PENGEMBANGAN MODEL PENGORGANISASIAN
MATERI PELAJARAN DENGAN MENERAPKAN
ADVANCE ORGANIZERS DALAM MENGAJARKAN
KONSEP ILMU SOSIAL YANG BERMUATAN IPTEK DAN
IMTAK DI MADRASAH ALIYAH
(Penelitian pada Mata Pelajaran Geografi di Kelas I)
TESIS
Diajukan Kcpada Panitia Ujiaa Tesis
Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Bandung
Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Ujian S2 Program Studi Pengembangan Kurikulum
Oleh:
M. NASIHIN ANWAR NRP. 9596146
/
PROGRAM PASCA SARJANA IK1P BANDUNG
1998
V ^ v \ .V- J .
v :• i --} t • • jjr S
PERSETUJUAN/PENGESAHAN OLEH PEMBIMBING
Pembimbing I
PROF. Dr. H.ROCHMAN NATAWIDJAJA
Pembimbing II
PROF. Dr.ll. NANASYAQDIH SUKMADINATA
PROGRAM PASCA SARJANA
INSTITUT KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN BANDUNG
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Lembar Persetujuan l
Kata Pengantar
u
Daftarlsi
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. RumusanMasalah...^
C. Tujuan Studi
•
•
14
D. Kegunaan Studi •
E. Penjelasan Judul
•
•*
16
Bab II Kajian Teoritis
A. Kurikulum Madrasah Aliyah
18
l.Keberadaan Madrasah Aliyah
•
18
2. Karakteristik Kurikulum Madrasah Aliyah
21
B. Kurikulum IPS-Geografi Madrasah Aliyah
.'.
'.
26
1. Pembinaan Iman dan Takwa (Imtak) di Madrasah Aliyah
26
2. Mengaitkan Unsur-Unsur Imtak dalam Konsep IPS-Geografi
31
C. Model Mengajar
Advance Organizers
41
1.
AcumTeondzn Advance Organizers
41
2. Pemrosesan Informasi dalam Konteks Belajar Konsep
44
3. Penerapan Teori Pemrosesan Informasi dalam
Advance
Organizers 47
4. Keterkaitan
Advance Organizers
dengan Belajar Konsep
56
D. Memasukkan Imtak dalam Pengajaran Geografi Melalui
Advance organizers 59
Bab III Prosedur Penelitian
A. Rancangan Penelitian 72
B. Subjek Penelitian 79
C. Pengumpulan dan Analisis Data. 82
Bab IV Hasil dan Pembahasan
A. Kondisi Umum dan Lokasi Penelitian 84
B. Konsep-Konsep Iptek Geografi Bermuatan Imtak. 88 C. DesainSistemPembelajaranAdvance Organizersdan
Implementasinya » 92
1. Pengembangan Desain Pembelajaran Untuk MenerapkanAdvance
Organizers 92
2.UjiCobadanRefleksi 95
D. Hasil Pengujian Model 98
l.DeskripsiData. 98
2. Pembahasan Hasil Pengujian Model 108
Bab V Kesimpulan dan Rekomendasi
A. Kesimpulan 115
B. Rekomendasi 117
Daftar Pustaka 122
Lampiran
DAFTAR TABEL
1. Tabel desain counter balance 78
2. Rata-rata skor hasil belajar siswa setiap kelas 99
3. Jumlah-jumlah skor agregat 101
4. Analisis variansi 102
5. Statistik skor-skor agregat model dankelompok 105
DAFTAR GAMBAR
1. Paradigma teoritis penelitian tentang
advance organizer
diadaptasi
dari model yang dikembangkan oleh David P. Ansmbel(Joice & Well,1986) 10
2. Struktur Geografi Ortodoks (Ruhimat dan Utoyo, 1994, hal 13)
61
3. Struktur Kajian Geografi Terintegrasi (Ruhimat dan Utoyo, 1994, hal 14)
62
4. Bagan Struktur Analisis Lingkungan dalam Geografi yang Dikembangkan
olehBintoro, 1979 (Ruhiyat dan Utoyo, 1994, hal 15)
63
5. Langkah-Langkah Penelitian 75
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1. Madrasah Aliyah adalah lembaga pendidikan umum yang berciri khas Islam, serta merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pendidikan nasional. Oleh karena itu, tujuannya pun mengacu kepada tujuan pendidikan nasional yang
ditetapkan dalam GBHN dan UU No.2/1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Karena tujuan umum (aim)-nya sama dengan SMU, maka sebagian besar isi kurikulumnya pun sama, yang agak berbeda adalah tujuan kelembagaan
(institusional) sekolah yang memberikan penekanan yang
lebih
besar kepada
muatan Pendidikan Agama Islam dari pada di Sekolah Menengah Umum (SMU), dan ini merupakan wujud dari ciri khas Sekolah Menengah Umum Berciri khas
Islam.
2. Dengan berlakunya UU No. 2/1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan
Peraturan Pemerintah No. 29/1990 serta Kep. Mendikbud No. 04/89/1992 danKep. MENAG No. 373/1993 maka lebih banyak persamaan daripada perbedaan
antara Madrasah Aliyah (yang berada di bawah pembinaan Departemen Agama) dengan SMU (di bawah pembinaan Depdikbud). Oleh sebab itu, isu-isu danrelevansi, maupun efisiensi dan efektifitas pada umumnya banyak kesamaan
dengan apa yang dihadapi oleh SMU.
Kalau kita menggunakan pendekatan Input-Proses-Output, ,akan tampak bahwa
baik madrasah maupun non-madrasah sama-sama menghadapi persoalan
ketiganya. Dalam aspek mutu, keluaran pendidikan kita dihadapkan pada disparitas
mutu antar sekolah di lokasi yang berbeda-beda, antara negeri dan swasta, dandaya serap yang masih kurang terhadap materi kurikulum pada sebagian besar
sekolah sebagaimana ditunjukkan oleh hasil EBTANAS.
International Institute for
The Evaluation of Education Achivement (IEA)
yang berpusat di Paris, dari
serangkaian studinya sampai pada kesimpulan bahwa mutu hasil pendidikan di
sekolah berkaitan dengan 500-600 variabel yang berbeda "dan jalin menjalin
(Achmadi, 1996). Dalam aspek proses, pelaksanaan proses belajar mengajar di
sekolah-sekolah kita masih dihadapkan pada masalah berkenaan dengan mutu
proses belajar mengajar yang belum sepenuhnya berorientasi pada pencapaian
tujuan. Di sini kita mengakui masih kurang dikembangannya metode-metode
inovatif dalam proses pembelajaran di bawah asuhan guru(Achmadi, 1996).
3. Sejak tahun pelajaran 1994/1995 Madrasah Aliyah menggunakan kurikulum 1994, yang pada dasarnya merupakan manifestasi dari pelaksanaan UU No. 2 tahun 1989
dan PP No. 29 tahun 1990. Berdasarkan kurikulum tersebut keberadaan Madrasah
Madrasah Aliyah ada penambahan kurikulum yang terkait dengan agama Islam
yang bertujuan membina keimanan dan ketakwaan (Imtak). Persoalan yang terkait
dengan implementasi kurikulum Madrasah Aliyah terutama dalam implementasi
kurikulum dasar-dasar Iptek, adalah; sampai sejauh mana proses pembelajaran di
Madrasah Aliyah dapat mencapai sasaran yang diinginkan, terutama terkait dengan
pembentukan dasar-dasar Iptek dan pembinaan Imtak. Upaya menemukan jawaban
terhadap persoalan di atas, terkait dengan pengembangan model mengajar yang
efekSif.
