K E E FE K T I F A N M O D E L PE M B E L A J A R A N K O O PE R A T I F T I PE T G T D A N T A I M E N G G U N A K A N D E M O S T R A S I
T E R H A D A P H A S I L B E L A J A R K I M I A S I S W A PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON
Oleh :
Mesrawati Situmorang NIM. 4103331031
Program Studi Pendidikan Kimia
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala Penyertaan dan karunia-Nya yang memberikan kesehatan dan hikmat
kepada penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai
dengan waktu yang telah direncanakan. Skripsi dengan judul “Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Dan TAI Menggunakan Demonstrasi Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Pokok Bahasan Hidrokarbon”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan. Dalam kesempatan ini
penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak Drs.Kawan Sihombing, M.Si,
selaku dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan
saran kepada penulis sejak awal seminar proposal, pelaksanaan penelitian sampai
dengan pengolahan data hingga penyusunan skripsi ini dapat selesai. Ucapan
terima kasih juga disampaikan kepada bapak Prof. Drs.Manihar Situmorang,
Msc.Phd, Drs. P.Maulim Silitonga, M.S, dan Dr. Marham Sitorus, M.Si selaku
dosen penguji saya yang telah memberikan masukan dan saran-saran demi
kesempurnaan penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga saya sampaikan
kepada Dra.Murniaty Simorangkir, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik.
Tidak lupa juga saya sampaikan terima kasih kepada Dr.Retno Dwi Suryanti,
M.Si yang telah bersedia memvalidasi instrument tes saya. Dan kepada seluruh
Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Kimia FMIPA UNIMED yang
telah banyak membrrikan ilmu pengetahuan dan membantu penulis selama
perkuliahan. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada kepala sekolah
kepada Bapak Wakil Kepala Sekolah, Guru-Guru dan Para Pegawai serta siswa-
SMA N 14 Medan, SMA N 21 Medan, dan SMA Primbana Medan yang telah
memberikan izin penelitian di sekolah yang bersangkutan dan yang telah banyak
membantu penulis selama proses penelitian berlangsung.
Teristimewa saya sampaikan terima kasih kepada orang tua tercinta :
Ayahanda Manuel Situmorang yang telah memberikan dukungan dan semangat,
v
berusaha memberikan yang terbaik untuk kebahagiaan anak-anaknya. Penulis juga
sangat berterimakasih kepada Hisar Situmorang, S.H, yang berusaha keras dan
selalu mendukung baik materi maupun non-materi selama perkuliahan. Penulis
juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada seluruh keluarga Bang Dapot
Situmorang, S.Pd, Eda Br Purba, Bang Mensen dan Eda Br. Mangunsong, Eda
Riwanten Amkeb, Kakak Melati, Kakak Lonny S, S.Th dan Bang Edo beserta
Reinhad Tersayang, Kakak Rampina Amd, Kakak Mastiur Amkeb dan Bang
Maruasal, ,Bang Tulus Amd, dan Adikku tersayang Sunggul Atalia Situmorang
yang selalu setia mendukung dalam doa maupun materi. Juga kepada rekan – rekan sejawat, Pendidikan kimia Ekstensi 2010 yang tidak dapat saya sebutkan
satu persatu yang telah memberikan nasihat, menjadi sahabat yang terbaik dan
memberikan doa kepada saya dalam menyelesaikan studi di Unimed, dan
terkhusus untuk Nurhayati Saragih, Monalisa Pakpahan, yang selalu memberikan
semangat, dukungan motivasi dan memberi masukan penulis dalam mengerjakan
skripsi. Penulis juga berterimakasih kepada sahabat – sahabat IKBKK, PARAB, Komsel 3G yang telah banyak memberikan dukungan , dan kepada teman – teman yang lainnya yang tidak dapat sebutkan satu persatu.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian
skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak terdapat kelemahan baik dari
segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi
skripsi ini dapat bermanfaat dalam memperkaya ilmu pendidikan.
