• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL THINK PAIR SHARE DALAM PEMBELAJARAN SENI TARI UNTUK MENINGKATKAN HASIL SISWA KELAS VIII B SMP MUHAMMADIYAH 6 BAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL THINK PAIR SHARE DALAM PEMBELAJARAN SENI TARI UNTUK MENINGKATKAN HASIL SISWA KELAS VIII B SMP MUHAMMADIYAH 6 BAN."

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL THINK PAIR SHARE DALAM PEMBELAJARAN SENI TARI UNTUK MENINGKATKAN HASIL SISWA KELAS VIII B

SMP MUHAMMADIYAH 6 BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan Seni Tari

Oleh

Sena Siti Nurjanah 1006544

JURUSAN PENDIDIKAN SENI TARI

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

SKRIPSI:

PENERAPAN MODEL THINK PAIR SHARE DALAM PEMBELAJARAN SENI TARI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 6

BANDUNG

Oleh :

SENA SITI NURJANAH 1006544

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

PEMBIMBING :

Pembimbing I

Dewi Karyati, S.Sen. M.Pd.

NIP. 195807061984032002

Pembimbing II

Dr. Heni Komalasari, M.Pd.

NIP. 197109152001122001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Seni Tari

Dr. Frahma Sekarningsih, S.Sen., M.Si.

(3)

Penerapan Model

Think Pair Share

Dalam

Pembelajaran Seni Tari Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII

B SMP Muhammadiyah 6 Bandung

Oleh

Sena Siti Nurjanah

Sebuah Skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Sena Siti Nurjanah 2014

Universitas Pendidikan Indonesia

(4)

DAFTAR ISI

PENGESAHAN

SURAT PERNYATAAN

ABSTRAK ... ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR GRAFIK ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 5

C. Rumusan Masalah Penelitian ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 7

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 8

BAB II LANDASAN TEORITIS, ASUMSI DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Komponen Pembelajaran ... 9

B. Model Pembelajaran... 11

C. Model Think Pair Share ... 14

D. Pembelajaran Seni Tari ... 22

E. Hasil Belajar ... 24

F. Asumsi Penelitian ... 28

G. Hipotesis Penelitian ... 28

(5)

B. Disain Penelitian ... 30

C. Metode Penelitian... 31

D. Definisi Operasional... 32

E. Instrument Penelitian ... 34

F. Teknik Pengumpulan Data ... 35

G. Analisis Data ... 36

H. Interprestasi Data... 44

I. Penarikan Kesimpulan... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 46

B. Pembahasan ... 99

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 106

B. Saran ... 108

DAFTAR PUSTAKA ... 110

(6)

DAFTAR TABEL

1. Tabel 2.1 Langkah-langkah Pembelajaran Model Think Pair Share ... 19

2. Tabel 3.1 Pola Control Group Pretest dan posttes ... 30

3. Tabel 3.2 Penilaian Model Think pair Share... 34

4. Tabel 3.3 Indikator Keberhasilan ... 37

5. Tabel 3.4 Data nilai test awal (pretest) ... 43

6. Tabel 3.6 Data nilai test akhir (posttest) ... 43

7. Tabel 4.1 Data hasil belajar kognitif, afektif dan psikomotor kelas VIII B sebelum diterapkan model think pair share ... 49

8. Tabel 4.2 Daftar nama kelompok kelas VIII B ... 53

9. Tabel 4.3 Jadwal Penelitian ... 57

10. Tabel 4.4 Langkah-langkah pembelajaran model think pair share ... 57

11.Tabel 4.5 Indikator keberhasilan ... 70

12.Tabel 4.6 Data nilai test awal (pretest) hasil belajar kognitif,afektif dan psikomotor kelas VIII B ... 76

13.Tabel 4.7 Data nilai hasil belajar kognitif, afektif dan psikomotor siswa pertemuan 1 ... 79

14.Tabel 4.8 Data nilai hasil belajar kognitif, afektif dan psikomotor pertemuan 2... ... 83

15.Tabel 4.9 Data nilai hasil belajar kognitif, afektif dan psikomotor pertemuan 3 ... 87

16.Tabel 4.10 Data nilai hasil belajar kognitif, afektif dan psikomotor pertemuan 4 ... 90

17.Tabel 4.11 Data nilai hasil belajar kognitif, afektif dan psikomotor pertemuan 1 – 4 kelas VIII B ... 92

18.Tabel 4.12 Data nilai test akhir (posttest) hasil belajar kognitif, afektif dan psikomotor kelas VIII B ... 95

(7)

DAFTAR GAMBAR

(8)

DAFTAR GRAFIK

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

A. Surat Permohonan Izin Observasi dan Penelitian ... 112

B. SK Pengesahan Judul dan Penunjukan Dosen Pembimbing Skripsi ... 113

C. Surat Keterangan Telah Penelitian ... 115

LAMPIRAN 2 INSTRUMEN PENELITIAN A. Lembar Wawancara Guru Seni Budaya dan Keterampilan SMP Muhammadiyah 6 Bandung ... 116

B. Lembar Kerja Siswa ... 117

LAMPIRAN 3 PERANGKAT PEMBELAJARAN A. Silabus SMP Kelas VIII ... 124

B. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran a. Lampiran 3B.1... 129

b. Lampiran 3B.2... 136

c. Lampiran 3B.3... 142

d. Lampiran 3B.4... 149

C. Absensi Siswa Klas VIII A tahun ajaran 2013/2014 ... 156

LAMPIRAN 4 DOKUMENTASI PENELITIAN A. Pertemuan Pertama... 158

B. Pertemuan Kedua ... 159

C. Pertemuan Ketiga ... 160

(10)

ABSTRAK

Penelitian berjudul Penerapan Model Think Pair Share Dalam Pembelajaran Seni Tari Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 6 Bandung. Permasalahan yang terdapat dalam mata pelajaran seni tari kelas VIII adalah guru menggunakan Information Procesing Models, bahan ajar mengacu pada LKS, hal tersebut menyebabkan haisl belajar siswa tidak meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah diterapkannya Model Think Pair Share. Metode yang digunakan Pre-

Eksperimnetal Design dengan desain penelitian pretest-posttest one group.

Sampel mengambil kelas VIII B, sebanyak 29 siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan Model Think Pair Share dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII B SMP Muhammadiyah 6 Bandung, hal ini terlihat dari hasil uji hipotesis. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan Model Think Pair Share dalam pembelajaran seni tari dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Disarankan bagi guru mata pelajaran seni tari yang akan menerapkan Model Think Pair Share bahwa meningkatkan hasil belajar siswa memerlukan latihan untuk meningkatkan tiga ranah hasil belajar yaitu, kognitif, afektif dan psikomotor.

