• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA GURU EKONOMI SMA NEGERI DI KOTA BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA GURU EKONOMI SMA NEGERI DI KOTA BANDUNG."

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

No. Daftar/FPEB/374 /UN.40.7.DI/LT/2013

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

KINERJA GURU EKONOMI SMA NEGERI DI KOTA BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi

Oleh

Halimah 0901274

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

HALIMAH

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

KINERJA GURU EKONOMI SMA NEGERI DI KOTA BANDUNG

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

PEMBIMBING:

Drs. Ani Pinayani, MM

NIP. 19620612 198803 1 001

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi

Dr. Ikaputera Waspada, MM

(3)

Oleh:

HALIMAH

Sebuah Skripsi yang Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Halimah 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(4)

ABSTRAK

Halimah, (2013). Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru

Ekonomi SMA Negeri di kota Bandung. di bawah bimbingan Drs. Ani Pinayani,

MM

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi kinerja guru diantaranya faktor kompetensi profesional, dan fasilitas pembelajaran berpengaruh tidaknya terhadap kinerja guru ekonomi di SMA Negeri Se-kota Bandung. Dalam penelitian ini yang menjadi objek sasaran penelitian yaitu guru ekonomi di SMA Negeri Se-kota Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu survey eksplanatory. Dalam penelitian ini yang berhasil diteliti sebanyak 51 orang guru dari 20 sekolah. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan angket dengan skala diferensial semantic dan analisis data serta uji persamaan regresi berganda dengan program SPSS 17.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja guru ekonomi SMA Negeri se-kota Bandung tergolong baik. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh temuan bahwa secara simultan maupun secara parsial variabel kompetensi profesional dan fasilitas pembelajaran yang menunjang berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru ekonomi.

(5)

ABSTRACT

Halimah , ( 2013) . Factor Analysis - Factors Affecting Performance of State High

School Economics Teachers in the city of Bandung . under the guidance of Drs .

Ani Pinayani , MM.

The purpose of this study is to determine the factors - factors that affect

performance factors such as teacher professional competency , and learning

facilities affect whether or not the performance of the economy in the Senior High

School teacher Se - Bandung . In this study, the target object is the study

economics teacher at SMAN Se - Bandung . The method used in this study is an

explanatory survey . In this study were successfully examined as many as 51

teachers from 20 schools . Data collection techniques by using a questionnaire and

a semantic differential scale data analysis and multiple regression equations test

using SPSS 17 .

These results indicate that the performance of the Senior High School economics

teacher as Bandung city quite well . Based on the findings of that research results

obtained simultaneously or in partial, professional competence and learning

facilities that support significant impact on the economic performance of the

teacher .

(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined.

UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined.

ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR GAMBAR ... Error! Bookmark not defined. BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.5 Struktur Organisasi Skripsi ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka ... 9

2.1.1 Konsep Kinerja ... 9

2.2 Kompetensi guru ... 12

2.3 Fasilitas Pembelajaran ... 15 2.4 Penelitian Sebelumnya ... 18

2.5 Kerangka pemikiran ... 19

2.6 Hipotesis ... 26

BAB III METODE PENELITIAN... 27

3.1 Objek Penelitian ... 27

3.2 Metode Penelitian ... 27

3.3 Populasi dan Sampel ... 28

3.3.1 Populasi ... 28

3.3.2 Sampel ... 30

3.4 Operasional Variabel... 31

3.5 Sumber dan jenis data ... 33

3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 33 3.7 Pengujian Instrumen Penelitian ... 34

3.6.1 Uji Instrumen Penelitian ... 35

3.6.2 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 37

3.6.2.1 Teknik Analisis Data ... 37

3.6.2.2 Uji Normalitas ... 38

3.6.2.3 Uji Asumsi Klasik ... 38

3.6.3 Pengujian Hipotesis ... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBEHASAN ... 47

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... 47

4.2 Profil Responden ... 48

4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan pengalaman mengajar ... 49

4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Status ... 49

4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 50

(7)

4.2.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Lulusan ... 51

4.3 Gambaran Umum Variabel Penelitian ... 54

4.3.1 Kompetensi Profesional ... 54

4.3.2 Fasilitas Pembelajaran ... 56

4.3.3 Kinerja Guru ... 57

4.4 Hasil Analisis Instrumen Penelitian ... 60

4.4.1 Uji Validitas ... 60

4.4.2 Uji Realibilitas... 63

4.5 Hasil Pengujian Persyaratan Analisis ... 64

4.5.1 Hasil Uji Normalitas... 64

4.5.2 Hasil Uji Multikolinieritas ... 65

4.5.3 Hasil Uji Heterokedastis ... 65

4.5.4 Hasil Uji Autokorelasi ... 66

4.6 Hasil Penelitian ... 67

4.6.1 Pengujian Hipotesis ... 69

4.7 Pembahasan Hasil Penelitian ... 73

4.7.1 Pengaruh kompetensi profesional terhadap kinerja guru ... 73

4.7.2 Pengaruh fasilitas pembelajaran terhadap kinerja guru ... 74

4.8 Implikasi Pendidikan ... 75

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 77

5.1 Kesimpulan ... 77

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Pendidikan di Indonesia belum seperti yang diharapkan, karena lembaga–

lembaga pendidikan belum mampu menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM)

yang berkualitas. Di lihat dari mahalnya biaya pendidikan dan mayoritas

penduduk Indonesia paling banyak merupakan masyarakat ekonomi menengah

kebawah. Sehingga naiknya biaya pendidikan tidak menyeimbangi dengan

pendapatan yang diperoleh oleh mayoritas masyarakat. Sehingga menjadi salah

satu faktor dari keterbelakangan pendidikan dalam masyarakat Indonesia. Namun,

kondisi saat ini berbeda, IPTEK sudah semakin berkembang dan lapangan

pekerjaan sudah terbuka luas bagi masyarakat.

Serta beasiswa sudah banyak yang dapat memfasilitasi masyarakat ekonomi

menengah kebawah untuk bisa merasakan bangku perkuliahan. Tentunya jika

semua itu di seimbangkan antara usaha masyarakatnya sendiri. Meskipun

perkembangan belum sepenuhnya terasa baik oleh masyarakat. Namun sudah bisa

memfasilitasi berbagai kebutuhan masyarakat khususnya dalam bidang

pendidikan. Tentunya yang harus di tingkatkan dalam manajemen pendidikannya,

dalam hal mengelola keseluruhan dalam pendidikan untuk mencerdaskan

kehidupan bangsa.

Semakin pesatnya perkembangan jaman saat ini membuat masyarakat lebih

mementingkan pendidikan untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik.

Diantaranya berbagai profesi mulai banyak di minati seperti kesehatan, sekolah

tinggi kedinasan, maupun keguruan. Dalam bahasan penelitian kali ini akan lebih

memperhatikan pada sisi pendidikan. Sehingga profesi yang di perhatikan kali ini

lebih pada profesi guru yang di rasa penulis sangat banyak peminat pada saat ini.

