PENILAIAN KOGNITIF TERHADAP KEAMANAN DAN KENYAMANAN PARKIR DI UPI
(Studi Deskriptif pada Mahasiswa Pengendara Sepeda Motor di Universitas Pendidikan Indonesia)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Jurusan Psikologi
Oleh:
Widia Wardhani
0607509
JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
Penilaian Kognitif terhadap Keamanan dan
Kenyamanan Parkir di UPI
(Studi Deskriptif pada Mahasiswa Pengendara Sepeda
Motor di Universitas Pendidikan Indonesia)
Oleh Widia Wardhani
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Widia Wardhani 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
ABSTRAK
Widia Wardhani (0607509). Penilaian Kognitif terhadap Keamanan dan Kenyamanan Parkir di UPI (Studi Deskriptif pada Mahasiswa Pengendara Sepeda Motor di Universitas Pendidikan Indonesia). Skripsi Jurusan Psikologi FIP UPI, Bandung. (2013).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran penilaian kognitif terhadap keamanan dan kenyamanan parkir di UPI pada mahasiswa pengendara sepeda motor dan faktor-faktor yang menentukan penilaian tersebut. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random sampling. Mahasiswa pengendara sepeda motor di Universitas Pendidikan Indonesia yang berpartisipasi sebanyak 99 orang. Analisis menggunakan uji-Z dengan bantuan program SPSS 19.0. Hasil penelitian ini adalah penilaian kognitif mahasiswa pengendara sepeda motor berada dalam kategori netral dengan skor persentase 69,70% dalam rentang nilai rata-rata skor responden sebesar 23,86 – 31,64. Berdasarkan hasil olah data dengan analisis deskripsi menggunakan uji-Z, hasilnya menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan ditolak. Maka, dapat disimpulkan “Penilaian kognitif terhadap keamanan dan kenyamanan parkir di UPI pada mahasiswa pengendara sepeda motor adalah bukan penilaian yang negatif.”. Rekomendasi untuk mahasiswa pengendara sepeda motor dan Divisi K3 UPI selanjutnya dibahas dalam penelitian ini.
ABSTRACT
Widia Wardhani (0607509). Cognitive Appraisal on the Safety and Convenience of Parking at UPI (A Descriptive Study among Students Riding Motorcycles at Indonesia University of Education). Research on Department of Psychology Faculty of Education Indonesia University of Education, Bandung. (2013).
The aim of the research is to find the description of cognitive appraisal on parking safety and convenience at UPI among students riding motorcycles and the factors determining the appraisal.The technique used for sample taking is simple random sampling. Students riding motorcycles who participated in this research is 99 respondents. The analysis employed Z-test with the aid of SPSS 19.0 Program. The result of the research is the cognitive appraisal of the students riding motorcycles was in neutral category with a percentage of 69.70% with the range of average total scores of the respondents as much as 23.86-31.64. Based on the data processed by the descriptive analysis using Z-test, it can be inferred that “The cognitive appraisal on the safety and convenience of parking at UPI among students riding motorcycles is not negative”. Even though in the trend test many respondent’s answers agreed with negative statements, the fact is not statistically significant. Reccomendations for students riding motorcycles and K3 Division at UPI is discussed later in the research.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……… i
LEMBAR HAK CIPTA ……… ii
LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ……… iii LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI SIDANG ………. iv
KATA MUTIARA ……….. v
PERNYATAAN TENTANG KEASLIAN SKRIPSI ……… vi
KATA PENGANTAR ……… vii
UCAPAN TERIMA KASIH ………. viii
ABSTRAK ……… ix
DAFTAR ISI ……… xi
DAFTAR TABEL ……… xiv
DAFTAR GAMBAR ………. xvi
DAFTAR BAGAN ……….. xvii
BAB I : 1. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah ………. 1
1.2.Rumusan Masalah ………. 6
1.3.Tujuan Penelitian……… 6
1.4.Manfaat Penelitian ……… 7
1.5.Asumsi ………. 7
1.6.Hipotesis ……….. 9
1.7.Metode Penelitian ……… 10
1.8.Lokasi, Populasi dan Sampel penelitian …………... 10
1.9.Definisi Operasional ………. 10
BAB II : KONSEP PENILAIAN KOGNITIF, KONSEP KEAMANAN DAN KENYAMANAN LINGKUNGAN SERTA KONSEP TEMPAT PARKIR 1. Konsep Penilaian Kognitif 1.1 Sejarah Penilaian Kognitif ………. 12
1.2 Penilaian Kognitif ……….. 14
1.4 Komponen Penilaian Kognitif ……….. 19
1.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penilaian Kognitif 20 2. Konsep Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan 2.1 Konsep Keamanan ……….… 22
2.2 Konsep Kenyamanan ………….……… 23
3. Konsep Tempat Parkir ……… 25
4. Studi-Studi Terdahulu ……… 27
5. Kerangka Teroritis ……….. 27
BAB III: METODE PENELITIAN 1. Lokasi Penelitian ……. ………. 31
2. Populasi dan Sampel Penelitian……… 31
3. Definisi ………. 32
4. Instrumen ………. 33
5. Proses Pengembangan Instrumen 5.1 Uji Validitas ……….. 42
5.2 Uji Reliabilitas ………. 51
5.3 Uji Hipotesis Deskriptif ………. 54
6. Teknik Pengumpulan Data ……… 55
7. Prosedur dan Tahapan Penelitian ……….. 57
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian 1.1 Profil Responden yang Terlibat dalam Penelitian ……… 59
1.2 Gambaran Umum Penilaian Kognitif terhadap Keamanan dan Kenyamanan parkir di UPI pada Mahasiswa Pengendara Sepeda Motor………. 61
1.3 Deskripsi Data Tanggapan Responden terhadap Subdimensi Penilaian Kognitif ………. 64
1.4 Deskripsi Saran dan Kritik Responden terhadap Kemanan dan Kenyamanan Parkir di UPI ……….. 74
1.5 Faktor-faktor yang terlibat dalam menentukan penilaian kognitif
mahasiswa pengendara sepeda motor ……… 81
1.6 Uji Normalitas Variabel Penilaian Kognitif ……….. 82
1.7 Uji Hipotesis ……… 84
2. Pembahasan Hasil Penelitian ………. 85
BAB V: KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 1. Kesimpulan ………... 88
2. Rekomendasi ……...……….. 89
DAFTAR PUSTAKA ………. 92
LAMPIRAN-LAMPIRAN ………. 96
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Intrepretasi Anak yang pesimis dan yang optimis terhadap
peristiwa buruk yang mereka alami (Santrock, 2007:347)………
16
Tabel 2.2 Intrepretasi Anak yang pesimis dan yang optimis terhadap
peristiwa baik yang mereka alami (Santrock,
2007:347)……… 17
Tabel 3.1 Enam Dimensi Penilaian Kognitif oleh Smith dan Lazarus
(dalam Hogg & Cooper, 2007:150)……… 33 Tabel 3.2 Kisi-Kisi/Matriks Pengembangan Instrumen Penilaian
Kognitif mahasiswa Pengendara Sepeda Motor …………. 36
Tabel 3.3 Hasil Validasi dari Bapak Mubiar Agustin ………. 43
Tabel 3.4 Hasil validasi dari Bapak MIF Baihaqi ………... 45
Tabel 3.5 Hasil validasi dari Bapak Helli Ihsan ……….. 46
Tabel 3.6 Hasil Perhitungan Korelasi Product Moment dengan
Angka Kasar ……… 50
Tabel 3.7 Reliability Statistics Instrumen Penilaian Kognitif ………. 53 Tabel 3.8 Penggunaan Statistik Parametrik dan Nonparametrik untuk
Menguji Hipotesis Macam Data dan Bentuk Hipotesis ….. 54
Tabel 3.9 Pola Penyekoran Instrumen Penilaian Kognitif terhadap
Keamanan dan Kenyamanan Parkir di UPI pada
Mahasiswa Pengendara Sepeda Motor ………... 57
Tabel 4.1 Deskripsi Data Penilaian Kognitif terhadap Keamanan
dan Kenyamanan Parkir di UPI pada Mahasiswa
Pengendara Sepeda Motor ……….. 62
Tabel 4.2 Rumus Norma Penilaian Kognitif terhadap Keamanan
dan Kenyamanan Parkir di UPI pada Mahasiswa
Pengendara Sepeda Motor ……….. 62
Kenyamanan Parkir di UPI pada Mahasiswa Pengendara
Sepeda Motor ………... 63
Tabel 4.4 Gambaran Umum Penilaian Kognitif terhadap Keamanan
dan Kenyamanan Parkir di UPI pada Mahasiswa
Pengendara Sepeda Motor ……….. 63
Tabel 4.5 Deskripsi Saran dan Kritik Responden terhadap
Keamanan dan Kenyamanan Parkir di UPI ……… 74
Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Data Skor Penilaian Kognitif ………… 83 Tabel 4.7 Hasil Uji-Z Skor Penilaian Kognitif Terhadap Keamanan
dan Kenyamanan Parkir di UPI pada Mahasiswa
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Persentase Jenis Kelamin Responden ………... 60
Gambar 4.2 Persentase Pengalaman Responden ……….. 60
Gambar 4.3 Persentase Asal Fakultas Responden ……… 61
Gambar 4.4 Persentase Gambaran Umum Level Penilaian
Kognitif ………. 64
Gambar 4.5 Skor Situasi Memberikan Dampak Positif ………… 65
Gambar 4.6 Skor Situasi yang dipandang Memberikan Tekanan 67
Gambar 4.7 Skor Situasi yang Tidak Memberikan Efek Apapun 68
Gambar 4.8 Skor Motivational Congruence ………. 69
Gambar 4.9 Skor Accountability ………... 70
Gambar 4.10 Skor Problem Focused Coping Potential ………….. 72
Gambar 4.11 Skor Emotion Focused Coping Potential ………….. 73
Gambar 4.12 Persentase Lokasi Responden Pemberi Saran dan
Kritik ………. 79
Gambar 4.13 Persentase Tema Saran dan Kritik Responden
Penelitian ……….. 80
DAFTAR BAGAN
Bagan 1.1 Kerangka Pemikiran ……… 9
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Di Indonesia yang merupakan salah satu negara berkembang di
Asia Tenggara, daerah perkotaan menawarkan kesempatan lebih baik bagi
penghuninya. Hal ini mudah diamati karena pertumbuhan wilayah di
daerah pedalaman lebih lambat dibandingkan dengan daerah perkotaan.
