• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN IPS TERPADU SISWA KELAS VII SEMESTER GENAP DI SMP NEGERI 1 TEGALLALANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN IPS TERPADU SISWA KELAS VII SEMESTER GENAP DI SMP NEGERI 1 TEGALLALANG"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN IPS

TERPADU SISWA KELAS VII SEMESTER GENAP

DI SMP NEGERI 1 TEGALLALANG

I Made Sukerata

1

, I Komang Sudarma

2

, I Made Tegeh

3

1,2,3

Jurusan Teknologi Pendidikan

Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

e-mail: {sukeratamade25@gmail.com

1

, darma_tp@yahoo.co.id

2

,

imadetegehderana@yahoo.com

3

}

Abstrak

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengembangkan sebuah multimedia pembelajaran untuk siswa kelas VII pada mata pelajaran IPS Terpadu. Penelitian dilakukan dengan beberapa tahapan, yaitu mulai dari mendeskripsikan rancang bangun multimedia pembelajaran, mendeskripsikan kualitas pengembangan multimedia pembelajaran dan mendeskripsikan efektivitas penggunaan multimedia pembelajaran. Dalam penelitian pengembangan ini munggunakan model pengembangan perangkat pembelajaran 4-D (define, design, develop, disseminate). Penelitian pengembangan ini diawali dengan pengumpulan data, kemudian menyusun desain multimedia yang berupa storyboard dan diaplikasikan di program flash. Penelitian ini melibatkan siswa kelas VII C di SMP N 1 Tegallalang. Data kevalidan uji ahli isi, ahli media ahli desain, uji perorangan, uji kelompok kecil dan uji lapangan diperoleh dengan menggunakan kuesioner dan data hasil belajar siswa diperoleh dengan metode tes. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara deskriptif kualitatif, deskriptif kuantitatif dan statistik inferensial. Hasil penilaian dari ahli isi sebesar 94,54% berada pada kualifikasi sangat baik. Hasil penilaian dari ahli media sebesar 88,34% berada pada kualifikasi baik. Hasil penilaian ahli desain sebesar 89,09% berada pada kualifikasi baik. Hasil uji perorangan sebesar 88,48 % berada pada kualifikasi baik. Hasil uji kelompok kecil sebesar 85,14% berada pada kualifikasi baik. Hasil uji lapangan sebesar 83,64% berada pada baik. Untuk mengetahui efektivitas produk, dilakukanlah penghitungan hasil belajar secara manual, dan diperoleh hasil t hitung sebesar 10,2. Harga t tabel taraf signifikansi 5% adalah 2,000. Jadi harga t hitung lebih besar daripada harga t tabel sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Maka terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPS Terpadu siswa antara sebelum dan sesudah menggunakan multimedia pembelajaran.

(2)

Abstract

This research was conducted with aims as to develop an instructional media for VII graders in IPS Terpadu subject. The research was completed by describing these following phases, such as: the blueprint, the quality and the effectiveness. In this Research and Development, 4D instructional material developmental (define, design, develop, disseminate) model was used. This Research and Development was started with data collecting, and then constructed multimedia design prototype (storyboard) which would be applied in Flash program. This research involved class VII C graders of SMP N 1 Tegallalang. Validation data of instructional content expert, media expert, design expert, individual testing, small group testing, and field testing was obtained by using questionnaire and student learning outcomes by using test. Those obtained data was analyzed with qualitative descriptive, quantitative descriptive, and inferential descriptive. Instructional content expert judgment is 94.54% indicates excellent qualification. Media expert judgment is 88.34% indicates good qualification. Design expert judgment is 89.09% indicates good qualification. Individual testing is 88.48% indicates good qualification. Small group testing is 85.14% indicates good qualification. Field testing is 83.64% indicates good qualification. In order to know its effectiveness, learning outcomes manual counting was conducted, and obtained tcount=10.2. ttable with significance 5% value is 2.000. Therefore tcount is higher than ttable that makes H0 was rejected and accept H1. As conclusion, there is significance different of IPS Terpadu learning outcomes before and after using the instructional multimedia.

keywords: Instructional multimedia, IPS terpadu, and learning outcomes

PENDAHULUAN

Hampir semua orang melaksanakan pendidikan. Pendidikan sebenarnya tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Pendidikan adalah khas milik dan alat manusia, tidak ada mahluk lain yang membutuhkan pendidikan (Pidarta 2000:1). AECT (dalam Mustaji, 2005) teknologi pendidikan 2004 adalah studi dan praktek etis dalam upaya memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja dengan cara menciptakan, menggunakan/memanfaatkan, dan mengelola proses dan sumber-sumber teknologi yang tepat. Teknologi pendidikan memiliki 5 kawasan/bidang, yang meliputi desain, pengembangan, pengelolaan, pemanfaatan dan evaluasi. Dari kelima kawasan teknologi pendidikan sebenarnya semua mampu menawarkan solusi permasalahan dalam proses pembelajaran, namun dalam hal ini akan dipaparkan kawasan pengembangan. Sells & Richey (1994) mengemukakan kawasan pengembangan adalah proses penterjemahan spesifikasi desain ke dalam bentuk fisik, di dalamnya meliputi teknologi cetak, teknologi audio-visual, teknologi berbasis komputer dan teknologi terpadu.

