• Tidak ada hasil yang ditemukan

DENGAN PENGGUNAAN MEDIA PROMOSI KAMPOENG AIR KATULAMPA

GAMBARAN UMUM

DENGAN PENGGUNAAN MEDIA PROMOSI KAMPOENG AIR KATULAMPA

Karakteristik Responden

Karakteristik dalam penelitian ini meliputi usia yaitu identitas yang menunjukkan lamanya hidup pengunjung sejak lahir sampai penelitian ini berlangsung, tingkat pendidikan atau sekolah formal terakhir dari pengunjung, jenis pekerjaan yaitu kegiatan atau kesibukan yang dijalani oleh responden ketika penelitian berlangsung dan tingkat pengeluaran yaitu rata-rata uang (rupiah) yang dikeluarkan dalam setiap bulan.

Tabel 9 Jumlah dan persentase karakteristik responden menurut usia, pekerjaan, pendidikan, dan pengeluaran tahun 2013

Item Jumlah (orang) Persentase (%)

Usia

Dewasa awal (18-29 tahun) 16 40

Dewasa pertengahan (30-50 tahun) 21 52.5

Dewasa tua (>50 tahun) 3 7.5

Pekerjaan

Tinggi (Bekerja) 25 62.5

Rendah (Tidak bekerja) 15 37.5

Pendidikan Rendah (>SD) 1 2.5 Sedang (>SMP) 9 22.5 Tinggi (>SMA/PT) 30 75 Pengeluaran Rendah (500 000 – 4 207 500) 17 42.5 Tinggi (4 207 501 – 8 000 000) 23 57.5

Usia merupakan identitas yang menunjukkan lamanya hidup responden yaitu pengunjung yang datang ke Kampoeng Air Katulampa sejak lahir sampai penelitian ini berlangsung. Usia merupakan salah satu karakteristik pengunjung karena usia dapat menentukan keinginan atau kebutuhan satiap orang yang berbeda-beda. Setiap golongan usia pada setiap orang pasti mempunyai keingann atau kebutuhan yang berbeda-beda, ini mempengaruhi dalam mengambil keputusan barang atau jasa yang mereka pilih. Seperti menurut Kotler (1995) bahwa usia merupakan salah satu karakteristik individu yang mempengaruhi sesorang dalam membuat keputusan untuk menerima segala sesuatu sebagai hal

yang baru dan dapat mempengaruhi selera seseorang terhadap beberapa barang dan jasa. Usia pada penelitian ini dikelompkan menjadi tiga yaitu antara lain, kelompok usia dewasa awal yaitu 18-29 tahun, kelompok usia dewasa pertengahan yaitu 30-50 tahun, dan kelompok usia tua yaitu >50 tahun. Dalam Tabel 9 menunjukan bahwa dewasa pertengahan paling tinggi jumlahnya dibandingkan dengan dewasa awal dan tua yaitu berjumlah 21 orang atau sebesar 52.5%. Ini dikarenakan pengunjung yang datang bersama keluaga ke Kampoeng Air Katulampa pada saat di lapang kebanyakan lebih menyukai fasilitas memancing, camping ground, outbound seperti arum jeram, rafting dll. Selain itu juga terdapat pengunjung yang sedang mengadakan acara meeting bersama rekan kerja di cottage. Mayoritas yang menikmati fasilitas atau permainan tersebut adalah pengunjung yang termasuk dalam kelompok umur 30-50 tahun. Ini yang menyebabkan usia dewasa pertengahan mempunyai jumlah paling tinggi dibandingkan dengan kelompok usia dewasa awal dan kelompok usia dewasa tua. Seperti halnya menurut Kotler (1995) bahwa usia merupakan salah satu karakteristik individu yang mempengaruhi sesorang dalam membuat keputusan untuk menerima segala sesuatu sebagai hal yang baru dan dapat mempengaruhi selera seseorang terhadap beberapa barang dan jasa.

