• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA ARAB MELALUI METODE TALKING STICK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA ARAB MELALUI METODE TALKING STICK"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

487

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA ARAB MELALUI METODE TALKING STICK

RUJI

Email [email protected]

ABSTRAK

Kondisi pembelajaran Bahasa Arab pada siswa kelas X MA Darul Hijrah Putra Kecamatan Martapura Kabupaten Banjar, diketahui bahwa guru kelas melaksanakan pembelajaran konvensional/klasikal tanpa mengembangkannya. Dari metode tersebut, menurut beberapa siswa mereka merasa jenuh, tidak bergairah dan bosan mengikuti pelajaran, terlebih lagi terlalu banyak tugas yang diberikan guru.

Penyebabnya adalah guru hanya melakukan ceramah dan siswa sering kali disuruh membaca sendiri materi pelajaran, kemudian diberi tugas.

Kondisi pembelajaran tersebut tentu saja tidak bisa dibiarkan berlangsung terus menerus. Dengan kondisi tersebut seharusnya guru mencari alternatif- alternatif metode pembelajaran yang memungkinkan dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran di kelas, dan salah satu yang dimaksud dalam hal ini adalah metode pembelajaran talking stick.

Berdasarkan kenyataan yang demikian, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam Peneltian Tindakan Kelas ini adalah Bagaimana aktivitas guru, siswa pada kegiatan belajar mengajar dalam peningkatkan prestasi belajar prestasi belajar siswa terhadap materi Al-Mihnah Wal Hayah teliti pada mata pelajaran Bahasa Arab melalui metode talking stick di MA Darul Hijrah Putra Kecamatan Martapura Kabupaten Banjar.

Dalam penilitian ini penulis menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada kelas X semester II berjumlah 12 siswa. Untuk menggali data, dengan menggunakan tekhnik pengamatan, observasi, lembar observasi, angket siswa, daftar nilai hasil belajar, sedangkan dalam menganalisis data menggunakan tekhnik data kuantitaf, dan data kualitatif.

(2)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

488

Berdasarkan refleksi hasil tindakan kelas siklus I dan II dalam penelitian ini, maka dengan menggunakan pembelajaran metode talking stick, dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas X MA Darul Hijrah Putra Kecamatan Martapura Kabupaten Banjar terhadap materi Al-Mihnah Wal Hayah pada mata pelajaran Bahasa Arab. Hal ini dapat dilihat dari faktor guru, yaitu proses kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru dalam kategori baik sesuai yang direncanakan dan proses belajar mengajar berlangsung lancar serta adanya peningkatan. Faktor siswa, yaitu berupa aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar berjalan dengan cukup baik, aktif, dan bergairah dalam pembelajaran. Faktor hasil belajar, yaitu berupa hasil belajar siswa meningkat khususnya pada materi Al-Mihnatu Wal Hayah. Hal ini dapat dilihat pada siklus I pertemuan pertama rata-rata nilai yang diperoleh di atas kriteria ketuntasan minimal belajar yang ditetapkan kurikulum Bahasa Arab. Kemudian meningkat pada siklus II pertemuan pertama nilai rata-rata di atas indikator ketuntasan belajar yang ditetapkan sebelumnya, sehingga terjadi peningkatan nilai rata-rata hasil tes formatif dari siklus I ke siklus II.

Pembelajaran metode talking stick yang diterapkan oleh peneliti pada materi Al-Mihnatu Wal Hayah, dalam penelitian tindakan kelas pada siklus I, terjadi peningkatan pada siklus II dan dinyatakan berhasil, dan cukup maksimal, serta siswa pada umumnya sangat setuju, senang dan bersemangat serta antusias dalam mengikuti pelajaran.

