• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Terapi Yoga terhadap Peningkatan Kualitas Tidur pada Lansia di Panti Wredha Mandiri Salatiga T1 462012081 BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Terapi Yoga terhadap Peningkatan Kualitas Tidur pada Lansia di Panti Wredha Mandiri Salatiga T1 462012081 BAB II"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

12 TINJAUAN TEORI

2.1 Ruang Lingkup Lansia

2. 1. 1 Defenisi Lansia

(2)

ialah 60 – 74 tahun, lanjut usia tua (old) ialah 75 – 90 tahun, usia sangat tua (very old) ialah di atas 90 tahun (Maryam dkk, 2008)

Efendi (2009), menjelaskan bahwa lansia bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stress lingkungan. Lansia adalah keadaan yang ditandai oleh kegagalan seseorang untuk mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi stres fisiologi.Kegagalan ini berkaitan dengan penurunan daya kemampuan untuk hidup serta peningkatan kepekaan secara individual.

(3)

penglihatan semakin memburuk, gerakan lambat dan figure tubuh yang tidak proporsional (Nugroho, 2008)

Dari berbagai defenisi diatas, usia lanjut dapat kita artikan sebagai seseorang yang berusia 60 tahun ke atas dimana proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya. 2. 1. 2 Karakteristik Lansia

Beberapa karakteristik lansia yang perlu dipahami untuk mengetahui keberadaan masalah kesehatan lansia menurut Maryam, dkk (2008), sebagai berikut : 1. Jenis kelamin

Jumlah lansia lebih didominasi oleh kaum perempuan.Selain itu, terdapat perbedaan kebutuhan dan masalah kesehatan yang dihadapi antara lansia laki-laki dan lansia perempuan.Misalnya, lansia laki-laki-laki-laki banyak menderita hipertropi prostat, sementara lansia wanita banyak menderita osteoporosis.

2. Status perkawinan

(4)

3. Living arrangement

Living arrangement merupakan kondisi tanggungan keluarga.Misalnya lansia masih harus menanggung anak atau keluarga, tempat tinggal bersama anak, atau tinggal sendiri.Saat ini kebanyakan lansia masih hidup sebagai bagian keluarganya, baik lansia sebagai kepala keluarga atau bagian dari keluarga anaknya. Namun, ada kecenderungan bahwa lansia akan ditinggalkan oleh keturunannya dalam rumah yang berbeda.

4. Kondisi kesehatan

 Kondisi umum yaitu kemampuan

untuk tidak tergantung kepada orang lain dalam kegiatan sehari-hari seperti mandi, buang air kecil, dan buang air besar.

 Frekuensi sakit yaitu frekuensi yang

(5)

5. Keadaan ekonomi  Sumber pendapatan resmi

Sumber pendapatan lansia biasanya berasal dari pensiun dan ditambah sumber pendapatan lain jikalau masih bisa aktif

 Sumber pendapatan keluarga

Para lansia biasanya mendapat bantuan keuangan dari anak atau keluarga lainnya, tetapi ada juga yang dalam kondisi dimana masih adanya anggota keluarga yang tergantung padanya

 Kemampuan pendapatan

Lansia memerlukan biaya yang lebih tinggi, sementara pendapatan semakin menurun.

2. 1. 3 Masalah Pada Lansia

(6)

berbagai organ atau sistem tubuh, baik dari segi anatomi maupun fungsional. Beberapa penurunan yang terjadi pada lansia adalah sebagai berikut :

1. Penurunan kondisi fisik

Perubahan kondisi fisik pada lansia meliputi perubahan dari daya ingat sel sampai ke semua sistem organ tubuh, diantaranya sistem pernapasan, pendengaran, penglihatan, kardiovaskuler, sistem pengaturan tubuh, musculoskeletal, gastrointestinal, urogenital, endokrin, dan integument (Mubarak dkk, 2011).

2. Penurunan kondisi mental

Pada umumya lansia mengalami penurunan fungsi kognitif dan psikomotor.Perubahan-perubahan mental ini erat sekali hubungannya dengan perubahan fisik, keadaan kesehatan, tingkat pendidikan atau pengetahuan, dan situasi lingkungan.(Mubarak dkk, 2011).

