• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEEFEKTIFAN MODEL THINK-TALK-WRITE (TTW) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPOSISI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KEEFEKTIFAN MODEL THINK-TALK-WRITE (TTW) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPOSISI."

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

Tahun Ajaran 2013-2014)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

oleh

Fetti Astrini Rishanjani

1002717

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

Tahun Ajaran 2013-2014)

Oleh

Fetti Astrini Rishanjani

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Fetti Astrini Rishanjani

Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang,

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

(3)
(4)

Fetti Astrini Rishanjani, 2014

Keefektifan Model Think-Talk-Write(TTW) dalam Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ...iii

ABSTRAK ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GRAFIK ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB 1 PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian... 7

C. Batasan Masalah Penelitian ... 7

D. Rumusan Masalah Penelitian... 8

E. Tujuan Penelitian ... 8

F. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II MODEL THINK-TALK-WRITE (TTW) DAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPOSISI ... 9

A. Ihwal Model Think-Talk-Write (TTW) ... 9

1. Pengertian Model Think-Talk-Write (TTW) ... 9

2. Tahap Pembelajaran Model Think-Talk-Write (TTW) ... 10

3. Kelebihan dan Kekurangan Model Think-Talk-Write (TTW) ... 12

B. Ihwal Keterampilan Menulis ... 12

1. Pembelajaran Menulis ... 12

2. Hakikat Menulis ... 13

3. Tujuan Menulis ... 14

4. Kedudukan Keterampilan Menulis pada Pembelajaran Kurikulum 2013 ... 16

(5)

Fetti Astrini Rishanjani, 2014

Keefektifan Model Think-Talk-Write(TTW) dalam Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Pengertian Teks Eksposisi ... 20

2. Jenis-jenis Teks Eksposisi ... 20

3. Struktur Teks Eksposisi ... 21

4. Kaidah Teks Eksposisi ... 21

5. Langkah-langkah Menulis Teks Eksposisi ... 22

D. Anggapan Dasar ... 23

E. Hipotesis ... 23

BAB III METODE PENELITIAN ... 24

A. Metode Penelitian ... 24

B. Desain Penelitian ... 25

C. Sumber Data Penelitian ... 26

1. Populasi ... 26

2. Sampel ... 26

D. Definisi Operasional ... 26

E. Instrumen Penelitian ... 27

1. Tes ... 27

2. Kriteria Penilaian Teks Eksposisi ... 28

3. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) ... 31

4. Lembar Observasi ... 31

5. Angket ... 32

F. Prosedur Penelitian ... 32

G. Teknik PengumpulanData... 35

H. Teknik Pengolahan Data ... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 44

A. Deskripsi Proses Pelaksanaan Penelitian ... 44

B. Deskripsi Kemampuan Menulis Teks Eksposisi. ... 45

1. Deskripsi Kemampuan Menulis Teks Eksposisi Kelas Eksperimen ... 45

a. Hasil Data Kuantitatif ... 45

b. Hasil Data Kualitatif ... 53

(6)

Fetti Astrini Rishanjani, 2014

Keefektifan Model Think-Talk-Write(TTW) dalam Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Hasil Data Kuantitatif ... 63

b. Hasil Data Kualitatif ... 71

C. Uji Persyaratan ... 78

1. Uji Normalitas ... 79

2. Uji Homogenitas ... 93

D. Uji Hipotesis ... 95

E. Data Hasil Observasi ... 98

F. Data Hasil Angket ... 105

G. Pembahasan Hasil Penelitian ... 113

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 117

A. Simpulan ... 117

B. Saran ... 118

DAFTAR PUSTAKA ... 119 LAMPIRAN

(7)

Fetti Astrini Rishanjani, 2014

Keefektifan Model Think-Talk-Write(TTW) dalam Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Abstrak

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya pengetahuan dan percaya diri siswa dalam mengungkapkan ide atau gagasan, model pembelajaran yang tidak cocok, dan lemahnya pemahaman siswa mengenai struktur dan kaidah teks eksposisi. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengetahui kemampuan siswa dalam menulis teks eksposisi di kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum menggunakan model TTW, 2) mengetahui kemampuan siswa dalam menulis teks eksposisi di kelas eksperimen dan kelas kontrol sesudah menggunakan model TTW, dan 3) membuktikan adanya perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa menulis teks eksposisi di kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum dan sesudah menggunakan model TTW. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen kuasi dengan desain penelitian Prates-Pascates Control Group

Design. Penelitian dilakukan di SMA Negeri 9 Bandung dengan subjek penelitian

kelas X IIS 2 sebagai kelas eksperimen dan kelas X IIS 1 sebagai kelas kontrol yang masing-masing berjumlah 25 siswa. Berdasarkan hasil uji hipotesis, diperoleh thitung (3,88) > ttabel (2,011). Hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa

hipotesis Haditerima dan Ho ditolak atau dengan kata lain terdapat perbedaan

yang signifikan antara kemampuan siswa dalam menulis teks ekpsosisi yang menggunakan model TTW dan kemampuan siswa dalam menulis teks eksposisi yang menggunakan pembelajaran terlangsung.

Kata kunci : menulis tek ekposisi, model TTW, eksperimen

Abstract

This research is motivated by the student knowledge and self confidence of expressing ideas or concept was low, learning model was not suitable, and weak students understanding about the structure and rules of exposition text. The purpose of this study were: 1) to know the ability students of writing exposition text in the experiment class and control class before using TTW model, 2) to know the ability students of writing exposition text in the experiment class and control class after using TTW model, and 3) proves there are significant differences between the ability students of writing exposition text in the experiment class and control class before and after using model TTW. Method in this research is quasi-experiment research with pretest-posttest control group design. This research was conducted at SMA Negeri 9 Bandung with research subjects of class X IIS 2 as the experiment class and X IIS 1 as control class which amounts to 25 people each. Based on the result of hypothesis test, got thitung (3,88) > ttabel (2,011). That result

show that �� hypothesis accepted and �� rejected or with the other words that there are significant differences between the ability students of writing exposition text which using TTW model and the ability students of writing exposition text which using direct learning.

(8)

1 Fetti Astrini Rishanjani, 2014

Keefektifan Model Think-Talk-Write(TTW) dalam Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Penelitian

Dewasa ini pelajaran Bahasa Indonesia mulai menunjukkan eksistensinya

di dunia pendidikan. Dari hasil survei yang peneliti peroleh melalui angket dan

disebarkan kepada 60 siswa di SMA Negeri 9 Bandung pada tanggal 5 Mei 2014,

85% siswa menyukai mata pelajaran Bahasa Indonesia dan 15% tidak menyukai

mata pelajaran Bahasa Indonesia. Hal tersebut membuktikan bahwa mata

pelajaran Bahasa Indonesia masih digemari oleh sebagian besar siswa.

Pembelajaran bahasa Indonesia tidak sekadar menuntut siswa untuk dapat

berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Kreatifitas merupakan kunci utama

dalam pembelajaran bahasa Indonesia karena pelajaran ini memberikan kebebasan

kepada siswa untuk berkreasi dalam berbahasa. Pengajaran bahasa Indonesia pun

mulai dikemas seinovatif mungkin agar siswa terpacu untuk berkreasi dalam

berbahasa Indonesia. Hal ini sekait dengan konsep kurikulum terbaru yaitu

kurikulum 2013 terhadap pembelajaran bahasa Indonesia. Kurikulum ini

menyadari bahwa bahasa mempunyai peran penting sebagai wahana untuk

mengekspresikan perasaan dan pemikiran secara estetis dan logis. Pada satu saat,

bahasa tidak hanya dituntut dapat mengekspresikan sesuatu dengan efisien untuk

menyampaikannya dengan indah sehingga mampu menggugah perasaan

penerimanya. Pada saat yang lain, bahasa dituntut pula untuk efisien dalam

menyampaikan gagasan secara objektif dan logis agar dapat dicerna dengan

mudah oleh penerimanya. Sejalan dengan hal itu, penempatan mata pelajaran

Bahasa Indonesia dalam kurikulum 2013 yaitu sebagai wahana untuk

mengekspresikan perasaan dan pemikiran.

