• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MUSEUM JAMIN GINTING SEBAGAI MEDIA DAN SUMBER BELAJAR SEJARAH DI KABUPATEN KARO.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MUSEUM JAMIN GINTING SEBAGAI MEDIA DAN SUMBER BELAJAR SEJARAH DI KABUPATEN KARO."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

DAN SUMBER BELAJAR SEJARAH

DI KABUPATEN KARO

Oleh:

Indra Gita Saragih

NIM 3113121032

Program Studi Pendidikan Sejarah

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

INDRA GITA SARAGIH, NIM: 3113121032, PENGARUH KEBERADAAN MUSEUM JAMIN GINTING TERHADAP MEDIA DAN SUMBER BELAJAR SEJARAH DI KABUPATEN KARO. SKRIPSI S-1 JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH. FAKULTAS ILMU SOSIAL. UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2015.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

berkat dan rahmat-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul

Pengaruh Keberadaan Museum Jamin Ginting Terhadap Media Dan

Sumber Belajar Sejarah Di Kabupaten Karo.”

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana pendidikan bagi mahasiswa program studi pendidikan

sejarah Universitas Negeri Medan.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari tidak terlepas dari

berbagai kesulitan-kesulitan dalam menyelesaikannya. Namun berkat rahmat

Tuhan Yang Maha Esa dan bantuan semua pihak serta dengan usaha yang

maksimal sesuai kemampuan penulis, akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan

dengan baik. Atas bantuan tersebut, pada kesempatan ini penulis mengucapkan

terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan

2. Bapak Dr. Restu M.S selaku Dekan FIS Universitas Negeri Medan

3. Ibu Dra. Flores Tanjung, MA selaku ketua jurusan Pendidikan Sejarah

Universitas Negeri Medan

4. Ibu Dr. Samsidar Tanjung, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik

5. Bapak Tappil Rambe, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah

memberikan banyak bimbingan, pengarahan serta saran-saran dalam

(7)

6. Bapak/Ibu Dosen dan Staf Pegawai di lingkungan Fakultas Ilmu Sosial

yang telah membantu penulis selama perkuliahan sampai skripsi ini

selesai.

7. Bapak Darwin Ginting dan seluruh staf pegawai Museum Jamin Ginting

yang telah banyak memberikan informasi dan batuan selama proses

penelitian ini berlangsung.

8. Keluarga besar SMA Negeri 1 Kabanjahe yang telah memberi izin kepada

peneliti untuk melakukan wawancara di sekolah ini dan telah banyak

memberikan informasi dan batuan selama proses penelitian ini

berlangsung.

9. Keluarga Besar SMA Negeri 2 Kabanjahe yang telah memberi izin kepada

peneliti untuk melakukan wawancara di sekolah ini dan telah banyak

memberikan informasi dan batuan selama proses penelitian ini

berlangsung.

10. Keluarga Besar SMA Negeri 1 Tigapanah yang telah memberi izin kepada

peneliti untuk melakukan wawancara di sekolah ini dan telah banyak

memberikan informasi dan batuan selama proses penelitian ini

berlangsung.

11. Keluarga Besar SMA Swasta Methodist Berastagi yang telah memberi izin

kepada peneliti untuk melakukan wawancara di sekolah ini dan telah

banyak memberikan informasi dan batuan selama proses penelitian ini

(8)

12. Keluarga Besar SMA Swasta Masehi Berastagi yang telah memberi izin

kepada peneliti untuk melakukan wawancara di sekolah ini dan telah

banyak memberikan informasi dan batuan selama proses penelitian ini

berlangsung.

13. Seluruh masyarakat desa Suka yang telah banyak membantu peneliti

selama melakukan penelitian.

14. Teristemewa untuk kedua orang yang terkasih: Bapak Walem Saragih &

Mamak Berlianta Br Sembiring atas doa, bimbingan, semangat, dan

dukungan berupa materil mapun kasih sayang yang tak terhingga yang

diberikan sejak peneliti lahir hingga menyelesaikan studi ini.