(11)

ABSTRACT

Application of the model think pair share in learning the art of dance to improve student learning outcomers classroom at junior high school Muhammadiyah 6

Bandung. Problem found subject in class VIII grade dance is the uses information

processing model, instructional materials refer to worksheet, it causes no increase learning outcomes. This study aims to determine the improvement of student learning outcomes after the implementation of the model Think Pair Share. Methods used Pre- Eksperimnetal Design research design pretest-posttest one group. Sample talking classes VIII B, as many as 29 students. The result showed that the application of the Think Pair Share can improve student learning outcomes grade VIII B at junior high school Muhammadiyah 6 Bandung it is seen from the result of hypothesis testing. Thus it can be concluded that the application of the Think Pair Share in learning the art of dance can improve student learning outcomes. Subject recommended for dance teachers who will implement the models Think Pair Share that improve the result of the exercises require the student learns to improve the learning outcomes of the three domains namely, cognitive, affective and psychomotor.

(12)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Sebagai suatu sistem kegiatan belajar mengajar memiliki beberapa komponen yang meliputi tujuan, bahan ajar, metode dan alat, sumber serta

evaluasi. Tujuan dalam pendidikan dan pengajaran adalah suatu cita-cita yang bersifat normatif. Komponen tujuan ini merupakan komponen yang dapat mempengaruhi komponen pembelajaran lainnya seperti bahan ajar, kegiatan belajar mengajar, pemilihan metode, alat dan sumber serta evaluasi. Pada proses pembelajaran komponen tujuan merupakan komponen utama untuk mencapai suatu yang diharapkan setelah pelaksanaan suatu kegiatan pembelajaran.Menurut Sudjana (2012,hlm.58) komponen bahan pengajaran meliputi:

Ruang lingkup, kesesuaian dengan tujuan, tingkat kesulitan bahan, kemudahan memperoleh dan mempelajarinya, daya gunanya bagi siswa, keterlaksanaan sesuai dengan waktu yang tersedia, sumber-sumber untuk mempelajarinya, cara mempelajarinya, kesinambungan bahan, relevansi bahan dengan kebutuhan siswa.

Berdasarkan pendapat tersebut komponen bahan pengajaran harus memiliki sifat mudah diperoleh dan dipelajari agar tecapainya hasil belajar yang sesuai dengan tujuan pembelajarannya. Bahan ajar harus memiliki daya guna bagi siswa dan relevan dengan kebutuhan siswa. Bahan ajar yang baik akan sesuai dengan ruang lingkup dan tujuan.

Pengertian metode pembelajaran menurut Sudjana (2012, hlm. 76) yaitu: Metode pembelajaran adalah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran. Berdasarkan pengertian metode pembelajaran yang dikemukakan diatas dapat disimpulkan bahwa metode adalah suatu cara atau strategi yang dilakukan oleh seorang guru agar terjadi proses belajar pada diri siswa untuk mencapai tujuan. Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.

(13)

2

dilakukan guru agar terjadi proses belajar pada diri siswa. strategi belajar memiliki rencana pembelajaran terlebih dahulu yang telah disusun sehingga mencapai tujuan pembelajaran.

Evaluasi menurut Griffin dan Nix (1991) adalah judgment terhadap nilai atau implikasi dari hasil pengukuran. Menurut definisi ini selalu didahului dengan kegiatan pengukuran dan penilaian. Evaluasi juga dapat didefinisikan sebagai proses mengumpulkan informasi untuk mengetahui pencapaian belajar. Hasil evaluasi diharapkan dapat mendorong guru untuk mengajar lebih baik dan mendorong peserta didik untuk belajar lebih baik. Jadi evaluasi memberikan informasi bagi kelas dan guru untuk meningkatkan kualitas belajar mengajar. Diperoleh 14 Februari 2014, tersedia http://zainalhakim.web.id/pengertian-evaluasi-menurut-para-ahli.html.

Suatu pembelajaran dapat dikatakan berhasil jika komponen-komponennya dapat mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran ditentukan oleh tujuan negara terdapat dalam pembukaan UUD 1945 yaitu

mencerdaskan bangsa. Komponen bahan ajar disusun untuk mencapai tujuan pembelajaran. Komponen metode pembelajaran memiliki berbagai model yang dapat sisesuaikan dengan kebutuhan guru dan siswa. Serta komponen evaluasi dipergunakan untuk mengukur keberhasilan suatu pembelajaran.

Kegiatan pembelajaran yang menarik adalah pembelajaran ideal dan menggunakan metode pembelajaran yang baik disesuaikan dengan kondisi siswa, guru dan kelas. Namun pada kenyataannya proses pembelajaran yang terjadi sebagian besar masih berpusat pada guru dan metode penyampaian materi didominasi dengan metode ceramah sehingga siswa hanya menerima transfer pengetahuan dari guru saja. Siswa menjadi cenderung pasif dan bergantung hanya kepada guru. Guru adalah pelaku utama (teacher center) dan komunikasi hanya terjadi satu arah. Kegiatan pembelajaran jadi membosankan karena siswa kurang dilibatkan untuk berpartisipasi memberikan pendapat dan mengemukakan gagasan.

(14)

3

gagasan dan pendapat yang dimiliki karena guru adalah pelaku utama yang seolah-olah mengetahui segalanya dan paling benar.

Rendahnyan aktualisasi diri pada siswa dan kurangnya rasa percaya diri akan berdampak pada hasil pembelajaran yang dicapai siswa. Faktor penghambat ini akan menimbulkan hasil pembelajaran yang kurang maksimal. Kemudian akan berakibat pada tujuan pembelajaran yang tidak tercapai dengan baik. Sebagian

besar siswa akan mengalami kesulitan untuk mencapai kriteria ketuntasan minimal.

SMP Muhammadiyah 6 Bandung adalah salah satu sekolah swasta yang memiliki latar belakang agama yang kuat yaitu berdasarkan syariah agama Islam. Sekolah ini terletak di daerah yang kurang strategis yaitu didalam gang. Siswa siswi smp ini adalah warga sekitar sekolah yang memiliki latar belalakang keluarga dengan ekonomi menengah kebawah. Mereka kurang memiliki tingkat kemampuan intelegensi yang memadai. Karena sebagian besar mereka dan hampir keseluruhan siswanya adalah penerima beasiswa dari yayasan Muhammadiyah.

