• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN KEDUDUKAN ALAT BUKTI BERITA ACARA NIKAH SIRI DALAM PEMBUKTIAN PERKARA PERSETUBUHAN TERHADAP ANAK( STUDI PUTUSAN PENGADILAN NEGERI BOYOLALI NOMOR : 07/Pid.Sus.Anak/2015/PN.Byl).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TINJAUAN KEDUDUKAN ALAT BUKTI BERITA ACARA NIKAH SIRI DALAM PEMBUKTIAN PERKARA PERSETUBUHAN TERHADAP ANAK( STUDI PUTUSAN PENGADILAN NEGERI BOYOLALI NOMOR : 07/Pid.Sus.Anak/2015/PN.Byl)."

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

56 1. Identitas Para Terdakwa

Nama lengkap :ASMA’UL JOGO PRASETYO alias GOGO BIN

SUGIMAN;

Tempat Lahir : Boyolali;

Umur / Tanggal Lahir : 18 tahun/21 Juni 1997;

Jenis Kelamin : Laki-laki

Kebangsaan : Indonesia

Tempat tinggal :Dk. Trosobo Rt.07/Rw.02, Ds. Trosobo,

Kec.Sambi, Kab. Boyolali;

Agama : Islam ;

Pekerjaan : Tidak bekerja ;

Pendidikan : SMK .

2. Uraian Singkat Perkara

Anak dan Saksi Korban memiliki hubungan pacaran sejak bulan

November 2012. Pada saat itu Saksi Korban dengan Anak masih bersekolah di

SMK BK Simo Kab. Boyolali dan saksi masih berusia 15 tahun. Pada bulan

Maret 2015 menjelang lulusan sekolah, Anak berkeinginan untuk melakukan

hubungan badan dengan Saksi Korban. Pada awalnya Saksi Korban menolak

dikarenakan takut hamil, namun setelah dibujuk oleh Anak dan Anak berjanji

akan bertanggung jawab jika Saksi Korban hamil,maka Saksi Korban bersedia

diajak melakukan hubungan badan. Pada tanggal 5 Mei 2013 Anak mengajak

saksi Saksi Korban ke rumah saudara Rio di Desa Nogosari, Kabupaten

Boyolali untuk melakukan hubungan badan dan berjanji bertanggung jawab

jika Saksi Korban hamil. Pada saat hubungan badan yang pertama Anak

memakai alat kondom sehingga Saksi Korban tidak hamil. Saksi Korban

(2)

berapa kali melakukan hal tersebut yang dilakukan kadang di rumah Anak, di

warnet dan kadang di hotel Ken Dedes Kecamatan Ampel, Kabupaten

Boyolali. Pada hubungan badan terakhir Saksi Korban dan Anak tidak

menggunakan kondom sehingga mengakibatkan Saksi Korban hamil.Usia

kehamilan Saksi Korban telah memasuki 4 bulan. Antara keluarga Saksi

Korban dengan keluarga Anak pernah membicarakan mengenai hubungan

antara Saksi Korban dan Anak. Keluarga Saksi Korban meminta

pertanggungjawaban Anak atas kehamilan Saksi Korban. Keluarga Saksi

Korban mendatangi keluarga Anak hingga 6 ( enam ) kali namun belum

menemui titik temu dan itikad baik dari keluarga Anak sehingga Anak

dilaporkan oleh orang tua Saksi Korban ke pihak kepolisian. Pada akhirnya

telah diadakan perdamaian antara keluarga Saksi Korban dengan keluarga

Anak. Berdasarkan Surat Perjanjian Damai tertanggal 30 Juni 2015 yang pada

intinya berisi perdamaian dengan menikahkan siri Anak dengan Saksi Korban.

Pernikahan siri antara Anak dengan Saksi Korban belum disahkan di KUA

karena usia Anak belum berusia 19 tahun. Anak berniat mencatatkan

perkawinan di KUA setelah usia Anak mencapai 19 tahun. Anak juga berjanji

untuk bertanggung jawab kepada Saksi Korban dan anaknya kelak. Dan Anak

sudah diterima bekerja di sebuah perusahaan garmen sekarang.

3. Surat Dakwaan

Dakwaan tunggal yang diajukan oleh Penuntut Umum dalam

persidangan untuk Anak sebagai berikut:

Bahwa ia Anak Asma’ul Jogo Prasetyo alias Gogo Bin Sugiman pada

hari dan tanggal yang sudah tidak dapat diingat lagi pada akhir bulan Maret

2015 sekira pukul 10.00 WIB atau setidak-tidaknya pada waktu lain dalam

bulan Maret tahun 2015 atau setidak tidaknya pada tahun 2015 bertempat di

Hotel Ken Dedes, Ampel Kab. Boyolali atau setidak-tidaknya di suatu tempat

yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Boyolali, dengan

(3)

Anak melakukan persetubuhan dengannya atau orang lain, yakni dilakukan

dengan cara antara lain sebagai berikut:

Bahwa Anak dan Saksi Korban binti Supomo yang berumur 17 tahun

09 bulan telah berpacaran sejak tahun 2012 dan sudah seringkali pergi

berpacaran, kemudian pada hari akhir bulan Maret 2015 sehabis acara try out

di sekolah mereka yaitu SMK Bhinneka Karyan Simo, Kab. Boyolali, pada saat

Anak bertemu dengan saksi korban, Anak berkata kepada saksi korban : “Kita

kan mau lulus, ayo coba kayak gitu (ML / hubungan badan)”. Awalnya Saksi

Korban menolak ajakan Anak untuk melakukan hubungan badan karena Saksi

Korban takut hamil, namun setelah dibujuk oleh Anak dan Anak berjanji akan

bertanggung jawab jika Saksi Korban hamil, akhirnya Saksi Korban mau

diajak melakukan hubungan badan, setelah itu Anak mengajak Saksi Korban

pergi ke hotel Ken Dedes Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali,

sesampainya di hotel tersebut, Anak dan Saksi Korban langsung masuk ke

dalam kamar hotel, awalnya mereka berdua mengobrol selanjutnya Anak

dengan Saksi Korban tiduran di tempat tidur setelah itu Anak mencium bibir

Saksi Korban, sambil meremas remas payudara Saksi Korban, kemudian Anak

menciumi payudara Saksi Korban sambil mengulum puting susu Saksi Korban,

setelah itu Anak melepas baju dan celana yang yang dipakainya sedangkan

Saksi Korban juga melepas baju dan celana dalam yang dipakainya selanjutnya

Saksi Korban mencium penis Anak kemudian mengulum penis Anak, karena

Anak sudah sangat terangsang, maka Anak langsung memasukkan alat

kelaminnya tersebut ke dalam vagina Saksi Korban, setelah penis Anak

berhasil masuk ke dalam vagina Saksi Korban, kemudian digoyang goyangkan

hingga Anak merasa puas lalu sperma Anak dikeluarkan di dalam vagina Saksi

Korban, setelah selesai melakukan perbuatannya tersebut, Anak dengan Saksi

Korban istirahat sebentar sambil tiduran dan mengobrol, tidak berapa lama

kemudian Anak mengulangi perbuatannya lagi dengan cara yang sama hingga

tiga kali, setelah itu kira kira pukul 15.00 WIB Anak mengajak Saksi Korban

(4)

Akibat perbuatan Anak tersebut Saksi Korban mengalami hamil

sebagaimana disebutkan dalam Visum et Repertum tanggal 06 April 2015 dari

RSU Pandan Arang di Boyolali yang dibuat dan ditandatangani oleh dr. Sandie

Farina, Sp OG dengan pendapat pada pemeriksaan atas nama Saksi Korban,

dengan kesimpulan : hasil USG pasien dinyatakan positif hamil diperkirakan

umur janin 6-9 minggu, keadaan tersebut diakibatkan karena selaput dara

dimasuki benda tumpul. Perbuatan Anak tersebut sebagaimana diatur dan

diancam pidana dalam Pasal 81 ayat 2 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002

tentang Perlindungan Anak sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan

Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan Undang-Undang

Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

4. Keterangan Saksi-Saksi

Penuntut umum dalam persidangan mengajukan 4 ( empat) saksi

dengan keterangan sebagai beikut:

a. Saksi Korban binti Supomo

1) Bahwa pada awalnya saksi mempunyai hubungan pacaran dengan Anak

sejak pada bulan November 2012;

2) Bahwa pada saat itu saksi dan Anak masih bersekolah di SMK BK

Simo Kab. Boyolali, dan pada saat itu umur saksi masih 15 (lima belas)

tahun;

3) Bahwa setelah hubungan pacaran selama 6 (enam) bulan, saksi dan

Anak pertama kali melakukan hubungan badan pada tanggal 5 Mei

2013 di rumah teman Anak yang bernama sdr. RIO di Desa Nogosari,

Kab. Boyolali;

4) Bahwa pada awal sebelum kejadian, Anak sebelumnya mengirimkan

SMS kepada saksi untuk diajak melakukan hubungan badan , namun

saksi sempat menolak karena takut hamil, tetapi karena Anak berjanji

jika terjadi kehamilan akan bertanggung jawab, maka saksi menjadi

mau diajak melakukan hubungan badan;

5) Bahwa kemudian saksi dan Anak menuju ke rumah sdr. RIO dengan

(5)

dan Anak sempat ngobrol dengan sdr. RIO, kemudian tidak berapa lama

kemudian, sdr. RIO pamit untuk pergi keluar;