Dengan memanfaatkan kawasan pengembangan dari teknologi pendidikan, proses pembelajaran mampu dimanipulasi dengan penggunaan media pembelajaran yang menarik dalam proses pembelajaran, sehingga nantinya mampu memotifasi serta meningkatkan minat belajar siswa. Keempat bagian dari kawasan pengembangan mampu menghasilkan sebuah produk media pembelajaran yang dapat dimanfaatkan pada saat proses pembelajaran. Penggunaan media dalam proses belajar mengajar merupakan salah satu solusi yang dapat memudahkan guru dalam menyampaikan pesan/materi yang akan disampaikan oleh siswa. Seperti halnya Ibrahim (dalam Tegeh, 2010:6) mengungkapkan media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan ajar) sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran dan perasaan pebelajar (siswa) dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Seiring dengan berkembangnya kemajuan teknologi di bidang komputer, maka kegiatan belajar mengajar dapat dikemas dalam suatu media pembelajaran yang menarik dan mampu menumbuhkan minat belajar siswa.

(3)

Berdasarkan data yang diperoleh di SMP Negeri 1 Tegallalang melalui wawancara dengan guru mata pelajaran IPS, yaitu Ni Nyoman Artini, ditemukan nilai yang kurang memuaskan dari siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu. Nilai yang didapatkan siswa kurang dari nilai ketentuan yang telah ditentukan sekolah dengan nilai minimal 72. Sebanyak 33 siswa dari 34 siswa atau 97,05% dari jumlah siswa dari salah satu kelas yang belum memenuhi KKM Sekolah, yaitu dilihat dari nilai UTS semester ganjil. Permasalahan lain yang ditemukan di sekolah adalah guru belem mampu memanfaatkan secara maksimal fasilitas yang sudah ada di sekolah mulai dari 40 komputer dan 9 LCD proyektor yang sudah disediakan oleh sekolah. Permasalahan yang paling menonjol dalam proses pembelajaran adalah terbatasnya media pembelajaran yang menarik dan mampu memotifasi siswa dalam proses belajar mengajar. Penggunaan media yang masih sangat konvensional seperti papan tulis dirasa sudah tidak menarik lagi. Hal ini diduga sangat berpengaruh terhadap minat dan motifasi siswa untuk belajar.

Berdasarkan pemaparan di atas dipandang perlu untuk mengembangkan sebuah desain multimedia pembelajaran dengan judul “Pengembangan Multimedia

Pembelajaran pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Siswa Kelas VII Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014 di SMP Negeri 1 Tegallalang

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) bagaimanakah proses rancang bangun multimedia pembelajaran pada mata pelajarn IPS terpadu untuk siswa kelas VII semester genap di SMP N 1 Tegallalang dilakukan, (2) bagaimanakah tanggapan ahli isi, ahli media dan ahli desain terhadap multimedia pembelajaran pada mata pelajarn IPS terpadu untuk siswa kelas VII semester genap di SMP N 1 Tegallalang, (3) bagaimanakah efektivitas penggunaan multimedia pembelajaran dalam proses pembelajaran IPS terpadu siswa kelas VII semester genap di SMP N 1 Tegallalang. Berdasarkan rumusan masalah, adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu: (1) untuk menjelaskan rancang bangun multimedia pembelajaranpada mata pelajaran IPS terpadu untuk siswa kelas VII semester genap di SMP N 1 Tegallalang dilakukan, (2) mendeskripsikan tanggapan ahli isi,

ahli media dan ahli desain terhadap multimedia pembelajaran pada mata pelajaran IPS terpadu untuk siswa kelas VII semester genap di SMP N 1 Tegallalang, (3) untuk mengetahui efektivitas penggunaan multimedia pembelajaran dalam proses pembelajaran pada mata pelajaran IPS terpadu siswa kelas VII semester genap di SMP N 1 Tegallalang.

METODE

Model penelitian yang digunakan model 4-D. Model 4-D memiliki pola yang terstruktur dan dapat memberikan warna baru dalam peroses pembelajaran apabila dirancang secara cermat. (Thiagarajan, Sammel, dan Sammel, 1974) mengemukakan model 4-D terdiri dari empat tahapan pengembangan, yaitu pendefinisian, perancangan, pengambangan dan penyebaran. Penelitian ini menggunakan dua metode pengumpulan data untuk menjawab permasalahan mengenai rancang bangun pengembangan multimedia interaktif, kelayakan hasil pengembangan multimedia interaktif, dan efektivitas penggunaan multimedia interaktif terhadap hasil belajar siswa.

