• Tidak ada hasil yang ditemukan

Urgensi Wasyatiyah Di Lembaga Pendidikan Untuk Menuju Kesatuan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Urgensi Wasyatiyah Di Lembaga Pendidikan Untuk Menuju Kesatuan"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Artikel ilmu kalam

Urgensi Wasyatiyah Dilembaga Pendidikan Untuk Menuju Kesatuan

Dosen Pengampu: Dr. H. Dwi Surya Atmaja, Ma Dosen Asisten: Wahyu Nugroho, M.H

Disusun Oleh:

Ach Fais Ali Afsa (12102038) Institut Agama Islam Negeri Pontianak

Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan Pendidikan Bahasa Arab

(2)

Abstrak

Pada zama sekarang bullying merupakan suatu yang lumrah dikakalangan lembaga pendidikan baik itu formal ataupun non formal,bullying adalah suatu pril aku yang tidak baik atau biasa katakan prilaku yang jelek dikarenakan didalamany a terdapat unsur bulian atau hinaan dan penindasan terhadap korban kasus ini kera p dilakukan oleh siswa yang merasa lebih berkuasa dan lebih kuat dari pada siswa lainnya,

Beriringan dengan itu kementerian pemberdayaan perempuan dan perlindu ngan anak (kemenppa) ri menjelaskan bahwa bullying atau penindasan/pelecehan adalah segala bentuk penindasan atau kekerasan yang dilakukan dengan sengaja u ntuk menyakiti, dan dilakukan secara terus menerus, oleh seseorang atau sekelom pok orang yang lebih kuat atau lebih berkuasa dari orang lain.

Maka itu perlu kiranya saya menjelsakan atau menguraikan tentang urgens i wasyatiyah dilembaga pendidikan agar tidak terjadi sebuah penindasan terhadap salah satu peserta didik baik di sekolah formal non formal.

Kata kunci : sekolah, intimidasi, evaluasi, intervensi

Pendahuluan

Dalam al-qur’an ada salah satu ayat menjelsakan tentang prihal tidak bolehnya hinaan atau celaan terhadap salah satu kelompok manuasi baik laki-laki dan perem puan, lafadznya sebagai berikut :

ا ٗر ۡۡيَخ ّنُكَي نَأ ٰٓى َۡسَع ٍٓءا َۡسّن نّم ٞٓءا َۡسِن َلَو ۡمُهۡنّم ا ٗرۡۡيَخ ْاوُۡنوُكَي نَأ ٰٓىَسَع ٍم ۡوَق نّم ٞم ۡوَق ۡرَخ ۡسَي َل ْاوُنَمآَء َنيِذّلٱ اَهّيَأَٰٓي

َنوُۡۡمِلّٰظلٱ ُمُه َكِئَٰٓلْوُأَف ۡبُتَي ۡمّل نَمَو ِۚنَٰميِ ۡلٱ َدۡۡۡعَب ُقوُسُفۡلٱ ُمِۡٱسِلٱ َسۡئِب ِۖبَٰقۡلَ ۡلٱِب ْاوُزَباَنَت َلَو ۡمُكَسُفنَأ ْآوُزِمۡلَت َلَو ّۖنُهۡنّم :تارجحلا)

11 )

Artinya : wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengol ok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) lebi h baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain (karena) boleh jadi perempuan (yang diperol ok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu sa ling mencela satu sama lain dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar y ang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setela h beriman. Dan barangsiapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. (qs. Al-hujurat:11)

Dari ayat di atas kita dapat mengambil kesimppulan bahwa keberadaan wa syatiyah atau moderasi sangatlah penting baik di lingkungan lembaga pendidikan maupun di kalangan masyarakat

Kemudian perlu kita ketahui bahwa manusia mempunyai beberapa fase perkemba ngan antaranya fase anak-anak,fase remaja,fase dewasa. Pembahasan ini focus ke pada fase remaja,dimana fase ini merupakan fase yang berada antra fase anak-ana k dan fase dewasa artinya remaja masa ini mempunyai kematangan emisonal,fisik, social.dan psikis.

