• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

9 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pemahaman Menopause 1. Pengertian menopause

Menopause merupakan kata yang berasal dari yunani yang artinya “bulan” dan “penghentian sementara” yang secara medis istilah menopause berarti “menocease” berdasarkan definisinya menopause itu berhentinya masa menstruasi, bukan istirahatnya masa menstruasi ( Rosetta, 1993).

Menopause adalah dimana titik menstruasi yang dihadapi wanita ketika tahun-tahun kesuburannya menurun, sehingga bagi sebagian wanita menimbulkan rasa cemas dan risau sementara bagi yang lain menimbulkan rasa percaya diri (Bobak, dkk, 2004).

Menopause bagi seorang wanita adalah berakhirnya masa subur dan wanita tidak mendapatkan menstruasi lagi yang di dahului oleh suatu stadium transisis, suatu fase dimana menstruasi mulai terganggu dan kemudian untuk selamanya berhenti yang disebut masa “klimakterium” (Aisyah, Tarmizi, 1978).

Berdasarkan pengertian menopause diatas yang sudah diuraikan, maka dapat disimpulkan bahwa menopause suatu peristiwa yang ditandai dengan berhentinya haid pada perempuan yang dialami pada

(2)

10 umur antara 45 sampai 55 tahun, yang diakibatkan oleh penurunan hormon estrogen.

2. Tanda gejala menopause

a. Gejala fisik

Gejala fisik yang pada umumnya merasa panas atau hot flashes, terjadi pada saat dan berlangsung sampai haid benar – benar berhenti, Hot flashes terjadi akibat peningkatan aliran darah di dalam pembuluh darah wajah, leher, dada dan punggung. Kulit menjadi merah dan hangat disertai keringat yang berlebihan. Hot flashes dialami oleh sekitar 75% wanita menopause. Kebanyakan hot flashes dialami selama lebih dari 1 tahun dan 25-50% wanita mengalaminya sampai lebih dari 5 tahun. Hot flashes berlangsung selama 25 - 30 menit (Levina, 1996).

Astika (2010) menyebutkan masalah organis meliputi: Wajah terasa panas, merah-merah di tubuh bagian atas, banyak keringat, dan pusing; Jantung sering berdebar; Frekwensi haid tidak teratur sejak beberapa tahun menjelang menopause; 40% mengalami insomnia berupa kesulitan untuk mulai tidur, terbangun dan lama tidak bisa tidur lagi, terbangun malam sehingga mengantuk di siang hari. Vertigo (pusing kepala sebagian), cepat lelah;

(3)

11 Menumpuknya lemak pada bagian pinggul dan perut; Perubahan tekstur kulit, kerutan kulit, dan terkadang disertai dengan jerawat.

b. Gejala seksual

Gejala seksualitas pada wanita menopause, akibat dari terjadinya kekurangan estrogen sehingga vagina yang menjadi kering karena penipisan jaringan pada dinding vagina sehingga ketika melakukan hubungan seksual bisa timbul nyeri, nyeri ini bertambah buruk apabila hubungan seks makin jarang dilakukan. Serta pada wanita menopause merasakan perasaan terbakar, gatal, sering keputihan, dan berkurangnya gairah seksnya (libido) (Retnowati, 2001).

c. Gejala psikis dan emosional

Gejala psikis dan emosional menimbulkan perubahan psikis yang berat yaitu kelelahan, mudah tersinggung, susah tidur dan gelisah. Bisa disebabkan oleh berkurangnya kadar estrogen. Berkeringat pada malam hari menyebabkan gangguan tidur sehingga kelelahan semakin memburuk dan semakin mudah tersinggung, sulit berkonsentrasi dan mudah lupa (Levina, 1996).

Astika (2010) menyebutkan masalah psikologis meliputi : Mudah marah; Gelisah, depresi; Sulit konsentrasi; Adanya kekecewaan karena merasa dirinya menjadi tua dan tidak menarik lagi.

(4)

12 levina (1996) mengatakan bahwa wanita menopause sering mengalami masalah yang di rasakan. Berkurangnya nafsu makan, sulit tidur dan tidak ada perasaan segar. Kondisi tersebut yang dapat mengakibatkan keinginan seks semakin menurun.

d. Gejala sosial ekonomi

Pada gejala sosial ekonomi juga mempengaruhi faktor fisik, kesehatan dan pendidikan. Keadaan sosial yang dirasakan adalah takut kehilangan fungsi dan ekssistensi sebagai wanita, takut tidak bisa memuaskan atau melayani suami, takut kehilangan kasih sayang atau suami mencari wanita lain, tidak bisa tampil baik mendampingi suami yang meningkat kariernya, minder ketemu orang, cenderung ingin dirumah saja (Faisal, 2001).

