• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mahasiswa dan Prestasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Mahasiswa dan Prestasi"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

MAHASISWA DAN PRESTASI Oleh: Deni Hardianto

Mahasiswa, siapa?

Belajar merupakan aktivitas sepanjang hayat (life long of education). Siapapun, kapanpun

dan dimanapun seseorang dapat belajar dan menuntut ilmu sesuai dengan bakat dan kemauannya.

Belajar dapat dilakukan secara formal, informal maupun nonfomal selagi seseorang menyadari

bahwa penting untuk mengetahui hal-hal baru. Dalam fase belajar formal seseorang ada yang mendapat ’julukan’ sebagai ’mahasiswa’. Siapa mahasiswa? Dalam terminologi sederhana, mahasiswa adalah seseorang yang belajar/ menuntut ilmu di suatu perguruan tinggi dengan

macam ragam latar belakang dan disiplin ilmu yang digelutinya. Belajar, menuntut dan mencari

ilmu idealnya merupakan aktivitas rutinitas seorang mahasiswa. Aktivitas membaca, maneliti,

berdiskusi, menulis dan berorganisasi merupakan kegiatan yang lazim dilakukan mahasiswa, ya

itulah... seharusnya kegiatan yang dilakukan mahasiswa.

Mahasiswa merupakan tumpuan dan harapan masa depan bangsa (iron stock), serta generasi perubah (agen of change) yang memegang peranan penting dalam keberlanjutan masa depan bangsa. Tumpuan dan harapan itu wajar dialamatkan kepada mahasiswa, karena

mahasiswa merupakan generasi intelektual muda yang cerdas dan berwawasan luas, Seharusnya?

Akan tetapi dari sekian banyak mahasiswa tidak semua sadar akan peran dan fungsi

sebagai mahasiswa, banyak yang mengalami disorientasi dan disfungsi sebagai seorang

mahasiswa karena kuliah hanya menjadi ajang pelarian atas ”penganguran”, atau bahkan ada

yang menjadikan kuliah hanya sebagai tempat untuk mengisi waktu luang. Sehingga paradigma

berfikir mahasiswa disaat kuliah tidak bertujuan untuk mencari ilmu, menimba pengalaman serta

pengetahuan tetapi mahasiswa berfikir bagaimana agar kuliah cepat selesai dengan IP tinggi

kemudian mencari kerja!!.

Mahasiswa yang kehilangan orientasi saat kuliah dan tidak memiliki visi serta misi yang

jelas dapat dipastikan memiliki masa depan yang suram karena mereka tidak menyadarai apa

sebenarnya yang dicari selama kuliah. Rutinitas kuliah, kos, kampus merupakan aktivitas

keseharian mengalir begitu saja, kalau ini sampai terjadi maka itu akan menimbulkan kebosanan

pada diri mahasiswa, kalau kebosanan sudah muncul kecenderungan untuk mencari aktivitas lain

entah itu aktivitas positif/negatif akan dilakukan oleh mahasiswa. Disaat seperti itu seseorang

akan mengalami dilema sekaligus pilihan untuk menentukan paradigma berfikir serta penemuan

jati diri sebagai mahasiswa, dan ini sangat di pengaruhi oleh lingkungan dan pergaulan

(2)

Mahasiswa yang kehilangan oientasi harus segera menata kembali paradigma pikir dan

tujuan kuliah, tujuan kuliah tidak hanya berorientasi untuk mencari nilai kuantitatif lalu selesai

kuliah dengan IPK tinggi kemudian kerja tetapi lebih dari itu mahasiswa harus menyadari bahwa

kuliah adalah belajar dan belajar untuk menuntut ilmu. Penulis pikir mahasiswa harus segera

merubah paradigma yang selama ini berkembang bahwa kuliah adalah sertifikat untuk mencari

kerja, karena kerja merupakan efek dari orang yang meiliki ilmu, pengetahuan dan keterampilan.

Mahasiswa harus segera mengorientasikan bahwa mereka kuliah adalah untuk menuntut ilmu

(belajar) maka harus sadar betul bahwa apapun aktivitas dan kegiatan mereka diarahkan untuk

pengembangan diri, menampah ilmu pengetahuan dalam rangka pembentukan diri dan jati diri dan pada akhirnya tidak hanya menjadi mahasiswa ’biasa’ tetapi menjadi mahasiswa yang memiliki ’prestasi’.

Menjadi Mahasiswa Berprestasi,

Tidak semua mahasiswa bisa mendapat julukan sebagai mahasiswa berprestasi, biasanya

mahaiswa berprestasi sangat identik dengan mahasiswa yang ber-IP tinggi ditambah dengan

aktivitas organisasi. Mahasiswa yang seperti ini memang jarang kita temui, selama in mahasiswa

kadang ’berat sebelah’ dimana mereka begitu aktif di organisasi tapi disisi lain aktivitas akademik mereka ”anjlok” atau sebaliknya mereka begitu aktif kuliah dan memiliki IPK yang tinggi tapi aktifitas organisasi mereka rendah. Keseimbangan antara organisasi dan akademik dapat

dilakukan oleh mahasiswa, kuncinya hanya di pengaturan waktu dan komitmen denagn waktu

yang diatur. Kapan seorang mahasiswa belajar, kapan membaca, kapan berorganisasi, kapan

waktu istirahat dan seterusnya. Penjadwalan waktu kegiatan yang teratur dan komitmen

melakukan akan menjadikan mahasiswa memiliki disiplin yang tinggi.

Akan tetapi untuk menjadi mahasiswa berprestasi tidak mesti memiliki IP tinggi atau

aktif organisasi. Seorang mahasiswa yang memiliki bakat tertentu dan mengembangkan serta

membuat karya atas kemampuan yang yang dimiliki, itu juga termasuk dalam katagori seorang

mahasiswa yang berprestasi. Bahkan itulah yang dapat kita katakan mahasiswa yang memiliki

prestasi nyata.

Mahasiswa yang memilik bakat, menulis, seni, olahraga, peneliti dapat mengembangkan

bakatnya, komitmen dan konsisten serta membuat karya nyata, misal mahasiswa yang memiliki

bakat menulis dapat membuat tulisan dan di terbitkan, mahasiswa yang memiliki bakat di bidang

seni lukis, musik atau suara dapat membuat karya nyata itulah mahasiswa yang betul-betul

(3)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh selama periode Januari 2001 sampai dengan Desember 2003 menunjukkan adanya kesamaan dengan pola return saham harian di

Berdasarkan kaidah pengambilan keputuasan bahwa

Pendataan Rumah Tangga ber-PHBS dilakukan pada tahun 2014 dengan menggunakan kartu dan pada tahun 2015 menggunakan rekapan data. Pelaksanaan pendataan biasa dilakukan pada

Adanya partisipasi masyarakat dalam mewarnai proses pembentukan terhadap ketiga RUU tersebut dapat dilihat dari aspek: (a) pelaku partisipasi masyarakat; (b) cara

1. Penerapan model pembelajaran Learning Cycle pada materi sifat-sifat cahaya mata pelajaran IPA yang dilaksanakan pada peserta didik kelas VA MI Tanada Wadungasri

aureus dari susu kambing tidak hemolitik 80%, koagulase positif 40%, klumping faktor positif 20%, resisten terhadap antibiotik ampisilin dan penisilin 30%, sedangkan resisten

Dengan adanya penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan yang positif dan bermanfaat bagi karyawan, khususnya bagi pimpinan perusahaan dalam menciptakan iklim