EFEKTIVITAS PENGGUNAAN GESTURE (GERAK ISYARAT) DALAM PENGAJARAN VERBA (DOUSHI) DI KELAS XI
SMAN 1 LEMBANG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Bahasa Jepang
Disusun Oleh : DIAN ANGELLA
0902462
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JEPANG FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN GESTURE (GERAK ISYARAT) DALAM PENGAJARAN VERBA (DOUSHI) DI KELAS XI
SMAN 1 LEMBANG
Oleh Dian Angella
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
© Dian Angella 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
September 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
LEMBAR PENGESAHAN
Judul : Efektivitas Penggunaan Gesture (Gerak Isyarat) dalam Pengajaran Verba
(Doushi) di Kelas XI SMAN 1 Lembang
Nama : Dian Angella
NIM : 0902462
Disetujui dan disahkan oleh :
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Mulyana Adimihardja, M. Ed Drs. H. Sudjianto, M. Hum NIP. 194906301980031001 NIP. 195906051985031004
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN GESTURE (GERAK ISYARAT) DALAM PENGAJARAN VERBA (DOUSHI) DI KELAS XI SMAN 1 LEMBANG
Dian Angella 0902462
ABSTRAK
Salah satu kelas kata dalam bahasa Jepang yang harus dikuasai oleh pembelajar adalah verba (doushi). Namun, saat proses pembelajarannya banyak siswa yang mengalami kesulitan. Maka salah satu cara untuk mengatasi kesulitan tersebut yaitu dengan menggunakan teknik pengajaran yang tepat yaitu dengan menggunakan gesture. Oleh karena itu, guna meningkatkan kemampuan verba siswa tersebut, penulis melakukan penelitian mengenai “Efektivitas Penggunaan Gesture (Gerak Isyarat) dalam Pengajaran Verba (Doushi) di Kelas XI SMAN 1 Lembang”. Berdasarkan hasil analisis data, nilai rata-rata postest siswa kelas kontrol adalah sebesar 63,75 dan nilai rata-rata postest siswa kelas eksperimen adalah sebesar 84,3. Hal ini ditunjukan dengan nilai (4,72) nilai (2,71). Dengan demikian, hipotesis kerja (Hk) diterima dan penggunaan gesture efektif dalam pengajaran verba (doushi). Serta dari hasil angket yang menyatakan bahwa hampir seluruh siswa menyukai penggunaan gesture dalam pengajaran verba.
EFFECTIVENESS OF GESTURE (BODY LANGUAGE) IN TEACHING VERB (DOUSHI) CLASS XI AT SENIOR HIGH SCHOOL 1 LEMBANG
DIAN ANGELLA
Japanese Language of Education
Faculty of Language and Art of Education
ABSTRACT
One of word class in Japanese language that must be have by student is verb (doushi). However, during the process of learning a lot of students have difficulty. The one way to over come this difficulties by using appropriate learning techniques by using gesture. So that, to increasing a student skill in learning verb, the writer doing a research about
“Effectiveness of Gesture in Teaching Verb (Doushi) Class XI at Senior High School 1 Lembang”. Based on analysis of data, mean of postest student of control class that didn’t give a treatment is 63,75 and mean of
postest student of experiment class that give a treatment is 84,3. This results showed by the (4,72) > (2,71). The conclusion that have a different significantly between the result of postest experiment class and control class so the work hypotheses accepted and gesture is effective in teaching verb. And the result of questionnaire almost all of student like a gesture in teaching verb.
DAFTAR ISI
1.4 Definisi Operasional...…... 6
1.5 Anggapan Dasar dan Hipotesis... 7
1.6 Metode Penelitian... 7
1.7 Sistematika Penulisan... 10
BAB II LANDASAN TEORITIS... 11
2.1 Pengertian Pembelajaran dan Pengajaran... 11
2.2 Hasil Belajar... 12
2.3 Pendekatan, Metode, dan Teknik Pembelajaran... 13
2.4 Gesture... 14
2.5 Kelas Kata dalam Bahasa Jepang... 18
BAB III METODE PENELITIAN...… 26
3.1 Metode Penelitian ......…………...………...26
3.2 Populasi dan Sampel... 28
3.3 Instrumen Penelitian... 28
3.4 Teknik Pengolahan Data... 29
3.5 Analisis Butir Soal, Validitas dan Reabilitas Instrumen... 33
3.6 Prosedur Pelaksanaan Penelitian... 36
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN...………... 46
4.1 Dekskripsi Data Postest…………...……...46
4.2 Pengolahan Data Postest... 47
4.3 Pengolahan Data Angket... 51
BAB V SIMPULAN DAN SARAN...………... 62
5.1 Simpulan......…………...62
5.2 Saran... 62
DAFTAR PUSTAKA... 64
LAMPIRAN-LAMPIRAN : A. SURAT KEPUTUSAN PENGESAHAN JUDUL DAN DOSEN PEMBIMBING SKRIPSI... 67
B. SURAT IZIN PENELITIAN... 69
C. SURAT KETERANGAN PENELITIAN... 70
D. EXPERT JUDGEMENT... 71
E. INSTRUMEN TES... 72
F. KUNCI JAWABAN INSTRUMEN TES... 73
G. INSTRUMEN ANGKET... 74
H. ANALISIS BUTIR SOAL, VALIDITAS DAN REABILITAS INSTRUMEN TES... 77
I. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS EKSPERIMEN... 89
J. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS KONTROL... 131
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Bahasa Jepang merupakan mata pelajaran pilihan (muatan lokal) di
sekolah yang berfungsi sebagai alat pengembangan diri siswa dalam bidang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya yang sekarang ini sudah
banyak masuk ke sekolah-sekolah. “Penyelenggaraan pendidikan bahasa
Jepang di Indonesia sudah dimulai sebelum zaman pendudukan Jepang, tetapi
penyelenggaraan secara formal di sekolah-sekolah atau perguruan tinggi
dimulai tahun 60-an...” (Sutedi, 2009:13).
