• Tidak ada hasil yang ditemukan

Desain Model Keputusan Penerimaan Penyedia Jasa Lainnya Orang. Perorangan (PJLP) Menggunakan Metode Fuzzy Logic dan Full

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Desain Model Keputusan Penerimaan Penyedia Jasa Lainnya Orang. Perorangan (PJLP) Menggunakan Metode Fuzzy Logic dan Full"

Copied!
190
0
0

Teks penuh

(1)

i

Desain Model Keputusan Penerimaan Penyedia Jasa Lainnya Orang Perorangan (PJLP) Menggunakan Metode Fuzzy Logic dan Full

Factorial pada Dinas Lingkungan Hidup Jakarta

Skripsi Ini Diajukan Sebagai Syarat Melaksanakan Kewajiban Studi Strata Satu (S1) Program Studi Sistem Informasi

Disusun Oleh: Methamazid Rusdi NIM: 1113093000066

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(2)

i

Desain Model Keputusan Penerimaan Penyedia Jasa Lainnya Orang Perorangan (PJLP) Menggunakan Metode Fuzzy Logic Dan Full Factorial

Pada Dinas Lingkungan Hidup Jakarta

Pembimbing 1: Yuni Sugiarti, M.Kom. Pembimbing 2: Nida’ul Hasanati, M.MSI.

METHAMAZID RUSDI 1113093000066

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(3)

i

LEMBAR PENGESAHAN

DESAIN MODEL KEPUTUSAN PENERIMAAN PENYEDIA JASA LAINNYA ORANG-PERORANGAN (PJLP) MENGGUNAKAN METODE

FUZZY LOGIC DAN FULL FACTORIAL PADA DINAS LINGKUNGAN

HIDUP JAKARTA Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana strata satu Program Studi Sistem Informasi

Disusun oleh: Methamazid Rusdi

1113093000066

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Yuni Sugiarti, M.Kom Nida’ul Hasanati, M.MSI

NIDN. 2006067602 NIP. 19790718 201411 2 002

Mengetahui,

Ketua Program Studi Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

A'ang Subiyakto, M.Kom, Ph.D NIP. 19760219 200710 1 022

(4)

ii

LEMBAR UJIAN

Skripsi yang berjudul “Desain Model Keputusan Penerimaan Penyedia Jasa Lainnya Orang-Perorangan (PJLP) Menggunakan Metode Fuzzy Logic Dan Full Factorial Pada Dinas Lingkungan Hidup Jakarta” yang disusun oleh Methamazid Rusdi, NIM 1113093000066 telah diuji dan dinyatakan lulus dalam sidang Munaqosyah Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada hari Senin tanggal 31 Agustus 2020. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelas Sarjana Strata satu (S1) Program Studi Sistem Informasi.

Menyetujui,

Penguji I Penguji II

Nur Aeni Hidayah, MMSI Meinarini Catur Utami, MT NIP. 19750818 200501 2 008 NIP. 19780505 201101 2 009

Pembimbing I Pembimbing II

Yuni Sugiarti, M.Kom Nida’ul Hasanati, M.MSI

NIDN. 2006067602 NIP. 19790718 201411 2 002

Mengetahui,

Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Ketua Program Studi Sistem Informasi

Prof. Dr. Lily Surayya Eka Putri, M.Env.Stud. A'ang Subiyakto, M.Kom, Ph.D NIP. 19690404 200501 2 005 NIP. 19760219 200710 1 022

(5)

iii

(6)

iv ABSTRAK

Methamazid Rusdi – 1113093000066. Desain Model Keputusan Penerimaan Penyedia Jasa Lainnya Orang-Perorangan (PJLP) Menggunakan Metode Fuzzy Logic dan Full

Factorial Pada Dinas Lingkungan Hidup Jakarta di bawah bimbingan Yuni Sugiarti,

M.Kom. dan Nida’ul Hasanati, M.MSI.

Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta merupakan lembaga pemerintah yang bertanggung jawab terhadap kebersihan lingkungan dan pengelolaan limbah di daerah DKI Jakarta, instansi ini juga selektif dalam penerimaan pegawai. Pegawai merupakan sumber utama dalam lembaga ini, fungsi penerimaan pegawai menjadi sangat penting dan besar dampaknya bagi pertumbuhan pendapatan dan keuntungan bagi perusahaan, untuk itu memilih pelamar yang terbaik menjadi salah satu faktor paling kritis. Pelaksanaan penerimaan pegawai yang dimaksudkan untuk meningkatkan kesempatan mendapatkan tenaga kerja yang kompeten dengan bidangnya agar dapat berkerja dengan baik sesuai dengan yang dikehendaki oleh lembaga dan dapat mencapai sasaran lembaga. Saat ini PJLP DLH sistem penerimaannya masih belum terotomatiasi menjadikan waktu pemilihan sangat lama karena dicek satu per satu dan pemilihan pelamarnya belum memiliki pembobotan, apalagi masih adanya praktek orang ‘titipan’. Untuk itu dibutuhkan suatu sistem penunjang keputusan yang dapat memberikan alternatif terbaik berdasarakan kriteria atau persyaratan yang ada. PJLP membutuhkan tenaga kerja untuk berbagai bidang yang tersedia di setiap tahun, seperti pada tahun 2017 dibutuhkan 455 orang dengan jumlah pelamar mencapai 541 orang, pada tahun 2018 dibutuhkan 314 orang dengan jumlah pelamar 564 orang, dan pada tahun 2019 dibutuhkan 220 orang dengan jumlah pelamar 347 orang yang terbagi dalam 2 rumpun, rumpun keahlian dan rumpu non-keahlian; 14 bidang pada keahlian dan 14 bidang dalam non-keahlian, dimulai dari petugas kebersihan, pengemudi dump truck, pengemudi truk air, montir dan lain sebagainya. Dalam penelitian ini, sistem dibangun menggunakan metode fuzzy logic untuk menentukan tingkat kepentingan kriteria dan metode full factorial sebagai optimasi untuk menentukan alternatif terbaiknya. Expert Judgement digunakan untuk penentuan kriteria yaitu mencakup kriteria syarat mutlak, pendidikan, pengalaman, dan jenjang pengalaman, yang kemudian digunakan untuk menghitung nilai pelamar. Kemudian penelitian ini menghasilkan sistem yang dapat memberikan rekomendasi kepada pihak DLH DKI Jakarta dalam mengambil keputusan terkait pemilihan PJLP dengan melihat nilai terbaik dari setiap alternatif yang ada.

Kata kunci: Penerimaan Pegawai, Sistem Penunjang Keputusan, Fuzzy Logic, Full

Factorial.

V Bab + 158 halaman + Daftar Pustaka + Lampiran Pustaka: (2000;2020)

(7)

v

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, ridho dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Skripsi dengan judul “DESAIN MODEL KEPUTUSAN PENERIMAAN PENYEDIA JASA LAINNYA ORANG-PERORANGAN (PJLP) MENGGUNAKAN METODE FUZZY LOGIC DAN FULL FACTORIAL PADA DINAS LINGKUNGAN HIDUP JAKARTA”. Dimana laporan ini disusun sebagai syarat mendapatkan gelar Strata 1.

Selama penyusunan laporan ini tentu penulis menghadapi banyak kesulitan dan hambatan, namun berkat kesungguhan hati, bantuan, bimbingan serta semangat dari berbagai pihak, sehingga segala kesulitan tersebut dapat diatasi. Tanpa bantuan dari berbagai pihak, tentunya proses penyusunan laporan ini akan sangat sulit untuk diselesaikan penulis. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Ibu Prof. Dr. Lily Surraya Eka Putri, M. Env. Stud. selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Aang Subiyakto, PhD selaku Ketua Program Studi Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Yuni Sugiharti, M.Kom selaku Dosen Pembimbing I yang selalu sabar dan telah menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan arahan, dukungan dan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan laporan Skripsi ini.

4. Ibu Nida’ul Hasanati M.MSI selaku Dosen Pembimbing II yang selalu sabar dan tenang ketika menjelaskan apa yang perlu dikoreksi penulis, dimana

(8)

vi

arahan tersebut memberi penulis motivasi untuk menyelesaikan laporan Skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Sistem Informasi yang telah memberikan ilmu selama peneliti duduk di bangku perkuliahan.

6. Ayahanda Rahmat Saputra dan Ibunda Sri Mulyati selaku orangtua yang telah mendidik, menyayangi, memberikan dukungan, semangat dan doa yang tiada henti sehingga penulis ingin selalu memberikan yang terbaik untuk mereka. 7. Terimakasih kepada teman-teman Endeavour yang selalu menghibur ketika

penulis kekurangan motivasi, terutama Ibnu yang serta merta menjalani riset bersama-sama juga sebagai mentor membantu dalam penulisan laporan Skripsi ini.

8. Sahabat-sahabat penulis selaku teman terbaik yang pernah saya miliki dari awal kuliah hingga saat ini yang telah memberikan banyak bantuan ilmu, semangat dan doanya kepada penulis.

9. Teman-teman seperjuangan Sistem Informasi 2013, terima kasih untuk kebersamaan dan kerjasama selama ini, sukses untuk kalian semua.

