• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektivitas pembelajaran remedial dengan menggunakan alat peraga `kotak geser` pada materi perkalian dan faktorisasi bentuk aljabar di kelas VIII SMPN 2 Jetis Bantul.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efektivitas pembelajaran remedial dengan menggunakan alat peraga `kotak geser` pada materi perkalian dan faktorisasi bentuk aljabar di kelas VIII SMPN 2 Jetis Bantul."

Copied!
233
0
0

Teks penuh

(1)

i

MENGGUNAKAN ALAT PERAGA “KOTAK GESER” PADA MATERI PERKALIAN DAN FAKTORISASI BENTUK ALJABAR DI

KELAS VIII SMPN 2 JETIS BANTUL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Matematika

Disusun Oleh :

Angelia Padmarini Dharmamurti

NIM : 081414023

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

(notebook of love)

Skripsi ini aku persembahkan untuk:

Mama, Babe, Jeni, dan Krisna

Bude Rita, Bude Wati, Pakde Bintang, Pakde Aji, Briel, Mas Endra-Mba Ratih, Mbah Putri, Mbah Kakung

Angel, Lina, Dian, specially Mas Suko Baryoto Adi Raharjo

(5)
(6)
(7)

vii

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN REMEDIAL DENGAN

MENGGUNAKAN ALAT PERAGA “KOTAK GESER” PADA MATERI PERKALIAN DAN FAKTORISASI BENTUK ALJABAR DI KELAS VIII

SMPN 2 JETIS BANTUL

Angelia Padmarini Dharmamurti Universitas Sanata Dharma

2012

Perkalian dan faktorisasi bentuk aljabar bukanlah materi yang mudah untuk dipelajari, di SMPN 2 Jetis setidaknya ada sekitar 50-60% siswa yang tidak tuntas setiap tahunnya. Dengan demikian, peneliti mengadakan penelitian tentang pembelajaran remedial dengan menggunakan alat peraga pada materi perkalian dan faktorisasi bentuk aljabar. Alat peraga yang digunakan dalam penelitian ini

adalah alat peraga “Kotak Geser”, ini dikarenakan alat peraga “Kotak Geser” dapat berada dalam taraf berpikir siswa. Dapat dikatakan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pembelajaran remedial dengan menggunakan alat peraga “Kotak Geser” ditinjau dari hasil belajar siswa serta kesalahan-kesalahan apa saja yang masih tersisa setelah pembelajaran remedial dengan menggunakan alat peraga “Kotak Geser” pada materi perkalian dan faktorisasi bentuk aljabar.

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII B SMPN 2 Jetis, dengan jumlah siswa 32 siswa. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dan kualitatif. Penelitian ini dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan. Instrumen yang digunakan berupa 1) Alat peraga 2) Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran 3) Ulangan Harian siswa 4) Lembar observasi 5) Ulangan remedial siswa. Data yang digunakan peneliti adalah data proses pembelajaran, data hasil belajar siswa, dan data kesalahan-kesalahan siswa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil yang dicapai setelah pembelajaran remedial dengan menggunakan alat peraga tidak melebihi target dari peneliti yaitu 58,1% ketuntasan, namun hasil ini sudah lebih meningkat dibandingkan hasil ulangan harian yang hanya mencapai 6,1% ketuntasan. Walaupun begitu, hasil ulangan remedial yang diperoleh tetap dikatakan tidak efektif karena tidak mencapai target yang ditentukan oleh peneliti yaitu 70% siswa mencapai nilai KKM. Sehingga pembelajaran remedial dengan menggunakan alat peraga “Kotak Geser” pada materi perkalian dan faktorisasi bentuk aljabar yang dilakukan pada siswa kelas VIII SMPN 2 Jetis Bantul masuk dalam kriteria cukup efektif. Sedangkan kesalahan-kesalahan yang masih tersisa yang masih dialami siswa ialah dalam pengoperasian bentuk aljabar, pengoperasian bilangan bulat, dan langkah atau cara yang harus dilakukan dalam perkalian dan faktorisasi bentuk aljabar terutama bentuk 2+ +

�� � ≠1.

(8)

viii

THE EFFECTIVENESS OF REMEDIAL LEARNING USING THE PROPS “KOTAK GESER” IN MULTIPLICATION AND FACTORING OF

ALGEBRAIC FOR STUDENTS OF GRADE VIII SMPN 2 JETIS BANTUL each year. Accordingly, researchers to conduct research is about remedial learning using props in multiplication and factoring of algebraic. Props are used in this research are props “Kotak Geser”, this is because the props "Kotak Geser" may be in early stages of thinking students. It can be said, this research aims to determine the effectiveness of remedial learning using the props “Kotak Geser” terms of student learning outcomes in multiplication and factoring of algebraic and also to see remaining types of errors after learning using the props “Kotak Geser” in multiplication and factoring of algebraic.

The subjects of this research were students of class VIII SMPN 2 Jetis, with total of the student are 34 students. This research uses both quantitative and qualitative research.This research was conducted as many as three meetings. The instruments are used be in the form of: 1) Props 2) Desain Implemetation of Learning 3) The results of students' daily 4) Observation sheet 5) The results of Remedial Students. The data used in research are data process of learning, student learning outcomes data, and data errors students.

The result of research showed that result achieved after remedial learning using the props do not exceed the target of researchers that 58.1% completeness, however this result was further improved compared to the daily tests which only reached 6.1% mastery. Although the remedials test result are still said to be ineffective, because it does not achieve the targets set by the researchers that 70% of students achieving grade KKM. So that, remedial learning using the props

“Kotak Geser” in multiplication and factoring of algebraic for students of grade

VIII SMPN 2 Jetis Bantul included in the criteria for effective enough. While the students remaining errors is still experienced by students are algebraic operation, integer operation, the step or way how to do multiplication and factoring of algebraic especially 2+ + ��ℎ ≠ 1.

(9)

ix

Segala rasa syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kasih,

atas kasih, karunia, dan berkat-Nya yang penulis rasakan mulai dari penyusunan

sampai terselesaikannya skripsi ini. Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk

memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program

Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata

Dharma, Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa hanya berkat dukungan, semangat, dan bantuan

dari berbagai pihak yang membuat penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi

ini. Maka pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. My Jesus Christ dan Bunda Maria atas berkat-Nya yang berlimpah disepanjang penulisan skripsi ini dan terimakasih atas segala keajaiban yang

membuat penulis sadar bahwa doa adalah kekuatan terbesar dalam hidup.

2. Bapak Drs. R. Rohandi, M.Ed. Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak Dr. M. Andy Rudhito, S.Pd. selaku Kaprodi Pendidikan Matematika

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Dosen Pembimbing Akademik.

4. Ibu Ch. Enny Murwaningtyas, M,Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi.

Terimakasih atas bimbingan dan perhatian dalam waktu, tenaga, pikiran serta

kritik dan saran yang membuat penulis berusaha menyelesaikan skripsi ini

(10)

x dalam kelancaran penulisan skripsi ini.

6. Bapak Kepala Sekolah SMPN 2 Jetis, Ibu Sastini, S.Pd. selaku guru

matematika kelas VIII, dan seluruh guru SMPN 2 Jetis, terima kasih atas

segala kesempatan, bimbingan, dan kerjasamanya selama penelitian.

7. Siswa-siswi kelas VIII B SMPN 2 Jetis, atas atensi dan kerjasamanya.

8. Kedua orang tuaku, kedua adikku, Pakde, Bude, dan seluruh keluarga

besarku, terimakasih telah menjadi motivasi terbesar dalam hidupku.

9. Angel, Lina, Dian, dan Luphe, terimakasih karena membantu peneliti selama

penelitian sehingga penelitian bisa berjalan dengan baik dan lancar juga untuk

mba Erna dan Mas Dian, terimakasih atas ide-idenya selama penelitian.

10. Semua pihak yang telah mengulurkan tangan serta hati dalam membantu

selama proses penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan dalam skripsi ini, maka

kritik dan saran akan sangat dibutuhkan demi perbaikan di masa yang akan

datang. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para

pembaca khususnya para calon guru matematika.

