• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS VIDEO PEMBELAJARAN DI MASA PANDEMI COVID 19 TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD INPRES LANRAKI I KOTA MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "EFEKTIVITAS VIDEO PEMBELAJARAN DI MASA PANDEMI COVID 19 TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD INPRES LANRAKI I KOTA MAKASSAR"

Copied!
138
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS VIDEO PEMBELAJARAN DI MASA PANDEMI COVID 19 TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV

SD INPRES LANRAKI I KOTA MAKASSAR

SKRIPSI

ANDI NURUL ANNISA IMANIAH NIM 4516103065

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS BOSOWA

2020

(2)

EFEKTIVITAS VIDEO PEMBELAJARAN DI MASA PANDEMI COVID 19 TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV

SD INPRES LANRAKI I KOTA MAKASSAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

ANDI NURUL ANNISA IMANIAH NIM 4516103065

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS BOSOWA 2020

(3)

iii

(4)

iv

(5)

v ABSTRAK

Andi Nurul Annisa Imaniah. 2020. Efektivitas Video Pembelajaran di Masa Pandemi COVID 19 Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD Inpres Lanraki 1 Kota Makassar. Skripsi Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Dibimbing oleh Dr. Sundari Hamid, S.Pd., M.Si. dan St. Muriati S.Pd., M.Pd.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui efektivitas video pembelajaran terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Inpres Lanraki 1 Kota Makassar. Jenis penelitian ini adalah penelitian ekperimen dengan desain penelitian Pre-Experimental One Group Pretest-Posttest. Populasi penelitian adalah seluruh siswa SD Inpres Lanraki 1 Kota Makassar. Sampel penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik cluster sampling yaitu siswa kelas IV sebanyak 25 orang.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik tes dan dokumentasi yang dianalisis menggunakan uji-t berpasangan menggunakan SPSS. Data hasil penelitian menunjukkan bahwa thitung > ttabel yaitu 14,849 >

1,710 maka H1diterima dan H0 ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa video pembelajaran efektif terhadap hasil belajar IPA siswa.

Kata Kunci: Video pembelajaran, Hasil belajar IPA siswa.

(6)

ABSTRACT

Andi Nurul Annisa Imaniah. 2020. The Effectiveness of Learning Videos during the Covid 19 Pandemic on the Science Learning Outcomes of Class IV Students of SD Inpres Lanraki 1, Makassar. skripsi of Elementary School Teacher Education Study Program. Supervised by Dr. Sundari Hamid, S.Pd., M.Si. and St.

Muriati S.Pd., M.Pd.

This research was conducted with the aim of knowing the effectiveness of the instructional videos on the science learning outcomes of fourth grade students of SD Inpres Lanraki 1 Makassar . This type of research is an experimental study with a Pre-Experimental One Group Pretest-Posttest research design. The population was all students of SD Inpres Lanraki 1 Makassar . The sample of this research was taken using cluster sampling technique, namely 25 of the fourth-grade students. The data collection technique of the study was the test and documentation techniques which were analysed using paired t-test using SPSS. The research data shows that t count > t table is 14.849> 1.710, consequently, H1 is accepted and H0 is rejected. Thus, it can be concluded that the instructional video is effective on students' science learning outcomes.

Keywords: video learning, students' science learning outcomes.

(7)

vii

PRAKATA Bismillahirahmanirrahim

Alhamdulillah wa syukurillah. Puji syukur dipanjatkan ke hadirat Allah Swt. karena berkat rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, penulis masih diberikan kesehatan dan kesempatan serta kekuatan sehingga skripsi ini bisa diselesaikan.

Salawat dan salam tidak lupa dikirimkan kepada Nabiyullah, Muhammad Saw.

berserta keluarga, sahabat, dan pengikut beliau yang tetap istiqamah di jalan-Nya.

Skripsi yang berjudul “Efektivitas Video Pembelajaran di Masa Pandemi COVID 19 Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD Inpres Lanraki I Kota Makassar” ini dapat diselesaikan berkat dukungan dan kerjasama berbagai pihak.

Oleh karena itu, ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:

1. Rektor Universitas Bosowa, Bapak Prof. Dr. Ir. H. Muhammad Saleh Pallu, M.Eng., yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menimba ilmu di Universitas Bosowa.

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Bapak Dr. Asdar, S.Pd,. M.Pd., yang telah membina dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Wakil Dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Ibu Hj. St. Haliah Batau, S.S., M.Hum., yang telah membina dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Wakil Dekan II Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Ibu Dr. Hj. A.

Hamsiah, M.Pd., yang telah membina dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Ketua Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar, Ibu Nursamsilis Lutfin, S.S., S.Pd., M.Pd., yang telah membantu dan membimbing penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

6. Dosen Pembimbing I, Ibu Dr. Sundari Hamid, S.Pd., M.Si., yang senantiasa memberikan arahan, semangat, dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Dosen Pembimbing II, Ibu St. Muriati, S.Pd,. M.Pd., yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam membantu peneliti untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.

(8)

viii

8. Besse Suryani, S.Pd., selaku kepala sekolah SD Inpres Lanraki I Kota Makassar yang telah memberikan izin kepada penulis untuk dapat melakukan penelitian.

9. Harmiah HB, S.Pd., selaku guru kelas IV-B yang telah membantu penulis selama proses penelitian.

10. Ayahanda Drs. Andi Ahdam Surya dan Ibunda Andi Mashunadiah, S.Pd., yang selalu memberikan bimbingan dan dukungan kepada penulis. Terima kasih atas segala pengorbanan, kasih sayang, dan doa yang selalu diberikan demi kebahagian dan kesuksesan penulis.

11. Saudariku Andi Rezky Ananda Amalia dan Andi Ardhia Nadila Adelia yang telah memberikan semangat kepada penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.

12. Sahabat-sahabatku yang layaknya sudah seperti saudara sendiri, Hardianti Baharuddin. Rahmawati Putri Arliansyah, dan Ainul Syamsiah atas dukungan dan motivasinya selama ini sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

13. Teman seperjuanganku, Natalia Ayuningtyas, Maria Silrani, Siti. Rahmaniar, Mutmainnah Mansyur, dan seluruh teman angkatan PARADIGMA atas bantuan dan pengalaman yang telah diberikan selama penulis menempuh pendidikan.

14. Serta semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan penelitian ini yang tidak bisa disebutkan satu-persatu.

Semoga Allah Swt. membalas semua bantuan dan dukungan yang telah diberikan kepada penulis selama menjadi mahasiswa di Universitas Bosowa.

Mohon maaf jika terdapat kesalahan dan kekurangan dari penulis. Kritik dan saran sangat diharapkan untuk evaluasi bagi penulis. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua kalangan yang membutuhkan.