4. Proses belajar mengajar yang dilaksanakan oleh guru Madrasah Aliyah dalam ilmu
sosial, termasuk dalam mata pelajaran Geografi, pada umumnya adalah metode
penyajian informasi atau metode ceramah. Menurut Joice, Weil and Showers (1992,
hal 183) metode semacam ini bertujuan agar siswa menguasai informasi yang
terdiri dari konsep-konsep. Model-model mengajar untuk mengajarkan konsep
ilmu-ilmu sosial yang berbasis pada pemerosesan informasi, adalah cukup banyak;
namun kecenderungan dilapangan menunjukkan bahwa metode ceramah cukup
dominan penggunaannya. Mengingat pentingnya metode ceramah, maka untuk
mengatasi kelemahan serta meningkatkan keefektifannya perlu dicari strategi
pendukung.
Advance organizers
adalah suatu model mengajar yang secara teoritis
dikembangkan untuk meningkatkan keefektifan pengajaran dengan metode
ceramah. Ciri menonjol dari model ini terletak pada pengorganisasian materi yang
diajarkan. Model ini dikembangkan oleh Ausubel, berdasarkan berbagai hasil studi yang dilakukan, ba:k oleh dia sendiri maupun dilakukan bersama dengan
koleganya. Banyak studi yang dilakukan dengan tujuan untuk menguji apakah model ini efektif dalam proses belajar mengajar. Joseph T. Lawton pada tahun 1977, melakukan studi tentang pengaruh advance organizers dalam mempelajari materi ilmu-ilmu sosial dan berpikir logis pada anak umur 6 s/d 10 tahun. Hasil studi menunjukkan bahwa advance organizers memberi pengaruh cukup berarti terhadap belajar verbal, baik dilihat dari cara mempelajarinya maupun penguasaan materi. Model ini juga memberi pengaruh cukup berarti terhadap operasi berpikir logis (berpikir secara umum) (Joice, Weil and Showers 1992, hal 189). Temuan menarik dari studi Lawton ini, terutama dalam kaitannya dengan studi yang akan dilakukan penulis, adalah bahwa model advance organizers akan lebih tinggi pengaruhnya terhadap belajar siswa lebih tua usianya. Selain itu,.ditemukan pula bahwa dengan menggunakan model advance organizers, materi pelajaran yang diberikan lebih banyak yang dipelajari oleh siswa, karena materi tersebut diorganisasi secara terstruktur sehingga lebih mudah dipelajari. Dengan kata lain,
melalui advance organizers guru dapat membantu siswa mengembangkan struktur
Bell-Gradler (1986: 172) menyimpulkan bahwa pengorganisasian materi pelajaran yang dilakukan dengan baik, akan menentukan tinggi rendahnya hasil belajar siswa.
Pengorganisasian materi pelajaran ini tergantung kepada keberadaan materi pelajaran, karakteristik siswa, dan cara pangajaran dilaksanakan. Secara ringkas hasil studi yang dilakukan oleh Mayer tersebut dapat disimpulkan bahwa advance organizers cukup efektif digunakan dalam pengajaran. Penelitian yang dilakukan oleh Cook 1983, yang dikutip dari Bell-Gradler (1986; 174), menunjukkan bahwa penggunaanadvance organizersdalam suatu pelatihan yang bertujuanmengajarkan siswa mengenal berbagai jenis struktur yang digunakan dalam bahan-bahan pelajaran ekpositoris menunjukkan bahwa dengan penggunaan model ini memungkinkan siswa meningkatkan kemampuan menyerap informasi dan kemampuan memecahkan masalah. Namun demikian, model ini kurang efektif untuk pengajaran yang bertujuan hanya untuk mengingatfakta.
5. Sejak dibakukannya kurikulum Madrasah Aliyah 1994, upaya untuk memngkatkan mutu, di antaranya melalui peningkatan mutu pengajaran, terus menerus dilakukan. Sejak tahun 1997 Departemen Agama melaksanakan Proyek Peningkatan Mutu Madrasah Aliyah, (PPMA) bekerjasama dengan Asian Development Bank (ADB) yang akan dilaksanakan mulai April 1997 s/d Maret 2002, berdasarkan
Kelembagaan Islam, 1996). Hal ini menunjukkan bahwa pada dasarnya Departemen Agama telah menyadari bahwa masalah mutu pengajaran merupakan salah satu masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan kurikulum di Madrasah
Aliyah.
6. Bila kita menyimak karakteristik utama dari pelaksanaan kurikulum Madrasah Aliyah adalah, bahwa dalam mata-mata pelajaran dasar-dasar Iptek yaitu
Matematika, IPA, dan Ilmu-Ilmu Sosial, menuntut sisv/a untuk bukan hanya
menguasai materinya semata-mata, tetapi juga membina keimanan dan ketakwaan (Imtak). Oleh karena itu, konsep-konsep yang diajarkan seharusnya bermuatan Imtak danIptek.Kecenderungan yang terjadi dilapangan menunjukkan bahwa guru-guru yang mengajar mata-mata pelajaran tersebut hanya mengajarkan konsep-konsep keilmuannya saja, tanpa mengaitkan dengan unsur-unsur Imtak. Oleh karena itu, perlu dicari alternatif model mengajar yang memungkinkan pengajaran konsep konsep suatu mata pelajaran bermuatan Iptek dan Imtak.
ditingkatkan kemampuannya melalui program pelatihan intensif di
lembaga-lembaga pelatihan guru Depdikbud dan DEPAG. Selain itu, 10.000 guru Madrasah
Aliyah perlu ditingkatkan kemampuannya melalui pelatihan interen jangka pendek
yang mencakup materi dan metodologi pengajaran. Data tersebut diatas
mengimplikasikan, peningkatan kemampuan guru dalam metodologi pengajaran
merupakan salah satu bagian penting dari program peningkatan mutu Madrasah
Aliyah, oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian, khususnya yang terkait dengan
model-model mengajar efektif, misalnya dalam pengajaran IPS.
8. Studi ini akan difokuskan pada model pengajaran efektif dalam mengajarkan
konsep-konsep ilmu-ilmu sosial yang bermuatan Iptek- Imtak. Untuk mewakili
ilmu-ilmu sosial dalam studi ini digunakan pelajaran Geografi. Hal ini dilakukan
karena:
a. Secara keilmuan, Geografi merupakan suatu studi tentang variasi di permukaan
bumi, dengan cara menelaah elemen-elemen pada ruang tersebut, baik itu
elemen fisik maupun elemen sosial. Oleh karena itu, dalam penelaahannya, studi
Geografi dibantu oleh ilmu-ilmu lain, seperti Geologi, Meteorologi, Geofisika,
Sosiologi, Biologi, Sejarah, Ekonomi, dan sebagainya (Ruhimat &Utoyo, 1994,
beberapa komponen, yaitu komponen
litosfera, hidrosfera, atmosfera, biosfera,
dan
antroposfera.
Untuk memahami keadaan
litosfera,
diperlukan pengetahuan
Geologi, Geomorfologi, dan ilmu tanah. Komponen
hidrosfera
dibahas melalui
oseonografi dan hidrologi. Kajian
atmosfera
dilakukan dalam disiplin
Meteorologi dan Klimatologi.
Biosfera
dipelajari dalam Biogeografi. Manusia
dan kehidupan kemanusiaan, dalam komponen
antroposfera
(subsistem
geosfera)
dikaji sebagai bagian dari konstelasi alam secara terpadu dengan
konsep-konsep Geografi, yang antara lain mencakup konsep lokasi; jarak, pola
keruangan, interaksi, interdependensi, aglomerasi, diferensiasi areal, proses
spasiaL distribusi keruangan, dan sebagainya (Djamari, 1994, hal. 11).
b. Pendidikan Geografi sebagai pendidikan bidang studi membahas
geosfera
(alam
ciptaan Tuhan) dan hubungannya dengan kehidupan manusia, yang bukan saja
bersifat kategoris, tetapi juga harus bersifat
normatif
Sementara di kalangan para
pengajar Geografi dalam kegiatan belajar mengajarnya, ada gejala kurang
memperhatikan atau jarang mengaitkan materi
geosfera
ciptaan Tuhan itu
dengan penciptanya. Padahal kegiatan pendidikan seharusnya terikat, atau
berorientasi ke arah pencapaian tujuan pendidikan (Djamari, 1994, hal. 4).
menerapkan advance organizers untuk mengajarkan konsep ilmu-ilmu sosial, khususnya Geografi, yang bermuatan Iptek dan Imtak.