Pada wanita menopause yang sangat merasakan gejala sosial ekonomi, banyak dirasakan pada wanita dengan status ekonomi menengah keatas karena mereka lebih memperhatikan kondisinya (Dewi, Makiyah, 2005).

Nugraha (2007) menyebutkan masalah kebudayaan juga sangat berpengaruh. Karena ada sebuah kebudayaan yang menganggap wanita menopause langsung dikaitkan dengan ketidakmampuan perempuan dalam memberikan kepuasan seksual pada laki-laki.

(5)

13 3. Perubahan masa menopause

a. Fisik

Ketika seseorang wanita memasuki masa menopause, fisik mengalami ketidak nyamanan seperti kaku dan linu yang dapat terjadi secara tiba-tiba disekujur tubuh, keadaan ini menimbulkan pancaran panas (hot flashes) merupakan perasaan panas yang muncul sebentar dan membuat wajah serta leher memerah. Selain itu, bisa juga menyebabkan munculnya bintik merah di dada, punggung dan lengan. Kondisi ini kemungkinan diikuti oleh keringat dan perasaan dingin. Intensitas kilas panas berbeda-beda dan umumnya bertahan antara 30 detik hingga 10 menit (Spencer, 2006).

Pada masa menopause ketidakteraturan siklus haid tanda paling umum adalah fluktuasi dalam siklus haid, kadang kala haid muncul tepat waktu tetapi tidak pada siklus berikutnya. Ketidakteraturan ini sering disertai dengan jumlah darah sangat banyak, tidak seperti volume darah haid yang normal dan mengakibatkan terjadi perubahan fisik (Ibrahim, 2002).

Pada wanita yang mengalami menopause perubahan yang sangat mudah di ketahui adalah perubahan fisik yang disebabkan oleh keseimbangan hormonal ketika wanita meengalami menopause meliputi gelora panas (hot flashes), berkeringat pada malam hari, kekeringan pada daerah vagina, terjadi perubahan

(6)

14 dikulit, hilangnya masa tulang (osteoporosis), perubahan pada payudara dan meningkatnya kerentanan emosional. Serta terjadinya kenaikan berat badan ( Rita, 1994).

Kondisi fisik yang menyertai wanita menopause antara lain menipisnya otot vagina, berkurangnya cairan vagina, menurunnya elastisitas vagina, dan berkurangnya keasamannya. Serta gejala psikis juga menyertai pada wanita menopause diantaranya mendapatkan rasa panas dalam tubuhnya, perasaan mudah cemas, dan mudah berkeringat dan wanita yang mengalami menopause mempunyai kelebihan yang dirasakan yaitu dengan wanita mengalami menopause berarti kondisi tubuh menjadi bersih dan kemampuan untuk menjalankan ibadah agama dengan penuh serta ketenangan ( Dwia, 1999).

b. Psikis

Perubahan psikis pada wanita menopause juga menjadi berat, akibat dari perubahan seks. Kurangnya aliran darah pada otak megakibatkan perubahan kongnitif diantaranya sulit berkonsentrasi dan muda lupa, perubahan ini terlihat saat wanita menglami menopause mengalami kemunduran dalam mengingat (Ali Baziad, 2003).

Pada wanita menopause sering mengalami gangguan psikologis diantaranya gangguan penurunan daya ingat dan mudah

(7)

15 tersinggung, insomnia (susah tidur), depresi (rasa cemas), mudah curiga (Emi & Proverawati, 2010).

Perubahan psikologis wanita menopause adalah kecemasan, tapi kecemasan yang dialami wanita menopause sangat relatife, artinya ada orang cemas dan tenang kembali, namun ada yang terus-menerus cemas. Apa bila rasa cemas itu tidak di tanggulangi maka akan mempengaruhi gairah seksual wanita tersebut dan mengakibatkan penurunan kenikmatan serat kepuasan seksual (Puspita, 2007).

c. Seksualitas

Pada wanita menopause terjadi perubahan seksualitas, perubahan yang terjadi adalah hilangnya gairah seksualitas (penurunan libido) yamg dialami wanita menopause. Akibat kekurangan estrogen, vagina menjadi kering dan mudah cidera sehingga terasa sakit saat senggama. Ada wanita yang mengatakan bahwa mereka tidak merasakan kehidupan seksualitas sepositif ini semasa menopause. Banyak juga yang mengatakan bahwa semua itu lebih berkaitan dengan hubungan suaminya dari pada menopausenya (Widianto, Rostianawati, 1992).

Perubahan hasrat seks mengalami penurunan pada masa premenopause. Ketika sesudah menopause, banyak wanita yang meningkat seksnya karena merasa tidak khawatir akan adanya kehamilan yang tidak diinginkan (Hutapea, 2005).

