PENGARUH BUDAYA ORGANISASI, KOMUNIKASI
INTERPERSONAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI
TERHADAP KINERJA GURU SEKOLAH DASAR
KECAMATAN TANJUNG MORAWA
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Administrasi Pendidikan
Oleh:
SWANDY MARULI TOHONAN SIBURIAN NIM. 812 6131 019
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ABSTRACT
Swandy M.T. Siburian. NIM. 8126131019. The Effect of Organizational Culture, Interpersonal Communication and Achievement Motivation To the Teacher Performance at Elementary School in Tanjung Morawa District.
ABSTRAK
Swandy M.T.Siburian. NIM. 8126131019. Pengaruh Budaya Organisasi, Komunikasi Interpersonal dan Motivasi Berprestasi Terhadap Kinerja Guru di SD Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang.
Tujuan penelitian ini adalah : (1) untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi terhadap motivasi berprestasi, (2) untuk mengetahui pengaruh komunikasi interpersonal terhadap motivasi berprestasi, (3) untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja guru, (4) untuk mengetahui pengaruh komunikasi interpersonal terhadap kinerja guru, dan (5) untuk mengetahui pengaruh motivasi berprestasi terhadap kinerja guru. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, model yang digunakan adalah analisis jalur dengan teknik analisis data inferensial. Populasi adalah seluruh guru di SD se-Kecamatan Tanjung Morawa sebanyak 486 orang, sampel berjumlah 215 orang menggunakan ketentuan Tabel Nomogram Harry King. Teknik sampel yang digunakan adalah
proportional random sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan angket dan observasi. Instrumen di uji validitasnya dengan product
moment dengan tingkat penerimaan 95% atau pada taraf signifikan 0,05.
Reliabilitas dihitung dengan rumus koeefisien alpha r11. Hasil Penelitian
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang selalu memberikan rahmat dan Hidayat-Nya, sehingga Tesis ini dapat diselesaikan dengan baik. Tesis ini bertujuan untuk memenuhi sebagian besar persyaratan mendapatkan gelar Magister Pendidikan pada Program Pascasarjana Universitas
Negeri Medan. Tesis ini berjudul “Pengaruh Budaya Organisasi, Komunikasi
Interpersonal dan Motivasi Berprestasi Terhadap Kinerja Guru Sekolah Dasar Kecamatan Tanjung Morawa”.
Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan yang ada didalam tesis ini, meskipun demikian Penulis telah berupaya melakukan usaha maksimal, tentu saja hal ini disertai bantuan dari berbagai pihak. Atas bantuan yang diberikan, maka Penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Rektor Universitas Negeri Medan, Prof. Dr. Syawal Gultom yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan pada program Pascasarjana selama ini.
2. Direktur, Asisten Direktur, Ketua Prodi dan Sekretaris, Bapak/Ibu Dosen serta segenap Pegawai Program Studi Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah membimbing dan memberikan pelayanan kepada Penulis selama menjadi mahasiswa.
3. Dr. Sukarman Purba, M.Pd dan Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd. selaku pembimbing I dan II serta yang telah banyak meluangkan waktu dalam mengarahkan, memotivasi, membimbing serta memberi nasihat kepada Penulis dalam penyelesaian tesis ini.
4. Dr. Yasaratodo Wau, M.Pd, Dr. Zulkifli Matondang, M.Si, dan Prof. Dr. Paningkat Siburian, M.Pd selaku narasumber serta Prof. Dr. Benyamin Situmorang, M.Pd selaku validator yang telah banyak memberikan saran dan masukan kepada Penulis dalam penyelesaian tesis ini.
5. KUPT Kecamatan Tanjung Morawa yang telah memberikan izin untuk
6. Kepala Sekolah Dasar dan Pengawas Kecamatan Tanjung Morawa yang telah membantu dalam pelaksanaan uji coba instrumen sampai pengumpulan data penelitian ini.
7. Bapak/Ibu Guru SD di Kecamatan Tanjung Morawa yang telah bersedia memberikan waktu dan tenaga dalam proses pengumpulan data penelitian ini. 8. Ayah saya DR. Panigoran Siburian, M.Pd dan ibu saya Rostauly Silalahi,
S.Pd, Saudara/i saya; E R Tetty Siburian, S.Pd, Sukses M P Siburian, M.H, Marnaike Siburian, S.Pd, Juliana Siburian, S.Pd dan Silvia Siburian yang selalu memberikan kasih sayang, motivasi, pengertian serta do’a sehingga Penulis dapat menyelesaikan tesis ini.
9. Istri saya tercinta Silvia Yance Sagala, S.Pd beserta ketiga anak saya; Separthur Joshua Pangondian Siburian, Daniel Sabio Siburian dan Osmond Gerhard Siburian yang selalu memberikan semangat dan doa selama perkuliahan hingga selesainya Thesis ini.
10. Kepala Sekolah SMPN 14 Binjai Warsi`in S.Pd dan Rekan Kerja di SMPN
14 Binjai yang senantiasa mendukung dan memotivasi saya dalam menyelesaikan tesis ini.
11. Teman-teman Penulis, mahasiswa AP khususnya angkatan XXI kelas A, kelas AP lainnya serta teman mahasiswa dari prodi lainnya yang telah banyak memberikan motivasi dan kenangan terindah yang tak akan terlupakan.
Akhirnya kepada semua pihak yang tidak dapat Penulis sebutkan satu persatu, yang telah memberikan kontribusi terhadap penyelesaian pendidikan dan penyusunan tesis ini, Penulis berharap kiranya seluruh perhatian, kebaikan, dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis menjadi amal kebajikan dan mendapat berkat dari Tuhan Yang Maha Esa. Semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi pengembangan khasanah pendidikan.
