• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasional Pada PT. Suka Pandawa.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasional Pada PT. Suka Pandawa."

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

   

TESIS

PENGARUH IKLIM ORGANISASI TERHADAP

KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN

ORGANISASIONAL PADA PT SUKA PANDAWA

I MADE WIJAYA KESAWA

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2016

(2)

TESIS

PENGARUH IKLIM ORGANISASI TERHADAP

KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN

ORGANISASIONAL PADA PT SUKA PANDAWA

I MADE WIJAYA KESAWA NIM. 1390662008

PROGRAM MAGISTER

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2016

(3)

   

PENGARUH IKLIM ORGANISASI TERHADAP

KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN

ORGANISASIONAL PADA PT SUKA PANDAWA

Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister

Pada Program Magister, Program Studi Manajemen

Program Pascasarjana Universitas Udayana

I MADE WIJAYA KESAWA

NIM. 1390662008

PROGRAM MAGISTER

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2016

(4)

Lembaran Pengesahan

Tesis Ini Telah Disetujui

Tanggal 1 Februari 2016

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Prof. Dr. I Wayan Gede Supartha, SE., SU NIP. 19550202 198003 1 004

Dr. Made Subudi, SE., MSi NIP. 19540504 198303 1 003

Mengetahui,

Direktur

Program Pascasarjana Universitas Udayana

Ketua Program Studi Magister Manajemen Program Pascasarjana Universitas Udayana

Prof. Dr. dr. A. A. Raka Sudewi, Sp.S (K) NIP. 19590215 198510 2 001

Dr. Desak Ketut Sintaasih, SE., MSi NIP. 19590801 198601 2 001

(5)

   

Tesis Ini Telah Diuji pada

Tanggal 20 Januari 2016

Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana

No : No : 355/UN14.4/HK/2016 Tanggal : 12 Januari 2016

Ketua : Prof. Dr. I Wayan Gede Supartha, SE., SU

Anggota :

1. Dr. Made Subudi,SE., MSi

2. Dr. Desak Ketut Sintaasih, SE., MSi

3. Dr. Dra. IG. A. Manuati Dewi, MA

4. Agoes Ganesha Rahyuda, SE., MT., Ph.D

(6)

SURAT PERSYARATAN BEBAS PLAGIAT

NAMA : I Made Wijaya Kesawa

NIM : 1390662008

PROGRAM STUDI : Magister Manajemen

JUDUL TESIS : Pengaruh Iklim Organisasi dan Kepuasan Kerja

Terhadap Komitmen Organisasi pada PT. Suka

Pandawa

Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah Tesis ini bebas plagiat.

Apabila di kemudian hari terdapat plagiat dalam karya ilmiah ini maka saya

bersedia menerima sanksi sesuai peraturan Mendiknas RI No 17 tahun 2010 dan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Denpasar, 3 Februari 2016

(I Made Wijaya Kesawa)

(7)

   

UCAPAN TERIMA KASIH

Pertama-tama perkenankanlah penulis memanjatkan puji syukur

kehadapan Ida Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya atas

asung wara nugraha-Nya/karunia-Nya, tesis ini dapat diselesaikan.

Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terimakasih

yang sebesar-besarnya kepada Prof. Dr. I Wayan Gede Supartha, SE., SU.,

sebagai pembimbing utama yang dengan penuh perhatian telah memberikan

dorongan, semangat, bimbingan, dan saran selama penulis mengikuti program

Magister Manajemen, khususnya dalam penyelesaian tesis ini. Terima kasih

sebesar-besarnya pula penulis sampaikan kepada Dr. Made Subudi, SE., MSi.

Sebagai pembimbing pendamping yang dengan penuh perhatian dan kesabaran

telah memberikan bimbingan dan saran kepada penulis.

Ucapan yang sama juga ditujukan kepada Prof. Dr. dr. Ketut Suastika,

Sp.PD, KEMD., selaku Rektor Universitas Udayana atas kesempatan dan fasilitas

yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan

Program Magister di Universitas Udayana. Ucapan terima kasih ini juga ditujukan

kepada Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana yang dijabat oleh

Prof. Dr. dr. A. A. Raka Sudewi, Sp.S (K) atas kesempatan yang diberikan kepada

penulis untuk menjadi mahasiswa Program Magister pada Program Pascasarjana

Universitas Udayana. Tidak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada Dr. I

Nyoman Mahendra, SE., MSi sebagai Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Udayana atas ijin yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti

pendidikan program Magister. Pada kesempatan ini, penulis juga menyampaikan

(8)

rasa terima kasih kepada Dr. Desak Ketut Sintaasih, SE., MSi sebagai Ketua

Program MM Universitas Udayana. Ungkapan terima kasih penulis sampaikan

pula kepada para penguji tesis, yaitu Dr. Desak Ketut Sintaasih, SE., MSi., Dr.

Dra. IG. A. Manuati Dewi, MA dan Agoes Ganesha Rahyuda, SE., MT., Ph.D

yang telah memberikan masukan, saran, sanggahan, dan koreksi sehingga tesis ini

dapat terwujud seperti ini.

Pada kesempatan ini penulis ucapkan terima kasih yang tulus disertai

penghargaan kepada semua guru dan dosen yang telah membimbing penulis,

mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Juga penulis ucapkan terima

kasih kepada Bapak dan Ibu yang telah mengasuh dan membesarkan penulis,

memberikan dasar-dasar berpikir logik dan suasana demokratis sehingga tercipta

lahan yang baik untuk berkembangnya kreativitas. Akhirnya penulis sampaikan

terima kasih kepada Ni Putu Mirah Darmayanti, teman-teman Program Magister

Manajemen Angkatan XXXI B telah memberikan semangat kepada penulis

kesempatan untuk kelancaran tesis ini.

