• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH VARIASI MEDIA VIDEO TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SD NEGERI GOLO YOGYAKARTA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH VARIASI MEDIA VIDEO TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SD NEGERI GOLO YOGYAKARTA."

Copied!
162
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH VARIASI MEDIA VIDEO TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SD N GOLO

YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh Etimar NIM 12108249030

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

(5)

v

MOTTO

“Kita lebih banyak belajar dengan jawaban dari pertanyaan dan tidak menemukanya dari pada yang kita lakukan saat mempelajari jawabannya”

(Lioyd Alexander)

Kesabaran usaha dan minat adalah kunci untuk mencapai suatu keberhasilan

(Anonim)

Tidak ada kata terlambat jadi berjuanglah selagi bisa

(6)

vi

PERSEMBAHAN

Teriring rasa syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa dengan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan tugas ahkir, karya ini dengan sepenuh hati dan keikhklasan kupersembahkan kepada:

1. Bapak dan Ibu tercinta yang setia memberikan do’a, kasih sayang, nasehat dan dukungan, pengorbanan, bimbingan dan motivasi selama ini.

(7)

vii

PENGARUH VARIASI MEDIA VIDEO TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SD NEGERI GOLO

YOGYAKARTA

Oleh Etimar Nim 12108249030

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan pengaruh variasi media video terhadap minat belajar siswa pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam kelas IV sekolah dasar negeri golo 2015/2016.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (quasi eksperimen) dengan variabel terikat minat belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Penegetahuan Alam kelas IV SD Negeri Golo, dan variabel bebasnya adalah variasi media video. desain penelitiannya yaitu Pretest-Posttest Control Group Design. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Golo, yang berjumlah 49 siswa, dan terdiri dari dua kelas. kelas IVA 26 siswa sebagai kelas kontrol dan kelas IVB 26 siswa sebagai kelas eksperimen. Intrumen yang digunakan dalam penelitian berupa angket minat belajar dan observasi. Teknik analisis data terdiri atas 3 tahap yaitu tahap deskripsi data, tahap uji persyaratan analisis, dan hipotesis. Tahap deskripsi data meliputi distribusi data tingkat minat belajar siswa. Tahap prasyarat analisis meliputi uji normalitas dan homogenitas. Sedangkan uji tahap hipotesis meliputi uji t, yaitu dengan melihat perbedaan hasil minat belajar kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada taraf signifikasi 5% (alpha=0,05).

Hasil penelitian ini adalah: pembelajaran dengan variasi media video

berpengaruh terhadap minat belajar siswa kelas IV SD Negeri Golo tahun ajaran 2015/2016. Hal ini dilihat dengan adanya perbedaan hasil post test antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai sig 7,52 < 0,05, yang artinya ada perbedaan yang hasil signifikasi hasil post test antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Variasi Media Video Terhadap

Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV SD Negeri Golo

Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016”.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa keberasilan skripsi ini berkat dan rahmat dan karunia Tuhan Yang Maha Kuasa juga atas bantuan moral maupun material dari berbagai pihak yang telah banyak mendapatkan bimbingan dari berbagai pihak dalam proses penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, sebagai wujud rasa hormat, penulis ucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tinginya kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr. Rochmat Wahab, M. Pd., M. A. Rektor UNY yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menimba ilmu Fakultas Ilmu Pendidikan dalam penulisan skripsi.

2. Dr. Haryanto, M. Pd. Dekan FIP UNY yang telah member izin kepada penulis untuk melakukan penelitian skripsi.

3. Drs. Suparlan, M. Pd. I Ketua Jurusan PSD FIP UNY yang telah memberikan izin kepada penulis untuk menyusun skripsi.

(9)

ix

5. Dra. Ernawati Budi Listyani, selaku dosen pembimbing akademik yang telah membimbing dan member dorongan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

6. Kepala Sekolah, segenap guru, dan siswa kelas IV SD Negeri Golo Yogyakarta yang telah membantu untuk meluangkan waktu untuk membantu penelitian skripsi ini.

7. Seluruh Dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar FIP UNY yang telah memberikan bayak bekal ilmu dan inspirasinya.

8. Unit Pelaksanaan Teknis Perpustakaan UNY, UPP I, UPP II yang telah memberikan pelayanan yang baik sehingga penulis menjadi lebih mudah bersahabat dengan buku.

9. Pemerintah Daerah Kepulawan Mentawai yang telah memberikan biaya pendidikan kepada penulis untuk belajar dan menempuh akademik di Universitas Negeri Yogyakarta.

10.Dinas Kepulawan Mentawai yang telah memberikan dorongan dan motivasi kepada penulis dalam menempuh dan menyelesaikan skripsi ini dengan baik. 11.Teman-teman kelas I (Mentawai) PGSD FIP UNY angkatan 2012 yang telah

memberikan dukungan serta motivasi kepada penulis.

12.Teman-teman Kampus III UPP II FIP UNY yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam penulisan skripsi.

(10)

(11)

xi

DAFTAR ISI

hal

JUDUL ... i

PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN... iii

PENGESAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGATAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Batasan Masalah... 4

D. Rumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori ... 7

1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ... 7

2. Tujuan Pembelajaran IPA di SD ... 9

3. Pirnsip-prinsip Pembelajaran IPA ... 10

4. Fungsi Pembelajaran IPA di SD ... 13

5. Ruang Lingkup Pelajaran IPA SD ... 15

6. Pembelajaran IPA di SD ... 17

(12)

xii

8. Fungsi Minat ... 20

9. Macam-macam Minat ... 23

10.Minat Belajar IPA ... 24

11.Faktor-faktor Mempengaruhi Minat Belajar IPA ... 25

12.Unsure-unsur Minat ... 26

13.Pengertian Media Pembelajaran ... 29

14.Manfaat Media Pembelajaran ... 31

15.Pengertian Variasi Media Video ... 32

16.Tujuan Penggunaan Variasi Media Video Dalam Pembelajaran ... 35

17.Manfaat Penggunaan Variasi Media Video Dalam Pembelajaran ... 38

18.Kelebihan dan Kelemahan Media Video ... 39

19.Penggunaan Media di SD ... 41

20.Cara Guru Menggunakan Variasi Media Video di SD ... 42

B. Defenisi Operasional Variabel Penelitia ... 48

C. Penelitian Yang Relevan ... 49

D. Kerangka Berpikir ... 51

E. Hipotesis Tindakan... 54

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 56

B. Waktu dan Tempat ... 57

C. Variabel Penelitian ... 58

D. Populasi Penelitian ... 58

E. Porsedur Penelitian... 59

F. Metode Pengumpulan Data ... 61

G. Instrumen Penelitian... 63

H. Teknik Analisis Data ... 68

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi dan Subjek Penelitian ... 72

1. Lokasi Penelitian ... 72

2. Subjek Penelitian ... 73

(13)

xiii

1. Deskripsi Hasil Belajar Sebelum Perlakuan Minat IPA ... 74

2. Deskripsi Penggunaan Variasi Media Video ... 74

3. Deskripsi Hasil Belajar Setelah Perlakuan Minat IPA ... 79

C. Uji Prasyarat Analisis ... 87

1. Uji Normalitas ... 87

2. Uji Homogenitas ... 89

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 92

E. Keterbatasan Penelitian ... 94

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 96

B. Implikasi ... 96

DAFTAR PUSTAKA ... 99

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

hal

Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 57

Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen Angket Minat Belajar ... 64

