• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektivitas Media Promosi dalam Komunikasi Pemasaran Agrowisata Kampoeng Air Katulampa Bogor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efektivitas Media Promosi dalam Komunikasi Pemasaran Agrowisata Kampoeng Air Katulampa Bogor"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS MEDIA PROMOSI DALAM KOMUNIKASI

PEMASARAN AGROWISATA KAMPOENG AIR

KATULAMPA BOGOR

SITI CHAIRUNNISA

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Efektivitas Media Promosi dalam Komunikasi Pemasaran Agrowisata Kampoeng Air Katulampa Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Juli 2013

(4)
(5)

Agrowisata akan berkembang tidak terlepas dari strategi promosi pemasaran. Maka dari itu penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara karakteristik pengunjung dengan penggunan media promosi, hubungan antara penggunaan media promosi dengan efektivitas media promosi dan hubungan antara karakteristik pengunjung dengan efektivitas media promosi dalam komunikasi pemasaran Kampoeng Air Katulampa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang didukung dengan pendekatan kualitatif. Penentuan responden dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik accidental sampling. Hasil menunjukan bahwa pada hubungan antara karakteristik pengunjung dengan penggunaan media promosi hanya variabel pendidikan yang memiliki hubungan yang signifikan dengan jenis media promosi. Hubungan antara penggunaan media promosi dengan efektivitas media promosi hasil menunjukan bahwa seluruh variabel memiliki hubungan yang signifikan. Hubungan antara karakteristik pengunjung dengan efektivitas media promosi hanya variabel pendidikan yang memiliki hubungan yang signifikan dengan tingkat konatif.

Kata Kunci: karakteristik pengunjung, penggunaan media promosi, efektivitas media promosi

Abstract

The development of agrotourism can not be separated from marketing promotion strategies. Therefore this study aimed to analyze the relationship between visitors characteristics with use promotion media, the relationship between use promotion media with media promotion effectiveness and the relationship between visitors characteristics with media promotion effectiveness in marketing communications of Kampoeng Air Katulampa. This study used quantitative approach that is supported by qualitative approach. This study used accidental sampling technique in determining the respondent. Results showed that in terms of the visitor characteristics related to use promotion media only educational variables have a significant relationship with type media promotion. In terms of the use promotion media related to media promotion effectiveness across variables have significant relationship. In terms of the visitor characteristics related to media promotion effectiveness only educational variables have a significant relationship with level conative.

Keywords: visitor characteristics, use promotion media, media promotion effectiveness

(6)
(7)

KAMPOENG AIR KATULAMPA BOGOR

SITI CHAIRUNNISA

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat pada Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(8)
(9)

NIM : I34090115

Disetujui oleh

Ir Yatri Indah Kusumastuti, MSi Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Soeryo Adiwibowo, MS Ketua Departemen

(10)
(11)

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Penelitian dilakukan pada bulan Maret sampai dengan bulan April 2013. Peneliti ingin mengkaji mengenai efektivitas media promosi agrowisata dengan judul Efektifitas Media Promosi dalam Komunikasi Pemasaran Agrowisata Kampoeng Air Katulampa Bogor.

Penulis mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada ibu pembimbing akademik sekaligus ibu pembimbing skripsi yaitu ibu Ir. Yatri Indah Kusumastuti, MSi yang telah meluangkan waktu dan pikiran dalam memberikan saran dan masukkan selama proses penulisan hingga penyelesaikan skripsi ini. Kepada kedua orang tua yaitu Mahdar dan ibu Yeti Nurhayati lalu kepada adik-adik yaitu Muhammad Ghifari dan Muhammad Fachri Khatami yang telah memberikan doa dan dukungan kepada penulis. Kepada pihak Kampoeng Air Katulampa yaitu bapak Jainuddin selaku pemilik dari Kampoeng Air, Ka Indra, dan para pegawai di Kampoeng Air Katulampa. Kepada para pengunjung Kampoeng Air Katulampa yang telah bersedia menjadi responden. Peneliti juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman KPM yang telah banyak membantu saya khususnya yaitu Echa, Nadia, Agustin, Jajang, Siti Khadijah, Karin, Cici, Rangga, Adhi, Nindy, Intan, Resti dan Selvi yang telah memberikan doa, saran, dan dukungan kepada penulis. Kepada teman-teman dekat yang selalu memberi dukungan kepada peneliti yaitu Evie, Lucky, Arry, Firli dan Merisa. Tak lupa juga kepada saudara Yadi Nuriswan yang telah banyak membantu baik secara moril maupun materil kepada penulis. Terakhir peneliti mengucapkan terima kasih kepada teman-teman KPM 46 atas dukungan dan kebersamaan selama ini. Terima kasih kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

(12)
(13)

DAFTAR TABEL Viii

DAFTAR GAMBAR Viv

DAFTAR LAMPIRAN Viv

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 3

Tujuan Penelitian 4

Manfaat Penelitian 4

TINJAUAN PUSTAKA 5

Pengertian Komunikasi 5

Komunikasi Pemasaran 5

Efektifitas Komunikasi Pemasaran 7

Media Promosi 7

Efektivitas Media Promosi 11

Pengertian Agrowisata 11

Perilaku Pengunjung 13

Karakteristik Pengunjung 13

Kerangka Pemikiran 14

Hipotesis Penelitian 15

Definisi Operasional 16

PENDEKATAN LAPANG 19

Metode Penelitian 19

Lokasi dan Waktu Penelitian 19

Teknik Pengumpulan Data 19

Teknik Pengolahan dan Analisis Data 21

GAMBARAN UMUM 23

Profile Kampoeng Air Katulampa 23

Pengelolaan Kampoeng Air Katulampa 24

Fasilitas Kampoeng Air Katulampa 25

Sarana dan Prasarana Kampoeng Air Katulampa 27

Komunikasi Pemasaran Kampoeng Air Katulampa 28

Karakteristik Responden 33

(14)

MEDIA PROMOSI KAMPOENG AIR KATULAMPA

Karakteristik Responden 39

Hubungan Karakteristik Pengunjung dengan Penggunaan Media Promosi Kampoeng Air Katulampa 42

Ikhtisar 49

HUBUNGAN PENGGUNAAN MEDIA PROMOSI DENGAN EFEKTIVITAS MEDIA PROMOSI 51

Penggunaan Media Promosi 51

Hubungan Penggunaan Media Promosi dengan Efektivitas Media Promosi dalam Komunikasi Pemasaran Kampoeng Air Katulampa 53

Ikhtisar 60

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DENGAN EFEKTIVITAS MEDIA PROMOSI 61

Efektivitas Media Promosi 61

Hubungan Karakteristik Pengunjung dengan Efektivitas Media Promosi dalam Komunikasi Pemasaran Kampoeng Air Katulampa 62

Ikhtisar 70

PENUTUP 71

Simpulan 71

Saran 71

DAFTAR PUSTAKA 73

LAMPIRAN 77

(15)

1 Lima elemen bauran promosi 7

2 Keunggulan dan kelemahan berbagai medium 8

3 Karakteristik demografi dan subbudaya di Indonesia 14 4 Daftar harga fasilitas-fasilitas di Kampoeng Air Katulampa 26 5 Jumlah dan presentase penggunaan jenis media promosi dan

frekuensi penyampaian pesan tahun 2013

30 6 Jumlah dan presentase penggunaan media promosi menurut

kategori jenis media promosi dan frekuensi penyampaian pesan tahun 2013

30

7 Jumlah dan presentase media promosi menurut tingkat kognitif, afektif dan konatif

33 8 Jumlah dan presentase karakteristik responden menurut jenis

kelamin, asal kota, usia, pekerjaan, pendidikan dan pengeluaran tahun 2013

34

9 Jumlah dan presentase karakteristik responden menurut usia, pekerjaan, pendidikan dan pengeluaran tahun 2013

39 10 Nilai signifikasi hubungan antara karakteristik pengunjung

dengan penggunaan media promosi

42 11 Presentase hubungan antara karakteristik pengunjung dengan

jenis media promosi

43 12 Presentase hubungan antara karakteristik pengunjung dengan

frekuensi penyampaian pesan

47 13 Jumlah dan presentase penggunaan media promosi menurut jenis

media promosi dengan frekuensi penyampaian pesan tahun 2013

51 14 Nilai signifikasi hubungan antara penggunaan media promosi

dengan efektivitas media promosi dalam komunikasi pemasaran Kampoeng Air Katulampa

53

15 Presentase hubungan antara penggunaan media promosi dengan efektivitas media promosi menurut tingkat kognitif

54 16 Presentase hubungan antara penggunaan media promosi dengan

efektivitas media promosi menurut tingkat afektif

54 17 Presentase hubungan antara penggunaan media promosi dengan

efektivitas media promosi menurut tingkat konatif

55 18 Jumlah dan presentase efektivitas media promosi menurut tingkat

kognitif, afektif dan konatif tahun 2013

61 19 Nilai signifikasi hubungan antara karakteristik pengunjung

dengan efektifitas media promosi dalam komunikasi pemasaran Kampoeng Air Katulampa

(16)

