• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI, KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP KINERJA GURU DI SD KECAMATAN TANJUNG MORAWA KABUPATEN DELI SERDANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH BUDAYA ORGANISASI, KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP KINERJA GURU DI SD KECAMATAN TANJUNG MORAWA KABUPATEN DELI SERDANG."

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI, KOMUNIKASI

INTERPERSONAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

TERHADAP KINERJA GURU SEKOLAH DASAR

KECAMATAN TANJUNG MORAWA

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh:

SWANDY MARULI TOHONAN SIBURIAN NIM. 812 6131 019

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)

ABSTRACT

Swandy M.T. Siburian. NIM. 8126131019. The Effect of Organizational Culture, Interpersonal Communication and Achievement Motivation To the Teacher Performance at Elementary School in Tanjung Morawa District.

(5)

ABSTRAK

Swandy M.T.Siburian. NIM. 8126131019. Pengaruh Budaya Organisasi, Komunikasi Interpersonal dan Motivasi Berprestasi Terhadap Kinerja Guru di SD Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang.

Tujuan penelitian ini adalah : (1) untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi terhadap motivasi berprestasi, (2) untuk mengetahui pengaruh komunikasi interpersonal terhadap motivasi berprestasi, (3) untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja guru, (4) untuk mengetahui pengaruh komunikasi interpersonal terhadap kinerja guru, dan (5) untuk mengetahui pengaruh motivasi berprestasi terhadap kinerja guru. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, model yang digunakan adalah analisis jalur dengan teknik analisis data inferensial. Populasi adalah seluruh guru di SD se-Kecamatan Tanjung Morawa sebanyak 486 orang, sampel berjumlah 215 orang menggunakan ketentuan Tabel Nomogram Harry King. Teknik sampel yang digunakan adalah

proportional random sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan

menggunakan angket dan observasi. Instrumen di uji validitasnya dengan product

moment dengan tingkat penerimaan 95% atau pada taraf signifikan 0,05.

Reliabilitas dihitung dengan rumus koeefisien alpha r11. Hasil Penelitian

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang selalu memberikan rahmat dan Hidayat-Nya, sehingga Tesis ini dapat diselesaikan dengan baik. Tesis ini bertujuan untuk memenuhi sebagian besar persyaratan mendapatkan gelar Magister Pendidikan pada Program Pascasarjana Universitas

Negeri Medan. Tesis ini berjudul “Pengaruh Budaya Organisasi, Komunikasi

Interpersonal dan Motivasi Berprestasi Terhadap Kinerja Guru Sekolah Dasar Kecamatan Tanjung Morawa”.

Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan yang ada didalam tesis ini, meskipun demikian Penulis telah berupaya melakukan usaha maksimal, tentu saja hal ini disertai bantuan dari berbagai pihak. Atas bantuan yang diberikan, maka Penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Medan, Prof. Dr. Syawal Gultom yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan pada program Pascasarjana selama ini.

2. Direktur, Asisten Direktur, Ketua Prodi dan Sekretaris, Bapak/Ibu Dosen serta segenap Pegawai Program Studi Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah membimbing dan memberikan pelayanan kepada Penulis selama menjadi mahasiswa.

3. Dr. Sukarman Purba, M.Pd dan Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd. selaku pembimbing I dan II serta yang telah banyak meluangkan waktu dalam mengarahkan, memotivasi, membimbing serta memberi nasihat kepada Penulis dalam penyelesaian tesis ini.

4. Dr. Yasaratodo Wau, M.Pd, Dr. Zulkifli Matondang, M.Si, dan Prof. Dr. Paningkat Siburian, M.Pd selaku narasumber serta Prof. Dr. Benyamin Situmorang, M.Pd selaku validator yang telah banyak memberikan saran dan masukan kepada Penulis dalam penyelesaian tesis ini.

5. KUPT Kecamatan Tanjung Morawa yang telah memberikan izin untuk

(7)

6. Kepala Sekolah Dasar dan Pengawas Kecamatan Tanjung Morawa yang telah membantu dalam pelaksanaan uji coba instrumen sampai pengumpulan data penelitian ini.

7. Bapak/Ibu Guru SD di Kecamatan Tanjung Morawa yang telah bersedia memberikan waktu dan tenaga dalam proses pengumpulan data penelitian ini. 8. Ayah saya DR. Panigoran Siburian, M.Pd dan ibu saya Rostauly Silalahi,

S.Pd, Saudara/i saya; E R Tetty Siburian, S.Pd, Sukses M P Siburian, M.H, Marnaike Siburian, S.Pd, Juliana Siburian, S.Pd dan Silvia Siburian yang selalu memberikan kasih sayang, motivasi, pengertian serta do’a sehingga Penulis dapat menyelesaikan tesis ini.

9. Istri saya tercinta Silvia Yance Sagala, S.Pd beserta ketiga anak saya; Separthur Joshua Pangondian Siburian, Daniel Sabio Siburian dan Osmond Gerhard Siburian yang selalu memberikan semangat dan doa selama perkuliahan hingga selesainya Thesis ini.

10. Kepala Sekolah SMPN 14 Binjai Warsi`in S.Pd dan Rekan Kerja di SMPN

14 Binjai yang senantiasa mendukung dan memotivasi saya dalam menyelesaikan tesis ini.

11. Teman-teman Penulis, mahasiswa AP khususnya angkatan XXI kelas A, kelas AP lainnya serta teman mahasiswa dari prodi lainnya yang telah banyak memberikan motivasi dan kenangan terindah yang tak akan terlupakan.

Akhirnya kepada semua pihak yang tidak dapat Penulis sebutkan satu persatu, yang telah memberikan kontribusi terhadap penyelesaian pendidikan dan penyusunan tesis ini, Penulis berharap kiranya seluruh perhatian, kebaikan, dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis menjadi amal kebajikan dan mendapat berkat dari Tuhan Yang Maha Esa. Semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi pengembangan khasanah pendidikan.