3. Penurunan Psikososial

(7)

mendadak dihadapkan untuk menyesuaikan diri dengan pensiun. Bila lansia cukup beruntung dan bijaksana, maka lansiaakan mempersiapkan diri dengan menciptakanberbagaibidang minat untuk memanfaatkan waktunya, masa pensiunnya akan memberikan kesempatan untuk menikmati sisa hidupnya. Namun, bagi banyak pekerja, pensiun berarti terputus dengan lingkungan, teman-teman yang akrab, dan disingkirkan untuk duduk-duduk di rumah atau bermain domino di klub pria lanjut usia(Mubarak dkk, 2011).

2. 2.Gangguan Tidur Pada Lansia 2. 2. 1 Defenisi Tidur

(8)

Menurut Catrett & Jane (2009) tidur adalah suatu kebutuhan dasar manusia untuk kesehatan seperti penambahan energi, penampilan dan kesejahteraan fisik. Selain itu tidur juga berfungsi sebagai perbaikan dan peningkatan memori pada seseorang, mengurangi stress, dan kecemasan. Tetapi bagi sebagian orang sulit tidur terjadi karena mereka dalam keadaan gelisah dan merasa belum puas tidur atau terbangun pada dini hari.

Istirahat dan tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang penting dan harus terpenuhi.Tidur yang normal melibatkan 2 fase yaitu gerakan bola mata cepat atau rapid eye movement (REM) dan gerakan bola mata lambat atau non-rapid eye movement (NREM).Selama tahap NREM seseorang mengalamai 4 tahapan siklus tidur.Tahap 1 dan 2 merupakan karakteristik tidur dangkal dan seseorang lebih mudah terbangun.Tahap 3 dan 4 merupakan tidur dalam (Potter dan Perry, 2006).

2. 2. 2 Fisiologi Tidur

(9)

tidur merupakan suatu proses yang bertujuan untuk mempertahankan keseimbangan fisiologis tubuh. Mekanisme homeostasis dalam siklus tidur berhubungan dengan aktivitas sel-sel neuron dalam batang otak serta peran dari neurotransmitter yang di produksi hipotalamus. Waktu tidur dikontrol oleh Suprachiasmatic Nucleus (SCN) yang menyebabkan timbulnya rasa mengantuk ketika malam hari.Pengaturan siklus tidur dan bangun sangat mempengaruhi fungsi tubuh dan respon tingkah laku (Rafknowledge, 2004).

Dijelaskan lebih lanjut oleh Rafknowledge (2004), siklus tidur terdiri dari Non Rapid Eye Movements (NREM) dan tidur Rapid Eye Movement (REM). Tidur NREM merupakan 75-80% dari waktu tidur secara keseluruhan, sedangkan tidur REM sekitar 20-25% total waktu tidur.Rentang waktu dari siklus tidur mulai NRM sampai dengan REM memerlukan waktu kurang lebih 90-100 menit.

(10)

terjadi selama periode tidur NREM di antaranya penurunan suhu tubuh, sekresi urin, denyut jantung berkurang, dan frekuensi pernafasan menjadi lebih pelan dan teratur.Pada periode tidur REM terdapat aliran darah ke otak yang meningkat, frekuensi pernafasan dan denyut jantung lebih cepat dan tidak teratur, namun hal tersebut sangat bervariasi pada setiap individu. Terjadi peningkatan sekresi hormone pertumbuhan (GH) dan hormon adrenokortikotropin (ACTH) selama dua jam pertama periode tidur, sedangkan hormon kortisol diekskresi selama pertengahan waktu tidur (Rafknowledge,2004).

2. 2. 3 Fungsi Tidur

(11)

Tidur REM sangat penting dalam memelihara fungsi kognitif.Tidur REM menyebabkan perubahan aliran darah ke otak, peningkatan aktivitas kortek, peningkatan konsumsi oksigen, dan pengeluaran epinefrin. Tidur juga berfungsi untuk mempertahankan fungsi fisiologis, mental, memori, rugulasi hormon, dan mengaktivasi sistem imun (Lumbantobing, 2004).

2. 2. 4 Pola dan Kebutuhan Tidur Lansia

Jumlah tidur total tidak berubah sesuai pertambahan usia, akan tetapi kualitas tidur menjadi berubah pada kebanyakan lanjut usia. Episode tidur REM cenderung memendek. Terdapat penurunan yang progresif pada tahap tidur NREM 3 dan 4, beberapa lansia hampir tidak memiliki tahap 4 atau tidur yang dalam (Potter dan Perry, 2006).