20 Presentase hubungan antara karakteristik pengunjung dengan efektivitas media promosi menurut tingkat kognitif

63 21 Presentase hubungan antara karakteristik pengunjung dengan

efektivitas media promosi menurut tingkat afektif

64 22 Presentase hubungan antara karakteristik pengunjung dengan

efektivitas media promosi menurut tingkat konatif

65

DAFTAR GAMBAR

1 Model komunikasi pemasaran 6

2 Kerangka pemikiran 15

DAFTAR LAMPIRAN

1 Denah lokasi Kampoeng Air Katulampa, Bogor Timur 77

2 Jadwal pelaksanaan penelitian tahun 2013 77

3 Kerangka sampling responden Kampoeng Air Katulampa 78 4 Dokumentasi (wawancara pengunjung yang menjadi responden

Kampoeng Air Katulampa)

(17)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pariwisata adalah salah satu sektor ekonomi yang beberapa di dunia tumbuh dengan kuat, ini mendorong kemajuan ekonomi di negara berkembang dan yang paling penting menciptakan lapangan kerja yang sangat dibutuhkan. Jumlah wisatawan internasional di seluruh dunia tumbuh sebesar 5% antara Januari dan Juni 2012 dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2011 (22 juta lebih) (World Tourism Organization 2012). Data kunjungan wisatawan di wilayah Kabupaten Bogor pada tahun 2005 sampai 2007, dilihat secara keseluruhan cenderung meningkat. Tahun 2005 jumlah keseluruhan pengunjung 812 251 orang. Tahun 2006 dengan jumlah 1 541 315 orang dan tahun 2007 juga terus meningkat dengan jumlah 2 124 323 orang (Akhdiar 2008).

Menurut Departemen Pertanian (2005) Indonesia memiliki keanekaragaman hayati (biodiversity) nomor tiga terbesar di dunia. Kekayaan alam yang melimpah tersebut dapat dimanfaatkan sebagai sumber plasma nutfah/genetik dan atau sebagai areal wisata. Demikian pula dengan kondisi tanah dan iklim yang beragam, peluang untuk mengembangkan berbagai komoditas pertanian pun semakin besar dengan menerapkan sistem pengelolaan lahan yang sesuai. Hal ini tercemin pada berbagai teknologi pertanian lokal yang berkembang di masyarakat dengan menyesuaikannya dengan tipologi lahan. Keunikan tersebut merupakan aset yang dapat menarik bangsa lain untuk berkunjung/berwisata ke Indonesia. Maka dari itu sektor pariwisata dapat menjadikan tumbuhnya perkembangan agrowisata di Indonesia.

Banyak daya tarik yang ditawarkan oleh agrowisata sendiri diantaranya yaitu pengunjung dapat menikmati pesona keindahan alam dan kesejukan udaranya, kepuasan dalam menggunakan fasilitas-fasilitas kegiatan yang terdapat dalam agrowisata tersebut, pengunjung dapat memperoleh pengalaman baru, rekreasi bersenang-senang sambil bermain, selain itu juga pengunjung dapat memperoleh pendidikan pertanian lewat teori dan langsung kepada prakteknya. Pemberian pendidikan pertanian ini tidak hanya dapat memperoleh pengalaman baru tetapi pengunjung juga bisa belajar sambil bermain, tentu ini adalah kegiatan yang menyenangkan yang akan diperoleh oleh pengunjung yang datang ke agrowisata tersebut.

(18)

aktivitas outbound seperti berkemah, arung jeram, dan flying fox selain itu juga di tempat ini menyediakan arena wisata edukasi di alam bebas bagi anak-anak atau pelajar seperti membajak sawah, menangkap ikan, menunggang kerbau dan memandikan kerbau hingga menanam padi. Kegiatan ini menjadi salah satu wahana favorit bagi anak sekolah karena mereka dikenalkan langsung dengan alam. Agrowisata ini akan berkembang tidak terlepas dari strategi promosi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan agrowisata tersebut. Seperti halnya menurut Deptan (2005) bahwa kegiatan promosi merupakan kunci dalam mendorong kegiatan wisata agro. Informasi dan pesan promosi dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti melalui leaflet, booklet, pameran, cinderamata, mass media (dalam bentuk iklan atau media audiovisual), serta penyediaan informasi pada tempat publik (hotel, restoran, bandara dan lainnya). Kegiatan promosi sangat diperlukan untuk menambah jumlah pengunjung yang datang ke tempat agrowisata.

Banyak cara yang dilakukan oleh suatu perusahaan agrowisata dalam pemasarannya untuk dapat mengembangkan perusahaan agrowisata tersebut. Seperti melalui media-media promosi yang dilakukan dalam pemasaran agrowisata, misalnya seperti media penyiaran contohnya televisi, media cetak contohnya majalah atau koran, media internet contohnya web, blog, facebook, twitter, email, dan media word of mouth. Menurut Shimp (2003) dalam Kusumastuti (2009) membagi beberapa jenis media promosi, diantaranya adalah koran, spanduk, brosur, radio, dan internet. Komunikasi dikatakan efektif bila orang berhasil menyampaikan apa yang dimaksudnya (Tubb dan Moss (2009) dalam Ramadiana (2011)).

Agrowisata Kampoeng Air Katulampa ini melakukan pemasarannya melalui media-media promosi seperti media penyiaran (televisi) di stasiun-stasiun televisi seperti SCTV, TRANS TV, Indosiar, MNC, Global TV, dan TRANS 7, media cetak seperti di majalah “Bogor Visit” dan “Bintaro Hill”, media internet (web, blog, email, dan facebook), dan melalui media komunikasi lisan (word of mouth) yang dilakukan oleh pengunjung yang pernah datang ke tempat agrowisata ini atau pengunjung yang mengetahui mengenai fasilitas-fasilitas yang dimiliki oleh agrowisata ini, informasi mengenai tempat agrowisata ini diperoleh dari mulut ke mulut, sehingga pengunjung lain dapat terpengaruh untuk datang ke tempat agrowisata ini. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Amalia (2012) bahwa penyampaian informasi melalui media juga sebaiknya harus dilakukan secara rutin seperti koran, tv, dan radio, agar penerima pesan dapat mengingat secara terus menerus dengan sendirinya. Diharapkan dengan penyampaian pesan secara rutin ini juga membuat penerima pesan menjadi terbujuk dan tertarik untuk melakukan kunjungan. Informasi yang terdapat dalam suatu media pun harus jelas dan menarik minat pengunjung. Jadi pesan yang disampaikan oleh suatu media pun harus menarik, jelas, dan tentunya harus dilaksanakan secara rutin, agar pesan ini membuat pengunjung terbujuk untuk melakukan kunjungan. Agrowisata Kampoeng Air Katulampa pun harus memperhatikan karakteristik pengunjung sebab setiap masing-masing pengunjung memiliki karakteristik yang berbeda-beda dan dapat mempengaruhi perilaku khalayak untuk melakukan kunjungan ke Kampoeng Air Katulampa ini.

(19)

khalayak. Media promosi ini dapat dikatakan efektif jika agrowisata Kampoeng Air Katulampa ini sudah mampu atau berhasil menyampaikan promosinya ke pada pengunjung untuk datang ke tempat agrowisata ini. Secara keseluruhan, penelitian ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan utama penelitian yaitu bagaimana tingkat efektivitas media promosi dalam komunikasi pemasaran Kampoeng Air Katulampa.

Perumusan Masalah

Agrowisata merupakan tempat wisata yang berbeda dengan tempat wisata lainnya. Di dalam agrowisata pengunjung tidak hanya dapat bermain dalam menikmati fasiltas permainan tetapi pengunjung juga dapat belajar mengenai pendidikan pertanian dari teori yang diberikan dan langsung kepada prakteknya. Tentu ini adalah kegiatan bermain sambil belajar yang dapat dinikmati oleh pengunjung yang datang ke agrowisata. Sama halnya seperti agrowisata yang berada di Bogor ini yaitu agrowisata Kampoeng Air Katulampa. Agrowisata ini menawarkan fasilitas permainan yang mengandung edukasi pertanian di dalamnya. Agrowisata ini juga berkembang tidak terlepas dari strategi promosi yang dilakukan oleh Kampoeng Air Katulampa, seperti dengan menggunakan media-media promosi dalam pemasarannya. Media-media promosi ini akan efektif jika dapat membuat pengunjung terbujuk atau terpengaruh untuk datang mengunjungi dan menikmati fasilitas permainan yang terdapat di Kampoeng Air Katulampa. Pihak Kampoeng Air Katulampa pun harus memikirkan setiap pengunjung mempunyai karakteristik yang berbeda-beda satu sama lain. Ini menentukan pula keinginan, kebutuhan, pengeluaran dari setiap pengunjung yang berbeda-beda. Karakteristik pengunjung seperti usia, pendidikan, jenis pekerjaan, dan pengeluaran diduga mempunyai hubungan dengan penggunaan media promosi seperti jenis media promosi yaitu antara lain media penyiaran, media cetak, media internet, media word of mouth dan frekuensi penyampaian pesan yaitu banyaknya atau tingkat keseringan pengunjung dalam menerima informasi mengenai Kampoeng Air Katulampa melalui media-media promosi yang digunakan dalam pemasaran Kampoeng Air Katulampa. Ini menentukan keefektivitasan media promosi dalam pemasaran yang dilakukan oleh pihak Kampoeng Air Katulampa dan dapat diukur dari perilaku dan sikap pengunjung mengenai tempat agrowisata yang di promosikan. Maka dari itu itu antara karakteristik pengunjung dengan penggunaan media promosi itu diduga saling berhubungan dan menentukan pula keefektivitasan media promosi dalam pemasaran yang dilakukan oleh pihak Kampoeng Air Katulampa.