Makassar, 10 September 2020

Penulis

(9)

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iv

ABSTRAK ... v

ABSTRACK ... vi

PRAKATA ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Perumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori ... 7

B. Penelitian yang Relevan ... 19

C. Kerangka Pikir ... 20

D. Hipotesis ... 21

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian ... 22

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 23

C. Populasi dan Sampel ... 23

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 24

E. Teknik Pengumpulan Data ... 25

F. Teknik Analisis Data... 26

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 29

(10)

x

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 35

BAB V PENUTUP A. Simpulan ... 39

B. Saran ... 39

DAFTAR PUSTAKA ... 40

LAMPIRAN ... 43

RIWAYAT HIDUP ... 125

(11)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jumlah Peserta Didik SD Inpres Lanraki 1 ... 23

Tabel 4.1 Data Hasil Pretest dan Posttest ... 29

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Hasil Pretest ... 31

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Hasil Posttest ... 32

Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas ... 34

Tabel 4.5 Uji Homogenitas ... 35

Tabel 4.6 Deskripsi Uji-t Berpasangan Pretest dan Posttest ... 36

(12)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pikir... 21

Gambar 3.1 Desain Penelitian One-Group Pretest-Posttest ... 22

Gambar 4.1 Pie Chart Deskripsi Data Pretest ... 30

Gambar 4.2 Pie Chart Deskripsi Data Posttest ... 32

Gambar 4.3 Diagram Batang Rekapitulasi Data Pretest dan Posttest ... 33

(13)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Profil Sekolah ... 44

Lampiran 2 Nama Siswa Kelas IV ... 46

Lampiran 3 Rencana Perangkat Pembelajaran ... 47

Lampiran 4 Kisi-Kisi Soal ... 50

Lampiran 5 Soal Pretest ... 55

Lampiran 6 Soal Posttest ... 58

Lampiran 7 Hasil Pretest Siswa Kelas IV... 61

Lampiran 8 Hasil Posttest Siswa Kelas IV ... 86

Lampiran 9 Hasil Analisis Deksripsi Data Pretest dan Posttest ... 111

Lampiran 10 Skor Pretest Hasil Belajar Melalui Quizizz ... 112

Lampiran 11 Skor Posttest Hasil Belajar Melalui Quizizz ... 113

Lampiran 12 Uji t ... 114

Lampiran 13 Surat Izin Penelitian... 115

Lampiran 14 Surat Keterangan Telah Meneliti ... 116

Lampiran 15 Dokumentasi Penelitian ... 117

(14)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu proses pembelajaran pengetahuan dan keterampilan yang diberikan kepada setiap manusia. Pendidikan menurut Ihsan (2005: 1) ialah usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi - potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat dan kebudayaan. Menurut UU SISDIKNAS no. 20 tahun 2003, pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

Pendidikan sebagai ilmu pengetahuan terdiri atas pendidikan formal dan pendidikan non formal. Pendidikan formal dapat diperoleh di sekolah sedangkan pendidikan non formal diperoleh di rumah atau lingkungan di luar sekolah.

Pendidikan formal di sekolah diberikan oleh seorang guru kepada siswanya.

Pendidikan yang diberikan guru di sekolah tentunya memiliki aturan sistematis yang telah ditentukan oleh pemerintah dalam lembaga yang terkait. Salah satu aturan yang dimaksudkan ialah memberikan suatu proses pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam mengembangkan potensi diri secara aktif.

(15)

2

Pembelajaran menurut Sagala (2009: 61) adalah suatu proses membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar yang merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Membelajarkan siswa dalam hal ini berarti membimbing dan memfasilitasi siswa agar mau dan mampu belajar secara efektif dan efisien sesuai dengan kurikulum yang berlaku saat ini yaitu kurikulum 2013. Sesuai dengan hal ini, tentunya peran seorang guru sangat diperlukan dalam proses pembelajaran tersebut. Proses pembelajaran dapat dikatakan efektif dan efisien jika hasil belajar yang diperoleh siswa mengalami peningkatan baik dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Pawa awal tahun 2020 berdasarkan informasi yang diperoleh oleh Latief (2020) , suatu wabah terkonfirmasi telah masuk ke Indonesia. Wabah ini ialah virus bernama corona virus desease (COVID 19) yang menyerang pernapasan dan sangat mudah menular dari satu manusia ke manusia yang lainnya. Seiring berjalannya waktu virus ini semakin banyak menyerang masyarakat sehingga pemerintah mengeluarkan kebijakan physical distancing untuk memutus penyebaran wabah.

Hal ini tentunya berdampak pada berbagai aspek kehidupan masyarakat salah satunya ialah dalam bidang pendidikan.

Menteri pendidikan dan kebudayaan Nadiem Makarim kemudian mengeluarkan Surat Edaran Mendikbud Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Desease (COVID 19) menyebutkan bahwa proses belajar harus dilakukan dari rumah dalam bentuk pembelajaran daring atau jarak jauh. Pembelajaran daring ini merupakan suatu hal yang cukup baru dan menjadi tantangan tersendiri untuk sebagian guru, siswa, dan

(16)

3

para orang tua. Pada saat inilah guru perlu menerapkan strategi – strategi yang inovatif agar pembelajaran tetap berlangsung secara efektif dan efisisen dalam hal memberikan pembelajaran kepada peserta didik yang dihadapinya sehingga hasil belajar siswa tetap sesuai dengan harapan. Strategi inovatif yang dapat digunakan oleh seorang guru yaitu menggunakan media pembelajaran.

Menurut Munadi (2008: 7), media pembelajaran ialah segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif. Salah satu media pembelajaran yang cukup dapat menciptakan proses belajar yang diinginkan ialah media audiovisual berupa video pembelajaran dikarenakan media yang berupa suara dan gambar tersebut dapat lebih menarik perhatian siswa dan memberikan pemahaman yang lebih kepada siswa daripada media audio atau media visual saja.

Video pembelajaran merupakan media yang dapat digunakan guru dalam proses pembelajaran selama masa pandemi yang mengharuskan sekolah menjalankan pembelajaran jarak jauh atau pembelajaran daring. Video pembelajaran menurut Riyana (2007: 7) adalah media yang menyajikan audio dan visual berisi pesan – pesan pembelajaran baik yang berisi konsep, prinsip, prosedur, atau teori aplikasi pengetahuan untuk membantu pemahaman terhadap suatu materi pembelajaran. Jika memanfaatkan video pembelajaran sebagai media yang digunakan dalam proses belajar jarak jauh maka akan memudahkan guru untuk memberikan materi yang dapat dipahami oleh peserta didik sehingga hasil berlajar yang diinginkan dapat tercapai.

(17)

4

Salah satu bidang studi yang memerlukan video pembelajaran yang dapat diterapkan secara efektif dan efisien selama proses belajar jarak jauh atau pembelajaran daring ini ialah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Menurut Trianto (2014: 141), ilmu pengetahuan alam adalah ilmu yang mempelajari gejala – gejala melalui serangkaian proses yang dikenal dengan proses ilmiah yang dibangun atas dasar sikap ilmiah dan hasilnya terwujud sebagai produk ilmiah yang tersusun atas tiga komponen terpenting berupa konsep, prinsip, dan teori yang berlaku secara universal. Proses pembelajaran IPA ini tidak dapat dijelaskan dengan menggunakan media audio atau media visual saja. Peserta didik akan lebih memahami materi jika mereka dapat mendengarkan dan melihat suatu hal yang berkaitan dengan materi yang dipelajari. Namun, jika melihat kondisi saat ini yang mengharuskan siswa untuk belajar jarak jauh mungkin akan lebih sulit untuk dapat memahami materi IPA yang diajarkan oleh guru. Oleh sebab itu penggunaan media audiovisual berupa video pembelajaran dapat dimanfaatkan oleh guru untuk dapat menciptakan proses belajar yang efektif yang dapat memberikan hasil belajar yang diinginkan.

Berdasarkan wawancara dengan salah satu guru di SD Inpres Lanraki I Kota Makassar melalui aplikasi whatshapp diperoleh informasi bahwa selama masa pandemi yang mengharuskan proses belajar jarak jauh, guru menggunakan berbagai macam aplikasi yang mendukung seperti zoom, whatshapp, gmail, google classroom, dan google form. Namun dalam penerapan pembelajaran dengan

menggunakan berbagai macam aplikasi tersebut guru cenderung hanya memberikan pembelajaran dalam bentuk konvensional yaitu pemberian tugas dan penjelasan singkat dengan metode ceramah sehingga proses pembelajaran

(18)

5

berlangsung kurang efektif dan efisien. Peserta didik yang menerima pembelajaran tersebut kurang memahami materi yang diberikan sehingga hasil belajar yang dicapai dinilai kurang memuaskan. Hal ini kemungkinan terjadi dikarenakan proses pembelajaran daring yang belum dipahami oleh sebagian besar guru.