Berdasarkan hasil observasi pendahuluan di lapangan terhadap guru dan siswa yang dilakukan peneliti pada tanggal 25 Januari, 5, 6 Februari 2014 di SMP Muhammadiyah 6 Bandung. Kelas VIII pada semester genap pada tahun ajaran 2013/2014, diperoleh beberapa temuan bahwa dalam proses pembelajaran pada mata pelajaran Seni Tari guru menggunakan metode ceramah dengan penyampaian materi satu arah. Partisipasi siswa di kelas menjadi sangat rendah karena siswa tidak memiliki keberanian dan keinginan, sehingga hasil belajar siswa sebagian besar tidak sampai pada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

Partisipasi siswa yang rendah dalam sebuah pembelajaran menuntut guru

untuk dapat mengembangkan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar baik secara individu maupun kelompok. Diakhir penilaian Guru

(15)

4

Berdasarkan permasalahan tersebut perlu dilakukan perbaikan untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar di kelas. Pencapaian hasil belajar siswa akan baik sesuai tujuan pembelajaran dibutuhkan peran guru mulai persiapan, proses,dan tahap evaluasi. Seorang guru dituntut lebih dinamis, kreatif, dan inovatif dalam menciptakan suasana pembelajaran sehingga timbul motivasi belajar siswa. Guru tidak terpaku dengan satu model, tetapi dapat menggunakan

bervariasi model pembelajaran. Pengkajian sebuah model pembelajaran perlu dilakukan untuk menjadi solusi permasalahan.

Model pembelajaran kooperatif bisa menjadi solusi pemecahan masalah sebagaimana dikemukakan Isjoni (2007, hlm. 13) bahwa “dalam cooperatif

learning siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran”. Pembelajaran kooperatif menuntut siswa lebih terlibat aktif dalam proses belajar sehingga memberikan dampak positif terhadap kualitas interaksi dan komunikasi diantara siswa. Interaksi dan komunikasi berkualitas dapat memotivasi belajar siswa. Adanya perbaikan aktivitas siswa dan guru diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dan penguasaan materi belajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Think Pair Share belum pernah dilakukan pada mata pelajaran seni tari sehingga penting dilakukan untuk memperoleh data penelitian. Hasil penelitian bisa digunakan sebagai landasan pengembangan pembelajaran kedepannya.

Model Think Pair Share dikembangkan oleh Specer Kangan. Model ini memberikan kesempatan siswa bekerja sendiri dan bekerjasama dengan lainnya. Keunggulan model ini yaitu adanya optimalisasi partisipasi siswa. Model Think

Pair Share menurut Trianto (2009, hlm. 81) merupakan jenis pembelajaran

kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Model Think

Pair Share ini berkembang dari penelitian belajar kooperatif dan waktu tunggu.

(16)

5

digunakan dalam Think Pair Share dapat memberi siswa lebih banyak waktu berpikir, untuk merespon dan saling membantu.Model Think Pair Share ini menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Langkah 1: Berpikir (Thinking) 2. Langkah 2: Berpasangan (Pairing) 3. Langkah 3: Berbagi (Sharing)

Model pembelajaran Think Pair Share langkah pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman kepada siswa secara langsung. Metode ini siswa diarahkan untuk dapat membangun pengetahuannya sendiri secara berkelompok dan bekerjasama. Peranan guru hanya sebatas fasilitator.

Pembelajaran kooperatif memiliki keunggulan dalam proses pembelajarannya. Isjoni (2007, hlm. 41) menyebutkan keunggulan pembelajaran kooperatif yaitu:

a. Adanya hubungan timbal balik didasari adanya kepentingan bersama. b. Adanya interaksi langsung terjadi antara siswa tanpa ada perantara.

c. Adanya tangggungjawab pribadi mengenai materi pelajaran dalam anggota kelompok sehingga siswa termotivasi untuk membantu temannya.

d. Meningkatnya keterampilan kerjasama dalam memecah masalah.

Berdasarkan uraian diatas penulis terdorong untuk meneliti sejauh mana Penggunaan model pembelajaran Think Pair Sharedapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 6 pada mata pelajaran seni tari.

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan hasil observasi pendahuluan di lapangan terhadap guru dan

siswa yang dilakukan peneliti pada tanggal 25 Januari, 5, 6 Februari 2014 di SMP Muhammadiyah 6 Bandung kelas VIII berjumlah 29 siswa semester genap pada

(17)

6

belajar mengajar sehingga menimbulkan rendahnya pencapaian hasil belajar siswa berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) hanya mencapai 53,12 % dari 29 siswa.

C.Rumusan Masalah

Ada pun permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini yaitu metode

pembelajaran seni tari di SMP Muhammadiyah 6 Bandung menggunakan model ceramah dan peniruan. Model pembelajaran ini kurang merangsang siswa untuk berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran sehingga menimbulkan hasil belajar yang kurang maksimal. Untuk itu, peneliti mencoba untuk menerpkan model pembelajaran Think Pair Share.

Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan di dalam latar belakang tersebut, dapat dirumuskan bentuk pertanyaan sebagai berikut :

1. Bagaimana kondisi awal siswa sebelum penerapan model think fair share dalam pembelajaran seni tari siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 6 Bandung?

2. Bagaimana proses penerapan model Think Pair Share dalam pembelajaran seni tari siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 6 Bandung?

3. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa setelah diterapkan model Think

Pair Share dalam pembelajaran seni tari siswa kelas VIII SMP

Muhammadiyah 6 Bandung?

D.Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar

siswa melalui penerapan model pembelajaran Think Pair Share. Secara khusus tujuan penelitian ini sebagai berikut :

1. Mengetahui kondisi awal siswa sebelum penerapan model think fair share dalam pembelajaran seni tari siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 6 Bandung.

(18)

7

3. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah diterapkan model Think

Pair Share dalam pembelajaran seni tari siswa kelas VIII SMP

Muhammadiyah 6 Bandung.

E.Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagaiberikut:

1. Bagi penulis

Dalam penelitian ini diharapkan dapat memperoleh pengalaman, wawasan dan pengetahuan tentang hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Think Pair Share, apakah prestasi siswa ini bertambah baik atau mungkin menurun.

2. Bagi siswa

a. Siswa tidak mengalami kejenuhan saat belajar b. Siswa lebih termotivasi belajar seni tari

c. Siswa dapat lebih memahami mata pelajaran seni tari dengan benar 3. Bagi guru

a. Sebagai bahan masukan dalam menentukan bentuk pembelajaran yang dapat mengurangi permasalahan yang dapat muncul ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung.

b. Memberikan motivasi bagi guru untuk menerapkan model pembelajaran Think

Pair Share agar tercipta suasana kegiatan belajar mengajar yang

menyenangkan bagi siswa.

4. Bagi sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan

masukan dalam menerapkan inovasi model pembelajaranguna meningkatkan mutu pendidikan.

5. Bagi peneliti pendidikan

(19)

8

F. Struktur Organisasi Skripsi

Struktur organisasi skripsi dibuat dengan dua tujuan. Pertama, sebagai langkah bagi penulis untuk menyusun bab-bab yang belum terselesaikan, yaitu bab dua dan seterusnya. Kedua, untuk mempermudah pembaca dalam menyimak dan memahami keseluruhan bagian skripsi. Gambaran yang jelas dari penelitian dan penulisan skripsi ini sebagai berikut:

Bab I dalam skripsi ini merupakan uraian tentang latar belakang masalah, yang isinya acuan peneliti dan penjelasan peneliti tentang alasan mengambil penelitian dalam skripsi ini, kemudian terdapat rumusan masalah yang menjadi acuan dalam pembahasan dari penelitian, selanjutnya tujuan penelitian, manfaat penelitian bagi semua pihak dan yang terakhir yaitu struktur organisasi.