Tabel 3. Distribusi Skor Skala Minat Belajar ... 65

Tabel 4. Kisi-kisi Lembar Observasi Penggunaan Variasi Media Video ... 66

Tabel 5. Daftar Ruang Kelas SD Negeri Golo ... 72

Tabel 6. Daftar Siswa Kelas IV Negeri Golo ... 73

Tabel 7. Distribusi Frekuensi Sebelum Perlakuan Kelompok Eksperimen ... 76

Tabel 8. Distribusi Frekuensi Sebelum Perlakuan Kelompok Kontrol ... 75

Tabel 9. Hasil Obsevasi Pembelajaran IPA Pertemuan Pertama ... 80

Tabel 10. Hasil Obsevasi Pembelajaran IPA Pertemuan ... 82

Tabel 11. Distribusi Frekuensi Setelah Perlakuan Kelompok Eksperimen ... 84

Tabel 12. Distribusi Frekuensi Setelah Perlakuan Kelompok Kontrol ... 86

Tabel 13. Hasil Uji Normalitas Minat Belajar Siswa IPA ... 88

Tabel 14. Homogenitas Data Sebelum Perlakuan Minat Belajar IPA ... 89

Tabel 15. Nilai F Hitung Data Sebelum Perlakuan Minat Belajar IPA ... 90

Tabel 16. Hasil Homogenitas Data Setelah Perlakuan Minat Belajar IPA ... 91

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

hal

Gambar 1. Rancangan quasi eksperimen Kontrol Group... 56

Gambar 2. Rumus Mean ... 70

Gambar 3. Diagram Batang eksperimen Minat Belajar IPA... 77

Gambar 4. Diagram Batang kontrol Minat Belajar IPA ... 79

Gambar 5. Diagram Batang eksperimen Minat Belajar IPA... 85

Gambar 6. Diagram Batang kontrol Minat Belajar IPA ... 87

Gambar 7. Siswa Kelas IVA dan IVB Sedang Mengerjakan soal Angket ... 140

Gambar 8. Siswa Kelas IVA dan IVB Sedang Mengerjakan soal Angket ... 141

Gambar 9. Pratikum Materi Energi Panas (IPA) Kelas IVB ... 141

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

hal

Lampiran 1. RPP Kelompok Kontrol ... 102

Lampiran 2. RPP kelompok Eksperime ... 113

Lampiran 3. Angket Minat Belajar Siswa ... 126

Lampiran 4. Hasil Sebelum Angket Minat Belajar Kelas Kontrol ... 127

Lampiran 5. Hasil Sebelum Angket Minat Belajar Kelas Eksperimen ... 128

Lampiran 6. Hasil Sesudah Angket Minat Belajar Kelas Kontrol ... 129

Lampiran 7. Hasil Sesudah Angket Minat Belajar Kelas Eksperimens ... 130

Lampiran 8. Distribusi Frekuensi Minat Belajar IPA Sebelum Sesudah ... 131

Lampiran 9. Observasi Pembelajaran IPA pertemuan 1 dan 2 ... 136

Lampiran 10. Lembar Observasi Instrumen Media Video... 138

Lampiran 11. Dokumen Pembelajaran Kelompok Kontrol dan Eksperimen .... 140

Lampiran 12. Penggunaan Variasi Media Video Pelajaran IPA ... 141

Lampiran 13. Surat Dinas Perizinan ... 143

Lampiran 14. Surat Pedoman Izin Penelitian ... 144

Lampiran 15. Surat Tanda Terima Izin Penelitian ... 145

(17)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu Pengetahuan Alam merupakan mata pelajaran yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di Alam. Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar memuat materi tentang pengetahan-pengetahuan alam yang dekan dengan kehidupan siswa SD. Menurut Srini M. Iskandar (1997: 16) Ilmu Pengetahuan Alam berguna bagi kehidupan anak di kemudian hari, melatih anak berpikir kritis dan mempunyai nilai-nilai yaitu mempunyai potensi dapat membentuk pribadi anak secara keseluruhan. Siswa diharapkan dapat mengenal dan mengetahui pengetahuan-pengetahuan alam tersebut dalam kehidupan sehari-harinya. Menurut Usman Samatowa, (2006: 3) mata pelajaran IPA dimasukan ke dalam kurikulum suatu sekolah dikarenakan bahwa IPA sanagat bermanfaat bagi bangsa. IPA juga dapat memberikan kesempatan berpikir kritis apabila diajarkan dengan tepat. Melalui pembelajaran IPA dapat membuka kesempatan bagi siswa untuk memupuk rasa ingin tahu siswa secara alamiah. Selain itu IPA juga dapat menjadi wahana bagi siswa untuk berlatih untuk memecahkan suatu masalah yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari dimasa yang akan datang.

(18)

2

dalam memecahkan suatu masalah, oleh karena itu perlu dilaksanakan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Dengan pembelajaran yang berpusat pada siswa diharapkan dapat meningkatkan keaktifan, kreativitas serta rasa keinginantahu siswa.

Pentingnya minat belajar dalam pembelajaran IPA, maka dari itu dalam pembelajaran IPA dibutuhkan minat belajar yang tinggi. Salah satu faktor agar proses pembelajaran berjalan dengan baik adalah tingginya minat siswa, jika siswa tidak memiliki minat belajar maka akan merasa sulit dalam mengikuti mata pelajaran IPA. Menurut Cony R. Semiawan (1988: 162) Minat adalah kesenangan terhadap suatu hal yang sifatnya lama dan mendatangkan kepuasan. Dengan demikian agar minat siswa tinggi maka dibutuhkan suatu proses pembelajaran dengan menggunakan media yang menarik perhatian siswa yaitu variasi media video.

(19)

3

kelas 4 SD Negeri Golo dapat meningkat dengan cara menggunakan variasi media video.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada mata pelajaran IPA di SD Negeri Golo minat belajar siswa masih rendah didalam proses pembelajaran IPA berlangsung siswa masih ada yang sibuk sendiri, suka bergurau saat guru menjelaskan pelajaran, maka dari itu belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah ditentukan, KKM yang ditentukan yaitu sebesar 75.

Penggunaan media didalam pembelajaran berpengaruh terhadap minat belajar dan KKM yang harus dicapai. Semakin tinggi minat belajar siswa maka semakin tinggi pula KKM yang ditentukan tercapai. Selain dari hasil minat yang rendah, dalam pembelajaran guru masih menggunakan metode konvensional, yang sebenarnya metode konvensional membosankan bagi siswa. bukti fisik yang terlihat antara lain: sikap siswa yang meletakkan kepalanya kemeja, bermain dengan teman dan mengganggu teman lain yang sedang belajar. Hal tersebut membuktikan bahwa siswa mengalami kebosanan dalam mengikuti pelajaran.

(20)

4

“Pengaruh Variasi Media Video Terhadap Minat Belajar Siswa Pada Mata

Pelajaran IPA Siswa Kelas IV SD Negeri Golo”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah yang dapat ditemui dalam variasi media video terhadap minat belajar siswa dalam mata pelajaran IPA siswa kela IV SD Negri Golo yaitu:

1. Masih rendahnya tingkat minat belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Golo

2. Media yang digunakan masih media 2 dimensi.

3. Pembelajaran IPA yang dilaksanakan di Sekolah Dasar masih banyak pada materi-materi yang menggunakan ceramah.

4. Masih rendahnya tingkat minat belajar siswa dalam menggunakan variasi media video khususnya mata pelajaran IPA.

C. Batasan Masalah

(21)

5

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, identifikasi dan batasan masalah yang dipaparkan di atas, masalah dapat dirumuskan “Apakah terdapat Pengaruh Minat belajar IPA antara siswa yang belajar yang menggunakan variasi media video dengan siswa belajar yang menggunakan pelajaran gambar di kelas IV SD Negeri Golo”?

E. Tujuan Penelitian

Peneliti ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi media video terhadap minat belajar siswa pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV SD Negri Golo.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Bagi Siswa

a. Dapat menambah khasana ilmu pengetahuan khusus tentang variasi media video dan minat belajar siswa.

b. Memudahkan siswa belajar dan berlatih dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan variasi media video.

2. Manfaat Bagi Guru

a. Dapat memberikan informasi tentang penerapan dan pengaruh variasi media video dalam meningkatkan minat siswa dan juga salah satu upaya pemberikan inovasi dalam pembelajaran IPA. b. Memberikan masukan dalam menggunakan media yang tepat dan

(22)

6

3. Manfaat Bagi Sekolah

a. Hasil peneliti dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk melengkapi sarana dan prasarana dalam menunjang peningkatan kualitas hasil belajar siswa.

(23)

7

BAB II KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Teoritis

1. Kajian Ilmu Pengetahuan Alam SD

a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam

Menurut Hendro Darmojo (1993 :3) istilah yang digunakan IPA atau Ilmu Pengetahuan Alam berarti “Ilmu” tentang

“Pengetahuan Alam”.“Ilmu” artinya suatu pengetahuan yang

benar, pengetahuan yang dibenarkan menurut tolak ukur kebenaran Ilmu, yaitu rasional dan objektif. Rasional artinya masuk akal logis, diterima oleh akal sehat; sedangkan objektif artinya sesuai dengan objeknya, sesuai dengan kenyataannya, atau sesuai dengan pengalaman pengamatan melalui panca indera. Pengetahuan Alam artinya segala sesuatu yang diketahui oleh manusia. Jadi secara singkat IPA adalah pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta dan segala isinya

(24)

8

Pengetahuan Alam (IPA) secara harfiah dapat disebut sebagai ilmu tentang ala mini, ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. Selain itu menurut Conant (Maslichah Asy’ari, 2006: 7) sain diartikan sebagai bagunan atau deretan konsep yang saling berhubungan sebagai hasil dari eksperimen dan observasi.

