DAN SUMBER BELAJAR SEJARAH
DI KABUPATEN KARO
Oleh:
Indra Gita SaragihNIM 3113121032
Program Studi Pendidikan Sejarah
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ABSTRAK
INDRA GITA SARAGIH, NIM: 3113121032, PENGARUH KEBERADAAN MUSEUM JAMIN GINTING TERHADAP MEDIA DAN SUMBER BELAJAR SEJARAH DI KABUPATEN KARO. SKRIPSI S-1 JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH. FAKULTAS ILMU SOSIAL. UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2015.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “
Pengaruh Keberadaan Museum Jamin Ginting Terhadap Media Dan
Sumber Belajar Sejarah Di Kabupaten Karo.”
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pendidikan bagi mahasiswa program studi pendidikan
sejarah Universitas Negeri Medan.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari tidak terlepas dari
berbagai kesulitan-kesulitan dalam menyelesaikannya. Namun berkat rahmat
Tuhan Yang Maha Esa dan bantuan semua pihak serta dengan usaha yang
maksimal sesuai kemampuan penulis, akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan
dengan baik. Atas bantuan tersebut, pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan
2. Bapak Dr. Restu M.S selaku Dekan FIS Universitas Negeri Medan
3. Ibu Dra. Flores Tanjung, MA selaku ketua jurusan Pendidikan Sejarah
Universitas Negeri Medan
4. Ibu Dr. Samsidar Tanjung, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik
5. Bapak Tappil Rambe, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
memberikan banyak bimbingan, pengarahan serta saran-saran dalam
6. Bapak/Ibu Dosen dan Staf Pegawai di lingkungan Fakultas Ilmu Sosial
yang telah membantu penulis selama perkuliahan sampai skripsi ini
selesai.
7. Bapak Darwin Ginting dan seluruh staf pegawai Museum Jamin Ginting
yang telah banyak memberikan informasi dan batuan selama proses
penelitian ini berlangsung.
8. Keluarga besar SMA Negeri 1 Kabanjahe yang telah memberi izin kepada
peneliti untuk melakukan wawancara di sekolah ini dan telah banyak
memberikan informasi dan batuan selama proses penelitian ini
berlangsung.
9. Keluarga Besar SMA Negeri 2 Kabanjahe yang telah memberi izin kepada
peneliti untuk melakukan wawancara di sekolah ini dan telah banyak
memberikan informasi dan batuan selama proses penelitian ini
berlangsung.
10. Keluarga Besar SMA Negeri 1 Tigapanah yang telah memberi izin kepada
peneliti untuk melakukan wawancara di sekolah ini dan telah banyak
memberikan informasi dan batuan selama proses penelitian ini
berlangsung.
11. Keluarga Besar SMA Swasta Methodist Berastagi yang telah memberi izin
kepada peneliti untuk melakukan wawancara di sekolah ini dan telah
banyak memberikan informasi dan batuan selama proses penelitian ini
12. Keluarga Besar SMA Swasta Masehi Berastagi yang telah memberi izin
kepada peneliti untuk melakukan wawancara di sekolah ini dan telah
banyak memberikan informasi dan batuan selama proses penelitian ini
berlangsung.
13. Seluruh masyarakat desa Suka yang telah banyak membantu peneliti
selama melakukan penelitian.
14. Teristemewa untuk kedua orang yang terkasih: Bapak Walem Saragih &
Mamak Berlianta Br Sembiring atas doa, bimbingan, semangat, dan
dukungan berupa materil mapun kasih sayang yang tak terhingga yang
diberikan sejak peneliti lahir hingga menyelesaikan studi ini.
15. Terkhusus kepada Kakak Rehulina Br Saragih, S.Pd dan kedua adik Iman
Ganda Saragih dan Iman Gegeh Saragih, dan nenek ku tersayang Salam Br
Ginting, terimakasih buat segalanya, buat doa, dukungan dan semangat
yang telah diberikan.
16. Sahabat-sahabat ku Amos Ginting, Rini Ria Br Ginting, Ima Yunina,
Thomson Ivo Tarigan, Andri F Perangin-angin, Lydia Claranta Putri, dan
Yunita WS Sipayung terimakasih untuk dukungan dan semagat yang telah
diberikan.
17. Teman-teman Jurusan Pendidikan Sejarah Kelas Reguler A 2011
terimakasih untuk dukungan dan semagat yang telah diberikan.