Semoga Ida Hyang Widi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa selalu

melimpahkan rahmat-Nya kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan

dan penyelesaian tesis ini serta kepada penulis sekeluarga.

Denpasar, Penulis

(9)

   

ABSTRAK

Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasional Pada PT Suka Pandawa

Komitmen seseorang terhadap organisasi (organizational commitment)

merupakan faktor penting dalam pencapaian tujuan organisasi. Komitmen organisasi dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya iklim organisasi dan kepuasan kerja. Tujuan dari penelitian ini untuk (1) mengkaji pengaruh iklim organisasi terhadap kepuasan kerja PT. Suka Pandawa, (2) mengkaji pengaruh iklim organisasi terhadap komitmen organisasi PT. Suka Pandawa (3) mengkaji pengaruh kepuasan kerja terhadap komitmen organisasi PT. Suka Pandawa (4) mengkaji peran mediasi kepuasan kerja terhadap hubungan iklim organisasi dengan komitmen organisasi.

Populasi penelitian ini berjumlah 122 dan menggunakan simple random

sampling serta menggunakan rumus Slovin dalam pengambilan sampel, sehingga

diperoleh sampel penelitian sebanyak 55 karyawan. Skala Likert digunakan

sebagai skor penilaian kuesioner dan menggunakan uji validitas serta reliabilitas untuk pengujian kuesioner. Alat analisis dalam penelitian ini adalah Structural Equation Model (SEM) menggunakan pendekatan variance based dengan Partial Least Square (PLS) serta melakukan uji VAF untuk pengujian variabel mediasi.

Hasil penelitian ini menemukan bahwa iklim organisasi berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja dan komitmen organisasi PT. Suka Pandawa, kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap komitmen organisasi PT. Suka Pandawa dan kepuasan kerja sebagai mediasi terbukti tidak memberikan pengaruh langsung terhadap hubungan antara iklim organisasi dan komitmen organisasi. Secara teoritis implikasi penelitian ini telah mendukung hasil penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan iklim organisasi, kepuasan kerja dan komitmen organisasional dan secara praktis penelitian ini kepuasan kerja membuktikan bahwa kepuasan kerja sebagai pemediasi tidak terbukti memberikan pengaruh langsung terhadap hubungan antara iklim organisasi dan komitmen organisasi.

Kata kunci : Iklim Organisasi, Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi

(10)

ix  ABSTRACT

The Influence Of Organizational Climate To Work Satisfaction And

Organizational Commitment at PT Suka Pandawa.

The organizational commitment was the important factor to achieve the organization goal. Organizational commitment is influenced by several factors, including organizational climate and job satisfaction. The aim of this study was to (1) assess the effect of organizational climate on job satisfaction PT. Suka Pandawa, (2) assess the effect of organizational climate on organizational commitment PT. Suka Pandawa (3) assess the effect of job satisfaction on organizational commitment PT. Suka Pandawa (4) examine the mediating role of job satisfaction on organizational climate relationship with organizational commitment.

The study population numbered 122 and using simple random sampling

and using Slovin formula in the sampling, and the total samples are 55 employees. Likert scale is used as a balanced assessment questionnaires and using validity and reliability for testing the questionnaire. The analysis tool in this research is Structural Equation Model (SEM) which is using a variance-based approach with Partial Least Square (PLS) as well as to test the mediating variable VAF to testing.

Results of the study found that organizational climate has a positive effect on job satisfaction and organizational commitment of PT. Suka Pandawa, job satisfaction has positive influence on organizational commitment PT. Suka Pandawa and job satisfaction as mediation proved not directly affect the relationship between organizational climate and organizational commitment. Theoretically the implications of this research supports previous research results related to organizational climate, job satisfaction and organizational commitment and job satisfaction of practical research proves that job satisfaction as a mediator not proven to provide a direct influence on the relationship between organizational climate and organizational commitment.

(11)

DAFTAR ISI

2.3.1. Definisi Komitmen Organisasi ... 17

2.3.2. Dimensi Komitmen Organisasi ... 18

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 20

3.1. Kerangka Berpikir dan Konseptual Penelitian ... 20

3.2. Hipotesis Penelitian ... 21

3.2.1. Hubungan Iklim Organisasi dan Kepuasan Kerja ... 22

3.2.2. Hubungan Iklim Organisasi dan Komitmen Organisasi ... 22

3.2.3. Hubungan Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi ... 23

3.2.4. Peran mediasi kepuasan kerja pada pengaruh iklim organisasi terhadap komitmen organisasi ... 24

BAB IV METODE PENELITIAN ... 25

4.1. Rancangan dan Ruang Lingkup Penelitian ... 25

4.1.1. Rancangan Penelitian ... 25

4.1.2. Ruang Lingkup Penelitian ... 25

4.2. Variabel Penelitian ... 25

4.2.1. Identifikasi Variabel ... 25

4.2.2. Definisi Operasional Variabel ... 26

(12)

4.3.1. Jenis Data ... 28

4.4.3. Pengujian Mediasi SEM-PLS menggunakan metode VAF ... 37

BAB V HASIL PENELITIAN ... 39

5.1. Hasil Penelitian ... 39

5.1.1. Gambaran Umum Daerah Penelitian ... 39

5.1.2. Karakteristik Responden ... 40

5.1.3. Deskripsi Variabel Penelitian ... 41

5.1.3.1. Variabel Iklim Organisasi ... 42

5.1.3.2. Variabel Kepuasan Kerja ... 43

5.1.3.3. Variabel Komitmen Organisasi ... 44

5.1.4. Evaluasi Model ... 45

5.1.4.1. Evaluasi Goodness of Fit Outer Model ... 46

5.1.4.2. Evaluasi Goodness of Fit-Inner Model ... 49

5.1.4.3. Hasil Koefisien Jalur dan T Statistik ... 50

5.1.5. Pengujian Hipotesis (resamplingbootstapping) ... 51

5.2. Pembahasan ... 54

5.2.1. Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja ... 54

5.2.2. Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Komitmen Organisasi .... 55