Abruscato (Maslichah Asy’ari, 2006: 7) mendefinisikan bawah

IPA adalah pengetahuan yang diperoleh lewat serangkaian proses yang sistematik guna mengungkap segala sesuatu yang berkaitan tentang alam semesta. Menurut Carin dan Sund (Maslichah

Asy’ari, 2006: 7) IPA adalah suatu system memahami alam

semesta melalui observasi dan eksperimen yang terkontrol.

Berdasarkan berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bawah IPA merupakan ilmu pengetahuan tentang alam yang bersifat rasional dan objektif yang diperoleh melalui rangkaian proses untuk mengungkapkan fakta dan peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan alam semesta dan segala isinya. IPA merupakan hasil dari suatu eksperimen dan observasi.

(25)

9

b. Tujuan Pembelajaran IPA di SD

Menurut Maslichah Asy’ari (2006: 23) pada prinsipnya

pembelajaran sains di Sekolah Dasar membekali siswa kemampuan berbagai cara untuk “mengetahui”dan “cara mengerjakan” yang dapat membantu siswa dalam memahami alam sekitar. Selanjutnya

Maslichah Asy’ari (2006: 23) menjelaskan secara rinci tujuan

pembelajaran sains di Sekolah Dasar adalah:

1) Menanamkan rasa ingin tahu dan sikap positif terhadap sains, teknologi dan masyarakat.

2) Mengembangkan keterangan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.

3) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep sains yang akan bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

4) Ikut serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.

5) Menghargai alam sekitar dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan tuhan.

Sedangakan pakar-pakar pendidikan dari Unesco (Hendro Darmojo, 1993: 6-7) menyimpulkan bahwa IPA bertujuan untuk: 1. Menolong siswa untuk berpikir logis dan memecahkan

(26)

10

2. Aplikasinya dalam tekhnologi, IPA dapat menolong dan meningkatkan kualitas hidup manusia.

3. Membekali siswa untuk kehidupan yang akan mendatang berorientasi pada keilmuan dan tekhnologi.

4. Menghasilkan perkembangan pola berpikir yang baik.

5. Membantu secara positif siswa untuk memahami mata pelajaran lain.

6. Memberikan kesempatan kepada siswa mengenal lingkungannya secara logis dan sistematis.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar adalah untuk menanamkan rasa ingin tahu dan mengembangkan pengetahuan siswa tentang konsep-konsep IPA yang berhubungan dengan lingkungan, tekhnologi, dan masyarakat agar dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan pengetahuannya dapat menjadi bekal dikehidupan dimasa yang mendatang yang berorientasi pada tekhnologi. Selain itu siswa akan mengembangkan kesadaran tentang peran dan pentingnya sains dalam kehidupan sehari-hari, sehingga siswa lebih menghargai alam sekitar dengan cara ikut menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.

c. Prinsip-Prinsi Pembelajaran IPA

Menurut Asy’ari (2006: 24) sains merupakan bagian dari

(27)

11

interaksi antara siswa dengan lingkungan kehidupannya. Oleh karena itu dalam pembelajaran sains ditekankan agar berorientasi kepada siswa, sedangkan peran guru hanya sebagai fasilitator.

Maslichah Asy’ari (2006: 24-29) menerapkan prinsip-prinsip sains

meliputi: 1) Inkuiri

Prinsip inkuiri atau penemuan perlu di terapkan dalam pembelajaran sains karena pada dasarnya anak memiliki rasa ingin tahu yang besar, alam sekitar penuh dengan fakta atau fenomena yang dapat merangsang siswa untuk ingin tahu lebih banyak.

2) Konstruktivistik

Dalam pembelajaran sains guru satu-satunya sumber pengetahuan siswanya, pengetahuan tidak dipindahkan begitu saja, melainkan perlu dibangun sendiri oleh siswa dengan cara mengaitkan pengetahuan awal yang sudah mereka miliki dalam struktur kognitifnya.

(28)

12 b) Pemecahan Masalah

Dalam pembelajaran sains siswa dapat dilatih suatu masalah agar dapat menjadi bekal untuk masalah dan kehidupan dimasa yang mendatang.

c) Pembelajaran Permuatan Nilai

Penerapan pembelajaran sains perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk terhadap lingkungan atau kontradiksi dengan nilai-nilai yang diperjuangkan oleh masyarakat sekitar. Oleh karena itu sebaiknya prinsip pembelajaran bermuatan nilai mengambil nilai-nilai yang bersifat universal.

d) Pakem (pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan) prinsip pakem pada dasarnya merupakan prinsip pembelajaran yang berorientasi pada siswa aktif melakukan kegiatan aktif maupaun kegiatan yang bersifat motorik. Dengan berpartisipasi aktif dalam pembelajaran diharapkan dapat memunculkan kreativitas siswa untuk dapat mengembangkan atau menerapkan pengetahuan yang diperoleh.

Menurut jonh S. Richardson (Hendro Darmojo, 1993: 11-12) ada tuju prinsip yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar IPA agar dapat berhasil ketujuh prinsip itu adalah:

(29)

13

2. Prinsip belajar berkesinambungan 3. Prinsip motivasi

4. Prinsip multi saluran 5. Prinsip penemuan 6. Prinsip totalitas

7. Prinsip perbedaan individual

Pembelajaran IPA disekolah dasar pada dasarnya mengutamakan proses penemuan dan keterlibatan siswa siswa aktif dalam proses belajarnya. Guru sebaiknya merencanakan proses pembelajaran yang dapat memberikan kesempatan siswa untuk membangaun dan mengembangkan sendiri pengetahuannya. Ilmu yang diperoleh siswa bukan semata-mata bersumberdari guru, melainkan dari siswa sendiri dan merupakan hasil percobaan dan pengamatan.

d. Fungsi Pembelajaran IPA di SD

Berdasarkan hasil konferensi oleh pakar-pakar pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam dari UNESCO (Hendro Darmojo, 1993: 6-7) IPA berfungsi untuk

(30)

14

2) Aplikasinya dalam teknologi, IPA dapat menolong dan meningkatkan kualitas hidup manusia karena dapat bermanfaat dalam keinginan masyarakat.

3) Membekali anak didik yang akan menjadi penduduk dimasa mendatang untuk berorientasi pada keilmuan dan teknologi. 4) IPA yang di ajarkan dengan baik dapat menghasilkan

perkembangan pola berpikir yang baik pula.

5) Secara positif dapat membantu anak didik untuk dapat memahami mata pelajaran lain terutama bahasa dan matematika.

Sedangkan menurut garis-garis besar program Pengajaran (GBPP) fungsi mata pelajaran IPA adalah untuk:

1) Memberian pengetahua tentang berbagai jenis dan perangai lingkungan buatan dengan kaitannya dengan memanfaatkannya dalam kehidupan sehari-hari.

2) Mengembangkan keterampilan proses

3) Pengembangan wawasan, sikap dan nilai yang berguna bagi siswa untuk meningkatkan kualitas kehidupan sehari-hari. 4) Mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan

(31)

15

5) Mengembangkan kemampuan untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), serta keterampilan yang berguna dalam kehidupan sehari-hari maupun melanjutkan pendidikannya ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bawah fungsi pembelajaran IPA adalah untuk memberikan pengetahuan kepada siswa agar dapat berpikir logis dalam berbagai ke hidupan sehari-hari. IPA juga berfungsi untuk mengajarkan keterampilan yang dapat bermanfaat untuk kehidupan masyarakat sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup manusia.

