• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA MENDUKUNG MAHASISWA BELAJAR RELATIF LEBIH LAMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA MENDUKUNG MAHASISWA BELAJAR RELATIF LEBIH LAMA"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA

MENDUKUNG MAHASISWA BELAJAR

RELATIF LEBIH LAMA

Oleh

Advendi Kristiyandaru

Abstrak

Kesegaran jasmani merupakan sangat didambakan setiap insan di dunia. Begitu juga bagi setiap mahasiswa. Namun banyak pendapat bahwa pendidikan jasmani dan olahraga (penjasor) hanya membuat tubuh kelelahan dan hanya meningkatkan keterampilan fisik saja. Ternyata bahwa penjasor merupakan bagian integral dari pendidikan nasional. Dan salah satu tujuan pendidikan jasmani adalah menjaga kesegaran tubuh sehingga memberikan tenaga kepada tubuh melakukan pekerjaan atau bekerja relatif lebih lama dan masih memiliki daya cadang setelah belajar dengan keras.

Kata kunci: penjasor, kesegaran jasmani

1. PENDAHULUAN

Para mahasiswa adalah kaum muda harapan bangsa yang tentunya mendambakan hidup sehat, vitalitas, kesegaran jasmani dan panjang umur. Namun harapan itu tidak akan pernah didapat tanpa diikuti oleh usaha yang memadai untuk mencapainya. Hidup sehat, vitalitas, kesegaran jasmani bukan saja harapan mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK), namun juga menjadi idaman semua mahasiswa khususnya mahasiswa Universitas Negeri Surabaya non FIK.

Kehidupan modern saat ini membawa dampak yang kurang baik bagi kesehatan dan kesegaran jasmani kita. Dengan makin canggihnya teknologi, semakin banyak mengesampingkan kebutuhan aktivitas fisik, sehingga mempengaruhi kebiasaan hidup sehari-hari. Banyak kegiatan yang semula memerlukan kemampuan fisik telah diganti oleh tenaga mesin yang dengan mudah dapat menarik, mendorong

(2)

2

suatu benda yang sangat berat hanya cukup dengan menarik handel atau menekan tombol. Hasil penelitian telah menunjukkan bahwa akibat dari semua itu akan mempunyai pengaruh yang sangat buruk terhadap kesehatan manusia. Memang dengan semakin majunya teknologi tentu akan mengurangi aktifitas gerak manusia dalam melaksanakan pekerjaannya, namun masyarakat pada suatu saat juga akan menyadari bahwa secara alami kodrat dan eksistensi kehidupan suatu makhluk hidup ditunjukkan dengan adanya suatu gerak. Semakin menurun aktifitas geraknya maka akan semakin menurun pula fungsi tubuh yang dimilikinya.

Dalam menanggapi hal di atas, Universitas Negeri Surabaya (Unesa) mengambil suatu kebijakan dengan memasukkannya matakuliah pendidikan jasmani dan olahraga (Penjasor) dalam kurikulum. Kurikulum ini diberlakukan untuk semua jurusan di masing-masing fakultas yang ada di Unesa, dengan bobot 2 (dua) SKS. Pandangan bahwa mahasiswa non FIK tidak membutuhkan pendidikan jasmani dan olahraga adalah sebuah kesalahan. Untuk itu perlu kita mengetahui terlebih dahulu apa itu konsep penjasor serta tujuan penjasor.

2. Konsep Pendidikan Jasmani dan Olahraga

Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan melalui penyediaan pengalaman belajar kepada siswa berupa aktivitas jasmani, bermain dan berolahraga yang direncanakan secara sistematis guna merangsang pertumbuhan dan perkembangan fisik, ketrampilan motorik, keterampilan berfikir, emosional, sosial dan moral. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina, sekaligus membentuk gaya hidup sehat dan aktif sepanjang hayat (Depdiknas, 2002). Pendidikan jasmani dan olahraga yang diberikan kepada para mahasiswa juga merangsang keterampilan motorik, artinya para mahasiswa sudah lebih mendekat kepada hal-hal yang sifatnya praktikkum atau kegiatan langsung di lapangan. Penjasor juga merangsang keterampilan berpikir artinya mahasiswa harus lebih banyak berpikir terlebih dahulu sebelum melakukan sesuatu.

