• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pajak Parkir terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kotamadya Bandung (Studi Empirik pada Dinas Pendapatan Daerah Kotamadya Bandung).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Pajak Parkir terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kotamadya Bandung (Studi Empirik pada Dinas Pendapatan Daerah Kotamadya Bandung)."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

Local own revenue (PAD) is a source of revenue that can be used by each area to hold government and regional development. Parking tax is a tax beyond the road, provided both related to the principal business and provided as a business, including the provision of daycare vehicles. Parking is a state does not move a vehicle that is not temporary. Tests on the data of this study using the method of testing causal hypotheses through a simple regression test and Pearson correlation test. Based on the test results can be concluded that the parking tax revenue effect on tax revenue Bandung city areas, with a contribution of 19.1%, where a significant relationship between the Revenue Tax on the Original Area Parking Bandung.

(2)

ABSTRAK

Pendapatan asli daerah (PAD) merupakan sumber pendapatan daerah yang dapat digunakan oleh masing-masing daerah untuk menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan daerah. Pajak parkir adalah pajak di luar badan jalan, baik yang disediakan berkaitan dengan pokok usaha maupun yang disediakan sebagai suatu usaha, termasuk penyediaan tempat penitipan kendaraan bermotor. Parkir merupakan keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang tidak bersifat sementara. Pengujian terhadap data penelitian ini menggunakan metode pengujian hipotesis kausal melalui uji regresi sederhana dan uji korelasi Pearson. Berdasarkan hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa penerimaan pajak parkir berpengaruh terhadap penerimaan pajak daerah kotamadya Bandung, dengan kontribusi sebesar 19,1%, dimana hubungannya signifikan antara Penerimaan Pajak Parkir terhadap Pendapatan Asli Daerah Kotamadya Bandung.

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS ... 6

2.1 Kajian Pustaka ... 6

2.1.1 Dasar-dasar Perpajakan ... 6

(4)

2.1.1.2 Fungsi Pajak ... 7

2.1.3 Sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD)... 20

2.1.3.1 Hasil Pajak Daerah ... 20

2.1.3.2 Hasil Retribusi Daerah ... 22

2.1.3.3 Lain-lain PAD Yang Sah... 25

2.1.3.4 Peranan Pendapatan Asli Daerah (PAD) ... 25

(5)

2.1.4.4 Instrumen Pajak Parkir ... 31

2.1.4.5 Penetapan dan Tata Cara Pembayaran Pajak Parkir ... 32

2.1.4.6 Sanksi Pajak Parkir ... 34

2.2 Rerangka Pemikiran ... 36

BAB III METODE PENELITIAN... 38

3.1 Objek Penelitian ... 38

3.1.1 Sejarah Dinas Pendapatan Kota Bandung ... 38

3.1.2 Kedudukan, Tugas Pokok, dan Fungsi Dinas ... 40

3.3 Operasionalisasi Variabel ... 47

3.4 Populasi dan Sampel ... 48

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 48

3.6 Alat Analisis ... 49

(6)

3.6.1.1 Uji Normalitas... 49

3.6.1.2 Uji Autokorelasi ... 50

3.6.2 Analisis Rgresi Sederhana... 50

3.6.3 Analisis Korelasi Pearson ... 52

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 55

4.1 Sistem Pemungutan dan Perhitungan Pajak Parkir ... 55

4.2 Kontribusi Pajak Parkir ... 56

4.3 Pengaruh Penerimaan Pajak Parkir Terhadap Pendapatan Asli Daerah... 57

4.3.1 Analisis Deskriptif ... 57

4.3.2 Analisis Regresi Penerimaan Pajak Parkir terhadap Penerimaan Asli Daerah ... 62

4.3.5 Analisis Koefisien Determinasi... 68

4.3.6 Pengujian Hipotesis ... 68

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 70

5.1 Simpulan ... 70

(7)
(8)

DAFTAR GAMBAR

(9)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel I Kontribusi Penerimaan Pajak Parkir Terhadap Pendapatan Asli

Daerah Kotamadya Bandung Dari Tahun 2007-2011 ... 56

Tabel II Kontribusi Penerimaan Pajak Parkir Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kotamadya Bandung Dari Tahun 2007-2011 ... 57