(3)

Masa remaja juga masa yang penuh dengan kesulitan baik dalam tahap pen dewasaannya atupun dalam hal lainnya. Sehingga memnag diperlukan suatu perm asalahan agar dapat mendewasakan pemikirannya. Juga secara psikis masa remaja adalah masah yang sulit ditempuh karena masa ini merupakan suatu jalan untuk p encarian jati dirinya dan labil.

Biasanya mereka ingin mengetehui apa yang ia lihat dan ingin selalu men coba suatu hal yang baru baik itu dari segi lingkungan,kelurga,sekolah teman mai nnya dan masyarakat sekitarnya. Sesuatu yang telah dilihat oleh mereka akan dita nggapi oleh sesuai kepribadiannya masing-masing,disinilah pentingnya lingkunga n terhdapa perkembangan remaja atau dalam pembentukan kepribadian remaja.seb enarnya setiap remaja mempunyai potensi atau kepribadian yang berbeda-beda unt uk menghadapi tantangan hidup.adapun dalam pembentukan kepribadian remaja maka ade bebrapa factor yang akan mempengaruhi meraka salah satunya adalah fa ctor lingkungan,dan emosional.

Manaka emosional remaja lemah maka akan berdampak terhdap permasala han yang ada dikalangan remaja masa ini contohnya bullying dimana bullying ke mbali viral di media social sehingga perlu kiranya untuk membahas kembali apa y ang maksud dengan bullying agar remaja yang akan datang tidak mengalaminya at au melakukan nya apalagi di lingkungan sekolah.

Rumusan masalah dari artikel ini adalah 1. Apa ta’rif bullying ? 2. Apa factor pen yebab terjadinya bullying di lembaga pendidikan ? 3.Bagaimana cara pencegaha b ullying ? 4. Urgensi wasatiyah dalam Lembaga.

Metode

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif mengana lisis menafsirkan objek yang ada dalam keadaan tertentu.(Somantri, 2005) Deskri ptif adalah metode penelitian yang menunjukkan sifat-sifat sebuah populasi atau f enomena yang sedang dipelajari. Sampai akhirnya metode penelitian ini terutama berfokus pada menjelaskan topik penelitian dan untuk bereaksi terhadap peristiwa atau fenomena.

Investigasi hukum normativitas adalah proses penegakan hukum, (Prayudi, 2014)untuk menjawab prinsip-prinsip hukum dan yurisprudensi masalah hukum s ementara informasi sekunder dikumpulkan formulir data untuk mengklarifikasi da n mengkonfirmasi bukti penelitian, penulis menggunakan sumber sebagai sumber data sekunder informasi dari referensi lain seperti majalah yang relevan memperk aya pembahasan dalam artikel ini.

Pembahasan

(4)

A. Ta’rif minal bulliyying.

Kasus bullying banyak terjadi di indonesia(Kartika et al., 2019)perbedaan adalah tipikal dalam kehidupan yang majemuk. Orang biasa mengatakan, "fitrah."

tidak ada kelompok besar yang sepenuhnya sama. Selalu ada perbedaan karena pe rilaku, minat, suku, bahasa, agama, bakat, pola pikir, sikap, dan faktor lainnya. Ka rena itu kita harus memahami hal ini untuk menghindari membuat penilaian yang tergesa-gesa tentang individu lain.

Mengevaluasi orang lain itu mudah, memudahkan satu orang untuk percay a bahwa mereka lebih bermoral daripada yang lain. Kemudian, secara tidak sengaj a, sikap kebencian berkembang. Dengan menggunakan perilaku "menindas" untuk mengekspresikan diri kita, hal itu baik secara sengaja ataupun tidak, terkadang ta npa sengaja kita lakukan, asa allah yaghfar dzunubana, bullying adalah tren yang mendapatkan daya tarik akhir-akhir ini. Setidaknya, itu sering disebutkan. Namun perlu diingat bahwa bullying tidak sama dengan konfrontasi(konflik) jika ketidaks epakatan itu dapat mengakibatkan permusuhan antara dua orang atau lebih. Dua si si "menyerang" satu sama lain pada tingkat fisik dan mental. Perselisihan, atau ke kerasan antara dua orang atau lebih. Maka itu definisi dari konflik,

bullying berbeda karena hanya hasil dari ketidakseimbangan kekuatan. Pas ti ada satu pihak yang lebih kuat dan adapula yang lebih rendah(lemah)itu datang dalam berbagai bentuk, termasuk meninju, menendang, menghina dengan kata-kat a kotor dan merendahkan, mengejek, meremehkan, meludah, dan perilaku "menye rang" lainnya. Dan itu dating baik dari kelompok maupun individu yang mana ia merasa lebih mampu terhadap kelompok yang di bully,

