i
KOMPARASI PENGGUNAAN FILLER KACA PADA CAMPURAN
HRS DAN SMA TERHADAP KARAKTERISTIK
MARSHALL DAN WORKABILITAS
Tugas Akhir
untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat sarjana S-1 Teknik Sipil
diajukan oleh :
Rossian March Setiawan NIM : D 100 090 040
Kepada :
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
ii
LEMBAR PENGESAHAN
KOMPARASI PENGGUNAAN FILLER KACA PADA CAMPURAN HRS DAN SMA TERHADAP KARAKTERISTIK
MARSHALL DAN WORKABILITAS
Tugas Akhir
diajukan dan dipertahankan pada ujian pendadaran Tugas Akhir di hadapan Dewan Penguji
pada tanggal 12 Desember 2013 diajukan oleh :
ROSSIAN MARCH SETIAWAN NIM : D 100 090 040
Susunan Dewan Penguji:
Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping
Ir. Agus Riyanto, MT. Ir. Sri Widodo, MT.
NIK : 483 NIK : 542
Anggota
Ir. Sri Sunarjono, MT.PhD NIK : 682
Tugas Akhir ini diterima sebagai salah satu persyaratan untuk mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik Sipil
Surakarta, ...
Dekan Fakultas Teknik Ketua Program Studi Teknik Sipil
Ir. Agus Riyanto, M.T. Ir. H. Suhendro Trinugroho, M.T.
iii
KATA PENGANTAR
ﺳﻼ ﻋ ﻮ ﷲﻮ ﮔ ﻪ
Alhamdulillah, segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah S.W.T atas limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir berupa Penelitian dengan judul : Komparasi Penggunaan Filler Kaca Pada Campuran HRS dan SMA Terhadap Karakteristik Marshall dan Workabilitas Tugas Akhir ini di susun guna melengkapi persyaratan untuk menyelesaikan studi pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta sebagai syarat untuk mencapai derajat kesarjanaan. Dengan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan sehingga penyusun dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.
Dengan selesainya Tugas Akhir ini penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Bapak Ir. Agus Riyanto, MT. selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta sekaligus Dosen Pembimbing Utama dan Ketua Dewan Penguji, yang memberikan bimbingan dan pengarahan hingga selesainya Tugas Akhir ini.
2. Bapak Ir. Suhendro Trinugroho, MT. selaku Ketua Program Studi Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Surakarta.
3. Bapak Ir. Basuki, ST, MT. selaku Sekretaris Program Studi Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Surakarta.
4. Ir. H. Sri Widodo, MT. selaku selaku Pembimbing Pendamping sekaligus sebagai Sekretaris Dewan Penguji, yang telah memberikan dorongan, arahan serta bimbingan dan nasehatnya.
5. Bapak Ir. Sri Sunarjono, MT, PhD. selaku Anggota Dewan Penguji, yang telah memberikan arahan serta bimbingan.
iv
7. Bapak-bapak dan ibu-ibu dosen Progam Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta terimakasih atas bimbingan dan ilmu yang telah diberikan.
8. Papa dan mama tercinta terimakasih atas doa dan nasehatnya, sehingga saya mampu menjalani semua ini.
9. Adiku tercinta, yang juga selalu mendoakanku dan memberi semangat selama ini.
10.Teman – teman angkatan 2009, Aris, Bandy, Danang, Argo, Yudha, Diar, Ambar, Chepty, Suci, Pembra, Adi yuni, Ruri, Ito, Reza, Angga, Tama, dan yang lain yang tidak dapat saya sebutkan, terima kasih atas bantuan, dukungan dan semangat yang telah kalian berikan, semoga Allah membalas kebaikan kalian. Amin.
11.Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini.
Penyusun menyadari bahwa penyusunan laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangatlah diharapkan demi kesempurnaan laporan Tugas Akhir ini.
Harapan penyusun, semoga laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi seluruh para pembaca yang budiman.