Soemosasmito (1999) menjelaskan bahwa pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan melalui aktivitas jasmani dengan tujuan meningkatkan perilaku hidup sehat manusia seutuhnya. Peranan pendidikan jasmani dan olahraga adalah

(3)

3

sangat penting yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui gerak. Sedangkan Sukintaka (2004) mengatakan pendidikan jasmani merupakan proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya melalui aktivitas jasmani yang disusun secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.

Mutohir (2002) dalam hal ini menyatakan, pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh pertumbuhan jasmani, kesehatan dan kesegaran jasmani, kemampuan dan keterampilan, kecerdasan dan perkembangan watak serta kepribadian yang harmonis dalam rangka pembentukan manusia Indonesia berkualitas berdasarkan Pancasila.

Berdasarkan pendapat di atas, pendidikan jasmani dan olahraga (Penjasor) yang diberikan di perguruan tinggi merupakan bagian dari proses pendidikan yang diarahkan untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan manusia secara menyeluruh (fisik, mental, sosial, intelektual, emosional, spiritual) melalui media aktifitas fisik.

3. Tujuan Pendidikan Jasmani dan Olahraga

Pada dasarnya pendidikan jasmani dan olahraga memiliki tujuan yang sama. Soemosasmito dan Mutohir (2002) mengatakan bahwa tujuan keduanya ibarat sekeping mata uang yang memiliki dua sisi, pendidikan jasmani dan olahraga mengarah kepada dua aspek, (1) aspek pendidikan mengarah kepada nilai-nilai edukatif, dan (2) aspek olahraga mengarah kepada prestatif. Maka kedua aspek tersebut tidak bisa dipisahkan sehingga harus saling mengait dan melengkapi dalam rangka mewujudkan pribadi peserta didik yang sehat rohaniah dan jasmaniah yang memungkinkan untuk berprestasi.

Oleh karena itu, pendidikan jasmani dan olahraga merupakan sarana yang ampuh untuk menumbuhkembangkan pribadi peserta didik menjadi sosok manusia yang utuh tidak hanya mengarah kepada pelatihan teknik gerak saja akan tetapi juga merangsang dan menumbuhkembangkan kepribadiannya. Seperti yang tertulis pada tabel di bawah ini:

(4)

4

Tabel Tujuan Pendidikan Jasmani dan Olahraga

Perilaku Hidup Sehat Indikator Keberhasilan Pembelajaran

1. Aspek Sehat Jasmaniah Mengacu pada pribadi yang memiliki struktur jasmani yang tampan, serasi dan seimbang a.Tumbuh kembang serasi dan

seimbang

Pertumbuhkembangan jasmani dan organ-organ tubuh secara serasi dan seimbang

b.Terampil Gerak yang semakin kuat, cepat, tepat, lentur, terkoordinasi, luwes indah, anggun dan tangkas, yang mendukung tercapainya prestasi olahraga yang tinggi

c. Bugar Tidak mengidap penyakit, dapat bekerja dan belajar relatif lama dan memiliki daya cadang setelah bekerja dan belajar dengan keras

d. Segar Tampang selalu segar dan menarik

2. Aspek sehat rohaniah Mengacu pada pribadi yang berbudi pekerti luhur

a. Sehat sosial Dapat bekerja sama, tolong-menolong, sikap terbuka dan toleransi dan menghargai pihak lain termasuk lawan

b. Sehat emosional Dapat mengendalikan diri, tenggang rasa, saling memaafkan, saling menghormati, dan dapat mengutarakan pendapat secara santun

c. Sehat mental Bersikap jujur, sportif, disiplin, rela berkorban, tangguh, mantap, mandiri dan bertanggung jawab

d. Sehat intelektual Memiliki citra hidup sehat dan berupaya untuk mengaktualisasikan perilaku hidup sehat intelektual yang tampak dalam kehidupannya sehari-hari, dan dapat mengantisipasi situasi pertandingan dalam menemukan strategi, teknik dan taktik yang tepat dan cepat

e. Sehat spiritual Dapat mengambil hikmah dan merasakan nikmat karena menghayati dan dapat