Perbedaan tersebut menyebabkan tersedia lebih banyak lapangan kerja
serta upah dan gaji yang lebih tinggi di daerah perkotaan dibandingkan
daerah pedalaman. Kota-kota yang dimaksud diantaranya Jakarta,
Bandung, Surabaya, Yogyakarta, dan Medan.
Meningkatnya laju perpindahan penduduk ke daerah perkotaan
tentu akan menimbulkan sejumlah permasalahan, salah satu diantaranya
masalah transportasi. Dalam konteks kota di Indonesia, fenomena
permasalahan transportasi di kota-kota besar mulai terlihat dan akan terus
berkembang menjadi persoalan yang semakin rumit di kemudian hari.
Kemacetan di jalan raya, pelanggaran peraturan lalu lintas, pencurian
kendaraan bermotor, hingga kecelakaan lalu lintas merupakan beberapa
masalah yang ada pada saat ini.
Adanya pergerakan manusia dari satu tempat ke tempat lainnya
membuat seseorang dapat memilih berbagai sarana alat transportasi yang
sesuai dengan kebutuhannya saat itu. Namun, dampak krisis moneter yang
masih dirasakan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia, menyebabkan
terbatasnya pilihan jenis kendaraan yang akan dipergunakan sehari-hari.
Bentuk pilihan alat transportasi yang begitu populer di daerah
perkotaan, khususnya di daerah perkotaan Indonesia adalah sepeda motor.
Sepeda motor menjadi pilihan karena dianggap sebagai alat transportasi
yang menghasilkan kinerja yang efektif dan yang pasti terjangkau. Hal ini
ditunjukkan oleh hasil penelitian Pusat Litbang Jalan dan Jembatan pada
70 persen (Kusnandar, 2009). Hal ini diperkuat dengan peningkatan pada
penjualan sepeda motor di Indonesia yang mengalami peningkatan setiap
tahunnya, yang pada tahun 2005 saja mencapai 5 juta unit (Kusnandar,
2009).
Di wilayah Jawa Barat, jumlah sepeda motor juga terus meningkat
dari tahun ke tahun jauh melebihi kendaraan roda empat (Pikiran Rakyat,
edisi 19 Juli 2010). Berdasarkan data Direktorat Lalu Lintas Polda Jabar,
total jumlah kendaraan baru dan lama yang terdaftar di Jawa Barat pada
tahun 2009 mencapai angka 921.686 unit atau meningkat 10,98 persen dari
tahun 2008 yang angkanya menembus 850.508 unit (Pikiran Rakyat, edisi
19 Juli 2010). Dari jumlah tersebut (921.686), lebih dari setengahnya
adalah sepeda motor yaitu 571.025 unit dan selebihnya kendaraan roda
empat yaitu 350.661 unit (Pikiran Rakyat, edisi 19 Juli 2010). Jumlah
sepeda motor itu mengalami kenaikan 15,86 persen dari tahun
sebelumnya, sedangkan jumlah kendaraan roda empat hanya naik 3,68
persen (Pikiran Rakyat, edisi 19 Juli 2010). Penambahan jumlah
kendaraan roda dua memang tak bisa dihindari karena masyarakat
membutuhkan alat transportasi yang murah dan cepat sedangkan negara
belum mampu menyediakan alat transportasi massal yang aman dan
nyaman.
Melimpahnya pengguna sepeda motor di jalanan kota-kota besar
Indonesia tentu tidak lepas dari konsekuensi negatif yang dimilikinya.
Salah satunya adalah pencurian kendaraan bermotor. Di wilayah Bandung
sendiri, polisi meminta warga untuk waspada terhadap pencurian
kendaraan bermotor (Tempo Interaktif, edisi 11 Februari 2010). “Sudah meresahkan”, pernyataan tersebut diungkapkan oleh Kepala Kepolisian Wilayah Kota Besar Bandung, Komisaris Besar Imam Budi Supeno
(Tempo Interaktif, edisi 11 Februari 2010). Beliau beralasan, tanggal 10
Februari 2010 saja dalam satu hari terjadi 11 kali pencurian sepeda motor
tersebar, kendati mayoritas berada di wilayah Bandung Tengah. Menurut
Komisaris Besar Imam Budi Supeno angka ini merupakan yang terbesar
yang pernah terjadi di Bandung (Tempo Interaktif, edisi 11 Februari
2010).
Mencermati fakta di atas, mau tak mau para pengguna sepeda
motor harus meningkatkan kewaspadaannya agar tidak kehilangan sepeda
motor mereka. Mahasiswa merupakan bagian dari penghuni kota yang
memanfaatkan sarana transportasi sepeda motor. Berdasarkan pengamatan
informal yang peneliti lakukan di Universitas Pendidikan Indonesia,
tempat parkir kampus didominasi oleh kendaraan beroda dua ini.
Pelayanan keamanan di Universitas Pendidikan Indonesia
menyediakan satpam jaga di beberapa daerah parkir dan tidak di bagian
lainnya. Mahasiswa yang mengendarai motor ke kampus harus dengan
hati-hati memilih tempat parkir kendaraannya. Karena, meskipun
menggunakan kunci ganda, berkat keahlian pencuri motor yang bertambah
lihai kunci ganda itu mungkin saja dijebol, atau tanpa di jebol langsung
diangkut ke dalam mobil box. Berikut ini merupakan salah satu
pengalaman Intany Pamella yang dimuat dalam majalah Isola Pos ( edisi
Maret 2013):
Kecewa Terhadap Satpam UPI
Sebelumnya saya ucapkan terima kasih kepada Isola Pos atas dimuatnya surat pembaca ini. Melalui tulisan ini saya ingin berbagi pengalaman kepada pembaca Isola Pos terkait pelayanan satpam UPI yang berjaga di parkiran.
ditambah saya perempuan yang tak begitu kuat untuk memindahkan motor-motor yang menghalangi.
Tidak begitu jauh, saya lihat dua bapak Satpam UPI yang ditugaskan jaga parkir di sana. Kontan saya pun berteriak memanggil
bapak Satpam untuk menolong saya. “Pak, pak, tolong keluarin motor saya!” teriak saya berkali-kali kepada bapak satpam. Namun betapa kerasnya saya berteriak minta tolong, bapak Satpam tidak juga menolong saya. Padahal mereka tidak begitu jauh dari saya yang kesulitan menggeser-geser motor.
Beberapa kali berteriak, akhirnya pak Satpam melihat kepada saya. Namun bukannya menolong saya, bapak Satpam malah kembali meneruskan kegiatannya membaca koran. Sepertinya mereka tak tergerak sedikitpun hatinya untuk menolong saya. Untungnya waktu itu ada mahasiswa yang mendengar teriakan saya. Akhirnya mahasiswa tersebut bersusah payah membantu saya.