5.2.3. Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Komitmen Organisasi ... 56

5.2.4. Pengaruh Peran Mediasi Kepuasan Kerja Terhadap Hubungan Iklim Organisasi dengan Komitmen Organisasional ... 57

5.3. Implikasi Penelitian ... 58

5.3.1. Implikasi Teoritis ... 58

5.3.2. Implikasi Praktis ... 58

5.3.3. Keterbatasan Penelitian ... 58

(13)

   

DAFTAR TABEL

No Nama Tabel Halaman

1.1 Absensi Karyawan PT. Suka Pandawa Tahun 2014 ... 4

4.1. Jabatan dan Jumlah Karyawan PT. Suka Pandawa ... 29

4.2. Distribusi pengambilan sampel karyawan PT. Suka Pandawa ... 30

4.3. Jawaban dan Skor Penilaian ... 31

4.4. Hasil Uji Validitas Kuesioner ... 32

4.5. Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner ... 33

5.1. Karakteristik Responden ... 40

5.2. Deskripsi Jawaban Responden Terhadap Variabel Iklim Organisasi ... 42

5.3. Deskripsi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kepuasan Kerja ... 43

5.4. Deskripsi Jawaban Responden Terhadap Variabel Komitmen Organisasi 44 5.5. Outer Loading Variabel Penelitian ... 46

5.6. Outer Weight Variabel Penelitian ... 47

5.7. Cross loading Penelitian ... 48

5.8. Nilai AVE ... 48

5.9. CompositeReliability ... 49

5.10.Nilai R-square (R2) ... 50

5.11.Pengaruh Langsung, Pengaruh Tidak Langsung dan Pengaruh Total Variabel ... 50

5.12.Hasil Pengujian Hipotesis ... 51

5.13.PerhitunganVAF Hubungan Tidak Langsung Variabel Iklim Organisasi Terhadap Komitmen Organisasi Melalui Kepuasan Kerja ... 53

(14)

DAFTAR GAMBAR

No Nama Gambar Halaman

3.1Kerangka Konseptual Penelitian ... 21 4.1 Diagram Alur (Path Diagram) atau Outer Model ... 35 5.1.Model Persamaan Struktural ... 45

(15)

   

 

DAFTAR LAMPIRAN

No Nama Lampiran Halaman

1. Kuesioner ... 74

2. Hasil Uji Validitas dan Realibilitas ... 77

3. Uji Statistik Diskriptif ... 81

4. Model Persamaan Struktural ... 86

5. Hasil Model Pengukuran Indikator Reflektif (Outer Loading Model) ... 86

6. Hasil Model Pengukuran Indikator Formatif (Outer Weight Model) ... 87

7. Cross Loading ... 87

8. Nilai AVE ... 88

9. Nilai Composite Reliability ... 88

10.Tabel R Square ... 88

11.Path Coefficients ... 88

12.Indirect Effects ... 89

13.TotalEffect ... 89

(16)

1.1.Latar Belakang

Keberhasilan pengelolaan organisasi sangat ditentukan oleh keberhasilan

dalam mengelola sumber daya manusia, dalam studi manajemen sumber daya

manusia diuraikan bahwa komitmen organisasi merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi perilaku manusia dalam organisasi (Eva, 2009). Komitmen

organisasional merupakan kekuatan yang bersifat relatif dari karyawan dalam

mengidentifikasi keterlibatan dirinya ke dalam bagian organisasi (Agung, 2012).

Penelitian yang dilakukan oleh Rudiyanto dan Taufiqurrohman (2014)

mengungkapkan komitmen organsisasional yang kuat di dalam individu

menyebabkan individu berusaha keras mencapai tujuan organisasi sesuai dengan

rencana yang sudah ditetapkan.

Menjaga hubungan dengan karyawan, manajemen hendaknya memberikan

apresiasi terhadap kinerja karyawan. Apresiasi dapat diberikan dalam bentuk

penghargaan dan hukuman (reward and punishment). Pemberian penghargaan

dapat dilakukan dengan cara pemberian gaji, bonus, insentif dan promosi.

Penghargaan diberikan untuk meningkatkan kepuasan kerja (Robbins dan Judge,

2013). Sedangkan menurut Breevaart et al. (2014) hukuman diberikan untuk

memberikan efek jera terhadap karyawan apabila karyawan tidak bekerja sesuai

(17)

 

punishment bertujuan untuk meningkatkan kinerja perusahaan guna memenuhi kebutuhan pasar terhadap produk yang dihasilkan.

Komitmen organisasional didefinisikan sebagai perasaan yang kuat dan erat

dari seseorang terhadap tujuan dan nilai suatu organisasi dalam hubungannya

dengan peran mereka terhadap upaya pencapaian tujuan organisasi (Durkin dan

Bennet, 2003). Sopiah (2008) menyatakan bahwa komitmen organisasional

(organizational commitment) merupakan tingkat keyakinan karyawan untuk menerima tujuan organisasi sehingga berkeinginan untuk tetap tinggal dan

menjadi bagian dari organisasi tersebut.