Berdasarkan uraian di atas, masalah yang dikaji dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana hubungan antara karakteristik pengunjung dengan penggunaan media promosi yang digunakan Kampoeng Air Katulampa?

2. Bagaimana hubungan antara penggunaan media promosi dengan efektivitas media promosi dalam komunikasi pemasaran yang digunakan Kampoeng Air Katulampa?

(20)

Tujuan Penelitian

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengkaji efektivitas media promosi dalam komunikasi pemasaran Kampoeng Air Katulampa. Secara spesifik, penelitian ini bertujuan untuk:

1. Menganalisis hubungan antara karakteristik pengunjung dengan penggunan media promosi yang digunakan Kampoeng Air Katulampa.

2. Menganalisis hubungan antara penggunaan media promosi dengan efektivitas media promosi dalam komunikasi pemasaran yang digunakan Kampoeng Air Katulampa.

3. Menganalisis hubungan antara karakteristik pengunjung dengan efektivitas media promosi dalam komunikasi pemasaran yang digunakan Kampoeng Air Katulampa.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi seluruh kalangan yang terkait dengan topik penelitian ini, baik bagi pengelola, perguruan tinggi, akademisi maupun masyarakat. Secara spesifik, manfaat yang diharapkan diperoleh masing-masing pihak adalah sebagai berikut:

1. Bagi pengelola, diharapkan dengan penulisan penelitian ini pihak Kampoeng Air Katulampa dapat memaksimalkan upaya promosi yang dilakukan dalam hal pemasaran agrowisata.

2. Bagi perguruan tinggi, penelitian ini diharapkan dapat memperluas dan memperkaya bahan referensi, bahan penelitian serta sumber bacaan di lingkungan Institut Pertanian Bogor mengenai media-media promosi agrowisata.

(21)

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Komunikasi

Komunikasi merupakan kegiatan yang dilakukan sehari-hari antara dua orang atau lebih. Kegiatan ini dilakukan dalam proses pencapaian makna antara si pengirim pesan dan si penerima pesan. Menurut Kusumastuti (2009) melalui komunikasi kita berbagi informasi, gagasan, atau sikap dengan partisipan lainnya. Menurut Berlo et al. (1995) dalam Kusumastuti (2009) komunikasi melalui proses yang melibatkan beberapa unsur seperti, (a) komunikator yang menyatakan gagasan atau perasaan, (b) gagasan dan perasaan yang diubah menjadi suatu pesan, (c) pesan yang disampaikan, (d) komunikan yang menerima pesan dari komunikator, serta (e) reaksi dan umpan balik (efek) yang disampaikan komunikan kepada komunikator.

Komunikasi Pemasaran

(22)

Sumber: Setiadi (2003)

Gambar 1 Model komunikasi pemasaran

Model tersebut menggambarkan bahwa komunikasi pemasaran pertama kali terjadi pada sumber atau pemasar, pemasar akan melakukan pemasarannya dengan cara encoding, yaitu seperti dengan membuat agency, mempersiapkan tenaga penjual, lalu penjualan secara personal, penjualan promosi, hubungan masyarakat sampai dengan mengelola direct marketing, setelah itu proses encoding dilakukan dengan melalui media-media yang dapat membantu proses perkembangan suatu pemasaran, yang disebut dengan tahap transisi, lalu sampai kepada tahap decoding yaitu respon dan interpretasi pesan oleh penerima. Tahap berikutnya yaitu tindakan pada perilaku konsumen, seperti contohnya penerima pesan atau konsumen akan membeli produk atau berkunjung ke tempatnya langsung. Sampailah pada tahap terakhir yaitu umpan balik dari pesan. Jika sudah pada sampai tahap akhir, ini juga adalah tahap pencapaian dari suatu tujuan komunikasi pemasaran.

Selain itu terdapat juga bauran pemasaran, bauran pemasaran terdiri atas elemen-elemen, yaitu product, price, place, distribution dan promotion, yang disingkat empat P. Mengembangkan suatu produk (product) yang memuaskan kebutuhan konsumen dan menawarkan produk tersebut pada harga (price) tertentu serta mendistribusikannya agar tersedia di tempat-tempat (place) yang menjadi pasar bagi produk yang bersangkutan. Maka dari itu perlu dilaksanakan suatu program promosi (promotion) atau komunikasi guna menciptakan kesadaran dan ketertarikan konsumen kepada produk bersangkutan (Lee dan Johson 2007). Menurut Kotler (2000) dalam Kusumastuti (2009) bauran promosi mempunyai lima elemen yaitu seperti yang dijelaskan pada tabel berikut ini:

Umpan Balik

Sumber Encoding Transmisi Decoding Tindakan

Pemasar Agencypenjual, , tenaga iklan,

personal selling,

sales promotion, public relation, direct marketing

Radio, TV, surat kabar, majalah, brosur

Respon & inerpretasi oleh penerima

(23)

Tabel 1 Lima elemen bauran promosi yaitu antara lain periklanan, promosi penjualan, public relations dan publisitas, penjualan tatap muka, dan pemasaran langsung. Maka dapat dikatakan bahwa periklanan melalui media promosi merupakan suatu peranan yang sangat penting dalam melakukan pemasaran pada suatu perusahaan.

Efektivitas Komunikasi Pemasaran

Menurut Kusumastuti (2009) mengembangkan komunikasi pemasaran secara efektif ada delapan langkah, masing-masing sebagai berikut: 1) mengidentifikasi audiens yang dituju; 2) menentukan tujuan komunikasi tersebut; 3) merancang suatu pesan; 4) memilih saluran komunikasi; 5) menentukan total anggaran promosi; 6) membuat keputusan atas bauran promosi (marketting mix); 7) mengukur hasil promosi tersebut; dan 8) mengelola dan mengordinasikan proses komunikasi pemasaran terintegrasi. Menurut Tubb dan Moss (2009) dalam Ramadiana (2011) suatu komunikasi pemasaran dikatakan efektif apabila orang berhasil menyampaikan apa yang dimaksudnya. Maka dari itu banyak cara yang harus dilakukan oleh suatu perusahaan dalam mengembangkan perusahaannya dan menjadikan promosi yang dilakukannya efektif. Komunikasi dikatakan efektif jika suatu perusahaan sudah mampu atau berhasil menyampaikan promosinya melalui media-media promosi kepada khalayak.

Media Promosi

(24)

Menurut Ray (1982) dalam Morissan (2001) promosi adalah koordinasi dari seluruh upaya yang dimulai dari pihak penjual untuk membangun berbagai saluran informasi dan persuasi untuk menjual barang dan jasa atau memperkenalkan suatu gagasan. Menurut Morissan (2001) iklan media terdiri dari iklan media penyiaran, iklan media cetak, dan iklan media internet.

Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa media promosi adalah kategori umum dari sistem pengiriman pesan yang mencakup media penyiaran (televisi dan radio), media cetak (surat kabar dan majalah), surat, iklan luar ruang (outdoor advertising), dan media pendukung lainnya dan sebagai upaya koordinasi yang dimulai pihak penjual untuk membangun berbagai saluran informasi dan persuasi untuk menjual barang dan jasa atau memperkenalkan suatu gagasan. Berikut ini juga dijelaskan tabel keunggulan dan kelemahan dari berbagai media promosi menurut Kotler&Fox (1995) dalam Kusumastuti (2009).

Tabel 2 Keunggulan dan kelemahan berbagai medium

Medium Keunggulan Kelemahan

Surat Kabar Fleksibilitas; tepat waktu; mampu

menangkap pasar lokal dengan baik; jangkauan penerimaan yang luas; tingkat kepercayaan tinggi.

Umur informasi pendek; kualitas gambar dan cetakan jelek; sedikit audiens yang meneruskan informasi.

Televisi Informasi bisa dilihat, didengar dan

gambar yang bergerak; dan menarik untuk ditonton; perhatian tinggi dan jangkauan yang luas

selektivitas geografi dan demografi yang tinggi dan biaya yang rendah.

Majalah Selektivistas demografi dan geografi

yang tinggi; prestise dan kredibilitas; hasil cetakan berkualitas tinggi; berumur panjang; jumlah pembaca yang meneruskan informasi cukup baik.

Memiliki selektivitas audiens; tidak ada iklan pesaing dalam media yang sama. Bersifat pribadi.

Biaya relatif tinggi; dan kesan atau citra surat sampah.

Sumber: Kotler dan Fox (1995) dalam Kusumastuti (2009) Media Penyiaran

(25)

penyiaran dituntut untuk selalu kreatif dan inovatif dalam memasarkan produk kepada khalayak. Seperti menurut Morissan (2001) bahwa media penyiaran terdiri yang dari televisi dan radio yang telah menjadi media yang sangat penting dan dominan bagi pemasang iklan. Berikut dijelaskan contoh dari media penyiaran (televisi).

Televisi

Menurut Kanaidi (2011) media televisi memiliki keunggulan yaitu pada kekuatan informasi persuasi yang lebih sempurna karena televisi mampu menimbulkan pengaruh yang kuat dengan menekankan pada dua indera sekaligus, yaitu pendengaran dan penglihatan sehingga efek yang ditimbulkan lebih dahsyat baik yang positif maupun yang negatif. Televisi juga memiliki posisi penting bagi pemasar karena media ini menyajikan banyak program populer yang disukai banyak orang. Media ini juga menjadi sumber informasi dan hiburan utama masyarakat (Morissan 2010).

