• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PENGGUNAAN MEDIA PROMOSI DENGAN EFEKTIVITAS MEDIA PROMOS

GAMBARAN UMUM

HUBUNGAN PENGGUNAAN MEDIA PROMOSI DENGAN EFEKTIVITAS MEDIA PROMOS

Penggunaan Media Promosi

Penggunaan media promosi pada penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu antara lain, penggunaan media promosi dan frekuensi penyampaian pesan melalui media promosi. Media promosi yang digunakan Kampoeng Air Katulampa untuk pemasarannya seperti media televisi dengan menyiarakan liputan di program acara melalui beberapa stasiun televisi, media cetak dengan memasang iklan mengenai Kampoeng Air Katulampa di majalah, media internet dengan menggunakan media jejaring sosial facebook, website, blog, dan email, dan melalui media komunikasi lisan yang dilakukan oleh khalayak dan disampaikan kepada khalayak lain atau disebut dengan word of mouth (Lampiran 6). Berikut dapat dilihat jumlah dan presentase penggunaan media promosi menurut jenis media promosi dengan frekuensi penyampaian pesan melalui media promosi.

Tabel 11 Jumlah dan presentase penggunaan media promosi menurut jenis media promosi dengan frekuensi penyampaian pesan tahun 2013

Item Jumlah (orang) (%) Persentase (%)

Jenis Media Promosi

Rendah (skor 4-5) 17 42.5

Sedang (skor 6-7) 20 50

Tinggi (skor 8) 3 7.5

Frekuensi Penyampaian Pesan

Rendah (skor 4-7) 36 90

Sedang (skor 8-11) 4 10

Tinggi (skor 12-16) 0 0

Jenis media promosi yaitu jenis media promosi dalam komunikasi pemasaran Kampoeng Air Katulampa yang digunakan pengunjung dalam memperoleh informasi mengenai tempat wisata ini. Menurut George E. Belch dan Michael A. Belch dalam Morissan (2001) media (medium) adalah kategori umum dari sistem pengiriman pesan yang mencakup media penyiaran (televisi dan radio), media cetak (surat kabar dan majalah), surat, iklan luar ruang (outdoor advertising), dan media pendukung lainnya, sedangkan menurut Ray (1982) dalam Morissan (2001) promosi adalah koordinasi dari seluruh upaya yang dimulai pihak penjual untuk membangun berbagai saluran informasi dan persuasi untuk menjual barang dan jasa atau memperkenalkan suatu gagasan. Menurut Morissan (2001) iklan media terdiri dari iklan media penyiaran, iklan media cetak, dan iklan media internet. Semua media promosi tersebut merupakan suatu upaya suatu pihak penjual dalam memasarkan produk/tempat yang dipromosikannya agar khalayak dapat membeli produknya atau datang mengunjungi tempat yang dipromosikan tersebut dan agar media promosi tersebut berjalan secara efektif.

Penelitian akumulasi skor dikategorikan menjadi rendah, sedang, dan tinggi. Kemudian dikategorikan menjadi rendah jika skor 4-5, sedang jika skor 6-7 dan tinggi jika skor 8 dengan perhitungan Skala Likert. Tabel 13 menunjukan bahwa jenis media promosi mayoritas dalam katagori sedang. Ini disebabkan karena banyak diantara pengunjung yang suka mengkases untuk mencari informasi dan pengetahuan mereka melalui media-media promosi, khususnya media yang paling banyak diakses oleh pengunjung adalah media internet yaitu sebesar 28 orang sebesar 70% sisanya adalah media word of mouth yaitu sebesar 65%, media televisi sebesar 32.5% dan media cetak sebesar 20%. Saat wawancara lapang banyak yang mengatakan bahwa ini disebabkan karena media internet mudah diakses misalnya melalui media elektronik seperti handphone, laptop, komputer,tablet, tab dll dan harganya cukup terjangkau. Ini membuktikan bahwa media internet adalah media yang efektif. Seperti yang dikatakan oleh salah satu pengunjung sebagai berikut:

“…Saya biasa nyari-nyai informasi lewat internet, bisa di handphone saya atau laptop, pas saya di rumah atau pas istirahat di kantor. Makanya saya nyari informasi tentang Kampoeng Air Katulampa ini juga di internet. Pas liat websitenya saya tertarik, yaudah lah dari situ saya rencana pengen kesana ngajak keluarga saya gitu…” (Bni, 36 tahun).