Khususnya untuk Kota Bandung, jurusan keguruan di berbagai universitas

pendidikan selalu banyak peminat setiap tahunnya. Oleh karena itu, penulis sangat

(9)

pesat saat ini, tentunya dilihat dari kualitas seorang guru yang dapat melihat

perbedaan antara seorang guru dengan guru lainnya. Kualitas guru dapat dilihat

dari kinerja atau performance dalam melaksanakan tugasnya. Sehingga untuk

mengukur kinerja guru yang baik diperlukan alat pengukur kinerja guru yang

sesuai dan untuk meningkatkan kinerjanya diperlukan evaluasi yang baik agar

kualitas guru di Indonesia pada umumnya dan di kota Bandung pada khususnya

semakin meningkat. Saat ini untuk mengukur kinerja guru diramaikan dengan

sertifikasi yang diikuti oleh beberapa guru – guru PNS di berbagai provinsi di

Indonesia. Kemudian untuk meningkatkan kinerja guru sendiri dengan adanya

program PLPG menjadikan kualitas seorang pengajar akan lebih terlihat

diantaranya dengan uji kompetensi guru atau dikenal dengan (UKG). Sehingga

dari nilai rata – rata UKG bisa melihat kondisi kinerja guru- guru di kota

Bandung. Berikut adalah data dari hasil UKG guru SMA Negeri sekota Bandung.

Tabel 1

Hasil UKG Kota Bandung 2012

No. Tempat uji kompetensi

Hasil ujian

Pedagogic profesional Gabungan

Rata2 max min Rata2 max min Rata2 max min

Sumber : LPMP Jawa Barat

Yang akan lebih diteliti dalam penelitian ini adalah kinerja guru pada saat ini

(10)

Halimah, 2013

diatas hanya menjadi data pendukung dari penelitian ini bahwa untuk mengukur

kinerja guru memerlukan alat pengukuran kinerja guru.

Dengan melihat hasil dari uji kompetensi guru (UKG) tahun 2013 yang

memiliki rata – rata yang berbeda sesuai dengan lokasi uji kompetensi terlihat

nilai rata – rata masih rendah dibawah 55. Sehingga di lapangan belum bisa

menentukan bahwa seorang guru yang telah sertifikasi selalu profesional dalam

melaksanakan tugasnya dilihat dari hasil UKG kota Bandung diatas. Diperoleh

berdasarkan hasil data prapenelitian menyebutkan bahwa 6 sekolah dari 11

sekolah yang diteliti masih belum mendekati pada kinerja guru yang profesional.

Adapun data sekolah yang dijadikan objek penelitian dalam prapenelitian adalah

sebagai berikut ;

Tabel 2

Jumlah sekolah SMA Negeri dan Swasta Kota Bandung yang telah dijadikan

objek pra penelitian

No. Nama sekolah Alamat Sekolah Kluster /

Akreditasi

1. SMAN 4 Bandung JL. Gardujati No. 20 Bandung 1

2. SMAN 1 Bandung JL. Ir. H.djuanda No. 93 Bandung 2

3. SMAN 19 Bandung JL. Dago Pojok bandung 3

4. SMAN 15 Bandung JL. Sarimanis 1 Bandung 3

5. MAN 1 Bandung JL. H. Alpi No. 41 Bandung 2

6. SMA Bina darma JL. Geger Kalong HilirNo.18 bandung

7. SMAK 2 BPK Penabur JL. Pasir Kaliki Bandung No. 157 A

8. SMA Kartika Siliwangi 2 JL. Pak. Gatot Raya No. 73 KPAD Bandung A

9. SMA Angkasa JL. Lettu Subagio No. 22 Bandung A

10. SMA Darul Hikam JL. Ir. H. Djuanda No.285 A

11. SMA YAS JL. P.h. Hasan Mustapa No. 115 A

Dengan hasil prapenelitian yang diperoleh penulis memutuskan untuk

melanjutkan tema penelitian survey di SMA Negeri lebih lanjut. Karena

mengingat waktu dan biaya yang tidak memungkinkan jika meneliti dengan SMA

Swasta se- Kota Bandung. Mengingat jumlah sekolah SMA Swasta lebih banyak

(11)

Kemudian pertimbangan lain adalah dalam biaya, sehingga penulis memilih

untuk lebih meneliti SMA Negeri Se kota Bandung. Untuk melihat kualitas

seorang guru dan untuk mengukur kinerja seorang guru dapat dilihat dari

kompetensi guru tentunya, diantaranya lebih pada kompetensi professional yang

dimiliki seorang guru. Kemudian dilihat dari faktor sistem yakni lebih pada

fasilitas pembelajaran yang tersedia pada lokasi tempat kerja yang dapat

menunjang kinerja seorang guru tersebut. Sehingga sejauh mana kita dapat

melihat pengaruh dari kedua variabel tersebut terhadap kinerja guru ekonomi kota

Bandung. Berikut adalah data pendukung peserta atau guru yang lulus sertifikasi

pada tahun 2012. Apakah dengan dinyatakan lulusnya sertifikasi akan

membuktiktikan bahwa guru ekonomi tersebut benar memiliki kinerja yang baik

atau sebaliknya.

Tabel. 3

Sumber : Dinas Pendidikan Kota Bandung

HASIL KELULUSAN PESERTA

SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN KUOTA 2012

Sekolah

Mata

pelajaran Pola Hasil

SMA NEGERI 07 Ekonomi LPLPG L SMA NEGERI 07 Ekonomi LPLPG L SMA NEGERI 09 Ekonomi LPLPG L SMA NEGERI 09 Ekonomi LPLPG L SMA NEGERI 09 Ekonomi LPLPG L SMA NEGERI 11 Ekonomi LPLPG L SMA NEGERI 11 Ekonomi LPLPG L

SMA NEGERI 13 Ekonomi LPLPG L

SMA NEGERI 14 Ekonomi LPLPG L

SMA NEGERI 21 Ekonomi LPLPG L

SMA NEGERI 22 Ekonomi LPLPG L

SMA NEGERI 24 Ekonomi LPLPG L

SMA NEGERI 25 Ekonomi LPLPG L

(12)

Halimah, 2013

Dengan beberapa penjelasan dalam latarbelakang ini kemudian berangkat dari

ide dasar yang diangkat dari permasalahan pendidikan saat ini khususnya

mengenai kinerja guru sehingga judul dari penelitian yang akan penulis angkat

adalah :

“Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru Ekonomi di SMA Negeri Kota Bandung”

Berdasarkan teori serta hasil survey prapenelitian diperoleh bahwa faktor –

faktor yang paling dominan mempengaruhi diantaranya adalah kompetensi

professional guru dan fasilitas pembelajaran.

1.2.Identifikasi dan Rumusan Masalah

Dari uraian pada latar belakang masalah, terlihat bahwa yang menjadi

permasalahan dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi

kinerja guru. Menurut Ilyas (1999: 112), kinerja adalah penampilan hasil karya

personel baik kuantitas maupun kualitas dalam suatu organisasi dan merupakan

penampilan individu maupun kelompok kerja personil.

Dalam penelitian ini maka peneliti membatasi ruang lingkup permasalahan

yaitu pada faktor kompetensi professional guru, faktor tekanan kerja serta fasilitas

pembelajaran. Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:

1) Apakah kompetensi professional berpengaruh terhadap kinerja guru?

