• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENERAPAN E-GOVERNMENT TERHADAP PELAKSANAAN TATA KELOLA PEMERINTAH DI PEMERINTAH KABUPATEN CIANJUR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENERAPAN E-GOVERNMENT TERHADAP PELAKSANAAN TATA KELOLA PEMERINTAH DI PEMERINTAH KABUPATEN CIANJUR."

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENERAPAN E-GOVERNMENT TERHADAP TATA KELOLA PEMERINTAH DI PEMERINTAH KABUPATEN CIANJUR

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Akuntansi

Disusun oleh : Sari Kartika Dewi

NIM. 0805383

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PENGARUH PENERAPAN E-GOVERNMENT TERHADAP PELAKSANAAN TATA KELOLA PEMERINTAH DI PEMERINTAH KABUPATEN CIANJUR

Oleh Sari Kartika Dewi

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Sari Kartika Dewi 2012 Universitas Pendidikan Indonesia

Desember 2012

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

PENGARUH PENERAPAN E-GOVERNMENT TERHADAP PELAKSANAAN TATA KELOLA PEMERINTAH DI PEMERINTAH KABUPATEN CIANJUR

Skripsi ini telah disetujui dan disahkan oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. H. Nono Supriatna.,M.Si Toni Heryana, S.Pd., MM NIP. 1961.04.05.1986.09.1.001 NIP. 1978.06.27.2003.12.1.001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Akuntansi FPEB UPI

(4)

PENGARUH PENERAPAN E-GOVERNMENT TERHADAP PELAKSANAAN TATA KELOLA PEMERINTAH DI PEMERINTAH

KABUPATEN CIANJUR e-government, pelaksanaan Tata Kelola Pemerintah dan pengaruh e-government terhadap pelaksanaan Tata Kelola Pemerintah di Pemerintah Kabupaten Cianjur. Populasi dalam penelitian ini yaitu 58 (lima puluh delapan) Organisasi Perangkat Daerah (OPD) pada lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Cianjur. Berdasarkan teknik pengambilan sampel yaitu purposive sampling maka sampel yang digunakan yaitu 26 OPD yang berada di lingkungan Pemerintah Kabupaten Cianjur.

(5)

THE INFLUENCE OF APPLICATION OF E-GOVERNMENT TOWARDS THE IMPLEMENTATION OF THE GOVERNMENT GOVERNANCE IN

GOVERNMENT CIANJUR

By:

Sari Kartika Dewi 0805383

Supervisor :

Drs. H. Nono Supriatna., M.Si. Toni Heryana., S.Pd, M.M

ABSTRACT

This research has purposes to know how the implementation of e-government, implementation of the Government Governance and e-government influence on the implementation of the Government Governance in the Government of Cianjur. The population in this research is 58 (Fifty eight) OPD in the Government environment Cianjur. Based on purposive sampling is then used 26 (twenty six) OPD in the Government environment of Cianjur.

Data collection was done through the dissemination of a questionnaire using the semantic defferential scale. To test the effect of e-government (X) with respect to the implementation of the governance of the Government (Y), then in this study used a simple linear regression. The final results of the research done indicates that the implementation of e-government on most of the Department, Agencies and Offices in Cianjur influence of 78,5% with respect to the implementation of the governance of the Department, Agencies and Offices in Cianjur. While the rest 21,5% is the influence of another factors outside of e-government.

(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMAKASIH... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 12

1.3 Maksud dan Tujuan ... 12

1.4 Kegunaan Penelitian ... 13

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ... 14

2.1.1 e-Government ... 14

2.1.1.1 Pengertian e-Government ... 14

2.1.1.2 Manfaat e-Government ... 15

2.1.1.3 Jenis-Jenis Pelayanan Pada e-Government ... 17

2.1.2 Good Governance ... 23

2.1.2.1 Pengertian Good Governance ... 23

2.1.2.2 Pengertian Tata Kelola Pemerintah (Good Government Governance) ... 24

2.1.2.3 Prinsip-Prinsip Tata Kelola Pemerintah ... 25

(7)

2.2 Kerangka Teoritis ... 32

2.3 Hipotesis ... 38

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian ... 39

3.2 Metode Penelitian... 40

3.2.1 Desain Penelitian... 40

3.2.2 Definisi dan Operasional Variabel ... 41

3.2.2.1 Definisi Variabel ... 42

3.2.2.2 Operasional Variabel ... 43

3.2.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 45

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 48

3.2.5 Teknik Analisis Data... 50

3.2.5.1 Analisis Data ... 50

3.2.5.1.1 Uji Validitas ... 51

3.2.5.1.2 Uji Reliabilitas ... 52

3.2.5.1 .3 Uji Asumsi Klasik ... 54

3.2.5.2 Pengujian Hipotesis ... 55

BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 59

4.1.1 Tinjauan Umum Tentang Subjek Penelitian ... 59

4.1.2 Deskripsi Data Variabel Penelitian ... 62

4.1.2.1 Deskripsi Data Responden ... 62

4.1.2.2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 65

4.1.2.2.1 Hasil Pengujian Validitas ... 66

4.1.2.2.2 Hasil Pengujian Reliabilitas ... 67

(8)

4.1.2.3.1 Analisis Deskriptif Data Variabel X Per Indikator .... 70

4.1.2.4 Deskriptif Data Variabel Y (Pelaksanaan Tata Kelola Pemerintah) ... 77

4.1.2.4.1 Analisis Deskriptif Data Variabel Y Per Indikator ...78

4.1.3 Pengaruh e-Government Terhadap Pelaksanaan Tata Kelola Pemerintah di Pemerntah Kabupaten Cianjur ... 84

4.1.3.1 Uji Asumsi Regresi ... 84

4.1.3.2 Pengujian Hipotesis ... 88

4.1.3.3 Estimasi Persamaan Regresi ... 89

4.1.3.4 Koefisien Determinasi ... 90

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 91

4.2.1 e-Government ... 91

4.2.2 Tata Kelola Pemerintah ... 92

4.2.3 Pengaruh Penerapan e-Government Terhadap Pelaksanaan Tata Kelola Pemerintah di Pemerintah Kabupaten Cianjur ... 94

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ...98

5.2 Saran ...99

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Pemberlakuan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah mengenai kebijakan otonomi daerah yaitu Pemerintah Daerah memiliki hak, wewenang, dan kewajiban yang diberikan kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka pelayanan terhadap masyarakat dan pelaksanaan pembangunan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Dengan demikian Pemerintah Daerah memiliki tanggung jawab akan kemajuan daerah setempat serta mewujudkan kesejahteraan masyarakatnya.