Media Cetak

Pengertian iklan media cetak adalah pesan-pesan komersial dari produsen kepada khalayak konsumennya yang disampaikan lewat media cetak (Riyanto 2000 dalam Arindi 2012). Surat kabar atau koran dan majalah merupakan media massa cetak yang menjadi alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak (penerima), oleh sebab itu agar pesan yang akan disampaikan oleh media massa cetak dapat diterima secara efektif oleh khalayaknya, maka media massa cetak harus memiliki daya tarik tersendiri dari media lainnya.

Surat kabar atau koran dan majalah merupakan media massa cetak yang menjadi alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak (penerima), oleh sebab itu agar pesan yang akan disampaikan oleh media massa cetak dapat diterima secara efektif oleh khalayaknya, maka media massa cetak harus memiliki daya tarik yang unik dibanding media lainnya. Menurut Aipasha (2010) juga brosur dan poster termasuk sarana promosi bentuk tercetak yang dilakukan untuk sarana promosi. Berikut dijelaskan contoh dari media cetak (majalah).

Majalah

Majalah telah berkembang dengan pesat untuk melayani kebutuhan pendidikan, informasi, dan hiburan dari sekian banyak kalangan pembaca di antara pasar konsumen dan pasar bisnis. Hampir setiap majalah saat ini diterbitkan untuk memenuhi hampir segala tipe audiens berdasarkan segmentasi demografis atau gaya hidup tertentu atau pada aktifitas, minat atau ketertarikan pada bidang tertentu (Kanaidi 2011).

(26)

Media Internet

Menurut Morissan (2001) internet adalah suatu metode yang mendunia untuk saling tukar menukar informasi dan berkomunikasi melalui computer yang saling terkoneksi. Internet juga berfungsi sebagai media interaktif di mana perusahaan dapat memberikan tanggapannya secara langsung terhadap pertanyaan yang diajukan konsumen. Menurut Shimp (2003) suatu ribuan pemasar telah beralih ke internet sebagai calon media untuk mempromosikan merek mereka dan melakukan transaksi penjualan. Maka dari itu media ini sudah menjadi media unggulan bagi para pemasar. Para pengiklan internet juga menggunakan dua bentuk umum periklanan: iklan spanduk (banner advertising) dan sponsor (sponsorship). Menurut Mariana et al. (2011) mengatakan bahwa kelebihan dengan sistem online selain bisa menjaga kontinuitas informasi juga sebagai media promosi yang mempunyai biaya relatif murah dengan jangkauan global. Berikut akan dijelaskan beberapa macam media promosi melalui internet, yaitu antara lain:

a. Web

Web digunakan untuk menyampaikan pemikiran dan konten informatif melalui situs website, blog, e-book, white paper, gambar, foto, konten audio, dan video, atau bahkan bentuk lainnya seperti penempatan produk, permainan, dan realitas virtual. Berikut adalah elemen-elemen sebuah situs web yang terpusat pada pembeli: pikirkan media dan gaya belajar yang lebih disukai oleh pembeli, kembangkan kepribadian situs, foto dan gambar yang bercerita, masukan perangkat konten yang interaktif, sediakan lingkaran umpan balik, berikan cara bagi para pelanggan anda untuk berinteraksi satu sama lain, dan untuk konten yang bernilai agar menyebar secara viral (Scott 2009)

b. Situs jejaring sosial

Menurut Situmorang (2010) seiring dengan berjalannya waktu maka munculah situs jejaring sosial atau situs pertemanan yang lebih canggih lagi seperti MySpace, Friendster, Facebook dan kemudian Twitter. Internet sebagai sarana berkomunikasi pada mulanya banyak digunakan untuk saling berkirim e-mail dengan menggunakan Yahoo atau Hotmail. Salah satunya adalah facebook yang merupakan media jejaring sosial yang peranannya sangat berpengaruh terhadap terhadap media komunikasi di seluruh penjuru dunia. Menurut yang dimuat dalam jurnal Muttaqin (2011) beberapa keuntungan yang didapat dengan menggunakan media jejaring sosial facebook sebagai media pemasaran adalah sebagai berikut: a) facebook menyediakan fungsi informasi; b) segmentasi pasar lebih fokus; c) dapat diakses setiap saat; d) komunikasi jadi lebih mudah; e) zero Time Feedback; f) selalu terhubung; dan g) low Budget, high Impact.

c. Pemasaran Viral

(27)

Media Word of Mouth

Selain itu menurut Yassiranda (2011) dalam Amalia (2012) word of mouth juga termasuk dalam kegiatan media komunikasi pemasaran. Sumarwan (2004) mengatakan bahwa komunikasi lisan (word of mouth) merupakan pertukaran ide, pikiran, dan komentar antara dua atau lebih konsumen, dan tidak satupun dari mereka adalah pemasar.

Menurut Nickels (1884) dalam Suparman (1996), efektifitas komunikasi WOM dikarenakan beberapa aspek yaitu antara lain: (1) pesan-pesan WOM dapat diadaptasi untuk penerima (receiver); (2) pesan-pesan WOM relatif diterima secara reliable dan jujur; (3) sumber-sumber WOM dianggap memiliki pengalaman sehingga mengetahui informasi yang ingin diketahui receiver; dan (4) WOM dapat diterima sebagai pesan yang tidak bias.

Efektivitas Media Promosi

Menurut Barnard (1982) arti efektif dan efesien adalah bila suatu tujuan tertentu akhirnya dapat dicapai, kita boleh mengatakan bahwa kegiatan tersebut adalah efektif, tetapi apabila akibat-akibat yang tidak dicari dari kegiatan mempunyai nilai yang lebih penting dibandingkan dengan hasil yang dicapai, sehingga mengakibatkan ketidakpuasan, walaupun efektif, hal ini disebut tidak efisien. Promosi menurut Ray (1982) dalam Morissan (2001) adalah koordinasi dari seluruh upaya yang dimulai dari pihak penjual untuk membangun berbagai saluran informasi dan persuasi untuk menjual barang dan jasa atau memperkenalkan suatu gagasan. Maka dapat disimpulkan bahwa upaya yang dilakukan pihak penjual untuk membangun berbagai saluran informasi dan persuasi untuk menjual barang dan jasa atau memperkenalkan suatu gagasan dapat dikatakan efektif apabila tujuan akhir dari promosi tersebut dapat dicapai.

Menurut Arindi (2012) efektifitas media pemasaran dapat dilihat dari perilaku dan sikap konsumen mengenai produk yang dipasarkan. Jika iklan melalui media berhasil membujuk khalayak, maka khalayak akan memiliki keinginan untuk mencari informasi mengenai produk yang dipasarkan tersebut, sehingga aspek kognitif (pengetahuan), afektif (kesukaan), dan konatif (perilaku) khalayak akan tinggi. Engel, Blackwell dan Miniard (1994) mengemukakan bahwa sikap menunjukkan apa yang konsumen sukai dan apa yang tidak disukai. Terdapat tiga komponen sikap, yaitu kognitif, afektif, dan konatif. Kognitif adalah pengetahuan dan persepsi konsumen yang diperoleh melalui pengalaman dengan suatu objek sikap dan informasi dari berbagai sumber. Kognitif juga disebut sebagai pengetahuan dan kepercayaan konsumen. Afektif menggambarkan emosi dan perasaan konsumen, apakah produk tersebut disukai atau tidak disukai oleh konsumen dan apakah produk tersebut baik atau tidak. Konatif menunjukkan tindakan seseorang atau kecenderungan perilaku yang akan dilakukan oleh seorang konsumen. Apabila menurut Tubb dan Moss (2009) dalam Ramadiana (2011) suatu komunikasi pemasaran dikatakan efektif apabila orang berhasil menyampaikan apa yang dimaksudnya.

Pengertian Agrowisata

(28)

untuk memperluas pengetahuan, pengalaman rekreasi dan hubungan usaha di bidang agro. Jenis agrowisata yang dapat diidentifikasikan berdasarkan potensi komoditas dan lingkungannya, antara lain agrowisata perikanan, peternakan, perkebunan dan kehutanan. Agrowisata juga memberi peluang wisatawan untuk terlibat dalam aktivitas rekreasi pedesaan untuk memperluas pengetahuan wisatawan, pengalaman rekreasi dan hubungan usaha di bidang agro. Jenis agrowisata yang dapat diidentifikasikan berdasarkan potensi komoditas dan lingkungannya, antara lain agrowisata perikanan, peternakan, perkebunan dan kehutanan. Agrowisata juga merupakan kegiatan yang sangat potensial untuk dikembangkan melalui konsep pemberdayaan berbasis masyarakat (Abdullah 2012).

Agrowisata bukan hanya semata-mata merupakan usaha di bidang jasa untuk memenuhi kebutuhan pengunjung akan panorama indah dan udara segar. Namun berperan juga sebagai media promosi bagi produk pertanian dan menjadi salah satu media pendidikan masyarakat (Prafitri 2008). Menurut Amalia (2012) aset penting untuk menarik kunjungan wisatawan adalah keaslian, keunikan, kenyamanan, dan keindahan alam.

