• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE KISAH DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK KELAS XI DI MADRASAH ALIYAH NI’MATUL AZIZ JELAPAT 1 KECAMATAN TAMBAN KABUPATEN BATOLA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN METODE KISAH DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK KELAS XI DI MADRASAH ALIYAH NI’MATUL AZIZ JELAPAT 1 KECAMATAN TAMBAN KABUPATEN BATOLA."

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1

A. Latar Belakang Masalah

(2)

Hadis Nabi tersebut mengajarkan bahwa tujuan pendidikan anak dalam Islam adalah menjadikan anak untuk bertabiat shaleh yang tahu berterima kasih kepada kedua orang tuanya. Hadis tersebut juga memberikan kabar gembira kepada orang tua bahwa pendidikan anak yang sukses merupakan amal yang pahalanya terus mengalir walaupun yang bersangkutan telah meninggal dunia.

Proses belajar mengajar yang diselenggarakan di sekolah sebagai pusat pendidikan formal sebagai upaya untuk mengarahkan perubahan pada diri individu secara terencana baik dari segi kognitif, afektif dan psikomotorik dalam interaksi belajar sangat dipengaruhi oleh beberapa komponen antara lain adalah pendidik, peserta didik, materi pelajaran, metode pembelajaran, saran prasarana, lingkungan, dan beberapa komponen lain yang mendukung dalam proses pembelajaran serta berbagai usaha yang harus dilakukan untuk menumbuhkan daya tarik dan semangat belajar bagi peserta didik. Perkembangan mental peserta didik di sekolah antara lain, meliputi kemampuan untuk bekerja secara abstraksi menuju konseptual. Implikasinya pada pembelajaran, harus memberikan pengalaman yang bervariasi dengan metode yang efektif dan bervariasi. Proses pembelajaran juga harus memperhatikan minat dan kemampuan peserta didik.

Hal tersebut di atas sejalan dengan tujuan pendidikan nasional yang tertulis dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II pasal 3, yaitu:

(3)

Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokrasi serta bertanggung jawab”.3

Salah satu problematika dalam pelaksanaan pendidikan yaitu pada aspek metodologi pembelajaran. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Furchan (1993) menjelaskan bahwa "Penggunaan metode pembelajaran di sekolah kebanyakan masih menggunakan cara-cara pembelajaran tradisional, yaitu ceramah monoton dan statis a-kontekstual, cenderung normatif, monolitik, lepas dari sejarah, dan semakin akademis."4

Dalam proses pendidikan Islam, metode mempunyai kedudukan yang sangat penting untuk pencapaian tujuan karena ia menjadi sarana dalam menyampaikan materi pelajaran yang tersusun dalam kurikulum. Tanpa metode, suatu materi pelajaran tidak dapat terproses secara efektif dan efisien dalam kegiatan belajar mengajar menuju tujuan pendidikan yang diharapkan.

Penggunaan metode yang tepat akan sangat menentukan efektivitas dan efisiensi pembelajaran. Pembelajaran perlu dilakukan dengan sedikit ceramah dan metode- metode lain yang berpusat pada guru, serta lebih menekankan pada interaksi dengan peserta didik. Penggunaan metode yang bervariasi akan sangat membantu peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran. Pengalaman belajar di sekolah harus fleksibel dan tidak kaku, serta perlu menekankan pada kreativitas, rasa ingin tahu, bimbingan dan pengarahan ke arah kedewasaan.5

3

Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Bandung: Citra Umba ra, 2003), h. 6.

4

(4)

Ada tiga aspek nilai yang terkandung dalam tujuan pendidikan Islam yang hendak direalisasikan melalui metode yang mengandung karakter dan relevansi tersebut. Pertama, membentuk peserta didik menjadi hamba Allah yang mengabdi kepada-Nya semata. Kedua, bernilai edukatif yang mengacu kepada petunjuk Alquran. Ketiga, berkaitan dengan motivasi dan kedisiplinan sesuai ajaran Alquran yang disebut pahala dan siksaan.6

Menurut Al-Nahlawi, dalam Alquran dan al-Hadis dapat ditemukan beberapa metode pendidikan yang sangat meneyentuh perasaan, mendidik jiwa, dan membangkitkan semangat. Metode- metode itu katanya mampu menggugah puluhan ribu muslimin untuk membuka hati umat manusia menerima tuntunan Allah Swt. Disini kita mendidik bukan melewati akal, melainkan langsung masuk kedalam perasaan anak didik.

Adapun metode mendidik yang di tawarkan oleh an-Nahlawi ialah sebagai berikut:

1. Metode hiwar (percakapan) 2. Metode kisah

3. Metode amtsal (perumpamaan) 4. Metode keteladanan

5. Metode pembiasaan

6. Metode ibrah dan mau’idzah

5

E. Mu lyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptak an Pembelajaran Kreatif dan Menyenangk an, (Bandung: PT Re ma ja Rosda Karya, Cet-Ketujuh, 2008), h. 107.

