No. Daftar/FPEB/374 /UN.40.7.DI/LT/2013
ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KINERJA GURU EKONOMI SMA NEGERI DI KOTA BANDUNG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Oleh
Halimah 0901274
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
HALIMAH
ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KINERJA GURU EKONOMI SMA NEGERI DI KOTA BANDUNG
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH
PEMBIMBING:
Drs. Ani Pinayani, MM
NIP. 19620612 198803 1 001
Mengetahui
Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi
Dr. Ikaputera Waspada, MM
Oleh:
HALIMAH
Sebuah Skripsi yang Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
© Halimah 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2013
Hak cipta dilindungi undang-undang
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
ABSTRAK
Halimah, (2013). Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru
Ekonomi SMA Negeri di kota Bandung. di bawah bimbingan Drs. Ani Pinayani,
MM
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi kinerja guru diantaranya faktor kompetensi profesional, dan fasilitas pembelajaran berpengaruh tidaknya terhadap kinerja guru ekonomi di SMA Negeri Se-kota Bandung. Dalam penelitian ini yang menjadi objek sasaran penelitian yaitu guru ekonomi di SMA Negeri Se-kota Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu survey eksplanatory. Dalam penelitian ini yang berhasil diteliti sebanyak 51 orang guru dari 20 sekolah. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan angket dengan skala diferensial semantic dan analisis data serta uji persamaan regresi berganda dengan program SPSS 17.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja guru ekonomi SMA Negeri se-kota Bandung tergolong baik. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh temuan bahwa secara simultan maupun secara parsial variabel kompetensi profesional dan fasilitas pembelajaran yang menunjang berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru ekonomi.
ABSTRACT
Halimah , ( 2013) . Factor Analysis - Factors Affecting Performance of State High
School Economics Teachers in the city of Bandung . under the guidance of Drs .
Ani Pinayani , MM.
The purpose of this study is to determine the factors - factors that affect
performance factors such as teacher professional competency , and learning
facilities affect whether or not the performance of the economy in the Senior High
School teacher Se - Bandung . In this study, the target object is the study
economics teacher at SMAN Se - Bandung . The method used in this study is an
explanatory survey . In this study were successfully examined as many as 51
teachers from 20 schools . Data collection techniques by using a questionnaire and
a semantic differential scale data analysis and multiple regression equations test
using SPSS 17 .
These results indicate that the performance of the Senior High School economics
teacher as Bandung city quite well . Based on the findings of that research results
obtained simultaneously or in partial, professional competence and learning
facilities that support significant impact on the economic performance of the
teacher .
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined.
UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined.
ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR ISI ... i
DAFTAR TABEL ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR GAMBAR ... Error! Bookmark not defined. BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 5
1.3 Tujuan Penelitian ... 5
1.4 Manfaat Penelitian ... 6
1.5 Struktur Organisasi Skripsi ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka ... 9
2.1.1 Konsep Kinerja ... 9
2.2 Kompetensi guru ... 12
2.3 Fasilitas Pembelajaran ... 15 2.4 Penelitian Sebelumnya ... 18
2.5 Kerangka pemikiran ... 19
2.6 Hipotesis ... 26
BAB III METODE PENELITIAN... 27
3.1 Objek Penelitian ... 27
3.2 Metode Penelitian ... 27
3.3 Populasi dan Sampel ... 28
3.3.1 Populasi ... 28
3.3.2 Sampel ... 30
3.4 Operasional Variabel... 31
3.5 Sumber dan jenis data ... 33
3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 33 3.7 Pengujian Instrumen Penelitian ... 34
3.6.1 Uji Instrumen Penelitian ... 35
3.6.2 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 37
3.6.2.1 Teknik Analisis Data ... 37
3.6.2.2 Uji Normalitas ... 38
3.6.2.3 Uji Asumsi Klasik ... 38
3.6.3 Pengujian Hipotesis ... 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBEHASAN ... 47
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... 47
4.2 Profil Responden ... 48
4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan pengalaman mengajar ... 49
4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Status ... 49
4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 50
4.2.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Lulusan ... 51
4.3 Gambaran Umum Variabel Penelitian ... 54
4.3.1 Kompetensi Profesional ... 54
4.3.2 Fasilitas Pembelajaran ... 56
4.3.3 Kinerja Guru ... 57
4.4 Hasil Analisis Instrumen Penelitian ... 60
4.4.1 Uji Validitas ... 60
4.4.2 Uji Realibilitas... 63
4.5 Hasil Pengujian Persyaratan Analisis ... 64
4.5.1 Hasil Uji Normalitas... 64
4.5.2 Hasil Uji Multikolinieritas ... 65
4.5.3 Hasil Uji Heterokedastis ... 65
4.5.4 Hasil Uji Autokorelasi ... 66
4.6 Hasil Penelitian ... 67
4.6.1 Pengujian Hipotesis ... 69
4.7 Pembahasan Hasil Penelitian ... 73
4.7.1 Pengaruh kompetensi profesional terhadap kinerja guru ... 73
4.7.2 Pengaruh fasilitas pembelajaran terhadap kinerja guru ... 74
4.8 Implikasi Pendidikan ... 75
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 77
5.1 Kesimpulan ... 77
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Pendidikan di Indonesia belum seperti yang diharapkan, karena lembaga–
lembaga pendidikan belum mampu menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM)
yang berkualitas. Di lihat dari mahalnya biaya pendidikan dan mayoritas
penduduk Indonesia paling banyak merupakan masyarakat ekonomi menengah
kebawah. Sehingga naiknya biaya pendidikan tidak menyeimbangi dengan
pendapatan yang diperoleh oleh mayoritas masyarakat. Sehingga menjadi salah
satu faktor dari keterbelakangan pendidikan dalam masyarakat Indonesia. Namun,
kondisi saat ini berbeda, IPTEK sudah semakin berkembang dan lapangan
pekerjaan sudah terbuka luas bagi masyarakat.
Serta beasiswa sudah banyak yang dapat memfasilitasi masyarakat ekonomi
menengah kebawah untuk bisa merasakan bangku perkuliahan. Tentunya jika
semua itu di seimbangkan antara usaha masyarakatnya sendiri. Meskipun
perkembangan belum sepenuhnya terasa baik oleh masyarakat. Namun sudah bisa
memfasilitasi berbagai kebutuhan masyarakat khususnya dalam bidang
pendidikan. Tentunya yang harus di tingkatkan dalam manajemen pendidikannya,
dalam hal mengelola keseluruhan dalam pendidikan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa.
Semakin pesatnya perkembangan jaman saat ini membuat masyarakat lebih
mementingkan pendidikan untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik.
Diantaranya berbagai profesi mulai banyak di minati seperti kesehatan, sekolah
tinggi kedinasan, maupun keguruan. Dalam bahasan penelitian kali ini akan lebih
memperhatikan pada sisi pendidikan. Sehingga profesi yang di perhatikan kali ini
lebih pada profesi guru yang di rasa penulis sangat banyak peminat pada saat ini.