Pengajaran bahasa Jepang umumnya diperuntukan agar pembelajar
mampu berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Jepang. Ada dua
tuntutan dalam berkomunikasi, yaitu mampu berkomunikasi secara lisan dan
tulisan. Akan tetapi saat proses pembelajarannya, banyak siswa yang
mengalami kesulitan. Salah satu cara untuk mengatasi kesulitan tersebut yaitu
dengan menggunakan teknik pengajaran yang tepat. Suyakto (1989:9)
mengemukakan bahwa teknik pengajaran adalah tingkat yang menguraikan
prosedur-prosedur tersendiri dan terperinci tentang cara pengajaran bahasa di
dalam kelas. Teknik pengajaran ini haruslah konsisten dengan metode
pembelajaran dan oleh karena itu harus selaras dan juga serasi dengan
pendekatan pembelajaran.
Maka dari itu, untuk meningkatkan kualitas belajar mengajar sehingga
dapat meningkatkan minat, aktivitas, dan motivasi siswa diperlukan suatu
teknik pengajaran yang tepat. Salah satunya yaitu dengan menggunakan
gesture. Gerak isyarat atau gesture adalah tanda yang dilakukan dengan
gerakan anggota badan, dan tidak bersifat imperatif... (Chaer, 2003:41). Yang
dimaksud dengan bersifat imperatif yaitu bersifat memerintah atau memberi
komando. Misalnya, seseorang yang memperagakan kegiatan makan, orang
tangannya, tangan yang satu memperagakan seperti memegang
piring/mangkok dan tangan yang satunya lagi bergerak seperti memasukan
makanan ke dalam mulut. Dalam hal ini, alat yang dapat digunakan untuk
memasukan makanan ke dalam mulut bisa dengan sumpit, sendok dan
lain-lain. Di sini bukan hanya mengunakan gesture, tetapi mimik wajah pun
digunakan. Jadi, gesture adalah gerakan-gerakan anggota badan tertentu yang
memperagakan suatu aktivitas. Gesture tersebut akan digunakan dalam
pengajaran verba (doushi) bahasa Jepang. Doushi adalah salah satu jenis kata
dalam bahasa Jepang yang dengan sendirinya dapat menjadi predikat
(Sudjianto dan Dahidi, 2007:149).
Kelas kata bahasa Jepang dapat diklasifikasikan ke dalam 10 kelompok,
yaitu doushi (verba), i-keiyooshi/keiyooshi (ajektiva-i),
na-keiyooshi/keiyoodoushi (ajektiva-na), meishi (nomina), fukushi (adverbia),
rentaishi (prenomina), setsuzokushi (konjungsi), kandoushi (interjeksi),
jodoushi (verba bantu), joshi (partikel) (Sudjianto dan Dahidi, 2007:15). Dari
10 kelompok kelas kata tersebut, yang akan penulis teliti adalah doushi
(verba). Doushi merupakan jenis kata yang digunakan untuk mengungkapkan
aktivitas, keberadaan atau keaadan sesuatu.
Contoh penggunaan gesture pada pengajaran verba (doushi) dalam
konteks kalimat di antaranya sebagai berikut :
1. watashi wa pan o ...(tabemasu)
2. A san wa koohii o...(nomimasu)
3. B san wa terebi o... (mimasu)
4. C san wa rajio o... (kikimasu)
Pada titik-titik di atas tersebut guru melakukan gesture sesuai dengan
konteks kalimat di depan siswa, guna membantu siswa dalam melengkapi
konteks kalimat tersebut. Kemudian, siswa menjawab secara lisan/tulisan
sesuai dengan apa yang telah diperagakan.
Dalam hal ini siswa dituntut tidak hanya memiliki kemampuan dalam
aspek berbicara, tetapi dalam aspek menulis, mendengar, dan membaca.
Menurut Sutedi (2009:39), pembelajar bahasa Jepang dituntut untuk
menguasai keempat keterampilan berbahasa mulai dari mendengar (kiku
ginou), berbicara (hanasu ginou), membaca (yomu ginou), dan menulis (kaku
ginou).
Berdasarkan penjelasan di atas, dalam aspek mendengar dapat dilihat
ketika siswa mendengarkan guru tersebut mengutarakan suatu konteks
kalimat. Dalam aspek berbicara dapat dilihat ketika siswa menjawab secara
lisan konteks kalimat tersebut. Dalam aspek membaca dapat dilihat ketika
siswa tersebut membacakan kembali konteks kalimat tersebut berserta
jawabannya. Dan dalam aspek menulis dapat dilihat ketika siswa menuliskan
konteks kalimat tersebut beserta jawabannya.
Upaya tersebut di atas, agar mempermudah siswa dalam mempelajari
verba (doushi) dan kegiatan belajar mengajar menjadi kegiatan yang menarik,
sehingga pengajaran bahasa Jepang tidak monoton dan tidak mudah
dilupakan.
Dengan dilatar belakangi penjelasan di atas, penulis akan melakukan
penelitian dengan judul “Efektivitas Penggunaan Gesture (Gerak Isyarat)
dalam Pengajaran Verba (Doushi) di Kelas XI SMAN 1 Lembang”.
1.2 Rumusan dan Batasan Masalah 1.2.1 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan
masalah penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimanakah tingkat kemampuan verba (doushi) siswa kelas XI
SMAN 1 Lembang setelah diberikan latihan dengan menggunakan
gesture?