Medan, Mei 2015 Penulis
DAFTAR ISI
BAB II KAJIAN TEORETIK, PENELITIAN YANG RELEVAN, KERANGKA BERFIKIR, PARADIGMA PENELITIAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN A.Kajian Teoretik ... 13
1. Kinerja ... 13
2. Budaya Organisasi Sekolah ... 20
3. Komunikasi Interpersonal Guru ... 27
4. Motivasi Berprestasi ... 34
B. Penelitian Yang Relevan ... 40
C. Kerangka Berfikir ... 41
D. Paradigma Penelitian ... 48
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A.Tempat dan Waktu Penelitian ... 50
B. Metode Penelitian ... 50
C. Populasi dan Sampel ... 51
D. Variabel dan Definisi Operasional ... 53
E. Teknik Pengumpulan Data ... 55
F. Uji Coba Instrumen... 57
G. Teknik Analisis Data ... 60
BAB IV HASIL PENELITIAN A.Deskripsi Data Penelitian ... 65
B. Tingkat Kecenderungan Variabel Penelitian... 73
C. Uji Prasyaratan Analisis Data ... 74
D. Pengujian Hipotesis... 81
E. Pengujian Kesesuaian Model ... 86
F. Pembahasan Hasil Penelitian ... 89
G. Keterbatasan Penelitian ... 101
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A.Kesimpulan ... 103
B. Implikasi ... 104
C. Saran ... 106
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Keadaan Guru di Kecamatan Tanjung Morawa ... 5
3.1 Pilihan Jawaban Angket ... 55
3.2 Kisi-kisi Instrumen Angket Budaya Organisasi ... 56
3.3 Kisi-kisi Instrumen Angket Komunikasi Interpersonal ... 56
3.4 Kisi-kisi Instrumen Angket Motivasi Berprestasi …... 57
4.1 Data Masing-masing Variabel ... 65
4.2 Distribusi Frekuensi Variabel Kinerja Guru ... 66
4.3 Distribusi Frekuensi Variabel Budaya Organisasi ... 67
4.4 Distribusi Frekuensi Variabel Komunikasi Interpersonal ... 68
4.5 Distribusi Frekuensi Variabel Motivasi Berprestasi ... 70
4.6 Distribusi Frekuensi dan kategori skor Kinerja Guru ... 71
4.7 Distribusi Frekuensi & kategori skor Budaya Organisasi... 72
4.8 Distribusi Frekuensi & kategori skor Komunikasi Interpersonal 72 4.9 Distribusi Frekuensi & kategori skor Motivasi Berprestasi ... 73
4.10 Ringkasan Hasil Uji Normalitas ... 74
4.11 Rangkuman Hasil ANAVA Variabel X3 atas X1 ... 75
4.12 Rangkuman Hasil ANAVA Variabel X3 atas X2 ... 76
4.13 Rangkuman Hasil ANAVA Variabel X4 atas X1 ... 77
4.14 Rangkuman Hasil ANAVA Variabel X4 atas X2 ... 78
4.15 Rangkuman Hasil ANAVA Variabel X4 atas X3 ... 79
4.16 Ringkasan Hasil Koefisien Korelasi (r) ... 80
4.17 Perhitungan Koefisien Jalur (p) ... 80
4.18 Rangkuman Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Terhadap X3 ... 81
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Job Performance ... 15
2.2 Pembentukan Nilai Budaya Organisasi ... 23
2.3 Paradigma Penelitian ... 49
3.1 Gambar Tabel Nomogram Harry King … ... 52
3.2 Diagram Jalur ... 63
4.1 Histogram Kinerja Guru ... 66
4.2 Histogram Skor Budaya Organisasi ... 68
4.3 Histogram Skor Komunikasi Interpersonal ... 69
4.4 Histogram Skor Motivasi Berprestasi Guru ... 70
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Istrumen Penilaian Kinerja ... 114
2. Angket Budaya Organisasi ... 120
3. Angket Komunikasi Interpersonal ... 124
4. Angket Motivasi Berprestasi... 128
5. Uji Validitas Budaya Organisasi Sekolah ... 132
6. Uji Reabilitas Budaya Organisasi Sekolah ... 133
7. Uji Validitas Komunikasi Interpersonal ... 134
8. Uji Reabilitas Komunikasi Interpersonal ... 135
9. Uji Validitas Motivasi Berprestasi ... 136
10. Uji Reabilitas Motivasi Berprestasi ... 137
11. Perhitungan Uji Validitas dan Realibilias Secara Manual ... 138
12 Data Induk Penelitian. ... 141
13. Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 147
14. Distribusi Frekuensi Data Penelitian ... 157
15. Perhitungan Statistik Dasar ... 163
16. Uji Normalitas ... 169
17. Uji Linieritas Regresi dan Keberartian Persamaan Regresi Linier ... 173
18. Perhitungan Koefisien Korelasi Antar Variabel Penelitian ... 222
19. Perhitungan Koefisien Jalur ... 226
20. Perhitungan Uji Hipotesis ... 230
21. Perhitungan Uji Model Analisis Jalur ... 240
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu faktor penting yang perlu diperhatikan
dalam peningkatan kemajuan suatu negara melalui peningkatan kualitas sumber
daya manusia (SDM). Hal ini disebabkan karena keberhasilan dalam
pembangunan suatu bangsa dan negara tidak terlepas dari kualitas Sumber Daya
Manusia (SDM) yang dimilikinya. Upaya peningkatan kualitas SDM dapat
dilakukan melalui pendidikan maupun pelatihan.