Khususnya untuk Kota Bandung, jurusan keguruan di berbagai universitas
pendidikan selalu banyak peminat setiap tahunnya. Oleh karena itu, penulis sangat
pesat saat ini, tentunya dilihat dari kualitas seorang guru yang dapat melihat
perbedaan antara seorang guru dengan guru lainnya. Kualitas guru dapat dilihat
dari kinerja atau performance dalam melaksanakan tugasnya. Sehingga untuk
mengukur kinerja guru yang baik diperlukan alat pengukur kinerja guru yang
sesuai dan untuk meningkatkan kinerjanya diperlukan evaluasi yang baik agar
kualitas guru di Indonesia pada umumnya dan di kota Bandung pada khususnya
semakin meningkat. Saat ini untuk mengukur kinerja guru diramaikan dengan
sertifikasi yang diikuti oleh beberapa guru – guru PNS di berbagai provinsi di
Indonesia. Kemudian untuk meningkatkan kinerja guru sendiri dengan adanya
program PLPG menjadikan kualitas seorang pengajar akan lebih terlihat
diantaranya dengan uji kompetensi guru atau dikenal dengan (UKG). Sehingga
dari nilai rata – rata UKG bisa melihat kondisi kinerja guru- guru di kota
Bandung. Berikut adalah data dari hasil UKG guru SMA Negeri sekota Bandung.
Tabel 1
Hasil UKG Kota Bandung 2012
No. Tempat uji kompetensi
Hasil ujian
Pedagogic profesional Gabungan
Rata2 max min Rata2 max min Rata2 max min
Sumber : LPMP Jawa Barat
Yang akan lebih diteliti dalam penelitian ini adalah kinerja guru pada saat ini
Halimah, 2013
diatas hanya menjadi data pendukung dari penelitian ini bahwa untuk mengukur
kinerja guru memerlukan alat pengukuran kinerja guru.
Dengan melihat hasil dari uji kompetensi guru (UKG) tahun 2013 yang
memiliki rata – rata yang berbeda sesuai dengan lokasi uji kompetensi terlihat
nilai rata – rata masih rendah dibawah 55. Sehingga di lapangan belum bisa
menentukan bahwa seorang guru yang telah sertifikasi selalu profesional dalam
melaksanakan tugasnya dilihat dari hasil UKG kota Bandung diatas. Diperoleh
berdasarkan hasil data prapenelitian menyebutkan bahwa 6 sekolah dari 11
sekolah yang diteliti masih belum mendekati pada kinerja guru yang profesional.
Adapun data sekolah yang dijadikan objek penelitian dalam prapenelitian adalah
sebagai berikut ;
Tabel 2
Jumlah sekolah SMA Negeri dan Swasta Kota Bandung yang telah dijadikan
objek pra penelitian
No. Nama sekolah Alamat Sekolah Kluster /
Akreditasi
1. SMAN 4 Bandung JL. Gardujati No. 20 Bandung 1
2. SMAN 1 Bandung JL. Ir. H.djuanda No. 93 Bandung 2
3. SMAN 19 Bandung JL. Dago Pojok bandung 3
4. SMAN 15 Bandung JL. Sarimanis 1 Bandung 3
5. MAN 1 Bandung JL. H. Alpi No. 41 Bandung 2
6. SMA Bina darma JL. Geger Kalong HilirNo.18 bandung
7. SMAK 2 BPK Penabur JL. Pasir Kaliki Bandung No. 157 A
8. SMA Kartika Siliwangi 2 JL. Pak. Gatot Raya No. 73 KPAD Bandung A
9. SMA Angkasa JL. Lettu Subagio No. 22 Bandung A
10. SMA Darul Hikam JL. Ir. H. Djuanda No.285 A
11. SMA YAS JL. P.h. Hasan Mustapa No. 115 A
Dengan hasil prapenelitian yang diperoleh penulis memutuskan untuk
melanjutkan tema penelitian survey di SMA Negeri lebih lanjut. Karena
mengingat waktu dan biaya yang tidak memungkinkan jika meneliti dengan SMA
Swasta se- Kota Bandung. Mengingat jumlah sekolah SMA Swasta lebih banyak
Kemudian pertimbangan lain adalah dalam biaya, sehingga penulis memilih
untuk lebih meneliti SMA Negeri Se kota Bandung. Untuk melihat kualitas
seorang guru dan untuk mengukur kinerja seorang guru dapat dilihat dari
kompetensi guru tentunya, diantaranya lebih pada kompetensi professional yang
dimiliki seorang guru. Kemudian dilihat dari faktor sistem yakni lebih pada
fasilitas pembelajaran yang tersedia pada lokasi tempat kerja yang dapat
menunjang kinerja seorang guru tersebut. Sehingga sejauh mana kita dapat
melihat pengaruh dari kedua variabel tersebut terhadap kinerja guru ekonomi kota
Bandung. Berikut adalah data pendukung peserta atau guru yang lulus sertifikasi
pada tahun 2012. Apakah dengan dinyatakan lulusnya sertifikasi akan
membuktiktikan bahwa guru ekonomi tersebut benar memiliki kinerja yang baik
atau sebaliknya.
Tabel. 3
Sumber : Dinas Pendidikan Kota Bandung
HASIL KELULUSAN PESERTA
SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN KUOTA 2012
Sekolah
Mata
pelajaran Pola Hasil
SMA NEGERI 07 Ekonomi LPLPG L SMA NEGERI 07 Ekonomi LPLPG L SMA NEGERI 09 Ekonomi LPLPG L SMA NEGERI 09 Ekonomi LPLPG L SMA NEGERI 09 Ekonomi LPLPG L SMA NEGERI 11 Ekonomi LPLPG L SMA NEGERI 11 Ekonomi LPLPG L
SMA NEGERI 13 Ekonomi LPLPG L
SMA NEGERI 14 Ekonomi LPLPG L
SMA NEGERI 21 Ekonomi LPLPG L
SMA NEGERI 22 Ekonomi LPLPG L
SMA NEGERI 24 Ekonomi LPLPG L
SMA NEGERI 25 Ekonomi LPLPG L
Halimah, 2013
Dengan beberapa penjelasan dalam latarbelakang ini kemudian berangkat dari
ide dasar yang diangkat dari permasalahan pendidikan saat ini khususnya
mengenai kinerja guru sehingga judul dari penelitian yang akan penulis angkat
adalah :
“Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru Ekonomi di SMA Negeri Kota Bandung”
Berdasarkan teori serta hasil survey prapenelitian diperoleh bahwa faktor –
faktor yang paling dominan mempengaruhi diantaranya adalah kompetensi
professional guru dan fasilitas pembelajaran.