Medan, Mei 2015 Penulis

(8)

DAFTAR ISI

BAB II KAJIAN TEORETIK, PENELITIAN YANG RELEVAN, KERANGKA BERFIKIR, PARADIGMA PENELITIAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN A.Kajian Teoretik ... 13

1. Kinerja ... 13

2. Budaya Organisasi Sekolah ... 20

3. Komunikasi Interpersonal Guru ... 27

4. Motivasi Berprestasi ... 34

B. Penelitian Yang Relevan ... 40

C. Kerangka Berfikir ... 41

D. Paradigma Penelitian ... 48

(9)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A.Tempat dan Waktu Penelitian ... 50

B. Metode Penelitian ... 50

C. Populasi dan Sampel ... 51

D. Variabel dan Definisi Operasional ... 53

E. Teknik Pengumpulan Data ... 55

F. Uji Coba Instrumen... 57

G. Teknik Analisis Data ... 60

BAB IV HASIL PENELITIAN A.Deskripsi Data Penelitian ... 65

B. Tingkat Kecenderungan Variabel Penelitian... 73

C. Uji Prasyaratan Analisis Data ... 74

D. Pengujian Hipotesis... 81

E. Pengujian Kesesuaian Model ... 86

F. Pembahasan Hasil Penelitian ... 89

G. Keterbatasan Penelitian ... 101

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A.Kesimpulan ... 103

B. Implikasi ... 104

C. Saran ... 106

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Keadaan Guru di Kecamatan Tanjung Morawa ... 5

3.1 Pilihan Jawaban Angket ... 55

3.2 Kisi-kisi Instrumen Angket Budaya Organisasi ... 56

3.3 Kisi-kisi Instrumen Angket Komunikasi Interpersonal ... 56

3.4 Kisi-kisi Instrumen Angket Motivasi Berprestasi …... 57

4.1 Data Masing-masing Variabel ... 65

4.2 Distribusi Frekuensi Variabel Kinerja Guru ... 66

4.3 Distribusi Frekuensi Variabel Budaya Organisasi ... 67

4.4 Distribusi Frekuensi Variabel Komunikasi Interpersonal ... 68

4.5 Distribusi Frekuensi Variabel Motivasi Berprestasi ... 70

4.6 Distribusi Frekuensi dan kategori skor Kinerja Guru ... 71

4.7 Distribusi Frekuensi & kategori skor Budaya Organisasi... 72

4.8 Distribusi Frekuensi & kategori skor Komunikasi Interpersonal 72 4.9 Distribusi Frekuensi & kategori skor Motivasi Berprestasi ... 73

4.10 Ringkasan Hasil Uji Normalitas ... 74

4.11 Rangkuman Hasil ANAVA Variabel X3 atas X1 ... 75

4.12 Rangkuman Hasil ANAVA Variabel X3 atas X2 ... 76

4.13 Rangkuman Hasil ANAVA Variabel X4 atas X1 ... 77

4.14 Rangkuman Hasil ANAVA Variabel X4 atas X2 ... 78

4.15 Rangkuman Hasil ANAVA Variabel X4 atas X3 ... 79

4.16 Ringkasan Hasil Koefisien Korelasi (r) ... 80

4.17 Perhitungan Koefisien Jalur (p) ... 80

4.18 Rangkuman Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Terhadap X3 ... 81

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Job Performance ... 15

2.2 Pembentukan Nilai Budaya Organisasi ... 23

2.3 Paradigma Penelitian ... 49

3.1 Gambar Tabel Nomogram Harry King … ... 52

3.2 Diagram Jalur ... 63

4.1 Histogram Kinerja Guru ... 66

4.2 Histogram Skor Budaya Organisasi ... 68

4.3 Histogram Skor Komunikasi Interpersonal ... 69

4.4 Histogram Skor Motivasi Berprestasi Guru ... 70

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Istrumen Penilaian Kinerja ... 114

2. Angket Budaya Organisasi ... 120

3. Angket Komunikasi Interpersonal ... 124

4. Angket Motivasi Berprestasi... 128

5. Uji Validitas Budaya Organisasi Sekolah ... 132

6. Uji Reabilitas Budaya Organisasi Sekolah ... 133

7. Uji Validitas Komunikasi Interpersonal ... 134

8. Uji Reabilitas Komunikasi Interpersonal ... 135

9. Uji Validitas Motivasi Berprestasi ... 136

10. Uji Reabilitas Motivasi Berprestasi ... 137

11. Perhitungan Uji Validitas dan Realibilias Secara Manual ... 138

12 Data Induk Penelitian. ... 141

13. Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 147

14. Distribusi Frekuensi Data Penelitian ... 157

15. Perhitungan Statistik Dasar ... 163

16. Uji Normalitas ... 169

17. Uji Linieritas Regresi dan Keberartian Persamaan Regresi Linier ... 173

18. Perhitungan Koefisien Korelasi Antar Variabel Penelitian ... 222

19. Perhitungan Koefisien Jalur ... 226

20. Perhitungan Uji Hipotesis ... 230

21. Perhitungan Uji Model Analisis Jalur ... 240

(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu faktor penting yang perlu diperhatikan

dalam peningkatan kemajuan suatu negara melalui peningkatan kualitas sumber

daya manusia (SDM). Hal ini disebabkan karena keberhasilan dalam

pembangunan suatu bangsa dan negara tidak terlepas dari kualitas Sumber Daya

Manusia (SDM) yang dimilikinya. Upaya peningkatan kualitas SDM dapat

dilakukan melalui pendidikan maupun pelatihan.