Guru merupakan salah satu komponen utama yang mendukung
peningkatan sumber daya manusia melalui pendidikan. Dalam Undang-Undang
Guru dan Dosen Nomor 14 Tahun 2005 pasal 1 ayat (1), “guru adalah pendidik
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini
jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”. Guru
adalah pelaksana pendidikan dan merupakan ujung tombak pembangunan
pendidikan. Guru dikatakan sebagai ujung tombak maksudnya tidak lain karena
guru adalah pelaksana pendidikan sekaligus motor penggerak proses pembelajaran
yang merupakan salahsatu faktor penentu keberhasilan pendidikan itu sendiri.
Guru yang baik dalam melaksanakan tugas dan fungsinya akan berupaya
mengembangkan potensi-potensi yang ada pada peserta didik, sebagaimana
dalam pasal tiga yang menegaskan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi diri peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggungjawab.
Colquitt (2009) mengemukakan kinerja adalah nilai dari seperangkat
perilaku karyawan yang berkontribusi secara positif atau negatif untuk mencapai
tujuan organisasi. Kinerja memiliki tiga dimensi yaitu (1) perilaku tugas, (2)
perilaku moral, (3) perilaku menantang. John Whitmore (dalam Uno, 2007: 86)
mengatakan satu faktor penting yang menjadi tolokukur keberhasilan sekolah
adalah kinerja guru. Kinerja guru dimaksud adalah hasil kerja guru yang terefleksi
dalam cara merencanakan, melaksanakan dan menilai proses belajar mengajar
(PBM) yang intensitasnya dilandasi oleh etos kerja, serta disiplin profesional guru
dalam proses pembelajaran. Jalal dan Supriadi (2001: 262) mengatakan kinerja
mengajar guru dalam proses belajar mengajar dapat menentukan keberhasilan
siswa untuk mengikuti pengajaran guna mencapai tujuan pendidikan. Hal ini
menunjukkan bahwa guru merupakan kunci dalam meningkatkan mutu
pendidikan dan berada pada titik sentral dari setiap usaha reformasi pendidikan
yang diarahkan pada perubahan-perubahan kualitatif.
Isjoni (2004: 1) menyatakan bahwa ukuran kinerja guru terlihat dari rasa
tanggung jawab moral dipundaknya. Semua itu akan terlihat kepada kepatuhan
dan loyalitasnya di dalam menjalankan tugas keguruannya di dalam kelas dan
tugas kependidikannya di luar kelas. Sikap ini akan dibarengi pula dengan rasa
tanggung jawabnya mempersiapkan segala perlengkapan pengajaran sebelum
melaksanakan proses pembelajaran. Selain itu, guru juga sudah
mempertimbangkan akan metodologi yang akan digunakan, termasuk alat media
pendidikan yang akan dipakai, serta alat penilaian apa yang digunakan di dalam
pelaksanaan evaluasi. As'ad (2001: 47) mengartikan kinerja sebagai tingkah laku
keterampilan atau kemampuan seseorang menyelesaikan suatu kegiatan.
Mangkunegara (2006: 67) mendefenisikan kinerja sebagai hasil kerja yang secara
kualitas dan kuantitas dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan
tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Kinerja
merefleksikan seberapa baik pekerja melakukan hal-hal yang berkaitan dengan
tugas dan tanggung jawabnya dengan sungguh-sungguh.
Berdasarkan paparan beberapa ahli diatas dapat dipastikan kinerja guru
yang baik di sekolah dapat meningkatkan mutu pendidikan, demikian juga
sebaliknya kinerja guru yang kurang baik dan tidak maksimal dapat menghambat
kemajuan pendidikan.
SBY dalam Andriani (2011) mengatakan banyak guru yang sudah
menerima tunjangan profesi dan khusus agar kesejahteraan mereka meningkat,
namun kinerja mereka ternyata belum berubah. Hal senada juga disampaikan
Syahwal Gultom dalam Ayal (2013) mengatakan bahwa mutu dan kualitas guru
dilakukan selama tiga tahun terakhir menunjukkan kualitas guru di Indonesia
masih sangat rendah. Buruknya hasil Ujian Nasional (UN) pada beberapa provinsi
juga sebagai salah satu indikator rendahnya kualitas guru. Banyak guru yang tidak
memahami substansi keilmuan yang dimiliki maupun pola pembelajaran yang
tepat diterapkan kepada anak didik.
Rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia juga ditunjukkan dari data
Balitbang tahun 2003 yang dikutip dari Hendrik (dalam kompas.com) bahwa dari
146.052 Sekolah Dasar (SD) di Indonesia ternyata hanya 8 sekolah saja yang
mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Primary Years Program (PYP).
Selain itu, permasalahan rendahnya kinerja guru juga ditunjukkan dari data
Kementerian Pendidikan Nasional yang menunjukkan bahwa secara umum
kualitas dan kompetensi guru di Indonesia masih belum sesuai harapan. Hingga
saat ini, dari 2,92 juta guru, baru sekitar 51 persen yang berpendidikan S-1 atau
lebih, sedangkan sisanya belum berpendidikan S-1. Selain jenjang pendidikan
yang belum memadai, kompetensi guru juga masih bermasalah. Saat dilakukan tes
terhadap guru semua bidang studi, rata-rata tidak sampai 50 % soal yang bisa
dikerjakan. Tidak ada guru yang mendapatkan nilai 80. Bahkan, ada guru yang
meraih nilai terendah yakni 1.
