“Pengaruh Kualitas Pembelajaran Praktikum dan Efektivitas
Praktek Kerja Industri terhadap Tingkat Kompetensi Kejuruan
Akuntansi”
(Survey pada Siswa SMK Kompetensi Keahlian Akuntansi di Kabupaten Cianjur)
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister
Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Ekonomi
Disusun Oleh :
A. Rahmat Dimyati
1103374
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI SEKOLAH PASCA SARJANA
Pe garuh Kualitas
Pembelajaran Praktikum
dan Efektivitas Praktek Kerja Industri terhadap
Ti gkat Ko pete si Kejurua Aku ta si
(Survey pada Siswa SMK Kompetensi Keahlian Akuntansi
di Kabupaten Cianjur)
Oleh
A. Rahmat Dimyati
S.Pd UPI, 2010
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Sekolah Pasca Sarjana UPI
© A. Rahmat Dimyati 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Desember 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
LEMBAR PENGESAHAN
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING
Pembimbing I
Prof. Dr. H. Dadang Sadeli, M.Si. NIP. 194701251975011001
.
Pembimbing II
Dr. Kusnendi, MS. NIP. 196001221984031003
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH
PENGUJI:
Penguji I
Dr. H. Meta Arief, MS. NIP. 196402061988032001
Penguji II
Dr. Kurjono, M.Pd. NIP. 196810201998021003
PEMBIMBING:
Pembimbing I
Prof. Dr. H. Dadang Sadeli, M.Si. NIP. 194701251975011001
Pembimbing II
Dr. Kusnendi, MS. NIP. 196001221984031003
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia
ABSTRAK
PENGARUH KUALITAS PEMBELAJARAN PRAKTIKUM DAN EFEKTIVITAS PRAKTEK KERJA INDUSTRI TERHADAP TINGKAT
KOMPETENSI KEJURUAN AKUNTANSI
(Survey pada Siswa SMK Kompetensi Keahlian Akuntansi di Kabupaten Cianjur)
Oleh:
A. RAHMAT DIMYATI NIM 1103374
Masalah yang menjadi kajian dari penelitian ini adalah mengenai tingkat kompetensi kejuruan akuntansi. Inti kajiannya difokuskan pada faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kompetensi kejuruan akuntansi, meliputi kualitas pembelajaran praktikum, dan efektivitas praktek kerja industri. Berdasarkan hal tersebut, pokok masalah yang diungkap dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh kualitas pembelajaran praktikum dan efektivitas praktek kerja industri terhadap tingkat kompetensi kejuruan akuntansi.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey, dengan teknik pengumpulan data angket skala lima kategori Likert, terhadap 222 siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kompetensi Keahlian Akuntansi di Kabupaten Cianjur. Teknik pengolahan data yang digunakan adalah Model Regresi Berganda. Teknik ini digunakan untuk mengetahui pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Uji signifikansi menggunakan uji-F dan uji-t. Berdasarkan perhitungan diperoleh hasil sebagai berikut:
Berdasarkan uji F, diperoleh signifikansi sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan kualitas pembelajaran praktikum dan efektivitas praktek kerja industri berpengaruh terhadap tingkat kompetensi kejuruan akuntansi. Besarnya pengaruh sebesar 47,19%, sedangkan sisanya sebesar 52,90% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti. Koefisien regresi dari X1 ke Y sebesar 0,550.
Berdasarkan uji t diperoleh sig sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan kualitas pembelajaran praktikum berpengaruh terhadap tingkat kompetensi kejuruan akuntansi. Besarnya pengaruh tersebut sebesar 30,25%. Koefisien regresi dari X2
ke Y sebesar 0,176. Berdasarkan uji t diperoleh sig sebesar 0,013. Hal ini menunjukkan efektivitas praktek kerja industri berpengaruh terhadap tingkat kompetensi kejuruan akuntansi. Besarnya pengaruh tersebut sebesar 3,10%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut tingkat kompetensi kejuruan akuntansi dipengaruhi oleh kualitas pembelajaran praktikum dan efektivitas praktek kerja industri, sehingga pihak sekolah perlu mempertahankan bahkan meningkatkan kualitas pembelajaran praktikum dan efektivitas praktek kerja industri yang sudah tercapai.
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF PRACTICAL LEARNING QUALITY, AND EFFECTIVENESS OF THE PRACTICE OF INDUSTRIAL ON
VOCATIONAL COMPETENCIES OF ACCOUNTING
(Survey on Vocational High School Students of Accounting Competensy Skills in Cianjur)
By:
A. Rahmat Dimyati NIM 1103374
The matter of being a study of this research was vocational competency of accounting. The main of the study focused on some factors of the vocational competency that involved the quality of practical learning, and the effectiveness of practical training toward the accounting.
The method in this research was Survey Method, using the Likert 5-categories questionnaire to 222 student of Vocational High School of competency skills in Cianjur. The data technique used was multiple regression analysis. The model was used to identify influence independent variable on the dependent variable. The F-test and t-test was used for test significance. Based on the calculation, the results indicated
Based on F-test, the significance is 0,000. It explained that practical learning quality, and effectiveness of the practice of industrial had simultaneously influence on vocational competencies of accounting. The influence was 47,19%. The rest, 52,90%, was determined by other variables that were not examined in this research. Regression coefficient X1 to Y is 0,550. Based on T-test, the
significance was 0,000. It explained that practical learning quality had influence on vocational competencies of accounting. The influence is 30,25,%. Regression coefficient X2 to Y is 0,1176. Based on T-test, the significance was 0,013. It
explained that practical learning quality had influence on vocational competencies of accounting. The influence was 3,10,%. Based on these research, vocational competencies of accounting is influenced by practical learning quality, and effectiveness of the practice of industrial, so that the schools need to maintain and even improve the practical learning quality, and effectiveness of the practice of industrial that have been achieved.
