Status gizi Lingkungan • sosial budaya
• ekonomi
YAN KES
PERILAKU KETURUNAN Konsep BLUM (1974)
PRIMARY TARGET
Masyarakat,kel/RT
Industri/produsen,pedagang,
Petani,Nelayan, dsb
SECONDARY TARGET PERUBAHAN
Pelaksana kebijakan PERILAKU
Departemen teknis
Industri,LSM, Ilmuwan,Swasta,dll
TERTIARY TARGET
Birokrasi Legislasi
PERUBAHAN PERILAKU GIZI
KonsepLaurence Green (1980)
Faktor predisposisi
(predisposing factors) Faktor Pemungkin(enabling factors)
Faktor Penguat (reinforcing factors)
Pengetahuan dan sikap
Adat, budaya dan tradisi
Tradisi dll
Tersedianya pelayanan gizi
Adanya ketahanan pangan RT/wilayah
Dukungan sektor lain
Teladan dari reference group (tokoh panutan)
UU/Peraturan yang diperlukan
Pengetahuan dan sikap
Adat, budaya dan tradisi
Tradisi dll
Tersedianya pelayanan gizi
Adanya ketahanan pangan RT/wilayah
Dukungan sektor lain
Teladan dari reference group (tokoh panutan)
UU/Peraturan yang diperlukan • Komunikasi • Informasi • Edukasi • Pengorganisasian • Percontohan • Fasilitas
• Program pendudkung
• UU, PP/SK Men dll
• Perda (lokal)
Status.Kesehatan
Pelayanan Kesehatan
Lingkungan Keturunan
Pendidikan kesehatan meliputi
1. Pemberian pengetahuan dan kesedaraan tentang hidup sehat 2. Dorongan untk medapatkan fasilitas pelyanan kesehatan
3. Kemampuan untuk perbaikan lingkungan
KONSEP PENINGKATAN GIZI MENYANGKUT BANYAK ASPEK
KARENA MENYANGKUT DETERMINANT POKOK DARI GIZI, YAITU BIDANG-BIDANG YANG BERHUBUNGAN DENGAN
1. PRODUKSI DAN DISTRIBUSI PANGAN 2. EKONOMI PANGAN
3. PERATURAN PER UU AN TENTANG PANGAN DAN GIZI 4. KESEHATAN MASYARAKAT
5. PENDIDIKAN GIZI
6. INDUSTRI DAN PERDAGANGAN PANGAN
7. RISET DAN PENGEMBANGAN PANGAN, GIZI DAN KESEHATAN
Promosi Gizi primer
Promosi tentang makanan bergizi, seimbang dan
beraneka ragam (PUGS)
Promosi Gizi sekunder
Kebijakan publik yang berhubungan dengan
produksi, industri dan perdagangan bahan
pangan yang berkualitas dan terjangkau oleh
masyarakat
Promosi Gizi tertier
Kebijakan yang berhubungan dengan pengentasan
kemiskinan, penyediaan kesempatan kerja,
low
Alat komunikasi Media komunikasi Teknik berkomunikasi
HAMBATAN KOMUNIKASI
1. KESENJANGAN SOSIO-KULTURAL
2. KETERBATASAN DAYA SERAP KOMUNIKAN
3. SIKAP NEGATIF TERHADAP KOMUNIKATOR, MEDIA ATAU ALAT YANG DIPAKAI
KESENJANGAN SOSIO-KULTURAL
BERHUBUNGAN DENGAN
1. BUDAYA, KEBIASAAN LOKAL, PANTANGAN DLL
2. BAHASA (HALUS-KASAR, BAHASA LOKAL/DAERAH, BAHASA GAUL, DSB
Kalori
Penurunan konsumsi sesuai bertambahnya umur
Laki-laki: 2700 kcal diumur 30
2100 kcal di
umur 80
Wanita: 1800 kcal pd 30 th
1300 kcal pd 74 th
2/3 ok penurunan aktifitas fisik
AKG USA:
Protein
Konsumsi tinggi protein: kurang dapat dicerna
dan diabsorbsi
Terbukti: nitrogen feses meningkat
Karbohidrat
Absorpsi karbohidrat menurun