Kata Kunci : Al-Mihnah Wal Hayah, hasil belajar, Metode Talking Stick

PENDAHULUAN

Bahasa Arab ialah salah satu bahasa-bahasa Semiet yaitu bahasa Arab kuno yang sudah termasyhur adanya yang berada di jazirah ujung Asia barat.(Mustafa, 2019:46) Bahasa Arab yang berasal dari keturunan Sam bin Nuh yang bersumber di Ujung Asia Barat kemudian berkembang dan tersebar luas ke seluruh penjuru bumi Ini melalui dua fase : (1) tersebarnya bahasa Arab dengan peperangan, kekerasan, pertengkaran, pembunuhan, perkosaan, (2) tersebarnya bahasa Arab dengan lantaran agama, ilmu pengetahuan pendidikan, pengajaran, moral, perdamaian, perekonomian, perdagangan.( Salwati Salahuddin, 2018)

Bahasa Arab dalam fase perkembangannya telah dijadikan sebagai bahasa resmi dunia Internasional, maka tidak berlebihan jika pengajaran bahasa

(3)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

489

Arab perlu mendapatkan penekanan dan perhatian seksama.(Muh Alw, 2018) Masalahnya sekarang adalah bagaimana meningkatkan kualitas berbahasa Arab yang masih dianggap oleh sebagian siswa sebagai bahasa yang sukar bahkan memandangnya sebagai momok, di sini peranan guru/pendidik sangat diperlukan.( Ilham Nur Kholiq, 2014)

Untuk itu guru perlu meningkatkan mutu pembelajarannya, dimulai dengan rancangan pembelajaran yang baik dengan memperhatikan tujuan, karakteristik siswa, materi yang diajarkan, dan sumber belajar yang tersedia.

Kenyataannya masih banyak ditemui proses pembelajaran yang kurang berkualitas, tidak efisien dan kurang mempunyai daya tarik, bahkan cenderung membosankan, sehingga hasil belajar yang dicapai tidak optimal. Hal ini dapat dilihat dari adanya indikasi terhadap rendahnya kinerja kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran yang berkualitas.

Tantangan guru dalam mengajar akan semakin kompleks.(Rahmad, 2021:89) Siswa saat ini cenderung mengharapkan gurunya mengajar dengan lebih santai dan menggairahkan. Persoalannya adalah guru sering kali kurang memahami bentuk-bentuk metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses mengajar. Ketidak pahaman itulah membuat banyak guru secara praktis hanya menggunakan metode konvensional, sehingga banyak siswa merasa jenuh, bosan atau malas mengikuti pelajaran.(Rosi Putri Dikarina, 2017: 4)

Masih cukup banyak guru yang memakai metode konvensional dalam melaksanakan pembelajaran. Tentu metode konvensional tersebut bukan satu kesalahan, tetapi kalau terus-menerus dipakai maka dapat dipastikan suasana pembelajaran berjalan secara monoton tanpa ada variasi. Oleh karena itu, sudah sepantasnya guru mengembangkan metode pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran.

Melihat kondisi tersebut, maka, penggunaan metode pembelajaran yang tepat menjadi daya dukung utama bagi guru sebagai upaya untuk menciptakan suasana belajar siswa secara aktif.

Berdasarkan pengamatan dan pengalaman mengajar guru, kondisi pembelajaran Bahasa Arab pada siswa kelas X MA Darul Hijrah Putra Kecamatan Martapura Kabupaten Banjar, diketahui bahwa guru kelas melaksanakan

(4)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

490

pembelajaran konvensional/klasikal tanpa mengembangkannya. Dari metode tersebut, menurut beberapa siswa mereka merasa jenuh, tidak bergairah dan bosan mengikuti pelajaran, terlebih lagi terlalu banyak tugas yang diberikan guru. Penyebabnya adalah guru hanya melakukan ceramah dan siswa sering kali disuruh membaca sendiri materi pelajaran, kemudian diberi tugas.

Kondisi pembelajaran tersebut tentu saja tidak bisa dibiarkan berlangsung terus menerus. Dengan kondisi tersebut seharusnya guru mencari alternatif- alternatif metode pembelajaran yang memungkinkan dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran di kelas, dan salah satu yang dimaksud dalam hal ini adalah metode pembelajaran talking stick.