DAFTAR ISI
LEMBAR HAK CIPTA ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT ... v
PERNYATAAN ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
UCAPAN TERIMA KASIH ... viii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah . ... 7
C. Tujuan Penelitian ... 7
D. Manfaat Penelitian ... 8
E. Sistematika Penulisan ... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka ... 10
1. Teori Belajar Praktik ... 10
a. Teori Behaviorisme ... 10
b. Teori Belajar Praktik ... 13
2. Kompetensi Kejuruan ... 14
a. Kompetensi ... 14
b. Kompetensi Kejuruan Akuntansi ... 15
c. Faktor yang Mempengaruhi Kompetensi Kejuruan ... 16
3. Kualitas Pembelajaran Praktikum ... 21
a. Pembelajaran Praktikum ... 21
b. Kualitas Pembelajaran Praktikum ... 22
4. Praktek Kerja Industri ... 23
a. Pengertian Praktek Kerja Industri ... 23
b. Tujuan Praktek Kerja Industri ... 24
c. Efektivitas Praktek Kerja Industri ... 25
5. Penelitian Terdahulu ... 27
B. Kerangka Pemikiran ... 28
F. Hipotesis Penelitian ... 32
BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian ... 33
1. Lokasi Penelitian ... 33
2. Populasi dan Sampel ... 33
B. Metode Penelitian ... 35
C. Variabel Penelitian dan Operasionalisasi Variabel ... 35
1. Variabel Penelitian ... 35
2. Operasionalisasi Variabel... 37
D. Teknik Pengumpulan Data ... 38
1. Studi Dokumentasi ... 38
2. Teknik Angket (Kuesioner)... 38
E. Teknik Pengolahan Data ... 40
1. Uji Validitas Kuesioner ... 40
2. Uji Reliabilitas Kuesioner ... 43
3. Deskripsi Data ... 44
4. Uji Asumsi Statistik ... 45
5. Pengujian Hipotesis ... 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian ... 49
B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 55
2. Deskripsi Variabel Efektivitas Praktek Kerja Industri ... 65
3. Deskripsi Variabel Tingkat Kompetensi Kejuruan Akuntansi ... 73
C. Uji Asumsi Statistik ... 78
1. Uji Normalitas ... 78
2. Uji Linearitas ... 78
3. Uji Heterokedastisitas ... 79
D. Pengujian Hipotesis ... 80
1. Hasil Uji Hipotesis Simultan ... 81
2. Hasil Uji Hipotesis Parsial ... 82
E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 83
1. Pengaruh Kualitas Pembelajaran Praktikum (X1) terhadap Tingkat Kompetensi Kejuruan Akuntansi (Y)... 83
2. Pengaruh Efektivitas Praktek Kerja Industri (X2) terhadap Tingkat Kompetensi Kejuruan Akuntansi (Y)... 85
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan ... 88
B. Implikasi Hasil Penelitian . ... 89
C. Saran ... 89
DAFTAR PUSTAKA ... 91
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Nilai Rata-rata Ujian Siswa SMK Kompetensi Keahlian Akuntansi
Tahun Pelajaran 2011/2012 di Kabupaten Cianjur ... 2
Tabel 2.1 Penelitian terdahulu... 27
Tabel 3.1 Jumlah Siswa SMK Kelas XII Kompetensi Keahlian Akuntansi di
Kabupaten Cianjur ... 34
Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian ... 37
Tabel 3.3 Kriteria Skor Variabel X1 dan X2 ... 39
Tabel 3.4 Hasil Pengujian Validitas Variabel Kualitas Pembelajaran
Praktikum... 41
Tabel 3.5 Hasil Pengujian Validitas Variabel Efektivitas Prakerin ... 42
Tabel 3.6 Skala Penafsiran Rata-Rata Skor Jawaban Responden pada
Variabel ... 44
Tabel 3.7 Skala Penafsiran Rata-Rata Skor Jawaban Responden pada
Variabel ... 45
Tabel 3.8 Kategori Tingkat Kompetensi Kejuruan ... 45
Tabel 4.1 Daftar Objek Penelitian ... 49
Tabel 4.2 Deskripsi Setiap Dimensi pada Variabel Kualitas Pembelajaran
Praktikum ... 56
Tabel 4.3 Deskripsi Setiap Indikator pada Dimensi Strategi Pengorganisasian
Pembelajaran ... 58
Tabel 4.4 Deskripsi Setiap Indikator pada Dimensi Strategi Penyampaian
Pembelajaran ... 60
Tabel 4.5 Deskripsi Setiap Indikator pada Dimensi Strategi Pengelolaan
Pembelajaran ... 63
Tabel 4.6 Deskripsi Setiap Dimensi pada Variabel Efektivitas Praktek Kerja
Industri ... 65
Tabel 4.7 Deskripsi Setiap Indikator pada Dimensi Perencanaan ... 67
Tabel 4.8 Deskripsi Setiap Indikator pada Dimensi Pelaksanaan Prakerin ... 69
Tabel 4.10 Tingkat Kompetensi Kejuruan Akuntansi ... 73
Tabel 4.11 Perolehan Nilai Ujian Teori Kejuruan ... 75
Tabel 4.12 Perolehan Nilai Ujian Praktik Kejuruan ... 76
Tabel 4.13 Hasil Uji Normalitas – Chi Square ... 78
Tabel 4.14 Hasil Uji Linearitas ... 79
Tabel 4.15 Hasil Uji Heterokedastisitas ... 80
Tabel 4.16 Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi ... 81
Tabel 4.17 Hasil Pengujian Hipotesis Simultan ... 81
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ... 31
Gambar 2.2 Paradigma Penelitian ... 31
Gambar 4.1 Deskripsi Setiap Dimensi pada Variabel Kualitas Pembelajaran Praktikum... 57
Gambar 4.2 Deskripsi Setiap Indikator pada Dimensi Strategi Pengorganisasian Pembelajaran ... 59
Gambar 4.3 Deskripsi Setiap Indikator pada Dimensi Strategi Penyampaian Pembelajaran ... 61
Gambar 4.4 Deskripsi Setiap Indikator pada Dimensi Strategi Pengelolaan Pembelajaran ... 64
Gambar 4.5 Skor Rata-rata Kecenderungan Jawaban Responden terhadap Variabel Efektivitas Praktek Kerja Industri ... 66
Gambar 4.6 Skor Rata-rata Kecenderungan Jawaban Responden terhadap Dimensi Perencanaan ... 68
Gambar 4.7 Skor Rata-rata Kecenderungan Jawaban Responden terhadap Dimensi Pelaksanaan ... 70
Gambar 4.8 Skor Rata-rata Kecenderungan Jawaban Responden terhadap Indikator Penilaian ... 72
Gambar 4.9 Tingkat Kompetensi Kejuruan Siswa ... 74
Gambar 4.10 Perolehan Nilai Ujian Teori Kejuruan Siswa ... 76
Gambar 4.11 Perolehan Nilai Ujian Praktik Kejuruan Siswa ... 77
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A Kisi-Kisi dan Instrumen Penelitian ... 96
Lampiran B Data Set Awal Penelitian ... 104
Lampiran C Uji Validitas dan Reliabilitas ... 128
Lampiran D Analisis Data ... 132
Lampiran E Pengujian Hipotesis ... 140
Lampiran F Dokumen Pendukung ... 144
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan kejuruan adalah pendidikan menengah yang mempersiapkan
peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Sesuai dengan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun
2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah,
pendidikan kejuruan bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan peserta didik untuk hidup mandiri
dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan program kejuruannya.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai salah satu penyelenggara
pendidikan kejuruan memiliki karakteristik yang berbeda dengan Sekolah
Menengah Atas (SMA), di dalam struktur kurikulumnya terdapat mata pelajaran
kejuruan yang bertujuan untuk menunjang pembentukan kompetensi kejuruan dan
pengembangan kemampuan menyesuaikan diri dalam bidang keahliannya.
Akuntansi merupakan salah satu kompetensi keahlian di SMK yang
termasuk ke dalam bidang keahlian bisnis manajemen. Kompetensi Keahlian
Akuntansi bertujuan menghasilkan lulusan berkualitas (beriman, taqwa, jujur dan
terampil) di bidang akuntansi, mampu bersaing dalam dunia usaha atau industri
dalam era persaingan global. Lulusan yang diharapkan adalah lulusan yang
kompeten di bidang teknisi akuntansi tingkat pelaksana sehingga dapat bekerja di
dunia kerja sesuai kompetensi yang dimiliki, berwirausaha dengan kemampuan
yang dimiliki atau mengembangkan diri dengan melanjutkan pendidikan pada
tingkat yang lebih tinggi.
Berdasarkan Perpres Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi
Nasional Indonesia (KKNI) disebutkan bahwa “KKNI terdiri atas 9 (sembilan) jenjang kualifikasi, dimulai dari jenjang 1 (satu) sebagai jenjang terendah sampai
dengan jenjang 9 (sembilan) sebagai jenjang tertinggi”. Sedangkan berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Tahun 2008 tentang Standar
2
akuntansi pelaksana berada di jenjang kualifikasi III (tiga) dari sembilan jenjang
kualifikasi yang ada. Teknisi akuntansi pelaksana ini harus memiliki kemampuan
dalam melakukan pekerjaan di bidang yang berkaitan dengan mengelola dokumen
kas, mengelola piutang dan utang, mengelola persediaan, mengelola aktiva tetap,
melakukan kegiatan entry jurnal, memposting ke buku besar dan menyajikan
laporan keuangan baik pada perusahaan manufaktur, dagang maupun jasa.
Tujuan yang telah ditetapkan terkait dengan kompetensi lulusan ternyata
belum sepenuhnya tercapai, sebagian lulusan SMK dinilai masih memiliki
kompetensi yang rendah, hal itu terlihat pencapaian nilai ujian kompetensi
(Ujikom). Rendahnya kompetensi siswa SMK Kompetensi keahlian Akuntansi
terjadi di Kabupaten Cianjur, beberapa siswa yang berasal dari SMK yang ada di
Cianjur masih memiliki kompetensi yang rendah, hal itu bisa dilihat dari
perolehan nilai ujian kompetensi (Ujikom) yang terdiri dari ujian praktik kejuruan
dan ujian kejuruan pada enam SMK di Kabupaten Cianjur, seperti data pada Tabel
1.1.