(12)

sebagainya. Kebutuhan tidur pada dewasa 6-9 jam untuk menjaga kesehatan. Berbeda halnya pada lanjut usia, mereka membutuhkan 5-8 jam waktu tidur untuk menjaga kondisi fisik. Perbedaan ini dikarenakan lansia mengalami adaptasi fisiologi pada proses penuaan yang berakibat pada perubahan pola tidur mereka. Usia yang semakin tua mengakibatkan sebagian anggota tubuh tidak dapt berfungsi optimal, maka untuk mencega adanya penurunan kesehatan dibutuhkan energi yang cukup dengan pola tidur yang sesuai.

2. 2. 5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tidur

Pemenuhan kebutuhan tidur setiap orang berbeda-beda, terutamapada usia lanjut yang lebih sering mengalami gangguan istirahat tidur. Menurut Perry & Potter (2006) beberapa faktor yang mempengaruhi istirahat tidur antara lain lingkungan, respon terhadap penyakit, gaya hidup, dan depresi, stress emosi, pengaruhmakanan dan obat-obatan. 1. Usia

(13)

malam untuk merasa istirahat. Dan penuaan menyebabkan perubahan yang dapat mempengaruhi pola tidur. Padausia lanjut proporsi waktu yang dihabiskan dalam tidur tahap 3 dantahap 4 menurun, sementara yang dihabiskan di tidur ringan tahap 1meningkat dan tidur menjadi kurang efisien.

2. Jenis kelamin

Perbedaan gender juga merupakan faktor yang mempengaruhi tidurusia lanjut. Dimana wanita lebih sering terjadi gangguan tidur daripadalaki-laki.Hal ini disebabkan karena wanita sering mengalami depresidibanding laki-laki.Secara psikososial wanita lebih banyak mengalamitekanan dari pada dengan laki-laki.

3. Lingkungan

(14)

terutama penghunipanti jompo. Selain itu tingkat cahaya pada ruangan memiliki efek pada pola tidur. Cahaya yang terang muncul menjadi kuat membuat sinkronisasi ritme srikandian dan langsung mempengaruhi pola tidur khususnya pada usia lanjut.

4. Gaya hidup

(15)

obat lebih lambat dari pada pada dewasa muda sehingga cenderung mengalami gangguan tidur. 5. Depresi

Depresi yang dapat diartikan sebagai gangguan alam perasaandapat menyebabkan gangguan pada frekuensi tidur pada usia lanjut. Para ahli menunjukkan bahwa kombinasi dari dimensia dan depresidapat menyebabkan gangguan tidur yang lebih serius. Hal inidisebabkan oleh meningkatnya norepinefrin darah melalui sistem sarafsimpatis sehingga mengurangi tahap IV NREM dan REM. Gejala depresi diantaranya hidup merasa bosan, berkurangnya pada hobi, kurangnya semangat untuk hidup, merasa susah tidur setiap hari dan murung. Depresi dapat dibedakan dalam tingkatan ringan, sedang dan berat. Depresi yang terjadi pada usia lanjut mencakup bentuk depresiyang lebih ringan yang tampak datang dan pergi tanpa presipitan lingkungan yang jelas dan bentuk depresi yang berat yang tampaknya resisten terhadap pengobatan. 6. Respon terhadap penyakit

(16)

penurunan secara perlahan-lahan. Sesak napas pada saat tidur, pusing, ada gerakan kaki secara tidak sadar, ingin buang air kecil dan terutama respon terhadap nyeri dan ketidaknyamanan yang dapat mengakibatkan gangguan tidur pada usia lanjut. Kurangnya penanganan nyeri dapat menjadi masalah bagi usia lanjut karena prevalensi kondisi penyakit yang sering menyerang usia lanjut. Penyakit yang sering menyerang pada usia lanjut antara lain penyakit jantung, stoke, diabetes mellitus, penyakit paru, kanker, osteoporosis dan gangguan memori. Rasa nyeri yang menyertai penyakit pada usia lanjut dapat menyebabkan kurang tidur yang dapat memperburuk kualitas tidur.