ﺳﻼ ﻋ ﻜ ﻮ ﷲﻮ ﻪﻮ
Surakarta, 12 Desember 2013
v MOTTO
“Ya Allah, Tunjukilah kami jalan yang lurus, yaitu jalan orang-orang yang telah engkau anugerahkan nikmat kepada mereka, bukan mereka yang dimurkai dan
bukan pula jalan mereka yang sesat”
( QS. Al-Fatihah: 6-7 )
“Allah adalah pelindung orang-orang yang beriman, Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman)”
(QS. Al-Baqarah: 257)
“Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka
merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri” (QS. AL-RA’DU : 11)
“Ilmu itu lebih baik daripada harta. Ilmu menjaga engkau dan engkau menjaga
harta. Ilmu itu penghukum (hakim) dan harta terhukum. Harta itu kurang apabila
dibelanjakan tapi ilmu bertambah bila dibelanjakan” (ALI BIN ABI THALIB)
“Orang yang maunya hanya yang aman – aman saja, hidupnya justru lebih terancam jika dibandingkan dengan orang yang berani menerima resiko dari
keputusan dan tindakannya. Orang yang maunya hanya yang aman – aman saja,
hidupnya tidak akan pernah besar”
(MARIO TEGUH)
“Hanya orang yang kuat yang dicoba. Dan satu lagi, Tuhan hanya menguji orang yang mampu lulus. Sabarlah”
(MARIO TEGUH)
“Keberuntungan adalah sesuatu yang terjadi ketika kesempatan bertemu dengan
kesiapan”
vi
PERSEMBAHAN
Buah karya ini aku persembahkan untuk:
Allah SWT dengan segala rahmat, hidayah, karunia, dan
KuasaNya
Papa dan Mama tercinta (Moh. Rosyidi & Rusmini)
Adikku Averush Fadlillah Arden
Kelarga besar teknik sipil UMS angkatan 2009
Keluarga Besar Mahasiswa Teknik Sipil (KMTS) UMS
vii
PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Rossian March Setiawan
NIM : D 100 090 040
Fakultas/Jurusan : Teknik/Teknik Sipil
Judul : Komparasi Penggunaan Filler Kaca Pada Campuran HRS Dan SMA Terhadap Karakteristik Marshall Dan Workabilitas
Menyatakan bahwa tugas akhir/skripsi yang saya buat dan serahkan ini, merupakan hasil karya saya sendiri, kecuali kutipan-kutipan dan ringkasan-ringkasan yang semuanya telah saya jelaskan darimana sumbernya. Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa tugas akhir ini hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang telah dibuat.
Surakarta, Desember 2013 Yang membuat pernyataan,
viii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
MOTTO ... v
PERSEMBAHAN ... vi
PERNYATAAN ... vii
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
DAFTAR SINGKATAN DAN NOTASI ... xxi
ABSTRAK ... xxiv
ABSTRACT ... xxv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 2
C. Tujuan Penelitian. ... 2
D. Manfaat Penelitian ... 3
E. Batasan Masalah... 3
F. Keaslian Tugas Akhir ... 4
G. Persamaan dan Perbedaan dengan Penelitian Sebelumnya ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6
A. Hot Rolled Sheet (HRS) ... 6
B. Split Mastic Aspalt (SMA) ... 8
C. Filler ... 11
D. Kaca ... 12
E. Agregat ... 14
ix
G. Penelitian Sejenis ... 16
BAB III LANDASAN TEORI ... 17
A. Sifat – Sifat Marshall ... 17
B. Workabilitas Campuran Aspal ... 20
C. Pengaruh Filler Terhadap Karakteristik Marshall ... 23
C. Pengaruh Filler Terhadap Workabilitas... 25
BAB IV METODE PENELITIAN ... 26
A. Umum ... 26
B. Material ... 26
1. Agregat ... 26
2. Aspal ... 26
3. Bahan Pengisi (Filler) ... 27
C. Peralatan ... 27
1. Peralatan Untuk Pemeriksaan Mutu Agregat Kasar ... 27
a. Satu set alat penguji tes abrasi ... 27
b. Satu set alat pemeriksaan berat jenis dan penyerapan agregat kasar ... 28