Frekuensi penyampaian pesan adalah banyaknya atau tingkat keseringan pengunjung dalam menerima atau mengakeses informasi mengenai Kampoeng Air Katulampa melalui media-media promosi yang digunakan dalam pemasaran Kampoeng Air Katulampa. Media-media promosi ini pun harus dilakukan secara rutin oleh pihak Kampoeng Air Katulampa dalam pemasarannya. Seperti menurut Amalia (2012) bahwa penyampaian informasi melalui media juga sebaiknya harus dilakukan secara rutin seperti koran, tv, dan radio, agar penerima pesan dapat mengingat secara terus menerus dengan sendirinya. Diharapkan dengan penyampaian pesan secara rutin ini juga membuat penerima pesan menjadi selalu mengingat mengenai informasi yang disampainkan sehingga pengunjung terbujuk dan tertarik untuk melakukan kunjungan. Penelitian ini frekuensi penyampaian pesan akumulasi skor dibagi menjadi tiga yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Akumulasi skor rendah jika skor 4-7, sedang jika skor 8-11 dan tinggi jika skor 12-16 dengan perhitungan Skala Likert. Di dalam Tabel 13 dapat terlihat bahwa frekuensi penyampaian pesan terbanyak adalah pengunjung yang termasuk dalam kategori rendah yaitu berjumlah 36 orang sebesar 90%, sisanya adalah pengunjung yang termasuk kategori sedang yaitu orang sebesar 10%. Ini disebabkan karena walaupun pengunjung cukup banyak mengakses beberapa macam media promosi, tetapi mereka mengakses masih dalam kategori jarang. Bahkan masih terdapat pengunjung yang belum mengetahui iklan di media cetak dan liputan yang disiarkan di media televisi mengenai Kampoeng Air Katulampa. Ini karena dari pihak Kampoeng Air Katulampa melakukan pemasarannya melalui media promosi belum dilakukan secara rutin, sehingga masih terdapat pengunjung yang belum mengetahui. Maka dari itu penyampaian informasi mengenai Kampoeng Air Katulampa melalui media promosi haruslah dilakukan secara rutin maka terbukti menurut Amalia (2012) bahwa penyampaian pesan harus dilakukan

secara rutin agar penerima pesan dapat mengingat secara terus menerus dengan sendirinya, tetapi ini tidak menyebabkan Kampoeng Air Katulampa sepi dalam datangnya pengunjung. Banyak diantara mereka yang jarang mengakses informasi mengenai Kampoeng Air Katulampa tetapi mereka melakukan kunjungan lebih dari sekali. Mereka hanya mengakses sekali atau dua kali, tetapi mereka sudah tertarik dengan informasi yang disampaikan melalui media promosi yang mereka gunakan. Saat pertama kali mereka melakukan kunjungan, mereka sudah cukup merasa puas dengan fasilitas dan permainan yang ditawarkan oleh Kampoeng Air Katulampa, jadi mereka melakukan kunjungannya lagi ke Kampoeng Air Katulampa.