2) Apakah fasilitas pembelajaran sekolah berpengaruh terhadap kinerja guru?

1.3.Tujuan dan manfaat penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu:

1) Untuk mengetahui pengaruh kompetensi professional guru terhadap

kinerja guru.

2) Untuk mengetahui pengaruh fasilitas pembelajaran terhadap kinerja guru

(13)

1.3.2 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat peneliti ini adalah sebagai berikut:

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

pemikiran dan referensi untuk memperkaya ilmu pendidikan pada

umumnya, khususnya terkait dengan kinerja guru ekonomi SMA Negeri di

kota Bandung maupun bagi sekolah yang dijadikan sampel dalam

penelitian ini.

Secara praktis diantaranya ;

1. Bagi Sekolah

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan gambaran serta informasi

mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru ekonomi SMA negeri di

Kota Bandung. Serta menjadi bahan untuk evaluasi bagi pihak sekolah dan guru –

guru untuk meningkatkan kualitas kinerja dalam melaksanakan tugasnya.

2. Bagi Penulis

Memberikan pengalaman dalam dunia pendidikan pada umumnya dalam

terjun langsung kelapangan dengan meneliti permasalahan mengenai kinerja guru

ekonomi kota Bandung. Dengan menemukan temuan baru dalam faktor – faktor

yang mempengaruhi kinerja guru yakni kompetensi profesional, serta fasilitas

pembelajaran. Sehingga penulis berusaha untuk menyempurnakan penelitian –

penelitian sebelumnya tentang kinerja guru dengan faktor – faktor lain yang

mempengaruhinya.

1.4 Struktur organisasi skripsi

Untuk memahami alur pikir dalam penulisan skripsi ini, maka perlu adanya

struktur organisasi yang berfungsi sebagai pedoman penyusunan laporan

penelitian ini, yaitu sebagai berikut :

BAB I berisi Pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang penelitian, identifikasi

dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta struktur

organisasi skripsi. Latar belakang penelitian dimaksudkan untuk menjelaskan

(14)

Halimah, 2013

pendekatan untuk mengatasi masalah. Indentifikasi dan perumusan masalah

menjelaskan tentang analisis dan rumusan masalah dinyatakan dalam bentuk

kalimat tanya.

Tujuan penelitian menyajikan tentang hasil yang ingin dicapai setelah penelitian

selesai dilakukan, tujuan penelitian dirumuskan dalam bentuk kalimat kerja

operasional. Manfaat penelitian diharapkan dapat memberikan kegunaan baik bagi

siswa, guru, peneliti sendiri dan bagi peneliti lain. Dan struktur organisasi skripsi

berisi rincian tentang urutan penulisan dari setiap bab dan bagian bab dalam

skripsi mulai dari Bab I hingga Bab terakhir.

BAB II berisi kajian pustaka, keragka pemikiran, dan hipotesis penelitian. Kajian

pustaka berfunsi sebagai landasan teoritik dalam menyusun rumusan masalah dan

tujuan. Kerangka pemikiran merupakan tahapan yang harus ditempuh untuk

merumuskan hipotesis dengan mengkaji hubungan teoritis antar variabel

penelitian. Artinya, setelah hubungan variabel tersebut didukung oleh teori yang

dirujuk, barulah hipotesis dapat dirumuskan. Oleh karena itu, hipotesis merupakan

jawaban sementara terhadap masalah yang dirumuskan dalam penelitian atau sub

masalah yang diteliti.

BAB III berisi penjelasan yang rinci mengenai metode penelitian. Komponen dari

metode penelitian terdiri dari lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian

berikut dengan justifikasi pemilihan desain penelitian, metode penelitian berikut

dengan justifikasi penggunaan metode penelitian, instrument penelitian, teknik

pengumpulan data, serta analisis data penelitian.

BAB IV berisi penelitian dari analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan

tenang masalah penelitian, serta pembahasan yang dikaitkan dengan kajian

pustaka.

BAB V berisi tentang kesimpulan dan sasaran yang menyajikan tentang

penafsiran dan pemaksanaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian.

(15)

dapat ditujukkan kepada para praktisi pendidikan, ataupun kepada peneliti

berikutnya.

Daftar pustaka memuat semua sumber yang pernah dikutip dan digunakan dalam

penulisan skripsi. Lampiran berisi semua dokumen yang digunakan dalam

(16)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1.Objek Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 118), objek penelitian adalah variabel

penelitian, yaitu sesuatu yang merupakan inti dari problematika penelitian. Dalam

penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat. Dimana kinerja guru

sebagai variabel terikat, sedangkan kompetensi professional dan fasilitas

pembelajaran sebagai variabel bebas. Variabel tersebut merupakan objek dari

penelitian ini. Adapun subjek dari penelitian ini yaitu guru ekonomi SMA Negeri

se-Kota Bandung. Terdapat beberapa sekolah yang memiliki 4 orang guru dan ada

beberapa sekolah yang memiliki 2 orang guru. Sehingga penulis mengambil 3

orang guru setiap sekolah untuk dijadikan subjek penelitian ini dengan

pertimbangan tertentu.

3.2.Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan langkah dan prosedur yang akan dilakukan

untuk mengumpulkan data dalam rangka memecahkan masalah atau menguji

hipotesis. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif ( survey deskriptif) dan survey eksplanatori (explanatory methode) yaitu

suatu metode penelitian yang bermaksud menjelaskan hubungan antar variabel

dengan menggunakan pengujian hipotesis. Menurut Effendi dalam Riduwan

(2010:217) metode survei deskriptif merupakan suatu metode penelitian yang

mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat

pengumpulan data. Dalam penelitian ini data dan informasi dikumpulkan dari

responden dengan menggunakan kuesioner. Setelah data diperoleh kemudian

hasilnya akan dipaparkan secara deskriptif dan pada akhir penelitian akan

dianalisis untuk menguji hipotesis yang diajukan pada awal penelitian.

Adapun pengertian penelitian survey menurut Masri Singarimbun (1995:3)

(17)

kuesioner sebagai alat pengumpul data yang pokok. Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk menjelaskan atau menguji hubungan antar variabel yang diteliti.

3.3.Populasi dampel

3.2.1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Suharsimi Arikunto,

2006: 130). Sedangkan menurut Sugiyono (1994: 57) dalam bukunya yang

berjudul Metode Penelitian Administrasi menjelaskan bahwa “Populasi adalah

wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek atau objek yang mempunyai

karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian

ditarik kesimpulan.” Sedangkan menurut TPPS (Tim Pertimbangan Penulisan Skripsi Program Ekonomi Koperasi UPI) (2003:5) “Populasi merupakan

sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang diteliti.” Populasi dalam

penelitian ini adalah terdiri dari Guru ekonomi SMA Negeri Se Kota bandung.

