• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan Efek Jus Buah Pepaya (Carica papaya L.) dengan Furosemid terhadap Diuresis pada Laki-Laki Dewasa.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbandingan Efek Jus Buah Pepaya (Carica papaya L.) dengan Furosemid terhadap Diuresis pada Laki-Laki Dewasa."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

iv ABSTRAK

PERBANDINGAN EFEK JUS BUAH PEPAYA (Carica papaya L.) DENGAN FUROSEMID TERHADAP DIURESIS PADA LAKI-LAKI

DEWASA

Johannes Dimas Aditya, 2013, Pembimbing I: Sijani Prahastuti, dr, M.Kes Pembimbing II: Harijadi Pramono, dr, M.Kes

Pada jaman sekarang, angka kejadian edema dan hipertensi terus meningkat di dunia. Survei di Indonesia tahun 1999 prevalensi hipertensi 17,6 % dan pada tahun 2008 mencapai 32%. Obat yang sering digunakan untuk terapi edema dan hipertensi salah satunya adalah furosemid, yang bila digunakan dalam jangka panjang dapat menimbulkan berbagai efek samping contohnya hipokalemia, vertigo, hipomagnesia dll, oleh karena itu mulai dilakukan penelitian berbagai bahan alami sebagai terapi suportif, contohnya buah pepaya. Buah papaya (Carica papaya L.) adalah buah yang telah diteliti mempunyai efek diuretik karena mengandung kalium yang tinggi dan senyawa flavonoid.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbandingan efek jus buah pepaya dengan furosemid terhadap diuretik pada laki-laki dewasa.

Metode Penelitian ini bersifat prospektif dan eksperimental kuasi, menggunakan rancangan pola silang. Subjek penelitian ini adalah 15 laki-laki dewasa yang berumur antara 18-25 tahun. Setiap subjek penelitian akan mendapat 3 macam perlakuan yaitu air putih, furosemid, dan jus buah papaya dengan selang waktu satu minggu untuk setiap perlakuan. Data yang diukur adalah volume urin dalam mL setiap jam selama 5 jam. Data yang diperoleh dianalisis dengan One Way ANOVA dilanjutkan dengan Fisher’s multiple comparison LSD test dengan α=0.05.

Hasil penelitian rerata volume urin selama 5 jam dianalisis dengan One Way Anova menunjukkan hasil terdapat minimal sepasang perlakuan yang berbeda. Hasil penelitian dianalisis dengan Fisher’s LSD Test menunjukkan hasil tidak ada perbedaan rerata volume urin antara kelompok yang diberi jus buah pepaya dengan kelompok yang diberi furosemid yang berarti efek jus buah setara dengan furosemid terhadap diuresis pada laki-laki dewasa.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah Jus buah papaya memiliki efek yang setara dengan furosemid terhadap diuresis pada laki-laki dewasa.

(2)

v ABSTRACT

COMPARISON BETWEEN PAPAYA FRUIT (Carica papaya L.) EFFECT AND FUROSEMIDE ON DIURESIS OF ADULT MALE

Johannes Dimas Aditya, 2013, 1st Tutor : Sijani Prahastuti, dr, M.Kes 2nd Tutor : Harijadi Pramono, dr, M.Kes

The prevalence of hypertension and edema continue to rise worldwide. Survey in Indonesia in 1999 show prevalence of hipertension 17,6% and in 2008 32%. Furosemide is a diuretic agent widely used, but can cause side effects if used for a long period. Many natural products have been researched as a supportive agent for diuretic for example papaya fruit. Papaya fruit (Carica papaya L) have been researched to have effect on diuresis due to high potassium and flavonoid.

The objection of this research is to find out the comparison between papaya fruit effect and furosemide on diuresis of adult male.

This research design was quasi prospective experimental, using cross over design. Subject of the experiment were 15 adult males whose age between 18-25 years old. Each subject will get 3 kinds of treatment, which were drinking mineral water, furosemide, and papaya fruit in one week washingout period between the treatment. Data collected is urine volume in mL in 5 hours. Data will be tested with One Way ANOVA test and continue with Fisher’s Multiple Comparison LSD Test with α=0.05

One Way ANOVA Test result shows there is a difference urine volume mean in a couple group at least. Fisher’s LSD Test shows no difference found in urine volume mean from the subjects that given papaya fruit with subject were given furosemide in this experiment which means papaya fruit has the same level of diuretic effect with furosemide.

The conclusion for this research is that papaya fruit has the same level of diuretic effect with furosemide in adult males.