Hubungan Penggunaan Media Promosi dengan Efektivitas Media Promosi dalam Komunikasi Pemasaran Kampoeng Air Katulampa

Penelitian ini menganalisis hubungan antara penggunaan media promosi dengan efektivitas media promosi. Penggunaan media promosi terdiri dari jenis media promosi yang digunakan oleh pengunjung dalam memperoleh informasi mengenai Kampoeng Air Katulampa dan frekuensi penyampaian melalui media promosi tersebut. Efektivitas media promosi adalah media-media promosi yang digunakan dalam pemasaran dapat dikatakan efektif jika dapat menimbulkan dampak pada kognitif, afektif, dan konatif. Uji korelasi ini menggunakan uji rank sperman dan tabulasi silang atau crosstab dengan program Statistical Program for Social Sciences (SPSS version 16.0). Uji korelasi antara penggunaan media promosi dengan efektivitas media promosi dapat dilihat dalam tabel berikut. Tabel 14 Nilai signifikasi hubungan antara penggunaan media promosi dengan

efektivitas media promosi dalam komunikasi pemasaran Kampoeng Air Katulampa

Penggunaan Media Promosi Efektivitas Media Promosi (%) Kognitif Afektif Konatif Jenis Media Promosi 0.046* 0.013* 0.020* Frekuensi Penyampaian Pesan 0.008* 0.002* 0.046*

Keterangan: *Berhubungan sigfnifikan pada α <0.05

Tabel 14 didapatkan hasil bahwa seluruh variabel memiliki hubungan yang signifikan antara jenis media promosi dengan frekuensi penyampaian pesan. Untuk melihat data yang berhubungan antara baris dan kolom yaitu dengan menggunakan tabel tabulasi silang yang didapatkan hasil seperti dalam Tabel 15.

Tabel 15 Persentase hubungan antara penggunaan media promosi dengan efektivitas media promosi menurut tingkat kognitif

Penggunaan

Media Promosi Kategori

Kognitif (%)

Rendah Sedang Tinggi Jenis Media Promosi Rendah (skor 4-5) 0 42.5 0 Sedang (skor 6-7) 2.5 42.5 5 Tinggi (skor 8) 0 2.5 5 Frekuensi Penyampaian Pesan Rendah (skor 4-7) 2.5 8.25 5 Sedang (skor 8-11) 0 5 5 Tinggi (skor 12-16) 0 0 0

Tabel 15 dijelaskan hubungan baris dengan kolom antara penggunaan media promosi dengan efektivitas media promosi menurut tingkat kognitif. Berikut dijelaskan pula tabel hubungan antara penggunaan media promosi dengan efektivitas media promosi menurut tingkat afektif.

Tabel 16 Persentase hubungan antara penggunaan media promosi dengan efektivitas media promosi menurut tingkat afektif

Penggunaan

Media Promosi Kategori

Afektif (%)

Rendah Sedang Tinggi Jenis Media Promosi Rendah (skor 4-5) 0 42.5 0 Sedang (skor 6-7) 2.5 35 12.5 Tinggi (skor 8) 0 2.5 5 Frekuensi Penyampaian Pesan Rendah (skor 4-7) 2.5 77.5 10.5 Sedang (skor 8-11) 0 2.5 7.5 Tinggi (skor 12-16) 0 0 0

Tabel 16 dijelaskan hubungan baris dengan kolom antara penggunaan media promosi dengan efektivitas media promosi menurut tingkat afektif. Berikut dijelaskan pula tabel hubungan antara penggunaan media promosi dengan efektivitas media promosi menurut tingkat konatif.

Tabel 17 Persentase hubungan antara penggunaan media promosi dengan efektivitas media promosi menurut tingkat konatif

Penggunaan

Media Promosi Kategori

Konatif (%)

Rendah Sedang Tinggi Jenis Media Promosi Rendah (skor 4-5) 0 42.5 0 Sedang (skor 6-7) 2.5 37.5 10 Tinggi (skor 8) 0 2.5 5 Frekuensi Penyampaian Pesan Rendah (skor 4-7) 2.5 77.5 10 Sedang (skor 8-11) 0 5 5 Tinggi (skor 12-16) 0 0 0