Berikut adalah jumlah sekolah SMA negeri Se kota Bandung sebanyak 24

sekolah. Dengan jumlah guru ekonomi setiap sekolah sebanyak 3 orang, sehingga

diperoleh populasi sebanyak 72 orang guru ekonomi Se kota Bandung Di SMA

(18)

Sumber : Dinas Pendidikan Kota Bandung

TABEL. 4

DAFTAR SEKOLAH PER WILAYAH / RAYON SMA

NO NAMA SEKOLAH ALAMAT

1. Wilayah Bandung Barat

1 SMA NEGERI 2 Jl. Cihampelas No. 173 Bandung

2 SMA NEGERI 4 Jl. Gardujati No. 20

3 SMA NEGERI 6 Jl. Pasirkaliki No. 51 Bandung

4 SMA NEGERI 9 Jl. LMU I Suparmin No. 1A Bandung

5 SMA NEGERI 13 Jl. Raya Cibeureum No. 52 Bandung

6 SMA NEGERI 15 Jl. Sarimanis I Sarijadi

2. Wilayah Bandung Utara

1 SMA NEGERI 1 Jl. Ir. H. Juanda No. 93 Bandung

2 SMA NEGERI 3 Jl. Belitung No. 8 Bandung

3 SMA NEGERI 5 Jl. Belitung No. 8 Bandung

4 SMA NEGERI 14 Jl. Yudhawastu Pramuka IV Bandung

5 SMA NEGERI 19 Jl. Ir. H. Juanda (Dago Pojok)

6 SMA NEGERI 20 Jl. Citarum No. 23 Bandung

3. Wilayah Bandung Tenggara

1 SMA NEGERI 8 Jl. Solontongan No. 3 Bandung

2 SMA NEGERI 12 Jl. Sekejati IV No. 36 Kiaracondong

3 SMA NEGERI 21 Jl. Manjahlega No. 29 Bandung

4 SMA NEGERI 22 Jl. Rajamantri Kulon No. 17 A Bandung

5 SMA NEGERI 25 Jl. Baturaden VIII No. 21 Bandung

6 SMA NEGERI 27 Komp. Cempaka Arum Gedebage Bandung

4. Wilayah Bandung Timur

1 SMA NEGERI 10 Jl. Cikutra No. 77 Bandung

2 SMA NEGERI 16 Jl. Mekarsari No. 81 Bandung

3 SMA NEGERI 23 Jl. Malangbong Raya Antapani Bandung

4 SMA NEGERI 24 Jl. AH. Nasution No. 27 Bandung

5 SMA NEGERI 26 Jl. Sukaluyu No. 26 Bandung

5. Wilayah Bandung Selatan

1 SMA NEGERI 7 Jl. Lengkong Kecil No. 53 Bandung

2 SMA NEGERI 11 Jl. Kembar Baru Utara No. 23 Bandung

3 SMA NEGERI 17 Jl. Tujuh Belas Caringin Babakan Ciparay

(19)

3.2.2. Sampel

Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 131) Sampel adalah sebagian atau

wakil populasi yang diteliti. Sedangkan menurut Sugiarto (2001:2) sampel adalah

sebagian anggota dari populasi yang dipilah dengan menggunakan prosedur

tertentu sehingga diharapkan dapat mewakili populasinya. Dalam penelitian ini,

dikarenakan jumlah guru ekonomi tiap sekolah sebanyak 3 orang dengan jumlah

sekolah 22 sekolah SMA Negeri se-kota Bandung. Sehingga jumlah guru yang

diteliti sebanyak 66 orang serta kurang dari 100 orang. Maka, penelitian ini

merupakan penelitian populasi, yakni dengan menggunakan teknik sampel jenuh.

Menurut sugiyono menyebutkan bahwa sampel jenuh merupakan teknik

penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel

(Sugiyono, 2011:68). Istilah lain sampling jenuh adalah sensus, dimana semua

anggota populasi dijadikan sebagai sampel. Dalam penelitian ini terdapat 66 orang

guru yang akan dijadikan sampel.

Tabel. 5

Jumlah Guru Ekonomi SMA Negeri Se-kota Bandung

No. Sekolah Cluster Wilayah Jumlah guru

1. SMAN 2 Bandung 1 Bandung barat 3

(20)

3.4.Operasional Variabel

Untuk menguji hipotesis yang diajukan, dalam penelitian ini terlebih

dahulu setiap variabel didefinisikan, kemudian dijabarkan melalui operasionalisasi

variabel. Hal ini dilakukan agar setiap variabel dan indikator penelitian dapat

diketahui skala pengukurannya secara jelas. Operasionalisasi variabel penelitian

secara rinci diuraikan pada Tabel 2

Tabel 6

Operasionalisasi Variabel

Variabel Konsep Teoritis Konsep empiris Konsep analisis Skala

(21)

Variabel Independen dan materi pelajaran yang diampu.

sarana dan prasarana

untuk mendukung

aktifitas pembelajaran yang meliputi lahan sekolah, bangunan sekolah, dan peralatan sekola yang digunakan untuk proses belajar mengajar.

Sarana dan Prasarana Pasal 42. tersedia dan berbasis teknologi dalam meningkatkan

kinerja.

(22)

3.5.Sumber dan Jenis Data

Menurut Suharsimi Arikunto (2006:129) yang dimaksud dengan sumber

data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Adapun

sumber data yang diperoleh dari penelitian ini adalah :

 Guru ekonomi sebanyak 66 orang yang dijadikan sampel di SMA Negeri

kota Bandung kluster 1, 2, 3 dengan masing – masing wilayah.

 Referensi studi pustaka, artikel, jurnal, dan lain-lain.

Sedangkan jenis data yang digunakan adalah dalam penelitian ini adalah :

1) Data primer yang diperoleh dari hasil kuisioner prapenelitian dan

penelitian pada guru ekonomi SMA Negeri dan SMA Swasta dikota

Bandung.

2) Data sekunder diperoleh dari kantor Dinas Pendidikan Kota Bandung

mengenai guru ekonomi kota Bandung yang telah sertifikasi, data UKG

Guru SMA Negeri kota Bandung serta sebaran SMA Negeri dan Swasta

se-kota Bandung.

3.6.Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dengan teknik tertentu sangat diperlukan dalam analisis

anggapan dasar dan hipotesis karena teknik-teknik tersebut dapat menentukan

lancar tidaknya suatu proses penelitian. Pengumpulan data diperlukan untuk

menguji anggapan dasar dan hipotesis. Untuk mendapatkan data yang diperlukan,

maka teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah :

1) Angket, yaitu pengumpulan data melalui penyebaran seperangkat

pertanyaan- pernyataan tertulis kepada responden yang menjadi anggota

sampel dalam penelitian.

2) Studi Dokumentasi, yaitu studi yang digunakan untuk mencari dan

memperoleh hal-hal yang berupa catatan-catatan, laporan-laporan serta

dokumen-dokumen yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Data

yang diperoleh dari dinas pendidikan kota Bandung beupa guru – guru

(23)

Kemudian data dari LPMP Jawa Barat mengenai hasil UKG guru SMA

Negeri kota Bandung tahun 2012.

3) Studi literatur, yaitu teknik pengumpulan data dengan memperoleh data

dari buku, laporan ilmiah, jurnal- jurnal, dan dari skripsi lainnya yang

berhubungan dengan masalah yang diteliti, yaitu kinerja guru.