Pelajaran Bahasa Indonesia di kurikulum 2013 banyak menyajikan

berbagai jenis teks, baik lisan maupun tulisan sehingga pembelajaran dalam

kurikulum ini menggunakan pembelajaran berbasis teks. Dalam pembelajaran

berbasis teks, bahasa Indonesia diajarkan bukan sekadar sebagai pengetahuan

(9)

Fetti Astrini Rishanjani, 2014

Keefektifan Model Think-Talk-Write(TTW) dalam Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

aktualisasi diri penggunanya pada konteks sosial-budaya akademis. Teks

dimaknai sebagai satuan bahasa yang mengungkapkan makna secara kontekstual.

Dalam pembelajarannya, guru akan menjelaskan cara penyajian perasaan dan

pemikiran kepada siswa dalam berbagai macam jenis teks.

Dalam Kurikulum 2013 juga menekankan pentingnya kompetensi sikap,

pengetahuan, dan keterampilan. Dalam upaya meningkatkan aspek keterampilan

maka pembelajaran bahasa Indonesia memberikan beberapa aspek keterampilan

berbahasa yang dapat dipelajari oleh siswa di sekolah. Terdapat empat aspek

keterampilan berbahasa yaitu keterampilan membaca, menulis, menyimak, dan

berbicara. Melatih keterampilan berbahasa berarti melatih pula keterampilan

berpikir dan mengekspresikan perasaan. Salah satu aspek keterampilan berbahasa

yang dianggap masih rendah dan membutuhkan pemikiran yang luas yaitu aspek

keterampilan menulis. Hal tersebut dilandasi oleh angket yang peneliti sebar

yakni terdapat 45% siswa yang menyukai pembelajaran menulis dan 55% siswa

yang tidak menyukai pembelajaran menulis. Hasil tersebut terlihat bahwa

perbedaan tingkat kesukaan dan ketidaksukaan siswa terhadap pembelajaran

menulis sangatlah tipis, meskipun tingkat ketidaksukaan tetap lebih tinggi. Oleh

karena itu, dapat disimpulkan bahwa lebih dari setengah siswa tidak suka menulis

sehingga guru harus bekerja lebih ekstra menyajikan pembelajaran yang memicu

siswa untuk lebih gemar menulis.

Berdasarkan hasil angket tersebut dapat dikatakan bahwa sebagian besar

siswa menganggap bahwa menulis adalah keterampilan bahasa yang cukup rumit

karena menulis bukanlah sekadar menyalin kata-kata atau kalimat, melainkan juga

mengembangkan dan menuangkan perasaan dan pikiran dalam suatu struktur

tulisan yang teratur sehingga mereka kurang tertarik untuk menulis. Sebenarnya

kegiatan menulis itu tidaklah sulit, asal kita mau bekerja keras, disiplin yang

tinggi, rajin membaca, dan rajin berlatih menulis maka kegiatan menulis dirasa

mudah untuk dijalani. Dari hasil pengamatan yang peneliti lakukan selama PPL

(Program Pengalaman Lapangan) di SMA Negeri 9 Bandung, sebagian besar

siswa sangat malas apabila disuruh untuk melakukan kegiatan menulis. Bagi

(10)

Fetti Astrini Rishanjani, 2014

Keefektifan Model Think-Talk-Write(TTW) dalam Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dilakukan ketika jam pelajaran akhir, mereka sangat sulit berkonsentrasi untuk

menulis. Selain itu, alasan capai dan lelah semakin memperparah keinginan siswa

untuk menulis. Hal-hal seperti itulah yang biasanya menjadi kendala dalam

pembelajaran menulis di sekolah.

Salah satu aspek keterampilan menulis yang masih cukup sulit dirasakan

oleh siswa yaitu menulis teks eksposisi. Pada kurikulum 2013 terdapat materi

menulis teks eksposisi yang struktur penulisannya terdiri atas pernyataan pendapat

(tesis), argumentasi, dan penegasan ulang pendapat. Teks eksposisi adalah teks

yang digunakan untuk mengajukan pendapat. Pendapat itu akan diterima apabila

argumentasi yang diberikan sangat kuat untuk mendukung pendapat tersebut.

Eksposisi juga dapat dikatakan argumentasi di sisi lain. Selain itu, teks eksposisi

merupakan wadah untuk mengemukakan pendapat dan sebagai teks ilmiah. Teks

eksposisi dalam kurikulum 2013 dapat diartikan sebagai teks yang mengusulkan

pendapat pribadi mengenai suatu permasalahan, baik permasalahan sosial, politik,

hukum,ekonomi dan budaya.

Dari hasil survei melalui angket, 46,6% siswa menyukai pembelajaran

menulis teks eksposisi dan 53,3% siswa yang tidak menyukai pembelajaran

menulis teks eksposisi. Ini membuktikan bahwa lebih dari setengah siswa masih

menganggap bahwa menulis teks eksposisi ini sulit sehingga mereka tidak

menyukai materi tersebut. Dalam menulis teks eksposisi ini, sebagian besar siswa

masih bingung akan menulis apa dan bagaimana karena keterbatasan pengetahuan

dan tidak percaya diri siswa dalam mengungkapkan ide atau gagasannya melalui

teks eksposisi. Hal itu didukung pula ketika peneliti melaksanakan pretest atau

tes kemampuan awal siswa menulis teks eksposisi, banyak siswa yang menulis

teks eksposisi dengan tidak menggunakan struktur dan kaidah teks yang baik dan

benar.

Dalam kurikulum 2013, proses pembelajaran dikembangkan atas prinsip

pembelajaran siswa aktif melalui lima kegiatan atau yang dikenal dengan 5M,

yaitu Mengamati (melihat, membaca), Menanya (lisan, tulis), Menalar

(11)

Fetti Astrini Rishanjani, 2014

Keefektifan Model Think-Talk-Write(TTW) dalam Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(menerapkan materi berupa lisan atau tulisan), dan Mengomunikasikan (lisan,

tulis, gambar, grafik, tabel, chart, dll). Kurikulum ini masih baru, masih ada guru

yang belum mendalami kurikulum ini sehingga dalam implementasi

pengajarannya banyak kekeliruan dan masih terpengaruh oleh kurikulum lama.

Menurut hasil survei yang peneliti laksanakan, terdapat ketimpangan antara

tingkat kesukaan siswa menulis dan tingkat kesukaan siswa terhadap metode atau

model pembelajaran menulis yang selama ini diterapkan oleh guru. Terdapat

66,6% siswa yang berpendapat bahwa pembelajaran menulis selama ini

menyenangkan, sedangkan 33,3% siswa yang menyatakan tidak. Hal tersebut

menimbulkan sebuah kesimpulan bahwa metode atau model pembelajaran yang

menyenangkan saja tidak cukup membuat siswa gemar menulis. Oleh karena itu,

diperlukanlah sebuah metode atau model pembelajaran menulis yang lebih tepat,

efektif, dan sesuai dengan pembelajaran berbasis kurikulum 2013 demi

meningkatkan minat menulis siswa, terutama dalam menulis teks eksposisi.

Faktor-faktor kesulitan siswa dalam menulis eksposisi juga ditemukan

dalam penelitian yang telah dilakukan oleh Wahyu, Hedi (2013) dengan judul

“Meningkatkan Kemampuan Menulis Eksposisi dengan Menggunakan Media

Blog (Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas X-F SMA Negeri 5

Bandung Tahun Ajaran 2009/2010)”. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh

anggapan bahwa pembelajaran dengan menggunakan media yang tepat akan

meningkatkan kemampuan belajar siswa. Hal tersebut sesuai dengan karakteristik

siswa SMA Negeri 5 Bandung yang berasal dari keluarga menengah ke atas.

Penguasaan teknologinya pun sangat tinggi karena mereka difasilitasi alat-alat

teknologi canggih, seperti handphone dan notebook. Selain itu, sekolah tersebut

memiliki fasilitas-fasilitas yang memadai untuk menunjang pembelajaran,

contohnya kelengkapan alat infokus yang memadai. Oleh karena itu, peneliti

tersebut tertarik memanfaatkan media teknologi, seperti media blog untuk

menunjang pembelajaran menulis eksposisi.