7. Stres emosi

(17)

mengalami kehilangan yang mengarah pada stess emosional. Pensiun, gangguan fisik, kematian orang yang dicintai, dan kehilangan keamanan ekonomi merupakan contoh situasi yang membuat usia lanjut untuk cemas dan depresi. Usia lanjut juga seperti individu lain yang mengalami masalah depresi, sering mengalami perlambatan untuk jatuh tidur, sering terjaga, munculnya tidur REM secara dini, perasaan tidur yang kurang dan terbangun cepat. 8. Pengaruh makanan

(18)

hormon diuretik sehingga terbangun pada malam hari untuk buang air kecil.

9. Obat-obatan

Obat yang dijual bebas maupun obat resep dapat berkontribusi untuk tidur dan gangguan tidur. Obat dapat menyebabkan gangguan tidur dengan tiga cara yaitu niat untuk tidur, menimbulkan rasa kantuk, dan menyebabkan gangguan insomnia. Pada lansia seringkali menggunakan mediasi obat untuk mengontrol dan mengatasi penyakit kroniknya, dan efek kombinasi dari beberapa obat dapat mengganggu tidur secara serius. Triptofan, suatu protein alami ditemukan dalam makanan seperti susu, keju, dan daging, dapat membantu tidur.

2. 2. 6. Kualitas Tidur

Kualitas tidur merupakan gambaran secara subjektif yang menjelaskan tentang kemampuan untuk mempertahankan waktu tidur secara subjektif.Kualitas tidur dapat diukur dengan menggunakan kuesioner standar dan pengukuran secara objektif dengan berdasarkan observasi (King, 2008).

(19)

dan kebugaran ketika terbangun.Kualitas tidur mencakup aspek kuantitatif seperti durasi tidur, latensi tidur, serta aspek subjektif seperti tidur dalam dan istirahat.Kualitas tidur dan kuantitas tidur dipengaruhi oleh beberapa faktor.Yakni faktor psikologis, fisiologis dan lingkungan yang dapat mengubah kualitas dan kuantitas tidur. Kualitas tidak bergantung pada kuantitasnya namun dipengaruhi oleh faktor yang sama. Kualitas tersebut dapat menunjukkan adanya kemampuan individu untuk tidur dan memperoleh jumlah istirahat sesuai dengan kebutuhannya (Siregar, 2011).

(20)

halusinasi, ilusi penglihatan dan kemampuan mengambil keputusan menurun (Oktora, 2013).

Cara yang dapat digunakan untuk mengatasi gangguan tidur antara lain terapi farmakologi dan terapi nonfarmakologi. Terapi farmakologi dapat dilakukan dengan pemberian obat tidur. Obat tidur dapat membantu klien jika digunakan dengan benar. Tetapi penggunaan jangka panjang dapat mengganggu tidur dan menyebabkan masalah yang lebih serius. Salah satu kelompok obat yang aman digunakan adalah benzodiazepine karena obat ini tidak menimbulkan depresi sistem saraf pusat seperti sedatif dan hipnotik. Benzodiazepin menimbulkan efek relaksasi, antiansietas dan hipnotik dengan memfasilitasi kerja neuron di sistem saraf pusat yang menekan responsivitas terhadap stimulus sehingga dapat mengurangi terjaga (Potter dan Perry, 2006).

2. 3. Ruang Lingkup Terapi Yoga 2. 3. 1 Defenisi Terapi Yoga

Secara harafiah kata yoga berarti “bersatu atau

bergabung”. Dalam latihan yoga, kita menggabungkan

(21)

adalah salah satu sistem perawatan kesehatan yang menyeluruh tertua yang pernah ada, yang berfokus pada pikiran dan tubuh (Cynthia, 2007).

Menurut Setta (2012), yoga adalah sebuah gaya hidup, suatu sistem pendidikan yang terpadu antara tubuh, pikiran, dan jiwa. Yoga berasal dari kata yoga, dari

bahasa Sansekerta yang berarti kuk atau “penyatuan”.

Penyatuan dalam hal ini bisa berarti menyatukan tiga hal yang penting dalam yoga, yaitu latihan fisik, pernapasan, dan meditasi.Beberapa manfaat umum yang dapat diperoleh jika melakukan yoga adalah meningkatkan kekuatan, meningkatkan kelenturan, melatih keseimbangan, mengurangi nyeri, melatih pernapasan, melancarkan fungsi organ, ketenangan batin, mengurangi depresi dan stress, menyiagakan tubuh, serta meningkatkan konsentrasi dan kecerdasan (Ram, 2009).