Karyawan yang berkomitmen cenderung lebih bertanggungjawab dalam

memberikan pelayanan (Ping et al., 2012). Berbagai studi penelitian menunjukkan bahwa orang-orang yang relatif puas dengan pekerjaannya akan lebih

berkomitmen terhadap organisasi (Mathis dan Jackson, 2011). Curtis dan Wright

(2001) mengemukakan bahwa komitmen didefinisikan sebagai kekuatan

identifikasi individu yang berada dalam sebuah organisasi, sehingga jika

seseorang memiliki komitmen untuk organisasi, ia akan memiliki identifikasi

yang kuat dengan organisasi, memiliki nilai-nilai keanggotaan, setuju dengan

tujuan dan sistem nilai organisasi, kemungkinan akan tetap di dalamnya, dan

akhirnya, siap untuk bekerja keras demi organisasinya.

Allen dan Meyer (1990) memperkenalkan model tiga komponen komitmen

organisasional yaitu, affective commitment yang mencerminkan identifikasi

keterlibatan emosional individu dalam organisasi, normative commitment yang

memperlihatkan kewajiban karyawan terhadap organisasi dan continuance

(18)

commitment yang berfokus pada persepsi individu yang dirasakan sebagai kebutuhan untuk tetap tinggal dengan organisasi atau meninggalkan organisasi.

PT. Suka Pandawa memproduksi pakaian yang dijual untuk memenuhi

permintaan konsumen di dalam negeri dan di luar negeri. Permintaan pakaian

yang dihasilkan setiap tahunnya mengalami peningkatan sehingga dibutuhkan

penambahan karyawan untuk meningkatkan jumlah produk yang dihasilkan. Akan

tetapi dalam proses perekrutan karyawan, PT. Suka Pandawa mengalami kesulitan

untuk mendapatkan karyawan baru yang mempunyai komitmen organisasi tinggi

terhadap perusahaan.

Tingginya komitmen organisasi pada karyawan PT. Suka Pandawa dibentuk

oleh iklim organisasi, hal ini dikarenakan dengan kondusifnya iklim organisasi

yang dibentuk oleh karyawan maupun menejemen berdampak pada peningkatan

kepuasan kerja. Dampak yang ditimbulkan dari terciptanya kepuasan kerja adalah

secara tidak langsung karyawan PT. Suka Pandawa akan memberikan informasi

kepada temannya untuk bekerja pada PT. Suka Pandawa.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Rowden (2000) ditanyakan bahwa

tingginya komitmen organisasi karyawan terhadap perusahaan dapat dilihat dari

peningkatan kinerja kerja karyawan. Sehingga guna mengatasi permasalahan yang

dialami oleh PT. Suka Pandawa dalam meningkatkan komitmen organisasi

karyawan terhadap organisasi maka perlu dilakukan penelitian lebih mendalam

untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi komitmen organisasi.

Kenyataannya, terjadi permasalahan pada komitmen karyawan dilihat dari

tanggung jawab (komitmen normatif) para karyawan. Hasil observasi yang

(19)

 

dilakukan terhadap 10 karyawan diketahui bahwa sebanyak 70% karyawan tidak

dapat menyelesaikan tugas sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan dan

banyaknya pengambilan cuti kerja yang dilakukan oleh karyawan pada tahun

2014. Secara normatif karyawan wajib hadir 100% dalam 1 bulan, namun PT.

Suka Pandawa memberikan toleransi 5% libur dalam satu bulan. Seperti yang

dapat dilihat pada Tabel 1.1. Tingkat kehadiran karyawan PT. Suka Pandawa yang

berdampak terhadap menurunnya kinerja karyawan. Selain itu penurunan

kehadiran karyawan mengakibatkan turunnya kewajiban karyawan dalam

menjalani tanggung jawab. Dengan kata lain, komitmen normatif karyawan PT.

Suka Pandawa bermasalah seperti yang bisa dilihat pada Tabel 1.1 dan Tabel 1.2.

Tabel 1.1

Absensi Karyawan PT. Suka Pandawa Tahun 2014

1 2 3 4 5

Sumber : PT Suka Pandawa

(20)

Dalam pemaparan yang dilakukan oleh Allen dan Mayer (1991) komitmen

normatif merupakan komitmen karyawan terhadap organisasinya yang

mencerminkan perasaan seseorang terhadap kewajiban untuk mempertahankan

keanggotaan organisasinya, karena karyawan percaya secara moral dan etis untuk

tetap setia dan bertahan di dalam organisasi. Yucel (2012) menyatakan bahwa

kepuasan kerja merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi komitmen

organisasi.

Tabel 1.2

Persentase Libur Karyawan PT. Suka Pandawa Tahun 2014

Bulan Hari

Penelitian yang dilakukan oleh Fatemeh et al. (2012) pada pekerja olah raga dikementrian Iran menyatakan bahwa kepuasan kerja memiliki dampak yang

positif dan signifikan terhadap komitmen organisasi. Hal ini disebabkan

komitmen organisasi mengacu pada keinginan karyawan untuk menjadi anggota

organisasi (Robbins, 2010). Selain keinginan, karyawan memiliki kesiapan untuk

(21)

 

memberikan kinerja terbaik guna mencapaian tujuan organisasi (Tella et al., 2007). Sejalan dengan itu penelitian yang dilakukan oleh Guimaraes (2007) pada

perusahaan di Tennessee Amerika Serikat memaparkan kesiapan karyawan dapat

ditunjukkan dengan tingginya tingkat kesetiaan terhadap perusahaan sehingga

mereka tidak ingin meninggalkan organisasi.

Terdapat teori kepuasan kerja yang dijadikan sebagai acuan dalam penelitian.

Teori tersebut adalah teori motivasi dan kebersihan (motivation and hygiene

theory) yang dikemukakan oleh Herzberg’s (1968). Herzberg’s menyatakan terdapat faktor yang berbeda menyebabkan kepuasan dan ketidakpuasan kerja.