Status pekerjaan yaitu kegiatan atau kesibukan yang dijalani oleh responden ketika penelitian berlangsung. Setiap jenis pekerjaan yang dimiliki oleh pengunjung mempunyai keinginan dan kebutuhannya masing-masing akan barang atau jasa. Status pekerjaan pada penelitian ini dibagi menjadi dua kategori yaitu, kategori bekerja yang ditemui di lapang antara lain seperti pegawai negri, pegawai swasta, dan wiraswasta, sedangkan kategori tidak bekerja yang di temui di lapang antara lain seperti pelajar, mahasiswa, dan ibu rumah tangga. Pada tabel 9 menunjukan bahwa kategori bekerja termasuk kategori tertinggi jumlahnya dibandingkan dengan kategori tidak bekerja. Apabila dijumlahkan yaitu kategori bekerja berjumlah 25 orang atau sebesar 57.5% sedangkan kategori tidak bekerja berjumlah 15 orang atau sebesar 37.5%. Jika diuraikan antara lain yaitu pegawai negri sebesar 5%, wiraswasta sebesar 25%, pelajar sebesar 5%, mahasiswa sebesar 17.5%, dan ibu rumah tangga sebesar 5%. Pegawai swasta yang termasuk dalam kategori bekerja merupakan kategori yang terbanyak yaitu sebesar 32.5%. Ini disebabkan karena dari wawancara yang dilakukan kepada pengunjung pada saat di lapang mayoritas mengatakan bahwa motif mereka berkunjung ke Kampoeng Air Katulampa adalah untuk refreshing melepas dari kepenatan karena kesibukan dan rutinitas mereka yang mereka jalankan. Pengunjung yang termasuk dalam kategori bekerja tersebut yang diantaranya melakukan kegiatan seperti memancing, menginap di cottage, berkemah, melakukan kegiatan outbound. Maka dari itu kategori yang bekerja termasuk dalam ketegori dengan jumlah terbanyak pada saat ditemui di lapang.

Tingkat pendidikan yaitu sekolah formal terakhir dari pengunjung yang menjadi responden. Jenis pekerjaan termasuk dalam karakteristik responden karena ini menentukan cara berfikir seseorang dalam mempertimbankan barang atau jasa apa yang akan mereka pilih sesuai dengan keinginan dan kebutuhan dari respnden. Menurut Sumarwan (2004) tingkat pendidikan dapat mempengaruhi cara pandang seseorang yang memiliki pendidikan yang lebih baik, maka akan lebih responsif terhadap informasi. Penelitian ini tingkat pendidikan dibagi menjadi tiga yaitu, rendah adalah responden yang menyelesaikan pendidikannya

sampai dengan lulusan Sekolah Dasar, sedang adalah responden yang menyelesaikan pendidikannya sampai dengan lulusan Sekolah Menengah Pertama, dan tinggi adalah responden yang menyelesaikan pendidikannya sampai dengan lulusan Sekolah Menengah Atas atau sampai dengan Perguruan Tinggi. Di dalam Tabel 9 menunjukan bahwa pengunjung yang mempunyai jumlah terbanyak adalah pengunjung yang termasuk dalam ketegori tinggi yaitu responden yang menyelesaikan pendidikannya sampai dengan lulusan Sekolah Menengah Atas atau sampai dengan Perguruan Tinggi yaitu berjumlah 30 orang atau sebesar 75%. Ini terbukti karena pegawai swasta merupakan pekerjaan responden terbanyak yaitu sebesar 32.5%. Mayoritas dari mereka melakukan kunjungan dengan motif liburan untuk melepas kepenatan dan rutinitas sehari- sehari yaitu dengan menikmati fasilitas memancing outbound dan menginap di Cottage. Selain itu juga mayoritas kelompok pengunjung yang sudah bekerja atau berpenghasilan adalah kelompok yang paling banyak ditemui di lapang dari 40 responden yang di ambil dalam penelitian. Dari wawancara yang dilakukan banyak yang mengatakan bahwa, pengunjung yang belum bekerja mayoritas mengatakan bahwa harga yang ditawarkan lumayan mahal sedangkan pengunjung yang sudah bekerja apalagi pengunjung yang mempunyai pendapatan atau pengeluaran per bulan yang tinggi mengatakan bahwa harga dari fasilitas atau permainan yang terdapat dalam tempat wisata ini termasuk terjangkau.