Hasil olahan uji hubungan antara jenis media promosi dengan kognitif memiliki nilai signifikasi sebesar 0.046. Nilai tersebut lebih kecil dari α (0.05), artinya terdapat hubungan antara jenis media promosi dengan kognitif. Ini disebabkan karena banyaknya jenis media promosi yang diakses oleh pengunjung menentukan seberapa tinggi pengetahuan pengunjung. Baik jenis media promosi yang digunakan dalam kategori rendah dan sedang sama-sama mempunyai tingkat kognitif yang sedang, sedangkan pada jenis media promosi yang tinggi mempunyai tingkat kognitif yang tinggi pula. Semakin banyak media promosi yang digunakan maka ini menentukan seberapa besar pengetahuan mereka mengenai Kampoeng Air Katulampa. Tabel 15 menunjukan bahwa jenis media promosi yang tinggi menyebabkan tingkat pengetahuan atau kognitif mereka juga tinggi, ini disebabkan karena mereka yang menggunakan media promosi yang tinggi, informasi yang didapatkan pun akan beragam sehingga menyebabkan pengetahuan mereka pun akan tinggi. Seperti menurut Arindi (2012) bahwa jika iklan melalui media berhasil membujuk khalayak, maka khalayak akan memiliki keinginan untuk mencari informasi mengenai produk yang dipasarkan tersebut, sehingga aspek kognitif (pengetahuan), afektif (kesukaan), dan konatif (perilaku) khalayak akan tinggi.

Tabel 15 pada persentase hubungan antara jenis media promosi dengan kognitif cenderung pengetahuan mereka mengenai Kampoeng Air Katulampa termasuk dalam kategori yang sedang yaitu sebesar 42.5% pada kategori jenis media promosi rendah, 42.5% pada kategori sedang dan 2.5% pada kategori tinggi dengan total 87.5%. Ini menunjukan bahwa jenis media promosi yang digunakan oleh pengunjung mayoritas pengetahuan mereka juga dalam kategori sedang. Ini terbukti karena dari 40 responden, 20 orang diantaranya menggunakan jenis media promosi dalam kategori sedang atau sebesar 50%. Sisanya 42.5% kategori rendah dan 7.5% kategori tinggi, oleh karena itu karena jenis media promosi yang mereka gunakan termasuk dalam kategori rendah maka pengetahuan mereka pun mengenai Kampoeng Air Katulampa termasuk dalam kategori sedang.

Hasil olahan uji hubungan antara frekuensi penyampaian pesan dengan kognitif memiliki nilai signifikasi sebesar 0.008. Nilai tersebut lebih kecil dari α (0.05), artinya terdapat hubungan antara frekuensi penyampaian pesan dengan kognitif. Ini disebabkan karena tingkat keseringan pengunjung untuk mengakses media promosi mengenai Kampoeng Air Katulampa menentukan seberapa tinggi pengetahuan mereka mengenai Kampeng Air Katulampa. Terlihat pada tabel

bahwa frekuensi penyampaian pesan yang rendah maka pengetahuannya pun akan rendah. Ini disebabkan karena mereka yang menggunakan media promosi yang rendah, informasi yang diadapatkan pun akan rendah sehingga menyebabkan pengetahuan mereka pun akan rendah.

Tabel 15 pada persentase hubungan antara frekuensi penyampaian pesan dengan kognitif cenderung menggunakan media promosi yang sedang yaitu sebesar 82.5% pada kategori jenis media promosi rendah dan 5% pada kategori sedang dengan total 87.5%. Ini menunjukan bahwa walaupun tingkat keseringan pengunjung untuk mengakses media promosi mengenai Kampoeng Air Katulampa termasuk dalam kategori rendah yaitu sebesar 90% tetapi pengetahuan mereka cenderung sedang. Ini disebabkan karena pengunjung menyukai informasi yang disampaikan oleh Kampoeng Air Katulampa melalui media promosi. Banyak diantara pengunjung yang mengatakan bahwa informasi yang disampaikan oleh Kampoeng Air Katulampa melalui media promosi khususnya media internet itu menarik, maka dari itu mereka memperhatikan tulisan-tulisan yang berada di media promosi khususnya media internet contohnya seperti website. Website adalah termasuk media promosi melalui internet yang berpengaruh dalam perkembangan pemasaran. Web digunakan untuk menyampaikan pemikiran dan konten informatif melalui blog, e-book, white paper, gambar, foto, konten audio, dan video, atau bahkan bentuk lainnya seperti penempatan produk, permainan, dan realitas virtual (Scott 2009). Maka dari itu media ini termasuk media dengan segala kecanggihannya yang membuat para pemasar menggunakan media ini dalam perkembangan pemasarannya. Banyak dari mereka juga memperhatikan apa yang diceritakan oleh keluarga atau kerabatnya dan mereka tertarik melalui cerita-cerita ini sehingga pengunjung cenderung mengingat mengenai Kampoeng Air Katulampa. Seperti yang dikatakan oleh salah satu pengunjung berikut:

