PENGARUU KEBBRADAAN
BADAN
PERMUSYAWARATAN DESA
DALAM SISTEM PEMERINTAHAN DESA
DI KABUPATEN DAJRI
( Studi Kasus Pelaksanaan Pemetiatahaa di Ketamatan Siempatnempu)
\ ' n ·_ , • .
~
cJ
Kajian
Antl'OfO:Iogi. Hulwm
cJ
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN
TESTS
PENGARUH KEBERADAAN BADAN PERMUSYA W ARA TAN DESA
~::
DALAM SISTEM PEMERITAHAN DESA
/ff
Dl KABUPATEN DAIRI
~~\
(Studi Kasus Pelaksanaao Pemerintabao di Kecamatan Siempatnempu ) Kajian Antropologi Hukun
~
~
#'
Diajukan oleh :NlM
~
Telah Dipertabankan Dibadapan Panitia Ujian Tesis
Pada TanggallO Agustus 2006 dan Dioyatakan Telah Memenuhi ~
Salah Satu Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar:
g
Pembimbing I
Ketua Program Studi Antropologi Sosial
~
MAGISTER SAINS
Pada Program Studi Antropologi Sosial
Komisi Pembimbing ,..(J£u
;&
~NIM
~ J;j~
~
~
Dr. lbnu Hajar Damanik, M.Si'
'~ 'P~ ~
If
c Pembim bingn
Disetujui/ Disyahkan Oleh :
1 \
~
: )
\.. tJ,..,
~o
)UnGer~.
Direktur Pascasa[jana
Universit Negef i Medan,
7
Prof. Dr. Bungaran A. Simanjuntak NIP.: 130 344 786
PERSETUJUAN KOMlSI UJIAN TESIS
PROGRAM STUDI ANTROPOLOGI SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
I. Prof. Dr. Bungaran A. Simanjuntak
2.
3. Prof. Dt·. N. A. Fadhil Lubis, M.A.
4. Prof. Dr. Hj. Chalida Fachruddin
5. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si
···~···
tT~~.t
•J)
c• :to
-, 0
~
{}'-
c~
~tc-
-)
c~
KATA PENGANTAR
Puji dan s~ ' u kur pcnulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkar
dan kasihnya, penu\is dapat menyclcsaikan tesis ini.
Tesis ini bcrjudul Pengaruh Kcberadaan Badan Permusyawaratan Desa Dalam
Sistem Pemerintahan Desa di Kabupaten Dairi (Studi Kasus Pelaksanaan Pemerintahan di
Kecamatan Siempatnempu) -Kajian Antropologi Hukum, suatu hasil penelitan yang
berlatar belakang kehadiran lembaga baru dalam sistem pemerintahan desa sebagai
amanat Undang-undang No.22 tahun 1999 yang te lah diubah dan diganti dengan
UU.No32 Tahun 2004 tentang-Pemerintahan Oaerah.
Didalam penyelesaian pcnclitian ini bukanlah semata-mata karya penulis, tetapi
bcrkat dukungan, saran dan peran serta berbagai pihak, yang oleh karenanya penu.Jis
ucapkan banyak tcrimakasih, secara khusus kebanggaan penulis kepada istcri tercinta
Rotua Nurhayati Panjaitan,SKM yang selalu membetikan semangat dan dorongan kepada
penulis selama mengikuti perkuliahan di Prodi Antropologi Sosial Universitas Negeri
Medan sampai kcpada penyelesaian tesis ini. Demikian juga kepada anak-anak penulis
Cindy fransiska l)catrice, Felix Aristo Gradianto dan Nicholas Alexander yang selalu
mendoakan dan menjad.i sumber inpirasi kebahagian penulis. ..r ~
Terkait dengan penyelesaian tesis ini, ucapan terimakasih penutis tujukan kepada
Rek1or Universitas Negeri Medan, Prof.Dr.Djanius Djamin,SH,M.S,. Direktur Program
Pascasarjana,Prof.Dr.Belferik Manullang, Asisten Direktur l. Dr.Syarifudin M.Sc,Phd
dan Asisten Direktur II Dr.Abdul Hamid K, M.Pd, juga ucapan terima kasih yang tulus
penulis sampaikan kepada Ketua Program Studi AntTopologi Sosial
Prof.Dr.B.A.Simanjuntak, Sekretaris Prodi Ansos Dra.Trisni Andayani M .Si dan
""---""
~Drs.Heri S.Tanj ung staf pada Prodi Ansos. Ucapan terimakasih tak terhingga j uga saya
sampaikan kepada Dosen Pembimbing, Pr.of Dr.Osman Pelly, M .A dan Dr. Ibnu Hajar
Damanik, M. Si yang senantiasa memberikan bimbingan, arahan dan petunjuk dcmi
kesernpumaan tesis in i. Dalam kesempatan ini juga pcnulis ucapkan terimakasih kepada
Tim Penguji Tcsis, Prof.Dr.B.A.Simanjuntak, Prof.Dr.A.Nur Fadhil Lubis,M.A. dan
Prof. Chalida fach ruddin yang telah melakukan pengujian atas tesis ini, sekaligus
memberikan masukan dan kritik yang konstruktif se.hingga penulis mengkaji dan
mempcrbaiki kembali agar mcnjadi lebih baik, tidak lupa penulis juga menyarnpaikan
tudi Antropologi Sosial yang td,ah
rnemberikan ilrnu dan pengetahuan bagi penulis selama mcngikuti perkuliahn di P rod\