1.2.Identifikasi dan Rumusan Masalah
Dari uraian pada latar belakang masalah, terlihat bahwa yang menjadi
permasalahan dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi
kinerja guru. Menurut Ilyas (1999: 112), kinerja adalah penampilan hasil karya
personel baik kuantitas maupun kualitas dalam suatu organisasi dan merupakan
penampilan individu maupun kelompok kerja personil.
Dalam penelitian ini maka peneliti membatasi ruang lingkup permasalahan
yaitu pada faktor kompetensi professional guru, faktor tekanan kerja serta fasilitas
pembelajaran. Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
1) Apakah kompetensi professional berpengaruh terhadap kinerja guru?
2) Apakah fasilitas pembelajaran sekolah berpengaruh terhadap kinerja guru?
1.3.Tujuan dan manfaat penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu:
1) Untuk mengetahui pengaruh kompetensi professional guru terhadap
kinerja guru.
2) Untuk mengetahui pengaruh fasilitas pembelajaran terhadap kinerja guru
1.3.2 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat peneliti ini adalah sebagai berikut:
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
pemikiran dan referensi untuk memperkaya ilmu pendidikan pada
umumnya, khususnya terkait dengan kinerja guru ekonomi SMA Negeri di
kota Bandung maupun bagi sekolah yang dijadikan sampel dalam
penelitian ini.
Secara praktis diantaranya ;
1. Bagi Sekolah
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan gambaran serta informasi
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru ekonomi SMA negeri di
Kota Bandung. Serta menjadi bahan untuk evaluasi bagi pihak sekolah dan guru –
guru untuk meningkatkan kualitas kinerja dalam melaksanakan tugasnya.
2. Bagi Penulis
Memberikan pengalaman dalam dunia pendidikan pada umumnya dalam
terjun langsung kelapangan dengan meneliti permasalahan mengenai kinerja guru
ekonomi kota Bandung. Dengan menemukan temuan baru dalam faktor – faktor
yang mempengaruhi kinerja guru yakni kompetensi profesional, serta fasilitas
pembelajaran. Sehingga penulis berusaha untuk menyempurnakan penelitian –
penelitian sebelumnya tentang kinerja guru dengan faktor – faktor lain yang
mempengaruhinya.
1.4 Struktur organisasi skripsi
Untuk memahami alur pikir dalam penulisan skripsi ini, maka perlu adanya
struktur organisasi yang berfungsi sebagai pedoman penyusunan laporan
penelitian ini, yaitu sebagai berikut :
BAB I berisi Pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang penelitian, identifikasi
dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta struktur
organisasi skripsi. Latar belakang penelitian dimaksudkan untuk menjelaskan
Halimah, 2013
pendekatan untuk mengatasi masalah. Indentifikasi dan perumusan masalah
menjelaskan tentang analisis dan rumusan masalah dinyatakan dalam bentuk
kalimat tanya.
Tujuan penelitian menyajikan tentang hasil yang ingin dicapai setelah penelitian
selesai dilakukan, tujuan penelitian dirumuskan dalam bentuk kalimat kerja
operasional. Manfaat penelitian diharapkan dapat memberikan kegunaan baik bagi
siswa, guru, peneliti sendiri dan bagi peneliti lain. Dan struktur organisasi skripsi
berisi rincian tentang urutan penulisan dari setiap bab dan bagian bab dalam
skripsi mulai dari Bab I hingga Bab terakhir.
BAB II berisi kajian pustaka, keragka pemikiran, dan hipotesis penelitian. Kajian
pustaka berfunsi sebagai landasan teoritik dalam menyusun rumusan masalah dan
tujuan. Kerangka pemikiran merupakan tahapan yang harus ditempuh untuk
merumuskan hipotesis dengan mengkaji hubungan teoritis antar variabel
penelitian. Artinya, setelah hubungan variabel tersebut didukung oleh teori yang
dirujuk, barulah hipotesis dapat dirumuskan. Oleh karena itu, hipotesis merupakan
jawaban sementara terhadap masalah yang dirumuskan dalam penelitian atau sub
masalah yang diteliti.
BAB III berisi penjelasan yang rinci mengenai metode penelitian. Komponen dari
metode penelitian terdiri dari lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian
berikut dengan justifikasi pemilihan desain penelitian, metode penelitian berikut
dengan justifikasi penggunaan metode penelitian, instrument penelitian, teknik
pengumpulan data, serta analisis data penelitian.
BAB IV berisi penelitian dari analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan
tenang masalah penelitian, serta pembahasan yang dikaitkan dengan kajian
pustaka.
BAB V berisi tentang kesimpulan dan sasaran yang menyajikan tentang
penafsiran dan pemaksanaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian.
dapat ditujukkan kepada para praktisi pendidikan, ataupun kepada peneliti
berikutnya.
Daftar pustaka memuat semua sumber yang pernah dikutip dan digunakan dalam
penulisan skripsi. Lampiran berisi semua dokumen yang digunakan dalam
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.Objek Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 118), objek penelitian adalah variabel
penelitian, yaitu sesuatu yang merupakan inti dari problematika penelitian. Dalam
penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat. Dimana kinerja guru
sebagai variabel terikat, sedangkan kompetensi professional dan fasilitas
pembelajaran sebagai variabel bebas. Variabel tersebut merupakan objek dari
penelitian ini. Adapun subjek dari penelitian ini yaitu guru ekonomi SMA Negeri
se-Kota Bandung. Terdapat beberapa sekolah yang memiliki 4 orang guru dan ada
beberapa sekolah yang memiliki 2 orang guru. Sehingga penulis mengambil 3
orang guru setiap sekolah untuk dijadikan subjek penelitian ini dengan
pertimbangan tertentu.
3.2.Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan langkah dan prosedur yang akan dilakukan
untuk mengumpulkan data dalam rangka memecahkan masalah atau menguji
hipotesis. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif ( survey deskriptif) dan survey eksplanatori (explanatory methode) yaitu
suatu metode penelitian yang bermaksud menjelaskan hubungan antar variabel
dengan menggunakan pengujian hipotesis. Menurut Effendi dalam Riduwan
(2010:217) metode survei deskriptif merupakan suatu metode penelitian yang
mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat
pengumpulan data. Dalam penelitian ini data dan informasi dikumpulkan dari
responden dengan menggunakan kuesioner. Setelah data diperoleh kemudian
hasilnya akan dipaparkan secara deskriptif dan pada akhir penelitian akan
dianalisis untuk menguji hipotesis yang diajukan pada awal penelitian.
Adapun pengertian penelitian survey menurut Masri Singarimbun (1995:3)
kuesioner sebagai alat pengumpul data yang pokok. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menjelaskan atau menguji hubungan antar variabel yang diteliti.
3.3.Populasi dampel
3.2.1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Suharsimi Arikunto,
2006: 130). Sedangkan menurut Sugiyono (1994: 57) dalam bukunya yang
berjudul Metode Penelitian Administrasi menjelaskan bahwa “Populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek atau objek yang mempunyai
karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian
ditarik kesimpulan.” Sedangkan menurut TPPS (Tim Pertimbangan Penulisan Skripsi Program Ekonomi Koperasi UPI) (2003:5) “Populasi merupakan
sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang diteliti.” Populasi dalam
penelitian ini adalah terdiri dari Guru ekonomi SMA Negeri Se Kota bandung.