Guru merupakan salah satu komponen utama yang mendukung

peningkatan sumber daya manusia melalui pendidikan. Dalam Undang-Undang

Guru dan Dosen Nomor 14 Tahun 2005 pasal 1 ayat (1), “guru adalah pendidik

profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,

melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini

jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”. Guru

adalah pelaksana pendidikan dan merupakan ujung tombak pembangunan

pendidikan. Guru dikatakan sebagai ujung tombak maksudnya tidak lain karena

guru adalah pelaksana pendidikan sekaligus motor penggerak proses pembelajaran

yang merupakan salahsatu faktor penentu keberhasilan pendidikan itu sendiri.

Guru yang baik dalam melaksanakan tugas dan fungsinya akan berupaya

mengembangkan potensi-potensi yang ada pada peserta didik, sebagaimana

(14)

dalam pasal tiga yang menegaskan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potensi diri peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggungjawab.

Colquitt (2009) mengemukakan kinerja adalah nilai dari seperangkat

perilaku karyawan yang berkontribusi secara positif atau negatif untuk mencapai

tujuan organisasi. Kinerja memiliki tiga dimensi yaitu (1) perilaku tugas, (2)

perilaku moral, (3) perilaku menantang. John Whitmore (dalam Uno, 2007: 86)

mengatakan satu faktor penting yang menjadi tolokukur keberhasilan sekolah

adalah kinerja guru. Kinerja guru dimaksud adalah hasil kerja guru yang terefleksi

dalam cara merencanakan, melaksanakan dan menilai proses belajar mengajar

(PBM) yang intensitasnya dilandasi oleh etos kerja, serta disiplin profesional guru

dalam proses pembelajaran. Jalal dan Supriadi (2001: 262) mengatakan kinerja

mengajar guru dalam proses belajar mengajar dapat menentukan keberhasilan

siswa untuk mengikuti pengajaran guna mencapai tujuan pendidikan. Hal ini

menunjukkan bahwa guru merupakan kunci dalam meningkatkan mutu

pendidikan dan berada pada titik sentral dari setiap usaha reformasi pendidikan

yang diarahkan pada perubahan-perubahan kualitatif.

Isjoni (2004: 1) menyatakan bahwa ukuran kinerja guru terlihat dari rasa

(15)

tanggung jawab moral dipundaknya. Semua itu akan terlihat kepada kepatuhan

dan loyalitasnya di dalam menjalankan tugas keguruannya di dalam kelas dan

tugas kependidikannya di luar kelas. Sikap ini akan dibarengi pula dengan rasa

tanggung jawabnya mempersiapkan segala perlengkapan pengajaran sebelum

melaksanakan proses pembelajaran. Selain itu, guru juga sudah

mempertimbangkan akan metodologi yang akan digunakan, termasuk alat media

pendidikan yang akan dipakai, serta alat penilaian apa yang digunakan di dalam

pelaksanaan evaluasi. As'ad (2001: 47) mengartikan kinerja sebagai tingkah laku

keterampilan atau kemampuan seseorang menyelesaikan suatu kegiatan.

Mangkunegara (2006: 67) mendefenisikan kinerja sebagai hasil kerja yang secara

kualitas dan kuantitas dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan

tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Kinerja

merefleksikan seberapa baik pekerja melakukan hal-hal yang berkaitan dengan

tugas dan tanggung jawabnya dengan sungguh-sungguh.

Berdasarkan paparan beberapa ahli diatas dapat dipastikan kinerja guru

yang baik di sekolah dapat meningkatkan mutu pendidikan, demikian juga

sebaliknya kinerja guru yang kurang baik dan tidak maksimal dapat menghambat

kemajuan pendidikan.

SBY dalam Andriani (2011) mengatakan banyak guru yang sudah

menerima tunjangan profesi dan khusus agar kesejahteraan mereka meningkat,

namun kinerja mereka ternyata belum berubah. Hal senada juga disampaikan

Syahwal Gultom dalam Ayal (2013) mengatakan bahwa mutu dan kualitas guru

(16)

dilakukan selama tiga tahun terakhir menunjukkan kualitas guru di Indonesia

masih sangat rendah. Buruknya hasil Ujian Nasional (UN) pada beberapa provinsi

juga sebagai salah satu indikator rendahnya kualitas guru. Banyak guru yang tidak

memahami substansi keilmuan yang dimiliki maupun pola pembelajaran yang

tepat diterapkan kepada anak didik.

Rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia juga ditunjukkan dari data

Balitbang tahun 2003 yang dikutip dari Hendrik (dalam kompas.com) bahwa dari

146.052 Sekolah Dasar (SD) di Indonesia ternyata hanya 8 sekolah saja yang

mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Primary Years Program (PYP).

Selain itu, permasalahan rendahnya kinerja guru juga ditunjukkan dari data

Kementerian Pendidikan Nasional yang menunjukkan bahwa secara umum

kualitas dan kompetensi guru di Indonesia masih belum sesuai harapan. Hingga

saat ini, dari 2,92 juta guru, baru sekitar 51 persen yang berpendidikan S-1 atau

lebih, sedangkan sisanya belum berpendidikan S-1. Selain jenjang pendidikan

yang belum memadai, kompetensi guru juga masih bermasalah. Saat dilakukan tes

terhadap guru semua bidang studi, rata-rata tidak sampai 50 % soal yang bisa

dikerjakan. Tidak ada guru yang mendapatkan nilai 80. Bahkan, ada guru yang

meraih nilai terendah yakni 1.