B. Rumusan Masalah
1. Siswa Madrasah Aliyah berasal dari lulusan SMP dan MTsN, diasumsikan masukan
mentah dari kedua jenis SLTP ini mempunyai derajat kemampuan yang homogen dalam pelajaran dasar-dasar Iptek pada satuan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, namun lulusan MTsN diasumsikan lebih siap untuk mengikuti pendidikan di Madrasah Aliyah, yang kurikulumnya mencakup bukan hanya dasar-dasar Iptek tetapi juga Imtak. Masalah yang ingin ditemukan jawabannya melalui studi ini
adalah, bagaimana keberadaan tingkat kemampuan masukan mentah MAN yang
terkait dengan dasar-dasar Iptek dan Imtak.3. Hasil belajar siswa Madrasah Aliyah, yang merupakan salah satu indikator utama
pencapaian implememasi kurikulum pada dasarnya merupakan keberhasilan dalam
mencapai tujuan kurikulum. Dengan kata lain, derajat hasil belajar siswa
mengimplikasikan derajat ketercapaian tujuan kurikulum. Implementasi kurikulum
IPS-Geografi di Madrasah Aliyah yang bermuatan Iptek dan Imtak dapat
digambarkan dengan model sebagai berikut:
IMTAK DALAM GEOGRAFI
Gantbarl. Paradigma teoritis penelitian tentang Advance Organizer
diadaptasi dari model yang dikembangkan oleh David P.
Ausubel (Joyce & Weil, 1986) ->• Alur mania proses
-»- Daiar pertimbangan/suniber acuan
Berdasarkan model di atas, dalam rangka menerapkan Advance Organizers, pada pengajaran IPS-Geografi yang bermuatan Iptek dan Imtak, langkah pertama yang harus ditempuh adalah, mengembangkan tujuan pengajaran yang di dalamnya mencakup perubahan tingkah laku siswa yang terkait dengan penguasaan konsep-konsep Geografi (Iptek), dan konsep-konsep-konsep-konsep Islam yang berkaitan dengan konsep-konsep Geografi tersebut. Perumusan tujuan ini bersumber dari kurikulum (GBPP) mata pelajaran IPS-Geografi dan Rujukan Al Quran/Al Hadits dan pendapat para ulama terkait yang diakui kredibilitasnya(mu'tabar). Berdasarkan tujuan tersebut, materi pelajaran Geografi harus diseleksi dahulu sesuai dengan apa yang akan dituju..
Materi-materi tersebut diklasifikasi ke dalam dua kategori, yaitu; (1)
Konsep-konsep inti dan (2) Konsep-Konsep-konsep aplikatif. Konsep-Konsep-konsep^inti akan dijadikan
expository organizers, adapun konsep aplikatif akan dijadikan comparative organizers. Kedua jenis organizers ini selanjutnya dielaborasi ke dalam Advance Organizers, baik advance organizers tipeexpository rampun-advance organizers
tipe comparative. Elaborasi konsep dalam kedua tipe Advance Organizers ini selanjutnya dijadikan acuan di dalam menyusun rencana pelajaran. Menggunakan rencana pelajaran tersebut, guru melaksanakan PBM, untuk membimbing siswa memperoleh hasil belajar. Hasil belajar yang diharapkan muncul pada siswa meliputi; (1) efek utama, dan (2) efek pengiring. Efek utama yang diharapakan
meliputi;
b.Iritegrasi konsep-konsep Iptek dan Imtak dalam pengajaran Geografi, sebagai
asimilasi informasi dan ide. Adapun efek pengiringnya, adalah meningkatnya
minat untuk melakukan inquiri dalam bidang Geografi dan kebiasaan berfikir
yang memadukan konsep-konsep Iptekdan Imtak .
4. Keberadaan penelitian ini adalah penelitian pengembangan yang menempuh tiga
tahapan, yaitu : (1) tahap studi pendahuluan, (2) pengembangan model, dan (3)
tahap ujicoba model.
Rumusan masalah padaketiga tahapan itu adalah : 4.1.Tahapstudi pendahuluan;
4.1.1. Konsep ilmusosial
a.
Bagaimana konsep-konsep umum ilmu-ilmu
sosial khususnya Geografi di
Madrasah Aliyah yang mengintegrasikan unsur-unsur Iptek dan Imtak?
b. Bagaimana jabaran konsep-konsep ilmu-ilmu sosial khususnya Geografi di
Madrasah Aliyah yang mengintegrasikan unsur Iptek dan Imtak dalam
kurikulum? 4.1.2. Kondisi yang ada
a. Bagaimana kerangka acuan guru ilmu-ilumu sosial khususnya Geografi di
Madrasah Aliyah tentang pengajaran yang menekankan pada pembentukan
konsep-konsep Imtak dan Iptek?
b. Bagaimana kesiapan siswa, dilihat dari latar belakang kemampuan dalam menyerap konsep konsep ilmu-ilmu sosial yang bermuatan Imtak dan
Iptek?
c. Bagaimana pelaksanaan proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru dalam mengajarkan konsep Geografi berdasarkan kurikulum 1994?
4.2 Tahap pengembangan model;
a. Bagaimana karakteristik konsep-konsep ilmu-ilmu sosial, khususnya pelajaran Geografi di Madrasah Aliyah yang bisa dijadikanorganizersutama, dan bagaimana pula yang bisa dijadikan organizers pada level-level di bawahnya, baik tipe expository mapun comparative? «
b. Bagaimana model-model perancangan sistem pembelajaran dalam menerapkan model pengajaran advance organizers terhadap konsep-konsep ilmu-ilmu sosial khususnya Geografi yang mengintegrasikan unsur-unsur Iptek dan Imtak?
4.3 Pada tahap uji coba model;
Model pengroganisasian materi yang mana dari expository dan comparative organizers yang terbukti lebih efektif dalam penerapan advance organizers
untuk mengajarkan konsep-konsep Iptek Geografi yang bermuatan Irhtak di
C. Tujuan Studi
Tujuan studi ini adalah studi pengembangan, dengan tujuan :
1. Untuk menemukan model pemetaan atau pengorganisasian konsep-konsep pelajaran ilmu-ilmu pengetahuan sosial khususnya Geografi di Madrasah Aliyah,
yang mengintegrasikan unsur Iptek dan Imtak.
2. Untuk memperoleh bukti-bukti empirik tentang keefektifan pengorganisasian konsep dan penerapan advance organizers dalam mengajarkan konsep-konsep ilmu-ilmu pengetahuan sosial khususnya Geografi yang mengintegrasikan unsur-unsur Iptek dan Imtak di Madrasah Aliyah.
D. KegunaanStudi
Studi ini diharapkan dapat memiliki kegunaan, baik untuk pengembangan disiplin ilmu pengembangan kurikulum, untuk peningkatan kompetensi profesional para guru, maupun untuk penelitian lebih lanjut. Manfaat untuk pengembangan disiplin ilmu, diharapkan dapat dicapai karena penemuan yang diharapkan diperoleh terkait dengan disiplin ilmu pendidikan. Melalui studi ini diharapkan dapat terungkap apakah model pemetaan konsep yang mengintegrasikan unsur-unsur Iptek dan Imtak dan pelaksanaan pengajarannya dengan Advance Organizers dapat efektif untuk diterapkan dalam proses belajar mengajar di Madrasah Aliyah dalam mengajarkan konsep, serta berbagai segi keunggulan dan kelemahan yang terkait. Studi ini juga diharapkan dapat
memberi sumbangan khususnya dalam pengembangan kurikulum Madrasah Aliyah
yang mengintegrasikan unsur-unsur Iptek dan Imtak, serta strategi belajar mengajar di
Madrasah Aliyah yang merupakan Sekolah Umum yang Berciri Khas Islam.