Pada bab II menjelaskan tentang teori-teori yang menguatkan dalam penelitian, di antaranya terdapat penelitian yang relevan, teori yang dipergunakan serta membahas mengenai komponen pembelajaran, model pembelajaran, model

think pair share, pembelajaran seni tari, hasil belajar, asumsi penelitian dan

hipotesis penelitian.

Bab III berisi tentang uraian proses penelitian yang dilakukan peneliti dengan menggunakan metode-metode yang sesuai untuk penelitian. Adapun uraian dari isi metode penelitian di antaranya, lokasi, populasi dan sampel, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrument penelitian, teknik pengmpulan data, analisis data, intreprestasi data dan penarikan kesimpulan.

Bab IV merupakan penjabaran semua dari hasil penelitian dan pembahasan yang didalamnya membahas tentang data-data hasil penelitian dan analisis hasil penelitian oleh peneliti.

Bab V berisi tentang kesimpulan atau ringkasan dari hasil penelitian dan saran sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian.

(20)

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Lokasi, Populasi dan Sampel 1. Lokasi

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 6 Bandung yang

bertempat di Jl. Suakagalih Gg. H. Gojali No. 134 telepon (022) 2036179 Bandung 40162. Lokasi dipilih karena dengan sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti oleh peneliti.

2. Populasi

Menurut Sugiyono (2010, hlm. 80) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kelas VIII SMP Muhammadiyah 6 Bandung yang berjumlah 120 orang. Karena ketercapain ketuntasan minimal kelas VIII adalah yang paling rendah diantara kelas VII dan IX. Kelas VIII cenderung kurang memperhatikan dalam mengikuti pelajaran seni tari yang berakibat pada kurang maksimalnya nilai hasil belajar yang didapat. Oleh karena itu peneliti memilih kelas VIII untuk dijadikan polupasi dalam penelitian ini.

3. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data yang dianggap mewakili seluruh populasi secara representatif. Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel penelitian ini

Teknik Non-Probability Sampling, sesuai yang diungkapkan oleh Sugiyono (2006, hlm. 120), bahwa:

(21)

30

Sejalan dengan permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini, yaitu Penerapan Model Think pair share dalam Pembelajaran Seni Tari untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Pembahasan Tari Kreasi Nusantara. Sehingga untuk menghindari adanya distorsion penelitian, pengambilan sampel akan dikerjakan memakai teknik purposive sampling.

Sampel yang digunakan yaitu kelas VIII B yang berjumlah 29 orang.

Alasan pemilihan sampel tersebut karena sebagian siswa di kelas VIII B kurang dalam ketercapaian ketuntasan minimal (KKM).

B.Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen kuasi pre test-post test one group desain yang berarti dilakukan tanpa adanya kelas pembanding. Dalam pre test-post test one group desain, observasi dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum ( ) dan sesudah ( ) eksperimen (Arikunto, 2010, hlm. 124), seperti

pada tabel 3.1 di bawah ini:

Tabel 3.1 Pola Control Group Pretest dan Posttest

Kelompok Pre-test Perlakuan Post-test

E

Keterangan:

E : Kelas Eksperimen : Tes Awal (pre-test) : Tes Akhir (post-test)

: Perlakuan dengan menerapkan model Think Pair Share dalam

pembelajaran seni tari.

Perbedaan antara dan diasumsikan merupakan efek dari perlakuan

(22)

31

Adapun tahapan dalam pembelajaran ini adalah sebagai berikut: a. Tahap 1

Pada tahap pembelajaran, kelas eksperimen melakukan tahapan pre-test. Siswa diberikan test berupa test kemampuan individu masing-masing siswa menjawab beberapa pertanyaan. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui kestabilan dan kejelasan kemampuan awal siswa sebelum diberi perlakuan dan

pembagian kelompok. b. Tahap 2

Siswa dibagi menjadi 5 kelompok dengan jumlah 6 orang dalam satu kelompok. Dalam kegiatan ini siswa bekerjasama dengan kelompoknya, dalam kelompok kecil yaitu satu pasang (2 orang) kemudian siswa mendiskusikan hasil kelompok kecil kedalam kelompok besar (6 orang) yaitu menjawab beberapa pertanyaan yang ada dalam lembar kerja siswa dan melakukan eksplorasi gerak masing-masing kelompok.

c. Tahap 3

Siswa membagikan hasil diskusi dan eksplorasi gerak kelompok kepada kelompok lain.

d. Tahap 4

Pada kegiatan ini siswa diberikan kesempatan untuk menyajikan persentasi hasil diskusi kelompok dan mendemonstrasikan hasil penyusunan gerak

Kelompok eksperimen diobservasi sehingga diketahui keadaan sebelum dan sesudah eksperimen. Dengan diketahui keadaan sebelum eksperimen, peneliti mencoba memberikan treatment dengan memilih suatu metode sebagai alternatif serta mengevaluasinya sehingga diharapkan kelompok eksperimen akan

mengalami perubahan (peningkatan hasil belajar) setelah pemberian materi pembelajaran seni tari dengan menggunakan model Think Pair Share.

C.Metode Penelitian

(23)

32

penelitian yang sengaja membangkitkan timbulnya suatu kejadian yang kemudian diteliti akibatnya. Maka eksperimen adalah mencari sebab akibat (hubungan kausal) antar dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengurangi faktor lain yang mengganggu (Arikunto, 2011, hlm. 76).

Metode eksperimen yang dimaksud dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen, karena treatment hanya digunakan pada kelas sampel yang tidak ada

sampel pembanding atau metode eksperimen ini disebut one-group eksperiment dengan bentuk one-group pretest dan posttest. Dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimen yang bertujuan untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh yang timbul, sebagai akibat dari adanya perlakuan tertentu. Perlakuan di dalam penelitian ini, yaitu penerapan model

Think Pair Share dalam pembelajaran seni tari.

D.Definisi Operasional

Operasionalisasi variabel penelitian perlu dijelaskan untuk menghindari kekeliruan atau kesalahpahaman dalam menafsirkan judul penelitian, yaitu sebagai berikut:

Suatu penerapan terdapat dalam proses pembelajaran seni tari, seperti halnya menerapkan sebuah model pembelajaran. Kegiatan ini penting karena kegiatan belajar mengajar tidak terlepas dari proses mentransformasikan suatu pembelajaran, dimana proses menerapkan ini merupakan penyambung antara bahan ajar dengan objek yang diberi perlakuan.