Melihat kualitas pendidikan di Kecamatan Tanjung Morawa juga masih

tergolong rendah. Hal ini terlihat dari hasil observasi awal yang dilakukan peneliti

terhadap dua unit sekolah dengan masing-masing menilai kinerja tiga orang guru

(17)

sekolah dasar (SD) di Kecamatan Tanjung Morawa tersebut, ditemukan hal-hal

seperti pada Tabel 1.1 berikut:

Tabel 1.1. Keadaan Guru di Kecamatan Tanjung Morawa

No. Keadaan di Lapangan Banyak Guru

SD 101880 SD 104234

1 Guru belum mengajar sesuai dengan

bidang kualifikasi pendidikannya 3 dari 3 orang 2 dari 3 orang

2 Rendahnya kemampuan guru dalam

penggunaan media, kurang kreatif dan inovatif.

3 dari 3

orang 3 dari 3 orang

3 Guru telah membuat rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP), dari informasi yang diperoleh bahwa RPP yang disusun hasil potokopian dari guru lain

1 dari 3

orang 2 dari 3 orang

4 Kesesuaian RPP dengan pelaksanaan

proses belajar mengajar tidak sesuai dengan apa yang telah disusun.

2 dari 3

orang 2 dari 3 orang

5 Guru tidak membawa RPP dalam proses

pembelajaran 3 dari 3 orang 2 dari 3 orang

Berdasarkan wawancara dengan kedua Kepala Sekolah Dasar (SD)

tersebut, dapat diketahui bahwa belum semua kinerja guru sesuai dengan yang

diharapkan. Hal ini ditunjukkan dengan masih belum optimalnya tingkat

keberhasilan penyelesaian tugas guru yaitu dalam menyusun program

pembelajaran dan silabus. Hal tersebut didukung pula dari hasil wawancara

dengan salah seorang pengawas TK/SD di Kecamatan Tanjung Morawa yang

menyatakan banyak guru yang tidak membuat sendiri program tahunan, program

semester, silabus dan rencana program pengajaran. Kinerja guru terkesan masih

rendah karena tidak rutinnya guru membuat persiapan mengajar, jarang

(18)

situasi dan kondisi anak. Padahal teori mengharuskan guru membuat dan

menguasai program tahunan, program semester, silabus dan rencana program

pengajaran. Bukti ini menunjukkan bahwa kinerja guru masih rendah.

Rendahnya kinerja guru juga ditunjukkan dengan rendahnya tingkat

disiplin guru dalam kegiatan belajar mengajar sehari-hari. Hal ini berdasarkan

hasil kunjungan ke beberapa SD ditemukan meskipun lonceng tanda berakhirnya

istirahat sudah dibunyikan, namun guru tidak serta merta masuk ke dalam kelas

untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Melainkan masih asik duduk di

Kantor Guru. Dalam proses belajar mengajar tak jarang guru hanya menyuruh

anak mencatat materi dari buku paket dan kemudian dilanjutkan dengan

mengerjakan soal evaluasi tanpa disertai dengan memberi penjelasan terkait

materi yang ditugaskan tersebut.

Kinerja yang ditampilkan guru dalam tugas dan tanggung jawabnya tidak

dapat dipisahkan dari berbagai faktor yang mempengaruhinya. Furtwengler (2000:

90) menyebutkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja antara lain:

keterampilan interpersonal, mental untuk sukses (motivasi), terbuka untuk

perubahan, kreativitas, keterampilan berkomunikasi, dan inisiatif. Salah satu

faktor yang dapat mendorong atau mempengaruhi kinerja adalah adanya

hubungan dengan rekan kerja baik terhadap atasan maupun sesama rekan kerja

yaitu bisa dalam bentuk terjalinnya komunikasi interpersonal di dalam lingkungan

kerja (sekolah). Dalam kehidupan organisasi, pencapaian tujuan dengan segala

prosesnya membutuhkan komunikasi yang efektif. Seperti yang dikatakan pula

(19)

saja yang harus dibuat dan dikerjakan, usaha-usaha komunikatif berpengaruh

terhadap motivasi dan antusiasme kerja. Komunikasi interpersonal oleh Spritzer

dkk (dalam Ferris, 2003) diketahui berpengaruh terhadap aktivitas-aktivitas

koordinasi yang lebih baik, dan memberikan motivasi bagi anggota untuk

mengembangkan tugas yang diembannya serta bekerja lebih baik dan sebagai

hasilnya kinerja menjadi meningkat.

Kinerja guru akan menjadi optimal, bilamana juga diintegrasikan dengan

komponen sekolah, baik itu kepala sekolah, iklim sekolah, guru, karyawan

maupun anak didik seperti yang dikemukakan oleh Timpe (1992: 32) menyatakan

bahwa faktor-faktor kinerja terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor

internal (disposisional) yaitu faktor yang dihubungkan dengan sifat-sifat

seseorang. Misalnya, kinerja seseorang baik disebabkan karena kemampuan tinggi

dan tipe pekerja keras, sedangkan seseorang mempunyai kinerja jelek disebabkan

orang tersebut mempunyai kemampuan rendah dan tidak memiliki upaya-upaya

untuk memperbaiki kemampuannya. Faktor eksternal yaitu faktor-faktor yang

mempengaruhi kinerja seseorang yang berasal dari lingkungan, seperti perilaku,

sikap, dan tindakan-tindakan rekan kerja, bawahan atau pimpinan, fasilitas kerja

dan iklim organisasi. Pidarta (1995) mengemukakan, Ada beberapa faktor yang

dapat mempengaruhi kinerja guru dalam melaksanakan tugasnya yaitu:

kepemimpinan kepala sekolah, iklim sekolah, harapan-harapan, dan kepercayaan

personalia sekolah.