Pada prinsipnya, metode talking stick merupakan metode pembelajaran interaktif karena menekankan pada keterlibatan aktif siswa selama proses pembelajaran. Pembelajaran dapat dilaksanakan guru dengan berbagai pendekatan. Untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa, guru menggunakan media tongkat sebagai alat bantu dalam pelaksanaan talking stick. Talking stick dapat dilakukan di sela-sela atau akhir pembelajaran. Setelah guru menjelaskan materi pelajaran, guru meminta siswa untuk melakukan penghafalan materi dengan terlebih dahulu menetapkan lamanya waktu yang dibutuhkan sampai talking stick akan dilaksanakan. Setelah hal tersebut dilakukan, maka guru dan siswa memulai talking stick. Guru terlebih dahulu memberikan tongkat kepada salah satu siswa secara acak, setelah itu guru dan siswa secara bersama menyanyikan lagu tertentu sambil menyerahkan tongkat dari siswa pertama ke siswa lainnya, begitu hingga lagu dinyatakan berhenti oleh guru dengan tanda- tanda tertentu yang telah disepakati.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka alasan utama pemilihan metode talking stick karena selama proses pembelajaran berlangsung sesudah guru menyajikan materi pelajaran, siswa diberikan waktu beberapa saat untuk menghafal materi pelajaran yang telah diberikan, agar dapat menjawab pertanyaan yang diajukan guru pada saat talking stick berlangsung. Mengingat dalam talking stick, hukuman (punishmen) dapat diberlakukan, misalnya siswa disuruh menyanyi, berpuisi, atau hukuman-hukuman yang sifatnya positif dan menumbuhkan motivasi belajar siswa. Dengan demikian, pembelajaran dengan metode talking stick murni berorientasi pada aktivitas individu siswa yang dilakukan dalam bentuk permainan.

(5)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

491

Melihat dari pernyataan di atas, hal ini sangat berdampak terhadap materi Pembelajaran Bahasa Arab yang di ajarkan di MA Darul Hijrah Putra Kecamatan Martapura Kabupaten Banjar. Disamping hal itu sesuai dengan pengalaman di lapangan, bahwa keadaan sarana dan prasarana pembelajaran di MA Darul Hijrah Putra Kecamatan Martapura Kabupaten Banjar masih banyak yang kurang memadai, begitu juga lemahnya sumber daya guru dalam mengembangkan metode pembelajaran yang lebih variatif.

Kondisi pembelajaran tersebut tentu saja tidak bisa dibiarkan berlangsung terus menerus. Dengan kondisi tersebut seharusnya guru mencari alternatif- alternatif metode pembelajaran yang memungkinkan dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran di kelas, dan salah satu yang dimaksud dalam hal ini adalah metode pembelajaran talking stick.

Talking stick dapat dilakukan di sela-sela atau akhir pembelajaran.

Setelah guru menjelaskan materi pelajaran, guru meminta siswa untuk melakukan penghafalan materi dengan terlebih dahulu menetapkan lamanya waktu yang dibutuhkan sampai talking stick akan dilaksanakan.

Setelah hal tersebut dilakukan, maka guru dan siswa memulai talking stick.

Guru terlebih dahulu memberikan tongkat kepada salah satu siswa secara acak, setelah itu guru dan siswa secara bersama menyanyikan lagu tertentu sambil menyerahkan tongkat dari siswa pertama ke siswa lainnya, begitu hingga lagu dinyatakan berhenti oleh guru dengan tanda-tanda tertentu yang telah disepakati.(Fathul Huda, 2017:45-54)

Berdasarkan penjelasan di atas, maka alasan utama pemilihan metode talking stick karena selama proses pembelajaran berlangsung sesudah guru menyajikan materi pelajaran, siswa diberikan waktu beberapa saat untuk menghafal materi pelajaran yang telah diberikan, agar dapat menjawab pertanyaan yang diajukan guru pada saat talking stick berlangsung. Mengingat dalam talking stick, hukuman (punishmen) dapat diberlakukan, misalnya siswa disuruh menyanyi, berpuisi, atau hukuman-hukuman yang sifatnya positif dan menumbuhkan motivasi belajar siswa. Dengan demikian, pembelajaran dengan metode talking stick murni berorientasi pada aktivitas individu siswa yang dilakukan dalam bentuk permainan.