Model Think Pair Share adalah salah satu model pembelajaran yang termasuk kedalam pembelajaran kooperatif. Model Think Pair Share memiliki

tahapan pembelajaran think (berpikir) yaitu tahapan menggali pengetahuan siswa tentang materi pelajaran seni tari kompetensi tari nusantara. Dalam tahapan think

(24)

33

jawaban jika suatu pertanyaan yang diajukan atau menyatukan gagasan apabila suatu masalah khusus yang diidentifikasi dan dapat menyimpulkan dari gagasan-gagasan setiap individu dalam kelompok tersebut. Tahapan yang terakhir adalah tahap share (berbagi) yaitu meliputi aktifitas kelompok untuk berbagi dengan keseluruhan kelas yang telah mereka diskusikan. Mereka berbagi pengetahuan dan kesimpulan kelompok dengan cara persentasi dikelas. Kemudian kelompok

lainnya merespon kelompok yang sedang persentasi didepan kelas.

Pelajaran seni tari merupakan salah satu pelajaran yang termasuk kedalam pembelajaran seni budaya dan keterampilan. Pelajaran seni tari disekolah bukan menuntut siswa untuk terampil menari melainkan siswa dapat mengambil nilai-nilai budaya dan sosial serta berkepaedahan seni tari dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran seni tari pada kompetensi tari nusantara siswa diharapkan mendapatkan pengetahuan tentang keberagaman tari nuasantara, ciri khas tari dari masing-masing daerah dan akhirnya timbul sikap siswa mencintai budaya nusantara dan ikut berpartisipasi dalam melestarikan tari nusantara tersebut.

Hasil belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Penelitian ini adalah menerapkan suatu model pembelajaran. dalam kegiatan menerapkan yaitu mentransformasikan suatu pembelajaran atau penyambung antara bahan ajar dengan objek yang diberi perlakuan. Model pembelajaran yang diterapkan adalah model think pair share, yaitu salah satu model yang terdapat dalam pembelajaran kooperatif. Model ini memiliki ciri pembelajaran berkelompok. Model think pair share diterapkan pada mata

pelajaran seni tari untuk meningkatkan hasil belajar siswa. karena siswa yang kelas VIII B yang peneliti ambil sebagai sampel merupakan kelas yang memiliki

(25)

34

E.Instrument Penelitian

Instrument penelitian merupakan alat pengumpul data yang menentukan keberhasilan dalam penelitian. Untuk memperoleh data dalam penelitian ini digunakan instrumen penelitian berupa format tes yang ditujukan kepada sampel untuk mendapatkan jawaban yang diharapkan. Ditinjau dari sasaran yang akan dievaluasi dalam penelitian ini, untuk penilaian pencapaian ranah kognitif, apektif

dan psikomotor, seperti pada tabel 3.2 di bawah ini:

Tabel 3.2 Penilaian model think pair share

No. Tahap Aspek Penilaian

1 Think Kognitif Mengerjakan LKS (lembar kerja siswa) seni tari kompetensi tari nusantara.

Psikomotor Menjawab pertanyaan guru menganai kompetensi tari nusantara.

Apektif Respon siswa terhadap kompetensi tari nusantara.

2 Pair Kognitif Mendiskusikan jawaban LKS (lembar kerja siswa) seni tari kompetensi tari nusantara dari tahap think.

Psikomotor Menentukan satu gerakan berdasarkan hasil diskusi tiap kelompok

Apektif Adanya sikap saling bekerja sama, bertukar pendapat dan menentukan hasil jawaban kelompok

masing-masing.

3 Share Kognitif Mempresentasikan hasil jawaban LKS (lembar kerja siswa) kelompok didepan kelas tentang kompetensi tari nusantara

Apektif Respon tiap kelompok terhadap presentasi kelompok lain menganai kompetensi tari nusantara.

(26)

35

F. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan kegiatan yang dilakukan selama penelitian berlangsung, data yang diperoleh dari teknik pengumpulan data yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi

1. Wawancara

Wawancara merupakan alat pengumpulan data yang digunakan untuk mendapatkan informasi dengan memberikan beberapa pertanyaan yang meliputi masalah pada pembelajaran seni tari di kelas VIII B SMP Muhammadiyah 6 Bandung. Penelitian ini menggunakan wawancara terstruktur yang terbuka dimana pertanyaan akan berkembang sesuai kebutuhan penelitian. Wawancara dilakukan kepada guru seni budaya SMP Muhammadiyah 6 Bandung yaitu, Ibu Agustina Siswati, S.Pd. Adapun beberapa pertanyaan yang diajukan adalah kondisi awal siswa, metode atau cara mengajar, alat praktik yang dipergunakan, media pembelajaran yang dipergunakan, buku sumber atau bahan ajar dan materi pembelajaran. Hasil wawancara dipergunakan untuk mengetahui keadaan umum siswa kela VIII B untuk dilakukan penerapan model Think Pair Share.

2. Observasi

Observasi yaitu pelaksanaan pengamatan yang dilakukan terhadap siswa untuk mengetahui kesiapan siswa dalam belajar seni tari dan mengetahui keaktifan siswa kelas VIII B di SMP Muhammadiyah 6 Bandung pada proses belajar mengajar secara langsung dari awal hingga akhir pembelajaran, observasi pada penelitian ini bertujuan untuk mengamati peningkatan hasil belajar siswa yang maksimal pada pembelajaran seni tari melalui model think pair share.

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang bersumber dan

(27)

36

Foto atau gambar digunakan untuk menganalisis tentang pembelajaran. Foto yang dimaksud merupakan cuplikan atau gambaran tentang satu peristiwa yang terjadi dilapangan, contohnya gambar pada saat siswa melakukan eksplorasi. Hal ini dilakukan sebagai pembuktian bahwa setiap tahapan pembelajaran terealisasikan dengan penuh tanggung jawab.

Dokumentasi yang dianggap penting selanjutnya adalah RPP (Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran). RPP guru digunakan untuk melihat relevansi antara rencana pembelajaran dengan pelaksaan pembelajaran. Ditinjau dari segi fungsinya, RPP tersebut memberikan arahan tentang tahapan-tahapan pembelajaran yang harus dilakukan dalam pembelajaran. Selain itu, RPP ini dibuat agar peneliti tidak keluar dari koridor tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.

4. Studi Literatur

Studi literatur digunakan peneliti sebagai acuan yang bisa dijadikan sebagai tolak ukur atau bahan pendukung data. Studi literatur ini melalui buku-buku, artikel-artikel, jurnal-jurnal dan skripsi-skripsi yang berkaitan dengan hasil belajar siswa dan model pembelajaran Think Pair Share dengan tujuan untuk bahan kajian teoritis peneliti dalam melakukan penelitian yang berkaitan dengan upaya meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Thin Pair Share. Sehingga teori-teori dan pendapat-pendapat yang terdapat pada buku, artikel, jurnal dan skripsi mampu mendukung dan memperkuat hasil pada penelitian ini.