Melihat kualitas pendidikan di Kecamatan Tanjung Morawa juga masih
tergolong rendah. Hal ini terlihat dari hasil observasi awal yang dilakukan peneliti
terhadap dua unit sekolah dengan masing-masing menilai kinerja tiga orang guru
sekolah dasar (SD) di Kecamatan Tanjung Morawa tersebut, ditemukan hal-hal
seperti pada Tabel 1.1 berikut:
Tabel 1.1. Keadaan Guru di Kecamatan Tanjung Morawa
No. Keadaan di Lapangan Banyak Guru
SD 101880 SD 104234
1 Guru belum mengajar sesuai dengan
bidang kualifikasi pendidikannya 3 dari 3 orang 2 dari 3 orang
2 Rendahnya kemampuan guru dalam
penggunaan media, kurang kreatif dan inovatif.
3 dari 3
orang 3 dari 3 orang
3 Guru telah membuat rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP), dari informasi yang diperoleh bahwa RPP yang disusun hasil potokopian dari guru lain
1 dari 3
orang 2 dari 3 orang
4 Kesesuaian RPP dengan pelaksanaan
proses belajar mengajar tidak sesuai dengan apa yang telah disusun.
2 dari 3
orang 2 dari 3 orang
5 Guru tidak membawa RPP dalam proses
pembelajaran 3 dari 3 orang 2 dari 3 orang
Berdasarkan wawancara dengan kedua Kepala Sekolah Dasar (SD)
tersebut, dapat diketahui bahwa belum semua kinerja guru sesuai dengan yang
diharapkan. Hal ini ditunjukkan dengan masih belum optimalnya tingkat
keberhasilan penyelesaian tugas guru yaitu dalam menyusun program
pembelajaran dan silabus. Hal tersebut didukung pula dari hasil wawancara
dengan salah seorang pengawas TK/SD di Kecamatan Tanjung Morawa yang
menyatakan banyak guru yang tidak membuat sendiri program tahunan, program
semester, silabus dan rencana program pengajaran. Kinerja guru terkesan masih
rendah karena tidak rutinnya guru membuat persiapan mengajar, jarang
situasi dan kondisi anak. Padahal teori mengharuskan guru membuat dan
menguasai program tahunan, program semester, silabus dan rencana program
pengajaran. Bukti ini menunjukkan bahwa kinerja guru masih rendah.
Rendahnya kinerja guru juga ditunjukkan dengan rendahnya tingkat
disiplin guru dalam kegiatan belajar mengajar sehari-hari. Hal ini berdasarkan
hasil kunjungan ke beberapa SD ditemukan meskipun lonceng tanda berakhirnya
istirahat sudah dibunyikan, namun guru tidak serta merta masuk ke dalam kelas
untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Melainkan masih asik duduk di
Kantor Guru. Dalam proses belajar mengajar tak jarang guru hanya menyuruh
anak mencatat materi dari buku paket dan kemudian dilanjutkan dengan
mengerjakan soal evaluasi tanpa disertai dengan memberi penjelasan terkait
materi yang ditugaskan tersebut.
Kinerja yang ditampilkan guru dalam tugas dan tanggung jawabnya tidak
dapat dipisahkan dari berbagai faktor yang mempengaruhinya. Furtwengler (2000:
90) menyebutkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja antara lain:
keterampilan interpersonal, mental untuk sukses (motivasi), terbuka untuk
perubahan, kreativitas, keterampilan berkomunikasi, dan inisiatif. Salah satu
faktor yang dapat mendorong atau mempengaruhi kinerja adalah adanya
hubungan dengan rekan kerja baik terhadap atasan maupun sesama rekan kerja
yaitu bisa dalam bentuk terjalinnya komunikasi interpersonal di dalam lingkungan
kerja (sekolah). Dalam kehidupan organisasi, pencapaian tujuan dengan segala
prosesnya membutuhkan komunikasi yang efektif. Seperti yang dikatakan pula
saja yang harus dibuat dan dikerjakan, usaha-usaha komunikatif berpengaruh
terhadap motivasi dan antusiasme kerja. Komunikasi interpersonal oleh Spritzer
dkk (dalam Ferris, 2003) diketahui berpengaruh terhadap aktivitas-aktivitas
koordinasi yang lebih baik, dan memberikan motivasi bagi anggota untuk
mengembangkan tugas yang diembannya serta bekerja lebih baik dan sebagai
hasilnya kinerja menjadi meningkat.
Kinerja guru akan menjadi optimal, bilamana juga diintegrasikan dengan
komponen sekolah, baik itu kepala sekolah, iklim sekolah, guru, karyawan
maupun anak didik seperti yang dikemukakan oleh Timpe (1992: 32) menyatakan
bahwa faktor-faktor kinerja terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal (disposisional) yaitu faktor yang dihubungkan dengan sifat-sifat
seseorang. Misalnya, kinerja seseorang baik disebabkan karena kemampuan tinggi
dan tipe pekerja keras, sedangkan seseorang mempunyai kinerja jelek disebabkan
orang tersebut mempunyai kemampuan rendah dan tidak memiliki upaya-upaya
untuk memperbaiki kemampuannya. Faktor eksternal yaitu faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja seseorang yang berasal dari lingkungan, seperti perilaku,
sikap, dan tindakan-tindakan rekan kerja, bawahan atau pimpinan, fasilitas kerja
dan iklim organisasi. Pidarta (1995) mengemukakan, Ada beberapa faktor yang
dapat mempengaruhi kinerja guru dalam melaksanakan tugasnya yaitu:
kepemimpinan kepala sekolah, iklim sekolah, harapan-harapan, dan kepercayaan
personalia sekolah.