Hasil studi juga diharapkan dapat memberi sumbangan kepada pengembangan profesi
guru Madrasah Aliyah, terutama yang terkait
dengan peningkatan mutu dan
keefektifan pengajaran yang dilakukannya, yang diharuskan mempunyai kemampuan
untuk mengaitkan mata pelajaran dasar-dasar Iptek dengan dasar-dasar keimanan dan
ketakwaan. Bila ternyata bukti-bukti yang ditemukan melalui hasil studi ini
menunjukkan, bahwa model pemetaan atau pengorganisasian konsep yang
mengintegrasikan unsur Iptek dan Imtak yang pengajarannya menggunakan model
mengajar
Advance Organizers
efektif, dalam mengajarkan pelajaran-pelajaran tertentu,
maka model ini dapat digunakan sebagai suatu alternatif dalam meningkatkan
keefektifan dan mutu pengajaran mata pelajaran-mata pelajaran terkait, khususnya
untuk mencapai tujuan pelajaran yang terkait dengan penguasaan Iptek dan Imtak.
Selain itu hasil studi diharapkan dapat mengungkap segi-segi yang terkait dengan
pengaruh penggunaan model
Advance Organizers,
baik dalam pelajaran Geografi
maupun mata pelajaran lainnya. Namun mengingat keterbatasan bidang studi yang
menjadi obyek eksperimen, maka diantisipasikan hasilnya masih belum dapat
digeneralisasi ke dalam lingkup yang lebih luas, baik dalam penggunaan sampel
maupun jenis-jenis mata pelajaran.
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Studi dalam rangka pengembangan suatu model, biasanya dilaksanakan bukan hanya
semata-mata untuk mendeskripsikan dan menganalisis suatu keadaan, peristiwa atau
karakteristik sesuatu, tetapi juga membuat sintesis, analisis kembali hasil sintesis itu
untuk menemukan rumusan model, dan pengujian model yang berhasil dirumuskan.
Oleh karena itu, dalam studi ini tidak digunakan metode yang bersifat tunggal, tetapi
beberapa metode atau multi metode yang dalam pelaksanaannya dapat terlihat dari
tahapan yang dilalui. Dalam studi ini, metode-metode yang digunakan meliputi
metode-metode analisis isi, deskriptif, dan kuasi-eksperimental.
Analisis isi adalah metode penelitian yang dilaksanakan untuk membuat kesimpulan
dari peninjauan atau pengkajian isi suatu komunikasi (Stempel, 1981). Dalam analisis
isi, kurikulum pelajaran IPS-Geografi, buku-buku sumber yang terkait dan buku-buku
acuan tentang konsep-konsep Islam merupakan isi komunikasi yang dianalisis. Tujuan
analisis adalah untuk menemukan konsep-konsep utama dan turunan-turunannya, dari
konsep-kosep Iptek dari IPS-Geografi yang bermuatan Imtak. Dalam pelaksanaan
pengkajian isi ini juga dilakukan studi deskriptif melalui wawancara mendalam dengan
guru untuk menemukan rumusan konsep-konsep yang sesuai dengan kebutuhan dalam
pembelajaran, baik dikaitkan dengan tuntutan kurikulum maupun dikaitkan dengan
kebutuhan untuk meningkatkan Imtak melalui pelajaran IPS-Geografi di Madrasah
Aliyah. Hasil analisis selanjutnya disintesis dan dianalisis kembali sehingga ditemukan
peta konsep Geografi yang bermuatan Imtak. Wawancara dengan guru
IPS-Geografi juga dilaksanakan dalam rangka penyusunan desain pembelajaran yang
menjadi model penerapan
advance organizers
dalam pengajaran IPS-Geografi yang
bermuatan Imtak di Madrasah aliyah. Selanjutnya. Model yang dirumuskan itu diuji
coba melalui studi
kuasi-eksperimental
untuk mengetahui keefektifan dari model itu.
Studi ini menempuh tiga tahap, yaitu: 1) tahap studi pendahuluan
(preliminary study),
2) Tahap pengembangan model, dan 3) tahap uji coba model. Pada tahap studi
pendahuluan, selain dikumpulkan data tentang kondisi objektif hal-hal yang terkait
dengan pengajaran IPS-Geografi di Madrasah Aliyah yang menjadi lokasi penelitian
juga dilakukan eksplorasi konsep-konsep utama, baik dari pelajaran IPS-Geografi
maupun dari konsep-konsep Islam yang terkait, untuk menemukan konsep-konsep
utama pelajaran IPS-Geografi yang bermuatan Imtak. Menyusul penemuan
konsep-konsep utama ini adalah elaborasi konsep-konsep-konsep-konsep utama tersebut untuk menemukan
jabaran konsep-konsep IPS-Geografi yang bermuatan Imtak. Tahap kedua dilakukan
pengembangan model, yang meliputi pemetaan atau organisasi konsep untuk
menemukan peta konsep IPS-Geografi yang bermuatan Imtak, baik tipe ekspositoris
maupun tipe komparatif. Menyusul temuan dari pengorganisasian konsep ini adalah
penyusunan rencana implementasi untuk menghasilkan desain pembelajaran
IPS-Geografi yang bermuatan Iptek dan Imtak. Pada tahap ketiga dilakukan uji coba
• model, yang dilaksanakan dengan kuasi-eksperimen dengan desain
counter balance
empat kelompok, yang masing-masing secara silang mendapat perlakukan satu kali
dari keempat variasi desain pembelajaran. Hasil analisis data yaitu skor tes pasca
perlakukan akan menunjukkan model mana terbukti efektif dibandingkan yang lainnya
dalam mengimplementasikan pengajaran dengan
advance organizers
untuk
mengajarkan konsep-konsep IPS-Geografi yang bermuatan Iptek dan Imtak.
Tahapan-tahapan studi diuraikan di atas, kemudian digambarkan dalam bagan sebagaimana
ditampilkan pada gambar 5.
1. Tahap studi pendahuluan
Pada
studi pendahuluan, dilakukan kegiatan-kegiatan
utama sebagai berikut:
a. Menghimpun data tentang kondisi pembelajaran IPS-Geografi di Madrasah
Aliyah Negeri Cijerah dan yang terkait
dengannya,
yaitu
keadaan sekolah,
murid, guru, fasilitas, proses belajar
mengajar, dan hasil belajar khususnya
menggunakan
indikator NEM.
b. Eksplorasi konsep-konsep utama atau
konsep-konsep umum. Konsep-konsep
yang dieksplorasi
adalah yang terhimpun
dalam mata pelajaran IPS-Geografi
berdasarkan acuan
ilmiah (Iptek)
dan penjelasan-penjelasan Islam tentang
konsep-konsep itu (hntak), baik bersumber dari Al Quran, Al Hadits dan
pendapat para ulama yang sudah diakui kredibilitasnya
(mutabaroh).
Integrasi
kedua produk ini dituangkan dalam bentuk konsep-konsep umum IPS-Geografi
dengan tidak memisahkan unsur-unsur Iptek dan Imtak.
TAHAPAN Eksplorasi konsep-konsep utama/umum Elaborasi konsep-konsep utama/umum PRODUK Konsep Geografi Konsep Islami Konsep-konsep utama/ umum Geografi bermuatan
IPTEK - IMTAK
Jabaran konsep-konsep
Geografi yang bermuatan
IPTEK - IMTAK
Preliminary Study.