Sayangnya Pak Satpam masih tetap saja membaca koran seperti tak peduli. Dengan kejadian itu, saya sungguh kecewa! Saya memang tak menganggap bapak Satpam sebagai tukang parkir, bukan juga tugasnya menggeser motor, tapi bukankah untuk menolong mah sah-sah saja? Lagian, cuma santai-santai baca koran juga bukan tugasnya bapak Satpam bukan?
Melihat kejadian itu juga, saya jadi sangsi. Apakah dengan posisi parkir sekarang bisa membuat pelayanannya semakin membaik? Saya berharap dengan posisi parkir yang sudah terpusat seperti sekarang, tidak ada kejadian yang pernah saya alami seperti waktu itu lagi. Satpam UPI juga harus benar-benar bekerja, tak hanya membaca koran. Setidaknya menolong mahasiswa, apalagi titik parkir sekarang semakin padat.
Intany Pamella
Kejadian di atas merupakan contoh nyata situasi parkir sepeda
motor di Universitas Pendidikan Indonesia. Mahasiswa tidak mempercayai
kinerja satpam dan menganggap kejadian tersebut sebagai bukti kelalaian
kinerja satpan dalam mengatur ketertiban di tempat parkir yang dijaganya.
Mahasiswa yang membawa sepeda motor saat ini juga
meningkatkan kewaspadaannya dengan pemasangan kunci ganda pada
kendaraannya. Namun, individu yang berbeda dapat menginterpretasikan
situasi sama yang mereka hadapi dengan cara berbeda. Ada yang telah
merasa aman dengan pemasangan kunci ganda itu, dan ada pula yang terus
khawatir akan keselamatan kendaraan dan atribut miliknya. Helm
merupakan atribut yang penting bagi pengguna sepeda motor. Para
pengguna sepeda motor pun tidak akan mempercayakan helmnya di
tempat yang tidak terlindungi. Apalagi jika mereka memang pernah
kehilangan helm saat sedang parkir. Peneliti melihat bahwa beberapa
mahasiswa UPI menitipkan helmnya di ruang administrasi dalam kantor
jurusannya, bahkan ada juga mahasiswa UPI yang membawa-bawa helm
ke mana pun ia pergi.
Hal ini tergantung bagaimana mereka melihat dan merasakan posisi
mereka dalam situasi tersebut. Jika dilihat lebih spesifik, maka penilaian
kognitif terhadap situasi yang berlangsung mempengaruhi reaksi tubuh,
ekspresi wajah dan kecenderungan tindakan yang juga menimbulkan efek
langsung pada pengalaman emosional (Eysenck & Keane, 2005: 2).
Pertimbangan-pertimbangan tersebut menibulkan gagasan yang kuat
bahwa faktor kognitif (terutama penilaian kognitif) selalu menjadi dasar
yang penting dalam menentukan pengalaman emosional (Eysenck &
Keane, 2005: 2).
Hal ini dengan tepat dikemukakan oleh Lazarus (1982,1991) dalam
teori penilaian kognitifnya, yang mengawali perkembangan beberapa teori
pendekatan teoritis ini adalah sebagai berikut: “Mengenai apakah emosi dihasilkan sebagai respons untuk dirasakan, diingat atau dibayangkan
dalam suatu situasi, atau apakah proses tersebut merupakan proses yang
otomatis terjadi atau terkontrol (Eysenck & Keane, 2005: 2). Teori
penilaian kognitif dari Roseman & Smith menyatakan bahwa penilaian
kognitif mengaktifkan proses emosi, mengawali ekspresi fisiologis, behavioral dan perubahan lainnya yang menghasilkan kondisi emosional” (Eysenck & Keane, 2005: 2).
Fenomena ini menarik minat peneliti untuk mengkaji lebih jauh
mengenai gambaran umum penilaian kognitif mahasiswa pengendara
sepeda motor terhadap keamanan dan kenyamanan parkir di Universitas
Pendidikan Indonesia.
2. Rumusan Masalah
Secara umum rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
mengenai penilaian kognitif terhadap keamanan dan kenyamanan parkir di
Universitas Pendidikan Indonesia pada mahasiswa pengendara sepeda
motor.
Beberapa pertanyaan yang dapat diidentifikasi terkait fokus
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran umum penilaian kognitif mahasiswa pengendara
sepeda motor terhadap keamanan dan kenyamanan parkir di UPI?
2. Faktor-faktor apa saja yang terlibat dalam menentukan penilaian kognitif
terhadap keamanan dan kenyamanan parkir di UPI pada mahasiswa
pengendara sepeda motor?
3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui penilaian
kognitif (cognitive appraisal) mahasiswa pengendara sepeda motor
Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui gambaran umum penilaian kognitif mahasiswa pengendara
sepeda motor terhadap keamanan dan kenyamanan parkir di UPI.
2. Mengetahui faktor-faktor apa saja yang terlibat dalam menentukan
penilaian kognitif mahasiswa pengendara sepeda motor terhadap
keamanan dan kenyamanan parkir di UPI.
4. Manfaat Penelitian
Beberapa hal yang dapat disumbangkan penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Manfaat Teoretis
Secara teoretis, tema penelitian ini menggunakan konsep penilaian
kognitif (cognitive appraisal) yang dikembangkan oleh Lazarus sebagai
pengembangan teori perkembangan emosi pada mahasiswa pengendara
sepeda motor di UPI. Tema ini akan menarik, karena mahasiswa
diharapkan menampilkan kompetensi yang nantinya akan mereka miliki
sebagai seorang ahli di bidang mereka masing-masing. Mahasiswa
diharapkan dapat menyadari bahwa pengalaman-pengalaman hidupnya
akan mendasari hubungan yang mereka bangun dengan klien dan kolega
mereka di masa yang akan datang. Hasil akhir kajian penelitian ini
diharapkan menambah wacana Psikologi perkembangan, Psikologi sosial,
dan Psikologi kognitif, khususnya teori penilaian kognitif Lazarus.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis, penelitian ini diharapkan berguna untuk:
a. Bagi Divisi Keamanan Universitas Pendidikan Indonesia, penelitian ini
memberikan masukan dan informasi mengenai pelayanan perparkiran
b. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini bermanfaat sebagai rintisan
bagi penelitian yang menggunakan konsep penilaian kognitif.
5. Asumsi
Penilaian kognitif sebagai penentu interpretasi seseorang dalam
suatu situasi memiliki peranan penting dalam diri seseorang. Dalam
penelitian ini situasi tersebut adalah perasaan yang timbul dalam diri
mahasiswa saat parkir dan meninggalkan motor di wilayah Universitas
pendidikan Indonesia. Perasaan itu tidak akan timbul tanpa didahului oleh
interpretasi mahasiswa tersebut terhadap situasi yang dihadapinya saat itu.
Ketika mahasiswa pengendara sepeda motor telah merasakan
perasaan tertentu, ia telah melakukan evaluasi atas situasi yang dihadapi
dan evaluasi tersebut didasari oleh pemahaman mahasiswa tersebut atas
sebuah ancaman. Dapat dikatakan bahwa pengetahuan dan keyakinan
mahasiswa pengendara sepeda motor atas hal yang dianggapnya sebagai
ancaman dalam suatu situasi dapat memicu timbulnya perasaan tak
nyaman. Sebagai tambahan, peneliti juga mempercayai bahwa primary
appraisal sendiri dibentuk oleh mahasiswa pengendara sepeda motor dengan faktor-faktor yang terlibat dalam suatu situasi seperti komitmen
dan belief. Faktor-faktor ini juga menentukan tindakan yang diambil tiap
mahasiswa pengendara sepeda motor saat menghadapi situasi tertentu,
dalam penelitian ini situasi tersebut adalah saat mahasiswa parkir dan
meninggalkan sepeda motornya di lahan parkir sepeda motor Universitas
Pendidikan Indonesia. Komitmen mengungkapkan apa hal yang penting
dan utama bagi seseorang, sementara belief dideskripsikan oleh Folkman
sebagai dugaan yang telah ada sebelumnya tentang situasi nyata yang
dihadapi dan berperan sebagai lensa perseptual (Frisancho,1997).
Berdasarkan pada keterangan tersebut, dapat diduga bahwa
penilaian kognitif memegang peranan penting terhadap munculnya
wilayah Universitas Pendidikan Indonesia. Hal ini dapat digambarkan
sebagai berikut:
Bagan 1.1 Kerangka Pemikiran
Atas dasar kerangka pemikiran di atas, maka peneliti memiliki
beberapa asumsi sebagai berikut:
1. Penilaian kognitif terhadap keamanan dan kenyamanan parkir di UPI
berperan dalam munculnya tindakan mahasiswa pengendara sepeda motor
saat parkir dan meninggalkan motor di Universitas Pendidikan Indonesia.
