• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSEPSI PENGGUNA LAPORAN KEUANGAN ATAS OPINI AUDIT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERSEPSI PENGGUNA LAPORAN KEUANGAN ATAS OPINI AUDIT"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

93

PERSEPSI PENGGUNA LAPORAN KEUANGAN

ATAS OPINI AUDIT

Vivin Fitryani Bambang Subroto

Zaki Baridwan

Universitas Samawa Sumbawa Besar, NTB Program Pasca sarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Brawijaya

Abstract: This study aims to examine the perceptions of users of financial statements audit opinion in Indonesia. users of financial statements used in this study is that investors and creditors, while the use audit opinion is unqualified opinions and a qualified opinions were compared with non-financial report opinions (unopinion). This research approach to the design lab experiment within subject and between subject, determining the subjects was determined by mathcing subject based on certain criteria. Subjects in this experiment using surrogasi graduate students (masters and doctoral) to study account-ing and management program of the Faculty of Economics and Business Brawijaya University of Malang Indonesia instead of actual subjects (Surrogasi) from investors and creditors. To prove the hypothesis of the study used the t test and Mann Whitney Test. The research proves that investors and creditors have different perceptions of the financial statements without audit opinion (Unopinio) and financial state-ment audit opinion. The study also concluded Investors and creditors have different perceptions and reactions to the unqualified audit opinion and the qualified opinions. Where investors and creditors have a greater perception of the unqualified opinions than a qualified opinions.

Keywords: audit opinion, an unqualified opinion, a qualified opinion, investors and creditors

Reaksi (tanggapan) pengguna atas informasi yang terdapat pada sebuah pengumuman yang dikeluar-kan oleh perusahaan dan dipublikasidikeluar-kan adalah suatu tanda dari perusahaan yang menggambarkan kondisi perusahaan. Hal tersebut menjadikan opini audit sebagai sebuah media komunikasi antara auditor dan pengguna laporan keuangan.

Reaksi pengguna yang ditimbulkan atas infor-masi dalam laporan keuangan yang telah diaudit dapat bermacam-macam dalam setiap kondisi opini yang telah dibuat. Untuk itu informasi keuangan yang disajikan di dalam laporan keuangan haruslah dapat dipahami, andal, objektif dan dapat diterima oleh pengguna sebagai sumber informasi yang berman-faat.

Menurut FASB (dalam Kieso dan Weygandt 2001:37), mengemukakan ada dua kriteria utama yang harus dipenuhi agar laporan keuangan berman-faat dalam pengambilan keputusan bagi penggunanya,

yaitu keterkaitan (relevance), keandalan

(relia-bility), serta kriteria kualitatif tambahan yang harus

dimiliki oleh laporan keuangan adalah kemampuan-nya untuk dapat dibandingkan (comparability). Kieso dan Weygandt (2001:38), menjelaskan lebih lanjut bahwa relevan berarti laporan keuangan terse-but mampu membuat suatu perbedaan pada keputus-an ykeputus-ang diambil oleh pemakai informasi, sedkeputus-angkkeputus-an keandaalan berarti laporan keuangan tersebut dapat dibuktikan kebenarannya dan bebas dari kesalahan (error) dan dugaan yang salah (bias).

Auditor mempunyai tanggung jawab untuk menilai relevansi dan reliabilitas suatu laporan keuangan. Salah satu di antaranya menilai apakah terdapat kesangsian besar terhadap kemampuan satuan usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam periode waktu yang pantas. Hal ini mengindikasikan bahwa dalam penilaian auditor terdapat risiko perusahaan tidak dapat bertahan

(2)

dalam bisnis. Dari sudut pandang auditor, keputusan tersebut melibatkan beberapa tahap analisis. Dianta-ranya ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan oleh auditor seperti hasil dari operasi dan kondisi ekonomi yang mempengaruhi perusahaan, kemam-puan pembayaran hutang, dan kebutuhan likuiditas di masa yang akan datang (Firth, 1980).

Laporan audit penting sekali dalam suatu proses audit karena laporan audit menginformasikan bagi pemakai informasi mengenai apa yang dilakukan auditor dan kesimpulan apa yang diperolehnya. Laporan audit berisi opini audit yang menilai kewa-jaran laporan keuangan perusahaan. Salah satu manfaat opini audit bagi pengguna laporan keuangan dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk pengambilan keputusan investasi oleh investor dan pemberian kredit oleh kreditur serta keputusan lain dari pengguna laporan keuangan lainnya.

Peninjauan lebih dalam terhadap kandungan informasi dari sebuah laporan audit perlu dilakukan, mengingat laporan audit ini akan menjadi salah satu bagian yang digunakan oleh stakeholder untuk mengambil suatu keputusan. Dengan kata lain, mereka akan bergantung pada apa yang telah ditulis dalam laporan audit. Laporan audit dapat digunakan sebagai opini independen kedua yang bisa memberi-kan tambahan informasi bagi yang membutuhmemberi-kan (Gul, 1987). Hasil akhir audit yang berupa opini ini merupakan judgement yang dilakukan oleh auditor untuk menilai hasil kinerja perusahaan berdasarkan fakta yang ada pada suatu perusahaan sehingga banyak pihak yang mempunyai kepentingan atas opini yang telah dikeluarkan oleh auditor. Kepen-tingan ini ditelaah oleh pengguna sebagai persepsi dan diekspresikan sebagai keputusan atas kualifikasi audit yang diberikan.

Persepsi yang ditimbulkan oleh pengguna dapat beraneka ragam atas informasi yang tercermin dalam sebuah opini audit. Persepsi dan kesalahan persepsi terjadi pada laporan audit yang Wajar Tanpa Pengecualian (WTP/unqualified) karena pengung-kapan yang dilakukan di setiap laporan audit jenis ini tidak sama. Hal ini disebabkan pengungkapan jenis ini berpotensi menyerap biaya tinggi yang ter-kait dengan pelanggaran aturan. Kebanyakan peru-sahaan tidak bersedia menerima opini auditor yang merugikan atau pendapat disclaimer. Mereka harus mengadopsi rekomendasi auditor mereka untuk me-ngubah laporan keuangan dalam rangka memenuhi standar dan aturan (GAAP).

Opini audit paling umum terlihat dalam praktik audit adalah Wajar Tanpa Pengecualian atau kualifi-kasi pendapat (Arens dan Loebbecke, 1999; Bamber dan Stratton, 1997; Fleak dan Wilson, 1994; Loudder,

et al., 1992;. Melumad dan Ziv, 1997). Menurut

mereka, perubahan model laporan audit perlu diada-kan untuk investasi misalnya, investor membutuhdiada-kan informasi lebih mengenai risiko yang dihadapi oleh auditor dalam melakukan audit dan judgement serta estimasi manajemen apa yang dipakai dalam laporan keuangannya (Gray, et al., 2011).