4
Pemetaan konsep (organisasi konsep)
I
Rencana implementasiPeta konsep Geografi
bermuatan IPTEK-IMTAK
(expository/comparative)
Desain sistem
pembelajaran
•Pengembangan model/implementasi kon :ep
V __ 3fc—
[image:26.595.49.507.47.668.2]Uji Coba Rcflcksi/ diskusi Kuasi Ekspcrimen Percobonn
Gambar 5 Langkah-langkah penelitian
75
Pengembangan materi
dalam penerapan Advance
Org. dalam menyajikan
Geografi IPTEK & IMTAK
I
Telaah kekurangan &kelcbihan model
yang diuji coba
Model pengorganisasian
materi dalam penerapan Adv. Org.
yang lebih d scsuaikan
c. Elaborasi konsep-konsep utama. Konsep-konsep utama yang telah dihasilkan itu
dielaborasi secara mendalam sampai tidak bisa dijabarkan lagi. Hasil elaborasi
ini adalah jabaran konsep-konsep yang mengintegrasikan unsur-unsur Iptek dan
Imtak mulai dari yang umum , khusus, sampai ke yang lebih khusus lagi.
2.
Tahap pengembangan model
Pada tahap pengembangan model kegiatan yang dilakukan adalah:
a. Pemetaan (organisasi konsep). Berdasarkan konsep-konsep umum dan jabaran
konsep yang lebih rinci, dibuat pengorganisasian konsep dalam bentuk peta
konsep. Peta konsep ini menggambarkan susunan hirarkis konsep-konsep yang
disusun dari umum ke khusus sehingga mudah disimak dan dipahami. Mengacu
kepada peta konsep tersebut dibuat pengorganisasian dalam dua tipe, yaitu
pengorganisasi ekspositoris
(expository organizers)
dan pengorganisasi
komparatif
(comparative organizers).
Produk dari kegiatan ini adalah peta
(organisasi) konsep yang mengintegrasikan unsur-unsur Iptek dan Imtak, baik
yang mengikuti tipe pengorganisasi ekspositoris maupun komparatif. Tipe
pengorganisasian ekspositoris adalah pemetaan konsep yang dimulai dari konsep
umum, ke konsep khusus, dijabarkan lagi ke dalam konsep yang lebih khusus.
Dengan memasukkan penjelasan dan contoh-contohnya. Adapun tipe
pengorganisasi komparatif pada dasarnya, pemetaannya sama saja dengan tipe
ekspositoris, namun di dalam penjelasan dikemukakan persamaan dan perbedaan
dengan konsep lain berdasarkan urutan materi yang telah dipelajari atau
diasumsikan telah dikuasai siswa sebelumnya.
b. Pengembangan model. Model yang dimaksudkan di sini adalah desain
pembelajaran yang menerapkan
advence organizers
dalam dua tipe yang berbeda
yaitu
expository
dan
comparative organizers
yang selanjutnya akan diuji coba
untuk mengenali keefektifannya dalam mengajarkan pelajaran IPS-Geografi
yang bermuatan Iptek dan Imtak di Madrasah Aliyah Produk dari kegiatan ini
adalah desain sistem pembelajaran yang di dalamnya tercakup rumusan tujuan
pembelajaran khusus, penilaian hasil belajar, materi pelajaran yang disusun
mengacu kepada peta konsep, proses pembelajaran yang menerapkan
advance
organizers
dan alat-alat pelajaran yang digunakan serta rencana kegiatan.
3.
Tahap Percobaan Model
Pada tahap ini, model yang sudah dikembangkan diuji coba kepada siswa beberapa
kali, Setiap kali selesai uji coba dilakukan diskusi dan refleksl untuk mengetahui
kelemahan dan kekuatannya. Untuk mengetahui model pengorganisasian konsep
yang diimplementasikan dalam pengajaran dengan
advance organizers
efektif atau
tidak, dilakukan kuasi-eksperimen kepada dua belas kelas, yang dibagi ke dalam
empat kelompok yang masing-masing terdiri dari tiga kelas paralel. Setiap
kelompok memperoleh perlakukan masing-masing satu kali dari keempat variasi
perlakukan secara rotasi
(switch-over),
yaitu:
1) Perlakuan pengajaran yang menerapkan
advance organizers
dalam
mengajarkan materi Geografi yang terkait dengan konsep-konsep Iptek dan
Imtak dengan modelexpository organizers.
2) Perlakuan pengajaran yang tidak menerapkan
advance organizers
dalam
mengajarkan materi Geografi yang terkait dengan konsep-konsep Iptek
bermuatan Imtak.
3) Perlakuan pengajaran yang menerapkan
advance organizers
dalam
mengajarkan materi Geografi yang terkait dengan konsep-konsep Iptek dan
Imtak dengan pengorganisasian materi
comparative organizers.
4) Perlakuan pengajaran yang tidak menerapkan
advance organizers
dalam
mengajarkan materi Geografi yang terkait dengan konsep-konsep Iptek
yang
bermuatan Imtak.
Desain yang digunakan dalam kuasi eksperimen
counter balance,
sebagimana
ditampilkan di bawah ini.
• i
-*x.
^KBLdMEQK; £Se?itA*ur> ,*$tttidm*-* $cj$I «£*';;5 ,$$Sfcft)l>0l< Mnlen l Mnterl 2 Maieri 3 Mnterl 4
Mnlen 2 Materi 1 MateriA Mnlen 3.
l i » W i
Materi Maten Materi 2 Mat iir i I^g^rdpjMk i)\
Materi A Materi 3 Materi 1 Materi 2Keterangan :
Dalam Kuasi-Eksperimen menggunakan desain silang empat sesi ini digunakan 4
kelompok siswa yaitu; siswa kelas 1Pararel di MAN IBandung, dengan materi
pelajaran terdiri dari 4macam, yaitu:
a. Materi pelajaran Geografi dengan muatan Imtak dengan
expository organizers.
b. Materi pelajaran Geografi dengan muatan Imtak tanpa
expository organizers.
c. Materi pelajaran Geografi dengan muatan Imtak dengan
comparative organizers.
d. Materi pelajaran Geografi dengan muatan Imtak tanpa
comparative organizers.
Catatan: Setiap pokok bahasan, baik pada
expository
maupun pada
comparative
dan
yang tidak menggunakan
expository
maupun
comparative
adalah berbeda.
Kuasi-Eksperimen, dilaksanakan 4sesi, dengan penyajian materi sebagaimana bagan di
atas, yaitu pada sesi I; Kelompok Amateri 1, kelompok Bmateri 2, kelompok C
materi 3, dan kelompok Dmateri 4. Pada sesi II; Kelompok Amateri 2, kelompok
Bmateri 1, kelompok Cmateri 4, dan kelompok Dmateri 3. Pada sesi III;
kelompok Amateri 3, kelompok Bmateri 4, kelompok Cmateri 2, kelompok D
materi 1. Pada sesi IV; Kelompok Amateri 4, kelompok Bmateri 3, kelompok C
materi 1,dan kelompok D materi 2.
B.Subjek Penelitian
Studi
dalam pengajaran IPS-Geografi yang bermuatan konsep-konsep Iptek dan H-ntak di
iini dimaksudkan untuk mengembangkan model penerapan
advance organizers
Madrasah Aliyah. Untuk melakukan studi ini lokasi yang menjadi sampel, yang
diambil secara
purposif
adalah Madrasah Aliyah Negeri I Bandung, yang melibatkan
subyek sampel siswa kelas I. Pengambilan sampel lokasi dan subyek secara purposif
adalah karena studi ini mempelajari kasus-kasus
tipikal,
atau kasus pembelajaran yang
diasumsi memiliki ciri-ciri yang sama, baik dikaitkan dengan tujuannya, yaitu
mengembangkan model penerapan
advance organizers,
maupun dari dikaitkan dengan
modus sistem penyampaian, yaitu sifat materi, sistem penyampaian, sumber dan
rujukan belajar dan alat bantu yang digunakan, serta sistem dan prosedur penilaiannya.