G.Analisis Data

Kegiatan menganalisis data ini, peneliti menganalisis data yang sudah terkumpul sebelumnya, baik di awal pembelajaran (pretest), proses belajar dan

akhir pembelajaran (posttest). Analisis data ini mempunyai tujuan sebagai berikut.

1. Tahapan analisis data

(28)

37

b. Analisis proses pembelajaran yaitu untuk mengetahui perkembangan hasil belajar siswa yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.

c. Analisis data yang terakhir (post test) yaitu untuk menunjukan keberhasilan dari pembelajaran yang dilakukan.

d. Membuat indikator penilaian terhadap keberhasilan penerapan model terhadap peningkatan hasil belajar siswa, seperti pada tabel 3.3 di bawah ini:

Peneliti mengkategorikan keaktifan siswa ke dalam 4 aspek, hal ini sejalan dengan pendapat Suryosubroto (2002, hlm. 71), yaitu:

1. Siswa berbuat sesuatu untuk memahami materi pelajaran. 2. Pengetahuan dipelajari, dialami dan ditemukan oleh siswa. 3. Mencoba sendiri konsep-konsep.

4. Siswa mengkomunikasikan hasil pikirannya.

Indikator keberhasilan tersebut akan dipaparkan pada tabel 3.3 Indikator keberhasilan di bawah ini:

Tabel 3.3 Indikator keberhasilan

No. Tahap Aspek Skala Kisi-kisi

1 Think Kognitif 90-100 Siswa sangat aktif mengerjakan LKS (lembar kerja siswa) seni tari tentang konsep ruang dan level, konsep tempo, konsep pola lantai dan mengidentifikasi

ciri-ciri Tari Papua dan Tempurung. 80-89 Siswa sangat aktif mengerjakan LKS

(lembar kerja siswa) seni tari tentang konsep ruang dan level, konsep tempo,

dan konsep pola lantai.

70-79 Siswa sangat aktif mengerjakan LKS (lembar kerja siswa) seni tari tentang konsep ruang, level dan konsep tempo.

(29)

38

(lembar kerja siswa) seni tari tentang konsep ruang dan level.

Psikomotor 90-100 Siswa mampu menjawab pertanyaan guru mengenai konsep ruang dan level, konsep tempo, konsep pola lantai dan ciri-ciri Tari Papua dan Tari Tempurung.

80-89 Siswa mampu menjawab pertanyaan guru mengenai konsep ruang dan level, konsep tempo, konsep dan pola lantai.

70-79 Siswa mampu menjawab pertanyaan guru mengenai konsep ruang dan level dan konsep tempo.

60-69 Siswa mampu menjawab pertanyaan guru mengenai konsep ruang dan level.

Apektif 90-100 Siswa mampu merespon terhadap kompetensi tari nusantara tentang konsep

ruang dan level, konsep tempo, konsep pola lantai serta ciri-ciri Tari Papua dan Tari Tempurung.

80-89 Siswa mampu merespon terhadap

kompetensi tari nusantara tentang konsep ruang dan level, konsep tempo dan

konsep pola lantai.

70-79 Siswa mampu merespon terhadap kompetensi tari nusantara tentang konsep ruang dan level dan konsep tempo.

60-69 Siswa mampu merespon terhadap kompetensi tari nusantara tentang konsep ruang dan level.

(30)

39

LKS (lembar kerja siswa) seni tari kompetensi tari nusantara dari tahap think mengenai konsep ruang dan level, konsep tempo, konsep pola lantai serta ciri-ciri Tari Papua dan Tari Tempurung.

80-89 Siswa mampu mendiskusikan jawaban LKS (lembar kerja siswa) seni tari kompetensi tari nusantara dari tahap think mengenai konsep ruang dan level, konsep tempo dan konsep pola lantai.

70-79 Siswa mampu mendiskusikan jawaban LKS (lembar kerja siswa) seni tari kompetensi tari nusantara dari tahap think mengenai konsep ruang , level dan konsep tempo.

60-69 Siswa mampu mendiskusikan jawaban LKS (lembar kerja siswa) seni tari kompetensi tari nusantara dari tahap think mengenai konsep ruang dan level.

Psikomotor 90-100 Siswa mampu menentukan satu gerakan berdasarkan hasil diskusi tiap kelompok sesuai dengan konsep ruang dan level, konsep tempo, konsep pola lantai serta ciri-ciri Tari Papua dan Tari Tempurung.

80-89 Siswa mampu menentukan satu gerakan berdasarkan hasil diskusi tiap kelompok sesuai dengan konsep ruang dan level, konsep tempo dan konsep pola lantai.

(31)

40

sesuai dengan konsep ruang, level dan konsep tempo.

60-69 Siswa mampu menentukan satu gerakan berdasarkan hasil diskusi tiap kelompok sesuai dengan konsep ruang dan level.

Apektif 90-100 Siswa mampu bekerja sama, bertukar pendapat dan menentukan hasil jawaban kelompok masing-masing mengenai konsep ruang dan level, konsep tempo, konsep pola lantai dan identifikasi ciri-ciri Tari Papua dan Tari Tempurung.

80-89 Siswa mampu bekerja sama, bertukar pendapat dan menentukan hasil jawaban kelompok masing-masing mengenai konsep ruang dan level, konsep tempo dan konsep pola lantai.

70-79 Siswa mampu bekerja sama, bertukar pendapat dan menentukan hasil jawaban kelompok masing-masing mengenai konsep ruang, konsep level dan konsep tempo.

60-69 Siswa mampu bekerja sama, bertukar pendapat dan menentukan hasil jawaban kelompok masing-masing mengenai konsep ruang dan level.

(32)

ciri-41

ciri Tari Papua dan Tari Tempurung.

80-89 Siswa mampu mempresentasikan hasil jawaban LKS (lembar kerja siswa) kelompok didepan kelas mengenai konsep ruang dan level, konsep tempo dan konsep pola lantai.

70-79 Siswa mampu mempresentasikan hasil jawaban LKS (lembar kerja siswa) kelompok didepan kelas mengenai konsep ruang, konsep level dan konsep tempo.

60-69 Siswa mampu mempresentasikan hasil jawaban LKS (lembar kerja siswa) kelompok didepan kelas mengenai konsep ruang dan level.

Apektif 90-100 Siswa mampu merespon tiap kelompok terhadap presentasi kelompok lain mengenai konsep ruang dan level, konsep tempo, konsep pola lantai dan identifikasi Tari Papua dan Tari Tempurung.

80-89 Siswa mampu merespon tiap kelompok terhadap presentasi kelompok lain mengenai konsep ruang dan level, konsep tempo dan konsep pola lantai.

70-79 Siswa mampu merespon tiap kelompok terhadap presentasi kelompok lain mengenai konsep ruang, konsep level dan konsep tempo.