Tabel 1.1
Nilai Rata-rata Ujian Kompetensi Akuntansi Siswa SMK Kompetensi Keahlian Akuntansi Tahun Pelajaran 2011/2012 di Kabupaten Cianjur
No. Nama Sekolah Ujian
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Cianjur
Berdasarkan data di atas, perolehan nilai ujian teori di beberapa sekolah
masih rendah karena masih di bawah 7,00 dan pencapaian nilai ujian praktik
3
dengan bobot 70%. Secara rata-rata hasil antara nilai ujian teori dengan praktik
kejuruan yang disebut uji kompetensi tergolong tinggi, akan tetapi hal tersebut
masih perlu ditingkatkan agar mencapai Standar Kompetensi Kerja Nasional
Indonesia (SKKNI). Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI)
teknisi akuntansi pelaksana mensyaratkan harus mampu melakukan pekerjaan di
bidang teknisi akuntansi pelaksana yang berkaitan dengan siklus akuntansi
perusahaa manufaktur, jasa dan dagang.
Kompetensi yang harus dicapai oleh siswa dalam ujian praktik kejuruan
pada Kompetensi Keahlian Akuntansi sesuai dengan standar kompetensi lulusan
yang ditetapkan oleh pemerintah dan berkaitan pula dengan SKKNI yaitu
mengelola jurnal, mengelola buku besar, menyelesaikan siklus akuntansi dan
mengaplikasikan aplikasi komputer akuntansi, sedangkan kompetensi yang harus
dicapai dalam ujian teori kejuruan ditambah dengan dasar kompetensi keahlian
yang terdiri dari menerapkan prinsip professional bekerja, melakukan komunikasi
bisnis, menerapkan keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan hidup.
Kompetensi lulusan SMK yang masih rendah terutama jika dilihat dari
hasil ujian teori kejuruan bisa meningkatkan jumlah pengangguran, karena hanya
lulusan yang kompeten yang dapat diterima kerja, kalaupun diterima kerja
biasanya bidang pekerjaannya tidak sesuai dengan kompetensi kehlian yang
dimiliki.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Indonesia,
pengangguran tertinggi berasal dari lulusan SMTA (SMA/SMK). Persentasi
pengangguran dari SMTA terhadap total pengangguran pada tahun 2007 sampai
dengan tahun 2011 masing-masing sebesar 40,66%, 40,58%, 43,28%, 40,20%,
dan 39,94%. Tingginya angka pengangguran tersebut diperkirakan berasal dari
lulusan SMK, karena lulusan SMK dipersiapkan untuk siap bekerja, sedangkan
lulusan SMA diharapkan mampu melanjutkan ke perguruan tinggi. Selain itu,
Kementerian Pendidikan Nasional (Republika, 2010) menyatakan bahwa 50
persen dari total 900 ribu lulusan Sekolah Menegah Kejuruan (SMK) per tahun
diserap dunia industri. Adapun sekitar 100 ribu siswa yang melanjutkan ke
4
Permasalahan yang terjadi di SMK terkait dengan kompetensi siswa yang
rendah sehingga kurang bisa diserap di dunia kerja bisa disebabkan oleh kurang
optimalnya penyelenggaraan pendidikan yang berlangsung. Kompetensi yang
dimiliki siswa merupakan bagian dari hasil belajar. Menurut Slameto (2010: 54),
“Ada dua faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar, yaitu faktor internal
dan faktor eksternal, faktor internal terdiri dari faktor jasmaniah, psikologi dan
kelelahan, sedangkan faktor eksternal terdiri dari faktor keluarga, sekolah, dan
masyarakat”.
Menurut Saputro (2005:4) “faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar adalah raw input (faktor siswa itu sendiri), environmental input (faktor
lingkungan), dan instrumental input”. Faktor raw input berkaitan dengan kondisi anak yang berbeda-beda dalam kondisi sosiologis dan kondisi psikologis,
environmental input berkaitan dengan lingkungan alami maupun lingkungan
sosial, sedangkan instrumental input didalamnya terdiri dari kurikulum, program
atau bahan pengajaran, sarana dan fasilitas serta tenaga pengajar.
Menurut Sudjana (2010: 40) “Salah satu lingkungan belajar yang paling dominan mempengaruhi hasil belajar di sekolah adalah kualitas pengajaran”. Sekolah menjadi faktor penting dalam keberhasilan belajar siswa, oleh karena itu
sekolah bertanggungjawab untuk menyelenggaran pendidikan yang berkualitas
untuk dapat menciptakan kompetensi siswa.
Berkaitan dengan sekolah yang berperan dalam menciptakan kualitas
pengajaran, Prosser berpendapat (1950: 234) pendidikan kejuruan harus
memenuhi 16 prinsip, dua diantaranya adalah pendidikan kejuruan yang efektif
hanya dapat diberikan dimana tugas-tugas latihan dilakukan dengan cara, alat dan
mesin yang sama seperti yang ditetapkan di tempat kerja, serta pendidikan
kejuruan akan efektif jika pengalaman latihan untuk membentuk kebiasaan kerja
dan kebiasaan berfikir yang benar-benar diulang-ulang sehingga sesuai seperti
yang diperlukan dalam pekerjaan nanti.
Prinsip penyelenggaraan pendidikan kejuruan di SMK dijalankan dengan
memberikan porsi yang besar dalam pembelajaran praktikum, tetapi pada
5
disebabkan oleh kurangnya fasilitas ataupun kemampuan guru dalam mengelola
pembelajaran. Hal lain yang terjadi adalah pembelajaran teori masih mendominasi
dibanding praktik, sehingga kemampuan siswa hanya sebatas memahami dan
tidak mampu mengaplikan teori tersebut. Padahal jika pembelajaran praktikum
dapat berjalan dengan baik akan meningkatkan kompetensi siswa SMK.
Praktikum merupakan suatu bentuk pembelajaran yang dilakukan di suatu
tempat tertentu dimana siswa berperan aktif dalam menyelesaikan suatu pekerjaan
tertentu, sehingga siswa dapat menemukan konsepnya dan memperoleh
pengalaman baik dalam bidang kognitif, afektif dan psikomotor. Pembelajaran
praktikum ini sesuai dengan teori belajar behavioristik, yaitu sebuah teori yang
dicetuskan oleh Gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil
dari pengalaman, teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang
berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktik pendidikan dan
pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan
pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.
Sejalan dengan teori belajar behavioristik, praktikum di SMK dilakukan
dengan beberapa cara, diantaranya praktikum yang dilakukan di sekolah, yang
bisa dilakukan di di kelas, laboratorium, dan di unit produksi ataupun teaching
factory.
Prinsip penyelenggaraan pendidikan kejuruan terlihat pula dengan adanya
praktek kerja industri (Prakerin). Kegiatan ini bertujuan untuk mempersiapkan
lulusan yang kompeten, siap bekerja dan mandiri sesuai dengan kebutuhan dunia
industri. Prakerin merupakan bentuk penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan
keahlian kejuruan yang memadukan secara sistematik dan sinkron antara program
pendidikan di sekolah dan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui
praktik langsung di dunia kerja. Prakerin ini bertujuan agar siswa memiliki tingkat
profesional yang dibutuhkan di dunia kerja.
Melihat kenyataan yang ada pada pencapaian kompetensi kejuruan siswa
Kompetensi Keahlian Akuntansi yang masih rendah, maka kemungkinan
disebabkan oleh pelaksanaan praktikum yang belum berjalan dengan baik,
6
itu efektivitas pelaksanaan Prakerin perlu diperhatikan pula agar dapat mencapai
kompetensi siswa.