15. Terkhusus kepada Kakak Rehulina Br Saragih, S.Pd dan kedua adik Iman

Ganda Saragih dan Iman Gegeh Saragih, dan nenek ku tersayang Salam Br

Ginting, terimakasih buat segalanya, buat doa, dukungan dan semangat

yang telah diberikan.

16. Sahabat-sahabat ku Amos Ginting, Rini Ria Br Ginting, Ima Yunina,

Thomson Ivo Tarigan, Andri F Perangin-angin, Lydia Claranta Putri, dan

Yunita WS Sipayung terimakasih untuk dukungan dan semagat yang telah

diberikan.

17. Teman-teman Jurusan Pendidikan Sejarah Kelas Reguler A 2011

terimakasih untuk dukungan dan semagat yang telah diberikan.

18. Teman-teman PPL di SMP Negeri 3 Berastagi terimakasih untuk

(9)

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna. Untuk itu peneliti

memgharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak demi

keempurnaan penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk

institusi kependidikan. Saya ucapkan terimaksih.

Medan Februari 2015

Peneliti

(10)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI………i

ABSTRAK...iv

KATA PENGANTAR...v

BAB I. PENDAHULUAN………...1

1. Latar Belakang Masalah………..1

2. Identifikasi Masalah……….5

3. Pembatasan Masalah………5

4. Perumusan Masalah……….6

5. Tujuan Penelitian……….6

6. Manfaat Penelitian………...7

BAB II. KAJIAN PUSTAKA………8

1. Kerangka Konsep...………8

1.1.Pengaruh Museum Jamin Ginting...………....8

1.2.Media dan Sumber Belajar Sejarah...………11

1.3.Kerangka Berpikir...………...12

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN………15

1. Metode Penelitian………..15

(11)

3. Populasi Dan Sampel...16

3.1 Populasi...16

3.2 Sampel...16

4. Sumber Data………...16

5. Teknik PengumpulanData……….17

6. Teknik Analisis Data………..18

BAB IV PEMBAHASAN...20

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian...20

1. Lokasi Dan Keadaan Geografis Kabupaten Karo...20

2. Sosial Budaya...21

3. Pemerintahan...21

4. Letak Museum Jamin Ginting...21

5. Permasalahan Museum Jamin Ginting Dan Kondisi Masyarakat...24

6. Pemecahan Permasalahan Museum Jamin Ginting Dan Kondisi Masyarakat...28

B. Latar Belakang Berdirinya Museum Jamin Ginting...29

C. Koleksi Museum Jamin Ginting...31

D. Pengaruh Keberadaan Museum Jamin Ginting Terhadap Pendidikan Sejarah Di Kabupaten Karo...35

(12)

F. Fungsi Museum Jamin Ginting Sebagai Media Dan Sumber Belajar Sejarah

Di Kabupaten Karo...40

G. Manfaat Kunjungan Ke Museum Bagi Guru Dan Peserta Didik...48

H. Usaha Yang Dilakukan Museum Untuk Menarik Minat Para Siswa Dan Masyarakat...52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...57

A. Kesimpulan...57

B. Saran...60

DAFTAR PUSTAKA

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Karo adalah salah satu Kabupaten yang terdapat di Provinsi Sumatera

Utara dengan Ibu kota Kabanjahe. Penduduk Karo sangat beragam, berbagai jenis

etnis tinggal disini. Mulai dari etnis Batak Karo yang merupakan etnis asli

Kabupaten Karo. Ada juga etnis pendatang seperti, etnis Batak Toba, Batak

Simalungun, Batak Pakpak, etnis Jawa, etnis Tionghoa, dan juga etnis Nias.

Berbagai etnis ini kemudian hidup saling berdampingan dan saling menghargai

diantara satu sama lain.

Kabupaten Karo memiliki potensi kekayaan alam yang dapat

dimanfaatkan sebagai sarana untuk menopang perekonomian masyarakat. Karo

memiliki dua Gunung berapi yang sampai saat ini masih aktif yaitu, Gunung

Sinabung dan Gunung Sibayak yang membuat tanah di Karo menjadi sangat

Subur, yang kemudian hal tersebut menjadi berkah kepada masyarakat Karo.