2. Bagaimanakah tingkat kemampuan verba (doushi) siswa kelas XI
SMAN 1 Lembang setelah diberikan latihan tanpa menggunakan
3. Adakah perbedaan kemampuan verba (doushi) siswa kelas XI
yang diberi latihan dengan menggunakan gesture dan latihan tanpa
menggunakan gesture?
4. Bagaimana tanggapan siswa terhadap penggunaan gesture dalam
pengajaran verba (doushi)?
1.2.2 Batasan Masalah
Pembatasan penelitian sangat diperlukan agar masalah yang diteliti
lebih terarah. Sebagaimana dikemukakan oleh Surakhmad (1990:36)
bahwa :
Pembatasan ini diperlukan bukan saja untuk memudahkan atau menyederhanakan masalah bagi penyelidik tetapi juga untuk dapat menetapkan terlebih dahulu segala sesuatu yang diperlukan untuk pemecahannya: tenaga, kecekatan, waktu, biaya, dan lain sebagainya yang timbul dari rencana tersebut.
Berdasar pada penjelasan di atas, maka batasan masalah dalam
penelitian ini adalah :
1. Verba (doushi) yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah verba
yang terdapat dalam Buku Pelajaran Bahasa Jepang “Sakura” Jilid 2
bab 23, 24, 27, 28, 30, 38.
2. Verba (doushi) tersebut dalam bentuk masu.
3. Gesture yang akan digunakan dalam pengajaran verba (doushi).
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas, maka tujuan penelitian ini
adalah :
1. Untuk mengetahui tingkat kemampuan verba (doushi) siswa kelas XI
SMAN 1 Lembang setelah diberikan latihan dengan menggunakan
2. Untuk mengetahui tingkat kemampuan verba (doushi) siswa kelas XI
SMAN 1 Lembang setelah diberikan latihan tanpa menggunakan
gesture.
3. Untuk mengetahui perbedaan kemampuan verba (doushi) siswa kelas
XI yang diberi latihan dengan menggunakan gesture dan latihan
tanpa menggunakan gesture.
4. Untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap penggunaan gesture
dalam pengajaran verba (doushi).
1.3.2 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu :
1.3.2.1 Manfaat Teoritis
1. Dapat mengetahui tingkat kemampuan siswa kelas XI
SMAN 1 Lembang dalam menguasai verba (doushi) setelah
diberikan latihan dengan menggunakan gesture.
2. Dapat mengetahui tingkat kemampuan siswa kelas XI
SMAN 1 Lembang dalam menguasai verba (doushi) setelah
diberikan latihan tanpa menggunakan gesture.
3. Dapat mengetahui perbedaan yang signifikan antara
kemampuan siswa yang diberikan latihan dengan
menggunakan gesture dan siswa yang diberikan latihan
tanpa menggunakan gesture.
4. Dapat mengetahui tanggapan siswa terhadap penggunaan
gesture dalam pengajaran verba (doushi) tersebut.
1.3.2.2 Manfaat Praktis
1. Bagi pembaca diharapkan dapat menambah wawasan dan
pengetahuan
2. Bagi siswa diharapkan dapat memahami dengan mudah
verba (doushi) dan meningkatkan minat siswa dalam belajar
3. Bagi guru dapat meningkatkan kinerja dalam bidangnya
secara profesional
4. Bagi lembaga dapat meningkatkan kualitas pendidikan
bahasa Jepang
1.4 Definisi Operasional
1. Gerak isyarat atau gesture adalah tanda yang dilakukan dengan gerakan
anggota badan, dan tidak bersifat imperatif... (Chaer, 2003 : 41). Yang
dimaksud dengan bersifat imperatif yaitu bersifat memerintah atau
memberi komando. Dalam penelitian ini penulis menggunakan gesture
yaitu teknik pembelajaran yang digunakan sebagai treatment atau
perlakuan untuk melihat ada atau tidaknya perbedaan antara siswa yang
menggunakan teknik pembelajaran ini dan siswa yang tanpa menggunakan
teknik pembelajaran ini. Siswa dengan melihat gesture tersebut agar dapat
mempermudah dalam penguasaan verba (doushi) pada konteks kalimat.
2. Doushi (verba) adalah salah satu kelas kata dalam bahasa Jepang, sama
dengan adjektiva-i dan adjektiva-na menjadi salah satu jenis yoogen. Kelas
kata ini dipakai untuk menyatakan aktivitas, keberadaan atau keadaan
sesuatu. Doushi dapat mengalami perubahan dan dengan sendirinya dapat
menjadi predikat (yoogen) Nomura (Sudjianto dan Dahidi, 2007:149).
Doushi termasuk jiritsugo (tango/kata yang dapat berdiri sendiri dan dapat
menunjukkan arti tertentu), dapat membentuk sebuah bunsetsu (sebagai
satuan kalimat yang lebih besar dari pada tango/kata yang pada akhirnya
membentuk sebuah kalimat (bun)) walau tanpa bantuan kelas kata lain,
dan dapat menjadi predikat bahkan dengan sendirinya memiliki potensi
untuk menjadi sebuah kalimat. Selain itu, verba juga dapat menjadi
keterangan bagi kelas kata lainnya pada sebuah kalimat, dalam bentuk
kamus selalu diakhiri dengan vokal /u/, dan memiliki bentuk perintah
1.5 Anggapan Dasar dan Hipotesis 1.5.1 Anggapan Dasar
Dalam penelitian ini penulis mengemukakan anggapan dasar yaitu,
kemampuan siswa dalam menguasai verba (doushi) dapat ditingkatkan
dengan latihan menggunakan gesture, karena teknik pembelajaran ini
dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran
sehingga dapat meningkatkan hasil belajar dan kemampuan menguasai
verba (doushi) bahasa Jepang siswa.