Tabel III Pajak Parkir dan Pendapatan Asli Daerah Kotamadya Bandung ... 58

Tabel IV Hasil Pengujian Normalitas... 63

Tabel V Hasil Pengujian Autokorelasi ... 64

Tabel VI Model Regresi Sederhana ... 65

Tabel VII Hasil Uji Koefisien Korelasi ... 67

Tabel VIII Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 68

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Kota Bandung merupakan salah satu kota besar yang ada di Indonesia yang memiliki jumlah penduduk yang banyak. Meningkatnya jumlah penduduk berpengaruh pada tingginya frekuensi kegiatan di pusat-pusat perniagaan, sehingga permintaan jasa transportasi semakin tinggi. Sebagian besar masyarakat banyak menggunakan kendaraan, hal inilah yang mendorong semakin tingginya motorisasi penduduk dari tahun ke tahun, khususnya di daerah pasar, pertokoan, dan di sekolah, disinilah akan terjadi peningkatan lalu lintas dan parkir menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari sistem transportasi. (Laurentia. (2012) Pengaruh Penerimaan Pajak Parkir

Terhadap Penerimaan Pajak Daerah Kota Cimahi. Skripsi Sarjana Ekonomi, Program Sarjana Universitas Kristen Maranatha, Bandung (tidak dipublikasikan).

(12)

BAB I PENDAHULUAN 2

kebutuhan sehingga tidak mengganggu aktivitas berkendara. (Laurentia. (2012)

Pengaruh Penerimaan Pajak Parkir Terhadap Penerimaan Pajak Daerah Kota Cimahi. Skripsi Sarjana Ekonomi, Program Sarjana Universitas Kristen Maranatha, Bandung (tidak dipublikasikan).

Pajak merupakan pemberi kontribusi paling besar bagi penerimaan negara. Di Indonesia Pemerintah membagi pajak menjadi dua berdasarkan wewenang yang memungut atau lembaga pemungutnya agar penerimaan pajak dapat merata yaitu Pajak Negara (PajakPusat) dan Pajak Daerah.

(http://www.scribd.com/doc/33422193/Pengantar-Hukum-Pajak-Indonesia)

Pajak Negara terdiri atas Pajak Penghasilan (PPh) yang di atur dalam UU Nomor 36 Tahun 2008, Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) yang di atur dalam UU No. 42 Tahun 2009, dan Bea Materai yang diatur dalam UU No. 13 Tahun 1985. Sedangkan berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 28 Tahun 2009, pajak daerah terdiri dari 5 jenis pajak daerah tingkat I (Provinsi) dan 11 jenis pajak daerah Tingkat II (Kabupaten/Kota), meliputi:

1. Pajak Daerah Tingkat I terdiri dari Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air, Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan dan Pajak Rokok.

(13)

BAB I PENDAHULUAN 3

Bangunan Pedesaan dan Perkotaan, dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan. (http://id.wikipedia.org/wiki/Pajak)

Setiap daerah di Indonesia memiliki dinas pendapatan yang berwenang menarik semua pajak daerah dari setiap objek pajak. Hal ini pun berlaku di Kota Bandung, yang merupakan salah satu kota wisata yang banyak di kunjungi oleh wisatawan. Kota Bandung menyediakan wisata makanan, wisata belanja, dan wisata alam. Aneka makanan dan factory outlet di daerah Dago dan Riau ditawarkan dengan harga yang relatif terjangkau. Wisata alam di Kota Bandung juga merupakan daya pikat bagi wisatawan, seperti Gunung Tangkuban Perahu, pemandian air panas Ciater, Kawah Putih, dan masih banyak lagi tempat wisata alam lain.

Kota Bandung didukung oleh fasilitas yang lengkap, seperti hotel, area rekreasi dan bermain keluarga seperti Kampung Gajah, Trans Studio, serta restoran dalam jumlah yang banyak. Udara Bandung yang sejuk membuat wisatawan nyaman untuk menikmati liburan di Kota Bandung. Akses jalan menuju Kota Bandung relatif mudah, terlebih dengan adanya jalan tol Cipularang yang membutuhkan waktu sekitar dua jam untuk perjalanan dari Jakarta menuju Bandung yang membuat para wisatawan menjadi lebih mudah untuk berwisata di Kota Bandung. Dengan demikian arus kendaraan di Kota Bandung menjadi semakin banyak sehingga bisnis parkir pun semakin berkembang guna memenuhi kebutuhan masyarakat akan ruang parkir.

(Christy, Sylvani. (2012) Efektivitas Pemungutan Pajak Hotel Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung Tahun 2006-2010. Skripsi Sarjana Ekonomi, Program Sarjana Universitas Kristen Maranatha, Bandung (tidak dipublikasikan).