Terbukti: tes ginjal dan tes paru
Peningkatan aktifitas enzim bakteri di usus
Penurunan aktifitas enzim laktase
namun aktifitas hidrolase brush border tetap
RDA: tidak ada untuk lansia
Lemak
Daya cerna dan absorpsi lemak sama dengan
orang muda
Kecuali jika konsumsi lemak berlebihan (>120
g/hari)
Jika terjadi malabsorpsi: biasanya akibat
pertumbuhan bakteri berlebihan diusus halus
dekonjugasi garam empedu
AKG: <30% total kalori (10% lemak jenuh,
10-15% MUFA, 10% PUFA)
Untuk dapat menghindari PJK
Cairan
Keseimbangan cairan penting
Dehidrasi seringkali tak dapat terdeteksi pada
lansia
Dehidrasi karena konsumsi kurang dan
kehilangan cairan berlebihan, urine bladder tak
terkontrol
Obat2an: diuretik, laksatif, larutan i.v. hipertonik
Vitamin
Sering kurang konsumsi
Pertambahan umur: meningkatkan dan menurunkan
absorpsi vitamin
Tiamin: 1,2 mg, absorpsi meningkat,
Def: pada alkoholisme
Riboflavin: jarang ada gangguan absorpsi
Vitamin C: AKG 60 mg/hari
Vitamin E: sbg antioksidan
Calcium: berhubungan dg osteoporosis
Absorpsi kalsium menurun sesuai umur
Mungkin perlu suplementasi
Status gizi
Diet history: dengan cara food record, food
recall dan food frequency
Food record: 3-7 hari
Food recall: 24 jam, sulit pada lansia
Standar Biokimia
Sama dengan dewasa
Serum albumin cenderung menurun
Standar hematologik: sel darah merah, sel darah
putih, hemoglobin
Antropometri
Tabel Frisancho: memuat standar BB/TB, umur,
jenis kelamin untuk umur 55
–
74 tahun
Antropometri lain
Lapisan lemak trisep
Terutama pasien lansia di RS
FFM menurun, FM meningkat
Studi tentang lansia
Konsumsi lansia: RATA-RATA 1792 -2171 pada
laki-laki dan 1168
–
1770 kkal pada Pr
lebih rendah dari AKG
Suplementasi
Suplemen polimerik cair selama 4 bulan: dapat
meningkatkan BB lansia
Juga meningkatkan serum albumin, TIBC, folat,
vit C dan vit B12
Interaksi obat-zat gizi
Zat gizi dapat mempengaruhi daya cerna,
absorpsi, distribusi, metabolisme, ekskresi obat
Obat juga dapat mempengaruhi status gizi
melalui: food intake, absorpsi zat gizi,
metabolisme dan ekskresi
K
EBUTUHAN ENERGI PADA
BERBAGAI PEKERJAAN
Dr. Desmawati, M.Gizi
Bagian Ilmu Gizi FK Unand
d
es
m
a
_g
iz
ifk
u
a
E
NERGI
Energi
panas yang diperlukan tubuh untuk
beraktivitas
didefinisikan sebagai kapasitas untuk
melakukan kerja
Sumber energi tubuh adalah karbohidrat, lemak,
protein (termasuk vitamin, mineral dan air)
Agar dapat digunakan, sumber energi harus
dirubah menjadi ATP (adenosin triphosphat)
melalui bantuan katalisator berupa enzim
K
EBUTUHAN ENERGI SEHARI
Keadaan metabolisme tubuh stabil
Kebutuhan Energi
Total (total energi
requirement) = Total Energy Expenditure n
(TEE)
Meliputi : Kebutuhan energi basal , energi
pencernaan makanan, aktifitas.