Dalam studi pendahuluan selanjutnya, peneliti melihat bahwa problematika pembelajaran yang menjadi obyek penelitian itu terdapat di

(6)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

492

beberapa MA lain, khususnya di MA Darul Hijrah Putra Kecamatan Martapura Kabupaten Banjar. Hal ini dapat dilihat dari kesan yang muncul seperti: siswa enggan atau kurang bergairah dalam pelajaran Bahasa Arab.

Berdasarkan realitas di lapangan, tempat di mana penulis melakukan penelitian tentang: Penerapan metode talking stick dalam pengajaran di MA Darul Hijrah Putra Kecamatan Martapura Kabupaten Banjar. oleh penulis menunjukkan bahwa: (1) Kurangnya penerapan metode pembelajaran talking stick pada mata pelajaran Bahasa Arab. (2) kendala penggunaan metode pembelajaran talking stick karena kurangnya perencanaan alokasi waktu.

Uraian di atas melatar belakangi perlunya penelitian secara mendalam tentang problematika pembelajaran Bahasa Arab sehingga penulis memandang penting untuk mengangkatnya sebagai bahan penelitian dengan judul:

“Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Arab Melalui Metode Talking Stick”

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai.

Menurut Oja dan Sumarjan (dalam Titik Sugiarti, 1997: 8) mengelompokkan penelitian tindakan menjadi empat macam yaitu, (a) guru sebagai peneliti; (b) penelitian tindakan kolaboratif; (c) simultan terintegratif; (d) administrasi social eksperimental.

Dalam penelitian tindakan ini menggunakan bentuk guru sebagai peneliti, penanggung jawab penuh penelitian ini adalah guru. Tujuan utama dari penelitian tindakan ini adalah untuk meningkatkan hasil pembelajaran di kelas dimana guru secara penuh terlibat dalam penelitian mulai dari perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.

Dalam penelitian ini peneliti berkerja sama dengan observator sebagai pengamat dalam proses pembelajaran Bahasa Arab di kelas X MA Darul

(7)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

493

hijrah. Dengan cara ini diharapkan didapatkan data yang seobjektif mungkin demi kevalidan data yang diperlukan.

Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif, sebab dengan pendekatan kualitatif peneliti dapat menguraikan data yang diperoleh. Yang dimaksud dengan pendekatan kualitatif adalah suatu pendekatan dalam melakukan penelitian yang berorientasi pada gejala-gejala yang bersifat alamiah karena orientasinya demikian, maka sifatnya naturalistik dan mendasar atau bersifat kealamiahan serta tidak bisa dilakukan dilaboratorium melainkan harus terjun di lapangan. Oleh sebab itu penelitian seperti ini disebut dengan field study (Nazir, 1986:159).

Jadi, yang dimaksud dengan pendekatan kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan penelitian dengan data deskriptif berupa kata kata tertulis atau lisan tentang perilaku yang dapat diamati sehingga menemukan kebenaran yang dapat diterima oleh akal sehat. Penggunaan pendekatan kualitaif, khususnya dalam penelitian tindakan kelas, dipertegas oleh Rochiati (dalam Kunandar, 2008:47) menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas termasuk penelitian kualitatif, meskipun data yang dikumpulkan bisa saja bersifat kuantitatif, dimana uraiannya bersifat deskriptif dalam bentuk uraian kata-kata, dimana peneliti merupakan instrument pertama dalam pengumpulan data, proses sama pentingnya dengan produk.