10. Dan seluruh pihak-pihak yang terkait dan banyak berjasa dalam proses penyelesaian laporan Skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu namun tidak mengurangi rasa terima kasih sedikitpun dari penulis.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari kata sempurna, serta masih banyak kekurangan baik dalam penulisan materi maupun dalam susunan bahasanya. Untuk itu kiranya, pembaca dapat memaklumi atas kekurangan dalam laporan ini.

(9)

vii

Akhir kata penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Jakarta, Minggu 30 Agustus 2020

Methamazid Rusdi NIM 1113093000066

(10)

viii DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ...i

LEMBAR UJIAN ... ii

LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI ... iii

ABSTRAK ...iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

BAB I 1 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 9

1.3. Rumusan Masalah ... 9

1.4. Ruang Lingkup Penelitian ... 9

1.5. Tujuan Penelitian... 10

1.6. Manfaat Penelitian... 11

1.7. Metodologi Penelitian ... 11

1.8. Sistematika Penulisan ... 13

BAB II 16 2.1. Konsep Dasar Sistem Penunjang Keputusan ... 16

2.1.1. Pengertian Keputusan ... 16

2.1.2. Kualitas Keputusan ... 17

2.1.3. Pengertian Sistem Penunjang Keputusan ... 19

2.1.4. Karakteristik Sistem Penunjang Keputusan ... 20

2.1.5. Komponen Sistem Penunjang Keputusan ... 23

2.1.6. Keuntungan Sistem Penunjang Keputusan ... 26

2.1.7. Tujuan Sistem Penunjang Keputusan ... 26

(11)

ix

2.2.1. Pengertian Sistem ... 28

2.2.2. Karakteristik Sistem ... 30

2.2.3. Pengertian Informasi ... 32

2.2.4. Pengertian Sistem Informasi ... 33

2.3. Analisis dan Perancangan Sistem ... 35

2.5.1. Pengertian Analisis Sistem ... 35

2.5.2. Pengertian Perancangan Sistem ... 35

2.4. Konsep Penerimaan Karyawan ... 37

2.4.1. Pengertian Penerimaan Karyawan ... 37

2.5. Fuzzy Logic ... 42

2.5.1. Konsep Awal Fuzzy Logic ... 42

2.5.2. Variable Linguistic ... 44 2.5.3. Fungsi Keanggotaan ... 44 2.5.4. Fuzzifikasi ... 45 2.5.5. Defuzzifikasi ... 46 2.6. Optimasi ... 47 2.6.1. Langkah-Langkah Optimasi ... 47

2.6.2. Fungsi dan Variable Optimasi ... 48

2.6.3. Relative Value ... 49

2.7. Metode Optimasi Full Factorial ... 49

2.8. Metodologi Pengembangan Sistem Informasi ... 52

2.8.1. RAD (Rapid Application Develoment) ... 53

2.9. Unified Modeling Language (UML) ... 57

2.9.1. Diagram-Diagram UML ... 58

2.10. Konsep Basis Data ... 63

2.10.1. Basis Data (Database)... 63

2.10.2. Data Base Management System (DBMS) ... 66

2.11. Sistem Berbasis Web ... 66

2.11.1. Hyper Text Mark-up Language (HTML)... 68

2.11.2. Cascading Style Sheet (CSS) ... 68

2.11.3. Bahasa Pemrograman PHP ... 69

2.11.4. XAMPP dan PHP MyUnit Lain ... 70

(12)

x

2.12. Pengujian Sistem ... 72

2.12.1. Black Box Testing ... 73

2.12.2. Kelebihan dan Kekurangan Black Box Testing ... 73

2.12.3. White Box Testing ... 74

2.12.4. Kelebihan dan Kekurangan White Box Testing ... 75

BAB III 77 3.1. Metodologi ... 77 3.2. Analisis Awal ... 78 3.3. Pengumpulan Data ... 79 3.3.1. Studi Pustaka ... 79 3.3.2. Metode Observasi ... 79 3.3.3. Metode Wawancara ... 80 3.3.4. Studi Literatur ... 81 3.4. Pengembangan Sistem ... 82

3.4.1. Tahapan Perencanaan Kebutuhan (Requirement Planning) ... 83

3.4.2. Tahapan Perancangan (Workshop Design) ... 84

3.4.3. Tahap Implementasi (Implementation) ... 85

3.5. Pelaporan ... 86

BAB IV 88 4.1. Gambaran Umum ... 88

4.1.1. Profil Organisasi ... 88

4.1.2. Visi dan Misi ... 89

4.1.3. Struktur Organisasi ... 90

4.2. Requirements Planning (Perencanaan Syarat-Syarat)... 91

4.2.1. Analisis Sistem Berjalan ... 91

4.2.2. Kelemahan Sistem Berjalan ... 92

4.2.3. Analisis Sistem Usulan ... 93

4.3. Analisis Kriteria SPK ... 94

4.4. Workshop Desain ... 98

4.4.1. Alur Tahapan Pengambilan Keputusan ... 98

4.4.2. Fungsi Keanggotaan (Membership Functions) ... 100

(13)

xi 4.5. Desain Proses ... 117 4.6. Desain Database ... 134 4.7. Desain Antarmuka ... 143 4.8. Implementasi Sistem ... 147 4.8.1. Pemrograman ... 147

4.8.2. Uji Coba Aplikasi ... 148

BAB V 155 5.1. Kesimpulan ... 155

5.2. Saran ... 155

DAFTAR PUSTAKA ... 158 LAMPIRAN

(14)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Karakteristik DSS (Turban, Aronson, & Liang, 2007) ... 21

Gambar 2. 2 Komponen SPK (Sauter, 2010)... 23

Gambar 2. 3 Subsistem Manajemen Data (Turban, Aronson, & Liang, 2007) ... 24

Gambar 2. 4 Daur Hidup Sistem (Sutabri, 2012)... 29

Gambar 2. 5 Karakteristik Sistem (Mulyanto, 2009) ... 30

Gambar 2. 6 Definisi Sistem Informasi (Mulyanto, 2009) ... 34

Gambar 2. 7 Flowchart Proses Penerimaan dan Seleksi ... 39

Gambar 2. 8 Algoritma Tahapan Fuzzy Logic (Utama, 2017) ... 43

Gambar 2. 9 Contoh Fungsi Keanggotaan (Utama, Lazuardi, Qadrya, Caroline, & Renanda, 2017). ... 45

Gambar 2. 10 Siklus RAD (Kendall & Kendall, 2010) ... 54

Gambar 2. 11 Proses Pengembangan dalam UML (Kendall & Kendall, 2010) ... 57

Gambar 2. 12 Contoh Use Case Diagram (Whitten & Bentley, 2007) ... 59

Gambar 2. 13 Contoh Class Diagram (Whitten & Bentley, 2007)... 61

Gambar 2. 14 Contoh Sequence Diagram (Whitten & Bentley, 2007) ... 62

Gambar 2. 15 Contoh Activity Diagram (A.S & Shalahuddin, 2011) ... 63

Gambar 3. 1 Bagan Alur Metodologi Penelitian ……… 78

Gambar 4. 1 Logo Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta ………..88

Gambar 4. 2 Struktur Organisasi Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta ... 90

Gambar 4. 3 Sistem Berjalan... 91

Gambar 4. 4 Sistem Usulan ... 93

Gambar 4. 5 Alur Pengambilan Keputusan ... 98

Gambar 4. 6 Membership Function Kriteria... 100

Gambar 4. 7 Use Case Diagram Penerimaan PJLP ... 119

Gambar 4. 8 Activity Diagram Login... 125

Gambar 4. 9 Activity Diagram Lamar Pekerjaan ... 126

Gambar 4. 10 Activity Diagram Mengolah Data Pelamar ... 127

Gambar 4. 11 Activity Diagram Pemilihan Calon Pegawai ... 128

Gambar 4. 12 Activity Diagram Validasi Calon ... 129

(15)

xiii

Gambar 4. 14 Activity Diagram Laporan ... 131

Gambar 4. 15 Activity Diagram Logout ... 131

Gambar 4. 16 Class Diagram ... 132

Gambar 4. 17 Mapping Cardinality ... 133

Gambar 4. 18 Sequence Diagram Login ... 134

Gambar 4. 19 Sequence Diagram Admin Mengelola Data User ... 135

Gambar 4. 20 Sequence Diagram Pejabat Pengadaan Mengelola Data Pelamar ... 136

Gambar 4. 21 Sequence Diagram Pejabat Pengadaan Pemilihan Pelamar... 137

Gambar 4. 22 Sequence Diagram Pelamar Lamar Pekerjaan ... 137

Gambar 4. 23 Sequence Diagram Validasi ... 138

Gambar 4. 24 Sequence Diagram Laporan ... 138

Gambar 4. 25 Sequence Diagram Logout ... 139

Gambar 4. 26 Tampilan Pelamar Melamar ... 143

Gambar 4. 27 Tampilan Login untuk User Pejabat Pengadaan, Kepala Dinas, dan Admin ... 144

Gambar 4. 28 Tampilan Pejabat Pengadaan Data Pelamar ... 144

Gambar 4. 29 Tampilan Pejabat Pengadaan form input data pelamar ... 145

Gambar 4. 30 Tampilan Pejabat Pengadaan Proses Seleksi ... 145

Gambar 4. 31 Tampilan Kepada Dinas Validasi ... 146

Gambar 4. 32 Tampilan Kepada Dinas Laporan ... 146

Gambar 4. 33 Tampilan Admin Manajemen User ... 147

(16)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Rumpun Tenaga DLH Non-PNS (PJLP) ... 3