Medan, September 2014
Penulis,
Mesrawati situmorang
iii
KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT DAN TAI MENGGUNAKAN D E M O S T R A S I
TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON
Mesrawati Situmorang (4103131031) Abstrak
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Tabel viii
Daftar Gambar ix
Daftar Lampiran x
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah 1
1.2.Ruang Lingkup 6
1.3.Rumusan Masalah 6
1.4.Batasan Masalah 7
1.5.Tujuan Penelitian 7
1.6.Manfaat Penelitian 7
1.7.Defenisi Operasional 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1. Pengertian belajar 9
2.1. 2. Hasil Belajar 10
2.1. 3. Hakikat belajar kimia 11
2.1. 4. Hasil Belajar Kimia 12
2.1. 5.Metode Demonstrasi 13
2.1.5.1. prosedur pelaksanaan Demonstrasi 14 2.1.5.2. Kelebihan Dan Kekurangan Metode Demonstrasi 16
2.1.6. Model Pembelajaran kooperatif 17
2.1.7. pembelajaran TAI 19
2.1.8. komponen- komponen TAI 19
2.1.8.2. tahap – tahap Model Pembelajaran TAI 20
2.1.9. strategi pembelajaran TGT 21
2.1.10. Senyawa Hidrokarbon 26
2.1.10.1. Tata Nama Alkana, Alkena, Alkuna 29 2.1.10.2. Sifat – Sifat senyawa Alkana, Alkena, Alkuna 32 2.1.10. 3. Keisomeran pada senyawa karbon 33 2.1.10. 4. Reaksi - reaksi pada senyawa hidrokarbon 34
2.7. Kerangka konseptual 37
2.8. Hipotesis Penelitian 38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1.Lokasi dan Waktu Penelitian 40
3.2.Populasi dan Sampel Penelitian 40
3.3.Variabel Penelitian 40
3.4. Instrumen Penelitian 41
3.5.Rancangan Penelitian 44
vii
3.7. Teknik Analisis Data 48
3.7.1. Menghitung Nilai Rata-rata dan Simpangan Baku 48
3.7.2. Uji Normalitas 49
3.7.3. Uji Homogenitas 49
3.7.4. Pengujian Hipotesis 50
3.7.5. Hasil Belajar 51
3.7.6. Uji Korelasi 39
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. 1. Analisis Data Instrumen Penelitian 53 4.1. 2. Deskripsi dan analisis Model Pembelajaran 54
4.2. Deskripsi data hasil penelitian 56
4.2.1. Analisis Data Awal 58
4.2.1.1. Uji Normalitas 59
4.2.1.2. Uji Homogenitas 59
4.2.2.3. Uji Hipotesis 60
4.2.4. Persen Peningkatan Hasil Belajar 62
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan 64
5.2. Saran 64
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Langkah – langkah demonstrasi 16
Tabel 2.2. Langkah – Langkah Model Pembelajaran Kooperatif 17
Tabel 3.4.1. Konversi Skor penilaian validasi RPP 41
Tabel 3.4.2. Rancangan Penelitian 44
Tabel 4.1.2.a. Deskripsi model pembelajaran tgt 54
Tabel 4.1.2.b. Deskripsi model pembelajaran TAI 55
Tabel 4.2.1. rata – rata, standar deviasi, dan varian 57
Tabel 4.2.2. Uji Normalitas data sampel 58
Tabel 4.2.3 uji homogenitas data 60
Tabel 4.2.4. Uji hipotesis penelitian 61
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1.Skema Penempatan Pada Meja Turnamen 24
Gambar 2.2.Bagan Aturan Permainan TGT 25
Gambar 3.1. Prosedur dan tahap penelitian 39
Gambar 4.1. hasil Belajar siswa Sekolah I 57
Gambar 4.2. hasil Belajar siswa Sekolah II 57
Gambar 4.3. hasil Belajar siswa Sekolah III 58
Gambar 4.4.1. Daerah penolakan Ho I 61
Gambar 4.4.2. Daerah penolakan Ho II 62
x
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Silabus 68
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 72
Lampiran 3 LKS 114
Lampiran 4 Demonstrasi 128
Lampiran 5 Soal TGT 130
Lampiran 6 Kisi – kisi Instrumen 132
Lampiran 7 instrumen Tes sebelum validasi 146
Lampiran 8 Instrumen tes 154
Lampiran 9 Data validalitas 160
Lampiran 10 Perhitungan Validalitas 161
Lampiran 11 Data Realibilitas 164
Lampiran 12 Perhitungan Realibilitas 165
Lampiran 13 Data daya Beda 172
Lampiran 14 Perhitungan Daya Beda 171
Lampiran 15 Data dan Perhitungan Kesukaran Instrumen 173 Lampiran 16 Tabulasi Nilai Hasil Belajar Siswa 175 Lampiran 17 Perhitungan Simpangan Baku dan standar Deviasi 181
Lampiran 18 Uji Normalitas 187