Ini dikarenakan setiap Madrasah Aliyah melaksanakan kurikulum yang sama, yaitu
kurikulum 1994. Ciri tipikalnya kasus pembelajaran ini sebenamya bukan hanya ada
pada mata pelajaran Geografi saja, tetapi juga pada mata pelajaran-mata pelajaran lain
»
yang aspek-aspek tujuan yang hendak dicapai, modus sistem penyampaian dan sistem
serta prosedur evaluasinya sama, seperti halnya mata pelajaran-mata pelajaran lain
yang termasuk ke dalam nimpun atau bidang studi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
Oleh karena itu, mata pelajaran-mata pelajaran IPS lain diharapkan temuan studi ini
bisa diterapkan juga.
Keadaan pada tahun ajaran 1997/1998 dari Madrasah Aliyah Negeri I Bandung, yang
menjadi tempat dilaksanakannya studi ini, terdiri dari 10 kelas satu paralel, 12
kelas
dua paralel, 3kelas tiga jurusan IPA paralel, 4 kelas tiga jurusan IPS paralel, dan 2
kelas tiga jurusan Bahasa paralel. Jumlah keseluruhan adalah 29 kelas. Adapun jumlah
y
-siswa adalah 500 -siswa laki-laki dan 721 -siswa perempuan; dengan jumlah
keseluruhan 1221 orang siswa. Jumlah guru tetap di madrasah ini 63 orang, dan 5
orang guru tidak tetap. Adapun jumlah guru mata pelajaran IPS-Geografi adalah 2
orang, satu orang berlatarbelakang pendidikan sarjana Pendidikan Agama, IAIN, dan
satu orang lainnya berlatar belakang pendidikan Sarjana Pendidikan Geografi, IKIP.
Alasan penulis mengambil pelajaran IPS-Geografi adalah karena mata pelajaran ini
diasumsikan dapat mewakili pelajaran ilmu-ilmu sosial yang lain, terutama dalam
kaitannya dengan mempelajari konsep yang bermuatan Iptek dan Imtak. Dengan
demikian, diharapkan hasil studi ini bisa dijadikan pendorong untuk studi-studi lain
tentang pengorganisasian konsep-konsep suatu mata pelajaran yang mengintegrasikan
unsur-unsur Iptek dan Imtak dalam rangka mengajarkan konsep-konsep mata
pelajaran-mata pelajaran IPS lain di Madrasah Aliyah. Adapun alasan memilih siswa
kelas Iadalah karena materi pelajaran IPS-Geografi berdasarkan kurikulum 1994 berisi
materi yang terkait dengan konsep-konsep dasar Geografi, sehingga diasumsikan
paling layak untuk melakukan integrasi konsep-konsep Iptek dan Imtak. Pertimbangan
lain adalah mata pelajaran Geografi tersebut diikuti oleh seluruh siswa Madrasah
Aliyah, karena mata pelajaran ini termasuk dalam kurikulum inti, tanpa membedakan
jurusan (karena berdasarkan kurikulum 1994 penjurusan dilakukan di kelas III).
Sebagaimana dijelaskan di atas, prosedur studi ini menempuh tiga tahap, yaitu tahap
. studi pendahuluan
(preliminary study),
tahap pengembangan model/implementasi
konsep, dan tahap pencobaan model. Pada tahap studi pendahuluan dan tahap
pengembangan model, selain dilakukan
analisis isi
kurikulum juga wawancara yang
melibatkan sampel subjek guru-guru mata pelajaran Geografi di Madrasah Aliyah
Negeri I Bandung. Tujuan dari studi pendahuluan adalah untuk menjajaki perlu
tidaknya dilakukan pengembangan model pengorganisasian materi dalam rangka
penerapan
advance organizers.
Pada tahap terakhir, yaitu tahap uji coba, akan
dilaksanakan
kuasi-eksperimen.
Sampel subjek yang dilibatkan dalam uji coba adalah
kelompok siswa yang ada atau
intact group,
yaitu siswa yang telah terkelompok pada
kelas-kelas yang ada; tidak membuat kelompok baru. Ini berarti, subjek sampel tidak
bersifat individual, melainkan kelompok subjek atau kelas yang ada. Adapun
pelaksanaan pengajaran yang menerapkan model yang diujicobakan dilakukan oleh
guru mata pelajaran pada kelas yang bersangkutan. Hal ini dimaksudkan agar suasana
kealamiahan kelas lebih terjamin, dan siswa tidak merasa sedang dilibatkan dalam
proses eksperimentasi.
C. Pengumpulan dan Analisis Data
Studi ini menghimpun tiga macam data, yaitu: 1) isi dokumen, 2) hasil
judgment
terhadap isi dokumen dan kebutuhan terhadap model pengajaran IPS-Geografi yang
bermuatan Iptek dan Imtak, dan 3) skor tes hasil belajar IPS-Geografi yang bermuatan
Iptek dan Imtak. Data yang terkait dengan isi dokumen diperoleh berdasarkan hasil
analisis isi. Data ini berisi konsep-konsep Iptek utama tentang IPS-Geografi,
Konsep-konsep utama IPS-Geografi yang bersumber dari Alqur'an, Al Hadits, dan pendapat
jCara ulama yang andal
(mu'tabaroh);
integrasi konsep-konsep Iptek dan Imtak,
elaborasi dari konsep-konsep utama atau konsep-konsep umum IPS-Geografi yang
bermuatan Iptek dan Imtak; dan peta konsep IPS-Geografi yang bermuatan Iptek dan
Imtak yang tertuang dalam model advance organizers ekspositoris dan komparatif.
Data hasil
judgment
adalah hasil penilaian guru terhadap keseluruhan data isi
dokumen dari hasil analisis isi, dan apa-apa yang dibutuhkan dalam rangka
pengembangan model penerapan advance organizers untuk mengajarkan IPS-Geografi
yang bermuatan Iptek dan Imtak. Adapun skor tes adalah skor yang diperoleh dari
hasil tes prestasi belajar pelajaran IPS-Geografi yang bermuatan konsep-konsep Iptek
dan Imtak yang tesnya dilaksanakan setelah siswa mengikuti pelajaran dengan model
yang diujicobakan.
Untuk mengumpulkan data jenis pertama digunakan analisis isi
(content analysis)
dan
data jenis kedua dilakukan wawancara mendalam atau
depth interview:
Adapun
peng'impulan data jenis ketiga digunakan tes. Analisis data terhadap data kualitatif,
yaitu data hasil analisis isi dan hasil wawancara mendalam, dilakukan dengan
logical
judgment,
yakni dengan membuat penilaian yang bersifat logis terhadap data dengan
mengikuti alur kerangka analisis yang dibuat oleh peneliti (Codray, 1986). Adapun
analisis data kuantitatif, yang berupa skor tes hasil belajar dianalisis dengan metode
• statistika Analisis Variansi dengan
Latin Squares
atau bujur sangkar latin. Hasil
analisis ini selajutnya dijadikan dasar dalam pembahasan hasil penelitian, sebagaimana
BABV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Dalam bab 5 ini akan diketengahkan kesimpulan dan rekomendasi penelitian.
Kesimpulan dimaksudkan unmk mengkompilasi intisari hasil penelitian dan
pembahasannya. Sedangkan rekomendasi dimaksudkan unmk mengutarakan beberapa
saran untuk perbaikan kepada berbagai pihak terkait setelah mendapatkan kejelasan dari
hasil penelitian.