Yogyakarta, 22 Oktober 2012

Penulis,

(11)

xi

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………... ... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 4

C.Tujuan Penelitian ... 4

D.Pembatasan Masalah ... 5

E. Pembatasan Istilah ... 6

(12)

xii

A. Belajar dan Pembelajaran ... 9

1. Pengertian Belajar... 9

2. Pengertian Pembelajaran ... 9

B. Teori Bruner ... 10

C. Evaluasi Hasil Belajar ... 11

D. Prinsip Belajar Tuntas ... 12

E. Pembelajaran Remedial ... 14

1. Pengertian Pembelajaran Remedial ... 14

2. Tujuan Pembelajaran Remedial ... 15

3. Pelaksanaan Pembelajaran Remedial ... 15

F. Materi Perkalian dan Faktorisasi Bantuk Aljabar ... 17

1. Perkalian Bentuk Aljabar dengan Bentuk Aljabar ... 17

2. Faktorisasi Bentuk Selisih Dua Kuadrat 2− 2 ... 18

3. Faktorisasi Bentuk 2 + 2 + 2 � 2−2 + 2 ... 18

4. Faktorisasi Bentuk 2+ + �� � = 1... 19

5. Faktorisasi bentuk 2+ + �� � ≠ 1 ... 19

G. Media Alat Peraga “Kotak Geser dalam Pembelajaran ... 21

1. Media Pembelajaran ... 21

2. Alat Peraga ... 22

3. Alat Peraga “Kotak Geser” ... 23

4. Alat Peraga “Kotak Geser” dalam Pembelajaran ... 24

(13)

xiii

J. Kerangka Berpikir ... 32

K.Hipotesis ... 33

BAB III. METODE PENELITIAN ... 34

A.Jenis Penelitian ... . 34

B. Subjek dan Objek Penelitian ... 35

C.Variabel Penelitian... 35

D.Tempat dan Waktu Penelitian ... 36

E. Rancangan Pembelajaran ... 36

F. Bentuk Data ... 37

1. Data Proses Pembelajaran ... 37

2. Data Hasil Belajar Siswa ... 37

3. Data Kesalahan Siswa ... 37

G.Instrumen Penelitian ... 37

1. Instrumen Pembelajaran ... 37

2. Instrumen Penelitian ... 41

H.Prosedur Pengumpulan Data ... 42

I. Metode Analisis Data ... 44

1. Analisis Soal Tes Hasil Belajar ... 44

2. Analisis Data Hasil Belajar Siswa ... 47

3. Analisis Proses Kegiatan Pembelajaran Remedial Siswa... 48

4. Analisis Data Ulangan Remedial Siswa ... 48

(14)

xiv

PEMBAHASAN ... 54

A. Deskripsi Penelitian ... 54

1. Uji Coba Instrumen ... 55

2. Hasil Observasi ... 57

3. Pelaksanaan Pembelajaran Remedial ... 61

B. Hasil Penelitian ... 70

C. Analisis ... 70

1. Analisis Hasil Ulangan Harian Siswa ... 70

2. Analisis Proses Pembelajaran Remedial Siswa ... 71

3. Analisis Hasil Ulangan Remedial Siswa ... 74

4. Peningkatan Hasil Belajar yang Dicapai Siswa ... 75

5. Analisis Kesalahan Siswa ... 81

D. Pembahasan ... 121

1. Efektivitas Pembelajaran Remedial ... 121

2. Kesalahan-Kesalahan Siswa ... 126

E. Kelemahan dalam Pelaksanaan Penelitian ... 127

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 129

A. Kesimpulan ... 129

B. Saran ... 130

(15)

xv

Halaman

Tabel 2.1 Perbedaan Pembelajaran Remedial dengan Reguler ... 16

Tabel 3.1 Kisi-kisi Lembar Observasi ... 39

Tabel 3.2 Kisi-kisi Materi dalam RPP ... 40

Tabel 3.3 Kesesuaian Indikator dengan Ulangan Harian dan Remedial . 41 Tabel 3.4 Kisi-kisi Soal Ulangan Harian dan Remedial ... 41

Tabel 3.5 Koefisien Kriteria Product Moment ... 46

Tabel 3.6 Pedoman Skor dalam Ulangan Siswa ... 47

Tabel 3.7 Kriteria Efektivitas Hasil Belajar secara Kuantitatif... 49

Tabel 3.8 Kriteria Efektivitas Hasil Belajar secara Kualitatif... 49

Tabel 4.1 Kegiatan yang Dilaksanakan Selama Penelitian ... 54

Tabel 4.2 Kegiatan Pembelajaran di Kelas pada saat Observasi ... 58

Tabel 4.3 Pelaksanaan Pembelajaran Remedial ... 62

Tabel 4.4 Perbandingan Hasil Jawaban Siswa ... 76

Tabel 4.5 Nilai Ulangan Harian dan Ulangan Remedial Siswa ... 80

Tabel 4.6 Tabel Analisis Kesalahan Nomor 1a ... 82

Tabel 4.7 Tabel Analisis Kesalahan Nomor 1b ... 83

Tabel 4.8 Tabel Analisis Kesalahan Nomor 1c ... 86

Tabel 4.9 Tabel Analisis Kesalahan Nomor 2a ... 90

Tabel 4.10 Tabel Analisis Kesalahan Nomor 2b ... 94

(16)

xvi

Tabel 4.13 Tabel Analisis Kesalahan Nomor 2e ... 106

Tabel 4.14 Tabel Analisis Kesalahan Nomor 3a ... 109

Tabel 4.15 Tabel Analisis Kesalahan Nomor 3b ... 114

Tabel 4.16 Tabel Rekapitulasi Kesalahan Siswa pada Ul. Remedial ... 119

Tabel 4.17 Kriteria Efektivitas Hasil Belajar secara Kuantitatif... 123

(17)

xvii

Halaman

Gambar 2.1 Alat Peraga “Kotak Geser” ... 24

Gambar 3.1 Alat Peraga “Kotak Geser”Utama ... 38

Gambar 3.2 Alat Peraga “Kotak Geser” Pembantu ... 38

Gambar 4.1 Penjelasan Operasi Bilangan Bulat ... 63

Gambar 4.2 Alat Peraga dalam Perkalian Bentuk Aljabar ... 64

Gambar 4.3 Alat Peraga dalam Perkalian Bentuk Aljabar ... 65

Gambar 4.4 Alat Peraga dalam Faktorisasi Bentuk Aljabar ... 67

Gambar 4.5 Alat Peraga dalam Faktorisasi Bentuk Aljabar ... 68

Gambar 4.6 Lembar Observasi Kesempatan Siswa Bertanya ... 71

Gambar 4.7 Lembar Observasi I Pemberian Apersepsi ... 72

Gambar 4.8 Lembar Observasi I Keaktifan Siswa dalam Diskusi ... 72

Gambar 4.9 Lembar Observasi II Perhatian Siswa ... 73

Gambar 4.10 Lembar Observasi II Perhatian Siswa ... 73

Gambar 4.11 Lembar Observasi II Kesempatan Siswa Bertanya ... 74

Gambar 4.12 Lembar Obervasi II Keaktifan Siswa dalam Diskusi ... 74

(18)

xviii

Halaman

Daftar Lampiran A ... 133

Lampiran A.1 Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran I ... 134

Lampiran A.2 Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran II ... 139

Lampiran A.3 Lembar Observasi I... 146

Lampiran A.4 Lembar Observasi II ... 148

Lampiran A.5 Soal Uji Coba Tes ... 150

Lampiran A.6 Soal Ulangan Harian ... 153

Lampiran A.7 Soal Ulangan Remedial ... 156

Daftar Lampiran B ... 161

Lampiran B.1 Daftar Nama Siswa Kelas VIII B SMPN 2 Jetis ... 162

Lampiran B.2 Daftar Nilai dan Perhitungan Hasil Tes Uji Coba ... 163

Lampiran B.3 Analisis Validitas ... 166

Lampiran B.4 Analisis Reliabilitas ... 176

Lampiran B.5 Daftar Nilai Ulangan Harian Siswa ... 179

Lampiran B.6 Daftar Nilai Ulangan Remedial Siswa ... 180

Daftar Lampiran C ... 181

Lampiran C.1 Contoh Lembar Jawaban Ulangan Harian Siswa... 182

Lampiran C.2 Contoh Lembar Jawaban Ulangan Remedial Siswa ... 188

Lampiran C.3 Hasil Lembar Observasi I ... 196

(19)

xix

Lampiran D.1 Surat Ijin………. ... 207

(20)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada siswa mulai sekolah

dasar sampai tingkat lanjutan berupa matematika praktis dan terapan untuk

membekali peserta didik dengan kemampuan berfikir logis, analitis,

sistematis, kritis dan kreatif, namun tidak semua peserta didik menguasainya

dengan baik (Risjayanti; 2008: 1). Salah satu faktornya penyebabnya adalah

perbedaan taraf berpikir siswa, ada sebagian siswa yang secara langsung

mampu memahami konsep materi yang diajarkan guru saat pembelajaran,

namun ada juga yang masih memerlukan media perantara untuk dapat

membantu siswa dalam memahami konsep materi tersebut.