(5)

5

mengaktualisasikan perilaku hidup sehat, karena mendapat limpahan rahmat dan anugrah dari Tuhan Yang Maha Esa

Sumber : Soemosasmito dan Mutohir (2002)

Pendidikan jasmani dan olahraga memiliki tujuan yang bersifat menyeluruh (holistik), jadi pendidikan jasmani dan olahraga merupakan alat untuk membina peserta didik agar kelak mereka mampu membuat keputusan terbaik tentang aktivitas jasmani yang dilakukannya dan mengalami pola hidup sehat dalam berbagai aktivitas pendidikan jasmani yang dimanfaatkan untuk mengembangkan kepribadian dirinya. Dengan kata lain pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan melalui aktivitas jasmani.

Mengapa pendidikan jasmani dan olahraga perlu diajarkan di lingkup perguruan tinggi? Telah terjadi kesalahpahaman, ada yang berpendapat bahwa pendidikan jasmani dan olahraga lebih menekankan pembinaan keterampilan fisik, tentu jawabnya tidak demikian. Tujuan yang sesungguhnya dari pendidikan jasmani itu bersifat menyeluruh, sebab bukan hanya aspek fisik semata, tetapi juga aspek lainnya yang mencakup aspek intelektual, emosional, sosial, dan moral.

Menurut Mutohir (2002) tujuan pendidikan jasmani yang akan dicapai terjabar seperti butir-butir berikut ini:

(1) Perkembangan pribadi: (a) pertumbuhan fisik secara optimal, (b) sehat fisik, mental, sosial, dan spiritual, (c) kesegaran jasmani optimal, (d) cerdas, (e) kreatif dan inovatif, terampil dalam gerak dan memecahkan masalah, dan (g) jujur, disiplin, percaya diri, dan tanggung jawab.

(2) Hubungan antar pribadi dan lingkungan : (a) sosial pada sesama, (b) gotong royong, (c) luwes (mudah menyesuaikan diri), (d) komunikatif dalam ide (konsep), dan pemikiran, (e) etika (sopan santun), (f) menghargai kondisi lingkungan, dan (g) jujur, disiplin, percaya diri,dan tanggungjawab.

(3) Ketahanan Nasional Politik : a) cinta tanah air, b) demokrasi pancasila, c) loyal pada Pancasila dan UUD 1945.

(6)

6

(4) Ekonomi: a.) penguasaan informasi dan teknologi, b) etos kerja. (5) Sosial budaya : a) tertib hukum, b) kesetiakawanan sosial.

(6) Budaya : a) rnenghargai karya orang lain, b) berpikir kritis, c) toleransi penerapan IPTEK.

(7) Hankam: a) kesiapan membela negara, b) berpartisipasi dalam Hankamrata. Dengan memperhatikan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan jasmani dan olahraga bagi mahasiswa merupakan bagian integral pendidikan yang dapat memberi arah dan sasaran terhadap manajemen pembelajaran dalam upaya memberikan pemahaman kepada mahasiswa untuk menumbuhkembangkan potensi diri atau kemampuan pribadi utuh dan akhlak mulia secara terpadu dan optimal.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) melakukan pendekatan promosi kesehatan dan pencegahan penyakit melalui kegiatan-kegiatan health promotion. Salah satu aspek health promotion yang dianggap penting saat ini adalah hidup dengan penuh aktifitas. Kampanye hidup aktif ini berkaitan erat dengan upaya kesegaran jasmani.

Sekarang makin banyak orang membicarakan kesegaran jasmani. Bahkan pemerintah menganjurkan para pegawai negeri maupun karyawan perusahaan melakukan kegiatan yang sifatnya untuk meningkatkan kesegaran jasmani misalnya senam aerobik yang dilakukan serentak pada hari Jumat pagi di masing-masing instansi. Seyogyanya aktivitas seperti senam aerobic inipun dapat dilakukan oleh semua mahasiswa di fakultas masing-masing. Lalu apa sebenarnya kesegaran jasmani (physical fitness) itu ?