E
NERGI DIPENGARUHI OLEH
:
BMR (Kebutuhan energi minimal untuk
kebutuhan Vital)
SDA (
Specific Dynamic Action
= Energi untuk
proses metabolisme), Makanan
campuran=10 %
Aktivitas harian
Pertumbuhan (untuk Anak-anak
)
B
ASAL METABOLISME RATE
BMR = BEE (Basal energy expenditure)
Kebutuhan energi yang dibutuhkan untuk fungsi
fisiologis tubuh (jantung, paru dll) diukur dengan
menggunakan kalorimeter direk
diukur menjelang pagi ketika pasien masih tidur
nyenyak
sulit digunakan dalam klinis
RESTING METABOLIC EXPENDITURE
(RME)
Menggunakan kalorimeter indirek
mengukur konsumsi 02 (VO2) dalam keadaan
istirahat.
Pasien puasa
Istirahat minimal 1 ½ jam
Suhu lingkungan dan kebutuhan 02 stabil
Selama pengukuran masih mendapat enteral
dan paranteral
Hasilnya 10 % lebih tinggi dari BEE
F
AKTOR YANG MEMPENGARUHI
BMR
Luas permukaaan tubuh
Jenis kelamin
Komposisi tubuh
umur : masa pertumbuhan meningkat 12 %
usia > 30 tahun mengalami penurunan
Kehamilan dan laktasi, mengalami peningkatan
BMR 20 - 25%
Suhu tubuh : kenaikan 1 derjat C meningkat
BMR 13 %
Tidur : BMR mengalami penurunan 10 %
Status gizi
7M
ENGHITUNG
BMR/BEE
1.
Rumus Harris Bennedict
Laki-laki = 66 + (13,7 x BB) + (5 x TB)
–
(6,8 x
U)
Perempuan = 655 + (9,6 x BB) + (1,8 x TB)
–
(4,7
x U)
Keterangan : BB = berat badan dalam kg
TB = tinggi badan dalam cm
U = umur dalam tahun
2. Cara cepat (2 Cara)
(a) Laki-laki = 1 kkal x kg BB x 24 jam
Perempuan = 0,95 kkal x kg BB x 24 jam
(b) Laki-laki = 30 kkal x kg BB
Perempuan = 25 kkal x kg BB
C
A
R
A
FA
O
/W
HO
desma_gizifkua
1
S
PESIFIC DINAMIC ACTION
(SDA)
DA=Diet induced thermogenesis (DIT) kalori
yang dibutuhkan untuk proses pencernaan ,
penyerapan dan metabolisme makanan.
SDA Nutrisi paranteral adalah 0 %, sedangkan
untuk makanan enteral dan oral adalah 5 -10 %.
A
KTIVITAS
F
ISIK
Dibagi dalam empat golongan, yaitu
C
ARA
M
ENAKSIR
K
EBUTUHAN
E
NERGI
M
ENURUT
A
KTIVITAS
d
es
m
a
_g
iz
ifk
u
a
I
NDEKS AKTIVITAS FISIK
d es m a _g iz ifk u a 14Aktivitas Jenis Aktivitas LK PR
Istirahat Tidur, baring, duduk 1.2 1.2 Ringan Sekali menulis, mengetik 1.4 1.4
Ringan Menyapu, menjahit, mencuci piring, menghias ruang
1.5 1.5
Ringan -sedang Sekolah, kuliah, kerja kantor
1.7
1.6 Sedang Mencangkul, menyabit rumput 1.8 1.7Berat Menggergaji pohon dengan gergaji tangan
2.1 1.8
I
NDEK AKTIVITAS FISIK
d
es
m
a
_g
iz
ifk
u
a
P
ERHITUNGAN KEBUTUHAN ENERGI
16
d
es
m
a
_g
iz
ifk
u
Keb. Karbohidrat 50-60 % total kalori
Keb. Protein 15-20 % total kalori
keb,. Lemak 20
–
25 % total kalori.
-
konversi ke gram.
17
d
es
m
a
_g
iz
ifk
u
1
8
TUGAS
Presentasi tentang :
1.
Pengaruh lingkungan fisik terhadap kebutuhan
energi dan nutrien paa berbagai jenis pekerjaan
2.
Pengaruh stress fisik dan psikis terhadap
Nutrisi pada pasien
critical ill
Perubahan metabolisme pada
pasien multiple trauma
Peningkatan kebutuhan energi dan zat gizi
lain
Respon metabolik pada trauma
Time
E
ne
rgy
E
xpe
n
di
tur
e Ebb PhaseEbb Phase Flow PhaseFlow Phase
Respon metabolik pada trauma
:
Ebb Phase
Hipovolemic shock
Terjadi penurunan
cardiac output
konsumsi oksigen
Tekanan darah
Perfusi jaringan
Suhu tubuh
Respon metabolik pada trauma : Flow Phase
Peningkatan
catekolamin
Glukokortikoid
Glukagon
Release citokin. Lipid mediator
Respon metabolik pada trauma
Organ Response
liver glucose production , AA uptake , acute-phase protein synthesis
trace metal sequestration
Central nervous system
Anorexia , fever
Circulation Glucose , TG ,urea AA, iron, zinc
Skeletal muscle AA efflux (especially glutamine) leading to loss of muscle mass
Intestine AA uptake from both luminal and circulating sources , leading to mucosal atrophy
Respon metabolik pada trauma
Fatty Deposits
Liver & Muscle
(glycogen)
Muscle
(amino acids)
Fatty Acids
Glucose
Amino Acids
Perubahan metabolik setelah trauma Intestine Muscle Liver Brain Kidney Gluconeogenesis Ketogenesis Ureagenesis Glutamine
Alanine / Pyruvate
Pengaruh perubahan endokrin
1. Catecholamines (epinephrine and
norepinephrine)
merangsang glycogenolysis dan
gluconeogenesis di hati
merangsang katabolisme otot (proteolysis)
merangsang lipolysis
2.
Glucocorticoids (cortisol) : dihasilkan oleh kortex
adrenal dirangsang oleh ACTH
(adrenocorticotropic hormone)
merangsang
lipolysis
merangsang katabolisme otot (proteolysis
merangsang
gluconeogenesis
(hepatic use of AA)
menghambat protein synthesis
menghambat sekresi insulin
3. Glucagon
merangsang gluconeogenesis and
glycogenolysis
Cytokine
–
Interleukins(IL-1,IL-6),tumor necrosis factor (TNF)
Dihasilkan oleh sel fagosit sebagai respon kerusakan jaringan, infeksi, obat, bahan kimia
Cytokines memberi eek metabolik
* merangsang uptake AA oleh hati (protein synthesis)
* mempercepat pemecahan otot (muscle breakdown) * meningkatkan eksresi nitrogen
* meningkatkan leukocyte count * anorexia
* fever
Major Cytokines Involved in
Hypermetabolic Response
Cytokine Cell source Metabolic effects
TNF-α
Monocytes/macrophages, lymphocytes, Kupffer, glial, endothelial, natural killer, & mast
cells
↓ Decrease free FA. synthesis
↑ lipolysis
↑ peripheral AA.s efflux
↑ hepatic AA uptake & acute-phase protein synthesis
↑ body temperature ↑ insulin-resistance
IL-1 Monocytes/macrophages, neutrophils,
lymphocytes, keratinocytes, Kupffer cells
↑ ACTH hormone
↑ acute-phase protein synthesis
↑ body temperature
IL-6 Monocytes/macrophages, keratinocytes,
fibroblasts, endothelial, T, & epithelial cells
↑ acute-phase protein synthesis
↑ body temperature
IFN-γ Lymphocytes, pulmonary macrophages ↑ TNF-a production
↑ monocyte respiratory burst
BMR pada berbagai tingkat trauma
Effect of injury on metabolic rate. (Adapted from Wilmore DW.
