i Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK
Penelitian ini berjudul hubungan antara persepsi tentang kualitas pelayanan dan loyalitas pengguna jasa kereta api argo gede di Bandung. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran hubungan antara persepsi tentang kualitas pelayanan dan loyalitas pengguna jasa kereta api argo gede di Bandung.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian korelasional rank Spearman yang mengukur hubungan dua variabel berskala ordinal, yaitu persepsi tentang kualitas pelayanan dan loyalitas pengguna jasa Kereta Api Argo Gede. Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner. Kuesioner persepsi tentang kualitas pelayanan yang terdiri atas dimensi tangibles, reliability, responsiveness, assurance dan empathy, yang didasarkan pada teori kualitas pelayanan dari Zeithaml (2000) dengan validitas berkisar antara 0,308– 0,837 dan reliabilitas 0,737. Kuesioner loyalitas konsumen dibuat berdasarkan pada teori loyalitas dalam perspektif attitudes-behavioral dari Jill Griffin (2003) dengan validitas berkisar antara 0,460-0,676 dan reliabilitasnya 0,728. Sampel penelitian ini adalah konsumen yang sedang menggunakan jasa KA Argo Gede dan konsumen yang sudah pernah menggunakan jasa KA Argo Gede di Bandung.
Berdasarkan pengolahan data secara statistik didapatkan nilai koefisien korelasi sebesar 0,401, yang dapat diartikan bahwa terdapat hubungan signifikan yang moderat antara antara persepsi tentang kualitas pelayanan dan loyalitas pengguna jasa Kereta Api Argo Gede di Bandung. Pada umumnya konsumen memiliki persepsi sesuai terhadap kualitas pelayanan KA Argo Gede, namun terdapat beberapa aspek kualitas pelayanan KA Argo Gede yang dipersepsi kurang sesuai oleh konsumen, terutama dalam hal: ketepatan waktu dalam jadwal keberangkatan dan kedatangan, ketersediaan ruang tunggu yang bersih dan nyaman bagi konsumen, Kemampuan karyawan dalam menanggapi keluhan konsumen. indikator tersebut harus menjadi agenda prioritas untuk ditingkatkan sebagai upaya perbaikan kualitas pelayanan oleh PT Kereta Api Indonesia.
v Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI
Abstrak ... i
Kata Pengantar ... ii
Daftar Isi ... v
Daftar Bagan ... ix
Daftar Tabel ... x
Daftar Lampiran ... xi
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah ... 1
1.2Identifikasi Masalah ... 10
1.3Maksud & Tujuan Penelitian ... 10
1.4Kegunaan Penelitian ... . 11
1.4.1 Kegunaan Teoritis ... .. 11
1.4.2 Kegunaan Praktis ... . 11
1.5Kerangka Pikir ... .. 11
1.6Asumsi ... .. 19
1.7Hipotesis Penelitian ... .. 19
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persepsi Konsumen ... 20
2.1.1 Pengertian Persepsi Konsumen ... 20
2.1.2 Proses Pembentukan Persepsi Konsumen ... 21
vi Universitas Kristen Maranatha
2.2 Teori Tentang Jasa ... .. 23
2.2.1 Pengertian Jasa ... .. 23
2.2.2 Karakteristik Jasa ... .. 23
2.2.3 Dimensi kualitas Pelayanan Jasa ... .. 24
2.2.4 Strategi Dalam Meningkatkan Kualitas Pelayanan Jasa .... .. 27
2.3 Perilaku Konsumen ... .. 28
2.3.1 Definisi Perilaku Konsumen dan keputusan Membeli ... .. 28
2.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen.... .. 30
2.3.3 Pengambilan Keputusan Membeli ... .. 33
2.3.3.1 Tahapan Keputusan Membeli ... .. 34
2.3.3.2 Model Keputusan Membeli ... .. 35
2.4 Loyalitas Konsumen... .. 41
2.4.1 Pengertian Loyalitas Konsumen ... .. 41
2.4.2 Perspektif Loyalitas Konsumen ... .. 44
2.4.3 Pengukuran Loyalitas Konsumen ... .. 47
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ... 49
3.2 Variabel Penelitian & Definisi Operasional ... 50
3.2.1 Variabel penelitian ... 50
3.2.2 Definisi Operasional ... 50
vii Universitas Kristen Maranatha
KA Argo Gede ... 51
3.3 Alat Ukur ... 52
3.3.1 Alat Ukur Persepsi Tentang kualitas Pelayanan ... 52
3.3.2 Alat Ukur loyalitas Konsumen ... 54
3.3.3 Data Penunjang ... 55
3.4 Validitas & Reliabilitas Alat Ukur ... 55
3.4.1 Validitas Alat Ukur ... 56
3.4.2 Reliabilitas Alat Ukur ... 57
3.5 Populasi Sasaran dan Teknik Sampling ... 58
3.5.1 Populasi Sasaran ... 58
3.5.2 Karakteristik Sampel ... 58
3.5.3 Teknik Pengambilan Sampel... 58
3.6 Teknik Analisis ... 59
3.7 Hipotesis Statistik ... 60
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 HASIL PENELITIAN ... 61
4.1.1 Gambaran Umum Responden ... 61
4.1.1.1 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 61
4.1.1.2 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Usia .... 62
4.1.1.3 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Profesi 62
viii Universitas Kristen Maranatha 4.1.1.5 Gambaran Umum Responden Berdasarkan
Frekuensi Menggunakan KA Argo Gede ... 64
4.1.2 Hasil Perhitungan Statistik ... 64
4.1.3 Gambaran Persepsi Konsumen KA Argo Gede ... 65
4.1.4 Gambaran Loyalitas Konsumen KA Argo Gede ... 66
4.1.5 Tabulasi Silang Antara Loyalitas dan Persepsi Konsumen Terhadap Pelayanan KA Argo Gede ... 67
4.2 PEMBAHASAN ... 69
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 75
5.2 Saran ... 76
5.2.1 Saran Bagi Penelitian Lanjutan ... 76
5.2.2 Saran guna Laksana ... 76 Daftar Pustaka
ix Universitas Kristen Maranatha DAFTAR BAGAN
Bagan Judul Halaman
1.1 2.1 3.1
Bagan Kerangka pikir
Model Sederhana Keputusan Membeli Skema Rancangan Penelitian
x Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL
Tabel Judul Halaman
3.1 3.2
Aspek dan nomor item kuesioner persepsi Aspek dan nomor item kuesioner loyalitas
52 54 4.1 Kelompok responden berdasarkan jenis kelamin 61 4.2 Kelompok responden berdasarkan usia 62 4.3 Kelompok responden berdasarkan profesi 62 4.4 Kelompok responden berdasarkan penghasilan 63 4.5 Kelompok responden berdasarkan frekuensi
menggunakan KA Argo Gede
64
4.6 Hasil uji statistik hubungan antara persepsi dan loyalitas
64
4.7 Gambaran persepsi tentang kualitas pelayanan KA Argo Gede
65
4.8 Gambaran loyalitas konsumen KA Argo Gede 66 4.9 Tabulasi silang antara loyalitas dan persepsi
terhadap kualitas pelayanan
xi Universitas Kristen Maranatha DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A Kata pengantar kuesioner LAMPIRAN B Angket data umum responden
LAMPIRAN C Kuesioner persepsi tentang kualitas pelayanan LAMPIRAN D Kuesioner loyalitas pengguna jasa KA Argo Gede LAMPIRAN 1 Tabel induk persepsi tentang kualitas pelayanan LAMPIRAN 2 Tabel induk loyalitas pengguna jasa KA Argo Gede LAMPIRAN 3 Tabel hasil validitas alat ukur persepsi
LAMPIRAN 4 Tabel hasil validitas alat ukur loyalitas
LAMPIRAN 5 Tabel Rata-rata skor persepsi tentang kualitas pelayanan LAMPIRAN 6 Tabel Rata-rata skor loyalitas
LAMPIRAN A
KATA PENGANTAR
Salam hormat,
Saya adalah mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha, Bandung.