Lampiran 19 Uji Homogenitas 200
Lampiran 20 Uji Hipotesis 207
Lampiran 21 Hasil Belajar 216
Lampiran 22 Peningkatan Hasil Belajar 225
Lampiran 23 Lembar Validasi Model Pembelajaran 231 Lampiran 24 lembar perhitungan Validasi Model 234
Lampiran 25 Daftar r Tabel 236
Lampiran 26 Tabel chi kuadrat 237
Lampiran 27 Daftar t Tabel 238
Lampiran 28 Daftar F Tabel 239
Lampiran 29 Dokumentasi 240
1
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kecerdasan dan
keterampilan manusia sehingga kualitas sumber daya manusia sangat tergantung
dari kualitas pendidikan. Pendidikan nasional, sebagai salah satu sektor
pembangunan nasional dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa,
mempunyai visi terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat
dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia
berkembang menjadi manusia yang berkualitas. Sehingga mampu dan proaktif
menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. Penyelenggaraan pendidikan
sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional diharapkan dapat mewujudkan proses
berkembangnya kualitas pribadi peserta didik sebagai generasi penerus bangsa di
masa depan, yang diyakini akan menjadi faktor determinan bagi tumbuh
kembangnya bangsa dan negara Indonesia sepanjang jaman.
Kualitas pendidikan yang ada di Indonesia masih sangat rendah hal ini
dapat dilihat dari data UNESCO pada tahun 2012 melaporkan bahwa Indonesia
berada di peringkat ke-64 dari 120 berdasarkan penilaian Education Development
Index (EDI) atau Indeks Pembangunan Pendidikan Artikel pada website BBC
2012, dan menurut tabel Liga Global yang diterbitkan oleh Firma Pendidikan
Pearson menyatakan Sistem Pendidikan Indonesia Menempati Peringkat Terendah
di Dunia. Ranking ini memadukan hasil tes internasional dan data seperti tingkat
kelulusan antara 2006 dan 2010.
Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan mutu
pendidikan di Indonesia. Seperti pembaharuan kurikulum dalam pengajaran. Salah
satu masalah khusus yang menyebabkan hal itu adalah rendahnya kualitas guru
hal ini juga lah yang menjadi dampak rendahnya prestasi siswa. Pendidikan
disekolah mempunyai tujuan untuk mengubah siswa agar dapat memiliki
2
belajar. Perubahan dari perilaku hasil belajar siwa biasanya dilakukan oleh guru
dan menggunakan beberapa metode dan kegiatan praktik untuk menunjang
kegiatan proses belajar mengajar sehingga siswa aktif didalamnya.
Meskipun jaman sudah berkembang, tetap saja masih banyak sekolah yang
masih menggunakan cara konvensional dalam pembelajaran. Dengan alasan yang
kurang logis, asalkan materi sudah disampaikan dianggap sudah cukup tanpa
memikirkan apakah anak didik menerimanya dengan maksimal atau tidak. Tujuan
penting dari kegiatan mengajar adalah penyampaian ilmu. Tetapi ini bukan satu –
satunya tujuan. Murid juga harus dapat mempunyai pandangan sendiri serta
mempelajari sejumlah keterampilan tertentu. Seorang pengajar sejati akan selalu
berusaha mengajar sebaik mungkin. Demi keberhasilan dalam tugas, kadang –
kadang pengajar harus berani mengadakan perubahan – perubahan dalam cara
kerjanya sejauh itu memang dirasa perlu. (Rooijakkers, 2003).
Banyak kritik yang ditujukan pada guru mengajar yang terlalu
menekankan pada penguasaan sejumlah informasi/konsep belaka. Penumpukan
informasi pada subjek didik dapat saja kurang bermanfaat bahkan tidak
bermanfaat sama sekali kalau hal tersebut hanya dikomunikasikan oleh guru
kepada subjek didik melalui satu arah. Hal ini menunjukkan bahwa guru kurang
variatif dalam menggunakan metode pembelajaran terhadap materi yang
disampaikan. Menurut Rooijakkers (2003), seorang pengajar harus menentukan
teknik mana perlu digunakan untuk waktu atau keadaan tertentu karena yang
menjadi tujuan utama mengajar adalah meningkatkan proses belajar siswa.