2. Penilaian kognitif terhadap keamanan dan kenyamanan parkir di UPI pada
mahasiswa pengendara sepeda motor adalah penilaian yang negatif. (a) Bawaan diri individu:
Komitmen dan belief
(b) Karakteristik situasi, misalnya: Tuntutan, kerugian, dan kapasitas
coping; dan karakteristik formal
seperti keambiguitasan dan kesegeraan situasi.
Penilaian Kognitif (Cognitive Appraisal)
Situasi saat parkir dan meninggalkan
motor
Coping
6. Hipotesis
Berdasarkan asumsi yang dikemukakan di atas, maka penulis mengajukan
hipotesis penelitian dalam penelitian ini sebagai berikut:
1) Ho: μ > μo
Ho: Penilaian kognitif terhadap keamanan dan kenyamanan parkir di UPI
pada mahasiswa pengendara sepeda motor adalah bukan penilaian yang
negatif.
2) Ha: μ < μo
Ha: Penilaian kognitif terhadap keamanan dan kenyamanan parkir di UPI
pada mahasiswa pengendara sepeda motor adalah penilaian yang negatif.
7. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
deskriptif. Penelitian deskriptif dilakukan untuk menguji generalisasi hasil
penelitian berdasarkan satu sampel (Siregar, 2010: 211). Pendekatan yang
digunakan adalah pendekatan kuantitatif yang menekankan analisisnya pada
data numerikal atau angka yang diolah dengan metoda statistika inferensial.
Instrumen yang digunakan berupa angket atau kuesioner yang berisi
sejumlah pernyataan yang mengukur penilaian kognitif saat mahasiswa parkir
dan meninggalkan motor di wilayah Universitas Pendidikan Indonesia.
Penelitian ini disebut sebagai penelitian survey.
Penelitian survey dapat disebut sebagai penelitian deskriptif (Ary, et al.,
2006: 31). Penelitian ini menggunakan instrumen seperti kuesioner dan
wawancara untuk mengumpulkan informasi dari kelompok atau perorangan
(Ary, et al., 2006: 31). Penelitian survey membuat peneliti dapat
menyimpulkan karakteristik berbagai kelompok dan mengukur sikap dan
opini mereka terhadap berberapa hal (Ary, et al., 2006: 31).
8. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah fasilitas parkir Universitas Pendidikan
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa
pengendara motor di Universitas Pendidikan Indonesia.
Sampel dalam penelitian ini adalah 99 orang mahasiswa
pengendara sepeda motor yang menggunakan fasilitas parkir sepeda motor
di Universitas Pendidikan Indonesia.
9. Definisi Operasional
Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah penilaian
kognitif (cognitive appraisal) dari teori yang digagas oleh Richard S.
Lazarus.
1. Definisi Konseptual
Menurut Santrock (2007) penilaian kognitif (cognitive appraisal)
adalah istilah Lazarus untuk interpretasi yang dikenakan seseorang
terhadap suatu kejadian atau peristiwa yang berlangsung dalam
hidupnya mengenai bahayanya, ancamannya, maupun tantangannya
dan penilaian mereka apakah mereka memiliki sumber daya yang
cukup untuk menghadapi peristiwa tersebut secara efektif.
2. Definisi Operasional
Menurut Lazarus (dalam Frisancho, 1997: 4) penilaian kognitif
(cognitive appraisal) merupakan interaksi antara situasi nyata dengan
karakteristik yang dimiliki oleh individu yang tergambar dari derajat
skor skala penilaian kognitif yang dirumuskan berdasarkan teori
Lazarus dan Smith (dalam Eysenck, 1997: 35) dengan komponen
sebagai berikut:
1) Motivational relevance (ketika situasi dianggap berhubungan dengan komitmen pribadi),
3) Accountability (seberapa besar diri atau orang lain bertanggung jawab dalam situasi yang dihadapi),
4) Problem focused coping potential (kemungkinan yang akan dilakukan mengenai dapat atau tidaknya situasi ditangani),
5) Emotion focused coping potential (kemungkinan yang dilakukan mengenai dapat atau tidaknya perasaan yang
terlibat dalam situasi ditangani), dan
31
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian
deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel
mandiri, baik satu variabel atau lebih (independent) tanpa membuat perbandingan,
atau penghubungan dengan variabel yang lain (Siregar, 2010: 107). Prosedur
pemecahan masalah pada metode ini adalah dengan cara menggambarkan objek
penelitian pada saat keadaan sekarang berdasarkan fakta-fakta sebagaimana
adanya (Siregar, 2010: 108). Selanjutnya hasil penemuan akan dideskripsikan,
yaitu dengan melakukan pengamatan serta menggambarkan sifat atau peristiwa
yang tengah berlangsung pada saat peristiwa dilakukan dan memeriksa
sebab-sebab dari gejala tertentu (Travers:1998). Penelitian ini digunakan untuk mengkaji
parameter populasi yang berbentuk penggambaran melalui responden yang
terlibat dalam penelitian. Penelitian ini mengkaji gambaran penilaian kognitif
terhadap keamanan dan kenyamanan parkir di UPI pada mahasiswa pengendara
sepeda motor.
1. LOKASI PENELITIAN
Lokasi penelitian adalah di Universitas Pendidikan Indonesia.
2. POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN
William Emory dan Donald R. Cooper (1991) menyatakan bahwa, populasi
merupakan himpunan yang sempurna dari unit observasi dimana unit observasi
merupakan kelompok sosial, perusahaan atau organisasi yang dapat memberikan
keterangan mengenai sesuatu yang diteliti, sedangkan sampel adalah sebagian dari
populasi yang merupakan contoh atau wakil yang diambil dari populasi yang
32
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh mahasiswa pengendara sepeda
motor yang parkir dan meninggalkan motor di Universitas Pendidikan Indonesia
sebanyak ± 7500 orang.
Jumlah sampel penelitian didasarkan pada teori Husein Umar (1998) yang
menjelaskan pendapat Slovin dengan asumsi bahwa populasi berdistribusi normal
menggunakan rumus: pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir/diinginkan
yaitu sebesar 0,1 (10%)
Dengan rumus slovin tersebut maka didapat angka n adalah:
n =
Metode sampling yang digunakan adalah simpel random sampling sehingga
dari 7500 (jumlah populasi) orang dipilih 99 (jumlah sesuai perhitungan) orang
secara acak sebagai angota sampel. Hal ini mungkin dilakukan mengingat bahwa
anggota populasi bersifat homogen, sehingga tiap-tiap anggota populasi memiliki
peluang yang sama menjadi anggota sampel.
33
Penelitian ini melibatkan satu variabel, yaitu penilaian kognitif (cognitive
appraisal).
Penilaian kognitif (cognitive appraisal) yang dimaksud dalam penelitian ini
dilihat dari dua proses psikologis yang meliputi penilaian kognitif (cognitive
appraisal), yaitu primary appraisal dan secondary appraisal yang dikemukakan oleh Lazarus dan Smith (dalam Hogg & Cooper, 2007:150). Penilaian kognitif
(cognitive appraisal) merupakan interaksi antara situasi nyata dengan
karakteristik yang dimiliki oleh individu.
4. INSTRUMEN
Alat ukur penilaian kognitif mahasiswa pengendara sepeda motor jurusan
Psikologi UPI menggunakan 2 kriteria penilaian kognitif berdasarkan Teori Smith
dan Lazarus (dalam Hogg & Cooper, 2007:150) yang dikembangkan dan
disesuaikan dengan konteks dan masalah penelitian oleh peneliti. Kedua kriteria
penilaian adalah primary appraisal dan secondary appraisal.
Tabel 3.1 Enam Dimensi Penilaian Kognitif oleh Smith dan Lazarus
(dalam Hogg & Cooper, 2007:150)
Primary Appraisal Deskripsi
1.
Motivational relevance
Positive appraisal keadaan saat seseorang menilai suatu situasi memberikan dampak positif
bagi dirinya.
Stressful appraisal keadaan saat seseorang menilai suatu situasi memberikan tekanan atau
stres bagi dirinya.
Irrelevant appraisal
keadaan saat seseorang menilai suatu
situasi tidak memberikan efek atau
pengaruh apapun bagi dirinya.
34
berhubungan dengan tujuan pribadi.