Berikut adalah jumlah sekolah SMA negeri Se kota Bandung sebanyak 24
sekolah. Dengan jumlah guru ekonomi setiap sekolah sebanyak 3 orang, sehingga
diperoleh populasi sebanyak 72 orang guru ekonomi Se kota Bandung Di SMA
Sumber : Dinas Pendidikan Kota Bandung
TABEL. 4
DAFTAR SEKOLAH PER WILAYAH / RAYON SMA
NO NAMA SEKOLAH ALAMAT
1. Wilayah Bandung Barat
1 SMA NEGERI 2 Jl. Cihampelas No. 173 Bandung
2 SMA NEGERI 4 Jl. Gardujati No. 20
3 SMA NEGERI 6 Jl. Pasirkaliki No. 51 Bandung
4 SMA NEGERI 9 Jl. LMU I Suparmin No. 1A Bandung
5 SMA NEGERI 13 Jl. Raya Cibeureum No. 52 Bandung
6 SMA NEGERI 15 Jl. Sarimanis I Sarijadi
2. Wilayah Bandung Utara
1 SMA NEGERI 1 Jl. Ir. H. Juanda No. 93 Bandung
2 SMA NEGERI 3 Jl. Belitung No. 8 Bandung
3 SMA NEGERI 5 Jl. Belitung No. 8 Bandung
4 SMA NEGERI 14 Jl. Yudhawastu Pramuka IV Bandung
5 SMA NEGERI 19 Jl. Ir. H. Juanda (Dago Pojok)
6 SMA NEGERI 20 Jl. Citarum No. 23 Bandung
3. Wilayah Bandung Tenggara
1 SMA NEGERI 8 Jl. Solontongan No. 3 Bandung
2 SMA NEGERI 12 Jl. Sekejati IV No. 36 Kiaracondong
3 SMA NEGERI 21 Jl. Manjahlega No. 29 Bandung
4 SMA NEGERI 22 Jl. Rajamantri Kulon No. 17 A Bandung
5 SMA NEGERI 25 Jl. Baturaden VIII No. 21 Bandung
6 SMA NEGERI 27 Komp. Cempaka Arum Gedebage Bandung
4. Wilayah Bandung Timur
1 SMA NEGERI 10 Jl. Cikutra No. 77 Bandung
2 SMA NEGERI 16 Jl. Mekarsari No. 81 Bandung
3 SMA NEGERI 23 Jl. Malangbong Raya Antapani Bandung
4 SMA NEGERI 24 Jl. AH. Nasution No. 27 Bandung
5 SMA NEGERI 26 Jl. Sukaluyu No. 26 Bandung
5. Wilayah Bandung Selatan
1 SMA NEGERI 7 Jl. Lengkong Kecil No. 53 Bandung
2 SMA NEGERI 11 Jl. Kembar Baru Utara No. 23 Bandung
3 SMA NEGERI 17 Jl. Tujuh Belas Caringin Babakan Ciparay
3.2.2. Sampel
Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 131) Sampel adalah sebagian atau
wakil populasi yang diteliti. Sedangkan menurut Sugiarto (2001:2) sampel adalah
sebagian anggota dari populasi yang dipilah dengan menggunakan prosedur
tertentu sehingga diharapkan dapat mewakili populasinya. Dalam penelitian ini,
dikarenakan jumlah guru ekonomi tiap sekolah sebanyak 3 orang dengan jumlah
sekolah 22 sekolah SMA Negeri se-kota Bandung. Sehingga jumlah guru yang
diteliti sebanyak 66 orang serta kurang dari 100 orang. Maka, penelitian ini
merupakan penelitian populasi, yakni dengan menggunakan teknik sampel jenuh.
Menurut sugiyono menyebutkan bahwa sampel jenuh merupakan teknik
penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel
(Sugiyono, 2011:68). Istilah lain sampling jenuh adalah sensus, dimana semua
anggota populasi dijadikan sebagai sampel. Dalam penelitian ini terdapat 66 orang
guru yang akan dijadikan sampel.
Tabel. 5
Jumlah Guru Ekonomi SMA Negeri Se-kota Bandung
No. Sekolah Cluster Wilayah Jumlah guru
1. SMAN 2 Bandung 1 Bandung barat 3
3.4.Operasional Variabel
Untuk menguji hipotesis yang diajukan, dalam penelitian ini terlebih
dahulu setiap variabel didefinisikan, kemudian dijabarkan melalui operasionalisasi
variabel. Hal ini dilakukan agar setiap variabel dan indikator penelitian dapat
diketahui skala pengukurannya secara jelas. Operasionalisasi variabel penelitian
secara rinci diuraikan pada Tabel 2
Tabel 6
Operasionalisasi Variabel
Variabel Konsep Teoritis Konsep empiris Konsep analisis Skala
Variabel Independen dan materi pelajaran yang diampu.
sarana dan prasarana
untuk mendukung
aktifitas pembelajaran yang meliputi lahan sekolah, bangunan sekolah, dan peralatan sekola yang digunakan untuk proses belajar mengajar.
Sarana dan Prasarana Pasal 42. tersedia dan berbasis teknologi dalam meningkatkan
kinerja.
3.5.Sumber dan Jenis Data
Menurut Suharsimi Arikunto (2006:129) yang dimaksud dengan sumber
data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Adapun
sumber data yang diperoleh dari penelitian ini adalah :
Guru ekonomi sebanyak 66 orang yang dijadikan sampel di SMA Negeri
kota Bandung kluster 1, 2, 3 dengan masing – masing wilayah.
Referensi studi pustaka, artikel, jurnal, dan lain-lain.
Sedangkan jenis data yang digunakan adalah dalam penelitian ini adalah :
1) Data primer yang diperoleh dari hasil kuisioner prapenelitian dan
penelitian pada guru ekonomi SMA Negeri dan SMA Swasta dikota
Bandung.
2) Data sekunder diperoleh dari kantor Dinas Pendidikan Kota Bandung
mengenai guru ekonomi kota Bandung yang telah sertifikasi, data UKG
Guru SMA Negeri kota Bandung serta sebaran SMA Negeri dan Swasta
se-kota Bandung.
3.6.Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dengan teknik tertentu sangat diperlukan dalam analisis
anggapan dasar dan hipotesis karena teknik-teknik tersebut dapat menentukan
lancar tidaknya suatu proses penelitian. Pengumpulan data diperlukan untuk
menguji anggapan dasar dan hipotesis. Untuk mendapatkan data yang diperlukan,
maka teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah :
1) Angket, yaitu pengumpulan data melalui penyebaran seperangkat
pertanyaan- pernyataan tertulis kepada responden yang menjadi anggota
sampel dalam penelitian.
