• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hal ini disebabkan karena kurangnya rasa percaya diri siswa dalam proses pembelajaran, salah satu contoh dengan menjawab soal-soal yang diberikan oleh guru maupun berbicara di depan kelas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Hal ini disebabkan karena kurangnya rasa percaya diri siswa dalam proses pembelajaran, salah satu contoh dengan menjawab soal-soal yang diberikan oleh guru maupun berbicara di depan kelas"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Perkembangan era globalisasi yang semakin pesat yang terjadi, membutuhkan pengaturan strategi pengelolaan diri yang baik untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) terutama dalam bidang pendidikan. Dengan menyadari begitu pentingnya pendidikan maka sekolah-sekolah yang ada harus mampu membantu siswa memperoleh pendidikan secara optimal sehingga mendapat prestasi belajar yang sesuai dengan harapan. Inti pokok pendidikan untuk siswa adalah belajar. Namun kenyataan yang ada selama ini pendidikan di Indonesia menunjukkan masih belum tercapainya tujuan pendidikan secara utuh.

Dapat dilihat dari belum maksimalnya kemampuan yang dicapai oleh siswa dengan potensi yang dimilikinya.

Hal ini disebabkan karena kurangnya rasa percaya diri siswa dalam proses pembelajaran, salah satu contoh dengan menjawab soal-soal yang diberikan oleh guru maupun berbicara di depan kelas. Percaya diri yang tinggi membuat siswa lebih optimis, mandiri dalam mengambil keputusan, mampu memotivasi diri untuk bertahan atas kesulitan yang di hadapi, dan hasil belajar yang diperoleh juga akan maksimal karena bertanggung jawab akan tugasnya sebagai siswa (Pratiwi &

Laksmiwati, 2016:46). Selain itu, siswa yang merasa tidak yakin akan kemampuan yang dimiliki, sering mengeluh, mudah putus asa, serta merasa gelisah dan tidak nyaman setiap diberikan tugas untuk melakukan sesuatu (Monnalisza & Neviyarni, 2018:78).

(2)

Maka dapat dipahami bahwa individu yang percaya diri memiliki rasa optimis dengan kelebihan yang dimiliki dalam mampu mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Krisis kepercayaan diri terutama banyak dialami oleh individu yang memasuki tahap perkembangan remaja. Individu yang berada pada masa remaja mengalami proses menemukan pengetahuan mengenai diri sendiri (Safika &

Trihastuti, 2020:4). Kurangnya kepercayaan diri siswa dalam pembelajaran dapat dipengaruhi oleh banyak hal seperti pengaruh lingkungan yang kurang memberikan kesempatan bagi siswa mengekspresikan diri dan kemampuannya, sering dikucilkan ataupun diremehkan oleh teman, pernah merasa dihina atau dipermalukan di depan umum, serta trauma kegagalan yang pernah dialami dimasa lalu. Pola asuh orang tua yang terlalu membatasi anak, kurang memberikan perhatian, kasih sayang dan penghargaan atas pencapaian anak (Fitri, Zola, & Ifdil, 2018:3).

Pentingnya memiliki kepercayaan diri dalam proses pembelajaran adalah agar siswa dapat mengaktualisasikan diri. Aktualisasi diri adalah kemampuan seseorang untuk menemukan dan mengembangkan potensi yang dimiliki.

Kepercayaan diri merupakan aspek yang sangat penting bagi sesorang untuk dapat mengembangkan potensinya. Jika seseorang memiliki bekal kepercayaan diri yang baik, maka individu tersabut akan dapat mengembangkan potensinya dengan optimal. Namun jika seseorang memiliki kepercayaan diri rendah, maka individu tersebut cenderung menutup diri, mudah frustasi ketika menghadapi kesulitan, canggung dalam menghadapi orang dan sulit menerima realita dirinya.

(3)

Memiliki kepercayaan diri yang tinggi dalam diri siswa dapat membantu mencapai prestasi dan hasil belajar yang lebih baik lagi.

Siswa yang memiliki kurangnya kepercayaan diri akan cenderung lebih sering diam pada proses belajar mengajar berlangsung dan tidak ada keinginan untuk bersaing dikelas, padahal mereka memiliki kemampuan untuk dikembangkan sebagai motivasi diri dalam meraih cita-citanya. Hal tersebut karena siswa memiliki kurangnya kepercayaan diri sehingga akan berpengaruh pada proses belajarnya dan akan berdampak terhadap nilai belajarnya (Lestari, Tobing, & Harifah, 2020:395). Wahyuni (2020:55) mengungkapkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara kepercayaan diri dengan kecemasan berbicara di depan umum. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwasannya kepercayaan diri memberikan pengaruh terhadap kegiatan dari setiap individu dalam kehidupan sehari-hari. Rasa percaya diri merupakan bagian yang sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan khususnya pada usia remaja. Dalam masa ini remaja berusaha mencari jati diri. Terkadang dalam mencoba berbagai hal baru dalam hidupnya, ada beberapa hal yang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan remaja. Hal ini dapat memberikan dampak bagi pembentukan konsep diri remaja pada akhirnya berakibat pada kepercayaan diri (Fiorentika, Santoso, & Simon, 2016:107).

