ABSTRAK
PENGARUH KONSUMSI DHA TERHADAP KECENDERUNGAN GANGGUAN PEMUSATAN PERHATIAN DAN HIPERAKTIVITAS
PADA ANAK USIA 3 – 6 TAHUN
Liliana Handranatan, 2015 Pembimbing I: Julia Windi, dr., M.kes
Pembimbing II: Frecillia Regina, dr., Sp.A, IBCLC
Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH) merupakan gangguan jiwa pada anak yang paling sering dijumpai di masyarakat. Deteksi dini sangatlah penting karena gangguan ini dapat menurunkan kualitas hidup anak. Penyebab utama GPPH belum ditemukan, tetapi berbagai faktor diduga berperan terhadap terbentuknya gangguan tersebut salah satunya adalah faktor nutrisi terutama docosahexaenoic acid (DHA). Tujuan penelitian ini adalah untuk untuk mengetahui pengaruh konsumsi DHA terhadap kecenderungan Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas pada anak usia 3 – 6 tahun.
Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik, dengan menggunakan formulir deteksi dini Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH) dan 3
days food record yang dianalisis secara manual menggunakan tabel makanan dari United States Department of Agriculture (USDA).
Hasil penelitian dengan uji “t” tidak berpasangan terhadap 2 kelompok uji yang terdiri dari kelompok yang mempunyai kecenderungan terhadap GPPH dan yang tidak mempunyai kecenderungan terhadap GPPH didapatkan nilai p value = 0,000.
Simpulan penelitian ini adalah konsumsi DHA berpengaruh secara sangat signifikan terhadap kecenderungan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (GPPH) pada anak usia 3 – 6 tahun.
ABSTRACT
THE EFFECT OF DHA CONSUMPTION ON ATTENTION DEFICIT HYPERACTIVITY DISORDER TENDENCY IN CHILDREN AGED 3 – 6
YEARS
Liliana Handranatan, 2015 1st Tutor : Julia Windi, dr., M.kes
2nd Tutor: Frecillia Regina, dr., Sp.A, IBCLC
Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) is a psychiatric disorder in children and it is one of the most frequently encountered conditions in community. Early detection is very important because this condition can decrease children’s quality of life. The cause of ADHD is not exactly known, but many factors are assumed to be associated with it, one of them is nutritional factor, especially docosahexaenoic acid (DHA).
The purpose of the study was to know the effect of DHA consumption on attention deficit hyperactivity disorder tendency in children aged 3 – 6 years.
The method of this study used analytic observational, with using Abbreviated Conners Rating Scale and 3 days food record that has been analyzed manually by United States Department of Agriculture (USDA) food table.
The study showed a very significant value with p value = 0,000 using independent ‘t’ test for two groups that consisted of a group that have tendency to ADHD and the other group who do not have tendency to ADHD.
The result of the study indicate that the consumption of DHA have a very significant effect on attention deficit hyperactivity disorder tendency in children aged 3 – 6 years.