c. Satu set alat pemeriksaan kelekatan agregat terhadap aspal ... 30
2. Peralatan Untuk Pemeriksaan Mutu Agregat Halus ... 31
a. Satu set alat pemeriksaan berat jenis dan penyerapan agregat halus ... 31
b. Satu set alat pemeriksaan Sand Equivalent ... 32
3. Peralatan Untuk Pemeriksaan Mutu Aspal ... 32
a. Satu set alat pemeriksaan penetrasi aspal ... 32
b. Satu set alat pemeriksaan titik lembek aspal ... 33
c. Satu set alat pemeriksaan daktilitas aspal ... 34
d. Satu set alat pemeriksaan berat jenis aspal ... 35
x
4. Peralatan Untuk Pencampuran Dan Pemadatan Benda Uji ... 36
a. Satu set alat pencampuran aspal dan agregat ... 36
b. Satu set alat pemadat Marshall hammer ... 37
5. Peralatan Untuk Pengujian Campuran ... 38
a. Satu set alat pengujian Marshall ... 38
D. Tahapan Penelitian... 39
1. Tahap I : Persiapan Alat Dan Bahan ... 39
2. Tahap II : Pemeriksaan Mutu Bahan ... 39
3. Tahap III : Menentukan Kadar Aspal Optimum Campuran ... 39
4. Tahap IV : Pengujian Marshall Untuk Mencari Kadar Aspal Optimum Campuran ... 40
5. Tahap V : Pembuatan Benda Uji Dengan Kadar Aspal Optimum Campuran ... 40
6. Tahap VI : Pengujian Marshall Dan Workabilitas ... 40
7. Tahap VII : Analisis Dan Pembahasan ... 40
8. Tahap VIII : Kesimpulan Dan Saran ... 40
E. Bagan Alir Penelitian di Laboratorium ... 41
F. Rencana Benda Uji ... 43
1. Benda Uji Untuk Kadar Aspal Optimum (KAO) ... 43
2. Benda Uji Penambahan Filler Untuk Karakteristik Marshall ... 43
3. Benda Uji Untuk Tinjauan Workabilitas ... 44
a. Benda uji tinjauan workabilitas berdasarkan faktor pemadatan ... 44
b. Benda uji tinjauan workabilitas berdasarkan faktor metode Cabrera ... 45
BAB V HASIL PENELITIAN ... 46
A. Hasil Penelitian ... 46
1. Pemeriksaan Mutu Agregat ... 46
xi
3. Pemeriksaan Filler ... 47
4. Hasil pengujian benda uji ... 47
B. Pembahasan ... 57
1. Pengaruh Penggunaan Variasi Filler Kaca Terhadap Karakteristik Marshall ... 57
a. Pengaruh penggunaan variasi filler kaca pada campuran HRS – WC gradasi semi senjang ... 57
1). Pegaruh terhadap stabilitas ... 57
2). Pegaruh terhadap flow ... 58
3). Pegaruh terhadap VFWA ... 59
4). Pegaruh terhadap VIM ... 60
5). Pegaruh terhadap MQ ... 61
6). Pegaruh terhadap VMA ... 62
b. Pengaruh penggunaan variasi filler kaca pada campuran SMA 0/11 ... 65
1). Pegaruh terhadap stabilitas ... 65
2). Pegaruh terhadap flow ... 66
3). Pegaruh terhadap VFWA ... 67
4). Pegaruh terhadap VIM ... 68
5). Pegaruh terhadap MQ ... 69
2. Pengaruh Penggunaan Variasi Filler Kaca Terhadap Workabilitas ... 72
a. Hasil Benda Uji Tinjauan Workabilitas Berdasarkan Faktor Pemadatan ... 72
1). Campuran HRS – WC gradasi semi senjang ... 72
2). Campuran SMA 0/11 ... 74
b. Hasil Benda Uji Tinjauan Workabilitas metode Cabrera ... 76
1). Campuran HRS – WC gradasi semi senjang ... 76
xii
3. Komparasi Pengaruh Filler Kaca Terhadap Karakteristik Marshall Dan Workabilitas Antara Campuran HRS – WC Dan
SMA 0/11 ... 87
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 88
A. Kesimpulan ... 88
B. Saran ... 90 DAFTAR PUSTAKA
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel I.1. Perbandingan penelitian sejenis dengan penelitian yang diajukan ... 5
Tabel II.1. Spesifikasi gradasi agregat HRS(Lataston) ... 7
Tabel II.2. Spesifikasi sifat – sifat dari campuran HRS (Lataston) ... 7
Tabel II.3. Spesifikasi gradasi agregat SMA 0/11 ... 10