Secondary Appraisal Deskripsi
3. Accountability
Self accountability Seberapa besar diri sendiri bertanggung jawab dalam situasi
yang dihadapi.
Other
accountability
Seberapa orang lain bertanggung
jawab dalam situasi yang dihadapi.
4. Problem focused coping potential
Kemungkinan yang akan dilakukan
mengenai dapat atau tidaknya situasi
ditangani.
5. Emotion focused coping potential
Kemungkinan yang akan dilakukan
mengenai dapat atau tidaknya
perasaan yang terlibat dalam situasi
ditangani.
6. Future expectancy penilaian mengenai bagaimana
situasi akan berubah saat dihadapi.
Primary appraisal melibatkan 2 aspek, yaitu: motivational relevance dan motivational congruence. Motivational relevance adalah ketika situasi dianggap berhubungan dengan komitmen pribadi. Motivational relevance
dipandang dalam 3 cara, yaitu positive appraisal, stressful appraisal dan
irrelevant appraisal. Positive appraisal adalah keadaan saat seseorang menilai suatu situasi memberikan dampak positif bagi dirinya. Stressful appraisal
adalah keadaan saat seseorang menilai suatu situasi memberikan tekanan atau
stres bagi dirinya. Irrelevant appraisal adalah keadaan saat seseorang menilai
suatu situasi tidak memberikan efek atau pengaruh apapun bagi dirinya.
35
Secondary appraisal lebih ke arah usaha responden untuk mengantisipasi situasi saat parkir yang menimbulkan ancaman yaitu berupa sumber daya
adekuat yang dimiliki responden. Sumber daya adekuat responden terbagi
menjadi empat aspek, yaitu: accountability, problem focused coping potential,
emotion focused coping potential, dan future expectancy. Accountability adalah seberapa besar diri atau orang lain bertanggung jawab dalam situasi
yang dihadapi. Problem focused coping potential adalah kemungkinan yang
akan dilakukan mengenai dapat atau tidaknya situasi ditangani. Emotion
focused coping potential adalah kemungkinan yang akan dilakukan mengenai dapat atau tidaknya perasaan yang terlibat dalam situasi ditangani. Future
expectancy adalah penilaian mengenai bagaimana situasi akan berubah saat dihadapi.
Penelitian yang baik, dihasilkan oleh data yang baik. Baik atau tidaknya
suatu data tergantung pada instrumen pengumpulan datanya. Instrumen
penelitian ini dikembangkan berdasarkan variabel tersebut di atas. Instrumen
data yang telah dikembangkan kemudian dilakukan pengujian untuk
memenuhi dua syarat penting, yakni valid dan reliabel.
Instrumen dalam penelitian ini dikembangkan oleh peneliti berdasarkan
teori penilaian kognitif dari Smith & Lazarus (dalam Hogg & Cooper, 2007).
36
Tabel 3.2 Kisi-Kisi/Matriks Pengembangan Instrumen Penilaian Kognitif mahasiswa Pengendara Sepeda Motor
Dimensi Variabel Sub-variabel Deskripsi Pernyataan (F/U)
Primary dan keluar kampus menciptakan situasi aman.
2. Satpam di area parkir dapat diandalkan untuk mengamankan sepeda motor.
3. Alat pengaman tambahan memberikan jaminan perlindungan yang lebih besar saat parkir sepeda motor di kampus.
4. Penataan area parkir dengan batas-batas yang jelas memberikan jaminan keamanan parkir sepeda motor.
F adanya pencatatan yang jelas, membuat saya merasa tidak aman dan nyaman untuk parkir di kampus.
37
Dimensi Variabel Sub-variabel Deskripsi Pernyataan (F/U)
tekanan. 6. Penataan area parkir yang terlalu terbuka untuk umum tidak memberikan jaminan keamanan dan kenyamanan parkir sepeda motor.
7. Tidak adanya satpam yang menjaga tempat parkir membuat saya cemas dengan keamanan dan kenyamanan ketika parkir sepeda motor di kampus.
8. Tidak adanya pengamanan tambahan pada sepeda motor saya yang diparkir membuat saya cemas dengan keamanan ketika parkir di kampus.
U
U
U
Irrelevant
appraisal
Situasi tidak memberikan efek apapun.
9. Saya mengetahui adanya pohon-pohon peneduh di area parkir sepeda motor.
10. Saya tahu adanya spanduk-spanduk petunjuk kawasan parkir sepeda motor di dalam kampus.
11. Bagi saya kebersihan area parkir sepeda motor tidak mempengaruhi keputusan saya untuk parkir di area
F
F
38
Dimensi Variabel Sub-variabel Deskripsi Pernyataan (F/U)
tersebut.
12. Saya tidak merasakan perbedaan saat harus parkir di area parkir sepeda motor yang beraspal ataupun yang tidak beraspal
F
Motivational
congruence
Situasi dianggap berhubungan dengan tujuan pribadi.
13. Saya selalu mencari tempat parkir yang rindang agar jok sepeda motor tidak menjadi panas.
14. Parkir di tempat terdekat dengan tujuan lebih baik agar tidak perlu susah payah berjalan.
15. Tempat parkir yang paling aman adalah tempat parkir yang paling dekat dengan keberadaan satpam.
16. Daya tahan tubuh saya yang lemah dan wilayah kampus yang jauh, mengharuskan saya untuk menggunakan sepeda motor.
F
F
U
U
39
Dimensi Variabel Sub-variabel Deskripsi Pernyataan (F/U)
appraisal yang
bertanggung jawab dalam situasi yang dihadapi.
sepeda motor dan atributnya adalah diri sendiri.
18. Orang yang paling bertanggungjawab terhadap keamanan sepeda motor dan atributnya adalah satpam.
19. Menjaga keamanan parkir motor adalah tangungjawab pengendara sepeda motor dan satpam.
U sepeda motor dengan baik, maka kemungkinan kehilangan akan sangat kecil.
21. Keamanan dan kenyamanan tidak akan terjamin jika saya parkir di tempat yang tidak seharusnya.
22. Dengan adanya area parkir khusus untuk sepeda motor saja tidak akan memberikan jaminan rasa aman dan
F
U
40
Dimensi Variabel Sub-variabel Deskripsi Pernyataan (F/U)
nyaman saya ketika parkir di kampus.
23. Dengan adanya area parkir khusus untuk sepeda motor dan satpam tanpa pengelolaan yang baik, tidak akan memberikan jaminan rasa aman dan nyaman saya ketika parkir di kampus
24. Dengan adanya area parkir khusus untuk sepeda motor dan satpam serta pengelolaan yang baik, akan memberikan jaminan rasa aman dan nyaman saya ketika parkir di kampus.
U
F
Emotion focused
coping potential
Kemungkinan yang akan dilakukan mengenai dapat atau tidaknya perasaan yang terlibat dalam
25. Saya merasa lebih aman jika membawa serta helm bersama saya daripada ditinggal di motor.
26. Saya akan merasa sangat bersalah jika lupa mengunci sepeda motor saya saat parkir.
27. Kunci pengaman tambahan sepeda motor yang lebih mahal harganya pasti lebih bagus kualitasnya, dan akan memberikan rasa aman bagi saya untuk parkir.
U
U
41
Dimensi Variabel Sub-variabel Deskripsi Pernyataan (F/U)
situasi ditangani.
28. Saya yakin helm saya takkan hilang meski ditinggal di motor.
29. Jika seandainya motor saya hilang, saya tidak bisa mengatasi rasa kehilangan saya.
F
U
Future
Expectancy
Penilaian mengenai bagaimana situasi akan berubah saat ditangani.
30. Pengetahuan saya tentang seluk beluk keamanan area parkir motor di kampus membantu saya untuk selalu parkir motor di wilayah parkir yang “aman” dalam kampus.
31. Kewaspadaan saya dalam memberikan pengamanan tambahan terhadap sepeda motor dan atributnya, akan memberi rasa aman dan nyaman untuk parkir di kampus. 32. Kedisiplinan Satpam dalam menjaga keamanan dan kenyamanan di area parkir, memberi rasa aman dan nyaman bagi saya untuk parkir di kampus.
U
U
5. PROSES PENGEMBANGAN INSTRUMEN
5. 1. Uji Validitas
Uji validitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan validitas internal. Validitas internal juga bisa disebut sebagai validitas logis (Widoyoko, 2012: 142). Istilah “validitas logis” mengandung kata “logis” yang berarti penalaran atau rasional (Widoyoko, 2012: 142). Dengan makna demikian maka validitas logis untuk sebuah instrumen menunjuk pada
kondisi sebuah istrumen yang memenuhi syarat valid berdasarkan hasil penalaran atau
rasional (Widoyoko, 2012: 142).