Saat ini saya sedang melakukan suatu penelitian mengenai hubungan antara persepsi
tentang kualitas pelayanan dan loyalitas pengguna jasa KA Argo Gede di Bandung.
Oleh karena itu saya bermaksud untuk mengambil data dalam rangka penelitian ini.
Saya sangat mengharapkan kesediaan Saudara untuk berpartisipasi dalam pengisian
angket/kuesioner ini. Harapan saya, partisipasi Saudara dapat memberikan manfaat
dan mendukung kesuksesan penelitian ini.
Setiap jawaban Saudara bersifat RAHASIA dan hanya akan digunakan dalam rangka
penelitian ilmiah ini. Oleh karena itu, saya harapkan Saudara dapat memberikan
jawaban yang jujur dan selengkap mungkin.
Akhir kata, saya mengucapkan terima kasih kepada Saudara yang telah bersedia
untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.
Bandung, 2008
LAMPIRAN B
5. Informasi tentang kereta api Argo Gede : ( ) teman
( ) keluarga ( ) iklan
( ) lainnya, yaitu ……….
6. Seberapa sering anda menggunakan jasa kereta api Argo Gede : ( ) seminggu dua kali
LAMPIRAN C
Petunjuk : Berilah tanda ( √ )pada kolom isian yang telah disediakan, pilihlah jawaban yang paling anda anggap sesu
Sangat Sesuai Tidak Sangat
No Pernyataan Sesuai Sesuai Tidak
Sesuai 1 Lokasi perusahaan yang mudah dijangkau
2 Penataan interior dan layout loket penjualan tiket yang baik 3 Tersedia ruang tunggu yang bersih dan nyaman
4 Gerbong KA Argo Gede terlihat bersih dan nyaman 5 Ketersediaan fasilitas parkir yang memadai
6 Tersedia fasilitas audio dan video yang baik di dalam gerbong
7 Karyawan memberikan informasi yang akurat mengenai KA Argo Gede 8 Jadwal keberangkatan dan kedatangan sesuai dengan yang tertera di tiket
9 Terdapat petugas keamanan di KA Argo Gede untuk menunjang keamanan bagi konsumen
10 Karyawan mampu memberikan kenyamanan dalam melayani konsumen 11 Konsumen terjamin keselamatannya selama menggunakan KA Argo Gede
12 Karyawan sigap dalam memberikan layanannya
13 Karyawan dapat dengan cepat mencari informasi yang diperlukan konsumen 14 Karyawan dengan cepat membantu konsumen yang mengalami kesulitan
15 Karyawan memiliki pengetahuan yang baik tentang KA Argo Gede
16 Penjelasan karyawan mengenai informasi KA Argo Gede mudah dimengerti konsumen
17 Karyawan memberikan senyuman ketika melayani konsumen 18 Karyawan terlihat meyakinkan dalam mengoperasikan komputer
19 Karyawan meluangkan waktu yang cukup dalam melayani konsumen 20 Karyawan mampu menanggapi keluhan konsumen dengan baik 21 Perusahaan memberikan kemudahan mengakses tiket KA Argo Gede
LAMPIRAN D
KUESIONER LOYALITAS
Pertanyaan di bawah ini berhubungan dengan Loyalitas pengguna kereta api Argo
Gede PT. Kereta Api Indonesia (KAI) Bandung.
Petunjuk : Berilah tanda ( √ ) pada kolom isian yang telah disediakan sesuai
dengan yang anda paling anggap benar.
Keterangan :
1 Saya merasa lebih nyaman menggunakan KA Argo gede daripada jenis jasa angkutan darat lainnya
2 Saya bangga menggunakan KA Argo Gede
3 Saya akan mengatakan kepada orang-orang terdekat mengenai fasilitas KA Argo gede
4 Saya lebih memilih menggunakan KA Argo Gede daripada jenis angkutan darat lainnya
5 Saya akan memilih jasa KA Argo Gede sebagai prioritas utama dibanding jasa lainnya
6 Saya menggunakan jasa KA Argo Gede ketika bepergian ke Jakarta
7 Saya mengumpulkan tiket KA Argo Gede sampai jumlah tertentu untuk ditukarkan dengan tiket gratis
8 Saya mengajak teman atau relasi untuk menggunakan KA Argo Gede
9 Saya akan tetap menggunakan KA Argo Gede dan enggan mencoba jenis jasa lainnya
10
Tabel Induk Persepsi tentang kualitas pelayanan
68 3 3 3 4 2 3 4 1 2 3 3 3 3 4 2 3 4 1 3 4 3 60
69 4 2 1 2 4 4 4 2 2 2 4 2 3 3 4 4 3 2 2 2 2 73
70 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 73
71 2 3 2 2 1 3 3 1 4 2 3 3 3 3 1 2 3 2 3 1 3 57
72 3 4 1 2 2 3 2 2 3 2 3 4 2 4 2 3 2 2 3 1 4 63
73 4 2 2 2 3 4 2 2 3 2 4 2 2 4 4 4 2 2 3 2 3 57
74 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 2 3 68
75 2 1 1 2 3 2 3 1 3 1 2 1 2 2 3 2 3 2 2 1 2 64
Tabel Induk Loyalitas
58 3 2 3 2 3 3 3 2 1 3 25
59 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 37
60 3 3 3 2 2 3 4 2 3 3 28
61 4 2 3 3 4 4 3 2 2 2 29
62 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 37
63 1 3 2 3 1 3 3 2 3 3 24
64 3 4 2 4 2 3 2 3 3 4 30
65 4 2 2 4 4 3 2 2 3 1 27
66 3 3 2 4 3 3 2 3 3 2 28
67 2 1 2 2 3 2 3 2 2 2 21
68 3 3 3 4 2 3 3 2 3 4 30
69 3 2 4 3 2 3 2 3 2 3 27
70 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 37
71 3 2 3 2 2 3 3 2 2 3 25
72 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 38
73 4 3 4 3 3 2 4 2 4 3 32
74 4 2 3 3 2 4 3 4 3 1 29
75 3 2 3 2 3 3 3 2 1 3 25
Tabel hasil validitas Kuesioner persepsi tentang kualitas pelayanan
no. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 total
1 2 1 1 2 3 2 3 1 3 1 2 1 2 2 3 2 3 2 2 1 2 41
2 3 4 3 4 2 3 4 2 2 2 3 4 3 3 4 3 4 2 3 4 3 65
3 2 3 1 2 2 3 2 1 2 2 3 4 4 2 2 3 2 3 2 2 2 49