Bertolak dari pendapat di atas, pada dasarnya IPA berfungsi untuk memberikan bekal baik untuk dapat melanjutkan kependidikan yang lebih tinggi maupun untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. IPA juga dapat berfungsi untuk menyadarkan siswa akan keteraturan alam dan segala keindahannya sehingga siswa terdorong untuk mencintai dan menggunakan pencipta-Nya

e. Ruang Lingkup Pelajaran IPA SD

Berdasarkan permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi ruang lingkup bahan kajian IPA untuk SD/MI meliputi aspek-aspek berikut:

(32)

16

2) Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi cair, padat, dan gas.

3) Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya dan pesawat sederhana.

4) Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya.

Keempat ruang lingkup bahan kajian sains di atas sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Maslichah Asy’ari

(2006: 24), namun dalam pendapatnya Maslichah Asy’ari

menambahkan ruang lingkup materi sains, lingkungan teknologi dan masyarakat (salingtemas) yang merupakan penerapan konsep sains dan saling keterkaitannya dengan lingkungan, teknologi dan masyarakat melalui pembuatan suatu karya teknologi sederhana.

(33)

17

f. Pembelajaran IPA di SD

Berdasarkan teori berkembang intelektual anak menurut piaget, anak yang berusia SD yang berusia sekitar 7-11 tahun berada tahap operasional konkret. Kemampuan dalam berpikir abstrak harus disertai konkret. Penerapan pembelajaran IPA di sekolah dasar sesuai dengan teori piaget (Hendri Darmojo dan Deny kaligis, 1993:22-23) adalah sebagai berikut:

1. Belajar Melalui Perbuatan

Hal ini disebabkan perkembangan intelektual anak dan emosionalnya dipengaruhi langsung oleh keterlibatannya secara fisik dan mental dengan lingkungannya, sehingga pembelajaran IPA diupayakan melalui aktivitas konkret.

2. Perlu variasi kegiatan dalam proses belajar mengajar

Adanay variasi kecepatan perkembangan intelektual maupaun emosional menimbulkan perbedaan, sehingga pembelajaran akan sehingga pembelajaran akan lebih efektif jika dalam pembelajaran disajikan berbagai variasikegiatan agar dapat diikuti dengan anak dari berbagai tahap perkembangan.

3. Guru perlu mengenal tingkat perkembangan siswanya

(34)

18

4. Perlu latihan yang berulang untuk perkembangan berpikir operasional yang dimaksud berpikir operasional menurut piaget ialah meliputi: menambah, mengurangi, mengalikan, membagi, mengurutkan, menggolongkan, mensubstituisikan dan sebagainya. Maka pembelajaran disajikan untuk mengembangkan semua keterampilan tersebut.

5. Khusus siswa kelas IV, diberi kesempatan untuk mengembangkan pola berpikir operasi formal.

(35)

19

2. Tinjauan Minat Belajar di SD

a. Pengertian Minat Belajar

Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan anatara diri dan diluar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut maka semakin pula besar minat. Siswa yang memiliki minat terhadap objek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut.

Menurut G. Stanley Hall, (1891: 4) mengatakan bahwa Minat adalah anak mendapat dorongan yang besar dan minat terhadap anak itu sendiri akan tetapi terutama timbul dari minat terhadap cara mendidik mereka secara benar agar menjadi warga negara yang berguna. Minat sosial juga bisa meningkatkan minat belajar peserta didik, yaitu pengaktualisasi-pengaktualisasi diri memili perasaan empati dan afeksi yang kuat dan dalam terhadap semua manusia.

Minat tidak dibawah sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian. Minat terhadap suatu dipelajari dan mempengaruhi serta mempengaruhi penerimaan minat-minat baru. Jadi minat terhadap sesuatu merupakan hasil belajar dan menyokong belajar selanjutnya.

(36)

20

melakukan suatu hal atau objek tertentu, diantara sejumlah objek yang tersedia.

Minat muncul dari masing-masing individu ketika dihadapkan pada beberapa pilihan akan benda, aktivitas atau hal tertentu untuk kemudian menentukan satu sebagai pilihannya. Seseorang yang menginginkan berprestasi dalam bidang tertentu, secara pasti memiliki minat yang tinggi pada bidang tersebut. Demikian juga minat dapat menimbulkan sikap yang merupakan suatu kesiapan berbuat bila ada stimulus sesuai dengan keadaan tersebut. Minat adalah suatu rasa suka keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.

b. Fungsi Minat

(37)

21

Elizabeth B. Hurlock (dalam abdul wahid, 1998: 109-110) mengemukakan bahwa fungsi minat bagi kehidupan sebagai berikut:

1) Minat mempengaruhi bentuk intensitas cita-cita 2) Minat sebagai tenaga pendorong yang kuat

3) Prestasi selalu dipengaruhi oleh jenis dan intensitas

4) Minat terbentuk sejak kecil/masa kanak-kanak sering terbawa seumur hidup karena minat membawa kepuasan.

Fungsi minat menurut Elizabeth B. Hurlock akan diuraikan satu persatu sebagai berikut:

1) Minat mempengaruhi bentuk intensitas cita-cita.

Sebagai contoh anak yang berminat olah raga maka cita-citanya adalah olahragawan yang berprestasi, sedangkan anak yang berminat pada kesehatan fisiknya maka cita-citanya menjadi dokter.

2) Minat sebagai tenaga pendorong yang kuat.

Minat anak untuk menguasai pelajaran bisa mendorongnya untuk belajar kelompok ditempat temannya meskipun keadaan sedang hujan

3) Prestasi selalu dipengaruhi oleh jenis dan intensitas.

(38)

22

daya serap mereka dan daya serap ini dipengaruhi oleh intensitas mereka.

4) Minat terbentuk sejak kecil/masa kanak-kanak sering terbawa seumur hidup karena minat membawa kepuasan.

Minat menjadi guru yang telah membentuk akan terus terbawa sampai hal ini menjadi kenyataan. Apabila ini terwujud maka semua suka duka guru tidak akan dirasakan karena semua tugas dikerjakan dengan suka rela. Apabila minat ini tidak terwujud maka menjadi obsesi yang akan dibawa sampai mati

The Liang Gie (2004: 57) mengemukakan bawah hubungan dalam memusatkan perhatian, minat mempunyai peranan dalam melahirkan perhatian yang serta merata, memudahkan terciptanya pemusatan perhatian, dan mencegah perhatian dari luar. Oleh karena itu minat mempunyai penngaruh yang besar karena bila sesuatu yang dilakukan tidak sesuai dengan minat siswa maka siswa tersebut tidak akan melakukan sesuatu hal dengan sebaik-bainknya, sebab tidak ada daya tarik baginya. Sedangkan bila sesuatu itu menarik minat siswa maka, maka ia mudah dipelajari dan mudah disimpan karena adanya minat.

(39)

23

sikapnya hanya menerima pelajaran. Mereka hanya tergerak untuk mau belajar tetapi sulit untuk tekun karena tidak ada pendorongnya.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bawah untuk memperoleh suatu hasil yang baik seorang siswa harus mempunyai minat sehingga akan mendorong ia untuk terus berusaha.

c. Macam-Macam Minat

Dewa Ketut Sukardi (1993: 117) mengemukakan bahwa ada tiga cara untuk menentukan minat seperti berikut

1) Minat yang diekpresikan (expressed interest).

Siswa dapat mengungkapkan minat atau pilihannya dengan kata-kata tertentu. Misal: siswa mengatakan bawah dirinya tertarik dalam mengumpulkan mata uang logam, perangko dan lain-lain.

2) Minat yang diwujudkan (manifest interest)

Siswa dapat mengungkapkan minat bukan melalui kata-kata melainkan dengan tindakan atau perbuatan, yaitu ikut serta dan beberapa aktif dalam suatu kegiatan, missal: kegiatan olahraga, dan pramuka dan sebagainya yang menarik perhatian.

3) Minat yang diinventarisasikan (inventorized interest)

(40)

24

aktivitas tertentu. Minat yang diekpresikan dan minat yang diwujudkan keduanya merupakan petunjuk yang bermakna dari minat siswa.

d. Minat Belajar IPA

Patta Bundu (2006:18) mengatakan bawah minat belajar Ilmu Pengetahuan Alam berorientasi pada pencapaian dari segi produk, proses dan sikap keilmuan. Maka dari segi produk, siswa diharapkan dapat memahami konsep-konsep sains dan keterkaitannya dalam kehidupan sehari-hari; dari segi proses siswa diharapkan memiliki kemampuan untuk mengembangkan pengetahuan, gagasan dan menerapkan konsep yang diperolehnya untuk menjelaskan dan memecahkan masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari; dan dari segi sikap dan nilai siswa diharapkan mempunyai minat untuk mempelajari benda-benda dilingkungannya, bersikap ingin tahu, tekun, kritis, mawas diri bertanggung jawab dapat bekerja sama, dan mandiri serta mengenal, dan memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar sehingga menyadari kegunaan tuhan Yang Maha Esa.