3.7.Instrumen Penelitian

Dalam suatu penelitian alat pengumpul data atau instrumen penelitian akan

menentukan data yang dikumpulkan dan menentukan kualitas penelitian.

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket

tentang kompetensi profesional, tekanan kerja, dan fasilitas pembelajaran serta

kinerja guru ekonomi kota Bandung.

Skala yang digunakan dalam instrumen penelitian ini adalah model skala

sikap semantic diferensial. Dengan menggunakan model skala semantic, setiap

jawaban dihubungkan dengan bentuk pernyataan positif dan negatif. Model skala

sikap diferensial semantic merupakan serangkaian karakteristik biopolar atau dua

kutub, seperti tidak baik – sangat baik, popular – tidak popular. Pada skala

semantic diferensial, responden diminta untuk menjawab atau memberikan

penilaian terhadap konsep atau objek tertentu misalnya kinerja pegawai, peran

pimpinan, gaya kepemimpinan, prosedur kerja, dan lain – lain. Skala semantic

biasanya terdiri dari 5 sampai -5 ( Riduan, 2008 : 90- 91).

Namun dalam penelitian ini penulis terinspirasi mengambil dari penelitian

sebelumnya yakni dalam tesis Kontribusi Perilaku Kepala Sekolah dan Kinerja

Mengajar Guru terhadap Mutu Proses Pembelajaran di SMK yang disusun oleh

Eliyah dengan skala semantic 1 sampai 10. Dalam penelitian ini kriteria angka 1

menunjukan penurunan kualitas / kinerja guru, kemudian angka 10 menunjukan

kualitas / kinerja guru mengalami peningkatan.

(24)

1) Menentukan tujuan pembuatan angket yaitu mengetahui pengaruh

kompetensi profesional, serta fasilitas pembelajaran terhadap kinerja

guru.

2) Menjadikan objek responden yaitu para guru – guru ekonomi SMA

Negeri se-kota Bandung.

3) Membuat administrasi seperti surat perizinan agar penelitian berjalan

lancar.

4) Menyusun kisi – kisi instrument

5) Membuat instrument penelitian dengan menyusun

pernyataan-pernyataan yang harus dijawab oleh responden.

6) Konsultasi instrument dengan pembimbing.

7) Memperbanyak angket.

8) Menyebarkan angket.

9) Meminta surat keterangan telah mengadakan penelitian di masing –

masing instansi sekolah.

10)Mengelola dan menganalisis hasil angket.

3.8.Pengujian instrument penelitian

Instrument dalam penelitian ini berupa kuisioner atau angket tertutup yang

jawaban alternatifnya sudah disediakan oleh peneliti. Agar setiap jawaban

responden dapat dihitung, maka diperlukan alat ukur yang tepat dalam

memberikan skor pada setiap jawaban responden. Oleh karena itu, dalam

penelitian ini menggunakan skala semantic diferensial. Kemudian untuk

menghasilkan instrument yang baik maka perlu dilakukan pengujian instrument

penelitian yaitu uji validitas dan uji reliabilitas.

3.8.1. Tes Validitas

Suatu tes dikatakan memiliki validitas tinggi apabila tes tersebut

menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil dengan maksud digunakannya

tes tersebut. Dalam uji validitas ini digunakan teknik korelasi Product Moment

(25)

diperoleh dari hasil perhitungan dibandingkan dengan nilai dari tabel korelasi nilai

r dengan derajat kebebasan (n-2), dimana n menyatakan jumlah banyaknya

responden.

Jika r hitung > r 0,05 dikatakanvalid, sebaliknya jika r hitung r 0,05 tidak valid.

Jika instrumen itu valid, maka dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks

korelasinya, (Riduwan, 2008: 217).

Tes reliabilitas adalah tes yang digunakan dalam penelitian untuk

mengetahui apakah alat pengumpul data yang digunakan menunjukan tingkat

ketepatan, tingkat keakuratan, kestabilan, dan konsistensi dalam mengungkapkan

gejala dari sekelompok individu walaupun dilaksanakan pada waktu yang

(26)

Untuk menghitung uji reliabilitas, penelitian ini menggunakan rumus

alpha dari Cronbach sebagaimana berikut:

Dimana; r11 = reliabilitas instrumen

k = banyak butir pernyataan atau banyaknya soal

n2 = Jumlah varians butir

t2 = varians total

Kriteria pengujiannya adalah jika r hitung lebih besar dari r tabel dengan

taraf signifikansi pada

= 0,05, maka instrumen tersebut adalah reliabel,

sebaliknya jika r hitung lebih kecil dari r tabel maka instrument tidak reliabel.

3.9.Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

3.9.1 Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, menganalisis data akan menggunakan analisis regresi

linier berganda (multiple linear regression method). Tujuannya untuk mengetahui

variabel-variabel yang dapat mempengaruhi kinerja guru.Alat bantu analisis yang

digunakan yaitu dengan menggunakan program komputer Econometric Views

(EViews) versi 6.0.0.1. Tujuan Analisis Regresi Linier Berganda adalah untuk

mempelajari bagaimana eratnya pengaruh antara satu atau beberapa variabel bebas

dengan satu variabel terikat.Dalam penelitian ini akan dilakukan pemilihan model

fungsi regresi. Apakah akan menggunakan regresi model linier atau model

log-linier. Dalam penelitian ini digunakan metode Mackinnon, White dan Davidson

(metode MWD) untuk memilih model yang paling cocok.

Model analisa data yang digunakan untuk mengetahui pengaruh antara

variabel bebas terhadap variabel terikat dan untuk menguji kebenaran dari dugaan

(27)

Y =

β0

+ β1X1

+ β2X2 + e

Dimana :

Y = kinerja guru

β0 = konstanta regresi

β1 = koefisien regresi X1

β2 = koefisien regresi X2 X1= kompetensi profesional

X2= tingkat fasilitas pembelajaran

e = adalah faktor pengganggu

Dalam penelitian ini akan dikemukakan beberapa pengujian data yang akan

dilakukan :

1) Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dilakukan agar dapat diketahui sifat distribusi dari data

penelitian, dengan demikian diketahui normal tidaknya sebaran data yang

bersangkutan. Pengujiannya menggunakan alat statistik uji Kolgomorov Smirnov

dengan kriteria : data dikatakan berdistribusi normal jika signifikansinya lebih

besar dari 0,05 dan data dikatakan tidak berdistribusi normal jika signifikansinya

kurang dari 0,05.

2) Uji R kuadrat

Uji ini disebut juga koefisien regresi atau koefisien determinasi yaitu

angka yang menunjukkan besarnya derajat kemampuan atau distribusi variabel

bebas dalam menjelaskan variabel terikatnya dalam fungsi yang bersangkutan.