A. Kesimpulan
Kesimpulan-kesimpulan yang dapat ditarik dari uraian hasil smdi dan pembahasannya
adalah sebagai berikut:
1. Dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa yang terkait dengan konsep-konsep
IPS-Geografi yang bermuatan Iptek dan Imtak di Madrasah Aliyah, konsep-konsep
yang menjadi bahan pelajaran dalam kurikulum bisa disusun secara hirarkis
sehingga membentuk peta konsep. Dengan penyusunan konsep secara hirarkis
keterkaitan antara konsep-konsep beserta jabarannya, baik konsep-konsep umum
maupun konsep-konsep khusus, dapat terlihat secara jelas sehingga membantu
memudahkan, baik dalam mengajarkan maupun dalam mempelajarinya.
2. Pengajaran Geografi di Madrasah Aliyah kadang-kadang memasukkan unsur-unsur
Imtak meskipun belum terpola dan penyajiannya belum sistematis. Ini disebabkan
guru belum memiliki rujukan yang secara khusus bisa digunakan sebagai acuan dan
belum adanya tuntutan kurikulum. Dengan demikian, dari hasil belajar siswa yang
dapat teridentifikasi baru yang terkait dengan penguasaan konsep-konsep Iptek,
belum sampai kepada konsep-konsep Iptek Geografi yang diintegrasikan dengan
konsep-konsep Imtak.
3. Kondisi di Madrasah Aliyah bisa memungkinkan unmk diterapkannya pelaksanaan
pengajaran Geografi yang mengintegrasikan Iptek dan Imtak dengan hasil optimal.
Ini dimungkinkan karena sebagian besar siswa adalah lulusan Madrasah
Tsanawiyah, dan guru-guru pelajaran Geografi yang ada memahami konsep-konsep
Islam yang memungkinkannya untuk mempersiapkan pengajaran seperti itu.
4. Pelaksanaan pengajaran yang menerapkan
advance organizers
dalam mengajarkan
konsep-konsep Iptek Geografi yang bermuatan Imtak di Madrasah Aliyah
pengorganisasian materinya bisa menggunakan model
expository
ataupun
comparative organizers.
Materi pelajaran yang diorganisasi menggunakan model
expository menekankan pada uraian materi itu semata-mata sesuai dengan susunan
hirarkis konsep-konsep. Adapun materi yang diorganisasi menggunakan model
comparative selain menekankan uraian sebagaimana dalam expository juga pada
setiap uraian konsep diajukan perbandingannya dengan konsep-konsep yang telah
diketahui atau telah dipelajari oleh siswa.
5. Perbedaan model pengorganisasian materi pelajaran dalam rangka penerapan
advance organizers membawa implikasi kepada perbedaan dalam rancangan
kegiatan belajar dalam desain sistem pembelajaran dan proses penyajian materi itu
sendiri dalam proses belajar mengajar.
6. Model pengorganisasian materi
expository
maupun
comparative
lebih efektif
digunakan dalam menerapkan
advance organizers
dalam mengajarkan
konsep-konsep Geografi yang bermuatan Iptek dan Imtak.
B. Rekomendasi
Jenis penelitian ini adalah smdi pengembangan dengan topik
"Pengembangan Model
Pengorganisasian Materi Pelajaran dengan Menerapkan Advance Organizers dalam
Mengajarkan konsep Ilmu Sosial yang Bermuatan Iptek dan ImtaX\
Hasil dari
penelitian
ini diharapkan
dapat
memberi
sumbangan,
khususnya dalam
pengembangan kurikulum Madrasah Aliyah yang mengintegrasikan unsur-unsur Iptek
dan Imtak, serta strategi belajar mengajar di Madrasah Aliyah yang merupakan
sekolah umum yang berciri khas Islam. Terutama model pemetaan konsep ilmu sosial
yang mengintegrasikan unsur-unsur Iptek-Imtak dan pelaksanaan pengajarannya
dengan
advance organizers.
Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberi
sumbangan kepada pengembangan propesi guru Madrasah Aliyah, terutama yang
terkait dengan peningkatan mutu dan keefektifan pengajaran yang dilakukannya, yang
diharuskan mempunyai kemampuan untuk mengaitkan mata pelajaran dasar-dasar
Iptek dengan dasar-dasar keimanan dan ketakwaan.
Berikut diajukan
beberapa
rekomendasi dan ditujukan kepada berbagai pihak, yaim:
Dirjen
Pembinaan Kelembagaan
Agama Islam Departemen Agama, Direktorat
Keguruan Agama
Islam, Guru
dan Kepala Sekolah.
1. Rekomendasi kepada Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama
Islam (Dirjen Binbaga Islam) Departemen Agama
Untuk lebih mendukung pelaksanaan pembinaan nilai keimanan dan ketakwaan
sebagai wujud dari ciri khas Sekolah Menengah Umum berciri khas Islam, sesuai
dengan tujuan institusional Madrasah Aliyah, diperiukan suatu kebijakan
(policy)
yang
dibuat oleh pemerintah khususnya Dirjen Binbaga Islam, dapat
mendesimenasikan upaya pengitegrasian Imtak dan Iptek dalam implementasi
kurikulum Madrasah Aliyah. Kebijakan yang diperiukan harus bersifat operasional,
sehingga
memudahkan
para pelaku
pendidikan di
lapangan
untuk
merealisasikannya.
Pengintegrasian konsep-konsep Iptek dan Imtak dalam mata pelajaran di Madrasah
Aliyah termasuk pelajaran Geografi agar lebih terpola. Disarankan agar kurikulum
mikro pelajaran-pelajaran tersebut diorganisasikan secara hirarkis dan dalam
penjabarannya unsur-unsur Imtak tersebut dirumuskan dalam kurikulum mikro. Ini
akan memandu guru untuk melaksanakan kurikulum secara lebih efektif, terutama
dengan mengintegrasikan Iptek dan Imtak.
2. Rekomendasi kepada Direktorat Pembinaan Perguruan Agama Islam
(Dirbinrua Islam)
Upaya peningkatan kemampuan profesional guru-guru Madrasah Aliyah seharusnya
tidak mengabaikan upaya peningkatan kemampuan guru di bidang metodologi.
Melalui kegiatan-kegiatan semacam ini, juga bisa dilakukan sosialisasi penggunaan
advance organizers
dengan model-model pengorganisasian materinya, baik
expository
maupun
comparative,
sehingga para guru mampu menggunakan model
mengajar ini dalam pelaksanaan proses belajar mengajarnya.
3. Rekomendasi kepada Guru
Peningkatan hasil belajar siswa
Madrasah
Aliyah yang terkait dengan penguasaan
dasar-dasar Iptek termasuk
yang terkait dengan penguasaan konsep-konsep
IPS-Geografi,
seharusnya tidak
mengabaikan unsur-unsur Imtak. Untuk itu diperiukan
upaya terns menerus dari pihak guru dalam meningkatkan mum pembelajaran,
diantaranya dengan menerapkan
advance organizers.
Advance Organizers
adalah model mengajar pemrosesan informasi dengan terlebih
dahulu siswa diberi
organizers
yang berupa struktur konsep materi, berupa konsep
Iptek dan Imtak
(expository organizers)
yang kemudian ditindak lanjuti dengan
model
comparative organizers
sehingga siswa diharapkan mampu menguasai
konsep-konsep Iptek dan Imtak dari materi pelajaran yang diberikan, untuk dapat
dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam rangka penerapan
advance
organizers
guru-guru seharusnya menguasai prosedur dan teknik yang terkait
dengan pengembangan desain pembelajaran maupun pelaksanaan pembelajaran,
baik dengan menggunakan
expository
maupun
comparative organizers.