Materi perkalian dan faktorisasi bentuk aljabar merupakan materi baru

yang belum pernah diajarkan pada tingkat SD dan merupakan salah satu

materi yang menjadi prasyarat dalam memahami konsep di pokok

bahasan-pokok bahasan lain (program linear, persamaan kuadrat, dsb). Berdasarkan

wawancara dengan guru matematika di SMPN 2 Jetis, guru belum pernah

menggunakan alat peraga dalam melakukan pembelajaran perkalian dan

faktorisasi bentuk aljabar. Guru juga mengutarakan bahwa sebagian besar

kelemahan siswa terletak dari ketidakpahaman siswa atas langkah-langkah

yang harus dilakukan dalam melakukan perkalian ataupun pemfaktoran. Cara

(21)

terjadi kesalahan dalam mengalikan dan menjumlahkan, hasilnya bisa

berbeda. Dengan demikian, dalam pembelajaran di kelas guru harus berulang

kali menjelaskan, itu sebabnya waktu yang diperlukan guru untuk

menjelaskan menjadi lebih lama dan setiap tahunnya setidaknya 50% - 60%

siswa di kelas VIII tidak tuntas dalam ulangan harian tentang materi perkalian

dan faktorisasi bentuk aljabar.

Metode ceramah yang digunakan guru dalam pembelajaran dan

kelemahan-kelemahan siswa dalam perkalian dan faktorisasi suku aljabar

serta berdasarkan tinggi rendahnya tingkat kemampuan yang dimiliki siswa

itu semua akan berdampak pada ketuntasan siswa dalam belajar. Siswa-siswa

yang tidak tuntas belajar (tidak tuntas KKM), merupakan siswa-siswa yang

memiliki kesulitan atau hambatan dalam proses pembelajaran yang terlihat

dalam kesalahan siswa saat mengerjakan soal ulangan. Dengan demikian,

dalam rangka mengatasi kesalahan-kesalahan siswa saat mengerjakan soal

ulangan, perlulah diadakan pembelajaran remedial guna membantu siswa

mencapai ketuntasan belajar.

Pembelajaran remedial sebaiknya menggunakan metode pembelajaran

yang berbeda dari pembelajaran sebelumnya. Oleh karena itu,

(22)

Muncul pertanyaan, jika siswa-siswa yang tidak tuntas KKM, diadakan suatu

pembelajaran remedial dengan menggunakan suatu metode yang berbeda,

apakah hasil belajar siswa dapat meningkat?

Salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam

pembelajaran remedial adalah pembelajaran dengan menggunakan alat

peraga. Media alat peraga merupakan salah satu alternatif pembelajaran yang

sangat baik, karena dengan alat peraga siswa dapat menjadi lebih aktif selama

pembelajaran berlangsung. Jika anak aktif dan terlibat dalam kegiatan

mempelajari konsep yang dilakukan dengan jalan memperlihatkan

representasi konsep tersebut, maka anak akan lebih memahaminya (Tim

MKPBM, 2001). Selain itu, menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (1990 :

2) media pengajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam

pengajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar

yang dicapainya.

Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk

mengembangkan penggunaan alat peraga “Kotak Geser” dalam upaya

meningkatkan hasil belajar siswa-siswa yang tidak tuntas KKM dalam materi

perkalian dan faktorisasi bentuk aljabar di SMPN 2 Jetis. Gagasan ini muncul

berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Bapak Amirullah, S.Pd di Kelas

VIII.6 SMP Negeri 1 Binamu Kabupaten Jeneponto tahun 2006,

tentang penggunaan teknik “Kotak Geser” yang berhasil meningkatkan hasil

(23)

hambatan siswa, karena teknik atau media “Kotak Geser” dapat berada dalam

taraf berpikir siswa sehingga siswa dapat mudah mengerti materi yang

diberikan.

Dengan demikian, diharapkan penggunaan alat peraga “Kotak Geser”

dapat mengatasi dan membantu siswa di SMPN 2 Jetis dalam meningkatkan

hasil belajarnya sehingga pembelajaran remedial dengan menggunakan alat

peraga “Kotak Geser” dapat dikatakan efektif. Selain itu, penelitian ini juga

akan menganalisis jawaban ulangan remedial siswa, guna mengetahui

kesalahan-kesalahan apa sajakah yang masih tersisa yang dilakukan siswa

pada saat mengerjakan ulangan remedial materi perkalian dan faktorisasi

bentuk aljabar.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang ada, peneliti merumuskan masalah

penelitian yaitu:

1. Apakah pembelajaran remedial dengan menggunakan alat peraga “Kotak Geser” pada materi perkalian dan faktorisasi bentuk aljabar kelas VIII

SMPN 2 Jetis semester gasal efektif?

2. Kesalahan-kesalahan apa sajakah yang masih tersisa setelah pembelajaran remedial dengan menggunakan alat peraga “Kotak Geser” di kelas VIII

(24)

C. Tujuan Penelitian

Tujuan peneliti menuliskan rumusan masalah diatas yaitu:

1. Untuk mengetahui efektivitas pembelajaran remedial dengan menggunakan alat peraga “Kotak Geser” pada materi perkalian dan

pemfaktoran suku aljabar di kelas VIII SMPN 2 Jetis.

2. Untuk mengetahui kesalahan-kesalahan apa sajakah yang masih tersisa

setelah pembelajaran remedial dengan menggunakan alat peraga “Kotak Geser” di kelas VIII SMPN 2 Jetis pada materi perkalian dan faktorisasi

bentuk aljabar.

D. Pembatasan Masalah

Dari identifikasi masalah diatas, agar permasalahan yang dikaji dapat

terarah dan mendalam maka peneliti membahas dan memfokuskan pada

permasalahan yang berkaitan dengan efektivitas pembelajaran remedial

dengan menggunakan alat peraga “Kotak Geser” pada siswa kelas VIII B

SMP Negeri 2 Jetis Bantul, tahun ajaran 2012-2013. Dimana siswa–siswa

yang mengikuti pembelajaran remedial adalah siswa–siswa yang tidak tuntas

KKM. Materi yang diberikan yaitu perkalian dan faktorisasi bentuk aljabar. Alat peraga “Kotak Geser” digunakan untuk menjabarkan kepada siswa

tentang langkah-langkah yang dilakukan dalam melakukan perkalian dan

faktorisasi bentuk aljabar. Sedangkan penelitian pembelajaran remedial dengan menggunakan alat peraga “Kotak Geser” dikatakan efektif jika siswa

yang mengikuti pembelajaran remedial terdapat peningkatan hasil belajar dan

(25)

KKM yang digunakan adalah 70. Selain itu, kesalahan-kesalahan tersisa yang

dilakukan siswa setelah pembelajaran remedial dengan menggunakan alat peraga “Kotak Geser”, dianalisis berdasarkan hasil pekerjaan siswa pada

ulangan remedial.

E. Pembatasan Istilah

1. Efektivitas

Menurut Marpaung, Kartika, Wens (1995 : 22) efektivitas guru

didefinisikan sebagai suatu ukuran keberhasilan guru mengajarkan suatu

mata pelajaran kepada siswa. Efektivitas itu dinyatakan dengan hasil yang

dicapai siswa. Dengan demikian, jika sebagian besar siswa dapat mencapai

keberhasilan dalam bentuk keterlibatan siswa dan peningkatan hasil belajar

siswa pada pembelajaran remedial dengan menggunakan alat peraga “Kotak Geser” maka pembelajaran remedial tersebut dapat dikatakan

efektif.

2. Pembelajaran Remedial

Pembelajaran remedial adalah suatu proses atau kegiatan untuk memahami

dan meneliti dengan cermat mengenai berbagai kesulitan peserta didik

dalam belajar (Arifin, 2009 : 304).

3. Alat Peraga

Alat peraga adalah suatu alat yang dapat diserap oleh mata dan telinga

dengan tujuan membantu guru agar proses belajar mengajar siswa lebih

(26)

4. Alat Peraga “Kotak Geser”

Alat Peraga “Kotak Geser” yang digunakan, merupakan perkembangan

dari teknik atau media “Kotak Geser” yang ditemukan atau diinovasi oleh

Ibu Amirullah (2006). Alat peraga “Kotak Geser” ini diharapkan dapat

menjembatani taraf berpikir siswa pada umumnya sehingga siswa

memahami materi perkalian dan faktorisasi bentuk aljabar.

5. Hasil Belajar

Menurut Nana Sudjana (2010 : 22) hasil belajar adalah

kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman

belajarnya.

Sehingga penelitian dengan judul “ EFEKTIVITAS

PEMBELAJARAN REMEDIAL DENGAN MENGGUNAKAN ALAT

PERAGA “KOTAK GESER” PADA MATERI PERKALIAN DAN

FAKTORISASI BENTUK ALJABAR DI KELAS VIII SMPN 2 JETIS”

merupakan penelitian mengenai tingkat keberhasilan peningkatan hasil

belajar siswa dimana 70% siswa diantaranya dapat mencapai ketuntasan

dalam pembelajaran remedial dengan menggunakan alat peraga “Kotak Geser” pada materi perkalian dan faktorisasi bentuk aljabar yang

dilaksanakan di kelas VIII B SMPN 2 Jetis.

F. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi beberapa manfaat,

(27)

1. Bagi peneliti

Peneliti berharap dari penelitian ini peneliti dapat:

- Mengetahui efektivitas pembelajaran remedial dengan menggunakan

alat peraga “Kotak Geser” ditinjau dari hasil belajar siswa.

- Mengetahui kesalahan-kesalahan yang masih tersisa yang dilakukan

siswa setelah pembelajaran remedial dengan menggunakan alat peraga “Kotak Geser”.

2. Bagi siswa

- Siswa yang belum tuntas belajar (tuntas KKM) atau yang mengalami

kesulitan dalam memahami perkalian dan faktorisasi bentuk aljabar,

akan mendapatkan solusi dalam memahami materi konsep tersebut dan

diharapkan dapat meningkatkan hasil belajarnya.

3. Bagi guru

- Sebagai masukan kepada guru tentang metode atau strategi yang bisa

diterapkan saat pembelajaran di kelas yaitu dengan menggunakan media

pembelajaran dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa.

- Sebagai masukan kepada guru tentang beberapa kesalahan yang masih

kerap dilakukan siswa saat mengerjakan soal perkalian dan faktorisasi

bentuk aljabar.

4. Bagi pembaca

- Menambah referensi bagi pembaca atau peneliti lain untuk

(28)

9

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Belajar dan Pembelajaran

1. Pengertian Belajar

Ahli belajar modern dalam Oemar Hamalik (1983 : 21)

mengemukakan dan merumuskan perbuatan belajar sebagai berikut: “Belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri

sesorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru

berkat pengalaman dan latihan.

Oemar Hamalik (1983 : 30) mengemukakan bahwa cara belajar

adalah kegiatan – kegiatan belajar yang dilakukan dalam mempelajari

sesuatu, artinya, kegiatan-kegiatan yang seharusnya dilakukan dalam

situasi belajar tertentu. Cara belajar yang dipergunakan turut menentukan

hasil belajar yang diharapkan. Cara yang tepat akan membawa hasil yang

baik, sedangkan cara yang tidak sesuai akan menyebabkan belajar itu

kurang berhasil.

2. Pengertian Pembelajaran

Menurut Slavin pembelajaran didefinisikan sebagai perubahan

tingkah laku individu yang disebabkan oleh pengalaman. Sedangkan

menurut Rahil Mahyuddin pembelajaran adalah perubahan tingkah laku

yang melibatkan ketrampilan kognitif yaitu penguasaan ilmu dan

(29)

pembelajaran adalah suatu program yang sistematik, sistemik dan

terencana. Berdasarkan pengertian – pengertian para ahli, dapat

disimpulkan bahwa pembelajaran adalah perubahan tingkah laku yang

melibatkan keterampilan kognitif dan kemahiran intelek dengan suatu

program yang sistematik, sistemik, dan terencana.

Tujuan dari pembelajaran adalah perilaku hasil belajar yang

diharapkan terjadi, dimiliki, atau dikuasai oleh peserta didik setelah

mengikuti kegiatan pembelajaran tertentu. Dengan demikian, dalam

pembelajaran di kelas diharapkan guru dapat menciptakan suasana yang

aktif dan menyenangkan sehingga tujuan dari pembelajaran tersebut

dapat dicapai.

B. Teori Bruner

Jerome Bruner dalam teorinya menyatakan bahwa belajar matematika

akan lebih berhasil jika proses pengajaran diarahkan kepada konsep – konsep

dan struktur – struktur yang terbuat dalam pokok bahasan yang diajarkan,

disamping hubungan yang terkait antara konsep – konsep dan struktur –

struktur (Tim MKPBM : 2001 : 44). Bruner juga mengemukakan bahwa

dalam proses belajarnya anak melewati 3 tahap, yaitu:

1. Tahap enaktif, dalam tahap ini anak secara langsung terlihat dalam

memanipulasi (mengotak – atik) objek.

2. Tahap ikonik, dalam tahap ini kegiatan yang dilakukan anak

(30)

objek yang dimanipulasinya (anak tidak langsung memanipulasi objek

seperti yang dilakukan siswa pada tahap enaktif).

3. Tahap simbolik, dalam tahap ini anak memanipulasi simbol – simbol atau

lambang – lambang tertentu. Anak tidak lagi terikat dengan objek – objek

pada tahap sebelumnya. Siswa pada tahap ini sudah mampu

menggunakan notasi tanpa ketergantungan terhadap objek riil.

Pada penelitian ini tahap yang paling terlihat ialah tahap simbolik. Pada

saat pembelajaran remedial berlangsung, guru mengajarkan siswa untuk

menyelesaikan setiap masalah pada latihan soal dengan bantuan alat peraga.

Namun pada alat peraga, siswa bukan mengotak-atik suatu objek, akan tetapi

siswa langsung menggunakan notasi atau bilangan-bilangan pada media “Kotak Geser” tersebut dalam menyelesaikan latihan soal yang diberikan oleh

gurunya.

C. Evaluasi Hasil Belajar

Menurut Davies (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2006: 190) evaluasi

merupakan proses sederhana memberikan atau menetapkan nilai kepada

sejumlah tujuan, kegiatan, keputusan, unjuk-kerja, orang, objek, dan masih

banyak lain. Sedangkan menurut Nana Sudjana (1990 : 3) evaluasi sebagai

proses memberikan atau menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan

(31)

proses menetapkan nilai kepada sejumlah tujuan, kegiatan, keputusan,

unjuk-kerja, orang, objek, dan masih banyak lain berdasarkan suatu kriteria tertentu.

Dari pengertian evaluasi, maka kita dapat mengetahui bahwa evaluasi

hasil belajar merupakan proses untuk menentukan nilai belajar siswa melalui

kegiatan penilaian dan/atau pengukuran hasil belajar (Dimyati dan Mudjiono:

2006 : 200). Tujuan utama dari evaluasi belajar adalah mengetahui sejauh

mana tingkat keberhasilan siswa dalam menguasai suatu materi, dimana

keberhasilan tersebut akan ditunjukkan melalui nilai. Pada penelitian ini

tujuan evaluasi belajar adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa,

dimana keberhasilan siswa ditunjukkan melalui ketuntasan hasil belajar yang

dicapai siswa.

D. Prinsip Belajar Tuntas

Ischak dan Warji (1987 : 8) mengemukakan bahwa belajar tuntas

(Mastery Learning) adalah suatu sistem belajar yang mengharapkan sebagian besar siswa dapat menguasai tujuan instruksional umum (basic learning obyectives) suatu satuan atau unit pelajaran secara tuntas. Konsep belajar tuntas yang dikemukakan James H. Block (1971) dalam Entang (1984 : 3)

menekankan kepada usaha penguasaan bahan pengajaran secara aktual

dengan jalan:

1. Membantu siswa yang dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar

menghadapi kesulitan

2. Menyediakan waktu yang cukup kepada siswa untuk belajar sesuai dengan

(32)

3. Membatasi ruang lingkup bahan yang harus dipelajari siswa dengan

tingkat kesukaran tertentu.

Selanjutnya menurut Bloom dalam Ischak dan Warji (1987 : 17),

beberapa implikasi belajar tuntas disebutkan sebagai berikut :

1. Dengan kondisi optimal, sebagian besar siswa dapat menguasai bahan atau

materi pelajaran secara tuntas (mastery).

2. Tugas guru adalah mengusahakan setiap kemungkinan untuk menciptakan

kondisi yang optimal, meliputi waktu, metode, media, dan umpan balik

bagi siswa.

3. Guru menghadapi siswa-siswa yang mempunyai keanekaragaman

individual. Karena itu kondisi optimal mereka juga beragam.

4. Perumusan tujuan instruksional khusus bagi satuan atau unit pelajaran

mutlak diperlukan, agar supaya para siswa mengerti tentang hakekat,

tujuan dan prosedur belajar.

5. Bahan pelajaran dijabarkan dalam satuan-satuan pelajaran yang kecil-

kecil dan selalu diadakan pretest (formatif-test) pada akhir satuan pelajaran.

6. Diusahakan membentuk regu-regu atau kelompok-kelompok belajar yang

kecil (4-6 orang) yang dapat secara teratur bertemu, sehingga dapat saling

membantu dalam memecahkan kesulitan-kesulitan belajar siswa secara

(33)

7. Sistem evaluasi didasarkan atas tingkat penguasaan tujuan instruksional

khusus bagi bahan pelajaran yang bersangkutan, yaitu menggunakan “Criterion-referenced-test” bukan “Norm referenced test”.