Tabel 2. 1 Legenda Use Case Diagram………..59

Tabel 3. 1 Studi Literatur Sejenis ……….……….81

Tabel 4. 1 Data Parameter Pendidikan ……….105

Tabel 4. 2 Data Parameter Keahlian ... 108

Tabel 4. 3 Data Parameter Pengalaman Keahlian... 111

Tabel 4. 4 Data Calon PJLP ... 114

Tabel 4. 5 Data Penilaian Semua Parameter ... 114

Tabel 4. 6 Data Hasil Penilaian Semua Parameter ... 116

Tabel 4. 7 Identifikasi Aktor ... 117

Tabel 4. 8 Identifikasi Use Case ... 118

Tabel 4. 9 Narasi Use Case Login ... 119

Tabel 4. 10 Lamar Pekerjaan... 120

Tabel 4. 11 Mengolah Data Pelamar ... 121

Tabel 4. 12 Pemilihan Calon Pegawai ... 121

Tabel 4. 13 Validasi Calon ... 122

Tabel 4. 14 Mengolah Data User... 123

Tabel 4. 15 Laporan ... 124

Tabel 4. 16 Logout ... 124

Tabel 4. 17 Spesifikasi Database Tabel User ... 140

Tabel 4. 18 Spesifikasi Database Tabel Pelamar ... 140

Tabel 4. 19 Spesifikasi Database Tabel User Level ... 141

Tabel 4. 20 Spesifikasi Database Tabel Data Jabatan ... 141

Tabel 4. 21 Spesifikasi Database Tabel Hasil SPK ... 141

Tabel 4. 22 Spesifikasi Database Tabel Master Pendidikan ... 142

Tabel 4. 23 Spesifikasi Database Tabel Master Keahlian ... 142

Tabel 4. 24 Spesifikasi Database Tabel Master Pengalaman ... 143

Tabel 4. 25 Hasil Uji Coba Sistem dengan Black-Box Testing ... 148

Tabel 4. 26 Keterangan Edge dan Node ... 151

(17)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Salah satu proses organisasi yang paling menantang dan strategis adalah mempekerjakan tenaga kerja yang sesuai secara efisien. Sebuah studi komprehensif oleh Boston Consulting Group telah menunjukkan bahwa fungsi rekrutmen memiliki pengaruh paling signifikan terhadap pertumbuhan pendapatan dan margin laba perusahaan dibandingkan dengan fungsi lain pada bidang Sumber Daya Manusia (SDM). Itu berarti perekrutan yang buruk dapat berdampak pada tenaga kerja yang buruk, juga akan berpengaruh terhadap omset. Omset mungkin memiliki dampak langsung yang berasal dari biaya penggantian karyawan (misalnya; wawancara, biaya perekrutan, hilangnya pelatihan dan produktivitas, lembur karyawan lain), serta efek tidak langsung, seperti layanan yang buruk kepada klien atau penurunan moral karyawan. Dengan demikian, meningkatkan proses rekrutmen organisasi dengan merekrut kandidat yang paling sesuai memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja organisasi (Pessach, 2020).

Perekrutan adalah salah satu bentuk dari Perencanaan Manajemen SDM. Ketika suatu perusahaan sudah menentukan tujuan perusahaan maka dilanjutkan dengan menggambarkan tentang tujuan yang dikaitkan dengan bidang pekerjaan yang sesuai dengan kebutuhan, maka tugas manajer yang perlu dilakukan adalah untuk mencari tenaga kerja yang cocok serta kompeten untuk mengisi jabatan yang sesuai untuk bidang pekerjaan tersebut. Rekrutmen merupakan usaha mencari dan

(18)

2

mempengaruhi tenaga kerja, agar mau melamar lowongan pekerjaan yang ada dalam Organisasi (Hasibuan: 2008).

Perekrutan karyawan merupakan suatu proses atau tindakan yang dilakukan oleh organisasi untuk mendapatkan tambahan karyawan melalui berbagai tahapan yang mencakup identifikasi dan evaluasi sumber-sumber penarikan tenaga kerja, menentukan kebutuhan tenaga kerja, proses seleksi, penempatan, dan orientasi tenaga kerja. Perekrutan karyawan bertujuan untuk menyediakan karyawan yang cukup agar manajemen dapat memilih karyawan yang memenuhi kualifikasi yang mereka perlukan di perusahaan (Mathis: 2001)

Menurut Ouirdi (2016) perekrutan dapat dilakukan dengan mengadaptasikan teknologi informasi dimana sosial media juga dapat dijadikan lahan dalam perekrutan karyawan. Ada juga perusahaan yang melakukan perekrutan karyawan melalui internet dimana memberikan efisiensi waktu dan secara efisien juga dalam mengelola para pelamar yang terbilang banyak (Howardson, 2014).

Menurut Phillip & Gully dalam Acikgoz (2018) kesuksesan organisasi dibatasi oleh terbatasnya sumber daya manusia, rekrutmen karyawan merupakan fungsi penting untuk kelangsungan hidup organisasi. Jika demikian pegawai dianggap sebagai aset paling penting dalam organisasi modern, maka dari situ banyak usaha telah diinvestasikan untuk meningkatkan kesuksesan organisasi. Lalu perekrutan karyawan merupakan proses awal yang dilakukan organisasi untuk

(19)

3

mendapatkan karyawan yang kompeten untuk setiap bidang yang tersedia pada perusahaan tersebut.

Dinas Lingkungan Hidup Jakarta adalah instansi yang bergerak di bidang lingkungan hidup. Dalam perekrutan karyawan masih menggunakan metode sederhana yaitu masih manual dalam mengolah data karyawannya. Perekrutan karyawan pada Dinas Lingkungan hidup terdiri dari 2 yaitu PNS dan non-PNS. Non-PNS ini memiliki istilah khusus yang digunakan Dinas Lingkungan Hidup yaitu Penyedia Jasa Lainnya Orang-Perorangan (PJLP). Berikut tabel 1.1 mengenai rumpun tenaga PJLP yang memiliki 4.400 orang yang tersebar di Jakarta Utara, Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Jakarta Barat dan Jakarta Pusat.

Tabel 1. 1 Rumpun Tenaga DLH Non-PNS (PJLP)

No. Jenis Jumlah

KEAHLIAN

1. Pengemudi Dump Truck Typer (Besar/Kecil)

848 2 Pengemudi Truck Compactor

3 Pengemudi Trailer Traktor Head 4 Pengemudi Truk Arm Roll Besar/Kecil

5 Pengemudi Lain-lain (Toilet, Truk Tangki Air, Bus) 24

6 Operator Alat Berat 35

7 Montir/Teknisi 300

8 Nakhoda 8

9 Kepala Kamar Mesin 8

10 Juru Mudi Kapal 8

11 Pengemudi Germor 33

12 Pengemudi Mobil Lintas 27

13 Pengemudi Street Sweper/Washer 30 14 Petugas Keamanan Kantor/Security 29

NON KEAHLIAN

1 Pesada 55

2 Kru 201

3 Anak Buah Kapal 201

4 Petugas Sampah

Kali/Pesisir/Laut/Waduk/Penghubung/Saluran Mikro 2500 5 Operator Timbangan

(20)

4

6 Petugas Instalasi Pengolahan Air Sampah 7 Petugas Saringan Sampah

8 Petugas Keamanan Alat Berat/Kapal 9 Petugas Dipo

10 Petugas Hoper/Compactor

11 Pengawas Titik Buang 71

12 Petugas Pengolah Sampah 3R 8 13 Petugas Kebersihan Kantor 3

14 Pengawas Kebersihan 71

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Wisnu sebagai Staf Pengadaan, serta Bapak Arif, Bapak Iwan dan Ibu Anya selaku Staf Kepegawaian Dinas Lingkungan Hidup Jakarta proses perekrutan pegawai disana belum terotomatisasi dalam pemilihan calon pegawai, dimana memerlukan bantuan hitungan yang cepat dan akurat untuk data pelamar banyak, seperti data pelamar pada tahun 2019 sebanyak 347 orang. Walau masih manual dalam pemberkasan namun data-data pelamar yang lulus di tahun-tahun sebelumnya sudah disimpan ke dalam bentuk xls. Saat ini proses perekrutan masih dilakukan dengan cara menempelkan informasi tentang pelaksanaan perekrutan karyawan khusus PJLP pada papan informasi di kantor Dinas Lingkungan Hidup Jakarta tersebut, kandidat harus memenuhi syarat-syarat tertentu seperti:

1. Syarat Mutlak

DLH tidak memperkenankan pegawainya memiliki tato pada badannya.

(21)

5

Melampirkan surat lamaran, pas foto, fotocopy KTP, Ijazah terakhir SKCK, surat sehat, surat bebas narkoba, materai, fotocopy SIM atau surat keterampilan untuk posisi tertentu.

3. Tes Wawancara

Untuk DLH Jakarta Timur tempat peneliti melakukan penelitian dapat ditinjau dari data tahun 2018 terdapat sekitar 347 pelamar pada bagian yang berbeda-beda walau yang dibutuhkan 220 orang pada bagian yang berbeda-beda. Bagian yang mengatur tentang perekrutan ini dilakukan oleh Pejabat Pengadaan. Penilaian dilakukan sesuai dengan kebutuhan dari bidang yang diperlukan, kemudian penentuan standar minimum, dan kriteria. Dalam perekrutan pegawai PJLP masih menggunakan metode sederhana yaitu masih manual dalam mengolah data. Pengumuman hasil akan diputuskan melalui rapat.