Pada penelitian pengembangan ini menggunakan metode kuesioner. Menurut Agung (2012) Metode kuesioner merupakan cara mengumpulkan data dengan mengajukan daftar pertanyaan atau pendapat pada responden penelitian. Koesioner ini digunakan untuk mendapatkan data berupa tanggapan dari ahli isi, ahli media, ahli desain pembelajaran, uji perorangan, uji kelompok kecil dan uji lapangan. Metode tes digunakan untuk mengukur efektivitas penggunaan multimedia pembelajaran interaktif. Instrumen pengumpulan data yang digunakan berupa lembar soal. Lembar soal yang digunakan berupa soal objektif.

Dalam penelitian pengembangan ini, terdapat 2 sumber data sesuai dengan metode pengumpulan data yaitu, 1) metode kuesioner, sumber datanya

berupa angket

instrumen untuk review ahli isi mata pelajaran, review ahli desain pembelajaran, review ahli media pembelajaran, instrumen untuk uji coba

(4)

perorangan, uji coba kelompok kecil dan uji coba lapangan dan 2) Metode Tes, sumber datanya berupa lembar soal yang digunakan berupa soal objektif untuk pre-test dan post-pre-test.

Dalam penelitian pengembangan ini digunakan tiga teknik analisis data yaitu 1) analisis deskriptif kualitatif, analisis ini ditujukan untuk mendapatkan informasi tentang berbagai kondisi lapangan yang bersifat tanggapan dan pandangan. Hasil analisis ini kemudian digunakan untuk merevisi produk yang dikembangkan. 2) analisis statistik deskriptif kuantitatif, analisis yang digunakan mengolah data yang diperoleh melalui koesioner dalam bentuk skor. dan 3) analisis statistik inferensial digunakan untuk mengetahui tingkat keefektifan produk terhadap hasil belajar siswa. Data uji coba kelompok sasaran dikumpulkan dengan menggunakan pre-test dan post-test terhadap materi pokok yang diuji cobakan. Hasil pre-test dan post-test kemudian dianalisis menggunakan (1) deskriptif presentase untuk mengetahui presentase pencapaian perolehan hasil belajar sebelum dan sesudah menggunakan multimedia interaktif dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, dan (2) uji t untuk mengetahui perbedan antara hasil pre-test dan post-test.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Proses rancang bangun multimedia pembelajaran pada mata pelajaran IPS Terpadu kelas VII semester genap tahun pelajaran 2013/2014 yang dikembangkan di SMP Negeri 1 Tegallalang ini dilakukan melalui beberapa tahap yaitu, 1) analisis kebutuhan, 2) tahap pembuatan storybroad. Tahap 1 analisis kebutuhan Melalui analisis kebutuhan maka mata pelajaran yang dipilih adalah IPS Terpadu, dipilihnya mata pelajaran IPS Terpadu karena kurangnya pemanfaatan multimedia pembelajaran, selain itu berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Ni Nyoman Artini, diketahui bahwa hasil belajar siswa masih kurang dari KKM yang ditentukan sekolah, yaitu 72. Tahap 2 Storyboard adalah Stroryboard adalah deskripsi visual (sketsa) dan tekstual yang menggambarkan bagaimana suatu multimedia disusun, dapat berbentuk

gambar yang sangat detail, tapi bisa juga berbentuk sketsa sederhana. Tidak diperlukan keahlian menggambar untuk membuat storyboard. Dengan kata lain storyboard alat alat perencanaan yang menggambarkan urutan kejadian berupa kumpulan gambar dalam sketsa sederhana. Storyboard berperan sebagai gambaran dasar dari sebuah produk yang dikembangkan.