Ketidak tepatan guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran menjadi
salah saru faktor penyebab prestasi belajar siswa rendah.
Pelajaran kimia merupakan disiplin ilmu yang bersifat khas oleh siswa.
Kebanyakan siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari konsep kimia dari
pada konsep pelajaran yang lain, hal ini disebabkan karena karakteristik ilmu
kimia bersifat abstrak. Selain itu, pada umumnya siswa sudah menganggap bahwa
mata pelajaran kimia menakutkan dan membosankan, akibatnya tidak sedikit
siswa yang kurang bahkan tidak tertarik dalam memahami dan menguasai
3
Seiring meningkatnya ilmu pengetahuan, tenaga pendidik diharapkan
dapat meningkatkan metode mengajar kearah yang lebih baik, yang mampu
mengaktifkan alat indra siswa, sehingga siswa tidak menjadi jenuh dalam belajar.
Metode demonstrasi adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dengan
memeragakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, atau
benda tertentu yang sedang dipelajari, yang disertai dengan penjelasan lisan.
Metode demontrasi melibatkan siswa lewat penyajian proses praktikum oleh guru,
dimana mereka memperhatikan segala aktivitas yang dilakukan oleh guru dan
mendengarkan apa – apa yang disampaikan oleh guru. Menurut Siregar (2007)
dalam ”Penerapan metode demonstrasi untuk meningkatkan prestasi belajar
siswa SMA pada pengajaran larutan asam basa” diperoleh Kelompok siswa yang
diajar dengan menggunakan demonstrasi 74,70 lebih tinggi dibandingkan dengan
kelompok yang diajar dengan metode konvensional 63,79.
Untuk mencapai proses belajar mengajar yang tepat, efektif dan efisien, tidak mungkin dicapai dengan metode yang bersifat “teacher centred” atau komunikasi satu arah, akan tetapi harus dengan metode multi arah. Salah satu
metode multi arah yang cocok diterapkan adalah pembelajaran kooperatif. Dalam
pembelajaran kooperatif siswa bekerja sama dalam kelompok kecil saling
membantu untuk mempelajari suatu materi (Yonto, dkk. 2011).
Menurut Suseno dalam Winarto, dan Sukarmin. (2012) pembelajaran
kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang sistematis dengan
mengelompokkan siswa untuk tujuan menciptakan pendekatan pembelajaran
secara efektif yang mengintegrasikan keterampilan sosial bermuatan akademis.
Model pembelajaran TAI adalah suatu model pembelajaran yang berpusat pada
pebelajar (student centered). TAI merupakan suatu model pembelajaran
kooperatif yang dapat membantu siswa untuk bekerjasama dan saling membantu
dalam pemahaman materi pelajaran. Siswa yang kemampuannya lemah akan
terbentu dengan adanya model pembelajaran ini karena dalam pembentukan
kelompok belajar setiap siswa akan berada dalam kelompok heterogen. Model
pembelajaran TAI akan membantu siswa yang memiliki kemampuan lebih untuk
4
pada pemahamannya sendiri melainkan siswa yang memiliki kemampuam kurang
akan terbantu untuk meningkatkan kemampuannya (Ginting, 2012).
Hal ini terlihat dari penelitian sebelumnya oleh Yonto, dkk. (2011),
dalam ”Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI dengan Menggunakan Lembar Kerja
Berstruktur dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X3 SMAN 6 Makassar
pada Pokok Bahasan Kimia Karbon”, Dari hasil penelitian ditemukan bahwa
siklus I berada pada kategori rendah dengan nilai rata-rata 50,24 dari nilai
tertinggi 70,00 dan nilai terendah 40,00, sedangkan pada siklus II berada pada
kategori tinggi dengan nilai rata-rata 81,46 dari nilai tertinggi 100,00 dan nilai
terendah 50,00. Hal ini juga didukung oleh Ginting,K (2012) dalam “Pengaruh
Pendekatan Kontruktivisme dengan Model Pembelajaran TAI (Team Assisted
Individualization) Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Pokok
Bahasan Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan” diperoleh Peningkatan hasil
belajar siswa menggunakkan pendekatan kontruktivisme dengan model
pembelajaran TAI (18%) lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan hasil
belajar siswa menggunakan pendekatan kontruktivisme tanpa model
pemebelajaran TAI (15%).