E. Pembelajaran Remedial

1. Pengertian Pembelajaran Remedial

Pembelajaran remedial adalah suatu proses atau kegiatan untuk

memahami dan meneliti dengan cermat mengenai berbagai kesulitan

peserta didik dalam belajar (Arifin, 2009 : 304). Menurut Entang (1984 :

11) pembelajaran remedial dapat diartikan sebagai upaya pendidik dalam

membantu siswa yang mendapat kesulitan dalam belajar dengan jalan

mengulang atau mencari alternatif kegiatan lain sehingga siswa yang

bersangkutan dapat mengembangkan dirinya seoptimal mungkin dan dapat

memenuhi kriteria tingkat keberhasilan minimal yang diharapkan.

Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa

pemberlajaran remedial merupakan suatu proses untuk memahami,

meneliti, dan membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar dengan

memberikan inovasi baru dalam pembelajaran agar siswa tersebut dapat

mencapai ketuntasan KKM.

Pembelajaran remedial merupakan kelanjutan dari pembelajaran

biasa atau regular di kelas, hanya saja peserta didik yang masuk dalam

kelompok ini adalah peserta didik yang belum tuntas belajar. Siswa- siswa

(34)

mengatasi kesulitan atau hambatan yang dimiliki siswa. Namun, upaya

pembelajaran remedial hendaknya memperhatikan kebutuhan dari

masing-masing siswa yang bervariasi dan kesulian yang dialami.

2. Tujuan Pembelajaran Remedial

Tujuan dari pembelajaran remedial ini adalah untuk membantu dan

menyembuhkan peserta didik yang mengalami kesulitan belajar melalui

perlakuan pengajaran (Arifin, 2009). Menurut Entang (1984 : 10)

pembelajaran remedial lebih diarahkan kepada peningkatan penguasaan

bahan (materi ajar) sehingga sekurang-kurangnya siswa yang bersangkutan

dapat memenuhi kriteria keberhasilan minimal yang mungkin diterimanya.

Maka dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran remedial adalah

untuk membantu peningkatan penguasaan bahan (materi ajar) peserta didik

yang mengalami kesulitan belajar agar siswa dapat mencapai ketuntasan

KKM.

3. Pelaksanaan Pembelajaran Remedial

Pembelajaran remedial dimulai dari identifikasi kebutuhan peserta

didik yang menjadi sasaran remedial. Kebutuhan peserta didik ini dapat

diketahui dari analisis kesulitan belajar peserta didik dalam memahami

konsep-konsep tertentu. Berdasarkan analisis kesulitan belajar itu, baru

kemudian guru memberikan pembelajaran remedial.

Dalam pelaksanaan pembelajaran remedial, perlu ditempuh

(35)

a. Menganalisis kebutuhan, yaitu mengidentifikasi kesulitan dan

kebutuhan peserta didik.

b. Merancang pembelajaran yang meliputi merancang rencana

pembelajaran, merancang berbagai kegiatan, merancang belajar

bermakna, memilih pendekatan atau metode atau teknik, merancang

bahan pembelajaran.

c. Menyusun rencana pembelajaran, yaitu memperbaiki rencana

pembelajaran yang telah ada, dimana beberapa komponen disesuaikan

dengan hasil analisis kebutuhan peserta didik.

d. Menyiapkan perangkat pembelajaran.

e. Melaksanakan pembelajaran, yang meliputi merumuskan gagasan

utama, memberikan arahan yang jelas, meningkatkan motivasi peserta

didik, memfokuskan proses belajar, melibatkan peserta didik secara

aktif.

f. Melakukan evaluasi pembelajaran, baik dengan tes maupun nontes, dan

menilai ketuntasan belajar peserta didik.

Pada tabel dibawah ini di paparkan perbedaan antara pembelajaran

remedial dengan pembelajaran reguler.

Tabel 2.1 Perbedaan Pembelajaran Remedial dengan Pembelajaran Reguler

No Aspek-aspek Pembelajaran

Pembelajaran

Reguler Pembelajaran Remedial 1 Subjek Seluruh peserta

didik

Peserta didik yang belum tuntas

(36)

Berdasarkan tabel tersebut kita dapat mengetahui bahwa siswa yang

mengikuti pembelajaran remedial hanyalah siswa-siswa yang masih belum

tuntas, materinya pun tidak seluruhnya dimana materi tersebut dipilih

berdasarkan analisis kebutuhan siswa-siswa peserta remedial.

F. Materi Perkalian dan Faktorisasi Bentuk Aljabar

Pokok bahasan perkalian dan faktorisasi bentuk aljabar, merupakan

salah satu subbab dari pokok bahasan faktorisasi suku aljabar. Materi

difokuskan pada perkalian dan faktorisasi bentuk aljabar.

1. Perkalian Bentuk Aljabar dengan Bentuk Aljabar

Ada beberapa macam bentuk perkalian bentuk aljabar, yaitu bentuk

+ + , + − , � − − .

 + 2 = + +

= + + +

= + + + 2

= 2 2+ + + 2

= 2 2+ 2 + 2

 + − = − + −

= + − + + −

= 2 2− + − 2

= 2 2− 2  2 = − −

(37)

= + − + − + − −

= 2 2− − + 2

= 2 2−2 + 2

2. Faktorisasi Bentuk Selisih Dua Kuadrat

2 2 = 2 + − − 2

= 2+ − + 2

= + − +

= − +

Dengan demikian, selisih dua kuadrat 2− 2dapat dinyatakan sebagai

berikut.

− = − ( + )

Contoh soal:

2 4 = 222 =2 ( + 2)

4 2−36 = 2 2 −62 = 2 −6 2 + 6

3. Faktorisasi Bentuk + + � − +

2+ 2 + 2 = 2+ + + 2

= 2+ + + 2

= + + +

= + +

= ( + )2

22 + 2 = 2 + 2

= 2− − − 2

(38)

= − −

= ( − )2

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:

2+ 2 + 2 = + + = + 2

22 + 2 = − − = ( )2

4. Faktorisasi Bentuk + + �� � =

Misalkan 2+ 7 + 12 = + 3 + 4

Faktorisasi bentuk 2+ + dapat dilakukan dengan cara menentukan

pasangan bilangan yang memenuhi syarat sebagai berikut:

a. Bilangan konstan merupakan hasil perkalian dari pasangan bilangan

tersebut.

b. Koefisien yaitu merupakan hasil penjumlahan dari pasangan

bilangan tersebut.

Faktorisasi (pemfaktoran) bentuk 2+ + adalah

= + +

Dengan syarat = × dan = +

5. Faktorisasi bentuk + + �� � ≠ .

Telah dipelajari perkalian suku dua dengan suku dua seperti berikut ini:

2 + 3 4 + 5 = 8 2+ 10 + 12 + 15 ...(1)

3 + 4 3 x 4

8 x 15 = 120

(39)

= 8 2+ 22 + 15 ...(2)

Dari skema pada ruas kanan dapat disimpulkan bahwa untuk

memfaktorkan 8 2+ 22 + 15 (bentuk (2)), terlebih dahulu suku 22x

diuraikan menjadi dua suku (bentuk (1)) dengan aturan sebagai berikut:

a. Jika koefisien kedua suku itu dijumlahkan, maka akan menghasilkan

22

b. Jika koefisien kedua suku dikalikan, maka hasilnya akan sama

dengan hasil kali koefisien 2 dengan bilangan konstan, yaitu 120.

Dengan demikian, pemfaktoran 8 2 + 22 + 15, dapat dilakukan

dengan cara sebagai berikut.

8 2 + 22 + 15 = 8 2 + 10 + 12 + 15

= 2 4 + 5 + 3 4 + 5

= 4 + 5 (2 + 3)

Dapat ditarik kesimpulan bahwa faktorisasi bentuk 2+ + �� � ≠1 dilakukan dengan langkah sebagai berikut:

2 + + = 2+ + +

+ = � × = × 8 x 15 = 120

10 12

10 x 12 = 120

ac

(40)

G. Media Alat Peraga “Kotak Geser” dalam Pembelajaran

1. Media Pembelajaran

Menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (1990 : 2) manfaat media

pengajaran dalam proses pembelajaran antara lain :

a. Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat

menimbulkan motivasi belajar

b. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih

dipahami oleh para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan

pengajaran lebih baik

c. Metode pengajaran akan bervariasi, tidak semata-mata hanya ceramah

sepanjang jam pembelajaran, yang membuat siswa pada akhirnya bosan

d. Siswa menjadi lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar didalam

kelas.

Berdasarkan manfaat-manfaat diatas, maka media pengajaran

merupakan sesuatu yang penting, yang seharusnya menjadi satu kesatuan

dalam pembelajaran sehari-hari di dalam kelas. Karena media pendidikan

memungkinkan terjadinya interaksi langsung antara siswa dan lingkungan

(Oemar Hamalik, 1979 : 29). Guru pun dituntut untuk lebih cerdas dan

kreatif dalam menciptakan inovasi-inovasi dalam pembelajaran. Media

pembelajaran merupakan salah satu alternatif untuk menciptakan

inovasi-inovasi di dalam kelas. Adapun dalam membuat media pendidikan, kita

tidak boleh sembarang dalam membuat. Oemar Hamalik (1979 : 18)

(41)

a. Rasionil, masuk akal dan mampu dipikirkan oleh kita

b. Ilmiah, sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan

c. Ekonomis, terjangkau dan hemat

d. Praktis, mudah digunakan dan sederhana

e. Fungsionil, bermanfaat dalam pembelajaran, dan dapat digunakan oleh

guru dan siswa.