18. Teman-teman PPL di SMP Negeri 3 Berastagi terimakasih untuk
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna. Untuk itu peneliti
memgharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak demi
keempurnaan penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk
institusi kependidikan. Saya ucapkan terimaksih.
Medan Februari 2015
Peneliti
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI………i
ABSTRAK...iv
KATA PENGANTAR...v
BAB I. PENDAHULUAN………...1
1. Latar Belakang Masalah………..1
2. Identifikasi Masalah……….5
3. Pembatasan Masalah………5
4. Perumusan Masalah……….6
5. Tujuan Penelitian……….6
6. Manfaat Penelitian………...7
BAB II. KAJIAN PUSTAKA………8
1. Kerangka Konsep...………8
1.1.Pengaruh Museum Jamin Ginting...………....8
1.2.Media dan Sumber Belajar Sejarah...………11
1.3.Kerangka Berpikir...………...12
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN………15
1. Metode Penelitian………..15
3. Populasi Dan Sampel...16
3.1 Populasi...16
3.2 Sampel...16
4. Sumber Data………...16
5. Teknik PengumpulanData……….17
6. Teknik Analisis Data………..18
BAB IV PEMBAHASAN...20
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian...20
1. Lokasi Dan Keadaan Geografis Kabupaten Karo...20
2. Sosial Budaya...21
3. Pemerintahan...21
4. Letak Museum Jamin Ginting...21
5. Permasalahan Museum Jamin Ginting Dan Kondisi Masyarakat...24
6. Pemecahan Permasalahan Museum Jamin Ginting Dan Kondisi Masyarakat...28
B. Latar Belakang Berdirinya Museum Jamin Ginting...29
C. Koleksi Museum Jamin Ginting...31
D. Pengaruh Keberadaan Museum Jamin Ginting Terhadap Pendidikan Sejarah Di Kabupaten Karo...35
F. Fungsi Museum Jamin Ginting Sebagai Media Dan Sumber Belajar Sejarah
Di Kabupaten Karo...40
G. Manfaat Kunjungan Ke Museum Bagi Guru Dan Peserta Didik...48
H. Usaha Yang Dilakukan Museum Untuk Menarik Minat Para Siswa Dan Masyarakat...52
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...57
A. Kesimpulan...57
B. Saran...60
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Karo adalah salah satu Kabupaten yang terdapat di Provinsi Sumatera
Utara dengan Ibu kota Kabanjahe. Penduduk Karo sangat beragam, berbagai jenis
etnis tinggal disini. Mulai dari etnis Batak Karo yang merupakan etnis asli
Kabupaten Karo. Ada juga etnis pendatang seperti, etnis Batak Toba, Batak
Simalungun, Batak Pakpak, etnis Jawa, etnis Tionghoa, dan juga etnis Nias.
Berbagai etnis ini kemudian hidup saling berdampingan dan saling menghargai
diantara satu sama lain.
Kabupaten Karo memiliki potensi kekayaan alam yang dapat
dimanfaatkan sebagai sarana untuk menopang perekonomian masyarakat. Karo
memiliki dua Gunung berapi yang sampai saat ini masih aktif yaitu, Gunung
Sinabung dan Gunung Sibayak yang membuat tanah di Karo menjadi sangat
Subur, yang kemudian hal tersebut menjadi berkah kepada masyarakat Karo.
Secara umum mata pencaharian masyarakat Karo adalah sebagai sebagai
petani, hal ini didorong oleh kesuburan tanah yang dimiliki oleh Karo. Berbagai
macam tumbuhan akan tumbuh subur disana, diantaranya jeruk yang sudah sangat
dikenal sampai ke luar pulau Sumatera, sayur-mayur, cabe, wortel, dan juga
tomat. Oleh sebab itulah Karo sering disebut sebagai daerah pemasok sayur-sayur
Selain tanah yang subur, Karo juga memiliki potensi wisata potensial yang
apabila dikembangkan atau dikelola dengan baik akan dapat dijadikan sebagai
tempat wisata atau tempat rekreasi bagi masyrakat sekitar dan masyarakat
pendatang, objek wisata yang dimaksud antara lain ; Tongging, Lau Kawar, Air
terjun Sipiso-piso, pemandian air panas, Bukit Gundaling, pendakian Gunung
Sibayak, pendakian Gunung Sinabung, penatapan Doulu dan rumah persinggahan
Bung Karno terdapat di Berastagi yang dapat dijadikan sebagai wisata sejarah,
dan museum sebagai salah satu objek wisata yang memberikan edukasi dan kreasi
bagi pengunjungnya.