Hal ini mendorong peneliti untuk membantu guru dengan melakukan penelitian tentang efektivitas video pembelajaran terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV di SD Inpres Lanraki I Kota Makassar.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang yang diuraikan di atas, dapat ditemukan masalah sebagai berikut:

1. Proses pembelajaran jarak jauh yang kurang efektif.

2. Hasil belajar IPA siswa yang rendah.

3. Guru kurang memanfaatkan media pembelajaran dalam proses pembelajaran jarak jauh.

4. Siswa kesulitan memahami materi yang diajarkan.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, peneliti membatasi masalah yang akan diteliti yaitu untuk mengetahui efektivitas video pembelajaran terhadap hasil belajar IPA siswa materi bunyi dalam tema indahnya kebersamaan.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan, dapat dirumuskan permasalahan penelitian yaitu apakah ada perbedaan antara nilai hasil belajar

(19)

6

sebelum dan sesudah penggunaan video pembelajaran dalam pembelajaran IPA siswa kelas IV di SD Inpres Lanraki I Kota Makassar?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan nilai hasil belajar sebelum dan sesudah penggunaan video pembelajaran terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV di SD Inpres Lanraki I Kota Makassar.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan atau informasi dan bahan pertimbangan dalam proses kegiatan belajar mengajar khususnya dalam mata pelajaran IPA untuk meningkatkan mutu pembelajaran.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa, penelitian ini dapat membantu siswa dalam meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA.

b. Bagi guru, peneliti ini dapat dijadikan sebagai perbaikan proses pembelajaran pada hasil pembelajaran siswa selama proses pembelajaran jarak jauh ini.

c. Bagi sekolah, penelitian ini dapat membantu sebagai upaya dalam peningkatan kualitas pembelajaran jarak jauh yang akan memberikan dampak positif bagi peningkatan kualitas sekolah.

d. Bagi peneliti lanjut, penelitian ini dapat menjadi referensi untuk peneliti lanjut.

(20)

7 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori 1. Hasil Belajar a. Pengertian Belajar

Belajar merupakan salah satu faktor dalam proses perubahan kepribadian dan tingkah laku seseorang. Menurut Slameto (2010: 2), belajar adalah suatu proses usaha seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara keseluruhan sebagai hasil dari pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. Sementara Burton dalam Susanto (2013: 3) menyebutkan bahwa belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu lain dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan lingkungannya.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku seseorang secara sadar sebagai hasil dari pengalaman dari lingkungannya.

b. Pengertian Hasil Belajar

Hasil dari belajar yang diperoleh siswa merupakan hasil dari usaha atau pikiran dalam bentuk pemahaman yang didapatkan dalam proses pembelajaran.

Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran karena tujuan utama yang ingin diperoleh dalam kegiatan pembelajaran adalah hasil belajar yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terkait dengan materi yang dipelajari.

(21)

8

Syah (2000: 150) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah hasil pengungkapan belajar yang meliputi ranah cipta (kognitif), ranah rasa (afektif), dan ranah karsa (psikomotorik). Selanjutnya Susanto (2013: 5) menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, hasil belajar adalah keberhasilan belajar yang dicapai siswa setelah siswa tersebut melakukan kegiatan pembelajaran dan belajar dengan melibatkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik yang diperoleh melalui kegiatan evaluasi.

c. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar menurut Munadi (2008: 24) meliputi faktor internal dan faktor eksternal yaitu:

1) Faktor Internal a) Faktor Fisiologis

Secara umum kondisi fisiologis seperti kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani, dan sebagainya.

Hal tersebut dapat mempengaruhi peserta didik dalam menerima materi pelajaran.

b) Faktor Psikologis

Setiap individu dalam hal ini peserta didik pada dasarnya memiliki kondisi psikologis yang berbeda-beda. Tentunya hal ini turut mempengaruhi hasil

(22)

9

belajarnya. Beberapa faktor psikologis meliputi intelegensi (IQ), perhatian, minat, bakat, motif, motivasi, kognitif, dan daya nalar peserta didik.

2) Faktor Eksternal a) Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan dapat mempengaruhi hasil belajar. Faktor lingkungan ini meliputi lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan alam misalnya suhu, kelembapan, dan lain-lain. Belajar pada tengah hari di ruangan yang kurang akan sirkulasi udara akan sangat berpengaruh dan akan sangat berbeda pada pembelajaran di pagi hari yang kondisinya segar dan dengan ruangan yang cukup untuk bernafas lega.

b) Faktor Instrumental

Faktor-faktor instrumental adalah faktor yang keberadaannya dan penggunaanya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor- faktor ini diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana untuk tercapainya tujuan- tujuan belajar yang direncanakan. Faktor-faktor instrumental ini berupa kurikulum, sarana, dan guru.

Sementara itu, Sadirman (2004: 38) mengatakan bahwa hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman subjek belajar dengan dunia fisik dan lingkungannya.

Hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui, subjek belajar, tujuan, dan motivasi yang mempengaruhi proses interaksi dengan apa yang sedang dipelajari.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa faktor- faktor yang memengaruhi hasil belajar ialah berasal dari dalam diri peserta didik

(23)

10

tersebut dan dari luar diri peserta didik yang biasanya meliputi lingkungan yang memberikan dampak dalam proses belajar siswa.

2. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Media pembelajaran menurut Asyar (2012: 8) ialah segala sesuatu yang dapat menyampaikan atau menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga terjadi lingkungan beajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif. Media pembelajaran terbagi menjadi sebagai berikut.

1) Media audio ialah media yang berupa suara atau bunyi yang dapat didengar seperti radio dan rekaman suara.

2) Media visual ialah media berupa gambar yang dapat dilihat seperti poster, bagan, dan lukisan.

3) Media audiovisual ialah media berupa gabungan suara dan gambar seperti video, televisi, dan film.

b. Pengertian Video Pembelajaran

Video pembelajaran merupakan media pembelajaran yang menggabungkan suara dan gambar dalam penyampaiannya. Menurut Sadirman (2009: 74), video pembelajaran ialah media audio visual yang menampilkan gambar dan suara. Pesan yang disajikan bisa berupa fakta (kejadian, peristiwa penting, dan berita) maupun fiktif (cerita) yang bisa bersifat informatif, edukatif, maupun instruksional. Senada dengan pendapat Sadirman tersebut, Kusnandi (2013: 64) mengemukakan bahwa video pembelajaran ialah alat yang dapat menyajikan informasi, memaparkan

(24)

11

proses, menjelaskan konsep – konsep yang rumit, mengajarkan keterampilan, menyingkat atau memperlambat waktu dan mempengaruhi sikap.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa video pembelajaran ialah media audio visual sebagai alat pembelajaran yang dapat memberikan informasi kepada peserta didik dalam bentuk gambar dan suara.

c. Karakteristik Video Pembelajaran

Menurut Riyana (2007: 8), video pembelajaran memiliki karakteristik – karakteristik sebagai berikut:

1) Kejelasan pesan (Clarity of massage)

Media video pembelajaran dapat membantu siswa untuk memahami pesan pembelajaran secara bermakna dan informasi dapat diterima secara utuh sehingga siswa akan lebih mengingat materi dalam jangka panjang dan retensi.