4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 75
5 4 4 2 4 2 3 4 2 2 3 3 3 3 4 4 4 4 2 2 2 2 63
6 3 4 4 3 3 4 4 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 70
7 4 3 4 3 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 3 4 4 2 4 3 3 73
8 4 2 2 4 2 3 4 1 2 1 3 2 3 3 2 3 3 4 3 1 3 55
9 3 2 1 4 3 4 4 2 3 4 3 2 4 4 4 3 4 2 1 2 1 60
10 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 2 3 75
11 3 3 3 4 2 3 4 1 2 3 3 3 3 4 2 3 4 1 3 4 3 61
12 4 2 1 2 4 4 4 2 2 2 4 2 3 3 4 4 3 2 2 2 2 58
13 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 77
14 2 3 2 2 1 3 3 1 4 2 3 3 3 3 1 2 3 2 3 1 3 50
15 3 4 1 2 2 3 2 2 3 2 3 4 2 4 2 3 2 2 3 1 4 54
16 4 2 2 2 3 4 2 2 3 2 4 2 2 4 4 4 2 2 3 2 3 58
17 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 2 3 69
18 4 4 2 4 4 4 3 3 4 1 4 4 2 4 4 4 3 4 2 3 2 69
19 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 2 3 4 3 3 2 71
20 4 4 3 4 4 3 2 2 4 2 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 70
total 67 62 51 65 58 69 68 43 61 48 68 62 64 68 64 65 65 56 57 47 55 1263
rhit 0.603 0.567 0.837 0.67 0.542 0.671 0.418 0.796 0.453 0.491 0.706 0.544 0.506 0.457 0.542 0.467 0.453 0.503 0.55 0.652 0.308
rtab 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444
Tabel hasil validitas Kuesioner loyalitas
no. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 total
1 3 3 2 4 3 3 2 3 3 2 28
2 2 1 2 2 3 2 3 2 2 2 21
3 3 3 3 4 2 3 3 2 3 4 30
4 3 2 4 3 2 3 2 3 2 3 27
5 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 37
6 3 2 3 2 2 3 3 2 2 3 25
7 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 38
8 4 3 4 3 3 2 4 2 4 3 32
9 4 2 3 3 2 4 3 4 3 1 29
10 3 2 3 2 3 3 3 2 1 3 25
11 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 37
12 3 3 3 2 2 3 4 2 3 3 28
13 4 2 3 3 4 4 3 2 2 2 29
14 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 37
15 1 3 2 3 1 3 3 2 3 3 24
16 3 4 2 4 2 3 2 3 3 4 30
17 4 2 2 4 4 3 2 2 3 1 27
18 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 34
19 4 4 2 4 3 4 3 4 2 4 34
20 4 3 2 3 2 3 2 3 2 3 27
total 66 55 60 65 57 64 62 56 56 58 599
rhit 0.556809 0.642242 0.641862 0.553884 0.676586 0.54755 0.604552 0.645473 0.658434 0.460847
rtab 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444
Tabel Rata-rata skor Kualitas pelayanan
Keterangan :
Total Rata-rata Persepsi tentang
Tabel Rata-rata skor loyalitas
Ite
m SL S J TP Total
Skor
Nilai rata-rata
1 31 36 6 2 246 3,28
2 6 38 25 6 194 2,59
3 28 27 20 - 233 3,11
4 34 22 19 - 240 3,20
5 20 26 27 2 214 2,85
Nilai rata-rata attitudes 3,01 6 21 43 11 - 235 3,13
7 26 33 16 - 235 3,13
8 14 24 37 - 202 2.69
9 18 31 21 5 212 2.83
10 19 34 15 7 215 2.87
Nilai rata-rata behavior 2.93
Total Rata-rata Loyalitas 2.97
Keterangan : SL : Selalu S : Sering
J : Jarang
Tabulasi silang antara aspek pelayanan dan jenis loyalitas Jenis Loyalitas
Aspek Kualitas Pelayanan
premium latent inertia lemah
1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1. Latar Belakang Masalah
Perkembangan dunia usaha saat ini telah mengalami kemajuan yang cukup
cepat, baik itu perkembangan usaha yang bergerak di bidang manufaktur maupun di
bidang jasa. Persaingan di dunia usaha sebagai salah satu dampak dari kemajuan di
bidang perekonomian yang semakin ketat, oleh sebab itu keberadaan suatu
perusahaan akan sangat ditentukan oleh keberhasilan perusahaan tersebut mengatasi
persaingan yang ada. Adanya kompetisi seperti itu menimbulkan dampak positif bagi
organisasi atau perusahaan, mereka bersaing dalam memberikan layanan melalui
berbagai cara, teknik, dan metoda yang dapat menarik lebih banyak orang
menggunakan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan.
PT. Kereta Api Indonesia (KAI) adalah salah satu bentuk perusahaan yang
bergerak di bidang jasa. Perusahaan ini memberikan pelayanan jasa kepada
masyarakat yang membutuhkan pelayanan jasa transportasi. Perusahaan ini
menawarkan pelayanan jasa angkutan darat, terutama yang membutuhkan kecepatan
dan kenyamanan dalam perjalanannya. Jasa angkutan yang ditawarkan antara lain,
pelayanan kereta api dengan kelas ekonomi, bisnis, dan eksekutif (kereta “Argo”).
Persaingan antar moda transportasi, kini telah menjelma menjadi ancaman
2
Universitas Kristen Maranatha
transportasi udara di rute jarak jauh, dan kini Argo gede mendapat ancaman serupa
dari transportasi darat pengguna tol Cipularang.
Situasi stasiun Gambir dan Bandung pada setiap akhir pekan tahun ini, sangat
berbeda dibandingkan dengan situasi beberapa tahun lalu. Antrian panjang tiket
Kereta Api (KA) Argo Gede yang dahulu merupakan pemandangan umum setiap
akhir pekan, kini tak dijumpai lagi. Kondisi ini berlangsung sejak tol Cipularang
(Cikampek-Purwakarta-Padalarang) menjadi alternatif sarana transportasi
Jakarta-Bandung. Keberadaan tol yang disambut hangat berbagai pihak ini, ternyata
berdampak negatif bagi PT KAI, yakni berupa turunnya jumlah penumpang KA.