Tingkat pengeluaran yaitu rata-rata uang (rupiah) yang dikeluarkan dalam setiap bulan oleh pengunjung yang menjadi responden dalam penelitian ini. Di dalam penelitian ini wawancara yang dilakukan kepada responden adalah menanyakan mengenai pengeluaran per bulan atas sandang, pangan, komunikasi dan pendidikan yang dikeluarkan oleh responden. Pengeluaran menentukan seberapa besar uang yang dikeluarkan oleh responden dalam memenuhi kebutuhannya. Menurut Arindi (2012) pengeluaran termasuk dalam karakteristik individu karena setiap pengeluaran yang dikeluarkan individu berbeda-beda, sesuai dengan tingkat kebutuhan pada individu tersebut. Penelitian ini tingkat pengeluaran dibagi menjadi dua yaitu rendah dan tinggi. Pengeluaran rendah jika 500 000 – 4 207 500 ribu rupiah biaya yang dikeluarkan per bulannya oleh responden, sedangkan pengeluaran tinggi jika 4 207 501 – 8 000 000 ribu rupiah biaya yang dikeluarkan per bulannya oleh responden. Tabel 9 menunjukan bahwa terbanyak adalah pengeluaran yang termasuk dalam kategori tinggi yaitu berjumlah 23 orang sebesar 57.5%. Kategori rendah dan tinggi ini ditentukan dari data hasil lapang. Ini disebabkan karena sebagian besar pengunjung yang datang ke Kampoeng Air Katulampa adalah pengunjung yang termasuk dalam kategori bekerja yaitu pada jenis pekerjaan pegawai swasta dengan jumlah pengunjung sebanyak 13 orang yaitu sebesar 32.4%. Kisaran pengeluaran pengunjung pada penelitian ini juga termasuk besar. Saat wawancara di lapang mayoritas pengunjung mengatakan bahwa motif mereka datang ke Kampoeng Air Katulampa adalah ingin refreshing untuk sejenak melepaskan kepenatan dari rutinitas mereka yang padat.

Hubungan Karakteristik Pengunjung dengan Penggunaan Media Promosi Kampoeng Air Katulampa

Penelitian menganalisis hubungan mengenai karakteristik pengunjung dengan penggunaan media promosi dalam komunikasi pemasaran Kampoeng air Katulampa. Variabel karakteristik pengunjung antara lain seperti usia, tingkat pendidikan, status pekerjaan dan tingkat pengeluaran. Variabel penggunaan media promosi antara lain seperti jenis media promosi dan frekuensi penyampaian pesan melalui media tersebut. Penelitian ini menggunakan uji rank sperman untuk menghubungan variabel ordinal dengan ordinal dengan menggunakan program Statistical Program for Social Sciences (SPSS version 16.0), sedangkan untuk mengetahui hubungan antar variabel yang menghubungkan baris dengan kolom yaitu dengan menggunakan uji tabulasi silang atau cross tab dengan program Statistical Program for Social Sciences (SPSS version 16.0). Uji korelasi antara karakteristik pengunjung dengan penggunaan media promosi dapat dilihat dalam tabel berikut.

Tabel 10 Nilai signifikasi hubungan antara karakteristik pengunjung dengan penggunaan media promosi

Karakteristik Pengunjung

Penggunaan Media Promosi (%) Jenis Media Promosi Frekuensi Penyampaian

Usia 0.907 0.584

Tingkat Pendidikan 0.032* 0.977

Status Pekerjaan 0.331 0.597

Tingkat Pengeluaran 0.599 0.757

Keterangan: *Berhubungan sigfnifikan pada α <0.05

Pada Tabel 10 didapatkan hasil bahwa hanya pada variabel tingkat pendidikan yang memiliki hubungan yang signifikan dengan jenis media promosi yaitu sebesar 0.032, sedangkan untuk melihat data yang berhubungan antara baris dan kolom yaitu dengan menggunakan Tabel tabulasi silang yang didapatkan hasil seperti dalam tabel berikut.