Definisi bulliying, bullying digambarkan dengan istilah bahasa inggris. Bu llying berasal dari kata bully, yang mengacu pada seseorang yang menargetkan un tuk menyakiti orang lain(Yusuf & Fahrudin, 2012) yaitu orang lemah. Ada bebera pa kata yang sering digunakan dalam bahasa indonesia untuk menunjukkan isu pel ecehan, antara lain ejekan, gonggongan, kekerasan, atau ancaman.

Bullying dapat didefinisikan pula sebagai tindakan permusuhan atau semacam k ekerasan yang dilakukan secara sadar dan sengaja dengan tujuan untuk melukai orang l ain melalui intimidasi atau ancaman kekerasan dan terorisme. Ini termasuk kegiatan yan g direncanakan dan dipersiapkan secara dadakan, apakah itu terlihat atau asli, di depan at au di belakang orang yang dikenali dengan jelas, atau di latar belakang persahabatan ana k atau kelompok anak.

dari perspektif islam, intimidasi dipandang sebagai pelanggaran terhadap hak or ang lain dan disebut sebagai "zulm" dalam bahasa arab, sebuah kata yang dapat digunak an dalam berbagai konteks untuk mewakili kekejaman atau bentuk lain dari penindasan dan perilaku tidak adil. Ketika seseorang melanggar hak-hak orang lain atau gagal mene gakkan tugasnya sebagai seorang pria kepada mereka. Pelaku zulm disebut sebagai zali min atau jahat oleh orang lain. Gagasan adl (keadilan), yang menekankan pada pemeliha raan kebutuhan dasar manusia, termasuk agama, kehidupan, keturunan, martabat, pikira n, dan tubuh, harta benda.(Siber, n.d.)

(5)

B. Factor bulliying

Faktor penyebab bullying bullying adalah suatu bentuk perilaku menyimpa ng dimana seseorang atau kelompok yang dipandang lebih kuat melecehkan seseo rang atau kelompok lain yang dipandang lebih lemah. (Yunus, 2017)Pernahkah ka mu membully seseorang? Atau pernah mengalami bullying? Mengapa itu terjadi?

Dan berikut ini saya akan menjelaskan beberapa factor bulliying, khususnya pada anak dan di sekolah,

1. Mengalami masalah di rumah.

Pengganggu dapat berkembang pada anak-anak yang sering melihat orang tuanya bertengkar di rumah. Bullying adalah cara anak-anak tanpa sadar mengeks presikan ketidakpuasan mereka.(Muhopilah & Tentama, 2019) Jadwal orang tua y ang padat atau kurangnya waktu luang membuat anak mungkin kurang mendapatk an kasih sayang dan perhatian dari orang tuanya.

2. Alasan untuk bersenang-senang

Anak-anak yang melakukan perundungan dan yang tidak mendapatkan pe ngawasan dan perawatan yang memadai dari orang tua juga dapat mengembangka n kurangnya empati ketika mereka beranjak dewasa. Oleh karena itu ketika dia me nyakiti orang lain, seorang anak muda yang kurang empati tidak perlu khawatir at au merasa tidak enak karenanya.

3. Ingin lebih disukai.

Bullying di sekolah sering terjadi karena pelakunya ingin dianggap kuat, d ihormati, dan keren oleh teman-teman sekelasnya. Bullying adalah sesuatu yang mereka lakukan untuk mengangkat posisi sosial mereka di antara rekan-rekan mer eka dan menjadi lebih disukai. Anak-anak yang tampak tidak berdaya atau diangg ap aneh sering diintimidasi oleh anak-anak ini, yang mungkin melecehkan korban secara fisik atau verbal.

4. Tindakan balas dendam.

Anak-anak yang mengalami perundungan biasanya beralih ke perundunga n sebagai cara untuk mengungkapkan perlakuan yang telah mereka terima. Target mereka adalah mereka yang mereka anggap lebih lemah dari diri mereka sendiri.