Budaya organisasi adalah salah satu yang mempengaruhi kinerja. Pidarta

(20)

belajar, berkomunikasi, dan bergaul dalam organisasi pendidikan. Kebudayaan

sekolah harus kondusif dengan memperhatikan berbagai potensi bagi

pemberdayaan segenap sumber daya yang ada secara optimal dan memberikan

kesempatan bagi setiap personil untuk berkreasi dan berinovasi di dalam

pelaksanaan tugasnya sesuai dengan visi dan misi sekolah tersebut. Dengan

demikian kebudayaan yang positif akan mempengaruhi pengembangan diri dan

kompetensi profesional setiap personil dalam upaya proses peningkatan mutu

pendidikan di sekolah. Hal tersebut mencerminkan bahwa suasana sekolah yang

kondusif sangat mendukung peningkatan kinerja guru.

Demikian juga di dalam sekolah sangat diperlukan aktivitas komunikasi.

Komunikasi tersebut sangat berpengaruh terhadap kelancaran, kemudahan,

koordinasi, dan kenyamanan dalam melaksanakan tugas. Jalaluddin Rakhmat

(2005: 13) menyatakan bahwa suatu jalinan dapat menentukan harmonisasi.

Jalinan yang dimaksud adalah jalinan antar individu yang terbentuk melalui

komunikasi, baik itu jalinan formal maupun jalinan informal. Salah satu

bentuk komunikasi yang dapat membentuk keharmonisan antar manusia

adalah komunikasi interpersonal. Menurut Mulyana (2000: 73) komunikasi

interpersonal adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang

memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung,

baik secara verbal atau nonverbal. Komunikasi interpersonal ini adalah

komunikasi yang hanya dua orang, seperti suami istri, dua sejawat, dua sahabat

dekat, guru-murid dan sebagainya Komunikasi interpersonal yang ada dalam

(21)

para guru dan pegawai lainnya. Dengan demikian, setiap personel dapat bekerja

dengan tenang serta terdorong untuk berprestasi lebih baik dan mewujudkannya

dengan mengerjakan tugas mendidiknya dengan penuh kesadaran.

Wau (2011) dalam menyatakan motivasi berprestasi merupakan dorongan

dalam diri seseorang untuk melakukan suatu kegiatan atau tugas dengan

sebaik-baiknya agar dapat meraih sukses atau prestasi kerja yang gemilang.

Dengan motivasi berprestasi tampilan seseorang dalam melakukan sesuatu

tampak tidak asal-asalan, sembrono sehingga pada akhirnya dapat mencapai

sukses atau prestasi kerja yang gemilang. Motivasi berprestasi inilah yang

diharapkan dapat dimiliki dan dikembangkan pada diri pendidik dan tenaga

kependidikan lainnya.

Bertitik tolak dari keadaan di atas, maka perlu dilakukan penelitian untuk

mengungkapkan pengaruh variabel budaya organisasi, komunikasi interpersonal

dan motivasi berprestasi terhadap kinerja. Dengan demikian hasil penelitian ini

akan berguna untuk mengembangkan dan meningkatkan kinerja guru-guru SD di

Kecamatan Tanjung Morawa.

B. Identifikasi Masalah

Banyak faktor yang berpengaruh terhadap kinerja guru antara lain

Komunikasi Interpersonal, Budaya Organisasi, Kreativitas, Inisiatif, Kepuasan

Kerja, Stress, Motivasi Berprestasi, Kesempatan, Gaya Kepemimpinan, dan

sebagainya. Dengan demikian, terdapat sejumlah permasalahan yang berkaitan

dengan kinerja guru, sehingga perlu untuk diidentifikasi, yaitu; (1). Apakah

(22)

Organisasi berpengaruh terhadap Kinerja? (3). Apakah Inisiatif berpengaruh

terhadap Kinerja? (4). Apakah Kepuasan Kerja berpengaruh terhadap kinerja?

(5). Apakah Stress berpengaruh terhadap Kinerja? (6). Apakah Motivasi

Berprestasi berpengaruh terhadap kinerja? (7). Apakah Kesempatan berpengaruh

terhadap Kinerja? (8). Apakah Gaya Kepemimpinan berpengaruh terhadap

kinerja? (9) Apakah Budaya Organisasi berpengaruh terhadap Motivasi

Berprestasi? (9) Apakah Komunikasi Interpersonal berpengaruh terhadap

Motivasi Berprestasi ?

C. Batasan Masalah

Berdasarkan hasil identifikasi masalah di atas, dapat diketahui bahwa

banyak faktor yang mempengaruhi kinerja guru. Namun pada penelitian ini faktor

tersebut dibatasi hanya pada Budaya Organisasi, Komunikasi Interpersonal dan

Motivasi Berprestasi dengan pertimbangan keterbatasan waktu, biaya dan

kemampuan peneliti.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang telah diuraikan di atas, maka masalah

penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah budaya organisasi berpengaruh langsung terhadap motivasi

berprestasi guru di SD Kecamatan Tanjung Morawa ?

2. Apakah komunikasi interpersonal berpengaruh langsung terhadap motivasi

(23)

3. Apakah budaya organisasi berpengaruh langsung terhadap kinerja guru di

SD Kecamatan Tanjung Morawa?

4. Apakah komunikasi interpersonal berpengaruh langsung terhadap kinerja

guru di SD Kecamatan Tanjung Morawa?

5. Apakah motivasi berprestasi berpengaruh langsung terhadap kinerja guru

di SD Kecamatan Tanjung Morawa?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Pengaruh budaya organisasi terhadap motivasi berprestasi guru di SD

Kecamatan Tanjung Morawa.

2. Pengaruh komunikasi interpersonal terhadap motivasi berprestasi guru di

SD Kecamatan Tanjung Morawa .

3. Pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja guru di SD Kecamatan

Tanjung Morawa.

4. Pengaruh komunikasi interpersonal terhadap kinerja guru di SD Kecamatan

Tanjung Morawa.

5. Pengaruh motivasi berprestasi terhadap kinerja guru di SD Kecamatan

Tanjung Morawa.