Oleh karena itu, auditor independen sebagai profesi harus mampu memberikan keyakinan atas kewajaran laporan keuangan perusahaan. Auditor indepanden harus bertanggung jawab terhadap opini audit yang dikeluarkannya karena akan memenga-ruhi keputusan-keputusan pihak-pihak yang berke-pentingan atas laporan keuangan perusahaan yang diaudit. Melihat hal tersebut sebaiknya sebelum opini audit Wajar Tanpa Pengecualian (unqualified

opinion) diberikan atas laporan keuangan

perusa-haan, auditor harus memastikan terlebih dahulu mengenai kesehatan laporan keuangan perusahaan dan memberikan keyakinan mengenai kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Apabila terdapat masa-lah atas ketidakpastian kelangsungan hidup perusa-haan, auditor diisyaratkan untuk dapat mengungkap-kan masalah atas ketidakpastian yang tertuang da-lam paragraf penjelasaan setelah paragraf pernyata-an opini audit. Dengpernyata-an demikipernyata-an, pengguna dapat memberikan perhatian dan analisis yang mendalam terhadap hal-hal yang dijelaskan yang menyertai opini audit perusahaan tersebut.

Penelitian ini melakukan pengembangan atas penelitian yang telah dilakukan oleh Lin, et al. (2003).

Pengembangan yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan desain eksperimen untuk laporan audit Wajar Tanpa Pengecualian dan Wajar Dengan Pe-ngecualian dengan model mixed between subject, yaitu setiap subjek dibebankan hanya pada lebih satu level variabel dimanipulasi di antara paling tidak dua subjek atau partisipan ini disebut dengan between

subject (Ghozali, 2008). Untuk prosedur

eksperi-men, penelitian ini menggunakan within subject di mana subjek dibebankan pada satu variabel inde-penden dan pengelompokan data melalui tahap per-lakuan yang berbeda yaitu kasus laporan keuangan tanpa opini audit dan kasus laporan keuangan dengan opini WTP dan WDP. Subjek dalam penelitian meng-gunakan dua grup kontrol yang berbeda, yaitu inves-tor dan kreditur dengan menggunakan surrogates

(3)

mahasiswa Magister Manajemen, Magister Akun-tansi, dan kelas Doble degree, serta mahasiswa Program Doktoral untuk jurusan yang sama, yaitu Akuntansi dan Manajemen pada satu universitas yaitu Universitas Brawijaya Malang.

Penelitian ini bertujuan untuk memprediksi dan menjelaskan secara empiris tentang: (1) Menguji perbedaan persepsi investor terhadap laporan ke-uangan dengan opini audit dan laporan keke-uangan tanpa opini audit di Indonesia. (2) Menguji perbe-daan persepsi kreditur terhadap laporan keuangan dengan opini audit dan laporan keuangan tanpa opini audit di Indonesia. (3) Menguji perbedaan antara persepsi investor dan persepsi kreditur terhadap laporan keuangan dengan opini audit Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). (4) Menguji perbedaan anta-ra persepsi investor dan persepsi kreditur terhadap laporan keuangan dengan opini audit Wajar Dengan Pengecualian (WDP). (5) Menguji perbedaan per-sepsi antara investor dan kreditur terhadap laporan keuangan dengan opini audit yang berbeda (WTP dan WDP). (6) Menguji perbedaan reaksi antara investor dan kreditur berdasarkan laporan keuangan dengan opini audit Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). (7) Menguji perbedaan reaksi antara investor dan kreditur berdasarkan laporan keuangan dengan opini audit Wajar Dengan Pengecualian (WDP).

Tinjauan Pustaka

Tujuan audit adalah untuk menyatakan penda-pat tentang kewajaran laporan keuangan berdasar-kan standar auditing yang berlaku umum untuk meningkatkan kepercayaan para pengguna laporan keuangan atas laporan keuangan perusahaan sehing-ga dapat dipergunakan sebasehing-gai dasar pensehing-gambilan keputusan.

Bagi pengguna laporan auditor, sangat penting dalam mendeteksi perkembangan usaha suatu peru-sahaan di masa datang (Jusuf, 2001) karena laporan keuangan perusahaan auditan dapat memperkecil risiko yang dihadapi serta mempermudah perusa-haan untuk akses ke pasar modal, biaya modal men-jadi lebih rendah, mencegah termen-jadinya ketidak-efisienan dan kecurangan serta perbaikan dalam pengendalian dan operasional perusahaan.

Laporan audit berisi pendapat auditor atas audit yang dilakukan. Jenis pendapat auditor yang diberi-kan auditor tergantung dari hasil audit yang dilaku-kannya. Ada lima jenis laporan audit dan kesimpulan atau pendapat auditor yang berlaku di Indonesia (Mulyadi, 2008), yaitu Pendapat Wajar Tanpa

Pengecualian (Unqualified), Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian dengan Bahasa Penjelas

(Un-qualified Opinion with Explanatory Language),

Pendapat Wajar dengan Pengecualian (Qualified), Pendapat Tidak Wajar (Adverse) dan menolak memberikan pendapat (disclaimer opinion).

Pengumuman laporan audit memiliki kandungan informasi yang dapat mempengaruhi pengguna laporan keuangan khususnya investor dan kreditur untuk mengambil keputusan investasi dan keputusan ekonomi lainnya. Hal ini diperkuat oleh teori sinyal (signalling theory) (Jogiyanto, 2008) yang menya-takan bahwa terdapat kandungan informasi pada suatu peristiwa pengumuman informasi yang dapat menjadi sinyal bagi para investor atau pihak potensial lain dalam pengambilan keputusan.

Dasar keputusan seorang investor untuk mela-kukan investasi adalah tingkat keuntungan (return) yang diharapkan dan tingkat risiko yang mereka terima. Kedua hal ini bersifat searah, semakin tinggi keuntungan yang diharapkan maka semakin besar pula risiko yang dihadapi. Dalam theory of

invest-ment dikatakan bahwa seorang investor memiliki

komitmen jangka panjang sebelum mereka mena-namkan sejumlah dana kesebuah perusahaan. Komitmen itu terkait dengan tujuan investasi itu sen-diri yaitu untuk memperoleh keuntungan di masa yang akan datang (Tandelilin, 2001). Keuntungan tersebut dapat berupa peningkatan harga saham maupun deviden untuk meningkatkan kesejahteraan investor itu sendiri. Oleh karena itu, investor ber-usaha mencari informasi yang akurat mengenai kesehatan keuangan dan keadaan perusahaan yang dapat memberikan keuntungan yang compatible dimasa yang akan datang sesuai dengan dana yang diinvestasikan.