Faktor yang menyebabkan kepuasan kerja disebut faktor motivasi (motivation

theory). Adapun faktor yang berperan dalam menciptakan faktor motivasi adalah prestasi, pengakuan, pekerjaan tu sendiri (work it self), tanggung jawab dan kemajuan. Sedangkan faktor yang menghambat kepuasan kerja disebut faktor

kebersihan (hygiene theory). Faktor kebersihan (hygiene theory) terdiri dari kebijakan administratif perusahaan, pengawasan, gaji, hubungan antara karyawan

(interpersonal relationship) dan kondisi kerja (Petty et al., 2005).

Pembayaran (pay), pekerjaan (job), kesempatan promosi (promotion

opportunities), atasan (supervisor) dan rekan kerja (co-worker) merupakan indikator yang digunakan oleh Azeem (2010) untuk mengukur kepuasan kerja dan

komitmen organisasi karyawan pada kesultanan Oman. Sedangkan dalam buku

yang ditulis oleh Robbins dan Judge (2013) menyatakan pembayaran (pay),

pekerjaan (job), kesempatan promosi (promotion opportunities), atasan

(22)

(supervisor) dan rekan kerja (co-worker) merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur kepuasan kerja.

Selain kepuasan kerja, iklim organisasi juga mampu mempengaruhi

komitmen organisasi. Iklim organisasi adalah istilah yang digunakan untuk

mengetahui pengaruh lingkungan psikologis, pengaruh sosial, pengaruh organisasi

dan pengaruh situasional terhadap perilaku karyawan (Argyris, 2008). Penelitian

yang dilakukan oleh Forehand dan Gilmer (2004) menyatakan iklim organisasi

merupakan suatu konsep yang digunakan guna mengetahui perilaku karyawan

sehingga memberikan dampak yang positif terhadap organisasi. Sedangkan dari

hasil penelitian yang dilakukan oleh Guetzkow et al. (2002) pada karyawan

administrasi yang bekerja di pemerintahan Chicago Amerika Serikat menyatakan

bahwa iklim organisasi dapat mempengaruhi psikologis karyawan sehingga perlu

dilakukan evaluasi objektif secara berkelanjutan guna meningkatkan komitmen

organisasi pada karyawan.

Menurut Davis dan Newstrom (1985) iklim organisasi adalah lingkungan

manusia dimana para pegawai organisasi melakukan pekerjaan mereka.

Pengertian ini dapat mengacu lingkungan suatu departemen, unit perusahaan yang

penting seperti pabrik cabang atau suatu organisasi secara keseluruhan sehingga

iklim organisasi dapat mempengaruhi motivasi, prestasi dan kepuasan kerja.

Hubungan antara iklim organisasi dan kepuasan kerja diakui dengan baik dan

telah dipelajari dalam berbagai pengaturan kerja (Silver et al., 2007).

Guion (2003) berpendapat bahwa iklim organisasi merupakan salah satu

konsep yang paling produktif yang diciptakan oleh para peneliti organisasi karena

(23)

 

mengidentifikasi serangkaian variabel independen yang perlu diubah dalam setiap

organisasi untuk mempertahankan atau meningkatkan efektivitas organisasi dan

kepuasan kerjanya. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Clark (2002)

menunjukkan bahwa iklim organisasi merupakan faktor utama dari kepuasan kerja

dan iklim dapat dilihat sebagai anteseden penting untuk kepuasan kerja dan

komitmen organisasi. Shim (2010) berpendapat dalam penelitian yang dilakukan

pada New York State Social Work Education Consortium (SWEC) iklim

organisasi mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap kepuasan kerja. Selain

itu, terdapat pengaruh yang positif dari iklim organisasi terhadap komitmen

organisasi pada karyawan eksekutif dan non eksekutif di perusahaan

telekomunikasi di Malaysia (Fauziah et al., 2010).

Penelitian yang dilakukan oleh Idrus (2006) mengungkapan adanya pengaruh

yang positif dan signifikan antara iklim organisasi terhadap kepuasan kerja.

Schyns et al. (2009) berpendapat bahwa iklim organisasi memiliki hubungan

positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja pada karyawan profesional yang

bekerja dalam bidang teknologi informasi di Inggris. Bhaesajsanguan (2010)

melakukan penelitian mengenai hubungan antara iklim organisasi, kepuasan kerja

dan komitmen organisasi pada industri telekomunikasi di Thailand, menyatakan

bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara iklim organisasi, kepuasan

kerja dan komitmen organisasi.

Jing et al. (2011) dalam penelitian pada karyawan apotek di Sydney,

menyatakan bahwa iklim organisasi dan komitmen organisasi memiliki hubungan

yang signifikan. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Chaur-luh (2014) terhadap

(24)

karyawan yang bekerja pada industri operasi terminal di pelabuhan Kaohsiung

mengungkapkan iklim organisasi memiliki hubungan yang positif dan signifikan

terhadap komitmen organisasi serta terdapat hubungan yang positif dan signifikan

antara iklim organisasi dan komitmen organisasi (Permarupan et al., 2013).

Sehingga untuk lebih memperkuat adanya pengaruh yang positif dan signifikan

antara iklim organisasi dengan komitmen organisasi, maka dilakukan penelitian

tentang hal tersebut pada perusahaan manufaktur yang berlokasi di kota Denpasar.

Guna mengetahui permasalahan yang dihadapi, maka penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui seberapa besar kepuasan kerja berpengaruh terhadap loyalitas

karyawan dan seberapa besar iklim organisasi berpengaruh terhadap kepuasan dan

komitmen organisasi.

