• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Manajemen Data Base Pemeliharaan Jalan Berbasis Sistem Informasi Geografis Mellynita

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sistem Manajemen Data Base Pemeliharaan Jalan Berbasis Sistem Informasi Geografis Mellynita"

Copied!
196
0
0

Teks penuh

(1)

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

commit to user

 

SISTEM MANAJEMEN DATA BASE

PEMELIHARAAN JALAN

BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

Data Base Management System

for Road Maintenance

Based on Geographic Information System

TESIS

Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Magister Teknik

Disusun oleh:

M E L L Y N I T A

S940809107

MAGISTER TEKNIK SIPIL KONSENTRASI

TEKNIK REHABILITASI DAN PEMELIHARAAN BANGUNAN SIPIL PROGRAM PASCASARJANA

(2)

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

SISTEM MANAJEMEN DATA BASE

PEMELIHARAAN JALAN

BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

Disusun oleh :

MELLYNITA

NIM. S940809107

Telah disetujui oleh Tim Pembimbing

Tim Pembimbing :

Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal

Pembimbing I Ir. Ary Setyawan, M.Sc(Eng), Ph.D. NIP. 196612041995121001

... ...

Pembimbing II Ir. Agus P. Saido, M.Sc. NIP. 195505011986011001

... ...

Mengetahui :

Ketua Program Studi Magister Teknik Sipil

(3)

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

commit to user

SISTEM MANAJEMEN DATA BASE

PEMELIHARAAN JALAN

BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

Disusun oleh:

M E L L Y N I T A

S940809107

Telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Pendadaran Tesis Program Studi Magister Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Surakarta

pada hari Rabu, tanggal 2 Februari 2011

Dewan Penguji:

Jabatan Nama Tanda Tangan

Ketua S.A. Kristiawan, S.T., M.Sc.,Ph.D. NIP. 196905011995121001

...

Sekretaris Prof. Dr. Ir. Sobriyah, M.S. NIP. 194804221985032001

...

Penguji I Ir. Ary Setyawan, M.Sc(Eng), Ph.D. NIP. 196612041995121001

...

Penguji II Ir. Agus P. Saido, M.Sc. NIP. 195505011986011001

...

Mengetahui:

Direktur Program Ketua Program Studi Pascasarjana Magister Teknik Sipil

Prof. Drs. Suranto, M.Sc., Ph.D. Prof. Dr. Ir. Sobriyah, M.S. NIP. 195708201985031004 NIP. 194804221985032001

(4)

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

N a m a

: Mellynita

NIM

: S 940809107

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis yang berjudul:

SISTEM MANAJEMEN DATA BASE PEMELIHARAAN JALAN

BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

adalah betul-betul karya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya, tertulis dalam tesis

tersebut, diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam Daftar Pustaka,

Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya

bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya

peroleh dari gelar tersebut.

Surakarta, Februari 2011

Yang membuat pernyataan

(5)

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

commit to user

v

UCAPAN TERIMA KASIH

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah, akhirnya penulis dapat menyelesaikan tesis

dengan judul Sistem Manajemen Basis Data Pemeliharaan Jalan Berbasis Sistem

Informasi Geografis dapat diselesaikan dengan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yan sebesar-besarnya

kepada:

1. Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta;

2. Direktur Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta;

3. Pusat Pembinaan Keahlian Teknik Konstruksi (PUSBIKTEK), Badan Pembinaan

Konstruksi dan Sumber Daya Manusia, Kementrian Pekerjaan Umum yang telah

memberikan beasiswa pendidikan kepada penulis;

4. Prof. Dr. Ir. Sobriyah, M.S., selaku Ketua Program Studi Magister Teknik Sipil

Universitas Sebelas Maret atas saran dan kritiknya;

5. Ir. Ary Setyawan, M.Sc.(Eng.), Ph.D., dan Ir. Agus P. Saido, M.Sc., atas dukungan,

bimbingan, petunjuk dan saran yang diberikan selama penelitian dan penyusunan tesis

ini;

6. S. A. Kristiawan, S.T., M.Sc., Ph.D., atas saran dan kritiknya;

7. Seluruh dosen dan staf, atas ilmu, dukungan dan fasilitas yang diberikan;

8. Bupati Kabupaten Cirebon yang telah mengijinkan penulis mengikuti pendidikan;

9. Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Daerah Kabupaten Cirebon dan Dinas

Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Cirebon yang telah mengurus segala

administrasi kepegawaian selama penulis mengikuti pendidikan,

10. Dinas Bina Marga Kabupaten Cirebon, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Kabupaten Cirebon, Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Cirebon dan Kepolisian

Resor Cirebon atas dukungan data dan informasi yang diberikan;

11. Aries Susanto, S.Sos., dan Tseiraya A. K., suami tercinta dan putri kecilku sang

pelangi hati atas pengertian, kasih sayang, doa, motivasi dan dukungan yang tiada tara;

12. H. Singgih Prayitno dan Hj. Mossi Mekani, orangtua terkasih yang selalu memberikan

kasih sayang, doa dan dukungan atas segala keberhasilan;

(6)

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

14. Saudara-saudara kandung saya Bayu Pramos, Gerry Sigit, Zicco Hudyoro dan

ipar-ipar saya serta keluarga besar atas bantuan, dukungan dan doanya;

15. Ibu Pemi Nuraheni, Mas Erwan Andreas dan Ginan, atas kesediaannya menampung

saya selama tinggal di Kota Surakarta.

16. Teman-teman mahasiswa MTRPBS angkatan 2009, untuk persahabatan, kebersamaan

dan kerjasamanya;

17. Semua sahabat Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten Cirebon yang telah memberikan

bantuan, doa dan dukungannya akan penelitian ini;

18. Dhamayanti S.T. dan Sri Rahayu, S.T., akan waktu dan bantuannya dalam

menyelesaikan penelitian ini;

19. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tesis ini, yang tidak

dapat penulis sebutkan satu persatu.

Semoga bantuan yang telah bapak dan ibu berikan bernilai ibadah dan mendapat

ridha dari Allah SWT. Amin.

(7)

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

ABSTRAK

Pembangunan jalan kabupaten di Kabupaten Cirebon merupakan pembangunan yang dilaksanakan secara sinergis, efektif dan berkelanjutan. Strategi penanganan jalan di Kabupaten Cirebon diprioritaskan pada jaringan jalan strategis untuk meningkatkan pelayanan jasa distribusi dalam memajukan empat sektor ekonomi andalan yaitu pertanian, industri, perdagangan dan pariwisata. Salah satu kawasan andalan yang terletak di sentral Kabupaten Cirebon adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Bina Marga Plumbon yang merupakan wilayah administrasi, industri, pariwisata, perdagangan dan penggerak perekonomian. Guna menunjang pembangunan tersebut maka dibutuhkan suatu Sistem Informasi Geografis (SIG) yang dapat menentukan kondisi jaringan jalan kabupaten dengan sistematis dan berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk membuat basis data teknis jaringan jalan kabupaten berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Jalan yang berkelanjutan berbasis SIG.

Tahapan penelitian meliputi penyusunan basis data berupa inventarisasi jaringan jalan kabupaten di Unit Pelaksana Teknis Dinas Bina Marga Plumbon Kabupaten Cirebon. Pemilihan lokasi tersebut berdasarkan ketersedian data yang ada. Metode penelitian yang diterapkan adalah penelitian survai dengan strategi deskriptif kuantitatif berdasarkan parameter SPM Jalan dalam menentukan pemenuhan SPM Jalan kabupaten yang meliputi aspek aksesibilitas, aspek mobilitas, aspek keselamatan, aspek kondisi jalan dan aspek pelayanan jalan yang berbasis pada Sistem Informasi Geografis. Kelima parameter tersebut menghasilkan peringkat tiap-tiap parameter SPM dan nilai pemenuhan parameter SPM untuk menentukan kategori pemenuhan jalan kabupaten yaitu dengan hasil rekomendasi pemenuhan syarat SPM dari aspek jaringan jalan dan aspek ruas jalan yang disajikan dalam format SIG berupa data spatial maupun tabel atribut data.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan SIG telah dapat disusun suatu basis data digital berupa peta dan attribut tabel yang berisi inventarisasi data teknis jaringan jalan kabupaten di Unit Pelaksana Teknis Dinas Bina Marga Plumbon Kabupaten Cirebon berdasarkan Standar Pelayanan Minimal Jalan terhadap pengguna jalan. Hasil analisa yang didapat yaitu berupa hasil pemenuhan SPM jaringan jalan yaitu aspek aksesibilitas, mobilitas dan keselamatan yang seluruhnya tidak memenuhi syarat SPM, sedangkan pemenuhan dari SPM ruas jalan terdapat delapan ruas jalan sepanjang 34,86 km (18,56 %) yang memenuhi semua aspek SPM ruas jalan yaitu aspek kondisi jalan, lebar jalan dan pelayanan jalan, 37 ruas jalan sepanjang 111,60 km (59,41 %) yang hanya memenuhi aspek kondisi jalan dan pelayanan jalan dan 13 ruas jalan sepanjang 37,80 km (20,12%) yang hanya memenuhi aspek pelayanan jalan, serta terdapat dua ruas jalan sepanjang 3,60 km (1,92%) yang termasuk dalam kategori tidak Memenuhi Syarat SPM.