1.5.2 Hipotesis
Berdasarkan pada paparan permasalahan di atas, hipotesis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Hipotesis Kerja (Hk) : Adanya perbedaan yang signifikan antara
kemampuan siswa yang diberikan latihan
dengan menggunakan gesture dan siswa yang
diberikan latihan tanpa menggunakan gesture.
2. Hipotesis Nol (Ho) : Tidak adanya perbedaan yang signifikan
antara kemampuan siswa yang diberikan
Penelitian eksperimental merupakan penelitian murni, karena di
dalamnya kegiatan mengontrol, memanipulasi, dan observasi semuanya
dilakukan (Sutedi, 2009:22). Penelitian eksperimental atau penelitian
uji coba merupakan salah satu metode yang sering digunakan dalam
bidang pengajaran. Tujuan metode ini yaitu untuk menguji efektivitas
dan efisiensi dari suatu teknik pengajaran dan pembelajaran, yang akan
kelas kontrol. Pada kelas eksperimen pengajaran verba (doushi) dengan
menggunakan gesture, sedangkan pada kelas kontrol tidak.
Metode lain yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian kepustakaan (library research), yaitu suatu bentuk penelitian
dengan tujuan untuk mendapatkan data yang menunjang yang diperoleh
dengan cara membaca dan mempelajari buku-buku, atau surat kabar
atau literatur-literatur yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
1.6.2 Populasi dan Sampel Penelitian
Manusia yang dijadikan sebagai sumber data disebut populasi
penelitian, kemudian sebagian dari populasi tersebut yang dianggap
bisa mewakili seluruh karakter dari populasi yang ada dapat dipilih
untuk dijadikan subjek penelitian. Subjek penelitian tersebut disebut
sampel. Jadi, sampel adalah bagian dari populasi yang dianggap
mewakili untuk dijadikan sumber data. Proses penentuan sampel dari
sejumlah populasi yang ada disebut dengan teknik penyampelan (tecnik
sampling) (Sutedi, 2009: 179).
Berdasarkan penjelasan di atas, maka peneliti mengambil
populasinya yaitu seluruh siswa kelas XI di SMAN 1 Lembang.
Sedangkan, untuk sampelnya adalah siswa kelas XI IPA 4 yang
berjumlah 20 orang sebagai kelas eksperimen, dan siswa kelas XI IPA 3
yang berjumlah 20 orang sebagai kelas kontrol. Dan teknik
samplingnya adalah Teknik Random. Teknik ini dikenal dengan teknik
secara acak. Artinya kita bisa memilih sampel dari populasi dengan cara
acak seperti dengan mengundi dan sebagainya.
1.6.3 Instrumen Penelitian
Dalam pengumpulan data perlu adanya instrumen atau alat tertentu
yang sejalan dengan masalah tentang metode penelitian. Instrumen
penelitian yaitu alat yang digunakan untuk mengumpulkan atau
(Sutedi, 2009 : 155). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah yang berbentuk tes dan non tes.
Menurut Sutedi (2009 : 157), tes merupakan alat ukur yang
biasanya digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa setelah selesai
satu satuan program pengajaran tertentu.
Tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes tulisan. Tes
tulisan berupa bentuk tes objektif yaitu, completion (menyelesaikan
kalimat/isian pendek).
Sedangkan non tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah
angket, yaitu salah satu instrumen pengumpulan data penelitian yang
diberikan kepada siswa untuk mendapatkan informasi atau keterangan
siswa. Dalam penelitian ini dengan menggunakan jenis angket tertutup
(siswa dalam memberikan jawabannya), dan menggunakan jenis angket
langsung (informasi yang diperoleh siswa) terhadap penggunaan
gesture pada pengajaran verba (doushi) tersebut.
1.6.4 Teknik Pengolahan Data
Dalam pengolahan data penelitian ini, penulis menggunakan teknik
pengolahan data statistik komparansional dan teknik pengolahan data
angket.
Sebagaimana dikemukakan oleh Sutedi (2009 : 228) bahwa
statistik komparasional digunakan untuk menguji hipotesis yang
menyatakan ada-tidaknya perbedaan antara dua variabel (atau lebih)
yang sedang diteliti. Disini penulis menggunakan teknik pengolahan
data statistik komparansional untuk mengetahui ada-tidaknya perbedaan
hasil evaluasi antara pengajaran verba (doushi) dengan latihan
menggunakan gesture dan pengajaran verba (doushi) dengan latihan
tanpa menggunakan gesture, dan berapa besar pengaruh penerapan
penggunaan gesture dalam pengajaran verba (doushi).
Dan teknik pengolahan data angket dilakukan dengan cara melihat
1.7 Sistematika Penulisan
Skripsi yang merupakan laporan hasil penelitian ini yang secara
sistematis dibagi menjadi lima bab. Bab satu berupa pendahuluan, di
dalamnya dibahas mengenai latar belakang masalah, rumusan dan batasan
masalah, tujuan dan manfaat pelitian, definisi operasional, anggapan dasar
dan hipotesis, metode penelitian (metode penelitian, populasi dan sampel
penelitian, instrumen penelitian, teknik pengolahan data), sistematika
penulisan. Pada bab dua dibahas mengenai landasan teoritis di dalamnya di
antaranya dibahas mengenai pengertian pembelajaran dan pengajaran, hasil
belajar, pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran, gesture (latar belakang
gesture, pengertian gesture, bentuk-bentuk gesture), kelas kata dalam bahasa
Jepang (pengertian dan ciri-ciri doushi, jenis-jenis doushi, klasifikasi doushi
dalam buku sakura jilid 2, klasifikasi meishi dalam buku sakura jilid 2). Pada
bab tiga akan dibahas mengenai metode penelitian yang mencangkup metode
penelitian, populasi dan sampel, instrumen penelitian (instrumen tes, angket),
teknik pengolahan data (tes, angket), analisis butir soal, validitas, dan
reabilitas instrumen (analisis butir soal, uji validitas, uji reabilitas), prosedur
pelaksanaan penelitian. Pada bab empat akan dibahas mengenai analisis data
dan pembahasan yang mencangkup deskripsi data postest, pengolahan data
postest, pengolahan data angket, pembahasan. Sedangkan pada bab terakhir
yaitu bab lima akan dikemukakan kesimpulan dan rekomendasi sehubungan
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode penelitian adalah tata cara bagaimana suatu penelitian
dilaksanakan (method = tata cara). Metode penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode eksperimen. Jenis eksperimen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah eksperimen murni, merupakan eksperimen yang
dilaksanakan pada dua kelompok yang dipilih secara random (secara acak).