Ansos. Saya JUga mengucapkao. banyak terimakasih kepada seluruh ternan-ternan
Angkatan Ill Prodi Ansos atas kerjasama yang baik sclama menuntut ilmu bersama,
ucapan yang sama juga saya tuj ukan kepada rekan-rekan di jajaran Pemerintah
Kabupatcn Da iri dan Kccamatan Siernpatnempu yang telah memberikan data, intonnasi
selama mclakukan penelitian. Akhirnya penu li~: sampa ikan terimakasih yang tak
terhingga kepada Kakanda tercinta Am.Evando Simannata dan keluarga dan Ito kami
Romadat Simarmata yang banyak membantu, mendorong dan mendoakan penulls
sampai kepada penyelesaian perkuliahan. Terimakasih atas dukungan sernua pihak yang
tidak saya sebutkan satu .persatu, semoga Tuhan Yesus Kristus senantiasa •nenyertai dan
mcmberkati kita semua, Amin.
'•
tv1edan, 22 Ab>ustus 2006
Penulis
Dosiraja simarmata
ABSTRAK
Simarmata, Dosiraja. Pengaruh keberadaan Badan Permusyawaratan Desa dalam Sistem Pemerintahan Desa di Kabupaten Dairi (Studi Kasus Pelaksanaan Pemerintah di Kecamatan Siempat Nempu). Kajian Antropologi Hukum.
Terbitnya Undang-undang No.22 tahun 1999 yang telah diubah dan diganti dengan undang-undang No.
32
tahun2004
tentang Pemerintah Daerah, telahmenimbulkan suatu fenomena baru dalam sistem Pemerintahan Desa. Dalam
Undang-undang ini diisyaratkan, di setiap desa dibentuk Badan Pemusyawaratan Desa (BPD), sebuah lembaga- baru sebagai mitra- Pemerintah Desa.- Kehadiran lernbaga BPD membawa suatu perubahan dalam mekanisme sistem Pemerintahan Desa, selain lembaga baru
ini
berwenang untuk melakukan pengawasan dan meminta ertan un ·a waban atas tu as an dilaksanakan oleh emerintah de sa. Lemba a ini juga harus mengesahkan segala ketentuan-~etentuan yang mengikat di desa.Di Kabupaten Dairi khususnya di wilayah penclitian di kccamatan Siempat Nempu, lembaga ini telah menjadi perhatian maupun pembicaraan para pejabat kabupaten ataupun para warga desa itu sendiri karena dampaknya telah menimbulkan berbagai konflik dalam hubungan antar lembaga desa maupun antar sesama warga. Fenomcna ini perlu dilihat dan diteliti dan diharapkan dapat memberi masukan bagi pemerintah Kabupaten Dairi, pemerintah kecamatan Siempat Nempu, maupun pemcrintahan desa agar dapat tetap menj~ga keharmonisan dan kebersamaan antar lembaga desa maupun sesama warga desa.
Penelitian ini mengunakan pendekatan kualitatif dengan tujuan untuk mengungkapkan peranan lembaga desa dalam kehidupan masyarakat desa dan melihat apakah ketentuan-ketentuan yang mengatur tcntang pembentukan lembaga BPD maupun hubungan kerjanya sebagai mitra Pemerintah Desa telah cukup baik untuk mengakomodir segala budaya desa dan elemen para tokoh-tokoh masyarakat desa.
Data-data dalam penelitian 1m diperoleh dari sampel penelitian yang dilakukan secara tidak terbatas yang dihimpun melalui pewawancaraan tidak. berstruktur dan tidak terstandarisasi, observasi dan dokumen akan dijadikan sebagai referensi dalam melakukan analisis masalah penelitian.
ABSTRACT
Simarmata, Dosiraja. The effect of Badan Permusyawaratan Dcsa (Village Advisory Board) existence in system of village government administration in Dairi Regency (A case study on government administration in Siempat Nempu District). A Law Anthropology Study.
, r , "'
The existence of regulation No.22 of
1999
which had been changed andsubstituted by regulation No. 32 of 2004 about District Government administration, had cause a new phenomenon in system of village govenunent administration. It is
stated in this1egulation that a village should have
a
village advisory board, a newinstitution as a partner of village govenunent. This board has given a new change in the mechanism of village government administration. Beside its authority in
· · e villa e ovemment responsibility upon their duty, this
board also had to legalize the role and stipulation of the village.