Museum belum menjadi tempat tujuan utama sekolah-sekolah di
Kabupaten Karo untuk mendapatkan pendidikan khususnya pendidikan sejarah
lokal. Padahal museum merupakan salah satu tempat yang tepat untuk
memberikan sarana pendidikan khususnya pendidikan sejarah.
Di Kabupaten Karo terdapat 3 museum yang dapat dijadikan sebagai
sumber belajar sejarah, yaitu: Museum Lingga (pakaian adat karo, alat musik
tradisional karo, alat-alat pertanian tradisional karo, dan rumah adat karo yang
masih dijaga keasliannya) yang terdapat di desa Lingga, Museum Karo (pakaian
adat karo, alat musik tradisional karo, alat-alat pertanian tradisional karo) yang
terdapat di kota Berastagi, dan Museum Djamin Ginting(pakaian adat karo, alat
musik tradisional karo, alat-alat pertanian tradisional karo, alat dapur tradisional
karo, koleksi pribadi Djamin Ginting, dan juga jejak perjalanan Djamin Ginting
selama bertugas membela Negara Kesatuan Republik Indonesia) yang terdapat di
di atas, museum belum menjadi tujuan utama sekolah-sekolah untuk dijadikan
sebagai media dan sumber pembelajaran sejarah untuk meningkatkan pengetahuan
sejarah lokal.
Dari ketiga museum tersebut di atas, Museum Djamin Ginting merupakan
salah satu museum yang tergolong baru di Kabupaten Karo, meskipun demikian
museum Djamin Ginting ini sudah sangat dikenal di Provinsi Sumatera Utara
khususnya Kabupaten karo. Museum Djamin Ginting memiliki koleksi
benda-benda kebudayaan karo masa lalu, sesuai dengan namanya Museum Djamin
Ginting, di museum ini terdapat jejak perjalanan atau jejak perjuangan Djamin
Ginting dalam merebut ataupun mempertahankan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Seperti yang sudah diketahui bahwa Djamin Ginting adalah salah satu
tokoh pejuang karo yang ikut berjuang dalam merebut dan memperthankan
kemerdekaan Indonesia. Selain itu dimuseum ini juga terdapat benda-benda atau
alat-alat yang pernah dipakai atau digunakan oleh Djamin Ginting selama
melakukan perjuangan dan benda-benda yang dipakai selama hidupnya.
Museum Djamin Ginting memiliki peran besar sebagai tempat konservasi
benda-benda kebudayaan masa lalu karo atau benda-benda sejarah, seharusnya
kunjungan ke museum ini guna menambah pengetahuan dapat dijadikan sebagai
media dan sumber pembelajaran sejarah menjadi salah satu program yang harus
dijalankan oleh sekolah-sekolah ataupun pemerintahan. Keberadaan museum
memerlukan apresiasi dari seluruh kalangan masyrakat baik itu masyarakat
umum, siswa-siswi, sekolah-sekolah, dan juga pemerintah untuk lebih
memanfaatkan atau menjadikan museum sebagai tempat untuk menggali
pengetahuan sejarah.
Salah satu yang menarik dari suatu tempat yang berbasis pendidikan
adalah pendidikan apa yang diperoleh dari suatu tempat sehingga harus
mengunjungi tempat tersebut. Masyarakat khususnya siswa-siswi ataupun
sekolah-sekolah dalam hal ini guru bidang studi terkait banyak yang belum
mengetahui akan manfaat museum ini. Sebenarnya museum Djamin Ginting
bukan hanya tempat menyimpan dan mengoleksi benda-benda kebudayaan masa
lalu karo tetapi museum ini juga dapat dijadikan sebagai media dan sumber
pembelajaran sejarah.
Dari uraian diatas sebagai dasar pemikiran dan menjadi latar belakang,
penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai“PENGARUH MUSEUM
JAMIN GINTING SEBAGAI MEDIA DAN SUMBER BELAJAR
2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis mengidentifikasi
masalah dalam penelitian sebagai berikut:
1. Latar Belakang Berdirinya Museum Jamin Ginting.
2. Peran Pengelola Guna Mensosialisasikan Museum Jamin Ginting.
3. Dampak Keberadaan Museum Jamin Ginting terhadap Sosial Ekonomi
Masyrakat di Desa Suka Kecamatan Tiga Panah.