F. Manfaat Hasil Penelitian

Penelitian ini diharapkan berguna secara teoritis maupun praktis. Secara

teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya kajian khasanah ilmu

(24)

organisasi, komunikasi intrpersonal dan motivasi berprestasi. Sedangkan secara

praktis penelitian ini diharapkan akan berguna bagi :

a. dinas pendidikan dan stakeholder lainnya, sebagai informasi untuk

menentukan kebijakan dalam peningkatan kinerja guru.

b. kepala sekolah, sebagai bahan informasi untuk dapat meningkatkan kinerja

guru.

c. guru, sebagai upaya pengembangan dan peningkatan kinerja guru.

d. peneliti lainnya, sebagai bahan pertimbangan dan acuan dalam penelitian

(25)

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan data dan hasil analisis yang telah dipaparkan di atas, maka

dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh langsung antara budaya organisasi (X1) terhadap

motivasi berprestasi guru (X3) sebesar 14,75%. Hal ini menandakan

semakin tinggi atau baiknya budaya organisasi sekolah maka semakin

tinggi pula motivasi berprestasi para guru di SD Kecamatan Tanjung

Morawa.

2. Terdapat pengaruh langsung antara komunikasi interpersonal (X2)

terhadap motivasi berprestasi guru (X3) sebesar 7,29%. Hal ini

menandakan semakin tinggi atau baiknya komunikasi interpersonal

seorang guru maka semakin tinggi pula motivasi berprestasi para guru di

SD Kecamatan Tanjung Morawa.

3. Terdapat pengaruh langsung antara budaya organisasi (X1) terhadap

kinerja guru (X4) sebesar 11,36%. Hal ini menandakan semakin tinggi

atau baiknya budaya organisasi sekolah maka semakin tinggi pula kinerja

para guru di SD Kecamatan Tanjung Morawa.

4. Terdapat pengaruh langsung antara komunikasi interpersonal (X2)

(26)

tinggi atau baiknya komunikasi interpersonal guru maka semakin tinggi

pula kinerja para guru di SD Kecamatan Tanjung Morawa.

5. Terdapat pengaruh langsung antara motivasi berprestasi (X3) terhadap

kinerja guru (X4) sebesar 10,89%. Hal ini menandakan semakin tinggi

atau baiknya motivasi berprestasi para guru maka semakin tinggi pula

kinerja para guru di SD Kecamatan Tanjung Morawa.

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan di atas, akan membawa

implikasi sebagai berikut:

1. Budaya organisasi sekolah memiliki pengaruh yang positif terhadap

motivasi berprestasi guru maupun kinerja guru. Berdasarkan hasil uji

kecenderungan data variabel budaya organisasi diperoleh data mayoritas

guru pada kategori cukup yaitu 102 responden atau 47,44% sedangkan 18

responden (8,37%) dalam kategori tinggi, 93 responden (43,26%) dalam

kategori kurang dan 2 responden atau 0,93% dalam kategori rendah.

Berdasarkan hal ini perlu adanya upaya perbaikan budaya organisasi yang

ada di sekolah. Dalam hal ini berarti kepala sekolah dan para guru terus

bekerjasama dalam memperbaiki kualitas budaya organisasi agar pada

masa yang akan datang secara keseluruhan para guru akan merasa nyaman

dalam bekerja dan memungkinkan akan meningkatkan motivasi

berprestasi guru dalam menjalankan tugasnya dan juga meningkatkan

(27)

sekolah diantaranya adalah melaksanakan senam pagi bersama antara

siswa dan seluruh guru setiap hari jumat. Hal ini dapat meningkatkan

disiplin dan kerjasama diantara sesama guru.

2. Komunikasi interpersonal guru di sekolah memiliki pengaruh yang positif

dengan motivasi berprestasi guru dan juga berpengaruh positif terhadap

kinerja guru. Berdasarkan hasil uji kecenderungan data variabel

komunikasi interpersonal diperoleh data mayoritas guru pada kategori

cukup yaitu 110 responden atau 51,16% sedangkan 12 responden (5,58%)

dalam kategori tinggi, 93 responden (43,26%) dalam kategori kurang dan

tidak ada responden dalam kategori rendah. Berdasarkan hal ini perlu

adanya upaya perbaikan komunikasi interpersonal guru agar pada masa

yang akan datang secara keseluruhan para guru akan dapat meningkatkan

motivasi berprestasi guru dalam menjalankan tugasnya. Salah satu cara

yang dapat ditempuh untuk meningkatkan komunikasi interpersonal guru

adalah kepala sekolah memfasilitasi dan berperan aktif dalam pelaksanaan

Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), di forum MGMP inilah guru

yang satu mata pelajaran dapat saling berbagi pengalaman selama

melakukan KBM di sekolah. Melalui forum ini guru akan mencurahkan

unek-unek dan kendala yang dialami masing-masing, hal ini dapat

meningkatkan keterbukaan antar guru dan rasa empati diantara guru.

3. Motivasi berprestasi guru memiliki pengaruh yang positif dengan kinerja

guru. Dari hasil temuan penelitian menunjukkan bahwa kecenderungan

(28)

cukup, sedangkan 12 responden (5,58%) dalam kategori tinggi, 99

responden (46,05%) dalam kategori kurang dan tidak ada responden dalam

kategori rendah. Hal ini berarti perlu dilakukan peningkatan motivasi

berprestasi para guru sehingga secara keseluruhan motivasi berprestasi

guru tinggi yang akan dapat meningkatkan kinerja guru dalam

menjalankan tugasnya. Salah satu upaya untuk meningkatkan motivasi

berprestasi guru adalah kepala sekolah memberikan reward kepada guru

yang dianggap berprestasi dalam pekerjaannya ketika akhir tahun ajaran.