C. Cara mengatasi bullying

(6)

Salah satu fenomena yang menyita perhatian di dunia pendidikan zaman se karang adalah bullying di sekolah,(Nasir, 2018)Ketika berbicara tentang pembelaa n diri ketika anak-anak atau teman diintimidasi, itu tidak berarti meninju atau me mbalas, juga tidak berarti mendorong siswa untuk membenci atau mencari pembal asan dari pelaku intimidasi. Tapi ada beberapa tindakan masuk akal yang mungkin dilakukan oleh anak-anak, remaja, dan teman sebaya kita sebagai tanggapan terha dap intimidasi.

1. Tunjukkan kepercayaan diri

Keyakinan dirinya akan mencegahnya dari intimidasi. Menggunakan baha sa tubuh yang meyakinkan, bergerak dengan tenang, dan berani melakukan kontak mata dapat membantu anda mendapatkan kepercayaan diri. Ajari anak atau teman kita cara melakukannya dengan terampil bahkan saat mereka merasa takut atau tid ak aman. Ditindas dapat dihindari dengan mengembangkan pikiran anda.

2. Buat jaringan pertemanan

Pengganggu atau penindas sering kali menghindari memilih anak di bawah umur atau siapa pun yang memiliki teman. Mereka biasanya menargetkan anak-an ak, remaja, atau rekan kerja yang tidak ramah. Ajari dia untuk berteman, mesk ipun hanya satu teman, jika individu itu lebih suka menyendiri atau tidak punya. S ekelompok teman akan berhenti mengintimidasi.

3. Kembangkan sensitivitas anda

Dorong anak-anak dan remaja untuk lebih memperhatikan lingkungan mer eka. Terutama jika dia merasakan ada sesuatu yang salah di lingkungan terdekatny a. Bertujuan untuk mencegahnya dikepung dan berada di daerah yang damai ketik a dia diserang dengan mengajarinya untuk tetap waspada saat berlatih pertahanan diri.

4. Hindari pertengkaran

Menghindari konflik terkadang dianggap pengecut. Namun, orang tua atau kita s ebagai teman dapat menjelaskan kepada anak atau teman bahwa menghindari pertengka ran sama dengan menghindari skenario yang lebih buruk. Oleh karena itu, berlari adalah tindakan terbaik untuk menghentikan kondisi sebelum memburuk.

5. Beri tahu pihak berwenang

Anda harus menghubungi polisi jika intimidasi telah meningkat ke tingkat yang se rius, melibatkan penyerangan, ancaman, atau bahkan pemerasan. Namun, anda har us mengatasinya terlebih dahulu dengan sekolah, pekerjaan, atau keluarga anda se belum melangkah lebih jauh. Karena bisnis akan memakan waktu lebih lama jika menyentuh undang-undang.

(7)

D. Urgensi wasatiyah dalam lingkungan lembaga,

Disarankan agar kajian islam wasathiyah atau moderasi (Yunus, 2017)isla m diajarkan di sekolah-sekolah. Hal ini dinilai mampu menghentikan radikalisasi dan prilaku bulliying pada siswa di sekolah. Menanggapi hal itu, abdul mu'ti, sekj en pp muhammadiyah, mengklaim bahwa islam wasatiyah boleh diajarkan sebaga i mata pelajaran pendidikan agama islam.

wasatiyyah adalah suatu pendekatan mengamalkan ajaran Islam secara berimba ng (Zin, 2013)Dalam hal ini, prinsip islam wasatiyah merupakan prinsip universal y ang tidak bertentangan dengan agama lain, menurut mu'ti. Oleh karena itu, menur utnya prinsip-prinsip tersebut masih dapat diajarkan kepada siswa secara keseluru han. Siswa dari agama lain sehingga bisa mendapatkan ajaran yang berkaitan deng an keyakinan islam wasatiyah selain mereka yang mengidentifikasi diri sebagai m uslim.