Dalam pelaksanaan tanggung jawab yang dimilikinya tersebut, maka muncul beberapa permasalahan dalam implementasinya, seperti sistem kerja yang saat ini dilaksanakan oleh Pemerintah berlandaskan pada birokrasi yang kaku. Sehingga terjadi interaksi yang komplek antara lembaga-lembaga negara, masyarakat, dan dunia usaha dengan pemerintah karena proses yang panjang, lambat dan rumit. Kondisi ini terjadi pada saat pengurusan berbagai perijinan yang membutuhkan waktu yang panjang dan biaya yang mahal. Serta ketidakpastian dalam ketepatan dan kecepatan dalam proses pelayanannya.

(10)

Kewenangan dalam mengatur urusan pemerintah sendiri juga berkaitan dengan pengambilan keputusan atas pengadaan pelayanan publik. Maka kepuasan masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan oleh Pemerintah sepenuhnya menjadi tanggungjawab Pemerintah itu sendiri. Akan tetapi pada kenyataannya berbagai keluhan dari masyarakat menjadi suatu hal yang harus diperhatikan oleh Pemerintah. Berbagai keluhan atas pelayanan publik ini dapat kita lihat pada data tahunan Komisi Ombudsman Republik Indonesia. Data keluhan masyarakat Indonesia tersebut dapat dilihat pada tabel 1.1

Tabel 1.1

Substansi Laporan Keluhan Masyarakat Tahun 2010

No Substansi Laporan Tahun 2010

1. Penundaan Berlarut 50,19%

2. Penyalahgunaan Wewenang 17,74%

3. Berpihak 10,15%

4. Penyimpangan Prosedur 7,78%

5. Tidak Kompeten 4,65%

6. Permintaan Uang, Barang dan Jasa 3,98%

7. Tidak Patut 2,85%

8. Tidak Memberikan Pelayanan 2,66%

Sumber : Laporan Tahunan Ombudsman Republik Indonesia tahun 2010

(11)

kurang efektifnya proses kerja aparat pemerintah. Oleh sebab itu adanya tuntutan pelayanan pubik yang dapat memenuhi kepentingan bersama, dan terfasilitasinya partisipasi masyarakat terhadap proses kebijakan Pemerintah, serta efektivitas kerja pemerintah menjadi sangat penting dan butuh perhatian pemerintah. Karena pada kenyataannya kualitas pelayanan publik masih butuh perbaikan dan peningkatan dalam kualitas pelayanannya.

Permasalahan lain yaitu adanya tuntutan transparansi dari pihak Pemerintah terkait dengan pengelolaan tatanan Pemerintahan. Dengan adanya keterbukaan maka arus informasi dapat terlaksana secara seimbang yaitu antara Pemerintah dengan masyarakat. Sehingga masyarakat dapat dengan mudah mengetahui seluruh informasi terkait dengan keputusan dan kepentingan publik secara aktif. Dengan demikian, maka partisipasi masyarakat juga dapat terjalin dan aspirasi masyarakat dapat dengan cepat tersampaikan serta kepercayaan masyarakat terhadap Pemerintah akan meningkat. Permasalahan terkait dengan transparansi lainnya yaitu dengan adanya peristiwa-peristiwa Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) yang pada akhir-akhir ini di blow up oleh pemberitaan dalam berbagai macam media informasi yang ada. Hal demikian memperlihatkan bahwa tidak adanya transparansi dari pihak pemerintah terkait pengelolaan keuangan daerah dan mencerminkan kondisi tatanan Pemerintah yang tidak baik.

(12)

masyarakat terhadap Pemerintah. Sebagai akibatnya bad governance atau tata kelola yang buruk lebih mencuat ke permukaan dan menjadi wacana di masyarakat. Permasalahan ini juga mencerminkan bahwa secara nyata tata kelola pemerintah yang baik pada dasarnya tidak terlaksana dengan baik atau dengan kata lain bad governance yang terjadi.

Adanya permasalahan tersebut juga mengharuskan Pemerintah untuk melakukan upaya dalam peningkatan kualitas layanan publik. Untuk itu perlu adanya “setting” baik pada tataran sistem, tataran insitusi maupun tataran individu untuk berorientasi kepada pengedepanan proses good governance dalam pengelolaan pelayanan publik (Riva, 2007). Sistem informasi ini sangat penting, karena berperan sebagai pendukung fungsi pemerintahan dalam mewujudkan pelayanan yang baik untuk masyarakat. Dengan adanya sebuah sistem informasi yang diterapkan di instansi Pemerintah maka masyarakat akan dengan mudah mengakses informasi terkait dengan kegiatan pelayanan yang diberikan pemerintah seperti informasi kebijakan pemerintah, program yang akan dan telah dilaksanakan oleh Pemerintah.

Semakin dituntutnya pemerintah untuk melaksanakan tatanan pemerintahannya dengan baik dan peningkatan kualitas pelayanan publik, hal tersebut menjadi pendorong pelaksanaan penerapan electronic government (e-gov) sebagai sistem yang memanfaatkan teknologi informasi di pemerintahan. Sistem e-government secara umum didefinisikan sebagai penggunaan teknologi informasi

(13)

sendiri, telah diperintahkan oleh Presiden yaitu pada Instruksi Presiden No. 3

Tahun 2003 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan e-Government yang menginstruksikan kepada :

Kepala Lembaga Pemerintah Non Departemen, Pimpinan Kesekretariatan Lembaga Tertinggi dan Tinggi Negara, Panglima Tentara Nasional Indonesia, Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia, Jaksa Agung Republik Indonesia, Gubernur, Bupati/Walikota untuk Mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai tugas, fungsi dan kewenangan masing-masing guna terlaksananya pengembangan e-Government secara nasional dengan berpedoman pada Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan e-Government sebagaimana tercantum dalam Lampiran Instruksi Presiden.

Maka setiap pemerintah baik pusat maupun daerah harus mengimplementasikan program e-government tersebut dan harus dilaksanakan dengan baik. Hal ini seperti yang diutarakan pula oleh Menteri Komunikasi dan Informasi, Syamsul Muarif (23 Maret 2005), “bahwa masing-masing lembaga pemerintahan, baik pusat maupun daerah, akan membuat titik-titik sistem informasi secara mandiri. Pemerintah ingin membangun sebuah masyarakat berbasis pengetahuan”

(detikcom).

Adanya penerapan e-government ini memiliki peran yang penting dalam mendukung terwujudnya pelaksanaan tata kelola pemerintah. Karena pemanfaatan teknologi informasi ini menjadikan sistem informasi pemerintah daerah terhubung secara online sehingga masyarakat dapat mengakses informasi yang mereka butuhkan dengan lebih cepat, tepat, dan mudah. Hal ini sesuai akan pentingnya dari penerapan e-government terhadap tata kelola atau good governance yang tertuang pada instruksi Presiden No.3 Tahun 2003 tersebut yaitu :

(14)

2. Untuk menyelenggarakan pemerintahan yang baik (good governance) dan meningkatkan layanan publik yang efektif dan efisien diperlukan adanya kebijakan dan strategi pengembangan e-government.

Berdasarkan hal tersebut, maka tuntutan dari masyarakat akan tata kelola pemerintahan dapat terealisasi dengan baik. Sehingga paradigma tata kelola pemerintahan atau yang lebih sering digunakan dengan istilah Good Government Governance tidak hanya dijadikan sebagai sebuah konsep atau pemahaman saja,

akan tetapi diimplementasikan dengan baik oleh Pemerintah dalam pelaksanaan yang nyata sehingga dapat memberikan manfaat kepada seluruh pihak yang memiliki kepentingan terhadap Pemerintah.

(15)

pada peringkat 97 dari 193 negara. Hal tersebut naik 12 peringkat dari 109 pada

tahun 2010.

Selain Pemerintah Pusat, dengan adanya instruksi Presiden tersebut maka semua Pemerintah Daerah juga ikut berlomba memberikan pelayanan perijinan yang lebih transparan dengan mengaplikasikan sistem e-government tersebut. Begitupula dengan Kabupaten Cianjur, turut menerapkan sistem e-government. Hal ini sesuai yang dikemukakan oleh Wakil Bupati Cianjur Dadang Sufianto ketika membuka kegiatan Pemantapan Aplikasi e-government Bagi Para Kepala OPD dan Operator, Kamis (19/11/2009) di Aula PT.Telkom Cianjur (www.CianjurKab.go.id) yang menyatakan :

“Untuk mempermudah dan memperlancar aliran data dan informasi dari tiap -tiap OPD yang akan di tampilkan di Website Cianjurkab.go.id, pihak Dishubkominfo sebagai pengelola Website Pemerintah kabupaten Cianjur, telah menyediakan aplikasi yang dapat diakses dari tiap-tiap OPD di alamat Blog.Cianjurkab.go.id”

Penerapan e-government yang dilakukan oleh Kabupaten Cianjur guna untuk mengatasi permasalahan-permasalahan dalam otonomi daerah yang juga dialami oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Cianjur, dimana kualitas pelayanan publik yang diberikan kepada masyarakat masih dirasakan kurang maksimal dan perlu adanya perbaikan-perbaikan. Hal ini dapat kita lihat dari survei yang dilakukan oleh Kementrian Dalam Negeri Republik Indonesia (depdagri) mengenai hasil evaluasi kinerja Pemerintah Kabupaten/Kota Tahun 2011 sebagai berikut.

Tabel 1.2

Hasil Evaluasi Kinerja Pemerintah Kabupaten/Kota Tahun 2011

NO. KABUPATEN/KOTA KRITERIA

(16)

2. KAB ACEH BARAT DAYA D

3. KAB ACEH JAYA D

4. KAB ACEH SELATAN D

5. KAB BANGKA TENGAH D

6. KAB BAU-BAU D

7. KAB BEKASI D

8. KAB BELITUNG D

9. KAB BELITUNG TIMUR D

10. KAB BOJO NEGORO D

11. KAB CIANJUR D

12. KAB JAYAPURA D

13. KAB KUNINGAN D

14. KAB KUPANG D

15. KAB SIGI D

Sumber : Kementrian Dalam Negeri Republik Indonesia

(17)

Gambar 1.1

Tampilan Website Kabupaten Cianjur

Akan tetapi dalam pelaksanaan penerapan sistem e-government di Kabupaten Cianjur, terdapat kendala dalam penyediaan sistemnya. Hal ini seperti yang tercantum dalam laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah kabupaten cianjur tahun 2011 yaitu sebagai berikut :

Tabel 1.3

Laporan Kinerja Dinas Perhubungan dan Kominfo Kabupaten Cianjur No Indikator Satuan Target Realisasi Capaian Ket 1 Updating

informasi website Pemkab

Kali/bulan 60 60 100% Baik

(18)

peningkatan pengunjung website pemkab 3 Jumlah

peningkatan jaringan e-Government

sistem 1 0 0% Sangat

kurang

Sumber : Lakip Kab.Cianjur 2011

Berdasarkan tabel 1.3 tersebut dapat dilihat bahwa dalam upaya penerapan e-government masih memiliki kendala, sedangkan penerapan e-e-government sendiri

sangat penting diterapkan dalam suatu daerah guna untuk menunjang terlaksananya tata kelola pemerintah yang baik. Sedangkan untuk merealisasikan penerapan e-government Pemerintah Kabupaten Cianjur mengalokasikan anggaran untuk urusan komunikasi dan informatika adalah Rp.860.130.000,00 dengan realisasi anggaran Rp. 841.300.403,00 atau 97,81% (Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kabupaten Cianjur). Berdasarkan hal tersebut, maka pada dasarnya Kabupaten Cianjur telah berupaya untuk menerapkan sistem e-government ini.

(19)

konteks inilah, kiranya menarik apa yang dilakukan oleh Kabupaten Cianjur, yang menerapkan e-government guna dapat meningkatkan kualitas pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas masyarakat guna untuk mewujudkan tata kelola yang baik.

Maka pada dasarnya tuntutan akan terlaksananya tata kelola pemerintahan yang baik sangat wajar. Pemerintah harus dengan bijak memperhatikan apa yang akan dilakukan atau direncanakan terhadap pelaksanaan kegiatan dalam pemerintahannya yang akan datang terkait dengan tuntutan paradigma tersebut dan sebagai bentuk akuntabilitas terhadap masyarakat. Dengan adanya sistem e-government, menjadikan sebuah harapan baru bagi pemerintah pusat maupun

pemerintah daerah dalam menangani peningkatan kualitas palayanan publik yang berdampak pada terwujudnya tata kelola pemerintahan.