6) Bahwa setelah sdr. RIO pergi, lalu Anak mengajak saksi untuk masuk

ke dalam kamar, setelah itu mereka berbincang bincang sebentar,

kemudian Anak Anak berusaha mengajak saksi melakukan hubungan

badan, namun saksi masih malu-malu dan berusaha menolak karena

takut hamil, namun Anak berkata kalau terjadi kehamilan pada saksi,

terdaka akan bertanggung jawab;

7) Bahwa kemudian Anak menciumi bibir dan payudara saksi, setelah itu

Anak dan saksi saling melepas baju dan celana masing masing, lalu

Anak memasukkan alat kelaminnya ke dalam alat kelamin saksi lalu

digoyang goyangkan hingga Anak merasa puas, kemudian sperma

dikeluarkan di dalam vagina saksi;

8) Bahwa setelah melakukan hubungan badan yang pertama, saksi dengan

Anak sering melakukan hubungan badan sampai saksi lupa sudah

berapa kali melakukan, dan hubungan badan tersebut kadang dilakukan

rumah Anak, di warnet dan pernah di hotel Ken Dedes Kec. Ampel,

Kab. Boyolali;

9) Bahwa pada waktu melakukan hubungan badan, Anak memakai

kondom dengan tujuan agar saksi tidak mengalami kehamilan, namun

kadang-kadang Anak tidak memakai kondom dan beberapa kali

hubungan badan terakhir sebelum saksi dan Anak lulus sekitar bulan

Maret 2015, saksi dan Anak juga melakukan hubungan badan terakhir

dengan tidak menggunakan kondom yaitu di Hotel Ken Dedes sehingga

saksi hamil;

10) Bahwa saksi mendapat menstruasi terakhir yaitu pada bulan Maret

2015 dan sampai sekarang belum mendapatkan menstruasi;

11) Bahwa setelah mengetahui saksi tidak mendapatkan menstruasi, saksi

dan Anak melakukan tes kehamilan di Warnet di Nogosari kab.

(6)

hubungan badan terakhir kalinya pada bulan April 2015 di Warnet di

Tlatar, Kab. Boyolali;

12) Bahwa usia kehamilan saksi sekarang memasuki 4 (empat) bulan;

13) Bahwa antara keluarga saksi dengan keluarga Anak pernah

membicarakan hubungan antara saksi dan Anak dan meminta

pertanggungjawaban Anak dengan cara keluarga saksi mendatangi

keluarga Anak namun belum menemui titik temu dan itikad baik dari

keluarga Anak;

14) Bahwa oleh karena belum ada itikad baik dari keluarga Anak, maka

ayah saksi yaitu saksi SUPOMO;

15) Bahwa benar saat ini saksi sudah menikah secara siri dengan Anak pada

tanggal 8 Juni 2015 di rumah saksi;

16) Bahwa sampai saat ini saksi masih mencintai Anak.

17) Bahwa saksi lahir pada tanggal 26 Agustus 1997, dan pada saat

kejadian saksi berusia 16 (enam belas) tahun;

18) Bahwa saksi pernah melakukan Visum et Repertum tanggal 06 April

2015 dari RSU Pandan Arang di Boyolali dengan hasil USG pasien

dinyatakan positif hamil diperkirakan umur janin 6-9 minggu;

19) Bahwa saksi membenarkan barang bukti yang diajukan di persidangan

yaitu 1 (satu) unit handphone merk Cross V6 warna hitam dan 1 (satu)

buah handphone merk Samsung warna merah maroon adalah milik dari

saksi;

20) Atas keterangan saksi tersebut, Anak menyatakan benar dan tidak

keberatan;

b. Saksi Supomo

1) Bahwa saksi merupakan orang tua dari saksi SAKSI KORBAN

2) Bahwa saksi tidak mengetahui kejadian persetubuhan yang dilakukan

antara saksi SAKSI KORBAN dengan Anak;

3) Bahwa saksi mengetahui kejadian tersebut pada saat saksi sedang

berada di Jakarta untuk bekerja dan telah dihubungi oleh istri saksi

(7)

memberitahukan kalau saksi SAKSI KORBAN telah hamil 2 (dua)

bulan akibat persetubuhannya dengan Anak;

4) Bahwa selanjutnya saksi langsung pulang dari Jakarta untuk mengurus

permasalahan tersebut;

5) Bahwa kemudian saksi melakukan musyawarah dengan keluarga

besarnya, lalu saksi dengan keluarga datang ke rumah Anak, namun

belum ada tanggapan dari keluarga Anak, sampai dari pihak keluarga

saksi datang ke rumah Anak hingga 6 (enam) kali;

6) Bahwa oleh karena tidak ada tanggapan dari keluarga Anak, maka saksi

lalu melaporkan hal ini kepada yang berwajib;

7) Bahwa saat ini sudah ada perdamaian antara keluarga saksi dengan

keluarga Anak, berdasarkan Surat Perjanjian Damai tertanggal 30 Juni

2015;

8) Bahwa atas kejadian ini antara pihak saksi dengan pihak keluarga Anak

sudah ada perdamaian dan antara Anak dengan saksi SAKSI KORBAN

sudah melangsungkan pernikahan siri pada tanggal 8 Juni 2015 di

rumah saksi dengan disaksikan oleh saudara-saudara;

9) Bahwa pihak keluarga sudah bisa menerima kejadian ini dan telah

menerima Anak sebagai menantu saksi;

10) Bahwa saat ini Anak sudah mendapat pekerjaan dan sedang mengikuti

diklat di perusahaan garment;

11) Bahwa saksi SAKSI KORBAN lahir pada tanggal 26 Agustus 1997,

dan pada saat kejadian saksi SAKSI KORBAN berusia 16 (enam belas)

tahun;

12) Atas keterangan saksi tersebut, Anak menyatakan benar dan tidak

keberatan

c. Saksi Dwi Suwarti binti Sujiman Citro Rejo

1) Bahwa saksi tidak mengetahui kejadian persetubuhan yang dilakukan

(8)

2) Bahwa saksi mengetahui kejadian tersebut pada tanggal 5 Mei 2015

setelah saksi merasa curiga kepada saksi SAKSI KORBAN yang belum

mendapatkan menstruasi atau datang bulan;

3) Bahwa pada saat saksi menanyakan kepada saksi SAKSI KORBAN,

saksi SAKSI KORBAN hanya diam saja dan tidak menjawabnya lalu

saksi membeli testpack di apotik untuk menguji kehamilan dan setelah

diujikan, hasilnya adalah positif;

4) Bahwa kemudian saksi menanyakan siapa yang bertanggung jawab atas

kehamilan saksi tersebut, lalu saksi SAKSI KORBAN menjawab bahwa

yang bertanggung jawab adalah Anak;

5) Bahwa saksi kemudian membawa saksi SAKSI KORBAN ke Dokter

umum di daerah Canggal, Kec. Kaliwungu untuk diperiksakan

kehamilannya dan setelah diperiksakan, saksi SAKSI KORBAN

memang sedang dalam kedaaan hamil 2 (dua) bulan, kemudian saksi

memeriksakan kandungan saksi SAKSI KORBAN ke Rumah Sakit

Bersalin Umi Barokah dan hasilnya saksi SAKSI KORBAN positif

hamil 9 (Sembilan) minggu;

6) Bahwa kemudian saksi memberitahukan kepada suami saksi yaitu saksi

SUPOMO tentang permasalahan tersebut, kemudian saksi SUPOMO

langsung pulang dari Jakarta untuk mengurus permasalahan tersebut;

7) Bahwa kemudian saksi SUPOMO melakukan musyawarah dengan

keluarga besarnya, lalu saksi SUPOMO dengan keluarga datang ke

rumah Anak, namun belum ada tanggapan dari keluarga Anak, sampai

dari pihak keluarga saksi datang ke rumah Anak hingga 6 (enam) kali;

8) Bahwa oleh karena tidak ada tanggapan dari keluarga Anak, maka saksi

SUPOMO lalu melaporkan hal ini kepada yang berwajib;

9) Bahwa atas kejadian ini antara pihak saksi SUPOMO dengan pihak

keluarga Anak sudah ada perdamaian dan antara Anak dengan saksi

SAKSI KORBAN sudah melangsungkan pernikahan siri pada tanggal 8

Juni 2015 di rumah saksi SUPOMO dengan disaksikan oleh

(9)

10) Bahwa pihak keluarga sudah bisa menerima kejadian ini dan telah

menerima Anak sebagai menantu ;

11) Bahwa saat ini Anak sudah mendapat pekerjaan dan sedang mengikuti

diklat di perusahaan garment

12) Bahwa saksi SAKSI KORBAN lahir pada tanggal 26 Agustus 1997,

dan pada saat kejadian saksi SAKSI KORBAN berusia 16 (enam belas)

tahun;

13) Atas keterangan saksi tersebut, Anak menyatakan benar dan tidak

keberatan;

d. Saksi Giyono

1) Bahwa saksi merupakan paman dari saksi SAKSI KORBAN;

2) Bahwa saksi mengetahui antara Anak dan saksi SAKSI KORBAN

memang mempunyai hubungan pacaran karena dahulu pernah Anak

mengirimkan SMS kepada saksi SAKSI KORBAN mengenai hal yang

tidak pantas yaitu menyatakan kalau saksi SAKSI KORBAN takut

hamil;