2) Studi Dokumentasi, yaitu studi yang digunakan untuk mencari dan
memperoleh hal-hal yang berupa catatan-catatan, laporan-laporan serta
dokumen-dokumen yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Data
yang diperoleh dari dinas pendidikan kota Bandung beupa guru – guru
Kemudian data dari LPMP Jawa Barat mengenai hasil UKG guru SMA
Negeri kota Bandung tahun 2012.
3) Studi literatur, yaitu teknik pengumpulan data dengan memperoleh data
dari buku, laporan ilmiah, jurnal- jurnal, dan dari skripsi lainnya yang
berhubungan dengan masalah yang diteliti, yaitu kinerja guru.
3.7.Instrumen Penelitian
Dalam suatu penelitian alat pengumpul data atau instrumen penelitian akan
menentukan data yang dikumpulkan dan menentukan kualitas penelitian.
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket
tentang kompetensi profesional, tekanan kerja, dan fasilitas pembelajaran serta
kinerja guru ekonomi kota Bandung.
Skala yang digunakan dalam instrumen penelitian ini adalah model skala
sikap semantic diferensial. Dengan menggunakan model skala semantic, setiap
jawaban dihubungkan dengan bentuk pernyataan positif dan negatif. Model skala
sikap diferensial semantic merupakan serangkaian karakteristik biopolar atau dua
kutub, seperti tidak baik – sangat baik, popular – tidak popular. Pada skala
semantic diferensial, responden diminta untuk menjawab atau memberikan
penilaian terhadap konsep atau objek tertentu misalnya kinerja pegawai, peran
pimpinan, gaya kepemimpinan, prosedur kerja, dan lain – lain. Skala semantic
biasanya terdiri dari 5 sampai -5 ( Riduan, 2008 : 90- 91).
Namun dalam penelitian ini penulis terinspirasi mengambil dari penelitian
sebelumnya yakni dalam tesis Kontribusi Perilaku Kepala Sekolah dan Kinerja
Mengajar Guru terhadap Mutu Proses Pembelajaran di SMK yang disusun oleh
Eliyah dengan skala semantic 1 sampai 10. Dalam penelitian ini kriteria angka 1
menunjukan penurunan kualitas / kinerja guru, kemudian angka 10 menunjukan
kualitas / kinerja guru mengalami peningkatan.
1) Menentukan tujuan pembuatan angket yaitu mengetahui pengaruh
kompetensi profesional, serta fasilitas pembelajaran terhadap kinerja
guru.
2) Menjadikan objek responden yaitu para guru – guru ekonomi SMA
Negeri se-kota Bandung.
3) Membuat administrasi seperti surat perizinan agar penelitian berjalan
lancar.
4) Menyusun kisi – kisi instrument
5) Membuat instrument penelitian dengan menyusun
pernyataan-pernyataan yang harus dijawab oleh responden.
6) Konsultasi instrument dengan pembimbing.
7) Memperbanyak angket.
8) Menyebarkan angket.
9) Meminta surat keterangan telah mengadakan penelitian di masing –
masing instansi sekolah.
10)Mengelola dan menganalisis hasil angket.
3.8.Pengujian instrument penelitian
Instrument dalam penelitian ini berupa kuisioner atau angket tertutup yang
jawaban alternatifnya sudah disediakan oleh peneliti. Agar setiap jawaban
responden dapat dihitung, maka diperlukan alat ukur yang tepat dalam
memberikan skor pada setiap jawaban responden. Oleh karena itu, dalam
penelitian ini menggunakan skala semantic diferensial. Kemudian untuk
menghasilkan instrument yang baik maka perlu dilakukan pengujian instrument
penelitian yaitu uji validitas dan uji reliabilitas.
3.8.1. Tes Validitas
Suatu tes dikatakan memiliki validitas tinggi apabila tes tersebut
menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil dengan maksud digunakannya
tes tersebut. Dalam uji validitas ini digunakan teknik korelasi Product Moment
diperoleh dari hasil perhitungan dibandingkan dengan nilai dari tabel korelasi nilai
r dengan derajat kebebasan (n-2), dimana n menyatakan jumlah banyaknya
responden.
Jika r hitung > r 0,05 dikatakanvalid, sebaliknya jika r hitung r 0,05 tidak valid.
Jika instrumen itu valid, maka dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks
korelasinya, (Riduwan, 2008: 217).
Tes reliabilitas adalah tes yang digunakan dalam penelitian untuk
mengetahui apakah alat pengumpul data yang digunakan menunjukan tingkat
ketepatan, tingkat keakuratan, kestabilan, dan konsistensi dalam mengungkapkan
gejala dari sekelompok individu walaupun dilaksanakan pada waktu yang
Untuk menghitung uji reliabilitas, penelitian ini menggunakan rumus
alpha dari Cronbach sebagaimana berikut:
Dimana; r11 = reliabilitas instrumen
k = banyak butir pernyataan atau banyaknya soal
n2 = Jumlah varians butir
t2 = varians total
Kriteria pengujiannya adalah jika r hitung lebih besar dari r tabel dengan
taraf signifikansi pada
= 0,05, maka instrumen tersebut adalah reliabel,sebaliknya jika r hitung lebih kecil dari r tabel maka instrument tidak reliabel.
3.9.Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
3.9.1 Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini, menganalisis data akan menggunakan analisis regresi
linier berganda (multiple linear regression method). Tujuannya untuk mengetahui
variabel-variabel yang dapat mempengaruhi kinerja guru.Alat bantu analisis yang
digunakan yaitu dengan menggunakan program komputer Econometric Views
(EViews) versi 6.0.0.1. Tujuan Analisis Regresi Linier Berganda adalah untuk
mempelajari bagaimana eratnya pengaruh antara satu atau beberapa variabel bebas
dengan satu variabel terikat.Dalam penelitian ini akan dilakukan pemilihan model
fungsi regresi. Apakah akan menggunakan regresi model linier atau model
log-linier. Dalam penelitian ini digunakan metode Mackinnon, White dan Davidson
(metode MWD) untuk memilih model yang paling cocok.
Model analisa data yang digunakan untuk mengetahui pengaruh antara
variabel bebas terhadap variabel terikat dan untuk menguji kebenaran dari dugaan
Y =
β0
+ β1X1
+ β2X2 + e
Dimana :
Y = kinerja guru
β0 = konstanta regresi
β1 = koefisien regresi X1
β2 = koefisien regresi X2 X1= kompetensi profesional
X2= tingkat fasilitas pembelajaran
e = adalah faktor pengganggu
Dalam penelitian ini akan dikemukakan beberapa pengujian data yang akan
dilakukan :
1) Uji Normalitas Data
Uji normalitas data dilakukan agar dapat diketahui sifat distribusi dari data
penelitian, dengan demikian diketahui normal tidaknya sebaran data yang
bersangkutan. Pengujiannya menggunakan alat statistik uji Kolgomorov Smirnov
dengan kriteria : data dikatakan berdistribusi normal jika signifikansinya lebih
besar dari 0,05 dan data dikatakan tidak berdistribusi normal jika signifikansinya
kurang dari 0,05.