Tabel 11 Persentase hubungan antara karakteristik pengunjung dengan jenis media promosi

Karakteristik

Pengunjung Kategori

Jenis Media Promosi (%) Rendah Sedang Tinggi

Usia Dewasa awal (18 – 29 tahun) 17.5 20 2.5

Dewasa pertengahan (30-50 tahun)

20 27.5 5

Dewasa tua (>50 tahun) 5 2.5 0

Pendidikan Rendah (≤ SMP) 2.5 0 0

Sedang (SMA) 15 7.5 0

Tinggi (Perguruan Tinggi) 25 42.5 7.5

Pekerjaan Rendah (Tidak Bekerja) 20 15 2.5

Tinggi (Bekerja) 22.5 35 5

Pengeluaran Rendah (500 000 – 4 207 500) 20 20 2.5 Tinggi (4 207 501 – 8 000 000) 22.5 30 5 Hasil olahan uji hubungan pada tabel 10 antara usia dengan jenis media promosi memiliki nilai signifikasi sebesar 0.907. Nilai tersebut lebih besar dari α (0.05), artinya tidak terdapat hubungan antara usia dengan jenis media promosi.

Pada Tabel 11 yaitu persentase hubungan antara karakteristik pengunjung dengan jenis media promosi menurut usia menunjukkan bahwa karakteristik pengunjung mempunyai jumlah dari kategori dewasa awal, dewasa tengah dan dewasa akhir cenderung menggunakan media promosi yang sedang yaitu sebesar 20% pada kategori usia dewasa awal, 27.5% pada kategori usia pertengahan dan 2.5% pada kategori usia dewasa akhir dengan total 50%. Ini menunjukan bahwa pengunjung cenderung menggunakan dua atau 3 macam jenis media promosi saja, mereka sudah langsung tertarik dengan informasi yang disampaikan melalui media promosi tersebut dan datang mengunjungi Kampoeng Air Katulampa tidak harus semua jenis media promosi mereka akses. Media promosi digunakan oleh para pemasar untuk dapat membantu proses perkembangan suatu pemasaran yang disebut dengan tahap transisi, lalu sampai kepada tahap decoding yaitu respon dan interpretasi pesan oleh penerima. Tahap berikutnya yaitu tindakan pada perilaku konsumen. Sampailah pada tahap terakhir yaitu umpan balik dari pesan. Jika sudah pada sampai tahap akhir, ini juga adalah tahap pencapaian dari suatu tujuan komunikasi pemasaran Setiadi (2003). Pengunjung yang mengetahui informasi mengenai Kampoeng Air Katulampa melalui media promosi, setelah itu mereka memperhatikan dan memahami informasi tersebut kemudian mereka tertarik dan memutuskan untuk berkunjung. Maka dari itu upaya penggunaan media promosi ini dibutuhkan untuk perkembangan dan tujuan dari pemasaran. Satu atau lebih pengunjung menggunakan media-media tersebut yang penting adalah pada saat pertama kali mereka merasakan ketertarikan dari informasi yang dilihat, maka saat itu pula mereka berencana suata saat ingin melakukan kunjungan.