Seorang Investor dan kreditur memiliki struktur pengetahuan yang berbeda. Kondisi ini akan meme-ngaruhi cara mereka memperhatikan informasi dalam rangka pembuatan keputusan, seperti yang dijelaskan dalam behavioural decision theory yang dikembangkan oleh Bowdich dan Bouno pada tahun 1990 bahwa batas kognitif, kompleksitas tugas, dan bentuk organisasi menyebabkan perbe-daan dalam mengambil keputusan di tengah situasi yang tidak pasti dan informasi yang tidak lengkap serta ambigu. Hal ini menyebabkan mereka me-ngombinasi setiap informasi atau pengumuman yang diterima seperti opini audit yang digunakan untuk membuat suatu keputusan investasi ataupun pem-berian kredit yang tepat.

(4)

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan (KDPPLK) mengidentifikasi delapan kelompok pengguna utama dari suatu la-poran keuangan dan lala-poran keuangan auditan, yaitu Investor dan analis-analisnya,Karyawan beserta kelmpok-kelompok representatifnya, Pemberi pin-jaman (kreditur), Penyuplai (suppliers), Pelanggan (customers), Pemerintah beserta institusi-institusi di bawahnya, Perpajakan dan Masyarakat.

Terkait dengan penelitian ini, ada beberapa penelitian terdahulu yang menjadi pijakan peneliti antara lain penelitian yang dilakukan oleh Lin, et al. (2003), penelitian ini menguji reaksi pengguna terha-dap laporan audit yang qualified dan unqualified di China. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen yang subjeknya menggunakan

surro-gate eksekutif mahasiswa MBA di bidang akuntansi

di empat kota di China sebagai pengganti daripada

bank loan officer dan financial analist untuk

melihat respon pengguna terhadap opini audit (unqualified vs. qualified auditor opinion ).

Selanjutnya Ali A. Al-Thuneibat, et al. (2008) meneliti tentang pengaruh opini auditor qualified terhadap harga saham dan tingkat pengembalian di Yordania untuk perusahaan-perusahaan yang ter-daftar di Amman Stock Exchange (ASE) dalam periode tahun 2000–2005. Mereka melihat reaksi pasar dengan menggunakaan periode pengujian tujuh hari sebelum dan tujuh hari sesudah tanggal pengu-muman opini auditor. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh yang signi-fikan dari opini auditor qualified yang diberikan oleh auditor independen terhadap harga saham yang mencerminkan reaksi investor selama periode pengujian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembaca laporan audit tidak mengerti makna atau tidak menghargai nilai yang terkandung dari infor-masi laporan audit tersebut.

Bamber dan Stratton (1997), penelitian ini men-jelaskan keefektifan laporan audit sebagai sarana untuk berkomunikasi dengan pengguna laporan keuangan telah menjadi subjek perdebatan. Peneliti memeriksa masalah ini dalam a controlled

experi-ment yang dirancang untuk menyelidiki

ketidak-pastian isi informasi dalam laporan audit modifikasi untuk kelompok pengguna tertentu yaitu bank loan

officers. Hasil ini menunjukkan bahwa bank loan officer mendapatkan laporan audit modifikasi lebih

informatif.

Penelitian yang dilakukakan oleh Tjondro (2007) bertujuan untuk mengetahui apakah level of

assurance, reputasi kantor akuntan publik, struktur

modal calon debitur, dan ukuran bank memengaruhi keputusan pemberian kredit oleh bank. Teknik anali-sis yang digunakan untuk memecahkan masalah tersebut adalah Chi-square test, Friedman test, dan Regresi dengan memakai alat bantu software SPSS versi 18.0. Penelitian ini membuktikan bahwa struktur modal calon debitur dan ukuran bank berpe-ngaruh terhadap keputusan pemberian kredit bank, sedangkan variabel level of assurance dan reputasi kantor akuntan publik terbukti tidak memengaruhi keputusan pemberian kredit bank.

Peneliti lain yang menggunakan kreditur dan investor adalah Guillamon (2003) yang melakukan penelitian dengan pendekatan survey kepada kredi-tur, daeler dan perusahaan broker untuk menguji kegunaan laporan audit dalam pengambilan kepu-tusan investasi dan keuangan. Hasil penelitian mem-buktikan bahwa opini audit mempengaruhi proses pembuatan keputusan investasi dan keuangan bagi kreditur, daeler dan perusahaan broker. Hal ini membuktikan bahwa opini audit merupakan sumber informasi yang berguna dalam membuat keputusan investasi dan ekonomi bagi penggunanya.

Serta penelitian yang dilakukan oleh Firth (1980) meneliti pengaruh pengumuman laporan audit Wajar Dengan Pengecualian terhadap harga saham dan terhadap keputusan investasi. Penelitian ini menggunakan data skunder berupa volume perda-gangan saham dan harga saham sebagai reaksi keputusan investasi investor pada surat berharga saham. Hasil penelitian menunjukkan bahwa harga saham bereaksi pada beberapa jenis pengecualian. Dengan demikian investor bereaksi secara berbeda pada berbagai jenis pengecualian dibandingkan pengguna lainnya.

Rerangka Konseptual

Kerangka konseptual bertujuan untuk memberi-kan gambaran mengenai penelitian yang amemberi-kan dila-kukan oleh peneliti, yaitu untuk melihat persepsi pengguna laporan keuangan atas opini audit. Pada penelitian ini pengguna laporan keuangan hanya menggunakan dua pengguna laporan keuangan yang potensial yaitu investor dan kreditur. Untuk opini audit yang digunakan adalah Wajar Tanpa Penge-cualian (WTP) dan opini Wajar Dengan Pengecuali-an (WDP) karena kedua opini tersebut merupakPengecuali-an opini yang paling sering muncul di kenyataannya (Carcello dan Palmrose, 1994).

(5)

Penelitian ini menggunakan konsep yang di-adopsi dari penelitian yang dilakukan oleh Lin, et

al., 2003, Bamber dan Stratton, 1997; LaSalle dan

Anandarajan, 1997, dengan menambahkan persepsi pengguna atas laporan keuangan tanpa opini audit.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan peneli-tian eksperimental. Pendekatan eksperimen meru-pakan penelitian yang dilakukan terhadap variabel-variabel yang akan diteliti. Pendekatan eksperimen/ eksplanatori adalah jenis pendekatan penelitian

yang bertujuan untuk menjelaskan apa-apa yang akan terjadi bila variabel-variabel tertentu dikontrol atau dimanipulasi secara tertentu. Berdasarkan

settingnya maka penelitian ini termasuk lab ekspe-rimen dengan jenis controlled laboratory experi-ment (Eksperimen laboratorium terkontrol). Con-trolled laboratory experiment adalah penelitian

yang dilakukan dengan manipulasi variabel indepen-den indepen-dengan situasi yang terkontrol dan tidak alamiah atau buatan (Seniati, et al., 2009).