(14)

BAB I PENDAHULUAN 4

Daerah Kota Cimahi”, didapatkan hasil bahwa penerimaan pajak parkir berpengaruh

signifikan terhadap penerimaan pajak daerah Kota Cimahi, serta memiliki keeratan hubungan yang kuat hal ini ditunjukan dangan tingkat keeratan hubungan sebesar 0,53.

Berdasarkan hasil uraian diatas dan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, peneliti tertarik untuk membahas tentang pajak parkir di Kota Bandung dan ingin mengetahui seperti apa pengaruhnya terhadap penerimaan pajak daerah setempat, apakah berpengaruh signifikan seperti yang terjadi di Kota Cimahi, dilihat dari semakin berkembangnya Kota Bandung. Sehingga penulis mengambil judul

Pengaruh Pajak Parkir Terhadap Pendapatan Asli Daerah Di Kotamadya

Bandung”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan penelitian yang dilakukan sebelumnya dan berdasarkan latar belakang diatas penulis mengidentifikasi masalah penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana sistem pemungutan dan perhitungan pajak parkir yang dilakukan selama ini oleh pemerintah daerah Kotamadya Bandung.

2. Berapa besar kontribusi penerimaan yang berasal dari pajak parkir terhadap pendapatan asli daerah Kotamadya Bandung.

(15)

BAB I PENDAHULUAN 5

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dan tujuan penelitian adalah tindak lanjut dari identifikasi masalah yang dijabarkan diatas, yaitu untuk:

1. Mengetahui sistem pemungutan dan perhitungan pajak parkir yang dilakukan selama ini oleh pemerintah daerah Kotamadya Bandung.

2. Mengetahui besarnya kontribusi pendapatan asli daerah Kotamadya Bandung. 3. Mengetahui pengaruh penerimaan pajak parkir terhadap pendapatan asli daerah

Kotamadya Bandung.

1.4 Kegunaan Penelitian

Dengan adanya penelitian ini diharapkan hasilnya akan dapat berguna bagi pihak-pihak terkait, yaitu:

1. Bagi Penulis

Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan mengenai pajak daerah khususnya pajak parkir.

2. Bagi rekan mahasiswa

Hasil penelitian ini diharapakan dapat menjadi bahan referensi bagi para rekan mahasiswa yang ingin melakukan penelitian mengenai pajak daerah khususnya mengenai pajak parkir.

3. Bagi dinas pendapatan daerah Kotamadya Bandung

(16)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Dari hasil penelitian mengenai Pengaruh Penerimaan Pajak Parkir Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kotamadya Bandung: Survey Pada Dinas Pendapatan Kotamadya Bandung, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

• Sistem pemungutan pajak parkir di kotamadya Bandung dilakukan dengan

dua cara yaitu:

• Self Assesment dimana wajib pajak diberi kepercayaan untuk menghitung,

memperhitungkan, membayar dan melaporkan sendiri pajak yang terutang. Sistem pemungutan ini digunakan bagi pengelola lahan parkir yang sudah menggunakan sistem komputerisasi.

• Official Assesment pemerintah yang menetapkan pajak terutang dengan

datang ketempat pengelolaan lahan parkir. Sistem pemungutan ini digunakan untuk pengelola lahan parkir yang belum menggunakan sistem komputerisasi.

• Besarnya kontribusi atau pengaruh pajak parkir terhadap pendapatan asli

daerah di Kotamadya Bandung untuk tiap tahunnya dari tahun 2007 – 2011 mengalami kenaikan dan penurunan. Berdasarkan pengolahan data tiap bulannya dengan SPSS 20.0 maka dapat disimpulkan bahwa kontribusinya sebesar 0,191 atau 19,1%.

• Penerimaan pajak parkir paling tinggi pada tahun 2011 yaitu sebesar Rp.

(17)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 71

2011 yaitu sebesar Rp 485,633,124 dan paling rendah pada tahun 2007 yaitu sebesar Rp. 355,628,467. Pendapatan asli daerah paling tinggi pada tahun 2011 yaitu sebesar Rp 669,784,287,309 sedangkan paling rendah pada tahun 2007 yaitu sebesar Rp 194,126,327,673. Rata-rata Pendapatan asli daerah paling tinggi pada tahun 2011 yaitu sebesar Rp 55,815,357,276 dan paling rendah pada tahun 2007 yaitu sebesar Rp 16,177,193,973.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil dari kesimpulan ini, peneliti mencoba memberikan beberapa saran yaitu sebagai berikut :

• Bagi Dinas Pendapatan Kotamadya Bandung

• Sebaiknya perlu ditetapkan standar tarif parkir agar tidak merugikan

masyarakat sebab sejauh ini peraturan pajak parkir mudah berubah dan belum ada standar tetap yang jelas yang dilakukan dinas pendaptan.