(8)

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

ABSTRACT

Construction of district roads in Cirebon District are conducted in a synergistic, effective and sustainable development. Road management strategies in the Cirebon District priority on the strategic road network to improve distribution service in advancing the economic mainstay of the four sectors of agriculture, industry, commerce and tourism. One of the key region that is located in the central District of Cirebon is a Technical Implementation Unit Department of Highways (TIUDH) Plumbon which is the administrative region, industry, tourism, trade and economy stimulus. To support such development is required of a Geographic Information System (GIS) that can determine the condition of the district road network systematicly and sustainable. This research aims to create a technical data based of district road network based on sustainable Road Minimum Service Standards (RMSS) and GIS.

Stages of research include the preparation of an inventory database of district road network in the TIUDH Plumbon, Cirebon District. Selection of location was based on the availability of existing data. Research method applied is survey with research descriptive quantitative strategies based on parameters in determining the fulfillment of RMSS that covers aspects of accessibility, mobility, safety, road conditions and road service based on Geographic Information System. All five of these parameters produce ratings for each parameter and value fulfillment of RMSS parameters to determine which category of district compliance with the recommendations of the RMSS eligibility of the road network and road segment aspects that are presented in GIS formats in the form of spatial data and attribute data tables.

The results showed that the GIS has to be compiled a digital database of maps and attribute table containing technical data inventory district road network in the TIUDH Plumbon Cirebon District based on RMSS to road users. Analysis results obtained in the form of RMSS road network that is aspects of accessibility, mobility and safety are entirely ineligible RMSS, while the fulfillment of the RMSS road segment are eight roads along the 34.86 km of roads (18.56%) that meet all aspects of the RMSS with aspects of roads conditions, roads wide and roads services, 37 road segments along 111 , 60 km (59.41%) who only fulfills the conditions of roads and services of roads and 13 road segments along the 37.80 km (20.12%), which meets only aspect of the services roads, and there are two road segments along the 3.60 km (1.92%) included in the category are not eligible to RMSS.

(9)

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...

i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ...

ii

LEMBAR PENGESAHAN ...

iii

PERNYATAAN KEASLIAN ...

iv

UCAPAN TERIMA KASIH ...

v

ABSTRAK ...

vii

ABSTRACT ...

viii

KATA PENGANTAR ...

ix

DAFTAR ISI ...

x

DAFTAR TABEL ...

xvi

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xxiii

DAFTAR SINGKATAN ... xxvi

BAB I PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang……… ...

1

1.2.

Rumusan Masalah……… ...

2

1.3.

Tujuan Penulisan……… ...

3

1.4.

Manfaat Penulisan..……… ...

3

1.5.

Batasan Masalah ...

3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

2.1.

Tinjauan Pustaka...

5

2.1.1.

Standar Pelayanan Minimal Jalan ...

5

2.1.2.

Sistem Informasi Geografis ...

6

2.2.

Landasan Teori ...

8

2.2.1.

Peran, Pengelompokan, dan Bagian-Bagian Jalan ...

9

2.2.1.1. Peran

Jalan………...

9

(10)

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

2.2.1.3. Pengelompokan Jalan Menurut Fungsi………….

9

2.2.1.4. Pengelompokan Jalan Umum Menurut Status…..

10

2.2.1.5. Kriteria Jalan Menurut Pelayanan……….

10

2.2.1.6. Kelas

Jalan……….

11

2.2.2.

Bagian-Bagian Jalan ...

11

2.2.3.

Penguasaan, Wewenang Pemerintah, Pemerintah Propinsi,

dan Pemerintah Kabupaten ...

11

2.2.3.1. Penguasaan

Atas

Jalan………..

11

2.2.3.2. Penyelenggaraan

Jalan Berdasarkan

kewenangannya……….

11

2.2.4.

Pembangunan Jalan Umum ...

12

2.2.4.1. Pembangunan jalan secara Umum………

12

2.2.4.2. Pembangunan Jalan Nasional………

13

2.2.4.3. Pembangunan.Jalan

Propinsi………

13

2.2.4.4. Pembangunan Jalan Kabupaten………

13

2.2.4.5. Pembangunan Jalan Kota………..

14

2.2.5.

Pengawasan Jalan Umum ...

14

2.2.5.1.

Pengawasan Jalan Secara Umum……….

14

2.2.5.2. Pengawasan

Jalan Provinsi………...

14

2.2.5.3. Pengawasan

Jalan

Kabupaten………..

14

2.2.5.4. Pengawasan

Jalan Kota………

15

2.2.6.

Peran Masyarakat ...

15

2.2.7.

Pemeliharaan Jalan ...

15

2.2.8.

Peningkatan jalan ...

17

2.2.9.

Konstruksi jalan baru ...

17

2.3.

Standar Pelayanan Minimal Jalan ...

19

2.3.1.

Standar Pelayanan Minimal Jaringan Jalan………

21

2.3.1.1. Aspek

aksesibilitas………...

21

2.3.1.2. Aspek

Mobilitas……… 21

(11)

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

2.3.2.

Standar Pelayanan Minimal Ruas Jalan……… ...

22

2.3.2.1.

Aspek Kondisi Jalan………

22

2.3.2.2.

Aspek Pelayanan Jalan………

25

2.3.3.

Pedoman SPM Jalan Wilayah………....

25

2.4.

Sistem Informasi Geografis………

28

2.4.1.

Subsistem dalam SIG……….

28

2.4.2.

Pengertian Peta Digital……… .

30

2.4.3.

Aplikasi SIG dalam Bidang Jalan……… .

32

2.4.4.

Operasi Arc.Toolbox……… .

33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1

Lokasi Penelitian………

36

3.2.

Metode Penelitian……… 37

3.3. Tahapan

Penelitian……….

37

3.3.1. Teknik Pengumpulan Data………

38

3.3.1.1. Data

Sekunder………..

38

3.3.1.2.

Data Primer………...

39

3.3.2 Teknik Pengolahan data ………

40

3.3.2.1.

Teknik Pengolahan Data berdasarkan Standar

Pelayanan Minimal Jalan……….

40

3.3.2.2.

Teknik Pengolahan Data berdasarkan

Penyusunan Sistem Informasi Geografis ………

41

3.4. Bagan

Alir

Penelitian……….

43

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1.

Data……….

45

4.1.1 Pemerintahan ………

45 

4.1.2 Kependudukan………..

45

4.1.2.1.

Kabupaten Cirebon……….

45

4.1.2.2.

Wilayah Kerja UPTD Bina Marga Plumbon……

47

4.1.3.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)………

51

(12)

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

4.1.5.

Jaringan Jalan……….

56

4.1.6.

Lalu Lintas……….

62

4.1.7.

Data Road Condition Index (RCI)……….

64

4.1.8.

Data Kecepatan Kendaraan………...

68

4.1.9.

Peta………

71

4.1.9.1.

Peta Bakosurtanal………

71

4.1.9.2.

Peta Tematik………

74

4.2.

Tahapan Metode Sistem Informasi Geografis………

76

4.2.1 Bagan

Alir

SIG………..

76

4.2.2. Transfer Peta……….

82

4.2.3. Pengecekan Kondisi Peta Bakosurtanal……….

83

 

4.2.3.1

Transfer Gambar Peta pada Global Mapper……

83

4.2.3.2

Pengecekan peta pada Google Earth……… 85

4.2.3.3

Transfer File Google Earth menjadi Shapefile…. 87

4.2.4. Proses

Digitasi………

88

4.2.4.1

Digitasi Jalan pada Google Earth………. 89

4.2.4.2

Digitasi Batas Administrasi pada Google Earth... 90

4.2.5 Membuat

Shapefile Baru……….

91

4.2.6

Membuat Layer Baru………..

93

4.2.6.1. Layer Administrasi………...

93

4.2.6.2. LayerTransportasi……….

94

4.2.6.3. Layer Parameter………

96

4.2.6.4. Layer

Pemenuhan SPM………..

96

4.2.7.

Membuat Geodatabase……….. 97

4.2.8.

Proses Editing Peta………. 102

4.2.8.1.

Append……….. 102

4.2.8.2.

Merge……… 103

4.2.8.3.

Split tool/add vertex……….. 104

4.2.9.

Membuat Attribute Tabel……… 106

(13)

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

4.2.9.2.

Pengisian Kolom Atribute………. 107

4.2.9.3.

Membuat Hyperlink Peta………. 108

4.2.10.

Analisa Data pada Layer Parameter SPM………. 112

4.2.10.1.

Layer Aksesibilitas……… 112

4.2.10.2.

Layer Mobilitas………. 116

4.2.10.3.

Layer Keselamatan……… 119

4.2.10.4.

Layer Pelayanan Jalan……….. 122

4.2.10.5.

Layer Lebar Jalan……….. 127

4.2.10.6.

Layer Kondisi Jalan……….. 131

4.2.11.

Layer Pemenuhan SPM………. 133

4.3.

Analisis Parameter Pemenuhan Standar Pelayanan Minimal Jalan

Kabupaten di UPTDPlumbon………. 135

4.3.1.

Aspek Aksesibilitas……… 135 

4.3.2.

Aspek Mobilitas………. 138

4.3.3.

Aspek Keselamatan……… 141

4.3.4.

Aspek Kondisi Jalan……….. 144

4.3.5.