Penelitian mengenai pengaruh penerapan e-government terhadap pelaksanaan tata kelola pemerintah telah banyak dilakukan oleh beberapa peneliti. Sebagai bahan pertimbangan pula dalam penelitian ini akan dicantumkan beberapa penelitian tersebut. Peneliti-peneliti tersebut yaitu diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Karin dan Fathul (2009) mengenai Dampak e-Government pada Good Governance: Temuan Empiris Dari Kota Jambi. Hasil penelitiannya

(20)

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Jakarta. Hasil penelitiannya menunjukan adanya pengaruh positif antara penerapan e-government dengan upaya pelaksanaan good governance. Dalam hasil penelitian yang dilakukan oleh Nurcahyani dan Daru (2008) dengan judul Peranan e-Government Dalam Rangka Mewujudkan Good Governance Bagi Masyarakat menyatakan bahwa penerapan e-government dibutuhkan guna untuk menciptakan good governance.

Adapun perbedaan penelitian yang dilakukan penulis dengan penelitian diatas, yaitu peneliti memfokuskan penelitian kepada pernilaian penerapan e-government yang dilakukan pada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang terdapat pada lingkungan Pemerintah Daerah dalam usaha untuk mewujudkan pelaksanaan tata kelola pemerintah. Berdasarkan keadaan tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai dampak penerapan sistem informasi yang diterapkan pemerintah yaitu e-government sebagai sebuah aspek pendukung dalam perwujudan paradigma pelaksanaan tata kelola pemerintah khususnya pada Kabupaten Cianjur yang dituangkan dengan judul “Pengaruh Penerapan

E-Government Terhadap Pelaksanaan Tata Kelola Pemerintah di

Pemerintah Kabupaten Cianjur

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti menetapkan permasalahan yang akan diteliti sebagai berikut :

(21)

2. Bagaimana Gambaran Tata Kelola Pemerintah di Pemerintah Kabupaten Cianjur?

3. Bagaimana Pengaruh Penerapan e-Government Terhadap Pelaksanaan Tata Kelola Pemerintah di Pemerintah Kabupaten Cianjur?

1.3Maksud dan Tujuan

Sesuai dengan rumusan permasalahan yang ada, maka dapat dikemukakan maksud dan tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan e-government di Pemerintah Kabupaten Cianjur.

2. Untuk mengetahui bagaimana gambaran Tata Kelola Pemerintah di Pemerintah Kabupaten Cianjur.

3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh penerapan e-government terhadap pelaksanaan Tata Kelola Pemerintah di Pemerintah Kabupaten Cianjur.

1.4Kegunaan Penelitian

(22)

BAB III

OBYEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Obyek Penelitian

(23)

3.2 Metode Penelitian

Dalam melakukan sebuah penelitian, maka terdapat beberapa cara-cara atau metode yang harus dilakukan sebelum melakukan pengujian dari penelitiannya tersebut. Berikut penjelasan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan metode penelitian tersebut.

3.2.1 Desain Penelitian

Menurut Narbuko dan Achmadi (2009:1) “metodologi penelitian merupakan cara melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran secara saksama untuk mencapai suatu tujuan”. Maka dalam penelitian ini, menggunakan metode

deskriptif. Menurut Mardalis (2009:26) pengertian metode deskriptif yaitu:

Deskriptif merupakan metode penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan apa-apa yang saat ini berlaku. Didalamnya terdapat upaya-upaya mendeskripsikan, mencatat, analisis dan menginterprestasikan kondisi-kondisi yang sekarang ini terjadi atau ada.

Melalui metode deskriptif maka diketahui secara jelas bagaimana penerapan e-government dapat mempengaruhi pelaksanaan tata kelola pemerintah.

(24)

dalam suatu penelitian. Penelitian mengambil satu atau lebih akibat (sebagai “dependent variables”) dan menguji data itu dengan menelusur kembali ke masa

lampau untuk mencari sebab-sebab, saling hubungan dan maknanya.

Sedangkan untuk jenis penelitiannya merupakan penelitian kuantitatif. Karena data-data yang digunakan untuk penelitian ini yaitu dari pengolahan data primer yaitu kuisioner. Definisi penelitian kuantitatif yaitu:

Penelitian kuantitatif adalah suatu penelitian yang didasari oleh falsafah positivisme yaitu ilmu yang valid, ilmu yang dibangun dari empiris, teramati terukur, menggunakan logika matematika dan membuat generalisasi atas rerata (Wirartha, 2006:140).

Penelitian kuantitatif biasanya dipakai untuk menguji suatu teori, menyajikan suatu fakta atau deskripsikan ststistik, menunjukan hubungan antarvariabel dan menghendaki objek penelitian yang spesifik dan membatasi sejumlah tata pikir kategorisasi, intervalisasi, dan kontinuitas.

3.2.2 Definisi dan Operasional Variabel

(25)

3.2.2.1 Definisi Variabel

Menurut Direktorat Pendidikan Tinggi Dekdikbud, menjelaskan bahwa yang dimaksud „variabel penelitian adalah segala sesuatu yang akan menjadi

objek pengamatan penelitian‟.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penerapan e-government sebagai variabel bebas. Menurut Narbuko dan Achmadi (2004:119),

definisi dari variabel bebas yaitu :

Variabel bebas merupakan kondisi-kondisi atau karakteristik-karakteristik yang oleh peneliti dimanipulasi dalam rangka untuk menerangkan hubungan-hubungan dengan fenomena yang diobservasi.

Adapun definisi e-government (variabel bebas) menurut Richardus (2004:4) yaitu: Merupakan suatu mekanisme interaksi baru antara pemerintah dengan masyarakat dan kalangan lain yang berkepentingan dimana melibatkan penggunaan teknologi informasi dengan tujuan memperbaiki mutu pelayanan yang selama berjalan.

Dan Pelaksanaan Tata Kelola Pemerintah sebagai variabel terikat yaitu (Y) dalam penelitian ini. Menurut Narbuko dan Achmad (2004:119), “variabel terikat

atau tergantung yaitu kondisi atau karakteristik yang berubah atau muncul ketika penelitian mengintroduksi, pengubah atau mengganti variabel bebas”. Sedangkan

(26)

Menurut Richardus pula, dikatakan bahwa untuk menerapkan sistem e-government terdapat 3 elemen sukses, salah satunya yaitu capacity yang terdiri dari ketersediaan sumber daya yang cukup, iinsfrastruktur teknologi informasi, dan sumber daya manusia. Oleh sebab itu, untuk menerapkan sistem informasi dalam hal ini yaitu e-government perlu adanya penyediaan sub-sub dari sistem tersebut. Hal ini sesuai dengan yang diuraikan oleh Azhar Susanto bahwa sistem informasi merupakan kumpulan dari sub-sub sistem yang saling berhubungan satu sama lain, dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai satu tujuan yaitu mengolah data menjadi informasi yang berguna. Karena dalam sebuah sistem informasi kalau salah satu unsur tidak ada makan sistem informasi tersebut mungkin tidak akan terwujud. Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka penulis uraikan melalui operasional variabel berikut.