Besarnya nilai R kuadrat diantara nol dan satu. Jika nilainya semakin mendekati

satu, maka model tersebut baik dan tingkat kedekatan antara variabel bebas dan

variabel terikat semakin dekat pula. Parameter persamaan regresi linier berganda

dapat ditaksir dengan menggunakan metode kuadrat terkecil biasa atau ordinary

least square (OLS). Sebelum melakukan pengujian hipotesis terlebih dahulu

(28)

klasik. Hasil pengujian hipotesa yang baik adalah pengujian yang tidak melanggar

tiga asumsi klasik yang mendasari model regresi linier berganda. Ketiga asumsi

tersebut adalah :

(1) Tidak terdapat multikolinear antara variabel independen, artinya apakah pada

model regresi ditemukan adanya korelasi antar variable bebas. Untuk mendeteksi

adanya multikolineritas dilakukan dengan cara melihat nilai VIF (Variance

Inflation Factor) dan Tolerance. Pedoman untuk menentukan model regresi bebas

multikolinier adalah; mempunyai nilai VIF di sekitar angka 1, mempunyai angka

Tolerance mendekati 1.

(2) Tidak terjadi autokorelasi, artinya tidak ada korelasi antara variable

penganggu. Mendeteksi autokorelasi dapat dilihat dari besaran Durbin-Watson.

Secara umum diambil patokan :

- Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif

- Angka D-W di antara –2 dan +2 berarti tidak ada autokorelasi

- Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.

(3) Tidak terdapat heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas terjadi jika variansnya

berbeda. Dasar pengambilan keputusannya adalah jika ada pola tertentu, seperti

titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur, maka telah terjadi

heteroskedastisitas.

Uji Asumsi Klasik

1) Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah situasi di mana terdapat korelasi variabel bebas

antara satu variabel dengan yang lainnya. Dalam hal ini dapat disebut

variabel-variabel tidak ortogonal. Variabel yang bersifat ortogonal adalah variabel-variabel yang

nilai korelasi antara sesamanya sama dengan nol. Ada beberapa cara untuk

medeteksi keberadaan Multikolinearitas dalam model regresi OLS (Gujarati,

(29)

1) Mendeteksi nilai koefisien determinasi (R2) dan nilai thitung. Jika R2 tinggi

(biasanya berkisar 0,7 – 1,0) tetapi sangat sedikit koefisien regresi yang

signifikan secara statistik, maka kemungkinan ada gejala multikolinieritas.

2) Melakukan uji kolerasi derajat nol. Apabila koefisien korelasinya tinggi,

perlu dicurigai adanya masalah multikolinieritas. Akan tetapi tingginya

koefisien korelasi tersebut tidak menjamin terjadi multikolinieritas.

3) Menguji korelasi antar sesama variabel bebas dengan cara meregresi setiap

Xi terhadap X lainnya. Dari regresi tersebut, kita dapatkan R2 dan F. Jika

nilai Fhitung melebihi nilai kritis Ftabel pada tingkat derajat kepercayaan

tertentu, maka terdapat multikolinieritas variabel bebas.

4) Regresi Auxiliary. Kita menguji multikolinearitas hanya dengan melihat

hubungan secara individual antara satu variabel independen dengan satu

variabel independen lainnya.

5) Variance inflation factor dan tolerance.

Dalam penelitian ini akan mendeteksi ada atau tidaknya multiko dengan

uji derajat nol atau melihat korelasi parsial antar variabel independen. Sebagai

aturan main yang kasar (rule of thumb), jika koefisien korelasi cukup tinggi

katakanlah diatas 0,85 maka kita duga ada multikolinieritas dalam model.

Sebaliknya jika koefisien korelasi relatif rendah maka kita duga model tidak

mengandung unsur multikolinieritas (Agus widarjono, 2005:135).

Apabila terjadi Multikolinearitas menurut Yana Rohmana (2010: 149-154)

disarankan untuk mengatasinya dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1) Tanpa ada perbaikan

2) Dengan perbaikan:

o Adanya informasi sebelumnya (informasi apriori).

o Menghilangkan salah satu variabel independen.

o Menggabungkan data Cross-Section dan data Time Series.

o Transformasi variabel.

(30)

2) Heteroskedastisitas (Heteroskedasticity)

Salah satu asumsi pokok dalam model regresi linier klasik adalah bahwa

varian-varian setiap disturbance term yang dibatasi oleh nilai tertentu mengenai

variable-variabel bebas adalah berbentuk suatu nilai konstan yang sama dengan

δ2

. inilah yang disebut sebagai asumsi heterokedastisitas (Gujarati, 2001:177).

Heteroskedastisitas berarti setiap varian disturbance term yang dibatasi

oleh nilai tertentu mengenai variabel-variabel bebas adalah berbentuk suatu nilai

konstan yang sama dengan atau varian yang sama. Uji heteroskedasitas

bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian

dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokesdasitas dan jika

berbeda disebut heteroskedasitas. Keadaan heteroskedastis tersebut dapat terjadi

karena beberapa sebab, antara lain :

 Sifat variabel yang diikutsertakan kedalam model.

 Sifat data yang digunakan dalam analisis. Pada penelitian dengan

menggunakan data runtun waktu, kemungkinan asumsi itu mungkin benar.

Ada beberapa cara yang bisa ditempuh untuk mengetahui adanya

heteroskedastisitas (Agus Widarjono, 2005:147-161), yaitu sebagai berikut :

1) Metode grafik, kriteria yang digunakan dalam metode ini adalah :

 Jika grafik mengikuti pola tertentu misal linier, kuadratik atau

hubungan lain berarti pada model tersebut terjadi heteroskedastisitas.

 Jika pada grafik plot tidak mengikuti pola atau aturan tertentu maka

pada model tersebut tidak terjadi heteroskedastisitas.

2) Uji Park (Park test), yakni menggunakan grafik yang menggambarkan

keterkaitan nilai-nilai variabel bebas (misalkan X1) dengan nilai-nilai

taksiran variabel pengganggu yang dikuadratkan (^u2).

3) Uji Glejser (Glejser test), yakni dengan cara meregres nilai taksiran

absolut variabel pengganggu terhadap variabel Xi dalam beberapa bentuk,

(31)

4) Uji korelasi rank Spearman (Spearman’s rank correlation test.) Koefisien

korelasi rank spearman tersebut dapat digunakan untuk mendeteksi

heteroskedastisitas berdasarkan rumusan berikut :

d1 = perbedaan setiap pasangan rank

n = jumlah pasangan rank

4) Uji White (White Test). Pengujian terhadap gejala heteroskedastisitas

dapat dilakukan dengan melakukan White Test, yaitu dengan cara

meregresi residual kuadrat dengan variabel bebas, variabel bebas kuadrat

dan perkalian variabel bebas. Ini dilakukan dengan membandingkan χ2 hitung

dan χ2

tabel, apabila χ2hitung > χ2tabel maka hipotesis yang mengatakan bahwa

terjadi heterokedasitas diterima, dan sebaliknya apabila χ2

hitung < χ2tabel

maka hipotesis yang mengatakan bahwa terjadi heterokedasitas ditolak.