Kesegaran/kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk melakukan pekerjaan/tugasnya sehari-hari dengan mudah, tanpa merasa kelelahan yang berlebihan, dan masih mempunyai sisa atau cadangan tenaga untuk menikmati waktu senggangnya dan untuk keperluan-keperluan yang mendadak. Dapat pula ditambahkan, kesegaran jasmani merupakan kemampuan untuk melakukan pekerjaan/tugas dengan baik walaupun dalam keadaan sulit/sukar, dibandingkan dengan orang yang kesegaran jasmaninya kurang sehingga tidak dapat melakukan pekerjaan tersebut. Dan bagi mahasiswa kesegaran/kebugaran jasmani yang baik akan

(7)

7

membuat mereka tidak mudah mengidap penyakit, dapat belajar relatif lama dan memiliki daya cadang setelah belajar dengan keras.

Kesegaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan terdiri atas empat komponen yaitu (1) daya tahan jantung-paru, (2) kekuatan otot, (3) kelentukan dan (4) komposisi tubuh. Kesegaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan merupakan dasar pengembangan fisik dari seseorang. Oleh karena itu kesegaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan harus lebih dahulu diperhatikan sebelum memperhatikan komponen kesehatan jasmani yang lain.

Empat macam Komponen tersebut dijelaskan sebagai berikut. a. Daya tahan jantung-paru

Daya tahan jantung-paru adalah suatu kondisi tubuh seseorang yang mampu untuk menghisap, mengangkut dan menggunakan oksigen di dalam tubuhnya dengan baik, efisien dan efektif. Daya tahan jantung-paru merupakan kesanggupan sistem jantung-paru dan pembuluh darah berfungsi secara optimal saat melakukan latihan dalam waktu yang lama tanpa mengalami kelelahan yang berarti.

Daya tahan jantung-paru sangat penting untuk menunjang kerja otot sehingga terjadi peningkatan kapasitas dan vitalitas tubuh. Peningkatan kapasitas dan vitalitas tubuh akan menghasilkan suatu kegiatan yang penuh semangat, kreatif dan inovatif (akan memudahkan untuk berfikir dan memunculkan ide-ide baru).

b. Kekuatan Otot

Kekuatan otot adalah kemampuan otot atau sekelompok otot untuk melakukan satu kali kontraksi secara maksimal melawan tahanan atau beban yang berat. Kekuatan otot yang maksimal tergantung dari ukuran, jumlah otot, proporsi serabut otot, koordinasi beberapa kelompok otot. Kekuatan otot merupakan hal penting untuk setiap orang karena berguna untuk melakukan gerakan, mempertahankan keseimbangan dan postur tubuh. Orang yang mempunyai

(8)

8

kekuatan otot yang baik akan memiliki kemampuan dalam mengatur dan melaksanakan berbagai macam gerakan dengan baik.

c. Kelentukan

Kelentukan adalah kemampuan sendi untuk melakukan gerakan dalam ruang gerak sendi secara maksimal. Kelentukan menunjukkan besarnya pergerakan sendi secara maksimal sesuai dengan lingkup gerak sendi (range of motion). Orang yang mempunyai kelentukan yang baik akan mampu melakukan gerakan secara bebas tanpa adanya hambatan dan rasa takut dari persendian. Kelentukan yang dilakukan melalui latihan peregangan dapat mencegah terjadinya cedera / gangguan pada sendi.

d. Komposisi tubuh

Komposisi tubuh adalah susunan tubuh yang digambarkan sebagai dua kompartemen yaitu massa tubuh tanpa lemak dan lemak tubuh. Komposisi tubuh dapat diketahui dengan cara mengukur banyaknya lemak tubuh dengan memakai alat yang disebut skinfold caliper. Komposisi tubuh selain diukur dengan menggunakan parameter lemak tubuh, sering juga dilakukan dengan memakai indeks massa tubuh. Indeks massa tubuh merupakan cara untuk menggambarkan status gizi yaitu melihat berat badan dalam hubungannya dengan tinggi badan.