(41)

25

produk sains tersebut diperoleh dengan menggunakan angket yang dapat mengukur pengetahuan dan pemahaman tentang fakta, konsep dan teori yang mencakup materi IPA selama penelitian berlangsung.

e. Faktor-Faktor Mempengaruhi Minat Belajar IPA

Minat bukan merupakan suatu hal yang didapat sejak lahir namun minat merupakan suatu keseluruhan yang dapat beruba-ubah karena sejak kecil minat anak itu selalu mengalami perubahan.

Menurut Tenner (1975: 180) mengatakan bahwa Faktor-faktor yang mepengaruhi minat adalah sebagai berikut:

1) Faktor motif sosial; faktor ini merupakan faktor untuk melakukan suatu aktivitas agar dapat diterima dan diakui oleh lingkungannya. Minat ini merupakan semacam kompromi pihak individu dengan lingkungan sosialnya. Misalnya minat pada studi karena ingin mendapatkan penghargaan dari orang tuanya.

2) Faktor emosional; minat erat hubungannya dengan emosi karena faktor ini selalu menyertai seseorang dalam berhubungan dengan obyek minatnya.

(42)

26

dan mengurangi minat seseorang terhadap kegiatan yang bersangkutan.

f. Unsur-Unsur Minat

Abdul wahid (1998: 14) mengemukakan bahwa seseorang dikatakan berminat sesuatu bila individu itu memiliki beberapa unsure seperti berikut:

1) Perhatian

Perhatian sangatlah penting dalam mengikuti kegiatan dengan baik, dan hal ini berpengaruh pula terhadap minat siswa dalam belajar, banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai sesuatu aktivitas yang dilakukan. Perhatian pemusatan juga tenaga atau kekuatan jiwa tertentu kepada suatu objek, atau pendayagunaan kesadaran untuk menyertai suatu aktivitas.

Siswa yang menaruh minat pada suatu aktivitas akan memberikan perhatian yang besar. Oleh karena itu seseorang siswa yang mempunyai perhatian terhadap suatu pelajaran, ia pasti akan berusaha keras untuk memperoleh nilai yang bagus yaitu dengan belajar.

(43)

27 2) Perasaan

Perasaan sebagai gejala psikis yang bersifat subjektif yang umumnya berhubungan dengan gejala-gejala mengenal dan dialami dalam kualitas senang atau tidak dalam berbagai taraf.

Setiap aktivitas dan pengalaman yang dilakukan akan selalu diliputi oleh suatu perasaan, baik perasaan senang maupun perasaan tidak senang. Perasaan umumnya bersangkutan dengan fungsi mengenal artinya perasaan dapat timbul karena mengamati, menganggap, mengingat-ingat atau memikirkan sesuatu. Pengertian perasaan disini adalah perasaan senang dan perasaan tertarik. Perasaan merupakan aktivitas psikis yang didalamnya subjek menghayati nilai-nilai dari suatu objek. Perasaan sebagai factor psikis non intelektual, yang khusus berpengaruh terhadap semangat. Jika seorang siswa mengadakan penilaian yang agak spontan melalui perasaannya tentang suatu hal di sekolah, dan penilaian itu menghasilkan penilaian yang positif maka akan timbul perasaan senang dihatinya akan tetapi jika penilaiannya negatif maka timbul perasaan tidak senang.

(44)

28

menghambat dalam melakukan suatu hal, karena tidak adanya sikap yang positif sehingga tidak menunjang minat dalam beraktivitas.

3) Kemauan

Kemauan adalah dorongan yang terarah pada suatu tujuan yang dikehendaki oleh akal pikiran. Dorongan ini akan melahirkan timbulnya suatu perhatian terhadap suatu objek. Sehingga dengan demikian akan muncul minat individu yang bersangkutan

4) Motif

Kata motif diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan didalam subjek untuk melakukan suatu aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan.

(45)

29

Beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa motif merupakan dasar penggerak yang mendorong aktivitas seseorang sehingga ia berminat terhadap sesuatu objek, karena minat adalah sebuah alat motivasi.

3. Pengertian Media Pembelajaran

Menurut Rostina Sundayana (2013: 4), kata Media sendiri berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata

Medium yang secara harfiah berarti “Perantara” atau “Penyalur”.

Dengan demikian, maka media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan. Seiring pendapat diatas Arief S. Sardiman, R. Rahardjo, Agung Haryono dan Rahardjito (1986: 6) media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Medoe adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke pengirim pesan. Media adalah segala sesuatu yang dapat diguanakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.

Banyak batasan yang diberikan orang atau para ahli tentang media yang dikutip Arief S. Sardiman, R. Rahardjo, Agusng Haryono dan Rahardjito (1986 : 6) adalah sebagai berikut :

(46)

30

membatasi media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan/informasi.

2) Gagne (1970), menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar.

3) Briggs (1970), berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Buku, film, kaset, film bingkai adalah contoh-contohnya.

Beberapa pendapat diatas Rostina Sundayana (2013: 4), menjelaskan bahwa pada dasarnya semua pendapat tersebut memposisikan media sebagai suatu alat atau sejenisnya yang dapat dipergunakan sebagai pembawa pesan dalam suatu kegiatan pembelajaran. Pesan yang dimaksud adalah materi pelajaran, dimana keberadaan media tersebut dimaksudkan agar pesan lebih mudah dipahami dan dimengerti oleh siswa.

(47)

31

Dalam proses pembelajaran guru dikenal sebagi sumber belajar bagi siswa yang dapat memberikan informasi atau ilmu. Tetapi alangkah baiknya guru tidak hanya diperlakukan sebagai sumber belajar tetapi sebagai fasilitator pelaksana kegiaatan belajar mengajar. Jadi guru harus pintar memilih strategi dan media yang cocok dalam menyampai materi kepada siswa agar proses pembelajaran menjadi menyenangkan. Media pembelajaran dapat membantu guru dan siswa ketika melakukan transfer ilmu yang berhubungan dengan materi pelajaran di sekolah.

a. Manfaat Media Pembelajaran

(48)

32

Menurut Arief S. Sardiman, R. Rahardjo, Agusng Haryono dan Rahardjito (1986: 189-197), ada beberapa pola pemanfaatan media pembelajaran. Berikut ini pola-pola pemanfaatan media pembelajaran yang dilakuakan.

b. Pengertian Variasi Media Video

Penegertian variasi media video tesebut adalah seperangkat yang ditayangkan secara lngsung dibuat, dirancang, dihimpun, atau disusun secara sengaja, dan digunakan untuk membantu menanamkan atau mengembangkan konsep-konsep dalam pembelajaran.Variasi media video adalah salah satu alat yang digunakan dalam menjelaskan materi tentang perpindahan energi panas pada mata pembelajaran IPA. Variasi media Video merupakan gambar hidup atau program televisi untuk ditayangkan gambar bergerak yang disertai dengan suara. Video sebenarnya berasal dari bahasa latin, video-vidivisium yang artinya melihat (mempunyai daya penglihatan); dapat melihat.

(49)

33

Menurut Azhar Arsyad (2011 :49) menyatakan bahwa video merupakan gambar-gambar dalam frame, dimana frame demi frame diproyeksi melalui lensa proyektor secara mekanis sehingga pada layar terlihat gambar hidup. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan, bahwa variasi media video merupakan salah satu jenis media-audio visual yang dapat menggambarkan suatu objek yang bergerak. Bersama-sama dengan suara alamiah atau suara yang sesuai.Kemampuan video melukiskan gambar hidup dan suara yang memberikan daya tarik tersendiri. Variasi media Video

dapat menyajikan informasi, memaparkan proses, menjelaskan konsep-konsep yang rumit, mengajarkan keterampilan, menyingkat atau memperpanjang waktu, dan mempengaruhi sikap.