Berdasarkan hasil penelitian Yunindar, dkk. (2014) “Studi Komparasi
Metode Team Assisted Individualization (TAI) Dan Student Teams Achievement
Divisions (STAD) Terhadap Prestasi Belajar Pada Pembelajaran Hidrokarbon
Di SMA Negeri 2 Sragen Tahun Pelajaran 2012/2013” dapat disimpulkan bahwa
metode pembelajaran TAI memberikan prestasi belajar kognitif yang lebih baik
dibandingkan metode STAD, dimana berdasarkan hasil uji pihak kanan harga
t-hitung prestasi belajar aspek kognitif (2,67) lebih besar dari t-tabel (1,67). Hal ini
disebabkan karena dalam metode pembelajaran TAI terdapat asisten yang
membuat diskusi lebih terarah.
Pemilihan metode, strategi, maupun media pembelajaran yang tepat akan
mampu meningkatkan hasil belajar siswa sehingga siswa tidak akan mengalami
kesulitan maupun ketakutan terhadap pelajaran tersebut. Salah satu cara yang
cukup interaktif dalam menarik minat belajar siswa yaitu dengan menggunakan
5
adalah model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) yang dipadukan
dengan permainan secara berkelompok yang berbasis kegiatan praktikum ataupun
demonstrasi. Saling membantu dan berlatih berinteraksikomunikasi - sosialisasi
karena kooperatif adalah miniatur dari hidup bermasyarakat, dan belajar
menyadari kekurangan dan kelebihan masingmasing. Dalam Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) secara positif mengandung
unsur model kompetisi yang dapat menimbulkan rasa cemas yang justru bisa
memotivasi siswa untuk meningkatkan kegiatan belajar mereka.
Penelitian dengan model TGT yang sudah dilakukan diantaranya, Winarto,
dan Sukarmin (2012) dalam “Penerapan Zuma Chemistry Game Dengan
Kooperatif Tipe Tgt (Teams Games Tournament) Pada Materi Unsur, Senyawa,
Campuran Di Mtsn Surabaya II”, Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Hasil
belajar siswa berdasarkan ketuntasannya meningkat sebesar 84,38%. Motivasi
intrinsik siswa sebesar 85,28% dan motivasi ekstrinsik siswa sebesar 82,02%.
Penelitian Purwanto (2011) dalam “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe “Teams Games Tournament (TGT) Berbasis Kegiatan Praktikum Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Dalam Pembelajaran Kimia Pada
Materi Pokok Hidrolisis Garam Kelas XI MA Manbaul Ulum Demak” Hasil
pelaksanaan siklus I indikator kinerja belum tercapai karena hasil belajar peserta
didik hanya mencapai rerata nilai 62,69 dan 61,53% pada siklus II menunjukkan
ketuntasan hasil belajar peserta didik yaitu dengan nilai rerata 71,73 dan
ketuntasan hasil belajar 88,46%. Pada penelitian Nenni faridah Lubis (2010),
dalam “Perbedaan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe TGT Dengan Pembelajaran Pembelajaran Kooperatif Tipe
STAD” Skor Aktivitas Siswa Pada Kelas Tgt adalah 69,44% sedangkan pada
kelas STAD hanya 63,88%. Sedangkan rata- rata hasil belajar siswa pada kelas
TGT sebesar 70,67 dan pada kelas STAD sebesar 63, 49.
Bertolak dari karakteristik masalah dan akar masalah yang perlu diatasi
tampaknya penetapan model pembelajaran yang berfokus pada pengembangan
pemahaman konsep, pengembangan interaksi kelompok dengan kerjasama, dan
6
pembelajaran TGT dan TAI merupakan model yang menekankan pada keaktifan
belajar siswa dalam bentuk kelompok, adanya penghargaan kelompok dan
tanggung jawab individual. Bahkan berdasarkan data diatas diperoleh bahwa TGT
dan TAI selalu memberikan dampak yang meningkatkan hasil belajar siswa.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti ingin mengetahui apakah pembelajaran
dengan menggunakan model TGT dapat memberikan prestasi belajar yang lebih
tinggi dibandingkan dengan model TAI atau sebaliknya. Berdasarkan latar
belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dalam
meningkatkan hasil belajar kimia dengan judul: “KEEFEKTIFAN MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT DAN TAI
MENGGUNAKAN DEMONSTRASI TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON”.