2) Uji R kuadrat
Uji ini disebut juga koefisien regresi atau koefisien determinasi yaitu
angka yang menunjukkan besarnya derajat kemampuan atau distribusi variabel
bebas dalam menjelaskan variabel terikatnya dalam fungsi yang bersangkutan.
Besarnya nilai R kuadrat diantara nol dan satu. Jika nilainya semakin mendekati
satu, maka model tersebut baik dan tingkat kedekatan antara variabel bebas dan
variabel terikat semakin dekat pula. Parameter persamaan regresi linier berganda
dapat ditaksir dengan menggunakan metode kuadrat terkecil biasa atau ordinary
least square (OLS). Sebelum melakukan pengujian hipotesis terlebih dahulu
klasik. Hasil pengujian hipotesa yang baik adalah pengujian yang tidak melanggar
tiga asumsi klasik yang mendasari model regresi linier berganda. Ketiga asumsi
tersebut adalah :
(1) Tidak terdapat multikolinear antara variabel independen, artinya apakah pada
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variable bebas. Untuk mendeteksi
adanya multikolineritas dilakukan dengan cara melihat nilai VIF (Variance
Inflation Factor) dan Tolerance. Pedoman untuk menentukan model regresi bebas
multikolinier adalah; mempunyai nilai VIF di sekitar angka 1, mempunyai angka
Tolerance mendekati 1.
(2) Tidak terjadi autokorelasi, artinya tidak ada korelasi antara variable
penganggu. Mendeteksi autokorelasi dapat dilihat dari besaran Durbin-Watson.
Secara umum diambil patokan :
- Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif
- Angka D-W di antara –2 dan +2 berarti tidak ada autokorelasi
- Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.
(3) Tidak terdapat heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas terjadi jika variansnya
berbeda. Dasar pengambilan keputusannya adalah jika ada pola tertentu, seperti
titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur, maka telah terjadi
heteroskedastisitas.
Uji Asumsi Klasik
1) Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah situasi di mana terdapat korelasi variabel bebas
antara satu variabel dengan yang lainnya. Dalam hal ini dapat disebut
variabel-variabel tidak ortogonal. Variabel yang bersifat ortogonal adalah variabel-variabel yang
nilai korelasi antara sesamanya sama dengan nol. Ada beberapa cara untuk
medeteksi keberadaan Multikolinearitas dalam model regresi OLS (Gujarati,
1) Mendeteksi nilai koefisien determinasi (R2) dan nilai thitung. Jika R2 tinggi
(biasanya berkisar 0,7 – 1,0) tetapi sangat sedikit koefisien regresi yang
signifikan secara statistik, maka kemungkinan ada gejala multikolinieritas.
2) Melakukan uji kolerasi derajat nol. Apabila koefisien korelasinya tinggi,
perlu dicurigai adanya masalah multikolinieritas. Akan tetapi tingginya
koefisien korelasi tersebut tidak menjamin terjadi multikolinieritas.
3) Menguji korelasi antar sesama variabel bebas dengan cara meregresi setiap
Xi terhadap X lainnya. Dari regresi tersebut, kita dapatkan R2 dan F. Jika
nilai Fhitung melebihi nilai kritis Ftabel pada tingkat derajat kepercayaan
tertentu, maka terdapat multikolinieritas variabel bebas.
4) Regresi Auxiliary. Kita menguji multikolinearitas hanya dengan melihat
hubungan secara individual antara satu variabel independen dengan satu
variabel independen lainnya.
5) Variance inflation factor dan tolerance.
Dalam penelitian ini akan mendeteksi ada atau tidaknya multiko dengan
uji derajat nol atau melihat korelasi parsial antar variabel independen. Sebagai
aturan main yang kasar (rule of thumb), jika koefisien korelasi cukup tinggi
katakanlah diatas 0,85 maka kita duga ada multikolinieritas dalam model.
Sebaliknya jika koefisien korelasi relatif rendah maka kita duga model tidak
mengandung unsur multikolinieritas (Agus widarjono, 2005:135).
Apabila terjadi Multikolinearitas menurut Yana Rohmana (2010: 149-154)
disarankan untuk mengatasinya dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1) Tanpa ada perbaikan
2) Dengan perbaikan:
o Adanya informasi sebelumnya (informasi apriori).
o Menghilangkan salah satu variabel independen.
o Menggabungkan data Cross-Section dan data Time Series.
o Transformasi variabel.
2) Heteroskedastisitas (Heteroskedasticity)
Salah satu asumsi pokok dalam model regresi linier klasik adalah bahwa
varian-varian setiap disturbance term yang dibatasi oleh nilai tertentu mengenai
variable-variabel bebas adalah berbentuk suatu nilai konstan yang sama dengan
δ2
. inilah yang disebut sebagai asumsi heterokedastisitas (Gujarati, 2001:177).
Heteroskedastisitas berarti setiap varian disturbance term yang dibatasi
oleh nilai tertentu mengenai variabel-variabel bebas adalah berbentuk suatu nilai
konstan yang sama dengan atau varian yang sama. Uji heteroskedasitas
bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian
dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokesdasitas dan jika
berbeda disebut heteroskedasitas. Keadaan heteroskedastis tersebut dapat terjadi
karena beberapa sebab, antara lain :
Sifat variabel yang diikutsertakan kedalam model.
Sifat data yang digunakan dalam analisis. Pada penelitian dengan
menggunakan data runtun waktu, kemungkinan asumsi itu mungkin benar.
Ada beberapa cara yang bisa ditempuh untuk mengetahui adanya
heteroskedastisitas (Agus Widarjono, 2005:147-161), yaitu sebagai berikut :
1) Metode grafik, kriteria yang digunakan dalam metode ini adalah :
Jika grafik mengikuti pola tertentu misal linier, kuadratik atau
hubungan lain berarti pada model tersebut terjadi heteroskedastisitas.
Jika pada grafik plot tidak mengikuti pola atau aturan tertentu maka
pada model tersebut tidak terjadi heteroskedastisitas.
2) Uji Park (Park test), yakni menggunakan grafik yang menggambarkan
keterkaitan nilai-nilai variabel bebas (misalkan X1) dengan nilai-nilai
taksiran variabel pengganggu yang dikuadratkan (^u2).