Berdasarkan permasalahan yang terjadi dan faktor yang menyebabkannya,
maka permasalahan tersebut harus segera diatasi, karena siswa SMK difokuskan
untuk siap bekerja, sehingga sekolah bertanggungjawab untuk menyiapkan
lulusan yang siap bekerja, oleh karena itu mata pelajaran kejuruan harus
mendapatkan perhatian khusus agar siswa dapat memahami materi dan mampu
menerapkan. Jika masalah ini dibiarkan maka output pendidikan dari SMK akan
semakin rendah, tingkat kepercayaan masyarakat dan dunia kerja akan semakin
berkurang, sehingga SMK yang bertujuan mempersiapkan peserta didik untuk
siap bekerja tidak akan tercapai.
Penyerapan tenaga kerja lulusan SMK oleh dunia usaha masih belum
maksimal karena keduanya belum bersinergi untuk membahas masalah kebutuhan
tenaga dari dunia industri yang harus disiapkan sekolah kejuruan. Oleh karena itu
SMK harus berupaya untuk mempersiapkan lulusannya yang kompeten agar bisa
diterima di dunia kerja.
Banyak penelitian tentang kompetensi siswa SMK, tetapi penelitian
mengenai kompetensi siswa akuntansi masih belum ada, seperti penelitian yang
dilakukan oleh Syafrion (2012) meneliti tentang “Kontribusi Praktek Kerja Industri dan Unit Produksi Sekolah terhadap Pencapaian Kompetensi Siswa pada
Mata Pelajaran Produktif Teknik Elektro”. Penelitian lainnya Tamba, Pangihutan (2009) dengan judul “Pengaruh motivasi belajar dan pembelajaran berbasis kerja terhadap pencapaian kompetensis siswa kelas 2 bidang keahlian bangunan di
SMK negeri 1 Bandung”.
Kompetensi siswa merupakan perpaduan antara pengetahuan,
keterampilan nilai dan sikap yang direflesikan dalam kebiasaan berfikir dan
bertindak. Kompetensi siswa di SMK diukur dengan pelaksanaan uji kompetensi
(Ujikom) yang terdiri dari ujian praktik kejuruan dan ujian teori kejuruan yang
menjadi kriteria kelulusan.
Berdasarkan uraian di atas, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
7
Kerja Industri terhadap Tingkat Kompetensi Kejuruan Akuntansi” (Survey pada Siswa SMK Kompetensi Keahlian Akuntansi di Kabupaten Cianjur)
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi, masalah
sebagai berikut:
1. Kompetensi lulusan SMK yang terlihat dari hasil ujian kompetensi yang
terdiri dari ujian praktik kejuruan dan ujian teori kejuruan masih rendah
terutama dalam perolehan nilai ujian teori kejuruan..
2. Pembelajaran praktikum yang bertujuan agar siswa memiliki kompetensi
yang pada pelaksanaannya belum sepenuhnya berkualitas.
3. Praktek kerja industri yang bertujuan agar siswa memiliki kompetensi
yang relevan dengan kebutuhan dunia usaha/dunia industri belum
terlaksana secara efektif.
Berdasarkan identifikasi di atas, maka masalah-masalah dapat dirumuskan
sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran kualitas pembelajaran praktikum pada Kompetensi
Keahlian Akuntansi?
2. Bagaimana gambaran efektivitas praktek kerja industri pada Kompetensi
Keahlian Akuntansi?
3. Bagaimana gambaran tingkat kompetensi kejuruan siswa pada Kompetensi
Keahlian Akuntansi?
4. Bagaimana pengaruh kualitas pembelajaran praktikum terhadap tingkat
kompetensi kejuruan akuntansi?
5. Bagaimana pengaruh efektivitas praktek kerja industri terhadap tingkat
kompetensi kejuruan akuntansi?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mendeskripsikan kualitas pembelajaran praktikum pada
8
2. Untuk mendeskripsikan efektivitas praktek kerja industri pada Kompetensi
Keahlian Akuntansi.
3. Untuk mendeskripsikan tingkat kompetensi kejuruan siswa pada
Kompetensi Keahlian Akuntansi.
4. Untuk menganalisis pengaruh kualitas pembelajaran praktikum terhadap
tingkat kompetensi kejuruan akuntansi.
5. Untuk menganalisis pengaruh efektivitas praktek kerja industri terhadap
kompetensi kejuruan akuntansi.
D. Manfat Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan dapat memperoleh manfaat
sebagai berikut:
a. Manfaat Teoritis
1. Memberikan sumbangan bagi dunia pendidikan khususnya sekolah
kejuruan dalam meningkatkan kompetensi kejuruan siswa.
2. Menjadi bahan kajian bagi pihak-pihak lain yang terkait meneliti lebih
lanjut tentang variabel-variabel yang berpengaruh terhadap kompetensi
kejuruan siswa
b. Manfaat Praktis
1. Memberi informasi kepada siswa agar lebih maksimal dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran di sekolah, terutama yang berkaitan
dengan kegiatan praktikum di sekolah dan praktek kerja industri.
2. Memberikan masukan khususnya untuk guru kompetensi keahlian untuk
meningkatkan kompetensi di bidangnya untuk menciptakan proses
pembelajaran yang dapat meningkatkan kompetensi siswa.
3. Memberikan informasi kepada lembaga (SMK) agar membekali siswanya
untuk memiliki kompetensi yang sesuai dengan keinginan dunia industri.
4. Memperoleh gambaran tentang keadaan sebenarnya di lapangan sehingga
dapat memberi masukan bagi para pengambil keputusan di wilayah
9
E. Sistematika Penulisan
Tesis ini akan disajikan dalam lima bab, dan ditulis secara berurutan. Bab
demi bab akan disajikan secara sistematik, seperti berikut ini :
BAB I Pendahuluan
Pada bab ini, ditulis latar belakang permasalahan, identifikasi dan
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika
penelitian.
BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian
Kajian pustaka berfungsi sebagai landasan teoritik dalam menyusun
pertanyaan penelitian, tujuan, serta hipotesis. Kerangka pemikiran
merupakan tahapan untuk merumuskan hipotesis dengan mengkaji
hubungan teoritis antar variabel. Hipotesis merupakan jawaban
sementara terhadap masalah yang dirumuskan dalam penelitian.
BAB III Metode Penelitian
Bab ini berisi penjabaran mengenai objek penelitian, metode penelitian,
variabel penelitian dan operasionalisasi variabel, teknik pengumpulan
data, dan teknik pengolahan data.
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bab ini terdiri dari dua hal utama, yakni pengolahan atau analisis data
untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan masalah penelitian,
pertanyaan penelitian dan hipotesis, dan pembahasan atau analisis
temuan.
BAB V Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan dan Saran menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Objek Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah di lingkup Dinas Pendidikan Kabupaten Cianjur.
Penelitian difokuskan pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Lokasi
penelitian tersebar di Kabupaten Cianjur baik SMK negeri mapun swasta dengan
maksud agar hasil penelitian ini dapat menggambarkan keseluruhan kondisi nyata
mengenai pengaruh kualitas pembelajaran praktikum dan efektivitas praktek kerja
industri terhadap tingkat kompetensi kejuruan akuntansi pada siswa SMK
Kompetensi Keahlian Akuntansi di Kabupaten Cianjur.
2. Populasi dan Sampel a. Populasi
Menurut Sugiyono (2012:80) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya”. Populasi Merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah
penelitian. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMK
Kompetensi Keahlian Akuntansi Kelas XII yang ada di Kabupaten Cianjur dan
telah mengikuti praktek kerja industri dan Ujian Kompetensi Kejuruan dengan
jumlah 498 siswa.
b. Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2012 : 81). Dengan meneliti sebagian dari jumlah
34
Teknik yang digunakan dalam penarikan sampel adalah teknik simple
random sampling. Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota
sampel dari populasi yang terdiri dari satu tingkat yaitu kelas XII, sedangkan
sekolah negeri ataupun swasta dianggap homogen dengan alasan instrumen
akreditasi baik SMK negeri ataupun SMK swasta adalah sama. Adapun Jumlah
Siswa SMK Kelas XII Kompetensi keahlian Akuntansi di Kabupaten Cianjur
berjumlah 498 siswa. Jumlah tersebut berasal dari 8 sekolah, yaitu SMK An-Nahl,
SMK Nurul Islam, SMK Mandiri Bersemi, SMK Pasundan Cianjur, SMK
Negeri 1 Cianjur, SMK PGRI 2 Cianjur, SMK Mardi Yuana, dan SMK Hass
Ashabulyamin.