Instrumen yang mempunyai validitas internal atau rasional bila kriteria yang ada di
dalamnya secara rasional (teoritis) telah mencerminkan apa yang diukur (Widoyoko, 2012:
142). Jadi kriteria validitas instrumen ada dalam instrumen itu sendiri. Validitas internal ini
dibedakan menjadi dua, yaitu: validitas isi (content validity) dan validitas konstruk
(construct validity) (Widoyoko, 2012: 143). Dalam penelitian ini, validitas internal yang
dipergunakan adalah validitas konstruk (construct validity).
Validitas konstruk mengacu pada sejauh mana suatu instrumen mengukur konsep dari
suatu teori, yaitu yang menjadi dasar penyusunan instrumen (Widoyoko, 2012: 145).
Definisi atau konsep yang diukur berasal dari teori yang digunakan (Widoyoko, 2012: 145).
Validitas konstruk dapat diuji dengan menggunakan pendapat para ahli (expert
judgement). Instrumen yang telah dikonstruksi tentang aspek-aspek yang yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu akan dikonsultasikan dengan para ahli. Para ahli diminta
pendapatnya tentang instrumen yang telah disusun dan akan memberikan keputusan apakah
instrumen tersebut dapat digunakan tanpa perbaikan, ada perbaikan, dan mungkin dirombak
total. Menurut Sugiono dalam Widoyoko (2012: 146) jumlah tenaga ahli yang digunakan
minimal tiga orang. Tenaga ahli yang diminta pendapatnya dalam penelitian ini adalah
Bapak Mubiar Agustin, Bapak MIF Baihaqi, dan Bapak Helli Ihsan. Ketiga ahli melakukan
seleksi terhadap item-item yang ada dalam instrumen dan memberikan rekomendasi untuk
memperbaiki item-item yang dirasa kurang sesuai. Ketiga dosen melakukan penghapusan /
penggantian sebagian kata dalam item pernyataan yang dirasa kurang sesuai. Berikut ini
1. Hasil Validasi dari Bapak Mubiar Agustin mengenai Instrumen Penilaian Kognitif terhadap Keamanan dan Kenyamanan Parkir di UPI pada Mahasiswa Pengendara Sepeda Motor.
Tabel 3.3 Hasil Validasi dari Bapak Mubiar Agustin
Nomor
Item Keterangan Professional Judgement
2
Sebelum validasi:
“Saya tidak pernah meninggalkan tempat parkir sebelum saya yakin motor saya sudah terkunci dengan benar.”
Setelah validasi:
“Saya tidak pernah meninggalkan tempat parkir sebelum yakin sepeda motor sudah terkunci dengan benar.”
4
Sebelum validasi:
“Alat pengaman tambahan memberikan jaminan perlindungan yang lebih besar saat parkir di kampus.”
Setelah validasi:
“Alat pengaman tambahan memberikan jaminan perlindungan yang lebih besar saat parkir sepeda motor di kampus.”
7
Sebelum validasi:
“Saat sedang terburu-buru saya sering lupa mengunci sepeda motor saya.”
Setelah validasi:
“Saat sedang terburu-buru saya sering lupa mengunci sepeda motor.”
Nomor
Item Keterangan Professional Judgement
“Saya mengetahui sering terjadinya kehilangan pada areal parkir ini dari teman sesama pengendara motor dan satpam.”
Setelah validasi:
“Saya mengetahui sering terjadinya kehilangan pada areal parkir ini dari teman dan satpam.”
14
Sebelum validasi:
“Daya tahan tubuh saya yang lemah dan wilayah kampus yang jauh, mengharuskan saya untuk berkendara sepeda motor.”
Setelah validasi:
“Daya tahan tubuh saya yang lemah dan bangunan dalam kampus yang berjauhan, mengharuskan saya untuk menggunakan sepeda motor.”
15
Sebelum validasi:
“Saya selalu mencari tempat parkir yang rindang agar jok motor saya tidak menjadi panas.”
Setelah validasi:
“Saya selalu mencari tempat parkir yang rindang agar jok motor tidak menjadi panas.”
16
Sebelum validasi:
“Saya memasang pengaman tambahan pada sepeda motor saya agar lebih aman.”
Setelah validasi:
Nomor
Item Keterangan Professional Judgement
lebih aman.”
20
Sebelum validasi:
“Orang yang paling bertanggung jawab terhadap keamanan sepeda motor dan helm saya adalah saya sendiri.”
Setelah validasi:
“Orang yang paling bertanggungjawab terhadap keamanan sepeda motor dan atributnya adalah diri sendiri.”
27
Sebelum validasi:
“Menutup beberapa akses/jalan masuk kampus yang tanpa penjagaan akan mengurangi terjadinya kehilangan motor atau helm.”
Setelah validasi:
“Menutup beberapa akses/jalan masuk kampus yang tanpa penjagaan akan mengurangi terjadinya kehilangan motor dan atributnya.”
33 Pernyataan mirip dengan item nomor 36, pilih salah satu
36 Pernyataan mirip dengan item nomor 33, pilih salah satu
2. Hasil Validasi dari Bapak MIF Baihaqi mengenai Instrumen Penilaian Kognitif terhadap Keamanan dan Kenyamanan Parkir di UPI pada Mahasiswa Pengendara Sepeda Motor.
Tabel 3.4 Hasil validasi dari Bapak MIF Baihaqi
Nomor Item Keterangan Professional Judgement
“Dengan hanya satu orang satpam di area parkir, saya yakin pencurian sepeda motor atau helm akan terus terjadi.”
Setelah validasi:
“Apabila hanya ada satu orang satpam di area parkir, saya yakin pencurian sepeda motor atau helm akan terus terjadi”
29
Sebelum validasi:
“Saya merasa lebih aman jika saya membawa serta helm bersama saya daripada ditinggal di motor.”
Setelah validasi:
“Saya merasa lebih aman jika membawa serta helm bersama saya, daripada ditinggal di motor.”
3. Hasil Validasi dari Bapak Helli Ihsan mengenai Instrumen Penilaian Kognitif terhadap Keamanan dan Kenyamanan Parkir di UPI pada Mahasiswa Pengendara Sepeda Motor.
Tabel 3.5 Hasil validasi dari Bapak Helli Ihsan
Nomor Item Keterangan Professional Judgement
2 Pernyataan harus dirubah dan dipertimbangkan lagi.
5
Sebelum validasi:
“Saya pikir, jika saya mengenal penjaga parkir dengan baik, maka kemungkinan kehilangan akan sangat kecil.”
Setelah validasi:
“Jika saya mengenal penjaga parkir dengan baik, maka kemungkinan kehilangan akan sangat kecil.
Nomor Item Keterangan Professional Judgement
8 Pernyataan mirip dengan pernyataan nomor 6, pernyataan ini dihapus.
9
Sebelum validasi:
“Saya menyadari mudahnya akses keluar masuk UPI ke pemukiman wilayah penduduk, menjadi sebab banyaknya kehilangan helm atau motor.”
Setelah validasi:
“Mudahnya akses keluar masuk UPI menjadi sebab banyaknya kehilangan sepeda motor dan atributnya.”
10 Pernyataan harus dirubah dan dipertimbangkan lagi.
16 Pernyataan dihapus
18 Pernyataan harus dirubah dan dipertimbangkan lagi.
19 Pernyataan harus dirubah dan dipertimbangkan lagi.
22 Pernyataan dihapus
24 Pernyataan harus dirubah dan dipertimbangkan lagi.
25 Pernyataan harus dirubah dan dipertimbangkan lagi.
26 Pernyataan harus dirubah dan dipertimbangkan lagi.
27 Pernyataan harus dirubah dan dipertimbangkan lagi.
28 Pernyataan harus dirubah dan dipertimbangkan lagi.
30
Sebelum validasi:
Nomor Item Keterangan Professional Judgement
Setelah validasi:
“Saya akan merasa sangat bersalah jika lupa mengunci sepeda motor saat parkir.”
34 Pernyataan harus dirubah dan dipertimbangkan lagi.
35 Pernyataan harus dirubah dan dipertimbangkan lagi.
36 Pernyataan harus dirubah dan dipertimbangkan lagi.
37 Pernyataan harus dirubah dan dipertimbangkan lagi.
Setelah pengujian konstruk dari ahli dilanjutkan dengan uji coba di lapangan. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui validitas faktor maupun validitas butir instrumen (Widoyoko,
2012: 146). Sampel uji coba minimal 30 orang (Widoyoko, 2012: 146).