Subjek atau partisipan dalam penelitian meng-gunakan subjek pengganti dari subjek investor dan kreditur sesungguhnya yang dimanipulasi dengan menggunakan mahasiswa sebagai surogasi (surrogate) sebagai pengganti tugas sesuai fungsi dari subjek/ objek sebagaimana dalam lingkungan yang sebe-narnya. Pembebanan subjek dalam penelitian ini adalah 34 orang mahasiswa Program magister Ma-najemen, Magister Akuntansi, kelas Doble Degree, Program Doktoral Akuntansi dan Doktoral Mana-jemen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Pengguna -Investor (Y1) -kreditur (Y2) Laporan Keuangan Tanpa Opini Audit (Unopion)

Laporan Keuangan dengan Opini Audi t

WTP WDP

Persepsi

Persepsi

Persepsi

Universitas Brawijaya. Pertimbangannya merupa-kan mahasiswa yang bekerja paruh waktu dan memiliki pengalaman kerja pada sektor perbankan dan institusi keuangan nonkeuangan sebelum masuk ke universitas.

Pembebanan subjek dalam penelitian ini meng-gunakan model between subject design, dalam desain between subject peneliti menggunakan sub-jek/kelompok yang berbeda untuk setiap perlakuan yang diberikan oleh peneliti yaitu investor dan kre-ditur. Sementara untuk perlakuan eksperimen pene-liti menggunakan model within subject design sub-jek dibebankan pada satu subsub-jek/kelompok dengan perlakuan yang berbeda yang diberikan oleh peneliti atau dengan kata lain menggunakan satu/lebih inter-vensi dari peneliti. Pada model within subject

design peneliti menggunakan desain factorial 3x2

untuk melihat reaksi pengguna yaitu investor dan kreditur atas opini audit WTP dan WDP sebagai variabel yang dimanipulasi yang akan dibandingkan dengan laporan keuangan tanpa opini.

Metode analisa data yang digunakan dalam pe-nelitian ini adalah uji t test independent dipergu-nakan untuk menguji dua variabel untuk memban-dingkan (membedakan) apakah kedua variabel ter-sebut sama atau berbeda. Gunanya untuk menguji kemampuan generalisasi (signifikansi) hasil peneli-tian yang berupa perbandingan keadaan variabel tersebut dari dua rata-rata sampel (Riduwan, 2010) ini digunakan untuk menguji hipotesis satu sampai empat. Sementara untuk hipotesis kelima menggu-nakan alat uji t test berpasangan untuk menguji per-bedaan dari dua sampel yang saling berhubungan

(6)

sehingga dapat dibandingkan (dibedakan) apakah kedua variabel tersebut sama atau berbeda. Untuk hipotesis keenam dan ketujuh digunakan uji

Mann-Whitney U-test sebagai alternatif lain untuk uji t

parametrik apabila data tidak berdistribusi secara normal.

Hasil dan Pembahasan

Hipotesis alternatif 1 (Ha1) menyatakan bahwa ada perbedaan persepsi investor atas laporan keuangan dengan opini audit dan laporan keuangan tanpa opini audit di Indonesia. Hasil pengujian memperoleh bukti empiris hipotesis pertama (Ho1) tidak didukung atau ditolak dan hipotesis alternatif pertama (Ha1) didukung atau diterima. Hal ini berarti bahwa ada perbedaan persepsi investor atas laporan keuangan dengan opini audit dan laporan keuangan tanpa opini audit di Indonesia.

Begitu pula dengan hipotesis alternatif kedua (Ha2) yang menyatakan bahwa ada perbedaan per-sepsi kreditur atas laporan keuangan dengan opini audit dan laporan keuangan tanpa opini audit di Indonesia. Hasil pengujian memperoleh bukti empiris hipotesis kedua (Ho2) tidak didukung atau ditolak dan hipotesis alternatif kedua (Ha2) didukung atau diterima. Hal ini berarti bahwa ada perbedaan per-sepsi kreditur atas laporan keuangan dengan opini audit dan laporan keuangan tanpa opini audit di Indonesia.

Kondisi ini tidak mendukung pendapat yang dikemukakan oleh Al-Thuneibat (2003) bahwa pembaca laporan audit tidak mengerti makna atau tidak menghargai nilai yang terkandung dalam informasi laporan audit tersebut, serta penelitian Schneider (2009) yang menyimpulkan bahwa tipe opini auditor yang didapatkan perusahaan tidak membuat perbedaan terhadap salah satu penilaian risiko atau keputusan investasi.

Hal ini menunjukkan bahwa penelitian ini secara teoretis memberikan dukungan terhadap

behaviou-ral decision theory yang menyatakan bahwa setiap

orang memiliki struktur pengetahuan dan kondisi organisasi yang memengaruhi cara mereka mem-perhatikan informasi dalam rangka membuat kepu-tusan. Persepsi pengguna dalam teori ini menunjuk-kan adanya kesepadanan pemahaman investor dan kreditur tentang pentingnya opini audit berdasarkan pengetahuan dan struktur kerja investor dan kreditur sehari-hari.

Hasil hipotesis ini juga memberikan dukungan terhadap teori sinyal yang menjelaskan bahwa

hubungan antara publikasi yang dilakukan oleh peru-sahaan yang telah diaudit dengan opini audit yang diterima pengguna. Hal ini merupakan informasi yang dianggap sinyal oleh pasar atau pengguna la-poran keuangan sebagai salah satu dasar yang mem-perkuat persepsi pengguna sehingga akan mempe-ngaruhi reaksi pengguna dalam pengambilan keputusan keuangan.

Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa hasil uji hipotesis ini memberikan bukti secara empiris bahwa partisipan investor dan kreditur yaitu surogasi mahasiswa telah memahami arti pentingnya opini audit sebagai informasi penunjang dalam pengam-bilan keputusan keuangan. Akibatnya, terdapat perbedaan persepsi pada pemakai informasi. Sesuai dengan cek manipulasi eksperimen penelitian yang menunjukkan tinggkat pemahaman partisipan yang menggunakan surogasi mahasiswa mewakili inves-tor dan kreditur memiliki tingkat pemahaman yang cukup baik mengenai opini audit dan laporan keuang-an sehingga pemahamkeuang-an ykeuang-ang diperoleh tentkeuang-ang kandungan informasi dari laporan keuangan dengan opini audit cukup representatif mewakili keberadaan investor dan kreditur yang sesungguhnya.

Temuan dalam penelitian ini memberikan du-kungan terhadap penelitian yang dilakukan oleh Chen dan Church (1992), ketika kondisi ekonomi merupakan suatu yang tidak pasti, para investor mengharapkan auditor memberikan early warning akan kegagalan keuangan perusahaan. Opini auditor menjadi salah satu pertimbangan penting bagi inves-tor dalam mengambil keputusan berinvestasi.

Penelitian yang dilakukan Bamber dan Stratton (1997), Martinez (2004), dan Guillamon (2003) mendukung hasil uji hipotesis pertama ini. Mereka menyimpulkan bahwa pengumuman laporan audit merupakan sarana efektif untuk berkomunikasi dengan pengguna laporan keuangan yang dapat membantu pengguna dalam pengambilan keputusan sehingga memiliki pengaruh yang signifikan terha-dap harga saham.