Berdasarkan syarat-syarat diatas, maka diharapkan guru dapat

membuat suatu media pendidikan yang mudah dan tepat sasaran.

2. Alat Peraga

Alat peraga adalah suatu alat yang dapat diserap oleh mata dan

telinga dengan tujuan membantu guru agar proses belajar mengajar siswa

lebih efektif dan efisien (Sudjana, 1989 : 99). Menurut Estiningsih (1994)

alat peraga merupakan media pembelajaran yang mengandung atau

membawakan ciri-ciri dari konsep yang dipelajari. Djoko Iswadji (Pujiati,

2004 : 3) mengemukakan bahwa alat peraga matematika adalah

seperangkat benda konkret yang dirancang, dibuat, dihimpun atau disusun

secara sengaja yang digunakan untuk membantu menanamkan atau

mengembangkan konsep-konsep atau prinsip-prinsip dalam matematika.

Sehingga penulis menyimpulkan bahwa alat peraga adalah media

pembelajaran yang dapat diserap oleh mata dan telinga dan mengandung

ciri-ciri konsep yang dipelajari dengan tujuan mengembangkan

konsep-konsep matematika sehingga proses belajar mengajar siswa lebih efektif

(42)

Prinsip-prinsip penggunaan alat peraga menurut Nana Sudjana (1989

: 104), adalah :

a. Menentukan alat peraga dengan tepat dan sesuai dengan tujuan serta

bahan pelajaran yang diajarkan.

b. Menetapkan dan memperhitungkan subyek dengan tepat, perlu

diperhitungkan apakah alat peraga itu sesuai dengan tingkat

kematangan dan kemampuan siswa.

c. Menyajikan alat peraga dengan tepat, teknik dan metode penggunaan

alat peraga dalam pengajaran harus sesuai dengan tujuan, metode,

waktu, dan sarana yang ada.

d. Memperlihatkan alat peraga pada waktu yang tepat.

Nana Sudjana (1989 : 99) memaparkan bahwa fungsi dari alat peraga

adalah agar bahan pelajaran yang disampaikan guru lebih mudah dipahami

siswa. Dengan demikian, dalam pencapaian tersebut peran alat peraga

sangatlah penting. Maka diharapkan dengan penggunaan alat peraga akan

mendekatkan siswa pada hal – hal yang lebih real, dengan begitu

pemahaman konsep siswa tentang materi pembelajaran akan semakin baik.

3. Alat Peraga “Kotak Geser”

Alat Peraga “Kotak Geser” yang digunakan, merupakan

perkembangan dari teknik atau media “Kotak Geser” yang ditemukan atau

diinovasi oleh Bapak Amirullah (2006) dalam penelitian tindakan kelas di

(43)

langkah-langkah perkalian dan faktorisasi bentuk aljabar. Alat peraga “Kotak Geser” berupa kotak- kotak yang diisi dengan faktor- faktor dari

suatu bilangan, kotak tersebut akan digeser sampai mencapai hasil yang

tepat dan hasil yang tepat itulah yang kemudian disebut faktor- faktor dari

bentuk aljabar.

Gambar 2.1

(Alat peraga “kotak geser” yang digunakan dalam penelitian)

4. Alat Peraga “Kotak Geser” dalam Pembelajaran

Beberapa contoh cara penggunaan alat peraga “Kotak Geser” dalam

pembelajaran:

a. Perkalian dengan bentuk + +

Contoh : + 2 ( + 3)

6

2

3

Maka persamaannya menjadi 2+ 5 + 6.

5

Hasil penjumlahan

(44)

b. Perkalian dengan bentuk + ( − )

Contoh : 3 + 4 −6

= 3 3 3 +

4

3 −6

= 3 +4

3 −6

-8

4 3

-6

Maka persamaan kuadratnya menjadi 3( 2−14

3 −8)

= 3 2−14 −24

c. � � � � �� � � − ( − )

Contoh : −3 ( −5)

15 -3

-5

Maka persamaan kuadratnya menjadi 2−8 + 15. −14 33

Hasil penjumlahan

Hasil perkalian

-8

Hasil penjumlahan

(45)

d. Faktorisasi aljabar bentuk

Contoh : 2−25

-25

-5 1 -1

5 -25 25

Dari tabel diperoleh p = -5 dan q = 5 sehingga diperoleh persamaan :

225

= −5 ( + 5)

Maka faktorisasi aljabar nya adalah −5 ( + 5).

e. Faktorisasi aljabar bentuk + +

Contoh : 2+ 6 + 9

9

-1 1 -3 3

-9 9 -3 3

Dari tabel diperoleh p = 3 dan q = 3 sehingga diperoleh persamaan :

2+ 6 + 9 = + ( + )

= + 3 ( + 3)

maka faktorisasi aljabarnya adalah + 3 ( + 3).

0

Hasil penjumlahan

Hasil perkalian

Hasil penjumlahan

Hasil perkalian

(46)

f. Faktorisasi aljabar bentuk − +

Contoh : 2−4 + 4

4

-1 1 2 -2

-4 4 2 -2

Dari tabel diperoleh p = -2 dan q = -2 sehingga diperoleh persamaan :

24 + 4 = + ( + )

= −2 ( −2)

maka faktorisasi aljabarnya adalah −2 ( −2).

g. Faktorisasi bentuk + + �� � ≠ .

Contoh : 3 2+ 7 + 2

6

-1 -2 2 1

-6 -3 3 6

Dari tabel diperoleh p = 6 dan q = 1 sehingga diperoleh persamaan :

3 2+ 7 + 2 = 3 2+ + + 2

= 3 2 + 6 + + 2 = 3 2+ 6 + ( + 2) = 3 + 2 + 1( + 2)

= + 2 (3 + 1)

Hasil penjumlahan

10 -4

Hasil perkalian

Hasil penjumlahan

10 7

(47)

H. Efektivitas Pembelajaran

Efektivitas berasal dari kata efektif yang menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia yang disusun oleh Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan, 1) ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya); 2) manjur

atau mujarab (tt obat); 3) dapat membawa hasil; berhasil guna (tt usaha,

tindakan). Dengan demikian, efektivitas dapat diartikan sebagai tingkat

keberhasilan dari suatu usaha atau tindakan. Menurut Marpaung, Kartika,

Wens (1995 : 22) efektivitas guru didefinisikan sebagai suatu ukuran

keberhasilan guru mengajarkan suatu mata pelajaran kepada siswa.

Efektivitas itu dinyatakan dengan hasil yang dicapai siswa. Berdasarkan

pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa efektivitas

pembelajaran adalah tingkat keberhasilan dari usaha guru dalam mengajar

suatu mata pelajaran kepada siswa dimana keberhasilan tersebut dinyatakan

dengan ketuntasan hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Diharapkan 70%

dari keseluruhan siswa yang mengikuti remedial dapat mencapai ketuntasan

belajar atau ketuntasan KKM. Menurut Kartika Budi (2001 : 48) efektivitas

pembelajaran lebih mengacu kepada proses dan hasil. Dengan demikian,

efektivitas pembelajaran dapat ditinjau secara kuantitatif dan kualitatif.

Secara kuantitatif, efektivitas dilihat dengan adanya peningkatan hasil belajar

yang dicapai oleh siswa sedangkan secara kualitatif, efektivitas dilihat dari

keaktifan siswa selama proses pembelajaran. Pada penelitian ini, efektivitas

yang dimaksud adalah keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran remedial

(48)

tersebut dapat disimpulkan bahwa efektivitas merupakan tingkat keberhasilan

penggunaan alat peraga “Kotak Geser” dalam meningkatkan hasil belajar

siswa pada materi perkalian dan faktorisasi bentuk aljabar dan 70% siswa

yang mengikuti pembelajaran remedial mencapai ketuntasan belajar.

I. Kategori Jenis Kesalahan

Kesulitan belajar siswa yang dilihat dari tes hasil belajar siswa didasari

dari kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh siswa dalam mengerjakan

soal-soal yang diberikan.