Pada pokok bahasan kelayakan hasil pengembangan produk, dipaparkan enam penilaian multimedia interaktif yang dilakukan oleh 1) Ahli bidang studi mata pelajaran, 2) Ahli desain pembelajaran, 3) Ahli media pembelajaran, 4) Uji coba perorangan, 5) Uji coba kelompok kecil, dan 6) Uji coba lapangan, keenam penilaian tersebut akan akan disajikan secara berurut-urut sesuai dengan hasil yang diperoleh dari tahapan masing-masing uji coba. Tahap hasil Ahli bidang studi mata pelajaran, Produk akhir dari pengembangan ini berupa CD (Compact Disk) Multimedia pembelajaran untuk mata pelajaran IPS Terpadu kelas VII semester genap di SMP Negeri 1 Tegallalang. Produk ini divalidasi oleh seorang ahli isi, yaitu Ni Ketut Sari Adnyani, S.Pd.,M.Hum beliau adalah dosen FIS jurusan Pkn. Untuk mendapatkan penilaian dan masukan, instrumen pengumpulan data yang digunakan berupa lembar kuesioner (angket). Melalui penilaian ahli isi bidang studi mata pelajaran akan diperoleh nilai media dan komentar serta saran sehingga dapat digunakan sebagai acuan dalam merevisi media terutama dari sisi kandungan materi pelajaran. Berdasarkan hasil penilaian ahli isi mata pelajaran Presentase penilaian multimedia interaktif pembelajaran dari ahli isi mata pelajaran adalah 94,54%. Setelah dikonversikan dengan tabel konversi, persentase tingkat pencapaian 94,54% berada pada kualifikasi sangat baik, sehingga CD multimedia pembelajaran IPS Terpadu tidak perlu direvisi. Tahap uji ahli desain pembelajaran, setelah melewati tahap validasi ahli isi mata pelajaran, tahap selanjutnya yaitu tahap ahli desain pembelajaran. Ahli desain yang memberikan penilaian serta tanggapan terhadap media ini adalah Bapak I Kadek

(5)

Suartama, S.Pd.,M.Pd. Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data ini adalah berupa kuesioner/angket. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah metode kuesioner. Berdasarkan hasil penilaian dari ahli desain pembelajaran, persentase penilaian produk dari ahli media adalah 89,09% Setelah dikonversikan dengan tabel konversi, persentase tingkat pencapaian 89,09%, berada pada kualifikasi baik. Tahap uji ahli media pembelajaran. Setelah mendapatkan tanggapan dari ahli isi dan ahli desain pembelajaran, selanjutnya tanggapan dari ahli media pembelajaran. Ahli media yang memberikan penilaian serta tanggapan terhadap media ini adalah Bapak I Kadek Suartama, S.Pd.,M.Pd., beliau merupakan salah satu dosen di Jurusan Teknologi Pendidikan yang memang memiliki kompetensi di bidang desain dan media pembelajaran. Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data ini adalah berupa kuesioner/angket. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah metode kuesioner. Berdasarkan hasil penilaian dari ahli media pembelajaran, persentase penilaian produk dari ahli media adalah 88,34 %. Setelah dikonversikan dengan tabel konversi, persentase tingkat pencapaian 88,34%, berada pada kualifikasi baik.

Setelah dilakukan uji ahli, selanjutnya dilakukan uji coba perorangan. Subjek coba yang dipilih adalah tiga orang siswa kelas VIII, siswa kelas VIII dipilih karena sudah pernah mendapatkan materi yang diberikan, sehingga mampu menilai multimedia pembelajaran yang dikembangkan. Instrumen pengumpulan data yang digunakan berupa lembar kuesioner. Berdasarkan hasil penilaian yang diperoleh dari tiga siswa yaitu 265 %. Rerata persentase sebesar 88,48% berada pada kualifikasi baik. Dilanjutkan ke tahap uji coba kelompok kecil, yaitu enam siswa kelas VIII, siswa kelas VIII dipilih karena sudah pernah mendapatkan materi yang diberikan, sehingga mampu menilai multimedia pembelajaran yang dikembangkan. Instrumen pengumpulan data yang digunakan berupa lembar kuesioner. Berdasarkan hasil penilaian

yang diperoleh dari enam siswa yaitu 510,88%. Rerata persentase sebesar 85,14% berada pada kualifikasi baik. Setelah melakukan uji kelompok kecil dilanjutkan ke uji coba lapangan yang melibatkan seluruh siswa disalah satu kelas VII di SMP Negeri 1 Tegallalang. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah angket. Persentase pencapaian multimedia interaktif pembelajaran adalah 83,64% ini berarti multimedia pembelajaran berada pada katagori baik, sehingga media pembelajaran media multimedia interaktif layak dikembangkan.

Pada tahap efektivitas penggunaan produk media pembelajaran multimedia interaktif ini terlebih dahulu akan dipaparkan mengenai uji tes butir soal sebelum melakukan uji efektivitas. Adapun tahap tersebut adalah 1) Uji Validitas Butir Tes, 2) Uji Reliabilitas Butir Tes, 3) Uji Daya Beda Butir Tes, 4) Uji Taraf Kesukaran Butir Tes, 5) Uji Pretest Dan Postest, 6) Uji Normalitas, 7) Uji Homogenitas, 8) Uji Hipotesis. Pemaparan sebagai berikut.

1) Uji Validitas Butir Tes, tahap ini butir tes diujikan kepada siswa kelas VII A di SMP Negeri 2 Tegallalang agar diketahui apakah butir tes yang dibuat valid atau gugur. Hasil dari uji validitas butir tes yang telah diujikan dapat disimpulkan dari 30 butir tes yang disediakan, terdapat 29 butir tes yang valid dan akan digunakan pada tahap efektivitas. 2). Uji Reliabilitas berfungsi untuk mengetahui apakah butir tes tersebut akan tetap/ ajeg. Pada uji reliabilitas subyek yang digunakan adalah seluruh siswa kelas VII A di SMP Negeri 2 Tegallalang. Dari Hasil penghitungan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa tes butir soal memiliki reabilitas KR-21 sebesar 0, 8 yang digollongkan dalam katagori reliabilitas tinggi. 3) Uji daya beda berfungsi untuk apakah butir tes tersebut memiliki kemampuan membedakan antara sampel yang pandai dan sampel yang kurang. Hasil dari uji daya beda didapatkan bahwa butir tes termasuk pada 4 katagori yaitu 7 soal dalam katagori sangat baik, 2 soal dalam katagori baik, 15 soal dalam katagori cukup baik, dan 6 katagori kurang baik. 4) Pada uji ini akan

(6)

diketahui instrumen yang memiliki tingkat kesukaran katagori mudah, sedang ataupun sukar. Dari hasil uji taraf kesukaran butir tes akan didapatkan taraf mudah, sedang, dan sukar. Terdapat 5 soal katagori sukar, 22 katagori sedang, dan 3 katagori mudah.

Uji Efektivitas dilakukan untuk mengetahui tingkat keefektifan produk terhadap hasil belajar IPS Terpadu pada siswa kelas VII C di SMP Negeri 1 Tegallalang. Pada tahap ini menggunakan seluruh siswa Kelas VII C di SMP Negeri 1 Tegallalang. Sebelum menerapkan multimedia pembelajaran, peneliti melakukan pretest terhadap seluruh siswa kelas VII C di SMP Negeri 1 Tegallalang sebanyak 30 siswa. Selanjutnya diteruskan melakukan posttest terhadap 30 siswa, setelah siswa mendapat multimedia pembelajaran. Hasil nilai pretest dan posttest siswa adalah pretest sebesar 68,83 dan nilai rata-rata posttest sebesar 77,50. Dilanjutkan ke uji normalitas, uji normalitas dilakukan untuk menyajikan bahwa sampel benar-benar berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Uji normalitas data dilakukan dengan teknik Liliefors. Apabila selisih nilai yang terbesar lebih kecil dari kriteria Liliefors nilai, maka dapat disimpulkan bahwa sebaran data berdistribusi normal. Kesimpulan dalan uji normalitas dari hasil pretest siswa, Kesimpulan: karena L0 < Lt ,

yaitu L0 (0,1519) < Lt (0,1590) maka H0

diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Sedangkan kesimpulan dari hasil posttest siswa Kesimpulan: karena L0 < Lt , yaitu L0

(0,1512) < Lt (0,1590) maka H0 diterima,

sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Setelah melakukan uji normalitas dilanjutkan ke tahap uji homogenitas terhadap hasil pretest dan pottest siswa. Uji homogenitas ini dimaksudkan untuk mencari memperlihatkan bahwa dua atau lebih kelompok data sampel berasal dari populasi yang memiliki variansi yang sama (Candiasa, 2010:192). Varians hasil pretest 94,28 dan posttes 68,53. Sehingga untuk menguji homogenitas varians data

sampel digunakan uji F dengan rumus sebagai berikut. terkecil Varians terbesar Varians F hit  Kesimpulan: 1, 1 2 1   tabel n n hitung F F yaitu:

Fhitung (1,37) ≤ Ftabel (1,94) sehingga H1

ditolak yang berarti sampel bersifat homogen. Setelah dilakukan pengujian normalitas dan homogenitas, dilanjutkan dengan pengujian hipotesis, sehingga mendapat kesimpulan bahwa harga t hitung dibandingkan dengan harga t pada tabel dengan db = n1 + n2 – 2 = 30 + 30 – 2 = 58. Harga t tabel untuk db 58 dan dengan taraf signifikansi 5% (α = 0,05) adalah 2,000. Dengan demikian, harga t hitung lebih besar daripada harga t tabel sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Ini berarti, terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPS Terpadu siswa antara sebelum dan sesudah menggunakan multimedia pembelajaran IPS Terpadu.