Tercatat selama tol Cipularang beroperasi, PT KAI mengalami penyusutan
penumpang sedikitnya 40% dari koridor Jakarta-Bandung. (Sumber:
www.kppu.go.id).
Tentu, PT KAI tidak dapat menyalahkan pergerakan efisiensi transportasi lain
sebagai biang keladi turunnya kinerja, sementara PT KAI sendiri minim melakukan
perbaikan. PT KAI tidak dapat menyalahkan perang tarif transportasi udara sebagai
penyebab kekalahan di rute jarak jauh, karena transportasi udara bergerak dalam
kerangka efisiensi melalui konsep low cost. Mereka juga tak bisa menyalahkan tol
Cipularang sebagai biang keladi penurunan konsumen, karena hal tersebut akan
menjadi alasan lucu mengingat tol Cipularang bergerak dalam koridor bisnis modern,
yakni inovasi dan efisiensi.
Efisiensi adalah kunci keberhasilan transportasi lain dalam menghadirkan jasa
3
Universitas Kristen Maranatha
efisiensi, maka persaingan antar moda transportasi akan terus menjadi hantu bagi PT
KAI. Pemetaan kembali posisi KA dalam persaingan transportasi, harus menjadi
langkah awal upaya efisiensi PT KAI, terutama menyangkut dua parameter utama
kinerja transportasi di mata konsumen, yakni waktu tempuh dan tarif perjalanan.
Dalam kasus Argo gede, segmen konsumennya adalah menengah ke atas yang
tidak sensitif terhadap harga, tetapi lebih menekankan pentingnya waktu perjalanan.
Di rute Bandung-Jakarta, pilihan pertama segmen tersebut jatuh pada transportasi
udara. Sayangnya, daya angkut transportasi udara terbatas.
Sebelum tol Cipularang beroperasi, pilihan berikutnya adalah KA dengan
waktu tempuh 3 jam. Setelah itu, transportasi darat dengan waktu tempuh 4-5 jam.
Dengan keterbatasan daya angkut transportasi udara dan lamanya waktu tempuh
transportasi darat, maka KA menjadi pemegang posisi dominan.
Sayangnya, dalam posisi tersebut PT KAI tidak terdorong untuk melakukan
inovasi yang bertujuan menjaga loyalitas konsumen. Keterlambatan menjadi hal yang
biasa ditemui. Fasilitas KA pun sangat minim, bahkan kondisinya terus menurun.
PT KAI terjebak pada perilaku pemegang posisi dominan, dan merasa akan
tetap menjadi pilihan konsumen, meskipun dengan tingkat layanan yang rendah. PT
KAI seolah mengatakan “take it or leave it” untuk jasa yang ditawarkannya. Fakta
menunjukkan bahwa ketiadaan keunggulan transportasi lain di sisi waktu, menjadi
alasan konsumen “terpaksa” menggunakan PT KAI. Akibat kondisi ini, maka migrasi
konsumen KA tinggal menunggu waktu munculnya transportasi lain yang
4
Universitas Kristen Maranatha
Itulah yang terjadi saat ini. Tol Cipularang yang memangkas waktu tempuh
Jakarta-Bandung menjadi hanya 2 jam, membuat transportasi darat ini menjadi
pesaing KA. Konsumen lebih terjamin dari sisi waktu dengan menggunakan moda
transportasi lain ketimbang KA.
Di sisi lain, tarif Argo gede, yaitu sekitar Rp 75.000, yang akhirnya
diturunkan menjadi Rp 55.000, masih relatif lebih mahal dibandingkan transportasi
darat lainnya (bus dan jasa travel, yaitu tarif rata-rata Rp 50.000. Akibatnya, dapat
dipastikan bahwa value (waktu dan tarif) yang ditawarkan moda transportasi darat
lain lebih unggul.
Bagi konsumen, pelayanan jasa KA Argo gede yang diberikan oleh PT. KAI
diharapkan dapat memenuhi kebutuhannya. Pelayanan akan dinilai konsumen sesuai
atau tidak sesuai dengan kebutuhannya, pada akhirnya dapat mempengaruhi
keputusannya untuk menggunakan atau tidak menggunakan jasa dari perusahaan
tersebut. Jika kualitas pelayanannya memenuhi harapan konsumen, maka konsumen
akan merasakan kepuasan dan jika kualitas pelayanannya melebihi harapan, maka
konsumen akan merasa sangat puas terhadap jasa KA Argo gede dan melakukan
tindakan pembelian yang berulang-ulang. Sebaliknya, jika kualitas pelayanannya
tidak sesuai dengan harapan konsumen, maka konsumen akan merasakan
ketidakpuasan terhadap jasa yang ditawarkan dan memunculkan kemungkinan bagi
konsumen untuk berhenti menggunakan jasa yang ditawarkan (Philip Kotler, 2002).
Kereta api Argo gede hanyalah penggalan episode dari dampak persaingan
5
Universitas Kristen Maranatha
PT KAI selain harus membangun daya saing untuk mempertahankan konsumen yang
loyal serta meraih kembali konsumen yang bermigrasi.
Loyalitas konsumen merupakan suatu aset yang tak ternilai harganya bagi
perusahaan. Dengan konsumen yang loyal, pemasar bisa duduk manis dan uang pun
akan mengalir disebabkan pembelian berulang yang dilakukan konsumen. Konsumen
yang loyal akan memberikan keuntungan yang lebih baik bagi perusahaan. Loyalitas
konsumen adalah muara yang sebenarnya dari rangkaian aktivitas pemasaran, bukan
kepuasan konsumen. Kesimpulan ini dikuatkan oleh kenyataan bahwa konsumen
yang puas tak menjamin akan melakukan pembelian berulang (repeat purchase),
konsumen yang loyal akan melakukannya. (sumber : majalah SWA edisi Kamis, 23
Maret 2006).
Memiliki konsumen yang loyal menjadi prioritas dan strategi terdepan bagi
perusahaan. Apalagi kenyataannya, program meretensi (sejumlah pembelian ulang
selama periode tertentu) konsumen dan membuat konsumen loyal ternyata biayanya
lebih murah dibanding membidik konsumen baru yang biasanya menuntut
keberadaan promosi agresif dengan biaya yang pasti mahal. Selain itu, membangun
loyalitas konsumen berarti berurusan dengan pihak yang selama ini sudah jelas-jelas
pernah menjadi konsumen (existing customer). Mereka pernah mencoba dan mungkin
masih memakai jasa itu. (sumber : majalah SWA edisi Kamis, 23 Maret 2006).
Dewasa ini membangun loyalitas konsumen juga semakin sulit, karena
pandangan di setiap industri mengalami pergeseran. Secara umum bisa dikatakan,
6
Universitas Kristen Maranatha
dihadapkan dengan berbagai pilihan jasa. Hampir di semua kategori jasa terdapat
puluhan atau bahkan ratusan perusahaan yang masing-masing menawarkan jasa
hampir sama, baik dari harga, gerai, dan model promosinya, (Sumardi, pengamat
pemasaran dari OctoBrand). Karena pilihan konsumen makin banyak, pemasar
makin sulit mencari loyalitas konsumen.