Teknik penentuan sampel dilakukan dengan random dan dalam penentuan
jumlah siswa melakukan perhitungan dengan mengunakan rumus Taro Yamane
(Akdon, 2008 : 107), yaitu;
Jumlah sampel adalah 222, jumlah tersebut akan disebar berdasarkan
persentasi jumlah siswa tiap sekolah. Adapun jumlah sampel tiap SMK dapat
dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1
35
8 SMK Hass Ashabulyamin 29 5,82 12,93 13
Jumlah 498 100 222 222
B. Metode Penelitian
Menurut Syatori, Toto (2012: 37) “Metode penelitian adalah cara-cara untuk
memperoleh pengetahuan dan memecahkan suatu permasalahan yang dihadapi”.
Metode penelitian akan memandu peneliti tentang bagaimana urutan-urutan
penelitian dilakukan yang juga meliputi teknik dan prosedur yang akan digunakan
dalam penelitian.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode survey yaitu
metode yang dilakukan untuk mengambil suatu generalisasi terhadap pengamatan
tentang pengaruh kualitas pembelajaran praktikum di sekolah dan pengelolaan
praktek kerja industri terhadap kompetensi siswa SMK Kompetensi keahlian
Akuntansi. Menurut Sugiyono (2012: 6) “Metode survey digunakan untuk
mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah, tetapi peneliti melakukan
perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya mengedarkan kuesioner/angket,
test, wawancara terstruktur dan sebagainya”.
Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran tentang pengaruh
kualitas pembelajaran praktikum dan efektivitas praktek kerja industri terhadap
tingkat kompetensi kejuruan akuntansi. Gambaran yang diperoleh akan dianalisis
dan disimpulkan secara deskritif berdasarkan keadaan sewaktu penelitian
diselenggarakan.
C. Variabel Penelitian dan Operasionalisasi Variabel 1. Variabel Penelitian
Variabel penelitian ditentukan oleh landasan teoritisnya dan ditegaskan
dengan hipotesis penelitian. Sugiyono (2012: 39) mengemukakan bahwa
”Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen”. Sedangkan variabel
36
adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini penulis akan mengkaji dua variabel X
dan satu variabel Y, dimana X adalah sebagai variabel independen dan Y adalah
variabel dependen.
Adapun definisi dari variabel-variabel tersebut adalah :
a. Varibel Independen
Variabel independen (variabel X) dalam penelitian ini adalah kualitas
pembelajaran praktikum ( ) dan efektivitas praktek kerja industri ( ).
Praktikum di SMK merupakan hal yang sangat utama, karena dengan praktikum
siswa dapat belajar secara langsung mengenai kompetensi yang harus dimiliki,
praktikum yang dilaksanakan di SMK terdiri dari praktikum di sekolah dan
praktek kerja industri (Prakerin).
Praktikum merupakan bagian dari pembelajaran di sekolah yang bertujuan
agar siswa mendapat kesempatan untuk menguji dan melaksanakan keadaan nyata
apa yang diperoleh dari teori dengan menggunakan fasilitas yang tersedia.
Kualitas pembelajaran praktikum adalah ketercapaian tujuan pembelajaran dalam
proses pembelajaran praktikum, ketercapaian tersebut tercapai dengan
memperhatikan strategi pengorganisasian, strategi penyampaian dan strategi
pengelolaan serta mengoptimalkan penggunaan fasilitas praktikum (Uno, 2009:
153).
Pembelajaran dilaksanakan pula di dunia industri pada saat siswa
melaksanakan praktek kerja industri (Prakerin). Prakerin adalah suatu bentuk
penyelenggaraan pendidikan keahlian professional yang memadukan secara
sistematik dan sinkron program pendidikan di sekolah dan program penguasaaan
keahlian yang diperoleh melalui kegiatan langsung di dunia kerja secara terarah
untuk mencapai suatu tingkat keahlian professional tertentu (Pakpahan, 1994: 7).
Efektivitas praktek kerja industri merupakan ketercapaian tujuan pada serangkaian
kegiatan yang dilakukan oleh siswa di dunia usaha/industri yang relevan mulai
37
b. Varibel Dependen
Variabel terikat merupakan varibel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat, karena adanya variabel bebas. Varibel dependen dalam penelitian ini
tingkat kompetensi kejuruan akuntansi, yaitu penguasaan terhadap suatu tugas,
keterampilan, sikap dan apresiasi untuk menunjang keberhasilan dalam bidang
akuntansi.
Tingkat kompetensi kejuruan Akuntansi yaitu ketercapaian hasil belajar
yang terlihat dari penguasaan pengetahuan, perubahan sikap dan tercapainya
keterampilan (Mulyasa, 2008: 38). Tingkat kompetensi diukur dengan nilai ujian
kejuruan yang terdiri dari ujian praktik kejuruan dan ujian teori kejuruan.
2. Operasionalisasi Variabel
Pokok permasalahan yang diteliti yaitu kualitas pembelajaran praktikum
dan efektivitas praktek kerja industri sebagai variabel independen (variabel X)
dan tingkat kompetensi kejuruan akuntansi sebagai variabel dependen (variabel
Y). Secara rinci operasional variabel untuk menjawab identifikasi masalah dapat
terlihat dalam Tabel 3.2.
Tabel 3.2
Operasional Variabel Penelitian
Variabel Konsep Variabel Dimensi Indikator Skala
38
pembelajaran atau menarik perhatian
• Menjelaskan tujuan dilakukan oleh siswa di dunia usaha/industri yang relevan
Studi dokumentasi dilakukan dengan cara mempelajari dan mencatat
bagian-bagian yang dianggap penting dari berbagai dokumen resmi yang terdapat
di lokasi penelitian. Studi dokumentasi yang dilakukan pada penelitian ini
dimaksudkan untuk melengkapi dan memperkuat data yang didapat dari angket
sehingga penelitian yang dilakukan lebih akurat dan valid yang terdiri dari data
nilai ujian teori kejuruan dan nilai ujian praktik kejuruan.
2. Teknik Angket (Kuesioner)
Teknik pengumpulan data dengan menggunakan angket, yaitu teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan
atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2012:
39
Angket ini terdiri dari sejumlah pernyataan yang semuanya menunjukkan
terhadap suatu objek yang akan diukur yang disebarkan kepada responden.
Responden adalah siswa SMK Kompetensi keahlian Akuntansi kelas XII di
lingkungan Kabupaten Cianjur.
Penyusunan angket ini menggunakan skala likert, ”skala likert digunakan
untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang
tentang kejadian atau gejala sosial” (Sugiyono, 2012:93). Penggunaan skala likert
bertujuan untuk mengetahui bagaimana kualitas pembelajaran praktikum di
sekolah dan efektiivitas praktek kerja industri pada Kompetensi Keahlian
Akuntansi se-Kabupaten Cianjur.
Penyusunan angket melalui langkah-langkah berikut ini:
a. Menelaah ketentuan yang relevan kemudian menentukan indikator-indikator
dari setiap variabel penelitian yang dianggap penting untuk ditanyakan,
ditetapkan berdasarkan teori acuan.
b. Membuat kisi-kisi angket dalam bentuk matrik yang sesuai dengan indikator
setiap penelitian.
c. Menyusun pertanyaan-pertanyaan atau pernyataan yang disertai alternatif
jawaban yang akan dipilih oleh responden dengan berpedoman pada kisi-kisi
angket yang telah dibuat.
d. Menetapkan kriteria skor untuk setiap item alternatif jawaban dengan skala
Likert yaitu skor tertinggi 5 dan skor terendah adalah satu. Kriteria skor untuk
setiap item alternatif jawaban dapat terlihat dalam Tabel 3.3 :
Tabel 3.3
Kriteria Skor Variabel dan
Alternatif Jawaban Skor
SL = Selalu 5
SRG = Sering 4
KDG = Kadang-Kadang 3
JRG = Jarang 2
40
E. Teknik Pengolahan Data 1. Uji Validitas Instrumen
Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang
diinginkan serta dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara
tepat. Menurut Sugiyono (2012: 121) ”Valid berarti instrumen tersebut dapat
digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur”.
Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data
terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud. Alat
ukur yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah, untuk peneliian ini yang
diuji validitasnya adalah variabel X. Rumus yang digunakan untuk menguji
validitas ini adalah Product Moment dari Pearson.
√[ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ] [ ∑ ∑ ] (Sugiyono, 2012:183)
Keterangan:
xy r
= Koefisien korelasi
n = Jumlah responden
X = Skor item
Y = Skor total
Uji validitas tersebut dilakukan dengan menggunakan korelasi item – total.
Jika jumlah item (i) ≤ 30 menggunakan korelasi item total Dikoreksi (corrected
item-total correlation), dengan rumus:
√[
] Saifuddin Azwar (Kusnendi, 2008:96)
Keterangan
rxi-itc = korelasi item total Dikoreksi
Sy = deviasi standar skor total
sxi = deviasi standar skor setiap item
Perhitungan tersebut dibantu dengan program SPSS versi 20, sehingga
diperoleh hasil komputasi yang sama yaitu jika rxi-itc positif dengan nilai > 0.30
41
Uji coba instrumen penelitian terhadap variabel kualitas pembelajaran
praktikum dan variabel efektivitas praktek kerja industri dilakukan pada siswa
kelas XII SMK Negeri 1 Cianjur yang telah mengikuti praktek kerja industri.
Sedangkan untuk variabel tingkat kompetensi kejuruan akuntansi (Y) tidak
dilakukan jenis pengujian ini karena data diperoleh melalui nilai ujian kompetensi
kejuruan yang diselenggarakan oleh pemerintah secara serentak di
sekolah-sekolah.
Berikut dijelaskan hasil pengujian validitas instrumen penelitian.
1) Hasil Pengujian Validitas Variabel Kualitas Pembelajaran Praktikum
Hasil pengujian validitas variabel Kualitas pembelajaran praktikum dapat
dilihat pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4
Hasil Pengujian Validitas Variabel Kualitas pembelajaran praktikum
Dimensi Indikator Item
Per-praktikum dengan teori 1 0,367
42
Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas yang menggunakan SPSS versi
20, untuk variabel kualitas pembelajaran praktikum ( ) diperoleh 19 item yang
valid dari jumlah 20 item yang dibuat. Adapun item yang tidak valid adalah
nomor 4.
2) Hasil Pengujian Validitas Variabel Efektivitas Praktek Kerja Industri
Hasil pengujian validitas variabel efektivitas praktek kerja industri
(Prakerin) dapat dilihat pada Tabel 3.5.
Tabel 3.5
Hasil Pengujian Validitas Variabel Efektivitas Praktek Kerja Industri
Dimensi Indikator Item
Pernyata-Perencanaan Pembekalan 1 0,310 Valid
43
17 0, 358 Valid Penjemputan 19 0, 585 Valid 20 0, 570 Valid Evaluasi Penilaian 18 0, 355 Valid 21 0, 403 Valid 22 0, 518 Valid 23 0, 375 Valid
Sumber: Lampiran B
Variabel Efektivitas praktek kerja industri ( ) diperoleh 19 item yang
valid dari 23 item yang dibuat. Adapun yang tidak valid adalah nomor 3, 6, 7 dan
16. Berdasarkan uji validitas tersebut, setiap indikator telah terwakili dalam item
pertanyaan yang valid, sehingga item yang tidak valid tidak perlu disertakan
dalam angket.
2. Uji Reliabilitas Instrumen
Uji reliabilitas bertujuan agar data yang dihasilkan dapat dipercaya, karena
uji ini dimaksudkan untuk melihat konsistensi instrumen. Menurut Sugiyono
(2012: 121) “Instrumen yang reliabel adalah instrument yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang
sama”.
Penelitian ini yang diuji reliabilitasnya adalah variabel X. Pengujian
reliabilitas menggunakan koefisien reliabilitas Alpha Cronbach. Suatu instrumen
penelitian diindikasikan memiliki tingkat reliabilitas memadai jika koefisien
Alpha Cronbach besar atau sama dengan 0,70 (Kusnendi, 2008: 96).
Koefisien Alpha Cronbach (Cα) di definisikan sebagai berikut:
∑ (Kusnendi, 2008: 97)
Dimana :
k = jumlah item
si2 = jumlah variansi setiap item
st2 = variansi skor total
Perhitungan tersebut dibantu dengan program SPSS versi 20, sehingga
44
jika nilai Cronbach’s Alpha > dari 0.70 maka konstruk pertanyaan dikatakan
reliable.
Berdasarkan perhitungan uji reliabilitas dengan menggunakan SPSS versi
20, diperoleh hasil sebagai berikut:
- Koefisien Cronbach’s alpha sebesar 0,857 lebih besar dari 0,70. Hal tersebut
mengindikasikan angket yang digunakan untuk menjaring data variabel
kualitas pembelajaran praktikum memiliki reliabilitas yang memadai.
- Koefisien Cronbach’s alpha sebesar 0,821 lebih besar dari 0,70. Hal tersebut
mengindikasikan, angket yang digunakan untuk menjaring data variabel
efektivitas praktek kerja industri memiliki reliabilitas yang memadai.
3. Deskripsi Data
Data hasil penelitian untuk variabel kualitas pembelajaran praktikum ( )
dan efektivitas praktek kerja industri ( ) dideskripsikan dengan perhitungan
menggunakan Weight Means Skor dengan rumus :
X =
Keterangan:
X = Weight Means Skor
ΣX = Hasil dari frekuensi kali bobot
N = Jumlah seluruh frekuensi
Skala penafsiran skor rata-rata jawaban responden seperti tampak pada
Tabel 3.6.
Tabel 3.6
Skala Penafsiran Rata-Rata Skor Jawaban Responden pada Variabel
Rentang Penafsiran 1,00 – 1,79 Sangat Rendah 1,80 – 2,59 Rendah
2,60 – 3,39 Sedang 3,40 – 4,19 Tinggi
45
Tabel 3.7
Skala Penafsiran Rata-Rata Skor Jawaban Responden pada Variabel
Rentang Penafsiran
1,00 – 1,79 Tidak Efektif/Sangat Rendah 1,80 – 2,59 Kurang Efektif/Rendah 2,60 – 3,39 Cukup Efektif /Sedang 3,40 – 4,19 Efektif/Tinggi
4,20 – 5,00 Sangat Efektif/Sangat tinggi
Deskripsi variabel tingkat kompetensi kejuruan akuntansi didasarkan pada
standar yang ditetapkan oleh pemerintah, yaitu terlihat pada Tabel 3.7.
Tabel 3.8
Kategori Tingkat Kompetensi Kejuruan
Klasifikasi Nilai Kategori
< 7,00 Rendah
7,00 – 7,99 Sedang
8,0 – 8,99 Tinggi
9,00 – 10,0 Sangat Tinggi Sumber: POS UN SMK 2012/2013
4. Uji Asumsi Statistik
Uji asumsi statistik dilakukan dengan uji normalitas, uji linearitas dan uji
heterokedastisitas. Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data
tersebut berdistribusi normal atau tidak, jika berdistribusi normal maka proses
selanjutnya dalam pengujian hipotesis dapat menggunakan perhitungan statistik
parametis. Jika tidak berdistribusi normal maka dapat menggunakan perhitungan
statistik non parametis. Menurut Sugiyono (2012: 172) ” Statistik parametris
mensyaratkan bahwa data setiap variabel yang akan dilakukan harus berdistribusi
normal”. Pengujian normalitas data dapat menggunakan program SPSS versi 20 atau dapat juga dengan menggunakan rumus Chi-Square secara manual.
Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui apakah hubungan antara
46
dilakukan dengan uji kelinieran regresi (Sudjana, 2004: 466). Perhitungan uji
linieritas dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 20.