(22)

menurunkan tekanan darah dan nadi menjadi nomal. Pada kondisi ini akan meningkatkan relaksasi lansia. Selain itu sekresi melatonin yang optimal dan pengaruh beta endhorpin dan membantu peningkatan pemenuhan kebutuhan tidur lansia.

2. 3. 2 Aliran Yoga

Menurut Claire (2006), yoga mempunyai beberapa aliran, yakni :

1. Yoga Bhakti (Pengabdian)

Yoga bhakti merupakan suatu aliran yang mengharuskan seseorang secara utuh menyerahkan dirinya kepada Tuhan yang mempunyai kekuatan lebih besar dari orang tersebut.Pengabdian tersebut yang akan membuat seseorang memasuki keagungan dari kesadaran diri. 2. Yoga Jnana

Dalam yoga jnana, aktivitas mental berpusat pada konsentrasi.Sarana yang dipakai dalam yoga Jnana adalah meditasi.

3. Yoga Karma

(23)

4. Yoga Raja

Latihan-latihan dalam yoga raja dijelaskan dalam salah satu kitab paling awal tentang yoga yakni kitab sutras.Kitab ini adalah buah karya dari patanjali.

5. Yoga Kundalini

Berasal dari kata kundala yang berarti bergelung, aliran yoga kundalini mengibaratkan ular sebagai simbol kekuatan.

6. Yoga Laya

Aliran yoga laya menggunakan latihan khusus seperti pernapasan untuk mencapai kondisi maksimal.

7. Yoga Mantra

Yoga mantra memakai suara sebagai sarana untuk menenangkan pikiran.

8. Yoga Tantra

Membangkitkan energi cakra sebagai sarana mencapai penyatuan.

9. Yoga Hatha

(24)

2. 3. 3 Manfaat Yoga

Menurut Hicks (2013), manfaat yoga adalah sebagai berikut :

1. Fleksibilitas

Asana, merupakan salah satu bagian dari yoga yang mempunyai peran untuk melepaskan asam laktat. Proses ini akan menghilangkan kekakuan dan ketegangan yang memang ditimbulkan oleh asam laktat. Selain itu, yoga juga meningkatkan lubrikasi sendi.

2. Kekuatan

Berbagai gaya ada di dalam latihan yoga berfungsi sebagai latihan kekuatan. Sebagai contoh, plank merupakan salah satu gaya di dalam yoga yang berfungsi untuk membangun kekuatan tubuh bagian atas. Beberapa gaya yang lain, jika dilakukan secara benar akan menguatkan otot-otot hamstring dan abdominal. 3. Postur

Seseorang yang melakukan yoga secara teratur akan memiliki postur tubuh yang lebih baik, akibat dari adanya peningkatan fleksibilitas dan kekuatan.

4. Perbaikan Sirkulasi

(25)

Tekanan dari ruang abdomen terdapat diafragma yang dapat melatih otot-otot diafragma dan jantung. Selain itu dapat meningkatkan kualitas tidur Karena terjadi proses relaksasi sistem saraf simpatik, memampukan respon relaksasi untuk masuk.

5. Mengurangi Stres

Selain karena efek relaksasi yang ditimbulkan dari gaya pernafasan, orang yang melakukan yoga akan mengalami penurunan kadar katekolamin. Katekolamin meruapakan hormon yang dihasilkan saat seseorang mengalami stress.

6. Menyehatkan Jantung

Efek yoga terhadap jantung adalah adalah berupa penurunan tekanan darah memperlambat denyut jantung. Hal ini tentu akan sangat bermanfaat pada penderita hipertensi dan stroke.

2. 3. 4 Gerakan Yoga Bagi Lansia

(26)

1. Gunakan teknik pernapasan (pranayama) untuk relaksasi selama 5 menit untuk melepaskan beban dari aktivitas.

2. Lakukan peregangan ringan selama 10 menit. Ketika melakukan latihan, dengarkan tubuh untuk mengarahkan. Regangkan tubuh dan lakukan asana atau pose hanya sebatas kemampuan (nyaman dilakukan)

3. Terakhir, gunakan relaksasi pernapasan selama 5-10 menit.

Latihan yang dilakukan teratur setiap hari atau minimal 3 kali dalam seminggu selama kurang lebih 30 menit, melakukan peregangan yoga sangat bermanfaat bagi tubuh, pikiran dan jiwa selain itu latihan ini akan memberikan kedamaian pikiran, memperbaiki tubuh, dan membantu mendekatkan diri secara spiritual.