Menurut Henry Assael, loyalitas konsumen adalah sejauh mana konsumen akan
tetap menggunakan suatu jasa setelah sebelumnya pernah menggunakan dan adanya
jasa sejenis yang ditawarkan oleh pihak lain. Dalam hal ini, pihak pesaing dari PT.
KAI tidak hanya PT. Jasa Marga persero yang menawarkan jasa jalan tol Cipularang
yang memberikan kemudahan akses melalui jalan darat dengan menggunakan mobil
pribadi ataupun dengan angkutan umum lainnya. Selain itu, PT. KAI juga memiliki
pesaing lain yaitu perusahaan-perusahaan yang bergerak pada jasa Travel, seperti
X-Trans Jakarta, Cipaganti travel, 4848 travel, Andi’s travel, Primajasa, dan Patriot.
Masing-masing perusahaan bersaing untuk mempromosikan pelayanan jasa
dalam ingatan konsumen. Melalui kegiatan promosi, perusahaan menyampaikan
informasi mengenai jasa yang ditawarkan, termasuk atribut yang melekat pada
kualitas pelayanan yang meliputi aspek Tangibles, Reliability, Responsiveness,
Assurance dan Emphaty.
Sama halnya seperti perusahaan yang menawarkan jasa transportasi darat
lainnya yang bersaing untuk mempromosikan pelayanan jasa, Atribut pelayanan jasa
7
Universitas Kristen Maranatha
fisik) yang mancakup lokasi perusahaan yang mudah dijangkau, penataan loket yang
melayani tiket KA Argo Gede, ketersediaan ruang tunggu bagi konsumen KA Argo
Gede, kondisi interior gerbong yang meliputi kebersihan gerbong dan toilet, fasilitas
parkir yang memadai, dan fasilitas audio dan video di dalam gerbong. Aspek
Reliability (keandalan perusahaan dalam melayani konsumen) yang meliputi
kemampuan karyawan dalam memberikan informasi yang akurat mengenai KA Argo
Gede, tepat waktu dalam jadwal keberangkatan atau kedatangan KA. Argo Gede,
jaminan keamanan bagi konsumen KA Argo Gede, kemampuan karyawan dalam
memberikan kenyamanan dalam melayani konsumen, dan kondisi kereta dan jalur
yang dilalui KA Argo Gede, sehingga mampu menjamin keselamatan konsumen.
Aspek Responsiveness (kesigapan perusahaan dalam melayani konsumen) yang
meliputi kesigapan karyawan dalam melayani konsumen, kesigapan karyawan dalam
membantu konsumen yang mengalami kesulitan, dan kesigapan karyawan dalam
mencari informasi yang diperlukan konsumen. Aspek Assurance (kemampuan
perusahaan dalam meyakinkan konsumen melalui pelayanannya) yang meliputi
pengetahuan karyawan mengenai KA Argo Gede, kemampuan karyawan dalam
berkomunikasi dengan baik dengan konsumen sehingga informasi mengenai KA
Argo Gede mudah dimengerti konsumen, memberikan senyuman dalam melayani
konsumen, dan kemampuan karyawan dalam mengoperasikan komputer. Dan aspek
Emphaty (kemampuan perusahaan dalam menaruh perhatian kepada kebutuhan
8
Universitas Kristen Maranatha
konsumen yang mengalami kesulitan, kemampuan karyawan dalam menanggapi
keluhan konsumen, dan kemudahan mengakses tiket KA Argo Gede bagi konsumen.
Menarik perhatian konsumen melalui kualitas pelayanan yang diberikan akan
membentuk persepsi yang sesuai terhadap kualitas jasa yang ditawarkan adalah
tujuan yang ingin dicapai, sehingga terbentuklah image yang diinginkan dalam benak
konsumen. Pemasar beranggapan bila suatu pelayanan jasa bisa mendapat posisi yang
sesuai dalam persepsi konsumen, maka akan terjadi pembelian, bahkan sampai pada
pembelian berulang (Mc Neal, 1982).
Berdasarkan hasil wawancara awal yang dilakukan oleh peneliti terhadap 10
orang yang sedang menggunakan jasa Kereta Api Argo Gede pada saat
keberangkatan dari Bandung menuju Jakarta, didapatkan data awal sebagai berikut :
Sebanyak tujuh orang (70%) mengatakan pelayanan KA Argo Gede belum
sesuai dengan janji yang diberikan PT. KAI, terutama dalam keakuratan jadwal
keberangkatan maupun kedatangan sesuai yang tertera di tiket. Namun dari tujuh
pengguna jasa Kereta Api Argo Gede, dua orang (20%) diantaranya mengatakan akan
tetap menggunakan jasa Kereta Api Argo Gede, dengan alasan menggunakan Kereta
Argo Gede mereka merasakan kenyamanan dari fasilitas fisik KA Argo Gede seperti
AC, kebersihan gerbong kereta dan fasilitas video/audio yang baik. Serta lima orang
(50%) lainnya mengatakan akan menggunakan jasa angkutan darat lain (jasa travel).
Sebanyak tiga orang (30%) konsumen mengatakan karyawan mampu memberikan
9
Universitas Kristen Maranatha
melayani konsumen. Dari ketiga pengguna jasa KA Argo Gede tersebut, dua orang
(20%) diantaranya mengatakan akan tetap menggunakan jasa Kereta Api Argo Gede,
serta satu orang (10%) lainnya mengatakan tidak akan selalu menggunakan jasa
kereta api Argo Gede dan akan menggunakan jasa angkutan darat lain (jasa travel)
dengan alasan ketidakakuratan jadwal keberangkatan atau kedatangan sesuai yang
tertera di tiket.
Dari gambaran di atas didapat bahwa gejala yang terjadi pada pengguna jasa
Kereta Api Argo Gede cukup beragam, konsumen yang menghayati aspek-aspek
kualitas pelayanan sesuai terhadap pelayanan KA Argo Gede, terdapat konsumen
yang menunjukan sikap positif maupun sikap negatif, serta menunjukan perilaku
pembelian berulang yang tinggi maupun perilaku pembelian berulang yang rendah
terhadap KA Argo Gede. Selain itu, konsumen yang menghayati aspek-aspek kualitas
pelayanan tidak sesuai terhadap pelayanan KA Argo Gede, terdapat konsumen yang
menunjukan sikap positif maupun sikap negatif, serta menunjukan perilaku
pembelian berulang yang tinggi maupun perilaku pembelian berulang yang rendah
terhadap KA Argo Gede. Sikap dan perilaku pembelian berulang yang berbeda-beda
pada setiap konsumen akan menentukan loyalitasnya terhadap pelayanan jasa Kereta
Api Argo Gede. Dari gambaran di atas, permasalahan yang muncul adalah sejauh
mana hubungan persepsi tentang kualitas pelayanan dan loyalitas pengguna jasa
10
Universitas Kristen Maranatha
Berdasarkan permasalahan yang ada itulah, maka peneliti tertarik untuk meneliti
lebih jauh mengenai hubungan antara persepsi tentang kualitas pelayanan dan
loyalitas pengguna jasa Kereta Api Argo Gede di Bandung.
1.2. Identifikasi Masalah
Sejauh mana hubungan antara Persepsi Tentang Kualitas Pelayanan dan
Loyalitas Pengguna Jasa Kereta Api Argo Gede di Bandung.
1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian
1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran persepsi
tentang kualitas pelayanan dan loyalitas pengguna jasa Kereta Api Argo Gede di
Bandung.
1.3.2 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai derajat
hubungan antara persepsi terhadap kualitas pelayanan dan loyalitas pengguna jasa
Kereta Api Argo Gede di Bandung.
1.4. Kegunaan Penelitian
1.4.1. Kegunaan Teoritis
▪ Memberikan sumbangan untuk pengembangan dan peningkatan pengetahuan
11
Universitas Kristen Maranatha
pengetahuan mengenai hubungan persepsi tentang kualitas pelayanan dan
loyalitas konsumen.
▪ Sebagai informasi tambahan bagi peneliti lain yang hendak melakukan
penelitian sejenis mengenai persepsi tentang kualitas pelayanan dan loyalitas
konsumen.
▪ Menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman peneliti mengenai perilaku
konsumen.
1.4.2. Kegunaan Praktis
▪ Memberikan gambaran bagi PT. Kereta Api Indonesia (KAI) mengenai
persepsi konsumen tentang kualitas pelayanan jasa Kereta Api Argo Gede dan
hubungannya dengan loyalitas konsumen terhadap Kereta Api Argo Gede di
Bandung, sehingga diharapkan dapat menjadi masukan bagi PT. KAI dalam
mengoptimalkan kualitas pelayanannya.
1.5. Kerangka Pemikiran
Kebutuhan akan transportasi darat yang melayani tujuan Bandung-Jakarta
belakangan ini semakin berkembang. Konsumen dihadapkan oleh beberapa alternatif
jasa yang menawarkan jasa tersebut seperti jasa travel (X-Trans Jakarta, Cipaganti
travel, 4848 travel, Andi’s travel, Primajasa, dan Patriot), kemudahan akses jalan
melalui jalan tol (PT. Jasa Marga), dan PT. Kereta Api Indonesia (PT. KAI) melalui
12
Universitas Kristen Maranatha
alternatif jasa tersebut melalui iklan, teman, keluarga dan melihat orang-orang yang
sudah pernah menggunakan jasa yang akan dipilihnya.
PT. KAI sebagai perusahaan yang melayani angkutan darat khususnya KA
Argo Gede diharapkan mampu menonjolkan kualitas pelayanannya termasuk
indikator yang melekat pada jasa tersebut. Menurut Zeithaml (2000), indikator
tersebut meliputi Tangibles, Reliability, Responsiveness, Assurance, dan Emphaty.
Tangibles adalah hal yang pertama dilihat konsumen. Aspek ini perlu
ditonjolkan untuk menarik perhatian konsumen. Tangibles merupakan penampilan
atau fasilitas fisik yang diperlihatkan oleh PT. KAI kepada konsumen. Tangibles dari
KA Argo Gede meliputi lokasi perusahaan yang mudah dijangkau, penataan loket
yang melayani tiket KA Argo Gede, ketersediaan ruang tunggu bagi konsumen KA
Argo Gede, kondisi interior gerbong yang meliputi kebersihan gerbong dan toilet,
fasilitas parkir yang memadai, dan fasilitas audio dan video di dalam gerbong.
Reliability merupakan kemampuan PT. KAI dalam memberikan pelayanan
yang dapat diandalkan oleh konsumen, meliputi kemampuan karyawan dalam
memberikan informasi yang akurat mengenai KA Argo Gede, tepat waktu dalam
jadwal keberangkatan atau kedatangan KA. Argo Gede, jaminan keamanan bagi
konsumen KA Argo Gede, kemampuan karyawan dalam memberikan kenyamanan
dalam melayani konsumen, dan kondisi kereta dan jalur yang dilalui KA Argo Gede,
sehingga mampu menjamin keselamatan konsumen.
Responsiveness merupakan kesigapan PT. KAI dalam memberikan pelayanan
13
Universitas Kristen Maranatha
karyawan dalam melayani penjualan tiket kepada konsumen, kesigapan karyawan
dalam membantu konsumen yang mengalami kesulitan, dan kesigapan karyawan
dalam mencari informasi mengenai KA Argo Gede yang diperlukan konsumen.
Assurance merupakan kemampuan PT KAI dalam meyakinkan konsumen KA
Argo Gede melalui layanan yang diberikan, meliputi pengetahuan karyawan
mengenai KA Argo Gede, kemampuan karyawan dalam berkomunikasi dengan baik
dengan konsumen sehingga informasi mengenai KA Argo Gede mudah dimengerti
konsumen, memberikan senyuman dalam melayani konsumen, dan kemampuan
karyawan dalam mengoperasikan komputer.
Emphaty merupakan kemampuan PT KAI dalam menaruh perhatian kepada
konsumen, meliputi kesediaan karyawan untuk meluangkan waktu membantu
konsumen yang mengalami kesulitan, kemampuan karyawan dalam menanggapi
keluhan konsumen, dan kemudahan mengakses tiket KA Argo Gede bagi konsumen.
Kualitas pelayanan pada KA Argo Gede yang melekat dalam ingatan
konsumen merupakan persepsi konsumen terhadap jasa KA Argo Gede. Pengalaman
tersebut akan mempengaruhi pola pikir dan perilaku konsumen dalam memilih dan
menggunakan jasa KA Argo Gede. Persepsi mengenai kualitas pelayanan jasa
tersebut yang terbentuk pada tiap konsumen dapat berbeda-beda, ada yang memiliki
persepsi sesuai, ada pula konsumen yang memiliki persepsi tidak sesuai terhadap
kebutuhannya dari pelayanan KA Argo Gede pelayanan yang diterimanya. Bila
persepsi mengenai kualitas pelayanan KA Argo Gede sesuai dengan kebutuhan
14
Universitas Kristen Maranatha
Gede menarik, bersih dan nyaman, karyawan murah senyum dalam memberikan
pelayanan, memiliki pengetahuan tentang KA Argo Gede sehingga mampu menjawab
pertanyaan konsumen dan kesediaan karyawan membantu kesulitan yang dialami
konsumen KA Argo Gede. Sebaliknya bila persepsi mengenai jasa KA Argo Gede
tersebut tidak sesuai dengan kebutuhan konsumen, maka konsumen menghayati
pelayanan KA Argo Gede tidak menarik, kotor dan tidak nyaman, ketidakakuratan
jadwal keberangkatan maupun kedatangan KA Argo Gede, pengetahuan karyawan
yang sempit mengenai KA Argo Gede sehingga tidak mampu menjawab pertanyaan
konsumen, dan karyawan tidak meluangkan waktu yang cukup dalam membantu
kesulitan yang dialami konsumen KA Argo Gede.
Lebih lanjut (Mc Neal, 1982) mengemukakan bahwa bila suatu pelayanan jasa
bisa mendapat posisi yang kuat dalam persepsi konsumen, maka akan terjadi
pembelian bahkan sampai pada pembelian berulang. Setelah memiliki persepsi
terhadap kualitas pelayanan KA Argo Gede, konsumen akan membuat suatu
keputusan yaitu keputusan membeli. Apabila konsumen memiliki persepsi sesuai
terhadap kebutuhannya dari pelayanan KA Argo Gede yang diterimanya, keputusan
akan cenderung mengarah pada sikap positif dan perilaku membeli berulang terhadap
jasa KA Argo Gede. Sementara itu bila konsumen memiliki persepsi tidak sesuai
terhadap kebutuhannya dari pelayanan KA Argo Gede yang diterimanya, maka
konsumen akan cenderung memiliki sikap negatif dan memutuskan tidak
15
Universitas Kristen Maranatha
Setelah konsumen menggunakan pelayanan jasa KA Argo Gede, maka
pelayanan yang diterimanya akan dinilai kembali, hal inilah yang disebut tindakan
pasca pembelian. Setiap konsumen yang menggunakan jasa KA Argo Gede tentu
disertai oleh harapan-harapan tertentu terhadap pelayanan tersebut, kemudian harapan
tersebut akan dibandingkan dengan kenyataan dari pelayanan yang diterimanya. Jika
kualitas pelayanannya memenuhi harapan konsumen, maka konsumen akan
merasakan kepuasan dan melakukan tindakan pembelian yang berulang-ulang.
Sebaliknya, jika kualitas pelayanannya tidak sesuai dengan harapan konsumen, maka
konsumen akan merasakan ketidakpuasan terhadap jasa yang ditawarkan dan
memunculkan kemungkinan bagi konsumen untuk berhenti menggunakan jasa yang
ditawarkan (Philip Kotler, 2002).
Namun tidak hanya sampai pada kepuasan konsumen, loyalitas merupakan
suatu ukuran keterikatan konsumen kepada sebuah jenis jasa. Seperti yang dipaparkan
dalam bukunya, Jill Griffin (2003) menyebutkan bahwa loyalitas berbeda dengan
kepuasan konsumen yang lebih banyak berhubungan dengan sikap, loyalitas
konsumen didasarkan tidak hanya pada sikap konsumen, tetapi juga pada
perilakunya. Ukuran tersebut mampu menggambarkan mungkin tidaknya seorang
konsumen beralih ke jenis jasa lain. Sikap loyal yang ditujukan oleh konsumen
meliputi Motivasi terhadap jasa, kesediaan merekomendasikan KA. Argo Gede
kepada instansi ataupun orang lain, dan komitmen terhadap KA. Argo Gede.
Sedangkan perilaku loyal yang ditunjukan oleh konsumen meliputi pembelian jasa
16
Universitas Kristen Maranatha
keunggulan KA. Argo Gede, dan Menunjukkan keengganan untuk beralih ke
alternatif jasa lain. Konsumen yang memiliki sikap positif, akan menunjukkan
kemungkinan yang lebih tinggi untuk menggunakan jasa KA Argo Gede, sedangkan
konsumen yang memiliki sikap negatif, akan menunjukkan kemungkinan yang lebih
rendah untuk menggunakan jasa KA Argo Gede dan beralih ke jasa angkutan darat
lain. Konsumen yang memiliki perilaku loyal, akan menunjukan pembelian ulang
terus-menerus terhadap jasa KA Argo Gede walaupun dihadapkan pada banyak
alternatif jenis jasa pesaing yang menawarkan karakteristik jasa yang lebih unggul
dipandang dari berbagai sudut atributnya. sedangkan konsumen yang memiliki
perilaku tidak loyal, ia menunjukan pembelian yang rendah terhadap jasa KA Argo
Gede dan beralih ke jasa angkutan darat lain.
Dari sikap dan perilaku loyal yang ditunjukan konsumen, Jill Griffin (2003)
menyebutkan terdapat empat jenis loyalitas, antara lain loyalitas premium, loyalitas
tersembunyi (latent loyaly), loyalitas yang lemah (inertia loyalty), dan tanpa loyalitas.
Dalam loyalitas premium, konsumen menunjukan sikap positif dan pembelian ulang
juga tinggi terhadap jasa KA Argo Gede. Pada jenis loyalitas ini, konsumen
menunjukan perasaan bangga menggunakan jasa KA Argo Gede dan senantiasa
memberitahu teman dan relasi mengenai pelayanan KA Argo Gede. Dalam loyalitas
tersembunyi (latent loyaly), konsumen memiliki sikap yang positif namun
menunjukan perilaku pembelian ulang yang rendah. Dalam hal ini, konsumen lebih
dipengaruhi oleh situasi yang dialami pada saat itu, misalkan ketika konsumen ingin
17
Universitas Kristen Maranatha
terlambat menghadiri rapat di Jakarta (sehingga ia harus memilih jenis jasa lain yang
mendukung mencapai tujuannya). Dalam loyalitas yang lemah (inertia loyalty),
konsumen memiliki sikap yang negatif namun menunjukan perilaku pembelian
berulang yang tinggi. Dalam hal ini konsumen membeli karena kebiasaan atau
ketiadaan pilihan jasa angkutan darat lainnya. Misalkan, seorang karyawan swasta
yang ditugaskan ke Jakarta oleh suatu instansi atau perusahaan, dan perusahaan
tersebut mengharuskan karyawannya menggunakan KA Argo Gede sebagai alat
transportasi yang digunakan ketika bepergian ke Jakarta. Dan Konsumen yang tanpa
loyalitas, menunjukan sikap negatif dan menunjukan perilaku pembelian berulang
yang rendah terhadap jasa KA Argo Gede.
Dari penjelasan diatas, maka skema kerangka pikir dapat dituangkan sebagai
18
Universitas Kristen Maranatha
Bagan 1.1 Skema Kerangka Pikir
19
Universitas Kristen Maranatha
1.6. Asumsi Penelitian
Berdasarkan uraian di atas maka dapat ditarik asumsi-asumsi sebagai berikut :
1. Setiap konsumen memiliki persepsi yang berbeda-beda mengenai kualitas
pelayanan jasa Kereta Api Argo Gede. Ada konsumen yang memiliki persepsi
sesuai terhadap pelayanan KA. Argo gede, menunjukan kepuasan dan
ketidakpuasan terhadap pelayanan KA. Argo Gede. Ada konsumen memiliki
persepsi tidak sesuai terhadap pelayanan KA. Argo Gede, juga menunjukan
kepuasan dan ketidakpuasan terhadap pelayanan KA. Argo Gede.
2. Pembentukan loyalitas konsumen merupakan tindak lanjut dari kepuasan
konsumen dalam menggunakan layanan jasa kereta api Argo gede. Ada
konsumen yang merasa puas dengan pelayanan KA. Argo Gede, menunjukan
perilaku pembelian berulang dan tidak menunjukan pembelian berulang
terhadap jasa KA. Argo Gede. Sedangkan Jika konsumen merasa tidak puas
dengan pelayanan KA. Argo Gede, menunjukan perilaku pembelian berulang
dan tidak menunjukan pembelian berulang terhadap jasa KA. Argo Gede.
3. Konsumen yang menunjukan sikap positif dan melakukan pembelian berulang
terhadap jasa kereta api Argo gede dikatakan memiliki loyalitas terhadap
pelayanan jasa tersebut.
1.7. Hipotesis Penelitian
Dari asumsi tersebut, maka peneliti mengajukan hipotesis :
Terdapat hubungan positif antara persepsi tentang kualitas pelayanan dan
75 Universitas Kristen Maranatha
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari uraian pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa:
- Terdapat hubungan signifikan yang moderat antara persepsi tentang kualitas
pelayanan dan loyalitas pengguna jasa KA Argo Gede di Bandung.
- Pada pelayanan jasa KA Argo Gede, kualitas pelayanan yang dihayati
konsumen paling sesuai adalah aspek kesigapan (responsiveness), aspek
meyakinkan (assurance), dan aspek tampilan fisik (tangibles). Serta aspek
yang dihayati konsumen tidak sesuai dengan kebutuhan konsumen adalah
aspek menaruh perhatian (emphaty) dan aspek keandalan (reliability).
- Konsumen yang menunjukan sikap positif maupun sikap negatif, serta
menunjukan perilaku pembelian berulang yang tinggi maupun perilaku
pembelian berulang yang rendah terhadap KA Argo Gede. Selain itu,
konsumen yang menghayati aspek-aspek kualitas pelayanan tidak sesuai
dengan kebutuhannya dari pelayanan KA Argo Gede yang diterimanya,
terdapat konsumen yang menunjukan sikap positif maupun sikap negatif, serta
menunjukan perilaku pembelian berulang yang tinggi maupun perilaku
76
Universitas Kristen Maranatha
- Menurut teori Jill Griffin mengenai jenis loyalitas, sebagian besar konsumen
KA Argo Gede di Bandung tergolong dalam jenis loyalitas premiu, dimana
kosumen KA Argo Gede menunjukan sikap positif dan diikuti perilaku
pembelian ulang pada jasa KA Argo Gede.
5.2Saran
5.2.1. Saran bagi Penelitian Lanjutan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, peneliti memberikan saran kepada
peneliti selanjutnya untuk:
1. Meneliti hubungan antara kepuasan terhadap kualitas pelayanan dengan
loyalitas pengguna jasa KA Argo Gede di Bandung.
2. Meneliti pengaruh persepsi tentang kualitas pelayanan terhadap loyalitas
pengguna jasa KA Argo Gede di Bandung.
5.2.2. Saran Guna Laksana
Bagi pimpinan PT Kereta Api Indonesia (KAI) di Bandung, dalam rangka
meningkatkan kualitas pelayanan dan loyalitas pengguna jasa KA Argo Gede, ada
77
Universitas Kristen Maranatha
1. Untuk lebih meningkatkan aspek tangibles terutama dalam hal ketersediaan
ruang tunggu yang bersih dan nyaman, dan ketersediaan fasilitas parkir yang
memadai.
2. Lebih meningkatkan aspek reliability terutama dalam hal keakuratan jadwal
keberangkatan dan kedatangan KA Argo Gede.
3. Lebih meningkatkan aspek emphaty terutama dalam hal kemampuan karyawan
dalam menanggapi keluhan konsumen.
Selain beberapa hal yang perlu diperbaki kualitas pelayanannya, PT KAI juga
diharapkan dapat mempertahankan beberapa aspek agar tetap baik kinerjanya,
sehingga kualitas pelayanan PT Kereta Api Indonesia di Bandung tetap baik,
aspek-aspek tersebut antara lain:
1. Lokasi perusahaan mudah dijangkau
2. Penataan interior dan layout loket penjualan tiket
3. Kebersihan dan kenyamanan fasilitas gerbong KA Argo Gede
4. Kelengkapan fasilitas audio dan video KA Argo Gede
5. Kemampuan karyawan dalam memberikan informasi yang akurat mengenai KA
Argo Gede
6. Ketersediaan petugas keamanan di dalam gerbong KA Argo Gede sehingga
memberikan rasa aman bagi konsumen
7. Kondisi kereta dan jalur yang dilalui KA Argo Gede, sehingga mampu menjamin
78
Universitas Kristen Maranatha
8. Kesigapan petugas loket dalam melayani pembelian tiket kepada penumpang KA
Argo Gede
9. Karyawan dapat dengan cepat mencari informasi yang diperlukan pelanggan
10. Kesigapan karyawan dalam membantu konsumen yang mengalami kesulitan
11. Karyawan memiliki pengetahuan yang baik tentang KA Argo Gede
12. Penjelasan tentang KA Argo Gede yang mudah dimengerti konsumen
13. Keramahan karyawan dalam melayani konsumen
14. Kemampuan karyawan dalam mengoperasikan komputer
15. Kesediaan karyawan meluangkan waktu yang cukup untuk melayani konsumen
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
Butscher, Stephan A, 2006, Membangun Klub Pelanggan Itu mudah, Cetakan
pertama, Jakarta: Penerbit Victory Jaya Abadi.
Griffin, Jill, 2003, Customer Lolalty : Menumbuhkan & Mempertahankan Kesetiaan
pelanggan , Alih bahasa Dr. Dwi Kartini Yahya, Jakarta: Penerbit Erlangga.
Kotler, Philip, 2005, Manajemen Pemasaran, Jilid 1 edisi kesebelas, terjemahan Drs.
Benyamin molan, Jakarta: Penerbit PT. Index kelompok Gramedia.
Schiffman, Leon G. & Leslie Lazar kanuk, 2004, Perilaku Konsumen, Edisi ketujuh,
Alih bahasa Drs. Zoelkifli Kasip, Jakarta: Penerbit PT. Index.
Sumarwan, Ujang, 2002, Perilaku Konsumen : Teori dan Penerapannya dalam
Pemasaran, Cetakan Pertama, Bogor: Penerbit PT. Ghalia Indonesia.
Siegel, Sidney, 1997, Statistik Nonparametrik Untuk Ilmu-ilmu Sosial, Cetakan
ketujuh, Jakarta: Penerbit PT. Gramedia Pusaka Utama.
Zeithaml, Valeria A., Parasuraman and Leonard L. Berry ; Delivering Service
Quality: Balancing Customer Perception and Expectation, New York, The
Free Press 1990.
Muhidin, Sambas Ali, 2007, Analisis korelasi, Regresi, dan Jalur Dalam Penelitian,