Hasil pengujian terhadap hipotesis pertama ini tidak konsisten dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Lin, et al. (2003) bahwa opini tidak memiliki dampak terhadap kredibilitas laporan keuangan dan tidak ada perbedaan signifikan yang ditemukan dalam keputusan pengguna dalam inves-tasi atau kredit sehubungan dengan eksposur laporan keuangan dengan opini unqualified atau qualified. Penelitian ini dilakukan di dalam konteks dan setting

(7)

dilakukan oleh Lin, et al. (2003). Penelitian ini sama-sama mengkaji tentang pengaruh opini audit terha-dap keputusan pengguna dengan beragam pendekat-an ypendekat-ang digunakpendekat-an. Penelitipendekat-an ini menggunakpendekat-an pendekatan eksperimen dengan within design untuk melihat persepsi pengguna yaitu investor dan kredi-tur atas laporan keuangan dengan opini audit WTP dan WDP yang dibandingkan dengan laporan keuangan tanpa opini audit berdasarkan konteks dan

setting di Indonesia. Sementara penelitian Lin, et al. (2003) di China hanya melihat kridibilitas laporan

keuangan dengan opini audit WTP dan WDP dan tidak dibandingkan dengan laporan keuangan tanpa opini sehingga diperoleh bukti yang tidak konsisten.

Dari hasil temuan dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa bagi pengguna di Indonesia laporan keuangan dengan opini audit memiliki kan-dungan informasi yang dibutuhkan oleh investor dan kreditur dalam yang memengaruhi persepsi peng-guna dalam membuat keputusan ekonomi dan keuangan. Dengan demikian, peneliti berikutnya diharapkan dapat mengulang pengujian hipotesis ini pada praktisi sebenarnya, yakni investor dan kreditur agar dapat diperoleh persepsi yang sesungguhnya berdasarkan pengetahuan, pemahaman, pengalam-an, dan kondisi kerja mereka sehari-hari sehingga dapat dibandingkan dengan temuan dalam penelitian ini yang diperoleh dari persepsi surrogasi yang me-wakili investor dan kreditur sesungguhnya.

Hipotesis ketiga (Ho3) menyatakan bahwa ada perbedaan antara persepsi investor dan persepsi kre-ditur atas opini audit Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Hasil pengujian memperoleh bukti empiris hipotesis ketiga (Ho3) didukung dan hipotesis alter-natif ketiga (Ha3) ditolak. Dari pengujian tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara persepsi investor dan persepsi kreditur atas opini audit Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).

Untuk hipotesis keempat (Ho4) yang menyata-kan bahwa ada perbedaan antara persepsi investor dan persepsi kreditur atas opini audit Wajar Dengan Pengecualian (WDP). Hasil pengujian memperoleh bukti empiris hipotesis keempat (Ho4) didukung dan hipotesis alternatif keempat (Ha4) ditolak. Dari pengujian tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara persepsi investor dan per-sepsi kreditur atas opini audit Wajar Dengan Penge-cualian (WDP).

Kondisi ini tidak memberikan dukungan terha-dap behavioural decision theory yang menyata-kan bahwa setiap orang memiliki struktur pengetahuan

dan kondisi organisasi yang memengaruhi cara me-reka memperhatikan informasi dalam rangka mem-buat keputusan. Persepsi pengguna dalam teori ini menunjukkan tidak ada perbedaan pemahaman investor dan kreditur tentang opini audit sementara kondisi organisasi kerja antara investor dan kreditur berbeda dan tingkat pengetahuan serta kebutuhan akan opini audit juga berbeda. Berdasar teori ini setiap orang akan memiliki persepsi yang berbeda sesuai dengan struktur pengetahuan dan tingkat kebutuhan informasi berdasarkan kondisi kerja atau organisasi.

Hasil temuan pada hipotesis ketiga dan keem-pat ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Tjondro (2007), dan Bamber dan Stratton (1997) yang menunjukkan bahwa bagi kreditur lapor-an audit hlapor-anya memberiklapor-an informasi pendukung bukan informasi utama sebab bagi kreditur struktur modal merupakan faktor utama yang mempengaruhi persepsi dan keputusan kreditur untuk memberikan pinjaman dan berikutnya adalah reputasi kantor akuntan bukan opini yang diberikan. Kreditur akan lebih bereaksi terhadap opini audit yang telah dimodi-fikasi karena laporan audit yang telah dimodidimodi-fikasi bagi kreditur jauh memiliki kandungan informasi dibandingkan opini audit sesungguhnya. Serta penelitian yang dilakukan oleh Firth (1980) juga tidak memberikan dukungan terhadap temuan penelitian ini. Penelitian Firth memperoleh bukti bahwa inves-tor akan lebih bereaksi pada jenis opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP) dibandingkan dengan peng-guna lainnya. Sementara dari hasil temuan penelitian ini, baik investor maupun kreditur memiliki reaksi yang sama untuk opini WTP maupun opini WDP.

Temuan pada hipotesis ketiga dan keempat mendukung dan konsisten dengan penelitian sebe-lumnya yang dilakukan oleh Lin, et al. (2003). Hasil temuannya menyatakan bahwa tidak ada perbedaan signifikan yang ditemukan dalam keputusan investasi atau kredit sehubungan dengan eksposur laporan keuangan dengan opini unqualified atau qualified. Temuan penelitian ini juga didukung oleh penelitian Schneider (2009) yang menyimpulkan bahwa tipe opini auditor yang didapatkan perusahaan tidak mem-buat perbedaan terhadap salah satu penilaian risiko atau keputusan investasi.

Hipotesis kelima (Ho5) menyatakan bahwa ada perbedaan antara persepsi investor dan persepsi kre-ditur atas opini audit yang berbeda. Hasil pengujian memperoleh bukti empiris hipotesis kelima (Ho5) ditolak dan hipotesis alternatif kelima (Ha5)

(8)

dididukung atau diterima. Dari pengujian tersebut dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan antara persepsi investor dan persepsi kreditur atas opini audit yang berbeda. Investor dan kreditur memiliki persepsi yang lebih besar terhadap laporan keuangan dengan opini audit Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dibandingkan dengan laporan keuangan dengan opini audit wajar danpa pengecualian (WTP).

Hasil ini mendukung dengan apa yang dikemu-kakan oleh Mulyadi (2008) yang menyatakan bahwa laporan audit Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) adalah laporan yang paling dibutuhkan oleh semua pihak. Laporan audit Wajar Tanpa Pengecualian ini disebut juga dengan laporan audit baku. Dengan demikian, maka laporan audit Wajar Tanpa Penge-cualian (WTP) akan memberikan sinyal positif se-dangkan tipe laporan audit selain Wajar Tanpa Pengecualian belum tentu memberikan sinyal yang positif. Berdasarkan hal tersebut dilihat dari

sig-nalling theory, laporan audit Wajar Dengan

Penge-cualian (WDP), tidak wajar dan tidak menyatakan pendapat dapat memberikan sinyal negatif.