3) Bahwa kemudian pada saat itu saksi bersama dengan saksi SUPOMO

datang ke rumah Anak untuk menasehati Anak agar apabila pacaran

tidak melakukan hal tersebut sebab masih sekolah;

4) Bahwa saksi mengetahui saat ini saksi SAKSI KORBAN hamil dan

yang menghamili saksi SAKSI KORBAN yaitu Anak;

5) Bahwa sehubungan dengan permasalahan tersebut, saksi pernah diajak

musyawarah keluarga dengan kakak saksi yaitu saksi SUPOMO lalu

saksi SUPOMO dengan keluarga datang ke rumah Anak, namun belum

ada tanggapan dari keluarga Anak, sampai dari pihak keluarga saksi

SUPOMO datang ke rumah Anak hingga 6 (enam) kali;

6) Bahwa oleh karena tidak ada tanggapan dari keluarga Anak, maka saksi

SUPOMO lalu melaporkan hal ini kepada yang berwajib;

7) Bahwa atas kejadian ini antara pihak saksi SUPOMO dengan pihak

keluarga Anak sudah ada perdamaian dan antara Anak dengan saksi

(10)

Juni 2015 di rumah saksi SUPOMO dengan disaksikan oleh

saudara-saudara;

8) Bahwa pihak keluarga sudah bisa menerima kejadian ini dan telah

menerima Anak sebagai menantu ;

9) Bahwa saat ini Anak sudah mendapat pekerjaan dan sedang mengikuti

diklat di perusahaan garment;

10) Bahwa saksi SAKSI KORBAN lahir pada tanggal 26 Agustus 1997,

dan pada saat kejadian saksi SAKSI KORBAN berusia 16 (enam belas)

tahun;

11) Atas keterangan saksi tersebut, Anak menyatakan benar dan tidak

keberatan;

5. Barang Bukti

1)1 (satu) unit handphone merk Cross V6 warna hitam

2)1 (satu) buah handphone merk Samsung warna merah maroon.

3)1 (satu) lembar berita Acara Nikah Siri

4)6 (enam) lembar foto pernikahan siri antara Anak dengan saksi korban

6. Keterangan Terdakwa

1) Bahwa Anak dan saksi SAKSI KORBAN pada awalnya memiliki

hubunganpacaran sejak bulan November 2012.

2) Bahwa pada saat itu saksi SAKSI KORBAN dengan Anak masih sekolah

di SMK BK Simo Kab. Boyolali, dan saksi masih berusia 15 (lima belas)

tahun;

3) Bahwa saksi SAKSI KORBAN lahir pada tanggal 26 Agustus 1997;

4) Bahwa sekitar bulan Maret 2015 seusai Anak dan saksi LENI AGUSTIN

menjelang lulusan sekolah, Anak berkeinginan untuk melakukan

hubungan badan / ML dengan saksi SAKSI KORBAN;

5) Bahwa pada awalnya saksi SAKSI KORBAN menolak ajakan Anak

dikarenakan takut hamil, namun setelah dibujuk oleh Anak dan Anak

(11)

akhirnya saksi SAKSI KORBAN bersedia diajak melakukan hubungan

badan;

6) Bahwa kemudian pada tanggal 5 Mei 2013 Anak mengajak saksi SAKSI

KORBAN k rumah sdr. RIO di Desa Nogosari, Kab. Boyolali;

7) Bahwa sebelumnya Anak mengirimkan SMS kepada saksi korban untuk

bersedia diajak berhubungan badan, namun saksi SAKSI KORBAN

sempat menolaknya namun karena Anak berjanji jika terjadi kehamilan,

maka Anak akan bertanggung jawab ;

8) Bahwa kemudian Anak dan saksi SAKSI KORBAN menuju ke rumah sdr.

RIO dengan berboncengan sepeda motor Yupiter Z menuju ke rumah sdr.

RIO, dan sesampainya di rumah sdr. RIO, mereka sempat

berbincang-bincang dengan sdr. RIO dan tidak berapa lama kemudian, sdr. RIO pamit

pergi ;

9) Bahwa setelah sdr. RIO pergi, Anak lalu mengajak saksi SAKSI

KORBAN untuk masuk ke dalam kamar, setelah itu mereka berbincang

bincang sebentar kemudian Anak menciumi bibir dan payudara saksi

SAKSI KORBAN, setelah itu baik Anak maupun saksi SAKSI KORBAN

saling melepas baju dan celana masing masing, kemudian Anak

memasukkan alat kelaminnya ke dalam alat kelamin saksi SAKSI

KORBAN lalu digoyang goyangkan hingga Anak merasa puas, kemudian

sperma dikeluarkan di dalam vagina saksi SAKSI KORBAN;

10) Bahwa pada saat melakukan hubungan badan, Anak memakai kondom

sehingga saksi SAKSI KORBAN tidak mengalami kehamilan;

11) Bahwa saksi SAKSI KORBAN dengan Anak sering melakukan hubungan

badan sampai Anak lupa sudah berapa kali melakukan hal tersebut yang

dilakukan kadang di rumah Anak, di warnet dan kadang di hotel Ken

Dedes Kec. Ampel, Kab. Boyolali;

12) Bahwa pada beberapa kali hubungan badan terakhir sebelum saksi SAKSI

KORBAN dan Anak lulus, saksi SAKSI KORBAN dan Anak juga

(12)

yaitu di Hotel Ken Dedes sehingga mengakibatkan saksi SAKSI

KORBAN hamil;

13) Bahwa saksi SAKSI KORBAN mendapat menstruasi terakhir yaitu pada

bulan Maret 2015 dan sampai sekarang belum mendapatkan menstruasi;

14) Bahwa setelah Anak mengetahui saksi SAKSI KORBAN tidak

mendapatkan menstruasi, saksi SAKSI KORBAN dan Anak melakukan

tes kehamilan di Warnet di Tlatar, Boyolali dan hasilnya positif;

15) Bahwa saksi SAKSI KORBAN dan Anak melakukan hubungan badan

terakhir kalinya pada bulan April 2015 di Warnet di Tlatar, Kab. Boyolali;

16) Bahwa usia kehamilan saksi SAKSI KORBAN sekarang memasuki 4

(empat) bulan;

17) Bahwa antara keluarga saksi SAKSI KORBAN dengan keluarga Anak

pernah membicarakan hubungan antara saksi SAKSI KORBAN dan Anak

dan meminta pertanggungjawaban Anak dengan cara keluarga saksi

SAKSI KORBAN mendatangi keluarga Anak namun belum menemui titik

temu dan itikad baik dari keluarga Anak sehingga Anak dilaporkan oleh

orang tua saksi SAKSI KORBAN ke pihak kepolisian;

18) Bahwa saat ini saksi SAKSI KORBAN sudah menikah secara siri dengan

Anak pada tanggal 8 Juni 2015 di rumah saksi SAKSI KORBAN dan

belum disahkan di KUA karena usia Anak belum berusia 19 (Sembilan

belas) tahun;

19) Bahwa Anak berniat mencatatkan perkawinan di KUA setelah usia Anak

mencapai 19 (Sembilan belas) tahun;

20) Bahwa Anak membenarkan barang bukti yang diajukan di persidangan;

21) Bahwa Anak merasa menyesali perbuatannya dan berjanji tidak

mengulangi perbuatannya;

22) Bahwa Anak berjanji untuk bertanggung jawab kepada saksi SAKSI

KORBAN dan Anaknya kelak;

23) Bahwa saat ini Anak sudah diterima bekerja di perusahaan garmen dan

(13)

7. Tuntutan Hukum

Tuntutan Penuntut Umum Nomor

Reg.Perk.PDM-05/Byl/Epp.2/06/2015 yang dibacakan dan diserahkan dalam sidang tanggal 14

Juli 2015 yang pada pokoknya menuntut agar Hakim memutuskan:

1. Menyatakan Anak Asmaul Jogo Prasetyo Bin Sugiman telah terbukti secara

sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana Membujuk Anak

untuk melakukan persetubuhan dengan dirinya sebagaimana dalam pasal 81

ayat 2 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak

sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan Undang-Undang Nomor 35

Tahun 2014 Tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002

tentang Perlindungan Anak;

2. Agar Anak Asmaul Jogo Prasetyo Bin Sugiman dijatuhi tindakan dengan

cara dikembalikan kepada orang tuanya untuk dididik dan dibina.

3. Menetapkan barang bukti berupa :

a. 1 (satu) unit handphone merk Cross V6 warna hitam

b. 1 (satu) buah handphone merk Samsung warna merah maroon.

Masing – masing dikembalikan kepada Saksi Korban.

c. 1 (satu) lembar berita Acara Nikah Siri

d. 6 (enam) lembar foto pernikahan siri antara Anak dengan Saksi Korban;

Masing masing tetap terlampir dalam berkas perkara.

4. Menetapkan Anak untuk membayar biaya perkara sebesar Rp. 2000,- (dua

ribu rupiah).