In Dairi Regency, especially in Siempat Nernpu district, as the location of this research thisooard has become -an interest for the officers of the regency, and the villagers. Because it has raise some conflict in relation of institutions of the village and among the villagers themselves. This phenomenon is need to be observed and was hoped could give a kind of input for the govcrrunent of Dairi Regency, government of Siempat Nempu District, and also for the government of the village in order to keep the harn1ony and togetherness of institutions of village or the villagers.
This research applies the-qualitative approacn in order to discover the role of the institution of the village in the villagers way of live and observe whether the rules of about the board establishment and its function as partner for government of the
village has
fulfill
the need of cultures and public figures in the village.This research had used unlimited sampling research technique and unstandardized interview, observations and documents used as references in analizing
the problem of the research.
ABSTRAK
ABSTRJ\CK
DAFTAR lSI
~~ ~ ··~ • • • ~ • • • -~~ ·~~ • • • ~~ ~~ • • • • • • • • • • • • o o i -• • • • • o • • • • • • • • • • • • • •
. . . . "' . . . "' . . . 4 . . . .. ll
KAT
J\PENGJ\NT AR
... IllDAFTAR ISI .
...
~...
v
BAH I PENDAHULUAN .
r
N~c~
..,~
.. )-.l!f~s
NEe~,_,
'it,) ..
/Jl_ l~s
NEe~~
I ~ - l> - ~ 11 Latar Bclakang Masalah ... -~ -- --- ~ -- ... . ... ~ . --- ~ - .. ... .. ... .. - ~ - 21.2 Idemlfikasi Masalah ... .
! ... _
... ':..
4l.J Perumusan Masalah ...
-- ~~/.
...·-- ~~~
--
...-~ -~~ -~ - ~L
.
5 1.4~ujuan
Penelitia~:··
---- ~
...;--- ~~_;
- ~
- - -··· ·- /':.~
---
6l.S egunaan Peneht1an ... -- ~ - -- ... .. ... -- ~ --- ... , ... ~.... .. 7
'tn
'tf :"
'tn
't (
:~
~
2.1Haki~t Dada~ Penu~ya~
~ : ~n : ~ (~P~)
•i)
~
. · •
·.· .•
···- ~ --- ~ --
:
2.2 12em okrasi Desa Dalam_ Budaya Lokal.. -- ~ -~ -- ... -~ -~ .. I3 2.3 LKaj ian Pustaka: ... -~ ... ~~ : . ... / . ~~ .... _ ... _. (!~ . ... / . .. -- ~~ --- 162.4 andasan Teon ... ~.-:~ .... J .'-' ... ... ~':~ . ... -- ~ -- - ... .. ~': .. 18
2.s Kerangka Berp1kir... . . ...
-~ ~{$
...
... .. .
-~).~f.
-- ... .. ....
222.6 Perumusan Hipotcsis ... ..
c:'J
- ~ --
... __
g _J_ .. - .... .... .. ... 26v ;
'l
? BAB IllMETC
~ D :
PENELITIAN-_ -~
--
...- ~
--
.. . ...- ~
--
283.1 Jenis Penelitian ...
c:. . ~~'\
-- z ~
---
~
-
283.:? Obyek Pcnelitian _ ... /. ... .. "!>~ .. ... .. .. -- ~ ... . /'?~
.. ... : .
283.3 Fokus Penclitian ... ..
~J.t~
...
--- ~ - 1 -- . ':' ..
... ... ... ...
2934 Tehnik Pengumpulan Data ... - ~
H.'? ...
- ~.. ..
~ ... 293.5 TehnikAnalisaData ...
!. ...
? ...
~ ~ !.. .\~...
313.6 L<>kasi Dan Waktu ...
~~
.. / ... ...~!!1 ~
.." -~~ -- r
...
--- ~ -"n~
_f:.<:'.
.. _
32--
--
...___.
---BAB IV HASlL DAN PEMBAHASAN ...-- ~~
-
...- -- ~
344. l Sejarah Singkat Kabupaten Dairi. ..
-~
... ... .~.\{~~
...
. . . .. . .. ... 34l>
I
-4.2 Latar Belakang Terbentuknya Lembaga Desa ... , .. .. ~ -... .. .... 424 .2.1 Pemerintahan Desa ... _ ... _ .... _ .... / ....
~ - ..t. ~
.. ...~
-4.2 ~ 2 Badan pcrmusyawaratan Desa ( BFD ) ... -- ~ . , -4.2.3 Proses Pembentukan BPD ... C\ ~ -'?~ .. 42 49 49 4.2.4 Proses Pembentukan dan Tata Tertib RapatLMD ... ___ "1 51 4.2.5 Perbedaan LMD dan LKMD... ... ... ... ... ... . .. . .. ... .. . ... ... ... 544.2.6 Tata Cara pcmbentukan BPD ... .. . ~ J \:! ...