Kelompok pertama sebagai kelas eksperimen yang diberi perlakuan,
sedangkan kelompok dua sebagai kelas control tidak. Pada kelas eksperimen
pengajaran verba (doushi) dengan menggunakan gesture, sedangkan pada
kelas kontrol tidak. Penelitian dengan prosedur eksperimen murni ditempuh
dengan tahapan berikut :
1. Tahap 1, pemilihan kelas eksperimen dan kelas kontrol secara random
(secara acak).
2. Tahap 2, pelaksanaan penelitian di kelas eksperimen yaitu mengajarkan
verba (doushi) dengan menggunakan gesture.
3. Tahap 3, pelaksanaan postest di kelas eksperimen.
4. Tahap 4, pelaksanaan penelitian di kelas kontrol yaitu mengajarkan verba
(doushi) tanpa menggunakan gesture .
5. Tahap 5, pelaksanaan postest di kelas kontrol
Adapun desain penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut :
Gambar 3.1 Desain Penelitian
(http://faridanursyahidah.files.wordpress.com/2012/05/penelitian-eksperimen_farida.pdfposttest-only control group design)
Keterangan :
R : random/ acak
X : treatment/perlakuan kepada siswa (penggunaan gesture dalam
pengajaran verba (doushi))
: postest (untuk mengukur kemampuan siswa setelah diberikan
treatment dengan penggunaan gesture dalam pengajaran verba
(doushi))
: postest (untuk mengukur kemampuan siswa setelah diberikan
treatment tanpa menggunakan gesture dalam pengajaran verba
(doushi))
Rumus yang digunakan untuk menghitung efektivitas eksperimen adalah
Keterangan :
=
= mean (nilai rata-rata) variabel X
= mean (nilai rata-rata) variabel Y
= standar error perbedaan mean X dan mean Y � =
3.2 Populasi dan Sampel
Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah siswa SMA.
Populasinya adalah siswa SMAN 1 Lembang kelas XI. Selanjutnya, diambil
sampel dua kelas dari sembilan kelas yang ada, yaitu kelas XI IPA 4 sebagai
kelas eksperimen dan XI IPA 3 sebagai kelas kontrol .
Adapun alasan peneliti memilih SMAN 1 Lembang sebagai tempat
penelitian di antaranya sebagai berikut :
1. Karena saat pelaksanaan penelitian, penulis sedang menjalani Program
Pengalaman Lapangan (PPL) di SMAN 1 Lembang, sehingga untuk
kemudahan dalam pelaksanaan penelitian maka dipilihlah SMAN 1
Lembang sebagai tempat penelitian.
3.3 Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah tes dan angket.
Data dalam penelitian ini adalah tingkat kemampuan bahasa Jepang siswa,
khususnya dalam verba (doushi) bentuk masu setelah diterapkannya gesture.
3.3.1 Instrumen Tes
Tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan
untuk mengukur keterampilan pengetahuan, intelegensi, kemampuan
atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok.
http://wiliandalton.blogspot.com/2009/03/pengertian-tes-pengukuran-evaluasi-dan.html
Tes dilakukan satu kali yaitu postest yang digunakan untuk
mengetahui kemampuan siswa setelah pembelajaran di kelas
eksperimen dan di kelas kontrol.
Postest dalam bentuk soal completion (menyelesaikan
kalimat/isian pendek) dan soal yang diberikan sebanyak 15 butir soal.
Untuk soal postest di kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam
indikator dan jumlah soalnya sama. Dan penilaian hasil tes
Di bawah ini dapat dilihat bobot nilai tes soal completion
(menyelesaikan kalimat/isian pendek) :
Tabel 3.1 Bobot Nilai Tes Soal Completion Jawaban Nilai
Benar 10
Salah 0
3.3.2 Angket
Instrumen lainnya dalam penelitian ini adalah berupa angket.
Angket merupakan salah satu instrumen pengumpulan data penelitian
yang diberikan kepada siswa yang berupa daftar pertanyaan tertulis
yang disusun dan disebarkan untuk mendapatkan informasi atau
keterangan dari siswa. Dalam penelitian ini dengan menggunakan
jenis angket tertutup (siswa dalam memberikan jawabannya), dan
menggunakan jenis angket langsung (informasi yang berhubungan
dengan diri siswa) sebanyak 13 pertanyaan.
Angket ini diberikan diakhir seluruh kegiatan pembelajaran untuk
mengetahui sejauh mana tanggapan dan sikap siswa terhadap
pengajaran verba (doushi) dengan menggunakan gesture.
Pengolahan dilakukan dengan melihat presentasi jumlah jawaban
dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Menjumlahkan setiap jawaban angket
2. Menyusun frekuensi jawaban
3. Membuat tabel frekuensi
4. Menghitung presentase dari setiap jawaban
3.4 Teknik Pengolahan Data
Data yang diolah dalam penelitian ini adalah data yang berasal dari nilai
dan angket yang diberikan kepada sampel penelitian. Setelah data diperoleh,
kemudian dilakukan pengolahan data dengan perincian sebagai berikut :
3.4.1 Tes
Bentuk tes dalam penelitian ini adalah completion (menyelesaikan
kalimat/isian pendek) yang digunakan pada saat postest. Cara
penilaian bentuk completion adalah skor sama dengan jumlah jawaban
yang benar.