Suatu butir instrumen dikatakan valid apabila memiliki sumbangan yang besar terhadap
skor total (Widoyoko, 2012: 147). Dengan kata lain dikatakan mempunyai validitas yang
tinggi jika skor pada butir mempunyai kesejajaran denga skor total (Widoyoko, 2012: 147).
Kesejajaran ini dapat diartikan dengan korelasi, sehingga untuk mengetahui validitas butir
digunakan rumus korelasi product moment (Widoyoko, 2012: 147). Rumus korelasi product
moment yang digunakan dalam penelitian ini adalah rumus korelasi product moment dengan menggunakan angka kasar.
Rumus korelasi product moment dengan angka kasar adalah sebagai berikut (Widoyoko,
y = skor total
rxy = koefisien antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang dikorelasikan
Σxy = jumlah perkalian x dan y
x2 = kuadrat dari x
y2 = kuadrat dari y
Pengujian validitas merupakan syarat penting yang berlaku dalam suatu kuesioner atau
angket. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pernyataan pada kuesioner mampu untuk
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut, sedangkan suatu
kuesioner dikatakan reliabel apabila jawaban seseorang terhadap pertanyaan kuesioner atau
angket stabil dari waktu ke waktu. Instrumen pengukuran dalam penelitian ini dikatakan
reliabel apabila instrumen tersebut dipergunakan secara berulang memberikan hasil ukur
yang sama.
Pada kesempatan ini uji validitas dilakukan dengan melihat korelasi antara skor
masing-masing item pernyataan dengan skor total, selanjutnya hasil korelasi pada masing-masing-masing-masing
item pernyataan dibandingkan dengan nilai kritis. Penafsiran harga koefisien korelasi
dilakukan dengan membandingkan harga rxy dengan harga kritik (Widoyoko, 2012: 149). Adapun harga kritik untuk untuk validitas butir instrumen adalah 0,3 (Widoyoko, 2012: 149).
Artinya apabila rxy lebih besar atau sama dengan 0,3 (rxy > 0,3), nomor butir tersebut dapat
dikatakan valid (Widoyoko, 2012: 149). Sebaliknya apabila rxy lebih kecil dari 0,3 (rxy < 0,3),
nomor butir tersebut dikatakan tidak valid (Widoyoko, 2012: 149). Penentuan batas minimal
suatu butir instrumen dianggap valid apabila memiliki korelasi 0,3 terhadap skor total dengan
asumsi bahwa besarnya pengaruh atau determinan butir terhadap total instrumen = (r) =
(0,3)2 = 0,09, dibulatkan menjadi 0,1 atau 1% (Widoyoko, 2012: 149-150). Butir instrumen
yang memiliki sumbangan terhadap total butir instrumen kurang dari 1% dianggap butir
tersebut kurang bermakna terhadap keberadaan instrumen secara keseluruhan (Widoyoko,
Tabel 3.6 Hasil Perhitungan Korelasi Product Moment dengan Angka Kasar
Nomor
Butir ΣX ΣY ΣX
2 ΣY2 ΣXY
rxy Keterangan
1 95 2323 305 174805 7154 0,349 Valid
2 85 2323 253 174805 6358 -0,09 Tidak
3 52 2323 98 174805 3893 0,009 Tidak
4 86 2323 250 174805 6453 0,093 Tidak
5 64 2323 148 174805 4861 0,605 Valid
6 61 2323 133 174805 4607 0,369 Valid
7 47 2323 81 174805 3563 0,487 Valid
8 52 2323 94 174805 3914 0,246 Tidak
9 96 2323 302 174805 7205 0,190 Tidak
10 85 2323 251 174805 6390 0,179 Tidak
11 70 2323 174 174805 5290 0,413 Valid
12 68 2323 166 174805 5108 0,112 Tidak
13 100 2323 340 174805 7527 0,296 Tidak
14 115 2323 435 174805 8633 0,197 Tidak
15 47 2323 83 174805 3542 0,216 Tidak
16 75 2323 211 174805 5708 0,598 Valid
17 90 2323 288 174805 6773 0,206 Tidak
18 65 2323 153 174805 4798 -0,659 Tidak
19 109 2323 391 174805 8152 1,933 Valid
20 90 2323 278 174805 6777 0,297 Tidak
Nomor
Butir ΣX ΣY ΣX
2 ΣY2 ΣXY
rxy Keterangan
22 66 2323 156 174805 4972 0,247 Tidak
23 59 2323 123 174805 4452 0,348 Valid
24 108 2323 386 174805 8087 -0,071 Tidak
25 62 2323 150 174805 4714 0,494 Valid
26 43 2323 71 174805 3254 0,349 Valid
27 71 2323 187 174805 5354 0,252 Tidak
28 73 2323 189 174805 5512 0,373 Valid
29 62 2323 144 174805 4686 0,331 Valid
30 59 2323 117 174805 4420 -0,020 Tidak
31 59 2323 119 174805 4421 -0,002 Tidak
32 44 2323 70 174805 3293 -0,056 Tidak
Dari 32 item pernyataan untuk kuesioner penilaian kognitif yang diujikan kepada 31
orang responden, terdapat 19 pernyataan yang memiliki skor korelasi product moment di
bawah 0,3 sehingga tidak layak untuk digunakan. 19 pernyataan akan mengalami reduksi
data, dan 13 pernyataan akan dipergunakan pada item final pada kuesioner penilaian
kognitif.
5.2Uji reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran instrumen dapat dipercaya.
Suatu alat pengukur dikatakan reliabel bila alat itu mengukur suatu gejala pada waktu yang
berlainan senantiasa menunjukkan hasil yang sama (Priyatno, 2013: 30). Jadi, alat ukur yang
reliabel secara konsisten memberi hasil ukuran yang sama (Priyatno, 2013: 30). Berdasarkan
cara-cara melakukan pengujian tingkat reliabilitas instrumen, ada dua jenis reliabilitas, yaitu
reliabilitas berada di luar instrumen yang bersangkutan (Widoyoko, 2012: 158). Sebaliknya
jika kriteria maupun penghitungan didasarkan pada data dari instrumen itu sendiri, akan
menghasilkan reliabilitas internal (Widoyoko, 2012: 158).
Reliabilitas penelitian ini diperoleh melalui reliabilitas internal instrumen. Reliabilitas
internal diperoleh dengan cara menganalisis data dari satu kali pengumpulan data
(Widoyoko, 2012: 160). Berdasarkan sitem pemberian skor (scoring system) instrumen, ada
dua metode analisisi reliabilitas internal, yaitu: Istrumen skor diskrit dan Instrumen skor non
diskrit (Widoyoko, 2012: 160). Penelitian ini menggunakan instrumen skor non diskrit.
Instrumen skor non diskrit adalah instrumen pengukuran yang dalam sistem skoringnya
bersifat gradual, yaitu ada perjenjangan skor, mulai dari skor yang tertinggi sampai skor
terendah (Widoyoko, 2012: 163). Hal ini biasanya terdapat dalam instrumen tes berbentuk
uraian dan pilihan ganda, dan instrumen non tes bentuk angket dengan skala Likert dan skala
lajuan (rating scale) (Widoyoko, 2012: 163).
Pengujian reliabilitas internal pada instrumen ini menggunakan rumus Alpha Cronbach
dengan bantuan software SPSS 19.0 for windows.
Slovin dalam Umar (1998) menyatakan bahwa uji reliabilitas kuesioner adalah uji
kekonsistensialan alat ukur dalam mengukur gejala yang sama. Dalam penelitian ini uji
reliabilitas dilakukan dengan teknik cronbach, dengan menggunakan formula sebagai
kuesioner dinyatakan reliabel jika nilai reliabilitasnya lebih besar dari nilai kritis r pada n
= 96 dan = 0,05.
Uji reliabilitas pada kesempatan ini dilakukan dengan menggunakan Formula Alpha
Cronbach. Formula ini merupakan prosedur pencarian nilai reliabilitas dengan tidak mensyaratkan pembelahan item ke dalam dua kelompok (meski bisa juga diterapkan pada
teknik belah dua), sehingga bisa diterapkan pada instrumen yang jumlah itemnya tidak genap. Selanjutnya hasil pengukuran dengan formula Alfa Cronbach akan dibandingkan
dengan nilai standar reliabilitas.