3.2.2.2 Operasional Variabel

Variabel bebas untuk penelitian ini yaitu penerapan e-government dan pelaksanaan tata kelola pemerintah sebagai variabel terikat. Adapun secara rinci dapat dijelaskan pada tabel berikut :

Tabel 3.1 Operasional Variabel

Variabel Dimensi Indikator Skala

Variabel (X) Penerapan

e-Perangkat keras (hardware)

1. Tersedianya perangkat keras yang sesuai dengan kebutuhan penerapan

(27)

government e-government

1. Pelatihan bidang ilmu pengetahuan dan

teknologi sebagai bentuk menambah wawasan pegawai.

2. Ketelitian pola kerja pegawai.

Prosedur 1. Pemahaman akan standar prosedur pengoperasian

(28)

jelas tentang prosedur, biaya dan

tanggungjawab.

3. Kerjasama dengan media massa dan lembaga non 2. Peningkatan sarana dan

prasarana secara efektif.

3.2.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi menurut Suharyadi (2008:12) merupakan “sebuah kumpulan dari semua kemungkinan orang-orang,benda-benda, dan ukuran lain dari objek yang menjadi perhatian”. Sedangkan menurut Sugiyono (2012:389), pengertian

(29)

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Adapun populasi dalam penelitian ini yaitu 58 (lima puluh delapan) Organisasi Perangkat Daerah (OPD) pada lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Cianjur yaitu terdiri dari 32 Kecamatan, 17 Dinas, 7 Badan dan 2 Kantor.

Selain populasi dalam penelitian juga terdapat sampel penelitian. Menurut Hadi, yang dikutip oleh Narbuko dan Achmadi (2009:107) menjelaskan bahwa „sampel merupakan sebagian individu yang diselidiki dari keseluruhan individu

penelitian‟. Sedangkan menurut Sugiyono (2012:389), “sampel adalah sebagian dari populasi yang ada”. Adapun tujuan penentuan sampel ini ialah untuk

memperoleh keterangan mengenai objek penelitian dengan cara mengamati hanya sebagian dari populasi, suatu reduksi terhadap jumlah objek penelitian (Mardalis (2009:56)). Dalam penelitian ini, teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu menggunakan teknik sampling. “Teknik sampling merupakan suatu cara pengumpulan data untuk dijadikan objek peneltian (Narbuko dan Achmadi (2009:146))”.

Oleh sebab itu berdasarkan data yang akan diteliti, maka pengambilan sampelnya digunakan purposive sampling. Menurut Sugiyono (2012:392) Purposive Sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan

(30)

penelitian, yaitu terkait dengan penerapan teknologi informasi e-government untuk Kecamatan sendiri tidak memungkinkan dikarenakan kondisi setiap Kecamatan yang tidak semua memiliki sarana dan prasarana yang lengkap untuk penerapan sistem e-government. Adapun sampel tersebut secara rinci dijelaskan pada tabel berikut.

Tabel 3.2 Sampel Penelitian

No Nama Dinas

1 Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan 2 Dinas Kebersihan dan Pertamanan

3 Dinas Kebudayaan dan Parawisata 4 Dinas Kehutanan dan Perkebunan 5 Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil 6 Dinas Kesehatan

7 Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah 8 Dinas Pekerjaan Umum Binamarga

9 Dinas Pendidikan

10 Dinas Pengelolaan Sumberdaya Air dan Pertambangan 11 Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika 12 Dinas Perindustrian dan Perdagangan

13 Dinas Perpajakan Daerah

(31)

16 Dinas Tata Ruang dan Pemukiman

17 Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

18. Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan 19. Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Daerah 20. Badan Kesatuan Bangsa dan Politik

21. Badan Lingkungan Hidup Daerah

22. Badan Pelayanan Perijinan Terpadu dan Penanaman Modal 23. Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Ketahanan Pangan

Daerah

24. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 25. Inspektorat Daerah

26. Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Sumber: CianjurKab.go.id

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis, data atau informasi diperoleh menggunakan instumen sebagai berikut :

1. Kuisioner

(32)

Variabel-variabel dalam penelitian ini diukur dengan instrumen kuesioner yang memenuhi kriteria semantic defferential. Menurut Sugiyono (2012:138) Skala semantic defferential yaitu skala untuk mengukur sikap, tetapi bentuknya bukan pilihan ganda maupun checklist, tetapi tersusun dalam satu garis kontinum dimana jawaban yang sangat positif terletak dibagian kanan garis, dan jawaban yang sangat negative terletak dibagian kiri garis, atau sebaliknya. Data yang diperoleh melalui pengukuran dengan skala semantic differential adalah data interval. Skala bentuk ini biasanya digunakan untuk mengukur sikap atau karakteristik tertentu yang dimiliki seseorang. Adapun untuk penilaiannya yaitu :

5... 4 ...3 ... 2 ...1 2. Telaah Dokumen

Yaitu pengumpulan data dengan menelaah dokumen-dokumen yang ada terkait dengan fenomena sosial atau masalah dalam penelitian. Dokumen tersebut terdapat pada setiap OPD di Pemerintah Kabupaten Cianjur.

3. Wawancara

Yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan tertentu secara langsung kepada pihak instansi, terkait dengan penerapan sistem e-government.

4. Telaah Pustaka

(33)

3.2.5 Teknik Analisis Data

Menurut Patton (1980) (dalam Hasan, 2009:29) „teknik analisis data

adalah proses yang mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar‟. Menurut Sugiyono, (2012:426) analisis

data adalah :

proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Penelitian ini terdiri dari penerapan e-Government (x) dan Pelaksanaan Tata Kelola Pemerintah (y). Data yang dipakai dalam penelitian ini berskala interval dan anggota sampel yang digunakan jumlahnya kecil. Maka teknik analisis data yang digunakan untuk menguji kedua variabel tersebut yaitu variabel X dan Y yaitu koefisien regresi.