8. Pertimbangan Hakim

Menimbang, bahwa Anak diajukan ke persidangan oleh Penuntut

Umum karena didakwa dengan dakwaan tunggal telah melakukan perbuatan

melanggar Pasal 81 ayat 2 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang

Perubahan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan

Anak;

Menimbang, bahwa karena Anak didakwa oleh Penuntut Umum

(14)

dakwaan tersebut yang unsur-unsur Pasal 81 ayat 2 Undang-Undang Nomor

35 Tahun 2014 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002

tentang Perlindungan Anak adalah sebagai berikut :

1. Setiap orang ;

2. Dengan sengaja melakukan tipu muslihat, serangkaian kebohongan, atau membujuk anak melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain;

Menimbang bahwa terhadap unsur-unsur tersebut Hakim akan

mempertimbangkannya sebagai berikut :

Ad 1. Setiap Orang ;

Menimbang yang dimaksud dengan setiap orang disini adalah orang

atau manusia sebagai subyek hukum sebagai pendukung hak dan kewajiban

yang mampu bertanggung jawab atas perbuatan yang dilakukannya ;

Menimbang, bahwa dalam kaitan perkara ini, berdasarkan keterangan

dari para saksi dan keterangan Anak di persidangan yang satu dengan yang

lainnya saling bersesuaian jelas bahwa yang dimaksud dengan setiap orang

dalam perkara ini adalah Anak ASMA’UL JOGO PRASETYO alias GOGO

bin SUGIMAN lengkap dengan segala identitasnya, bukan orang lain dan

dalam persidangan Anak telah membenarkan identitasnya, dengan demikian

unsur setiap orang telah terpenuhi ;

Ad. 2. Dengan sengaja melakukan tipu muslihat, serangkaian kebohongan, atau membujuk anak melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain;

Menimbang, bahwa unsur tersebut bersifat alternatif, sehingga dengan

terpenuhinya salah satu perbuatan sudah cukup memenuhi unsur tersebut tanpa

mempertimbangkan perbuatan yang lain;

Menimbang bahwa unsur yang dengan sengaja mengandung

pengertian bahwa unsur kesengajaan merupakan suatu sikap batin seseorang

terhadap sesuatu apa yang akan ia kerjakan dengan penuh kesadaran dengan

(15)

Menimbang bahwa yang dimaksud dengan tipu muslihat, serangkaian

kebohongan atau membujuk adalah perbuatan yang mempengaruhi atau

menanamkan pengaruh pada orang lain, dimana objek yang dipengaruhi adalah

kehendak seseorang. Perbuatan ini juga merupakan perbuatan yang abstrak,

dan akan terlihat bentuknya secara konkrit bila dihubungkan dengan cara

melakukannya, dan cara melakukannya biasanya dilakukan dengan

perbuatan-perbuatan yang tidak benar karena di dalamnya terdapat sebuah penipuan,

palsu tidak nyata atau bersifat membohongi;

Menimbang bahwa yang dimaksud dengan pengertian Anak menurut

Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang

dimaksud dengan Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan

belas) tahun, termasuk Anak yang masih dalam kandungan;

Menimbang bahwa yang dimaksud dengan melakukan persetubuhan

adalah perpaduan antara alat kelamin laki-laki dengan alat kelamin perempuan

yang biasanya dilakukan untuk memperoleh anak, dimana alat kelamin

laki-laki masuk ke dalam alat kelamin perempuan yang kemudian dari alat kelamin

laki-laki mengeluarkan air mani (Soesilo, 1980;181);

Menimbang, bahwa berdasarkan fakta di persidangan bahwa antara

Anak dengan saksi SAKSI KORBAN mempunyai hubungan berpacaran sejak

bulan November 2012 dimana pada saat itu saksi SAKSI KORBAN dan Anak

masih bersekolah di SMK BK Simo Kab. Boyolali, dan saksi SAKSI

KORBAN masih berusia 15 (lima belas) tahun;

Menimbang, bahwa pada sekitar bulan Maret 2015 saat Anak dan

saksi LENI AGUSTIN menjelang lulusan sekolah, Anak berkeinginan untuk

melakukan hubungan badan / ML dengan saksi SAKSI KORBAN dan pada

awalnya saksi SAKSI KORBAN menolak ajakan Anak dikarenakan takut

hamil, namun setelah dibujuk oleh Anak dan Anak berjanji akan bertanggung

jawab jika saksi SAKSI KORBAN hamil, dan akhirnya saksi SAKSI

(16)

Menimbang, bahwa pada awalnya tanggal 5 Mei 2013 Anak mengajak

saksi SAKSI KORBAN ke rumah sdr. RIO di Desa Nogosari, Kab. Boyolali

yang sebelumnya Anak mengirimkan SMS kepada saksi SAKSI KORBAN

untuk diajak berhubungan badan, namun saksi SAKSI KORBAN sempat

menolaknya namun karena Anak berjanji jika terjadi kehamilan, maka Anak

akan bertanggung jawab sehingga saksi SAKSI KORBAN menuruti keinginan

Anak, kemudian Anak dan saksi SAKSI KORBAN menuju ke rumah sdr. RIO

dengan berboncengan sepeda motor Yupiter Z menuju ke rumah sdr. RIO, dan

sesampainya di rumah sdr. RIO, mereka sempat berbincang-bincang dengan

sdr. RIO dan tidak berapa lama kemudian, sdr. RIO pamit pergi ;

Menimbang, bahwa setelah sdr. RIO pergi, Anak lalu mengajak saksi

SAKSI KORBAN untuk masuk ke dalam kamar, setelah itu mereka berbincang

bincang sebentar kemudian Anak menciumi bibir dan payudara saksi SAKSI

KORBAN, setelah itu baik Anak maupun saksi SAKSI KORBAN saling

melepas baju dan celana masing masing, kemudian Anak memasukkan alat

kelaminnya ke dalam alat kelamin saksi SAKSI KORBAN lalu digoyang

goyangkan hingga Anak merasa puas, kemudian sperma dikeluarkan di dalam

vagina saksi SAKSI KORBAN;

Menimbang, bahwa saksi SAKSI KORBAN dengan Anak sering

melakukan hubungan badan sampai Anak lupa sudah berapa kali melakukan

hal tersebut yang dilakukan kadang di rumah Anak, di warnet dan kadang di

hotel Ken Dedes Kec. Ampel, Kab. Boyolali dan pada beberapa kali hubungan

badan terakhir sebelum saksi SAKSI KORBAN dan Anak lulus sekolah yaitu

pada sekitar bulan Maret 2015, saksi SAKSI KORBAN dan Anak melakukan

hubungan badan terakhir dengan tidak menggunakan kondom yaitu di Hotel

Ken Dedes sehingga mengakibatkan saksi SAKSI KORBAN hamil;

Menimbang, bahwa saksi SAKSI KORBAN dan Anak melakukan

hubungan badan terakhir kalinya pada bulan April 2015 di Warnet di Tlatar,

Kab. Boyolali;

Menimbang, bahwa berdasarkan hasil Visum et Repertum tanggal 6

(17)

oleh dr. Sandie Farina, Sp OG dengan pendapat pada pemeriksaan atas nama

SAKSI KORBAN, dengan kesimpulan : hasil USG pasien dinyatakan positif

hamil diperkirakan umur janin 6-9 minggu, keadaan tersebut diakibatkan

karena selaput dara dimasuki benda tumpul.

Menimbang, bahwa pada saat kejadian, saksi SAKSI KORBAN

berusia 17 (tujuh belas) tahun berdasarkan Kutipan Akta Kelahiran dari

Pencatatan Sipil Nomor 3698/1997 tertanggal 29 September 1997 yang

menyatakan saksi SAKSI KORBAN lahir pada tanggal 26 Agustus 1997

sehingga pada saat kejadian persetubuhan terjadi, saksi SAKSI KORBAN

masih di bawah umur sebagaimana pengertian Anak menurut Pasal 1 ayat 1

Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Undang-Undang

Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak ;

Menimbang, bahwa berdasarkan fakta di persidangan tersebut maka

dalam hal ini Anak telah membujuk saksi SAKSI KORBAN untuk bersedia

melakukan hubungan badan dengan Anak dengan cara menjanjikan sesuatu

yaitu Anak bersedia bertanggung jawab atas perbuatannya apabila saksi SAKSI

KORBAN hamil sehingga saksi SAKSI KORBAN bersedia menuruti

keinginan Anak untuk melakukan persetubuhan, sehingga perbuatan Anak

termasuk dalam unsur membujuk Anak melakukan persetubuhan dengannya

telah terpenuhi; Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan

tersebut, ternyata perbuatan Anak telah memenuhi seluruh unsur-unsur pasal

dari dakwaan yang didakwakan, sehingga Hakim berkesimpulan bahwa Anak

telah terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana yang

didakwakan kepadanya, yaitu melanggar Pasal 81 ayat (2) Undang-Undang

Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 23 Tahun

2002 tentang Perlindungan Anak;

Menimbang, bahwa berdasarkan Hasil Laporan Penelitian

Kemasyarakatan Nomor register : 96/PA/VI/2015 tanggal 26 Juni 2015 atas

nama Anak ASMA’UL JOGO PRASETYO als. GOGO bin SUGIMAN yang

dibuat oleh Pembimbing Kemasyarakatan SUTOMO, A.Ks, SH dari Balai

(18)

a. Bahwa perbuatan Anak dilatarbelakangi oleh Anak sudah lama

berpacaran dengan korban yaitu sejak bulan November 2012

sehingga timbul keinginan untuk melakukan hubungan seksual

sebagai upaya untuk mencoba-coba menyalurkan hasratnya kepada

korban;

b. Bahwa kurangnya pengamalan agama sehingga tidak punya kontrol

diri dan masih labil;

c. Bahwa kurangnya kontrol dan pengawasan orang tua yang

disibukkan dengan pekerjaan terutama ayahnya sebagai buruh lepas

di Jakarta;