3) Uji Glejser (Glejser test), yakni dengan cara meregres nilai taksiran
absolut variabel pengganggu terhadap variabel Xi dalam beberapa bentuk,
4) Uji korelasi rank Spearman (Spearman’s rank correlation test.) Koefisien
korelasi rank spearman tersebut dapat digunakan untuk mendeteksi
heteroskedastisitas berdasarkan rumusan berikut :
d1 = perbedaan setiap pasangan rank
n = jumlah pasangan rank
4) Uji White (White Test). Pengujian terhadap gejala heteroskedastisitas
dapat dilakukan dengan melakukan White Test, yaitu dengan cara
meregresi residual kuadrat dengan variabel bebas, variabel bebas kuadrat
dan perkalian variabel bebas. Ini dilakukan dengan membandingkan χ2 hitung
dan χ2
tabel, apabila χ2hitung > χ2tabel maka hipotesis yang mengatakan bahwa
terjadi heterokedasitas diterima, dan sebaliknya apabila χ2
hitung < χ2tabel
maka hipotesis yang mengatakan bahwa terjadi heterokedasitas ditolak.
Dalam metode White selain menggunakan nilai χ2
hitung, untuk memutuskan
apakah data terkena heteroskedasitas, dapat digunakan nilai probabilitas
Chi Squares yang merupakan nilai probabilitas uji White. Jika probabilitas
Chi Squares < α, berarti Ho ditolak jika probabilitas Chi Squares > α,
berarti Ho diterima.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan Uji White dengan bantuan
Software Eviews. Dilakukan pengujian dengan menggunakan White
Heteroscedasticity Test yaitu dengan cara meregresi residual kuadrat
dengan variabel bebas, variabel bebas kuadrat dan perkalian variabel
3) Autokorelasi (autocorrelation)
Secara harfiah, autokorelasi berarti adanya korelasi antara anggota
observasi satu dengan observasi lain yang berlainan waktu. Dalam kaitannya
dengan asumsi metode OLS, autokorelasi merupakan korelasi antara satu residual
dengan residual yang lain. Sedangkan salah satu asumsi penting metode OLS
berkaitan dengan residual adalah tidak adanya hubungan antara residual satu
dengan residual yang lain (Agus Widarjono, 2005:177).
Akibat adanya autokorelasi adalah:
Varian sampel tidak dapat menggambarkan varian populasi.
Model regresi yang dihasilkan tidak dapat dipergunakan untuk menduga
nilai variabel terikat dari nilai variabel bebas tertentu.
Varian dari koefisiennya menjadi tidak minim lagi (tidak efisien),
sehingga koesisien estimasi yang diperoleh kurang akurat.
Uji t tidak berlaku lagi, jika uji t tetap digunakan maka kesimpulan yang
diperoleh salah.
Adapun cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi pada model
regresi, pada penelitian ini pengujian asumsi autokorelasi dapat diuji melalui
beberapa cara di bawah ini:
1) Graphical method, metode grafik yang memperlihatkan hubungan residual
dengan trend waktu.
2) Runs test, uji loncatan atau uji Geary (geary test).
3) Uji Breusch-Pagan-Godfrey untuk korelasi berordo tinggi
4) Uji d Durbin-Watson, yaitu membandingkan nilai statistik Durbin-Watson
hitung dengan Durbin-Watson tabel.
5) Nilai Durbin-Watson menunjukkan ada tidaknya autokorelasi baik positif
Gambar 5
Statistika d Durbin- Watson
Sumber: Gudjarati 2001: 216
Keterangan: dL = Durbin Tabel Lower
dU = Durbin Tabel Up
H0 = Tidak ada autkorelasi positif
H*0 = Tidak ada autkorelasi negatif
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan uji LM test dengan bantuan
software Eviews. Yaitu dengan cara membandingkan nilai X2tabel dengan X2hitung
(Obs* R-squared). Kalau X2hitung < X2tabel maka dapat disimpulkan model estimasi
berada pada hipotesa nol atau tidak ditemukan korelasi.
Menolak H0
Bukti autokorelasi
positif
Menolak H0
*
Bukti autokorelasi
negatif
Daerah keragu-raguan
Daerah keragu-raguan Menerima H0 atau
H*0 atau
kedua-duanya
d 0 dL du 2 4-du 4-dL 4
1.1.1 Pengujian Hipotesis
1) Pengujian Secara Parsial (Uji t )
Pengujian ini dilakukan untuk menguji hipotesis:
Ho : masing- masing variabel Xi secara parsial tidak berpengaruh terhadap
variabel Y, dimana i = X1, X2, X3, X4.
Hi : masing-masing variabel Xi secara parsial berpengaruh terhadap variabel
Y, dimana i = X1, X2, X3, X4.
Untuk menguji rumusan hipotesis diatas digunakan uji t dengan rumus:
t =
2) Pengujian Secara Serempak (Uji F )
Pengujian ini dilakukan untuk menguji rumusan hipotesis:
Ho : semua variabel xi secara bersama-sama tidak berpengaruh i terhadap Y,
dimana i = X1, X2, X3, X4.
Hi : semua variabel xi secara bersama-sama berpengaruh i terhadap Y,
dimana i = X1, X2, X3, X4.
Untuk menguji rumusan hipotesis diatas digunakan uji F dengan rumus :
3) Koefisien Determinasi
Menurut Gujarati (2001:98) dijelaskan bahwa koefisien determinasi (R2)
yaitu angka yang menunjukkan besarnya derajat kemampuan menerangkan
variabel bebas terhadap variabel terikat dari fungsi tersebut. Koefisien determinasi
sebagai alat ukur kebaikan dari persamaan regresi yaitu memberikan proporsi atau
presentase variasi total dalam variabel tidak bebas Y yang dijelaskan oleh variabel
bebas X.
Pengujian ini dilakukan untuk mengukur sejauh mana perubahan variabel
terikat dijelaskan oleh variabel bebasnya, untuk menguji hal ini digunakan rumus
koefisien determinasi sebagai berikut:
R2 =
=
2 2
y y
y i yˆ
i
(Agus Winarjono, 2005:39)
Nilai R2 berkisar antara 0 dan 1 (0 < R2 < 1), dengan ketentuan sebagai berikut :
Jika R2 semakin mendekati angka 1, maka hubungan antara variabel bebas
dengan variabel terikat semakin erat/dekat, atau dengan kata lain model
tersebut dapat dinilai baik.
Jika R2 semakin menjauhi angka 1, maka hubungan antara variabel bebas
dengan variabel terikat jauh/tidak erat, atau dengan kata lain model
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan penulis dapat disimpulkan
tentang pengaruh kompetensi profesional, dan fasilitas pembelajaran terhadap
kinerja guru ekonomi SMA Negeri se- kota Bandung adalah sebagai berikut :
1. Kompetensi profesional berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
guru ekonomi SMA Negeri se-kota Bandung. Artinya semakin tinggi
kompetensi profesional yang dimiliki seorang guru maka akan semakin tinggi
pula kinerja / performance guru ekonomi tersebut.
2. Fasilitas pembelajaran berdasarkan hasil dalam penelitian dan uji hipotesis
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru ekonomi di SMA
Negeri se-kota Bandung. Artinya, semakin tersedia fasilitas pembelajaran
yang mendukung seorang guru ekonomi dalam menjalankan tugasnya, maka
semakin meningkatkan pula kinerja atau performance yang dilaksanakan
seorang guru ekonomi tersebut.