Dalam metode White selain menggunakan nilai χ2

hitung, untuk memutuskan

apakah data terkena heteroskedasitas, dapat digunakan nilai probabilitas

Chi Squares yang merupakan nilai probabilitas uji White. Jika probabilitas

Chi Squares < α, berarti Ho ditolak jika probabilitas Chi Squares > α,

berarti Ho diterima.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan Uji White dengan bantuan

Software Eviews. Dilakukan pengujian dengan menggunakan White

Heteroscedasticity Test yaitu dengan cara meregresi residual kuadrat

dengan variabel bebas, variabel bebas kuadrat dan perkalian variabel

(32)

3) Autokorelasi (autocorrelation)

Secara harfiah, autokorelasi berarti adanya korelasi antara anggota

observasi satu dengan observasi lain yang berlainan waktu. Dalam kaitannya

dengan asumsi metode OLS, autokorelasi merupakan korelasi antara satu residual

dengan residual yang lain. Sedangkan salah satu asumsi penting metode OLS

berkaitan dengan residual adalah tidak adanya hubungan antara residual satu

dengan residual yang lain (Agus Widarjono, 2005:177).

Akibat adanya autokorelasi adalah:

 Varian sampel tidak dapat menggambarkan varian populasi.

 Model regresi yang dihasilkan tidak dapat dipergunakan untuk menduga

nilai variabel terikat dari nilai variabel bebas tertentu.

 Varian dari koefisiennya menjadi tidak minim lagi (tidak efisien),

sehingga koesisien estimasi yang diperoleh kurang akurat.

 Uji t tidak berlaku lagi, jika uji t tetap digunakan maka kesimpulan yang

diperoleh salah.

Adapun cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi pada model

regresi, pada penelitian ini pengujian asumsi autokorelasi dapat diuji melalui

beberapa cara di bawah ini:

1) Graphical method, metode grafik yang memperlihatkan hubungan residual

dengan trend waktu.

2) Runs test, uji loncatan atau uji Geary (geary test).

3) Uji Breusch-Pagan-Godfrey untuk korelasi berordo tinggi

4) Uji d Durbin-Watson, yaitu membandingkan nilai statistik Durbin-Watson

hitung dengan Durbin-Watson tabel.

5) Nilai Durbin-Watson menunjukkan ada tidaknya autokorelasi baik positif

(33)

Gambar 5

Statistika d Durbin- Watson

Sumber: Gudjarati 2001: 216

Keterangan: dL = Durbin Tabel Lower

dU = Durbin Tabel Up

H0 = Tidak ada autkorelasi positif

H*0 = Tidak ada autkorelasi negatif

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan uji LM test dengan bantuan

software Eviews. Yaitu dengan cara membandingkan nilai X2tabel dengan X2hitung

(Obs* R-squared). Kalau X2hitung < X2tabel maka dapat disimpulkan model estimasi

berada pada hipotesa nol atau tidak ditemukan korelasi.

Menolak H0

Bukti autokorelasi

positif

Menolak H0

*

Bukti autokorelasi

negatif

Daerah keragu-raguan

Daerah keragu-raguan Menerima H0 atau

H*0 atau

kedua-duanya

d 0 dL du 2 4-du 4-dL 4

(34)

1.1.1 Pengujian Hipotesis

1) Pengujian Secara Parsial (Uji t )

Pengujian ini dilakukan untuk menguji hipotesis:

Ho : masing- masing variabel Xi secara parsial tidak berpengaruh terhadap

variabel Y, dimana i = X1, X2, X3, X4.

Hi : masing-masing variabel Xi secara parsial berpengaruh terhadap variabel

Y, dimana i = X1, X2, X3, X4.

Untuk menguji rumusan hipotesis diatas digunakan uji t dengan rumus:

t =

2) Pengujian Secara Serempak (Uji F )

Pengujian ini dilakukan untuk menguji rumusan hipotesis:

Ho : semua variabel xi secara bersama-sama tidak berpengaruh i terhadap Y,

dimana i = X1, X2, X3, X4.

Hi : semua variabel xi secara bersama-sama berpengaruh i terhadap Y,

dimana i = X1, X2, X3, X4.

Untuk menguji rumusan hipotesis diatas digunakan uji F dengan rumus :

(35)

3) Koefisien Determinasi

Menurut Gujarati (2001:98) dijelaskan bahwa koefisien determinasi (R2)

yaitu angka yang menunjukkan besarnya derajat kemampuan menerangkan

variabel bebas terhadap variabel terikat dari fungsi tersebut. Koefisien determinasi

sebagai alat ukur kebaikan dari persamaan regresi yaitu memberikan proporsi atau

presentase variasi total dalam variabel tidak bebas Y yang dijelaskan oleh variabel

bebas X.

Pengujian ini dilakukan untuk mengukur sejauh mana perubahan variabel

terikat dijelaskan oleh variabel bebasnya, untuk menguji hal ini digunakan rumus

koefisien determinasi sebagai berikut:

R2 =

=

 

2 2

y y

y i yˆ

i

(Agus Winarjono, 2005:39)

Nilai R2 berkisar antara 0 dan 1 (0 < R2 < 1), dengan ketentuan sebagai berikut :

 Jika R2 semakin mendekati angka 1, maka hubungan antara variabel bebas

dengan variabel terikat semakin erat/dekat, atau dengan kata lain model

tersebut dapat dinilai baik.

 Jika R2 semakin menjauhi angka 1, maka hubungan antara variabel bebas

dengan variabel terikat jauh/tidak erat, atau dengan kata lain model

(36)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan penulis dapat disimpulkan

tentang pengaruh kompetensi profesional, dan fasilitas pembelajaran terhadap

kinerja guru ekonomi SMA Negeri se- kota Bandung adalah sebagai berikut :

1. Kompetensi profesional berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

guru ekonomi SMA Negeri se-kota Bandung. Artinya semakin tinggi

kompetensi profesional yang dimiliki seorang guru maka akan semakin tinggi

pula kinerja / performance guru ekonomi tersebut.

2. Fasilitas pembelajaran berdasarkan hasil dalam penelitian dan uji hipotesis

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru ekonomi di SMA

Negeri se-kota Bandung. Artinya, semakin tersedia fasilitas pembelajaran

yang mendukung seorang guru ekonomi dalam menjalankan tugasnya, maka

semakin meningkatkan pula kinerja atau performance yang dilaksanakan

seorang guru ekonomi tersebut.

5.2Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dan kesimpulan yang

diperoleh terdapat beberapa saran dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

1. Dengan penelitian ini diharapkan seorang guru ekonomi mampu meningkatkan

terus kompetensi profesional yang dimilikinya. Dengan jaman saat ini yang

penuh dengan teknologi canggih mengharuskan seorang guru harus memiliki

kelebihan bukan hanya sebatas menyampaikan materi, namun seorang guru

dituntut harus bisa berkreatifitas agar dapat menampilkan performance yang

optimal untu peserta didik.

2. Untuk pihak lembaga pendidikan maupun sekolah agar memperhatikan dan

memilih kualifikasi dari seorang guru yang memiliki kinerja yang baik, dilihat

(37)

3. Untuk pihak sekolah diharapkan selalu memperhatikan kedisiplinan terhadap

kinerja guru – guru pada umumnya. Baik dari sistem kerja, serta aturan- aturan lainnya yang berkaitan dengan peningkatan kinerja guru.