Dalam penelitian tindakan kelas ini yang menjadi subyek penelitian adalah siswa kelas X MA Darul Hijrah, Kecamatan Martapura Kabupaten Banjar yang berjumlah 12 orang terdiri dari 12 laki-laki. Adapun nama-nama siswa kelas X Darul Hijrah dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.1. Daftar nama siswa kelas X MA Darul Hijrah No Nama Siswa Jenis Kelamin Keterangan

1 Abdullah Laki-laki AKTIF

2 M. Aman Nazir Laki-laki AKTIF

3 M. Ariadi Laki-laki AKTIF

4 M. Arif Rahman Laki-laki AKTIF

(8)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

494

5 M. Febri Laki-laki AKTIF

6 M. Kurnia Rahman Laki-laki AKTIF

7 M. Nasir Laki-laki AKTIF

8 M. Rasyid Arridha Laki-laki AKTIF

9 M. Ridha Laki-laki AKTIF

10 Nada M M Y Laki-laki AKTIF

11 Noor M Pandu S I Laki-laki AKTIF 12 Rahmad Hidayat Laki-laki AKTIF

Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi pengolahan belajar dengan metode demonstrasi, observasi aktivitas siswa dan guru, dan tes formatif.

Untuk mengetahui keefektivan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui Hasil Belajar belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran.

Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran. Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu:

1. Analisis data hasil penelitian yang tergolong data kuantitatif dilakukan dengan cara menghitung rata-rata nilai siswa setelah mengikuti tes hasil belajar. Rata-rata nilai dihitung dengan cara menggunakan rumus:

∑ X M =

(9)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

495 N

Keterangan : M = Nilai rata-rata siswa ∑X = Nilai yang diperoleh siswa N = Jumlah siswa

2. Analisis data hasil penelitian yang tergolong data kualitatif yakni:

a. Data tentang kinerja guru dan siswa yang meliputi aktivitas siswa dalam belajar, keterampilan proses dalam pembelajaran dikumpulkan melalui observasi kemudian secara deskriptif hasil dipersentasekan sebagai berikut:

Jumlah perkategori yang dilakukan siswa yang hadir X 100% jumlah siswa yang hadir.

b. Data tentang sikap siswa terhadap pembelajaran talking stick dikumpulkan melalui kuesioner siswa kemudian secara deskriptif dipersentasekan sebagai berikut:

Jumlah jawaban siswa

Persentase = X 100% Jumlah siswa seluruhnya.

Hasil kinerja guru dalam pembelajaran ditafsirkan dalam kalimat kualitatif yaitu: sangat baik (4), baik (3), cukup baik (2), dan kurang baik (1).

Sedangkan hasil aktivitas siswa ditafsirkan dalam kalimat kualitatif yaitu:

sangat aktif (33 – 40), aktif (25 – 32), cukup aktif (17 – 24), kurang aktif (9 – 16), dan tidak aktif (1 – 8).

Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus penelitian dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik persentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran.

1. Hasil belajar: dengan menganalisis nilai rata-rata ujian tertulis, kemudian dikategorikan dalam klasifikasi tinggi, sedang, dan rendah.

2. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran Bahasa Arab: dengan menganalisis tingkat kreativitas siswa dalam proses pembelajaran Bahasa Arab kemudian dikategorikan dalam klasifikasi tinggi, sedang, dan rendah.

3. Implementasi pembelajaran kemampuan dalam memahami, menjelaskan, menggunakan, menyusun teks tulisan tentang tema Al-Mihnah wal Hayah melalui pembelajaran talking stick, kemudian dikategorikan dalam klasifikasi berhasil, kurang, dan tidak berhasil.

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Adapun tujuan utama dari PTK adalah untuk memperbaiki / meningkatkan

(10)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

496

praktek pembelajaran secara berkesinambungan, sedangkan tujuan penyertaannya adalah menumbuhkan budaya meneliti di kalangan guru ( Mukhlis, 2000: 5 ).

Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus, masing-masing siklus dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Setiap siklus terdiri dari 80 menit 1 kali pertemuan, dan tiap selesai satu siklus diadakan tes formatif untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap konsep mata pelajaran Bahasa Arab pada materi Al-Mihnatu wal Hayah yang sudah dipelajari. Selain itu juga diadakan refleksi oleh pengamat yaitu seorang guru observator untuk membicarakan hal-hal yang ditemui dalam kegiatan pembelajaran pada siklus tersebut. Selanjutnya hasil refleksi dijadikan bahan perbaikan pada siklus berikutnya.

Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan dengan bagan yang berbeda, namun secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan / observasi dan refleksi.

Sedangkan model penelitian yang digunakan adalah model Kurt Lewis. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi), ( Parjono,dkk, 2007 : .21 ) .

Tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat sebagai berikut :

1. Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran.

2. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya metode pembelajaran model demonstrasi . 3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak

dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat.

4. Rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya.

Observasi dibagi dalam dua putaran, yaitu putaran 1, 2 dimana masing - masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif di akhir masing putaran.

(11)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

497

Dibuat dalam dua putaran dimaksudkan untuk memperbaiki sistem pengajaran yang telah dilaksanakan.

HASIL PENELITIAN

Berdasarkan hasil pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas pada pembelajaran Bahasa Arab, materi Mihnah dan Hayat melalui metode Talking Stick maka dapat dilihat beberapa hal mengenai perkembangan proses pembelajaran tersebut:

1. Aktivitas guru

Dalam teori pembelajaran guru tidak lagi menjadi pusat informasi (center information) utama dalam kegiatan pembelajaran seperti beberapa teori pembelajaran masa lalu, Namun sekarang ini guru hanya sebagai mediator bagi pelaksanaan aktivitas pembelajaran peserta didik, yaitu pembelajaran yang berpusat anak didik (social center).

Dalam pelaksanaan metode Talking Stick pada pembelajaran Bahasa Arab materi Mihnah dan Hayat, tampaknya aktivitas guru mengalami peningkatan secara signifikan baik dalam kegiatan awal, inti dan akhir. Hal ini tentunya berimplikasi terhadap hasil pembelajaran siswa sebab data yang ditemukan hasil belajar siswa pun juga meningkat. Untuk lebih jelasnya lihat grafik perkembangan aktivitas guru siklus I dan II sebagai berikut:

4. 17. Grafik perkembangan aktivitas guru siklus I dan II

(12)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

498 2. Aktivitas siswa

Mengingat guru hanya sebagai mediator pembelajaran, maka pusat aktivitas terletak pada siswa. Siswa harus mampu mengembangkan kreativitas yang tinggi agar kegiatan pembelajaran berjalan secara kondusif.

Hal ini tentunya banyak aspek pembentuknya, misalnya tingkat kesulitan materi yang diajarkan, strategi pembelajaran yang digunakan serta kemampuan memanfaatkan media pembelajaran yang tepat, efektif dan efesien serta inovatif.

Komunikasi transaksional baik antar guru dan siswa, siswa dan siswa serta siswa dengan lingkungan belajar menjadi penting diperhatikan. Dalam metode pembelajaran Talking Stick aspek-aspek komunikasi itu tampaknya terbangun secara baik mengingat metode pembelajaran ini sangat menekankan kreativitas siswa secara utuh.

Dalam pelaksanaan metode pembelajaran ini pada materi Mihnah dan Hayat juga mengalamai perkembangan yang baik dalam rangka optimalisasi hasil pembelajaran, sebagaimana terlihat pada grafik berikut ini:

4.18. Grafik perkembangan aktivitas siswa siklus I dan II

100 2030 4050 6070 8090

siklus 1 pert 1 siklus 1 pert. 2 siklus 2 pert 1

sangat aktif 11.76 47.05 85.3

aktif 29.4 52.94 14.7

cukup aktif 50 0 0

tidak aktif 8.82 0 0

AKTIVITAS GURU

(13)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

499 3. Hasil belajar siswa

Hasil belajar merupakan salah satu indikator tingkat keberhasilan pembelajaran. Jika hasil belajar dapat mencapai kriteria ketuntasan minimal, maka pembelajaran itu bisa dianggap berhasil. Hasil belajar yang diperoleh siswa terwujud tidak berdiri sendiri tetapi dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya, misalnya kreativitas guru, aktivitas siswa dalam pembelajaran, ketersediaan media yang refresentatif serta intelektual (intelegensi) peserta didik. Semuanya itu akan saling mendukung satu sama lainnya.