2) Bersahabat atau akrab dengan pemakainya (User friendly)

Media video menggunakan bahasa yang sederhana, mudah dimengerti, dan menggunakan bahasa yang umum.

3) Bediri sendiri (Stand alone)

Video pembelajaran tidak bergantung pada bahan ajar lain atau tidak harus digunakan bersama – sama dengan bahan ajar lain.

4) Menggunakan kualitas resolusi yang tinggi

Tampilan berupa grafis media video dibuat dengan teknologi rekayasa digital dengan resolusi tinggi tetapi mendukung untuk setiap spech system komputer.

(25)

12

5) Visualisasi dengan media

Materi yang diberikan terdiri dalam bentuk teks, animasi, sound, dan video yang sesuai. Materi tersebut bersifat aplikatif, berproses, dan memiliki tingkat keakurasian yang tinggi.

6) Representasi Isi

Video yang diberikan benar – benar sesuai dengan materi. Pada dasarnya materi pembelajaran baik dalam bentuk sosial dan sains dapat dibuat menjadi media video.

7) Dapat digunakan secara klasikal atau individual

Video pembelajaran dapat digunakan siswa secara individual baik di sekolah ataupun di rumah. Selain itu, video pembelajaran juga dapat digunakan secara klasikal dengan jumlah siswa maksimal 50 orang yang dalam pelaksanaannya dapat dipandu oleh guru atau cukup mendengarkan uraian narasi dari narator yang ada dalam video.

d. Kelebihan dan Kekurangan Video Pembelajaran

Menurut Kusnandi (2013: 64), video pembelajaran memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Adapun keuntungan video pembelajaran ialah sebagai berikut.

1) Video dapat menunjukkan objek secara normal yang tidak dapat dilihat, seperti kerja jantung ketika berdenyut.

2) Mendorong dan meningkatkan motivasi siswa serta menanamkan sikap dan segi efektif lainnya.

(26)

13

3) Video dapat melengkapi pengalaman – pengalaman dasar dari siswa ketika siswa berdiskusi, membaca, dan praktik.

4) Video dapat menyajikan peristiwa kepada kelompok besar atau kelompok kecil dan kelompok heterogen atau perorangan.

5) Video mengandung nilai – nilai positif yang dapat mengundang pemikiran dan pembahasan dalam kelompok siswa.

Selain memiliki beberapa kelebihan, video pembelajaran juga memiliki kekurangan yaitu:

1) Pengadaan video pada umumnya memerlukan biaya mahal dan waktu yang banyak.

2) Pada saat video pembelajaran diperlihatkan maka video tersebut akan berjalan terus sehingga tidak semua siswa mampu mengikuti informasi yang ingin disampaikan melalui video tersebut.

3) Video yang tersedia tidak selalu sesuai dengan kebutuhan dan tujuan belajar yang diinginkan kecuali video itu dirancang dan diproduksi khusus untuk kebutuhan sendiri.

3. Pembelajaran Daring

a. Pengertian Pembelajaran Daring

Pembelajaran daring atau lebih dikenal dengan pembelajaran secara online merupakan pembelajaran yang berlangsung dengan memanfaatkan jaringan internet dimana pengajar dan yang diajar tidak bertemu secara langsung di dalam satu ruangan. Menurut Isman (2016) pembelajaran daring adalah pemanfaatan jaringan internet dalam proses pembelajaran. Sementara, Meidawati, dkk (2019)

(27)

14

menjelaskan bahwa pembelajaran daring dapat dipahami sebagai pendidikan formal yang diselenggarakan oleh sekolah yang peserta didik dan gurunya berada di lokasi yang berbeda sehingga memerlukan suatu sistem telekomunikasi interaktif untuk menghubungkan keduanya dan berbagai sumber daya yang diperlukan pada prosesnya.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran daring atau pembelajaran secara online merupakan suatu proses pembelajaran formal yang dilaksanakan dengan memanfaatkan jaringan internet sehingga peserta didik dan guru dapat melaksanakan proses belajar dan mengajar tanpa bertemu secara langsung di dalam suatu ruangan.

b. Manfaat Pembelajaran Daring

Pembelajaran daring merupakan solusi dalam bidang pendidikan yang diberikan oleh pemerintah melalui sekolah agar proses belajar mengajar tetap dapat berlangsung. Pembelajaran daring memiliki beberapa manfaat yang dikemukakan oleh Meidawati, dkk (2019) yaitu sebagai berikut.

1) Dapat membangun komunikasi dan diskusi yang efisien antara peserta didik dan guru.

2) Peserta didik yang satu dengan peserta didik yang lainnya dapat saling berinteraksi dan berdiskusi tanpa melalui guru sebagai perantara.

3) Dapat memudahkan interaksi antara peserta didik, guru, dan orang tua.

4) Sarana yang tepat untuk ujian atau kuis.

5) Guru dapat lebih mudah memberikan materi kepada peserta didik berupa gambar dan video.

(28)

15

6) Peserta didik dapat mengunduh bahan ajar dengan mudah.

7) Guru dapat memberikan soal dimana saja dan kapan saja tanpa batas waktu.

Sementara Ghirardini (2011) menyebutkan bahwa pembelajaran daring memiliki manfaat berupa dapat memberikan metode yang efektif seperti berlatih dengan adanya umpan balik yang sesuai dengan materi, dapat menggabungkan kolaborasi kegiatan dengan mandiri, personalisasi pembelajaran berdasarkan kebutuhan peserta didik yang menggunakan stimulasi dan permainan.

Pembelajaran daring juga dapat mendorong peserta didik untuk mengetahui lebih banyak hal-hal baru yang berkaitan dengan materi sehingga siswa secara otomatis tidak hanya mempelajari materi ajar yang diberikan guru melainkan juga dapat mempelajari cara belajar itu sendiri.

c. Media Pembelajaran Daring

Pembelajaran daring tidak membatasi guru dalam memilih dan menggunakan media pembelajaran daring yang akan digunakan. Namun, guru perlu menggunakan media yang juga dapat digunakan oleh siswa sehingga komunikasi dalam pembelajaran dapat dilakukan dengan baik. Menurut Pohan (2020: 11), terdapat beberapa platform atau media online yang dapat digunakan dalam pembelajaran daring yaitu sebagai berikut.

a) Zoom, yaitu aplikasi komunikasi menggunakan video yang dapat digunakan dalam berbagai perangkat baik seluler maupun desktop dan biasanya digunakan untuk melakukan tatap muka secara jarak jauh dengan jumlah peserta yang cukup banyak.

(29)

16

b) Whatsapp, yaitu aplikasi pengiriman pesan baik dalam bentuk teks, audio, gambar dan video di smartphone dengan memanfaatkan jaringan internet.

c) Quizizz, yaitu sebuah web untuk membuat permainan kuis interaktif yang bisa digunakan dalam proses pembelajaran. Quizizz biasa digunakan untuk evaluasi pembelajaran.

d) Puwtoon, yaitu aplikasi yang dapat digunakan untuk membuat suatu presentasi animasi dan video penjelasan animasi.

d. Kelebihan Pembelajaran Daring

Menurut L.Tjokro (2009: 187), pembelajaran daring memiliki banyak kelebihan yaitu:

1) Lebih mudah untuk diserap, artinya pembelajaran daring akan lebih mudah dimengerti karena menggunakan fasilitas berupa suatu gambar, teks, animasi, suara, dan video.

2) Dapat diakses dengan mudah, artinya dalam prosesnya cukup menggunakan perangkat teknologi yang terhubung dengan jaringan internet dan dapat dilakukan di mana dan kapan saja tanpa terikat dengan jam sekolah.