Wasathiyah memiliki beberapa padanan bahasa Arab, antara lain tawassut h, i'tidal, tawazun, dan iqtishad. Semua kata ini memiliki konotasi yang sama dala m hal keadilan dan keseimbangan. (Arif, 2012)Wasathiyah adalah kebalikan dari t atharruf, yaitu kecendrungan untuk berbuat berlebihan atau berlebih-lebihan. Was athiyah, kemudian, menyeimbangkan hal-hal menurut kebenaran Islam dan menol ak kelebihan.

wasathiyah adalah konsep terbaik untuk menggambarkan sifat moderat isla m.(Subchi et al., 2022) Wawasan wasathiyah menyoroti kecenderungan untuk me ncapai keseimbangan dan menghindari banyak condong ke satu arah. Ajaran mon oteistik yang sangat menekankan keseimbangan agama menjadi landasan gagasan jalan tengah. Islam yang moderat atau wasathiyah sesuai dengan ajaran islam yan g diturunkan dari baginda nabi muhammad shallallahu alaihiwasalam, yaitu islam rahmatan lilalamin, dan berfungsi sebagai langkah menuju (penyatu) pemahaman agama umat.

Wawasan Wasathiyah menyoroti kecenderungan untuk mencapai keseimb angan dan menghindari banyak condong ke satu arah.(Yunus, 2017) Ajaran monot eistik yang sangat menekankan keseimbangan agama menjadi landasan gagasan ja lan tengah. Wasathiyah mengacu pada penolakan terhadap aktivitas kriminal, ideo logi ekstrem, dan distorsi mental pada level apa pun—politik, sosial, ekonomi, da n budaya. Wasathiyah merupakan metode yang menyeluruh untuk mengatasi pers oalan yang dihadapi ummat saat ini. Wasathiyah mendorong umat Islam untuk ber sikap adil(Azizah & Fuadi, 2021) dalam berbagai situasi, terutama yang menyang kut agama.

Pada dasarnya, ciri-ciri wasathiyah sebagaimana digariskan MUI di atas te rcermin dalam semua ajaran Islam yang merupakan pedoman hidup. Namun untu k mempraktekkan karakter wasathiyah, kita harus memahami ide-ide fundamental yang mendasari prinsip wasathiyah. Keadilan (al-'Ada), Toleransi (al-Tasamuh), d an Kebebasan adalah ide dasar (al-Hurriyyah). Moderasi ide-ide Barat dan Islam a kan berbeda berdasarkan ide ini.

(8)

Intinya, islam wasathiyah, atau islam moderat, mengedepankan keharmoni san. Islam bukanlah ekstremis kiri atau kanan, yang mendukung perilaku ekstrem dan anarkis. Islam sebagaimana yang dipraktikkan wasathiyah juga tidak mengara h pada liberalisme yang mengedepankan kebebasan.

Nabi Muhammad pernah bercakap-cakap dengan para sahabatnya dengan sikap wasathiyah. (Suryana, 2020)Aisyah menceritakan sebuah kisah tentang tiga sahabat yang katanya adalah Muslim yang taat. Masing-masing dari ketiga sahaba t tersebut mengatakan bahwa mereka rajin berpuasa dan tidak pernah berbuka; me reka tidak pernah tidur di malam hari dan selalu berdoa; dan mereka menolak untu k menikah karena takut mengganggu pengabdian. Saat itu, Rasulullah menggarisb awahi, “Aku adalah yang terbaik di antara kalian.” Karena Nabi berpuasa, berbuk a, tidur, dan shalat malam bahkan beliau juga menikah,

Konsep terbaik untuk mendefinisikan moderasi Islam adalah wasathiyah.

(Aksa & Nurhayati, 2020)Perspektif Wasathiyah menekankan kecenderungan unt uk mencapai keseimbangan dan menahan diri dari bersandar berlebihan pada satu arah. Konsep jalan tengah bersumber dari ajaran monoteistik yang sangat menitik beratkan pada kerukunan umat beragama. Wasathiyah, atau Islam moderat, sejala n dengan ajaran Islam yang diwariskan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sal lam, yaitu Islam Rahmatan Lilalamin, dan memberikan kontribusi untuk (menyatu kan) persepsi masyarakat tentang agama.