1.2.Rumusan Masalah

1) Bagaimanakah pengaruh iklim organisasi terhadap kepuasan kerja?

2) Bagaimanakah pengaruh iklim organisasi terhadap komitmen organisasi?

3) Bagaimanakah pengaruh kepuasan kerja terhadap komitmen organisasi?

4) Bagaimanakah peran mediasi kepuasan kerja pada pengaruh iklim organisasi

terhadap komitmen organisasi?

1.3.Tujuan Penelitian

1) Mengkaji pengaruh iklim organisasi terhadap kepuasan kerja PT. Suka

Pandawa.

2) Mengkaji pengaruh iklim organisasi terhadap komitmen organisasi PT. Suka

Pandawa.

(25)

10 

 

 

3) Mengkaji pengaruh kepuasan kerja terhadap komitmen organisasi PT. Suka

Pandawa.

4) Mengkaji peran mediasi kepuasan kerja terhadap hubungan iklim organisasi

dengan komitmen organisasi.

1.4.Manfaat Penelitian

1) Manfaat Teoritis, melalui penelitian ini dapat diharapkan memberikan

sumbangan pengembangan teori sumber daya manusia terutama teori

Herzberg’s (Two Factor Theory).

2) Manfaat Praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi

tambahan bagi perusahaan dalam pengambilan keputusan serta kebijakan

dalam hal peningkatan iklim organisasi, kepuasan kerja dan komitmen

(26)

2.1.Iklim Organisasi

2.1.1. Definisi Iklim Organisasi

Awalnya, iklim organisasi adalah istilah yang digunakan merujuk kepada

berbagai pengaruh lingkungan seperti lingkungan psikologis, pengaruh sosial,

pengaruh organisasi dan pengaruh situasional terhadap perilaku karyawan

(Argyris, 2008). Mikula (2000) berpendapat iklim organisasi ditentukan oleh

organisasi dan psikologis karyawan yang pada akhirnya akan mempengaruhi

kinerja karyawan dan tujuan organisasi. Hasil penelitian yang dilakukan oleh

Guetzkow et al. (2002) dalam Gayle dan Harald (2010) pada perusahaan farmasi menyatakan iklim organisasi merupakan suatu bentuk kondisi yang dirasakan oleh

karyawan dalam suatu organisasi sehingga berpengaruh terhadap perkembangan

organisasi.

Iklim organisasi didefinisikan sebagai kualitas lingkungan internal

organisasi secara relatif terus berlangsung yang dialami oleh anggota organisasi

dapat mempengaruhi perilaku mereka. Karyawan yang merasa puas dengan iklim

organisasi akan menunjukan kinerja yang positif dan sesuai dengan tujuan

perusahaan, sebaliknya karyawan yang tidak merasa puas dengan iklim organisasi

tempatnya bekerja maka akan berpengaruh pada turunnya produktifitas dan

(27)

12 

 

Wei dan Morgan (2004) telah mendefinisikan iklim organisasi merupakan

tanggapan karyawan tentang aspek yang berhubungan dengan pekerjaan penting

dari nilai-nilai organisasi meliputi tanggapan terhadap peristiwa, praktik,

prosedur, jenis perilaku yang dihargai, didukung dan diharapkan. Sehingga iklim

organisasi memiliki pengaruh yang kuat terhadap perilaku individu dan kelompok

dalam organsasi. Penelitian yang dilakukan oleh Giri dan Kumar (2007)

mengungkapkan dengan terciptanya iklim organisasi yang berdampak positif

terhadap kepuasan dan produktivitas karyawan, komunikasi, koordinasi dan

pengambilan keputusan dapat dilakukan sesuai dengan tujuan organisasi.

Iklim organisasi menunjukkan persepsi, perasaan dan sikap anggota

organisasi yang mencerminkan norma-norma, nilai-nilai, sikap dan budaya dari

organisasi (Castro dan Martins, 2010). Sehingga iklim organisasi yang dimiliki

setiap organisasi akan mempengaruhi persepsi karyawan tentang kebijakan

organisasi, kekompakan rekan kerja, penyelesaian tugas, keadilan organisasi

dalam pemberiaan penghargaan. Selain itu iklim organisasi merupakan

seperangkat sifat terukur seperti kepercayaan, semangat, penghargaan, keadilan,

konflik, kredibilitas pemimpin dan resistensi terhadap peruahan yang

mempengaruhi motivasi dan perilaku karyawan terhadap lingkungan kerja dan

komitmen organisasi (Burton et al., 2004). 2.1.2. Dimensi Iklim Organisasi

Penelitian yang dilakukan oleh Koene et al. (2002) pada supermarket di

Belanda mengungkapkan bahwa iklim organisasi dapat dilihat dari oleh

(28)

organisasi, kejelasan tugas dan kesiapan manajemen untuk berinovasi. Menurut

Avery (2004), pemimpin dapat mengembangkan iklim organisasi seperti :

menciptakan suatu lingkungan di mana karyawan dapat bekerja secara efektif,

mengembangkan budaya yang sesuai yang membantu karyawan membangun

komitmen untuk tujuan organisasi dan merumuskan strategi.

Iklim organisasi mengacu pada aspek-aspek lingkungan yang sadar dirasakan

oleh anggota organisasi (Armstrong, 2003). Litwin dan Stringer (2004)

menyatakan dalam penelitiannya terdapat enam dimensi yang digunakan untuk

mengukur iklim organisasi, meliputi :

1) Struktur adalah persepsi karyawan bahwa struktur organisasi, kebijakan dan

tanggung jawab yang didefinisikan dengan baik oleh pemimpin perusahaan.