3) Tersedia dalam 24 jam perhari, artinya proses pembelajaran dapat berlangsung secara fleksibel sehingga peserta didik dapat lebih mudah memperoleh suatu pengetahuan tanpa terikat dengan jam belajar.

e. Kekurangan Pembelajaran Daring

Pembelajaran daring selain memiliki berbagai kelebihan juga memiliki beberapa kekurangan. Menurut Nursalam (2008: 140), kekurangan pembelajaran daring ialah sebagai berikut.

(30)

17

1) Kurangnya suatu interaksi antara pengajar dan peserta didik ataupun antara pelajar itu sendiri sehingga aspek sosial dapat terabaikan.

2) Proses belajar mengajar cenderung kearah suatu pelatihan daripada pendidikan itu sendiri.

3) Tidak semua peserta didik maupun para pengajar memiliki fasilitas internet.

4) Kurangnya suatu sumber daya manusia yang mengerti menggunakan internet.

5) Sulitnya peserta didik mengakses pembelajaran dikarenakan tidak semua peserta didik mempunyai komputer atau perangkat teknologi lainnya.

4. Bunyi

a. Pengertian Bunyi

Bunyi merupakan hasil dari getaran suatu benda yang merambat dalam bentuk gelombang. Oleh sebab itu, bunyi sering disebut sebagai gelombang bunyi.

Bunyi dihasilkan oleh benda – benda yang bergetar.

b. Sifat – Sifat Bunyi

Sifat – sifat bunyi terbagi menjadi 3, yaitu sebagai berikut.

1) Bunyi dapat merambat melalui zat padat, zat cair, dan gas.

2) Bunyi dapat diserap dan dipantulkan.

3) Bunyi dapat dibiaskan. Contohnya fenomena petir yang terdengar lebih keras pada malam hari dikarenakan suhu udara bawah lebih dingin daripada suhu udara atas.

4) Bunyi termasuk gelombang longitudinal (gelombang yang arah rambatnya sejajar dengan arah getarannya). Jika arah getar ke kanan maka gelombang bunyi juga akan merambat ke kanan.

(31)

18

c. Sumber Bunyi

Setiap benda yang bergetar pasti akan menghasilkan bunyi. Benda – benda itu dinamakan sumber bunyi. Sumber bunyi adalah benda – benda yang dapat menghasilkan bunyi. Adapun sumber bunyi dalam kehidupan sehari – hari ialah sebagai berikut.

1) Gitar yaitu sumber bunyi yang mengeluarkan bunyi dengan cara dipetik.

2) Seruling yaitu sumber bunyi yang mengeluarkan bunyi dengan cara ditiup.

3) Gendang yaitu sumber bunyi yang mengeluarkan bunyi dengan cara dipukul.

4) Biola yaitu sumber bunyi yang mengeluarkan bunyi dengan cara digesek.

d. Perambatan Bunyi

Medium perambatan bunyi terbagi menjadi 3 yaitu zat padat, zat cair, dan gas. Berikut contoh dari perambatan bunyi.

1) Contoh dari zat padat yaitu permainan telepon kaleng dan ketukan diujung meja.

2) Contoh dari zat cair yaitu mendengarkan air melalui corong yang baknya dipukul menggunakan batu.

3) Contoh dari zat gas yaitu melalui bunyi lonceng dan saat berbicara dengan teman.

e. Pemantulan Bunyi

Bunyi merupakan suatu gelombang sehingga bunyi mengalami pemantulan.

Berikut ini adalah jenis – jenis bunyi pantul.

1) Bunyi yang memperkuat bunyi asli, yang biasanya terjadi ketika sumber bunyi dan dinding pantul yang berjarak tidak jauh atau berjarak kurang dari 10m.

(32)

19

2) Gaung, yaitu bunyi pantul yang terdengar kurang jelas atau tidak sejelas bunyi aslinya. Gaung terjadi karena bunyi pantul bercampur dengan bunyi asli.

3) Gema, yaitu bunyi pantul yang terdengar setelah bunyi asli.

B. Penelitian yang Relevan

a) Saputra (2018), yang berjudul “Efektivitas Model Flipped Classroom Menggunakan Video Pembelajaran Matematika terhadap Pemahaman Konsep”.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan uji hipotesis diperoleh nilai dari 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔= 12.868 dan 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 1.668 sehingga 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 >𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dengan taraf nyata 0,05 dengan kata lain dapat disimpulkan bahawa pemahaman konsep matematika siswa yang diterapakan model Flipped Classroom lebih baik dari kemampuan pemahaman konsep yang diterapakan dengan metode ceramah.

b) Windyastuti (2016), yang berjudul “Keefektifan Media Video Terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Peristiwa Alam Pada Siswa Kelas V SD Negeri Prektek 01 Kabupaten Batang”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan uji independent sample t-test data aktivitas belajar siswa menunjukkan thitung > ttabel(3,523 > 2,021) dan signifikansinya 0,001 < 0,05 dan uji keefektifan menggunakan rumus uji one sampel t-test, data aktivitas belajar siswa menunjukkan bahwa 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 >

𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (4,423 > 1,725). Sementara data hasil belajar siswa menunjukkan 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (4,438 > 1,725), sehingga dapat disimpulkan penggunaan media video pembelajaran efektif terhadap aktivitas belajar dan hasil belajar IPA siswa dibandingkan dengan media gambar.

(33)

20

c) Awang (2016), yang berjudul “Pengaruh Media Video Pembelajaran terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V SD di Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang”.

Penelitian ini menggunakan rumus independent sample t test yang menunjukkan nilai t hitung > ttabel yaitu 2,220< 2,219 dengan signifikan 0,030 > 0,05. Maka terdapat pengaruh media video pembelajaran terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V SD di Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang.

d) Jatmika (2017), yang berjudul “Pengaruh Media Video Terhadap Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Tema Lingkungan Sahabatku Siswa Kelas V SDN Tanjungsari 97 Surabaya”. Penelitian ini menggunakan uji-t dua sampel dengan bantuan SPSS menunjukkan nilai thitung = -4284 dengan db = 38 dan nilai signifikansi 2 tailed 0,000. Dengan pengambilan keputusan yaitu thitung<

ttabel dan nilai signifikansi (2 tailed) < 0,05 dapat diartikan bahwa HO ditolak dan H1 diterima. Maka ada pengaruh dari media video terhadap peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA tentang peristiwa alam di lingkungan sekitar.

C. Kerangka Pikir

Pembelajaran IPA yang efektif dapat dilihat dari peningkatan hasil belajar IPA. Oleh karena itu, guru perlu memberikan inovasi – inovasi dalam proses pembelajaran agar hasil belajar IPA dapat tercapai sesuai dengan yang diinginkan.

Salah satu inovasi yang dapat digunakan oleh guru ialah dengan menggunakan media video pembelajaran dikarenakan media ini menggabungkan suara dan gambar sehingga lebih dapat membantu siswa untuk mewujudkan pembelajaran yang efektif. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada skema kerangka pikir berikut.

(34)

21

Gambar 2.1 Kerangka Pikir

D. Hipotesis

Berdasarkan uraian tinjauan pustaka pada bagian sebelumnya maka hipotesis pada penelitian ini yaitu sebagai berikut:

H1 = Video pembelajaran efektif terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Inpres Lanraki 1 Kota Makassar.

H0 = Video pembelajaran tidak efektif terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Inpres Lanraki 1 Kota Makassar.