Menurut Saridarmini (2011) pengembangan agrowisata pada gilirannya akan menciptakan lapangan pekerjaan. Agrowisata berbasis masyarakat, bahkan telah mampu meningkatkan aktivitas petani di luar usahataninya. Pengembangan agrowisata terlihat ada yang berbasis modal yang dilakukan oleh investor atau pun agrowisata yang berbasis masyarakat.

(29)

Perilaku Pengunjung

Sumarwan (2004) mengartikan perilaku konsumen sebagai semua kegiatan dan tindakan, serta proses psikologis yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan, menghabiskan produk dan jasa setelah melakukan hal-hal di atas atau kegiatan mengevaluasi. Menurut Kotler dan Amstrong (2008) dalam Amalia (2012) seseorang senantiasa mempunyai banyak kebutuhan, misalnya kebutuhan biologis dan psikologis. Kebutuhan menjadi motif ketika pada saat kebutuhan itu mencapai tingkat intensitas yang kuat, misalnya konsumen atau pengunjung akan memiliki motivasi yang berbeda untuk memilih bentuk rekreasi apa yang diinginkan. Rekreasi merupakan bentuk pemenuhan kebutuhan terakhir, yakni kebutuhan akan aktualisasi diri dalam teori motivasi Maslow. Menurut Ramadiana (2011) perilaku rekreasi adalah

“…Kegiatan-kegiatan yang dilakukan wisatawan berdasarkan suatu pengambilan keputusan uang ditunjukan wisatawan baik sebelum dan pada saat berada di obyek wisata. Perilaku rekreasi meliputi perilaku wisatawan dalam menentukan pengambilan keputusan untuk seringnya berkunjung (frekuensi berkunjung), memilih obyek dan daya tarik wisata yang tersedia, menentukan masa tinggal, dan melakukan kunjungan selanjutnya ke obyek wisata tersebut…”

Menurut Amalia (2012) perilaku pengunjung mencakup pengambilan keputusan, serta pemeliharaan lingkungan kawasan obyek wisata. Pengambilan keputusan pada konteks wisata dapat dikatakan sebagai pengambilan keputusan dalam hal memutuskan untuk berkunjung ke tempat wisata tersebut, keputusan untuk memilih obyek daya tarik wisata (ODTW) yang terdapat dalam kawasan wisata, keputusan untuk melakukan kunjungan kembali, serta perilaku pemeliharaan lingkungan kawasan obyek wisata.

Karakteristik Pengunjung

(30)

Tabel 3 Karakteristik demografi dan subbudaya di Indonesia

No. Karakteristik

Demografi

Contoh Subbudaya

1. Usia Anak-anak, remaja, dewasa awal, dewasa lanjut, lansia.

2. Agama Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Budha.

3. Suku bangsa Sunda, Jawa, Bali, Batak, Melayu, Dayak, Minahasa,

Bugis.

8. Jenis keluarga Orang tua tunggal, orang tua lengkap, keluarga dengan

satu anak, dua anak.

9. Pekerjaan Dosen, guru, buruh, karyawan, dokter, akuntan, montir,

pengacara.

10. Lokasi geografi Jawa, Luar Jawa, Kota, Desa.

11. Jenis rumah tangga

Rumah Tangga Keluarga, Bukan Rumah Tangga Keluarga (tinggal sendiri, tinggal bersama teman di asrama).

12. Kelas sosial Kelas atas, kelas menengah, kelas bawah.

Sumber: Sumarwan (2004)

Karakteristik tersebut dapat mempengaruhi konsumen atau pengunjung dalam proses pembelian produk atau membuat pengunjung terbujuk untuk datang ke tempat tersebut. Maka dari itu suatu perusahaan dalam pemasarannya harus memikirkan juga keinginan atau kebutuhan yang dimiliki oleh masing-masing konsumen atau pengunjung berdasarkan karakteristik pengunjung. Seperti contohnya usia, pendidikan, pekerjaan dan pengeluaran. Menurut Kotler (1995) usia merupakan salah satu karakteristik individu yang mempengaruhi sesorang dalam membuat keputusan untuk menerima segala sesuatu sebagai hal yang baru dan dapat mempengaruhi selera seseorang terhadap beberapa barang dan jasa. Setelah itu pendidikan, menurut Sumarwan (2004) pendidikan yang akan mempengaruhi selera konsumen. Menurut Kotler (2003) dalam Arindi (2012) pekerjaan sesorang juga akan mempengaruhi pola konsumsinya oleh karena itu, ini merupakan sesuatu yang saling berhubungan.

Kerangka Pemikiran

(31)

menerima informasi mengenai Kampoeng Air Katulampa melalui media-media promosi yang digunakan dalam pemasaran Kampoeng Air Katulampa.

Suatu perusahaan juga harus memikirkan bahwa masing-masing pengunjung mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, ini menentukan pula keinginan, kebutuhan, pengeluaran dari setiap pengunjung yang berbeda-beda. Maka dari itu antara karakteristik pengunjung dengan penggunaan media promosi yang digunakan oleh suatu perusahaan agrowisata diduga mempunyai hubungan dan akan menentukan keefektivitasan suatu media promosi tersebut.

Keefektivitasan media promosi dalam pemasaran agrowisata ini, dapat diukur dari perilaku dan sikap pengunjung mengenai tempat agrowisata yang dipromosikan. Media promosi dikatakan efektif jika dapat menimbulkan dampak pada kognitif, afektif, dan konatif. Jika promosi yang dilakukan oleh pihak agrowisata Kampoeng Air Katulampa melalui media berhasil membujuk khalayak, maka khalayak akan memiliki keinginan untuk mencari informasi mengenai Kampoeng Air Katulampa dan datang mengunjungi Kampoeng Air Katulampa.

Berdasarkan uraian sebelumnya maka akan dijelaskan keterkaitan antara beberapa variabel sehingga dapat menggambarkan kajian mengenai efektifitas media promosi dalam komunikasi pemasaran agrowisata pada Gambar 2

Keterangan Gambar : Berhubungan: Gambar 2 Kerangka pemikiran

Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran disusun hipotesis sebagai berikut:

1. Diduga terdapat hubungan nyata antara karakteristik pengunjung dengan penggunaan media promosi yang digunakan Kampoeng Air Katulampa

2. Diduga terdapat hubungan nyata antara penggunaan media promosi dengan efektivitas media promosi dalam pemasaran yang digunakan Kampoeng Air Katulampa

(32)

Definisi Operasional

Penelitian ini menggunakan beberapa variabel yang terbagi menjadi beberapa indikator. Masing-masing variabel dan indikator terlebih dahulu diberi batasan sehingga dapat ditentukan skala pengukurannya. Variabel-variabel tersebut dijelaskan sebagai berikut:

A. Karakteristik Pengunjung

Karakteristik pengunjung adalah: sesuatu keadaan yang dimiliki oleh pengunjung, seperti:

a. Tingkat Usia: identitas seseorang yang menunjukkan lamanya hidup responden sejak lahir sampai penelitian ini berlangsung. Usia dibedakan dengan menggunakan skala ordinal. Menurut Havighurst (1950) dalam Mugniesyah (2006) membagi kategori usia yaitu, (1) Dewasa awal berusia 18-29 tahun; (2) Usia pertengahan berusia 30-50; (3) Usia tua berusia lebih dari 50 tahun. Maka usia dibedakan menjadi:

(1) Dewasa awal : 18-29 tahun (2) Dewasa pertengahan : 30-50 tahun (3) Dewasa tua : >50 tahun

b. Tingkat Pendidikan: jenjang sekolah formal terakhir dari responden. Pendidikan dibedakan skala ordinal, yaitu:

(1) Rendah : Lulusan Sekolah Dasar

(2) Sedang : Lulusan Sekolah Menengah Pertama

(3) Tinggi : Lulusan Sekolah Menengah Atas atau Perguruan Tinggi c. Status Pekerjaan: kegiatan atau kesibukan yang dijalani oleh responden

ketika penelitian berlangsung. Diukur dengan skala ordinal. Jenis pekerjaan dibedakan dengan skala ordinal.

(1) Tidak bekerja (2) Bekerja

d. Tingkat Pengeluaran: rata-rata uang (rupiah) yang dikeluarkan dalam setiap bulan. Pada tingkat pengeluaran ini akan digolongkan berdasarkan hasil data yang telah didapatkan di lapangan. Diukur dengan skala ordinal. (1) Rendah (skor 500 000 – 4 207 500)

(2) Tinggi (skor 4 207 501 – 8 000 000) B. Penggunaan Media Promosi

(33)

Jenis media promosi

Jenis media promosi yang digunakan dalam pemasaran Kampoeng Air Katulampa dan jumlah dari media-media tersebut yang digunakan oleh responden dalam memperoleh informasi mengenai Kampoeng Air Katulampa. Diukur berdasarkan jawaban responden mengenai jenis media yang digunakan responden dalam memperoleh informasi mengenai Kampoeng Air Katulampa. Indikator pengukuran media promosi dibagi menjadi 1. Tidak, dan 2 Ya. Diukur dengan skala ordinal. Jumlah pertanyaan untuk jenis media promosi berjumlah 4 pertanyaan. Akumulasi skor dikategorikan menjadi rendah, sedang, dan tinggi. Kemudian dikategorikan menjadi rendah jika skor 4-5, sedang jika skor 6-7 dan tinggi jika skor 8 dengan perhitungan Skala Likert. Jenis media promosi ini akan digolongkan berdasarkan hasil data yang telah didapatkan di lapangan. Media-media tersebut antara lain yaitu:

a. Media Penyiaran

Bentuk Media Promosi Penyiaran yang digunakan oleh pihak Kampoeng Air Katulampa dalam pemasaran agrowisata yaitu televisi. b. Media Cetak

Bentuk Media Promosi cetak yang digunakan oleh pihak Kampoeng Air Katulampa dalam pemasaran agrowisata yaitu majalah dan brosur. c. Media Internet

Bentuk Media Promosi internet yang digunakan oleh pihak Kampoeng Air Katulampa dalam pemasaran agrowisata yaitu website, email dan facebook.

d. Media Word Of Mouth

Media ini dilakukan oleh pengunjung melalui mulut ke mulut. Pengunjung yang menjadi sumber informasi memberikan suatu informasi ke kahalayak lain mengenai agrowisata Kampoeng Air Katulampa.