... ...
594.2. 7 Pembentukan Panitia Pemilihan ... . ~L
..
?.... .. . .. . .. ...
604.2.8 Pelantikao Kcanggotaan IWD ... · .~~ ..
f( ... ___
e,~ -· -- -~~ - 63--
~...___...
4,3 Gambaran Umum Wilayah Penelitian ... .. .
4.3.1 Sejarah Singkat Kecamatan Siernpat Nempu ... . .. .
4.3.2 Luas dan Letak... . ... .. .
4.3.3 Kependudukan ... ... ~-- ___ ... . .. .... ... . ... . .
4.3.4 Mata Pencaharian ... . ... _ ... ... . ... .. ... .
/
4.3.5 Sosial ... ___ ... ~ - . ... --- ~ -4.3_6 Karakteristik Adat lstiadat.. ..
:<-~~
-
..
~~~~
---
...
- ~~~~
-- ~~~
4.4
'~..,
IJJ
Kcberadaan Lembaga Desa DIM.ecamatan Siempat ~
N
~1 e1npu ... - ~ ... ..
I
vfi1M~ 0
4.4. t Pemahaman Per ~ turan Perundang-uodangan ... - ~
-4.4.2 Pembentukan BPD di Kecarnatan Siempat Nempu ... - ~~ 4.4.3 Pcranan lembaga-Iembaga tradisioni\ Desa ... . ... ~ -4.4.4 Relasi antara BPD dengan Pemcrintah Desa ... ..
4.5 Analisis Masalah Dalam Sistem Pemerintahan
J
%. ?Desa ... ·-- ... .. <! .. .. y::~ .
-
____...,.
4.5.1 Keberadaan BPD Dalam Sistem Pemerintahan Desa ... ~
~
~
45.2 4.5.3~
... IKeberadaan Tokoh-tokoh Masyarakat Dalarn Sistem -=Gc
Pcmerintahan Desa ... .
Pemahaman Tugas Pokok dan Fungsi Lembaga ... .. ·-- . ..
BABI
PENDAHU.LUAN
l.l Latar
Bclakang Ma.salah~
~
~
Terbitnya Undang-undang Otonomi Dacrah Nomor 22 tahun 1999 yang baru saja
diganti dan dirubah dengan Undang undang No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
harus diakui memang menimbulkan banyak fenomena sosial ditengah·tengah masyarakat
desa, khususnya dalam dunia politik, hukurn dan budaya. Dengan berlak:unya
undang-tetjadi pergeseran sebahagian besar pelaksanaan tugas pemerintahan
yang sangat signifikan, yakni beralihnya pelaksanaan tugas pemerintahan yang sebahagian
besar telah dilakukan di daerah Kabupaten dan Kota. Hal ini d.ilaksanakan berdasarkan
asas desentralisasi, yakni penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah (Pusat)
kcpada daerah otonom dalam kerangka Negara Kesatuan R epublik Indonesia (NKR1).
Salah satu bagian penting dari azas desentralisasi ini adalah kesatuan yang mengatur
tentaog bagaimana hubungan antara Pemerintah Kabupaten dengan Pemerintah Desa, antara
lain sampai dengan pemberiau tugas pembantuan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi,
dan/atau Pemerintah Kabupaten kepada desa dis~ dengan pembiay~ sarana dan
prasarana, serta sumber daya manusia. Dalam mewujudkan demokrasi desa dibentuk
Pemerintah Desa dan Badan Pemusyawaratan Desa (BPD) yang rnerupakan bagian dari
Pemerintahan Desa. Pemerintah Desa terdi.ri atas Kepala Desa atau yang disebut dengan
nama hun dan Perangkat Desa. Badan Pennusyawaratan Desa a tau yang disebut dengan nama
lain keanggotaarmya dipilih dari dan oleh penduduk desa yang memenuhi per:syaratan,
bcrfu.ngsi rnengayomi adat istiadat, membuat peraturan desa, menampung
dan
menyalwkan~~ ~ ~
aspirasi masyarakat, serta melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintahan
desa. Pengawasan olen Badan Permusyawaratan Desa (BPD) terhadap penyelenggaraan
Pe me rintahan
Desa
memang tidak diatur secara konkrit di dalam perundang-undangan ini,apakah sampai kepada pengawasan penyclenggaraan pemerintahan atau hanya sebatas
penga wasan politik
f
Uf
~
\ (
~
~
\
l
~
g
I
Ada persepsi fungsi BPD ini sering menimbulkan perselisihan dengan jajaran pemerintah
desa yang berdampak kepada tetjadinya pengelompokan-pengelompokan di tengah-tengah
warga desa yang kerap menimbulkan riak-riak perpecahan. Dengan dalih menyalurkan
aspiTasi masyaTakat dan datam konteks melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan
pemerintahan dcsa. anggota
BPO
sering dianggap ~lak ukan fungsinya.secara berlebihansehingga tugas apapun yang diperbuat oleh pemerintah desa sering ditanggapi miring, tidak
efektif dan cenderung rnenila i semua tugas yang dilakukan oleh aparat pemerintah desa itu
salah. 1 ( \ / '•tu .c:-O /
~~t~..0
/~~t~..0
: /Dalam kenyataannya, banyak oknum pejabat pemerintah desa melakukan tugasnya
didorong atas dasar rasa tanggung jawab moral sebagai orang-orang yang telah dibcri
kepercayaan untuk mengemban amanat \varga desa. Hal itu dilakukan bukan semata
karena honor_ yang diterima, karena honor yang diterima dari Pemerintah Kabupaten
sesungguhnya tidak cukup untuk menghidupi kebutuhan sebuah keluarga apalagi banyak
biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk menjamu tamu - tamu yang sering datang dari
kabupaten da1am rangka kunjungan dinas ke desa yang hams ditan ggu l ~gi secara pribadi oleh para pejabat desa .