Pada banyak kegiatan, seseorang yang memiliki kepercayaan diri tinggi tidak akan merasa cemas dengan segala situasi yang belum diketahuinya dikarenakan ia yakin dengan kemampuan yang dimilikinya. Namun apabila kepercayaan diri tersebut berlebihan akan memunculkan banyak hal negatif dari

(4)

individu tersebut, seperti sering memberikan kesan kejam dan lebih banyak punya lawan daripada teman (Lauster, 2006:14). Oleh karena itu kemampuan mengelola kepercayaan diri sangat diperlukan agar individu mampu memunculkan hal positif dari dalam dirinya.

Berdasarkan penyebaran angket pada tanggal 25 dan 26 Maret 2021 pada siswa di SMK N 4 Kota Jambi yang baru merasakan pertama kali Sekolah Menengah Atas (setara) dan bertemu dengan suasana lingkungan baru, diketahui bahwa masih terdapat siswa cenderung belum dapat mengoptimalkan kemampuan yang ada di dalam diri. Dibuktikan ketika siswa diberi pertanyaan oleh guru, siswa tersebut tidak dapat menjawab padahal siswa sudah mengetahui jawaban tersebut, faktor tidak percaya diri inilah yang menghambat siswa untuk dapat berkomunikasi dengan baik untuk menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh guru. Selain menjawab pertanyaan, diketahui pula bahwa dalam proses pembelajaran siswa tersebut cenderung pasif, dibuktikan dengan tidak pernah mengajukan pertanyaan atau menanggapi pernyataan guru atau teman-temannya.

Selain itu, ketika siswa ditunjuk maju untuk berbicara di depan kelas oleh guru, siswa mengalami kesulitan untuk dapat berkomunikasi dengan baik. Diketahui pula bahwa siswa terlihat kurang aktif dalam memulai komunikasi dengan teman yang ada di sekolah.

Adapun layanan dalam Bimbingan dan Konseling yang dapat digunakan untuk meningkatkan kepercayaan diri yaitu layanan konseling individual. Willis dalam Zulamri (2019:20) menjelaskan bahwa layanan konseling individual merupakan pertemuan konselor dengan konseli secara individual, dimana terjadi

(5)

hubungan konseling yang bernuansa rapport dan konselor berupaya memberikan bantuan untuk pengembangan pribadi konseli dan konseli dapat mengantisipasi masalah-masalah yang dihadapinnya. Dalam layanan konseling individual terdapat berbagai teknik/treatment yang dapat digunakan, salah satunya kursi kosong.

Treatment atau teknik kursi kosong merupakan teknik permainan peran

dimana klien memerankan dirinya sendiri dan peran orang lain atau beberapa aspek kepribadiannya sendiri yang dibayangkan duduk atau berada di kursi kosong. Teknik kursi kosong ini digunakan untuk memperkuat apa yang ada pada kesadaran konseli, mengeksplorasikan apa yang dirasakan, proyeksi-proyeksi dan introyeksi di dalam diri konseli. Teknik kursi kosong sebagai alat biasanya digunakan untuk membantu siswa dalam memecahkan konflik-konflik interpersonal.

Memandang bahwa manusia memiliki kemampuan untuk menjadi sesuatu dan manusia adalah makhluk yang mempunyai kemampuan untuk mengurus diri sendiri. Atas dasar inilah konseling bertujuan untuk membantu siswa agar mampu mengembangkan dirinya sendiri, mencapai kematangan dan bertanggung jawab terhadap dirinya. Konselor sejak awal konseling sudah mengarahkan tujuan agar siswa menjadi matang dan mampu menyingkirkan hambatan dan memandirikan konseli. Berdasarkan fenomena tersebut maka peneliti tertarik untuk membantu siswa meningkatkan kepercayaan diri melalui konseling individual dengan menggunakan teknik kursi kosong. Maka peneliti mencoba untuk menyusun penelitian tindakan yang dikemas dalam sebuah tugas akhir yang berjudul: Upaya

(6)

Meningkatkan Kepercayaan Diri Melalui Layanan Konseling Individual dengan Teknik Kursi Kosong di SMK Negeri 4 Kota Jambi.

B. Batasan Masalah

Karena luasnya cakupan teori ahli yang digunakan dalam penelitian ini, serta karena adanya keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti, maka perlu adanya pembatasan masalah. Masalah dalam penelitian ini dibatasi hanya pada:

1. Subjek dalam penelitian ini merupakan salah satu siswa di SMK N 4 Kota Jambi pada semester ganjil tahun ajaran 2021/2022.