Selain mendukung oleh teori sinyal, hipotesis ini juga memberikan dukungan secara teoretis terha-dap theory of investment yang mengatakan bahwa seorang investor melakukan investasi dengan tujuan memperoleh keuntungan dan kesejahteraannya di masa yang akan datang. Oleh karena itu, mereka mencari informasi perusahaan yang mampu menge-lola dananya dengan baik dan mampu memberikan retur yang sepadan dengan dana yang diinvestasi-kan. Informasi mengenai kewajaran laporan keuang-an berdasarkkeuang-an opini ykeuang-ang diperoleh sebuah perusa-haan diyakini mampu memberikan gambaran me-ngenai kelangsungan hidup perusahaan sehingga mampu memberikan retur atau keuntungan bagi investor di masa yang akan datang.

Hasil penelitian ini didukung oleh beberapa penelitian sebelumnya seperti Meiden (2008) yang meneliti pengaruh pendapat auditor Wajar Tanpa Pengecualian dan pendapat auditor Wajar Tanpa Pengecualian dengan paragraf penjelasan terhadap

return dan volume perdagangan saham pada industri

nonmanufaktur yang terdaftar di BEJ. Hal itu me-nunjukkan bahwa opini auditor Wajar Tanpa Penge-cualian berpengaruh terhadap return saham secara keseluruhan, tetapi tidak berpengaruh terhadap volume perdagangan secara keseluruhan maupun secara kelompok bank, real estate, dan sekuritas.

Temuan penelitian ini memberikan bukti empiris bahwa penguna laporan keuangan yang telah diaudit

di Indonesia cukup memahami perbedaan dari opini audit dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari pengguna telah dapat memberikan pemaknaan yang berbeda atas opini audit WTP dan WDP sehingga didapatkan kesimpulan yang mendukung bahwa terdapat perbe-daan antara reaksi investor dan reaksi kreditur dengan opini yang berbeda dan persepsi yang paling besar terjadi pada opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) yang dapat dilihat dari nilai rata-rata WTP lebih besar dari nilai rata-rata WDP. Hal ini didukung cek manipulasi partisipan yang menggambarkan bahwa sekitar 58,82% telah memiliki pemahaman tentang opini audit dan 65,88% partisipan telah mengguna-kan dan memanfaatmengguna-kan laporan audit.

Hipotesis keenam (Ho6) menyatakan bahwa ada Perbedaan reaksi antara investor dan kreditur atas Laporan Keuangan dengan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Hasil pengujian memperoleh bukti empiris hipotesis keenam (Ho6) diterima dan hipotesis alternatif keenam (Ha6) ditolak. Dari peng-ujian tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terda-pat perbedaan yang signifikan antara reaksi investor dan kreditur terhadap opini audit Wajar Tanpa Pe-ngecualian (WTP).

Hipotesis ketujuh (Ho7) menyatakan bahwa ada Perbedaan reaksi antara investor dan kreditur atas Laporan Keuangan dengan opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP). Hasil pengujian memperoleh bukti empiris hipotesis ketujuh (Ho7) diterima dan hipotesis alternatif (Ha7) ditolak. Hal ini menun-jukkan bahwa hasil uji hipotesis menyimpulkan bah-wa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara reaksi investor dan kreditur terhadap opini audit Wajar Dengan Pengecualian (WDP).

Hasil uji hipotesis keenam dan ketujuh ini men-dukung hasil hipotesis ketiga dan keempat dimana pengguna tidak memiliki perbedaan persepsi untuk masing-masing opini audit, sehingga reaksi yang ditimbulkan atas persepsi tersebut sejalan dengan keputusan yang dibuat baik investor maupun kreditur yaitu tidak memiliki perbedaan reaksi dan kepu-tusan. Kondisi ini tidak memberikan dukungan ter-hadap behavioural decision theory yang menya-takan bahwa setiap orang keputusan pengguna akan berbeda dilihat kondisi organisasi atau tempat kerja, sepertihalnya investor dan kreditur memiliki kebu-tuhan akan informasi yang berbeda dan tingkat pengetahuan serta bidang pekerjaan yang berbeda, sehingga dari teori ini investor dan kreditur akan memiliki persepsi yang berbeda sesuai dengan struk-tur pengetahuan dan tingkat kebutuhan informasi dalam pekerjaannya masing-masing.

(9)

Temuan ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Tjondro (2007), dan Bamber dan Stratton (1997) menunjukkan kreditur akan lebih bereaksi terhadap opini audit yang telah dimodifikasi karena jauh memiliki kandungan informasi diban-dingkan opini audit sesungguhnya dan keputusan pemberian pinjaman lebih dipengaruhi oleh struktur modal dan kredibilitas kantor akuntan. Ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Lin, et al. (2011), menyimpulkan bahwa modified audit

opinion berpengaruh negatif terhadap borrowing cash flow secara signifikan yang artinya

perusa-haan cenderung sulit untuk mendapatkan dana pin-jaman setelah perusahaan mendapatkan qualified

audit opinion. Dengan demikian dapat dikatakan

bahwa perusahaan masih mungkin mendapatkan pinjaman dari bank walaupun mendapatkan opini yang tidak bersih.

Hasil hipotesis ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Firth (1980) yang meneliti pengaruh pengumuman laporan audit wajar dengan pengecualian terhadap harga saham dan terhadap keputusan investasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa harga saham bereaksi pada beberapa jenis pengecualian. Dengan demikian investor bereaksi secara berbeda pada berbagai jenis pengecualian dibandingkan pengguna lainnya. Secara umum, se-buah laporan audit yang Wajar Dengan Penge-cualian (qualified) dapat dijadikan indikator bahwa pelaporan keuangan yang tidak bersih secara relatif dan akan mempunyai informasi konten untuk peng-guna sehingga bisa dimengerti (Bamber dan Stratton, 1997),

Temuan pada hipotesis keenam dan ketujuh didukung oleh penelitian Schneider (2009) yang me-nyimpulkan bahwa tipe opini auditor yang didapat-kan perusahaan tidak membuat perbedaan terhadap salah satu penilaian risiko atau keputusan investasi. Temuan ini memberikan bukti yang konsisten terha-dap temuan pada penelitian sebelumnya yang dilaku-kan oleh Lin, et al. (2003). Hasil temuannya menya-takan bahwa tidak ada perbedaan signifikan yang ditemukan dalam keputusan investasi atau kredit sehubungan dengan eksposur laporan keuangan dengan opini unqualified atau qualified.