Menurut Bapak Wisnu dalam memilih kriteria karyawan yang diinginkan, terkadang Pejabat Pengadaan kurang mengetahui kemampuan dan karakteristik calon karyawan yang sebenarnya, karena ada beberapa penilaian yang menjadi “minus dan plus” (ambigu). Tantangan dalam proses seleksi calon karyawan ini adalah masalah etika. Tantangan ini yang paling besar dan berat karena hampir terjadi di mana-mana, tantangan yang melanggar etika ini mencakup sistem kerabat keluarga atau titipan dari para pejabat, adanya komisi atau suap. Hal ini berarti bahwa diterimanya seseorang bukan karena lulus seleksi yang berdasarkan kemampuan, melainkan faktor-faktor tersebut karena keluarga atau kawan, titipan orang penting dan suap. Proses seleksi semacam ini dapat dikatakan melanggar etik.

(22)

6

Kesamaran dan ketidaktepatan dari pertimbangan kriteria ini dapat dituangkan dalam konsep logika fuzzy yang mampu menangani dan mengatasi kriteria-kriteria yang bersifat samar atau bias. Pada fuzzy terdapat nilai yang precise (tepat, pasti atau disebut dengan crisp input) yang kemudian harus dirubah menjadi sebuah nilai fuzzy, melalui proses fuzzification. Kemudian, melalui proses defuzzification, akan kembali mendapatkan sebuah nilai pasti, atau disebut crisp ouput (Utama, 2017). Metode ini dipilih karena mampu menyeleksi calon terbaik dari sejumlah calon yang ingin melamar bidang tertentu seperti yang dijelaskan oleh Utama (2017) bahwa keputusan yang baik adalah sebuah keputusan yang dibuat melalui proses perhitungan akurat dan melibatkan berbagai macam kriteria keputusan tersebut, sehingga keputusan tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara saintis, logis, dan objektif.

Pengertian Sistem Pendukung Keputusan (SPK) merupakan suatu sistem informasi berbasis komputer yang melakukan pendekatan untuk menghasilkan berbagai alternatif keputusan untuk membantu pihak tertentu dalam menangani permasalahan dengan menggunakan data dan model (Daihani, 2001). Sistem Pendukung Keputusan (SPK) atau Decision Support System (DSS) dapat digunakan untuk membantu Pejabat Pengadaan Dinas Lingkungan Hidup Jakarta dalam mengambil keputusan untuk memilih calon karyawan yang tepat. SPK yang dilakukan dengan membandingkan beberapa kriteria dan beberapa alternatif dapat menggunakan metode Fuzzy Logic. Secara definitif, fuzzy logic dapat didefinisikan sebagai suatu cara untuk membuat penggunaan bahasa alamiah dalam logika. Bagaimana mengkonversi bahasa alamiah manusia (yang bersifat bias) menjadi

(23)

7

sebuah nilai pasti sehingga menemukan alternatif solusi yang optimal. Selain itu untuk mencari nilai terbaik dari alternatif nilai yang ada, dengan cara mengecek semua kemungkinan atau alternatif solusinya dapat menggunakan metode Full Factorial. Dengan menggunakan Full Factorial, bahwa nilai terbaik dari alternatif yang ada pasti dapat dipastikan hanya saja metode ini lemah dan tidak efektif dalam jumlah besar.

Jadi, penelitian mengenai perekrutan atau penerimaan pegawai PJLP ini cukup layak dilakukan. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan sebuah keputusan yang baik serta dapat dipertanggungjawabkan dalam penerimaan Penyedia Jasa Lainnya Orang Perorangan di Dinas Lingkungan Hidup Jakarta. Suatu sistem penunjang keputusan diperlukan untuk membantu Pejabat Pengadaan Lingkungan Hidup Jakarta dalam pemilihan Penyedia Jasa Lainnya Orang Perorangan berdasarkan kriteria atau parameter-parameter yang sudah ditentukan.

Pada penelitian sejenis sebelumnya, Otto Fajarianto, Muchammad Iqbal, dan Jaka Tubagus Cahya (2017) telah melakukan penelitian mengenai sistem penunjang keputusan dengan judul penelitian Sistem Penunjang Keputusan Seleksi Penerimaan Karyawan Dengan Metode Weighted Product pada PT Gajah Tunggal, dimana penilaian seleksi calon karyawan masih dilakukan secara manual sehingga semua data seleksi calon karyawan baru tidak memiliki bobot yang tetap, dan sering terjadi kesalahan sehingga ada calon karyawan yang tidak memenuhi standar lolos proses seleksi. Dalam penelitian tersebut diterapkan metode weighted product (WP)

(24)

8

dalam penerimaan karyawan karena metode weighted product (WP) adalah metode penyelesaian dengan menggunakan perkalian untuk menghubungkan rating atribut, dimana rating harus dipangkatkan terlebih dahulu dengan bobot atribut yang bersangkutan, proses ini halnya sama dengan proses normalisasi. Adanya metode WP (Weighted Product) di PT Gajah Tunggal Tbk agar mendapatkan calon karyawan yang memenuhi standar. Kemudian Fariz Alifio Febriansyah (2020), melakukan penelitian tentang Perancangan Aplikasi Penyalur Tenaga Kerja dengan Sistem Rekomendasi Calon Karyawan Menggunakan Analytical Hierarchy Process dan Profile Matching dimana dalam penerapannya, AHP dijalankan terlebih dahulu untuk mendapatkan bobot dari kriteria, setelah itu Profile Matching dijalankan untuk melakukan perangkingan calon karyawan. Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) harus dipilih secara tepat sehingga memberikan kinerja yang baik dan optimal. Dalam proses penerimaan karyawan sering terjadi polemik, karena ada kemungkinan penilaian subjektif terhadap seseorang sehingga proses seleksi tidak berjalan dengan baik dan hasil yang dicapai mungkin tidak sesuai target. Peneliti tersebut merancang sebuah aplikasi penyalur tenaga kerja yang memiliki fitur rekomendasi karyawan sehingga penilaian SDM menjadi lebih objektif. Peneliti lain bernama Eliasta Ketaren (2015) juga membuat sebuah penelitian tentang pemanfaatan fuzzy logic dalam sistem penerimaan pegawai baru, yang dapat menentukan layak diterima atau tidak dengan parameter input Index Prestasi dan Nilai Wawancara.

Dengan paparan diatas, penulis menyimpulkan tujuan pembuatan proposal penelititan ini untuk membuat Skripsi berjudul Desain Model Keputusan

(25)

9

Penerimaan Penyedia Jasa Lainnya Orang-Perorangan (PJLP) Menggunakan Metode Fuzzy Logic dan Full Factorial pada Dinas Lingkungan Hidup Jakarta.

1.2. Identifikasi Masalah

Adapun identifikasi masalah berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan di atas adalah

1. Proses penerimaan karyawan selama ini belum efektif karena belum adanya bobot untuk setiap parameter yang ada sehingga setiap parameter kriteria atau sub-kriteria bernilai sama.

2. Proses penerimaan karyawan yang terjadi semua hasil penilaiannya harus dibandingkan satu persatu untuk dipilih mana yang terbaik, sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk menentukan calon karyawan yang sesuai dengan yang dibutuhkan.

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana merancang sistem pendukung keputusan pemilihan calon pegawai berdasarkan parameter-parameter yang ada

1.4. Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti membuat batasan terhadap masalah yang telah dirumuskan agar penulisan penelitian ini terfokus pada masalah utama dan dapat mencapai hasil yang maksimal. Adapun batasan masalahnya sebagai berikut:

(26)

10

1. Penelitian dilakukan untuk menentukan dan memodelkan kriteria dalam penentuan kandidat PJLP terbaik.

2. Fokus penelitian ini dititik beratkan hanya pada penerimaan karyawan baru PJLP di Dinas Lingkungan Hidup Jakarta.

3. Lokasi penelitian di Dinas Lingkungan Hidup yang beralamatkan di Jl. Mandala V No.67, Cililitan, Kramat Jati, Jakarta Timur 13640, DKI Jakarta.

4. Sumber data berasal dari Dinas Lingkungan Hidup Jakarta.

5. Secara Metodologi, Penelitian ini menggunakan metode fuzzy logic sebagai metode pembobotan nilai parameter-parameter terkait dalam proses penerimaan pegawai baru dan metode full factorial sebagai metode optimasi.

6. Serta pembuatan dashboard hasil optimasi dalam bentuk web-based dengan bahasa programan PHP dan MySQL sebagai databasenya.

1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan kegiatan penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu tujuan umum dan khusus. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menghasilkan model pendukung keputusan dalam menentukan kandidat PJLP di Dinas Lingkungan Hidup Jakarta, sedangkan tujuan khususnya yaitu:

1. Mengidentifikasi dan memodelkan proses penerimaan pegawai PJLP. 2. Membuat model optimasi dalam menentukan kandidat terbaik

(27)

11

3. Mengidentifikasi roadmap sistem berjalan dalam proses pengambilan keputusan penerimaan pegawai PJLP.

1.6. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang didapat dari penelitian ini sebagai kontribusi kepada khasanah ilmu pengetahuan adalah sebagai berikut:

1. Untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan strata satu (S1), Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Memberikan gambaran umum tentang implementasi sistem penunjang keputusan yang digunakan untuk penerimaan PJLP. 3. Menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya pada domain ilmu

sistem penunjang keputusan khususnya pada penerimaan karyawan. 4. Menambah wawasan dan khasanah ilmu pengetahuan, serta

pengalaman penelitian khususnya dalam studi kasus optimisasi penerimaan karyawan.