Banyak pertanyaan yang timbul, mengapa sudah cukup lama berlatih, tetapi masih belum juga menunjukkan adanya peningkatan kesegaran/kebugaran jasmani, khususnya bagi para mahasiswa, sehingga kadang-kadang menimbulkan rasa bosan dan kejenuhan? Untuk meningkatkan kesegaran/kebugaran jasmani tidak hanya bergantung pada lamanya seseorang melakukan latihan. Terdapat banyak Faktor yang mempengaruhi peningkatan kesegaran/kebugaran seseorang, salah satu Faktor diantaranya adalah intensitas dan frekuensi latihan. Namun masih banyak lagi Faktor lain yang sangat berpengaruh. Faktor – faktor lain yang dimaksud adalah :

(9)

9

a. Intensitas Latihan

Intensitas latihan adalah kerasnya seseorang melakukan latihan, khususnya latihan yang bersifat aerobik, yaitu yang berlangsung lebih dari enam menit secara terus menerus. Misalnya lari untuk mempersiapkan diri bermain bulutangkis, tenis, bola basket, sepak bola, dan lain-lainnya dengan baik. Untuk itu latihan harus dengan takaran intensitas yang cukup. Adapun cara mengukur intensitas latihan dengan cara menghitung denyut nadi.

Intensitas latihan menunjukkan dosis latihan yang harus dilakukan seseorang, menurut daerah latihan (training zone) yang telah ditetapkan dan dianggap aman. Apabila intensitas latihan tidak memadai atau terlalu rendah maka tidak ada pengaruh pada tubuh. Dan intensitas lathan yang terlalu berat akan dapat menyebabkan cidera atau sakit. Untuk menentukan intensitas latihan yang aman dapat ditaksir dengan denyut nadi maksimal, dengan mempertimbangkan usia seperti rumus:

Perlu diketahui bahwa denyut nadi adalah frekuensi irama denyut atau detak jantung yang dapat dipalpasi (diraba) dipermukaan kulit pada tempat-tempat tertentu, seperti pada: pergelangan tangan bagian depan sebelah atas pangkal ibu jari tangan, leher sebelah kiri atau kanan depan otot sterno cleido mastoidues, dada sebelah kiri tepat diapex jantung dan pelipis.

Adapun cara penghitungan denyut nadi yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a) Apabila nadi dihitung selama 6 detik maka harus dikalikan 10 b) Apabila nadi dihitung selama 10 detik maka harus dikalikan 6 c) Apabila nadi dihitung selama 15 detik maka harus dikalikan 4 d) Apabila nadi dihitung selama 30 detik maka harus dikalikan 2

(Nurhasan, dkk. 2005)

(10)

10

b. Lama Latihan

Lama latihan, merupakan hal yang perlu diketahui pula. Lama latihan adalah jumlah waktu yang digunakan dalam setiap kali latihan, dimana intensitas latihan harus tetap dipertahankan. Latihan dilakukan minima selama 20 menit, dan lama latihan yang optimal adalah 30-45 menit. Jika intensitas latihan lebih tinggi, maka waktu latihan dapat lebih pendek. Sebaliknya jika intensitas latihan lebih kecil, maka waktu latihan harus lebih lama.

c. Frekuensi

Frekuensi latihan berhubungan erat dengan intensitas latihan dan lama latihan. Dari penelitian dapat disimpulkan bahwa latihan paling sedikit tiga hari per minggu. Seseorang akan menurun ketahanannya setelah 48 jam tidak melakukan latihan.

Telah diketahui bahwa empat hari latihan hasilnya lebih baik daripada tiga hari, dan lima hari latihan sedikit lebih baik daripada empat hari. Dari penelitian juga terlihat bahwa dua hari latihan per minggu tidak efektif untuk melatih jantung dan peredaran darah. Dengan perkataan lain, jika kita hanya melakukan latihan dua hari per minggu, maka hasilnya hanya sedikit lebih baik daripada tidak melakukan latihan sama sekali.

Untuk mencapai sasaran yang diinginkan, latihan harus dijalankan secara bertahap, teratur, dan memenuhi takaran/dosis latihan yang diperlukan. Jika latihan tidak cukup takarannya maka tidak akan begitu nampak manfaatnya bagi kesehatan namun jika latihan secara berlebihan juga akan membahayakan kesehatan dan kesegaran jasmani kita.