Untuk uji hubungan antara variaebel pendidikan dengan jenis media promosi memiliki nilai signifikasi sebesar 0.032. Nilai tersebut lebih kecil dari α (0.05), artinya terdapat hubungan antara pendidikan dengan jenis media promosi. Ini dikarenakan di dalam Tabel 11 baik pada kategori pendidikan yang rendah maupun yang sedang sama-sama menggunakan jenis media promosi yang rendah. Kategori pendidikan yang rendah paling banyak menggunakan jenis media promosi dengan kategori yang rendah rendah pula sebesar 2.5%, pada kategori pendidikan dalam kategori sedang menggunakan jenis media promosi yang rendah yaitu sebesar 15% dan pada kategori pendidikan yang tinggi banyak menggunakan jenis media promosi yang sedang yaitu sebesar 42.5%. Ini terbukti karena pada tingkat pendidikan yang rendah sebagian besar hanya menggunakan satu dari sekian banyak media promosi, misalnya dari hasil data lapang menunjukan tingkat pendidikan yang rendah hanya menggunakan media word of mouth karena pengunjung pada tingkat pendidikan tersebut biasanya masih banyak yang belum memahami menganai cara penggunaan media internet, atau menghabiskan waktunya untuk bekerja sehingga jarang untuk menonton tv atau membaca melalui media cetak. Media word of mouth ini juga adalah salah satu media yang mempengaruhi pemasaran. Media ini mudah, tidak berbiaya, dan relatif diterima secara jujur karena biasanya informasi yang didapat dari teman atau keluarga terdekat. Seperti menurut Nickels (1884) dalam Suparman (1996), efektifitas komunikasi WOM dikarenakan beberapa aspek yaitu antara lain: (1) pesan-pesan WOM dapat diadaptasi untuk penerima (receiver), (2) pesan-pesan WOM relatif diterima secara reliable dan jujur, (3) sumber-sumber WOM dianggap memiliki pengalaman sehingga mengetahui informasi yang ingin diketahui receiver, dan (4) WOM dapat diterima sebagai pesan yang tidak bias.

Tingkat pendidikan yang sedang akan menggunakan jenis media promosi yang rendah. Pengunjung yang berpendidikan sedang cenderung menggunakan media promosi yang tidak terlalu banyak jenisnya, tetapi sudah langsung menyukai dan tertarik pada informasi yang disampaikan mengenai Kampoeng Air Katulampa. Diantara mereka juga berstatus sebagai pelajar jadi sebagian besar waktu mereka dihabiskan di rumah tidak sempat untuk selalu menonton televisi atau membaca majalah. Mereka hanya menggunakan media internet melalui handphone atau laptop yang berada di lab sekolahnya. Tingkat pendidikan yang tinggi menggunakan jenis media promosi yang sedang. Semakin tinggi tingkat pendidikan mereka, maka semakin meningkat rasa keingintahuan mereka mengenai apa saja daya tarik atau keunggulan yang dimiliki oleh tempat wisata ini, dari itu mereka akan mencari-cari informasi melalui berbagai media promosi. Beberapa responden di lapang juga mengatakan bahwa pada saat ada waktu luang, mereka biasa gunakan untuk menonton televisi, membaca majalah, mengakses internet melalui hanphone, tab, atau laptop mereka atau sekedar berbincang- dengan dengan keluarga, teman, atau rekan kerja mereka untuk mencari informasi, menambah pengetahuan maupun keperluan atau kepentingan kerja mereka. Pengunjung yang mempunyai pendidikan yang tinggi akan menggunakan jenis media promosi lebih dari dua media promosi, karena dalam kesehariannya mereka suka mengakses internet, membaca majalah atau koran, menonton tv untuk mencari informasi atau sekedar sambil bersantai di sela-sela waktu istirahat mereka. Ini terbukti bahwa pendidikan yang tinggi, maka pengetahuan mengenai media promosinya pun akan tinggi, apalagi dengan mengakses media internet

dengan segala kecanggihannya. Seperti yang dikatakan oleh salah satu pengunjung berikut:

“…Biasanya saya buka internet pake tab saya pas istirahat jam kantor atau pas lagi santai di rumah. Makanya saya tau Kampoeng Air Katulampa ini dari website sama facebooknya Awalnya saya nyari di google, terus ketemu di websitenya, pas bacanya saya tertarik. Dari situ saya mutusin buat datang kesana sama keluarga saya…” (Ttt, 31 tahun)