Respon metabolik pada trauma
10 20 30 40 28 24 20 16 12 8 4 0 N itr og en E xc re tio n (g /d ay ) Days
Tingkat keparahan trauma : efek nitrogen Losses dan laju metabolisme
Adapted from Long CL, et al. JPEN 1979;3:452-456
Basal Metabolic Rate
Cirugía mayor Cirugía electiva Infección Sepsis grave Quemadura moderada a grave
N it rog en Lo ss in U rine Major Surgery Elective Surgery Infection Severe Sepsis
Penentuan kebutuhan kalori
Kalorimetri indirect
•
Harris-Benedict x stress factor x activity factor
Kebutuhan energi
TEE (total energy expenditure) (1) BMR (basal metabolic rate) (2) efek aktifitas
> efek miimal pd pasien critical ill
> except self-ventilating , tachypnoea , severely agitated.
> penurunan kebutuhan pd muscular paralysis 30% ,. ( 3) SDA
Perhitungan berdasarkan BB
25-35 kcal / kg (1) 25-30 kcal / kg
(well-nourished , elective operation) (2) 35 kcal / kg
(multiple trauma)
25-35 kcal / kg actual BW
(1) 30 –35 kcal /kg (septic and SIRS)
(2) 25 –30 kcal /kg (non-septic and SIRS) ABW (adjusted BW) =
(acutual BW - IBW * 0.25 ) + IBW Cachetic, marasmic
Kebutuhan nutrisi pada berbagai keadaan
Contoh :
Kebutuhan energi untuk penderita cancer(in bed) = BEE x 1.10 x 1.2
Injury
Minor surgery
Long bone fracture Cancer
Peritonitis/sepsis
Severe infection/multiple trauma Multi-organ failure syndrome Burns
Stress Factor 1.00 – 1.10 1.15 – 1.30 1.10 – 1.30 1.10 – 1.30 1.20 – 1.40 1.20 – 1.40 1.20 – 2.00
Activity
Confined to bed Out of bed
Activity Factor 1.2
Proses penyakit kcal/day
Basal 1,450
Post-op. (uncomplicated) 1,500–1,700
Sepsis 2,000–2,400
Multiple trauma (ventilator) 2,200–2,600
Major burn 2,500–3,000
Biasanya kebutuhan energi meningkat sebanding dengan tingkat keparahan penyakit
Kebutuhan kalori
Proses penyakit Amino acids (kg/day)
Basal 0.8–1.0
Postop (uncomplicated) 1.0–1.5
Sepsis 1.5–2.0
Multiple trauma (ventilator) 1.5–2.0
Major burn 2.0–3.0
Kebutuhan protein
(rata-rata untuk laki-laki 70 kg)
Metabolisme protein normal
Kebutuhan nutrisi
Prinsip :
Hindari overfeeding
Kebutuhan energi
Kebutuhan protein
Kebutuhan karbohidrat
Vitamins and Minerals
Hindari overfeeding
Kelebihan CHO dapat menyebabkan (1) Steatosis dari hati
Glucose glycogen
(stores are replete ,about 400 g)
Glucose fat ( lipogenesis , CO2 production ) (2) hyperglycemia
Kelebihan fat > 50 % of total calories
(1) overload the reticulo-endothelial system (RES) TG glycerol + free fatty acids
reduce RES clearance
Kebutuhan protein
1.2
–
2 g protein /kg BB
Kcal : N ratio
300: 1 (healthy adults)
UUN(urine urea nitrogen )
> Assess the degree of hypermetabolism (stress)
UUN : 0
–
5 no tress
UUN : 5
–
10 mild hypermetabolism/level 1 stress
UUN : 10
–
15 moderate hypermetabolism/level 2 stress