Desa atau yang disebut dcngan nama lain, adalah kesatuan masyarakat hukum yang
mcmiliki kewenangan yang mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat
bcrdasarkan asal-usul dan adat-istiadat selempat yang diakui dafam s istem pemerinLahan
nasional dan berada di daerah Kabupaten. Di dalam Undang-undang Otonomi Daerah No. 22
Tahun 1999 hal ini juga disebutkan dengan tegas tentang ketentuan bahwa di desa dibentuk
Pemerintahan Desa dan Badan Pennusyawaratan Desa" (BPD), yang diuraikan lebih lanjut
dengan penjelasan, Pemerintah Desa terdiri atas Kepala Desa atau disebut dengan nama lain
dan perangkat desa, sedangkan Badan Permusyawaratan Dcsa yang keanggotaannya d ipilih
dari dan oleh penduduk desa be rdasarkan persyaratan-persyaratan yang telah ditentukan
Oalam Undang-undang No.32 Tahuo 2004 pada Pasal 209 disebutkan bahwa Badan
Pcnnusyawaratan Oesa berfungsi menetapkan peraturan desa bersama Kepala Desa,
menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat.
i:J
Adanya lembaga baru dalam sistem pemerintahan desa sebagaimana yang diisyaratkan
oleh perundang-undangan telah menimbulkan suasana di desa kurang kondusit: oleh karena
adanya kelompok·kelompok yang berbcda pandangan bahkan cenderung menimbulkan
perpecahan di desa. Pemerintah desa dalam hal ini Kepala Desa sebagaimana lazimnya selain
melaksanakan tugas·tugas pemerintahan juga rneJaksanakan tugas·tugas pembangunan dan
kemasyarakatan yang didalamnya antara lain menggunakan potensi masyarakat desa untuk
membangun desa, misalnya menggerakkan masyarakat untuk bergotong royong membangun
jalan, membuka atau memperbaiki irigasi, mefakukan gerakan keber ~ han, melakukan
penghijauan, siskamling dan sebagainya. Namun niat baik yang dilakukan oleh prakarsa
pemerintah dcsa ini sering menimbulkan persoalan baru.
~~
Ide kepala desa untuk membuka atau memperbaiki saluran irigasi baru misalnya sering
ditentang oleh BPD karena dianggap belum mendapat rekomendasi dari pihak BPD. Apalat:,ri
jika menyangkut partisipasi dukungan dana dari masyarakat kalau tidak mendapat " restu "
dari BPD sering menjadi polemik desa bahkan menjadi polemik hukum. Pada dasamya
kepala desa ingin suatu ide pembangunan itu dapat diwujudkan segera tanpa harus melalui
rapat-rapat yang bertele-tele. Namun kehadiran lembaga BPD sering dianggap menjadi
pengharnbat atau
mengganggu
keadaan yang telah membudaya dalam masyarakat desa.menyudutkan dari l.embaga BPD telah menimbulkan beban mental bagi pemerintah desa
dalam hal ini- kepa)a desa dan aparatnya. Akibatnya aparatur pemerintah desa akhimya
menjadi sering bersikap apatis terhadap ide untuk menggerakkan masyarakat dalam
membangun desa. : )
l
'i.
Ada yang berpendapat fungsi BPD sering menjadi polemik ditengah-tengah masyarakat
desa sehingga seeing terjadi kesalahpahaman antara Pernerintah Desa dengan BPD dan
penetua!tokoh-tokoh masyarak:at desa dengan Jembaga BPD yang sering dianggap terlalu
berlebiban dalam melaksanakan fungsinya di. masyarakat. Hal inilah yang mendorong penulis
untuk mengadakan penelitian, mengapa hadimya BPD
di
tengah warga desadi
kabupatenDairi dianggap oleh sebagaian warga desa. justru menimbulkan riak-riak ketidakhann.onisan
Wde.a.