Tabel II.4. Spesifikasi teknis campuran SMA 0/11 ... 10
Tabel II.5. Komposisi bahan penyusun gelas kaca ... 13
Tabel II.6. Tabel berat jenis dari beberapa jenis material ... 13
Tabel II.7. Ketentuan agregat kasar ... 14
Tabel II.8. Ketentuan agregat halus ... 15
Tabel II.9. Ketentuan – ketentuan untuk aspal keras ... 15
Tabel IV.1.Jumlah benda uji untuk kadar aspal optimum ... 43
Tabel IV.2. Jumlah benda uji untuk tinjauan karakteristik Marshall dengan penambahan filler kaca ... 44
Tabel IV.3. Jumlah benda uji tinjauan workabilitas berdasarkan faktor pemadatan ... 44
Tabel IV.4. Jumlah benda uji tinjauan workabilitas berdasarkan metode Cabrera ... 45
Tabel V.1. Hasil pemeriksaan mutu agregat kasar ... 46
Tabel V.2. Hasil pemeriksaan mutu agregat halus ... 46
Tabel V.3. Hasil pemeriksaan mutu aspal ... 47
Tabel V.4. Hasil pemeriksaan berat jenis dan lolos ayakan no. 200 ... 47
Tabel V.5. Hasil pengujian benda uji Marshall test campuran HRS – WC gradasi semi senjang ... 48
Tabel V.6. Hasil pengujian benda uji Marshall test campuran SMA 0/11 ... 48
Tabel V.7. Hasil pemeriksaan Marshall test dengan variasi filler kaca pada campuran HRS – WC gradasi semi senjang ... 56
xiv
Tabel V.9. Nilai karakteristik Marshall terhadap filler optimum campuran HRS – WC gradasi semi senjang ... 65 Tabel V.10. Nilai karakteristik Marshall terhadap filler optimum campuran
SMA 0/11 ... 71 Tabel V.11. Nilai kepadatan benda uji campuran HRS – WC gradasi semi
senjang ... 73 Tabel V.12. Nilai kepadatan benda uji campuran SMA 0/11 ... 75 Tabel V.13. Hasil perhitungan nilai porositas campuran HRS – WC gradasi
semi senjang ... 77 Tabel V.14. Hasil perhitungan nilai porositas tumbukan 5, 25, 50, 75, 125,
150 campuran HRS – WC gradasi semi senjang ... 80 Tabel V.15. Hasil perhitungan Workability Index campuran HRS – WC
gradasi semi senjang... 81 Tabel V.16. Hasil perhitungan nilai porositas campuran SMA 0/11 ... 82 Tabel V.17. Hasil perhitungan nilai porositas tumbukan 5, 25, 50, 75, 125,
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar III.1. Skematis berbagai jenis volume beton aspal ... 17
Gambar IV.1 Agregat Kasar ... 26
Gambar IV.2 Aspal ... 27
Gambar IV.3 Filler ... 27
Gambar IV.4 Satu set alat pemeriksaan keausan agregat kasar ... 28
Gambar IV.5 Satu set alat pemeriksaan keausan berat jenis dan penyerapan agregat kasar ... 29
Gambar IV.6 Satu set alat pemeriksaan kelekatan agregat terhadap aspal ... 30
Gambar IV.7 Satu set alat pemeriksaan keausan berat jenis dan penyerapan agregat halus ... 31
Gambar IV.8 Satu set alat pemeriksaan sand equivalent ... 32
Gambar IV.9 Satu set alat pemeriksaan penetrasi aspal ... 33
Gambar IV.10 Satu set alat pemeriksaan titik lembek aspal ... 34
Gambar IV.11 Satu set alat pemeriksaan daktilitas aspal ... 34
Gambar IV.12 Satu set alat pemeriksaan berat jenis aspal ... 35
Gambar IV.13 Satu set alat pemeriksaan titik nyala dan bakar aspal ... 36
Gambar IV.14 Satu set alat pemeriksaan pencampuran aspal dan agregat ... 37
Gambar IV.15 Satu set alat pemadat Marshall hammer ... 38
Gambar IV.16 Satu set alat pengujian Marshall ... 39
Gambar IV.17 Bagan alir penelitian mencari kadar aspal optimum ... 41
Gambar IV.18 Bagan alir penelitian ... 42
Gambar V.1 Kurva hubungan antara kadar aspal dengan stabilitas ... 49
Gambar V.2 Kurva hubungan antara kadar aspal dengan flow ... 49