Rumus penskorannya adalah sebagai berikut :
Keterangan :
= skor
∑ = jumlah jawaban yang benar
Berikut ini adalah tahap-tahap pengolahan data pada penelitian ini
sebagai berikut :
1. Mencari mean kedua variabel dengan rumus :
2. Mencari standar deviasi dari variabel X dan Y dengan rumus :
Keterangan :
= standar deviasi variabel X
= standar deviasi variabel Y
∑ = jumlah siswa variabel X (di sini harus dikuadratkan)
∑ = jumlah siswa variabel Y (di sini harus dikuadratkan)
= jumlah siswa variabel X = jumlah siswa variabel Y
3. Mencari standar error mean kedua variabel tersebut dengan rumus :
Keterangan :
= standar error mean variabel X
= standar error mean variabel Y
= standar deviasi variabel X
= standar deviasi variabel Y
= jumlah siswa variabel X = jumlah siswa variabel Y
4. Mencari standar error perbedaan mean X dan mean Y dengan
rumus :
= �
− =
� −
=
Keterangan :
= standar error mean variabel X dan mean variabel Y
= standar error mean variabel X (di sini harus dikuadratkan)
= standar error mean variabel Y (di sini harus dikuadratkan)
5. Mencari nilai dengan rumus :
Keterangan :
=
= mean (nilai rata-rata) variabel X
= mean (nilai rata-rata) variabel Y
= standar error perbedaan mean X dan mean Y
6. Memberikan interpretasi terhadap nilai tersebut.
Hk : Terdapat perbedaan yang signifikan antara variabel X dan variabel Y
Ho : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara variabel X dan variabel Y
7. Membandingkan nilai dengan nilai t tabel.
Hk diterima apabila nilai
Hk ditolak apabila nilai
3.4.2. Angket
Data hasil angket dalam penelitian ini menggunakan rumus
sebagai berikut :
Keterangan :
P = presentase jawaban
f = frekuensi setiap jawaban dari responden
N = jumlah responden
(Sudjiono, 2001:40-41)
Setelah dihitung dengan menggunakan rumus di atas, kemudian
Permana menafsirkan hasil angket tersebut sebagai berikut :
Tabel 3.2 Tafsiran Analisis Hasil Angket :
Presentase Penjelasan
3.5 Analisis Butir Soal, Validitas dan Reabilitas Instrumen
Instrumen penelitian yang berupa tes sebelum digunakan perlu diuji
kelayakannya, yaitu dengan menggunakan statistik. Uji kelayakan instrumen
berupa analisis butir soal, dan uji validitas serta reabilitasnya.
3.5.1 Analisis Butir Soal
Analisis butir soal mencangkup tingkat kesukaran (TK), daya
pembeda (DP) dengan rumus sebagai berikut :
1. Analisis Tingkat Kesukaran (TK) dengan rumus : P = �
� x 100%
�= ��+ × ��− � × � �
Keterangan :
TK = tingkat kesukaran
SkA = jumlah skor jawaban kelompok atas
SkB = jumlah skor jawaban kelompok bawah
n = jumlah siswa kelompok atas atau kelompok bawah
= skor maksimal
= skor minimal
(Sutedi, 2009:216)
Penafsirannya :
Tabel 3.3 Tafsiran Tingkat Kesukaran
Presentase Penjelasan
0,00 – 0,25 Sukar
0,26 – 0,75 Sedang
0,76 – 1,00 Mudah
2. Analisis Daya Pembeda (DP) dengan rumus :
Keterangan :
= daya pembeda
SkA = jumlah skor jawaban kelompok atas
SkB = jumlah skor jawaban kelompok bawah
n = jumlah siswa kelompok atas atau kelompok bawah
= skor maksimal
= skor minimal
(Sutedi, 2009:217)
Penafsirannya :
� = � − �
Tabel 3.4 Tafsiran Daya Pembeda
Kevalidan suatu alat ukur berkenaan dengan ketepatannya dalam
mengukur apa yang hendak diukurnya (Sutedi, 2009 : 157). Valid
artinya dapat mengukur apa yang hendak diukur dengan baik. Untuk
menguji validitas dari instrumen penelitian ini, penulis telah
mengkonsultasikannya kepada dosen pembimbing. Selain itu, penulis
menggunakan rumus Product Moment.
Untuk menguji reabilitas perangkat tes dalam penelitian ini,
penulis melakukan teknik belah dua dengan menggunakan rumus
Product Moment, yaitu sebagai berikut :
� = ∑ − ∑ ∑
∑ − ∑ ∑ − ∑
� = ∑ − ∑ ∑
Keterangan :
= angka korelasi variabel X dan variabel Y
= jumlah siswa
∑ = jumlah variabel X dan variabel Y
∑ = jumlah variabel X
∑ = jumlah variabel Y
∑ = jumlah variabel X (di sini harus dikuadratkan) ∑ = jumlah variabel Y (di sini harus dikuadratkan)
Dikarenakan angka korelasi dengan teknik belah dua ini tingkat
reabilitasnya hanya berlaku untuk separuh tes, setelah menggunakan
rumus di atas, maka harus dilanjutkan dengan mengunakan rumus
berikut :
Keterangan :
r = angka korelasi
(Sutedi, 2009:222)
3.6 Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Dalam pengambilan data penelitian dilakukan beberapa tahap yaitu 6 kali
pertemuan di kelas eksperimen dan 6 kali pertemuan di kelas kontrol, sebagai
berikut :
Pada Kelas Eksperimen di Kelas XI IPA 4 :
1. Pertemuan 1-5, tanggal 22 Februari 2013, 1 Maret 2013, 8 Maret 2013, 15
Maret 2013, 22 Maret 2013, diberikan pengajaran verba (doushi) dalam
bentuk masu dengan menggunakan gesture di kelas eksperimen. Pada
kegiatan ini diharapkan siswa dapat memperoleh informasi verba (doushi)
sehari-hari dari melihat gesture.