Secara umum mata pencaharian masyarakat Karo adalah sebagai sebagai

petani, hal ini didorong oleh kesuburan tanah yang dimiliki oleh Karo. Berbagai

macam tumbuhan akan tumbuh subur disana, diantaranya jeruk yang sudah sangat

dikenal sampai ke luar pulau Sumatera, sayur-mayur, cabe, wortel, dan juga

tomat. Oleh sebab itulah Karo sering disebut sebagai daerah pemasok sayur-sayur

(14)

Selain tanah yang subur, Karo juga memiliki potensi wisata potensial yang

apabila dikembangkan atau dikelola dengan baik akan dapat dijadikan sebagai

tempat wisata atau tempat rekreasi bagi masyrakat sekitar dan masyarakat

pendatang, objek wisata yang dimaksud antara lain ; Tongging, Lau Kawar, Air

terjun Sipiso-piso, pemandian air panas, Bukit Gundaling, pendakian Gunung

Sibayak, pendakian Gunung Sinabung, penatapan Doulu dan rumah persinggahan

Bung Karno terdapat di Berastagi yang dapat dijadikan sebagai wisata sejarah,

dan museum sebagai salah satu objek wisata yang memberikan edukasi dan kreasi

bagi pengunjungnya.

Museum belum menjadi tempat tujuan utama sekolah-sekolah di

Kabupaten Karo untuk mendapatkan pendidikan khususnya pendidikan sejarah

lokal. Padahal museum merupakan salah satu tempat yang tepat untuk

memberikan sarana pendidikan khususnya pendidikan sejarah.

Di Kabupaten Karo terdapat 3 museum yang dapat dijadikan sebagai

sumber belajar sejarah, yaitu: Museum Lingga (pakaian adat karo, alat musik

tradisional karo, alat-alat pertanian tradisional karo, dan rumah adat karo yang

masih dijaga keasliannya) yang terdapat di desa Lingga, Museum Karo (pakaian

adat karo, alat musik tradisional karo, alat-alat pertanian tradisional karo) yang

terdapat di kota Berastagi, dan Museum Djamin Ginting(pakaian adat karo, alat

musik tradisional karo, alat-alat pertanian tradisional karo, alat dapur tradisional

karo, koleksi pribadi Djamin Ginting, dan juga jejak perjalanan Djamin Ginting

selama bertugas membela Negara Kesatuan Republik Indonesia) yang terdapat di

(15)

di atas, museum belum menjadi tujuan utama sekolah-sekolah untuk dijadikan

sebagai media dan sumber pembelajaran sejarah untuk meningkatkan pengetahuan

sejarah lokal.

Dari ketiga museum tersebut di atas, Museum Djamin Ginting merupakan

salah satu museum yang tergolong baru di Kabupaten Karo, meskipun demikian

museum Djamin Ginting ini sudah sangat dikenal di Provinsi Sumatera Utara

khususnya Kabupaten karo. Museum Djamin Ginting memiliki koleksi

benda-benda kebudayaan karo masa lalu, sesuai dengan namanya Museum Djamin

Ginting, di museum ini terdapat jejak perjalanan atau jejak perjuangan Djamin

Ginting dalam merebut ataupun mempertahankan Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

Seperti yang sudah diketahui bahwa Djamin Ginting adalah salah satu

tokoh pejuang karo yang ikut berjuang dalam merebut dan memperthankan

kemerdekaan Indonesia. Selain itu dimuseum ini juga terdapat benda-benda atau

alat-alat yang pernah dipakai atau digunakan oleh Djamin Ginting selama

melakukan perjuangan dan benda-benda yang dipakai selama hidupnya.