4. Rekomendasi kepada kepala Sekolah
Kepala sekolah sebagai pembina guru-guru dilingkungan pekerjaannya mempunyai
peranan yang sangat penting berkenaan dengan pengembangan model
pengorganisasian materi pelajaran dengan menerapkan
advance organizers
dalam
mengajarkan konsep ilmu sosial yang bermuatan Iptek dan Imtak. Untuk itu Kepala
Sekolah hendaknya: (1) memberi peluang yang sebesar-besarriya bagi guru unmk
mengembangkan pengembangan model pengorganisasian materi pelajaran dengan
menerapkan
advance organizers; (2)
ikut menyebarluaskan model pengorganisasian
materi pelajaran dengan menerapkan
advance organizers
dalam mengajarkan
konsep ilmu sosial yang bermuatan Iptek dan Imtak melalui Kelompok Kerja
5. Rekomendasi kepada peneliti selanjutnya
Hasil penelitian ini t,elah mampu mengembangkan model pengorganisasian materi
pelajaran dengan menerapkan
advance organizers
dalam mengajarkan konsep ilmu
sosial yang bermuatan Iptek dan Imtak serta strategi belajar mengajar di Madrasah
Aliyah yang merupakan sekolah umum yang berciri khas-'lslam, khususnya dalam
mata pelajaran Geografi di kelas 1. Namun, mengingat keterbatasan bidang smdi
yang menjadi objek eksperimen, maka diantisipasikan hasilnya masih belum dapat
digeneralisasi kedalam lingkup yang lebih luas, baik dalam penggunaan sampel
maupun jenis-jenis mata pelajaran. Untuk im kepada peneliti berikutnya agar
melanjutkan penelitian dengan lingkup yang lebih luas dan dapat mengungkap
segi-segi terkait dengan pengaruh penggunaan model
advance organizers
dalam mata
DAFTAR PUSTAKA
Abdulah, Abdurahman Saleh, 1990,
Teori-teori Pendidikan Berdasarkan
Al-Qur 'an,
Jakarta: Rineka Cipta.
Achmady, Z. A., (1996).
Peningkatan Mutu Pendidikan pada Perguruan Agama
Islam.
Makalah Diskusi Panel. Jakarta: Dirjen Dikdasmen, Depdikbud.
Ahmad Sanusi, 1990,
Strategi Kurikulum Menuju penungkatan Keimanan dan
Ketakwaan,
Makalah seminar Imtak
di IAIN SGD
Bandung.
Al-Maraghi,
Ahmad Musthofa, Tafsir Al-Maraghi, Cetakan ke-3, Juz I.
Ausubel, D. P., et al., (1978).
Educational Psychology: ACognitive View.
New
York, NY.: Holt, Rinehart, and Wiston.
Bell - Gradler, Margaret E, (1986).
Learning and Instruction; Theory Into
Pratice.
New York, NY: Macmillan Publishing Company.
Bukhari, Imam A1-'Aim, 1979,
'Umdatul Qaary,
Libanon: Darul Figri.
Campble, D.T. and Sanley, J.C. (1963;.
Experimental and'Quasi Experimental
Designfor Research.
Chicago, IL.: Rand Mc Nally College Publishing Co.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, (1995).
Garis-Garis Besar Program
Pengajaran^Jakarta.
Djawad
Dahlan, HM., 1988,
Posisi Bimbingan penyuluhan Pendidikan dalam
Rangka ilmu Pendidikan,
Pidato Pengukuhan Jabatan
Guru
Besar dalam
Pendidikan di FIP IKIPBandung.Dick, W. &Carrey, L (1990).
The Systematic Design of instruction,
Florida:
Harper Collins Publisher.
Direktorat Pembinaan Perguruan Agama Islam, Dirjen Binbaga Islam, (1966).
Peningkatan Mutu Madrasah Aliyah (PPMA).
Jakarta: Departemen Agama.
Djamari (1994),
Pendidikan Geografi yang Berwawasan Keimanan dan
Ketakwaan.
Teks Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Ilmu
Pendidikan Geografi pada FPIPS IKIP Bandung. Bandung: IKIP.
Gagne, R.M. and Briggs, L.J., (1979).
Principles of Instructional Design,
New
York: Holt & Rinehart.
Gange.E.D. 1985.
The Cognitive Psychology of School learning.
Boston: Little
Brown.
Gradler. M.E., (1986).
Learning and Instruction,
New York :Mc Millan Publ.Co.
Gagne. R.M., (1977).
The Conditions ofLearning^™
York :Holt, Rinehart and
Hasan, Hamid S., (1995). Inovasi dalam Kurikulum Dikdasmen '94. Makalah
Seminar, PPS IKIP Bandung.
Hasan Walinono, (1990). Konpep Manusia Beriman dan Bertaqwa Sebagaimana
Tercantum dalam UUSPN. Makalah Seminar IMTAK. Bandung: IAIN Sunan Gunung Djati.
Ibnu Katsier, Ismail, (1993). Tafsir Al Quran Al 'Adhim Juz' I. Libanon: Darul
Ma'rifat.
Jalaluddin Rahkhmat, (1995,). Renungan-Renungan Sufistik;' Membuka Tirai Keghaiban,Bandung: Mizan.
Jalaluddin & Usman, Said., (1994). Filsafat Pendidikan Islam; Konsep dan Perkembangan Pemikirannya,Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Joice, B. and Weil, M., (1972). Models of Teaching. Englewood , N.J.: Prentice
Hall Inc.
Joice, Bruce, Weil, Marsha, and Showers, Beverly, (1992). Models of Teaching. Boston, MA: Allyn and Bacon.
Klausmeier, HJ. 1977."Educational experience and cognitive development",
Educational Psychologist. 12(2), 179-196.
Lawton J.T. and Wanska, S.K. 1977."Advanted organizers asa a teaching strategy: A reply to Barnesand Clawson",Review ofEducational Resseach,
47,233-244.
Mc Niff, Jean, (1995). Action Research Principles and Practice. New York:
Routledge.
Meyer, R.E. 1979." Can advenced organizers influence meaningful learning?"
Review ofEducationalResearch,49, 371-383.
Nana Syaodih S.,(1997).Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung:
PT.Remaja Rosdakarya.
Novak, I. D., (1979). The Theory ofEducation.Ithaca: Cornell University Press.. Novak, I. D., and Gowin, D. B., (1985). Learning How to Learn. New York:
Cambridge University Press.
Soelaeman, M.I., (1977). Penghampiran Penomena Logis Terhadap Pendidikan.
Bandung : IKIP Bandung.
Soelaeman, M.I., (1985). Suatu Upaya Pendekatan Terhadap Situasi Kehidupan dan Pendidikan dalam Keluarga dan Sekolah. Bandung : Desertasr'fPS
IKIP Bandung.
Soelaeman, M.I., (1988).
Suatu Telaah Tentang Manusia-Religi-Pendidikan.
Jakarta: Dirjen Dikti, Depdikbud.
Syafii Maarif, dkk., (1991).
Pendidikan Islam sebagai Paradigma Pembebasan.
Yogyakarta : Tiara Wacana Yogya.Tisna Amidjaja, D.A., 1992,
Iman, Ilmu, dan Amal,
Penyunting Endang Saefudin
Anshari, Jakarta: Rajawali Press.
Tyler, R.W., (1975).
Basic Principles of Curricullum and Instruction^
Chicago:
The University of Chicago Press.
Undang-undang Republik Indonesia No. 2 tahun 1989 Tentang Sistem Pendidikan
dan Penjelasannya.
Wardiman Djoyonegoro, 1993,
Teks Pidato Pengukuhan Guru Besar Bidang
Matematika,Bandung: Unpad.
Zais, R.S., (1976).
Curriculum Principles and Fondations,
New York: Harper and
Row Publisher.Zakiyah Daradjat, 1977,
Membina Nilai-nilai Moral diIndonesia ,
Jakarta: Bulan
Bintang.
Zakiyah Daradjat, 1980,
Psikologi Agama,
Jakarta: Bulan Bintang.