2. Kurangnya kepercayaan diri subjek dalam penelitian ini meliputi kurangnya kemampuan untuk berbicara di depan orang lain, dibuktikan dengan kurang aktifnya siswa baik dalam hal bertanya, menjawab pertanyaan maupun menanggapi pernyataan teman atau guru selama mengikuti proses pembelajaran di kelas. Selain itu siswa cenderung menolak saat harus berbicara di depan kelas, dan kurang mampu menjalin komunikasi dengan teman dan guru saat di luar jam pelajaran.

C. Rumusan Masalah

Sesuai dengan batasan masalah, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan menjadi: bagaimanakah upaya meningkatkan kepercayaan diri melalui penerapan layanan konseling individual dengan teknik kursi kosong pada siswa di SMK N 4 Kota Jambi.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan fokus masalah dalam penelitian ini, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu: untuk mendeskripsikan

(7)

upaya meningkatkan kepercayaan diri melalui penerapan layanan konseling individual dengan teknik kursi kosong pada siswa di SMK N 4 Kota Jambi.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berkaitan dengan pemahaman tentang pelaksanaan teknik kursi kosong untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa, bagi seluruh pihak terkait, yaitu:

1. Manfaat teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pengetahuan baru mengenai cara-cara dalam meningkatkan kepercayaan diri pada siswa di SMK N 4 Kota Jambi.

2. Manfaat praktis

a. Bagi peneliti, dapat memberikan manfaat atau sebagai bahan referensi dan berguna sebagai proses teknik kursi kosong pada siswa di SMK N 4 Kota Jambi.

b. Bagi guru pembimbing penelitian ini diharapkan dapat menjadi alternatif baru dalam meningkatkan kepercayaan diri pada siswa di SMK N 4 Kota Jambi.

F. Anggapan Dasar

Sebagai bahan pertimbangan dan asumsi dasar bagi peneliti dalam melaksanakan penelitian ini adalah:

1. Setiap siswa memiliki tingkat kepercayaan diri yang berbeda-beda yang dapat mempengaruhi kegiatannya dalam kehidupan sehari-hari.

(8)

2. Teknik kursi kosong diduga merupakan langkah paling efektif dalam upaya membantu siswa untuk dapat meningkatkan kepercayaan diri baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat.

G. Hipotesis Penelitian

Adapun hipotesis dalam penelitian ini yaitu: kepercayaan diri pada siswa di SMK N 4 Kota Jambi akan meningkat melalui upaya penerapan layanan konseling individual dengan teknik kursi kosong.

H. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan kesimpulan/pemaknaan teori ahli yang direncanakan dengan kebutuhan penelitian. Agar tidak terjadi salah penafsiran, dalam penelitian ini penulis akan mengemukakan definisi operasional, meliputi:

1. Teknik kursi kosong merupakan teknik permainan peran dimana siswa memerankan dirinya sendiri dan peran orang lain atau beberapa aspek kepribadiannya sendiri yang dibayangkan dengan posisi duduk dan menggunakan media kursi kosong.

2. Kepercayaan diri yang dimaksud pada penelitian ini merupakan keyakinan positif terhadap diri sendiri mengenai kemampuan yang dimilikinya untuk menghadapi berbagai situasi dan tantangan serta kemampuan untuk memilih serta mancapai segala sesuatu yang diinginkan dan bertanggung jawab atas keputusan yang telah ditetapkannya.

I. Kerangka Konseptual

Untuk mengembangkan penelitian ini, maka diperlukan suatu kerangka konseptual yang akan memberikan arahan tentang hal-hal yang akan diteliti.

(9)

Selengkapnya mengenai kerangka konseptual dari penelitian adalah sebagai berikut:

Gambar 1. Kerangka Konseptual

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mewujudkan visi tersebut di atas, telah ditetapkan Misi pada Kabinet Kerja Tahun 2015-2019 yang terkait dengan pelaksanaan kegiatan Deputi Bidang.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Kementerian dalam Negeri dan Pemerintah Daerah (Berita

Selain di Madrasah, pengalaman kerja dan mengajar pada dunia pendidikan yang pernah ia tempuh adalah mengajar bidang Pendidikan Agama Islam.. Di mana, penekanan

ruang ketajaman lensa mikroskop stereo jauh lebih tinggi dibandinhkan denan mikroskop cahaya ssehingga kita dapat melihat bentuk tiga dimensi benda yang diamati, (2) sumber

Akhirnya, di akhir tulisan ini saya ingin menyampaikan pergulatan ideologi yang juga menjadi sandungan bagi terbentuknya ikatan alumni ini, saya akan merasakan kesedihan yang

Sebagai seorang cucu pedagang Minang yang berjaya di Semenanjung Tanah Melayu, Othman Abdullah pernah merantau ke Mekkah selama lima tahun belajar agama di Masjidil

[r]

yang diajukan ditolak atau diterima pada tingkat signifikansi tertentu. Selanjutnya, dilakukan analisis regresi dan korelasi sederhana dan ganda, serta korelasi