Museum Djamin Ginting memiliki peran besar sebagai tempat konservasi

benda-benda kebudayaan masa lalu karo atau benda-benda sejarah, seharusnya

kunjungan ke museum ini guna menambah pengetahuan dapat dijadikan sebagai

media dan sumber pembelajaran sejarah menjadi salah satu program yang harus

dijalankan oleh sekolah-sekolah ataupun pemerintahan. Keberadaan museum

(16)

memerlukan apresiasi dari seluruh kalangan masyrakat baik itu masyarakat

umum, siswa-siswi, sekolah-sekolah, dan juga pemerintah untuk lebih

memanfaatkan atau menjadikan museum sebagai tempat untuk menggali

pengetahuan sejarah.

Salah satu yang menarik dari suatu tempat yang berbasis pendidikan

adalah pendidikan apa yang diperoleh dari suatu tempat sehingga harus

mengunjungi tempat tersebut. Masyarakat khususnya siswa-siswi ataupun

sekolah-sekolah dalam hal ini guru bidang studi terkait banyak yang belum

mengetahui akan manfaat museum ini. Sebenarnya museum Djamin Ginting

bukan hanya tempat menyimpan dan mengoleksi benda-benda kebudayaan masa

lalu karo tetapi museum ini juga dapat dijadikan sebagai media dan sumber

pembelajaran sejarah.

Dari uraian diatas sebagai dasar pemikiran dan menjadi latar belakang,

penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai“PENGARUH MUSEUM

JAMIN GINTING SEBAGAI MEDIA DAN SUMBER BELAJAR

(17)

2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis mengidentifikasi

masalah dalam penelitian sebagai berikut:

1. Latar Belakang Berdirinya Museum Jamin Ginting.

2. Peran Pengelola Guna Mensosialisasikan Museum Jamin Ginting.

3. Dampak Keberadaan Museum Jamin Ginting terhadap Sosial Ekonomi

Masyrakat di Desa Suka Kecamatan Tiga Panah.

4. Pengaruh Keberadaan Museum Jamin Ginting terhadap Pendidikan

Sejarah di Kabupaten Karo.

5. Fungsi museum Jamin Ginting sebagai media dan sumber belajar

terhadap pengetahuan sejarah lokal di kabupaten Karo.

3. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan juga identifikasi masalah, maka

penulis perlu membatasi diri agar penelitian ini dapat dilakukan dengan waktu,

jangkauan pengetahuan, dan pengalaman penulis. Dengan batasan masalah yang

akan diteliti adalah sebagai berikut:

1. Latar Belakang Berdirinya Museum Jamin Ginting

2. Pengaruh Keberadaan Museum Jamin Ginting terhadap Pendidikan

Sejarah di Kabupaten Karo.

3. Fungsi museum Jamin Ginting sebagai media dan sumber belajar

(18)

4. Perumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana Latar Belakang Berdirinya Museum Jamin Ginting?

2. Bagaimanakah Pengaruh Keberadaan Museum Jamin Ginting

Terhadap Pendidikan Sejarah Di Kabupaten Karo?

3. Bagaimana fungsi museum Jamin Ginting sebagai media dan sumber

belajar terhadap pengetahuan sejarah lokal di kabupaten Karo?

5. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini, yang disesuaikan

dengan permasalahan di atas adalah:

1. Untuk Mengetahui Latar Belakang Berdirinya Museum Jamin Ginting.

2. Untuk Mengetahui Pengaruh Keberadaan Museum Jamin Ginting

Terhadap Pendidikan Sejarah Di Kabupaten Karo.

3. Untuk fungsi museum Jamin Ginting sebagai media dan sumber

(19)

6. Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat penelitian adalah sebagai berikut :

1. Melalui penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat kepada

pembaca dan juga masyarkat untuk mengetahui bahwa museum dapat

meningkatkan mutu pendidikan sejarah lokal.

2. Sebagai pengembangan ilmu bagi peneliti sendiri dalam rangka

pengembangan selanjutnya.

3. Sebagai pelengkap referensi hasil penelitian dalam ruang lingkup

sejarah lokal Indonesia.

4. Sebagai bahan acuan perbandingan bagi peneliti-peneliti lainnya.

5. Menambah wawasan dan pengetahuan bagi Mahasiswa Universitas

Negeri Medan, khususnya Mahasiswa Pendidikan Sejarah agar dapat

mengetahui bagaimana museum dapat meningkatkan pendidikan

(20)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka diperoleh kesimpulan

sebagai berikut:

1. Museum Jamin Ginting dibangun oleh Yayasan Mahaputera Utama

Jamin Ginting. Gagasan mediririkan Museum Jamin Gining adalah

untuk melestarikan nilai perjuangan Jamin Ginting dalam merebut

kemerdekaan Republik Indonesia. Kecintaannya terhadap budaya karo

dan tanah kelahirannya merupakan nilai-nilai yag tidak terpisahkan

dari peletarian ini. Bangunan Museum Jamin Ginting berdiri di atas

lahan seluas 4000m2.

2. Tujuan dibangunnya Museum Jamin Ginting adalah untuk menjadi

tempat penyimpanan barang-barang peninggalan Letjen Jamin Ginting,

guna melestarikan dan mewariskan nilai-nilai, jiwa dan semagat juang

’45 dalam merebut kemerdekaan, melestarikan sejarah, adat, seni, dan

budaya karo, bermanfaat bagi masyarakat banyak khususnya

masyarakat karo, mendokumentasikan perjuangan kemerdekaan dan

menjadi salah satu ikon kebanggaan tanah karo.

3. Hubungan Museum Jamin Ginting terhadap pendidikan sejarah lokal

cukup erat. Museum Jamin Ginting memberikan pengaruh yang positif

(21)

sejrah lokal. Pengaruh Museum Jamin Ginting terhadap pendidikan

dapat dilihat dari dijadikannya Museum Jamin Ginting sebagai media

dan sumber belajar sejarah

4. Museum Jamin Ginting memiliki beberapa fungsi yaitu sebagai sarana

pendidikan umum, sebagai sarana pendidikan yang berperan sebagai

media dan sumber belajar yang mampu atau dapat mempercepat

pencapaian tujuan belajar. Sebagai media dan sumber belajar sejarah

dimana Museum Jamin Ginting dapat dijadikan alat bantu yang

digunakan guru ataupun siswa dalam menyampaikan dan memahami

materi yang diajarkan, sehingga proses pembelajaran dapat

berlangsung dengan aktif dengan adanya medi dan sumber belajar

yang baru yaitu Museum Jamin Ginting. Sebagai warisan sejarah

budaya karo, melestarikan warisan budaya sebagai bukti peninggalan

masa lalu melelui perlindungan,pengembangan dan pemanfaatan, baik

untuk kepentingan sejarah, budaya, dan ilmu pengetahuan khususnya

ilmu pengetahuan sejarah. Menumbuhkan kesadaran budaya masyrakat

untuk membangkitkan kebanggaan terhadap budaya sendiri dan cinta

tanah air, memperkokoh jati diri bangsa serta memperkuat persatuan

dan kesatuan. Sebagai pusat penelitian dan informasi mengenai sejarah

bangsa dan juga dapat meningkatkan peran serta masyarakat dan

organisasi profesi dalam pelestarian warisan budaya.

5. Dalam meningkatkan fungsinya pengelola Museum Jamin Ginting

(22)

melaluli media cetak maupun elektronik dan juga melakukan

sosialisasi ke sekolah-sekolah di Kabupaten Karo.

6. Koleksi yang ada di Museum Jamin Ginting ini merupakan

peninggalan-peninggalan dari atau yang berhubungan dengan Bapak

Letjen Jamin Ginting dan koleksi di museum ini juga dilengkapi

dengan benda-benda hasil kebudayaan karo.

7. Kondisi dari Museum Jamin Ginting cukup terawat namun luas dari

museum ini kurang mendukung karena hanya beridiri di atas tanah

(23)

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka dapat disarankan:

1. Diharapakan agar gedung yang akan digunakan sebagai lokasi

museum berdiri dapat diperluas lagi sehingga jika ada penambahan

koleksi museum dapat ditata dengan baik.