(3)

viii DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ...i

LEMBAR PERSETUJUAN ...ii

SURAT PERNYATAAN ...iii

ABSTRAK ...IV ABSTRACT ...V KATA PENGANTAR...VI DAFTAR ISI ...VIII DAFTAR TABEL...XI DAFTAR GAMBAR...XII DAFTAR LAMPIRAN...XIII BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ...1

1.2 Identifikasi Masalah ...3

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ...3

1.4 Manfaat Penelitian ...3

1.5 Kerangka Pemikiran ...3

1.6 Hipotesis Penelitian ...5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ginjal ...6

2.1.1 Anatomi dan Struktur Ginjal ...6

2.1.2 Unit Fungsional Ginjal ...8

2.1.3 Fisiologi Ginjal ...11

2.1.4 Mekanisme Pembentukan Urin ...12

2.1.4.1 Filtrasi ...12

2.1.4.2 Reabsorbsi ...13

(4)

ix

2.2 Zat yang Menyebabkan Diuresis ...15

2.2.1 Obat diuretik ...15

2.2.1.1 Penggolongan Obat Diuretik ...16

2.2.1.2 Diuretik Osmotik ...16

2.2.1.3 Diuretik Penghambat Transpor Elektrolit di Tubuli Ginjal ...17

2.2.2 Buah Pepaya ...19

2.2.2.1 Taksonomi dan Morfologi ...19

2.2.2.2 Kandungan Buah Pepaya ...20

2.2.2.3 Efek Farmakologis Buah Pepaya ...21

2.2.2.4 Pengaruh Buah Pepaya terhadap Diuresis ...21

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Penelitian ...23

3.2 Metode Penelitian ...23

3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ...23

3.4 Sampel Penelitian ...24

3.5. Subjek Penelitian ...24

3.6 Variabel Penelitian ...25

3.7 Definisi Operasional ...25

3.7.1 Persiapan Sebelum Tes...25

3.7.2 Cara Kerja ...26

3.8 Metode Analisis ...26

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ...27

4.2 Pembahasan ...29

4.3 Uji Hipotesis Penelitian...30

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ...31

(5)

x

DAFTAR PUSTAKA ...32

LAMPIRAN ...35

RIWAYAT HIDUP ...45

(6)

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Kandungan Buah Pepaya per 100 gr... 20

Tabel 4.1. Rerata Volume Urin Tiap Perlakuan... 27

Tabel 4.2. Tes Homogenitas Varian Leven Test... 28

Tabel 4.3. One way ANOVA Test... 28

(7)

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Letak Ginjal ...7

Gambar 2.2. Anatomi Ginjal beserta Tubulus Ginjal... 8

Gambar 2.3. Struktur Nefron... 9

Gambar 2.4. Perdarahan Ginjal... 10

(8)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Foto Alat dan Bahan Penelitian... 35

Foto Prosedur Penelitian... 37

Data hasil penelitian...38

Data Analisis Statistik SPSS... 41

Lembar Inform Consent... 43

(9)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1LATAR BELAKANG

Ginjal merupakan organ ekskresi utama pada makhluk hidup multiseluler. Zat-zat yang tidak digunakan oleh tubuh akan dikeluarkan dalam bentuk urin oleh ginjal. Pada seorang dewasa, biasanya sekitar 800-2000 cc urin per-hari dikeluarkan oleh tubuh. Banyaknya urin yang dikeluarkan bergantung pada jumlah cairan yang masuk dan kebutuhan air dalam proses metabolisme tubuh, selain itu suhu lingkungan juga mempengaruhi banyaknya urin yang diproduksi oleh ginjal. Organ ekskresi lain, selain ginjal, adalah paru-paru dan kulit (Guyton and Hall, 2008).

Urin yang diproduksi oleh ginjal, akan ditampung sementara dalam kandung kemih. Setelah tertampung sekitar 200 cc dalam kantung kencing, akan timbul refleks untuk mengeluarkan urin tersebut melalui suatu proses yang disebut miksi. Zat-zat tertentu dapat menghambat produksi urin;disamping itu, zat-zat lainnya ada yang bersifat meningkatkan produksi urin oleh ginjal. Zat yang meningkatkan produksi urin disebut diuretika. Proses diuresis bersifat fisiologis pada konsumsi

cairan yang berlebihan, proses diuresis juga dapat bersifat patologis, seperti yang terjadi pada penyakit ginjal tertentu (Rania Habal, 2001).

(10)

2

Marwati, 2006). Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 1992 menyebutkan bahwa Penyakit Jantung Koroner dan Hipertensi adalah penyebab kematian utama pada usia diatas 40 tahun (Survei Kesehatan Rumah Tangga, 1992).