1.2 Ruang Lingkup
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka yang menjadi
ruang lingkup masalah dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif
tipe TGT (Teams Games Tournament) dengan TAI (Teams Assisted
Individualization) dengan menggunakan metode demonstrasi pada materi pokok
Hidrokarbon dan pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa di SMA N 14 Medan,
SMA N 21 Medan, dan SMA Primbana Medan.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka yang menjadi rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah : apakah hasil belajr siswa yang diajarkan dengan
model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament)
menggunakan metode demonstrasi lebih tinggi dari pada yang diberi model
pembelajaran kooperatif tipe TAI (Teams Assisted Individualization) dengan
7
1.4 Batasan Masalah
Untuk memfokuskan permasalahan, maka identifikasi masalah yang
diteliti dibatasi pada:
1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model kooperatif tipe TGT
(Teams Games Tournament) dan TAI (Teams Assisted Individualization).
2. Metode pembelajaran yang digunakan adalah Demostrasi
3. Hasil penelitian yang diukur adalah hasil belajar kimia siswa pada materi
Hidrokarbon
4. Subjek penelitiannya adalah siswa kelas XI semester Genap di SMA N. 14
Medan, SMA N 21 Medan, SMA Primbana Medan T.P 2014/2015
1.5. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah hasil
belajar kimia siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT
menggunakan demonstrasi lebih tinggi daripada hasil belajar yang diajar
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI menggunakan
demonstrasi.
1.6.Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah :
1. Sebagai bahan informasi untuk memperbaiki model pembelajaran
disekolah sehingga dapat mengacu kualitas pembelajaran disekolah.
2. Bagi siswa, untuk menambah pengetahuan dan pengalaman siswa serta
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran kimia
3. Untuk para guru kimia sebagai masukan dalam mengupayakan proses
pembelajaran kimia yang inovatif, dan bagi calon guru sebagai bahan
masukan tentang pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT
8
1.7 Definisi Operasional
1. Hasil belajar merupakan hasil dari interaksi tindak belajar dan tindak
mengajar. Dari sisi guru , tindakan mengajar diakhiri dengan proses
evaluasi hasil belajar, dari sisi siswa hasil belajar merupakan puncak
proses belajar (Dimyanti dan Mudjiono, 2006)
2. Pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament (TGT) adalah salah
satu tipe atau metode pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan,
melibatkan seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan
peran siswa sebagai tutor sebaya, dan mengandung unsur permainan, dan
reinforcement (penguatan).
3. Model pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization (TAI)
merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat membantu siswa
untuk memahami pokok bahasan dengan lebih mudah karena siswa yang
kemampuan pemahanman tentang materi pembelajaran yang kurang akan
mendapat bantuan langsung dari siswa yang berkemampuan lebih dalam
proses pembelajaran kelompok.
4. Metode Demonstrasi adalah metode mengajar yang menggunakan
peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan
pada seluruh kelas tentang suatu proses atau suatu petunjuk untuk
64
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data maka
kesimpulannya sebagai berikut:
1. Hasil rata-rata yang diperoleh dari penilaian RPP menggunakan
model pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dan TAI menggunakan
metode demonstrasi dalam materi Hidrokarbon mengenai standar
kelayakan sebesar 0,885 dan persen kelayakannya yaitu 88,5%
2. Rata-rata hasil belajar siswa dengan pembelajaran kooperatif tipe
TGT menggunakan metode demonstrasi lebih tinggi daripada
rata-rata hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran TAI
menggunakan demonstrasi. Dimana persen peningkatan hasil belajar
untuk SMA N 14 pada kelas TGT (TGT) sebesar 63,86% sedangkan
pada kelas TAI(TAI) sebesar 54,40%, SMA N 21 Medan pada kelas
TGT sebesar 65% sedangkan pada kelas TAI sebesar 47% dan SMA
Primbana Medan pada kelas TGT sebesar 83% sedangkan pada kelas
TAI sebesar 74%.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka saran yang
diberikan adalah sebagai berikut:
1. Kepada guru kimia dapat menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dengan
menggunakan metode Demonstrasi untuk meningkatkan hasil belajar
siswa.