Budaya organisasi adalah salah satu yang mempengaruhi kinerja. Pidarta
belajar, berkomunikasi, dan bergaul dalam organisasi pendidikan. Kebudayaan
sekolah harus kondusif dengan memperhatikan berbagai potensi bagi
pemberdayaan segenap sumber daya yang ada secara optimal dan memberikan
kesempatan bagi setiap personil untuk berkreasi dan berinovasi di dalam
pelaksanaan tugasnya sesuai dengan visi dan misi sekolah tersebut. Dengan
demikian kebudayaan yang positif akan mempengaruhi pengembangan diri dan
kompetensi profesional setiap personil dalam upaya proses peningkatan mutu
pendidikan di sekolah. Hal tersebut mencerminkan bahwa suasana sekolah yang
kondusif sangat mendukung peningkatan kinerja guru.
Demikian juga di dalam sekolah sangat diperlukan aktivitas komunikasi.
Komunikasi tersebut sangat berpengaruh terhadap kelancaran, kemudahan,
koordinasi, dan kenyamanan dalam melaksanakan tugas. Jalaluddin Rakhmat
(2005: 13) menyatakan bahwa suatu jalinan dapat menentukan harmonisasi.
Jalinan yang dimaksud adalah jalinan antar individu yang terbentuk melalui
komunikasi, baik itu jalinan formal maupun jalinan informal. Salah satu
bentuk komunikasi yang dapat membentuk keharmonisan antar manusia
adalah komunikasi interpersonal. Menurut Mulyana (2000: 73) komunikasi
interpersonal adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang
memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung,
baik secara verbal atau nonverbal. Komunikasi interpersonal ini adalah
komunikasi yang hanya dua orang, seperti suami istri, dua sejawat, dua sahabat
dekat, guru-murid dan sebagainya Komunikasi interpersonal yang ada dalam
para guru dan pegawai lainnya. Dengan demikian, setiap personel dapat bekerja
dengan tenang serta terdorong untuk berprestasi lebih baik dan mewujudkannya
dengan mengerjakan tugas mendidiknya dengan penuh kesadaran.
Wau (2011) dalam menyatakan motivasi berprestasi merupakan dorongan
dalam diri seseorang untuk melakukan suatu kegiatan atau tugas dengan
sebaik-baiknya agar dapat meraih sukses atau prestasi kerja yang gemilang.
Dengan motivasi berprestasi tampilan seseorang dalam melakukan sesuatu
tampak tidak asal-asalan, sembrono sehingga pada akhirnya dapat mencapai
sukses atau prestasi kerja yang gemilang. Motivasi berprestasi inilah yang
diharapkan dapat dimiliki dan dikembangkan pada diri pendidik dan tenaga
kependidikan lainnya.
Bertitik tolak dari keadaan di atas, maka perlu dilakukan penelitian untuk
mengungkapkan pengaruh variabel budaya organisasi, komunikasi interpersonal
dan motivasi berprestasi terhadap kinerja. Dengan demikian hasil penelitian ini
akan berguna untuk mengembangkan dan meningkatkan kinerja guru-guru SD di
Kecamatan Tanjung Morawa.
B. Identifikasi Masalah
Banyak faktor yang berpengaruh terhadap kinerja guru antara lain
Komunikasi Interpersonal, Budaya Organisasi, Kreativitas, Inisiatif, Kepuasan
Kerja, Stress, Motivasi Berprestasi, Kesempatan, Gaya Kepemimpinan, dan
sebagainya. Dengan demikian, terdapat sejumlah permasalahan yang berkaitan
dengan kinerja guru, sehingga perlu untuk diidentifikasi, yaitu; (1). Apakah
Organisasi berpengaruh terhadap Kinerja? (3). Apakah Inisiatif berpengaruh
terhadap Kinerja? (4). Apakah Kepuasan Kerja berpengaruh terhadap kinerja?
(5). Apakah Stress berpengaruh terhadap Kinerja? (6). Apakah Motivasi
Berprestasi berpengaruh terhadap kinerja? (7). Apakah Kesempatan berpengaruh
terhadap Kinerja? (8). Apakah Gaya Kepemimpinan berpengaruh terhadap
kinerja? (9) Apakah Budaya Organisasi berpengaruh terhadap Motivasi
Berprestasi? (9) Apakah Komunikasi Interpersonal berpengaruh terhadap
Motivasi Berprestasi ?
C. Batasan Masalah
Berdasarkan hasil identifikasi masalah di atas, dapat diketahui bahwa
banyak faktor yang mempengaruhi kinerja guru. Namun pada penelitian ini faktor
tersebut dibatasi hanya pada Budaya Organisasi, Komunikasi Interpersonal dan
Motivasi Berprestasi dengan pertimbangan keterbatasan waktu, biaya dan
kemampuan peneliti.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah yang telah diuraikan di atas, maka masalah
penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah budaya organisasi berpengaruh langsung terhadap motivasi
berprestasi guru di SD Kecamatan Tanjung Morawa ?
2. Apakah komunikasi interpersonal berpengaruh langsung terhadap motivasi
3. Apakah budaya organisasi berpengaruh langsung terhadap kinerja guru di
SD Kecamatan Tanjung Morawa?
4. Apakah komunikasi interpersonal berpengaruh langsung terhadap kinerja
guru di SD Kecamatan Tanjung Morawa?
5. Apakah motivasi berprestasi berpengaruh langsung terhadap kinerja guru
di SD Kecamatan Tanjung Morawa?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Pengaruh budaya organisasi terhadap motivasi berprestasi guru di SD
Kecamatan Tanjung Morawa.
