A. Latar Belakang Masalah
Pembangunan nasional merupakan rencana jangka panjang yang
bertujuan untuk memajukan peradaban dan kesejahteraan masyarakat secara
keseluruhan. Pelaksanaan pembangunan dapat dicapai melalui investasi
yang memerlukan dana secara berkelanjutan. Menurut Rochmad Soemitro
(2001:2) biaya-biaya untuk melaksanakan pembayaran akan dapat terpenuhi
dengan berbagai sumber penerimaan negara antara lain 1) Bumi, air dan
kekayaan alam, 2) Pajak-pajak Bea Cukai, 3) Hasil perusahaan negara, 4)
Lain-lain seperti denda dan keuntungannya/saham-saham yang
dipegangnya, perdagangan, deviden, sertifikat dan lain sebagainya.
Pajak merupakan salah satu komponen dimaksud sebagai sumber
dana penerimaan negara yang sangat penting bagi penyelenggaraan
pemerintah dan pelaksanaan pembangunan nasional.
Menurut Waluyo (2002:12) menyatakan bahwa :
Undang-Undang Dasar 1945 telah menempatkan kewajiban perpajakan sebagai salah satu perwujudan kewajiban kenegaraan dan sebagai sarana peran serta dalam pembiayaan negara dan pembangunan nasional untuk mencapai masyarakat adil dan makmur.
Penerimaan dari sektor pajak dapat dikatakan sebagai pilihan utama
dalam sumber penerimaan negara adalah pajak atas objek pajak berupa
properti yang dikenal dengan istilah Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).
Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan telah diatur dalam Undang-Undang
No.12 Tahun 1985 yang telah diubah dalam Undang-Undang No.12 Tahun
1994 tentang Pajak Bumi dan Bangunan.
Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 pasal 33 ayat (3), “Bumi
dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh
negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.
Oleh karena itu, pihak-pihak yang memperoleh manfaat dari bumi dan
kekayaan alam yang terkandung didalamnya wajar bila mereka harus
menyerahkan sebagian dari kenikmatan yang diperolehnya kepada negara
melalui pembayaran.
Kondisi perpajakkan saat ini bisa dibilang cukup mengenaskan.
Besarnya jumlah penduduk tidak sejalan dengan tingkat penerimaan
pajaknya dari warga negara. Idealnya, pajak menjadi sumber dana
pembangunan yang hasilnya nanti akan kembali dirasakan masyarakat.
Menurut Direktur Jendral Pajak Fuad Rahmany ada 60 juta orang
yang sudah masuk kategori wajib pajak. Namun, baru 25% wajib pajak
individu yang memenuhi kewajibannya. Dengan begitu masih ada 40 juta
orang yang belum membayar pajak. (http://merdeka.com)
Secara merata terlihat dari partisipasi masyarakat melalui
diharapkan setiap masyarakat memiliki kesadaran yang tinggi untuk
memenuhi kewajiban membayar pajak terutama pajak bumi dan bangunan.
Menurut Atkinson, et. al (2000:343), “Kesadaran merupakan suatu tingkat
kesiagaan individu pada saat ini terhadap stimulus internal maupun
eksternal yaitu peristiwa-peristiwa linkungan dan sensasi tubuh, memori dan
pikiran”.
Penelitian ini mengambil tempat di kampung Semanggi Rw VIII
Pasar Kliwon Surakarta dikarenakan mampu mewakili potret kependudukan
di Indonesia akan kesadaran masyarakat dalam membayar Pajak Bumi dan
Banguan. Ada permasalahan yang ditemukan dalam pelaksanaan
pembayaran PBB, selama pelaksanaan pembayaran berlangsung masyarakat
tidak tepat waktu dan kurangnya kesadaran pentingnya membayar pajak
disertai juga dengan lemahnya sosialisasi aparat kelurahan terhadap
masyarakat.
Banyak faktor penyebab belum optimalnya kesadaran masyarakat
dalam membayar PBB antara lain masalah tingkat pendidikan, pengetahuan
tentang pajak yang rendah, peran aparat kelurahan dan tingkat pendapatan,
dimana perlu diberi pengarahan bahwa pajak itu bukan semata-mata
merupakan kewajiban setiap warga negara.
Menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam membayar pajak
membutuhkan proses yang panjang dengan berbagai upaya peningkatan,
meningkatkan kualitas pelayanan kantor pajak pratama (KPP Pratama)
maupun kantor pelayanan penyuluhan dan konsultasi perpajakan (KP2KP).
Sehingga tercipta komunikasi yang baik antara aparat kelurahan dengan
warga masyarakat dan memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak
dalam pelaksanaan pembayaran PBB tidak mengalami masalah.
Menurut Abdurachman (2000:381) “Pendapatan adalah uang,
barang-barang, materi atau jasa yang diterima atau bertambah selama jangka
waktu tertentu”. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
pendapatan memiliki pengaruh terhadap kesadaran masyarakat dalam
membayar PBB. Pendapatan masing-masing rumah tangga, ada yang
berpendapatan tinggi, sedang dan ada pula yang berpendapatan rendah
sesuai dengan mata pencaharian sebagai pedagang, buruh dan perantauan.
Mereka yang berpendapatan rendah keberatan untuk membayar pajak, tetapi
ada juga masyarakat yang berpendapatan tinggi yang tidak mau membayar
kewajiban perpajakannya.
Bertolak dari paparan diatas, peneliti sengaja mengangkat
permasalahan kesadaran masyarakat dalam judul “PENGARUH
PENDAPATAN DAN PERAN APARAT KELURAHAN TERHADAP
KESADARAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR PAJAK BUMI
DAN BANGUNAN DI SEMANGGI RW VIII PASAR KLIWON
B. Pembatasan Masalah
Permasalahan yang terlalu luas dan umum tidak dapat dipakai sebagai
masalah penelitian yang baik, karena tidak jelas pembatasannya. Ruang
lingkup yang dibahas dalam penelitian ini dibatasi pada masalah sebagai
berikut :
1. Pendapatan setiap bulan yang diterima oleh wajib pajak bumi dan
bangunan.
2. Peran aparat kelurahan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah peran
lurah beserta perangkat kelurahan sebagai petugas pajak untuk
membantu dan menggerakkan wajib pajak agar sadar akan pentingnya
pajak bumi dan bangunan.
3. Penelitian ini dilakukan pada wajib pajak dan aparat kelurahan di
Semanggi RW VIII Pasar Kliwon Surakarta Tahun 2013.
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan diatas,
maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah ada pengaruh pendapatan terhadap kesadaran masyarakat
dalam membayar pajak bumi dan bangunan di Semanggi RW VIII
2. Apakah ada pengaruh peran aparat kelurahan terhadap kesadaran
masyarakat dalam membayar pajak bumi dan bangunan di Semanggi
RW VIII Pasar Kliwon Surakarta Tahun 2013 ?
3. Apakah ada pengaruh secara bersama-sama antara pendapatan dan
peran aparat kelurahan terhadap kesadaran masyarakat dalam
membayar pajak bumi dan bangunan di Semanggi RW VIII Pasar
Kliwon Surakarta Tahun 2013 ?
D. Tujuan Penilitian
Tujuan yang ingin dicapai peneliti dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh pendapatan terhadap kesadaran masyarakat
dalam membayar pajak bumi dan bangunan di Semanggi RW VIII Pasar
Kliwon Surakarta Tahun 2013.
2. Untuk mengetahui pengaruh peranan aparat kelurahan terhadap
kesadaran masyarakat dalam membayar pajak bumi dan bangunan di
Semanggi RW VIII Pasar Kliwon Surakarta Tahun 2013.
3. Untuk mengetahui pengaruh secara bersama-sama antara pendapatan
dan peran aparat kelurahan terhadap kesadaran masyarakat dalam
membayar pajak bumi dan bangunan di Semanggi RW VIII Pasar
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat dijadikan salah satu bahan kajian teori
mengenai kesadaran masyarakat dalam membayar Pajak Bumi dan
Bangunan serta dapat memberi motivasi untuk mengadakan penelitian
lebih lanjut.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi aparat panarikan pajak, merupakan bahan masukan untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat dalam membayar pajak,
khususnya Pajak Bumi dan Bangunan, agar aparat lebih professional
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
b. Bagi masyarakat, sebagai bahan masukan untuk masyarakat agar
lebih mengetahui fungsi dan manfaat pembayaran Pajak Bumi dan
Bangunan secara nyata.