4. Pengaruh Keberadaan Museum Jamin Ginting terhadap Pendidikan
Sejarah di Kabupaten Karo.
5. Fungsi museum Jamin Ginting sebagai media dan sumber belajar
terhadap pengetahuan sejarah lokal di kabupaten Karo.
3. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan juga identifikasi masalah, maka
penulis perlu membatasi diri agar penelitian ini dapat dilakukan dengan waktu,
jangkauan pengetahuan, dan pengalaman penulis. Dengan batasan masalah yang
akan diteliti adalah sebagai berikut:
1. Latar Belakang Berdirinya Museum Jamin Ginting
2. Pengaruh Keberadaan Museum Jamin Ginting terhadap Pendidikan
Sejarah di Kabupaten Karo.
3. Fungsi museum Jamin Ginting sebagai media dan sumber belajar
4. Perumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana Latar Belakang Berdirinya Museum Jamin Ginting?
2. Bagaimanakah Pengaruh Keberadaan Museum Jamin Ginting
Terhadap Pendidikan Sejarah Di Kabupaten Karo?
3. Bagaimana fungsi museum Jamin Ginting sebagai media dan sumber
belajar terhadap pengetahuan sejarah lokal di kabupaten Karo?
5. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini, yang disesuaikan
dengan permasalahan di atas adalah:
1. Untuk Mengetahui Latar Belakang Berdirinya Museum Jamin Ginting.
2. Untuk Mengetahui Pengaruh Keberadaan Museum Jamin Ginting
Terhadap Pendidikan Sejarah Di Kabupaten Karo.
3. Untuk fungsi museum Jamin Ginting sebagai media dan sumber
6. Manfaat Penelitian
Adapun yang menjadi manfaat penelitian adalah sebagai berikut :
1. Melalui penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat kepada
pembaca dan juga masyarkat untuk mengetahui bahwa museum dapat
meningkatkan mutu pendidikan sejarah lokal.
2. Sebagai pengembangan ilmu bagi peneliti sendiri dalam rangka
pengembangan selanjutnya.
3. Sebagai pelengkap referensi hasil penelitian dalam ruang lingkup
sejarah lokal Indonesia.
4. Sebagai bahan acuan perbandingan bagi peneliti-peneliti lainnya.
5. Menambah wawasan dan pengetahuan bagi Mahasiswa Universitas
Negeri Medan, khususnya Mahasiswa Pendidikan Sejarah agar dapat
mengetahui bagaimana museum dapat meningkatkan pendidikan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka diperoleh kesimpulan
sebagai berikut:
1. Museum Jamin Ginting dibangun oleh Yayasan Mahaputera Utama
Jamin Ginting. Gagasan mediririkan Museum Jamin Gining adalah
untuk melestarikan nilai perjuangan Jamin Ginting dalam merebut
kemerdekaan Republik Indonesia. Kecintaannya terhadap budaya karo
dan tanah kelahirannya merupakan nilai-nilai yag tidak terpisahkan
dari peletarian ini. Bangunan Museum Jamin Ginting berdiri di atas
lahan seluas 4000m2.
2. Tujuan dibangunnya Museum Jamin Ginting adalah untuk menjadi
tempat penyimpanan barang-barang peninggalan Letjen Jamin Ginting,
guna melestarikan dan mewariskan nilai-nilai, jiwa dan semagat juang
’45 dalam merebut kemerdekaan, melestarikan sejarah, adat, seni, dan
budaya karo, bermanfaat bagi masyarakat banyak khususnya
masyarakat karo, mendokumentasikan perjuangan kemerdekaan dan
menjadi salah satu ikon kebanggaan tanah karo.