2. Pengaruh komunikasi interpersonal terhadap motivasi berprestasi guru di
SD Kecamatan Tanjung Morawa .
3. Pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja guru di SD Kecamatan
Tanjung Morawa.
4. Pengaruh komunikasi interpersonal terhadap kinerja guru di SD Kecamatan
Tanjung Morawa.
5. Pengaruh motivasi berprestasi terhadap kinerja guru di SD Kecamatan
Tanjung Morawa.
F. Manfaat Hasil Penelitian
Penelitian ini diharapkan berguna secara teoritis maupun praktis. Secara
teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya kajian khasanah ilmu
organisasi, komunikasi intrpersonal dan motivasi berprestasi. Sedangkan secara
praktis penelitian ini diharapkan akan berguna bagi :
a. dinas pendidikan dan stakeholder lainnya, sebagai informasi untuk
menentukan kebijakan dalam peningkatan kinerja guru.
b. kepala sekolah, sebagai bahan informasi untuk dapat meningkatkan kinerja
guru.
c. guru, sebagai upaya pengembangan dan peningkatan kinerja guru.
d. peneliti lainnya, sebagai bahan pertimbangan dan acuan dalam penelitian
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan data dan hasil analisis yang telah dipaparkan di atas, maka
dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh langsung antara budaya organisasi (X1) terhadap
motivasi berprestasi guru (X3) sebesar 14,75%. Hal ini menandakan
semakin tinggi atau baiknya budaya organisasi sekolah maka semakin
tinggi pula motivasi berprestasi para guru di SD Kecamatan Tanjung
Morawa.
2. Terdapat pengaruh langsung antara komunikasi interpersonal (X2)
terhadap motivasi berprestasi guru (X3) sebesar 7,29%. Hal ini
menandakan semakin tinggi atau baiknya komunikasi interpersonal
seorang guru maka semakin tinggi pula motivasi berprestasi para guru di
SD Kecamatan Tanjung Morawa.
3. Terdapat pengaruh langsung antara budaya organisasi (X1) terhadap
kinerja guru (X4) sebesar 11,36%. Hal ini menandakan semakin tinggi
atau baiknya budaya organisasi sekolah maka semakin tinggi pula kinerja
para guru di SD Kecamatan Tanjung Morawa.
4. Terdapat pengaruh langsung antara komunikasi interpersonal (X2)
tinggi atau baiknya komunikasi interpersonal guru maka semakin tinggi
pula kinerja para guru di SD Kecamatan Tanjung Morawa.
5. Terdapat pengaruh langsung antara motivasi berprestasi (X3) terhadap
kinerja guru (X4) sebesar 10,89%. Hal ini menandakan semakin tinggi
atau baiknya motivasi berprestasi para guru maka semakin tinggi pula
kinerja para guru di SD Kecamatan Tanjung Morawa.
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan di atas, akan membawa
implikasi sebagai berikut:
1. Budaya organisasi sekolah memiliki pengaruh yang positif terhadap
motivasi berprestasi guru maupun kinerja guru. Berdasarkan hasil uji
kecenderungan data variabel budaya organisasi diperoleh data mayoritas
guru pada kategori cukup yaitu 102 responden atau 47,44% sedangkan 18
responden (8,37%) dalam kategori tinggi, 93 responden (43,26%) dalam
kategori kurang dan 2 responden atau 0,93% dalam kategori rendah.
Berdasarkan hal ini perlu adanya upaya perbaikan budaya organisasi yang
ada di sekolah. Dalam hal ini berarti kepala sekolah dan para guru terus
bekerjasama dalam memperbaiki kualitas budaya organisasi agar pada
masa yang akan datang secara keseluruhan para guru akan merasa nyaman
dalam bekerja dan memungkinkan akan meningkatkan motivasi
berprestasi guru dalam menjalankan tugasnya dan juga meningkatkan
sekolah diantaranya adalah melaksanakan senam pagi bersama antara
siswa dan seluruh guru setiap hari jumat. Hal ini dapat meningkatkan
disiplin dan kerjasama diantara sesama guru.
2. Komunikasi interpersonal guru di sekolah memiliki pengaruh yang positif
dengan motivasi berprestasi guru dan juga berpengaruh positif terhadap
kinerja guru. Berdasarkan hasil uji kecenderungan data variabel
komunikasi interpersonal diperoleh data mayoritas guru pada kategori
cukup yaitu 110 responden atau 51,16% sedangkan 12 responden (5,58%)
dalam kategori tinggi, 93 responden (43,26%) dalam kategori kurang dan
tidak ada responden dalam kategori rendah. Berdasarkan hal ini perlu
adanya upaya perbaikan komunikasi interpersonal guru agar pada masa
yang akan datang secara keseluruhan para guru akan dapat meningkatkan
motivasi berprestasi guru dalam menjalankan tugasnya. Salah satu cara
yang dapat ditempuh untuk meningkatkan komunikasi interpersonal guru
adalah kepala sekolah memfasilitasi dan berperan aktif dalam pelaksanaan
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), di forum MGMP inilah guru
yang satu mata pelajaran dapat saling berbagi pengalaman selama
melakukan KBM di sekolah. Melalui forum ini guru akan mencurahkan
unek-unek dan kendala yang dialami masing-masing, hal ini dapat
meningkatkan keterbukaan antar guru dan rasa empati diantara guru.