Problematika Pembelajaran Daring di Masa Pandemi

COVID 19 Rendahnya Hasil

Belajar IPA

Menggunakan video pembelajaran pada pembelajaran IPA

Hasil Belajar

(35)

22 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian 1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yaitu jenis pre – eksperimental design. Jenis penelitian ini menurut Sugiyono (2013: 109) adalah

rancangan penelitian yang belum menunjukkan eksperimen yang sungguh – sungguh karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terdapat terbentuknya variabel terikat (dependen). Jadi hasil eksperimen pada variabel terikat (dependen) itu bukan semata – mata dipengaruh oleh variabel bebas (independen). Hal ini bisa terjadi karena tidak adanya variabel kontrol dan sampel yang tidak dipilih secara acak (random).

2. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain one – group pretest – posttest design yaitu desain penelitian yang memberikan pretest (tes awal) sebelum perlakuan dan memberikan posttest (tes akhir) di akhir pembelajaran. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat sebagai berikut.

Gambar 3.1 Desain Penelitian (Sumber: Sugiyono, 2013: 111)

Keterangan:

O1 = Nilai pretest (sebelum diberi perlakuan) O2 = Nilai posttest (setelah diberi perlakuan X = Perlakuan

𝐎

𝟏

𝐗 𝐎

𝟐

(36)

23

B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SD Inpres Lanraki I Kota Makassar.

Jalan Perintis Kemerdekaan III Tamalanrea Indah, Kecamatan Tamalanrea, Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada semester ganjil tahun ajaran 2020/2021, sedangkan untuk penyusunan proposal di mulai bulan Maret 2020.

C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Populasi menurut Sudjana (2005: 6) ialah totalitas nilai yang mungkin, baik nilai sebagai hasil menghitung maupun hasil mengukur, baik kualitatif maupun kuantitatif dari karakteristik sekumpulan objek yang lengkap dan jelas. Populasi pada penelitian ini ialah seluruh siswa di SD Inpres Lanraki 1 Kota Makassar yang berjumlah 335. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.1 Jumlah Peserta Didik SD Inpres Lanraki 1

Kelas Jenis Kelamin Jumlah

Laki – Laki Perempuan

I-A 16 13 29

I-B 17 13 30

II-A 19 13 32

II-B 19 11 30

III-A 18 7 25

III-B 12 13 26

IV-A 12 12 24

IV-B 13 12 25

V-A 17 12 29

V-B 13 12 25

VI-A 17 13 30

VI-B 16 14 30

Jumlah 189 145 335

(37)

24

2. Sampel Penelitian

Menurut Purwanto (2012: 214), sampel adalah sebagian dari populasi yang memiliki ciri yang sama dengan populasi. Teknik pengambilan sampel yang digunakan ialah cluster sampling yaitu teknik yang digunakan jika anggota populasi tidak terdiri dari individu-individu tetapi terdiri dari kelompok atau cluster. Sampel pada penelitian ini ialah siswa kelas IV – B SD Inpres Lanraki 1 Kota Makassar sebanyak 25 siswa yang terdiri dari 13 laki – laki dan 12 perempuan.

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian

Variabel yang dilibatkan dalam penelitian ini secara operasional didefinisikan sebagai berikut.

a. Variabel Bebas

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi penyebab berubahnya atau timbulnya variabel terikat. Variabel bebas pada penelitian ini ialah video pembelajaran.

b. Variabel Terikat

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat pada penelitian ini ialah hasil belajar IPA siswa.

2. Definisi Operasional

Variabel yang dilibatkan dalam penelitian ini secara operasional didefinisikan sebagai berikut.

(38)

25

a. Video pembelajaran adalah media pembelajaran yang menampilkan suara dan gambar dan menyajikan informasi berkaitan dengan materi.

b. Hasil belajar IPA adalah kemampuan belajar yang dicapai setelah mengikuti kegiatan pembelajaran IPA. Hasil belajar IPA yang diteliti pada pada penelitian ini ialah pada aspek kognitif siswa di SD Inpres Lanraki I Kota Makassar yang dapat diketahui berdasarkan hasil pretest dan posttest.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini ialah sebagai berikut.

1. Dokumentasi

Menurut Arikunto (2006: 158), dokumentasi adalah mencari dan mengumpulkan data mengenai hal – hal yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, notulen, rapor, agenda, dan sebagainya. Teknik dokumentasi yang dilakukan pada penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data tentang nama – nama siswa yang akan menjadi sampel penelitian, dan foto – foto sebagai bukti telah dilaksanakannya penelitian.

2. Tes

Menurut Riduwan (2013: 57), tes sebagai instrumen pengumpulan data adalah serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan, inteligensi, kemampuan, atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Teknik pengumpulan data berupa tes yang dilakukan sebelum melakukan tindakan (pretest) dan tes sesudah diberikan tindakan (posttest). Tes diberikan melalui aplikasi quizizz. Instrumen tes yang dimaksud

(39)

26

ialah soal pilihan ganda tentang materi pembelajaran IPA untuk mengukur hasil belajar IPA siswa. Tes terdiri dari 20 soal yang berasal dari LKS Tematik Tema 1.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan ialah analisis statistik deskiptif dan analisis statistik inferensial.

1. Analisis Data Statistik Deskriptif

Analisis data deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang terkumpul apa adanya tanpa membuat kesimpulan yang berlaku secara umum. Dalam penelitian ini digunakan teknik statistik deskriptif berupa perhitungan mulai dari jumlah sampel, mean, standar deviasi, nilai minimum, nilai maximum, frekuensi, dan persentase berbantuan aplikasi sofware SPPS 25 for windows.

2. Analisis Data Statistik Inferensial

Analisis data statistik inferensial adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi. Analisis data inferensial dapat digunakan untuk menjawab hipotesis yang telah dirumuskan menggunakan uji hipotesis. Namun, sebelumnya akan dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat sebagai berikut.

a. Uji Prasyarat Analisis 1) Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilihat dari data hasil pretest dan

(40)

27

posttest dengan menggunakan sofware SPSS 25 for windows. Uji normalitas pada

penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Data dikatakan normal apabila nilai signifikan lebih besar 0,05. Sebaliknya apabila nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 maka data dikatakan tidak normal. Nilai signifikan pada uji normlaitas data menurut Mehta (2012: 22) dapat dihitung berdasarkan 3 pendekatan yaitu sebagai beritku.

a) Pendekatan Asymptotic, yaitu pendekatan yang umum digunakan untuk menghitung data yang cukup besar namun kurang akurat.

b) Pendekatan Exact, yaitu pendekatan yang digunakan untuk menghitung data dengan sampel yang kecil.

c) Pendekatan Monte Carlo, yaitu pendekatan yang digunakan jika data yang dimiliki besar dan dapat menghasilkan data yang lebih akurat daripada menggunakan pendekatan asymptotic dan pendekatan exact.

2) Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah siswa di kelas mempunyai variansi yang homogen atau tidak. Perhitungan uji homogenitas dilakukan menggunakan uji ANOVA (Analysis of Variance) terhadap data hasil pretest dan posttest dengan bantuan sofware SPSS 25 for windows. Menurut Arifin

(2017: 98), data dikatakan homogen jika nilai signifikan >0,05 dan data dikatakan tidak homogen jika nilai signifikan <0,05.

b. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk membuktikan ada tidaknya perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA antara pretest yang tidak menggunakan media video

(41)

28

pembelajaran dan posttest yang diajarkan menggunakan media video pembelajaran.

Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan sofware SPSS 25 for windows.