“…Pertama kali saya pengen cari info tempat wisata yang menarik terus cukup murah lah yah sama ga usah jauh-jauh lah ya pengennya yang deket-deket aja terus masih di daerah Bogor. Saya cari lewat internet di google, terus mumcul tuh website sama facebooknya Kampoeng Air Katulampa, saya baca kalimat per kalimatnya ada foto-fotonya juga yah jadi menarik lah menurut saya. Pas pertama kali datang kesini saya ngerasa puas ya sama fasilitasnya terutama yang paling saya suka pas mancing, banyak jenis ikan yang bisa dipancing terus juga enaknya bisa langsung dimasak disitunya juga ,ya jadi saya rencana buat kesini lagi mungkin pas lagi libur kerja…” (Snd, 42 tahun).

Pengunjung mengakses dalam kategori jarang tetapi mereka cenderung mengingat informasi mengenai Kampoeng Air Katulampa dari media promosi yang mereka gunakan karena informasi yang disampaikan di media promosi tersebut disusun secara menarik mungkin sehingga pengunjung mereka terbujuk untuk melakukan kunjungan.

Hasil olahan uji hubungan antara jenis media promosi dengan afektif memiliki nilai signifikasi sebesar 0.013. Nilai tersebut lebih kecil dari α (0.05), artinya terdapat hubungan antara jenis media promosi dengan afektif. Ini disebabkan karena jenis media promosi yang digunakan oleh pengunjung

Kampoeng Air Katulampa menentukan respon pengunjung terhadap sumber informasi melalui media promosi tersebut. Ini menentukan media promosi apa saja yang membuat ketertarikan terhadap informasi yang disampaikan melalui media tersebut sehingga pengunjung tertarik untuk melakukan kunjungan setelah memperoleh informasi mengenai Kampoeng Air Katulampa melalui media promosi tersebut. Tabel 16 menunjukan bahwa jenis media promosi yang sedang akan menyebabkan tingkat afektif mereka juga sedang dan jenis media promosi yang tinggi maka tingkat afektif mereka juga tinggi. Jika mereka menggunakan media promosi yang tinggi, informasi yang didapatkan pun beragam dan berpeluang membuat respon mereka tinggi sehingga tingkat afektif nya pun menjadi tinggi, begitu pula dengan media promosi yang sedang menyebabkan tingkat afektif mereka juga sedang.

Tabel 16 pada persentase hubungan antara jenis media promosi dengan afektif cenderung cenderung sikap mereka mengenai Kampoeng Air Katulampa termasuk dalam kategori yang sedang yaitu sebesar sebesar 42.5% pada kategori jenis media promosi rendah, 35% pada kategori sedang dan 2.5% pada kategori tinggi dengan total 80%. Ini menunjukan bahwa pengunjung mayoritas menggunakan media promosi yang sedang membuat sikap atau ketertarikan mereka terhadap informasi mengenai Kampoeng Air Katulampa juga termasuk dalam kategori sedang. Mereka tertarik dengan informasi yang disampaikan melalui media promosi yang digunakan dan fasilitas atau permainan yang terdapat di Kampoeng Air Katulampa. Dari wawancara yang dilakukan dilakukan di lapang mereka tertarik dari informasi yang disampaikan melalui media promosi khususnya media internet yang menjadi media terbanyak yang digunakan oleh pengunjung, seperti kalimat-kalimat yang mengandung persuasi, foto dan gambar yang menarik, informasi yang lengkap dan mudah dipahami, lalu fasilitas dan permainan yang seru dan menarik minat pengunjung untuk melakukan kunjungan.