3. Motivasi berprestasi guru memiliki pengaruh yang positif dengan kinerja
guru. Dari hasil temuan penelitian menunjukkan bahwa kecenderungan
cukup, sedangkan 12 responden (5,58%) dalam kategori tinggi, 99
responden (46,05%) dalam kategori kurang dan tidak ada responden dalam
kategori rendah. Hal ini berarti perlu dilakukan peningkatan motivasi
berprestasi para guru sehingga secara keseluruhan motivasi berprestasi
guru tinggi yang akan dapat meningkatkan kinerja guru dalam
menjalankan tugasnya. Salah satu upaya untuk meningkatkan motivasi
berprestasi guru adalah kepala sekolah memberikan reward kepada guru
yang dianggap berprestasi dalam pekerjaannya ketika akhir tahun ajaran.
Misalnya pemberian hadiah kepada guru yang tidak pernah alpa selama
satu tahun pelajaran, hal ini diharapkan dapat menumbuhkan rasa
tanggung jawab terhadap tugasnya di dalam diri guru.
4. Kinerja guru pada hasil temuan penelitian menunjukkan bahwa
kecenderungan kinerja guru dalam kategori cukup yaitu 124 responden
(57,67%). Sedangkan pada kategori tinggi sebesar 91 responden (42,33%)
dan tidak ada responden dalam kategori kurang maupun rendah. Hal ini
menandakan bahwa meskipun kinerja guru dalam kategori tinggi sudah
besar, namun belum harus tetap perlu dilakukan peningkatan terhadap
kinerja guru agar seluruh guru memiliki tingkat kinerja yang tinggi.
Peningkatan kinerja ini dapat dilakukan diantaranya dengan melakukan
atau meningkatkan budaya organisasi dan motivasi berprestasi guru
C. Saran
Berdasarkan temuan penelitian, maka diajukan beberapa saran berikut
untuk meningkatkan kinerja guru:
1. Kepala sekolah hendaknya:
a) Bersama dengan guru merumuskan nilai, norma, dan keyakinan yang
diterapkan di sekolah, dan senantiasa memberi teladan bagi seluruh
warga sekolah, khususnya bagi guru.
b) Menciptakan suasana kekeluargaan di sekolah, solidaritas,dan empati
sehingga guru merasa nyaman untuk terbuka mengenai kesulitan yang
dihadapi, dan selalu membantu mengatasi kendala yang dihadapi guru.
c) Rutin melakukan evaluasi terhadap diri sendiri dengan cara meminta
kritik dan saran dari guru mengenai kepemimpinan kepala sekolah.
d) Melibatkan guru dalam mencari solusi bagi permasalahan yang sedang
dihadapi oleh sekolah serta memberikan kesempatan yang merata bagi
guru untuk mengembangkan diri.
2. Guru hendaknya:
a) Membangun budaya terbuka bagi sesama guru, sehingga apabila salah
seorang guru menghadapi kendala yang tidak dapat diselesaikan
sendiri, kesulitan tersebut bisa didiskusikan bersama dengan guru lain.
b) Berpikir positif (positive thingking) terhadap kritik dan saran dari
kritik dan saran tersebut sebagai suatu bentuk perhatian yang sifatnya
membangun.
c) Menyadari kewajiban sebagai guru untuk membuat persiapan matang
sebelum melakukan KBM di kelas, dengan sadar mematuhi berbagai
nilai, norma, dan keyakinan yang diterapkan di sekolah sehingga
menjadi budaya sekolah yang tertanam kuat dalam diri masing-masing
guru, dan bersedia menerima sanksi dari kesalahan yang dilakukan.
d) Aktif mengembangkan diri, menambah wawasan dan pengetahuan
yang mendukung pekerjaannya, saling membagi pengalaman dan
informasi baru mengenai hal-hal yang mendukung kegiatan PBM, dan
membangun empati dan solidaritas dengan sesama guru.
3. Dinas pendidikan hendaknya:
a) Rutin melakukan kegiatan yang bertujuan meningkatkan kemampuan
guru yang dikombinasikan dengan pengetahuan dalam meningkatkan
motivasi dan komunikasi di dalam sekolah.
b) Mendukung dan memberi kesempatan yang merata bagi guru untuk
mengembangkan diri (melanjutkan pendidikan).
c) Memberikan reward kepada guru yang berprestasi, sebagai motivasi
bagi guru yang bersangkutan dan bagi guru yang lain.
4. Bagi peneliti lain, perlu diadakan penelitian lebih lanjut tentang penelitian
ini dengan variabel yang berbeda yang turut memberikan pengaruh
terhadap kinerja guru, mengingat adanya keterbatasan dalam pelaksanaan
DAFTAR PUSTAKA
Ambarita, Biner. 2013. Manajemen dalam Kisaran Pendidikan. Bandung:
Alfabeta.
Andriani, Santi. 2011. SBY Kritik Guru, Gaji Besar Kinerja Kurang. Inilah.com
(http://nasional.inilah.com/read/detail/1802514/sby-kritik-guru-gaji-besar-kinerja-kurang#.Uy85qvl_vql, diakses 24 Januari 2014).
Arikunto, Suharismi. 2007. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek
Jakarta: Rineka Cipta
Arni, Muhammad. 2007. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara.
As’ad, Moh. 2001. Psikologi Industri: Seri Ilmu SDM Sumber Daya Manusia.
Yogyakarta: Liberty.
Ayal, Jimmy. 2013. Kemdikbud akui kualitas guru masih rendah.
Antaranews.com (http://www.antaranews.com/berita/397722/kemdikbud-akui-kualitas-guru-masih-rendah, diakses 24 Januari 2014).
Azwar, S. 2000. Reabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.