Menimbang, bahwa berdasarkan hasil LITMAS tersebut, maka Tim

Pengamat dari BAPAS Surakarta merekomendasikan agar terhadap Anak dijatuhi

Pembinaan dalam Lembaga “Ponpes Baithul Musthofa Mojosongo Surakarta atau

pembinaan dalam lembaga lain yang terdapat di wilayah Kabupaten Boyolali;

Menimbang, bahwa mengenai hukuman yang dijatuhkan kepada Anak

diharapkan nantinya bukanlah memberikan dampak yang negatif bagi masa depan

Anak kelak, namun lebih pada memberikan pelajaran dan pendidikan bagi Anak

agar Anak mengerti bahwa perbuatannya tersebut salah dan telah melanggar

ketentuan Undang-Undang dan norma yang berlaku baik norma hukum, norma

agama maupun norma sosial yang berlaku di masyarakat serta perbuatan Anak

sangat merugikan orang lain dalam hal ini masa depan korban yaitu saksi LENY

AGUSTINA namun dalam hal ini hukuman yang dijatuhkan tetap memberi

kesempatan kepada Anak untuk memperbaiki masa depannya apalagi dalam kasus

ini berdasarkan Litmas BAPAS, latar belakang Anak melakukan tindak pidana

karena factor internal dan eksternal dalam diri Anak sehingga diharapkan Anak

dapat memperbaiki diri dan masa depannya;

Menimbang, bahwa dalam persidangan, Anak sudah mengakui

perbuatannya dan mengakui kesalahannya, dan atas kejadian tersebut juga sudah

ada perdamaian antara pihak keluarga Anak dengan pihak keluarga korban yaitu

saksi SAKSI KORBAN berdasarkan Surat Perjanjian Damai tertanggal 30 Juni

(19)

Menimbang, bahwa pada berdasarkan kesepakatan dalam perjanjian

damai tersebut saat ini saksi SAKSI KORBAN sudah menikah secara siri dengan

Anak pada tanggal 8 Juni 2015 di rumah saksi SAKSI KORBAN namun

pernikahan tersebut belum disahkan di KUA karena usia Anak belum mencapai

19 (sembilan belas) tahun dan Anak juga berjanji serta bersedia melakukan

pernikahan secara resmi di KUA setelah umur Anak mencukupi;

Menimbang, bahwa Anak dalam persidangan juga mengemukakan niat

baik untuk bertanggung jawab atas perbuatan yang dilakukan terhadap saksi

SAKSI KORBAN dan terhadap masa depan anak yang masih dalam kandungan;

Menimbang, bahwa sebagai bentuk tanggung jawab Anak dalam

berumah tangga dengan saksi SAKSI KORBAN adalah Anak telah berusaha

mencari pekerjaan untuk mendapatkan penghasilan di perusahaan garmen yang

pada saat ini Anak masih mengikuti diklat di perusahaantersebut;

Menimbang, bahwa baik orang tua saksi SAKSI KORBAN maupun

orang tua Anak telah dapat menerima kejadian tersebut dan menerima

masing-masing pihak serta masih sanggup dan berjanji akan mendidik keduanya

sebaik-baiknya kepada keduanya dalam menjalani kehidupan berumah tangga;

Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 2 huruf f dan g

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Anak yang menyatakan

sistem peradilan Anak dilaksanakan berdasarkan azas kelangsungan hidup dan

tumbuh kembang Anak serta azas pembinaan dan pembimbingan Anak;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut dan dengan

berdasarkan Pasal 69 ayat (1) Undang-undang RI Nomor 11 Tahun 2012 tentang

Sistem Peradilan Pidana Anak, Hakim sependapat dengan tuntutan Penuntut

Umum yaitu menjatuhkan Tindakan kepada Anak untuk dikembalikan kepada

orang tua dan tidak sependapat dengan rekomendasi dari BAPAS Surakarta

berupa Pembinaan dalam Lembaga “Ponpes Baithul Musthofa Mojosongo

Surakarta dengan alasan agar Anak tetap berada di dalam lingkungan keluarganya

dan dapat memperbaiki perbuatannya serta diharapkan dapat menunjukkan itikad

baik Anak dalam mempertanggungjawabkan perbuatannya kepada korban yaitu

(20)

sehingga dapat menghidupi rumah tangganya apalagi saksi SAKSI KORBAN

tengah mengandung anaknya;

Menimbang, bahwa sesuai dengan Pasal 82 ayat (1) huruf a

Undang-Undang RI Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak

menyatakan bahwa Tindakan yang dapat dikenakan kepada Anak meliputi

pengembalian kepada orang tua;

Menimbang, bahwa sebelum menjatuhkan putusan kepada Anak, Hakim

terlebih dahulu mempertimbangkan hal-hal yang memberatkan dan meringankan

Anak tersebut:

a. Hal-hal yang memberatkan :

1) Perbuatan Anak tidak sepantasnya dilakukan seusianya;

b. Hal-hal yang meringankan :

1) Anak berterus terang dan bersikap sopan dipersidangan ;

2) Anak belum pernah dipidana ;

3) Sudah ada perdamaian antara keluarga;

4) Anak sudah menikah secara siri dengan korban

9. Amar Putusan

a. Menyatakan Anak ASMA’UL JOGO PRASETYO BIN SUGIMAN terbukti

secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Membujuk

Anak untuk melakukan persetubuhan dengannya”;

b. Menjatuhkan Tindakan kepada Anak ASMA’UL JOGO PRASETYO BIN

SUGIMAN yaitu dikembalikan kepada orang tuanya ;

c. Memerintahkan agar Anak ASMA’UL JOGO PRASETYO BIN SUGIMAN

dikeluarkan dari tahanan segera setelah putusan ini diucapkan;

d. Menetapkan barang bukti berupa :

1) 1 (satu) unit handphone merk Cross V6 warna hitam

2) 1 (satu) buah handphone merk Samsung warna merah maroon.

Dikembalikan kepada saksi SAKSI KORBAN;

3) 1 (satu) lembar berita Acara Nikah Siri

(21)

Masing-masing tetap terlampir dalam berkas perkara;

e. Membebankan biaya perkara kepada Anak sebesar Rp 2.000,- (dua ribu

rupiah);

B.Pembahasan

1. Kesesuaian Kedudukan Berita Acara Nikah Siri Pada Pembuktian Perkara Persetubuhan Terhadap Anak Dalam Putusan Pengadilan Negeri Boyolali Nomor : 07/Pid.Sus.Anak/2015/PN.Byl dengan Pasal 184 jo Pasal 187 KUHAP

Berita Acara Nikah Siri merupakan bentuk surat yang dibuat antara

kedua belah pihak yang melakukan penikahan secara siri yang digunakan

sebagai bukti bahwa pernikahan benar-benar sudah terjadi. Pernikahan siri

sendiri merupakan penikahan yang dilakukan sesuai syariat Islam namun tidak

dicatat kan di KUA. Berita Acara Nikah Siri dibuat secara di bawah tangan

karena pernikahan siri sendiri tidak diatur dalam Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1974 tentang Perkawinan.

Berita Acara Nikah Siri digunakan sebagai bukti tertulis bahwa

pernikahan antara kedua belah pihak sudah terjadi. Dalam pembuatan Berita

Acara Nikah Siri mengandung asas pacta sunt servanda yang artinya hanya

mengikat kepada para pihak yang membuat. Berita Acara Nikah Siri memiliki

kekuatan pembuktian di persidangan jika ditandatangani oleh para pihak.

Mengenai kebenaran tanda tangan para pihak jika diragukan dapat dilakukan

tes di Laboratorium Forensik Polri (Kriptography).

Dalam perkara persetubuhan terhadap anak yang dilakukan

perdamaian dengan cara dilakukan pernikahan siri sebagai tanda pertanggung

jawaban terdakwa dapat dengan alat bukti Berita Acara Nikah Siri yang

ditandatangani oleh para pihak yang melakukan pernikahan. Dalam Pasal 47

ayat (1) dan Pasal 50 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

Perkawinan yang berisi mengenai pembatasan usia anak di bawah kekuasaan

orang tua atau di bawah perwalian adalah sebelum mencapai 18 (delapan belas)

(22)

mencapai usia 18 (delapan belas) tahun. Untuk itu pernikahan yang dilakukan

dengan anak di bawah umur tentu belum dapat dicatatkan di KUA. Dengan

demikian Berita Acara Nikah Siri dapat digunakan sebagai alat bukti untuk

membuktikan bahwa tindak pidana persetubuhan terhadap anak benar-benar

terjadi.

Pembuktian tentang benar tidaknya terdakwa melakukan perbuatan

yang didakwakan merupakan bagian yang terpenting dalam acara pidana.

Dalam hal ini hak asasi manusia dipertaruhkan. Bagaimana akibatnya jika

seseorang yang didakwa dinyatakan terbukti melakukan perbuatan yang

didakwakan berdasarkan alat bukti yang ada disertai keyakinan hakim,padahal

tidak benar.Untuk inilah maka hukum acara pidana bertujuan untuk mencari

kebenaran materiil.(Andi Hamzah,2008:249).