1.2.5.1Analisis Data

(34)

3.2.5.1.1 Uji Validitas

Menurut Husaini dan Purnomo (2003:287) “validitas ialah mengukur apa yang ingin diukur”. Menurut Sugiyono (2012:172), “valid berarti instrumen

tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur”. Dalam penelitian ini metode yang digunakan dalam uji validitas adalah Korelasi Product Moment. Untuk mempermudah perhitungan uji validitasnya, peneliti menggunakan bantuan dari software SPSS 18’ for windows.

Sehubungan dengan skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala interval maka uji validitas dalam penelitian ini menggunakan korelasi Product Moment. Korelasi Product Moment digunakan untuk menyatakan ada atau tidaknya hubungan antara variabel X dengan variabel Y. Dan untuk menyatakan besarnya sumbangan variabel satu terhadap yang lainnya yang

dinyatakan dalam persen (Usman dan Purnomo, 2000). Untuk ketentuan dalam uji validitas ini yaitu mengacu kepada tingkat signifikan sebesar 0,30. Bila nilai korelasi di bawah 0,30, maka butir instrumen tersebut tidak valid (Sugiyono,2012:126). Menurut Ariyoso (2009) Tinggi rendahnya validitas instrumen akan menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud.

Adapun rumus Korelasi Product Moment adalah sebagai berikut.

(35)

Keterangan:

r = Nilai koefisien korelasi ∑X = Jumlah skor X

∑Y = Jumlah skor Y

n = Jumlah responden.

Langkah-langkah dalam pengujian validitasnya, antara lain sebagai berikut:

1. Mengumpulkan data yang diperoleh dengan cara mengkorelasi setiap skor variabel jawaban responden dengan total skor masing-masing variabel.

2. Membandingkan nilai koefisien korelasi dengan nilai kritis. jika nilai

koefisien korelasi pada setiap butir pernyataan dengan skor total > 0,30, maka pernyataan tersebut dinyatakan valid. Sebaliknya jika nilai korelasi ≥ 0,30, maka pernyataan pada butir kuesioner tersebut tidak valid.

3.2.5.1.2 Uji Reliabilitas

Selain validitas, alat ukur juga harus memiliki keandalan atau reliabilitas. Reliabilitas adalah mengukur instrumen terhadap ketepatan (konsisten). Menurut Sugiyono (2008:354) “uji reliabilitas dapat dilakukan secara eksternal maupun internal. Menurut Sugiono (2005) yang dikutip oleh Arihdya (2012) Pengertian Reliabilitas adalah serangkaian pengukuran atau serangkaian alat ukur yang memiliki konsistensi bila pengukuran yang dilakukan dengan alat ukur itu dilakukan secara berulang.

(36)

u n t u k m e n c a r i r e l i a b i l i t a s i n s t r u m e n t

k : Jumlah Instrumen pertanyaan

2

i

S : Jumlah varians dari tiap instrumen

2 X

S : Varians dari keseluruhan instrumen

Menurut Imam Ghozali (2011), Nilai koefisien reliabilitas yang baik adalah diatas 0,7. Pengukuran validitas dan reliabilitas mutlak dilakukan, karena jika instrumen yang digunakan sudah tidak valid dan reliable maka dipastikan hasil penelitiannya pun tidak akan valid dan reliable (Sugiyono,2012).

(37)

reliabel. Jadi instrumen yang valid dan reliabel merupakan syarat untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel.

3.2.5.1.3 Uji Asumsi Klasik

Asumsi klasik dalam penelitian ini adalah: Uji Normalitas dan Uji Heteroskedastisitas. Adapun rincian penjelasannya sebagai berikut.

a. Uji Normalitas

Menurut Duwi (2011) uji normalitas pada model regresi digunakan untuk menguji apakah nilai residual yang dihasilkan dari regresi terdistribusi secara normal atau tidak. Sedangkan menurut Imam Ghozali (2011:160), uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal, bila asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Model regresi yang baik adalah yang memiliki nilai residual yang terdistribusi secara normal. Uji normalitas data dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov. Untuk mempermudah dalam melakukan penghitungan secara statistik, maka analisis yang dilakukan dalam penelitian ini akan diolah dengan bantuan software statistik SPSS 18.0 for Windows.

(38)

Menurut Duwi (2011) “Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui

ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas yaitu adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model

regresi”. Sedangkan menurut Imam Ghozali (2011:139), “uji heteroskedastisitas

bertujuan menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain”. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Sehubungan dengan skala pengukuran data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan skala interval, maka untuk pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan menampilkan scatter plot (nilai prediksi dependen ZPRED dengan residual SRESID). Untuk menguji apakah varian dari residual homogen atau tidak digunakan uji korelasi rank spearman. Apabila koefisien korelasi dari variabel-variabel bebas signifikan pada tingkat kekeliruan 5% mengindikasikan adanya heteroskedastisitas. Untuk mempermudah dalam pengujian heteroskedastisitas ini, maka peneliti menggunakan bantuan dari software SPSS 18’ for windows.

3.2.5.2Pengujian Hipotesis

(39)

sederhana, maka peneliti menggunakan bantuan dari software SPSS 18’ for windows.

Regresi digunakan untuk membangun persamaan yang menghubungkan antara variabel X dan variabel Y, guna untuk menentukan nilai dugaannya. Menurut Suharyadi dan Purwanto (2009:168) “persamaan regresi adalah suatu

persamaan matematika yang menyatakan bentuk hubungan antara variabel Y dengan variabel X.” Sedangkan menurut Belva (2012) regresi adalah metode

statistika yang digunakan untuk membentuk model hubungan antara variabel terikat (dependen; respon; Y) dengan satu atau lebih variabel bebas (independen, prediktor, X). Tujuannya yaitu untuk tujuan deskripsi dari fenomena data atau kasus yang sedang diteliti, untuk tujuan kontrol, serta untuk tujuan prediksi. Adapun persamaan matematikanya adalah sebagai berikut.

Ŷ = a + bX

Keterangan:

Ŷ = Nilai ramalan dari variabel Y berdasarkan nilai variabel X

a = Intersep (titik potong) b = Slope (koefisien regresi) X = Variabel X

Metode kuadrat terkecil digunakan untuk menghitung nilai statistik a dan b dari persamaan regresi tersebut. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut.