6

(5)

7. Metode targhib dan tarhib7

Dari beberapa metode yang ditawarkan oleh An-Nahlawi tersebut, penulis tertarik untuk memilih metode kisah. Karena Allah Swt., menurunkan Alquran kepada hambaNya sebagai pedoman hidup dan petunjuk yang didalamnya terdapat kisah-kisah yang bisa dijadikan keteladanan oleh manusia.

Dalam metode ini teknik yang digunakan adalah mengungkapkan peristiwa-peristiwa bersejarah yang bersumber dari Alquran dan mengandung nilai pendidikan moral, rohani, dan sosial, baik mengenai kisah yang bersifat kebaikan, maupun kezaliman, atau ketimpangan jasmani-rohani, material dan spiritual.

Teknik ini sangat efektif terutama untuk materi pelajaran Aqidah Akhlak, karena dengan mendengarkan kisah-kisah tersebut kepekaan jiwa dan perasaan peserta didik dapat tergugah, meniru figur yang baik serta berguna bagi kemashlahatan umat dan menjauhi tingkah laku yang tidak baik. Dengan metode kisah dapat memberikan stimulasi kepada peserta didik agar dapat meningkatkan keimanannya dan mendorong mereka untuk berbuat keba ikan serta dapat membentuk akhlak yang mulia.8

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa metode kisah sangat efektif jika diterapkan dalam pembelajaran Aqidah Akhlak, karena metode ini sangat menarik dan dapat meningkatkan semangat peserta didik, sedangkan tujuan dari metode ini

7

Al-Rasyidin dan H. Sa msul Nizar, Filsafat Pendidik an Islam: Pendek atan Historis Teoritis dan Prak tis, (Jakarta: Ciputat Prss, 2005), h. 73.

8

(6)

adalah mengambil ibrah dari kisah-kisah yang terdapat dalam Alquran agar bisa dipahami dan diamalkan, sehingga dapat membentuk peserta didik yang memiliki keimanan (aqidah) yang kuat dan pribadi yang berakhlak mulia serta memberikan kemashlahatan dan manfaat baik bagi dirinya sendiri maupun bagi masyarakat sekitarnya. Maka, dari uraian latar belakang masalah di atas peneliti bermaksud mengadakan penelitian tentang penerapan metode tersebut dengan sebuah judul

"PEN ERAPAN METODE KISAH DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH

AKHLAK KELAS XI DI MADRASAH ALIYAH NI’MATUL AZIZ

JELAPAT 1 KECAMATAN TAMBAN KABUPATEN BATOLA"

B. Penegasan Judul

Untuk menghindari kesalah-pahaman juga untuk memudahkan dan meluruskan pemahaman serta pengertian, maka penulis merasa perlu memberikan penegasan judul sebagai berikut:

1. Penerapan

Penerapan adalah suatu perbuatan mempraktekkan suatu teori dan metode untuk mencapai tujuan yang diinginkan oleh suatu kelompok atau golongan yang telah terencana dan tersusun sebelumnya.9

2. Metode

Istilah metode atau methode berasal dari bahasa Yunani yaitu metha dan

hodos, Metha berarti melalui atau melewati dan hodos berarti jalan atau cara. Jadi,

9

(7)

Metode berarti jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai tujuan tertentu.10

3. Kisah

Qishah berasal dari kata al-qasshu yang berarti mencari atau mengikuti jejak. Kata al-qashash menurut bahasa berasal dari bentuk mashdar yaitu kata al-qishah yang mempunyai arti berita dan keadaan.11

4. Pembelajaran

Pembelajaran adalah berasal dari kata “ajar” kemudian mendapat awal “pe” dan akhiran “an” artinya proses belajar mengajar antara guru dan siswa.12

Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) No. 20 Tahun 2003, "Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar."13

5. Aqidah Akhlak

Pengertian Aqidah dari bahasa Arab

دقع – دقعي

yang berarti ikatan,

sedangkan menurut istilah aqidah berarti kepercayaan atau keyakinan yang tidak ada keraguan di dalamnya. Dan tumbuhnya kepercayaan tentunya di dalam hati,

10

Zuhairin i dan Abd Ghofir, Metodologi Pembelajaran Pendidik an Agama Islam, (Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang (UM PRESS), Cet-I: 2004), h. 54.

11Manna’ Khalil Qatthan

, Mabahits fi ‘ulumil Qur’an, (Cet.III. t.th), h. 305.

12

St. Verb iantoro, dkk, Kamus Pendidikan, (Gra mad ia Sarana, 1994), h. 45.

13

(8)

sehingga yang dimaksud aqidahadalah kepercayaan yang menghujam atau simpul dalam hati.14

Adapun pengertian Akhlak adalah kata akhlak berasal dari bahasa Arab

قاخا

jamak dari

ٌقلخ

yang berarti perangai, watak, tingkah laku dan budi

pekerti.15

Ibnu Maskawih mendefinisikan akhlak dengan keadaan gerak jiwa yang mendorong melakukan perbuatan dengan tidak memerlukan pikiran.16 Dengan demikian pembelajaran Aqidah Akhlak adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati dan mengimani Allah Swt., dan merealisasikan dalam perilaku kehidupan sehari- hari berdasarkan Alquran dan Hadis.