Frekuensi penyampaian pesan

Frekuensi penyampaian pesan adalah banyaknya atau tingkat keseringan pengunjung dalam menerima/ mengakeses informasi mengenai Kampoeng Air Katulampa melalui media-media promosi yang digunakan dalam pemasaran Kampoeng Air Katulampa. Diukur dengan skala ordinal. Jumlah pertanyaan untuk jenis media promosi berjumlah 4 pertanyaan. Akumulasi skor dikategorikan menjadi rendah, sedang, dan tinggi. Kemudian dikategorikan menjadi rendah jika skor 4-7, sedang jika skor 8-11 dan tinggi jika skor 12-16 dengan perhitungan Skala Likert. Responden diberikan pernyataan dengan skor:

(34)

C. Efektifitas Media Promosi

Efektivitas media promosi adalah media-media promosi yang digunakan dalam pemasaran dapat dikatakan efektif jika dapat menimbulkan dampak pada kognitif, afektif, dan konatif. Jumlah pertanyaan untuk kognitif, afektif dan konatif adalah 5 pertanyaan. Akumulasi skor dikategorikan menjadi rendah, sedang dan tinggi. Rendah jika akumulasi skor 5-9, sedang jika akumulasi skor 10-14 dan tinggi jika akumulasi skor 15-20.

 Pengetahuan (kognitif) adalah pengetahuan pengunjung mengenai Kampoeng Air Katulampa yang diperoleh dari informasi berbagai media promosi. Diukur dengan skala ordinal. Responden diberikan pernyataan dengan skor:

- Sangat tidak setuju diberi skor 1 - Tidak setuju diberi skor 2 - Setuju diberi skor 3

- Sangat setuju diberi skor 4

 Sikap (afektif) adalah respon responden terhadap sumber informasi melalui media promosi dan agrowisata Kampoeng Air Katulampa. Diukur dengan skala ordinal. Responden diberikan pernyataan dengan skor:

- Sangat tidak setuju diberi skor 1 - Tidak setuju diberi skor 2 - Setuju diberi skor 3

- Sangat setuju diberi skor 4

 Perilaku (konatif) adalah tindakan responden untuk datang mengunjungi Kampoeng Air Katulampa. Diukur dengan skala ordinal. Responden diberikan pernyataan dengan skor:

- Sangat tidak setuju diberi skor 1 - Tidak setuju diberi skor 2 - Setuju diberi skor 3

(35)

PENDEKATAN LAPANG

Metode Penelitian

Pendekatan pada penelitian ini dengan menggunakan pendekatan kuantitatif yang didukung dengan pendekatan kualitatif. Menurut Rianse dan Abdi (2009) teknik analisis kuantitatif bisa disebut juga dengan teknik statistik dan digunakan untuk menganalis data yang berberntuk angka, sedangkan teknik analisis kualitatif adalah dengan menggunakan proses berfikir induktif untuk menguji hipotesis yang dirumuskan sebagai jawaban sementara terhadap masalah yang diteliti. Pendekatan kualitatif dilakukan dengan menggunakan wawancara mendalam kepada pengunjung dan pihak Kampoeng Air Katulampa serta penelusuran dokumen (buku, tesis, skripsi, disertasi, jurnal penelitian, dan situs internet). Metode kuantitatif yang digunakan adalah penelitian survei. Menurut Singarimbun dan Effendi (1989) penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data primer. Seperti halnya menurut Rianse dan Abdi (2009) metode kuesioner adalah suatu daftar yang berisikan rangkaian pertanyaan mengenai suatu masalah atau bidang yang akan diteliti, sedangkan metode wawancara adalah kegiatan mencari bahan (keterangan dan pendapat) melalui tanya jawab lisan dengan siapa saja yang diperlukan.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penentuan lokasi untuk penelitian ini dilakukan secara sengaja (purposive), yaitu pada agrowisata Kampoeng Air Katulampa di daerah Katulampa, Bogor Timur (Lampiran 1). Lokasi tersebut dipilih dengan pertimbangan bahwa, Kampoeng Air Katulampa merupakan tempat wisata yang termasuk dalam agrowisata serta tempat ini cukup banyak dikunjungi oleh wisatawan. Sebelum menentukan lokasi penelitian, peneliti melakukan survei langsung ke lokasi penelitian, penelusuran kepustakaan hasil penelitian dari beberapa peneliti, artikel dari internet, serta beberapa narasumber yang memberikan informasi mengenai wilayah ini. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret 2013 sampai dengan April 2013. Kegiatan penelitian meliputi penyusunan proposal skripsi, kolokium, perbaikan proposal, pengambilan data lapangan, pengolahan dan analisis data, penulisan draft skripsi, uji petik, sidang skripsi, dan perbaikan laporan penelitian (Lampiran 2).

Teknik Pengumpulan Data

Teknik Pengambilan Sampel

(36)

agrowisata Kampoeng Air Katulampa yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti bila dipandang pengunjung tersebut cocok dengan sumber data. Seperti menurut Rianse dan Abdi (2009) sampling accidental ialah teknik dimana peneliti memilih sampel secara spontanitas atau siapa saja yang dianggap dapat mewakili populasi berdasarkan kriteria yang telah ditetapkannya, pemilihan teknik ini didasarkan pada pertimbangan tidak adanya data jumlah populasi yang menyebabkan peneliti tidak dapat menyusun sampling frame. Pihak Kampoeng Air Katulampa tidak memiliki data terperinci mengenai jumlah pengunjung yang datang ke agrowisata Kampoeng Air Katulampa dan jumlah pengunjung yang berbeda setiap harinya. Kerangka sampling pada penelitian ini adalah pengunjung Kampoeng Air Katulampa yang menjadi responden yaitu sebanyak 40 responden yang dipilih sesuai kriteria pada penelitian ini (Lampiran 3).

Responden dalam penelitian ini adalah pengunjung yang datang mengunjungi Kampoeng Air Katulampa yang berjumlah 40 responden dan berusia diatas 17 tahun. Pengambilan responden diperoleh dari hari kerja atau weekdays hingga didapatkan 40 responden. Dari wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada pihak Kampoeng Air Katulampa mengatakan bahwa, diperkirakan per harinya atau dalam satu harinya pada hari kerja atau weekdays jumlah per keluarga yang datang adalah sebanyak kurang lebih 40 keluarga. Pengambilan responden sebanyak 40 responden dianggap sudah mewakilkan dari keseluruhan pengunjung yang datang ke Kampoeng Air Katulampa dari hari kerja atau weekdays. Walpole (1992) juga mengatakan bahwa ukuran minimum sampel yang dapat digunakan sebagai desain penelitian minimum berjumlah 30 responden. Maka dari itu jumlah responden yang diambil berjumlah 40 orang yang berusia diatas 17 tahun (Lampiran 3).

Sampel dalam penelitian ini adalah pengunjung agrowisata Kampoeng Air Katulampa yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti bila dipandang pengunjung tersebut cocok dengan sumber data. Maka dari itu pengunjung yang berusia di atas 17 tahun dipilih menjadi syarat untuk menjadi responden, karena pertanyaan kuesioner berisikan beberapa mengenai media promosi, jadi kemungkinan usia di bawah dari 17 tahun belum memahami atau mengerti mengenai beberapa pertanyaan dari kuesioner sehingga data yang dihasilkan pun tidak akan efektif apabila yang menjadi responden adalah pengunjung yang berusia di bawah 17 tahun.

Data dan Pengumpulan

(37)

responden, tetapi peneliti yang melakukan wawancara secara mendalam kepada responden dan diisi oleh peneliti berdasarkan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner. Kuesioner dibacakan langsung dan ditanyakan langsung oleh peneliti kepada satu per satu yang menjadi responden. Proses penelitian pada bulan Maret sampai dengan bulan April 2013.

Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Instrumen

Instrumen yang digunakan dalam penelitian berupa kuesioner dan pertanyaan terstruktur (pedoman wawancara). Kuesioner yang menjadi acuan dibagi menjadi tiga bagian. Pertama, berisikan pertanyaan-pertanyaan mengenai karakteristik pengunjung Kedua, berisikan pernyataan mengenai penggunaan media promosi yaitu jenis media apa saja yang digunakan oleh pengunjung dalam memperoleh informasi mengenai Kampoeng Air Katulampa dan frekuensi penyampaian pesan melalui media promosi yaitu banyaknya atau tingkat keseringan pengunjung dalam menerima informasi mengenai Kampoeng Air Katulampa melalui media-media promosi yang digunakan dalam pemasaran Kampoeng Air Katulampa. Ketiga, berisikan pernyataan mengenai efektivitas media promosi yaitu media-media promosi yang digunakan dalam pemasaran Kampoeng Air Katulampa dan dapat dikatakan efektif jika dapat menimbulkan dampak pada kognitif, afektif, dan konatif. Panduan pertanyaan wawancara terdiri dari panduan pertanyaan wawancara untuk informan yaitu gambaran tentang agrowisata Kampoeng Air Katulampa dan panduan pertanyaan wawancara untuk responden mengenai karakteristik pengunjung, penggunaan media promosi dan efektivitas media promosi.

Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data dilakukan dengan beberapa langkah. Pertama, melakukan pengkodean pada pertanyaan dan pernyataan yang telah diajukan, kemudian memasukkan data ke buku kode atau lembaran data (code sheet). Kedua, membuat tabel frekuensi. Ketiga, mengedit yakni mengoreksi kesalahan-kesalahan yang ditemui setelah membaca tabel frekuensi baik pada saat mengisi kuesioner, mengkode, maupun memindahkan data dari lembaran kode ke komputer (Singarimbun dan Effendi 2006).

(38)

baris dan kolom digunakan uji Rank Spearman. Uji Rank Spearman digunakan untuk menganalisis data ordinal dengan program Statistical Program for Social Sciences (SPSS version 16.0) antara media promosi yang digunakan Kampoeng Air Katulampa, karakteristik pengunjung dan tingkat efektivitas yang diukur dari dampak kognitif, afektif, dan konatif. Data-data kualitatif yang didapatkan saat wawancara menjadi informasi tambahan dan diintegrasikan dengan jawaban yang ada pada kuesioner untuk mendukung dan memperkuat data kuantitatif yang diperoleh (Lampiran 4). Uji korelasi Rank Spearman digunakan untuk melihat hubungan yang nyata antar variabel dengan data berbentuk ordinal, seperti untuk menentukan hubungan antara kedua variabel (variabel independen dan variabel dependen) yang ada pada penelitian ini, yaitu menguji hubungan antara media promosi, karakteristik pengunjung (usia, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, dan tingkat pengeluaran) dan tingkat efektivitas yang diukur dari dampak kognitif, afektif, dan konatif. Rumus korelasi Rank Spearman adalah sebagai berikut:

Dimana:

ρ atau rs : koefisien korelasi spearman rank di : determinan

n : jumlah data atau sampel

Kaidah pengambilan keputusan tentang hubungan antar variabel dalam uji korelasi Rank Spearman adalah melalui nilai signifikansi atau probabilitas atau α yang digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antar variabel yang diteliti. Apabila terdapat suatu pengujian hipotesis secara statistik ternyata H0 ditolak, maka Ha atau H tidak ditolak. Keputusan apakah H0 ditolak atau tidak ditolak, adalah berdasarkan pada hasil perhitungan dengan menggunakan tes statistik tertentu. Apabila hasil perhitungan statistik itu berada di daerah penolakan (daerah ktitik) pada distribusi sampling penelitian yang bersangkutan, maka hipotesis nol (H0) ditolak, demikian pula sebaliknya. Luasnya daerah penolakan (H0) dinyatakan dalam α yang ditetapkan oleh peneliti sebelum pengujian hipotesis dilakukan (Suyanto dan Sutinah 2005). Signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar α (0,05), artinya hasil penelitian mempunyai kesempatan untuk benar atau tingkat kepercayaan sebesar 95% dan tingkat kesalahan sebesar 5%. Dasar pengambilan keputusan pada penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

a. Jika angka signifikansi hasil penelitian < 0,05 maka H0 ditolak. Jadi hubungan kedua variabel signifikan; dan

(39)

GAMBARAN UMUM

Bab ini memaparkan tentang gambaran umum Kampoeng Air Katulampa, pengelolaan Kampoeng Air Katulampa, fasilitas dan permainan di Kampoeng Air Katulampa, sarana dan prasarana Kampoeng Air Katulampa, komunikasi pemasaran yaitu media-media promosi yang digunakan oleh Kampoeng Air Katulampa dan karakteristik responden yaitu karakteristik pengunjung yang datang ke Kampoeng Air Katulampa.

Profil Kampoeng Air Katulampa

Kampoeng Air Katulampa merupakan salah satu tempat wisata di daerah Bogor yang cukup banyak dikunjungi oleh pengunjung. Penamaan Kampoeng Air Katulampa ini berdasarkan letak dari tempat wisata ini yaitu dekat dengan bendungan Katulampa dan nama daerahnya pun adalah Katulampa, selain itu di tempat wisata ini dikelilingi oleh perairan seperti kolam, danau kecil, dan sungai, oleh karena itu tempat wisata ini diberi nama Kampoeng Air Katulampa. Tempat wisata ini menyediakan fasilitas dan permainan-permainan yang membuat daya tarik pengunjung untuk berkunjung tempat wisata ini. Tidak hanya itu pengunjung dapat menikmati suasana pedesaan yang dikelilingi oleh persawahan, kebun buah-buahan yang dikelilingi oleh danau kecil, kolam ikan, serta dilewati sungai air deras. Pengunjung yang datang difasilitasi dengan banyak permainan yang mengandung edukasi pertanian didalamnya dari teori yang diberikan oleh pemandu dari Kampoeng Air Katulampa dan langsung kepada prakteknya, jadi dapat dikatakan bahwa pengunjung dapat bermain sambil belajar dari teori yang diberikan dan langsung mempraktekannya. Misalnya, pada permainan outbound pengunjung diajarkan oleh pemandu Kampoeng Air Katulampa untuk bagaimana cara menanam padi, cara menunggang kerbau, cara memandikan kerbau, cara memancing yang benar, cara memetik buah dan langsung kepada prakteknya. Tentu ini adalah kegiatan yang menyenangkan dan membuat pengunjung merasa tertarik untuk mengunjungi ke tempat wisata ini. Fasilitas dan permainan-permainan yang terdapat di Kampoeng Air Katulampa ini dapat dikatakan bahwa tempat wisata ini termasuk ke dalam kriteria agrowisata, yang dimana pengunjung yang datang akan memperoleh edukasi mengenai pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan.

(40)

permainan-permainan dan fasilitas yang cukup terjangkau, sehingga dapat membuat ketertarikan khalayak untuk berkunjung ke Kampoeng Air Katulampa. Responden diantaranya menyebutkan bahwa tempat wisata ini selain permainan dan fasilitasnya yang menjadikan daya tarik, harga dari permainan dan fasilitasnya pun cukup terjangkau, jadi tempat wisata ini membuat ketertarikan pengunjung. Kampoeng Air Katulampa juga pada tahun ini membuat kerja sama dengan sekolah alam Bogor. Sekolah alam ini bernama Sekolah Alam Katulampa. Sekolah Alam Katulampa ini adalah lembaga pendidikan pra sekolah bagi anak usia dini yang menawarkan ruang gerak bagi anak usia prasekolah untuk berekspresi seluas-luasnya dengan media alam.

Kampoeng Air Katulampa merupakan salah satu tempat wisata yang menarik di kota Bogor dengan banyak permainan dan fasilitasnya di alam bebas. Kampoeng Air Katulampa juga merupakan satu dari sekian banyak objek agrowisata di Kota Bogor yang dapat dijadikan alternatif keluarga atau pecinta wisata alam yang ingin menikmati suasana back to nature dengan suasana yang sejuk, asri dan kental akan pedesaan. Pengunjung yang datang dihadirkan dengan pemandangan yang indah dan menarik seperti persawahan, danau, kolam, dan sungai.

Pengelolaan Kampoeng Air Katulampa

Kampoeng Air Katulampa didirikan oleh bapak Jainudin dan anaknya yang bernama Indra Budi Wibiasana. Pak Jainudin bekerja disalah satu perusahaan minyak dan gas bumi yang mencoba membuka suatu bisnis wisata yang berawal dari kegemarannya beternak ikan. Pak Jainudin dibantu oleh anaknya yaitu Indra sebagai mahasiswa perguruan tinggi di Jakarta. Pak Jainudin dan Indra anaknya hingga mempunyai pegawai yang lumayan cukup banyak dan sangat membantu pekerjaan mereka dalam mengelola bisnis tempat wisata ini. Pegawai yang bekerja di Kampoeng Air Katulampa juga rata-rata adalah warga Katulampa sendiri, jadi dapat dikatakan agrowisata ini dapat mengembangkan masyarakat yang berada di sekitar Katulampa. Kampoeng Air Katulampa dapat menjadi lapangan usaha sebagai sumber mata pencaharian warga Katulampa. Pegawai di Kampoeng Air Katulampa yang bekerja dibagi menjadi pegawai bulanan bekerja dan pegawai mingguan, yaitu antara lain terdapat pegawai yang bekerja setiap bulan dan terdapat pegawai yang bekerja setiap minggu. Pegawai bulanan terdiri dari 4 sampai 5 orang, sedangkan pegawai mingguan terdiri dari 10 orang.