UUN : > 15 severe hypermetabolism/level 2 stress
> Estimate protein requirement
UUN : 10 (1.2
–
1.3 g protein/ kg BW)
Perkiraan kebutuhan nitrogen per kg actual BB/hari
Nitrogen ( protein )
Normal 0.17g (1.0625 g )
Hypermetabolic 5-25 % 0.2 g (1.25 g ) 25 –50% 0.25 g (1.5625g )
> 50 % 0.3 g (1.875 g )
Kebutuhan karbohidrat
Jumlah CHO berhubungan dengan kemampuan hati untuk oksidasi
60 –70 %dari energi Parenteral nutrition
kecepatan Maximum oksidasi glucose :
5 –7 mg /kg BB / min , 7.2 g / kg BB / hari umumnya: 2-5 mg /kg BB/ min
Kebutuhan lemak
15
–
40 % dari energi
Untuk pasien critically ill ,kebuthan 0.8
–
1 g /kg
BB/hari
3 karakteristik sbg sumber energi
1. concentrated
2. isotonic (toleration of tube feedings,particularly
into the lower duodenum or jejunum)
3. nonglucose
Vitamins and Minerals
Tidak ada rujukan spesifik
Berdasarkan RDA
Perhatian :
> peningkatan kebutuhan B complex (thiamin , niacin) bersamaan dengan peningkatan kalori
Vit A 3300 IU
Vit D 200 IU
VitE 10 IU
Vit C 100 mg
Folacin 400 mcg
Niacin 40 mg
Riboflavin 3.6 mg
Thiamin 3 mg
Vit B6 4 mg
Vit B12 5 mcg
Pantothenic acid 15 mg
Biotin 60 mcg
Copper 0.5-1.5 mg
Chromium 10-15 mcg
Manganese 0.15-0.8 mg
Penambahan jumlah zinc
direkomendasikan pada kondisi :
1. kehilangan yg banyak cairan usus
Kebutuhan Energy and protein
•
Penyakit hati
Kondisi klinik Energy (kcal/kg/day)
Protein (g/kg/day)
Compensated cirrhosis 30-40 1-1.2
Complications,inadequat e intake, malnutrition
40-45 1.5
Encephalopathy grade I-II
30-40 Transiently 0.5, then 1-1.5
Encephalopathy grade III-IV
30-40 0.5-1.2
BCAA (valine,leucine,isoleucine)
digunakan pd penyakit hati kronik
Akumulasi AAA pd plasma dan otak dapat menyebabkan kerusakan yg berat pd sintesis neurotransmitter otak => hepatic encephalopathy.
BCAA berkompetisi dgn AAA pd transpor darah otak untuk mengatasi koma.
Penggunaan jangka lama dapat menyebabkan penurunan tyrosine and cysteine level dan penurunan nitrogen balance
AAAs(aromatic AA):
•
Penyakit ginjal
Therapy Energy (kcal/kg/day) Protein (g/kg/day) Continuous haemofiltration/ diafiltration dialysis30-35 1 – 1.2
Intermittent haemodialysis haemofiltration/diafiltration
30-35 1 – 1.2
Non-dialysed/filtered
(residual renal function, minimal catabolism
30-35 0.55 – 0.6
Trauma kepala (head injury)
Peningkatan BMR pd HI akut dapat mencapai 40% , 1.5-2.5 g (2.2 g ,ref 3) protein / kg actual BW /day
Makanan khusus untuk pasien critically ill
Glutamine
Arginine
Nucleotides
W-3 fatty acids
MCT (medium chain triglyceride)
Structured lipids
SCFA
Glutamine (GLN)
Normal intake : 4-5 g /day Fungsi :
> The principle fuel for rapidly dividing cells of the small
intestine and immune system e.g. enterocytes , lymphocytes. ( as a fuel by the gut in the criticall ill).