Jadi yang dimaksud dengan penelitian ini adalah bagaimana penerapan yang dipergunakan untuk menyampaikan pembelajaran Aqidah Akhlak kepada siswa dengan menggunakan metode kisah.

C. Rumusan Masalah

Mengacu pada latar belakang di atas, maka dapat kami rumuskan beberapa masalah yang akan dibahas yaitu:

14

Muhaimin dkk., Kawasan dan Wawasan Studi Islam, (Jaka rta: Prenada Media, 2005), h. 259.

15

T. Ibrahim dan Darsono, Membangun Ak idah Ak hlak , (Jakarta : PT. Tiga Se rangkai, 2008), h. 45.

16

(9)

1. Bagaimana penerapan metode kisah dalam pembelajaran Aqidah Akhlak Kelas XI di Madrasah Aliyah Ni’matul Aziz Jelapat 1 Kecamatan Tamban Kabupaten Batola?

2. Bagaimana pemilihan kisah yang baik dan dapat digunakan dalam pembelajaran Aqidah Akhlak Kelas XI di Madrasah Aliyah Ni’matul Aziz Jelapat 1 Kecamatan Tamban Kabupaten Batola?

D. Alasan Memilih Judul

Ada beberapa alasan yang mendasari penulis untuk memilih judul di atas: 1. Untuk mendeskripsikan penerapan metode Kisah dalam pembelajaran

Aqidah Akhlak Kelas XI di Madrasah Aliyah Ni’matul Aziz Jelapat 1 Kecamatan Tamban Kabupaten Batola.

2. Untuk mengetahui pemilihan kisah yang baik dan dapat digunakan dalam pembelajaran Aqidah Akhlak Kelas XI di Madrasah Aliyah Ni’matul Aziz Jelapat 1 Kecamatan Tamban Kabupaten Batola.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan dari permasalahan yang ada, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Peneliti

(10)

2. Bagi Lembaga yang diteliti

Untuk mengetahui keberhasilan pendidik dalam menerapkan metode kisah pada pembelajaran pendidikan agama Islam khususnya Aqidah Akhlak dan menjadi motivasi pada lembaga tersebut dalam upaya meningkatkan kualitas out put-nya.

3. Bagi IAIN Antasari Banjarmasin

Sebagai wacana dalam mengembangkan khazanah ilmu pengetahuan dan untuk mempersiapakan para calon pendidik yang profesional serta memberikan kontribusi untuk mengembangkan teori tentang metode- metode pembelajaran yang selama ini diterapkan di lembaga-lembaga pendidikan.

F. Signifikansi Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bisa berguna sebagai: 1. Sumbangan ide maupun pemikiran kepada pihak sekolah.

Dapat bermanfaat bagi para pembaca dengan metode kisah dalam pembelajaran, terutama bagi para guru Madrasah Aliyah Ni’matul Aziz Jelapat 1 Kecamatan Tamban Kabupaten Batola.

2. Bagi penulis pribadi, dapat memberikan tambahan pengetahuan dan pengalaman mengenai metode kisah.

G. Sistematika Penulisan

(11)

Bab I Pendahuluan, yang berisi tentang latar belakang masalah, penegasan judul, rumusan masalah, alasan memilih judul, tujuan penelitian, signifikansi penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II Landasan Teori, yang berisi tentang metode kisah dan tinjauan tentang pembelajaran Aqidah Akhlak.

Bab III Metode Penelitian, yang berisi tentang jenis penelitian, desain penelitian, subjek dan objek penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan dan analisis data, dan prosedur penelitian.

Bab IV Laporan Hasil Penelitian, yang berisi tentang gambaran umum lokasi penelitian, penyajian data dan analisis data.

Referensi

Dokumen terkait

Jadi, menurut Pasal 1892, perbuatan hukum yang dapat dibatalkan karena adanya cacat yang tidak berakibat batal demi hukum, masih dapat disahkan melalui penetapan ataupun

Identifikasi yang telah dilakukan menggunakan analisa 5W1H dan informasi juga diperoleh dengan berbagai media, baik melalui buku, internet, peninjauan langsung

0,000 berarti terdapat perbedaan yang bermakna keterampilan yang di miliki oleh petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Sulawesi Barat sebelum dan

Hipotesis ke empat menunjukan bahwa nilai p<0,05.Dengan demikian terdapat pengaruh yang signifikan akses pornografi, pola asuh orang tua dan lingkungan teman sebaya

45 Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk (i) mengetahui proses dalam merancang dan mengembangkan modul remedial biologi materi keanekaragaman hayati, (ii)

tersebut untuk memudahkan mahasiswa untuk mendapatkan informasi seputar kegiatan iLab perlu dilakukan evaluasi usabilitas untuk mengetahui apakah website tersebut

OK Proses Menghapus Data Input Nama Karyaw an Proses Membatalkan Hapus Data Proses Menyimpan Data Proses Membatalkan Data Rekap Absensi End Kelik Simpan Klik Kembali Klik

Hasil uji iritasi pada kulit kelinci albino galur New Zealand menunjukkan bahwa sediaan gel antijerawat dengan kombinasi gelling agent Hidroksi Propil Metil Selulosa