2) Tanggung jawab adalah kewajiban karyawan untuk melaksanakan pekerjaan

yang ditugaskan dengan sebaik-baiknya sesuai dengan pengarahan yang

diberikan.

3) Identitas adalah perasaan memiliki perusahaan yang dimiliki oleh karyawan

sehingga dalam menjalankan pekerjaannya menjadikan karyawan sebagai

bagian penting dalam penyelesaian pekerjaan.

4) Penghargaan adalah sesuatu yang diberikan oleh pemimpin atas kinerja

karyawan yang diberikan dalam bentuk material atau ucapan.

5) Kehangatan adalah perasaan terhadap suasana kerja yang bersahabat dan lebih

ditekankan pada keramahan setiap karyawan sehingga terjadi hubungan yang

(29)

14 

 

6) Konflik adalah suatu keadaan dimana terjadinya perbedaan pendapat sehingga

diperlukan keterbukaan guna mendapatkan solusi terbaik.

2.2.Kepuasan Kerja

2.2.1. Definisi Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja (job satisfaction) dapat didefinisikan sebagai suatu perasaan positif tentang pekerjaan seseorang yang merupakan hasil dari sebuah evaluasi

karakteristiknya (Robbins, 2012). Menurut Suwatno dan Priansa (2011) kepuasan

kerja (job satisfaction) adalah cara individu merasakan pekerjaannya yang

dihasilkan dari sikap individu tersebut terhadap berbagai aspek yang terkandung

di dalam pekerjaan. Levi dan Montmarquette (2004) menyatakan bahwa kepuasan

kerja menggambarkan perasaan pekerja yang didasari atas pengalaman kerjanya.

Herzberg’s (1968) menyatakan dalam teori dua faktor (hygiene and

motivation) kepuasan dan ketidakpuasan karyawan disebabkan oleh faktor yang berbeda. Faktor yang menyebabkan kepuasan kerja disebut faktor motivasi.

Faktor motivasi tersebut meliputi prestasi, pengakuan, pekerjaan itu sendiri,

tanggung jawab dan promosi jabatan. Faktor yang menyebabkan ketidakpuasan

kerja disebut faktor higienis. Kebijakan administratif, pengawasan, gaji, hubungan

antara karyawan dan kondisi kerja merupakan bagian dari faktor higienis (Petty et al., 2005).

Kepuasan kerja merupakan evaluasi reaksi emosional kerja individu atau

pengalaman kerja dan penilaian perasaan emosional keseluruhan dari eksekusi

atau kinerja (Fields, 2002). Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Babakus et

(30)

mengembangkan kinerja kerja karyawan lebih produktif. Kepuasan kerja dibentuk

oleh faktor kepuasan intrinsik dan ekstrinsik, dimana faktor intrinsik terkait

dengan pemanfaatan kemampuan, aktivitas, prestasi, otoritas, kemerdekaan,

nilai-nilai moral, tanggung jawab, keamanan, kreativitas, pelayanan sosial, status sosial

anggota organisasi (Furnham et al., 2002).

Kepuasan kerja dapat fokus pada persyaratan penting bagi kesehatan pribadi,

keselamatan, pertumbuhan, kerja sama tim, dan harga diri, prestasi dalam

pekerjaan atau tingkat pekerjaan (Fields, 2002). Dari penjelasan di atas dapat

dinyatakan bahwa kepuasan kerja merupakan hasil evaluasi dari harapan dengan

kenyataan yang diterima dalam pekerjaannya.

2.2.2. Dimensi Kepuasan Kerja

Menurut Luthans, 2006 terdapat beberapa dimensi kepuasan kerja yang

penting mengenai pekerjaan dimana orang dapat meresponnya. Dimensi itu

meliputi pekerjaan itu sendiri (work it self), atasan (supervisor), rekan kerja (workers), promosi dan gaji (pay). Salah satu teori yang menjelaskan mengenai

kepuasan kerja adalah teori motivation hygiene yang dikembangkan oleh

Herzberg (1966). Teori motivation hygiene sebenarnya berujung pada kepuasan kerja. Untuk mendatangkan kepuasan kerja, dalam dunia kerja kepuasan itu salah

satunya dapat mengacu kepada kompensasi yang diberikan oleh pengusaha,

termasuk gaji atau imbalan dan fasilitas kerja lainnya. Adapun dimensi yang

membentuk kepuasan adalah pekerjaan itu sendiri (work it self), atasan

(31)

16 

 

Robbins et al. (2013) menyatakan terdapat tiga dimensi dari kepuasan kerja, yaitu: kepuasan kerja merupakan respon emosional terhadap situasi dan kondisi

kerja, kepuasan kerja sering ditentukan menurut seberapa baik hasil yang dicapai

memenuhi atau melampaui harapan dan kepuasan kerja mewakili beberapa sikap

yang berhubungan.

Azeem (2010) dan Robbins et al. (2013) mengungkapkan lima komponen

pengukur kepuasan kerja yang meliputi :

1) Pembayaran (pay), yaitu sejumlah upah yang diterima dan dianggap pantas

sesuai dengan beban kerja yang mereka dapatkan. Para karyawan juga akan

membandingkan apakah dengan beban kerja yang sama, para karyawan

tersebut mendapatkan gaji yang sama atau berbeda dengan karyawan yang

lainnya.

2) Pekerjaan (job), yaitu pekerjaan yang dianggap menarik dan memberikan

kesempatan untuk pembelajaran bagi karyawan serta kesempatan untuk

menerima tanggung jawab atas pekerjaan. Karyawan akan merasa senang dan

tertantang bila diberikan pekerjaan yang dapat membuat mereka mengerahkan

semua kemampuannya.