Optimalisasi hasil belajar menggunakan metode pembelajaran Talking Stick tampaknya mengalami kemajuan dan cukup signifikan apabila digunakan pada pembelajaran Bahasa Arab, hal ini dengan meningkatnya setiap kali penggunaan metode pembelajaran tersebut setiap kali pertemuan dalam kegiatan pembelajaran.

4.19. Grafik perkembangan hasil belajar siswa siklus I dan II

siklus 1 pert 1 siklus 1 pert 2 siklus 2 pert 1

sangat aktif 0 25 50

aktif 34 75 50

cukup aktif 66 0 0

kurang aktif 0 0 0

tidak aktif 0 0 0

100 2030 4050 6070 80

AKTIVITAS SISWA

(14)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

500

Hasil ketuntasan belajar siswa pada siklus 1 pertemuan pertama mencapai 66,66% dan yang tidak tuntas 33,33%.

4.20. Grafik ketuntasan hasil belajar siklus I pertemuan 1

Hasil ketuntasan belajar siswa pada siklus pada siklus 1 pertemuan kedua mencapai ketuntasan 100% dan yang tidak tuntas 0%. Berarti terjadi peningkatan yang optimal dengan kualifikasi sangat baik.

4.21. Grafik ketuntasan hasil belajar siklus I pertemuan 2

10%0%

20%30%

40%50%

60%70%

80%90%

100%

pert 1 pert 2 pert 1

sangat baik 50% 92% 100%

baik 17% 8% 0%

cukup 33% 0% 0%

kurang 0% 0% 0%

sangat kurang 0% 0% 0%

66%

34%

Ketuntasan Hasil Belajar Siklus 1

Pertemuan Pertama

tuntas tidak tuntas

(15)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

501

Hasil ketuntasan belajar siswa pada siklus 2 pertemuan pertama mencapai 100% dan yang tidak tuntas 0%. Berarti terjadi peningkatan yang optimal dengan kualifikasi sangat baik.

4.22. Grafik ketuntasan hasil belajar siklus II pertemuan 1 dan 2

100%

0%

Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus 1 Pertemuan Kedua

tuntas tidak tuntas

100%

0%

Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus 2 Pertemuan Pertama

tuntas tidak tuntas

(16)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

502

Berdasarkan data hasil penelitian tersebut di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa:

a. Dengan menggunakan metode Talking Stick di kelas X MA Darul Hijrah Putera Kecamatan Martapura Kabupaten Banjar pada materi Mihnah Wal Hayah, maka aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran semakin meningkat.

b. Dengan dilaksanakan metode Talking Stick di kelas X MA Darul Hijrah Putera Kecamatan Martapura Kabupaten Banjar pada materi Mihnah Wal Hayah, maka aktvitas siswa dalam pembelajaran akan meningkat karena pada metode ini dituntut kreativitas siswa yang tinggi.

c. Dengan menggunakan metode Talking Stick di kelas X MA Darul Hijrah Putera Kecamatan Martapura Kabupaten Banjar pada materi Mihnah dan Hayat, maka kemampuan dalam menampilkan contoh serta membiasakan dan menggunakan berbicara tentang Mihnah dan Hayat dan hasil belajar siswa dapat meningkat.

Dengan demikian, penelitian ini dinyatakan dapat diterima atau dengan kata lain penelitian ini dinyatakan berhasil.