4. Untuk pihak sekolah diharapkan mampu menyediakan sarana dan prasarana

untuk meningkatkan kualitas mengajar seorang guru. Karena dengan bantuan

alat atau fasilitas pembelajaran bahkan yang berbasis teknologi akan sangat

membantu para guru untuk meningkatkan kinerja mengajarnya. Bahkan tidak

hanya fasilitas pembelajaran tetapi fasilitas untuk guru meningkatkan

kinerjanya seperti fasilitas dari sekolah untuk mengikuti seminar – seminar atau pelatihan bahasa, dan sebagainya.

5. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat meneliti faktor – faktor lain yang mempengaruhi kinerja guru. Kemudian memperluas dan memperbanyak

populasi sampel selain SMA Negeri dapat meneliti SMA Swasta atau dengan

melanjutkan penelitian dengan meneliti kinerja guru ekonomi di SMA Swasta

(38)

Daftar Pustaka

A. A. Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Bandung: PT. Rosda Karya, 2000).

Ameliya, Lyndani. (2008). Hubungan Kompetensi Profesional dan Motivasi

dengan Kinerja Guru Ekonomi Di SMA Negeri Se Kabupaten Sumedang.

Skripsi UPI Bandung. Tidak Diterbitkan.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Asrori, Mohammad. 2007. Psikologi Pembelajaran. Bandung: CV Wancana Prima

Asrorun ni’am sholeh. 2006. Membangun Profesionalitas Guru. Jakarta: Elsas Jakarta

Budiwati, Neti dan Leni Permana. 2010. Perencanaan Pembelajaran Ekonomi. Bandung: Laboratorium Pendidikan Ekonomi dan Koperasi.

Cecep Hendrik. 2010. Pengaruh Fasilitas Pembelajaran dan Kinerja Mengajar Guru terhadap Pembelajaran Efektif di SMA Negeri Kabupaten

Purwakarta. Tesis Administrasi Pendidikan UPI.

Data Guru ekonomi Lulus sertifikasi kota Bandung SMA Negeri dan Swasta tahun ajaran 2011 – 2012 : Dinas Pendidikan Kota Bandung

Damodar,Gujarati. 1978. Ekonometrika Dasar.Jakarta :Erlangga.

Eliyah ( 0808784). 2010. kontribusi perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja mengajar guru terhadap mutu proses pembelajaran di SMK kota Cirebon. Tesis administrasi pendidikan UPI.

H.A. Syehabudin. 2010 Pengaruh Iklim Organisasi Sekolah dan Motivasi Kerja Terhadap Produktivitas Kerja. Tesis Administrasi Pendidikan UPI.

Inayatullah. Kontribusi Faktor – Faktor Internal dan Eksternal terhadap Peningkatan Kinerja Profesional Guru.

Indrawati, Yuliani (2006). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru Matematika Dalam Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi ( KBK )

pada Sekolah Menengah Atas Kota Palembang. 7 juni 2006.

(39)

Maslow, Abraham H. (1994). Motivasi dan Kepribadian 1(teori motivasi dengan pendekatan hierarki kebutuhan manusia). Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo.

Nazir, Moh. (2000). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Pandulidinillah, Puji. 2012. Pengaruh Kompetensi dan Motivasi Kerja Guru Terhadap Kinerja Guru ( Survey pada Guru Ekonomi SMA Kabupaten Kuningan yang telah sertifikasi dan yang belum sertifikasi). Skripsi UPI Bandung. Tidak Diterbitkan.

Peraturan Pemerintah Republic Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru

Peraturan Mentri Pendidikan Nasional no. 16 Tahun 2007

Rubiyanto, Agus. 2010. Pengertian Kinerja Guru dalam Pembelajaran. [online].

Riduwan. 2004. Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta

Rohmana, Yana. 2010. Ekonometrika Teori dan Aplikasi dengan Eviews. Bandung: Laboratorium Pendidikan Ekonomi dan Koperasi FPEB UPI.

Raja Maria Diana & Raja Ali. (2011). Faktor – Faktor yang Mendorong Tekanan

Kerja Guru- Guru Sekolah Menengah di Pasir Putih. Open University

Malaysia.

Syed Sofian Syed Salim & Rohany Nasir. (2010). Kesan Kecerdasan Emosi Ke

atas Tekanan Kerja dan Niat Berhenti Kerja Profesi Keguruan . Volume

5, Number 1,53-68 , 2010.ISSN: 1823-884x

SUPRIYO, S Pd, M. Psi “Hubungan Antara Motivasi Berprestasi dan Sikap Guru terhadap Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan dengan Kinerja

Guru” Kepala SMK Negeri 10 Samarinda

Sudjana. 2002. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Tim Pengembang ilmu Pendidikan. 2009. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Bandung: PT. IMTIMA

Undang – undang republik Indonesia tentang guru dan dosen No.14 tahun 2005

Undang – Undang Republic Indonesia No.20 Tahun 2013 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Widarjono, Agus. 2007. Ekonometrika Teori dan Aplikasi untuk Ekonomi dan

(40)

2

Winarno,Wing Wahyu. 2009. Analisis Ekonometroka dan Statistika dengan

Eviews. Yogyakarta : UPP STIM YKPN.

[21februari2013]

http://pokjawascilacapblogcom.wordpress.com/2010/07/09/kemadrasahan.

www.guruvalah.20m.com

( selasa n18 juni 2013 , 9:39)

http://davinplus.blogspot.com/2012/05/macam-macam-sampel-penelitian.html#axzz2WX2PPBwS

(rabu, 18 September 18, 2013)

http://edukasi.kompas.com/read/2012/08/04/10434042/Nilai.Rata-rata.Sementara.UKG.44.5

http://www.ujikompetensiguru.com/2012/03/pengumuman-uji-kompetensi-awal-uka-guru.html

Gambar

Tabel 1 Hasil UKG Kota Bandung 2012
Tabel 2 Jumlah sekolah SMA Negeri dan Swasta Kota Bandung yang telah dijadikan
 Tabel. 3 HASIL KELULUSAN PESERTA
Jumlah Guru Ekonomi SMA Negeri Se-kota BandungTabel. 5
+4

Referensi

Dokumen terkait

Disahkan dalam rapat Pleno PPS tanggal 26 Februari 2013 PANITIA PEMUNGUTAN SUARA. Nama

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) upaya layanan bimbingan konseling Islam yang dilakukan guru konselor untuk menyadarkan perilaku merokok pada siswa di SMP Negeri 5

Oleh karena itu bagi lembaga pendidikan yang mengembangkan pendidikan vokasi tidak perlu minder dan kemudian mengubah menjadi pendidikan akademik, karena akan

Kebiasaan dalam pengelolaan pembuatan kue rumahan di Desa Lampanah memiliki kebiasaan kurang baik, hal ini di sebabkan karena pengelolaan kue rumahan oleh

Rahyono (2003) menyatakan intonasi sebuah bahasa memiliki keteraturan yang telah dihayati bersama oleh para penuturnya.Penutur sebuah bahasa tidak memiliki kebebasan yang

Hasil dari penelitian ini yaitu; (1) menghasilkan komik yang memiliki karakteristik berbasis desain grafis, dan berisi materi Besaran dan Satuan SMP kelas VII SMP, dan

[r]

Sedangkan pada opsi put Eropa, writer juga dapat mengalami kerugian jika yang terjadi pada saat maturity time adalah strike price lebih besar dibanding harga