Gambar V.3 Kurva hubungan antara kadar aspal dengan Marshall Quotient ... 50
Gambar V.4 Kurva hubungan antara kadar aspal dengan VMA ... 50
Gambar V.5 Kurva hubungan antara kadar aspal dengan VIM ... 51
Gambar V.6 Kurva hubungan antara kadar aspal dengan VFWA ... 51
xvi
Gambar V.8 Kurva hubungan antara kadar aspal dengan stabilitas ... 53
Gambar V.9 Kurva hubungan antara kadar aspal dengan flow ... 53
Gambar V.10 Kurva hubungan antara kadar aspal dengan Marshall Quotient .... 54
Gambar V.11 Kurva hubungan antara kadar aspal dengan VIM ... 54
Gambar V.12 Kurva hubungan antara kadar aspal dengan VFWA ... 55
Gambar V.13 Penentuan kadar aspal optimum campuran SMA 0/11 ... 56
Gambar V.14 Kurva hubungan antara kadar filler dengan stabilitas ... 58
Gambar V.15 Kurva hubungan antara kadar filler dengan flow ... 59
Gambar V.16 Kurva hubungan antara kadar filler dengan VFWA ... 60
Gambar V.17 Kurva hubungan antara kadar filler dengan VIM ... 61
Gambar V.18 Kurva hubungan antara kadar filler dengan Marshall Quotient... 62
Gambar V.19 Kurva hubungan antara kadar filler dengan VMA ... 63
Gambar V.20 Penentuan kadar filler optimum campuran HRS – WC gradasi semi senjang ... 64
Gambar V.21 Kurva hubungan antara kadar filler dengan stabilitas ... 66
Gambar V.22 Kurva hubungan antara kadar filler dengan flow ... 67
Gambar V.23 Kurva hubungan antara kadar filler dengan VFWA ... 68
Gambar V.24 Kurva hubungan antara kadar filler dengan VIM ... 69
Gambar V.25 Kurva hubungan antara kadar filler dengan Marshall Quotient... 70
Gambar V.26 Penentuan kadar filler optimum campuran SMA 0/11... 71
Gambar V.27 Kurva hubungan antara variasi kadar filler dengan faktor kepadatan campuran HRS – WC gradasi semi senjang ... 73
Gambar V.28 Kurva hubungan antara variasi kadar filler dengan faktor kepadatan campuran SMA 0/11 ... 75
Gambar V.29 Kurva hubungan antara Log (i) dengan Porosity (%) untuk kadar filler kaca 0 % ... 77
Gambar V.30 Kurva hubungan antara Log (i) dengan Porosity (%) untuk kadar filler kaca 25 % ... 78
xvii
Gambar V.32 Kurva hubungan antara Log (i) dengan Porosity (%) untuk kadar filler kaca 75 % ... 79 Gambar V.33 Kurva hubungan antara Log (i) dengan Porosity (%) untuk kadar
filler kaca 100 % ... 79 Gambar V.34 Kurva hubungan antara Log (i) dengan Porosity (%) untuk kadar
filler kaca 50 % ... 80 Gambar V.35 Kurva hubungan antara Log (i) dengan Porosity (%) untuk kadar
filler kaca 0 % ... 83 Gambar V.36 Kurva hubungan antara Log (i) dengan Porosity (%) untuk kadar
filler kaca 25 % ... 83 Gambar V.37 Kurva hubungan antara Log (i) dengan Porosity (%) untuk kadar
filler kaca 50 % ... 84 Gambar V.38 Kurva hubungan antara Log (i) dengan Porosity (%) untuk kadar
filler kaca 75 % ... 84 Gambar V.39 Kurva hubungan antara Log (i) dengan Porosity (%) untuk kadar
filler kaca 100 % ... 85 Gambar V.40 Kurva hubungan antara Log (i) dengan Porosity (%) untuk kadar
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Hasil Pemeriksaan Mutu Agregat
Lampiran I.1. Pemeriksaan berat jenis dan penyerapan agregat kasar Lampiran I.2. Pemeriksaan keauasan agregat
Lampiran I.3. Pemeriksaan kelekatan agregat terhadap aspal
Lampiran I.4. Pemeriksaan berat jenis dan penyerapan agregat halus Lampiran I.5. Pemeriksaan sand equivalent