Aspek Tingkat Pelayanan Jalan……….. 151

4.3.6.

Pemenuhan Aspek SPM………. 154

4.4.

Analisa Pemenuhan SPM Jalan Kabupaten Cirebon di UPTD

Plumbon……….. 159

4.4.1.

Rencana Strategis Dinas Bina Marga Kabupaten Cirebon

Tahun 2009-2013………... 159

4.4.1.1.

Visi dan Misi Dinas Bina Marga Kab. Cirebon… 159

4.4.1.2.

Tujuan, Sasaran dan Indikator Kinerja…………. 159

4.4.1.3.

Daftar Skala Prioritas Kegiatan……… 160

4.4.2.

Analisa Pemenuhan SPM berdasarkan peringkat parameter

SPM………... 161

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.

Kesimpulan………...

170

(14)

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

(15)

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Tiga Sub-sistem Penyusun Sistem Informasi Geografis ... 28

Gambar 2.2. Konsep Data Geospatial ... 30

Gambar 2.3. Ilustrasi Analisis Merge ... 33

Gambar 2.4. Ilustrasi Analisis Dissolve ... 33

Gambar 2.5. Ilustrasi Analisis Intersect ... 34

Gambar 2.6. Ilustrasi Analisis Erase ... 34

Gambar 2.7. Ilustrasi Analisis Buffer ... 35

Gambar 3.2. Peta Perbatasan UPTD Bina Marga Kab. Cirebon ... 35

Gambar 3.3. Bagan Alir Penelitian ... 43

Gambar 4.1. Kepadatan Penduduk Kabupaten Cirebon ... 47

Gambar 4.2. Kepadatan Penduduk UPTD Plumbon ... 51

Gambar 4.3. PDRB Kabupaten Cirebon ... 53

Gambar 4.4. Kecelakaan Lalu Lintas di Kabupaten Cirebon ... 54

Gambar 4.5. Kecelakaan Lalu Lintas di UPTD Plumbon Tahun 2010 ... 55

Gambar 4.6. Kondisi Jalan Kabupaten di UPTD Plumbon Tahun 2008-2010 ... 57

Gambar 4.7. Layer Administrasi Batas Kecamatan ... 71

Gambar 4.8. Layer Administrasi Batas Desa……… 72

Gambar 4.9. Layer Transportasi ... 72

Gambar 4.10. Batas Kecamatan di UPTD Plumbon Sebelum Pemekaran

Kecamatan

...

73

Gambar 4.11. Ketidaksesuaian Peta Bakosurtanal dengan yang di lapangan ... 73

Gambar 4.12. Peta Jaringan Jalan Kabupaten Cirebon ... 74

Gambar 4.13. Peta Jaringan Transportasi Kabupaten Cirebon ... 75

Gambar 4.14. Peta Batas Administrasi Kabupaten Cirebon ... 76

Gambar 4.15. Bagan Alir SIG ... 77

Gambar 4.16. Select Input MapInfo TAB Files pada Proses Transfer Peta Digital ... 82

(16)

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

commit to user

xix

Gambar 4.19. Export Data pada Proses Transfer Shapefile ke File Google Earth .... 84

Gambar 4.20. KLM/KMZ Export Options pada Proses Transfer Shapefile ke File

Google Earth ... 85

Gambar 4.21. Proses Pengecekan peta pada Google Earth ... 85

Gambar 4.22. Proses Pengecekan Jalan Berdasarkan peta Bakosurtanal pada

Google Earth ... 86

Gambar 4.23. Proses Pengecekan Batas Kabupaten Peta Bakosurtanal pada Google

Earth ... 86

Gambar 4.24. Proses Transfer File Google Earth menjadi Shapefile ... 87

Gambar 4.25. Export Data pada Proses Transfer File Google Earth menjadi

Shapefile ... 87

Gambar 4.26. Shapefile Export Options pada Proses Transfer File Google Earth

menjadi Shapefile ... 88

Gambar 4.27. Add Path pada Proses Digitasi Jalan Kabupaten di Google Earth ... 89

Gambar 4.28. Proses Digitasi Jalan Kabupaten di Google Earth ... 90

Gambar 4.29. Proses Digitasi Batas UPTD Plumbon di Google Earth ... 91

Gambar 4.30 . Open Arc. Gis Proses Membuat Shafefile Baru ... 91

Gambar 4.31. Proses Membuat Shafefile Baru ... 92

Gambar 4.32. Coordinate System Proses Membuat Shafefile Baru ... 93

Gambar 4.33. Proses Pembuatan Layer Baru ... 94

Gambar 4.34. Proses Pembuatan Layer Peringkat SPM ... 97

Gambar 4.35. Rename feature class ... 97

Gambar 4.36. Proses Membuat Geodatabase ... 98

Gambar 4.37. Membuat Dataset pada Geodatabase ... 98

Gambar 4.38. New feature Dataset pada Proses Membuat Geodatabase ... 99

Gambar 4.39. Topology pada Proses membuat Geodatabase ... 99

Gambar 4.40. Proses membuat Topology ... 100

Gambar 4.41. Memasukkan Feature class pada Topology ... 100

Gambar 4.42. Mengatur Rule pada Proses membuat Topology ... 100

(17)

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

commit to user

xx

Gambar 4.44. Editing Feature Class yang Error ... 101

Gambar 4.45. Pengecekan Topology ... 102

Gambar 4.46. Proses Editing dengan Append ... 102

Gambar 4.47. Input Dataset pada Proses Editing dengan Append ... 103

Gambar 4.48. Proses Editing pada Jalan Lokal Kabupaten dengan Merge ... 103

Gambar 4.49. Proses Editing pada Merge ... 104

Gambar 4.50. Proses Editing dengan Split Tool/Add vertex ... 105

Gambar 4.51. Proses Editing Split tool pada Feature Class Jalan ... 105

Gambar 4.52. Snaping pada Proses Editing dengan Split tool/Add vertex ... 106

Gambar 4.53. Proses Membuat Field ... 106

Gambar 4.54. Pemberian Nama dan Type pada Add Field ... 107

Gambar 4.55. Proses Pengisian Field dengan Cara Field Calculator ... 107

Gambar 4.56. Proses Pengisian Field dengan Cara Select By Attribute ... 108

Gambar 4.57. Proses Membuat Hyperlink Peta ... 109

Gambar 4.58. Proses Editing dalam Membuat Hyperlink Peta ... 109

Gambar 4.59. Penentuan Task dan Target pada Proses Membuat Hyperlink Peta ... 110

Gambar 4.60. Proses menyimpan dalam Membuat Hyperlink Peta ... 110

Gambar 4.61. Pengaturan Document Properties pada Proses Membuat Hyperlink

Peta ... 111

Gambar 4.62. Proses Menampilkan Hyperlink pada Layer ... 111

Gambar 4.63 Tampilan Hyperlink Foto ... 112

Gambar 4.64 Menghitung Aksesibilitas Eksisting ... 113

Gambar 4.65 Memasukan indeks Aksesibilitas yang dipersyaratkan pada Nilai

Aksesibilitas ... 113

Gambar 4.66 Mencari Nilai Parameter Aksesibilitas ... 114

Gambar 4.67 Attribute yang ter-select ... 114

Gambar 4.68 Pemberian Nilai Parameter Aksesibilitas ... 115

Gambar 4.69 Memberi Tanda Symbology ... 115

Gambar 4.70 Penentuan Color dan Width pada Symbology Layer Aksesibilitas ... 116

(18)

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

commit to user

xxi

Gambar 4.72 Menghitung PDRB Perkapita ... 117

Gambar 4.73 Menghitung Mobilitas Eksisting ... 117

Gambar 4.74. Memasukkan Indeks Mobilitas yang dipersyaratkan pada Nilai

Mobilitas ... 118

Gambar 4.75 Mencari Nilai Parameter Mobilitas ... 118

Gambar 4.76 Selected Attribute pada Layer Mobilitas 2010 ... 119

Gambar 4.77 Pemberian Nilai Parameter Mobilitas ... 119

Gambar 4.78 Menghitung Kecelakaan (Jiwa) ... 120

Gambar 4.79 Memasukan indeks Keselamatan yang dipersyaratkan pada Nilai

Keselamatan ... 120

Gambar 4.80 Mencari Nilai Parameter Keselamatan ... 121

Gambar 4.81 Selected Attribute pada Layer Keselamatan 2010 ... 121

Gambar 4.82 Pemberian Nilai Parameter Keselamatan ... 122

Gambar 4.83 Selected By Attribute untuk Pengisian Field Kecepatan Minimum ... 123

Gambar 4.84 Pengisian Field Kecepatan Minimum ... 124

Gambar 4.85 Memasukkan Nilai SPM Pelayanan ... 124

Gambar 4.86 Pengisian Nilai SPM Pelayanan ... 125

Gambar 4.87 Pengisian Nilai Parameter Pelayanan ... 125

Gambar 4.88 Memberi Tanda Symbology ... 126

Gambar 4.89 Penentuan Color dan Width pada Symbology Layer Pelayanan ... 126

Gambar 4.90 Penggantian Nama Label pada Symbology Layer Pelayanan ... 126

Gambar 4.91 Select By Attribute pada Layer Lebar jalan ... 128

Gambar 4.92 Pengisian Field “Lebar_Min” ... 128

Gambar 4.93 Memasukkan Nilai SPM Lebar Jalan ... 129

Gambar 4.94 Pengisian Nilai SPM Lebar Jalan ... 129

Gambar 4.95 Select By Attribute pada Layer Lebar Jalan ... 130

Gambar 4.96 Pengisian Nilai Parameter pada Layer Lebar Jalan ... 130

Gambar 4.97 Memasukkan Nilai SPM Kondisi Jalan ... 132

Gambar 4.98 Select By Attribute pada Layer Kondisi Jalan ... 132

(19)