• Sebaiknya dilakukan peninjauan kembali secara mendetail terhadap

klasifikasi tempat parkir, agar lebih jelas seperti apa lahan yang dapat di klasifikasikan untuk menjadi tempat parkir.

• Sebaiknya perlu dilakukan peninjauan kembali perhitungan pajak parkir, agar

unsur-unsur perhitungannya lebih jelas.

• Bagi Masyarakat Kotamadya Bandung

• Sebaiknya pihak pengelola lahan parkir memenuhi kewajiban pajaknya

(18)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 72

• Sebaiknya para pengelola lahan parkir melakukan prosedur penyelenggaraan

sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh Walikota agar tidak ada tempat parkir liar yang dapat merugikan pemerintah.

• Bagi penelitian selanjutnya

• Sebaiknya Sebaiknya peneliti memperluas sampel penelitian melakukan

penelitian lebih dari 5 (lima) tahun agar pengaruh dan kontribusi Pajak Parkir terhadap Pendapatan Daerah dapat lebih terlihat pengaruhnya.

• Sebaiknya peneliti menggabungkan beberapa pajak daerah seperti pajak parkir,

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Ghozali, Imam. (2011). Aplikasi Analisi Multivariate dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Dipenogoro, Semarang

Jogiyanto. (2007). Metodologi Penelitian Bisnis, Salah Kaprah dan Pengalaman. Edisi 2007. BPFE, Yogyakarta

Laurentia. (2012) Pengaruh Penerimaan Pajak Parkir Terhadap Penerimaan Pajak

Daerah Kota Cimahi. Skripsi Sarjana Ekonomi, Program Sarjana Universitas

Kristen Maranatha, Bandung (tidak dipublikasikan).

Mardiasmo. (2011). Perpajakan Edisi Revisi 2011 Yogyakarta: Penerbit Andi

Peraturan Daerah Walikota Bandung Nomor 330 Tahun 2008 Tentang Tata Cara

Pemungutan Pajak Daerah Kota Bandung.

Priyatno, Duwi (2012). Belajar Praktis Analisis Parametrik dan Non Parametrik

dengan SPSS. Penerbit Gava Media, Yogyakarta

Resmi, Siti. (2011). Perpajakan: Teori dan Kasus. Salemba Empat. Yogyakarta. Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Peraturan Daerah Nomor 9 tahun 2011 tentang Pajak Parkir.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 tahun 1997 yang terakhir diubah menjadi Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 34 tahun 2000 tentang

Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah

dan Retribusi Daerah.

Wahyono, Teguh. (2012). Analisis Statistik Mudah dengan SPSS 20 Penerbit Elex Media

Wijaya, Toni. (2012). Praktis dan Simpel Cepat Menguasai SPSS 20 Untuk Olah dan

Interpresstai Data. Penerbit Cahaya Atma, Yogyakarta.

http://www.scribd.com/doc/33422193/Pengantar-Hukum-Pajak-Indonesia http://id.wikipedia.org/wiki/Pajak

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Neufert (1996:33) “Putih adalah warna kesucian, kebersihan dan keadaan teratur yang mutlak“. Putih merupakan warna.. Warna ini membuat efek ruang menjadi bersih, selain itu

PC link adalah sebuah alat yang dapat mengkomunikan sinyal dari mic kondensor ke PC sehingga informasi yang diperoleh dapat diolah oleh PC dan dapat menghitung

Penyaringan adalah proses pemisahan dari campuran heterogen yang mengandung cairan dan partikel-partikel padat dengan menggunakan media saring (filter) yang hanya

Secara umum, Karya-karya terjemahan tersebut dapat menjadi pijakan bagi peneliti dan penerjemah Tao Te Ching berbahasa Indonesia di masa yang akan datang, sehingga karya

[r]

[r]

[r]

Adanya hubungan antara jarak kehamilan sebelumnya dengan kejadian anemia pada ibu hamil trimester III di wilayah kerja Puskesmas Air Dingin kota Padang pada tahun