Hal ini dapat terjadi karena secara teoretis Laporan audit wajar tanpa pengecualian (WTP) berisi pendapat yang menyatakan bahwa secara ke-seluruhan laporan keuangan disajikan secara wajar, sementara pada Laporan audit wajar dengan penge-cualian (WDP) berisi pendapat yang menyatakan

bahwa laporan keuangan disajikan secara wajar, na-mun ada pengecualian pada beberapa unsur. Penge-cualian tersebut tidak mempengaruhi kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan. Ini menye-babkan tidak terdapat perbedaan reaksi yang nyata dari investor dan kreditur berdasarkan opini WTP maupun WDP, karena laporan keuangan masih dikatakan wajar walaupun dengan pengecualian terentu, seperti yang dikemukakan oleh Al-Thuneibat (2003) bahwa pembaca laporan audit tidak mengerti makna atau tidak menghargai nilai yang terkandung dari informasi laporan audit tersebut. Jika dikaji seca-ra mendalam bahasa pengecualian tersebut merupa-kan informasi yang dapat dijadimerupa-kan bahan pertim-bangan dalam pengambilan keputusan investasi maupun pemberian kredit dan menunjukkan bahwa opini auditor wajar dengan pengecualian memiliki kandungan informasi bagi pengguna baik itu investor maupun kreditur.

Tiras, et al. (2005) dalam penelitiannya menge-mukakan banyak peneliti akuntansi dan pengguna laporan keuangan khususnya menganggap sebuah opini wajar dengan pengecualian sebagai sebuah peringatan berupa kesulitan keuangan yang dihadapi oleh klien auditor. Selanjutnya auditor akan meng-arahkan klien untuk melakukan pencegahan dari kebangkrutan. Temuan ini juga didukung oleh hasil temuan Omri, Errhili, dan Ghorbel (2011) yang menyatakan bahwa opini audit menempati urutan keempat sebagai sumber informasi untuk mem-berikan kredit bagi bank di Tunisia.

Hasil ini memberikan bukti bahwa pengguna memiliki pemahaman dan persepsi yang sama terha-dap opini audit WTP dan WDP, hal ini terha-dapat terjadi karena investor dan kreditur memiliki sumber infor-masi yang lain selain opini audit walaupun mereka memiliki kebutuhan yang berbeda atas opini audit.

Hal ini tentunya sangat penting bagi peneliti beri-kutnya untuk menguji perbedaan persepsi dan reaksi pengguna atas opini audit WTP dan WDP pada praktisi sesungguhnya yaitu investor dan kreditur berdasarkan kondisi kerja, pengetahuan tentang risiko investasi dan kredit berdasarkan pengalaman kerja serta faktor phisikologis dan gender yang akan mempengaruhi mereka dalam membuat judgment. Sehingga akan didapatkan seberapa besar pema-haman mereka akan makna dari masing-masing opi-ni yang diberikan oleh auditor tidak hanya berdasar-kan pemahaman teoretis yang didapatberdasar-kan dibangku kuliah (surrogasi), tetapi berdasarkan pengalaman kerja investor dan kreditur sehari-hari.

(10)

Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan konsep dan teori yang telah dikem-bangkan untuk menurunkan hipotesis dan hasil pengujian serta pembahasan, didapatkan simpulan

pertama, bahwa ada perbedaan persepsi investor

terhadap laporan keuangan yang tanpa opini audit dan laporan keuangan dengan opini audit di Indonesia. Kedua, bahwa ada perbedaan persepsi kreditur terhadap laporan keuangan yang tanpa opini audit dan laporan keuangan dengan opini audit di Indonesia. Hal ini membuktikan bahwa investor dan kreditur di Indonesia, sebagai pengguna dan pem-baca laporan audit, telah mengerti makna dan meng-hargai nilai yang terkandung dari informasi audit sebagai tambahan informasi guna pengambilan keputusan ekonomi dan keuangan.

Ketiga, bahwa tidak terdapat perbedaan

per-sepsi antara investor dan kreditur terhadap laporan keuangan dengan opini audit WTP. Keempat bahwa tidak terdapat perbedaan persepsi antara investor dan kreditur terhadap laporan keuangan dengan opini audit WDP. Simpulan ketiga dan keempat ini mem-berikan bukti yang konsisten dengan penelitian sebe-lumnya yang dilakukan oleh Lim, et al. (2003). Ini membuktikan bahwa tipe opini audit yang didapat-kan perusahaan tidak membuat perbedaan persepsi terhadap salah satu risiko atau keputusan investasi maupun kredit.

Kelima, penelitian ini menyimpulkan investor

dan kreditur memiliki reaksi yang berbeda terhadap opini audit Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dan Wajar Dengan Pengecualian (WDP). Investor dan kreditur mempunyai reaksi yang lebih besar terhadap opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dibanding-kan dengan opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP). Hasil ini mendukung pendapat Mulyadi (2008) yang menyatakan bahwa laporan audit wajar tanpa pengecualian adalah laporan yang paling dibutuhkan oleh semua pihak. Dengan demikian, laporan audit Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) akan memberikan pengaruh yang lebih besar dalam pembuatan keputusan dibandingkan dengan opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP).

Pada sisi yang lain, penelitian ini juga memberi-kan simpulan yang keenam, bahwa tidak ada perbe-daan reaksi antara investor dan kreditur berdasarkan laporan keuangan dengan opini audit WTP. Semen-tara simpulan yang ketujuh, bahwa tidak ada perbe-daan reaksi antara investor dan kreditur berdasarkan laporan keuangan dengan opini audit WDP, hasil ini memberikan dukungan pada hasil simpulan ketiga

dan keempat di atas yang membuktikan bahwa investor dan kreditur memiliki pemahaman persepsi yang sama mengenai opini audit WTP dan WDP sehingga reaksi yang ditimbulkan atas persepsi tersebut sama baik investor maupun kreditur.

Simpulan dalam penelitian ini tidak hanya mem-berikan dukungan empiris dari hasil pengujian sta-tistik terhadap hipotesis, tetapi juga memberikan dukungan secara teoretis untuk teori-teori pendu-kung, seperti teori sinyal, theory of investment dan

behavioural decision theory.

Disarankan bagi peneliti berikutnya untuk menambah jumlah partisipan eksperimen dengan melakukan kontrak tertulis kepada calon partisipan agar mereka tidak membatalkan secara sepihak kesediaan menjadi partisipan pada saat eksperimen dengan alasan pribadi. Peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian yang sama pada kelompok partisipan yang berbeda. Kelompok partisipan dapat diambil dari praktisi sebenarnya (investor dan kredi-tur) sehingga dapat dilihat perbedaan persepsi para profesional yang sedang berkecimpung dalam dunia kerja sesungguhnya sebagai investor dan kreditur dibandingkan dengan persepsi mahasiswa yang be-lum bekerja (calon praktisi).

Penelitian ini untuk selanjutnya juga dapat dikembangkan dengan menginteraksikan pengaruh kapasitas pekerjaaan, faktor gender, psikologis dan kredibilitas risiko berdasarkan lingkungan pekerjaan pengguna terhadap opini audit yang dapat menjadi faktor pendukung pengambilan keputusan ekonomi dan keuangan.