Peneliti juga melakukan studi pustaka lainnya dan menemukan penelitian

(12)

Fetti Astrini Rishanjani, 2014

Keefektifan Model Think-Talk-Write(TTW) dalam Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menulis Karangan Eksposisi Analisis Proses Berbasis Vokasional dengan Metode

Kolaboratif (Studi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI Akuntansi SMK Mutiara

Baru Kota Bekasi Tahun Ajaran 2013/2014)”. Penelitian ini berlatar belakang

pada adanya kebutuhan siswa terhadap pembelajaran menulis yang dapat

mendukung kompetensi dasar siswa. Dari hasil observasi yang dilakukan oleh

peneliti tersebut dapat disimpulkan bahwa jenis tulisan yang diperlukan oleh

siswa SMK adalah jenis tulisan yang berisi paparan mengenai suatu prosedur

kerja, terutama yang berkaitan dengan kecakapan vokasional atau keterampilan

kerja yang digeluti siswa. Jenis tulisan yang mengandung cara mengerjakan suatu

pekerjaan adalah jenis eksposisi analisis proses. Adanya kebutuhan tersebut

mendorong peneliti tersebut untuk menerapkan metode kolaborasi dalam

pembelajaran menulis karangan eksposisi analisis proses.

Sesuai dengan proses pembelajaran di kurikulum 2013, seorang guru harus

dapat memotivasi siswa untuk aktif dalam pembelajaran menulis teks eksposisi.

Guru dapat menggunakan metode, model, teknik, dan media yang berinovasi,

kreatif, serta bervariasi sehingga dapat merangsang kecerdasan siswa dan

menumbuhkan minat siswa dalam keterampilan berbahasa, khususnya

keterampilan menulis teks eksposisi. Salah satu model pembelajaran yang dapat

diujicobakan dalam menulis teks eksposisi adalah model pembelajaran

Think-Talk-Write (TTW). TTW diperkenalkan oleh Huinker dan Laughin. Model ini

pada dasarnya dibangun melalui berpikir, berbicara, dan menulis. Alur kemajuan

model TTW dimulai dari keterlibatan siswa dalam berfikir atau berdialog dengan

dirinya sendiri setelah proses membaca, selanjutnya berbicara dan membagi ide

(sharing) dengan temannya sebelum menulis. Dalam kelompok ini, siswa diminta

membaca, membuat catatan kecil, menjelaskan, mendengarkan dan membagi ide

bersama teman kemudian mengungkapkannya melalui tulisan. Dengan adanya

interaksi dan diskusi bersama kelompok, membuat proses pembelajaran menjadi

lebih aktif dan fokus. Hal ini sesuai dengan proses pembelajaran dalam kurikulum

2013, walaupun dalam pembelajarannya berbasis teks namun tetap menumbuhkan

(13)

Fetti Astrini Rishanjani, 2014

Keefektifan Model Think-Talk-Write(TTW) dalam Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Model pembelajaran TTW ini telah diujicobakan pada penelitian

sebelumnya oleh Masykur (2012) dengan judul “Efektivitas Think-Talk-Write

dalam Pengajaran Menulis Ditinjau dari Kreatifitas Siswa (Penelitian Eksperimen

di Kelas II MA Ma’arif Pranggong Indramayu Tahun Ajaran 2011/2012)”.

Temuan dalam penelitian ini mengarah pada kesimpulan bahwa: (1) TTW lebih

efektif daripada paralel writing dalam pengajaran writing, (2) siswa yang

memiliki kreativitas tinggi memiliki keterampilan menulis lebih baik daripada

mereka yang memiliki kreativitas rendah, (3) terdapat interaksi antara teknik

mengajar dan kreativitas siswa dalam pengajaran writing bagi siswa kelas II MA

Ma’arif Pranggong. Akhirnya, hasil dari penelitian ini menyiratkan bahwa siswa

yang memiliki kreativitas tinggi lebih baik dalam keterampilan menulis daripada

mereka yang memiliki kreativitas rendah.Selain itu, pada aspek psikologis siswa,

dalam hal ini adalah kreativitas, memberikan pengaruh kuat kepada siswa dalam

keterampilan menulis. Dengan demikian, direkomendasikan bahwa untuk

mendapatkan hasil yang maksimal dan berpengaruh pada siswa dalam

keterampilan menulis, guru disarankan untuk menerapkan TTW yang tepat

dengan mempertimbangkan karakteristik siswa terutama didasarkan pada

kreativitas mereka.

Selain penelitian di atas, model TTW juga pernah diujicobakan pada

penelitian yang dilakukan oleh Pujiyane, Mitha (2013) dengan judul

“Implementasi Model Pembelajaran Think-Talk-Write untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa pada Mata Pelajaran Diklat Elektronika Dasar Analog dan

Digital (Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas X Teknik Komputer dan

Jaringan 3 SMKN 2 Baleendah Tahun Ajaran 2012-2013)”. Penelitian ini dimulai

dari pembelajaran pra siklus dan diakhiri dengan evaluasi pada setiap siklusnya.

Peningkatan hasil belajar siswa dapat terlihat dari perolehan rata-rata kenaikan

gain untuk setiap siklusnya dimulai dari siklus I yaitu 14,62 dilanjutkan pada

siklus II menjadi 19,54. Berdasarkan analisis data yang diperoleh di lapangan

(14)

Fetti Astrini Rishanjani, 2014

Keefektifan Model Think-Talk-Write(TTW) dalam Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

meningkatkan kemampuan siswa pada mata diklat Elektronika Dasar Analog dan

Digital pada siswa kelas X Teknik Komputer dan Jaringan 3 SMKN 2 Baleendah.

Demi tercapainya tujuan pembelajaran menulis maka peneliti

menggunakan model Think-Talk-Write (TTW). Model pembelajaran ini

mengedepankan siswa untuk lebih aktif dengan menggabungkan tiga tahapan

kegiatan belajar sekaligus, yaitu berpikir (think), berbicara (talk), dan menulis

(write) sehingga siswa dapat lebih mudah menyusun teks eksposisi dengan

menyatukan berbagai ide atau gagasan di dalam sebuah kelompok. Selain itu,

tahapan dalam model pembelajaran ini serupa dengan tahapan kegiatan berbasis

kurikulum 2013 yang wajib diterapkan pada setiap pembelajaran di kelas yaitu

5M (Mengamati, Menanya, Menalar, Mencoba, dan Mengomunikasikan). Oleh

karena itu, peneliti tertarik untuk mengimplementasikan model TTW ini pada

pembelajaran bahasa Indonesia berbasis kurikulum 2013, khususnya pada

pembelajaran menulis teks eksposisi.

B.Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti mengidentifikasi

beberapa masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini. Masalah-masalah

tersebut antara lain; (1) rendahnya pengetahuan dan kurangnya percaya diri siswa

dalam mengungkapkan ide-ide atau gagasan melalui teks eksposisi; (2) rendahnya

pemahaman guru dalam proses pembelajaran menulis teks eksposisi yang benar

sesuai dengan kurikulum 2013 karena kurikulum ini masih baru; (3) tidak adanya

variasi atau inovasi dalam model pembelajaran yang digunakan oleh guru untuk

pembelajaran menulis teks eksposisi, sehingga membatasi pengetahuan siswa

dalam pembelajaran menulis teks eksposisi; (4) adanya proses pembelajaran yang

tidak merangsang siswa lebih aktif mengakibatkan pembelajaran menulis teks

eksposisi menjadi membosankan; dan (5) lemahnya pengetahuan siswa dalam

pemahaman struktur dan kaidah teks eksposisi.

C. Batasan Masalah Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, peneliti membatasi masalah agar

(15)

Fetti Astrini Rishanjani, 2014

Keefektifan Model Think-Talk-Write(TTW) dalam Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dianalisis hanya pada model yang digunakan dalam pembelajaran menulis teks

eksposisi yaitu model pembelajaran Think-Talk-Write (TTW) untuk siswa kelas X

SMA Negeri 9 Bandung.

D. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan batasan-batasan masalah di atas, peneliti merumuskan

masalah sebagai berikut.

1) Bagaimana kemampuan siswa menulis teks eksposisi di kelas eksperimen dan

kelas kontrol sebelum menggunakan model TTW ?

2) Bagaimana kemampuan siswa menulis teks eksposisi di kelas eksperimen dan

kelas kontrol sesudah menggunakan model TTW ?

3) Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa menulis

teks eksposisi di kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum dan sesudah

menggunakan model TTW ?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, peneliti menetapkan tujuan yang

ingin dicapai sebagai berikut:

1) mengetahui kemampuan siswa menulis teks eksposisi di kelas eksperimen dan

kelas kontrol sebelum menggunakan model TTW;

2) mengetahui kemampuan siswa menulis teks eksposisi di kelas eksperimen dan

kelas kontrol sesudah menggunakan model TTW;

3) membuktikan adanya perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa

menulis teks eksposisi di kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum dan

sesudah menggunakan TTW.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini merupakan kajian ilmiah yang bermanfaat untuk menambah

pengalaman dan pemahaman dalam menulis teks eksposisi dengan menggunakan

model Think-Talk-Write (TTW) pada kelas X SMA Negeri 9 Bandung. Manfaat

(16)

Fetti Astrini Rishanjani, 2014

Keefektifan Model Think-Talk-Write(TTW) dalam Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

untuk meningkatkan kualitas belajar mengajar dalam pembelajaran menulis teks

eksposisi yang terdapat pada kurikulum 2013, sedangkan manfaat bagi siswa yaitu

menambah pengetahuan, wawasan, dan pengalaman baru dalam pembelajaran

(17)

24 Fetti Astrini Rishanjani, 2014

Keefektifan Model Think-Talk-Write(TTW) dalam Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN A.Metode Penelitian

Kuasi eksperimen merupakan metode penelitian yang peneliti gunakan

dalam penelitian ini. Metode penelitian eksperimen bertujuan untuk mencari

pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan

(Sugiyono, 2013, hlm. 107). Metode ini digunakan peneliti untuk membuktikan

hipotesis peneliti mengenai adanya pengaruh model Think-Talk-Write (TTW)

dalam pembelajaran menulis teks eksposisi. Melalui metode penelitian

eksperimen ini, akan ditemukan adanya hubungan sebab akibat antara kedua

variabel.

Dalam penelitian ini, peneliti menentukan dua variabel yaitu variabel

terikat dan bebas. Variabel terikat adalah pembelajaran menulis teks eksposisi dan

variabel bebas adalah model TTW. Peneliti akan mengujicobakan model TTW ini

pada dua kelompok atau kelas yaitu kelas eksperimen (kelas yang menerapkan

model TTW dalam pembelajaran menulis eksposisi) dan kelas kontrol (kelas yang

menerapkan model pembelajaran terlangsung dalam pembelajaran menulis teks

eksposisi). Kelas eksperimen akan dipilih secara acak. Kelas eksperimen akan

menerima tes awal atau pretest (O1) terhadap pembelajaran menulis teks

eksposisi. Lalu, kelas eksperimen ini menerima perlakuan model TTW (X). Tahap

akhir akan dilaksanakan tes akhir atau posttest (O2). Hal tersebut juga dilakukan

pada kelas kontrol dengan tahap yang serupa, namun dalam pemberian perlakuan,

kelas kontrol menerima perlakuan model terlangsung.

Kelas eksperimen dan kelas kontrol diberikan pretes tuntuk mengetahui

kemampuan awal menulis teks eksposisi sebelum diberikan perlakuan (treatment).

Kemudian, hasil pretest tersebut dijadikan bandingan untuk hasil posttest setelah

kelas eksperimen dan kelas kontrol menerima perlakuan. Dalam hal ini, penelitian

dilakukan untuk mengetahui keefektifan model TTW dalam pembelajaran menulis

(18)

Fetti Astrini Rishanjani, 2014

Keefektifan Model Think-Talk-Write(TTW) dalam Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengenai kemampuan setiap siswa serta mampu mengetahui seberapa besar hasil

akhir yang diperoleh siswa.

B.Desain Penelitian

Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

Pretest-Posttest Control Group. Dalam desain ini terdapat dua kelompok yaitu

kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kedua kelas tersebut dilaksanakan

pretest untuk mengetahui keadaan awal, kemudian diberikan perlakuan yang

berbeda antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Setelah diberi perlakuan,

kedua kelas tersebut melaksanakan posttest untuk mengetahui keadaan akhir.

Pengaruh perlakuan adalah (O2 - O1) – (O4 – O3) (Sugiyono, 2013, hlm. 113). Desain penelitian ini dapat dilihat dalam gambar berikut.

Gambar 3.1

Pretest Posttest Control Group

(Sugiyono, 2013, hlm. 112)

Keterangan :

E : kelas eksperimen

K : kelas kontrol

O1 : tes awal pada kelas eksperimen

O2 : tes akhir pada kelas kontrol

X1 :perlakuan terhadap kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran

TTW

X2 : perlakuan terhadap kelas kontrol menggunakan model pembelajaran

terlangsung

O3 : tes awal pada kelas kontrol

O4 : tes akhir pada kelas kontrol

E 01 X1 O2

(19)

Fetti Astrini Rishanjani, 2014

Keefektifan Model Think-Talk-Write(TTW) dalam Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C.Sumber Data Penelitian 1. Populasi

Populasi yang digunakan oleh peneliti adalah siswa kelas X di SMA

Negeri 9 Bandung. Populasi terdiri atas 10 kelas yaitu X MIA 1-X MIA 6 dan X

IIS 1-X IIS 4. Peneliti memilih sekolah ini karena ingin mengetahui kemampuan

menulis siswa dalam pembelajaran menulis teks eksposisi di sekolah yang berada

di cluster kedua ini. Maksud cluster di sini adalah tingkatan suatu sekolah dilihat

dari sudut prestasi sekolah tersebut. SMA Negeri 9 Bandung berada pada kategori

cluster kedua dengan nomor urut 13 berdasarkan tahun ajaran 2012/2013.

2. Sampel

Dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel dua kelompok, yaitu satu

kelas untuk dijadikan kelas eksperimen dan satu lagi untuk dijadikan kelas

kontrol. Penentuan kelas eskperimen dan kelas kontrol ini ditentukan secara

sengaja atau peneliti sendiri yang menentukan kelas mana yang dijadikan objek

penelitian.Oleh karena itu, peneliti memilih teknik sampling yaitu teknik

sampling purposive. Teknik ini dilakukan dengan menentukan sendiri sampel

yang akan diambil karena adanya pertimbangan tertentu. Peneliti memilih kelas X

IIS 2 sebagai kelas eksperimen dan kelas X IIS 1 sebagai kelas kontrol. Alasan

peneliti memilih kedua kelas tersebut karena peneliti melihat kemampuan menulis

siswa di kelas itu kurang. Selain itu, berdasarkan pertimbangan dari kepala

sekolah dan guru pamonglah sehingga terpilih kedua kelas tersebut.

D.Definisi Operasional

Definisi operasional penting ada dalam setiap penelitian agar tidak terjadi

kesalahpahaman penafsiran terhadap variabel-variabel yang ada dalam sebuah

penelitian. Adapun definisi operasional yang terdapat pada penelitian yang

berjudul “Keefektifan Model Think-Talk-Write (TTW) dalam Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi (Penelitian Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA

Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2013-2014)” adalah sebagai berikut.

1. Pembelajaran menulis teks eksposisi adalah suatu pembelajaran mengenai

(20)

Fetti Astrini Rishanjani, 2014

Keefektifan Model Think-Talk-Write(TTW) dalam Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pendapat, ide-ide, atau gagasan seseorang dengan disertai data-data faktual

untuk menunjang informasi atau peristiwa yang akan dituangkan melalui

sebuah tulisan teks eksposisi. Menurut Emilia (2011, hlm. 104), eksposisi

merupakan evaluasi kritis terhadap suatu gagasan.Eksposisi bertujuan untuk

mengungkapkan argumen mengenai satu isu dan menjustifikasinya.

2. Keefektifan model Think-Talk-Write (TTW) adalah keadaan berpengaruh atau

tidaknya sebuah model dalam suatu pembelajaran di sekolah, khususnya pada

pembelajaran menulis teks eksposisi. Model TTW ini diperkenalkan oleh

Huinker dan Laughin (dalam Huda, 2013, hlm. 218), alur pembelajarannya

dimulai dengan berpikir melalui bahan bacaan (menyimak, mengkritisi, dan

alternatif solusi), hasil bacaan tersebut dikomunikasikan dengan diskusi,

kemudian membuat laporan hasil diskusi.

E.Instrumen Penelitian

Pada prinsipnya, meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap

fenomena sosial maupun alam. Dalam melakukan pengukuran tersebut haruslah

menggunakan alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya

dinamakan instrumen penelitian. Dalam penelitian ini peneliti merancang

beberapa instrumen penelitian sebagai berikut.

1. Tes

Tes digunakan untuk mengetahui kemampuan awal siswa (pretest) dan

kemampuan akhir siswa (posttest) dalam menulis teks eksposisi. Bentuk tes dalam

penelitian ini berupa tes tertulis yang ditujukan kepada siswa kelas X SMA Negeri

9 Bandung. Pretest dilakukan untuk memperoleh nilai rata-rata siswa dalam

menulis teks eksposisi sebelum menggunakan model TTW dalam proses

pembelajaran, sedangkan posttest dilakukan untuk memperoleh nilai rata-rata

siswa dalam menulis teks eksposisi sesudah menggunakan model TTW dalam

proses pembelajaran. Adapun kisi-kisi dan lembar soal yang digunakan sebagai

(21)

Fetti Astrini Rishanjani, 2014

Keefektifan Model Think-Talk-Write(TTW) dalam Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Kisi-kisi Tes

Tabel 3.1

Kisi-Kisi Tes Menulis Teks Eksposisi

No. Kompetensi Dasar

Indikator Materi soal No. Soal

Lembar soal ini berisi petunjuk umum mengerjakan soal, petunjuk

penilaian jawaban, dan soal berupa menulis teks eksposisi. Selain itu, pada bagian

atas lembar soal ini tertera nama mata pelajaran, nama siswa, kelas, hari dan

tanggal, waktu mengerjakan soal, dan paraf guru. [Terlampir]

2. Kriteria Penilaian Teks Eksposisi

Setelah tes dilaksanakan, hasil tes tersebut akan dinilai berdasarkan

kriteria penilaian yang sudah ditetapkan, kemudian ditabulasikan. Penilaian

(22)

Fetti Astrini Rishanjani, 2014

Keefektifan Model Think-Talk-Write(TTW) dalam Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.2

Kriteria Aspek Penilaian Menulis Teks Eksposisi

Aspek Penilaian Kategori dan Deskripsi Skor

1. Isi

SB : sangat menguasai topik

tulisan; kosa kata;

pengembangan ide pokok eksposisi lengkap; relevan dengan topik yang dibahas.

4

B : penguasaan permasalahan; memadai; ada pengembangan eksposisi; relevan dengan topik.

3

C : penguasaan permasalahan terbatas; cukup mencakup inti; pengembangan topik memadai.

2

K: kurang menguasai

permasalahan; kurang ada substansi; kurang relevan.

1

2. Struktur

SB : struktur teks sangat lengkap(tesis, argumentasi, penegasan ulang pendapat) dan implemantasi sifat tiap komponen sangat tepat.

4

B : struktur teks lengkap, tetapi implementasi sifat tiap komponen kurang tepat. bentuk antarkata, kalimat, dan paragraf sangat utuh (koherensi dan kohesi).

4

B : keterpaduan makna dan bentuk antarkata, kalimat, dan paragraf utuh.

3

C : keterpaduan makna dan bentuk antarkata, kalimat, dan paragraf kurang utuh.

2

K : keterpaduan makna dan

(23)

Fetti Astrini Rishanjani, 2014

Keefektifan Model Think-Talk-Write(TTW) dalam Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu paragraf sangat buruk.

4. Kaidah

SB : kaidah sangat lengkap terdiri atas berfokus pada satu topik, menggunakan kata kerja, terdapat konjungsi, bergerak dari pernyataan personal ke pernyataan impersonal, menggunakan pendapat para ahli, bahasa objektif, kalimat pasif, menggunakan bahasa

untuk menilai atau

mengevaluasi, menggunakan pronomina, menggunakan bukti untuk mendukung argumen, dan argumentasi satu sisi.

4

B : kaidah lengkap (terdapat delapan sampai sepuluh aspek kaidah). terdapat satu sampai empat aspek kaidah).

1

5. Tata Bahasa

SB : menguasai aturan penulisan; tidak ada kesalahan ejaan, tanda baca, penggunaan huruf kapital, dan penataan paragraf.

4

B : kadang-kadang terjadi kesalahan ejaan, tanda baca, penggunaan huruf kapital, dan penataan paragraf, tetapi tidak mengaburkan makna.

3

C : sering terjadi kesalahan ejaan, tanda baca, penggunaan huruf kapital, dan penataan paragraf; tulisan tangan tidak jelas; makna membingungkan atau kabur.

2

K : tidak menguasai aturan penelitian; terdapat banyak kesalahan ejaan, tanda baca, penggunaan huruf kapital, dan penataan paragraf; tulisan tidak terbaca; tidak layak dinilai.

1

(24)

Fetti Astrini Rishanjani, 2014

Keefektifan Model Think-Talk-Write(TTW) dalam Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keterangan :

SB = sangat baik; B = baik; C = cukup; K = kurang

Nilai = Skor perolehan

X 100

Skor maksimal

Setelah teks eksposisi dihitung perolehan skornya, kemudian skor tersebut

dikelompokkan berdasarkan kategori nilai. Peneliti menggunakan kategori

penilaian berdasarkan skala nilai berikut ini:

Tabel 3.3

Kategori Penilaian Teks Eksposisi Berdasarkan Skala Nilai

Skala nilai Kategori

91-100 Sangat baik ( A)

81-90 Baik (B)

70-80 Cukup (C)

<70 Kurang (D)

(Kunandar, 2013, hlm. 303)

3. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)

Seorang guru wajib untuk menyusun RPP sebelum melaksanakan

pembelajaran di kelas. RPP yang dibuat akan membantu pendidik untuk

mencapai tujuan yang diharapkan.RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan

kegiatan belajar siswa dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). RPP ini

dapat disusun satu KD atau lebih yang dapat dilaksanakan dalam satu kali

pertemuan atau lebih. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban

menyusun RPP secara lengkap dan sistematis. Peneliti dalam melaksanakan

penelitian ini menerapkan RPP berkarakter yang berpedoman pada kurikulum

terbaru yaitu Kurikulum 2013. [Terlampir]

4. Lembar Observasi

Lembar observasi merupakan alat pengamatan yang digunakan untuk

mengetahui aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran berlangsung dengan

menggunakan model TTW dalam pembelajaran menulis teks eksposisi. Lembar

(25)

Fetti Astrini Rishanjani, 2014

Keefektifan Model Think-Talk-Write(TTW) dalam Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

peneliti sebagai guru selama proses pembelajaran berlangsung, sehingga menjadi

bahan evaluasi dan saran bagi peneliti agar pertemuan-pertemuan berikutnya

menjadi lebih baik. [Terlampir]

5. Angket

Angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawabnya. Angket yang digunakan dalam penelitian ini

merupakan angket respon tertutup karena jawaban pertanyaan dalam angket

telahdisediakan. Angket ini ditujukan kepada siswa kelas eksperimen dan kelas

kontrol. Angket ini berisikan pertanyaan-pertanyaan seputar pelajaran Bahasa

Indonesia, menulis teks eksposisi, dan metode TTW.

. Tujuannya adalah untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

bahasa Indonesia, khususnya menulis teks eksposisi pada saat sebelum dan

sesudah diterapkan model TTW. [Terlampir]

F. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian merupakan tahapan atau langkah-langkah peneliti

dalam melakukan penelitian, dimulai dari mengumpulkan data sampai dengan

mengolah data. Langkah pertama dalam penelitian ini adalah menentukan pokok

bahasan yang akan digunakan dalam penelitian dengan cara melaksanakan studi

literatur dari Kurikulum 2013 dan Silabus. Hasil studi literatur tersebut digunakan

untuk menentukan konsep-konsep yang akan diteliti dan menentukan variabel

penelitian, yaitu kemampuan menulis teks eksposisi dan model Think-Talk-Write

(TTW).

Langkah selanjutnya, menentukan materi dan kompetensi dasar bahasa

Indonesia kelas X Sekolah Menengah Atas (SMA), sehingga diperoleh materi

pokok, yaitu memproduksi teks eksposisi. Kajian lebih lanjut tentang indikator

penilaian menulis teks eksposisi dilakukan dengan cara judgement instrumen

kepada dosen dan guru mata pelajaran bersangkutan. Akhirnya, dirumuskanlah

suatu rencana pembelajaran menulis teks eksposisi melalui model

(26)

Fetti Astrini Rishanjani, 2014

Keefektifan Model Think-Talk-Write(TTW) dalam Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Proses penerapan model TTW dalam pembelajaran menulis teks eksposisi

dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut.

1.) Melakukan tes awal (pretest) pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan

soal tes yang sama. Tes ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa

dalam menulis teks eksposisi sebelum diberikan perlakuan dan sebagai

pembanding dalam menentukan peningkatan hasil belajar siswa setelah

diberikan perlakuan.

2.) Pemberian perlakuan (treatment) terhadap kelas eksperimen dengan

menerapkan model TTW, sedangkan pada kelas kontrol tidak menggunakan

model TTW.

3.) Melakukan tes akhir (posttest) pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tes

ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar dan kemampuan siswa dalam

menulis teks eksposisi setelah diberikan perlakuan.

Langkah selanjutnya, yaitu menganalisis hasil tulisan siswa dengan

langkah-langkah sebagai berikut.

1.) Tahap analisis data, pada tahap ini dilakukan analisis data terhadap skor atau

nilai di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Analisis yang dilakukan meliputi

uji reliabilitas antarpenimbang, uju normalitas, uji homogenitas, dan uji

hipotesis. Jika data berdistribusi normal dan homogen maka tahap uji

hipotesis dilakukan dengan menggunakan statistik parametik dengan teknik

t-test, namun jika data berdistribusi tidak normal maka uji hipotesis

menggunakan statistik nonparametik dengan teknik Mann-Whitney U-Test..

2.) Uji hipotesis, pada tahap ini dilakukan penarikan kesimpulan untuk menerima

atau menolak hipotesis berdasarkan hasil pengelohan data.

3.) Pengolahan hasil observasi guru dan siswa.

4.) Pengolahan hasil angket.

5.) Tahap penarikan kesimpulan, pada tahap ini dilakukan penarikan kesimpulan

(27)

Fetti Astrini Rishanjani, 2014

Keefektifan Model Think-Talk-Write(TTW) dalam Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.2

Prosedur Penelitian Keefektifan Model TTW dalam Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi

Studi Pendahuluan

Kajian Kurikulum Kajian Literatur

Perumusan Masalah

Penentuan Model Think Talk Write (TTW)

Penyusunan Rancangan Model Think Talk Write (TTW)

Pretest Kelas Kontrol

Penyusunan Instrumen Tes

Pretest Kelas Eksperimen

Posttest Kelas Kontrol

Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi menggunakan Model Think Talk Write

(TTW) Pembelajaran Menulis Teks

Eksposisi tanpa menggunakan model Think

Talk Write (TTW)

Posttest Kelas Eksperimen

(28)

Fetti Astrini Rishanjani, 2014

Keefektifan Model Think-Talk-Write(TTW) dalam Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu G.Teknik Pengumpulan Data

Prosedur penelitian ini meliputi pengumpulan data. Proses pengumpulan

data akan dilaksanakan pada kelas X di SMA Negeri 9 Bandung. Kelas tersebut

diambil sebagai sampel yang dianggap representatif. Berikut merupakan teknik

pengumpulan data yang akan dilakukan oleh peneliti.

a. Teknik Tes

Tes digunakan untuk mengetahui kemampuan awal siswa (pretest) dan

kemampuan akhir siswa (posttest) dalam menulis teks eksposisi. Bentuk tes

dalam penelitian ini berupa tes tertulis yang ditujukan kepada siswa di kelas

eksperimen dan kelas kontrol.

b. Teknik Observasi

Observasi ini digunakan untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa selama

pembelajaran menulis teks eksposisi dengan menggunakan model TTW.

c. Teknik Angket

Angket ini terdiri atas angket pertama dan kedua. Angket pertama digunakan

peneliti untuk memperoleh pendapat awal siswa mengenai pelajaran bahasa

Indonesia, keterampilan menulis, teks eskposisi dan metode pembelajaran.

Angket kedua digunakan peneliti untuk memperoleh respon siswa selama

mengikuti kegiatan pembelajaran menulis teks eksposis dengan menggunakan

model TTW

H.Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data pada penelitian ini digunakan setelah semua data

terkumpul. Data-data yang telah ditemukan, kemudian diklasifikasikan

berdasarkan variabel yang sesuai. Setelah itu, dilaksanakan pengolahan data

berdasarkan pengklasifikasian tersebut dengan cara menghitung data, menjawab

rumusan masalah, dan menguji hipotesis yang telah dirumuskan.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam mengolah data penelitian adalah

sebagai berikut.

1.)Menganalisis data penelitian berupa.

a. Hasil tes tulisan siswa.

(29)

Fetti Astrini Rishanjani, 2014

Keefektifan Model Think-Talk-Write(TTW) dalam Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Hasil angket.

2.)Mendeskripsikan beberapa hasil pretest dan posttest kelas eksperimen dan

kelas kontrol.

3.)Memeriksa dan menganalisis hasil tes awal dan tes akhir, selanjutnya memberi

penilaian sesuai dengan kriteria penilaian yang telah ditetapkan sebelumnya.

4.)Mengubah skor mentah menjadi nilai dengan rumus.

Nilai = Skor yang diperoleh X 100

Skor maksimal

5.) Hasil tes awal dan akhir tersebut akan dirata-ratakan dari tiga penilai.

Nilai akhir = p1+p2+p3 3

6.)Uji Reliabilitas Antarpenimbang

Dalam menguji reliabilitas digunakan uji konsistensi internal dengan

menggunakan rumus tabel ANAVA. Uji realibilitas antarpenimbang dilakukan

untuk mengetahui tingkat penilaian antara penilai satu dengan penilai lainnya.

Perhitungan reliabilitas ini terdiri atas beberapa langkah, yaitu :

a. Menghitung jumlah kuadrat siswa (testi)

SSt∑dt2

= ∑(∑�)2

_ (∑�)2 �

b. Menghitung jumlah kuadrat penimbang

SSp∑d2

p = ∑(∑Xp)2 - (∑X)2 N KN

c. Menghitung jumlah kuadrat total

SStot∑x2

t = ∑X2 – (∑X)2 KN

d. Menghitung jumlah kuadrat kekeliruan SSkk∑d2kk = SStot∑x2

t - SSt∑dt2 - SSp∑d2p

(30)

Fetti Astrini Rishanjani, 2014

Keefektifan Model Think-Talk-Write(TTW) dalam Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.4

Format ANAVA

Sumber

Variasi

SS Dk (N-1) Varians

Siswa SSt∑ 2 N 1 SSt 2

N − 1

Penguji SSp∑ 2 p K 1 *

Kekeliruan SSk∑ 2 kk (N–1) (K–1) SSk∑ 2 kk (N–1) – (K–1)

(Subana, 2005, hlm. 190)

Setelah itu, dilakukan perhitungan reliabilitas antarpenimbang dengan

rumus berikut:

11= � −�

Keterangan: :

�11 = reliabilitas yang dicari Vt = variansi dari siswa

Vkk = variansi dari kekeliruan

Hasil perhitungan reliabilitas yang telah diperoleh disesuaikan dengan

tabel Guilford sebagai berikut.

Tabel 3.5

Tabel Guilford untuk Reliabilitas Antarpenimbang

Rentang Kriteria

0,80 – 1,00 Korelasi sangat tinggi

0,60 – 0,80 Korelasi tinggi

0,40 – 0,60 Korelasi sedang

0,20 – 0,40 Korelasi rendah

(31)

Fetti Astrini Rishanjani, 2014

Keefektifan Model Think-Talk-Write(TTW) dalam Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7.) Uji normalitas data

Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah data yang

terkumpul tersebar secara normal atau tidak. Peneliti melakukan uji normalitas

dengan langkah-langkah sebagai berikut.

a. Menghitung mean dengan menggunakan rumus.

=

∑ )

Keterangan :

=

rata-rata nilai

∑ = jumlah seluruh nilai = jumlah siswa

b. Menghitung modus dengan rumus.

= b + p 1 1+ 2

Keterangan :

Mo = Modus

b = batas kelas interval

p = panjang kelas interval

b1 = frekuensi pada kelas modus dikurangi frekuensi kelas interval terdekat

b2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas interval berikutnya

c. Menghitung simpangan baku atau standar deviasi

Sd = ∑

2 ( 2 )

( −1)

d. Menghitung daftar frekuensi

Rentang kelas (R) = Skor maks – Skor min

Banyak kelas (K) = 1 + 3,3log n

Panjang kelas (P) = �

Z untuk batas kelas = batas kelas – nilai rata-rata standar deviasi

(32)

Fetti Astrini Rishanjani, 2014

Keefektifan Model Think-Talk-Write(TTW) dalam Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Oi (frekuensi pengamatan)

e. Menggunakan rumus chi-kuadrat

�2= ∑ − 2

Keterangan :

�2= nilai Chi Kuadrat

= frekuensi yang diobservasi (frekuensi empiris)

= frekuensi yang diharapkan (frekuensi teoretis)

Rumus untuk mencari frekuensi teoretis yaitu:

∑f = ∑fk x ∑fb

∑T

Keterangan :

∑f = frekuensi yang diharapkan (frekuensi teoretis)

∑fk

=

jumlah frekuensi pada kolom

∑fb= jumlah frekuensi pada baris`

∑T= jumlah keseluruhan baris atau kolom

f. Menentukan derajat kebebasan (dk)

Dk = K – 3

K = banyaknya kelas

g. Menentukan nilai X2hitung dengan X2tabel dengan bantuan tabel X2 dengan

tingkat kepercayaan 95% (@= 0,05).

h. Menentukan kriteria uji normalitas menggunakan ketentuan sebagai berikut.

Jika X2hitung < X2tabel maka data tersebut berdistribusi normal.

Jika X2hitung> X2tabel maka data tersebut berdistribusi tidak normal.

(33)

Fetti Astrini Rishanjani, 2014

Keefektifan Model Think-Talk-Write(TTW) dalam Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

8.) Menghitung uji homogenitas.

Tujuan dari uji homogenitas ini adalah untuk mengetahui homogen atau

tidaknya variasi sampel dalam populasi yang sama dan homogen atau tidaknya

data berdasarkan kriteria berikut ini.

- Jika Fhitung< Ftabel artinya distribusi data homogen

- Jika Fhitung> Ftabel artinya distribusi data tidak homogen

Uji homogenitas menggunakan uji F

=

Keterangan :

= nilai yang dicari

Vb = standar deviasi pra kelas eksperimen

Vk= standar deviasi pasca kelas eksperimen

(Subana, 201, hlm. 161)

9.) Uji hipotesis

Uji hipotesis digunakan untuk membuktikan ada atau tidaknya perubahan

yang signifikan antarvariabel. Uji hipotesis ini menggunakan rumus Uji t. Dengan

langkah-langkah sebagai berikut.

a. Mencari Mx

Mx = ∑

b. Mencari ∑X

∑x2= ∑x2 (∑�)2

c. Mencari My

My = ∑

d. Mencari ∑y2

(34)

Fetti Astrini Rishanjani, 2014

Keefektifan Model Think-Talk-Write(TTW) dalam Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

e. Mencari thitung

thitung =

∑x 2 + + ∑y 22 1 + 1

f. Menghitung derajat kebebasan (db)

db = n1 + n2 – 2

g. Menentukan ttabel dengan taraf signifikan 95 % (ɑ = 0,05) t tabel = t (1-a) (db)

Berdasarkan nilai db, mencari harga t dari tabel dengan taraf signifikan 1% dan

5%, dengan ketentuan berikut ini.

- Jika thitung > ttabel maka Ho atau hipotesis nol ditolak dan Ha atau hipotesis

kerja diterima.

- Jika thitung < ttabel maka Ho atau hipotesis nol diterima dan Ha atau hipotesis

kerja ditolak

Jika lebih besar dari , dapat disimpulkan bahwa kedua variabel

mempunyai perbedaan yang signifikan. Namun, jika lebih kecil atau sama

dengan maka kedua variabel tidak mempunyai perbedaan yang signifikan.

(Subana, 2005, hlm. 173)

10.)Mengolah hasil observasi

Pengolahan observasi gurudan siswa dengan menggunakan rumus berikut

ini.

S = O JA

Keterangan:

S = skor yang diperoleh

O = jumlah nilai yang diberikan oleh pengamat

JA = jumlah aspek yang dijadikan acuan penilaian

Setelah itu, peneliti menghitung skor dari seluruh observer dengan

(35)

Fetti Astrini Rishanjani, 2014

Keefektifan Model Think-Talk-Write(TTW) dalam Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu St = S1+S2

2

Keterangan :

St = skor total

S1 = skor dari pengamat 1

S2 = skor dari pengamat 2

Selanjutnya nilai tersebut diinterpretasikan dengan interval penilaian

sebagai berikut.

Tabel 3.6

Interval Penilaian Observasi

Nilai Kategori Penilaian

3,25 ≤ rata-rata < 4 Sangat Baik

2,5 ≤ rata-rata < 3,25 Baik

1,75 ≤ rata-rata < 2,5 Cukup

1 ≤ rata-rata < 1,75 Kurang

(Sudjana, 2005, hlm. 47) 11.)Mengolah hasil angket

Pengolahan data angket, menggunakan rumus berikut ini.

P = FO

N X 100

Keterangan:

Fo = frekuensi jawaban setiap responden

N = jumlah responden

% = persentase frekuensi tiap jawaban responden

Penafsiran nilainya sebagai berikut.

0% = tidak ada

1% - 5% = hampir tidak ada

6% - 25% = sebagian kecil

26% - 49% = hampir setengahnya

50% = setengahnya

(36)

Fetti Astrini Rishanjani, 2014

Keefektifan Model Think-Talk-Write(TTW) dalam Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 76% - 95% = sebagian besar

96% - 99% = hampir seluruhnya

(37)

117 Fetti Astrini Rishanjani, 2014

Keefektifan Model Think-Talk-Write(TTW) dalam Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian terhadap kemampuan siswa kelas X IIS 1 dan

kelas X IIS 2 di SMA Negeri 9 Bandung dalam pembelajaran menulis teks

eksposisi dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Terdapat peningkatan kemampuan menulis teks eksposisi di kelas eksperimen

(X IIS 2) pada saat sebelum dan sesudah diterapkan model pembelajaran

TTW. Peningkatan tersebut terlihat dari perolehan nilai rata-rata siswa pada

tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest). Pada pretest, siswa memperoleh

nilai rata-rata yaitu 58,68, sedangkan pada posttest, siswa memperoleh nilai

rata-rata yaitu 85,04. Dari kedua data tersebut dapat diketahui bahwa

kenaikan nilai rata-rata kelas eksperimen pada pretest dan posttest mencapai

26 angka.