Tabel 11 pada persentase hubungan antara karakteristik pengunjung dengan jenis media promosi menurut pendidikan menunjukkan bahwa karakteristik pengunjung mempunyai jumlah dari kategori rendah, sedang dan tinggi cenderung menggunakan media promosi yang sedang yaitu sebesar 7.5% pada kategori pendidikan sedang dan 42.5% pada kategori pendidikan tinggi dengan total 50%. Ini disebabkan karena semakin tinggi tingkat pendidikan mereka, maka semakin meningkat rasa keingintahuan mereka mengenai apa saja daya tarik atau keunggulan yang dimiliki oleh tempat wisata ini, dari itu mereka akan mencari-cari informasi melalui berbagai media promosi, selain itu juga pengunjung pada tingkat pendidikan yang tinggi cenderung banyak yang memahami dan menyukai mengenai media-media promosi seperti mereka suka meluangkan waktu mereka untuk membaca majalah, menonton tv, mendengar informasi dari orang-orang terdekat mereka atau mengakses internet untuk mencari infomasi dan menambah pengetahuan mereka khususnya media internet. Dari 40 responden sebanyak 28 orang atau sebesar 70% pengunjung Kampoeng Air Katulampa yang menjadi responden menggunakan media internet dalam memperoleh informasi mengenai Kampoeng Air Katulampa. Seperti menurut Mariana et al. (2011) kelebihan dengan sistem online selain bisa menjaga kontinuitas informasi juga sebagai media promosi yang mempunyai biaya relatif murah dengan jangkauan global.

Uji korelasi hubungan antara pekerjaan dengan jenis media promosi mempunyai nilai signifikasi sebesar 0.331. Nilai tersebut lebih besar dari α (0.05), artinya tidak terdapat hubungan antara status pekerjaan dengan jenis media promosi. Pada tabel 11 menunjukan bahwa pengunjung yang tidak bekerja menggunakan jenis media yang rendah, karena menurut penuturan mereka bahwa cukup sekali saja mereka melihat iklan atau informasi mengenai Kampoeng Air Katulampa, mereka sudah tertarik dan memutuskan untuk berkunjung tidak perlu mencari informasi lebih lagi melalui media-media promosi lainnya, sedangkan pada pengunjung yang bekerja menggunakan jenis media promosi yang sedang. Ini dikarenakan di sela-sela waktu pekerjaan, sambil bersantai mereka suka mengakses media internet, menonton tv, membaca majalah, atau sekedar berbincang-bincang dengan rekan kerja untuk mengisi waktu luang atau mencari informasi. Maka dari itu pada saat mengetahui mengenai Kampoeng Air Katulampa, mereka mengetahui dari beberapa media promosi tersebut.

Tabel 11 pada persentase hubungan antara karakteristik pengunjung dengan jenis media promosi menurut pekerjaan menunjukkan bahwa karakteristik pengunjung mempunyai jumlah dari kategori rendah dan tinggi cenderung menggunakan media promosi yang sedang yaitu sebesar 15% pada kategori

pekerjaan yang rendah dan 35.5% pada kategori pekerjaan yang tinggi dengan total 50%. Ini disebabkan karena pengunjung cenderung cukup banyak menggunakan media promosi karena rasa keingintahuan mereka mengenai informasi dan pengetahuan. Sama halnya menurut Machfoedz (2010) dalam Arindi (2012) bahwa pemasar menggunakan berbagai macam media untuk menginformasikan produknya kepada khalayak, pada intinya proses ini merupakan proses komunikasi, yaitu adanya penyampaian pesan dari suatu sumber melalui suatu medium (media) kepada penerima. Maka dari itu jika ada waktu luang mereka memakai waktu mereka untuk menonton tv, membaca majalah, mendengar informasi dari orang terdekat, maupun mengakses internet untuk mencari informasi dan menambah pengetahuan khususnya informasi mengenai Kampoeng Air Katulampa. Seperti yang dikatakan oleh salah satu pengunjung bahwa,

“…Pas waktu istirahat di kantor biasanya saya pake buat baca majalah atau mengakses internet. Jadi pas saat saya pengen rencana liburan ke tempat wisata yang dekat, terjagkau, sama ada tempat buat outbound terus pemancingannya saya cari terus nemu tuh Kampoeng Air Katulampa di internet, pertamanya saya cari lewat google terus disitu saya nemu website dari Kampoeng Air. Saya tertarik ya terus rencana kesana sama keluarga saya…” (Rnl, 43 tahun).