Kampoeng Air Katulampa didirikan oleh bapak Jainudin berawal dari kegemarannya beternak ikan air tawar. Kegemarannya ini membuahkan hasil yang lumayan besar. Dari kegemarannya ini maka didirikanlah suatu bisnis tempat wisata yang bertema agrowisata yang dinamakan Kampoeng Air Katulampa. Nama dari Kampoeng Air Katulampa diambil berdasarkan letak dari tempat wisata ini yaitu di dekat dengan bendungan katulampa dan terletak di daerah katulampa, selain itu nama kampoeng air dipilih karena di tempat ini dikelilingi oleh perairan seperti kolam, danau kecil, dan sungai. Maka dari itu tempat wisata ini diberi nama oleh pak Jainudin yaitu Kampoeng Air Katulampa.

(41)

ini. Maka seiring dengan berkembangnya usaha pemancingan ini, Pak Jainudin merasa perlu mengembangkan usaha bisnisnya. Munculah beberapa macam fasilitas seperti outbound, camping ground, paint ball, arung jeram, rumah makan, minimarket dan yang terbaru adalah penginapan yang bergaya rumah panggung pedesaan yang berada diatas kolam ikan. Pak Jainudin dan anaknya Indra mengembangkan pemasarannya dengan terus menuangkan ide-ide kreatif dan inovatif agar perkembangan dari tempat wisata ini semakin banyak diminati oleh khalayak sehingga banyak khalayak yang tertarik untuk datang mengunjungi tempat wisata ini.

Fasilitas Kampoeng Air Katulampa

Kampoeng Air Katulampa merupakan salah satu tempat rekreasi di kota Bogor yang menyediakan fasilitas yang menarik untuk dinikmati para pengunjung yang datang. Pengunjung yang ingin berekreasi atau berolahraga atau sekaligus menyalurkan hobi memancing, tempat wisata ini menyediakan kolam pemancingan yang cukup luas untuk pengunjung yang ingin memancing. Ikan-ikan yang berada di kolam pemancingan ini pun cukup beragam, seperti terdapat ikan yang khusus untuk dipancing dan terdapat pula beragagam jenis ikan hias. Ikan khusus untuk dipancing seperti ikan mas, patin, nila, bawal, lele, gurame, tawes dan grasskap, sedangkan ikan hias seperti ikan koi, arwana, ikan dewa serta ikan mas warna warni yang berukuran besar diatas 3 kg. Ikan hasil tangkapan pengunjung pun dapat dibawa pulang atau dapat juga langsung dimasak lalu disajikan dan dihidangkan bersama dengan makanan-makanan yang terdapat di rumah makan Kampong Air Katulampa.

(42)

ground yaitu pengunjung dapat berkemah dengan keluarga atau kerabat dekat ditemani dengan suasana alam pedesaan yang masih sejuk dan asri. Kampoeng Air Katulampa pun menyediakan fasilitas seperti tenda berbagai ukuran, matras, sleeping bag, dll untuk pengunjung yang ingin berkemah di suasana alam terbuka. Apabila pengunjung yang ingin membeli berbagai macam makanan ringan dan minuman ringan, pengunjung tidak perlu repot-repot belanja keluar dari tempat wisata karena Kampoeng Air Katulampa juga menyediakan fasilitas mini market. Pengunjung juga dapat mengadakan acara meeting bersama rekan kerja dengan dilengkapi fasilitas wifi yang tersedia di tempat wisata ini. Kampoeng Air Katulampa merupakan tempat wisata yang tepat untuk pengunjung yang ingin berlibur melepas kepenatan dari rutinitas sehari hari dan sarana edukasi di alam bebas dengan suasana pedesaan yang masih sejuk dan asri yang jauh dari keramaian kota dan polusi udara di kota. Berikut adalah Tabel daftar harga fasilitas-fasilitas yang terdapat di Kampoeng Air Katulampa.

Tabel 4 Daftar harga fasilitas-fasilitas di Kampoeng Air Katulampa

No Jenis Keterangan Harga (Rp)

1. Cottage  5 orang 500 000

 10 orang 1 000 000

 15 orang 1 200 000

2. Kolam pancing  Ikan mas 27 500/ kg

 Ikan bawal/ patin/ nila/ lele 25 000/ kg

 Ikan gurame 60 000/ Kg

 Ikan grasskap/ dewa 75 000/ Kg

 Ikan kumpay berwarna nego

 Ikan patin putih/ alpino nego 5-6/ kg

 Ikan arwana nego

3. RaftingFantastic Kalibaru Rafting 8 km 350 000/ orang Family adventure rafting 4 km 250 000/ orang  Special Ciliwung adventure 15 km 500 000/ orang

 Cisadane adventure 9 km 550 000/ orang

4. Outbound  Membajak sawah dengan kerbau 200 000/25 orang

 Menunggang kerbau 200 000

 Memandikan kerbau 200 000

Flying fox 20 000/ orang

 Tarik tambang 100 000/ orang

Titian elvis 400 000/ 25 orang  Spider web 300 000/ 23 orang

 Menangkap ikan di kolam 400 000/ 25 orang

(43)

Sarana dan prasarana Kampoeng Air Katulampa

Kampoeng Air Katulampa menyediakan banyak terdapat sarana dan prasarana yang dapat digunakan oleh pengunjung yang datang. Sarana dan prasarana yang disediakan oleh Kampoeng Air Katulampa cukup lengkap sehingga pengunjung tidak perlu bingung apabila ingin menggunakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan. Sarana dan prasarana di Kampoeng Air Katulampa antara lain seperti mushola, tempat parkir, dan toilet (Lampiran 5). Selain itu masih terdapat banyak sarana dan prasarana yang disediakan oleh Kampoeng Air Katulampa untuk pengunjung yang datang, antara lain yaitu:

a. Saung-saung kecil

Saung-saung ini disediakan oleh Kampoeng Air Katulampa untuk pengunjung yang ingin bersantai dan sejenak beristirahat sambil menikmati udara yang sejuk dan suasana pedesaan yang asri. Saung-saung ini terletak di dekat kolam sehingga pengunjung dapat sekaligus menikmati pemandangan ikan-ikan hias atau sambil memancing ikan-ikan yang khusus untuk ditangkap. Pengunjung juga dapat sambil memesan makanan atau minuman yang tersedia di rumah makan atau dapat membelinya di mini market milik Kampoeng Air Katulampa. b. Kebun

Kebun ini disediakan oleh Kampoeng Air Katulampa untuk pengunjung yang ingin bermain dan menikmati suasana yang sejuk dan asri karena dikelilingi oleh pohon buah dan rumput. Selain itu apabila sedang musim buah durian, pengunjung dapat langsung memetiknya sendiri dan dapat langsung disantap di kebun buah milik Kampoeng Air Katulampa. Harga dari per buahnya pun tidak terlalu mahal dan cukup terjangkau, sehingga kebun buah ini juga termasuk tempat favorit pengunjung bila sedang musim buah tiba.

c. Rumah makan

Rumah makan disediakan oleh Kampoeng Air Katulampa untuk pengunjung yang ingin menikmati santapan ikan dari hasil penangkapan pengunjung sendiri dan disajikan bersama makanan-makanan khas Sunda seperti nasi/ sayur/ lalapan dan minuman-minuman berbagai macam jenis. Di rumah makan ini juga dilengkapi fasilitas wifi sehingga pengunjung dapat mudah mengakses media internet secara gratis. Rumah makan ini berbentuk saung bergaya rumah panggung pedesaan yang dibawahnya teradapat kolam pemancingan.

d. Penginapan (cottage)

Gambar

Gambar 1 Model komunikasi pemasaran
Tabel 2 Keunggulan dan kelemahan berbagai medium
Tabel 3 Karakteristik demografi dan subbudaya di Indonesia
Gambar 2 Kerangka pemikiran
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dwi Riyadi, “Soft Starting Pada Motor Induksi 3Fasa”, Teknik Elektro, Universitasn Diponegoro, Semarang, 2001.. Arismunandar, “Teknik Tenaga Listrik”, Jilid II,

F 'DODP KDO SHJDZDL \DQJ EHUVDQJNXWDQ SDGD DNKLU PDVD SHUROHKDQ EHUKHQWL PHQMDGL SHJDZDL GDQ PHQLQJJDONDQ ,QGRQHVLD XQWXN VHODPDODPDQ\D DWDX EHUKHQWL PHQMDGL SHJDZDL NDUHQD

Fabozzi (1999) juga menyatakan bahwa perubahan suku bunga dapat mempengaruhi harga saham secara terbalik (citteris paribus). Artinya, jika suku bunga naik maka

12 Selain itu, beberapa skripsi lain yang ditulis oleh Andika Saputra dengan judul “Konsep Pendidikan Akhlak dan Implikasinya dalam Pendidikan Agama Islam (Studi

[r]

Hasil penelitian ini bahwa BMT ANDA Salatiga dalam pengelolaan ZIS dibagi menjadi dua yaitu penghimpunan dana yang meliputi: zakat nasabah, zakat karyawan dan zakat BMT

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-MU peneliti dapat menyelesaitkan skripsi yang berjudul Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap

Kami berharap dapat dengan cepat bekerja sama dengan perusahaan Bapak/Ibu dalam pengadaan peralatan kantor ini. Terima kasih atas penawaran yang sebelumnya ada khususkan