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

commit to user

xxii

Gambar 4.100 Pengisian Nilai SPM pada Layer Pemenuhan SPM ... 134

Gambar 4.101 Symbology pada layer “Pemenuhan SPM” ... 134

Gambar 4.102 Indeks Aksesibilitas Jaringan Jalan Kabupaten di UPTD Plumbon

Kabupaten

Cirebon Tahun 2007-2010 ... 137

Gambar 4.103Pemenuhan SPM Aspek Aksesibilitas Jaringan Jalan Kabupaten di

UPTD Plumbon Kab. Cirebon Tahun 2007-2010 ... 137

Gambar 4.104 Indeks Mobilitas Jaringan Jalan Kabupaten di UPTD Plumbon

Kabupaten Cirebon Tahun 2007-2010 ... 140

Gambar 4.105 Pemenuhan SPM Aspek Mobilitas Jaringan Jalan Kabupaten di UPTD

PlumbonKab. Cirebon Tahun 2007-2010 ... 140

Gambar 4.106 Indeks Kecelakaan Lalu lintas Jarinngan Jalan Kabupaten di UPTD

Plumbon Kab. Cirebon Tahun 2007-2010 ... 143

Gambar 4.107 Pemenuhan SPM Aspek Keselamatan Jaringan Jalan Kabupaten di

UPTD Plumbon Kab. Cirebon Tahun 2007-2010 ... 143

Gambar 4.108 Pemenuhan SPM Aspek Kondisi Jalan di UPTD Plumbon Berdasarkan

Lebar Jalan Tahun 2010 ... 150

Gambar 4.109 Pemenuhan SPM Aspek Kondisi Jalan di UPTD Plumbon Berdasarkan

RCI Tahun 2010 ... 150

Gambar 4.110Pemenuhan SPM Aspek Pelayanan Jalan di UPTD Plumbon Tahun

2010 ... 154

Gambar 4.111 Prosentase Pemenuhan SPM Jalan Kabupaten Di UPTD Plumbon

(20)

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

commit to user

xxiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Peta ……….. L-A Peta Batas Kecamatan (Bakosurtanal, 1999)……… L-A1 Peta Batas Desa (Bakosurtanal, 1999)……….. L-A2 Peta Transportasi (Bakosurtanal, 1999)……… L-A3 Peta Jaringan Jalan Kabupaten (Bina Marga)………... L-A4 Peta Rencana Jaringan Transportasi (Bappeda)………... L-A5 Peta Batas Administrasi dan Transportasi (BPN)……… L-A6 Peta Administrasi……….. L-A7 Peta Transportasi……….. L-A8 Peta Aksesibilitas 2010………... L-A9 Peta Mobilitas 2010……….…. L-A10 Peta Keselamatan 2010………. L-A11 Peta Pelayanan 2010………. L-A12 Peta Lebar Jalan 2010………... L-A13 Peta Kondisi Jalan 2010………... L-A14 Peta Pemenuhan SPM 2010……….. L-A15 Lampiran B Foto-foto Survey Ruas Jalan Kabupaten di UPTD Plumbon... L-B

(21)

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

commit to user

xxiv

(22)

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

commit to user

xxv

Foto Ruas Jalan Cempaka – Karangsari………... L-B56 Foto Ruas Jalan Purwawinangun – Muara………... L-B57 Foto Ruas Jalan Kebarepan – Kedungsana……….. L-B58 Foto Ruas Jalan Kepongpongan – Cirebongirang………….... L-B59 Foto Ruas Jalan Jalan Tuparev………. L-B60 Lampiran C Tabel Jaringan Jalan dan Administrasi

(23)

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1.

Program penanganan jalan ………...

17

Tabel 2.2. Kondisi jalan dan kegiatan penanganan jalan………...

18

Tabel 2.3.

Kelas rencana lalu lintas………...

18

Tabel 2.4.

Nilai IRI berdasarkan pengamatan visual untuk jalan beraspal...

22

Tabel 2.5.

Penentuan nilai RCI ……….…

23

Tabel 2.6.

Hubungan antara IRI dengan RCI………

24

Tabel 2.7.

Pedoman SPM Jalan Wilayah………...

26

Tabel 3.1

Rekapitulasi sumber data dan jenis data sekunder berdasarkan

referensi………

38

Tabel 4.1.

Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Cirebon

46

Tabel 4.2.

Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk UPTD Plumbon….

49

Tabel 4.3.

Produk Domestik Regional Bruto menurut lapangan usaha

Kabupaten Cirebon………...

52

Tabel 4.4. Data Kecelakaan Lalu Lintas di Kabupaten Cirebon…………...

54

Tabel 4.5. Data Kecelakaan Lalu Lintas di UPTD Plumbon Tahun 2010…

55

Tabel 4.6. Kondisi Jalan Kabupaten di UPTD Plumbon tahun 2008 – 2010

56

Tabel 4.7.

Jaringan jalan kabupaten menurut kondisi di UPTD Plumbon

tahun 2010………

58

Tabel 4.8.

Lalu Lintas Harian Rata-rata UPTD Plumbon……….

62

Tabel 4.9.

Nilai RCI Jaringan Jalan di UPTD Plumbon………

65

Tabel 4.10.

Data Kecepatan Kendaraan di UPTD Plumbon………...

68

Tabel 4.11.

Pemenuhan SPM jaringan jalan kota di UPTD Plumbon dari

aspek aksesibilitas……….

136

Tabel 4.12.

Pemenuhan SPM jaringan jalan kota di UPTD Plumbon dari

aspek mobilitas……….

139

(24)

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

Tabel 4.14.

Pemenuhan SPM ruas jalan kabupaten di UPTD Plumbon dari

aspek kondisi jalan berdasarkan lebar jalan……….

144

Tabel 4.15.

Pemenuhan SPM ruas jalan kabupaten di UPTD Plumbon dari

aspek kondisi jalan berdasarkan nilai RCI………...

147

Tabel 4.16. Pemenuhan SPM ruas jalan kabupaten di UPTD Plumbon dari

aspek tingkat pelayanan………

151

Tabel 4.17.

Pemenuhan kelima aspek SPM………

155

Tabel 4.18.

Peringkat Parameter SPM dan Nilai Pemenuhan Parameter

SPM………. 161

Tabel 4.19.

Klasifikasi Nilai Pemenuhan SPM Tahun 2010………..

163

Tabel 4.20.

Kombinasi Nilai Alternatif dari Pemenuhan Nilai SPM Ruas

Jalan……….

(25)

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

commit to user

xxvi

DAFTAR SINGKATAN

Bakosurtanal : Badan Koordinasi Survai dan Pemetaaan Nasional

Bappeda : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

BPN : Badan Pertanahan Nasional

DSP : Daftar Skala Prioritas

GE : Google Earth

IRI : International Roughness Index JJS : Jaringan Jalan Strategis

LU : Layanan Umum

MS : Memenuhi Syarat

PDRB : Produk Domestik Regional Bruto

RCI : Road Conditon Index

Renstra : Rencana Strategis

SIG : Sistem Informasi Geografis

SPM : Standar Pelayanan Minimal

TMS : Tidak Memenuhi Syarat

(26)

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat

rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tesis dengan judul Sistem

Manajemen Data Base Pemeliharaan Jalan Berbasis Sistem Informasi Geografis. Tesis ini sebagai salah satu persyaratan akademik untuk menyelesaikan Program Pascasarjana pada

bidang keahlian Teknik Rehabilitasi dan Pemeliharaan Bangunan Sipil Fakultas Teknik

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Tesis ini mengangkat permasalahan tentang sistem informasi berupa basis data

jaringan jalan kabupaten yang digunakan untuk menentukan pemenuhan Standar

Pelayanan Minimal jalan terhadap pengguna jalan guna menunjang kegiatan rehabilitasi

dan pemeliharaan jalan kabupaten dengan menggunakan aplikasi program Sistem

Informasi Geografis yang sistematis dan berkelanjutan.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tesis ini masih jauh dari

kesempurnaan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya

membangun demi kebaikan laporan ini. Semoga semua amal sholeh diterima Allah SWT.

dan laporan tesis ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Surakarta, Februari 2011

(27)

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Kabupaten Cirebon secara geografis terletak di antara 108º20’- 108º35’ BT dan

06º35’-06º45’ LS yang memiliki luas wilayah 990,36 km², dengan jarak terjauh

Barat-Timur 54 km dan Utara-Selatan 39 km. Secara administrasi Kabupaten Cirebon

berbatasan dengan beberapa kabupaten, yaitu (Anonim, 2009b):

1) Sebelah Utara berbatasan dengan wilayah Kabupaten Indramayu.

2) Sebelah Barat Laut berbatasan dengan wilayah Kabupaten Majalengka.