Berdasarkan pengertian menurut beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa variasi media video merupakan salah satu jenis media audio-visual dan menggambarkan suatu objek yang bergerak secara bersama-sama dengan suara alamiah atau suara yang sesuai. Variasi media Video menyajikan informasi, memaparkan proses, menjelaskan konsep yang rumit, mengajarkan keterampilan, menyingkat atau memperpanjang waktu dan mempengaruhi sikap.

(50)

34

karena dapat memberikan pengalaman yang tidak terduga kepada siswa, selain itu juga program video dapat dikombinasikan dengan animasi dan pengaturan kecepatan untuk mendemontrasikan dengan animasi dengan pengaturan kecepatan yang mendemontrasikan perubahan dari waktu kewaktu. Kemampuan variasi media video dalam memvisualisasikan materi terutama efektif untuk membantu anda menyampaikan materi yang bersifat dinamis.

(51)

35

c. Tujuan Penggunaan Variasi Media Video dalam Pembelajaran

Ronal Anderson, (1987: 104) menemukan tentang beberapa tujuan dari pembelajaran penggunaan variasi media video yaitu mencakup tujuan kognitif, afektif, dan psikomotor. Ketiga tujuan ini dijelaskan sebagai berikut:

1. Tujuan Kognitif

a. Dapat mengembangkan kemampuan kognitif yang menyangkut kemampuan mengenal kembali dan kemampuan memberikan rangsangan berupa gerak dan sensasi.

b. Dapat menunjukkan serangkaian gambar diam tanpa suara sebagai mana media foto dan flm bingkai meskipun kurang ekonomis

c. Variasi media Video dapat menunjukan contoh cara bersikap atau berbuat dalam suatu penampilan, khususnya menyangkut interaksi manusiawi.

2. Tujuan Afektif

Dengan menggunakan efek dan teknik, variasi media video dapat menjadi media yang sanagat baik dalam mempengaruhi sikap dan emosi.

3. Tujuan Psikomotorik

(52)

36

gerak. Dengan alat ini diperjelas baik dengan cara memperlambat ataupun mempercepat gerak yang ditampilkan.

b) Melalui variasi media video siswa langsung mendapat umpan balik secara visual terdapat kemampuan siswa sehingga mampu mencoba keterampilan yang menyangkut gerak tadi.

(53)

37

dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk mengamati dan mengevaluasi kembali kegiatan tersebut.

Sebagai bahan ajar non cetak, variasi media video kaya akan informasi untuk di informasaiakan dalam pembelajaran dapat sampai ke peserta didik secara langsung. Maka dari itu variasi media video, dapat menambah dimensi baru dalam pembelajaran, peserta didik tidak hanya melihat gambar dari bahan ajar cetak dan suara dari program audio, tetapi didalam variasi media video, peserta didik bisa memperoleh keduanya, yaitu gambar bergerak beserta suara yang menyertainya.

(54)

38

d. Manfaat Penggunaan Variasi Media Video dalam

Pembelajaran

Manfaat media video menurut Andi Prastowo (2012 : 302), antara lain:

1. Memberikan pengalaman yang takterdiga kepada peserta didik, 2. Memperlihatkan secara nyata sesuatu yang pada awalnya tidak

mungkin bisa dilihat,

3. Menganalisis perubahan dalam periode waktu tertentu,

4. Memberikan pengalaman kepada peserta didik untuk merasakan suatu keadaan tertentu, dan

5. Menampilkan presentasi studi kasus tentang kehidupan sebenarnaya yang dapat memicu diskusi peserta didik.

(55)

39

e. Kelebihan dan Kelemahan Variasi Media Video

Kelebihan dan keterbatasan variasi media video menurut Daryanto Menurut Drs. Daryanto (2010: 89) berpendapat bahwa kelebihan menggunakan variasi media video, sebagai berikut: 1) Fine detailsartinya : Video terutama terutama media tayangnya

televise tidak dapat menampilkan objek sampai yang sekecil-sekecilnya dengan sempurna.

2) Size informationartinya : Video tidak dapat menampilkan objek dengan ukuran yang sebelumnya.

3) Thir dimentionartinya : Gambar yang diproyeksikan oleh video berbentuk 2 dimensi, untuk tampak seperti tiga dimensi dapat diatasidengan mengatur pengambilan gamabar, letak property, atau pengaturan cahaya.

Kekurangannya, antara lain :

a) Opposition artinya : Pengambilan yang kurang tepat menyebabkan timbulnya keraguan penonto dalam menafsirkan gambar yang dilihatnya.

(56)

40

c) Material Pendukung artinya: variasi media Video membutuhkan alat proyeksi untuk dapat menampilakan gambar yang ada didalamnya.

Sedangkan keterbatasan variasi media video, antara lain: 1) Untuk membuat program variasi media video membutuhkan

tenaga.

2) Layar monitor yang kecil akan membatasi jumlah penonton, kecuali jaringan monitor dan system proyeksi variasi media video diperbanyak.

3) Penggunaan, peralatan variasi media video harus tersedia di tempat penggunaan.

4) Sifat komunikasikan bersifat satu arah dan satu diimbangi dengan pencarian bentuk umpan balik yang lain.

Berdasarkan media pembelajaran diatas pasti mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing, begitu juga dengan variasi media video. Dalam penayangannya variasi media video tidak dapat berdidri sendiri, variasi media video ini membutuhkan alat aktif untuk menampilkan suara agar terdengar jelas. Sifat komunikasi dalam penggunaan variasi media video hanya bersifat satu arah.

(57)

41

1) Dengan menggunakan variasi media video kita dapat menunjukan kembali gerakan tertentu,

2) Dengan menggunakan alat tertentu dapat diperkokoh baik proses belajara maupun nilai hiburan dari penyajian itu,

3) Dengan variasi media video, informasih dapat disajikan secara serentak pada waktu yang sama.

f. Penggunaan Media Video di SD

Ada dua macam variasi media video sebagai pembelajaran. Pertama, video yang sengaja dibuat atau di desain untuk pembelajaran. Variasi media Video ini dapat menggantikan guru dalam mengajar. Bersifat interaktif terhadap siswa. Hal inilah yang menjadikan video ini bisa menggantikan guru dalam mengajar.Variasi media Video ini bisa disebut sebagai “video

pembelajaran”. Guru yang menggunakan variasi media video

pembelajaran semacam ini dapat menghemat energi menjelaskan suatu materi kepada siswa secara lisan. Peran guru ketika memilih penggunaan media pembelajaran ini hanyalah mendampingi siswa, dan lebih bisa berperan sebagai fasilitator. Selain dilengkapi materi video juga dilengkapi dengan soal evaluasi, kunci jawaban, dan lain sebagainya sesuai dengan kreativitas membuatnya. Bisanya satu video berisi satu pokok bahasan.

(58)

42

menjelaskan sesuatu hal yang berkaitan dengan pembelajaran misalnya video tari-tarian daerah. Dengan menggunakan variasi media video ini siswa dapat melihat secara jelas bagaimana model sebuah tarian. Contoh lain adalah video terjadinya metamorphosis kupu-kupu. Materi ini untuk siswa SD agak sulit untuk diterima

karena merupakan sebuah “proses”, apalagi jika disampaikan

hanya dengan ceramah saja sehingga terkesan abstrak bagi siwa. Dengan video proses metamorphosis kupu-kupu dapat ditampilkan, selain menarik perhatian siswa dapat menjadikan siswa melihat prosesnya secara lebih detail dan konkret dibandingkan hanya menggunakan media gambar saja. Penggunaan video ini dapat mengaktifkan daya kreaktifitas siswa, menimbulkan pertanyaan-pertanyaan siswa kritis siswa serta menjadikan pembelajaran lebih bermakna. Hanya saja variasi media video membutuhkan penjelasan dan pengarahan lebih lanjut dari guru, karena variasi media video ini bukan video interaktif. Oleh karena itu penggunaan variasi media video ini memerlukan keterampilan guru, agar tercapai dengan baik.

g. Cara Guru Menggunakan Variasi Media Video di SD

(59)

43

a) Guru harus mementukan video yang sesuai dengan pelajaran. Pililah video yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dan akan melibatkan siswa dalam pembelajaran perhatikan pula apakah siswa mampu memotivasi siswa, meperkenalkan konsep baru, memperkuat konsep yang telah di pelajari sebelumnya, atau mampu meningkatkan minat dan memperluas pengetahuan saat ini.

b) Memberikan sesuatu yang khusus untuk melihat atau mendengar segmen video. Hal ini akan mendorong keaktifan dan memberikan siswa tujuan untuk dilibatkan.

c) Segmen video, video pembelajaran berisi sejumlah informasi, hal ini memungkinkan siswa lebih mudah memenuhi tujuan pembelajaran.

d) Melakukan kegiatan pra dan pasca menonton yang mengintregasikan ke dalam seluruh pelajaran struktur. Kegiatan pra menonton dapat melayani beberapa tujuan, yaitu memeriksa pengetahuan sebelumnya dan menetapkan tahap belajar yang baru. Kegiatan pasca menonton harus memungkinkan siswa untuk memperkuat, melihat, menerapkan atau memperluas pengetahuan baru mereka

(60)

44

f) Gunakan remote control. Remote control memberikan fleksibilitas gerakan dan presentasi.

g) Jangan lupa frame advance, hal ini memungkinkan memajukan

frame-video By frame. Ini adalah fitur yang besar di gunakan untuk memajukan secara rinci peristiwa, seperti anak ayam keluar dari telur.