Menerima variasi fakta dan berpikiran terbuka karena ada banyak keyakin an agama dan filosofis.(Kurniawan, 2017) merupakan ciptaan alam dari Tuhan S WT. Akibatnya, mustahil bagi seorang Muslim untuk mengubah orang lain menja di Islam dengan menggunakan intimidasi, tekanan, atau bahkan ketakutan.(Halim ah et al., 2015)

Kesimpulan

Definisi bulliying, bullying digambarkan dengan istilah bahasa inggris. Bu llying berasal dari kata bully, yang mengacu pada seseorang yang menargetkan un tuk menyakiti orang lain yaitu orang lemah. Ada beberapa kata yang sering diguna kan dalam bahasa indonesia untuk menunjukkan isu pelecehan, antara lain ejekan, gonggongan, kekerasan, atau ancaman. dari perspektif islam, intimidasi dipandang se bagai pelanggaran terhadap hak orang lain dan disebut sebagai "zulm" dalam bahasa ara b, sebuah kata yang dapat digunakan dalam berbagai konteks untuk mewakili kekejama n atau bentuk lain dari penindasan dan perilaku tidak adil.

Ketika seseorang melanggar hak-hak orang lain atau gagal menegakkan tugasny a sebagai seorang pria kepada mereka. Pelaku zulm disebut sebagai zalimin atau jahat ol eh orang lain. Gagasan adl (keadilan), yang menekankan pada pemeliharaan kebutuhan dasar manusia, termasuk agama, kehidupan, keturunan, martabat, pikiran, dan tubuh, har ta benda.

(9)

Faktor penyebab bullying bullying adalah suatu bentuk perilaku menyimpa ng dimana seseorang atau kelompok yang dipandang lebih kuat melecehkan seseo rang atau kelompok lain yang dipandang lebih lemah.

Disarankan agar kajian islam wasathiyah atau moderasi islam diajarkan di sekolah-sekolah. Hal ini dinilai mampu menghentikan radikalisasi dan prilaku bull iying pada siswa di sekolah. Menanggapi hal itu, abdul mu'ti, sekjen pp muhamma diyah, mengklaim bahwa islam wasatiyah boleh diajarkan sebagai mata pelajaran pendidikan agama islam.

wasathiyah adalah konsep terbaik untuk menggambarkan sifat moderat isla m. Wawasan wasathiyah menyoroti kecenderungan untuk mencapai keseimbanga n dan menghindari banyak condong ke satu arah. Ajaran monoteistik yang sangat menekankan keseimbangan agama menjadi landasan gagasan jalan tengah. Islam yang moderat atau wasathiyah sesuai dengan ajaran islam yang diturunkan dari ba ginda nabi muhammad shallallahu alaihiwasalam, yaitu islam rahmatan lilalamin, dan berfungsi sebagai langkah menuju (penyatu) pemahaman agama umat.

Wawasan Wasathiyah menyoroti kecenderungan untuk mencapai keseimb angan dan menghindari banyak condong ke satu arah. Ajaran monoteistik yang sa ngat menekankan keseimbangan agama menjadi landasan gagasan jalan tengah.

Wasathiyah mengacu pada penolakan terhadap aktivitas kriminal, ideologi ekstre m, dan distorsi mental pada level apa pun—politik, sosial, ekonomi, dan budaya.

Wasathiyah merupakan metode yang menyeluruh untuk mengatasi persoalan yang dihadapi ummat saat ini. Wasathiyah mendorong umat Islam untuk bersikap adil d alam berbagai situasi, terutama yang menyangkut agama.

Daftar Pustaka

Aksa, A., & Nurhayati, N. (2020). Moderasi Beragama Berbasis Budaya Dan Kea rifan Lokal Pada Masyarakat Donggo Di Bima (Tinjauan Sosio-Historis). Ha rmoni, 19(2), 338–352. https://doi.org/10.32488/harmoni.v19i2.449

Arif, M. (2012). Pendidikan Agama Islam Inklusif. Jurnal Pendidikan Islam, 1(1), 1–55. https://doi.org/10.14421/jpi.2011.11.1-18.

Azizah, K., & Fuadi, M. A. (2021). Profesionalisme Guru dalam Islam: Kajian Ko nseptual Hadits Tarbawi. Jurnal Pendidikan Agama Islam Al-Thariqah, 6(1), 73–87.