∑ ∑ ∑

∑ ∑ ∑ ∑

(40)

Adapun langkah-langkah pengujian hipotesis dengan menggunakan rumus regresi dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut :

1. Menentukan formulasi hipotesis, yaitu :

a Ho :   0, penerapan e-Government tidak berpengaruh positif

terhadap Pelaksanaan Tata Kelola Pemerintah.

b Ha :  > 0, penerapan e-Government berpengaruh positif terhadap

Pelaksanaan Tata Kelola Pemerintah.

2. Menghitung koefisien determinasi

Menurut Suharyadi dan Purwanto (2009:162) “Koefisien determinasi adalah bagian dari keragaman total variabel terikat Y (variabel yang dipengaruhi atau dependen) yang dapat diterangkan atau diperhitungkan oleh keragaman variabel bebas X (variabel yang mempengaruhi atau independen).”

Jadi, koefisien determinasi adalah kemampuan variabel X mempengaruhi variabel Y. Artinya, semakin besar koefisien determinasi, maka menunjukkan semakin baik kemampuan X menerangkan Y. Sedangkan sisanya dijelaskan oleh faktor lainnya. Koefisien determinasi mempunyai nilai antara 0 sampai 1 (0 ≤ KD < 1) atau (1% ≤ KD < 100%). Koefisien

determinasi merupakan kuadrat dari koefisien korelasi, yaitu sebagai berikut.

Keterangan:

(41)

r² : Nilai koefisien korelasi kuadrat.

Tabel 3.3

Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat kuat

Sumber: Sugiyono (2012:184)

3. Penarikan Kesimpulan.

(42)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh penerapan e-government terhadap pelaksanaan tata kelola pemerintah di Kabupaten Cianjur

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

1. Penerapan e-government pada sebagian besar Dinas, Badan dan Kantor di Kabupaten Cianjur sudah baik. Demikian juga bila dilihat berdasarkan butir pernyataan, terlihat bahwa rata-rata skor tanggapan responden pada umumnya masuk dalam kategori baik, kecuali mengenai penggantian perangkat keras, ketelitian pola kerja pegawai dan penggunaan teknologi internet sebagai pendukung penerapan e-government yang termasuk dalam kategori sangat baik.

2. Pelaksanaan tata kelola pemerintahan pada sebagian besar Dinas, Badan dan Kantor di Kabupaten Cianjur sudah sangat baik. Demikian juga bila dilihat berdasarkan butir pernyataan, terlihat bahwa rata-rata skor tanggapan responden pada sebagian butir pernyataan termasuk dalam kategori sangat baik. Sementara rata-rata skor tanggapan responden pada sebagian butir pernyataan lainnya termasuk dalam kategori baik.

(43)

semakin membaik. Melalui hasil pengujian terbukti bahwa penerapan e-government memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap pelaksanaan

tata kelola pemerintahan yang baik. Penerapan e-government memberikan pengaruh sebesar 78,5% terhadap pelaksanaan tata kelola pemerintah di Kabupaten Cianjur.

5.2 Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa temuan yang didapat oleh peneliti terkait dengan penerapan e-government di Kabupaten Cianjur. Atas temuan tersebut saran yang dapat diajukan oleh peneliti, yaitu sebagai berikut :

(44)

para pegawainya dan bahkan menambah jumlah pegawai yang sesuai dengan bidangnya dalam teknologi informasi sehingga penerapan e-government dapat terlaksana secara optimal. Jika seluruh penerapan e-government dapat dilaksanakan dengan baik oleh setiap OPD yang ada, maka tata kelola pemerintah yang baik akan terwujud.

(45)

DAFTAR PUSTAKA

Agustine Eva.2005.Konsep E-Government: Tantangan Peningkatan Pelayanan Pada Masyarakat.SNATI:Yogyakarta

Alim Sumarno.2012.Penelitian Kausalitas Komparatif. Diakses dari http://elearning.unesa.ac.id/alim-sumarno/penelitian-kausal-komparatif.

01 Juni 2012

Arihdya.2012.Validitas dan Reliabilitas.Diakses pada http://arihdyacaesar. wordpress.com/2012/01/13/validitas-dan-reliabilitas/. 03 Desember 2012

Ariyoso.2012.Uji Validitas.Diakses pada http://ariyoso.wordpress.com/2009/ 10/31/uji-validitas/html.

Azhar Susanto. 2008. Sistem Informasi Akuntansi, Konsep dan Pengembangan Berbasis Komputer. Bandung: Lingga Jaya.

Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal.Laporan Investasi.Kabupaten Cianjur.

Badan Pendidikan & Latihan. 2010. Dasar-Dasar Good Governance

(Kepemerintahan yang baik). Diakses dari

http://badanpendidikan&latihan.blogspot.com/ dasar-dasar good

(46)

Bagus Husein Prawira 2012. Analisis Tingkat Pengungkpan Informasi Keuangan dan Non Keuangan pada Website Pemerintah Kota/Kabupaten di Indonesia.UPI : Bandung.

Bastian.2003.Perkembangan E-Government di Indonesia. Harian Umum Sore Sinar Harapan.diakses pada tanggal 29 Mei 2012.

Belva Hendry.2012.Regresi Linier. Diakses pada http://belva.blog.fisip.uns.ac.id/ 2012 /03/28/regresi-linier/html. 03 Desember 2012

Budi Mulyawan.2009.Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi. Universitas Sumatera Utara.Indonesia

Cholid Narbuko dan Abu Achmadi.2004.Metodologi Penelitian.Jakarta: PT. Bumi Aksara

Cholid Narbuko dan Abu Achmadi.2009.Metode Penelitian.Jakarta: PT Bumi Aksara

CIMSA (2012). Manfaat e-government. Diakses dari http://www.cimsaig.com. 26 mei 2012

Direktorat Pendidikan Tinggi Dekdikbud.2011.arti variabel.Diakses pada www.dekdikbud.com. 05 Juni 2012

(47)

Eddy Satriya.2009.Electronic Government.diakses dari http://edy-electronic-government_20091015100739_203020.doc

E-Government System dalam Pelayanan Publik.2012.Diakses pada

http://teknologi.kompasiana.com/internet/2012/07/30/e-government-system-dalam-pelayanan-publik-481875.html. 27 Desember 2012

Enam strategi menuju e-government.diakses pada

http://www.dudung.net/teknologi-informasi/6-strategi-menuju-e-government.html. 01 Juni 2012.

Erick S Holle.2011.Pelayanan Publik Melalui Electronic Government: Upaya Meminimalisir Praktek Maladministrasi Dalam Meningkatkan Public

Service.Jurnal Sasi Vol.17 No.3.