Pembahasan mencakup tiga hal pokok, yaitu menjawab pertanyaan dalam pengembangan multimedia pembelajaran untuk siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Tegallalang semester genap tahun pelajaran 2013/2014. Adapun pertanyaan tersebut yaitu 1) Bagaimanakah rancang bangun multimedia interaktif ?, 2) Bagaimanakah kelayakan multimedia interaktif ?, dan 3) Bagaimanakah efektivitas penggunaan multimedia interaktif ?. Berikut pembahasan masing masing pertanyaan. 1) Rancang bangun multimedia interaktif pada pelajaran IPS Terpadu ini berupa, analisis kebutuhan yang berfungsi untuk menentukan mata pelajaran yang akan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan oleh siswa yang nantinya mampu meningkatkan minat belajar siswa, storybroard merupakan serangkaian sketsa yang berbentuk persegi panjang yang menggambarkan suatu alur cerita elemen-elemen yang diusulkan untuk aplikasi multimedia. Dengan kata lain storybroard berfungsi sebagai alat perencanaan yang menggambarkan urutan kejadian berupa kumpulan gambar dalam sketsa yang sederhana. 2) Kelayakan multimedia pembelajaran,

(7)

untuk mengetahui kelayakan multimedia yang dikembangkan, maka dilakukan evaluasi oleh para ahli multimedia pembelajaran dan dilakukan uji coba produk terhadap siswa. Evaluasi oleh para ahli yaitu dari ahli isi bidang studi mata pelajaran, ahli desain, dan ahli media sedangkan uji coba dari siswa yaitu uji coba perorangan, kelompok kecil dan lapangan. Berdasarkan hasil uji ahli isi mata pelajaran IPS Terpadu diketahui bahwa multimedia pembelajaran memperoleh persentase 94,54%, berada pada kualifikasi sangat baik. Berdasasarkan hasil uji ahli media pembelajaran, terungkap bahwa multimedia pembelajaran memperoleh 88,34%. Setelah dikonversikan dengan tabel konversi, persentase tingkat pencapaian 88,34%, berada pada kualifikasi baik. Berdasasarkan hasil uji ahli desain pembelajaran, terungkap bahwa multimedia pembelajaran memperoleh 89,09%. Setelah dikonversikan dengan tabel konversi, persentase tingkat pencapaian 89,09%, berada pada kualifikasi baik. Atas dasar penilaian dari ahli desain pembelajaran ini, maka dapat dikatakan bahwa multimedia interaktif yang dikembangkan layak digunakan sebagai media/alat bantu dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hasil validasi perseorangan, terungkap bahwa untuk validasi perorangan yang berjumlah 3 (tiga) orang siswa memperoleh persentase 88,48%. Rerata persentase sebesar 88,48% berada pada kualifikasi baik. Dilanjutkan dengan hasil validasi kelompok kecil yang melibatkan 6 (enam) siswa memperoleh persentase 85,14%. Rerata persentase sebesar 85,14% berada pada kualifikasi baik. Kemudian dilanjutkan dengan validasi lapangan yang menggunakan seluruh siswa yang berjumlah 30 (tiga puluh). Siswa tersebut menilai hasil media pembelajaran yang ditayangkan. Hasil validasi lapangan memperoleh persentase 83,64 %. Presentase pencapaian media presnetasi pembelajaran adalah 83,64%, ini berarti media presentasi berada pada katagori baik. Dapat diartikan multimedia pembelajaran layak dikembangkan dan dapat meningkatkan minat belajar siswa kerana dalam media tersebut terdapat

animasi, gambar serta video yang mampu menarik siswa untuk belajar IPS Terpadu.

Efektivitas produk penelitian pengembangan dalam penelitian ini di ukur dengan melakukan tahap pretest dan posttest. Pada tahap ini menggunakan seluruh siswa kelas VII C di SMP Negeri 1 Tegallalang. Sebelum menerapkan multimedia pembelajaran IPS Terpadu, peneliti melakukan pretest terhadap seluruh siswa kelas VII C di SMP Negeri 1 Tegallalang yang berjumlah 30 siswa. Selanjutnya diteruskan melakukan posttest terhadap 30 siswa setelah siswa mendapat pembelajaran menggunakan multimedia pembelajaran. Rata-rata nilai pretest adalah 68,83 dan rata-rata nilai posttest adalah 77,50. Setelah dilakukan penghitungan secara manual diperoleh hasil t hitung sebesar 10,2. Kemudian harga t hitung dibandingkan dengan harga t pada tabel dengan db = n1 + n2 – 2 = 30 + 30– 2 = 58. Harga t tabel untuk db 58 dan dengan taraf signifikansi 5% (α = 0,05) adalah 2,000. Dengan demikian, harga t hitung lebih besar daripada harga t tabel sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Ini berarti, terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPS Terpadu siswa antara sebelum dan sesudah menggunakan multimedia pembelajaran IPS Terpadu.