Menurut Adami Chazawi pembuktian ditujukan untuk memutus

perkara pidana dan bukan semata mata untuk menjatuhkan pidana. Sebab untuk

menjatuhkan pidana masih di perlukan lagi syarat terbuktinya kesalahan

terdakwa melakukan tindak pidana ( AdamiChazawi,2008:31).

Proses pembuktian dipersidangan harus mencari kebenaran materiil.

Dimana kebenaran materiil adalah kebenaran yang selengkap-lengkapnya

sesuai dengan tindak pidana yang telah terjadi. Proses pembuktian menjadi

tahap yang penting karena disinilah bagaimana fakta hukum yang ada digali

dengan selengkap-lengkapnya.

Berita Acara Nikah Siri dapat dikategorikan sebagai surat di bawah

tangan. Surat di bawah tangan dapat memiliki kekuatan pembuktian yang

sempurna dan lengkap jika alat bukti surat dibawah tangan dilengkapi alat

bukti lain yang isinya saling berhubugan. Surat di bawah tangan dalam

pembuatannya dituntut adanya tanda tangan para pihak yang membuat.

Alat bukti surat merupakan alat bukti yang secara sah telah disebutkan

dalam Pasal 184 Kitab Undang –Undang Hukum Acara Pidana. Secara lebih

rinci kategori surat yang dapat dikatakan sebagai alat bukti yang sah diatur

(23)

a. Berita acara dan surat lain dalam bentuk resmi yang dibuat oleh pejabat

umum yang berwenang atau yang dibuat dihadapannya, yang memuat

keterangan tentang kejadian atau keadaan yang didengar, dilihat atau

dialaminya sendiri, disertai dengan alasan-alasan yang jelas dan tegas

tentang keterangannya itu;

b. Surat yang dibuat menurut ketentuan peraturan perundang-undangan atau

surat yang dibuat oleh pejabat mengenai hal yang termasuk dalam tata

laksana yang menjadi tanggung jawabnya dan diperuntukkan bagi

pembuktian sesuatu hal atau sesuatu keadaan;

c. Surat keterangan dari seorang ahli yang memuat pendapat berdasarkan

keahliannya mengenai sesuatu hal atau sesuatu keadaan yang diminta secara

resmi dari padanya;

d. Surat lain yang hanya dapat berlaku jika ada hubungannya dengan isi dari

alat pembuktian yang lain”.

Selaras dengan bunyi Pasal 187 butir d Kitab Undang Undang Hukum

Acara Pidana maka menurut Andi Hamzah surat di bawah tangan masih

memiliki nilai pembuktian jika ada hubungan dengan isi dari alat bukti yang

lain (Andi Hamzah,2008:276).

Berita Acara Nikah Siri jika dikaitkan dengan Pasal 187 KUHAP

maka dapat dikategorikan dalam “Surat lain yang hanya dapat berlaku jika ada

hubungannya dengan isi dari alat pembuktian yang lain”. Jadi alat bukti Surat

Berita Acara Nikah Siri tidak dapat berdiri sendiri sebagai alat bukti jika alat

bukti lain yang ada tidak mendukung isi dari alat bukti Surat Berita Acara

Nikah Siri.

Berita Acara Nikah Siri dapat dikategorikan sebagai alat bukti surat

jika isinya sesuai alat bukti lain. Alat bukti yang dapat mendukung isi Berita

Acara Nikah Siri seperti Keterangan Saksi, Keterangan Ahli, Surat ,Petunjuk

atau Keterangan Terdakwa. Hal ini menandakan bahwa alat bukti Berita Acara

Nikah Siri dapat digunakan dalam proses pembuktian untuk mencari kebenaran

(24)

Surat untuk menjadi alat bukti harus memiliki kekuatan pembuktian.

Surat mempunyai kekuatan pembuktian yang sempurna dan mengikat bagi

hakim dengan syarat (Dyah Prita Wardani,2015:66):

a. Bentuk formil maupun materiil sudah sesuai dengan ketentuan yang diatur

oleh Undang-Undang;

b. Bahwa surat tersebut tidak ada cacat hukum;

c. Tidak ada orang lain yang mengajukan bukti bahwa yang dapat

melemahkan bukti surat tersebut.

Berita Acara Nikah Siri sudah memenuhi ketentuan Pasal 187 huruf d

sebagai alat bukti surat. Sehingga selama alat bukti lain isinya sesuai Berita

Acara Nikah Siri dan tidak ada alat bukti lain yang melemahkan maka Berita

Acara Nikah Siri memiliki kekuatan pembuktian dalam perkara persetubuhan

terhadap anak. Kekuatan pembuktian Berita Acara Nikah Siri dapat dilihat dari

kesinambungan antara satu alat bukti dengan alat bukti lainnya. Seperti yang

diatur pada Pasal 183 KUHAP tentang prinsip batas minimum pembuktian

mengatur bahwa alat bukti yang sah sekurang-kurangnya harus ada dua alat

bukti. Hal ini karena satu alat bukti dianggap belum dapat membuktikan

kebenaran materiil. Selaras dengan kekuatan pembuktian Berita Acara Nikah

Siri yang tidak dapat berdiri sendiri sehingga harus ada keterkaitan dengan isi

alat bukti lain.

Hal ini yang membedakan antara kekuatan pembuktian alat bukti surat

yang masuk kategori Pasal 187 huruf a.b,c KUHAP dengan alat bukti surat

yang masuk kategori Pasal 187 huruf d KUHAP. Pada alat bukti surat sesuai

Pasal 187 huruf a,b,c kekuatan pembuktiannya formal sempurna yang secara

langsung melekat pada alat bukti. Sedangkan alat bukti surat sesuai Pasal 187

huruf d KUHAP kekuatan pembuktiannya tidak langsung melekat pada surat

tetapi dilihat dari kesesuaian dengan alat bukti lain.

Berdasarkan hasil penelitian dalam Putusan Pengadilan Negeri

Boyolali Nomor. 07/Pid.Sus.Anak/2015/PN.Byl terhadap barang bukti yang

digunakan Penuntut Umum berupa Berita Acara Nikah Siri yang apabila

(25)

kekuatan pembuktian yang sah sebagai alat bukti surat karena isinya sesuai

dengan keterangan saksi dan keterangan terdakwa.

Pemeriksaan Berita Acara Nikah Siri dalam Putusan Pengadilan

Negeri Boyolali Nomor. 07/Pid.Sus.Anak/2015/PN.Byl apabila dikaitkan

dengan alat bukti lain memiliki kesesuaian. Penuntut Umum dalam perkara ini

menggunakan 4 (empat ) orang saksi dan 1 ( satu) orang diantaranya

merupakan Saksi Korban. Selain itu Penuntut Umum juga menggunakan

keterangan terdakwa dan alat bukti surat Visum et Repertum serta Hasil

Laporan Penelitian Kemasyarakatan Nomor Register:96/PA/VI/2015. Dari

keterangan saksi dalam perkara ini,keterkaitan dengan isi Berita Acara Nikah

Siri dapat diketahui sebagai berikut:

a. Keterangan Saksi Korban dalam persidangan menjelaskan “Bahwa benar

saat ini saksi sudah menikah secara siri dengan Anak pada tanggal 8 Juni

2015 di rumah saksi”. Hal ini berarti Saksi Korban menguatkan isi Berita

Acara Nikah Siri. Keterangan Saksi Korban membenarkan bahwa dirinya

sudah menikah siri dengan Anak ,dimana isi Berita Acara Nikah Siri juga

menyatakan adanya pernikahan siri antara Saksi Koban dengan Anak.

Dengan demikian salah satu pihak yang membuat Berita Acara Nikah Siri

sudah mengakui kebenaran isi dari surat tersebut.

b. Keterangan Saksi Supomo yang merupakan Ayah Saksi Korban di dalam

persidangan juga memberikan penjelasan sebagai berikut : “ Bahwa atas

kejadian ini antara pihak saksi dengan pihak keluarga Anak sudah ada

perdamaian dan antara Anak dengan Saksi Korban sudah melangsungkan

pernikahan siri pada tanggal 8 Juni 2015 di rumah saksi dengan disaksikan

oleh saudara-saudara”. Dari keterangan Saksi Supomo yang merupakan

pelapor dalam perkara ini juga sesuai dengan isi Berita Acara Nikah Siri.

c. Keterangan Saksi Dwi Suwarti dimana ia adalah ibu Saksi Korban. Di dalam

persidangan ibu Saksi Korban menyatakan “Bahwa atas kejadian ini antara

pihak saksi Supomo dengan pihak keluarga Anak sudah ada perdamaian dan

antara Anak dengan Saksi Korban sudah melangsungkan pernikahan siri pada

(26)

saudara-saudara”. Keterangan yang diutarakan oleh ibu Saksi Korban tidak berbeda

jauh dengan keterangan yang diberikan oleh Saksi Korban dan Ayah Saksi

Korban yang bernama Supomo. Pada intinya keterangan Saksi Dwi Suwarti

sesuai dengan isi Berita Acara Nikah Siri.

d. Keterangan Saksi Giyono yang merupakan paman Saksi Korban. Saksi Giyono

pada proses pembuktian di persidangan memberikan keterangan sebagai

berikut :”Bahwa atas kejadian ini antara pihak saksi Supomo dengan pihak

keluarga Anak sudah ada perdamaian dan antara Anak dengan Saksi Korban

sudah melangsungkan pernikahan siri pada tanggal 8 Juni 2015 di rumah saksi

Supomo dengan disaksikan oleh saudara-saudara”. Tidak jauh berbeda dengan

keterangan saksi lain di dalam perkara ini, Saksi Giyono telah memberikan

keterangan yang menguatkan isi Berita Acara Nikah Siri. Dengan demikian

dapat dikatakan bahwa keterangan Saksi Giyono sesuai dengan isi Berita Acara

Nikah Siri.