2. Terdapat peningkatan kemampuan menulis teks eksposisi di kelas kontrol (X

IIS 1) pada saat sebelum dan sesudah diterapkan model pembelajaran

terlangsung (tidak menggunakan model TTW). Peningkatan tersebut terlihat

dari perolehan nilai rata-rata siswa pada tes awal (pretest) dan tes akhir

(posttest). Pada pretest, siswa memperoleh nilai rata-rata yaitu 54,24,

sedangkan pada posttest, siswa memperoleh nilai rata-rata yaitu 71,12. Dari

kedua data tersebut dapat diketahui bahwa kenaikan nilai rata-rata kelas

kontrol pada pretest dan posttest mencapai 17 angka.

3. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan rumus uji t ataut

test diperoleh to(3,88) > t0,95(2,011). Hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa

hipotesis Haditerima dan Ho ditolak atau dengan kata lain terdapat perbedaan

yang signifikan antara kemampuan siswa dalam menulis teks ekpsosisi yang

diberi perlakuan menggunakan model TTW dan kemampuan siswa dalam

menulis teks eksposisi yang tidak menggunakan model TTW, melainkan

(38)

Fetti Astrini Rishanjani, 2014

Keefektifan Model Think-Talk-Write(TTW) dalam Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan yang peneliti sampaikan di atas,

peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut.

1. Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia khususnya dalam menulis teks

eksposisi dapat menggunakan model Think-Talk-Write (TTW) karena telah

terbukti mampu memberikan perubahan yang signifikan terhadap kemampuan

siswa dalam menulis teks eksposisi.

2. Model Think-Talk-Write (TTW) dapat diujicobakan dalam kompetensi atau

keterampilan berbahasa lainnya, seperti membaca, menyimak dan berbicara.

Hal tersebut disebabkan model TTW mampu meningkatkan minat belajar

(39)

119 Fetti Astrini Rishanjani, 2014

Keefektifan Model Think-Talk-Write(TTW) dalam Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Agung & Nurfatia, E. (2013). Pembelajaran menulis karangan eksposisi analisis

proses berbasis vokasional dengan metode kolaboratif (Studi eksperimen

terhadap siswa kelas XI Akuntansi SMK Mutiara Baru kota Bekasi tahun ajaran

2013/2014). Tesis Magister Pascasarjana UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Ansari, B. I. (2003). Menumbuhkembangkan kemampuan penalaran dan komunikasi

matematik siswa Sekolah Menengah Umum (SMU) melalui strategi think talk

write. Disertasi Sekolah Pasca Sarjana UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.

Emilia, E. (2011). Pendekatan genre-based dalam pengajaran Bahasa

Inggris:Petunjuk untuk guru. Rizqi Press: Bandung.

Kemdikbud, Balitbang. (2013). Standar isi kurikulum 2013. [Online]. Tersedia di:

http://litbang.kemdikbud.go.id/index.php/standar-pendidikan/2013-07-08-08-24-43.html. Diakses 6 April 2014.

Huda, M. (2013). Model-model pengajaran dan pembelajaran (Isu-isu metodis dan

paradigmatis). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Iskandarwassid & Sunendar, D. (2008). Strategi pembelajaran bahasa. Bandung:

Rosda.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Bahasa Indonesia ekspresi diri

dan akademik. Jakarta: Politeknik Negeri Media Kreatif.

Kosasih, E. (2013). Kreatif berbahasa Indonesia untuk SMK/MAK kelas X

berdasarkan kurikulum 2013. Jakarta: Erlangga.

Kurniawan, K. (2012). Belajar dan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia.

Bandung: CV Bangkit Citra Persada.

Kunandar. (2013). Penilaian autentik (Penilaian hasil belajar peserta didik

berdasarkan kurikulum 2013). Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Masykur. (2012). Efektivitas think-talk-write dalam pengajaran menulis ditinjau dari

(40)

Fetti Astrini Rishanjani, 2014

Keefektifan Model Think-Talk-Write(TTW) dalam Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Indramayu tahun ajaran 2011/2012). Tesis Pascasarjana UNS Solo: Tidak

diterbitkan.

Nurgiyantoro, B. (2010). Penilaian pembelajaran bahasa berbasis kompetensi.

Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

Pujiyane, M (2013). Implementasi model pembelajaran think-talk-write untuk

meningkatkan kemampuan siswa pada mata pelajaran diklat elektronika dasar

analog dan digital (Penelitian tindakan kelas terhadap siswa kelas X Teknik

Komputer dan Jaringan 3 SMKN 2 Baleendah tahun ajaran 2012-2013).

Skripsi Sarjana FPTK UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. (2010). Panduan EYD dan tata bahasa

Indonesia. Jakarta: TransMedia.

Renstra, A. (2013). Teks eksposisi (manfaat jamu tradisional). [Online]. Tersedia di:

http://prezi.com/u3hqeivunjg2/teks-eksposisi/. Diakses 11 januari 2013.

Rezaliah, H. (2013). Makalah model pembelajaran tipe think talk write. [Online].

Tersediadi:

http://rezaliah.blogspot.com/2013/06/makalah-model-pembelajaran-tipe-think.html. Diakses 16 November 2013.

Semi, A. (2007). Dasar-dasar menulis. Bandung: Angkasa.

Subana,dkk. (2005). Statistik pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.

Subana,dkk. (2011). Dasar-dasar penelitian ilmiah. Bandung: Pustaka Setia.

Sudrajat, A. (2013). Download permendikbud tentang kurikulum 2013.

[Online].Tersediadi:http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2013/06/21/downloa

d-permendikbud-tentang-kurikulum-2013.html. Diakses 6 April 2014.

Sugiyono. (2013). Metode penelitian pendidikan (pendekatan kuantitatif, kualitatif,

dan r&d). Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2013). Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta.

Tarigan, H. G. (2008). Menulis sebagai suatu keterampilan berbahasa. Bandung:

(41)

Fetti Astrini Rishanjani, 2014

Keefektifan Model Think-Talk-Write(TTW) dalam Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tim Studi Edukasi. (2013). Bahasa Indonesia untuk SMA/MA/SMK kelas X.

Bandung: Yrama Widya.

Wahyu, H. (2013). Meningkatkan kemampuan menulis eksposisi dengan

menggunakan media blog (Penelitian tindakan kelas terhadap siswa kelas X-F

SMA Negeri 5 Bandung tahun ajaran 2009/2010). Skripsi Sarjana FPBS UPI

Bandung: Tidak diterbitkan.

Zulkarnaini. (2011). Model kooperatif tipe think talk write (ttw) untuk meningkatkan

kemampuan menulis karangan deskripsi dan berpikir kritis. [Online]. Tersedia

di:http://jurnal.upi.edu/file/15-Zulkarnaini-EDIT.pdf. Diakses 16 November

Gambar

Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 3.3
Gambar 3.2 Prosedur Penelitian Keefektifan Model TTW
+3

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) ada perbedaan kemampuan menulis cerita siswa yang diajar dengan model pembelajaran Think Talk Write (TTW) dan siswa yang diajar dengan

Definisi yang lain dikemukakan oleh O’ Malley &amp; Pierce bahwa menulis merupakan aktifitas untuk mengemukakan fikiran dan gagasan dalam topik tertentu dengan

Keterampilan sosial siswa adalah penilaian keterampilan yang dilakukan siswa pada proses model pembelajaran kooperatif tipe TTW meliputi bertanya, menyumbangkan ide

Peneliti bermaksud melakukan uji keefektifan penggunaan model dalam pembelajaran menulis teks eksposisi, melalui penelitian berjudul: “Keefektifan Pembelajaran Menulis Teks

Keterampilan sosial siswa adalah penilaian keterampilan yang dilakukan siswa pada proses model pembelajaran kooperatif tipe TTW meliputi bertanya, menyumbangkan ide atau

Tujuan dari penelitian ini untuk menelaah skenario dan implementasi pembelajaran menulis teks biografi pada siswa SMK Kelas X dengan menggunakan model Think Talk Write (TTW)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) rencana pembelajaran melalui model pembelajaran Think Talk Write pada siklus I, hasil nilai RPP sebesar 70,83 dan siklus II

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh model pembelajaran Think Talk Write (TTW) terhadap hasil belajar murid dalam menyimpulkan isi berita