Dalam uji hipotesis salah satu alat yang digunakan ialah uji-t berpasangan (paired simple t-test). Adapun dasar pengambilan keputusan pada uji-t berpasangan atau

uji paired sample t-test sebagai berikut.

1) Jika nilai thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian, video pembelajaran efektif digunakan dalam pembelajaran IPA.

2) Jika nilaithitung < ttabel, maka maka H0 diterima dan H1 ditolak. Dengan demikian, video pembelajaran tidak efektif digunakan dalam pembelajaran IPA.

(42)

29 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada bagian ini dibahas secara rinci hasil penelitian tentang efektivitas video pembelajaran terhadap hasil belajar IPA siswa pada masa pandemi COVID 19 yang dilaksanakan di SD Inpres Lanraki 1 Kota Makassar. Penelitian ini telah dilakukan pada hari Jumat 14 Agustus 2020 sampai hari Rabu 19 Agustus 2020 selama 3 pertemuan dalam bentuk pembelajaran daring dengan menggunakan metode eksperimen. Adapun penelitian ini dilakukan dalam bentuk pemberian tes melalui aplikasi quizizz dan penggunaan aplikasi zoom serta whatshapp dalam proses pembelajarannya. Hasil penelitian akan diuraikan sebagai berikut.

1. Analisis Statistik Deskriptif Tabel 4.1 Data Hasil Pretest dan Posttest

No Nama Siswa Nilai Pretest Nilai Posttest

1 A. Muh. Irfan 65 85

2 Anastasya Tuhunmena 65 80

3 Annisa Quratul Aini 55 75

4 Arjun 50 70

5 Awaliah 55 75

6 Chairul Yahdi 50 75

7 Firman 45 70

8 Fitri Angraeni 60 85

9 Henri Yadil Hamda 55 75

10 Khairan 60 80

11 Muh. Ikram 65 80

12 Muh. Rehan 45 80

13 Mufri Andika Wiryawan 65 70

14 Muh. Barakah Putra Darisman 65 95

15 Nadifa Febriana Sangkala 40 75

16 Nayla Zilvyani AR 50 75

17 Nurul Azzahra 45 65

18 Willyam 50 70

19 Windy 60 75

20 Muh. Ijlal Alfitra 50 80

21 Alif 50 75

(43)

30

No Nama Siswa Nilai Pretest Nilai Posttest

22 Rasti Aulia Rahman 65 85

23 Zalfah Azizah Hasra 65 75

24 Risye Maerciela Sendinganeng 55 70

25 Azka Aldric Faeza 65 80

Jumlah 1.395 1.920

Rata – rata 55,8 76,8

Berdasarkan tabel 4.1 di atas menunjukkan hasil pretest (dapat dilihat pada lampiran halaman 61-85) dan posttest (dapat dilihat pada lampiran halaman 86 - 110) dengan jumlah keseluruhan hasil pretest 1.395 sebelum diberikan perlakuan dan jumlah keseluruhan hasil posttest 1.920 setelah diberikan perlakuan yaitu penggunakan media video pembelajaran. Dengan nilai rata – rata pretest 55,8 dan posttest 76,8.

a. Data Pretest

Pemberian pretest dilakukan sebelum siswa diberikan perlakuan atau treatment yang berbeda. Pretest atau tes awal diberikan melalui aplikasi quizizz

yang dibantu dengan aplikasi whatsapp. Perhitungan pretest dilakukan dengan menggunakan sofware SPSS 25 for windows. Hasil perhitungan dapat dilihat sebagai berikut.

Gambar 4.1 Pie Chart Deskripsi Data Pretest

40

4% 45

12%

50 24%

55 16%

60 12%

65 32%

Pretest

(44)

31

Berdasarkan data di atas dapat diketahui deskripsi hasil belajar pada nilai pretest yaitu siswa yang mendapat nilai 65 memperoleh frekuensi terbanyak sebesar

8 dengan persentase 32% dan siswa yang mendapat nilai 40 memperoleh frekuensi terendah sebesar 1 dengan persentase 4% (dapat dilihat pada lampiran hal 111).

Untuk lebih jelasnya mengenai analisis deksriptif data pretest disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi sebagai berikut.

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Statistics Pretest

N Valid 25

Missing 0

Mean 55.80

Median 55.00

Mode 65

Minimum 40

Maximum 65

Sum 1395

Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat diketahui bahwa hasil pretest yang diberikan kepada 25 siswa memperoleh nilai rata-rata atau mean 55,80 dengan nilai tengah atau median 55,00, dan modus 65. Nilai tertinggi atau maximum yang diperoleh siswa yaitu 65 dan nilai terendah atau minimum yang diperoleh siswa yaitu 40.

b. Data Posttest

Pemberian posttest dilakukan setelah diberi perlakuan berupa penggunaan video pembelajaran dalam proses belajar mengajar pada kelas IV. Posttest atau tes akhri diberikan melalui aplikasi quizizz yang dibantu dengan aplikasi whatsapp.

Perhitungan posttest dilakukan dengan menggunakan sofware SPSS 25 for windows. Hasil perhitungan dapat dilihat sebagai berikut.

(45)

32

Gambar 4.2 Pie Chart Deskripsi Data Posttest

Berdasarkan data di atas dapat diketahui deskripsi hasil belajar pada nilai posttest yaitu siswa yang mendapat nilai 75 memperoleh frekuensi sebesar 9 dengan

persentase 36% dan siswa yang mendapat nilai 65 dan 95 memperoleh frekuensi terendah sebesar 1 dengan persentase 4% (dapat dilihat pada lampiran hal 111).

Untuk lebih jelasnya mengenai analisis deksriptif data posttest disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi sebagai berikut.

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Statistics Posttest

N Valid 25

Missing 0

Mean 76.80

Median 75.00

Mode 75

Minimum 65

Maximum 95

Sum 1920

Berdasarkan tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa frekuensi hasil posttest yang diberikan kepada 25 siswa memperoleh nilai rata-rata atau mean sebesar 76,80

65 4%

70 20%

75 36%

80 24%

85 12%

95 4%

Posttest

(46)

33

dengan nilai tengah atau median 75,00 dan modus 75. Nilai tertinggi atau maximum yang diperoleh siswa yaitu 95 dan nilai terendah atau minimum yaitu 65.

c. Rekapitulasi Data Pretest dan Posttest

Berdasarkan analisis data pretest dan posttest siswa kelas IV SD Inpres Lanraki 1 Kota Makassar diperoleh rekapitulasi data sebagai berikut.

Gambar 4.3 Diagram Batang Rekapitulasi Data Pretest dan Posttest

Berdasarkan rekapitulasi data di atas diketahui nilai pretest lebih rendah daripada nilai posttest. Hal ini terlihat dari selisih nilai mean pretest dan posttest sebanyak 21, selisih nilai median pretest dan posttest sebanyak 20, dan selisih nilai modus pretest dan posttest sebanyak 10. Selanjutnya dapat dilihat pada nilai minimum pretest sebesar 40 lebih rendah dari nilai minimum posttest sebesar 65.

Adapun nilai maximum pretest sebesar 65 yang lebih rendah dari nilai maximum posttest sebesar 95.

Setelah melakukan penelitian dengan menggunakan media video pembelajaran pada pembelajaran IPA materi bunyi, didapatkan data yang

55,8 55 65 40 65

76,8 75 75 65 95

M E A N M E D I A N M O D E M I N I M U M M A X I M U M

Pretest Posttest

(47)

34

memberikan gambaran bahwa terjadi perubahan terhadap hasil belajar IPA siswa sebelum dan sesudah diberikan perlakuan.