Melihat nilai rerata atau mean posttest yang lebih besar dari nilai rerata atau mean pretest, dapat dikatakan bahwa multimedia pembelajaran pada mata pelajaran IPS Terpadu efektif digunakan dan dapat meningkatkan hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII di SMP N 1 Tegallalang

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan rumusan masalah, hasil analisis data dan pembahasan pada penelitian ini, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut. Pertama, rancang bangun dari multimedia pembelajaran pada mata pelajaran IPS Terpadu ini melalui dua tahapan yaitu , 1) Analisis Kebutuhan, melalui analisis kebutuhan ditentukan mata pelajaran IPS Terpadu yang dipilih untuk dikembangkan dengan media, dipilihnya media ini karena kurangnya media pembelajaran yang relevan. 2) Mengembangkan Storyboard, storyboard serangkaian sketsa yang

(8)

menggambarkan suatu alur cerita elemen-elemen yang diusulkan untuk aplikasi multimedia. Dengan kata lain storyboard adalah suatu alat perencanaan yang menggambarkan urutan kejadian berupa kumpulan gambar dalam sketsa yang sederhana.

Kedua, penelitian ini menghasilkan produk pengembangan berupa multimedia pembelajaran pada mata pelajaran IPS Terpadu di SMP Negeri 1 Tegallalang. Multimedia pembelajaran ini telah melalui tahap analisis, produksi media, validasi ahli dan uji coba produk. Berdasarkan validasi ahli isi bidang studi, multimedia pembelajaran berada pada klasifikasi sangat baik, ahli media dan ahli desain multimedia berada pada klasifikasi baik, uji perorangan, uji coba kelompok kecil dan uji lapangan berada pada klasifikasi baik. Sehingga multimedia interaktif ini layak dikembangkan dan mampu meningkatkan hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran IPS Terpadu.

Pembahasan ketiga, Kesimpulan dari uji efektifitas produk penelitian ini diukur dengan melakukan tahap menggunakan pretest dan posttest terhadap 30 orang peserta didik kelas VII C SMP Negeri 1 Tegallalang. Berdasarkan nilai pretest dan posttest 30 orang siswa tersebut, maka dilakukan uji-t untuk sampel berkorelasi. Rata-rata nilai pretest adalah 68,83 dan rata-rata nilai posttest adalah 77,50. Setelah dilakukan penghitungan secara manual diperoleh hasil t hitung sebesar 10,2. Kemudian harga t hitung dibandingkan dengan harga t pada tabel dengan db = n1 + n2 – 2 = 30 + 30 – 2 = 58. Harga t tabel untuk db 58 dan dengan taraf signifikansi 5% (α = 0,05) adalah 2,000. Dengan demikian, harga t hitung lebih besar daripada harga t tabel sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Ini berarti, terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPS Terpadu siswa antara sebelum dan sesudah menggunakan multimedia pembelajaran. Dilihat dari nilai fretes siswa yaitu 77,50 berada di atas nilai KKM mata pelajaran IPS Terpadu sebesar 72. Melihat nilai rerata atau mean posttest yang lebih besar dari nilai rerata atau mean pretest, dapat dikatakan bahwa pencapaian multimedia pembelajaran pada mata

pelajaran IPS Terpadu dapat meningkatkan hasil belajar IPS Terpadu siswa antara sebelum dan sesudah menggunakan multimedia pembelajaran. multimedia pembelajaran pada mata pelajaran IPS Terpadu dapat meningkatkan hasil belajar IPS Terpadu siswa.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut.

Saran pemanfaatan, berdasrkan dengan beberapa keterbatasan yang dimiliki oleh multimedia pembelajaran IPS Terpadu, maka dalam memanfaatkan multimedia pembelajaran ini hendaknya didukung oleh sumber-sumber belajar lain yang relevan dengan materi pelajaran IPS Terpadu. Multimedia pembelajaran ini sebaiknya tidak dijadikan satu-satunya sumber belajar dalam mata pelajaran IPS Terpadu.

Saran pengembangan, pengembangan multimedia pembelajaran ini tidak dimaksudkan untuk mengatasi seluruh permasalahan dalam mata pelajaran IPS Terpadu khususnya kelas VII. Produk pengembangan ini sebaiknya dikembangkan lebih lanjut pada kelas yang berbeda dan mata pelajaran lain. Sekolah yang digunakan untuk penelitian sebaiknya sekolah yang memiliki fasilitas yang mendukung, seperti lab komputer yang memadai supaya pembelajaran dapat dilaksanakan secara optimal.

DAFTAR PUSTAKA

Agung, A.A. Gede. 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan. Singaraja: Undiksha.

Asyhar, Rayandra. 2012. Kreatif Mengembangkan Media

Pembelajaran. Jakarta: Referensi Jakarta.

Bahri, Djamarah., dkk. 1995. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Candiasa, I Made. 2010. Statistik Univariat dan Bivariat Disertai Aplikasi SPSS. Singaraja: Undiksha Press. Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan

Pembelajaran. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.

