• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan iklan animasi 3d mobil esemka rajawali BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan iklan animasi 3d mobil esemka rajawali BAB I"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Animasi 3D adalah pengembangan dari animasi 2D, dengan animasi 3D

objek dan karakter dapat diperlihatkan semakin hidup dan nyata mendekati wujud

aslinya,baik itu karakter yang mendekati manusia (humanoid) atau karakter mobil

yang banyak ditemukan dalam industri game dan film. Semenjak munculnya

game sport car seperti need for speed, burnout dan industri film seperti car.

Teknologi yang digunakan dalam memproduksi film-film tersebut di kenal

dengan CGI (Computer Generated Imagery) Penggabungan animasi dengan

obyek riil.

Bagaimana dengan perkembangan animasi di Indonesia sendiri?

Indonesia mempunyai sejarah animasi yang cukup lama sejalan diciptakannya

wayang kulit, dimana ilustrasi wayang yang ditempatkan di antara cahaya dan

kain berwarna putih polos menghasilkan efek animasi bayangan atau animasi

silhouette. Pada tahun 2004, Studio Kasat Mata Yogyakarta bekerjasama dengan

kelompok visi anak bangsa, membuat film animasi 3D berdurasi panjang di

Indonesia berjudul “Homeland” dengan sutradara Gangsar Waskito. Selain Studio

Kasat Mata Yogyakarta bermunculan juga studio-studio animasi sejenis yang aktif

berkarya secara independen antara lain Frozzty Entertainment, Dreamlight

(2)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Didalam tugas akhir ini, penulis juga ingin mengangkat tema

perkembangan mobil di Indonesia. Selama ini Indonesia belum mampu

memproduksi mobil nasional sendiri. Pada tahun 2012 diperkenalkanlah mobil

Esemka Rajawali, mobil itu dibuat oleh siswa-siswa smk di Solo. Mulai saat

itulah mobil Esemka dikenal oleh masyarakat dan mulai diliput oleh media, tapi

sampai saat ini belum ada iklan atau pengenalan mobil Esemka secara komersil.

Dari sedikit sejarah animasi di Indonesia dan permasalahan perkembangan mobil

nasional, penulis terinspirasi membuat iklan animasi mobil Esemka Rajawali.

B. Rumusan Masalah

Didalam Perancangan Iklan Animasi 3D Mobil Esemka Rajawali permasalahan

yang dikemukakan adalah :

1. Bagaimana merancang iklan dalam bentuk animasi yang menarik, dapat

menyampaikan isi pesan iklan tersebut secara efektif kepada masyarakat.

2. Bagaimana Perancangan Iklan Animasi 3D Mobil Esemka Rajawali ini dapat

menggambarkan fasilitas-fasilitas dan keunggulan yang ada dalam produk

Mobil Esemka Rajawali.

C. Tujuan

Adapun tujuan dari Perancangan Iklam Mobil Esemka Rajawali ini adalah sebagai

berikut :

1. Merancang iklan dalam bentuk animasi yang menarik.

Referensi

Dokumen terkait

Khamir tumbuh paling baik pada kondisi dengan persediaan air cukup, karena khamir dapat tumbuh pada medium dengan konsentrasi solut (gula atau garam) lebih tinggi daripada

Hubungan ini akan bertahan cukup lama dalamrentang kehidupan manusia yang di awali dengan kelekatan remaja pada ibu atau figur lainpengganti ibu. Dapat disimpulkan bahwa

Sistem informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang

2) Sistem memberi batasan menu yang dapat diakses oleh user yang telah mendapat hak akses. User disini adalah tiap divisi HIPMALA Yogyakarta. Sistem harus dapat melakukan input,

Maka, bagaimana seorang yang masih membujang dapat mengejar derajat orang- orang yang sudah menikah, kalau shalat malam yang disertai puasa di siang hari saja tak bisa

Melihat kondisi pengetahuan keuangan mahasiswa prodi manajemen, pihak civitas akademik ataupun pihak bank agar bisa lebih mensosialisasikan apa saja jenis tabungan

Latar Belakang: Kemoterapi metotreksat memiliki efek samping depresi sumsum tulang yang dapat berakibat trombositopeni. Ekstrak biji Nigella sativa telah diteliti

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai penataan ruang kawasan perdesaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk kawasan agropolitan yang berada dalam 1 (satu) kabupaten diatur