5. Sebagai pembanding terhadap efektifitas metode-metode yang ada saat ini dalam menentukan calon pegawai terbaik.

1.7. Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian merupakan langkah-langkah dan metode apa saja yang digunakan selama melakukan penelitian. Secara umum penelitian skripsi ini dilakukan dalam dua tahapan utama.

(28)

12 1.7.1. Metode Pengumpulan Data

Dilihat dari teknik pengumpulan data bisa dilakukan dengan wawancara, observasi, dan studi kepustakaan.

a. Observasi

Pengumpulan data dengan observasi langsung atau pengamatan langsung adalah cara pengambilan data atau obyek-obyek yang ada pada perusahaan atau organisasi dengan mengatamati secara sistematik tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut (Nazir, 2011).

b. Studi Wawancara

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide atau panduan wawancara (Nazir, 2011).

c. Studi Pustaka

Mengumpulkan dan mempelajari literatur dari berbagai sumber baik media cetak atapun media elektronik yang akan menjadi acuan dalam membangun sistem pendukung keputusan.

d. Studi Literatur

Studi literatur merupakan studi kepustakaan penelitian sejenis guna mendapatkan teori-teori yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan.

(29)

13 1.7.2. Metode Pengembangan Sistem

Metode pengembangan yang digunakan adalah rapid application development (RAD) yang terdiri dari tahap-tahap sebagai berikut (Kendall & Kendall, 2010):

a. Fase Perencanaan Syarat

1) Penentuan variabel atau parameter-parameter terkait dengan penelitian.

2) Mengumpulkan data-data penelitian dari berbagai sumber. 3) Pemodelan design alur proses yang berjalan.

4) Pemodelan fuzzy logic dan optimasi full factorial. b. Fase Workshop desain (perancangan dan konstruksi)

1) Perancangan design proses. 2) Perancangan database. 3) Perancangan interface c. Fase Implementasi 1) Pemrograman 2) Pengujian sistem 1.8. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi terbagi dalam 5 bab. Isi dari masing-masing bab adalah sebagai berikut:

(30)

14

Bab ini akan dibahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, ruang lingkup, tujuan yang hendak dicapai, manfaat yang diharapkan, metode penelitian serta sistematika penulisan dari masing-masing bab.

BAB II Landasan Teori

Bab ini akan dibahas mengenai teori-teori umum maupun teori khusus yang berhubungan dengan penelitian dan hasil penelitian atau produk sebelumnya. Teori-teori ini akan digunakan sebagai dasar dalam pemecahan masalah.

BAB III Metodologi Penelitian

Bab ini menguraikan tentang metodologi yang digunakan dalam pelaksanaan dan analisis penelitian yang mencakup metode pengumpulan data dan metode analisis perencanaan strategi digital sistem informasi. BAB IV Hasil Dan Pembahasan

Bab ini akan dibahas mengenai profil perusahaan serta pembahasan dari hasil dari perencanaan strategi digital sistem informasi yang akan dilakukan pada perusahaan terkait.

BAB V Penutup

Bab ini merupakan penutup yang berisi kesimpulan dari perbaikan di masa mendatang.

(31)
(32)

16 BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Konsep Dasar Sistem Penunjang Keputusan 2.1.1. Pengertian Keputusan

Keputusan adalah kegiatan memilih suatu strategi atau tindakan dalam memecahkan permasalahan, memberikan solusi dan untuk mencapai suatu tujuan dari beberapa tujuan (Kusrini, 2007). James Stoner menyatakan bahwa keputusan ialah suatu pemilihan diantara alternatif-alternatif. Dalam definisi ini mengandung tiga pengertian, yaitu:

1. Adanya pilihan yang berdasarkan logika atau pertimbangan.

2. Adanya beberapa alternatif yang harus dipilih salah satu yang terbaik. 3. Adanya tujuan yang ingin dicapai, dan keputusan itu membantu

mencapai tujuan tersebut.

Terdapat beberapa jenis keputusan menurut Kenneth C. Laudon dan Jane P. Laudon (2012) dalam buku Management Information System: Managing the Digital Firm diantaranya:

1. Keputusan Terstruktur, yaitu keputusan yang berulang atau rutin, serta terdapat prosedur yang jelas dalam penyelesainnya.

2. Keputusan Semi Terstruktur, yaitu keputusan tengah-tengah antara terstruktur dan tidak terstruktur sebagian dari keputusan memiliki jawaban yang jelas dan terdapat prosedur penyelesainnya.

(33)

17

3. Keputusan Tidak Terstruktur, yaitu keputusan yang menyediakan penilaian, evaluasi, dan visi untuk menyelesaikan masalah, keputusan-keputusan tersebut penting, tidak teratur dan tidak ada prosedur pasti dalam pembuatan keputusannya.

Untuk mencapai sebuah keputusan yang baik perlu melakukan proses perhitungan yang akurat dan melibatkan parameter yang mendukung keputusan sehingga keputusan yang diambil dapat dipertanggungjawabkan secara logis, saintis dan objektif terstruktur.

2.1.2. Kualitas Keputusan

Menurut Jain dan Lim dalam Utama (2017), keputusan yang berkualitas bisa dilihat dari beberapa faktor diantaranya:

1. Bingkai yang Sesuai (Appropriate frame), yaitu dalam membuat keputusan harus disesuaikan dengan tujuan dan batasan permasalahannya.

2. Kreatif (Creative), yaitu kreatif dalam membuat keputusan maksudnya adalah menampilkan lebih dari satu jenis alternatif keputusan agar bisa dibandingkan dan ditentukan keputusan mana yang paling tepat. 3. Bermakna (Meaningful), yaitu keputusan yang dibuat harus bermakna,

memiliki keterkaitan antara komponen data dan informasinya.

4. Bernilai Jelas (Clear Value), yaitu keputusan harus memiliki kejelasan, tidak bermakna ganda atau bias. Diperlukan kuantifikasi dan optimasi untuk memperjelas keputusan.

(34)

18

5. Pembuatan alasan logis benar (Logically correct reasoning), yaitu proses pengambilan keputusan harus dapat ditelusuri kembali, nalar, dan logis.

6. Bertanggungjawab Atas Aksi (Commitment to action), yaitu keputusan yang dihasilkan memang benar-benar diperlukan untuk menyelesaikan permasalahan dan ketika di implementasi keputusan tersebut harus mampu dipertanggungjawabkan.

Proses pengambilan keputusan terdiri dari 3 fase yaitu (Sauter, 2010):

a. Intellegence, yaitu proses pencarian kondisi-kondisi yang dapat menghasilkan keputusan. Proses yang terjadi pada fase ini adalah menemukan masalah, klasifikasi masalah, peguraian masalah, kepemilikan masalah.

b. Design, yaitu proses pembuatan, pengembangan, dan menganalisis hal-hal yang mungkin untuk dilakukan. Termasuk pemahaman masalah dan pengecekan solusi yang layak. Penentuan model yang dari masalah yang dirancang, di tes dan divalidasi. Proses design terdiri dari komponen model, struktur model, mengevaluasi kriteria, pengembangan penyediaan alternatif, prediksi hasil, pengukuran hasil, skenario.

c. Choice, yaitu pemilihan dari materi-materi yang tersedia, mana yang akan dikerjakan. Pendekatan untuk pencarian pilihan ada dua yaitu

(35)

19

teknis analitis menggunakan perumusan matematis dan algoritma yaitu langkah demi langkah.

2.1.3. Pengertian Sistem Penunjang Keputusan

Sistem Penunjang Keputusan (SPK) atau Decision Support System (DSS) merupakan sebuah sistem untuk memilih salah satu jenis keputusan dari berbagai jenis alternatif keputusan yang ada dengan menggunakan model-model pengambilan keputusan untuk menyelesaikan masalah-masalah bersifat terstruktur, semi terstruktur dan tidak terstruktur, dan mencapai suatu target atau aksi tertentu yang harus dilakukan. Sistem berbasis model yang terdiri dari prosedur-prosedur dalam pemrosesan data dan pertimbangannya untuk membantu manajer dalam mengambil keputusan. Agar berhasil mencapai tujuannya maka sistem tersebut harus sederhana, mudah untuk dikontrol, mudah beradaptasi, lengkap pada hal-hal yang penting, dan mudah untuk digunakan.

Sistem pendukung keputusan adalah pengembangan dari Sistem Informasi Manajemen Terkomputerisasi yang dirancang sedemikian rupa sehingga bersifat interaktif bagi pemakainya. Sifat interaktif memudahkan integrasi antara berbagai komponen dalam proses pengambilan keputusan guna membentuk kerangka keputusan yang bersifat fleksibel (Indriyani dan Humdiana, 2005). Kriteria atau ciri-ciri dari keputusan diantaranya adalah banyak pilihan/alternatif, ada kendala atau syarat, mengikuti suatu pola/model baik yang terstruktur maupun tidak terstruktur, banyak

(36)

20

input/variable, ada faktor resiko, dibutuhkan kecepatan, ketepatan dan keakuratan.

Pengambil keputusan harus bersifat reaktif, bisa menghadapi perubahan kondisi secara cepat, dan mengadaptasi Sistem Pendukung Keputusan untuk memenuhi perubahan tersebut. Sistem Pendukung Keputusan bersifat fleksibel. Oleh karena itu, pengguna bisa menambahkan, menghapus, menggabungkan, mengubah, atau menyusun kembali elemen dasar. Sistem Pendukung Keputusan juga dikatakan fleksibel dengan arti lain hal ini bisa dimodifikasi untuk memecahkan masalah lain yang sejenis.

Sauter (2010) mengatakan jika Sistem Pendukung Keputusan paling bermanfaat pada saat tidak diketahui secara pasti informasi yang perlu disediakan, menggunakan model apa, dan bahkan kemungkinan kriteria paling tepat. Atau dengan kata lain sebelum sebuah keputusan dibuat adalah saat Sistem Pendukung Keputusan paling berguna.

2.1.4. Karakteristik Sistem Penunjang Keputusan

Karakteristik dan kapabilitas merupakan kunci dari Sistem Pendukung Keputusan (Turban, Aronson, & Liang, 2007). Berikut ini adalah beberapa karakteristik DSS atau SPK yang ditunjukan pada gambar 2.1.

(37)

21

Gambar 2. 1Karakteristik DSS (Turban, Aronson, & Liang, 2007)

1. DSS mendukung pengambilan keputusan pada situasi semi terstruktur dan tak terstruktur dengan memadukan pertimbangan manusia dan informasi terkomputerisasi.

2. Mendukung pengambilan keputusan di berbagai tingkat manajemen yang berbeda mulai dari pemimpin utama hingga manajer lapangan. 3. Pengambilan keputusan bisa dilakukan oleh individu dan juga grup.

Untuk masalah yang kompleks dan organisasional perlu melibatkan keputusan orang-orang yang ada dalam sebuah grup. Sedangkan masalah yang strukturnya lebih sederhana hanya membutuhkan keterlibatan beberapa individu yang terkait langsung.

4. DSS menyediakan dukungan pada pengambilan keputusan yang berurutan dan berkaitan.

(38)

22

5. DSS mendukung berbagai fase proses pengambilan keputusan yaitu intelligence, design, choice dan implementation.

6. DSS mendukung berbagai proses pengambilan keputusan dan style yang berbeda-beda.

7. DSS bisa beradaptasi sepanjang masa dan fleksibel sehingga user dapat menambahkan, menghapus, mengkombinasikan, mengubah atau mengatur kembali elemen-elemen dasar.

8. DSS mudah untuk digunakan, userfriendly, menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan bersifat interaktif.

9. DSS mencoba untuk meningkatkan efektivitas dari pengambilan keputusan (akurasi, jangka waktu, kualitas) lebih daripada efisiensi yang diperoleh (biaya membuat keputusan).

10. Pengambil keputusan memiliki kontrol yang menyeluruh terhadap semua langkah proses pengambilan keputusan dalam menyelesaikan masalah.

11. DSS mengarah pada pembelajaran. Yaitu mengarah pada kebutuhan baru dan peyempurnaan sistem yang mengarah pada pembelajaran tambahan, dan pengembangan peningkatan DSS secara berkelanjutan. 12. User harus mampu menyusun sendiri sistem yang sederhana. Sistem yang lebih besar dapat dibangun dalam organisasi user tadi dengan melibatkan sedikit saja bantuan dari spesialis di bidang Information System.

(39)

23

13. DSS biasanya menggunakan berbagai model dalam menganalisis keputusan dan memberikan pandangan serta pelajaran baru.

14. DSS dilengkapi dengan komponen knowledge yang memberikan solusi efisien dan efektif dari berbagai masalah.

2.1.5. Komponen Sistem Penunjang Keputusan

Diperlukan beberapa komponen agar keputusan yang diambil sesuai dengan yang diharapkan. Komponen SPK seperti pada gambar 2.2 diantaranya:

Gambar 2. 2Komponen SPK (Sauter, 2010)

1. Subsistem Manajemen Data

Subsistem manajemen data mencakup database yang berisi data dan informasi (parameter dan nilai) yang relevan untuk suatu kondisi yang dikelola oleh sistem manajemen basisdata. Subsistem manajemen data

(40)

24

terdiri dari elemen-elemen seperti DSS Database, Database management system, Data directory, query facility dan digambarkan pada gambar 2.3

Gambar 2. 3Subsistem Manajemen Data (Turban, Aronson, & Liang, 2007)

Kemampuan yang dibutuhkan dari manajemen data diantaranya adalah (Hasan, 2002):

a. Kemampuan untuk mengkombinasikan berbagai variasi data melalui pengambilan dan ekstraksi data.

b. Kemampuan untuk menambahkan sumber data secara mudah dan cepat

c. Kemampuan untuk menggambarkan struktur data logikal sesuai dengan pengertian pemakai sehingga pemakai mengetahui apa yang tersedia dan dapat menentukan kebutuhan penambahan dan pengurangan.

(41)

25

d. Kemampuan untuk menangani data secara personil sehingga pemakai dapat mencoba berbagai alternatif pertimbangan personil.

e. Kemampuan untuk mengelola berbagai variasi data. 2. Subsistem Manajemen Model

Model menjadi sebuah domain atau aturan yang ada dalam perhitungan antara parameter dengan nilai-nilai agar dapat dipahami dan direplika. Kemampuan yang dimiliki manajemen basis model meliputi:

a. Kemampuan untuk menciptakan model-model baru secara cepat dan mudah.

b. Kemampuan untuk mengakses dan mengintegrasikan model-model keputusan.

c. Kemampuan untuk mengelola basis model dengan fungsi manajemen yang analog dan manajemen basis data (seperti mekanisme menyimpan, membuat dialog, mengubungkan dan mengakses model). 3. Subsistem Manajemen Interface

Interface berfungsi sebagai alat interaksi diantara sistem keputusan dengan pengguna yang memiliki wewenang penuh untuk mengambil keputusan. Kemampuan yang harus dimiliki oleh SPK untuk mendukung interaksi pemakai/sistem meliputi:

a. Kemampuan untuk menangani berbagai variasi gaya interaksi, sehingga interface harus mudah digunakan oleh pemakai.

b. Kemampuan untuk mengakomodasi tindakan pemakai dengan berbagai peralatan masukan.

(42)

26

c. Kemampuan untuk menampilkan data dengan berbagai variasi format dan peralatan keluaran.

2.1.6. Keuntungan Sistem Penunjang Keputusan Keuntungan SPK diantaranya adalah:

1. Mampu mendukung pencarian solusi dari masalah-masalah yang kompleks.

2. Memiliki respon yang cepat dalam kondisi yang berubah-ubah. 3. Mampu menerapkan berbagai strategi yang berbeda pada konfigurasi

berbeda secara cepat dan tepat.

4. Memberikan pandangan dan pembelajaran baru. 5. Memfasilitasi komunikasi.

6. Meningkatan kontrol manajemen dan kinerja. 7. Menghemat biaya.

8. Keputusan lebih tepat.

9. Meningkatkan efektivitas manajerial, menjadikan manajer dapat bekerja lebih singkat.

10. Meningkatkan produktivitas analisis.

2.1.7. Tujuan Sistem Penunjang Keputusan

Menurut Kusrini (2007) tujuan sistem pendukung keputusan diantaranya:

(43)

27

2. Memberikan dukungan pertimbangan untuk manajer tetapi tidak menggantikan fungsi manajer.

3. Meningkatkan efektivitas keputusan yang diambil manajer.

4. Kecepatan komputasi karena komputer memungkinkan para pengambil keputusan untuk melakukan banyak komputasi (mencari, menyimpan, dan mengirimkan data) secara cepat dengan biaya yang rendah karena data disimpan dalam database.

5. Peningkatan produktivitas dan menghemat biaya karena membangun satu kelompok pengambil keputusan, terutama para pakar, bisa sangat mahal. Pendukung terkomputerisasi bisa mengurangi ukuran kelompok dan memungkinkan para anggotanya untuk berada diberbagai lokasi yang berbeda-beda (menghemat biaya perjalanan). 6. Kualitas komputer bisa meningkatkan kualitas keputusan yang dibuat.

Semakin banyak data yang diakses makin banyak juga alternatif yang bisa dievaluasi. Analisis resiko bisa dilakukan dengan cepat dan pandangan dari para pakar yang berjarak jauh bisa dihimpun dengan cepat dan biaya yang rendah. Keahlian bahkan bisa diambil langsung dari sebuah sistem komputer melalui metode kecerdasan tiruan. Dengan komputer, para pengambil keputusan bisa melakukan simulasi yang kompleks, memeriksa banyak skenario yang memungkinkan, dan menilai berbagai pengaruh secara cepat dan ekonomis. Semua kapabilitas tersebut mengarah kepada keputusan yang lebih baik.