(9)

Indriana, Dina. 2011. Ragam Alat Bantu Media Pengajaran. Jogjakarta: Diva Press.

Koyan, I W. 2011. Asesmen dalam Pendidikan. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha. Koyan, I W. 2012. Statistik Pendidikan.

Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha Press.

Mustaji. 2005. “Keilmuan Dan Kompetensi Lulusan Program Studi Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Surabaya”. Tersedia pada http://pasca.tp.ac.id/site/keilmuan -dan-kompetensi-lulusan-tp (diakses tanggal 23 September 2013).

Nurestini, Ni Kadek Tuti. 2012. Pengaruh Penggunaan Media CD Interaktif Berbasis Flash Terhadap hasil Belajar TIK Pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP N 1 Manggis Tahun Pelajaran 2011/2012. Singaraja: Undiksha. Pidarta, Made. 2000. Landasan

Kependidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Poerwadarmita, WJS. 2002. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Pratiwi, Kadek Yuli. 2012. Pengaruh

Penggunaan Media

Pembelajaran Berbasis Multimedia Interaktif Terhadap Hasil Belajar Teknologi Komunikasi Dan Informasi (TIK) Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 2 Ubud Tahun Pelajaran 2011/2012. Singaraja: Undiksha.

Pustekom. 2009. “Penelitian dan Pengembangan”. Tersedia pada http://pustekom.depdiknas.go.id/i ndex.php?pilih=hal&id=65.

(diakses tanggal 24 September 2013).

Santyasa, I W. 2009. “Metode Penelitian

Pengembangan dan Teori

Pengembangan Modul”. Tersedia pada http://santyasa.blogspot.com/200 9/01/metode-penelitian- pengembangan-dan.html#comment-form (diakses tanggal 23 September 2013). Santyasa, I W. 2005. Belajar dan

Pembelajaran. Singaraja: Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Seels dan Richey.1994. Teknologi

Pembelajaran. Jakarta: Unit Percetakan Universitas negeri Jakarta.

Setyosari, Punaji. 2012. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta: Kencana Prenada Midia Group.

Sudatha, I G W dan Tegeh, I M. 2009. Desain Multimedia Pembelajaran. Singaraja: Undiksha.

Sadiman, Arief., dkk. 2008. Media Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo.

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kombinasi. Bandung: Alfabeta Tegeh, I M dan I M Kirna. 2010. Metode

Penelitian Pengembangan Pendidikan. Singaraja: Undiksaha.

Thiagarajan, S., Semmel, D. S., & Semmel, M. I. 1974. Instructional Development for Training Teachers of Exceptional Children: A Sourcebook. Indiana: Indiana University Bloomington.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana.

Trianto. 2012. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara. Wahyono, Teguh. 2006. Animasi Dengan

Macromedia Flash 8. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Wiranata, Gusti Lanang Agung. 2009.

Pengembangan Media

Pembelajaran Berbasis Multimedia Berbantuan Program Swishmax Pada Mata Pelajaran Biologi Kelas VIII di SMP Negeri 6 singaraja Semester Genap Tahun Pelajaran 2009/2010. Singaraja: Undiksha.

Referensi

Dokumen terkait

lama febris kurang dari 5 hari tidak diindikasikan terapi antibiotika karena lebih mengarah ke infeksi virus, lama febris lebih dari 5 hari diindikasikan terapi

5.2 Hubungan Antara Kesehatan Keuangan Dengan Kinerja Sosial Secara Akumulatif Pada PT Bank Mega Syariah Indonesia Tbk, PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk, dan PT Bank

menggunakan metode “fungsi”, fungsi yang dimaksud dalam metode ini adalah fungsi utama dari sebuah Gedung Olahraga Basket di Kabupaten Tabalong yang tidak hanya

Setelah permainan drama peran selesai dimainkan anak diajak untuk melakukan densitas main selanjutnya yaitu kegiatan individu dengan mewarnai gambar foto keluarga

Fungsi Bank Syariah - Para ahli mengatakan bahwa fungsi perbankan adalah mediasi bidang keuangan atau penghubung pihak yang kelebihan dana (surplus fund) dengan pihak yang

Dalam hasil kajian ini penulis berharap dapat menyumbangkan pemikiran kegiatan pemberdayaan Majlis Taklim khususnya di Desa Rambah Hilir Timur, mengenai strategi

fasilitas e-filing sebagai sarana penyampaian SPT masa secara online dan realtime di Kota Batam. Berdasarkan simpulan di atas, maka saran yang dapat penulis berikan

Hasil penelitian pada plot monitoring biodiversitas flora menunjukan bahwa tumbuhan berkayu terdiri dari 134 jenis dan 39 famili untuk tingkat semai, 162 jenis dan 47 famili