(8)

16 B. Mekanisme Koping Dalam Menghadapi Menopause

Wanita menopause dalam menghadapi perubahan-perubahan fisik maupun kejiwaan pada masa menopause, diperlukan kesiapan dalam menyadari bahwa menopause merupakan hal yang sifatnya alamiah dimana semua wanita akan melaluinya. Secara umum melalui wawancara yang efektif dan pendidikan tentang masa menopause, sehingga wanita lebih bisa menerima keadaannya (Nugraha, 2007).

Pada wanita yang akan menghadapi menopause terutama wanita-wanita maya umumnya menanti-nantikan menopause, hendaknya tidak disepelekan pada pengaruh menopause secara fisik pada tubuh. Sehubungan kesehatan yang baik dalam mempersiapkan masa transisi maka wanita yang akan menghadapi menopause harus makanan yang sehat serta makan - makanan yang mengandung fitoestrogen seperti kacang-kacangan, buah pepaya, bengkuang. Hindari makanan yang instan, istirahat yang cukup, dan olahraga yang bersahaja, olahraga teratur serta terapkan pola hidup sehat (Kartika, 2010).

Persiapan pada masa menopause harus banyak berolahraga, rajin mengkonsumsi suplemen kalsium, minum susu atau makan berkalsium tinggi, biarkan kulit tangan dan kulit kaki terkena sinar matahari pagi setidaknya setengah jam setiap hari, dan banyak melakukan aktifitas fisik seperti jalan kaki dan lari pagi. Perbanyak permainan-permainan yang

(9)

17 meningkatkan memori otak seperti mengisi teka-teki silang, dan catur (Lannywati, 2009).

1. Olah raga

Wanita menopause butuh olah raga agar kondisi tubuh wanita menopause menjadi sehat. Olahraga yang sifatnya aerobic atau manaikkan denyut jantung seperti jalan, jogging, maupun renang akan sangat membantu anda untuk merasa lebih nyaman. Lakukan olah raga ini sebanyak 3 kali seminggu dengan intensitas yang sesuai untuk menaikkan denyut jantung. Studi di AS menunjukan bahwa olahraga ini benar-benar membantu meredakan gelajala perimenopause tersebut (Admin, 2008).

Olahraga penuh semangat yang teratur sangat berguna karena membantu tubuh belajar mengatasi kelebihan panas dan mendinginkan dengan lebih cepat. Cobalah juga langkah sederhana yaitu minum segelas air dingin atau merendam tangan Anda di air dingin (Arimurti, 2005).

Pada wanita menopause olahraga sangat di haruskan, minimal 30 menit dalam sehari. Olahraga yang teratur dapat meningkatkan harapan hidup dan memperbaiki kesehatan secara menyeluruh. Kegiatan ini dapat mengurangi resiko osteoporosis dan dapat mengurangi atau memperbaiki gejala menopause (Emi & Proverawati, 2010).

(10)

18 2. Memerhatikan Makanan

Kebutuhan akan gizi (protein, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral) tidak berkurang sewaktu seorang wanita menginjak usia lanjut, namun kebutuhannya akan kalori berkurang. Oleh karena itu, sangat penting untuk memakan - makanan yang mengandung gizi tinggi dan menghindari makanan bergula dan berlemak yang "berkalori namun tidak bergizi" (Maulana, 2005).

Pada keadaan wanita menopause harus menghindari makanan yang dapat mengganggu kondisi tubuhnya. Makanan yang harus dihindari ialah kopi, alkohol dan makanan pedas karena dari efek mananan tersebut yang menggangu kesehatan dan meninggkatkan gejala menopause (Emi & Proverawati, 2010).

3. Mengatasi Pancaran Panas (Hot Flashes)

Kebanyakan wanita yang mengalami menopause akan merasakan pancaran panas (Hot Flashes). Pancaran panas adalah gangguan. Akan tetapi, bagi beberapa wanita, hal ini menjadi problem yang benar-benar menyusahkan karena pancaran panas ini terjadi sangat sering atau terus-menerus menggangu tidur mereka. Mengatasinya pertama jangan panik, kedua usahakan menggunakan pakaian yang tidak dapat menimbulkan pancaran panas serta berpakaian yang longgar dan ketiga usahakan jauhi makanan yang dapat menimbulkan rasa panas (alkohol, kafein, gula, serta makanan pedas dan banyak bumbu dapat merangsangnya, begitu pula dengan merokok) (Arimurti, 2005).

(11)

19 4. Melakukan hobi

Hidup tanpa sesuatu yang menyenangkan rasanya hambar, maka terlibat dengan aktivitas yang merupakan hobi dapat mengusir kebosanan dan mengatasi ketegangan - ketegangan dalam hidup termasuk krisis pada menopause (Retnowati, 2001).