~~~~
1.2 ldentifibsi Masalah
~
~
~
Dari uraian-uraian diatas mak.a dapat diambit suatu identifikasi masalah sebagai berikut :
L Terdapat perbedaan pemahaman tujuan dan fungsi oleh kedua lernbaga pemerintahan
desa dalam tugas-tugas pemerintahan den!,'M penonjolan kedudukan lcmbaga
masing-masing ditengah-tengah masyarakat desa.
2. Terdapat gejala-gejala perpecahan ditengah-tengah masyarakat desa yang pro dan kontra
terhadap kebijakan Kepala Desa selak:u pelaksana pemerintahan desa yang merasa
diawasi o1eh lembaga BPD. maupWl yang pro dan kontra terhadap peJaksanaan tugas
yang dilakukan oleh lembaga BPD yang sering dianggap berseberangan dan menghambat
pelaksanaan tugas- tugas praktis pemerintah desa .
3. Terdapat pergeseran nilai dan fungsi lembat,'R tradisionil. maupun kedudukan tokoh-tokoh
masyarakat akibat kedudukan yang tidak formal dalam keJembagaan desa dengan
terbentuknya lembaga BPD yang memiliki legalitas sebagai perwakilan desa.
4. Adanya beban mental bagi aparat pemerintah desa, karena beberapa kasus teJah timbul
akibat dilaporkan oleh BPD ke pemerintah atasan maupun k.e aparat huk:um, atas
kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah desa dalam rangka pembangunan desa
khususnya yang terkait dengan penggunaan anggaran .
J
1.3 Perumusan Masalab
Dari uraian diatas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Sejauh mana pemahaman .lembaga Badan Permusyawaratan Desa dan Pemerintah Desa
sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-undang No.22 Tahun 1999 yang telah.
-
-
-diubah dan <liganti dengan Undang-undang No.32 TahWl 2004 dalam rangka
pelaksanaan tugas-tugas peme rintaban desa.
2. Sejauh mana peranan lembaga BPD dikaitkan dengan keduduk.an dan fungsi
tokoh-tokoh adat maupun tokob-tokoh-tokoh masyarakat yang selama ini pendapatnya didengar dan
menjadi. pan.utan dalam kebijakan desa sebelum adanya UU No.22
Tanun
1999.3. Sejauh
mana
keberadaan tokoh-tokoh rnasyarakat dalam mewujudkan solidaritasdan
integritas masyarakat dalam proses pembangunan desa dan mitra pemerintah desa.
!I/~~~
1.4 Tujuan Penelitian ~
Penelitian
ini bertuj uan untu.k :
1. Mengungkapkan mengapa sering timbul permasalahan pelaksanaan tugas-tugas daJam
Pemerintahan Desa yakni antara Pemerintah Desa dengan lembaga desa yang baru
dibentuk dengan undang-undang otonomi daerah yang disebut dengan Badan
Permusyawaratan Desa.
2 Mengungkapkan lebih lanjut apakah peraturan-peraturan yang mengatur tentang
Pernerintahan Desa tennasuk kelembagaan yang ada sebagaimana yang dia.tur dalam
Undang-undang No. 22 Tahun 1999 yo. Undang-und.ang No. 32 TahWl 2004 tentang
Pemerintaluw. Daerah telah memadai untuk menjelaskan tentang peranan dan tugas
masing-masing lembaga desa maupun hubungan antar lcmbaga- desa maupwt
hubungaonya dengan lembaga-lembaga tradisionil dan tokoh-tokoh masyarakat yang
teJah ada sebelumnya . ~
3. Mengungkapkan tentang peranan BPD dalam proses kehidupan masyarakat desa baik dari
sudut yuridis tonnil maupun kenyataan formal. setelah dibt:ntuk: dan resmi diberlakukan
di Kabupaten Dairi berdasarkan Peraturan Daerah No.5 Tahun 2000.
l.S Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan
penelitianini adaJah:
l . Diharapkan dapat memberikan masukan tentang fungsi peran dan arti para tokoh-tokoh
adat,
tokoh-tokohmasyarakat. ulama dan
paratetua yang selama ini telah menjadi bagian
dari kehidupan pembangunan masyarakat desa dan mengambil langkah-langkah
perbaikan bubungan yang harmonis dan mengharapkan terjalinnya mitra keija sama
yang
baik antar lernbaga pemerintahan
desa. ~NEe ....permusyawaratan
desayang
hadir/dibentuk berdasarkan Undang-undangNo. 22
tahun1999 Yo. Undang-undang Nomor 32 tahun 2004. ~
3.
Secarateoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat bemanfaat di dalam mengevaluasi.
tujuan
tentang pelaksanaan
tugas pokok dan fungsikedua
lembaga desa untuk menjadibahan materi pembuatan
peraturan
dacra.h ataumasukan. bagi. penyempumaan
Undang-tmdang tentang otonomi daerah. ~.o
4 .
Secara
prak.tis,basil penelitian dapat
memberi masukao bagi Pemerintah KabupatenDairi
dan
Pemerintah
kabupaten lain dalammengambil
langkah-langkah dan kebijakanjika
ditemukan
pennasalahanyang sama demi barmoni.S dan suksesnya
pefuksanaan
tugas.-tugas pemerintahan desa.
5. Secara teoritis hasil penelitian ini akan menghasilkan hal-hal
yang menjadipenyebab
timbulnya ~rmasa lahan an.tara _ Pemerintah Desa _dengan BPD yang ~
juga
berak.ibat.adanya perpecahan antar sesarna warga dt:sa yang pro maupun kontra terhadap
masing-masing lembaga desa .
BAR V
KESlMPlJLAN DAN SARAN
Berdasarkan uraian pembahasan pada bab-bab terdahulu yaitu .rnenyangkut
pengaruh keberadaan lembaga BPD dalam sistem Pemerintahan Desa, maupun hubungan
kerja antar l ~baga dan peranan para tokoh-tokoh masyarakat dalam sistem pemerintahan desa, peneliti mem.buat bcberapa kesimpulan maupun masukan yang merupakan saran
esa maupun masyara. "at
desa_
5.1 Kesimpulan
Atas uraian pada pembahasan yang dllakukan ditemukan kesirnpulan sebagai berikut
l). Keberadaan lembaga BPD di Kabupaten Dairi khususnya di Kecamatan Siempat
Nempu yang dibcntuk berdasarkan tJU. No.22 Tahunl999 yo. UU.No.32 tahun
(
2004 telah menimbulkan hanyak konflik dalam pelaksanaan hubungan kerjanyadengan pemerintah desa, dan akibat lain telah te.Ijadi
pengelompokan-pengelompokan diantara sesama warga desa yang bersikap pro dan kontra
( terhadap lembaga desa.
2) Pembentukan BPD di Kabupaten Dairi khususnya di Kecamatan Siempat Nempu
telah meminggirkan penfuan para tokoh-tot<oh masyarnkat secara fonnal dan
peranan lembaga tradisionil dalam sistem pernerintahan desa.
5.2
3) Terdapat perbedaan-perbedaan yang mendasar terhadap pemahaman atas tugas
dan fungsi oleh masing-masing lembaga desa, sehing&>a timbul
arogans1
kewenangan antar lembaga desa.
4) Materi peraturan perundang-undangan yang mengatur--tentang lembaga desa
khususnya Peraturan Daerah Kabupaten Dairi No.5 Tahun 2000 dan Peraturan
daerah No.23 Tahun 2000 dapat menimbulkan persepsi yang berbeda.
5) Musyawarah desa
yang
berbasi.s budayamul.ai
bergeser kepada musyawarnh/ berbasis hukwn.
6) Ketidak hadiran tokoh-tokoh masyarakat secara fonnal dalam sistem
pemenntahan desa f&lah menimbulkan stagnasi dala.m pelaksanaan sistem
1 pemerintah desa dan hubungan keljasama antar lembaga desa.. -<''$~.,
7) Pengangkatan anggota BPD sebagai perwakilan desa yang terik.at kcpada
keharusan memiliki ijazah serendah-rendahnya SLTP. telah menimbu.lkan
masalah baru karena ti.dak mengakomodir para tokoh masyarakat dcsa yang ti.dak
(~ mem ~iliki
i:':'h
lOnna!.
~0
Saran ...__
~~--1) Pembuatan Peraturan Daerah yang mengatur teo tang Pembentukan BPD maupun
\ Keputusan Bupati. sebagai Petunjuk Pelaksanaannya agar dibuat seJengkap
mW1gkin jika mungkin dapat direvisi kembali, agar matcri ~I at.aupun ayat
ayat pada peraturan daerah tersebut tidak bertentangan satu sama lain atau dapat
menimbulkan persepsi-persepsi yang berbeda antara lembaga BPD dengan
lernbaga Pemerintah Desa.
2) Peranan dan kedudukan lembaga-lembaga tradisonil dan tokoh-tokoh masyarakat
dalam sistem pemerintahan desa tetap diberdayakan, tanpa harus terikat kepada
persyaratan ijazah formal, tetapi terikat kepada figur ketokohannya di
tengah-tengah warga desa.
3) Rapat-rapat musyawarah desa yang berbasis budaya agar tetap dipertahankan dan
dengan melibatkan keberadaan
paratokoh adat
dantokoh desa lainnya ..
4) Pemerintah Kabupaten Dairi dalam hal ini instansi terkait antara lain Bagian
( ,2
Hukum, bagian Pemerintah Desa, Kantor PMD Kabupaten Dairi dan Bappeda \ agar lebih banyak melakukan sosial.isasi dan upaya guna tetap melestarikanbudaya dcsa.
DAFT AR PUSTAKA
Antlov, Hans, 2002
Negara Da/am Desa,
Yogjakarta, lappera Pustaka UtamaBarth, Fredrik ( ed), 1969 kelompok dan batasannya, Jabart VI-press
Caroe, The Pattan, 1962, Kelompok Etnik don Batasannya, Jakarta, University Indonesia Press
Donal
K.Emerson, 1982,
Aspek Manusia dalam Penelitian Masyaralc.at, Jakarta,PT. Gramedia
Devine
Pat,1995,
Demokrasi dan Perencanaan Ekonomi,Yogyakarta, PT. Tiara Wacana Yogya
Gultom, Gomar
(ed) 2002, Pemberdayaan Rakyat Versus Hegemoni Negara, Parapat, KSPPMSosial, FIS-UI
Hadikusuma, Hilman, 1986, Antropologi Hukum Indonesia, ~ andung, Alumni
Ibrahim, Jabal Tarik, 2003, Sosio/ogi Pedesaan, Malang, UMM. ~ ....
Ihromi, TO, 2000, Antropologi dan
Hukum,
Jakarta,
yay.obor fndonesiaJuliantara,
Dadang,
2003, Pemharuan Desa, Yogyakarta, Lappera Pusataka UtamaKaplan David, 2002, Teori Budaya, Yogyakarta, Pustaka Pelajar
Koentjaraningrat, 1980, Sejarah Teori Amropologi, Jakarta, VI-Press
M. Keesing, Roger, 1992, Antropologi Budaya, Jakarta, Erlangga ~ /
Moleong,
Lexy,
J, 2004. Metodologi Penelitian KuaJitatif; Bandung, Remaja Rasda Karya.Nasikun, 1995, Sistem Sosial Indonesia, PT.
Raja
Grafindo Persada,Jakarta.
Parsons, Talcott, 1960, Structure and Process in Modern Society, The Free Press
Raup, Maswardi dan Nasrun Mappa,
1993,
Indonesia dan Komunikosi Politik, JakanaPT. Gramedia Pustaka Utama
Santoso Budi Triwibowo (cd) 2003, Teori Sosiologi Modern, Jakarta, Prenada Media.
Simanjuntak, Bungaran Antonius,2002,
/Jari Dekorasi Demokrasi menuju realisasi potensiwilayah dalam proses demokrasi,
Go mar Gultom ( ed), Parapat,KSSPM
Susmanto
(ed)2004,
Pegangan Memahami DesenJralisasi,Yogyakarta, Pembaruan
Silitonga, Benget, 2004,
Quovadis Transisi Demokrasi Indonesia,Medan, Bakemsu
Sj. Sumarto, Hetitah. 2003,
lnovasi Partisipasi dan Good Governance,Jakarta, Yay. Obor
Indonesia
Sairin, Sjafri, , 2004,
Perubahan Sosial Masyarakot Indonesia,Yogyakarta, Pustaka
PelajarShadily
Hassan,
1961, Sosiologi untuk Masyaralwt Indonesia, Jakarta, PT.Pembangunan
Sibarani Robert, 2002,
Demakrasi dan Budaya Lokal,Jakarta, CV. Cipruy
Sibarani, Robert, 2003,
ldentitas Budaya da/am lcemajuan bangsa,Medan, Jurnal Antropologi
Sosial
Simanjuntak, Bungaffin Antonius,2004,
Kebudayaan Batak dan Perkuatan rakyatdalam OtonomiDaerah,
Benget Siitonga ( ed), Bakumsu, Medan
F
Varma,
SP, 1795,
Teori Politik Modern,Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada
Zulyanti Hidayah, 1997,
Ensik/opedia Suku-suku bangsa di Indonesia,Jakarta, PT. Pustaka
LP3ES
Wimnata, I Gede AB,
2002,
Antropalogi Budaya.Bandung, PT. Citra Aditya Bakti
,'9..,
~
Undang-undang No. 05 Tahun 1979 tentang Pemerintahan Desa.
g
J
l
~
g
Himpunan peraturan tentang LKMD-PKK.,
1986,
Direktorat Pembangunan DesaPropinsi
Sumatera Utara
-Himpunan Daerah Propinsi Dati I
Sumatera
Utaradan
Kep. Gubernur KDH Tk. ISumatera
Utara, tentang Pemerintah Desa, 1986, Sekwilda Tk. I Sumatera Utara, 1986
Pemilihan Kepala
Desa
danLembaga Musyawmah
Desa,1996, Dirjen Pemerintahan umum
danOtonomi Daerah
Depdagri,
JakartaUndang-undang No.
16Talmn 1964, tentang Pembentukan Kabupaten Dairi
Undang-undang No. 22 Tahun 1999, tentang Pemerintahan Daerah
Undang·undang No. 25 Tahun 1999, tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat danDaerah
PP. No. 25 Tahun 2000, tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan &opinsi sebagai
Daerah
Otonom.PP. No. 16 Tahun 2000, tentang Pembagian HasiJ Penerimaan PBB antara Pemerintah Pusat
dan Daerah