Insult • infection • trauma • I/R • hypoxemic/ hypotensive Activation of PMN’s
= oxidative stress
Death
organ = failure
Pathophysiology of Critical Illness
mitochondrial dysfunction Role of
GIT
Key nutrient deficiencies (e.g. glutamine, selenium)
activation of coagulation/complement
generation of OFR (ROS + RNOS)
endothelial dysfunction
elaboration of cytokines, NO, and other mediators
cellular = energetic failure
Arginine
Normal intake : 5.4 g L-arginine /day (average )
Nucleotides
Fungsi :
> sbg prekursor DNA and RNA . > peningkatan sintesa protein
W-3 FA
Perbandingan W-3 FA / W-6 FA daat mempengaruhi produksi eicosanoids sebagai imun respon
Fungsi :
> menghambat produksi prostglandin PG2. > menurunkan thromboxane
MCT
Kelebihan
1. menurunkan hyperlipidemia and hepatic steatosis) 2. oksidasi cepat dan sempurna
3. pencernaan dan absorsi tanpa memerlukan lipase pancreas dan empedu
Antioxidants
Beta-carotene, Vit C,Vit E, Selenium
Influence the oxidative modification of
lipoprotein in the arterial wall, and can prevent
the harmful effects of the free radical chain
reactions
There have been no studies to support the
supplementation of antioxidants in the
Pengaruh lingkungan fisik
terhadap nutrisi pada pekerja
Dr. Desmawati, M.Gizi
Bagian Ilmu Gizi FK Unand
1
•
lingkungan kerja fisik adalah
segala keadaan yang berbentuk fisik dan
terdapat disekitar tempat kerja yang
mempengaruhi cara bekerja karyawan baik
secara langsung maupun tidak langsung
2
Indikasi lingkungan kerja
•
tempat bekerja, fasilitas serta alat-alat yang
membantu dalam hubungan pekerjaan,
hubungan individual, ketenangan, pencahayaan
dan kebersihan
3
Indikator lingkungan kerja fisik
•
penerangan/cahaya di tempat kerja,
•
temperatur/suhu udara,
•
kelembaban,
•
pertukaran udara/sirkulasi udara,
•
getaran mekanis,
•
kebisingan,
•
bau tak sedap,
•
tata warna/pewarnaan,
•
dekorasi,
•
Keamanan
•
musik
4
Beberapa faktor risiko lingkungan kerja yang
menunjukkan pengaruh terhadap gizi kerja
•
Suhu: tempat kerja dengan suhu tinggi akan terjadi
penguapan yang tinggi sehingga pekerja mengeluarkan
banyak keringat.
•
diperhatikan kebutuhan air dan mineral sebagai
pengganti cairan yang keluar dari tubuh.
•
minum air, konsumsi sayur dan buah.
5
Beberapa faktor risiko lingkungan kerja yang
menunjukkan pengaruh terhadap gizi kerja
•
Pengaruh bahan kimia: Bahan-bahan kimia
tertentu dapat menyebabkan keracunan kronis,
•
akibatnya: menurunnya nafsu makan,
terganggunya metabolisme tubuh dan gangguan
fungsi alat pencernaan sehingga menurunkan
berat badan.
6
Beberapa faktor risiko lingkungan kerja yang
menunjukkan pengaruh terhadap gizi kerja
•
Bahan radiasi mengganggu metabolisme sel
•
diperlukan tambahan protein dan antioksidan
untuk regenerasi sel.
7
Beberapa faktor risiko lingkungan kerja yang
menunjukkan pengaruh terhadap gizi kerja
•
Parasit dan mikroorganisme
•
Pekerja di daerah pertanian dan pertambangan
sering terserang kecacingan yang dapat
mengganggu fungsi alat pencernaan dan
kehilangan zat-zat gizi
•
Jika kekurangan zat gizi tertentu
perlu
suplemen
8
9