Melalui internet pengunjung dapat mengetahui suatu informasi dari bentuk tulisan, gambar, foto dan masih banyak keunggulan lainhya. Sama halnya yang dikataan oleh Menurut Morissan (2001) bahwa internet adalah suatu metode yang mendunia untuk saling tukar menukar informasi dan berkomunikasi melalui computer yang saling terkoneksi. Salah satu media promosi melalui internet yaitu website dan media jejaring sosial facebook. Web digunakan untuk menyampaikan pemikiran dan konten informatif melalui situs website, blog, e-book, white paper, gambar, foto, konten audio, dan video, atau bahkan bentuk lainnya seperti penempatan produk, permainan, dan realitas virtual (Scott 2009). Menurut Muttaqin (2011) beberapa keuntungan yang didapat dengan menggunakan media jejaring sosial facebook sebagai media pemasaran adalah sebagai berikut: a) facebook menyediakan fungsi informasi; b) segmentasi pasar lebih fokus; c) dapat diakses setiap saat; d) komunikasi jadi lebih mudah; e) zero Time Feedback; f) selalu terhubung; g) low Budget, high Impact.

Hasil olahan uji hubungan antara frekuensi penyampaian pesan dengan afektif memiliki nilai signifikasi sebesar 0.002. Nilai tersebut lebih kecil dari α (0.05), artinya terdapat hubungan antara frekuensi penyampaian pesan dengan afektif. Ini disebabkan karena tingkat keseringan pengunjung dalam mengakses media promosi mengenai Kampoeng Air Katulampa menentukan seberapa tinggi ketertarikan mereka mengenai Kampoeng Air Katulampa. Tabel 16 menunjukan bahwa frekuensi penyampaian pesan yang rendah tingkat afektifnya sedang dan

akan semakin meningkat tingkat afektifnya apabila frekuensi penyampaian pesan juga meningkat. Terlihat bahwa frekuensi penyampaian pesan yang sedang menyebabkan tingkat afektifnya tinggi. Ini disebabkan karena semakin besar tingkat keseringan mereka dalam mengakses atau mendapatkan informasi mengenai Kampoeng Air Katulampa melalui media-media promosi, maka ini bisa menyebabkan semakin tinggi rasa ketertarikan mereka mengenai Kampoeng Air Katulampa.

Tabel 16 pada persentase hubungan antara frekuensi penyampaian pesan dengan afektif cenderung sikap mereka mengenai Kampoeng Air Katulampa termasuk dalam kategori yang sedang yaitu sebesar sebesar 77.5% pada kategori jenis media promosi rendah dan 22.5% pada kategori sedang dengan total 80%. Ini menunjukan bahwa walaupun responden mengakses media promosi dalam kategori jarang tetapi rasa ketertarikan mereka mengenai informasi maupun fasilitas atau permainannya termasuk kategori sedang. Ini disebabkan karena informasi yang disampaikan melalui media promosi menarik ditambah dengan banyak terdapat fasilitas dan permainan disana yang seru menarik hati para pengunjung dan keunggulan-keunggulan lainnya yang dimiliki oleh Kampoeng Air Katulampa. Walaupun mereka mengakses media promosi mengenai Kampoeng Air Katulampa hanya sekali atau dua kali tetapi mereka sudah merasa tertarik dengan informasi yang disampaikan sehingga mereka terbujuk untuk melakukan kunjungan bahkan lebih dari sekali. Seperti yang dikatakan oleh salah satu pengunjung yaitu,