Fathul Wahid.2012. Apa Kabar E-Government Indonesia?.Diakses dari

http://fathulwahid.wordpress.com/2012/04/13/apa-kabar-e-government-indonesia/.01 Juni 2012

Husaini Usman dan R. Purnomo Setiady Akbar. 2003. Pengantar Statistika. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Imam Ghozali. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

(48)

pada 01 Juni 2012. Dari http://E-Government Indonesia ke-23 DuniaIndonesia Berprestasi.html

Instruksi Presiden No. 3 Tahun 2003 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan E-Government

Irham Habib.2007.Pengaruh e-Government terhadap upaya Pelaksanaan Good Governance pada Kantor Wilayah VII Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Jakarta 1: Jakarta.

Johnson and Christensen. 2008. Educational Research; quantitative, qualitative, and Mixed Approaches. Sage Publications.

Joko Widodo.2001.Good Governance telaah dari dimensi: akuntabilitas dan kontrol birokrasi pada era desentralisasi dan otonomi daerah

penulis.Surabaya: Insan Cendekia

Jordan.2000.E-Government Plan.Diakses pada http//:www.penerapan-e-government-sebagai-media-transparansi-dan-akuntabilitas-pemerintah.html. 27 Desember 2012.

Kamus Besar Bahasa Indonesia.2012.definisi pemerintah.Diakses pada http://kbbi.web.id. 05 September 2012

Karin dan Fathul.2009.Dampak E-Government Pada Good Governance:Temuan Empiris dari Kota Jambi.SNATI.Yogyakarta.

(49)

Kumar, R., dan Best, M. L. (2006). Impact and Sustainability of E-Government Services in Developing Countries: Lessons Learned from Tamil Nadu,

India. The Information Society.

LAN-BPKP.2000.Akuntabilitas dan Good Governance. Jakarta: LANRI

Laporan Panitia Khusus (Pansus) DPRD Kabupaten Cianjur.2008.Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPj) Bupati Cianjur.

M.Iqbal Hasan.2009.Analisis Data Penelitian Dengan Statistik.Jakarta: PT Bumi Aksara.

Manalu, Radot.2010.Pendayagunaan E-Government untuk Mendukung Pemerintahan Yang Baik (Good Governance) Pada Institusi Pemerintah

Daerah. Diakses dari http://pakkatnews.com/pendayagunaan-e-

government-untuk-mendukung-pemerintahan-yang-baik-good-governance-pada-institusi-pemerintah-daerah.html pada tanggal 05 September 2012.

Mardalis.2006.Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal.Jakarta: PT Bumi Aksara

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (Menpan).Pengertan Good Governance.Diakses dari http://www.menpan.go.id: 01 Juni 2012

Moh.Mahfud.2011.Penegakan Hukum dan Tata Kelola Pemerintah Yang Baik.Diakses pada www.mahfudmd.com/index.27 Desember 2012

(50)

Pemerintah Kabupaten Cianjur. Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kabupaten Cianjur.2011.Cianjur

Pemerintah Kabupaten Cianjur.Informasi data SKPD Kabupaten Cianjur.diakses pada www.CianjurKab.go.id. : 28 Mei 2012

Peraturan Pemerintah Daerah Kabupaten Cianjur No.07 Tahun 2008 Tentang Organisasi Perangkat Daerah dan Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah.

Prastowo, Bambang N.2004.Manajemen E-Government (elemen-elemen e-government).Pusat Pelayanan Teknologi Informasi dan Komunikasi.

Universitas Gadjah Mada.Yogyakarta.Indonesia

Richardus Eko Indrajit.2004.Electronic Government Stategi Pembagunan dan Pengembangan Sistem Pelayanan Publik Berbasis Teknologi

Digital.Yogyakarta: ANDI Offset

Riva Fauziah.2007.Pelayanan Publik yang Berkualitas.Diakses dari http://rivafauziah.wordpress.com. : 01 Juni 2012

Sedarmayanti.2004.Good Governance (Kepemerintahan yang baik) bagian kedua membangun sistem manajemen kinerja guna meningkatkan produktivitas

menuju good governance (Kepemerintahan yang baik).Bandung: CV

(51)

Sugiyono. 2008. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: CV Alfabeta.

Suharyadi dan Purwanto, S.K. 2008. Statistika Untuk Ekonomi dan Keuangan Modern Edisi 2 Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.

Suharyadi dan Purwanto, S.K. 2009. Statistika Untuk Ekonomi dan Keuangan Modern Edisi 2 Buku 2. Jakarta: Salemba Empat.

Undang-Undang Republik Indonesia No.11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

Undang-Undang Republik Indonesia No.14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik.

Undang-Undang Republik Indonesia No.25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

Wirartha, I Made.2006.Metode Penelitian Sosial Ekonomi.Yogyakarta : ANDI Offset

World Bank. “A definittion of e-Government”: Diakses pada

Gambar

Tabel 1.1 Substansi Laporan Keluhan Masyarakat Tahun 2010
Tabel 1.2
Gambar 1.1 Tampilan Website Kabupaten Cianjur
Tabel 3.1 Operasional Variabel
+3

Referensi

Dokumen terkait

Para peserta kegiatan pembentukan Pokja REDD+ adalah SKPD terkait di lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Tengah, Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) Kementerian Kehutanan RI

Pada common anoda (CA), karena yang dijadikan satu adalah catoda maka CA dihubungkan dengan Vcc, sehingga untuk menyelakan segment maka pin dari segment tersebut

Untuk mengetahui perbandingan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam antara siswa yang berasal dari SD dengan siswa yang berasal dari MI di SMP Negeri 5 Pekalongan,

Kapi­ talist sosyo-ekonomik kuruluştan önce, her faizle borç verme ya da her ticaret (kelimenin en geniş anlamıyla, yani bütün mal mübadelesi) «kapitalistimsi»

lagi karena kekurangan modal 2) sulit mendapatkan pinjaman karena tidak memiliki jaminan barang maupun kepercayaan dari keuangan sektor formal maupun sektor

Pengertian kredit menurut Sastradipoera (2004:151) dikemukakan bahwa “Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan (yang dipersamakan dengan uang) berdasarkan kesepakatan

Pada penelitian ini, luas permukaan material birnessite yang disintesis menggunakan reduktor asam oksalat dan glukosa ditentukan berdasarkan kemampuan adsorpsi

Adapun permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini adalah “Seberapa besar hubungan antara Tayangan Mario Teguh Golden Ways di Metro TV Terhadap Konsep Diri Mahasiswa