Furosemid merupakan salah satu golongan obat diuretik yang cukup sering

digunakan untuk terapi hipertensi dan edema (Oates&Brown,2001). Penggunaan furosemid jangka lama dapat menimbulkan berbagai efek samping, seperti

hipotensi, parestesi, vertigo, hipomagnesia, hiponatremia, hipokalsemia, dan agranulositosis (Medicatherapy, 2003). Ditemukannya efek samping yang merugikan ini menimbulkan ide untuk mencari terapi alternatif yang lebih aman, misalnya dengan menggunakan tanaman obat tradisional, termasuk buah-buahan, yang berefek diuretik untuk mengobati hipertensi, seperti pepaya, belimbing, pisang, semangka, mangga, dan berbagai produk tanaman lainnya (Dalimartha setiawan, 2009).

Pepaya (Cariya papaya,Linn) adalah buah yang populer di masyarakat karena rasanya yang manis dan segar, mudah tumbuh di berbagai tempat, tidak memerlukan perhatian khusus dalam menanamnya; selain itu, banyak manfaat buah pepaya yang dapat diperoleh jika mengkonsumsi secara teratur dan rutin dikarenakan kandungan mineralnya seperti seperti Kalium, vitamin A, vitamin C, betakaroten, dan senyawa flavonoid yang berperan sebagai antioksidan dalam tubuh kita (Dinas Kesehetan Sumatera Barat, 2009). Buah pepaya sudah

dibudidayakan sejak jaman dahulu, suku Maya dan Christopher Colombus menggunakannya sebagai obat berbagai macam penyakit (Nancy Junita, 2012).

(11)

3

1.2IDENTIFIKASI MASALAH

Berdasarkan pada latar belakang, maka dapat diidentifikasikan masalah yaitu apakah efek jus buah pepaya setara dengan furosemid terhadap diuresis pada

laki-laki dewasa.

1.3MAKSUD DAN TUJUAN PENELITIAN

Maksud penelitian : Mencari alternatif herbal untuk mengatasi edema dan hipertensi.

Tujuan penelitian : Untuk mengetahui perbandingan jus buah pepaya dengan furosemid terhadap diuresis pada laki-laki dewasa.

1.4MANFAAT PENELITIAN

Manfaat Akademis : Membuka pengetahuan mengenai tumbuhan obat khususnya buah pepaya sebagai obat diuretik. Manfaat Praktis : Memperkenalkan kepada masyarakat bahwa

mengkonsumsi buah pepaya dapat menyebabkan

diuresis sehingga dapat digunakan sebagai obat supportif untuk diuresis yang aman.

1.5KERANGKA PEMIKIRAN

(12)

4

pada hasil filtrasi glomerolus dimana sebagian besar ion anorganik ( kalium, natrium, klorida, kalsium), ion organik (laktat, vitamin C, D-glucose, asam amino) direabsorbsi sedangkan racun, contohnya amonia, tidak direabsorbsi (Atlas of physiology, 2007). Ion anorganik yang mengalami reabsorbsi terbesar adalah

natrium sekitar 90-95%, dimana proses ini diatur oleh pompa Na+K+ATPase sehingga reabsorbsi natrium ini juga menyebabkan reabsorbsi air tinggi sedangkan

reabsorbsi kalium rendah. Obat diuretik kuat yaitu furosemid bekerja menghambat Na+K+ATPase di lengkung henle sehingga reabsorbsi ion-ion anorganik terutama natrium ditekan.

Dalam 100 gram buah pepaya mengandung sekitar 221 mg Kalium (National Nutrient Data Base for Standart Reference). Kandungan kalium yang tinggi

dalam buah pepaya ini dapat meningkatkan kadar kalium dalam cairan intraselular. Hal ini memicu kompensasi tubuh dengan menekan pelepasan renin sehingga pembentukan angiotensin I berkurang. Angiotensin I berkurang menyebabkan penurunan angiotensin II yang berefek penurunan sekresi aldosteron, vasodilatasi pembuluh darah, dan penurunan stimulasi hormon ADH (Ganong, 2003).

Penurunan aldosteron menyebabkan penurunan reabsorbsi natrium dan air di tubulus proksimal ginjal sehingga akan lebih banyak air yang diekskresikan (Guyton and Hall, 2008).

Vasodilatasi pembuluh darah meningkatkan aliran darah menuju ginjal sehingga GFR (glomerolous filtration rate) naik dan volume urine bertambah

(Guyton and Hall,2008).

Penurunan angiotensin II menyebabkan penurunan stimulasi hormon ADH di kelenjar hipofisis posterior sehingga terjadi penurunan reabsorbsi air di tubulus proksimal ginjal yang menyebabkan peningkatan volume urine (Solomon, Scott D, 2005)

(13)

5

1.6HIPOTESIS PENELITIAN

(14)

31 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Jus pepaya (Carica papaya L.) memiliki efek yang setara dengan furosemid terhadap diuresis pada laki-laki dewasa.

5.2. Saran

 Jus pepaya dapat digunakan sebagai obat suportif untuk diuresis

 Perlu adanya penelitian lebih lanjut tentang efek diuretik jus buah pepaya dibandingkan obat diuretik lainnya untuk melengkapi penelitian ini.

(15)

32

DAFTAR PUSTAKA

Adhi Djuanda, Aulia Sani. 2005. Diuretikum. Dalam : MIMS Indonesia

Petunjuk Konsultasi edisi 5. Jakarta : PT Infomaster. Halaman 147-148.

Adi Permadi. 2006. Tanaman Obat Pelancar Air Seni. Depok: Penebar swadaya. Halaman 5-15

Adrian, Felix. 2009. Pepaya. Dalam : Khasiat Buah dan Sayur. Jakarta : Penebar Swadaya. Halaman 67-69

Bazuki B. Purnomo. 2000. Dasar-dasar urologi. Jakarta : CV. Sagung Seto. Halaman 17

Braunwald, Eugene. 2001. Edema in : Harrison, editor : Harrison’s Principles Of Intenal Medicine 16th ed. USA : McGraw-Hill. P.212-215.

Dalimartha Setiawan. 2009. Pepaya. Dalam : Atlas Tumbuhan Obat Indonesia ed 6. Jakarta : Pustaka Bunda. Halaman 121-127

Ganong, W.F. 2003. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran ed 20. Jakarta :

EGC. Halaman 671-696.

Guyton, A.C., Hall J.E. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran ed 11. Jakarta : EGC. Halaman 285-397, 406-429, 509-512.

(16)

33

Manggala, Andrew. 2008. Efek diuresis Buah Pepaya. Bandung : Universitas Kristen Maranatha.

Medicatheraphy. 2005. Furosemid.

http://medicatheraphy.com/index.php/content/printversion/146. 20 Oktober 2013.

Mills S., Bone K. 2000. Flavonoids in Principles and Practices of Phytotheraphy. London : Churchill Livingstone. p.31-33.

National Kidney Foundation. 2004. Pottasium and Your CKD Diet.

http://www.kidney.org/atoz/content/pottasium.cfm. November 2nd, 2011.

Oates, J.A., Brown, N.J. 2001. Antihypertension Agents & The Drug Therapy of Hypertension in Hardman, J.G., Limbird, L.E., Gilman A.G : Goldman & Gilman’s the Pharmacological Basis of Therapeutics 10th

edition.

USA : The McGraw Hill Companies. p.896.

Robinson, T. 1995. Flavonoid dalam : Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Bandung : ITB. Halaman 191-193

Snell. R.S. 1997. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran bag I edisi 3. Jakarta : EGC. Halaman 270-272

Sunaryo. 2005. Diuretik dan Antidiuretik dalam : Sulistia G. Ganiswara, editor : Farmaklogi dan Terapi edisi 5. Jakarta : FKUI. Halaman 380-399.

USDA National Nutrient Database. 2011. Papayas, raw.

http://www.nal.usda.gov/fnic/foodcomp/cgi-bin/list_nut_edit.pl. November 20th

(17)

34

Wikipedia. 2006. Renin-angiotensin-aldosterone system.

http://en.wikipedia.org/wiki/image:Renin-angiotensin-aldosterone-system.png. 15

Referensi

Dokumen terkait

From experimental result, combination of Chi2 and backpropagation neural network could perform better accuracy than evolutionary neural network for Java characters

komentar pesan dan voting kegunaan website bagi pengunjung. Hasil rekapitulasi kuesioner siswa yang diperoleh dari uji lapangan adalah sebagai berikut.. Kesimpulannya

[r]

Dengan ini kami sampaikan hasil Pengadaan Langsung Kegiatan Penyusunan Perencanaan Pengembangan Ekonomi Masyarakat Paket Pekerjaan Belanja Jasa Konsultansi

Ternyata penerapan traffic engineering adalah merupakan keunggulan jaringan MPLS terhadap jaringan berbasis IP (non MPLS), karena proses routing menjadi lebih cepat dengan

Saat ini bermunculan aplikasi lain yang dapat digunakan untuk melakukan chatting dengan id YM, seperti misalnya: YM dengan teks pada Meebo ( www.meebo.com ), aplikasi Gaim,

Ketiga kelemahan tersebut ( state weakness, accountability weakness , dan representation weakness ) menjadi penyebab kuat gagalnya tata kelola pemerintahan yang baik.