(33)

42

mengenai konsep ruang dan level.

Psikomotor 90-100 Siswa mampu menampilkan gerakan yang telah mereka tentukan dan kelompk lain mengikuti gerakan kelompok yang sedang persentasi di depan kelas sesuai dengan konsep ruang dan level, konsep tempo, konsep pola lantai dan identifikasi ciri-ciri Tari Papua dan Tari Tempurung.

80-89 Siswa mampu menampilkan gerakan yang telah mereka tentukan dan kelompok lain mengikuti gerakan kelompok yang sedang persentasi di depan kelas sesuai dengan konsep ruang dan level, konsep tempo dan konsep pola lantai.

70-79 Siswa mampu menampilkan gerakan yang telah mereka tentukan dan kelompok lain mengikuti gerakan kelompok yang sedang persentasi di depan kelas sesuai dengan konsep ruang, konsep level dan konsep tempo.

(34)

43

2. Teknik analisis data

Data yang diperoleh pada penelitian ini sangat beragam sehingga harus diklasifikasikan terlebih dahulu sesuai variabel. Setelah itu, data yang telah dikumpulkan diolah berdasarkan pengklasifikasian tersebut dengan cara menghitung data, menjawab rumusan masalah, dan menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Membuat tabel rata-rata data hasil Pretest dan hasil Postest, seperti

pada tabel 3.5 dan 3.6 di bawah ini:

Tabel 3.4 Data nilai test awal (pretest)

No kel Nama Anggota Pretest Rata-rata

Tabel 3.5 Data nilai test akhir (posttest)

No kel Nama Anggota Posttest Rata-rata

1. Identifikasi hasil belajar siswa melalui penerapan model Think Pair Share. 2. Mengukur hasil belajar siswa dengan menggunakan tabel dan grafik.

3. Menguji hubungan antara variabel indevenden (X) dengan variabel dependen (Y) dengan rumus Uji t yaitu :

Dengan keterangan: t= t hitung

d= hasil kurang nilai setelah dan sebelum penerapan model N= jumlah sample

(35)

44

H.Interprestasi Data

Dalam suatu penelitian, interprestasi data atau penyajian data sangatlah penting untuk mendapatkan suatu gambaran dari data yang dihasilkan pada penelitian yang telah dilakukan. Prinsip dasar penyajian data adalah komunikatif dan lengkap, dalam arti data yang disajikan dapat menarik perhatian pihak lain untuk membacanya dan dapat memahami isinya Sugiyono (2006, hlm. 29).

Adapun pada penelitian yang dilakukan yaitu dalam bentuk tabel dan grafik. Tabel dan grafik tersebut merupakan suatu penyajian data yang didapat oleh peneliti dari hasil observasi dan perhitungan statistik dengan distribusi frekuensi. Berikut ini akan dijelaskan bentuk interprestasi data yang digunakan pada penelitian ini yaitu :

1. Tabel

Tabel yang digunakan sebagai bentuk penyajian pada penelitian ini yaitu berupa nilai-nilai siswa yang dihasilkan saat proses observasi. Bentuk penyajian data dengan menggunakan tabel ini diyakini dapat membantu dalam penjelasan nilai-nilai siswa yang dihasilkan pada penelitian ini. Sehingga tabel tersebut cukup lomunikatif bagi pembaca dan efisien dalam penggunaannya.

2. Grafik

Penggunaan grafik pada penelitian ini digunakan utuk memperjelas nilai-nilai yang dihasilkan. Grafik yang digunakan sebagai bentuk interprestasi data pada penelitian ini yaitu menggunakan jenis garfik batang. Dengan penggunaan grafik batang ini maka akan terlihat apakah nilai-nilai siswa pada setiap ranah mengalami peningkatan atau bahkan mengalami penurunan dengan

membandingkan sebelum diadakan treatment dan setelah diadakan treatment. Setelah itu dihitung rata-rata nilai setiap ranah hasil belajar sebelum (pretest) dan

setelah treatment (post test) kemudian juga disajikan dalam bentuk grafik batang. Maka dari grafik batang tersebut akan terlihat nilai-nilai siswa yang dihasilkan dan akan terlihat perbandingan hasil belajar siswa pada setiap ranah sebelum diadakan treatment dari nilai pretest dan setelah diadakan treatment dari nilai post

(36)

45

I. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan pada penelitian ini didapat dari hasil perhitungan uji hipotesis dengan menggunakan uji-t dan dari hasil perhitungan statistik dengan maka akan didapat hasil apakah Ha (Tidak ada pengaruh antara penerapan model

Think Pair Share pada pembelajaran seni tari untuk meningkatkan hasil belajar

kelas VIII di SMP Muhammadiyah 6 Bandung) ditolak Ho (Adanya pengaruh antara penerapan model Think Pair Share pada pembelajaran seni tari untuk meningkatkan hasil belajar kelas VIII di SMP Muhammadiyah 6 Bandung) diterima dengan hasil uji-t t-hitung > t-tabel atau Ha diterima dan Ho ditolak dengan hasil uji-t t-hitung < t-tabel. Sehingga perhitungan uji-t tersebut didapat hasil yang signifikan antara t-hitung dengan t-tabel.

(37)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Penelitian yang dilakukan pada tanggal sampai dengan dan proses awal pada tanggal 2 februari ini meneliti model Think Pair Share untuk meningkatkan

hasil belajar siswa SMP Muhammadiyah 6 Bandung pada pembelajaran seni tari.

Sample yang digunakan pada penelitian ini yaitu siswa-siswi kelas VIII B SMP

Muhammadiyah 6 Bandung yang berjunah 29 orang. Penelitian ini terdiri dari tiga rumusan masalah, dimana setiap permasalahan tersebut dijawab oleh peneliti melalui serangkaian pertemuan yang disusun dalam rencana pelaksanaan pembelajaran yang kemudian diterapkan kepada siswa oleh peneliti sendiri

Proses penerapan model Think Pair Share pada pembelajaran seni tariyang diterapkan pada kelas VIII B SMP Muhammadiyah 6 Bandung sebagai sample dilakukan 4 kali pertemuan dengan materi tari nusantara. Pada setiap pertemuan dilakukan tahapan-tahapan pembelajaran yaitu persentasi materi yang dilakukan oleh guru, pembegian siswa dalam bentuk kelompok, pemberia prestasi hasil diskusi siswa dengan menyelesaikan LKS, tahapan think pair share.