KESIMPULAN

Berdasarkan refleksi hasil tindakan kelas siklus I dan II dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

Melalui pembelajaran metode Talking Stick, dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas X MA Darul Hijrah Putera Kecamatan Martapura Kabupaten Banjar dalam meningkatkan kemampuan menjelaskan, menerapkan percakapan, menerangkan isi teks bacaan, menyususun teks tulis yang terkait topik: Al-Mihnah wal Hayah. Hal ini dapat dilihat dari:

1. Faktor guru, yaitu proses kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru dalam kategori baik sesuai yang direncanakan dan proses belajar mengajar berlangsung lancar serta adanya peningkatan.

2. Faktor siswa, yaitu berupa aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar berjalan dengan cukup baik, aktif, dan bergairah dalam pembelajaran.

(17)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

503

3. Faktor hasil belajar, yaitu berupa hasil belajar siswa meningkat khususnya pada materi Al-Mihnah wal Hayah. Hal ini dapat dilihat pada siklus I pertemuan pertama rata-rata nilai 7,3 yang diperoleh berada di atas ketuntasan belajar yang ditetapkan pada mata pelajaran Bahasa Arab yaitu rata-rata 7,00. Kemudian meningkat kembali pada siklus I pertemuan kedua nilai rata-rata 8 . Kemudian meningkat kembali pada siklus II pertemuan pertama nilai rata-rata 8,7 di atas indikator ketuntasan belajar yang ditetapkan sebelumnya, sehingga terjadi peningkatan nilai rata-rata hasil tes formatif dari siklus I ke siklus II.

DAFTAR PUSTAKA

Mustafa. 2019, Juli. Journal of Arabic Language Education, Vol.2, No.1.

Salahuddin, Salwati. 2019, Mei. Jurnal Ilmiah Pendidikan Anak (JIPA), Vol. III, No. 5.

Alw, Muh. 2018, Juni. Jurnal Pendidikan Bahasa Arab, Volume 2. Nomor 1.

Ilham, Nur Kholiq. 2014, September. Jurnal Pendidikan, Komunikasi, dan Pemikiran Hukum Islam Volume VI No. 1: 126-139, ISSN: 1978-4767

Rahmad. 2021. Jurnal Buana Pendidikan Vol. 17 No. 1

Dikarina, Rosi Putri. 2017. Jurnal Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 10.

Fathul Huda, Jurnal PTK dan Pendidikan Vol. 3 No. 2. Juli - Desember 2017 (45-54) Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas

Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Rajawali Pers.

Ramayulis.2002. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Kalam Mulia.

Abdul Majid. 2012. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Khanifatul. 2013. Pembelajaran Inovatif, (Yogyakarta : Ar-Ruzz Media).

https://ainamulyana.blogspot.com/2012/01/pengertian hasil-belajar-dan-faktor.html , diakses 28 Juli 2021.

(18)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

504

Huda, Miftahul. 2013. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penyelesaian relokasi PKL di kota Kediri peran Dinas Perindustrian, Perdagangan, Pertambangan dan Energi adalah fasilitator antara bidang Perdagangan dengan

Apabila diwakilkan diharuskan membawa Surat Kuasa dan diminta kepada Saudara hadir tepat waktu serta membawa seluruh berkas 1 (satu) Dokumen Asli berikut salinannya. Demikian

10 Pada diagram diatas dapat dilihat dari tahun ke tahun terdapat peningkatan jumlah konsultan pajak di Indonesia yang terdaftar dalam IKPI yang cukup

dengan meter transaksi, lalu dari titik curah ini didistribusikan lagi ke penghuni atau pemanfaat listrik lainnya di apartemen, atau.. o PLN langsung menyambung ke setiap penghuni

D IGITAL WATERMARKING PAD A CITRA TERKOMPRESI ANIMATED GIF D ENGAN METOD E BIT- PLANE COMPLEXITY SEGMENTATION (BPCS).. Universitas Pendidikan Indonesia

In the average comparison for those three ability groups, low-ability students excel at motivation aspect of SRL, high-ability students excel at

[r]

Bahwa pengaruh kepemimpinan visioner terhadap kepuasan kerja pegawai Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Jawa Barat adalah sebesar 0,352 melalui pengembangan