3) Sebelah Selatan berbatasan dengan wilayah Kabupaten Kuningan.

4) Sebelah Timur berbatasan dengan Kab. Brebes (Jawa Tengah).

Pembangunan jalan kabupaten di Kabupaten Cirebon merupakan pembangunan

yang dilaksanakan secara sinergis, efektif dan berkelanjutan. Guna menunjang hal

tersebut maka diperlukan strategi penanganan jalan yang tepat sasaran. Penanganan

rehabilitasi dan pemeliharaan jaringan jalan diprioritaskan pada perwujudan kondisi

jaringan jalan yang mantap guna meningkatkan pelayanan jasa dan distribusi dalam

memajukan empat sektor ekonomi andalan yaitu pertanian, industri, perdagangan dan

pariwisata. Sektor andalan tersebut berada di sentral Kabupaten Cirebon, tepatnya

terletak di wilayah kerja Dinas Bina Marga Kabupaten Cirebon yaitu di Unit Pelaksana

Teknis Dinas (UPTD) Plumbon. Pada tahun 2010 ini UPTD Plumbon memiliki panjang

ruas jalan 187,86 km dengan kepadatan penduduk berdasarkan data sensus penduduk

tahun 2009 mencapai 3.563 jiwa/km² (ibid, 2009b).

Peran infrastruktur jalan kabupaten di UPTD Plumbon sangat penting dalam

memberikan dukungan terhadap perkembangan dan perubahan tata guna lahan di

wilayah tersebut. Hal tersebut harus diimbangi dengan pemenuhan Standar Pelayanan

Minimal Jalan, sehingga akan memudahkan pergerakan sektoral maupun pergerakan

antar zona yang menghubungkan wilayah UPTD Plumbon dengan wilayah di

sekitarnya. Kondisi jaringan dan ruas jalan kabupaten yang ada merupakan prasarana

dasar dalam menentukan tingkat aksesibilitas dan mobilitas yang dapat mendukung

produktivitas kegiatan ekonomi masyarakat.

(28)

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Pemerintah telah mengeluarkan beberapa peraturan dan keputusan sebagai dasar

pemenuhan SPM untuk menciptakan standar pelayanan publik, diantaranya:

1) Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 534/KPTS/M/2001

tentang Pedoman SPM Bidang Penataan Ruang, Perumahan dan Permukiman dan

Pekerjaan Umum.

2) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 65 Tahun 2005 tentang Pedoman

Penyusunan dan Penerapan SPM.

SPM tentang jalan dipertegas dalam Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2006

Pasal 112 dan 113. Pada Pasal 112 ayat 1 – ayat 3 dinyatakan bahwa pelayanan jalan

umum ditentukan dengan kriteria yang dituangkan dalam SPM yang terdiri dari standar

pelayanan jaringan jalan dan SPM ruas jalan. SPM jaringan jalan meliputi aksesibilitas,

mobilitas dan keselamatan. SPM ruas jalan meliputi kondisi jalan dan kecepatan.

Keterbatasan data dan informasi terutama yang berbasis Sistem Informasi

Geografis (SIG) yang digunakan sebagai alat atau media untuk mengetahui lokasi

jaringan infrastruktur jalan merupakan salah satu kendala yang dihadapi oleh Dinas

Bina Marga Kabupaten Cirebon.

Berdasarkan uraian tersebut di atas maka perlu dilakukan penelitian terhadap

pemenuhan SPM jaringan dan ruas jalan kabupaten yang berbasis SIG di wilayah kerja

UPTD Plumbon Kabupaten Cirebon. Penggunaan aplikasi program SIG yang berbasis

spatial (peta) digital ini dapat mempersiapkan sebuah sistem manajemen perencanaan

pemeliharaan dan peningkatan infrastruktur jalan kabupaten secara lebih efisien, handal

dan efektif yang diharapkan dapat memudahkan dalam pengawasan, evaluasi dan dapat

di-update dari waktu ke waktu secara berkelanjutan.

1.2

Rumusan Masalah

1) Bagaimana aplikasi program SIG dalam menentukan pemenuhan SPM jalan guna

menunjang kegiatan rehabilitasi dan pemeliharaan jalan kabupaten?

2) Bagaimana visualisasi hasil pemenuhan SPM jalan dengan menggunakan aplikasi

program SIG?

1.3

Tujuan Penulisan

(29)

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

commit to user

3

1) Sistem Informasi berupa bank data/basis data untuk menentukan pemenuhan SPM

jalan guna menunjang kegiatan rehabilitasi dan pemeliharaan jalan kabupaten

dengan menggunakan aplikasi program SIG terhadap pengguna jalan.

2) Visualisasi pemenuhan SPM jalan dalam dua kategori pemenuhan yaitu yang

memenuhi syarat ataupun yang tidak memenuhi syarat SPM jalan pada setiap ruas

jalan kabupaten dengan menggunakan aplikasi program SIG.

1.4

Manfaat Penulisan

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1) Manfaat teoritis yaitu untuk memperluas kajian ilmu pengetahuan di bidang teknik

rehabilitasi dan pemeliharaan infrastruktur khususnya tentang jalan kabupaten

dengan aplikasi SIG.

2) Manfaat praktis yaitu hasil program ini dapat diterapkan secara aplikatif oleh Dinas

Bina Marga Kabupaten Cirebon sebagai alat pengendali/alat bantu pengambil

keputusan dalam perencanaan pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur jalan

kabupaten.

1.5

Batasan Masalah

Agar tinjauan studi ini tidak meluas dan menyimpang dari masalah diatas, maka

batasan dari penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :

1) Jalan yang dikaji adalah jalan kabupaten.

2) Lokasi penelitian dipilih wilayah kerja UPTD Plumbon saja sebagai sampel dengan

pertimbangan bahwa wilayah ini merupakan kawasan penggerak perekonomian,

admnistrasi, industri, perdagangan dan pariwisata Kabupaten Cirebon.

3) Prosedur standar teknis pelaksanaan konstruksi dan anggaran dana penanganan

jalan tidak dibahas, pembahasan hanya pada analisis SPM jalan yang berbasis pada

SIG sebagai inventarisasi data dan analisis pemenuhan SPM guna menunjang

kegiatan rehabilitasi dan pemeliharaan jalan kabupaten.

4) Penentuan pemenuhan SPM jalan menggunakan parameter dari SPM jalan yaitu

yang terdiri dari SPM jaringan jalan yaitu aspek aksesibilitas, aspek mobilitas, aspek

(30)

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

commit to user

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

2.1

Tinjauan Pustaka

2.1.1 SPM Jalan

Hasil penelitian Serunting (2010) menunjukkan bahwa SPM jaringan jalan di

Kota Salatiga pada tahun 2008 mempunyai indeks aksesibilitas = 8,535 sudah

memenuhi persyaratan, indeks mobilitas = 2,901 sudah memenuhi persyaratan, dan

indeks kecelakaan = 0,687. SPM ruas jalan dari aspek kondisi jalan berdasarkan

lebar jalan, yang belum memenuhi persyaratan sebanyak 69 ruas sepanjang 89,340

km (73,69%), sedangkan yang sudah memenuhi persyaratan sebanyak 41 ruas

sepanjang 31,90 km (26,31%). SPM ruas jalan dari aspek kondisi jalan berdasarkan

nilai Road Condition Index (RCI) yang belum memenuhi persyaratan sebanyak 1

ruas sepanjang 1,00 km (0,82%), sedangkan yang sudah memenuhi persyaratan

sebanyak 109 ruas sepanjang 120,24 km (99,81%).

Tujuan diadakannya Pavement Management System (PMS) adalah menyelenggarakan pemeliharaan jalan secara efisien dan efektif dengan

mengoptimalkan kinerja jaringan jalan agar kondisi jaringan jalan dapat berfungsi

dengan baik. Penelitian mengenai PMS telah banyak dilakukan baik di dalam negeri

maupun di luar negeri. Salah satu tahapan dalam PMS adalah maintenance standard.

Maintenance standard diartikan bahwa pekerjaan pemeliharaan yang tepat haruslah spesifik dan sesuai dengan hasil penyelidikan. Salah satu upaya untuk menetapkan

maintenance standard adalah dengan SPM. SPM merupakan bentuk pelayanan publik yang menyangkut kualitas dan kuantitas pelayanan publik yang disediakan

pemerintah sebagai salah satu indikator kesejahteraan masyarakat. Konsep utama

dari SPM adalah tolok ukur penyediaan layanan bagi penyedia layanan dan acuan

mengenai kualitas dan kuantitas layanan bagi pengguna layanan (Insani, 2009).

Berdasarkan hasil penelitian Setiawan (2009), parameter pemenuhan SPM

yang digunakan adalah pemenuhan lebar minimum, pemenuhan nilai kekasaran

(31)

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

commit to user

6

perkerasan maksimum International Roughness Index (IRI), dan pemenuhan nilai kecepatan tempuh minimum (km/jam). Skema alokasi pentahapan dana yang terpilih

adalah 50%, 40% dan 10% dari total kebutuhan dana yang dialokasikan pada tahun

pertama, kedua dan ketiga secara berurutan. Skema alokasi tersebut menghasilkan

kriteria jalan yang sesuai dengan SPM bidang jalan dan menghasilkan pengurangan

waktu tempuh kendaraan. Skema alokasi terpilih mampu menghasilkan penghematan

Biaya Operasional Kendaraan dan biaya waktu perjalanan pada ruas jalan Kota Batu

sebesar Rp 6.541.222.099,00.