5.2Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dan kesimpulan yang
diperoleh terdapat beberapa saran dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
1. Dengan penelitian ini diharapkan seorang guru ekonomi mampu meningkatkan
terus kompetensi profesional yang dimilikinya. Dengan jaman saat ini yang
penuh dengan teknologi canggih mengharuskan seorang guru harus memiliki
kelebihan bukan hanya sebatas menyampaikan materi, namun seorang guru
dituntut harus bisa berkreatifitas agar dapat menampilkan performance yang
optimal untu peserta didik.
2. Untuk pihak lembaga pendidikan maupun sekolah agar memperhatikan dan
memilih kualifikasi dari seorang guru yang memiliki kinerja yang baik, dilihat
3. Untuk pihak sekolah diharapkan selalu memperhatikan kedisiplinan terhadap
kinerja guru – guru pada umumnya. Baik dari sistem kerja, serta aturan- aturan lainnya yang berkaitan dengan peningkatan kinerja guru.
4. Untuk pihak sekolah diharapkan mampu menyediakan sarana dan prasarana
untuk meningkatkan kualitas mengajar seorang guru. Karena dengan bantuan
alat atau fasilitas pembelajaran bahkan yang berbasis teknologi akan sangat
membantu para guru untuk meningkatkan kinerja mengajarnya. Bahkan tidak
hanya fasilitas pembelajaran tetapi fasilitas untuk guru meningkatkan
kinerjanya seperti fasilitas dari sekolah untuk mengikuti seminar – seminar atau pelatihan bahasa, dan sebagainya.
5. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat meneliti faktor – faktor lain yang mempengaruhi kinerja guru. Kemudian memperluas dan memperbanyak
populasi sampel selain SMA Negeri dapat meneliti SMA Swasta atau dengan
melanjutkan penelitian dengan meneliti kinerja guru ekonomi di SMA Swasta
Daftar Pustaka
A. A. Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Bandung: PT. Rosda Karya, 2000).
Ameliya, Lyndani. (2008). Hubungan Kompetensi Profesional dan Motivasi
dengan Kinerja Guru Ekonomi Di SMA Negeri Se Kabupaten Sumedang.
Skripsi UPI Bandung. Tidak Diterbitkan.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Asrori, Mohammad. 2007. Psikologi Pembelajaran. Bandung: CV Wancana Prima
Asrorun ni’am sholeh. 2006. Membangun Profesionalitas Guru. Jakarta: Elsas Jakarta
Budiwati, Neti dan Leni Permana. 2010. Perencanaan Pembelajaran Ekonomi. Bandung: Laboratorium Pendidikan Ekonomi dan Koperasi.
Cecep Hendrik. 2010. Pengaruh Fasilitas Pembelajaran dan Kinerja Mengajar Guru terhadap Pembelajaran Efektif di SMA Negeri Kabupaten
Purwakarta. Tesis Administrasi Pendidikan UPI.
Data Guru ekonomi Lulus sertifikasi kota Bandung SMA Negeri dan Swasta tahun ajaran 2011 – 2012 : Dinas Pendidikan Kota Bandung
Damodar,Gujarati. 1978. Ekonometrika Dasar.Jakarta :Erlangga.
Eliyah ( 0808784). 2010. kontribusi perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja mengajar guru terhadap mutu proses pembelajaran di SMK kota Cirebon. Tesis administrasi pendidikan UPI.
H.A. Syehabudin. 2010 Pengaruh Iklim Organisasi Sekolah dan Motivasi Kerja Terhadap Produktivitas Kerja. Tesis Administrasi Pendidikan UPI.
Inayatullah. Kontribusi Faktor – Faktor Internal dan Eksternal terhadap Peningkatan Kinerja Profesional Guru.
Indrawati, Yuliani (2006). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru Matematika Dalam Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi ( KBK )
pada Sekolah Menengah Atas Kota Palembang. 7 juni 2006.
Maslow, Abraham H. (1994). Motivasi dan Kepribadian 1(teori motivasi dengan pendekatan hierarki kebutuhan manusia). Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo.
Nazir, Moh. (2000). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Pandulidinillah, Puji. 2012. Pengaruh Kompetensi dan Motivasi Kerja Guru Terhadap Kinerja Guru ( Survey pada Guru Ekonomi SMA Kabupaten Kuningan yang telah sertifikasi dan yang belum sertifikasi). Skripsi UPI Bandung. Tidak Diterbitkan.
Peraturan Pemerintah Republic Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru
Peraturan Mentri Pendidikan Nasional no. 16 Tahun 2007
Rubiyanto, Agus. 2010. Pengertian Kinerja Guru dalam Pembelajaran. [online].
Riduwan. 2004. Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta
Rohmana, Yana. 2010. Ekonometrika Teori dan Aplikasi dengan Eviews. Bandung: Laboratorium Pendidikan Ekonomi dan Koperasi FPEB UPI.
Raja Maria Diana & Raja Ali. (2011). Faktor – Faktor yang Mendorong Tekanan
Kerja Guru- Guru Sekolah Menengah di Pasir Putih. Open University
Malaysia.
Syed Sofian Syed Salim & Rohany Nasir. (2010). Kesan Kecerdasan Emosi Ke
atas Tekanan Kerja dan Niat Berhenti Kerja Profesi Keguruan . Volume
5, Number 1,53-68 , 2010.ISSN: 1823-884x
SUPRIYO, S Pd, M. Psi “Hubungan Antara Motivasi Berprestasi dan Sikap Guru terhadap Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan dengan Kinerja
Guru” Kepala SMK Negeri 10 Samarinda
Sudjana. 2002. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Tim Pengembang ilmu Pendidikan. 2009. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Bandung: PT. IMTIMA
Undang – undang republik Indonesia tentang guru dan dosen No.14 tahun 2005
Undang – Undang Republic Indonesia No.20 Tahun 2013 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Widarjono, Agus. 2007. Ekonometrika Teori dan Aplikasi untuk Ekonomi dan
2
Winarno,Wing Wahyu. 2009. Analisis Ekonometroka dan Statistika dengan
Eviews. Yogyakarta : UPP STIM YKPN.
[21februari2013]
http://pokjawascilacapblogcom.wordpress.com/2010/07/09/kemadrasahan.
www.guruvalah.20m.com
( selasa n18 juni 2013 , 9:39)
http://davinplus.blogspot.com/2012/05/macam-macam-sampel-penelitian.html#axzz2WX2PPBwS
(rabu, 18 September 18, 2013)
http://edukasi.kompas.com/read/2012/08/04/10434042/Nilai.Rata-rata.Sementara.UKG.44.5
http://www.ujikompetensiguru.com/2012/03/pengumuman-uji-kompetensi-awal-uka-guru.html