2. Analisis Statistik Inferensial

Analisis statistik inferensial pada penelitian ini digunakan untuk pengujian hipotesis yang telah dikemukakan pada bab II yakni video pembelajaran efektif digunakan dalam pembelajaran IPA pada kelas IV di SD Inpres Lanraki 1 Kota Makassar. Namun, sebelum pengujian hipotesis akan dilakukan pengujian prasyarat analisis data berupa uji normalitas dan uji homogenitas. Berikut ini hasil yang diperoleh setelah dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas.

a. Uji Prasyarat Analisis 1) Uji Normalitas

Pada penelitian ini, uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Kolmgorov-Smirnov pada sofware SPPS 25 for windows. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat sebagai berikut.

Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Pretest Posttest

N 25 25

Normal Parametersa,b Mean 55.80 76.80

Std. Deviation 7.995 6.436

Most Extreme Differences

Absolute .195 .210

Positive .166 .210

Negative -.195 -.150

Test Statistic .195 .210

Asymp. Sig. (2-tailed) .015c .006c

Exact Sig. (2-tailed) .261 .190

Point Probability .000 .000

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

(48)

35

Berdasarkan tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa data hasil pengujian normalitas pretest dengan menggunakan pendekatan exact memperoleh signifikan 0.261 > 0.05 sehingga data berdistribusi normal. Selanjutnya hasil pengujian normalitas posttest memperoleh signifikan 0.190 > 0,05 sehingga data berdistribusi normal.

2) Uji Homogenitas

Pada penelitian ini, uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan ANOVA pada sofware SPPS 25 for windows. Hasil uji homogenitas pada penelitian

ini dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.5 Hasil Uji Homogenitas

Test of Homogeneity of Variance

Levene Statistic df1 df2 Sig.

Nilai Siswa Based on Mean 3.106 1 48 .084

Based on Median 3.089 1 48 .085

Based on Median and with adjusted df

3.089 1 46.777 .085

Based on trimmed mean 3.395 1 48 .072

Berdasarkan tabel 4.4 di atas diperoleh nilai signifikan sebesar 0,084. Hal ini menunjukkan bahwa 0,084 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data berasal dari populasi yang homogen.

b. Uji Hipotestis

Berdasarkan uji prasyarat analisis statistik, diperoleh data hasil pretest dan data hasil posttest yang berdistribusi normal dan homogen. Selanjutkan akan dilakukan pengujian dengan analisis statistika parametrik menggunakan Uji-t berpasangan (paired sample t-test) untuk mengetahui efektivitas video pembelajaran terhadap hasil belajar IPA siswa pada dua sampel yang saling berpasangan atau berhubungan. Uji-t berpasangan akan dilakukan menggunaka

(49)

36

n sofware SPSS 25 for windows pada data hasil pretest dan data hasil posttest sebagai berikut.

Tabel 4.6 Deskripsi Uji-t Berpasangan Pretest dan Posttest

Paired Samples Test Paired Differences

Mean

Std.

Deviation

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the Difference

T df

Sig. (2- tailed) Lower Upper

Pair 1 PRETEST - POSTTEST

-21.000 7.071 1.414 -23.919 -18.081 -14.849 24 .000

Berdasarkan tabel output di atas diperolah thitung = -14,849 dikarenakan nilai rata – rata hasil belajar pretest lebih rendah daripada hasil belajar posttest.

Dalam hal ini maka nilai thitung negatif dapat bermakna positif yaitu thitung = 14,849. Selanjutnya, menentukan nilai ttabel dengan taraf signifikan α = 0,05 dan df = 24 maka ttabel (berdasarkan tabel distribusi t pada lampiran hal 114) yaitu 1,710. Maka sebagaimana dasar pengambilan keputusan dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima dikarenakan thitung > ttabel atau 14,89 > 1,710.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah penggunaan video pembelajaran pada hasil belajar IPA siswa kelas IV.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Inpres Lanraki 1 Kota Makassar untuk mengetahui efektivitas penggunaan video pembelajaran sebagai media terhadap hasil belajar siswa khususnya pada pembelajaran IPA. Pada penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian eksperimen dengan desain one-group pretest- posttest design yang menggunakan teknik pengumpulan data berupa dokumentasi dan tes pilihan ganda. Pada prosesnya peneliti terlebih dahulu memberikan tes awal

(50)

37

(pretest) melalui aplikasi quizizz, kemudian peneliti memberikan perlakuan berupa penggunaan video pembelajaran melalui aplikasi zoom dan whatsapp, setelah video pembelajaran diberikan peneliti kemudian melakukan tes akhir (posttest) melalui aplikasi quizizz. Jumlah sampel yang diteliti sebanyak 25 siswa.

Berdasarkan analisis hasil penelitian, diperoleh data pada saat pretest atau sebelum menggunakan video pembelajaran seluruh siswa yang berjumlah 25 siswa mendapat nilai rata-rata 55,80 yang menunjukkan hasil belajar keseluruhan siswa masih rendah karena belum mencapai KKM yaitu sebesar 75. Kemudian setelah dilakukan posttest yaitu setelah menggunakan video pembelajaran nilai rata-rata siswa sebesar 76,80 yang berarti hasil belajar siswa sudah cukup tinggi karena telah mencapai KKM. Namun, dari 25 siswa masih terdapat 6 siswa yang mendapat nilai kurang dari nilai KKM yaitu 1 siswa mendapat nilai 65 dan 5 siswa mendapat nilai 70. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan gaya belajar diantara siswa. Tidak semua siswa menyukai gaya belajar menggunakan video, seperti 6 siswa tersebut yang lebih menyukai gaya belajar kinestetik yaitu belajar dengan cara mengeksplorasi hal yang dipelajarinya sehingga cukup sulit jika hanya menggunakan video pembelajaran saja. Selanjutnya pada uji t diperoleh hasil thitung > ttabel yaitu 14,849 > 1,710 dengan demikian H0 ditolak dan H1 diterima maka berdasarkan kaidah pengambilan keputusan uji t, dapat diartikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan penggunaan video pembelajaran pada hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Inpres Lanraki 1 Kota Makassar.

Hasil penelitian ini senada dengan penelitian yang dilakukan peneliti sebelumnya, Windyastuti (2016) yang menyimpulkan bahwa penggunaan media

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Identifikasi pemakaian gaya bahasa dalam karikatur pada media internet terdapat 41 wacana karikatur politik diatas terdapat 10 gaya bahasa ironi, 9 gaya bahasa

Perlu adanya kebijakan baru yang direkomendasikan dalam Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) pada masa pandemi COVID-19 dalam rangka meningkatkan efektivitas pembelajaran sekolah

Selama pandemi Covid-19 proses pembelajaran dilakukan secara daring strategi pembelajaran yang digunakan di SD Muhammadiyah 1 Krembung dalam melaksanakan proses

Diktat ini disusun untuk menunjang kegiatan belajar mengajar terutama di masa pandemi Covid-19 ini. Pembelajaran jarak jauh memerlukan sarana pendukung yang

Berdasarkan proses dan hasil dari pengembangan media video pembelajaran terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV Sekolah Dasar dengan materi alat indera

Semakin rendah range frekuensi hasil dekomposisi maka memiliki Energi normalisasi yang besar dikarenakan mengandung suara jantung, sedangkan semakin tinggi range frekuensi

Hal ini ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Budiyono (2009) bahwa computer dapat digunakan untuk pemeblajaran daring sebagai media belajar yang

 Membuat bagan klasifikasi mulai dari Kelas Aves sampai wakil spesies dari tiap genus Kelompok 10 wajib menyusun dalam bentuk poster, sedang perorangan tidak wajib namun disarankan