Berdasarkan hasil penelitian Senduk (2009), di tingkat jaringan jalan, Provinsi

Sulawesi Utara berada dalam kondisi yang cukup baik di ketiga aspek kriterianya,

yakni aksesibilitas, mobilitas, dan kecelakaan. Namun, khusus untuk Kota Menado,

diperlukan penambahan panjang jalan sepanjang 250,60 km. Jalan menurut tingkat

ruas jalan dengan kewenangan jalan nasional dan provinsi dibutuhkan anggaran

sebesar Rp821.369.810.100,00 untuk pemenuhan SPM Jalan, serta

Rp230.207.711,11 per tahun pada setiap kabupaten/kota untuk penambahan jalan

baru sebagai antisipasi pemenuhan SPM di tingkat jaringan.

PMS yang efektif dapat digunakan oleh pengambil keputusan untuk

pembangunan yang berkelanjutan, penentuan prioritas pemeliharaan jaringan jalan

dari berbagai kelas dan jenis jalan, membantu para engineer untuk mengidentifikasi

penanganan yang paling tepat suatu lokasi jaringan jalan dengan menggunakan

analisa ekonomi, prediksi model dan informasi dari waktu ke waktu. Hal-hal yang

diperlukan dalam PMS adalah data inventory data, condition data, maintenance standards, economic analysis, budgetary analysis, programming, dan work control

dan feedback (Oliver, 2002).

2.1.2 Sistem Informasi Geografis

Tujuan penelitian yang dilakukan oleh Jamalurrusid (2009) adalah menerapkan

aplikasi program SIG pada jalan lingkungan di Kota Purbolinggo berupa basis data

teknis untuk menentukan prioritas pemeliharaan jalan lingkungan pada 76 ruas jalan.

Parameter yang digunakan yaitu tingkat kebutuhan biaya pekerjaan, tingkat

kerusakan jalan, dan jumlah hunian rumah/pemakai jalan yang tersusun tingkatan

prioritas dengan tiga rekomendasi yaitu mendesak sebanyak 18 ruas jalan, segera

(32)

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Dinas Pekerjaan Umum Kota Surakarta menyusun Sistem Informasi/data base

jaringan jalan raya di kota Surakarta terkini berbasis SIG berupa data base klasifikasi jalan raya, kondisi eksisting geometrik jalan, jenis perkerasan jalan, dan bangunan

pelengkap jalan dengan basis data drainase dan gorong-gorong, serta jembatan, dan

bangunan. Pengoperasian bangunan tersebut masing-masing dikelola oleh Sub Dinas

: Drainase, Bina Marga dan Cipta Karya. Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan

kegiatan ini adalah: (1) Print out data base jalan dalam bentuk buku A3 dengan gambar peta ukuran A3 dari hasil intregasi wilayah kota Surakarta. (2) Software data base jalan berikut data yang tersimpan dalam satu unit komputer (Anonim, 2007b).

Penelitian ini membahas tentang perkembangan aplikasi SIG yang terpadu

dan komprehensif dalam perencanaan dan pengawasan kegiatan pembangunan. Hal

tersebut berupa peningkatan fungsi aplikasi pada perangkat SIG dengan

menambahkan model baru dan tools analysis untuk sistem yang sudah ada dengan menggunakan toolkit SIG untuk mendapatkan hasil pengambilan keputusan yang terbaik. Spatial Multi-Criteria Evaluation (SMCE) merupakan bagian terpenting yang digunakan untuk menentukan keberhasilan aplikasi SIG dalam pengambilan

keputusan pada saat proses perencanaan melalui beberapa pertimbangan yaitu

rekomendasi skenario kegiatan pembangunan dan kendalamya serta dampak di masa

yang akan datang. Penelitian ini juga membahas tentang isu-isu pengembangan dan

aplikasi SIG lainnya, khususnya kapasitas data dan infrastruktur geodata pada SIG

(Yaakup, 2004).

Penerapan aplikasi SIG pada studi kasus Rencana Tata Negara Pahang

digunakan untuk penyusunan rencana pengembangan dan pelaksanaan kegiatan

pembangunan di tingkat Pemerintah dan Pemerintah Kabupaten. Penyusunan rencana

pembangunan tersebut bertujuan untuk tercapainya suatu proses perencanaan yang

sistematis dan berkelanjutan. Tahapan penelitian ini terdiri dari identifikasi

kebutuhan dan tujuan, pelaksanaan dan evaluasi alternatif serta pengawasan

pelaksanaan perencanaan. SIG memiliki fungsi sebagai alat yang efektif dalam

memberikan analisis dan metode kuantitatif untuk analisis perencanaan kota dan

regional, juga dapat memberikan sebuah dasar yang kuat untuk pengambilan

(33)

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

commit to user

8

Penerapan sistem infomasi berbasis SIG diperlukan untuk mengatasi

kompleksitas dan ketidakpastian dalam proses perencanaan dalam manajemen

perencanaan kota. Sistem informasi yang tersusun dibuat secara sistematis dan

berkelanjutan yang dapat berfungsi sebagai alat untuk pengembangan proses

perencanaan dan pengawasan kegiatan pembangunan. Perencanaan perkotaan dan

sistem pengawasan yang efektif diperlukan mengakomodasi perencanaan strategis,

manajemen perencanaan serta pemecahan masalah agar mempermudah dalam

pengambilan keputusan. Penggunaan SIG yang berdasarkan analisis data dan

pengendalian pembangunan berguna untuk meningkatkan pemodelan spasial dengan

tujuan pengembangan perencanaan dan pengawasan pembangunan selanjutnya

(Yaakup et al, 2007b).

Penelitian tentang analisis kecelakaan ini bertujuan untuk membantu

pengambilan keputusan dalam menentukan tindakan keselamatan penyebab

kecelakaan lalu lintas. Aplikasi yang dipakai yaitu menggunakan program SIG untuk

menganalisis penyebab kecelakaan dengan metode visualisasi data kecelakaan

sehingga menghasilkan prediksi yang lebih akurat berdasarkan parameter yang

terkait aspek kecelakaan. Batasan masalah penelitian hanya pada daerah Seremban City Council Negeri Sembilan dan telah melakukan kerja sama dengan The Royal Malaysian Police dan The Road Safety Council (Yaakup et al, 2009).

2.2

Landasan Teori

Undang-undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan mengamanatkan bahwa

”hasil penyelenggaraan jalan harus memenuhi SPM yang ditetapkan”. SPM Bidang

Jalan telah ditetapkan melalui Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana

Wilayah Nomor 534/KPTS/M/2001 (Anonim, 2004b).

Jalan sebagai bagian sistem transportasi nasional mempunyai peranan penting

terutama dalam mendukung bidang ekonomi, sosial dan budaya serta lingkungan dan

dikembangkan melalui pendekatan pengembangan wilayah agar tercapai

keseimbangan dan pemerataan pembangunan antar daerah, membentuk dan

memperkokoh kesatuan nasional untuk memantapkan pertahanan dan keamanan

nasional, serta membentuk struktur ruang dalam rangka mewujudkan sasaran

(34)

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

commit to user

9

2.2.1 Peran, Pengelompokan, dan Bagian-Bagian Jalan

Undang-undang Nomor 38 Tahun 2004 (UU 38/2004) Bab III Pasal 5,6,7

tentang Jalan dibahas mengenai, peran, pengelompokan dan bagian-bagian jalan,

sedangkan bahasan lanjutan yang sangat terkait, yaitu pengelompokan jalan umum

berdasar status kepengelolaan dan kelas jalan sesuai dengan pasal 9, 10 dan 11

sebagai berikut (Anonim, 2004b):

2.2.1.1 Pengelompokkan Jalan Menurut Peran

Jalan sebagai bagian prasarana transportasi mempunyai peran penting dalam

bidang ekonomi, sosial budaya, lingkungan hidup, politik, pertahanan dan keamanan,

serta dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Jalan sebagai prasarana

distribusi barang dan jasa merupakan urat nadi kehidupan masyarakat, bangsa, dan

negara. Jalan yang merupakan satu kesatuan sistem jaringan jalan menghubungkan

dan mengikat seluruh wilayah Republik Indonesia.

2.2.1.2 Pengelompokan Jalan Secara Umum

Jalan sesuai dengan peruntukannya terdiri atas jalan umum dan jalan khusus.

Jalan umum dikelompokkan menurut sistem, fungsi, status dan kelas. Sedangkan

jalan khusus bukan diperuntukkan bagi lalu lintas umum dalam rangka distribusi

barang dan jasa yang dibutuhkan.

2.2.1.3 Pengelompokan Jalan Menurut Fungsi

Jalan umum menurut fungsinya dikelompokkan sebagai berikut:

1) Jalan arteri merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama

dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi dan jumlah jalan

masuk dibatasi secara berdaya guna.

2) Jalan kolektor merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan

pengumpul atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata

sedang dan jumlah jalan masuk dibatasi.

3) Jalan lokal merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan setempat

dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan

masuk tidak dibatasi.