DAFTAR ISI
1.3. Maksud dan Tujuan ... 3
1.4. Manfaat Karya Tulis Ilmiah ... 3
1.4.1. Manfaat Akademis ... 3
1.4.2. Manfaat Praktis ... 4
1.5. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis ... 4
1.5.1. Kerangka Pemikiran ... 4
1.5.2. Hipotesis Penelitian ... 5
1.5.3. Hipotesis Statistik ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6
2.1. Bagian-Bagian Otak Beserta Fungsinya ... 6
2.1.1. Bagian Utama Otak ... 6
2.1.2. Cerebrum ... 7
2.1.3. Cerebellum dan Ganglia Basalis ... 8
2.1.4. Sistem Limbik ... 9
2.4. Tumbuh Kembang Anak ... 15
2.5. Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas ... 16
2.5.1. Definisi ... 16
2.5.2. Epidemiologi ... 16
2.5.3. Etiologi ... 17
2.5.4. Deteksi Dini dan Diagnosis GPPH ... 20
2.6. Docosahexanoic Acid (DHA) ... 22
2.7. Food Record ... 24
BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN ... 28
3.1. Alat dan Bahan Penelitian ... 28
3.2. Subjek Penelitian ... 28
3.3. Tempat dan Waktu Penelitian ... 28
3.4. Metode Penelitian ... 29
3.4.1. Desain Penelitian ... 29
3.4.2. Variabel Penelitian ... 29
3.4.3. Definisi Operasional variabel ... 29
3.5. Prosedur Kerja ... 29
3.6. Metodologi ... 30
3.7. Aspek Etik Penelitian ... 31
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 32
4.1. Karakteristik subyek penelitian ... 32
4.2. Hasil Penelitian ... 33
4.3. Pembahasan ... 33
4.4. Pengujian Hipotesis Penelitian ... 35
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 36
5.1. Simpulan ... 36
5.2. Saran ... 36
DAFTAR PUSTAKA ... 37
LAMPIRAN ... 41
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Neurotransmitter Pada Sistem Saraf Pusat ... 11
2.2 Kelebihan dan Kekurangan Metode Food Records ... 27
4.1 Karakteristik Subjek Penelitian ... 32
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1 Karakteristik Subjek Penelitian ... 41
2 Data SPSS ... 42
3 Informed Consent Form ... 44
4 Surat Keputusan Etik Penelitian ... 45
5 Formulir Deteksi Dini Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH)/ Abbreviated Conners Rating Scale (ACRS) ... 46
6 Three-days Food Record ... 47
7 Food Table ... 54
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH) merupakan suatu
kondisi medis pada anak yang ditandai dengan gejala hiperaktif, impulsif, dan inatentif (Sinn, 2008). Gejala tidak mampu memusatkan perhatian/inatentif ditandai dengan ketidakmampuan anak dalam menyelesaikan tugas, sedangkan gejala hiperaktif dan impulsif ditandai dengan aktivitas yang berlebihan dan berisiko (Novriana, et al., 2014). GPPH merupakan gangguan jiwa pada anak yang paling sering dijumpai di klinik maupun masyarakat. Jika GPPH tidak dideteksi sejak dini, maka gangguan ini akan berlanjut dan berdampak dalam segala aspek kehidupan, mulai dari bidang psikologis, sosial, dan pencapaian akademik, sehingga dapat menyebabkan penurunan kualitas hidup anak. Permasalahan lain yang timbul akibat GPPH antara lain adalah orang tua pada umumnya sering menyalahkan diri sendiri karena tidak dapat mengendalikan sikap anaknya. Selain itu, mereka juga sering menjadi malu hingga frustasi karena anaknya sering berbuat yang tidak pada tempatnya, seperti mengacak-acak atau merusak barang, bahkan mengganggu anak lain (Rahayu, 2011).
bahwa awitan GPPH terjadi di bawah usia 7 tahun dan gejalanya mulai timbul sejak usia dini dengan usia awitan rata-rata 3 – 4 tahun.
Sampai sekarang ini belum ditemukan penyebab utama GPPH, tetapi berbagai faktor diduga berperan terhadap terbentuknya gangguan tersebut, seperti faktor genetik dan faktor lingkungan. Salah satu dari faktor lingkungan yang memegang peranan penting yaitu faktor diet dan nutrisi (Sinn, 2008). Faktor diet dan nutrisi seperti gula, coklat, pemanis buatan, pewarna, dan pengawet makanan, telah terbukti dapat meningkatkan gejala dan insidensi dari GPPH (Konikowska, et al., 2012). Sebaliknya, suplementasi dengan asam lemak tidak jenuh ganda (poly
unsaturated fatty acid/ PUFA) omega-3, khususnya DHA telah terbukti dapat
memperbaiki gejala anak yang mengalami gangguan ini (Milte, et al., 2013). Sebagai lemak esensial bagi manusia, DHA hanya didapat pada makanan sehari-hari seperti ikan, minyak ikan, telur dan susu (DHA/EPA Omega 3 institute, 2015).