Penjelasan di atas dapat dilihat bahwa keterangan saksi dalam perkara ini

sesuai dengan isi Berita Acara Nikah Siri. Keempat keterangan saksi baik dari

Saksi Korban,Supomo,Dwi Suwarti dan Giyono membenarkan bahwa telah

terjadi pernikahan siri antara Anak dengan Saksi Korban bertempat di rumah

Saksi Korban pada tanggal 8 Juni 2015. Dalam keterangan saksi yang di

perlihatkan dalam persidangan menyatakan bahwa pernikahan siri telah

disaksikan saudara –saudara dari para pihak. Hal ini menandakan bahwa alat bukti

keterangan saksi sesuai isi Berita Acara Nikah Siri yang dibuat sebagai alat bukti

yang menyatakan bahwa pernikahan siri telah terjadi.

Perkara persetubuhan terhadap anak Putusan Pengadilan Negeri Boyolali

Nomor. 07/Pid.Sus.Anak/2015/PN.Byl juga digunakan alat bukti Keterangan

Terdakwa. Keterkaitan Keterangan Terdakwa dengan isi Berita Acara Nikah Siri

dapat dilihat pada proses pembuktian di persidangan. Pada saat di persidangan

(27)

a. Bahwa saat ini Saksi Korban sudah menikah secara siri dengan Anak pada

tanggal 8 Juni 2015 di rumah Saksi Korban dan belum disahkan di KUA

karena usia Anak belum berusia 19 (sembilan belas) tahun;

b. Bahwa Anak berniat mencatatkan perkawinan di KUA setelah usia Anak

mencapai 19 (Sembilan belas) tahun.

Keterangan di atas maka dapat disimpulkan bahwa Anak membenarkan

adanya nikah siri yang menjadi latar belakang di buatnya Berita Acara Nikah Siri.

Pernyataan dari Anak juga sesuai dengan keterangan saksi yang didatang ke

persidangan . Sebagai pihak yang bersangkutan di dalam Berita Acara Nikah Siri

, keterangan Anak tidak melemahkan bukti Berita Acara Nikah Siri. Selaras

dengan Saksi Korban yang merupakan pihak yang melakukan pernikahan siri juga

memberikan keterangan yang menguatkan isi Berita Acara Nikah Siri.

Berita Acara Nikah Siri dalam perkara persetubuhan terhadap anak

Putusan Pengadilan Negeri Boyolali Nomor. 07/Pid.Sus.Anak/2015/PN.Byl

sudah sesuai dengan isi Keterangan Saksi dan Keterangan Terdakwa. Hal ini

berarti Berita Acara Nikah Siri sudah memenuhi Pasal 187 huruf d KUHAP.

Dengan demikian alat bukti Berita Acara Nikah Siri memiliki kedudukan sebagai

alat bukti Surat seperti yang diatur dalam Pasal 184 KUHAP yang mengatur

tentang alat bukti yang sah.

Perkara ini alat bukti Berita Acara Nikah Siri diakui kebenarannya oleh

Anak. Hal ini menandakan Anak juga mengakui telah melakukan tidak pidana

persetubuhan terhadap Saksi Korban sehingga memenuhi kewajibannya untuk

bertangungjawab atas perbuatannya dengan dilaksanakan pernikahan siri.

Kekuatan pembuktian alat bukti Berita Acara Nikah Siri dapat melengkapi

pembuktian untuk mendapatkan kebenaran materiil yang dicari. Mengenai

kekuatan pembuktian alat bukti Berita Acara Nikah Siri sifatnya bebas tidak

mengikat hakim. Dalam hal ini hakim bebas untuk menilai dan menentukan

kekuatan dan kebenaran alat bukti. Hakim bebas untuk menerima atau bahwa

(28)

2. Pertimbangan Hakim Terhadap Barang Bukti Berita Acara Nikah Siri Dalam Menjatuhkan Putusan Perkara Persetubuhan Terhadap Anak Pada Putusan Pengadilan Negeri Boyolali Nomor : 07/Pid.Sus.Anak/2015/PN.Byl

Perkara persetubuhan terhadap anak dengan Putusan Pengadilan Negeri

Boyolali Nomor. 07/Pid.Sus.Anak/2015/PN.Byl hakim wajib untuk

mempertimbangkan alat bukti yang sah untuk mendapat keyakinan bahwa

terdakwa benar-benar melakukan kesalahan. Pada proses pembuktian di

persidangan sekurang-kurangnya harus ada dua alat bukti yang sah dan keyakinan

hakim. Perihal prinsip batas minimum pembuktian sudah diatur secara jelas di

Pasal 183 KUHAP.

Hakim Pengadilan Negeri Boyolali dalam perkara ini harus memeriksa

alat bukti dan barang bukti yang diajukan oleh Penuntut Umum. Dalam perkara

ini Penuntut Umum menggunakan 4 ( empat )saksi, 2 (dua ) surat , dan keterangan

terdakwa. Sedangkan mengenai barang bukti Penuntut Umum menggunakan 2 (

dua ) buah handphone , Berita Acara Nikah Siri , dan 6 ( enam ) foto pernikahan

siri.

Putusan yang dijatuhkan hakim terhadap suatu perkara harus benar-benar

menghayati arti amanah dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya sesuai

dengan fungsi dan kewenangannya masing-masing . Hakikat pada pertimbangan

yuridis hakim merupakan pembuktian unsur-unsur dari suatu tindak pidana yang

dapat menunjukkan perbuatan terdakwa tersebut memenuhi dan sesuai dengan

tindak pidana yang didakwakan oleh penuntut umum sehingga pertimbangan

tersebut relevan terhadap amar atau diktum putusan hakim( Lilik Mulyadi

,2007:193)

Hakim dalam menjatuhkan putusan harus berhati-hati dan teliti karena

menyangkut rasa keadilan dan kemanusian dalam kehidupan bermasyarakat.

Pertimbangan hakim dalam menjatuhkan putusan ada beberapa faktor yaitu aspek

yuridis,aspek non yuridis, dan aspek sosiologis. Aspek yuridis dimana hakim

harus mempertimbangkan fakta yang terjadi di persidangan. Fakta di persidangan

(29)

Sedangkan aspek non yuridis dan aspek sosiologis yang pada intinya tidak jauh

berbeda. Aspek non yuridis meliputi pertimbangan psikologis, kriminologis dan

filosofis. Selaras dengan itu aspek sosiologis lebih terpusat pada kewajiban hakim

untuk menggali ,mengikuti,dan memahami nilai-nilai hukum dan rasa keadilan

yang hidup dalam masyarakat sesuai Pasal 5 ayat ( 1) Undang-Undang Nomor 48

Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman.

Dalam perkara persetubuhan terhadap anak Putusan Pengadilan Negeri

Boyolali Nomor. 07/Pid.Sus.Anak/2015/PN.Byl Anak telah didakwa tunggal

menurut Pasal 81 ayat 2 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang

Perubahan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

Adapun pertimbangan hakim terhadap unsur-unsur dalam Pasal 81 ayat 2

Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Undang-Undang

Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak sebagai berikut:

a. Setiap Orang

Dalam kaitan perkara ini, berdasarkan keterangan dari para saksi dan

keterangan Anak di persidangan yang satu dengan yang lainnya saling

bersesuaian jelas bahwa yang dimaksud dengan setiap orang dalam perkara ini

adalah Anak ASMA’UL JOGO PRASETYO alias GOGO bin SUGIMAN

lengkap dengan segala identitasnya, bukan orang lain dan dalam persidangan

Anak telah membenarkan identitasnya, dengan demikian unsur setiap orang

telah terpenuhi.

b. Dengan sengaja melakukan tipu muslihat, serangkaian kebohongan, atau

membujuk anak melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain

Unsur tersebut bersifat alternatif, sehingga dengan terpenuhinya salah

satu perbuatan sudah cukup memenuhi unsur tersebut tanpa

mempertimbangkan perbuatan yang lain.

Pengertian Anak menurut Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Nomor 35

Tahun 2014 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002

tentang Perlindungan Anak yang dimaksud dengan Anak adalah seseorang

(30)

dalam kandungan. Sedangkan berdasarkan fakta di persidangan bahwa antara

Anak dengan Saksi Korban mempunyai hubungan berpacaran sejak bulan

November 2012 dimana pada saat itu Saksi Korban dan Anak masih

bersekolah di SMK BK Simo Kab. Boyolali, dan Saksi Korban masih berusia

15 (lima belas) tahun.