Pada pertemuan ini, saat proses belajar mengajar, siswa diajarkan
materi verba (doushi) sehari-hari dalam bentuk masu. Setelah semua
materi telah disampaikan, kemudian guru mengajarkan verba (doushi)
sehari-hari dalam bentuk masu dengan memberikan terlebih dahulu contoh
suatu konteks kalimat rumpang, kemudian guru tersebut memberikan
petunjuk dengan menggunakan gesture di depan para siswa agar siswa
dapat menyelesaikan konteks kalimat tersebut. Dalam pengajaran verba
(doushi) dengan menggunakan gesture ini terbagi atas empat tahap yaitu,
tahap persiapan, pra kegiatan, kegiatan, pasca kegiatan.
a. Persiapan
Guru mengkondisikan siswa ke dalam situasi belajar yang kondusif
b. Pra kegiatan
Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan
c. Kegiatan
1) Guru memberikan contoh konteks kalimat rumpang, kemudian
diikuti gerakan gesture dengan latihan pengulangan dan latihan
pergantian (kelas – kelompok - perorangan)
2) Guru memberikan contoh konteks kalimat rumpang, kemudian
meminta 1-2 orang siswa untuk melakukan gesture dan siswa yang
lain menjawab konteks kalimat rumpang tersebut dengan latihan
pengulangan dan latihan pergantian (kelas – kelompok - perorangan)
3) Guru memantau dan memastikan siswa melakukan kegiatan
d. Pasca Kegiatan
1) Guru memberikan penguatan atas kegiatan siswa tersebut
2) Siswa dengan bimbingan guru dapat menyimpulkan hasil kegiatan
tersebut
2. Pertemuan 6, tanggal 29 Maret 2013, diberikan pengajaran verba (doushi)
dalam bentuk masu dengan menggunakan gesture. Kemudian, diberikan
Pada Kelas Kontrol di Kelas XI IPA 3 :
1. Pertemuan 1-5, tanggal 23 Februari 2013, 2 Maret 2013, 9 Maret 2013, 16
Maret 2013, 23 Maret 2013, diberikan pengajaran verba (doushi) dalam
bentuk masu dengan tanpa menggunakan gesture di kelas kontrol. Pada
pertemuan ini, dalam prosedur pelaksanaannya seperti pengajar, jumlah
jam mengajar, banyaknya materi, lama latihan, dan lain-lain dengan forsi
yang sama dengan kelas eksperimen, hanya saja yang membedakannya
adalah pada kelas kontrol tidak diberikan perlakuan (treatment) gesture
dalam pengajaran verba (doushi).
2. Pertemuan 6, tanggal 30 Maret 2013, diberikan pengajaran verba (doushi)
dalam bentuk masu tanpa menggunakan gesture. Kemudian, diberikan
postest di kelas kontrol.
Berikut ini adalah salah satu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
mengenai verba (doushi) bentuk masu :
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : SMAN 1 LEMBANG
Kelas / Program : XI / IPA
Semester : 2 (dua)
Alokasi Waktu : 2 x 45 ( 1 x Pertemuan)
A.Standar Kompetensi
2. Mengungkapkan informasi secara lisan dalam bentuk paparan atau dialog
B. Kompetensi Dasar
2.1 Menyampaikan berbagai informasi secara lisan dengan lafal yang tepat
dalam kalimat sederhana sesuai konteks yang mencerminkan kecakapan
berbahasa yang santun.
C.Indikator
1. Menyampaikan informasi sederhana tentang kegiatan sehari-hari
2. Mengaplikasikan bahasa dengan baik, benar, dan santun
D.Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menyampaikan informasi sederhana tentang kegiatan
sehari-hari melalui gesture
2. Siswa dapat mengaplikasikan bahasa melalui latihan konteks kalimat
rumpang dengan baik, benar, dan santun
E. Materi Pembelajaran
Pembelajaran Kata Kerja (doushi)
F. Pendekatan dan Metode Pembelajaran
Pendekatan : Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau
berpusat pada siswa (student centered approach)
Metode Pembelajaran : Metode GTM (Grammar Translation Method)
G.Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal / Pendahuluan (10 menit)
Guru memberikan salam, berdoa (religius), dan mengabsen siswa (disiplin)
a. Apersepsi
Guru menyampaikan apersepsi dengan cara pengajukan pertanyaan yang
Guru :
- Apa saja kegiatan yang biasa anda lakukan sehari-hari?
b. Motivasi
- Guru memotivasi siswa ke dalam situasi belajar yang kondusif
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
2. Kegiatan Inti (65 menit)
16 い berbelanja
17 berbicara
18 サッ ― bermain bola
19 パ―テ ― berpesta
20 ン berdansa
ケ―ム
memainkan suatu
permainan
22 tidur
23 bangun tidur
24 い pergi
25 datang
26 え pulang
27 ( ) あい bertemu (dengan teman)
28 berenang
29 berdiri
30 あそ bermain
31 う う い bernyanyi
32 ギ ― memetik gitar
33 う memasak
34 mengambil foto
(Namun, setiap pertemuan hanya belajar 5-6 kosakata)
Latihan Pengulangan
Guru : う
Siswa : う
Kelas – Kelompok – Perorangan
2) Pola Kalimat
KB (keterangan waktu) KK (bentuk-masu)
Pola kalimat ini digunakan untuk menyatakan kegiatan yang disertai
dengan objek.