DAFTAR RUJUKAN

thuneibat, Ali, A., Basheer, A.K., dan Nedal, A. Al-Fayoumi. 2003. The effect of qualified auditor’s opinion on share price: evidence from Jordan,

Managerial Auditing Journal, Vol. 23 No. 1, Hal.

84 –101.

Arens, Alvin, A., dan Loebbecke, James, K. 1999.

Audit-ing: An integrated appr oach (Edisi 8.).

Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall.

Bamber, E., Michael, dan Richard, A.S. 1997. The Infor-mation Content of the Uncertainty-Modified Au-dit Report: Evidence from Bank Loan Officers.

Accounting Horizons, Vol. 11, No.2. Hal. 1–11.

Bowditch, L., James, dan A.F. Buono. 1990. ”A Primer

On Organisational Behavioral”. Edisi kedua.

New York. Willey.Inc.

Carcello, J., dan Palmrose, Z.V. 1994. Auditor litigation and modified reporting on bankrupt companies.

Journal of Accounting Research, Vol. 32. Hal. 1–

(11)

Chen, Kevin, C.W., and Bryan, K.C. 1996. Default on Debt Obligations and the Issuance of Opini Go-ing-Concern Opinions. Auditing: A Journal of

Practice & Theory. Vol. 11, No. 2. Hal. 30–49.

Firth, M. 1980. Qualified Audit Reports: Their Impact On Investment Decision, Accounting Review, Vol. 53. No. 3, Hal. 642–9.

Fleak, S., dan Wilson, E. 1994. The incremental informa-tion content of the going-concern audit opinion.

Journal of Accounting Auditing and Finance ,

Vol. 9. Hal. 149–169.

Ghozali, I. 2008. Desain Penelitian Eksperimental. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro Semarang.

Guillamon, G. 2003. The Usefulness of The Audit Report in The Investment and Financing Decision.

Mana-gerial Auditing Journal, Vol. 18 No. 2, Hal. 40–63.

Gul, F.A. 1987. The Effects of uncrtainty reporting on lending officiers’ perceptions of risk and addi-tional information required. Abacus, Vol. 23. Ha. 172–181.

Gray, G., dan N. Ratzinger. 2010. Perception and Mispreceptions Regarding The Unqualified Auditor’s Report by Financial Statement Pre-pares, Users and Auditors. Accounting Horizons, Vol. 25, No. 4. Hal. 659–684.

Jogiyanto, H.M. 2008. Teori Portofolio dan Analisis

Investasi. Yogyakarta: BPFE.

Kieso, W., dan Kimmel. 2001. Accounting Principles, 5th

edition. John Wiley dan Sons Inc.

LaSalle, Randall, E., dan Asokan, A. 1997. Bank Loan Officers’ Reactions to Audit Reports Issued to Entities with Litigation and Going Concern Un-certainties. Accounting Horizons, Vol. 11, No. 2. Hal. 33–40.

Loudder, M.L., Khurana, I.K., Sawyers, R.B., Cordery, C., Johnson, C., Lowe, J., dan Wunderle, R. 1992. The information content of audit qualifications.

Au-diting: A Journal of Practice dan Theory, Vol. 11.

Hal. 69–82.

Lin, Zun Z., Qingliang, T., dan Jason, X. 2003. An Experi-mental Study of Users’ Responses to Qualified Audit Reports in China. Journal of International

Accounting, Auditing dan Taxation. Ed. 12.

Hal.1–22.

Lin, Z., Jiang, Yihong, & Xu, Y. 2011. Do modified audit opinions have economic consequences?

Empiri-cal evidence based on financial constraints. China

Journal of Accounting Research,Ed. 4, Hal. 135–

154.

Martinez. 2004. Reaction Of The Spanish Capital Market To Qualified Audit Reports. Journal Of

Account-ing Research. Vol. 42. Hal. 419–435.

Meiden, C. 2008. Pengaruh Opini terhadap Return dan Volume Perdagangan Saham, Akuntabilitas, Vol.07, No.2. Hal. 109–113.

Melumad, N.D., dan Ziv, A. 1997. A theoretical examina-tion of the market reacexamina-tion to auditors’ qualifica-tions. Journal of Accounting Research, Vol.35 (Autumn). Hal. 239–256.

Mulyadi. 2008. Auditing. Edisi Keenam. Buku Satu dan Dua. Jakarta: Salemba Empat.

Omri, M.A., Errhili, R., & Ghorbel, F.H. 2011. Usefulness of audit report in loan decisions granted by Tuni-sian banks: an experimental study. International

Journal of Critical Accounting, Vol. 3, No. 4.

Riduwan. 2010. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta.

Schneider, A., dan Bryan, K.C. 2008. The Effect of Audi-tors’ Internal Control Opinions on Loan Decisions.

Journal of Accounting and Public Policy, Vol.

27.Hal. 1–18.

Sekaran, U., dan Roger, B. 2010. Research Methods for

Business: A Skill Building Approach. West

Sus-sex: John Willey dan Sons Ltd.

Seniati, L., Aries, Y., dan Bernadette, N.S. 2009. Psikologi

Eksperimen. PT Indeks. Indonesia.

Tandelilin, E. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen

Portofolio. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE.

Teoh, S.H. 1992. Auditor independence, dismissal threats and the market reaction on auditor switches.

Jour-nal of Accounting Research, Vol. 30 (Spring). Hal.

1–23.

Tiras, Samuel, L., Daniel, B., Clark, M., Wheatley. 2005. ”Do Going Concern Opinion Serve as Early Warn-ing of Financial Callapse?”. State University of

New York.

Tjondro, E. 2007. Pengaruh Level of Assurance, Reputasi Kantor Akuntan Publik, Struktur Modal Calon Debitur, dan Ukuran Bank terhadap Keputusan Pemberian Kredit Bank di Indonesia. Jurnal

Akuntansi dan Keuangan, Vol. 9, No. 2,

Referensi

Dokumen terkait

Hasil belajar aspek kognitif siswa kelas eksperimen yang menggunakan media Fun Thinkers Book memiliki pengaruh yang signifikan dengan hasil belajar siswa kelas

Penambahan variabel set kesempatan investasi sebagai variabel moderasi dalam penelitian ini diharapkan dapat memperkuat hubungan antara kebijakan deviden, aliran

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan dalam perspektif geokimia dan proses fosilisasi fosil kayu petrisian dan insitu araucarioxylon diketahui bahwa komponen

Penerapan konsep permakultur pada sekolah alam, dapat membuat desain sekolah alam menjadi lebih ramah lingkungan dengan sistem desain sekolah alam yang memiliki sifat

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “ASUHAN

Keadaan di lapangan menunjukkan pola internalisasi nilai tasawuf tersebut masih dalam banyak tantangan dan hambatan salah satunya karakter sifat santri yang keras dan kasar

Setelah tiang terbentuk maka selanjutnya terarah pada papan dinding yang dapat dihitung berdasarkan luas rumah.Untuk memperkuat tiang biasanya dibuatlah palang-palang