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain, jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain
berbeda maka disebut heteroskedastisitas (Ghozali, 2011:139). Pengujian ini
menggunakan uji Glejser. Metode pengujian ini dilakukan dengan meregresi nilai
absolut residual (AbUt) terhadap variabel bebas. Heterokedastisitas tidak terjadi
apabila tidak ada satupun variabel bebas yang berpengaruh signifikan pada
absolut residual.
5. Pengujian Hipotesis
Penelitian ini melakukan analisis hubungan kausal, yakni melihat sejauh
mana pengaruh kualitas pembelajaran praktikum dan efektivitas praktek kerja
industri terhadap kompetensi kejuruan akuntansi pada siswa Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) Kompetensi Keahlian Akuntansi di kabupaten Cianjur.
Hubungan kausal antara variabel independen (X) dan dependen (Y) dalam
penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisis regresi berganda. Analisis
regresi ini bertujuan untuk mencari pola hubungan fungsional antara variabel X
dan Y. Persamaan regresi ini dinyatakan dengan rumus :
Y = a + + + e (Sugiyono, 2012:192)
Keterangan:
Y = tingkat kompetensi kejuruan akuntansi
= kualitas pembelajaran praktikum
= efektivitas praktek kerja industri
a = konstanta
b = koefisien variabel dan
47
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini terdiri dari pengujian hipotesis
simultan dan hipotesis parsial. Berikut dijelaskan masing-masing pengujian
hipotesis tersebut.
a. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) merupakan koefisien yang digunakan untuk
mengukur proporsi (bagian) atau presentase total variasi dalam Y yang dijelaskan
oleh model regresi. Dua sifat R2 diantaranya:
1) R2 merupakan besaran non negatif.
2) Batasnya adalah 0 ≤ R2 ≤ 1 Suatu R2 sebesar 1 berarti suatu kecocokan
sempurna, sedangkan R2 yang bernilai nol berarti tidak ada hubungan
antara variabel tak bebas dengan variabel yang menjelaskan.
b. Pengujian Hipotesis Simultan (Uji F Statistik)
Uji F statistik digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen secara simultan. Rumus yang digunakan adalah:
⁄ (Sugiyono, 2012:192)
Fhitung selanjutnya dibandingkan dengan Ftabel sesuai dengan α yang telah
ditetapkan. Adapun cara mencari Ftabel dapat menggunakan rumus sebagai berikut:
Kriteria pengambilan keputusan:
Jika Fhitung> Ftabel maka Ho ditolak
Jika Fhitung< Ftabel maka Ho diterima.
atau
Jika Signifikansi > 0,05 maka Ho diterima
48
Artinya apabila Fhitung< Ftabel maka koefisien korelasi ganda yang diuji
adalah tidak signifikan, tetapi sebaliknya jika Fhitung> Ftabel maka koefisien
korelasi ganda yang diuji adalah signifikan dan dapat dijadikan sebagai dasar
prediksi serta menunjukkan adanya pengaruh secara simultan, dan ini dapat
diberlakukan untuk seluruh populasi.
c. Pengujian Hipotesis Parsial (Uji t Statistik)
Pengujian hipotesis parsial menggunakan uji t dengan rumus sebagai
berikut:
√ √ (Sugiyono, 2012:187)
thitung selanjutnya dibandingkan dengan ttabel sesuai dengan α yang telah ditetapkan.
Adapun cara mencari ttabel dapat menggunakan rumus sebagai berikut:
ttabel = n-k-1
Kriteria pengambilan keputusan : Jika thitung> ttabel maka Ho ditolak
Jika thitung< ttabel maka Ho diterima
atau
Jika Signifikansi > 0,05 maka Ho diterima
Jika Signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima
Artinya, apabila thitung> ttabel maka koefisien korelasi parsial tersebut
signifikan dan menunjukkan adanya pengaruh secara parsial antara variabel
independen dengan variabel dependen, atau sebaliknya jika thitung< ttabel maka
koefisien korelasi parsial tersebut tidak signifikan dan menunjukkan tidak ada
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Mengacu pada rumusan masalah serta didasarkan pada hasil penelitian dan
pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Kualitas pembelajaran praktikum pada Kompetensi Keahlian Akuntansi di
Kabupaten Cianjur yang terlihat dari dimensi (1) strategi pengorganisasian
pembelajaran, (2) strategi penyampaian pembelajaran, dan (3) strategi
pengelolaan pembelajaran, cenderung tinggi atau dapat dikatakan berkualitas.
Hal ini ditunjukkan oleh skor rata-rata jawaban responden terhadap angket
kualitas pembelajaran praktikum pada Kompetensi Keahlian Akuntansi di
Kabupaten Cianjur sebesar 4,07.
2. Efektivitas praktek kerja industri (Prakerin) yang diselenggarakan Kompetensi
Keahlian Akuntansi di Kabupaten Cianjur yang terlihat dari dimensi (1)
perencanaan, (2) pelaksanaan, dan (3) evaluasi, cenderung tinggi atau dapat
dikatakan efektif. Hal ini ditunjukkan oleh skor rata-rata jawaban responden
terhadap angket praktek kerja industri pada Kompetensi Keahlian Akuntansi
Se-Kabupaten Cianjur sebesar 4,04.
3. Tingkat kompetensi kejuruan akuntansi yang dicapai siswa SMK Kompetensi
Keahlian Akuntansi Se-Kabupaten Cianjur yang terlihat dari perolehan nilai
ujian teori kejuruan dan ujian praktik kejuruan cenderung tinggi atau dapat
dikatakan kompeten. Hal ini ditunjukkan dengan perolehan nilai rata-rata
sebesar 8,12.
4. Kualitas pembelajaran praktikum berpengaruh positif terhadap kompetensi
kejuruan akuntansi pada siswa SMK Kompetensi Keahlian Akuntansi yang
ditunjukkan dengan koefisien regresi sebesar 0,0550 atau berpengaruh sebesar
30,25%.
5. Efektivitas praktek kerja industri (Prakerin) berpengaruh positif terhadap
89
Akuntansi yang ditunjukkan dengan koefisien regresi sebesar 0,176 atau
berpengaruh sebesar 3,10%.
B. Implikasi Hasil Penelitian
Berdasarkan temuan yang diperoleh melalui hasil pengolahan data
statistik, implikasi dari hasil penelitian ini adalah :
1. Hasil pengolahan dan analisis data menunjukkan bahwa kualitas pembelajaran
praktikum mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
kompetensi kejuruan akuntansi. Semakin tinggi kualitas praktikum akan
meningkatkan kompetensi kejuruan akuntansi. Tetapi pembelajaran praktikum
yang dilaksanakan di sekolah dalam beberapa hal dirasakan belum optimal,
terutama dalam hal ketersediaan fasilitas praktikum dan media yang
menunjang sehingga perlu dilakukan perbaikan di berbagai aspek baik dalam
hal strategi pengorganisasian, penyampaian dan pengelolaan pembelajaran
praktikum.
2. Hasil pengolahan dan analisis data menunjukkan bahwa efektivitas praktek
kerja industri mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
kompetensi kejuruan akuntansi. Semakin tinggi tingkat efektivitas praktek
kerja industri akan meningkatkan kompetensi kejuruan akuntansi. Tetapi
dalam beberapa hal pelaksanaan praktek kerja industri dirasakan belum
efektif, sehingga perlu dilakukan perbaikan di berbagai aspek baik pada saat
perencanaan, pelaksanaan maupun evaluasi.
C. Saran
Berdasarkan hasil temuan dalam penelitian dan implikasinya, berikut
beberapa saran yang bisa disampaikan :
1. Kualitas pembelajaran praktikum yang sudah berada pada kategori tinggi atau
berkualitas harus dipertahankan dan kalau bisa ditingkatkan terutama dalam
strategi penyampaian pembelajaran yang dilakukan oleh guru, dan sekolah
90
untuk mempermudah guru dan siswa pada saat kegiatan praktikum
berlangsung, serta menyediakan laboratorium khusus yang representatif.