2. 3. 5 Pengaruh Yoga pada Gangguan Tidur

(27)

juga merangsang saraf parasimpatis yang memudahkan seseorang untuk tidur (Pangkalan, 2008). Manfaat lain yang dihasilkan dengan dilakukannya latihan yoga secara teratur adalah penurunan kadar katekolamin, yakni suatu hormon yang dihasilkan oleh kelenjar adrenalin sebagai respon terhadap kejadian stress. Di samping itu, yoga juga meningkatkan pelepasan hormon oksitosin.Sebuah hormon yang dikaitkan dengan perasaan santai. Dua hal ini praktis akan membuat seseorang keluar dari keadaan stress dan menjadi lebih tenang (Ulfah, 2009).

Menurut Pangkalan (2008), yoga akan menurunkan aktivitas tubuh serta pikiran seseorang, sehingga memberikan ketenangan dan mengatasi stress yang merupakan penyebab utama gangguan tidur. Dalam senam yoga, latihan kelenturan akan sangat mengurangi ketegangan otot seseorang. Selain itu, latihan pernafasan dalam yoga juga akan mengatasi gangguan pernapasan yang tidak teratur akibat dari stress. Hal ini akan memberikan ketenangan dalam hal emosi pada orang yang melakukan yoga.

(28)
(29)

2. 4 Kerangka Konseptual

[image:29.516.85.452.76.533.2]

`

Gambar 2.6 Kerangka Konseptual

Keterangan :

: Variabel yang diteliti : Perlakuan/intervensi

: Hubungan yang mempengaruhi

X1 : Pengukuran kualitas tidur lansia

Sebelumdilakukan terapi yoga X2 : Pengukuran kualitas tidur lansia

Sesudahdilakukan terapi yoga

Pada penelitian ini dilakukan pengukuran kualitas tidur pada lansia.sebelum dilakukan perlakuan (Pre test) dan Sesudah dilakukan perlakuan (Post test).Perlakuan atau intervensi yang dimaksudkan adalah terapi yoga, untuk mengetahui hubungan yang mempengaruhi antara variabel yang diteliti dan intervensi atau perlakuan yang diberikan kepada lansia.

KUALITAS TIDUR LANSIA

X2

KUALITAS TIDUR LANSIA

X1

(30)

2. 5 Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini meliputi :  Hipotesis Nol (Ho)

Ho dalam penelitian ini adalah :“Tidak ada pengaruh terapi yoga terhadap peningkatan kualitas tidur pada lansia di

Panti Wredha Mandiri”.

Hipotesis alternative (Ha)

Ha dalam penelitian ini adalah : “Ada pengaruh terapi yoga terhadap peningkatan kualitas tidur pada lansia di Panti

Gambar

Gambar 2.6 Kerangka Konseptual

Referensi

Dokumen terkait

Menurut (Ping dkk, 1999) permeabili- tas (ketahanan material dalam menyerap air) berkaitan dengan kekuatan tekan beton, se- bab berkurangnya ketahanan penyerapan be- ton

Hasil pengamatan yang berkaitan dengan sistem pemrosesan transaksi pasien rawat jalan di Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta dapat dideskripsikan bahwa terdapat

ƒƒ Analis harus juga melihat ke dalam Analis harus juga melihat ke dalam perusahaan untuk mengidentifikasi perusahaan untuk mengidentifikasi faktor2 strategis internal kritis,

PDF Compressor Pro... PDF

dalam hubungan antara partisipasi anggaran dan kinerja manajerial para. manajer Bank Perkreditan Rakyat di Daerah

Saya Niken, mahasiswi program studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Atma Jaya Yogyakarta sedang melakukan penelitian untuk pembuatan skripsi dengan judul “Pengaruh

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih, berkat dan penyertaanNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan hukum yang berjudul Perlindungan Konsumen

Sistem pakar merupakan salah satu cabang dari kecerdasan buatan yang didasarkan pada knowledge atau pengetahuan dasar sebagai inti sistem dalam menyelesaikan