B. Uno Hamzah. 2007. Profesi Kependidikan: Problema, Solusi, dan Reformasi Pendidikan di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.
Bambang,dkk. 2009. Etika Organisasi Pemerintah. Jakarta: Pusat Pendidikan
Pelatihan Pegawai.
Chourmain, Imam. 2007. Metode Penelitian Dengan Analisis Jalur(Metode Path Analysis). Jakarta: Pustaka Keluarga.
Colquitt Jason A., Jeffry A. Lepine, Michael J. Wesson. 2009. Organizational Behavior : Improving performance and commitment in the work place.
New York: The McGraw-Hill Companies.
Ginting, Bersita. 2011. Hubungan Budaya Organisasi Sekolah dan Kepemimpinan Kepala Sekolah Dengan Kinerja Guru Sman Kota Binjai. Medan: Jurnal Tabularasa.
Gultom, Syawal (http://www.antaranews.com/berita/397722/kemdikbud-akui-kualitas-guru-masih-rendah)
Hamalik, Oemar. 2009. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara.
Hutasoit, C. S. (2011). Pelayanan Publik Teori dan Aplikasi. Jakarta: MAGNA
Script Publishing
Isjoni. 2004. Optimalisasi Kinerja. Jakarta: Elex Media Komutindo.
Ivancevich, Jhon M, Robert K, and Michael T.M. 2006. Perilaku Manajemen Organisasi. Alih Bahasa : Gina Gania. Jakarta: Erlangga.
Jalal, Fasli dan Dedi Supriadi. 2001. Reformasi Pendidikan Dalam Konteks Otonomi Daerah. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.
Kamars, D. 2005. Administrasi Pendidikan Teori dan Praktek. Edisi Kedua.
Padang: Universitas Putra Indonesia Press.
Khairani. 2012. Populasi dan Sampel. http//lubiskhairani.blogspot.com/2012/10/
populasi-dan-sampel_2646.html diunduh 5 Februari 2013 Pukul 21.00 PM
Liliweri, Alo. 1997. Komunikasi Antar Pribadi. Bandung: PT Citra Aditya Bakti
Luthans, Fred. 2006. Perilaku Organisasi. Yogjakarta: Andi.
Luthans, Fred. 2008. Perilaku Organisasi. Edisi Kesepuluh. Alih Bahasa: Vivin
Andika Yuwono, dkk. Yogyakarta: Andi.
Mangkunegara, A P. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan.
Bandung: Rosdakarya.
Mulyana, Deddy. 2008. Ilmu Komunikasi, Suatu Pengantar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Newstroom, John W. 2007. Organizational Behavior: Human Behavior at Work.
New York: McGraw-Hill Companies.
Nurdin, Syafruddin. 2005. Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum.
Ciputat: Quantum Teaching.
Pace, R, W. & Faules, D, F. 2006. Komunikasi Organisasi Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Pidarta, Made. 1995. Landasan Kependidikan: Stimulus Pendidikan Bercorak Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Purba, Sukarman. 2010. Kinerja Pimpinan Jurusan di Perguruan Tinggi.
Yogjakarta: LaksBang Pressindo.
Rakhmat, Jalaludin. 2005. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Riduwan, 2011. Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung:
Alfabeta.
Riduwan dan Kuncoro. 2008. Cara Menggunakan dan Memaknai Analisis Jalur (Path Analysis). Bandung: Alfabeta
Robbins, Stephen, P. 1997. Perilaku Organisasi. Alih Bahasa Benjamin M.
Jakarta: Indeks.
Sagala, H. Syaiful. 2007. Manajemen Strategik Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
---. 2008. Budaya dan Reinventing Organisasi Pendidikan.
Bandung: Alfabeta.
Schein, Edgar H. 2004. Organizational Culture And Leadership. San Francisco :
Jossey-Bass Publisher.
Scott, M. dkk. 2007. Efective Public Relations. Alih Bahasa Tri Wibowo B.S.
Jakarta: Kencana Perdana Media Group.
Simanjuntak, Edwin, TH. 2012. “Pengaruh Budaya Organisasi, Kepemimpinan dan Kepuasan Kerja Terhadap Komitmen Organisasi Guru SMK Sub Rayon 3 Pematang Siantar”. Thesis. Pascasarjana Administrasi Pendidikan, Unimed: Medan.
Simanjuntak, Payaman J. 2010. Mananajemen dan Evaluasi Kinerja. Jakarta:
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito
Steel, Robert dan Torrie, James. 1989. Prinsip dan Prosedur Statistika Suatu Pendekatan Biometrik. Jakarta: PT Gramedia.
Sugiyono . 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta
. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung:Alfabeta
Sutrisno, Edy. (2006). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana.
Terry, George R. 1992. Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara.
Thoha, M. 2008. Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.
Timpe, Dale. 1992. Kinerja. Jakarta: Gramedia.
Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. Jakarta: Bumi Aksara.
Usman, H. 2008. Manajemen Teori Praktik dan Riset Pendidikan. Edisi Kedua.
Jakarta: Bumi Aksara.
Wau, Yasaratodo. 2011. Kemampuan Pribadi dan Peningkatan Motivasi Berprestasi Kepala Sekolah. Jurnal Teknologi Pendidikan. Vol.4 No.1 April 2011. Medan: Pascasarjana Unimed.
Wibowo. 2007. Manajemen Kinerja. Jakarta: Raja Grafindo Perkasa.
Yulk, Gary. 2007. Kepemimpinan Dalam Organisasi. Alih Bahasa: Budi
Suprianto. Jakarta: Indeks.