3) Kesempatan promosi (promotion opportunities), yaitu adanya kesempatan

bagi karyawan untuk maju dan berkembang dalam organisasi, misalnya:

kesempatan untuk mendapatkan promosi, penghargaan, kenaikan pangkat

serta pengembangan individu setiap karyawan.

4) Atasan (supervisor), yaitu kemampuan atasan untuk menunjukkan minat dan

(32)

dalam memperlakukan karyawan akan mempengaruhi perilaku karyawan

dalam pekerjaannya sehari-hari.

5) Rekan kerja (co-worker), yaitu sejauh mana rekan kerja pandai secara teknis, bersahabat, dan saling mendukung dalam lingkungan kerja. Peranan rekan

kerja dalam interaksi yang terjalin diantara pegawai mempengaruhi tingkat

kepuasan yang dirasakan pegawai.

2.3.Komitmen Organisasi

2.3.1. Definisi Komitmen Organisasi

Robbins dan Judge (2008) menyatakan bahwa komitmen organisasi

(organizational commitment) merupakan suatu keadaan dimana seorang karyawan memihak terhadap tujuan-tujuan organisasi serta memiliki keinginan untuk

mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi tersebut. Komitmen

organisasional umumnya didefinisikan sebagai ketertarikan karyawan serta

hubungan seorang dengan organisasi (Huang et al., 2012) Karyawan yang

berkomitmen untuk perusahaan mereka cenderung untuk mampu mengidentifikasi

tujuan dan sasaran organisasi dan berkeinginan untuk tetap dalam organisasi

mereka.

Komitmen organisasi didefinisikan sebagai perasaan kewajiban karyawan

untuk tinggal dengan organisasi, perasaan ini dihasilkan dari tekanan internalisasi

normatif yang diberikan pada seorang individu (Darwish, 2000). Robbins et al. (2013) mendefinisikan komitmen organisasional sebagai suatu keadaan di mana

karyawan teridentifikasi dengan organisasi tertentu dan tujuannya, dan

(33)

18 

 

2.3.2. Dimensi Komitmen Organisasi

Menurut Tolentino (2013) komitmen mengacu pada dedikasi seseorang

kepada orang, pekerjaan atau organisasi yang tercermin dalam niat seseorang

untuk bertekun dalam suatu tindakan. Menurut Allen dan Mayer (1990) dimensi

komitmen organisasi dapat dibedakan menjadi 3 bagian. meliputi :

1) Komitmen Afektif (Affective commitment).

Komitmen afektif adalah keterikatan emosional, identifikasi serta keterlibatan

seorang karyawan pada suatu organisasi. Komitmen afektif menggambarkan

keinginan individu untuk tinggal dengan organisasi yang memberinya

keterikatan emosional untuk terus bekerja bagi suatu organisasi karena ia

memang setuju dengan organisasi itu dan memang berkeinginan

melakukannya. Dalam penelitian yang dilakukan oleh English et.al (2010)

pada tenaga kerja sektor publik di Australia Barat dinyatakan bahwa

karyawan yang mempunyai masa kerja lebih lama memiliki tingkat komitmen

afektif yang lebih kuat. Sedangkan Meyer et al. (2002) berpendapat bahwa

komitmen afektif yang tinggi ditemukan berhubungan dengan turnorver

karyawan yang rendah, ketidakhadiran rendah dan kinerja lebih baik.

2) Komitmen berkelanjutan (Continuance commitment).

Komitmen berkelanjutan merupakan komitmen karyawan yang didasarkan

pada pertimbangan apa yang harus dikorbankan bila meninggalkan organisasi

atau kerugian yang akan diperoleh karyawan jika tidak melanjutkan

(34)

organisasi akibat dari pengakuan akan biaya terkait dengan meninggalkan

organisasi.

3) Komitmen normatif (Normative commitment)

Komitmen normatif merupakan keinginan karyawan untuk tetap bekerja

dikarenakan aturan-aturan, norma-norma dan tanggung jawab yang ada dalam

organisasi. English et al. (2010) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa

komitmen normatif mencerminkan perasaan seseorang yang berkewajiban

untuk mempertahankan keangotaan organisasi karena dia setia dan akan tetap

dalam organisasi. Jha (2011) mengemukakan bahwa komitmen normatif

adalah kecenderungan alami untuk setia dan berkomitmen kepada lembaga

Gambar

Tabel 1.1
Tabel 1.2

Referensi

Dokumen terkait

Maka dari itu keadaan faktual yang dialami keluarga Kristiani di Lingkungan Santa Theresia Paroki Hati Kudus Yesus Palasari Jembrana Bali perlu dipahami melalui penelitian untuk

Tampilan Bangunan pada Rumah Sakit Khusus Hewan Kuda yang mengusung konsep “Gagah” merepresentasikan karakteristik dari hewan kuda yaitu kuat, seperti diterapkan pada

Berdasarkan analisis data pada bab sebelumnya, menunjukkan bahwa adanya perbedaan aktivitas metakognisi yang dilakukan oleh subjek berkemampuan matematika tinggi,

Nazaruddin Malik, M.Si.,selakuDekanFakultasEkonomidanBisnis Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk mengikuti kegiatan

Staf Bagian Rekam Medis RSUD Arifin Achmad P.. Staf Bagian Rekam Medis RSUD Arifin Achmad

Sumber daya alam non hayati; sumber daya alam yang bukan berasal dari makhluk hidup, antara lain; bahan tambang, dan minyak bumi sinar matahari, udara, air, dan tanah2.

Kemudian, bagi perusahaan kenaikan upah minimum cukup berpengaruh terhadap eksistensi suatu perusahaan karena banyak perusahaan yang tidak mampu memenuhi ketentuan tersebut