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa DHA berperan dalam proses neurogenesis, neurotransmisi, dan perlindungan terhadap stres oksidatif (Innis, 2007). Sehubungan dengan itu, DHA penting dalam proses pembentukan serta perkembangan otak dan sistem saraf pusat. Penelitian yang dilakukan Milte et al. pada tahun 2012 menunjukkan bahwa konsumsi DHA berhubungan dengan peningkatan proses membaca dan mengeja, peningkatan perhatian, penurunan tingkah laku oposisi, hiperaktivitas, kegelisahan, dan keseluruhan gejala GPPH. Burgess, et al., pada tahun 2000 menemukan adanya omega-3 PUFA yang lebih rendah pada anak yang mengalami GPPH dibandingkan dengan kontrol. Penelitian pada tahun 2012 menemukan bahwa suplementasi DHA pada anak usia 7 – 9 tahun yang menderita GPPH dapat memperbaiki gejala GPPH secara signifikan (Richardson, et al., 2012). Sebaliknya, penelitian yang dilakukan oleh Voigt, et al., pada tahun 2001 menemukan bahwa suplementasi DHA 350 mg/hari selama 4 bulan tidak memperbaiki gejala GPPH. Penelitian lain yang dilakukan oleh William C. Heird, seorang profesor pediatri di Baylor College of Medicine
pengetahuan penulis, belum ada penelitian tentang pengaruh DHA terhadap kecenderungan GPPH di Indonesia.
Dari masalah di atas, penulis tertarik untuk meneliti apakah DHA berpengaruh terhadap kecenderungan Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH) pada anak usia 3 – 6 tahun.
1.2.Identifikasi Masalah
Apakah konsumsi DHA berpengaruh terhadap kecenderungan GPPH pada anak usia 3 – 6 tahun.
1.3.Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsumsi DHA terhadap kecenderungan Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas pada anak usia 3 – 6 tahun.
1.4.Manfaat Karya Tulis Ilmiah
1.4.1. Manfaat Akademis
1.4.2. Manfaat Praktis
a. Memperluas pengetahuan tentang pengaruh DHA terhadap kecenderungan GPPH.
b. Memberikan informasi tambahan bagi masyarakat tentang pengaruh DHA terhadap kecenderungan GPPH.
1.5.Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
1.5.1. Kerangka Pemikiran
Penyebab utama GPPH belum jelas, tetapi berbagai faktor diduga berperan
terhadap terbentuknya gangguan tersebut, seperti faktor genetik dan faktor lingkungan. Salah satu dari faktor lingkungan yang memegang peranan penting yaitu faktor diet dan nutrisi (Sinn, 2008). Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada anak yang mengalami GPPH, ditemukan keterlambatan perkembangan
cortex prefrontalis, ganglia basalis, dan cerebellum. Hal ini terjadi karena
melemahnya aktivitas neurotransmitter otak seperti dopamin dan norepinefrin yang berperan dalam transmisi impuls sistem saraf (Konikowska, et al., 2012). Selain itu, sejumlah studi juga menunjukkan bahwa terdapat pengurangan aliran darah ke lobus frontal pada anak dengan GPPH (Bradley & Golden, 2001).
Otak membutuhkan 25% pasokan glukosa tubuh dan 19% suplai darah saat
stres oksidatif (Innis, 2007). Sehubungan dengan hal tersebut, DHA penting dalam proses pembentukan serta perkembangan otak dan sistem saraf.
Penelitian yang dilakukan Ottoboni pada tahun 2003 menunjukkan bahwa GPPH disebabkan oleh kekurangan DHA. Strategi efektif yang akan membantu mencegah GPPH antara lain adalah dengan suplementasi DHA (Fuhrman, 2012).
1.5.2. Hipotesis Penelitian
Konsumsi DHA berpengaruh terhadap kecenderungan Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas pada anak usia 3 – 6 tahun.
1.5.3. Hipotesis Statistik
H0 : Konsumsi DHA tidak berpengaruh terhadap kecenderungan Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas pada anak usia 3 – 6 tahun.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa konsumsi DHA berpengaruh terhadap kecenderungan Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas pada anak usia 3-6 tahun.
5.2. Saran
Penelitian ini merupakan penelitian pendahuluan dan dapat digunakan sebagai dasar penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh konsumsi DHA terhadap gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas dengan cara pemberian DHA terhadap subjek percobaan menggunakan rancangan penelitian cohort.
Diharapkan pada penelitian lebih lanjut dapat menggunakan subjek percobaan yang lebih banyak.
Anak yang mempunyai kecenderungan terhadap GPPH perlu dirujuk ke spesialis jiwa untuk diagnosis pasti dan penanganan selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Afifah, N. (2015). Pustaka Unpad. Retrieved October 2, 2015, from http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/01/Pelatihan-Pengendalian-Gerak-Pada-Anak.pdf
Arisman. (2009). Gizi Dalam Daur kehidupan (2 ed.). Jakarta: EGC. Berdanier, Carolyn, D., Dwyer, J., & Feldman, E. (2008). Handbook of
Nutritional and Food (2 ed.). New York: CRC Press.
Berdonces, J. (2001). Attention Deficit and Infantile Hyperactivity. Rev Enferm., 11-4.
Best, B. (2006). seabuckthorn. Retrieved 10 9, 2015, from
http://www.seabuckthorn.com/DHA%20for%20Hearts%20and%20minds. pdf
Bradley , J. D., & Golden, C. J. (2001). Biological contributions to the
presentation and understanding of attention-deficit/hyperactivity disorder: a review. Clin Psychol Rev, 907-929.
Bray, G. (2008). Corrective Responses in Human Food Intake Identified From an Analysis of 7-d Food-Intake Records. Journal of the American Dietetic
Association, 1504-10.
Burgess, J. R., Stevens, L. J., Zhang , W., & Peck, L. (2000). Long-chain
polyunsaturated fatty acids in children with attention-deficit hyperactivity disorder. Am J Clin Nutr, 327-330.
Cameron, M. E., & Van Staveren, W. A. (1988). Manual On Methodology for Food Consumption Studies, (New York: Oxford University Press, 1988). New York: Oxford University Press.
Cancer Research UK. (2015). Retrieved 10 9, 2015, from
http://www.cancerresearchuk.org/about-cancer/type/brain-tumour/about/the-brain
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (n.d.). Buku Pedoman Pelaksanaan
Stimulan, Deteksi & Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak.
DHA/EPA Omega 3 institute. (2015). DHA Omega-3. Retrieved 11 30, 2015, from http://www.dhaomega3.org/Overview/Dietary-Sources-of-Omega-3-Fatty-Acids
Fuhrman, J. (2012). Disease Proof. Retrieved January 24, 2015, from http://www.diseaseproof.com/archives/cat-adhd.html
Gibson, R. (1993). Nutritional Assesment. New York: Oxford University Press. Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2006). Medical Physiology. Philadelphia: Elsevier. Hasibuan, W. (2010). Repository USU. Retrieved 10 14, 2015, from Definisi
Anak:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20820/4/Chapter%20II.pd f
Hirayama, S., Hamazaki, T., & Terasawa, K. (2004). Effect of Docosahexaenoic acid-containing food administration on symptoms of attention deficit hyperactivity disorder-a placebo controlled double blind study. Eur J Clin
Nutr, 467-73.
Innis, S. M. (2007). Dietary (n-3) Fatty Acids and Brain Development. American
Society for Nutrition, 855-859.
Kliegman, R. M., Stanton, B., Geme, J. S., Schor, N. F., & Behrman, R. E. (2000).
Nelson Textbook of Pediatrics (16 ed.). Elsevier.
Konikowska, K., Ilow, B. R., & Rozanska, D. (2012). The influence of
components of diet on the symptoms of ADHD in children. Rocz Panstw
Zakl Hig, 127-134.
Lieberman , H. R., Kanarek, R. B., & Prasad , C. J. (2005). Vitamins and brain function. Nutritional Neuroscience, 207-233.