Lampiran II Hasil Pemeriksaan Mutu Aspal Lampiran II.1. Pemeriksaan berat jenis aspal Lampiran II.2. Pemeriksaan penetrasi aspal Lampiran II.3. Pemeriksaan titik lembek aspal Lampiran II.4. Pemeriksaan daktilitas aspal
Lampiran II.5. Pemeriksaan titik nyala dan titik bakar aspal
Lampiran III Hasil Pemeriksaan Filler
Lampiran III.1. Pemeriksaan berat jenis dan penyerapan kaca
Lampiran IV Hasil Pemeriksaan Marshall Test Untuk Kadar Aspal Optimum Lampiran IV.1 Hasil pemeriksaan Marshall test campuran HRS – WC
gradasi semi senjang
Lampiran IV.2 Hasil pemeriksaan benda uji untuk kadar aspal 5,5 % campuran HRS – WC gradasi semi senjang
Lampiran IV.3 Hasil pemeriksaan benda uji untuk kadar aspal 6,0 % campuran HRS – WC gradasi semi senjang
Lampiran IV.4 Hasil pemeriksaan benda uji untuk kadar aspal 6,5 % campuran HRS – WC gradasi semi senjang
xix
Lampiran IV.6 Hasil pemeriksaan benda uji untuk kadar aspal 7,5 % campuran HRS – WC gradasi semi senjang
Lampiran IV.7 Hasil pemeriksaan benda uji untuk kadar aspal 8,0 % campuran HRS – WC gradasi semi senjang
Lampiran IV.8 Hasil pemeriksaan Marshall test campuran SMA 0/11
Lampiran IV.9 Hasil pemeriksaan benda uji untuk kadar aspal 5,5 % campuran SMA 0/11
Lampiran IV.10 Hasil pemeriksaan benda uji untuk kadar aspal 6,0 % campuran SMA 0/11
Lampiran IV.11 Hasil pemeriksaan benda uji untuk kadar aspal 6,5 % campuran SMA 0/11
Lampiran IV.12 Hasil pemeriksaan benda uji untuk kadar aspal 7,0 % campuran SMA 0/11
Lampiran IV.13 Hasil pemeriksaan benda uji untuk kadar aspal 7,5 % campuran SMA 0/11
Lampiran IV.14 Hasil pemeriksaan benda uji untuk kadar aspal 8,0 % campuran SMA 0/11
Lampiran V Hasil Pemeriksaan Marshall Test Untuk Kadar Filler Optimum Lampiran V.1 Hasil pemeriksaan Marshall test campuran HRS – WC
gradasi semi senjang
Lampiran V.2 Hasil pemeriksaan berat jenis agregat campuran filler kaca campuran HRS – WC gradasi semi senjang
Lampiran V.3 Hasil pemeriksaan benda uji untuk kadar filler kaca 0 % campuran HRS – WC gradasi semi senjang
Lampiran V.4 Hasil pemeriksaan benda uji untuk kadar filler kaca 25 % campuran HRS – WC gradasi semi senjang
Lampiran V.5 Hasil pemeriksaan benda uji untuk kadar filler kaca 50 % campuran HRS – WC gradasi semi senjang
xx
Lampiran V.7 Hasil pemeriksaan benda uji untuk kadar filler kaca 100 % campuran HRS – WC gradasi semi senjang
Lampiran V.8 Hasil pemeriksaan Marshall test campuran SMA 0/11 Lampiran V.9 Hasil pemeriksaan berat jenis agregat campuran filler kaca
campuran SMA 0/11
Lampiran V.10 Hasil pemeriksaan benda uji untuk kadar filler kaca 0 % campuran SMA 0/11
Lampiran V.11 Hasil pemeriksaan benda uji untuk kadar filler kaca 25 % campuran SMA 0/11
Lampiran V.12 Hasil pemeriksaan benda uji untuk kadar filler kaca 50 % campuran SMA 0/11
Lampiran V.13 Hasil pemeriksaan benda uji untuk kadar filler kaca 75 % campuran SMA 0/11
Lampiran V.14 Hasil pemeriksaan benda uji untuk kadar filler kaca 100 % campuran SMA 0/11
xxi
DAFTAR SINGKATAN DAN NOTASI
a = Kadar aspal terhadap total agregat (%)
A = Luas tampang benda uji
Al2O3 = Aluminum Oxide (alumunium oksida)
AC = Aspalt Concrete
AC 60/70 = Aspalt Cement Penetrasi 60/70
ASTM = American Standard Testing and Material
b = Kadar aspal terhadap campuran agregat aspal (%)
B = Kemiringan garis
BJ Agregat = Berat jenis campuran agregat BJ Aspal = Berat jenis aspal
BK = Berat kering oven (gram)
c = Berat kering benda uji sebelum direndam (gram) cc = Centimeter Cubic
cm = Centimeter