(44)

28

7. Berdaya saing manajemen dam pemberdayaan sumber daya perusahaan. Tekanan persaingan menyebabkan tugas pengambil keputusan menjadi sulit. Persaingan didasarkan tidak hanya pada harga, tetapi juga pada kualitas, kecepatan, kustomasi produk, dan dukungan pelanggan. Organisasi harus mampu secara sering dan cepat mengubah mode operasi, merekayasa ulang proses dan struktur, memberdayakan karyawan, serta berinovasi. Teknologi pengambilan keputusan bisa menciptakan pemberdayaan signifikan dengan cara memperolehkan seseorang untuk membuat keputusan yang baik secara cepat, bahkan jika mereka memiliki pengetahuan yang kurang. 8. Mengatasi keterbatasan kognitif dalam pemrosesan dan penyimpanan, otak manusia memiliki kemampuan yang terbatas untuk memproses dan menyimpan informasi dengan cara yang bebas dari kesalahan.

2.2. Konsep Dasar Sistem Informasi 2.2.1. Pengertian Sistem

Terdapat berbagai macam pengertian sistem menurut para ahli. Menurut Whitten dan Bentley, sistem merupakan kumpulan dari berbagai bagian yang saling terhubung yang bekerja bersama-sama untuk mencapai beberapa hasil (Whitten & Bentley, 2007).

Secara umum, sistem dapat diartikan sebagai kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu sebagai suatu kesatuan (Mulyanto, 2009).

(45)

29

Sistem juga dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen, atau variabel yang terorganisir, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain, dan terpadu (Sutabri, 2012). Sistem terdiri dari beberapa unsur, dimana unsur-unsur ini terdiri lagi dari subsistem yang lebih kecil.

Gambar 2. 4Daur Hidup Sistem (Sutabri, 2012)

Unsur-unsur yang terdapat dalam sistem tersebut merupakan bagian dari sistem yang berkaitan. Seperti siklus hidup yang evolusioner terdapat hubungan yang erat antara satu dengan yang lainnya yang terjalin pada unsur-unsur sistem. Sifat dari unsur-unsur tersebut memiliki keunikan dan bekerja sama untuk mencapai tujuan sistem.

(46)

30 2.2.2. Karakteristik Sistem

Gambar 2. 5Karakteristik Sistem (Mulyanto, 2009)

Suatu sistem mempunyai beberapa karakteristik, yaitu komponen atau elemen (component)¸ batas sistem (boundary), lingkungan luar sistem (environment), penghubung (interface), masukan (input), pengolah (process), keluaran (output), sasaran (objective) atau tujuan (goal), dengan penjelasan lebih lanjut sebagai berikut (Mulyanto, 2009):

a. Komponen Sistem (components)

Suatu sistem tidak berada dalam lingkungan yang kosong, tetapi berada dan berfungsi di dalam lingkungan yang berisi sistem lainnya. Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, bekerja sama membentuk satu kesatuan. Apabila suatu sisten nerupakan sakah satu dari komponen sistem lain yang lebih besar, maka akn disebut dengan subsistem, sedangkan sistem yang lebih besar tersebut adalah lingkungannya.

(47)

31 b. Batas Sistem (boundary)

Batas sistem merupakan pembatas atau pemisah antara suatu sistem dengan sistem lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem menentukan konfigurasi, ruang lingkup, atau kemampuan sistem. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan. Batas suatu sistem juga menunjukan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.

c. Lingkungan Luar Sistem (environment).

Lingkungan luar adalah apa pun di luar batas dari sistem yang dapat memengaruhi operasi sistem, baik pengaruh yang menguntungkan ataupun yang merugikan.

d. Penghubung Sistem (interface).

Penghubung (interface) merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem yang lainnya. Penghubung inilah yang akan menjadi media yang digunakan data dari masukan (input) hingga keluaran (output). Dengan adanya penghubung, suatu subsistem dapat berinteraksi dan berintegrasi dengan subsistem yang lain membentuk suatu kesatuan.

e. Masukan Sistem (Input)

Masukan sistem adalah proses yang dimasukan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan (Maintenance Input) dan masukan sinyal (signal input). Maintenance input adalah proses yang

(48)

32

dimasukan supaya sistem tersebut dapat beroperasi, sedangkan signal input adalah energi yang diproses untuk mendapatkan keluaran. f. Keluaran Sistem (Output)

Keluaran (output) merupakan hasil dari pemrosesan. Keluaran dapat berupa informasi sebagai masukan pada sistem lain atau hanya sebagai sisa pembuangan.

g. Pengolah Sistem (Process)

Pengolahan sistem (process) merupakan bagian yang melakukan perubahan dari masukan untuk menjadi keluaran yang diinginkan. h. Sasaran Sistem (Objective).

Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya.

2.2.3. Pengertian Informasi

Menurut Mulyanto (2009), pada bukunya yang berjudul Sistem Informasi Konsep dan Aplikasi, Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya, sedangkan data merupakan sumber informasi yang menggambarkan suatu kejadian yang nyata. Informasi juga merupakan pengetahuan dari hasil pengolahan data-data yang berhubungan menjadi sebuah kesimpulan. Selain itu, informasi adalah data yang telah di klasifikasi atau diolah ataupun juga diinterpretasi yang dapat digunakan dalam proses pengambilan keputusan (Sutabri, 2005).

(49)

33

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa informasi merupakan data hasil pemrosesan yang memiliki value bagi penggunanya.

Adapun menurut Mulyanto (2009) kualitas dari informasi ditentukan oleh tiga hal pokok, yaitu:

1. Akurasi (accuracy)

Sebuah informasi harus akurat, informasi bisa dikatakan akurat apabia informasi tersebut tidak bias atau menyesatkan, bebas dari kesalahan-kesalahan dan harus jelas mencerminkan maksudnya.

2. Tepat Waktu (timeliness)

Artinya informasi yang dihasilkan dari suatu proses pengolahan data, tidak boleh terlambat (usang). Informasi yang terlambat tidak akan mempunyai nilai yang baik.

3. Relevansi (relevancy)

Informasi dikatakan berkualitas jika relevan bagi pemakainya. Hal ini berarti bahwa informasi tersebut harus bermanfaat bagi pemakainya. 2.2.4. Pengertian Sistem Informasi

Sistem Informasi adalah sekumpulan sub-sub sistem yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama dan membentuk satu kesatuan, saling berinteraksi dan bekerja sama antara bagian yang satu dengan bagian yang lainya dengan cara tertentu untuk melakukan fungsi pengolahan data, menerima masukan (input) berupa data-data, kemudian mengolahnya (processing), dan menghasilkan keluaran (output), berupa informasi sebagai dasar pengambilan keputusan yang berguna dan

(50)

34

mempunyai nilai nyata yang dirasakan akibatnya baik pada saat itu juga maupun di masa mendatang, mendukung kegiatan operasional, manajerial, dan strategis organisasi, dengan memenfaatkan berbagai sumber daya yang ada dan tersedia bagi fungsi tersebut guna mencapai tujuan (Sutanta, 2011).

Sistem Informasi secara teknis dapat didefinisikan sebagai sekumpulan komponen yang saling berhubungan, mengumpulkan, memproses, menyimpan dan mendistribusikan informasi untuk menunjang pengambilan keputusan dan pengawasan dalam suatu organisasi (Kenneth dan Jane, 2008).

Sistem Informasi adalah suatu komponen yang yang terdiri dari manusia, teknologi informasi, dan prosedur kerja yang memproses, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi untuk mencapai suatu tujuan (Mulyanto, 2009). Dimana definisi dari sistem informasi dapat diilustrasikan pada gambar berikut:

(51)

35 2.3. Analisis dan Perancangan Sistem 2.5.1. Pengertian Analisis Sistem

Analisis Sistem adalah kegiatan untuk melihat sistem yang sudah berjalan, melihat bagian mana yang bagus dan tidak bagus, dan kemudian mendokumentasikan kebutuhan yang akan dipenuhi dalam sistem yang baru (Rizky, 2011).

Menurut McLeod (2001), analisa sistem adalah penelitian suatu sistem yang telah ada dengan tujuan untuk merancang sistem baru atau diperbaharui.

Analisis sistem adalah memeriksa sebuah masalah yang ada yang akan diselesaikan oleh perusahan dengan menggunkan sistem informasi sistem informasi. Analisis sistem mencakup beberapa langkah yang harus dilakukan menurut Laudon (2012) yaitu:

1. Menentukan masalah.

2. Mengidentifikasikan penyebab dari masalah tersebut. 3. Menentukan pemecahan masalahnya.

4. Mengidentifikasikan kebutuhan informasi yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah tersebut.

2.5.2. Pengertian Perancangan Sistem

Setelah tahapan analisis maka dilanjutkan dengan tahapan perancangan sistem. Perancangan sistem ini merupakan perbaikan dari

(52)

36

sistem sebelumnya yang telah dianalisis untuk memperbaiki masalah-masalah yang terdapat dalam sistem yang sudah ada sebelumnya.

Perencanaan Sistem adalah sebuah teknik pemecahan masalah yang saling melengkapi (dengan Analisis Sistem) yang merangkai kembali bagian-bagian relatif pada sistem yang diperbaiki. Hal ini melibatkan penambahan, penghapusan dan perubahan bagian-bagian relatif pada sistem aslinya (Rizky, 2011).

Perancangan sistem adalah langkah pertama dalam fase pengembangan rekayasa produk atau sistem. Fase ini adalah inti teknis dari proses rekayasa perangkat lunak (Pressman, 2010).