2. Sebaiknya dalam penggunaan Model kooperatif tipe TGT
pembuatan turnamen sebaiknya dibuat satu kali diakhir pertemuan
dan meja turnamen hanya diadakan satu saja untuk lebih focus pada
apa yang seharusnya diharapkan dan perlu dilakukan penelitian
lanjutan supaya digunakan sebagai langkah dalam meningkatkan
65
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S., (2002), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Rineka
Cipta, Jakarta.
Arikunto, S., (2006), Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bumi
Aksara, Jakarta.
Arikunto, S., (2009), Evaluasi Program Pendidikan , Penerbit Bumi aksara,
Jakarta.
Daryanto, (2013), Strategi dan Tahapan Mengajar; Bekal Keterampilan
Dasar Bagi Guru, Penerbit Yrama Widya, Bandung.
Dimyati, dan Mudjiono, (2006), Belajar dan Pembelajaran, Penerbit Rineka
Cipta, Jakarta.
Djali, dan Muliono, (2008), Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan,
Penerbit PT Grasindo, Jakarta.
Djamarah, dan Zain, (2010), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta,
Jakarta
Ginting, K., (2012), Pengaruh Pendekatan Kontruktivisme dengan Model
Pembelajaran TAI (Team Assisted Individualization) Terhadap
Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Kelarutan
dan Hasil Kali Kelarutan, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan
Hayani, K.N., (2012), Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif TGT Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada
Materi Pokok Hidrokarbon Siswa Kelas X Semester Genap di MAN
1 Medan T.A 2011/2012, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan
Kunandar, (2009), Guru Frofesional Implementasi Kurikulum Tngkat
Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru,
Penerbit Rajawali Pers, Jakarta
Prastowo, A., (2013), Pengembangan Bahan Ajar Tematik, Penerbit Diva
Press, Jogjakarta
Rooijakkers, A., (2003), Mengajar dengan Sukses, Penerbit Gramedia,
66
Rusman, (2013), Model – Model Pembelajaran; Mengembangkan
Frofesionalisme Guru, Penerbit Rajawali Press, Jakarta
Sanjaya, W., (2007), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, Prenada Media Group, Jakarta
Silitonga, P.M., (2011), Statistik Teori dan Aplikasi dalam Penelitian,
FMIPA, Unimed, Medan
Siregar,S., (2007), Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan
Prestasi Belajar Siswa SMA Pada Pengajaran Larutan Asam Basa,
Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.
Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya,
Penerbit Rineka Cipta, Jakarta
Slavin, R.E., (2005), Cooperatif Learning Teori, Riset, dan Praktik, Penerbit
Nusa Media, Bandung.
Sudjana, (2005), Metode Statistika, Penerbit Tarsito, Bandung.
Sudjana, N., (1991), Teori-Teori Belajar untuk Pengajaran, Fakultas
Ekonomi universitas Indonesia. Jakarta
Syah, M., (2003), Psikologi Belajar, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta
Tambunan, M., dan Simanjuntak,A., (2012), Strategi Belajar Mengajar
Kimia, FMIPA, Unimed, Medan
Taqwima, Ashadi, dan Utami, (2013), Studi Komparasi Pembelajaran
Kooperatif Metode Teams Games Tournament (TGT) Menggunakan
Media Chemopoly Game dan Chem-Cards Game Pada Materi Pokok
Sistem Koloid Kelas XI Semester Genap SMA Negeri 1 Surakarta
Tahun Pelajaran, 2012/2013.
http://eprints.uns.ac.id/14701/1/Unlock-348772801201402041.pdf
Winarto, R.T, Sukarmin, (2012), Penerapan Zuma Chemistry Game dengan
Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament) Pada Materi
Unsur, Senyawa, Campuran di MTSN Surabaya II.
67
Yonto, Mutaharra, Rahmah, (2011), Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI
dengan Menggunakan Lembar Kerja Berstruktur dapat
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X3 SMAN 6 Makassar
pada Pokok Bahasan Kimia Karbon..
http://indonesiachimicaacta.files.wordpress.com/2012/05/3_muliati_
unm.pdf
Yunindar, A., Redjeki, T., dan Utomo, S.B., ( 2014), Studi Komparasi
Metode Team Assisted Individualization (TAI) dan Student Teams
Achievement Divisions (STAD) Terhadap Prestasi Belajar Pada
Pembelajaran Hidrokarbon di SMA Negeri 2 Sragen T.A 2012/ 2013