Matakuliah Pendidikan Jasmani dan Olahraga yang diberikan kepada mahasiswa di lingkungan Universitas Negeri Surabaya selain mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahrgaan, telah disusun dalam bentuk Garis-garis Besar Rencana Perkuliahan (GBRP) dengan cukup sistematis. Maksudnya adalah selain memberikan pengetahuan tentang olahraga juga memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengembangkan keterampilan motorik, keterampilan berpikir, nilai-nilai afektif seperti: kejujuran, kerja sama, toleransi. Dan yang paling utama

(11)

11

dalam program selama satu semester tersebut adalah dapat meningkatkan kesegaran jasmani mahasiswa untuk mampu belajar relatif lebih lama. Dan pokok bahasan yang diberikan antara lain sebagai berikut:

(1) Penjelasan tentang Pendidikan Jasmani dan Olahraga

(2) Penjelasan tentang Kesegaran Jasmani, Zona Latihan (Training Zone), Program Latihan Kesegaran Jasmani

(3) Tes Lari 1000m untuk putri dan 1200m untuk putra (4) Bentuk Latihan Aerobik Jalan/lari

(5) Senam Aerobik (6) Olahraga Permainan

(7) Pengetahuan Umum Olahraga, Manajemen Olahraga (8) Sistem Pertandingan

(9) Olahraga Pilihan

(12)

12

DAFTAR RUJUKAN

Depdiknas, 2002. Kurikulum dan hasil Belajar Rumpun Pelajaran Pendidikan Jasmani. Puskur Balitbang: Jakarta.

Mutohir, Toho, C. 2002. Gagasan-Gagasan Dalam Pendidikan Jasmani dan Olahraga. UNESA Press: Surabaya.

Nurhasan, dkk. 2005. Petunjuk Praktis Pendidikan Jasmani dan Olahraga (Bersatu Membangun Manusia yang Sehat Jasmani dan Rohani). Unesa University Press: Surabaya.

Soemosasmito, S. 1999. Penelitian Tindakan Supervisi Kelompok Praktikan Program Pengalaman Lapangan (PPL) Pendidikan Jasmani. Disertasi. IKIP Negeri Malang.

Sukintaka. 2004. Teori Pendidikan Jasmani, Filosofi Pembelajaran dan Masa Depan. Nuansa Press: Bandung.

Gambar

Tabel Tujuan Pendidikan Jasmani dan Olahraga

Referensi

Dokumen terkait

miss-communication. Jika proses ini tetap dijalankan akan berdampak pada kesejahteraan masyarakat dimana pelayanan pemerintah yang lamban terhadap masalah kebersihan

Kas CV. Surat Pesanan CV. Surat Pengiriman CV. Kartu Stock Barang CV. Kartu Hutang Piutang CV. Tanda Terima CV. Serah Terima Tagihan CV. Bukti Penerimaan Kas CV. TPS. 1.14

Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa (1)Hasil validasi adobe flash player sebesar 90% yang berada dalam kategori Sangat layak; (2)Hasil validasi

Karena wali kota adalah wajah kota, kita harapkan lebatnya "jambang" Mas Eddy tercermin pada terpeliharanya hutan kota, tertatanya jalur hijau, dan

Penggunaan relay sebagai saklar, IC ULN2803APG sebagai driver untuk mengontrol setiap relay yang digunakan sebagai saklar yang akan mengkontrol tegangan AC untuk menyalakan

Salah satu gangguan produksi air mata adalah dry eye syndrome atau sindrom mata kering, yaitu suatu kondisi dimana berkurangnya fungsi air mata sehingga tidak

Oleh karena itu pengurusan surat menjadi hal penting untuk dilakukan oleh organisasi maupun instansi dalam menjalankan kegiatan tugas pokok dan fungsinya, salah

Pengambilan kayu dan pemanfaatan sumberdaya hutan yang dilakukan oleh komunitas lokal berlatar belakang sosial ekonomi dan budaya (kayu bakar dan membangun rumah