Liza. (2010). Wordpress. Retrieved 10 2, 2015, from
https://adiwarsito.files.wordpress.com/2010/03/6224830-otak-manusia-neurotransmiter-dan-stress-by-dr-liza-pasca-sarjana-stain-cirebon.pdf M.Fuster, J. (2008). The Prefrontal Cortex. USA: Academic press.
Milte, C. M., Parletta, N., Buckley, J. D., Coates, A. M., Young, R. M., & Hower, P. R. (2013). Increased Erythrocyte Eicosapentaenoic Acid and
Docosahexaenoic Acid Are Associated With Improved Attention and Behavior in Children With ADHD in a Randomized Controlled Three-Way Crossover Trial. Journal of attention disorder, 1-11.
Moore, K. L., & Agur, A. M. (2007). Esential Clinical Anatomy (3 ed.). Toronto: Lippincott Williams, Wilkins.
National Institute of Mental Health. (2012). NIMH. Retrieved January 22, 2015, from NIMH: http://www.nimh.nih.gov/health/publications/attention-deficit-hyperactivity-disorder/index.shtml
National States Department of Agriculture. (2015, 11 25). National Nutrient
Database for Standard Reference Release 28. Retrieved 11 26, 2015, from
http://ndb.nal.usda.gov/ndb/search/list
Novriana, D. E., Yanis, A., & Masri, M. (2014). Prevalensi Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas pada Siswa dan Siswi Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Padang Timur Kota Padang Tahun 2013. Jurnal Kesehatan
Andalas, 141-146.
Rahayu, E. (2011). Ditjenpp. Retrieved January 12, 2015, from Ditjenpp: http://ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2011/bn107-2011lmp1.pdf Richardson, A. J., Burton, J. R., Sewell, R. P., Spreckelsen, T. F., & Montgomery,
P. (2012). Docosahexaexanoic Acid for reading, cognition and behavior in children aged 7-9 year : a randomized, controlled trial (The DOLAB Study). Plos One, 7, 1-14.
Saputro , D. (2009). ADHD (attention deficit/hyperactivity disorder). Jakarta: Sagung Seto.
Sinn , N., & Howe, P. R. (2008). Mental health benefits of omega-3 fatty acids may be mediated by improvements in cerebral vascular function. 103-108. Sinn, N. (2008). Nutritional and dietary influences on attention deficit
hyperactivity disorder. Nutrition reviews, 558-568.
Snell, R. S. (2006). Kepala dan Leher. In H. Hartanto, E. Listiawati, Y. J. Suyono, Susilawati, T. M. Nisa, J. Prawira, et al. (Eds.), Anatomi Klinik ed.6 (pp. 757-60). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Soetjiningsih, & Ranuh, G. (2014). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC. Sorgi, P. J., Hallowell, E. M., Hutchins, H. L., & Sears, B. (2007). Effects of an
open-label pilot study with high-dose EPA/DHA concentrates on plasma phospholipids and behavior in children with attention deficit hiperactivity disorder. Nutrition Journal.
Stevens, L., Zentall, S., Deck, J., Abate, M., Watkins, B., Lipp, S., et al. (1995). Essential Fatty Acid metabolism in boys with attention deficit
hyperactivity disorder. Am J Clin Nutr, 761-8.
Tim Pusat Riset Terapi Musik & Gelombang Otak. (2009). aktivasi otak.
Retrieved 10 9, 2015, from http://www.aktivasiotak.com/fungsi_otak.htm Voigt, R., Llorente, A., Jensen, C., Fraley, J., Berretta, M., & Heird, W. (2001). A
randomized, double-blind, placebo-controlled trial of docosahexaenoic acid supplementation in children with attention-deficit/hyperactivity disorder. J Pediatr, 189-196.
Wibowo, D. S., & Paryana, W. (2007). Anatomi Tubuh Manusia. Elsevier. Wiguna, T. (2014). Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas. In Buku
Ajar Psikiatri (pp. 483-92). Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.