4) Jalan lingkungan merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan

(35)

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

commit to user

10

2.2.1.4 Pengelompokan Jalan Umum Menurut Status

Jalan umum menurut statusnya dikelompokkan sebagai berikut:

1) Jalan nasional merupakan jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem jaringan

jalan primer yang menghubungkan antar ibukota provinsi dan jalan strategis

nasional serta jalan tol.

2) Jalan provinsi merupakan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang

menghubungkan ibukota provinsi dengan ibukota kabupaten/kota, atau antar

ibukota kabupaten/kota, dan jalan strategis provinsi.

3) Jalan kabupaten merupakan jalan lokal dalam sistem jaringan jalan primer yang

menghubungkan ibukota kabupaten dengan ibukota kecamatan, antar ibukota

kecamatan, ibukota kabupaten dengan pusat kegiatan lokal, antar pusat kegiatan

lokal, serta jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder dalam wilayah

kabupaten, dan jalan strategis kabupaten.

4) Jalan kota adalah jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder yang

menghubungkan antar pusat pelayanan dalam kota, menghubungkan pusat

pelayanan dengan persil, menghubungkan antar persil, serta menghubungkan

antar pusat permukiman yang berada di dalam kota.

5) Jalan desa merupakan jalan umum yang menghubungkan kawasan dan/atau antar

permukiman di dalam desa, serta jalan lingkungan.

2.2.1.5 Kriteria Jalan Menurut Pelayanan

Pelayanan yang andal adalah pelayanan jalan yang memenuhi SPM, yang

meliputi aspek aksesibilitas (kemudahan pencapaian), mobilitas, keselamatan,

kondisi jalan dan kecepatan tempuh rata-rata, sedangkan yang dimaksud dengan

jalan prima adalah selalu memberikan pelayanan yang optimal.

Sistem jaringan jalan primer adalah sistem jaringan jalan bersifat menerus yang

memberikan pelayanan lalu lintas tidak terputus walaupun masuk ke dalam kawasan

perkotaan. Pusat-pusat kegiatan adalah kawasan perkotaan yang mempunyai

jangkauan pelayanan nasional, wilayah dan lokal. Kawasan perkotaan adalah

kawasan yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian, dengan susunan fungsi

kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan

(36)

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

commit to user

11

2.2.1.6 Pengelompokkan Menurut Kelas Jalan

Pengaturan penggunaan jalan dan kelancaran lalu lintas, jalan dibagi dalam

beberapa kelas jalan. Pembagian kelas jalan diatur sesuai dengan ketentuan peraturan

perundangan-undangan di bidang lalu lintas dan angkutan jalan. Pengaturan kelas

jalan berdasarkan spesifikasi penyediaan prasarana jalan dikelompokkan atas jalan

bebas hambatan, jalan raya, jalan sedang dan jalan kecil.

2.2.2 Bagian-Bagian Jalan

Bagian-bagian jalan meliputi:

1) Ruang manfaat jalan meliputi badan jalan, saluran tepi jalan dan ambang

pengamannya.

2) Ruang milik jalan meliputi ruang manfaat jalan dan sejalur tanah tertentu di luar

ruang manfaat jalan.

3) Ruang pengawasan jalan merupakan ruang tertentu di luar ruang milik jalan yang

ada di bawah pengawasan penyelenggara jalan.

2.2.3 Penguasaan dan Wewenang Pemerintah dalam Penyelenggaraan Jalan

Pasal 13, 14, 15 dan 16 UU 38/2004 membahas tentang penguasaan jalan

umum, wewenang pemerintah pusat, propinsi maupun kabupaten dalam

penyelenggaraan jalan umum tersebut.

2.2.3.1 Penguasaan atas Jalan

Penguasaan atas jalan ada pada negara. Penguasaan oleh negara memberi

wewenang kepada pemerintah dan pemerintah daerah untuk melaksanakan

penyelenggaraan jalan.

2.2.3.2 Penyelenggaraan Jalan berdasarkan kewewenangnya

a. Wewenang Pemerintah

Wewenang pemerintah dalam penyelenggaraan jalan meliputi penyelenggaraan

jalan secara umum dan penyelenggaraan jalan nasional. Wewenang penyelenggaraan

jalan secara umum dan penyelenggaraan jalan nasional meliputi pengaturan,

(37)

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

commit to user

12

b. Wewenang Pemerintah Provinsi

Wewenang pemerintah provinsi dalam penyelenggaraan jalan meliputi

penyelenggaraan jalan provinsi. Wewenang penyelenggaraan jalan provinsi meliputi

pengaturan, pembinaan, pembangunan, dan pengawasan jalan provinsi. Apabila

Pemerintah Provinsi belum dapat melaksanakan sebagian wewenangnya, maka

Pemerintah Provinsi dapat menyerahkan wewenang tersebut kepada Pemerintah.

c. Wewenang Pemerintah Kabupaten/Kota

Wewenang pemerintah kabupaten dalam penyelenggaraan jalan meliputi

penyelenggaraan jalan kabupaten dan jalan desa, sebagai berikut:

1) Wewenang pemerintah kota dalam penyelenggaraan jalan meliputi

penyelenggaraan jalan kota.

2) Wewenang penyelenggaraan jalan kabupaten, jalan kota, dan jalan desa meliputi

pengaturan, pembinaan, pembangunan, dan pengawasan.

3) Apabila Pemerintah kabupaten/kota belum dapat melaksanakan sebagian

wewenangnya, maka pemerintah kabupaten/kota dapat menyerahkan wewenang

tersebut kepada pemerintah provinsi.

2.2.4 Pembangunan Jalan Umum

Pembangunan jalan umum, meliputi pembangunan jalan secara umum,

pembangunan jalan nasional, pembangunan jalan provinsi, pembangunan jalan

kabupaten dan jalan desa, serta pembangunan jalan kota. Pembahasan mengenai

pembangunan jalan terdapat pada pasal 29, 30, 31, 32, 33 dan 34 UU 38/2004.

2.2.4.1 Pembangunan Jalan Secara Umum

Pembangunan jalan secara umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29

adalah sebagai berikut:

1) Pengoperasian jalan umum dilakukan setelah dinyatakan memenuhi persyaratan

laik fungsi secara teknis dan administratif.

2) Penyelenggara jalan wajib memprioritaskan pemeliharaan, perawatan dan

pemeriksaan jalan secara berkala untuk mempertahankan tingkat pelayanan jalan

sesuai dengan SPM yang ditetapkan.

3) Pembiayaan pembangunan jalan umum menjadi tanggung jawab Pemerintah

(38)

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

commit to user

13

4) Apabila pemerintah daerah belum mampu membiayai pembangunan jalan yang

menjadi tanggung jawabnya secara keseluruhan, maka Pemerintah dapat

membantu sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

5) Sebagian wewenang Pemerintah di bidang pembangunan jalan nasional mencakup

perencanaan teknis, pelaksanaan konstruksi, pengoperasian, dan pemeliharaannya

dapat dilaksanakan oleh pemerintah daerah sesuai dengan peraturan

perundang-undangan.

6) Pembentukan peraturan perundang-undangan, termasuk kriteria, persyaratan,

standar, prosedur dan manual; penyusunan rencana umum jalan nasional dan

pelaksanaan pengawasan dilakukan dengan memperhatikan masukan dari

masyarakat.

2.2.4.2 Pembangunan Jalan Nasional

Pembangunan jalan nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 meliputi:

1) Perencanaan teknis, pemrograman dan penganggaran, pengadaan lahan, serta

pelaksanaan konstruksi jalan nasional.

2) Pengoperasian dan pemeliharaan jalan nasional.

3) Pengembangan dan pengelolaan sistem manajemen jalan nasional.

2.2.4.3 Pembangunan Jalan Propinsi

Pembangunan jalan provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 meliputi:

1) Perencanaan teknis, pemrograman dan penganggaran, pengadaan lahan, serta

pelaksanaan konstruksi jalan provinsi.

2) Pengoperasian dan pemeliharaan jalan provinsidan

3) Pengembangan dan pengelolaan sistem manajemen jalan provinsi.

2.2.4.4 Pembangunan Jalan Kabupaten

Pembangunan jalan kabupaten dan jalan desa sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 32 meliputi:

1) Perencanaan teknis, pemrograman dan penganggaran, pengadaan lahan, serta

pelaksanaan konstruksi jalan kabupaten dan jalan desa.

2) Pengoperasian dan pemeliharaan jalan kabupaten dan jalan desa.

3) Pengembangan dan pengelolaan manajemen pemeliharaan jalan kabupaten dan

(39)

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

commit to user

14

2.2.4.5 Pembangunan Jalan Kota

Pembangunan jalan kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 meliputi:

1) Perencanaan teknis, pemrograman dan penganggaran, pengadaan lahan, serta

pelaksanaan konstruksi jalan kota.

2) Pengoperasian dan pemeliharaan jalan kota.

3) Pengembangan dan pengelolaan manajemen pemeliharaan jalan kota.

2.2.5 Pengawasan Jalan Umum

Pengawasan jalan umum meliputi pengawasan jalan secara umum, pengawasan

jalan nasional, pengawasan jalan provinsi, pengawasan jalan kabupaten dan jalan

desa, serta pengawasan jalan kota. Pembahasan mengenai pengewasan jalan umum

tersebut dalam pasal 36, 37, 38, 39 dan 40 UU 38/2004 sebagai berikut:

2.2.5.1 Pengawasan Jalan Secara Umum

1) Pengawasan jalan secara umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 meliputi:

a) Evaluasi dan pengkajian pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan jalan.

b) Pengendalian fungsi dan manfaat hasil pembangunan jalan.

c) Hasil penyelenggaraan jalan harus memenuhi SPM yang ditetapkan.