Penggunakan variasi media video dalam kegiatan pembelajaran, guru perlu cermat dalam pemilihan dan penetapan media yang akan digunakan. Kecermatan dan ketepatan dalam memilih media akan menunjang efektivitas kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan, di samping itu kegiatan pembelajaran menjadi menarik sehingga dapat menimbulkan minat belajar, dan perhatian siswa menjadi terpusat kepada tofik yang dibahas dalam kegiatan bembelajaran. Memanfaatkan media dalam kegiatan bembelajaran di kelas, sebaiknya guru melakukan seleksi terlebih dahulu terhadap media pembelajaran.

(61)

45

digunakan pada penelitian ini berdasarkan indikator media pembelajaran sebagai berikut:

1) Menarik perhatian, minat dan pikiran

Berhubungan dengan daya gerak yang mendorong untuk cenderung merasa menarik pada orang, benda, kegiatan atau bisa berupa pengalaman afektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri. Perhatian merupakan konsentrasi atau aktivitas jiwa terhadap pengamatan dan pengertian, dengan mengesampingkan yang lain dari pada itu. Siswa yang memiliki minat belajar pada objek tertentu, dengan sendirinya akan memperhatikan objek tersebut. Seorang siswa yang menaruh minat terhadap pelajaran IPA, maka ia berusaha untuk memperhatikan penjelasan dari gurunya. Berminat dalam suatu pelajaran yang akan dipelajarinya.

2) Kesesuaian dengan materi

(62)

46 3) Interaktif

Interaktif dalam menyiapkannya diperlukan pengetahuan dan keterampilan pendukung yang memadai terutama dalam mengoperasikan peralatan seperti media video. 4) Mempermudah pemahaman siswa

Mempermudah pemahaman salah satu patokan dari kompetensi yang dicapai dan memilih materi yang bisa dimengerti siswa, memilih media yang menarik sesuai dengan kemampuan siswa, siswa melakukan kegiatan belajar dengan senang dan mudah dimengerti dan juga mudah mengerjakan tugas.

h. Tinjauan Tentang Karakteristik Anak SD

Masa usia sekolah dasar merupakan tahap perkembangan penting dan bahkan fundamental bagi keberhasilan proses pembelajaran. Apabila seorang guru memperhatikan karakteristik siswa, maka guru akan menciptakan pembelajaran efektif, bermakna, menyenangkan dan nantinya minat belajar siswa akan meningkat.

(63)

47

dimulainya sejarah baru dalam kehidupannya untuk mengubah sikap dan tingkah laku pada dirinya.

Pada masa ini sering disebut dengan masa sekolah, karena anak baru pertama kali mendapatkan pendidikan formal melalui sekoalah. Tetapi dapat dikatakan pada usia sekolah ini adalah masa matang untuk sekolah. Masa sekolah, karena anak sudah mendapatkan taman kanak-kanak, sebagai lembaga persiapan bersekolah yang sebenarnya. Masa matang untuk belajar, karena anak sudah berusaha untuk mencapai sesuatu, tetapi perkembangan aktivitas bermain hanya bertujuan untuk mendapatkan melukiskan gambar hidup dan suara memberikan daya tarik tersendiri. Variasi media video menyajikan informasi, memaparkan proses, menjelaskan konsep-konsep yang rumit, mengajarkan keterampilan, menyingkat atau memper panjang waktu, dan mempengaruhi sikap. Pintamtiyasrini (1992:46), menyatakan beberapa video yakni, silent video, video strip, sound video and loopfilm.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka peneliti akan meneliti seberapa besarkah pengaruh penggunaan variasi media video,

terhadap minat belajar siswa dengan judul “Pengaruh Variasi

Media Video Terhadap Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran

(64)

48

B. Defenisi Operasional Variabel Penelitian

Definisi operasional merupakan definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan cara memberi arti atau menspesifikasikan kegiatan, maupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut (Nazir, 2005: 126). Menurut Sugiono, (2007: 61) variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan. Menutut Suharsimi Arikunto (2002: 100) variabel penelitian adalah objek penelitian atau apa saja yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Menurut Iqbal Hasan (2004: 12) variabel adalah kontruk yang sifat-sifatnya sudah diberi nilai dalam bentuk bilangan atau konsep yang mempunyai dua nilai atau lebih pada suatu kontinum.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa variabel penelitian merupakan suatu objek yang harus ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan. Definisi operasional dalam penelitian ini adalah variasi media video khususnya mata pelajaran IPA. 1) Variasi media video

(65)

49

youtuby. video yang diambil adalah video yang berisi tentang perpindahan energi panas. Variasi media video dalam penelitian ini adalah media yang dibuat dan ditayangkan secara langsung media ini dibuat dengan tujuan untuk merangsang pikiran anak untuk memahami materi pembelajaran khususnya materi perpindahan energi panas. Media ini dibuat dengan tujuan untuk menyalurkan pesan berupa bahan pembelajaran, sehingga dapat merangsang perhatian, pikiran, minat dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar khususnya materi perpindahan energi panas. Variasi Media video tentang perpindahan energi panas dibuat sebagus mungkin agar menarik, sesuai dengan materi, interaktif dan mempermudah siswa dalam belajar khususnya mata pelajaran IPA. 2) Minat Belajar Ilmu Pengetahuan Alam

Minat belajar yang dimaksud dengan penelitian ini adalah nilai angket belajar siswa setelah belajar IPA pada materi perpindahan energ panas. Minat belajar dapat diukur dengan memberikan alat atau instrumen angket berupa angket. Angket diberikan sebelum dan sesudah pembelajaran. Hasil pre test dan post test dianalisi untuk mengetahui hasil belajar siswa.

C. Penelitian yang Relevan

(66)

50

Emy Dwi Kurnia Sari (2011) tentang Pengaruh Media “Video” Terhadap

Pemahaman Menyimak Dongeng Siswa Kelas V SD Negeri

Panembahan”. Skripsi program studi pendidikan guru sekolah dasar,

universitas negeri Yogyakarta menemukan bahwa pembelajaran dengan menggunakan media video berpengaruh positif terhadap pemahaman menyimak isi dongeng siswa kelas V SD Negeri Panembahan. Hal itu terlihat dari nilai post test yang menggunakan media video lebih tinggi daripada yang tidak menggunakan media video, dengan skor rata-rata pemahaman menyimak dongeng yang menggunakan media video sebesar 13,52 sedangkan pemahaman menyimak dongeng siswa yang tidak menggunakan media video sebesar 9,91. Penelitian Resna Maulida (2010)

“Peningkatan Kemampuan Menyimak Cerita Anak Menggunakan Media

Video Siswa Kelas IV SD N Kotagede Yogyakarta”. Kemampuan

menyimak merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang harus dikuasai oleh siswa sebelum menguasai kemampuan berbahasa yang lainnya. Penggunaan media dalam pembelajaran merupakan faktor paling penting dalam proses pembelajaran, oleh karena itu benar-benar dipertimbangkan oleh pengajar agar tujuan pembelajaran keterampilan menyimak dapat tercapai. Kemampuan menyimak pada siswa IV Negeri Kotagede Yogyakarta.