Hasil penerapan model Think Pair Share untuk meningkatkan hasil belajar kelas VIII B di SMP muhammadiyah 6 Bandung yaitu berdasarkan hasil wawancara dan dokumentasi kepada siswa-siswi merasa tertarik dan memotivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran dengan baik. Hal tersebut dikarenakan pada model Think Pair Share siswa dapat belajar secara mandiri dan kelompok. Siswa diajak untuk berpikir mandiri kemudian siswa berpasangan dan berkelompok

melakukan diskusi untuk menraik kesimpulan dari beberapa jawaban mereka. oleh karena itu siswa sangat antusias, menarik minat siswa dalam mengikuti

(38)

80

sebelum diterapkan model Think Pair Share yaitu memperoleh nilai rata-rata 57,32 dan nilai rata-rata yang dihasilkan setelah diterapkan model Think Pair

Share yaitu memperoleh 80 dari rata-rata hasil belajar siswa sebelum dan setelah

diterapkan model Think Pair Share tersebut terlihat perkembangan yang signifikan. Selain itu juga dibuktikan dengan uji hipotesis yang dilakukan oleh peneliti dengan taraf signifikan 39,57% yaitu t hitung lebih besar dari t tabel

dengan hasil 13,40 maka dari hasil uji-t tersebut dapat diketahui bahwa model

Think Pair Share mempunyai pengaruh terhadap meningkatnya hasil belajar siswa

kelas VIII B SMP Muhammadiyah 6 Bandung pada pembelajaan seni tari. Hal ini sejalan dengan pendapat Frank Lyman yang pertama kali mengembangkan model

think pair share bahwa model ini efektif untuk sebuah pola diskusi yang

membutuhkan pengaturan kelas sehingga siswa memiliki banyak waktu untuk berpikir. Siswa berpikir individu dalam tahap think, siswa berpikir dalam kerjasam kelompok atau tahap pair dan siswa mendapatkan pengetahuan baru dari teman atau berbagi pengetahuan dalam tahap share. Tahapan-tahapan dalam model think pair share dapat memberikan banyak waktu siswa untuk berpikir sehingga hasil belajar yang didapat oleh siswa meningkat. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah diterapkan model

think pair share yaitu meningkat sebanyak 39,57%. Nilai hasil belajar pun

meningkat secara signifikan.

Dalam proses penerapan model think pair share peneliti juga mengalami beberapa kendala yaitu alokasi waktu, daya serap siswa terhadap materi yang diberikan dan adaptasi siswa pada model pembelajaran yang baru diterapkan. Alokasi waktu dalam pembelajaran seni tari di SMP Muhammadiyah 6 Bandung adalah 2x35

menit, waktu yang cukup sempit untuk memaparkan materi, tahap berpikir individu, berpikir secara berkelompok dan berbagi pengetahuan serta presentasi di

(39)

81

baru atau hal yang baru bagi siswa. Hal ini menjadikan peneliti harus menyampaikan ulang aturan main dan waktu yang ditentukan dalam setiap tahap pembelajaran model think pair share.

B.SARAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terhadap model pembelajaran Think Pair Share yang diterapkan pada siswa kelas VIII B SMP

Muhammadiyah 6 Bandung sebagai sample, maka peneliti dapat memberikan beberapa saran yang perlu disampaikan untuk keberlangsungan pembelajaran yang lebih naik lagi sehingga menjadi perhatian dari semua piha . Adapun saran-saran tersebut yaitu sebagai berikut :

1. Setelah dilakukan penelitian model Think Pair Share di SMP Muhammadiyah 6 Bandung, maka model Think Pair Share ini dapat dijadikan sebagai alternatif model pembelajaran sehingga hasil belajar yang didapat oleh siswa dapat menjadi maksimal.

2. Dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada suatu pembelajaran perlu adanya perhatian dari semua pihak hal tersebut tidak hanya guru yang mempunyai kemampuan untuk mengelola kelas dengan baik dan menguasai model pembelajaran yang mampu memotivasi siswa dalam belajar. Akan tetapi harus di dukung oleh sarana dan prasarana yang di sediakan oleh sekolah guna menunjang proses pembelajaran

(40)

110

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Dahlan, M. D. (2010). Model-model Mengajar. Bandung: CV Diponegoro

Hakim, Zainal. (2010). Pengertian Evaluasi Menurut Para Ahli. Diperoleh 14 Februari 2014, dari http://zainalhakim.web.id/pengertian-evaluasi:menurut –para-ahli.html.

Huda, M (2012). Cooverative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Isjoni. (2007). Cooperative Learning: Efektifitas Pembelajaran Kelompok. Bandung: Alfabeta.

Joyce, B., Weil,B., & Calhoun, E. (2011) Models of Teaching. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kurniawan. (2012) Penerapan Model Pembelajaran Think Pair Share untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Kompetensi Mengoperasikan Alat Mesin-mesin Listrik, Skripsi UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Mahmuddin. Pembelajaran kooperatif tipe think pair share. Diperoleh 14 Februari.2014.http://mahmuddin.wordpress.com/2009/12/23/pembelajaran -kooperatif-tipe-think-pair-share-tps/.

Masunah, J (2012). Bahan Ajar Mata Kuliah Tari Pendidikan. Bandung: Pendidikan Seni Tari FPBS UPI Bandung

---. (2003). Seni dan Pendidikan Seni. Bandung (Sebuah Bunga

Rampai): Pusat Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Seni Tradisional

(P4ST) UPI.

Munaf, S. (2001). Evaluasi Pendidikan Fisika. Bandung: Jurusan Pendidikan Fisika Tidak Diterbitkan.

Pendidikan Seni Tari UPI 2010 (2013). Tahapan-Tahapan Pembelajaran Tari

Pendidikan Tingkat Lanjut. Bandung: Pendidikan Seni Tari.

Ruhimat, T (2009) Kurikulum & Pembelajaran. Bandung: Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan. Tidak Diterbitkan.

(41)

111

Sudjana. N. (2012). Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Suprijono. A. (2012). Cooperative Learning, Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Suryosubroto. (2002). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Trianto. (2007). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif (Konsep,

Gambar

Tabel 3.2 Penilaian model think pair share
Tabel 3.3 Indikator keberhasilan

Referensi

Dokumen terkait

inovatif, efektif dan menyenangkan dalam proses kegiatan pembelajaran dan hal ini juga mempengaruhin faktor-faktor metode pembelajaran yang digunakan guru dalam proses

Dengan adanya pembelajaran tematik integratif berbasis sub tema dapat menuntut siswa untuk dapat belajar secara aktif dan terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran,

Peningkatan hasil belajar siswa selaras dengan peningkatan aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran, dengan model pembelajaran cooperative learning tipe

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif Think Pair Share mempunyai dampak positif dalam meningkatkan hasil

Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share pada mata diklat

aktivitas pembelajaran, 2) Penerapan model pembelajaran kooperatif TPS pada mata pelajaran IPS siswa kelas VIII-I SMP Negeri 2 Pare dapat meningkatkan hasil

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif Think Pair Share mempunyai dampak positif dalam meningkatkan hasil belajar siswa

Nilai Rata-Rata Hasil Belajar Pada Ranah Psikomotor Kelas Sampel Ranah Kognitif Hasil belajar siswa kelas eksperimen dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair