mensimulasikan model ini untuk memprediksi permintaan jasa kereta api di setiap bulan atau tahunnya.

3. Harga tiket kereta berpengaruh negatif terhadap permintaan, sehingga dalam hal tarif PT. Kereta Api Indonesia (Persero) diusahakan lebih rendah di bandingkan tarif angkutan lain. Jika harga tiket dinaikkan, hendaknya PT. Kereta Api Indonesia (Indonesia) memperhatikan beberapa hal diantaranya pendapatan masyarakat, yang diimbangi kualitas pelayanan yang diberikan. 4. Pengaruh dari variabel harga travel, pendapatan, dan biaya iklan yang bersifat

(33)

146

Yunia Dwi Ningsih,2013

Analisis Model Permintaan Jasa Kereta Api (Kasus Kereta Api Argo Parahyangan Trex Bandung-Jakarta)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tertarik untuk memilih jasa kereta api di bandingkan dengan transportasi lainnya.

5. Permintaan jasa kereta api Argo Parahyangan kelas eksekutif Bandung-Jakarta merupakan permintaan yang inelastis, sehingga PT. Kereta Api Indonesia (Persero) boleh menaikkan harga tiket Argo Parahyangan kelas eksekutif Bandung-Jakarta dengan taraf yang wajar, tidak terlalu tinggi dalam menaikkan harga tiket agar kuantitas permintaan tidak menurun.

6. PT. Kereta Api Indonesia dapat mencoba trex baru seperti Bandung menuju Cengkareng (Bandara Soekarno-Hatta), dengan menggunakan jasa kereta api Argo Parahyangan dan dapat dilanjutkan dengan kereta menuju Cengkareng atau bekerja sama dengan jasa transportasi lain seperti DAMRI untuk melanjutkan pejalanan penumpang menuju Bandara Soekarno-Hatta. Dengan trobosan ini diharapkan kuantitas permintaan jasa kereta api akan meningkat. 7. Bagi konsumen dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat lebih cermat

dalam memilih jasa transportasi.

8. Untuk penelitian berikutnya, sebaiknya menggunakan data tahunan dikarenakan data bulanan yang relatif sama sehingga di khawatirkan adanya kesalahan.

(34)

147 Yunia Dwi Ningsih,2013

Analisis Model Permintaan Jasa Kereta Api (Kasus Kereta Api Argo Parahyangan Trex Bandung-Jakarta)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita, Raharjo (2010). Dasar-dasar Ekonomi Transportasi.Yogyakarta: Graha Ilmu

Ahman, Eeng dan Rohmana, Yana (2007). Pengantar Teori Ekonomi Mikro . Bandung : Laboraturium Ekonomi dan Koperasi

Arikunto, Suharsimi. (edisi revisi 2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Bangun, Wilson (2010). Teori Ekonomi Mikro. Bandung : Refika Aditama Bagian Pemasaran PT. Kereta Api Indonesia (Persero) DAOP II Bandung

Salvatore, Dominic (2005). Manajerial Economics, Ekonmi Manajerial dalam Perekonomian Global.Jakarta : Salemba Empat

Gaspersz, Vincent (2003). Ekonomi Manajerial Pembuatan Keputusan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

Gujarati, Damodar. (1998). Ekonometrika Dasar . Jakarta: Erlangga Gujarati, Damodar. (2001). Ekonometrika Dasar . Jakarta: Erlangga

Badan Pusat Statistika. (2011). Jawa Barat dalam Angka. Bandung : BPS Jabar Nazir, Moh. (2005). Metode Penelitian. Bogor : Ghalia Indonesia.

Rohmana, Yana. (2010). Ekonometrika Teori dan Aplikasi dengan Eviews. Bandung: Laboratorium Pendidikan Ekonomi dan Koperasi FPEB UPI Sadono Sukirno (2005). Pengantar Teori Mikro Ekonomi. Edisi ketiga.Jakarta :

Raja Grafindo Persada

Samuelson, P Dan Nordhaus, W. (2003). Ilmu Mikro-Ekonomi Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta : PT. Media Global Edukasi.

Suhartati, Tati dan Fathorrozi (2003). Teori Ekonomi Mikro Dilengkapi Berbagai Bentuk Fungsi Produksi. Bandung : Salemba Empat

Siregar, Syofian. (2010). Statistika Deskriptif untuk Penelitian Dilengkapi Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17. Jakarta : PT. Raja

(35)

148

Yunia Dwi Ningsih,2013

Analisis Model Permintaan Jasa Kereta Api (Kasus Kereta Api Argo Parahyangan Trex Bandung-Jakarta)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Undang-Undang Republik Indonesia (2007). Undang-Undang republic Indonesia Nomor 23 tahun 2007 tentang Perkeretaapian. Departemen perhubungan Direktorat jendral Perkeretaapian

Winarjono Agus. (2007). Ekonometrik Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Ekonosia FE UII.

Jurnal :

Hilda, Citra (2010). Analisis permintaan Jasa Kereta Api. Semarang : Universitas Dipenogoro

Skripsi :

Wahidin, Akbar (2005). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jasa Transportasi Bus Kota Damri Kelas Ekonomi. Bandung : Universitas

Pendidikan Indonesia

Internet:

www.kereta-api.co.id

http://www.stasiunbandung.com/jadwal-kereta-api/jadwal-argo-parahyangan/ http://id.wikipedia.org/wiki/Kereta_api_Parahyangan#Penurunan_dan_Penghentia

n_Operasi

http://info-travel-bandung-jakarta.blogspot.com/2009/09/x-trans-telepon-promenade-jl.htm

http://id.wikipedia.org/wiki/Kereta_Api_Indonesia#Kereta_penumpang http://id.wikipedia.org/wiki/Kereta_api_Argo_Gede

(36)

149

Yunia Dwi Ningsih,2013

Analisis Model Permintaan Jasa Kereta Api (Kasus Kereta Api Argo Parahyangan Trex Bandung-Jakarta)

Gambar

Tabel 4.14Perbandingan Antara t-hitung dengan t-tabel......................................
Gambar 2.1 Kurva permintaan….......................................................................
Tabel 1.1 Jumlah Penumpang Kereta Api Argo Parahyangan Kelas Eksekutif
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel

Referensi

Dokumen terkait

Dimensi layanan jasa manakah yang paling erat hubungannya dengan tingkat kepuasan penumpang KA Eksekutif Argo Lawu3. Untuk mengetahui tingkat kepuasan penumpang terhadap layanan jasa

Teknik Sipil Universitas Kristen Maranatha, penyusunan Tugas Akhir yang.. berjudul “ STUDI TINGKAT OKUPANSI KERETA API

Pada tugas akhir ini dipelajari mengenai Load Factor untuk mengetahui tingkat okupansi kereta api Argo Gede.. Metoda yang dipakai adalah dengan melakukan analisis Load Factor

Jasa angkutan kereta api di Indonesia saat ini dikelola oleh sebuah perusahaan persero yaitu PT Kereta Api Indonesia (PT KAI). Meskipun sebagai satu-satunya perusahaan pengelola

Gambar 4.3 Pergeseran Kurva Permintaan Jasa Kereta Api Argo Parahyangan Kelas Eksekutif Bandung-Jakarta Akibat Perubahan Variabel Harga Tiket Travel (Pr) ... 128 Gambar 4.4

Kereta Api (Persero) untuk pelayanan kenyamanan diatas KA Parahyangan kelas Eksekutif sudah cukup baik, namun dalam pelaksanaanya sering tidak sesuai, sebaiknya sebelum KA berangkat

Building Science diterapkan melalui perencanaan ruang dalam dan luar pada Museum Kereta Api, metode sebagai penyelesaian masalah menggunakan metode kualitatif dengan pengumpulan data

Probabilitas Perpindahan Penumpang Transportasi Massal Berbasis Rel Studi Kasus Kereta Api Argo Parahyangan Terhadap Kereta Cepat Jakarta-Bandung.. Ge-STRAM: Jurnal Perencanaan dan