Contoh :
あ
Latihan Pengulangan
Guru : あ
Siswa : あ
Kelas – Kelompok – Perorangan
Latihan Pergantian
あ
Diganti dengan あ い
あ , dan lain-lain
Kelas – Kelompok – Perorangan
Latihan Tanya Jawab
Guru : あ
Siswa :
Diganti dengan あ い
あ , dan lain-lain.
b. Elaborasi (30menit) Kegiatan :
- Guru memberikan contoh konteks kalimat rumpang, seperti :
あ ...
う ...
わ う ...
う ...
Selanjutnya melakukan gesture sebagai petunjuk bagi siswa.
Kelas – Kelompok – Perorangan
- Guru memberikan suatu konteks kalimat, kemudian meminta 1-2
orang siswa untuk memperagakan kata kerja (doushi) di depan kelas,
dan siswa yang lain menyebutkan kata kerja apa yang sesuai dengan
peragaan dari geture tersebut.
Kelas – Kelompok – Perorangan
c. Konfirmasi (5 menit)
- Memberikan umpan balik positif dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat
terhadap keberhasilan siswa (menghargai prestasi)
- Siswa dengan bimbingan guru dapat menyimpulkan hasil kegiatan
tersebut (tanggung jawab, kreatif)
3. KegiatanAkhir / Penutup (15menit)
- Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
- Guru mengadakan evaluasi secara individual
H.Buku Sumber
Buku Pelajaran Bahasa Jepang SAKURA Jilid 2 The Japan
Foundation, Jakarta 2009
I. Evaluasi
Bentuk valuasi : Tertulis
Contoh evaluasi :
Terjemahkan ke dalam bahasa Jepang!
1. Saya bertemu dengan teman.
2. Saya bermain di taman
3. Ari berenang di laut
4. Ayah pulang ke rumah
Kunci Jawaban :
1. わ あい
2. わ うえ あそ
3. う
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan terhadap siswa
Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Lembang tahun ajaran 2012/2013 mengenai “Efektivitas Penggunaan Gesture (Gerak Isyarat) dalam Pengajaran Verba (Doushi)”, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Kemampuan verba (doushi) siswa kelas XI SMAN 1 Lembang setelah
diberikan latihan dengan menggunakan gesture adalah dengan
memperoleh nilai rata-rata postest sebesar 84,3.
2. Kemampuan verba (doushi) siswa kelas XI SMAN 1 Lembang setelah
diberikan latihan tanpa menggunakan gesture adalah dengan memperoleh
nilai rata-rata postest sebesar 63,75.
3. Terdapat perbedaan kemampuan verba (doushi) siswa kelas XI yang
diberi latihan dengan menggunakan gesture dan latihan tanpa
menggunakan gesture yaitu diketahui dari perhitungan sebesar
4,72 lebih tinggi dari dengan pada taraf signifikan 1%
sebesar 2,71 ( = 4,72 2,71) yang berarti bahwa
penggunaan gesture dalam pengajaran verba (doushi) terbukti efektif.
4. Tanggapan siswa (80%) menyukai terhadap penggunaan gesture dalam
pengajaran verba (doushi)
5.2 Saran
Berdasarkan dari hasil penelitian, terdapat saran yang perlu penulis
sampaikan adalah sebagai berikut :
Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan penelitian baru dari
hasil penelitian ini yaitu dengan materi atau sekolah yang berbeda
DAFTAR PUSTAKA
Chaer, A. (2003). Linguistik Umum. Jakarta : Rineka Cipta
Dahlia. (2011). Pengertian Pengajaran. [Online]. Tersedia:
http://diarydahlia.blogspot.com/2011/09/pengertian-pengajaran.html [22
Februari2013]
Departemen Pendidikan Nasional. (2009). Buku Pelajaran Bahasa Jepang Sakura
Jilid 2. Jakarta: The Japan Foundation.
Feblitan. (2010). Makalah Bahasa Tubuh. [Online]. Tersedia:
http://feblitan.wordpress.com/2010/05/10/makalah-komunikasi-bahasa-tubuh/[23 Februari2013]
Kurniawan, D. (2001). Pembelajaran Terpadu. Bandung: CV. Pustaka Cendekia
Utama.
Liliweri Alo. (1994). Komunikasi Verbal dan Nonverbal. Bandung: PT. Citra
Aditya Bakti.
Nursyahidah, F. (2012). Penelitian Eksperimen. [Online]. Tersedia:
http://faridanursyahidah.files.wordpress.com/2012/05/penelitianeksperimen
_farida.pdfposttest-only control group design [9 Maret 2013]
Poerwadarminta, W. J. S. (1976). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PN
Balai Pustaka.
Rouli, H. (2009). Pembelajaran Kosakata Verba Bahasa Jepang melalui Media
Sudjianto dan Dahidi, A. (2007). Pengantar Linguistik Bahasa Jepang. Bekasi:
Kesaint Blanc.
Sudjianto. (2010). Metodologi Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Jepang.
Bekasi: Kesaint Blanc.
Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Susanti, D. (2012). Definisi Kelas Kata. [Online]. Tersedia:
http://desisusanti16.blogspot.com/2012/04/v-behaviorurldefaultvmlo.html
[23 Februari2013]
Sutedi, D. (2009). Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang : Panduan bagi Guru
dan Calon Guru dalam Meneliti Bahasa Jepang dan Pengajarannya.
Bandung: Humaniora.
Widyanti, R. (2012). Mengenai Gesture Orang Jepang. [Online]. Tersedia:
http://renychan18.blogspot.com/2012/09/mengenal-gesture-orang-jepang.html [23 Februari2013]
http://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran [22 Februari2013]
http://ms.wikipedia.org/wiki/Bahasa_isyarat [23 Februari2013]