Misalnya pemberian hadiah kepada guru yang tidak pernah alpa selama

satu tahun pelajaran, hal ini diharapkan dapat menumbuhkan rasa

tanggung jawab terhadap tugasnya di dalam diri guru.

4. Kinerja guru pada hasil temuan penelitian menunjukkan bahwa

kecenderungan kinerja guru dalam kategori cukup yaitu 124 responden

(57,67%). Sedangkan pada kategori tinggi sebesar 91 responden (42,33%)

dan tidak ada responden dalam kategori kurang maupun rendah. Hal ini

menandakan bahwa meskipun kinerja guru dalam kategori tinggi sudah

besar, namun belum harus tetap perlu dilakukan peningkatan terhadap

kinerja guru agar seluruh guru memiliki tingkat kinerja yang tinggi.

Peningkatan kinerja ini dapat dilakukan diantaranya dengan melakukan

atau meningkatkan budaya organisasi dan motivasi berprestasi guru

(29)

C. Saran

Berdasarkan temuan penelitian, maka diajukan beberapa saran berikut

untuk meningkatkan kinerja guru:

1. Kepala sekolah hendaknya:

a) Bersama dengan guru merumuskan nilai, norma, dan keyakinan yang

diterapkan di sekolah, dan senantiasa memberi teladan bagi seluruh

warga sekolah, khususnya bagi guru.

b) Menciptakan suasana kekeluargaan di sekolah, solidaritas,dan empati

sehingga guru merasa nyaman untuk terbuka mengenai kesulitan yang

dihadapi, dan selalu membantu mengatasi kendala yang dihadapi guru.

c) Rutin melakukan evaluasi terhadap diri sendiri dengan cara meminta

kritik dan saran dari guru mengenai kepemimpinan kepala sekolah.

d) Melibatkan guru dalam mencari solusi bagi permasalahan yang sedang

dihadapi oleh sekolah serta memberikan kesempatan yang merata bagi

guru untuk mengembangkan diri.

2. Guru hendaknya:

a) Membangun budaya terbuka bagi sesama guru, sehingga apabila salah

seorang guru menghadapi kendala yang tidak dapat diselesaikan

sendiri, kesulitan tersebut bisa didiskusikan bersama dengan guru lain.

b) Berpikir positif (positive thingking) terhadap kritik dan saran dari

(30)

kritik dan saran tersebut sebagai suatu bentuk perhatian yang sifatnya

membangun.

c) Menyadari kewajiban sebagai guru untuk membuat persiapan matang

sebelum melakukan KBM di kelas, dengan sadar mematuhi berbagai

nilai, norma, dan keyakinan yang diterapkan di sekolah sehingga

menjadi budaya sekolah yang tertanam kuat dalam diri masing-masing

guru, dan bersedia menerima sanksi dari kesalahan yang dilakukan.

d) Aktif mengembangkan diri, menambah wawasan dan pengetahuan

yang mendukung pekerjaannya, saling membagi pengalaman dan

informasi baru mengenai hal-hal yang mendukung kegiatan PBM, dan

membangun empati dan solidaritas dengan sesama guru.

3. Dinas pendidikan hendaknya:

a) Rutin melakukan kegiatan yang bertujuan meningkatkan kemampuan

guru yang dikombinasikan dengan pengetahuan dalam meningkatkan

motivasi dan komunikasi di dalam sekolah.

b) Mendukung dan memberi kesempatan yang merata bagi guru untuk

mengembangkan diri (melanjutkan pendidikan).

c) Memberikan reward kepada guru yang berprestasi, sebagai motivasi

bagi guru yang bersangkutan dan bagi guru yang lain.

4. Bagi peneliti lain, perlu diadakan penelitian lebih lanjut tentang penelitian

ini dengan variabel yang berbeda yang turut memberikan pengaruh

terhadap kinerja guru, mengingat adanya keterbatasan dalam pelaksanaan

(31)

DAFTAR PUSTAKA

Ambarita, Biner. 2013. Manajemen dalam Kisaran Pendidikan. Bandung:

Alfabeta.

Andriani, Santi. 2011. SBY Kritik Guru, Gaji Besar Kinerja Kurang. Inilah.com

(http://nasional.inilah.com/read/detail/1802514/sby-kritik-guru-gaji-besar-kinerja-kurang#.Uy85qvl_vql, diakses 24 Januari 2014).

Arikunto, Suharismi. 2007. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek

Jakarta: Rineka Cipta

Arni, Muhammad. 2007. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara.

As’ad, Moh. 2001. Psikologi Industri: Seri Ilmu SDM Sumber Daya Manusia.

Yogyakarta: Liberty.

Ayal, Jimmy. 2013. Kemdikbud akui kualitas guru masih rendah.

Antaranews.com (http://www.antaranews.com/berita/397722/kemdikbud-akui-kualitas-guru-masih-rendah, diakses 24 Januari 2014).

Azwar, S. 2000. Reabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.

B. Uno Hamzah. 2007. Profesi Kependidikan: Problema, Solusi, dan Reformasi Pendidikan di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.

Bambang,dkk. 2009. Etika Organisasi Pemerintah. Jakarta: Pusat Pendidikan

Pelatihan Pegawai.

Chourmain, Imam. 2007. Metode Penelitian Dengan Analisis Jalur(Metode Path Analysis). Jakarta: Pustaka Keluarga.

Colquitt Jason A., Jeffry A. Lepine, Michael J. Wesson. 2009. Organizational Behavior : Improving performance and commitment in the work place.

New York: The McGraw-Hill Companies.

(32)

Ginting, Bersita. 2011. Hubungan Budaya Organisasi Sekolah dan Kepemimpinan Kepala Sekolah Dengan Kinerja Guru Sman Kota Binjai. Medan: Jurnal Tabularasa.

Gultom, Syawal (http://www.antaranews.com/berita/397722/kemdikbud-akui-kualitas-guru-masih-rendah)

Hamalik, Oemar. 2009. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara.

Hutasoit, C. S. (2011). Pelayanan Publik Teori dan Aplikasi. Jakarta: MAGNA

Script Publishing

Isjoni. 2004. Optimalisasi Kinerja. Jakarta: Elex Media Komutindo.

Ivancevich, Jhon M, Robert K, and Michael T.M. 2006. Perilaku Manajemen Organisasi. Alih Bahasa : Gina Gania. Jakarta: Erlangga.

Jalal, Fasli dan Dedi Supriadi. 2001. Reformasi Pendidikan Dalam Konteks Otonomi Daerah. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.

Kamars, D. 2005. Administrasi Pendidikan Teori dan Praktek. Edisi Kedua.

Padang: Universitas Putra Indonesia Press.

Khairani. 2012. Populasi dan Sampel. http//lubiskhairani.blogspot.com/2012/10/

populasi-dan-sampel_2646.html diunduh 5 Februari 2013 Pukul 21.00 PM

Liliweri, Alo. 1997. Komunikasi Antar Pribadi. Bandung: PT Citra Aditya Bakti

Luthans, Fred. 2006. Perilaku Organisasi. Yogjakarta: Andi.

Luthans, Fred. 2008. Perilaku Organisasi. Edisi Kesepuluh. Alih Bahasa: Vivin

Andika Yuwono, dkk. Yogyakarta: Andi.

Mangkunegara, A P. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan.

Bandung: Rosdakarya.

(33)

Mulyana, Deddy. 2008. Ilmu Komunikasi, Suatu Pengantar. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Newstroom, John W. 2007. Organizational Behavior: Human Behavior at Work.

New York: McGraw-Hill Companies.

Nurdin, Syafruddin. 2005. Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum.

Ciputat: Quantum Teaching.

Pace, R, W. & Faules, D, F. 2006. Komunikasi Organisasi Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Pidarta, Made. 1995. Landasan Kependidikan: Stimulus Pendidikan Bercorak Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

Purba, Sukarman. 2010. Kinerja Pimpinan Jurusan di Perguruan Tinggi.

Yogjakarta: LaksBang Pressindo.

Rakhmat, Jalaludin. 2005. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Riduwan, 2011. Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung:

Alfabeta.

Riduwan dan Kuncoro. 2008. Cara Menggunakan dan Memaknai Analisis Jalur (Path Analysis). Bandung: Alfabeta

Robbins, Stephen, P. 1997. Perilaku Organisasi. Alih Bahasa Benjamin M.

Jakarta: Indeks.

Sagala, H. Syaiful. 2007. Manajemen Strategik Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

---. 2008. Budaya dan Reinventing Organisasi Pendidikan.

Bandung: Alfabeta.

(34)

Schein, Edgar H. 2004. Organizational Culture And Leadership. San Francisco :

Jossey-Bass Publisher.

Scott, M. dkk. 2007. Efective Public Relations. Alih Bahasa Tri Wibowo B.S.

Jakarta: Kencana Perdana Media Group.

Simanjuntak, Edwin, TH. 2012. “Pengaruh Budaya Organisasi, Kepemimpinan dan Kepuasan Kerja Terhadap Komitmen Organisasi Guru SMK Sub Rayon 3 Pematang Siantar”. Thesis. Pascasarjana Administrasi Pendidikan, Unimed: Medan.

Simanjuntak, Payaman J. 2010. Mananajemen dan Evaluasi Kinerja. Jakarta:

Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito

Steel, Robert dan Torrie, James. 1989. Prinsip dan Prosedur Statistika Suatu Pendekatan Biometrik. Jakarta: PT Gramedia.

Sugiyono . 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta

. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung:Alfabeta

Sutrisno, Edy. (2006). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana.

Terry, George R. 1992. Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara.

Thoha, M. 2008. Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta:

Raja Grafindo Persada.

Timpe, Dale. 1992. Kinerja. Jakarta: Gramedia.

Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. Jakarta: Bumi Aksara.

(35)

Usman, H. 2008. Manajemen Teori Praktik dan Riset Pendidikan. Edisi Kedua.

Jakarta: Bumi Aksara.

Wau, Yasaratodo. 2011. Kemampuan Pribadi dan Peningkatan Motivasi Berprestasi Kepala Sekolah. Jurnal Teknologi Pendidikan. Vol.4 No.1 April 2011. Medan: Pascasarjana Unimed.

Wibowo. 2007. Manajemen Kinerja. Jakarta: Raja Grafindo Perkasa.

Yulk, Gary. 2007. Kepemimpinan Dalam Organisasi. Alih Bahasa: Budi

Suprianto. Jakarta: Indeks.

Gambar

Tabel  1.1   Keadaan Guru di Kecamatan Tanjung Morawa .......................
Gambar     2.1 Job Performance  ..................................................................
Tabel 1.1. Keadaan Guru di Kecamatan Tanjung Morawa

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Chaitin’s algorithmic approach would help to elucidate the relation between digitally encoded information and active forms , because forms and shapes are responsible for

mengumpulkan dokumen dan data-data yang diperlukan dalam permasalahan penelitian lalu ditelaah secara mendalam sehingga dapat mendukung dan menambah pembuktian

[r]

[r]

dan perancangan Mixed-use untuk fasilitas berbisnis dan entertainment and lifestyle di Kota Medan yang mampu menjadi tipologi baru bagi area komersil di Kwala Bekala. Perancangan

Proses belajar mengajar yang diselenggarakan di sekolah sebagai pusat pendidikan formal sebagai upaya untuk mengarahkan perubahan pada diri individu secara

Guidelines should be included in a person’s care plan of how to address behaviours that challenge services, along with information about the medication a person is prescribed,