2. Efektivitas praktek kerja industri yang sudah berada pada kategori tinggi atau
efektif harus dipertahankan dan kalau bisa ditingkatkan terutama dalam hal
penempatan siswa yang harus sesuai dengan kompetensi keahlian yang
dimiliki, agar siswa pada Kompetensi Keahlian Akuntansi dapat
melaksanakan pekerjaan yang sesuai dengan kompetensi keahliannya,
sehingga sekolah harus mampu menjalin kerjasama dengan pihak dunia
usaha/dunia industri yang relevan dengan Kompetensi Keahlian Akuntansi.
Dalam kegiatan praktek kerja industri, guru terutama guru pembimbing
diharapkan dapat memberikan pembekalan yang intensif sebelum siswa
melaksanakan Prakerin, dan melakukan pemantauan dan bimbingan secara
rutin agar tetap terjalin komunikasi yang baik selama Prakerin berlangsung.
3. Peningkatan kompetensi kejuruan akuntansi dapat dilakukan dengan
meningkatkan kualitas pembelajaran praktikum dan efektivitas praktek kerja
industri.
4. Hasil penelitian ini ternyata masih terdapat keterbatasan yang harus dikaji
kembali. Banyak faktor-faktor lain yang mempengaruhi Kompetensi kejuruan
siswa yang belum dikaji secara mendalam. Hal ini disebabkan keterbatasan
dalam penggunaan metodologi, biaya, serta wawasan penulis yang masih
kurang. Berdasarkan keterbatasan tersebut, maka disarankan kepada peneliti
lanjutan untuk mengkaji faktor-faktor lain yang turut mempengaruhi terhadap
kompetensi kejuruan siswa, misalnya dengan meneliti kontribusi kualitas
pembelajaran teori, dan dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang
DAFTAR PUSTAKA
Abin Syamsudin, (1996). Pengembangan Kurikulum. Bandung. Rosda Karya
Akdon. (2008). Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian untuk Administrasi
Pendidikan. Bandung: Dewaruchi.
BSNP (2013). Peraturan BSNP Nomor 0020 Tahun 2013 tentang POS UN.
Jakarta: BSNP
Fatchurrochman, Rudy. (2011). Pengaruh Motivasi Berprestasi terhadap
Kesiapan Belajar, Pelaksanaan Prakerin dan Pencapaian Kompetensi Mata
Pelajaran Produktif Teknik Kendaraan Ringan Kelas XI. Tesis: SPS UPI
Hidayat (2010). Pengaruh Pengelolaan Praktek Kerja Industri dan Partisipasi
Dunia Usaha/Industri Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Pendidikan Sistem
Ganda di SMK Negeri Kota Tasikmalaya. Tesis: SPS UPI
Ghozali, Imam (2011). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.
Semarang: BP Universitas Diponegoro
Irmayanti (2006). Pengaruh Strategi Pengembangan Unit Usaha dan Manajemen
Praktek Kerja Industri Terhadap Peningkatan Mutu Lulusan Sekolah
Menengah Kejuruan di Bandung. Tesis: SPS UPI.
Is, Syahril (2012). “Model Analisis Pencapaian Kompetensi Kejuruan Berdasarkan Fasilitas Praktik Pada Sekolah Menengah Kejuruan Dengan
Pendekatan Sistem Dinamis”. Jurnal Penelitian Pendidikan Vol. 13 No. 2
Oktober 2012.
Kemenakertrans. (2008). Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Nomor Kep. 43 Men III 2008 tentang Penetapan Standar Kompetensi Kerja
Nasional Indonesia Sektor Real Estate, Usaha Persewaan dan Jasa
Perusahaan Sub Sektor jasa Perusahaan Lainnya Bidang Jasa Akuntansi
92
Kemendiknas. (2006). Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar
Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kemendiknas.
Kemendiknas. (2006). Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar
Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Jakarta: Kemendiknas.
Kemendiknas. (2007). Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar
Penilaian Pendidikan. Jakarta: Kemendiknas.
Kemendiknas. (2007). Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar
Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta:
Kemendiknas.
Kholid, Setia Furqon (2010). Metode pembelajaran praktikum untuk
Meningkatkan pemahaman siswa pada Mata Pelajaran Multimedia di
Sekolah Menengah Kejuruan. Skripsi: FPMIPA UPI.
Kusnendi, (2008) Model-Model Persamaan Struktural Satu dan Multigroup
Sampel dengan LISREL, Bandung; Alfabeta
Majelis Pendidikan Kejuruan Nasional. (1996). Konsep Pendidikan Sistem Ganda
pada Sekolah Menengah Kejuruan di Indonesia. Jakarta
Miharjo. (2012). Pengaruh Layanan Akademik dan Kesiapan Industri terhadap
Efektivitas Praktek Kerja Industri Siswa SMKN 1 Gantar Kabupaten
Indramayu. Tesis: SPS UPI
Mulyasa. (2008). Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik dan
Implementasi. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Naehudin, Toto Syatori dan Nanang Hozali. (2012). Metode Penelitian
Kuantitatif. Bandung: Pustaka Setia.
Pakpahan, J. (1994). Pembinaan dan Pengembangan Pendidikan Sistem Ganda
93
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan.
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia.
Prosser. (1950). Vocational Education in a Democracy. Chicago: American
Technical society.
Riva’I, veithzal. (2001). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Belajar Mahasiswa. Jurnal kajian Dikbud, No.029, 215-231.
Rustaman. (2005). Strategi Belajar Mengajar. Malang: UM Press.
Saputro, Suprihadi dkk. 2005. Strategi Pembelajaran. Malang: UM Press.
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta.
Smith, Mark K (2009). Teori Pembelajaran dan Pengajaran. Jogjakarta: Mirza
Media Pustaka
Sudjana, Nana (2004). Statistika Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.
____________ (2010). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar
Baru Algesindu.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
CV. Alfabeta.
Suharsimi Arikunto. (2003). Dasar-Dasar evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi).
Jakarta: Bumi Aksara.
Sukmadinata, Nana Syaodih (2004). Kurikulum dan Pembelajaran Kompetensi.
94
Syafrion. (2011). Kontribusi Praktek Kerja Industri dan Unit Produksi Sekolah
Terhadap Pencapaian Kompetensi Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif
Teknik Elektro. Tesis: SPS UPI.
Syatori, Toto. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Pustaka Setia.
Tamba, Pangihutan (2009). Pengaruh motivasi belajar dan pembelajaran
berbasis kerja terhadap pencapaian kompetensi siswa kelas II bidang
study keahlian bangunan SMKN 6 Bandung. Tesis: SPS UPI.
Tuloli, M. Yusuf. (2006). Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung:
Rosda Karya.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan
Uno, Hamzah. (2007). Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang
Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.
___________. (2009). Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar
Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.
Purwanto, M. Ngalim (1996). Ilmu Pendidikan: Teoritis dan Praktis. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Wena, Made (1996). Pendidikan Sistem ganda. Bandung: Tarsito
Yuniarsih, Tjutju dan Suwatno. (2008). Manajemen SDM. Bandung: Alfabeta.
Sumber lain:
Dikmenjur. (2008). Prakerin sebagai Bagian dari Pendidikan Sistem Ganda.
Tersedia: http://www.geocities.com/dit_dikmenjur/prosedur_prakerin.htm
95
Haryanto. (2010). Teori Belajar Behaviorisme. Tersedia:
http://belajarpsikologi.com/teori-belajar-behaviorisme/ [7 November
2010]
Machmud Syam (2003). Definisi Praktikum [online] Tersedia:
www.unhas.ac.id/hasbi/LKPP/.../2.06%20Praktikum%20(M.Syam).ppt
Mohasroful. (2011). Pengertian Kompetensi Siswa. [online] Tersedia:
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2186660-pengertian-kompetensi-siswa/
Praharaset. (2012). Teori Efektivitas Pembelajaran. [online] Tersedia:
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2256741-teori-efektivitas-pembelajaran/
Reeve and Gallacher (2005). Integrating Work-Based Learning into Higher
Education: A Guide to Good Practice. tersedia: