ABSTRAK
PERANCANGAN KARTU CEKI BERGAYA
MODERN TRADISIONAL UNTUK REMAJA
Dwi Putri Anindita
1064121
Di zaman globalisasi seni dan budaya sekarang, semakin banyak permainan-permainan yang menarik, unik, dan canggih. Sedangkan permainan kartu semakin lama akan semakin ditinggalkan oleh masyarakat dengan kehadirannya permainan pada gadget. Namun kartu Ceki yang sudah ada sejak dulu, kurang diketahui keberadaannya. Kartu ini dulu banyak dimainkan di Yogyakarta oleh warga Tionghoa dan warga Yogyakarta pada tahun 1910. Kartu ini dulu menjadi primadona karena keunikannya, maka sangat disayangkan bila keberadaan kartu ini menghilang begitu saja.
Maka tujuan dari perancangan ini adalah untuk membuat karya seni yang tidak hanya bisa dimainkan tetapi juga dijadikan sebuah karya yang lebih unik dari sebelumnya dan memberikan kesan yang baru pada kartu Ceki tanpa menghilangkan unsur peranakannya. Dan membuat masyarakat lebih mengetahui keberadaan kartu Ceki yang pernah terkenal di era lama dengan mempromosikannya kembali.
Metode yang digunakan dalam perancangan ini meliputi pengumpulan data melalui survey, wawancara, studi literatur, serta perancangan kartu Ceki yang baru yang ditujukan untuk remaja. Kartu akan dibuat secara unik dengan penggunaan warna cerah. Diharapkan dengan kartu yang baru ini, anak-anak dan remaja tidak hanya mengetahui, namun mau untuk memainkannya dan tetap menjaganya sebagai salah satu warisan seni dan budaya Indonesia.
ABSTRACT
DESIGNING MODERNIZED TRADITIONAL
KOWAH CARDS FOR TEENS
Dwi Putri Anindita
1064121
Today's arts and design breed in a number of interesting, unique and sophisticated games. Consequence to this is the fact that card games are even left further behind than games on gadgets. one of the examples is Kowah cards whose existence are hardly heard of. It was actually played in yogyakarta by the chinese immigrants and the yogyakartans in 1910 and was a prima donna for its distinctive features.
Therefore, the goal of this design is to revitalize kowah cards and add the essence of newness without relieving its Chinese nuances and to reintroduce it to people at present.
The methods involved are data gatherings through surveys, interviews, literary studies and the new design of Kowah cards to appeal to the youth. The cards are made uniquely with bright colors. The expectation is of course to make children and teens want to play kowah cards and preserve them as one of the national cultural heritage.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
PERNYATAAN ORISINALITAS KARRYA DAN LAPORAN ... iii
PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN ... iv
1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup ... 2
2.5 Psikologi Remaja ... 17
BAB III : DATA DAN ANALISIS MASALAH ... 21
3.1 Data dan Fakta ... 21
3.1.1 Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI ... 22
3.2 Analisis terhadap Permasalahan Berdasarkan Dat dan Fakta ... 22
3.2.1 Hasil Observasi terhadap Permainan Kartu Ceki di Kota Tangerang ... 22
3.2.2 Hasil Wawancara ... 23
3.2.3 Hasil Kuesioner ... 23
3.2.4 Tinjauan terhadap Proyek / Karya Sejenis Kartu Domimo …………. 30
3.2.5 Tinjauan terhadap Proyek / Karya Sejenis Kartu UNO ………... 31
4.4.6 Media Sosial ... 44
4.4.7 Gimmick ... 45
4.4.8 Booklet ... 48
4.4.9 Packaging ……… 50
4.4.10 Timeline Media Promosi ... 52
4.5 Budgeting ... 53
BAB V SIMPULAN ... 56
DAFTAR PUSTAKA ... 57
Gambar 4.15 Gimmick Goodie Bag ... 48
Gambar 4.16 Booklet Bagian Depan ... 49
Gambar 4.17 Booklet bagian belakang ... 49
Gambar 4.18 Packaging 1 ... 50
DAFTAR TABEL
Tabel 4.19 Timeline Media Promosi ... 52
Tabel 4.20 Harga Card Game …... 53
Tabel 4.21 Harga Media Promosi ... 53
Tabel 4.22 Harga Gimmick ... 54
Tabel 4.23 Harga Produksi ... 54
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A. Kuesioner Permainan Kartu Ceki ……... 58Lampiran B. Rangkuman Wawancara Pemain Senior ... 60
B.1 Wawancara dengan Rusilawati dan Sugiakto ... 60
B.2 Wawancara dengan An Moy ... 60
Universitas Kristen Maranatha 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di zaman globalisasi seni dan budaya sekarang, semakin banyak
permainan-permainan yang menarik, unik, dan canggih. Sedangkan permainan-permainan kartu semakin
lama akan semakin ditinggalkan oleh masyarakat dengan kehadirannya permainan
pada gadget. Tetapi kartu Ceki yang sudah ada sejak dulu, kurang diketahui
keberadaannya. Permainan kartu dari Tionghoa yang terkenal hanyalah Mahjong dan
Domino, sedangkan ada jenis permainan kartu lain yang juga sama terkenalnya di
kalangan wanita-wanita Tionghoa (Nyonya) di zamannya, yaitu kartu Ceki. Ceki
(baca : cherki), koa atau pei ialahsejenis permainan kartu yang merupakan kegiatan
permainan kartu tradisional suku Peranakan, khususnya kaum wanita (Nyonya),
tetapi turut digemari oleh kaum-kaum lain di Indonesia, Singapura dan Malaysia.
Gambar 1 : Foto Warga Yogyakarta dan Tionghoa
(Sumber :http://surabayapagi.com/index.php?read=Dolanan-Kartu Ceki;3e0d46b0e011cb86a42ee9eb9d63e744)
Kartu Ceki merupakan sebuah permainan kartu yang banyak dimainkan oleh
Universitas Kristen Maranatha 2
sekitar tahun 1910. Selain media permainan, kartu Ceki juga bisa digunakan untuk
meramal. Kartu Ceki juga biasa disebut kartu Nyonya, Lintrik, dan juga kartu Unyik.
Pada zaman sekarang, permainan ceki sudah mulai redup di Malaysia dan Singapura,
tetapi masih cukup giat di daerah tertentu di Indonesia. Misalnya saja di Kota
Surabaya, permainan ini sudah menjadi tradisi turun temurun warga Surabaya dan
sekitarnya. Bila mengadakan pesta, pada malam harinya tidak lengkap bila tidak ada
sekumpulan pria yang bermain kartu hingga subuh. Tetapi permainan ini pertama
kali masuk ke Indonesia dan pertama kali dimainkan serta dikenal adalah oleh
masyarakat Yogyakarta.
Permainan ini dulunya menjadi primadona karena unik. Keunikannya yaitu pada
setiap kartu menampilkan angka-angka dan aneka gambar berpola, dan juga memiliki
masing-masing tiga versi mulai dari angka dua sampai sembilan dan enam versi 'raja'
dengan nomor urut satu. Permainan kartu Ceki terdiri dari dua setengah set kartu.
Masing-masing set teridiri dari 60 lembar dan dibagi 30 gambar berpola atau biasa
disebut bunga. Gambar pola atau bunga ini digambar dengan cara penyederhanaan
bentuk dan dibuat seperti simbol-simbol bergaya abstrak.
Masalah ini diangkat sebagai topik Tugas Akhir karena banyaknya generasi muda
Tionghoa Peranakan sendiri pun kurang mengetahui keberadaan permainan ini.
Hanya lansia/kakek nenek yang mengetahui adanya permainan tersebut.
Masa anak-anak dan remaja adalah saat yang tepat untuk mulai mengenal dan
menanamkan rasa cinta terhadap ragam seni dan budaya di Indonesia, terutama seni
dan budaya Tionghoa peranakan. Cara yang tepat untuk mengenalkannya adalah
dengan mempromosikan seni dan budaya yang dinilai hilang dan membuatnya
menjadi lebih menarik dari sebelumnya dengan menggunakan gaya yang baru.
1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup
Berdasarkan gejala fenomena cuplikan data dan fakta yang telah diuraikan dalam
latar belakang masalah, berikut ini akan dikemukakan dan diidentifikasikan
Universitas Kristen Maranatha 3
1.2.1 Permasalahan
a. Kebanyakan masyarakat tidak peduli dan enggan untuk mencari tahu tentang
seni dan budaya Tionghoa Peranakan yang sudah semakin menghilang. Ini
disebabkan banyak pengaruh dari Barat.
b. Diperlukan juga komunikasi visual yang kreatif pada kartu Ceki agar tidak
kalah menarik dengan kartu-kartu lain atau permainan pada gadget sekarang.
c. Zaman modern seperti ini, para orang tua terutama lansia, sudah tidak bisa
lagi mengikuti perubahan zaman yang semakin modern dan maju dalam hal
gadget ataupun elektronik.
d. Bagaimana cara memperkenalkan kartu ceki pada pemain muda?
e. Upaya apa yang dapat dilakukan untuk menarik perhatian dan juga mengubah
pola pikir generasi muda terhadap permainan kartu Ceki?
f. Bagaimana mengaplikasikan konsep kreatif, konsep komunikasi, dan konsep
media untuk menyosialkan dan mengomunikasikan penggunaan bahan dari
kreativitas bermain kartu Ceki, material, dan karakter kekhasan karakter
seperti apa yang paling tepat untuk komunikasinya?
1.2.2 Ruang Lingkup
Hal-hal yang akan dikerjakan adalah pembuatan dan pendesainan cardgame
mengenai simbol-simbol kartu Ceki.
Waktu pengerjaan dimulai dari bulan Agustus 2014 sampai Desember 2014. Area
pengerjaan tugas akhir adalah Yogyakarta. Dengan target utama adalah remaja
berusia 12-20 tahun berjenis kelamin laki-laki dan perempuan.
Yang akan dikerjakan untuk cardgame ini adalah membuat ilustrasi dengan gaya
yang berbeda, papan boardgame, buku panduan bermain, cardgame, cover game,
logo,poster, x-banner, dan packaging.
1.3 Tujuan Perancangan
Bedasarkan pokok-pokok permasalahan yang telah dibatasi dan dirumuskan dalam
Universitas Kristen Maranatha 4
besar hasil pokok yg ingin diperoleh setelah masalah dibahas dan dipecahkan, yaitu
sebagai berikut :
1) Membuat karya seni yang tidak hanya bisa dimainkan tetapi juga dijadikan
sebuah karya yang lebih unik dari sebelumnya, dijadikan koleksi dan
memberikan kesan yang baru pada kartu Ceki tanpa menghilangkan unsur
peranakannya.
2) Membuat masyarakat lebih mengetahui keberadaan kartu Ceki yang pernah
terkenal di era lama dengan mempromosikannya kembali.
3) Gaya gambar menggunakan vector, dengan warna yang cerah bergradasi,
layout yang baru dan menggunakan ukuran lebih besar pada kartu.
1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
Data dan sumber yang diperoleh untuk menciptakan rancangan dan penyusunan
laporan ini
a. Observasi, mengumpulkan data dan informasi yang diperoleh dengan cara
melakukan pengamatan terhadap para pemain senior di Jl. Gang Gledek,
Kampung Cengklong, Kec.Duri Kosambi, RT 23/RW 12, Tangerang
b. Wawancara, secara langsung dengan pemain senior di Bandung dan juga di
Tangerang.
c. Pembagian angket online pada remaja usia 12-20 tahun.
Universitas Kristen Maranatha 5
1.5 Skema Perancangan
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Di Indonesia ini terdapat banyak sekali permainan dari luar maupun dalam negeri yang sudah
dikemas menjadi lebih praktis dan modern. Tapi karena sifat tradisionalitas dan kurangnya
komunikasi untuk memeperkenalkannya kembali ke khalayak luas, sehingga banyak
masyarakat yang kurang mengetahuinya. Kartu Ceki adalah satu permainan kartu dari
Tionghoa yang masih cukup terjaga di daerah tertentu, tetapi kurang media promosi atau
pengenalan tentang kartu tersebut ke khalayak luas.
Perancangan ini dibuat dengan harapan dapat membantu permainan Kartu Ceki untuk dikenal
lebih jauh lagi kepada khalayak luas. Juga dirancang untuk melestarikan sejarah dan seni
budaya Kartu Ceki agar tidak dilupakan dan dikenal keberadaannya. Karya ini dirancang
bukan untuk menyaingi permainan kartu atau mobile game yang sedang populer di
gadget-gadget modern, melainkan sebagai tambahan koleksi permainan kartu unik yang tidak kalah
unik dan menariknya dengan permainan modern lainnya.
Perancangan ini ditujukan kepada remaja supaya mereka mengenal seni dan budaya yang
sudah turun temurun di masyarakat Tionghoa dan merupakan upaya penanaman rasa
nasionalisme, cinta akan seni dan budaya, serta cinta tanah air sejak usia dini.
5.2 Saran
Agar permainan Kartu Ceki tidak hilang keberadaannya, maka penulis menyarankan untuk
mengenalkan kembali permainan Kartu Ceki kepada remaja, khususnya bagi mereka yang
menyukai permainan kartu diluar kartu Remi dan Domino dan yang peduli terhadap seni dan
budaya Indonesia. Pengenalan kembali bisa dengan berbagai macam cara, salah satunya
adalah mengadakan event atau bazaar di sekolah-sekolah.
Oleh karena itu, penulis berharap pemerintah Indonesia, termasuk pemerintah D.I.
Yogyakarta sebagai tempat/daerah asal mula masuknya Kartu Ceki, dapat memberikan
dukungannya terhadap permainan Kartu Ceki dengan mengajak komunitas permainan Kartu
khusus untuk permainan Kartu Ceki. Komunitas pemain kartu Ceki juga dapat mulai
membuka diri terhadap remaja dan tidak malu untuk bermain di hadapan remaja-remaja.
Begitu pula dengan remaja, disarankan untuk tidak memandang kartu Ceki sebelah mata dan
mau mengenal Kartu Ceki, bahkan lebih baik jika mampu mengembangkan permainan ini
DAFTAR PUSTAKA
warna.html, diakses 23 Agustus 2014 ).
Harries. 2012. "Teori Brewster (Warna)". (Online). (http://myrocketstar. wordpress.com/2012/09/17/teori-brewster-warna/. Diakses 23 Agustus 2014).
Ivan Taniputera. 2012. "Sekelumit Seluk Beluk Permainan Kartu Ceki(Pei)". (Online). (http://web.budaya-tionghoa.net/index.php/item/2539-sekelumit- seluk-beluk-permainan-kartu-ceki-pei. Diakses 23 Aguustus 2014).
Murti, Dhana. 2009. "Permainan Kartu Ceki". Tugas Akhir. Bandung. Fakultas Seni Rupa. Institut Teknologi Bandung.
Nugraha FAP, Andi. 2013. “Sejarah SIngkat Permainan Kartu UNO”, Tau Sejarah,
(Online), (http://www.tau-sejarah.blogspot.com/2013/01/sejarah-singkat-permainan-kartu-uno.html. Diakses 1 Desember 2014)
Pellegrini dan Saracho. 199. "Definisi Permainan", (Online), (http://4loveandlife. blogspot.com/2009/06/pengertian-permainan.html, diakses 23 Agustus 2014). Dalam Wood, 1996 (Ed). hlm 3.
RAAP, Oliver Johannes. 2013. Soeka-Doeka Di Djawa Tempo Doeloe. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia
Rangkuti, Freddy. 2009. Strategi Promosi yang Kreatif dan Analisis Kasus Integrated Marketing. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
S.Pd, Haryanto, 2011, "Perkembangan Psikologis Anak". (Online). (http://belajar psikologi.com/perkembangan-psikologis-remaja/, Diakses 27 September 2014).
van Dieten Jr. J.L., 1911. Kaartspelers. Djocja. Ned.- Indië. Permainan Kartu. Yogyakarta. Hindia-Belanda. Belanda: Rotterdam.
____. 2013. "Dolanan Kartu Ceki". Surabaya Pagi.com. 11 Januari 2013.