Menurut Uma Sekaran (dalam Priyatno, 2013: 30), pengambilan keputusan untuk uji
reliabilitas sebagai berikut:
1. Cronbach‟s alpha < 0,6 = reliabilitas buruk 2. Cronbach‟s alpha 0,6-0,79 = reliabilitas diterima 3. Cronbach‟s alpha 0,8 = reliabilitas baik
Dari 13 item final pada kuesioner penilaian kognitif yang digunakan reliabilitas
instrumen secara keseluruhan dihitung dengan menggunakan SPSS 19. 0 dan dapat dilihat
pada tabel 3.7 di bawah ini:
Tabel 3.7 Reliability Statistics Instrumen Penilaian Kognitif
Cronbach's
Alpha N of Items
.571 13
Berdasarkan perhitungan uji reliabilitas terhadap instrumen penilaian kognitif diperoleh
indeks reliabilitas sebesar 0,571 atau dibulatkan menjadi 0,6. Indeks tersebut menunjukkan
bahwa instrumen tersebut reliabel dan dapat digunakan dalam penelitian ini.
Hasil running data menunjukkan bahwa instrumen-instrumen penelitian ini valid dan
5.3Uji hipotesis deskriptif
Menurut Siregar (2010: 221) menguji hipotesis deskriptif berarti menguji generalisasi
hasil penelitian berdasarkan satu sampel. Hasil analisisnya adalah apakah hipotesis
penelitian dapat digeneralisasikan atau tidak (Siregar, 2010: 221). Jika hipotesis alternatif
(Ha) diterima, berarti hasil penelitian dapat digeneralisasikan (Siregar, 2010: 221).
Uji statistik dalam analisis deskriptif adalah bertujuan untuk menguji hipotesis
(pernyataan sementara) dari penelitian yang bersifat deskriptif (Siregar, 2010: 222).
Penerapan jenis uji statistik untuk penelitian yang bersifat deskriptif sangat tergantung dari
jenis datanya, seperti: nominal, ordinal, dan interval/rasio. Untuk mengetahui jenis data
penelitian harus dilakukan uji normalitas data. Dalam penelitian ini uji normalitas data
dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Uji Kolmogorov Smirnov ini digunakan untuk menguji „goodness of fit’ antar distribusi sampel dan distribusi lainnya (Siregar, 2010: 245). Uji ini membandingkan serangkaian data pada sampel terhadap
distribusi normal serangkaian nilai dengan mean dan standar deviasi yang sama (Siregar,
2010: 245). Singkatnya uji ini dilakukan untuk mengetahui kenormalan distribusi beberapa
data (Siregar, 2010: 245). Melalui hasil kenormalan distribusi data yang didapat kan dapat
ditentukan uji statistik yang akan dipergunakan dalam penelitian ini. Jika data tidak
berdistribusi normal, data dianggap ordinal dan dapat menggunakan statistik non parametris.
Jika data berdistribusi normal, data bisa dianggap interval dan dapat menggunakan statistik
parametris.
Pemilihan teknik statistik yang digunakan dalam analisis data selain tergantung pada
macam data juga tergantung pada bentuk hipotesisnya. Sebagai pedoman pemilihan teknik
statistik yang digunakan dalam analisis data, Sugiyono menyusun bentuk tabel berikut:
Tabel 3.8 Penggunaan Statistik Parametrik dan Nonparametrik untuk Menguji Hipotesis
Macam Data dan Bentuk Hipotesis
Macam Related Independent Related Independen
X2 One
Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data
yang diperlukan (Siregar, 2010: 130). Pengumpulan data adalah suatu proses yang amat
penting dalam suatu penelitian. Data yang dikumpulkan akan digunakan untuk pemecahan
masalah yang sedang diteliti atau untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Metode
pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penyebaran kuesioner
(angket) pada mahasiswa pengendara sepeda motor.
Angket atau kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk diberikan
respon sesuai dengan permintaan peneliti. Angket mendasarkan diri pada laporan tentang
diri sendiri (self report) dari responden atau setidak-tidaknya pada pengetahuan, keyakinan,
maupun sikap pribadi responden (Widoyoko, 2012: 34). Penggunaan angket sebagai metode
1. Bahwa responden adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri.
2. Bahwa apa yang dinyatakan oleh responden kepada peneliti adalah benar dan dapat
dipercaya.
3. Sutrisno Hadi dalam Widoyoko (2012: 34) mengemukakan bahwa interpretasi responden
tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepadanya adalah sama dengan yang
dimaksudkan oleh peneliti.
Angket dapat dibedakan atas beberapa jenis, tergantung dari sudut pandangnya
(Widoyoko, 2012: 36). Dipandang dari cara menjawab, angket dapat dibedakan menjadi
angket terbuka dan angket tertutup (Widoyoko, 2012: 36). Angket yang digunakan dalam
penelitian ini adalah angket tertutup. Angket tertutup merupakan angket yang jumlah item
dan alternatif jawaban maupun responnya sudah ditentukan (Widoyoko, 2012: 36).
Dipandang dari jawaban yang diberikan, angket dibedakan menjadi angket langsung
dan angket tidak langsung. Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket
langsung. Angket langsung merupakan angket dimana responden menjawab atau memberi
respon mengenai dirinya sendiri (Widoyoko, 2012: 37).
Instrumen penilaian kognitif menggunakan skala Likert yang merupakan metode
penskalaan yang mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang
tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2010: 93). Prinsip pokok skala Likert adalah
menentukan lokasi kedudukan seseorang dalam suatu kontinum sikap terhadap objek sikap,
mulai dari sangat negatif sampai dengan sangat positif (Widoyoko, 2012: 104). Penentuan
lokasi itu dilakukan dengan mengidentifikasi respon seseorang terhadap butir
pernyataan/pertanyaan yang disediakan (Widoyoko, 2012: 104). Menurut Widoyoko (2012:
104) penggunaan skala Likert ada 3 alternatif model, yaitu model tiga pilihan (skala tiga),
empat pilihan (skala empat), dan lima pilihan (skala lima). Dalam penelitian ini peneliti
memilih pilihan respon skala empat. Pilihan respon skala empat mempunyai variabilitas
respon lebih baik atau lebih lengkap dibandingkan skala tiga sehingga mampu mengungkap
lebih maksimal perbedaan sikap responden (Widoyoko, 2012: 106). Selain itu juga tidak ada
peluang bagi responden untuk bersikap netral, sehingga memaksa responden untuk
menentukan sikap terhadap fenomena sosial yang ditanyakan atau dinyatakan dalam
Pernyataan dibuat dalam bentuk pilihan, yang setiap butirnya berisi empat pilihan dalam
menanggapi setiap pernyataan. Responden diminta untuk memilih salah satu dari 4 alternatif
pilihan yang tersedia, yaitu: Sangat Sesuai/Sangat Setuju (SS), Sesuai/Setuju (S), Tidak
Sesuai/Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Sesuai/Sangat Tidak Setuju (STS). Pilihan dari
setiap pernyataan memiliki nilai tertentu sebagai berikut:
Tabel 3.9 Pola Penyekoran Instrumen Penilaian Kognitif terhadap Keamanan dan
Kenyamanan Parkir di UPI pada Mahasiswa Pengendara Sepeda Motor
Alternatif Pilihan Item
Favorable Unfavorable
Sangat Sesuai/Sangat Setuju (SS) 4 1
Sesuai/Setuju (S) 3 2
Tidak Sesuai/Tidak Setuju (TS) 2 3
Sangat Tidak Sesuai/Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4
7. PROSEDUR DAN TAHAPAN PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dalam lima tahapan, yaitu tahap persiapan, tahap pengambilan data,
tahap pengolahan data, tahap pembahasan, dan tahap penyelesaian. Berikut penjelasannya:
7.1Tahap persiapan
1. Melakukan orientasi mengenai kemungkinan dapat dilakukannya penelitian ini,
2. Melakukan studi kepustakaan untuk mendapatkan gambaran yang benar dan tepat
mengenai penilaian kognitif,
3. Menyusun proposal penelitian,
4. Menentukan dan menyiapkan alat ukur penilaian kognitif yang akan digunakan,
5. Menyelesaikan masalah administrasi perizinan dan surat pengantar yang akan
diajukan pada lembaga yang menaungi responden penelitian ini, dan
7.2Tahap pengambilan data
Melakukan penyebaran angket pada mahasiswa yang mengendarai sepeda motor dan
parkir di wilayah Universitas Pendidikan Indonesia.
7.3 Tahap pengolahan data 1. Memeriksa kelengkapan data,
2. Melakukan pensekoran dan rekapitulasi data yang telah didapat, dan
3. Melakukan perhitungan data secara statistik,
7.4 Tahap pembahasan
1. Membahas hasil analisis statistik,
2. Menghubungkan hasil analisis statistik dengan teori,
3. Membahas temuan penelitian,
7.5Tahap penyelesaian
1. Membahas kesimpulan hasil penelitian,
2. Membahas rekomendasi hasil penelitian, dan