Uji korelasi hubungan antara pengeluaran dengan jenis media promosi mempunyai nilai signifikasi sebesar 0.599. Nilai tersebut lebih besar dari α (0.05), artinya tidak terdapat hubungan antara tingkat pengeluaran dengan jenis media promosi.

Tabel 11 pada persentase hubungan antara karakteristik pengunjung dengan jenis media promosi menurut tingkat pengeluaran menunjukkan bahwa karakteristik pengunjung mempunyai jumlah dari kategori rendah dan tinggi cenderung menggunakan media promosi yang sedang yaitu sebesar 20% pada kategori pekerjaan yang rendah dan 30% pada kategori pekerjaan yang tinggi dengan total 50%. Ini disebakan karena pengunjung mencari informasi mengenai Kampoeng Air Katulampa dari berbagai media promosi dari dua atau lebih media promosi yang digunakan. Saat wawancara lapang baik itu pengunjung dengan pengeluaran yang rendah atau tinggi, motif mereka adalah liburan. Dari itu mereka mencari informasi melalui berbagai media promosi mengenai tempat wisata yang menarik yang akan mereka kunnjungi. Berikut terdapat hubungan antara karakteristik pengunjung dengan frekuensi penyampaian pesan melalui media promosi dapat dilihat dalam Tabel 12.

Tabel 12 Persentase hubungan antara karakteristik pengunjung dengan frekuensi penyampaian pesan Karakteristik Pengunjung Kategori Frekuensi Penyampaian Pesan(%)

Rendah Sedang Tinggi

Usia Dewasa awal (18 – 29 tahun) 35 5 0

Dewasa pertengahan (30-50 tahun)

47.5 5 0

Dewasa tua (>50 tahun) 7.5 0 0

Pendidikan Rendah (≤ SMP) 2.5 0 0

Sedang (SMA) 20 2.5 0

Tinggi (Perguruan Tinggi) 67.5 7.5 0

Pekerjaan Rendah (Tidak Bekerja) 32.5 5 0

Tinggi (Bekerja) 57.5 5 0

Pengeluaran Rendah (500 000 – 4 207 500) 37.5 5 0 Tinggi (4 207 501 – 8 000 000 ) 52.5 5 0 Hasil uji hubungan antara usia dengan frekuensi penyampaian pesan memiliki nilai signifikasi sebesar 0.584. Nilai tersebut lebih besar dari α (0.05), artinya tidak terdapat hubungan antara usia dengan frekuensi penyampaian pesan melalui media promosi tersebut.

Tabel 12 pada persentase hubungan antara karakteristik pengunjung dengan frekuensi penyampaian pesan menurut usia menunjukkan bahwa karakteristik pengunjung mempunyai jumlah dari kategori dewasa awal, pertengahan dan tua cenderung memiliki frekuensi penyampaian pesan yang rendah. Kategori dewasa awal sebesar 35% dalam frekuensi penyampaian pesan, kategori dewasa pertengahan sebesar 47.5% dalam frekuensi penyampaian pesan dan kategori dewasa tua sebesar 7.5% dalam frekuensi penyampaian pesan dengan total 90%. Ini disebakan karena pengunjung pada semua kategori usia tidak terlalu sering mengakses media-media informasi mengenai Kampoeng Air Katulampa. Bahkan cukup banyak yang belum mengetahui informasi mengenai Kampoeng Air Katulampa melalui media cetak ditambah pula banyak pengunjung yang mengaku sudah jarang membaca majalah dan lebih sering mengakses internet untuk mencari informasi. Diantara mereka yang hanya melihat informasi dari beberapa media promosi sebanyak satu kali atau dua kali, mereka sudah tertarik dengan informasi yang disampaikan sehingga berencana untuk melakukan kunjungan. Seperti yang dikatakan oleh salah satu pengunjung bahwa,

“…Saya tau Kampoeng Air Katulampa dari internet, pernah juga liat liputan tempat wisata ini di acara tv terus teman saya pernah cerita juga tentang fasilitas yang menarik disini. Walaupun jarang saya akses info tentang Kampoeng Air ini tapi saya udah ngerasa

tertarik ya. Nah yaudah dari situ rencana mau kesana sama tar

Dokumen terkait