Berdasarkan fakta di persidangan diketahui bahwa Anak mengajak

Saksi Korban untuk berhubungan badan pada Maret 2015. Pada awalnya Saksi

Korban menolak ajakan Anak karena takut hamil. Namun Anak terus

membujuk dan berjanji akan bertangung jawab jika Saksi Korban hamil. Pada

tanggal 5 Mei 2013 Anak dan Saksi Korban melakukan hubungan badan di

rumah saudara Rio. Anak dan Saksi Korban telah sering melakukan hubungan

badan yang kadang dilakukan di rumah Anak, warnet,dan Hotel Ken Dedes

Kecamatan Ampel.

Berdasarkan hasil Visum et Repertum tanggal 6 April 2015 dari RSU

Pandan Arang di Boyolali yang dibuat dan ditandatangani oleh dr. Sandie

Farina, Sp OG dengan pendapat pada pemeriksaan atas nama Saksi Korban,

dengan kesimpulan : hasil USG pasien dinyatakan positif hamil diperkirakan

umur janin 6-9 minggu, keadaan tersebut diakibatkan karena selaput dara

dimasuki benda tumpul.

Berdasarkan fakta di persidangan tersebut maka dalam hal ini Anak

telah membujuk Saksi Korban untuk bersedia melakukan hubungan badan

dengan Anak dengan cara menjanjikan sesuatu yaitu Anak bersedia

bertanggung jawab atas perbuatannya apabila Saksi Korban hamil sehingga

Saksi Korban bersedia menuruti keinginan Anak untuk melakukan

persetubuhan, dengan itu perbuatan Anak termasuk dalam unsur membujuk

Anak melakukan persetubuhan dengannya telah terpenuhi.

Barang bukti Berita Acara Nikah Siri dalam perkara persetubuhan

terhadap anak Putusan Pengadilan Negeri Boyolali Nomor.

07/Pid.Sus.Anak/2015/PN.Byl menjadi salah satu pertimbangan hakim dalam

memutus perkara tersebut. Barang bukti Berita Acara Nikah Siri menjadi

(31)

dengan keluarga Saksi Korban. Dalam hal ini dengan adanya Berita Acara Nikah

Siri Anak juga mengakui kesalahannya dan menyesalinya. Pelaksanaan

pernikahan siri yang dibuktikan dengan adanya Berita Acara Nikah Siri menjadi

tanda pertanggungjawaban Anak atas perbuatannya. Anak juga berjanji tidak akan

mengulangi kesalahannya lagi. Anak juga berjanji akan mencatatkan pernikahan

tersebut apabila umurnya sudah mencapai 19 tahun. Dalam pertimbangan hakim

diharapkan Anak dengan Saksi Korban dapat membangun rumah tangga yang

baik . Selain itu hakim juga mempertimbangkan usaha Anak yang sudah bekerja

di perusahaan garmen untuk mendapatkan penghasilan , hal ini mencerminkan

tanggung jawab Anak untuk menghidupi rumah tangganya.

Selaras dengan ketentuan Pasal 2 huruf f dan g Undang-Undang Nomor

11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Anak yang menyatakan sistem peradilan

Anak dilaksanakan berdasarkan azas kelangsungan hidup dan tumbuh kembang

Anak serta azas pembinaan dan pembimbingan Anak. Pertimbangan hakim sudah

tepat karena melihat kelangsungan hidup rumah tangga baru Anak sangat

bergantung pada usaha Anak sendiri. Dengan dijatuhkannya tindakan

pengembalian kepada orang tua terhadap Anak diharapkan masa depan

Anak,Saksi Korban dan calon bayi dalam kandungan Saksi Korban dapat terus

berlangsung dengan baik.

Dalam pertimbangannya hakim juga melihat dari aspek sosiologis.

Hakim mempertimbangkan bahwa hukuman untuk Anak harus memberikan

pembelajaran agar Anak memahami kesalahannya dan tidak mengulangnya lagi.

Hakim juga menyatakan bahwa perbuatan yang dilakukan oleh Anak telah

melanggar ketentuan Undang-Undang dan norma yang berlaku baik norma

hukum, norma agama maupun norma sosial yang berlaku di masyarakat serta

perbuatan Anak sangat merugikan orang lain dalam hal ini masa depan Saksi

Korban. Hal ini berarti hakim telah menggali ,mengikuti,dan memahami

nilai-nilai hukum dan rasa keadilan yang hidup dalam masyarakat sesuai Pasal 5 ayat (

1) Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman.

Putusan hakim juga harus memuat hal-hal apa saja yang dapat

(32)

Putusan Pengadilan Negeri Boyolali Nomor. 07/Pid.Sus.Anak/2015/PN.Byl

hakim mempertimbangkan hal-hal yang memberatkan dan meringankan bagi

Anak :

a. Hal-hal yang memberatkan :

1) Perbuatan Anak tidak sepantasnya dilakukan seusianya;

b. Hal-hal yang meringankan :

1) Anak berterus terang dan bersikap sopan dipersidangan ;

2) Anak belum pernah dipidana ;

3) Sudah ada perdamaian antara keluarga;

4) Anak sudah menikah secara siri dengan Saksi Korban;

Dari hal-hal yang meringankan yang dikemukakan oleh hakim maka bisa

disimpulkan bahwa isi Berita Acara Nikah Siri menjadi salah satu faktor yang

meringankan hukuman bagi Anak. Dari hal-hal yang meringankan hukuman Anak

dicantumkan bahwa “Anak sudah menikah secara siri dengan korban”. Hal ini

sesuai isi Berita Acara Nikah Siri yang dibuat dengan tujuan sebagai alat bukti

bahwa sudah dilaksanakan pernikahan siri antara Anak dengam Saksi Korban.

Dengan demikian Berita Acara Nikah Siri kekuatan pembuktiannya diterima dan

dipertimbangakan hakim dalam memutuskan perkara persetubuhan terhadap anak

Putusan Pengadilan Negeri Boyolali Nomor. 07/Pid.Sus.Anak/2015/PN.Byl.

Dalam perkara persetubuhan terhadap anak Putusan Pengadilan Negeri

Boyolali Nomor. 07/Pid.Sus.Anak/2015/PN.Byl merupakan bentuk putusan

dimana mempertimbangkan keadilan restoratif dengan mekanisme diversi.

Berdasarkan Pasal 6 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 Diversi bertujuan

untuk:

a. Mencapai perdamaian antara korban dan Anak;

b. Menyelesaikan perkara Anak di luar proses peradilan;

c. Menghindari Anak dari perampasan kemerdekaan;

d. Mendorong masyarakat untuk berpartisipasi; dan

(33)

Berdasarkan pemaparan di atas maka hakim yang memeriksa dan

mengadili perkara Putusan Pengadilan Negeri Boyolali Nomor.

07/Pid.Sus.Anak/2015/PN.Byl menyatakan :

a. Menyatakan Anak ASMA’UL JOGO PRASETYO BIN SUGIMAN terbukti

secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Membujuk

Anak untuk melakukan persetubuhan dengannya”;

b. Menjatuhkan Tindakan kepada Anak ASMA’UL JOGO PRASETYO BIN

SUGIMAN yaitu dikembalikan kepada orang tuanya.

Keyakinan hakim dalam menjatuhkan putusan ini diperoleh dari

keterangan saksi maupun keterangan terdakwa yang saling bersesuaian satu sama

lain serta barang bukti Berita Acara Nikah Siri yang isinya menguatkan alat bukti

lain. Hakim telah menjatuhkan putusan berlandaskan Pasal 69 ayat (1)

Undang-Undang No 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak yang

menyatakan “Anak hanya dapat dijatuhi pidana atau dikenai tindakan berdasarkan

ketentuan dalam Undang-Undang ini”. Maka hakim telah menjatuhkan putusan

dalam perkara persetubuhan terhadap anak dengan terdakwa Anak dengan

tindakan dikembalikan kepada orang tua. Dengan demikian Putusan Pengadilan

Negeri Boyolali Nomor. 07/Pid.Sus.Anak/2015/PN.Byl sudah sesuai teori

keseimbangan dalam menjatukan putusan karena sudah sesuai kepentingan Anak ,

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Hasil pengujian terhadap lapisan nickel-chromium di atas menunjukkan, bahwa unsur nikel sebagai anoda terlihat lebih mudah melepaskan elektron dari pada unsur chromium, dan sifat lain

terhadap hasil heading kaki sejajar dan 4) untuk mengetahu hasil yang signifikan, antara kelentukan togok, kekuatan otot leher dan kekuatan otot perut terhadap hasil heading

Oleh karena itu berdasarkan hal yang tertera di atas maka penulis menarik kesimpulan untuk mengambil masalah keperawatan dengan harga diri rendah pada Sdr.P di ruang

Pembatalan hibah merupakan hal yang tidak dibolehkan, tidak ada hukum yang mengatur akan adanya pembatalan hibah kecuali pembatalan hibah orang tua terhadap anaknya

Bagian A merupakan modus latihan dengan komponen F0 adalah layer input yang berfungsi melakukan normalisasi sampel training sehingga diperoleh gelombang pulsa yang sama panjang,

Perintah (tag) yang perlu ditambahkan pada ordered list untuk membuat nomor romawai berhuruf kecil..

Kemudian terdapat kesalahan kata yang ditulis, seperti ejaan, penggunaan huruf kapital dan tanda baca.Peserta didik juga melakukan kesalahan dalam membuat kalimat