2. Untuk pengelola Museum Jamin Ginting diharapkan tetap menjaga

dan merawat Museum ini sehingga selalu terlihat baik dan juga

meningkatkan pelayanan sehingga Museum menjadi salah satu

media dan sumber belajar pilihan khusus bagi pendidikan sejarah,

dan juga agar menambah jumlah pengunjung dan menjadi museum

yang dibanggakan masyarakat Karo.

3. Untuk pemerintahan yang terkait di Kabupaten Karo agar mulai

memberi perhatian terhadap Museum Jamin Ginting dan Museum

di Tanah Karo secara keseluruhan karena museum sangat berperan

penting atau memiliki fungsi penting dalam pendidikan di Tanah

(24)

Kusumo, Pratameng. 1989. Menimba Ilmu Dari Museum. Jakarta. Balai Pustaka

Sutaarga, Amir. 1984. Persoalan Museum di Indonesia. Jakarta. Direktorat

Permuseuman Dit.Jen. Kebudayaan Dep. P & K

Hamzuri. 1996. Museum Di Indonesia. Jakarta. Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan

Mulyadi, Syafril, dkk. 1992. Beberapa Jenis Wadah Koleksi Museum Negeri Provinsi

Sumatera Barat“Adhityawarman”. Padang. Permuseuman Sumatera Barat

Mutia, Riza, dkk. 1995. Mengenal 65 Benda Koleksi Museum Negeri Propinsi

Sumatera Barat “Adhityawarman”. Padang. Permuseuman Sumatera Barat

Joeseof, Daoet. (2009). Serba Serbi Permuseuman. Museografia. Vol. III. 5-9

Jauhari. (2011). Implementasi Paikem. Jakarta. Prestasi Pustakaraya

Kochrar. (2008). Teaching Of History. Jakarta. Grasindo

Susatyo, Djulianto. (2009). Museum Dalam Persepsi Jurnalistik. Muesugrafia.Vol.

IV. 121-133

Sanjaya, Wina. (2010). Strategi Pemebelajaran. Jakarta. Prananda Media Group

Soemadio, Bambang, dkk. 1987. Sejarah Direktorat Permuseuman. Jakarta.

(25)

Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung. Rosdakarya

Suryabrata, Sumadi. 2012. Metodologi Penelitian. Jakarta. Rajagrafindo Persada

Referensi

Dokumen terkait

Keberadaan Museum tidak hanya berfungsi sebagai lembaga yang mengumpulkan dan memamerkan benda-benda yang berkaitan dengan sejarah perkembangan kehidupan manusia dan

Faktor yang mempengaruhi kondisi ini adalah: pemahaman yang cukup baik tentang koleksi museum oleh siswa, keberadaan koleksi museum Mandala Bhakti yang mampu mendukung

Saran yang diajukan dalam penelitian ini adalah guru hendaknya dapat menerapkan pembelajaran IPS Sejarah dengan pemanfaatan Museum Ranggawarsita sebagai sumber belajar

Hasil dari penelitian ini: guru sejarah SMA Negeri 3 madiun dan SMA Negeri 5 Madiun berpendapat Museum Trinil dapat dimanfaatkan sebagai sumber dan media

(2) mengetahui bagaimana Museum Benteng Vredeburg dapat dijadikan sebagai sumber belajar sejarah di SMA khususnya kelas XI dan XII. Penelitian ini dilakukan pada tahun

Pemanfaatan situs sejarah di lingkungan sekolah sebagai sumber belajar sejarah di MA Almaarif Singosari memiliki hasil yang baik seperti yang sudah diteliti oleh peneliti bahwa siswa

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) koleksi di Museum Prasejarah Trinil yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber dan media pembelajaran sejarah dan

Hasil pengumpulan data dengan observasi dan wawancara yang dilaksanakan berkaitan dengan sejarah keberadaan sarkofagus yang terdapat di areal Pura Ponjok Batu