(67)

51

Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV SD Negeri Golo. Skripsi program studi pendidikan guru sekolah dasar, universitas negeri Yogyakarta menemukan bahwa pembelajaran dengan menggunakan media video berpengaruh positif terhadap minat belajar pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam kelas IV sekolah dasar negeri golo. Hal itu terlihat dari nilai angket setela perlakuan yang menggunakan variasi media video lebih tinggi dari pada yang tidak menggunakan variasi media video, memperoleh minat belajar siswa yang menggunakan media video mean

sebesar 77,47 sedangkan minat belajar mata pelajaran ilmu penegetahuan alam yang tidak menggunakan variasi media video mean sebesar 65,96.

D. Kerangka Pikir

Pada dasarnya, pembelajaran IPA di Sekolah Dasar sebagai salah satu pembelajaran yang memiliki cakupan materi yang cukup luas. Seorang guru harus mampu menstruktur dan mensistematisasikan materi menggolongkan pola-pola menurut atribut-atribut dari objek atau kejadian. Pada masa operasional konkret anak sudah menerapkan proses berfikir logis tetapi hanya dengan objek atau problem yang konkret. Hal ini berarti siswa SD yang berada dalam fase operasional konkret dapat memahami

(68)

52

dapat berfikir secara logis tanpa harus membandingkan pasang demi pasang secara langsung.

Anak usia SD berada pada tahap operasional konkret maka anak usia SD mulai berfikir logis tetapi masih terbatas pada hal-hal konkert. Oleh karena itu pembelajaran di SD juga memiliki rasa ingin tahu yang besar dan suka bermain. Oleh karenanya rasa ingin tahu dan bermain maka pembelajaran perlu berorientasi pada kondisi siswa tersebut. Artinya sekali waktu guru dapat merancang pembelajaran yang dapat mewadahi rasa ingin tahu dan keinginan bermain.

Pada tahap ini anak Sekolah Dasar difasilitasi untuk melakukan kegiatan yang lebih banyak dan luas melalui pengalaman langusng atau objek konkret. Atau, dapat pula mereka di fasilitasi untuk mengelompokkan objek ke dalam berbagai sistem dan menggunakan skema klasifikasi.

(69)

53

Siswa selaku salah satu komponen dalam proses pendidikan sanagat mempengaruhi kualitas pengajaran yang dilakukan. Apabila siswa merasa senang dan berminat untuk, maka proses pembelajaran yang dilakukan akan mendapat hasil optimal begitu juga sebaliknya.

Konsep Kerangka Pikir

Variabel Bebas Variabel Terikat

Variasi media video Minat belajar siswa

Lebih efisien

Lebih efektif

Lebih mudah dimengerti

Hasil minat belajar

Angket setelah Tahap perlakuan

Minat belajar IPA perpindahan energi panas itu masih rendah(kurang dari KKM) kerena guru tidak menggunakan media seperti video

Pembelajaran dengan menggunakan media video yang bervariasi

Kegiatan pembelajaran: menarik perhatian dan minat siswa, siswa aktif, pengalaman langsung

(70)

54

E. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori di atas maka hipotesis penelitian ini dapat diketahui sebagai berikut: “Ada Pengaruh Variasi Media Video Terhadap Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA kelas IVB SD Negri Golo”. pelajaran secara cermat berdasarkan tipe isi dalam kaitannya dengan tujuan pembelajaran agar hasil belajar yang dicapai oleh siswa baik. Namun pada kenyataannya, guru masih kesulitan untuk menciptakan pembelajaran.

Metode ceramah masih identik digunakan dalam pembelajaran IPA guru menyampaikan materi dan siswa mendengarkannya. Media pembelajaran yang digunakan pun hanya sederhana, guru biasanya memanfaatkan media yang tersedia di sekolah, tanpa ada upaya untuk mengembangkan atau menciptakan media yang inovatif dalam pembelajaran. Kondisi proses pembelajaran IPA yang kurang efektif ini ditambah dengan persepsi negatif siswa tentang pembelajaran IPA. Siswa menganggap mata pelajaran IPA adala mata pelajaran yang membosankan, tidak menarik, tidak relevan dengan kehidupan yang sekarang.

(71)

55

(72)

56

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

[image:72.595.277.400.554.603.2]

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen. Sugiyono (12: 114) menjelaskan bahwa desain quasi eksperimen mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variable-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Desain quasi eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket Kontrol Group Design dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random, kemudian diberi angket untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Angket diberikan kedua nilai rata-rata kedua kelompok setelah adanya perlakuan. Kelompok eksperimen diberikan perlakuan pembelajaran IPA dengan variasi media video, sedangkan kelompok kontrol dengan minat belajar IPA. Apabila digambarkan, desain penelitian ini angket Control Group Desain menurut Sugiyono (2012: 112) adalah sebagai berikut.

Gambar 1. Rancangan quasi eksperimen Kontrol Group Design Keterangan:

E = kelompok eksperimen K = kelompok kontrol X = treatment atau perlakuan O1 = Angket sebelum eksperimen O2 = Angket setelah eksperimen O3 = Angket sebelum kontrol

E o1Xo2

(73)

57 O4 = Angket setelah kontrol

X1 = Penggunaan Variasi Media Video X2 = Minat Belajar Siswa

B. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian

[image:73.595.165.500.303.421.2]

Penelitian ini di laksanakan pada bulan April tahun pelajaran 2015/2016 dengan jadwal yang disajikan pada tabel sebagai berikut:

Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Pertemuan Eksperimen Kontrol

Pertemuan 1 Sabtu, 02 April 2016 Selasa, 05 April 2016 Pertemuan 2 Sabtu, 09 April 2016 Selasa, 12 April 2016 Pertemuan 3 Sabtu, 16 April 2016 Selasa, 19 April 2016

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini di laksanakan pada semester genap bulan Maret 2016. Peneliti memilih tempat penelitian di Sekolah Dasar Negeri Golo yang terletak di kecamatan Umbul harjo kota Yogyakarta. Tempat penelitian ini dipilih berdasarkan alasan tertentu pertama

Sekolah Dasar Negeri Golo adalah Tempat Pratik Pengalaman Lapangan dan praktek kerja lapangan (PPL dan PKL) tahun 2015,

(74)

58

C. Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2012: 61) variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Didalam variabel eksperimen yaitu variabel bebas (independent) dan variabel terikat (dependent). Variabel bebas adalah variabel peneyebeb yang mempengaruhi terjadinya perubahan. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.

Maka dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat dua variabel yaitu:

1. Variabel bebas (independent) adalah variasi media video

2. Variabel (dependent) adalah minat belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri

D. Populasi Penelitian

Menurut Tulus Winarsunu (2006: 11) populasi adalah seluruh individu yang dimaksudkan untuk diteliti dan nantinya akan dikenai generalisasi. Ircham Machfoedz (2007: 48) berpendapat bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.

(75)

59

Gambar

Gambar 1. Rancangan quasi eksperimen Kontrol Group Design
Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Tabel 2. Kisi-Kisi Instrumen Angket Minat Belajar
Tabel 3. Distribusi Skor Skala Minat Belajar
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil terbaik dari penelitian benih ikan sepat siam menunjukkan bahwa intensitas cahaya 500 lux merupakan intensitas cahaya optimal yang ditunjukkan oleh sintasan

Kota Cirebon, Kota Bogor, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Cianjur, Kota Tasikmalaya, Kota Bekasi, Kabupaten Purwakarta, Kota Cimahi, Kota Banjar, Kabupaten Indramayu, dan

Ganesa 10, Bandung 40132; 2 Center for Atomic, Molecular and Surface Physics, Murdoch University, Perth 6150, Western Australia; 3.. Physics Department, Faculty of Matematical

ÞßÞ ××× ÓÛÌÑÜÛ ÐÛÒÛÔ×Ì×ßÒòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòò

Berdasarkan masalah munculnya penyakit pada lanjut usia, antara lain kejadian kasus demensia pada lansia, dukungan keluarga penting bagi penderita demensia untuk

Tujuan yang hendak dicapai adalah untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar membaca mata pelajaran bahasa Indonesia Siswa kelas VII SMP Negeri 3 Colomadu Tahun

Aplikasi simulasi perhitungan kredit akan dibangun menggunakan teknologi smartphone Android, sistem ini mampu menghitung bunga kredit dengan 3 (tiga) metode perhitungan bunga

-Mengurangi makanan yang manis dan lengket -Ke dokter gigi.. Gogok gigi yang baik