Halimah, A., Khumas, A., & Zainuddin, K. (2015). Persepsi pada By stander terha dap Intensitas Bullying pada Siswa SMP. Jurnal Psikologi, 42(2), 129–140.

Kartika, K., Darmayanti, H., & Kurniawati, F. (2019). Fenomena Bullying di Sek olah: Apa dan Bagaimana? Pedagogia Social, 17(1), 55–66.

Kurniawan, B. (2017). Studi Islam dengan Pendekatan Filosofis. SAINTIFIKA ISL

(10)

AMICA: Jurnal Kajian Keislaman, 2(02), 49–60.

Muhopilah, P., & Tentama, F. (2019). Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku bullying. Jurnal Psikologi Terapan Dan Pendidikan, 1(2), 99.

Nasir, A. (2018). Konseling behavioral: Solusi alternatif mengatasi bullying anak di sekolah. Journal of Guidance and Counseling, 72.

Prayudi, Y. (2014). Problema dan Solusi Digital Chain of Custody Dalam Proses I nvestigasi Cybercrime. Senasti-Seminar Nasional Sains Dan Teknologi Infor masi, 8.

Siber, B. (n.d.). BULI SIBER MENURUT PERSPEKTIF ISLAM. TREND DAN I SU-ISU DALAM TEKNOLOGI, PENGURUSAN DAN SAINS SOSIAL, 29.

Somantri, G. R. (2005). Memahami metode kualitatif. Makara Human Behavior S tudies in Asia, 9(2), 57–65.

Subchi, I., Zulkifli, Z., Latifa, R., & Sa’diyah, S. (2022). Religious Moderation in Indonesian Muslims. Religions, 13(5). https://doi.org/10.3390/rel13050451 Suryana, S. (2020). POLA PENGELOLAAN KELEMBAGAAN “DKM NURUL

YAKIN” DALAM MEMBINA JAMA’AH DI KECAMATAN TIRTAMUL YA KABUPATEN KARAWANG. Wahana Karya Ilmiah Pendidikan, 4(02).

Yunus, A. F. (2017). Radikalisme, Liberalisme dan Terorisme: Pengaruhnya Terh adap Agama Islam. Jurnal Online Studi Al-Qur An, 13(1), 76–94. https://doi.

org/10.21009/jsq.013.1.06

Yusuf, H., & Fahrudin, A. (2012). Perilaku bullying: asesmen multidimensi dan in tervensi sosial. Jurnal Psikologi Undip, 11(2).

Zin, A. M. (2013). Pendekatan wasatiyyah: Definisi, konsep, dan pelaksanaan. In stitut Wasatiyyah Malaysia (IWM).

Referensi

Dokumen terkait

Padi merupakan tanaman yang membutuhkan air cukup banyak untuk hidupnya. Bentuk batangnya bulat dan berongga, daunnya memanjang seperti pita yang terdiri pada

Pada penelitian “Keragaman Makna Politik dan Kekuasaan Cerpen „Sepotong Bibir paling Indah di Dunia‟ Karya Agus Noor: Kajian Semiotik Roland Barthes”, penelitian

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Setiawan dan Nurhidayah (2008) kepada remaja berusia 16-20 tahun di SMA Negeri II Bekasi dan SMA Swasta YPI “45” Bekasi

Berdasarkan Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang telah diaktakan dengan Akta No.66 dari Notaris Fathiah Helmi, SH , tanggal 23 Juni 2009, para pemegang saham

Kepada individu dan tiap subjek dalam penelitian yang menjalani peran ganda pada saat masih menjadi mahasisiwi hendaknya mampu mengatur pembagian waktu diantara peran-peran yang

Area penyimpanan, persiapan, dan aplikasi harus mempunyai ventilasi yang baik , hal ini untuk mencegah pembentukan uap dengan konsentrasi tinggi yang melebihi batas limit

Akan tetapi pada jangka waktu (masa) pembiayaan tidak mustahil terjadi suatu kondisi pembiayaan yaitu adanya suatu penyimpangan utama dalam hal pembayaran kembali

Rumah bekas tempat tinggal Tan Sim Tjong dan Tan Sim Sioe di daerah Citepus di Jalan Sudirman 242 (dulu adalah Groote Postweg) berhasil ditemukan pada tahun 1992.. Saat itu