Menurut (Hadar, dkk, 1987) mengemukakan jenis kesalahan sebagai

berikut:

1. Kesalahan Data

Kategori ini meliputi kesalahan-kesalahan yang dapat dihubungkan dengan

ketidaksesuaian antara data yang diketahui dengan data yang dikutip pleh

siswa. Kategori ini meliputi kesalahan-kesalahan:

a. Menambahkan data yang tidak ada hubungannya dengan soal

b. Mengabaikan data penting yang tidak ada hubungannya dengan soal

c. Menguraikan syarat-syarat (dalam pembuktian, perhitungan) yang

sebenarnya tidak dibutuhkan dalam masalah

d. Mengartikan Informasi yang tidak sesuai dengan teks yang

sebebnarnya.

e. Mengganti syarat yang ditentukan dengan informasi lain yang tidak

(49)

f. Menggunakan nilai suatu variabel untuk variabel lain

g. Salah menyalin soal

2. Kesalahan Menginterpretasikan Bahasa

Yang termasuk dalam kategori ini adalah:

a. Mengubah bahasa sehari-hari ke dalam bentuk persamaan matematika

dengan arti yang berbeda

b. Menuliskan simbol dari suatu konsep dengan simbol lain yang artinya

berbeda

c. Salah mengartikan grafik

3. Kesalahan Menggunakan logika untuk menarik kesimpulan

Yang termasuk dalam kategori ini adalah kesalahan-kesalahan di

dalam menarik kesimpulan dari suatu bentuk informasi yang diberikan

atau dari kesimpulan sebelumnya, yaitu:

Dari pernyataan bentuk implikasi pq, siswa menarik kesimpulan

sebagai berikut:

a. Bila q diketahui terjadi, maka p pasti terjadi.

b. Bila p diketahui salah, maka q pasti salah.

c. Mengambil kesimpulan yang tidak benar, misalnya memberikan q

sebagai akibat dari p tanpa dapat menjelaskan urutan pembuktian yang

(50)

4. Kesalahan Menggunakan Definisi atau teorema

Kesalahan ini merupakan penyimpangan dari prinsip, aturan,

teorema atau definisi yang pokok dan khas. Yang termasuk kesalahn ini

adalah :

a. Menerapkan suatu teorema pada kondisi yang tidak sesuai.

b. Menerapkan sifat distributif untuk fungsi atau operasi yang bukan

distributif

c. Tidak teliti atau tidak tepat dalam mengutip definisi, rumus, atau

teorema.

5. Penyelesaian yang tidak diperiksa kembali

Kesalahan ini terjadi jika setiap langkah yang ditempuh oleh siswa

benar, akan tetapi hasil akhir yang diberikan bukan penyelesaian dari soal

tersebut.

6. Kesalahan teknis

Yang termasuk dalam kategori ini adalah :

a. Kesalahan perhitungan

b. Kesalahan dalam memanipulasi simbol-simbol aljabar dasar.

Penelitian ini akan menggunakan jenis kesalahan Hadar sebagai dasar

menganalisis hasil jawaban ulangan remedial siswa guna mengetahui

kesalahan-kesalahan apa saja yang masih tersisa setelah pembelajaran

(51)

J. Kerangka Berpikir

Dalam pembelajaran di kelas, cara belajar yang dipergunakan turut

menentukan hasil belajar yang diharapkan. Cara yang tepat akan membawa

hasil yang baik, sedangkan cara yang tidak sesuai akan menyebabkan belajar

itu kurang berhasil. Dengan demikian, hasil evaluasi ulangan harian akan

membagi siswa kedalam dua bagian yaitu siswa-siswa yang tuntas belajar dan

yang tidak tuntas belajar. Anak-anak yang tidak tuntas belajar (tidak tuntas

KKM) merupakan anak-anak yang mengalami kesulitan belajar. Anak-anak

tersebut perlu dibimbing agar bisa mendapatkan solusi atas kesulitan yang

dialami. Salah satu solusi atas kesulitan yang dapat dilakukan ialah dengan

pembelajaran remedial.

Pembelajaran remedial sebaiknya dilakukan dengan metode yang

berbeda. Salah satu diantaranya dengan menggunakan media alat peraga. Alat

peraga merupakan sarana perantara yang dapat membantu siswa memahami

suatu yang abstrak menjadi sesuatu yang konkret. Selain itu, media alat

peraga, dapat membuat pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa

sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar. Dengan demikian diharapkan

alat peraga dapat membantu siswa dalam proses pembelajaran sehingga hasil

belajar yang dicapainya meningkat.

Pembelajaran remedial pada materi pemfaktoran suku aljabar akan

dilakukan dengan menggunakan media alat peraga “Kotak Geser”. Alat

peraga “Kotak Geser” merupakan alat peraga yang digunakan untuk

(52)

bentuk aljabar kepada siswa. Alat Peraga “Kotak Geser tersebut dapat berada

pada taraf berpikir siswa, sehingga diharapkan siswa dapat meningkatkan

hasil belajarnya dan dapat mencapai nilai KKM. Sehingga pembelajaran

remedial dengan mengunakan alat peraga “Kotak Geser” dapat dikatakan

efektif. Selain itu, dalam penelitian ini juga akan melihat kesalahan-kesalahan

apa saja yang masih tersisa setelah pembelajaran dengan menggunakan alat peraga “Kotak Geser”.

K. Hipotesis

Dugaan sementara yang dapat ditentukan ialah bahwa pembelajaran

remedial dengan menggunakan alat peraga “Kotak Geser” dapat membantu

meningkatkan hasil belajar siswa sehingga pembelajaran remedial dengan

(53)

34

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk kedalam penelitian kuantitatif dan kualitatif.

Penelitian kuantitatif merupakan metode untuk menguji teori-teori tertentu

dengan cara meneliti hubungan antarvariabel. Variabel-variabel ini diukur

(biasanya dengan instrumen penelitian) sehingga data yang terdiri dari angka

– angka dapat dianalisis berdasarkan prosedur statistik (Juliansyah Noor,

2011 : 38). Pada penelitian ini, penelitian kuantitatif digunakan untuk

menganalisis hasil belajar siswa dengan tujuan untuk mengetahui ada atau

tidaknya peningkatan hasil belajar siswa setelah melaksanakan pembelajaran

remedial menggunakan alat peraga “Kotak Geser”.

Selain menggunakan penelitian kuantitatif, peneliti juga menggunakan

penelitian kualitatif. Istilah penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Taylor

(1975 : 5 dalam Lexy J. Moleong 2007 : 4) adalah sebagai prosedur penelitian

yang menghasilkan data deskripstif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Pada penelitian ini penelitian

kualitatif akan digunakan untuk mendeskripsikan kegiatan siswa selama

pembelajaran remedial serta untuk mendeskripsikan kesalahan-kesalahan apa

saja yang masih tersisa setelah pembelajaran remedial dengan menggunakan

(54)

B. Subjek dan Objek Penelitian

Banyak kelas VIII pada SMPN 2 Jetis Bantul Yogyakarta ini adalah 4

kelas, yaitu VIII A, VIII B, VIII C, dan VIII D. Dimana siswa- siswa dalam

setiap kelas tersebut bersifat heterogen (kemampuan siswa dalam menerima

pelajaran bervariasi). Sedangkan yang menjadi subjek penelitian ini adalah

siswa-siswa yang tidak tuntas KKM di kelas VIII B SMPN 2 Jetis Bantul

Yogyakarta.

Objek penelitian ini adalah penggunaan alat peraga dalam pembelajaran

remedial sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada nilai ulangan

remedial siswa. Penelitian ini melihat adanya peningkatan hasil belajar yang

dicapai siswa setelah pembelajaran remedial dengan menggunakan alat

peraga. Apakah pembelajaran remedial dengan menggunakan alat peraga

dapat membantu siswa mencapai nilai KKM.

C. Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan alat peraga “Kotak

Geser” dalam pembelajaran remedial pada materi perkalian dan faktorisasi

bentuk aljabar.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar yang dicapai

(55)

D. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 2 Jetis Bantul Yogyakarta pada

tahun ajaran 2012/2013 semester ganjil. Waktu pelaksanaan penelitian

berlangsung mulai bulan Juli 2012 sampai bulan September 2012.

E. Rancangan Pembelajaran

Dalam penelitian akan dilihat efektivitas dalam pembelajaran remedial

dengan menggunakan media pembelajaran yaitu alat peraga “Kotak Geser”,

yakni dengan melihat hasil ulangan harian dan hasil ulangan remedial siswa,

apakah dengan pembelajaran remedial menggunakan alat peraga “Kotak

Geser” dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu, dalam penelitian

ini juga akan melihat kesalahan-kesalahan apa sajakah yang masih tersisa

setelah pembelajaran remedial dengan menggunakan alat peraga “Kotak

Geser” berdasarkan analisis dari kesalahan yang dilakukan siswa dalam

mengerjakan soal ulangan remedial.