3. Hubungan Museum Jamin Ginting terhadap pendidikan sejarah lokal
cukup erat. Museum Jamin Ginting memberikan pengaruh yang positif
sejrah lokal. Pengaruh Museum Jamin Ginting terhadap pendidikan
dapat dilihat dari dijadikannya Museum Jamin Ginting sebagai media
dan sumber belajar sejarah
4. Museum Jamin Ginting memiliki beberapa fungsi yaitu sebagai sarana
pendidikan umum, sebagai sarana pendidikan yang berperan sebagai
media dan sumber belajar yang mampu atau dapat mempercepat
pencapaian tujuan belajar. Sebagai media dan sumber belajar sejarah
dimana Museum Jamin Ginting dapat dijadikan alat bantu yang
digunakan guru ataupun siswa dalam menyampaikan dan memahami
materi yang diajarkan, sehingga proses pembelajaran dapat
berlangsung dengan aktif dengan adanya medi dan sumber belajar
yang baru yaitu Museum Jamin Ginting. Sebagai warisan sejarah
budaya karo, melestarikan warisan budaya sebagai bukti peninggalan
masa lalu melelui perlindungan,pengembangan dan pemanfaatan, baik
untuk kepentingan sejarah, budaya, dan ilmu pengetahuan khususnya
ilmu pengetahuan sejarah. Menumbuhkan kesadaran budaya masyrakat
untuk membangkitkan kebanggaan terhadap budaya sendiri dan cinta
tanah air, memperkokoh jati diri bangsa serta memperkuat persatuan
dan kesatuan. Sebagai pusat penelitian dan informasi mengenai sejarah
bangsa dan juga dapat meningkatkan peran serta masyarakat dan
organisasi profesi dalam pelestarian warisan budaya.
5. Dalam meningkatkan fungsinya pengelola Museum Jamin Ginting
melaluli media cetak maupun elektronik dan juga melakukan
sosialisasi ke sekolah-sekolah di Kabupaten Karo.
6. Koleksi yang ada di Museum Jamin Ginting ini merupakan
peninggalan-peninggalan dari atau yang berhubungan dengan Bapak
Letjen Jamin Ginting dan koleksi di museum ini juga dilengkapi
dengan benda-benda hasil kebudayaan karo.
7. Kondisi dari Museum Jamin Ginting cukup terawat namun luas dari
museum ini kurang mendukung karena hanya beridiri di atas tanah
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas maka dapat disarankan:
1. Diharapakan agar gedung yang akan digunakan sebagai lokasi
museum berdiri dapat diperluas lagi sehingga jika ada penambahan
koleksi museum dapat ditata dengan baik.
2. Untuk pengelola Museum Jamin Ginting diharapkan tetap menjaga
dan merawat Museum ini sehingga selalu terlihat baik dan juga
meningkatkan pelayanan sehingga Museum menjadi salah satu
media dan sumber belajar pilihan khusus bagi pendidikan sejarah,
dan juga agar menambah jumlah pengunjung dan menjadi museum
yang dibanggakan masyarakat Karo.
3. Untuk pemerintahan yang terkait di Kabupaten Karo agar mulai
memberi perhatian terhadap Museum Jamin Ginting dan Museum
di Tanah Karo secara keseluruhan karena museum sangat berperan
penting atau memiliki fungsi penting dalam pendidikan di Tanah
Kusumo, Pratameng. 1989. Menimba Ilmu Dari Museum. Jakarta. Balai Pustaka
Sutaarga, Amir. 1984. Persoalan Museum di Indonesia. Jakarta. Direktorat
Permuseuman Dit.Jen. Kebudayaan Dep. P & K
Hamzuri. 1996. Museum Di Indonesia. Jakarta. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan
Mulyadi, Syafril, dkk. 1992. Beberapa Jenis Wadah Koleksi Museum Negeri Provinsi
Sumatera Barat“Adhityawarman”. Padang. Permuseuman Sumatera Barat
Mutia, Riza, dkk. 1995. Mengenal 65 Benda Koleksi Museum Negeri Propinsi
Sumatera Barat “Adhityawarman”. Padang. Permuseuman Sumatera Barat
Joeseof, Daoet. (2009). Serba Serbi Permuseuman. Museografia. Vol. III. 5-9
Jauhari. (2011). Implementasi Paikem. Jakarta. Prestasi Pustakaraya
Kochrar. (2008). Teaching Of History. Jakarta. Grasindo
Susatyo, Djulianto. (2009). Museum Dalam Persepsi Jurnalistik. Muesugrafia.Vol.
IV. 121-133
Sanjaya, Wina. (2010). Strategi Pemebelajaran. Jakarta. Prananda Media Group
Soemadio, Bambang, dkk. 1987. Sejarah Direktorat Permuseuman. Jakarta.
Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung. Rosdakarya
Suryabrata, Sumadi. 2012. Metodologi Penelitian. Jakarta. Rajagrafindo Persada