CaO = Calcium Oxide (kalsium oksida/ batu kapur) d = Berat benda uji dalam keadaaan SSD (gram)
d2 = diameter kuadrat
D = Diameter
Di = Kepadatan pada i putaran (gram/cm3)
e = Berat benda uji di air (gram)
f = Volume benda uji (cc)
F = Kelelehan
Fe2O3 = Iron Oxide (besi oksida)
g = Berat volume benda uji (gr/cc)
gr = Gram
Gmb = Berat jenis bulk dari beton aspal (gram/cc)
Gmm = Berat jenis maksimum dari beton aspal yg belum dipadatkan
Gsag = Berat jenis agregat (gram/cc)
xxii
Gsb = Berat jenis bulk dari agregat beton aspal (gram/cc)
h = Tebal padat campuran pada agregat aspal (mm) hi = Tinggi benda uji pada i putaran (cm) (%)
HRA = Hot Rolled Asphalt HRS = Hot Rolled Sheet
HRS -WC = Hot Rolled Sheet Wearing Course
i = putaran
K = Faktor kalibrasi alat
Kg = Kilogram
K2O = Potassium oxide (potasium oksida)
Lbf = Pound force
Lbs = Location based service (Pound)
Pa1 = Kadar aspal, % terhadap berat agregat Pi = Porositas total pada i putaran (%)
Ps = Kadar agregat, % terhadap beton aspal padat
Pwa = Persen berat dalam campuran agregat kasar
Pwb = Persen berat dalam campuran bitumen
Pwf = Persen berat dalam campuran filler
Pws = Persen berat dalam campuran pasir
P = Angka pembacaan arloji
PT = Perseroan Terbatas
PTM = Pennsylvania Test Method
q = Pembacaan nilai stabilitas pada dial alat Marshall m = Kadar rongga yang terisi aspal (%)
mm = milimeter
MgO = Magnesium oxide (magnesium oksida) MS = Marshall Stability (kg)
MQ = Marshall Quotient (kg/mm) Na2O = Sodium oxide (soda abu)
Pi = Porositas total pada i putaran
xxiii
R2 = Angka Korelasi
S = Stabilitas (Kg), perendaman 0,5 jam SiO2 = Silica (silika)
SE = Sand Equivalent
SO3 = Sulfur Trioxide (belerang trioksida)
SG = Berat jenis benda uji
SS = Sand Sheet
SMA = Split Mastic Asphalt
SMA 0/11 = Split Mastic Asphalt agregat antara 0 – 11 (wearing course) SNI = Standar Nasional Indonesia
SSD = Saturated Surface Dry
t = Tinggi benda uji
T = Angka koreksi tinggi
Va = Volume pori dalam beton aspal
Vb = Volume aspal dalam beton aspal padat
Vi = Volume benda uji pada i putaran (cm3)
Vab = Volume aspal yang terabsorbsi ke dalam agregat
Vfa = Volume pori beton yang terisi aspal
Vma = Volume pori diantara butir agregatdidalam beton aspal padat
Vmb = Volume bulk dari campuran beton aspal
Vmm = Volume tanpa pori dari beton aspal padat
Vsb = Volume agregat, volume bulk dari agregat
Vse = Volume agregat, volume efektif dari agregat
VIM = Voids In The Mix
VFWA = Voids Filled With Asphalt VMA = Void in Mineral Aggregat Wa = Berat benda uji di udara
WC = Wearing course WI = Workability Index
o
C = Derajat Celcius
xxiv
KOMPARASI PENGGUNAAN FILLER KACA PADA CAMPURAN HRS DAN SMA TERHADAP KARAKTERISTIK
MARSHALL DAN WORKABILITAS
ABSTRAK
HRS dan SMA merupakan suatu campuran aspal agregat yang bergradasi terbuka dengan
kandungan aspal yang relatif tinggi sedangkan kaca sebagai alternatif filler berfungsi mengisi rongga dan menambah bidang kontak antar butir agregat sehingga akan meningkatkan kepadatan, kekuatan dan karakteristik lain beton aspal. Tujuan penelitian
ini adalah mencari karakteristik Marshall pada campuran HRS - WC dan SMA 0/11
dengan menggunakan filler kaca dan proporsi filler optimum serta besarnya Workabilitas.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan variasi kadar aspal 5,5%, 6%, 6,5%, 7%, 7,5% dan 8% terhadap total berat agregat masing masing campuran untuk
menentukan kadar aspal optimum, sedangkan pada pembuatan campuran HRS-WC dan
SMA 0/11 ini mengacu pada spesifikasi Bina Marga 2010. Setelah didapatkan nilai kadar aspal optimum masing – masing campuran, dibuat benda uji dengan variasi filler kaca
0%, 25%, 50%, 75%, 100% dari berat rata – rata agregat lolos no. 200. Kemudian
dilakukan pengujian terhadap benda uji tersebut dengan metode Marshall test, sedangkan
untuk workabilitas menggunakan parameter tinggi benda uji pada 5x dan 150x tumbukan.
Hasil analisa nilai Marshall dengan kadar filler kaca 0%, 25%, 50%, 75%, 100%
menunjukkan bahwa campuran HRS - WC dan SMA 0/11 nilai stabilitas, VFWA, MQ
cenderung mengalami kenaikan, sedangkan nilai flow, VIM, VMA cenderung mengalami
penurunan seiring bertambahnya kadar filler. Dari hasil analisa diperoleh kadar filler
optimum sebesar 22,75% untuk campuran HRS - WC dan 31,50% untuk campuran SMA
0/11. Besarnya nilai workabilitas berdasarkan tinjauan faktor kepadatan pada campuran
HRS – WC dan SMA 0/11 cenderung mengalami penurunan seiring dengan bertambahnya
kadar filler kaca, sedangkan berdasarkan metode Cabrera didapatkan nilai Workability
Index (WI) yang cenderung mengalami penurunan pada campuran HRS – WC, dan
cenderung stabil pada campuran SMA 0/11 seiring dengan bertambahnya kadar filler
kaca.
xxv
COMPARISON USE GLASS FILLER ON MIXED OF HRS AND SMA TOWARD CHARACTERISTICS
OF MARSHALL AND WORKABILITY
ABSTRACT
HRS and SMA is a mixture of open graded asphalt aggregate with a relatively high asphalt content of glass while functioning as an alternative filler to fill voids and increase the contact area between the grains aggregate thereby increasing the density, strength and other characteristics of the asphalt concrete. The purpose of this study is to find the Marshall characteristics of the mixture HRS-WC and SMA 0/11 with the use of glass filler and filler optimum proportion and magnitude Workability. This study used an experimental method with a variation of bitumen content 5.5 %, 6 %, 6.5 %, 7 %, 7.5 % and 8 % of the total aggregate weight of each mixture to determine the optimum bitumen content , while the manufacture of mixed HRS-WC and SMA 0/11 this refers to the specification of Highways 2010. Having obtained the optimum bitumen content values respectively - each blend , made with a variety of specimen glass filler 0 %, 25 %, 50 %, 75 %, 100 % of the average weight - average aggregate pass no. 200 . Then be tested against the test object with the Marshall test method , while for workability use high parameters of the test specimen at 5x and 150x collisions . Marshall value analysis results with glass filler levels 0 % , 25 % , 50 % , 75 % , 100 % indicates that the mixture HRS-WC and SMA 0/11 score stability, VFWA, MQ tend has increased , while the value of flow, VIM, VMA tended to decrease with increasing filler content. Analysis of the results obtained optimum filler content of 22.75 % for mixed HRS-WC and 31.50 % for mixed SMA 0 / 11. The value is based on a review of factors workabilitas mixture density at HRS-WC and SMA 0/11 tended to decrease with increasing levels of glass filler, whereas the values obtained by the method Cabrera Workability Index (WI), which tends to decrease on a mix HRS - WC, and tend steady on mixed SMA 0/11 in line with increasing levels of glass filler .