“…Saya pernah liat tuh acara tv yang ngeliput tentang Kampoeng Air Katulampa terus pernah juga buka websitenya sama facebooknya. Informasi disitu menarik kaya udaranya yang masih asri dan sejuk, harganya yang cukup terjangkau, banyak fasilitas sama permainannya juga, ya gitu lah pokoknya. Pas kesana saya sama keluarga ngerasa puas. Disitu saya nyoba permainan outbound sama mancing ikan terus ikannya bisa langsung dimasak, enak juga pas dimsaknya. Ini kedua kalinya saya kesini. Mungkin tar saya rencana kesini lagi sekalian ajak sodara-sodara saya juga mungkin ya…” (Rtn, 45 tahun).

Hasil olahan uji hubungan antara jenis media promosi dengan konatif memiliki nilai signifikasi sebesar 0.020. Nilai tersebut lebih kecil dari α (0.05), artinya terdapat hubungan antara jenis media promosi dengan konatif. Ini disebabkan karena jenis media promosi yang digunakan menentukan tindakan responden untuk datang mengunjungi Kampoeng Air Katulampa. Pada tabel 15 menunjukan bahwa jenis media promosi yang digunakan pengunjung termasuk dalam kategori sedang maka tingkat konatif pun akan sedang dan jenis media promosi yang tinggi maka tingkat konatifnya pun akan tinggi. Ini menunjukan bahwa setelah pengunjung mengetahui informasi mengenai Kampoeng Air Katulampa melalui sejumlah media promosi yang mereka gunakan, mereka merasa tertarik sehingga terbujuk untuk melakukan kunjungan. Apalagi jika media promosi yang mereka gunakan tinggi, informasi yang didapatkan pun akan lebih beragam, maka ini berpeluang untuk dapat membuat mereka menjadi tertarik dan terbujuk untuk melakukan kunjungan. Semakin banyak jumlah media promosi

yang digunakan maka membuat mereka penasaran dan menjadi tertarik untuk terbujuk melakukan kunjungan.

Tabel 17 pada persentase hubungan antara jenis media promosi dengan konatif cenderung konatif termasuk dalam kategori yang sedang yaitu sebesar sebesar 42.5% pada kategori jenis media promosi rendah, 37.5% pada kategori sedang dan 2.5% pada kategori tinggi dengan total 82.5%. Ini disebabkan karena pengunjung merasa tertarik dari informasi yang terdapat di media promosi yang mereka gunakan, mereka juga merasa tertarik terhadap beberapa fasilitas atau permainan dan keunggulan-keunggulan lainnya yang dimiliki oleh Kampoeng Air Katulampa. Bahkan banyak diantara mereka yang baru pertama kali mengunjungi Kampoeng Air Katulampa, mereka berencana untuk datang kembali mengunjugi tempat wisata ini.

Hasil olahan uji hubungan antara frekuensi penyampaian pesan dengan konatif memiliki nilai signifikasi sebesar 0.046. Nilai tersebut lebih kecil dari α (0.05), artinya terdapat hubungan antara frekuensi penyampaian pesan dengan konatif. Tabel 17 menunjukan bahwa walaupun kebanyakan dari mereka jarang untuk mengakses informasi mengenai Kampoeng Air Katulampa melalui beberapa macam media promosi tetapi tingkat konatif mereka termasuk dalam kategori sedang. Ini disebabkan karena pengunjung sudah cukup tertarik dari informasi yang diterima melalui media promosi untuk melakukan kunjungan ke Kampoeng Air Katulampa. Cukup sekali atau dua kali mereka mengakses atau menerima informasi mengenai Kampoeng Air Katulampa melalui media promosi, mereka sudah tertarik dan berencana melakukan kunjungan. Dapat dikatakan bahwa informasi yang disampaikan melalui media promosi menarik sehingga khalayak yang mengakses media promosi tersebut akan terbujuk untuk melakukan kunjungan. Berarti iklan melalui media berhasil membujuk khalayak. Sama halnya menurut Arindi (2012) bahwa jika iklan melalui media berhasil membujuk

Dokumen terkait