Untuk menjawab rumusan masalah, akan digunakan dua macam

instrumen. Instrumen tersebut digunakan untuk mendapatkan data yang

dibutuhkan selama penelitian. Instrumen pembelajaran meliputi alat peraga

“Kotak Geser”, Lembar Observasi, dan RPP. Instrumen penelitian meliputi

(56)

F. Bentuk Data

1. Data proses pembelajaran

Data proses pembelajaran matematika dengan menggunakan alat

peraga pada materi perkalian dan faktorisasi bentuk aljabar adalah berupa

lembar–lembar observasi yang diisi oleh pengamat saat penelitian

berlangsung, yang kemudian akan dianalisis setiap pertemuannya untuk

dilihat bagaimana proses kegiatan pembelajaran tersebut.

2. Data hasil belajar siswa

Data hasil belajar siswa dalam penelitian ini adalah kumpulan

jawaban siswa yang diperoleh dari hasil ulangan siswa, yaitu hasil ulangan

harian siswa dan hasil ulangan remedi siswa. Ulangan siswa berbentuk

uraian dengan jumlah soal 10.

3. Data kesalahan siswa

Data kesalahan siswa yang masih tersisa setelah pembelajaran

remedial dalam penelitian ini adalah berupa jawaban-jawaban siswa pada

ulangan remedial yang dianalisis setiap siswanya untuk dilihat apa saja

kesalahan yang dilakukan siswa.

G. Instrumen Penelitian

Dalam pembelajaran ini digunakan dua instrumen, yakni:

1. Instrumen pembelajaran

a. Alat Peraga

Sebelum alat peraga tersebut digunakan dalam penelitian, alat

(57)

pembimbing dan guru (uji pakar). Setelah alat peraga dirasa sudah baik,

maka alat peraga tersebut digunakan oleh peneliti untuk penelitian.

Pada penelitian ini akan digunakan 7 buah alat peraga yang terdiri dari

1 buah alat peraga utama dan 6 buah alat peraga pembantu. Alat peraga

utama terbuat dari kertas white board yang dilapisi triplek dan dibatasi

oleh lakban hitam dengan ukuran lebih besar yang digunakan oleh

peneliti untuk mengajar di depan kelas selama pembelajaran remedial

berlangsung sedangkan 6 alat peraga pembantu terbuat dari kertas white

board yang dilapisi karton dengan ukuran lebih kecil yang akan

digunakan oleh siswa pada diskusi kelompok. Dalam hal ini alat peraga

digunakan untuk menjabarkan langkah-langkah yang harus dilakukan

dalam perkalian dan faktorisasi bentuk aljabar.

Gambar 3.1

(Alat peraga “Kotak Geser” utama) Gambar 3.2

(58)

b. Lembar Observasi

Pada penelitian ini akan dibuat lembar observasi dimana lembar

observasi akan diisi oleh pengamat saat peneliti melakukan

pembelajaran remedial. Lembar observasi yang digunakan merupakan

rangkaian rancangan pembelajaran yang disusun peneliti pada RPP

dengan ditambahi respon dari siswa dibeberapa kegiatan. Berikut ini

merupakan kisi-kisi secara spesifikasi dari lembar observasi:

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Lembar Observasi

Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat

pada lampiran A3 halaman 100 dan lampiran A4 halaman 102.

c. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran

RPP disusun berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi

dasar yang akan dicapai dalam pembelajaran yang dilakukan. 1 RPP

Kegiatan Terlaksana Keterangan

Kegiatan Pembuka

Guru membuka pembelajaran Kegiatan Inti

Guru memberikan penjelasan tentang suatu materi dengan menggunakan alat peraga “Kotak Geser”

Perhatian siswa terhadap penjelasan guru Rasa antusias siswa dalam menganggapi pembelajaran remedial yang dilaksanakan guru

Siswa bertanya sesuatu yang belum dimengerti

Diskusi kelompok

Keaktifan dan kerja sama siswa dalam diskusi kelompok

Presentasi kelompok Pembahasan latihan soal Kegiatan Penutup

(59)

disusun untuk 1 pertemuan, karena akan ada 2 pertemuan maka akan

disusun 2 RPP. RPP digunakan untuk panduan kegiatan pembelajaran

dikelas agar apa yang menjadi tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Menurut KTSP 2006 materi perkalian dan faktorisasi bentuk aljabar

merupakan materi pada kelas VIII semester gasal dengan standar

kompetensi dan kompetensi dasar sebagai berikut:

Standar Kompetensi :

1. Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan persamaan garis

lurus.

Kompetensi Dasar :

1.1 Melakukan Operasi Aljabar

1.2 Menguraikan Bentuk Aljabar ke dalam Faktor-faktornya

Berikut ini akan diberikan kisi-kisi materi pembelajaran secara

spesifik berdasarkan indikator.

Tabel 3.2 Kisi – Kisi Materi dalam Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Kompetensi Dasar Indikator

1.1 Melakukan operasi aljabar  Menyelesaikan operasi perkalian pada bentuk aljabar

1.2 Menguraikan bentuk aljabar ke dalam faktor-faktornya

RPP yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada lampiran

(60)

2. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian berupa hasil ulangan harian siswa dan hasil

ulangan remedi siswa dimana hasil ulangan digunakan untuk menganalisis

peningkatan hasil belajar dan efektifitas pembelajaran remedial

menggunakan alat peraga “Kotak Geser”. Tes individual ini berupa soal

uraian. Sebelum digunakan pada penelitian, soal ulangan harian telah diuji

cobakan terlebih dahulu sedangkan pada ulangan remedial telah diuji

pakar sehingga siap untuk digunakan dalam penelitian.

Ulangan harian dan remedial terdiri dari 10 soal uraian. Soal ulangan

harian tersusun berdasarkan soal-soal yang sudah diuji cobakan sedangkan

ulangan remedial tersusun berdasarkan ulangan harian yang hanya diganti

bilangannya saja. Adapun kesesuaian indikator dengan tes hasil belajar

akan ditampilkan pada tabel berikut:

Tabel 3.3 Kesesuaian Indikator dengan Ulangan Harian dan Remedial

Indikator Nomor soal

Tabel 3.4 Kisi-kisi Soal Ulangan Harian dan Remedial

Kompetensi Dasar Melakukan operasi aljabar

Kisi-kisi Soal

 Melakukan operasi perkalian pada bilangan bulat

1. Tentukan hasil perkalian dari bentuk aljabar berikut, kemudian sederhanakan.

a. −2 ( + 2) b. −5 + 7 c. 2 −1 3 −2

Kompetensi Dasar Menguraikan bentuk aljabar kedalam faktor-faktornya

Kisi-kisi Soal

(61)

Kompetensi Dasar Melakukan operasi aljabar

3. Faktorkanlah bentuk – bentuk aljabar berikut, kemudian hitunglah hasilnya bila diketahui = 2.

a. 2+ 11 + 18

b.

2 2+ −1

Soal ulangan harian yang digunakan dalam penelitian dapat

dilihat pada lampiran A6 halaman 107 sedangkan soal ulangan remedial

yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada lampiran A8

halaman 110.

H. Prosedur Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini peneliti akan mengajarkan materi perkalian

faktorisasi bentuk aljabar dengan menggunakan alat peraga “Kotak Geser”

pada pembelajaran remedial. Secara lebih rinci penelitian dibagi menjadi

beberapa tahap, yaitu:

1. Tahap I Persiapan Penelitian

Dalam tahap ini yang harus dilakukan adalah :

a. Pembuatan proposal penelitian.

b. Pengurusan perijinan ke sekolah yang akan dilakukan untuk penelitian.

c. Pembuatan instrumen dan alat peraga “Kotak Geser” untuk digunakan

Referensi

Dokumen terkait

0 Rancang Bangun Sistem Informasi Pembayaran SPP 1 Master 2 Transaksi 3 Laporan 1.1 Siswa 1.2 Orang Tua 1.3 Golongan 2.1 Pembayaran 2.2 Tambahan 3.1 Laporan Pembayaran SPP 3.2

Hasil karakterisasi terhadap membran komposit kitosan-silika pada berbagai konsentrasi kitosan menunjukkan bahwa permeabilitas metanol membran dan kapasitas penukar ion (KPI)

Waktu penyelesaian proyek dengan durasi normal adalah 180 hari dengan biaya langsung normal yang terdiri dari biaya bahan, biaya alat dan upah pekerjaan

In the above example, we created a constructor function called Employee and created a new employee object called jim using the constructor function with the new keyword.. In

Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui hubungan antara status ergonomi posisi kerja berdiri dengan keluhan gangguan otot rangka (musculoskeletal disorders) pada tenaga

Berkaitan dengan fenomena yang dihadapi SMPN 2 Mengwi, ada tiga aspek yang difokuskan dalam dalam usaha memberikan kontribusi ilmu pengetahuan, yaitu: model

Amenities : Kios, warung makan, tempat duduk, banana boat Atraksi yang tersedia di Kawasan Pantai Pulisan yakni Pantai Besar, Pantai Goa, Pantai Pasir Panjang

Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang membantu peserta didik dalam mengembangkan pemahaman dan sikapnya sesuai dengan kehidupan nyata di