5. Cek Kesehatan

Keadaan wanita menopause harus melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin diantaranya screening test, sehingga pentingnya bagi para wanita untuk tidak lupa melakukan cek menyeluruh yang di mulai dari usia 25 tahun sampai dengan 64 tahun (Emi & Prowerawati, 2010).

Pengertian, serta pandangan yang cerah, sangat penting itulah yang di butuhkan wanita menopause. Jadi seraya pasal baru dalam kehidupan wanita menopause ini mendekat, sediakan waktu untuk memusatkan pikiran pada minat-minat yang baru dan menantang, yang hendaknya tidak disepelekan adalah pengaruh menopause secara fisik pada tubuh.

C. Harapan – Harapan Wanita Menopause

Harapan adalah sesuatu yang diinginkan oleh orang dan dapat terjadi dikemudian hari, sehingga harapan wanita menopause menginginkan hidup yang bahagia saat mengalami menopause (Yodhi, 2009).

(12)

20 Asmar & Suryani (2005) harapan wanita menopause adalah

1. Mendapatkan pengertian oleh keluarga khususnya dengan kondisi yang dialami oleh wanita menopause khususnya suami.

2. Mendapatkan dorongan dari anggota keluarga sehingga mengurangi gejala yang timbul pada kondisi menopause agar mendapatkan kebahagian.

3. Mendapatkan kesetaraan dalam kehidupan 4. Dukungan penghargaan

a. Memberikan rasa hormat (penghormatan) kepada wanita menopause sehingga wanita tersebut merasakan dihargai.

b. Memberikan dorongan atau support kepada wanita menopause sehingga wanita tersebut biar percaya diri dalam menjalani kehidupannya.

5. Dukungan instrumental

a. Memberikan bantuan tenaga terhadap apa yang dibutuhkan oleh wanita menopause.

b. Memberikan bantuan materi terhadap apa yang dibutuhkan oleh wanita menopause (yang dilakukan keluarga).

D. Makna Menopause

Makna menopause adalah masa transisi atau masa peralihan, dari beberapa tahun sebelum menstruasi terakhir sampai setahun sesudahnya menstruasi terakhir. Dalam kehidupan wanita menopause mempunyai makna positif dan makna negatif bagi kehidupannya (Luwzee, 2009).

(13)

21 Makna menopause dalam kehidupan wanita menopause (Hutapea, 2005) :

a. Makna Positif

1) Merasa mengalami kebebasan bagi hidupnya

2) Merasa lebih fokus dalam beribadah menghadap Allah b. Makna Negatif

1) Merasa menjadi tidak menarik 2) Merasa kesepian

3) Merasa tidak berdaya dan tidak berguna

4) Merasa hidupnya kini tak mengandung harapan dan dilupakan orang

(14)

22 E. Fokus Penelitian

Skema 2.1 Fokus Penelitian

Pemahaman Menopause

Masalah dalam Menopause

Mekanisme Koping Dalam Menghadapi Menopause Pengalaman Ibu Berumur

45 Tahun Sampai 50 Tahun Dalam Menghadapi

Menopause

Harapan – harapan wanita Menopause

Referensi

Dokumen terkait

Perlindungan Hukum Bagi Pihak Ketiga Atas Hak Konstitusional Warga Negara Dalam Hak Penguasaan Tanah Dan Bangunan Hasil Perkawinan Beda. Kewarganegaraan Pasca Putusan

Menurut koentjaraningrat , “ Kebudayaan itu keseluruhan dari kelakuan dan hasil kelakuan manusia yang teratur, kata kelakuan yang harus di dapatkan dengan belajar

Untuk itulah pengetahuan dan pemahaman serta pengimplementasian yang benar dari ajaran tattwa, khususnya mengenai Yoga Sebagai Jalan Realisasi Kesadaran Diri Dalam Teks Tattwa

Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh faktor psikologis yang terdiri dari sikap, persepsi, dan motivasi (baik secara bersama-sama maupun

Kota Kudus merupakan salah satu daerah tujuan wisata yang kaya dengan budaya dan peninggalan sejarah baik sejarah islam maupun sejarah industri kretek yang memang tidak

Hal ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan variasi yang terjadi pada variabel independen (suku bunga kredit konsumsi, dependency ratio , pendapatan perkapita dan

Subandi Collecction merupakah Home Industry yang berkembang, Home Indusry ini memiliki banyak karyawan, namun kinerjanya kurang optimal karena tidak bisa mencapai

Mulai dari persepsi harga yang ditangkap konsumen, persepsi konsumen terhadap kualitas suatu produk dengan merek toko, dan persepsi akan resiko yang didapat dari