2) Pengawasan jalan nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 meliputi:

a) Evaluasi kinerja penyelenggaraan jalan nasional.

b) Pengendalian fungsi dan manfaat hasil pembangunan jalan nasional.

2.2.5.2 Pengawasan Jalan Provinsi

Pengawasan jalan provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 meliputi:

1) Evaluasi kinerja penyelenggaraan jalan provinsi.

2) Pengendalian fungsi dan manfaat hasil pembangunan jalan provinsi.

2.2.5.3 Pengawasan Jalan Kabupaten

Pengawasan jalan kabupaten dan jalan desa sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 38 meliputi:

1) Evaluasi kinerja penyelenggaraan jalan kabupaten dan jalan desa.

2) Pengendalian fungsi dan manfaat hasil pembangunan jalan kabupaten dan jalan

(40)

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

commit to user

15

2.2.5.4 Pengawasan Jalan Kota

Pengawasan jalan kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 meliputi:

1) Evaluasi kinerja penyelenggaraan jalan kota.

2) Pengendalian fungsi dan manfaat hasil pembangunan jalan kota.

2.2.6 Peran Masyarakat

Dalam Bab VII pasal 62 UU 38/2004 dibahas mengenai peran masyarakat

dimana masyarakat berhak:

1) Memberi masukan kepada penyelenggara jalan dalam rangka pengaturan,

pembinaan, pembangunan dan pengawasan jalan.

2) Berperan serta dalam penyelengaraan jalan.

3) Memperoleh manfaat atas penyelenggaraan jalan sesuai dengan SPM yang

ditetapkan.

4) Memperoleh informasi mengenai penyelenggaraan jalan.

5) Memperoleh ganti kerugian yang layak akibat kesalahan dalam pembangunan

jalan.

6) Mengajukan gugatan kepada pengadilan terhadap kerugian akibat pembangunan

jalan.

7) Masyarakat wajib ikut serta menjaga ketertiban dalam pemanfaatan fungsi jalan.

2.2.7 Pemeliharaan Jalan

Pengertian pemeliharaan menurut PP 34 Tahun 2006 tentang jalan adalah

(Anonim, 2006a):

1) Pemeliharaan jalan adalah penanganan jalan yang meliputi perawatan,

rehabilitasi, penunjangan dan peningkatan.

2) Pemeliharaan rutin adalah penanganan yang diberikan hanya terhadap lapis

permukaan yang sifatnya untuk meningkatkan kualitas berkendaraan (Riding Quality), tanpa meningkatkan kekuatan struktural dan dilakukan sepanjang tahun. 3) Pemeliharaan berkala adalah pemeliharaan yang dilakukan terhadap jalan pada

waktu-waktu tertentu (tidak menerus sepanjang tahun) dan sifatnya hanya

(41)

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

commit to user

16

4) Peningkatan adalah penanganan jalan guna memperbaiki pelayanan jalan yang

berupa peningkatan struktural dan atau geometriknya agar mencapai tingkat

pelayanan yang direncanakan.

Program pemeliharaan jalan meliputi kegiatan pemeliharaan rutin,

pemeliharaan berkala, dan rehabilitasi jalan.

1) Pemeliharaan rutin, merupakan kegiatan merawat serta memperbaiki

kerusakan-kerusakan yang terjadi pada ruas-ruas jalan mantap. Jalan dengan kondisi

pelayanan mantap adalah ruas-ruas jalan dengan umur rencana yang dapat

diperhitungkan serta mengikuti standar tertentu.

Frekuensi pemeliharaan yang dilakukan adalah dengan interval penanganan

kurang dari 1 (satu) tahun. Kegiatan pemeliharaan rutin ini dibedakan atas yang

direncanakan secara rutin (cyclic) dan tidak direncanakan yang tergantung pada kejadian kerusakan (reactive).

2) Pemeliharaan berkala, merupakan kegiatan penanganan terhadap setiap

kerusakan yang diperhitungkan dalam desain agar penurunan kondisi jalan dapat

dikembalikan pada kondisi kemantapan sesuai dengan rencana.

Frekuensi pemeliharaan yang dilakukan adalah secara periodik dengan interval

penanganan beberapa tahun. Kegiatan pemeliharaan ini dilakukan baik untuk

menambah nilai struktural ataupun memperbaiki nilai fungsionalnya yang

meliputi kegiatan-kegiatan yang bersifat pencegahan (preventive), pelaburan (resurfacing), pelapisan tambah (overlay), dan rekonstruksi perkerasan (rehabilitation).

3) Rehabilitasi jalan, merupakan kegiatan penanganan terhadap setiap kerusakan

yang tidak diperhitungkan dalam desain, yang berakibat menurunnya kondisi

kemantapan pada bagian/tempat tertentu dari suatu ruas jalan dengan kondisi

pelayanan mantap. Dengan rehabilitasi, maka penurunan kondisi kemantapan

tersebut dapat dikembalikan pada kondisi kemantapan sesuai rencana yang

diperkirakan. Kegiatan ini dilaksanakan untuk mengatasi kerusakan-kerusakan

pada segmen tertentu yang mengakibatkan penurunan yang tidak wajar pada

(42)

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

commit to user

17

2.2.8 Peningkatan jalan

Peningkatan jalan adalah suatu kegiatan untuk memperbaiki kondisi jalan yang

kemampuannya tidak mantap atau kritis, sampai suatu kondisi pelayanan yang

mantap sesuai dengan umur rencana yang ditetapkan. Kegiatan ini merupakan

kegiatan penanganan jalan yang dapat meningkatkan kemampuan strukturalnya

sesuai dengan umur rencana jalan tersebut.

Program peningkatan jalan meliputi kegiatan peningkatan struktur dan

peningkatan kapasitas.

1) Peningkatan struktur, merupakan kegiatan penanganan untuk dapat

meningkatkan kemampuan ruas-ruas jalan dalam kondisi tidak mantap atau kritis

agar ruas-ruas jalan tersebut sesuai dengan umur rencana yang ditetapkan.

2) Peningkatan kapasitas, merupakan penanganan jalan dengan pelebaran

perkerasan, baik menambah maupun tidak menambah jumlah lajur.

2.2.9 Konstruksi jalan baru

Konstruksi jalan baru merupakan penanganan jalan dari kondisi belum tersedia

[image:42.612.120.511.209.547.2]

badan jalan sampai kondisi jalan dapat berfungsi.

Tabel 2.1. Program penanganan jalan (Anonim, 2006a)

Program Penanganan Jalan Kegiatan

Pemeliharaan Jalan

Pemeliharaan Rutin

Pemeliharaan Berkala

Rehabilitasi

Peningkatan Jalan Peningkatan Struktur Peningkatan Kapasitas

Konstruksi Jalan Baru Konstruksi Jalan Baru

Masing-masing program berkaitan erat dengan kondisi jalan. Hubungan kondisi

jalan dengan program penanganan jalan dapat dilihat dalam Tabel 2.2 Bina Marga

mengkategorikan 4 (empat) jenis kerusakan jalan, yaitu:

1) Baik yaitu apabila jalan aspal hampir

Gambar

Tabel 2.1.  Program penanganan jalan (Anonim, 2006a)
Tabel 2.2.   Kondisi Jalan dan Kegiatan Penanganan Jalan (Anonim, 2005b)
Tabel 2.4 Nilai IRI Berdasarkan Pengamatan Visual untuk Jalan Beraspal (Anonim,
Tabel 2.4 Nilai IRI Berdasarkan Pengamatan Visual Untuk Jalan Beraspal
+7

Referensi

Dokumen terkait

a) Pembuatan aplikasi Sistem Informasi geografis pelayanan kesehatan berbasis web ini diolah dengan menggunakan XAMPP sebagai pembuatan server lokal dan basis data

a) Pembuatan aplikasi Sistem Informasi geografis pelayanan kesehatan berbasis web ini diolah dengan menggunakan XAMPP sebagai pembuatan server lokal dan basis data MySQL

a) Pembuatan aplikasi Sistem Informasi geografis pelayanan kesehatan berbasis web ini diolah dengan menggunakan XAMPP sebagai pembuatan server lokal dan basis data

Aplikasi dengan pemanfaatan sistem informasi berbasis komputer, salah satunya adalah Sistem Informasi Geografis (SIG) berbasis Web, Sistem

Sistem Informasi Geografis (SIG) yang berbasis web ini dilengkapi informasi tidak saja berupa text tetapi juga berupa foto dan peta lokasi, sehingga akan memudahkan mahasiswa

Hasil akhir dari penelitian ini berupa sebuah aplikasi sistem informasi basis data jemaat yang dapat mengolah data jemaat, data keluarga dan majelis serta

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan aplikasi online Pencarian Klinik PCR dan Swab Antigen pada pengobatan virus covid 19 kota Banjarmasin Berbasis SIG Sistem Informasi

Aplikasi sistem informasi geografis (SIG) digunakan untuk menentukan kawasan rawan banjir di Kota