Perancangan sistem adalah sebuah teknik pemecahan masalah yang saling melengkapi (dengan analisis sistem) yang merangkai kembali bagian – bagian komponen menjadi sebuah sistem yang lengkap. Hal ini meliputi penambahan, penghapusan, dan perubahan bagian – bagian relative pada sistem aslinya (awalnya) (Whitten et al, 2007).

Dari definisi-definisi sebelumnya, penulis mengambil kesimpulan bahwa perancangan sistem merupakan proses menyelesaikan masalah dengan menerjemahkan kebutuhan pengguna pada sebuah sistem untuk menunjang pembuatan atau pengembangan sistem baru.

(53)

37 2.4. Konsep Penerimaan Karyawan 2.4.1. Pengertian Penerimaan Karyawan

Penerimaan karyawan adalah serangkaian aktivitas mencari dan memikat pelamar kerja dengan motivasi, kemampuan, keahlian, dan pengetahuan yang diperlukan guna menutup kekurangan yang diidentifikasi dalam perencanaan kepegawaian (Simamora, 2001).

Penerimaan karyawan adalah tindakan atau proses dari suatu usaha organisasi untuk mendapatkan tambahan pegawai untuk tujuan organisasi (Mangkunegara, 2005). Oleh karena itu, dalam penerimaan harus melibatkan sumber daya manusia yang mampu berfungsi sebagai input yang pas untuk perusahaan yang bersangkutan. Penerimaan karyawan mencakup identifikasi dan evaluasi sumber-sumber, tahapan dalam proses keseluruhan kemudian dilanjutkan dengan mendaftar kemampuan penarikan, seleksi, penempatan dan orientasi.

Perekrutan menurut Filippo dalam Hasibuan (2008) adalah proses pencarian dan pemikatan para calon pegawai yang mampu bekerja di dalam organisasi. Dengan kata lain, penerimaan atau perekrutan adalah usaha mencari dan menarik tenaga kerja agar mau melamar lowongan kerja yang ada pada suatu lembaga.

Dari beberapa pengertian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa penerimaan karyawan merupakan usaha untuk mendapatkan orang

(54)

38

yang tepat, dalam jumlah yang tepat, dan ditempatkan pada pekerjaan yang tepat, melalui suatu proses penarikan seleksi dan penempatan.

Menurut Sahala P. Sinurat, fungsi utama proses penerimaan karyawan adalah untuk memastikan bahwa mereka yang masuk dalam organisasi memiliki motivasi yang tinggi dan kapabilitas cukup untuk memenuhi kebutuhan perusahaan pada masa sekarang dan di masa yang akan datang. Unsur motivasi tinggi dan kapabilitas tinggi ini harus ada dalam benak manajer HRD ketika merancang sistem dan prosedur rekrutmen. Berikut ini merupakan sistem dan prosedur yang banyak digunakan perusahaan-perusahaan di Indonesia maupun di luar negeri:

1. Penentuan sasaran rekrutmen dan seleksi 2. Penentuan kualifikasi

3. Penyusunan jadwal kegiatan 4. Penentuan alat-alat tes.

Proses penerimaan dan seleksi dimulai dengan adanya perencanaan sumber daya manusia atau permintaan dari pengguna dan diakhiri dengan diangkatnya seseorang sebagai karyawan. Berikut bagan alur proses rekrutmen dan seleksi.

(55)

39

Gambar 2. 7 Flowchart Proses Penerimaan dan Seleksi

2.4.2. Karyawan atau Pegawai

Menurut Undang-undang No.13 tahun 2003 pasal 1, tenaga kerja adalah tiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik di dalam maupun di luar hubungan kerja, guna menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Selanjutnya, pada pasal 4 disebutkan bahawa karyawan/pegawai adalah seorang pekerja tetap yang bekerja di bawah perintah orang lain dan mendapat kompensasi serta jaminan.

Hasibuan (2008) menjelaskan bahwa karyawan adalah penjual jasa (pikiran dan tenaganya) dan mendapat kompensasi yang besarnya telah ditetapkan terlebih dahulu. Dalam hal ini, karyawan wajib dan terikat untuk mengerjakan pekerjaan yang diberikan dan berhak memperoleh kompensasi sesuai dengan perjanjian.

(56)

40 2.4.3. Seleksi

Seleksi merupakan suatu kegiatan pemilihan dan penentuan pelamar yang diterima atu ditolak untuk menjadi karyawan perusahaan. Seleksi ini didasarkan kepada spesifikasi tertentu dari setiap perusahaan yang bersangkutan (Hasibuan, 2008). Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa seleksi adalah memperoleh karyawan yang paling tepat dalam kualitas maupun kuantitas dari calon-calon yang akan ditariknya. Dan dapat ditambahkan kembali bahwa seleksi karyawan sangat berperan bila ternyata para karyawan berprestasi baik sesuai dengan yang diharapkan.

Tujuan diadakannya seleksi karyawan yaitu untuk mendapatkan tenaga kerja yang paling tepat untuk memangku jabatan tertentu, hal ini diartikan bahwa tenaga kerja tersebut dapat memberikan prestasinya pada perusahaan. Beberapa kualifikasi yang menjadi dasar bagi pelaksanaan seleksi diberbagai perusahaan menurut Malayu S.P hasibuan, adalah sebagai berikut: 1. Keahlian 2. Pengalaman 3. Kesehatan fisik 4. Pendidikan 5. Umur 6. Kerja sama

(57)

41 7. Kejujuran

8. Inisiatif dan Kreatif 9. Kedisiplinan

Ada berbagai macam tes yang digunakan untuk menyeleksi karyawan yang melamar di suatu perusahaan. Salah satunya adalah tes psikologi. Tes semacam itu adalah alat utama untuk mengukur mind dan sering digunakan oleh para pemimpin (employers) sebagai bagian dari proses seleksi, untuk membantu mereka memperoleh penilaian akurat apakah seseorang individu mampu melakukan pekerjaan yang dibutuhkan dan apakah karakter seseorang cocok dengan pekerjaan tersebut.

Ada juga penilaian bakat teknis, yaitu sebuah tes yang sekarang menjadi lazim sebagai bagian dari prosedur seleksi pegawai, dan sering dikombinasikan dengan berbagai disiplin tes penalaran numerik, penalaran verbal, penalaran simbol, dan kecepatan visual dan ketelitian/ketepatan, dan ketangkasan manual (manual dexterity) bagi industri. Pegawai yang memiliki bakat teknis yang tinggi berpotensi menguasai teknologi lebih efektif dan memakai keahliannya lebih cepat daripada para calon yang memiliki bakat teknis rendah. Memperkerjakan mereka dalam pekerjaan berorientasi teknologi dianggap lebih efektif dalam biaya, baik dalam pelatihan maupun dalam efisiensi kinerja untuk melakukan pekerjaan pada tingkat yang diinginkan.

(58)

42 2.5. Fuzzy Logic

2.5.1. Konsep Awal Fuzzy Logic

Fuzzy logic atau logika bias dikenalkan oleh Dr. Lotfi Zadeh Universitas California, Berkeley pada tahun 1965. Fuzzy logic merupakan konsep, teknik atau metode untuk mengatasi penilaian terhadap hal yang memiliki ketidakpastian, ketidakjelasan, dan ambiguitas dari tanggapan manusia, penilaian subjektif untuk berbagai situasi dan permasalahan di dunia nyata. Dari perspektif ini, fuzzy logic adalah metode untuk menentukan kapasitas manusia dalam hal ketepatan penalaran atau perkiraan penalaran. Sebuah penalaran yang juga merupakan kemampuan manusia dalam menterjemahkan alasan yang tidak pasti (perkiraan) dan menyimpulkannya. Dalam fuzzy logic, semua truth atau kebenaran adalah parsial atau perkiraan. Alasan ini juga disebut penalaran interpolative, dimana proses interpolasi antara the binary extremes of true dan false diwakili oleh kemampuan fuzzy logic untuk merangkum perkiraan truth (Ross, 2010)

Gambar

Gambar 2. 2 Komponen SPK (Sauter, 2010)
Gambar 2. 10 Siklus RAD (Kendall & Kendall, 2010)
Gambar 2. 11 Proses Pengembangan dalam UML (Kendall & Kendall, 2010)
Gambar 2. 12 Contoh Use Case Diagram (Whitten & Bentley, 2007)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dampak negatif pelaksanaan pembangunan yang dirasakan pada era reformasi adalah terjadinya konflik dibeberapa daerah serta menguatnya gejala konflik baru, baik yang

Hasil pengamatan terhadap umur panen setelah dilakukan analisis sidik ragam menunjukkan bahwa interaksi antara ethrel dengan pupuk NPK tidak memberikan pengaruh yang

Sejarah baru mulai diukir oleh Bank Aceh melalui hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). Tanggal 25 Mei 2015 bahwa Bank Aceh melakukan perubahan

WANTA W., & HU Y.(1994).Time-lag differences in the agenda setting process: An examination of five news media International Journal of Public Opinion Research,

bahwa Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Bandung telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 20 Tahun

Penyusunan Rencana Strategis ( Renstra) tahun 2011 -2015 ini adalah sebagai upaya untuk membina, meningkatkan, mengembangkan, menumbuhkan Sektor koperasi serta

“Metode analisis kuantitatif dapat diartikan sebagai metode analisis yang berlandaskan pada sampel filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel