72 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Sekolah
SMP N 4 Wates terletak di Jalan Terbahsari 3 Kecamatan Wates, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Lokasinya cukup strategis dan kondusif untuk mendukung proses pembelajaran karena jauh dari jalan raya sehingga selama proses belajar mengajar tidak terganggu oleh bisingnya kendaraan yang berlalu lalang. SMP N 4 Wates sudah berdiri sejak tahun 1954, dan telah beberapa kali mengalami perubahan nama sebagai berikut:
1. Tahun 1954-1979 : SMEP N Wates
2. Tahun 1979-1996 : SMP N 3 Wates 3. Tahun 1997-sekarang : SMP N 4 Wates
Visi dan Misi SMP N 4 Wates adalah sebagai berikut:
Visi : Unggul dalam prestasi berlandaskan imtaq dan budi pekerti luhur
Misi:
73
2. Membina potensi siswa dalam bidang olahraga dan seni budaya secara optimal
3. Menanamkan dan membina kedisiplinan serta budi pekerti luhur 4. Membina peningkatan imtaq bagi semua warga sekolah
5. Membina sikap kesetiakawanan dan kepedulian sosial bagi semua warga sekolah
Kegiatan belajar mengajar di SMP N 4 Wates dimulai pada pukul 06.55, selama 5 sampai dengan 10 menit digunakan untuk tadarus bersama sebelum memulai pelajaran. Hal ini sudah berlangsung selama beberapa tahun, guna mendukung visi dari SMP N 4 Wates yakni unggul dalam prestasi berlandaskan imtaq dan budi pekerti.
1. Data Hasil Penelitian
Data yang diperoleh dalam penelitian ini meliputi data minat siswa dan hasil belajar siswa. keseluruhan data tersebut digunakan untuk menentukan ketercapaian tujuan penelitian ini. Adapaun rincian masing-masing data tersebut diuraikan sebagai berikut:
1. Data Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas a. Uji Validitas
1) Instrumen Minat Belajar Siswa
Instrumen untuk mengukur minat siswa berupa angket yang berisi 25 butir pernyataan. Skor tertinggi adalah 4 dan terendah adalah 1. Sebelum angket diberikan pada kelas yang akan diberi
74
perlakuan maka perlu diujikan terelebih dahulu pada kelas lain untuk validasi. Oleh karena itu kelas yang digunakan untuk uji validitas adalah kelas VII C. Uji validitas dilakukan dengan bantuan program SPSS seri 17.0. Butir pernyataan dinyatakan valid jika nilai 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔>𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙. Berikut hasil uji validitas angket: Tabel 2.1 Hasil Uji Validitas Angket
Item N=25 𝒓𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 𝒓𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍=𝟎,𝟑𝟓𝟓 Α=0,05; dk=n-1 Keputusan No.1 0,387 >0,355 Valid No.2 0,730 >0,355 Valid
No.3 0,330 <0,355 Tidak Valid
No.4 0,836 >0,355 Valid
No.5 0,387 >0,355 Valid
No.6 0,349 <0,355 Tidak Valid
No.7 0,417 >0,355 Valid
No.8 0,021 <0,355 Tidak Valid
No.9 0,519 >0,355 Valid
No.10 0,071 <0,355 Tidak Valid
No.11 0,417 >0,355 Valid
No.12 0,598 >0,355 Valid
75
No.14 0,766 >0,355 Valid
No.15 0,793 >0,355 Valid
No.16 0,528 >0,355 Valid
No.17 0,833 >0,355 Valid
No.18 0,341 <0,355 Tidak Valid
No.19 -0,101 <0,355 Tidak Valid
No.20 0,528 >0,355 Valid No.21 0,771 >0,355 Valid No.22 0,819 >0,355 Valid No.23 0,528 >0,355 Valid No.24 0,833 >0,355 Valid No.25 0,431 >0,355 Valid
Berdasarkan tabel di atas, dari 25 butir pernyataan terdapat 7 butir soal yang tidak valid. Hal ini dapat dilihat dari nilai 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔< 0,355. Sehingga diperoleh 18 butir pernyataan valid. Delapan belas butir pernyataan ini kemudian diberikan pada kelas yang digunakan untuk eksperimen, yakni kelas VII D. Angket minat ini diberikan sebanyak dua kali. Yakni pada saat pretest dan posttest. 2) Uji Validitas Tes (Hasil Belajar)
Instrumen untuk mengukur hasil belajar siswa sebanyak 30 butir pertanyaan. Uji validitas tes dilakukan dengan menggunakan
76
bantuan program ITEMAN (Item and Test Analysis Program) versi 3.00. Baik tidaknya soal menurut Ebel dan Frisbie (1991: 232) dalam Essentials of Educational Measurement dikategorikan sebagai berikut:
Tabel 2.2 Kriteria Validitas Butir Soal
Point biserial Keterangan
>0,4 Sangat baik 0,3-0,39 Baik 0,2-0,29 Dengan beberapa catatan perlu perbaikan <0,19 Dibuang
Berdasarkan tabel tersebut bahwa jika nilai 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔(point biser)
lebih dari 0,4 maka butir soal tergolong sangat baik. Jika nilai
𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔(point biser) antara 0,3 sampai dengan 0,39 maka butir soal
tergolong baik. Jika 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔(point biser) antara 0,2 sampai dengan
0,29 maka butir soal perlu dilakukan perbaikan terlebih dahulu sebelum diberikan kepada responden. Jika 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔(point biser)
kurang dari 1,9 maka butir soal tergolong tidak baik sehingga tidak boleh diberikan kepada responden. Ini bisa disebabkan pertanyaan terlalu sulit atau terlalu mudah. Sehingga butir soal
77
dengan 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔(point biser) kurang dari 1,9 secara langsung akan gugur(tidak valid).
Berikut hasil uji validitas hasil belajar:
Tabel 2.3 Hasil Uji Validitas Hasil Belajar No Point Biser Keputusan
1 0,468 Valid 2 0,420 Valid 3 0,718 Valid 4 0,279 Valid 5 0,787 Valid 6 0,569 Valid 7 0,267 Valid 8 0,465 Valid 9 0,401 Valid 10 0,516 Valid 11 0,249 Valid 12 0,219 Tidak Valid 13 0,408 Valid 14 0,582 Valid 15 0,318 Valid 16 0,233 Tidak Valid
78 17 0,417 Valid 18 0,237 Tidak Valid 19 0,507 Valid 20 0,695 Valid 21 0,279 Valid 22 0,261 Valid 23 0,520 Valid 24 0,369 Valid 25 0,369 Valid 26 0,391 Valid 27 0,787 Valid 28 0,059 Tidak Valid 29 0,335 Valid 30 0,329 Valid
Berdasarkan hasil validitas tersebut, dari 30 butir pertanyaan terdapat 5 butir pertanyaan yang tidak valid dan 25 butir pertanyaan yang valid. Dari 30 soal, terdapat 15 butir soal yang tergolong sangat baik, 6 butir tergolong baik, 4 butir soal perlu perbaikan, dan 5 butir soal tidak terpakai (tidak valid).
79
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah dianggap baik (Riduan, dkk, 2011: 194).
Berikut tingkat keterandalan instrumen menurut Suharsimi Arikunto (2006: 276):
Tabel 2.4 Tingkat Keterandalan Instrumen
Koefisien r Tingkat Keterandalan
Antara 0,800 sampai 1,000 Sangat tinggi
Antara 0,600 sampai 0,800 Tinggi
Antara 0, 400 sampai 0,600 Cukup
Antara 0,200 sampai 0,400 Rendah
Antara 0,000 sampai 0,200 Sangat rendah
Berikut hasil uji reliabilitas angket minat dan hasil belajar:
Tabel 2.5 Hasil Uji Reliabilitas Angket Minat dan Hasil Belajar No Variabel Koefisien Alpha Interpretasi
1. Minat 0,898 Sangat Tinggi
2. Hasil Belajar 0,798 Tinggi
2. Data Pretest
Pretest diberikan sebelum pembelajaran dimulai untuk mengetahui kemampuan awal siswa terhadap materi yang akan dipelajari. Hasil pretest
80
a. Minat belajar siswa sebelum diberi perlakuan
Untuk menentukan kecenderungan variabel sebagai berikut, setelah nilai minimum (Xmin) dan nilai maksimum (Xmax) diketahui maka selanjutnya mencari nilai rata-rata (Mi) dengan rumus Mi=1⁄2
(Xmax+Xmin), mencari standar deviasi (SDi) dengan rumus SDi=
1 6
⁄ (Xmax-Xmin). Pada minat belajar pretest diperoleh skor maksimal 56, dan skor minimal 32. Mean variabel minat sebesar 44,88. Standar deviasi adalah sebesar 4,449. Berdasarkan perhitungan tersebut dapat dikategorikan menjadi 3 kelas sebagai berikut:
1) Rendah = < Mi - 1Sdi
= < 40,43
2) Sedang = Mi – 1Sdi sampai dengan <Mi + 1Sdi = 40,43 sampai dengan 49,32
3) Tinggi = ≥ Mi + 1Sdi
= ≥ 49,32
Berikut data minat belajar sebelum diberi perlakuan:
Tabel 2.6 Kategori Minat Belajar Siswa Pretest
Frekuensi Persentase
X<40,43(rendah) 2 6,3%
40,43<x<49,32(sedang) 26 81,3%
81
Berdasarkan tabel tersebut, minat siswa kelas VII D sebelum diberi perlakuan sebesar 6,3% rendah, 81,3% sedang, dan 12,5% tinggi. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa minat belajar siswa cenderung sedang. Minat siswa yang tinggi hanya sebesar 12,5 %. Jika digambarkan dalam bentuk diagram pie maka hasilnya adalah sebagai berikut:
Gambar 2.1 Diagram Minat Belajar Siswa Pretest
b. Hasil belajar siswa sebelum diberi perlakuan
Untuk hasil belajar, diperoleh data sebagai berikut, nilai maksimal adalah sebesar 72 dan nilai minimal sebesar 32. Mean sebesar 56,25, besarnya standar deviasi adalah 8,374. Berdasarkan penghitungan tersebut dapat dikategorikan menjadi 3 kelas yaitu:
82
a. Rendah = < Mi - 1Sdi = < 47,88
b. Sedang = Mi – 1Sdi sampai dengan <Mi + 1Sdi = 47,88 sampai dengan 64,62
c. Tinggi = ≥ Mi + 1Sdi = ≥ 64,62
Tabel 2.7 Kategori Hasil Belajar Siswa Pretest Frekuensi Persentase
X<47,88(rendah) 2 6,3%
47,88<x<64,62(sedang) 27 84,4%
x>64,62(tinggi) 3 9,4%
Berdasarkan tabel tersebut, hasil belajar siswa sebelum diberi perlakuan adalah 6,3% rendah, 84,4% sedang, dan 9,4% tinggi. Dari hasil tersebut maka hasil belajar siswa cederung sedang dengan presentase 84,4%. Sedangkan hasil belajar siswa yang tinggi hanya sebesar 9,4%. Jika digambarkan dalam bentuk diagram pie maka hasilnya adalah sebagai berikut:
83 Gambar 2.2 Diagram Hasil Belajar Siswa Pretest
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal. Pada penelitian ini, uji normalitas dilakukan dengan menggunakan
kolmogorov-smirnov dengan bantuan program SPSS 17.0. Hasil analisis dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.8 Hasil Uji Normalitas Data
No Data Kolmogorov
Smirnof
Sig keterangan
1 Minat belajar 0,673 0,756 Normal
2 Hasil belajar 1,023 0,246 Normal
Beradasarkan hasil di atas, skor kolmogorov smirnof minat belajar adalah sebesar 0,673 dengan perolehan Sig sebesar 0,756. Sehingga diperoleh 0,756>0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data minat belajar
84
siswa berdistribusi normal. Pada data hasil belajar diperoleh skor kolmogorov smirnof sebesar 1,023 dengan perolehan Sig sebesar 0,246. Sehingga diperoleh 0,246>0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data hasil belajar berdistribusi normal.
b. Uji Hipotesis
Uji hipotesis (uji-t) dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan minat belajar dan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah diberi perlakuan menggunakan media Word Search Puzzle.
3. Data Postest
Posttest diberikan kepada siswa setelah pembelajaran selesai dilaksanakan. Posttest diberikan untuk mengetahui kemampuan akhir siswa setelah diberi perlakuan menggunakan media. Data hasil posttest kemudian diolah dengan bantuan program SPSS seri 17.0. Berikut data hasil posttest:
a. Minat belajar siswa setelah diberi perlakuan
Tabel 2.9 Kategori Minat Belajar Siswa Postest Frekuensi Persentase
x<62,3 (rendah) 1 3,1%
62,3<x<66,58(sedang) 24 75%
x>66,58(tinggi) 7 21,9%
Berdasarkan tabel tersebut, minat siswa setelah diberi perlakuan adalah sebesar 3,1% rendah, 75% sedang, dan 21,9% tinggi. Jika dibandingkan dengan minat belajar sebelum diberi perlakuan (pretest)
85
maka minat belajar siswa yang tinggi mengalami peningkatan, yakni dari 12,5% menjadi 21,9% dengan skor rata-rata 44,88 menjadi 53,00. Sedangkan minat siswa yang sedang mengalami penurunan dari 81,3% menjadi 75%, begitu pula dengan minat siswa yang rendah dari 6,3% menjadi 3,1%. Jika digambarkan dengan diagram pie maka hasilnya adalah sebagai berikut:
Gambar 2.3 Diagram Minat Belajar Siswa Postest
b. Hasil belajar siswa setelah diberi perlakuan
Tabel 2.10 Kategori Hasil Belajar Siswa Postest Frekuensi Persentase
x<70,74(rendah) 2 6,3%
70,74<x<84,01(sedang) 21 65,6%
86
Berdasarkan tabel diatas, hasil belajar siswa setelah diberi perlakuan adalah sebesar 6,3% rendah, 70,74% sedang, dan 28,1% tinggi. Jika dibandingkan dengan hasil belajar siswa sebelum diberi perlakuan, maka hasil belajar siswa yang tinggi mengalami peningkatan, dari 9,4% menjadi 28,1%. Sedangkan hasil belajar siswa yang sedang mengalami penurunan dari 84,4% menjadi 65,6%. Jika digambarkan dengan diagram pie maka hasilnya adalah sebagai berikut:
Gambar 2.4 Diagram Hasil Belajar Siswa Posttest
c. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal. Pada penelitian ini, uji normalitas dilakukan dengan menggunakan kolmogorov-smirnov dengan bantuan program SPSS 17.0. Kaidah pengambilan keputusan adalah apabila
87
nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan Sig maka data berdistribusi normal. Hasil analisis dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.11 Hasil Uji Normalitas Data Postest
No Data Kolmogorov
Smirnof
Sig Keterangan
1 Minat belajar 1,233 0,960 Normal
2 Hasil belajar 0,818 0,515 Normal
Berdasarkan hasil diatas menunjukkan bahwa pada minat belajar, skor kolmogorov smirnof adalah 1,233 dengan Sig sebesar 0,960. Maka 0,960>0,05 sehingga berdasarkan kadiah pengambilan keputusan dapat disimpulkan bahwa data minat belajar siswa berdistribusi normal. Pada hasil belajar siswa, diperoleh skor kolmogorov smirnof sebesar 0,818 dengan Sig sebesar 0,515. Maka 0,515>0,05 sehingga berdasarkan kaidah pengambilan keputusan dapat disimpulkan bahwa data hasil belajar berdistribusi normal. d. Uji Hipotesis
Uji hipotesis (uji-t) dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan minat dan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah diberi perlakuan menggunakan media Word Search Puzzle.
Hasil penghitungan uji-t adalah sebagai berikut, Pada minat belajar diperoleh 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 sebesar 8,430. Nilai 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dengan taraf
88
kepercayaan 5% dan derajad kebebasan df (n-2)=30 adalah senilai 2,04. Maka diperoleh 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔>𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙. Sehingga berdasarkan kaidah
kriteria pengambilan keputusan maka Ha diterima. Dengan kata lain ada perbedaan yang signifikan minat belajar sebelum dan sesudah diberi perlakuan. Sedangkan Pada hasil belajar diperoleh 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
sebesar 11,412. Nilai 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dengan taraf kepercayaan 5% dan derajad kebebasan df (n-2)=30 adalah senilai 2,04, diperoleh
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔>𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙. Sehingga berdasarkan kaidah kriteria pengambilan
keputusan maka Ha diterima. Dengan kata lain ada perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah diberi perlakuan. 4. Nilai Gain
Untuk melihat peningkatan minat dan hasil belajar siswa maka data hasil pretest dan posttest dihitung selisihnya menggunakan gain. Uji gain yang digunakan adalah standar gain. Adapun data nilai gain adalah sebagai berikut:
a. Gain Minat Belajar Siswa
Tabel 2.12 Nilai Gain Minat Belajar Siswa
Skor Gain Minat Belajar
No Skor Pretest Skor Posttest Gain Score/Kenaikan Skor Kriteria 1 45 65 0.74 Tinggi 2 44 63 0.68 Sedang 3 42 62 0.67 Sedang 4 48 62 0.58 Sedang
89 5 46 65 0.73 Tinggi 6 44 63 0.68 Sedang 7 43 66 0.79 Tinggi 8 45 63 0.67 Sedang 9 49 65 0.70 Sedang 10 40 68 0.88 Tinggi 11 55 67 0.71 Tinggi 12 41 64 0.74 Tinggi 13 47 63 0.64 Sedang 14 42 66 0.80 Tinggi 15 56 68 0.75 Tinggi 16 46 62 0.62 Sedang 17 44 64 0.71 Tinggi 18 48 66 0.75 Tinggi 19 40 63 0.72 Tinggi 20 40 67 0.84 Tinggi 21 50 64 0.64 Sedang 22 35 63 0.76 Tinggi 23 44 62 0.64 Sedang 24 41 70 0.94 Tinggi 25 45 68 0.85 Tinggi 26 43 64 0.72 Tinggi 27 39 63 0.73 Tinggi 28 44 63 0.68 Sedang 29 52 65 0.65 Sedang 30 47 63 0.64 Sedang 31 46 62 0.62 Sedang 32 45 63 0.67 Sedang
b. Gain Hasil Belajar Siswa
Tabel 2.13 Nilai Gain Hasil Belajar Siswa
Skor Gain Hasil Belajar Siswa
No Skor Pretes Skor Posttest Gain Score/Kenaikan Skor Kriteria 1 56 80 0.55 Sedang 2 52 76 0.50 Sedang 3 60 72 0.30 Rendah
90 4 48 84 0.69 Sedang 5 60 84 0.60 Sedang 6 68 68 0.00 Rendah 7 64 76 0.33 Rendah 8 52 72 0.42 Sedang 9 56 76 0.45 Sedang 10 64 88 0.67 Sedang 11 52 72 0.42 Sedang 12 60 72 0.30 Rendah 13 72 80 0.29 Rendah 14 52 76 0.50 Sedang 15 60 92 0.80 Tinggi 16 64 84 0.56 Sedang 17 32 72 0.59 Sedang 18 64 64 0.00 Rendah 19 52 76 0.50 Sedang 20 36 80 0.69 Sedang 21 52 88 0.75 Tinggi 22 60 76 0.40 Sedang 23 56 72 0.36 Rendah 24 68 80 0.38 Rendah 25 52 64 0.25 Rendah 26 56 84 0.64 Sedang 27 52 80 0.58 Sedang 28 60 76 0.40 Sedang 29 48 84 0.69 Sedang 30 52 72 0.42 Sedang 31 60 76 0.40 Sedang 32 60 80 0.50 Sedang
Sedangkan rata-rata perolehan nilai gain minat dan hasil belajar siswa adalah sebagai berikut:
Tabel 2.14 Perolehan Rata-Rata Nilai Gain
Komponen Minat Belajar Hasil Belajar
91
Kriteria Tinggi Sedang
B. Pembahasan
Pengambilan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini dilakukan dari tanggal 16 Januari 2014 sampai 6 Februari 2014 di SMP N 4 Wates. Kelas yang digunakan sebagai kelas eksperimen adalah kelas VII D, terdiri dari 32 siswa.
Pada pertemuan pertama, kegiatan pembelajaran dimulai dengan tadarus bersama selama kurang lebih 10 menit, dilanjutkan dengan memberi salam pada siswa. Selanjutnya guru melakukan apersepsi dengan menanyakan apa yang dimaksud dengan HAM. Selanjutnya guru meminta salah satu siswa untuk menjelaskan apa yang dimaksud dengan HAM. Kegiatan apersepsi dimaksudkan untuk mengetahui pemahaman siswa tentang materi yang akan dipelajari.
Setelah kegiatan apersepsi, guru memberikan pretest kepada siswa untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Soal pretest dikerjakan selama 30 menit. Setelah siswa selesai mengerjakan pretest, guru memberikan angket minat unutk diisi oleh siswa. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dalam pembelajaran. Kemudian guru meminta siswa untuk berkelompok, satu kelompok terdiri dari 4 siswa. Pembagian kelompok dilakukan secara acak dengan cara berhitung. Guru
92
meminta siswa untuk duduk sesuai dengan kelompok masing-masing, kemudian guru membagikan lembar Word Search Puzzle kepada siswa. Guru menjelaskan kepada siswa cara mengerjakan Word Search Puzzle. Setelah siswa memahami cara mengerjakan Word Search Puzzle, mereka mulai mengerjakan dengan antusias. Namun terlihat ada beberapa anak yang tidak mau membantu temannya mengerjakan, dan malah mengganggu teman kelompok lain.
Kegiatan diskusi selesai, guru menjelaskan satu persatu setiap butir soal. Dan memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami. Sebelum pelajaran diakhiri, guru memberikan pekerjaan rumah pada siswa untuk menjelaskan 2 butir soal yang telah dikerjakan.
Pada pertemuan kedua, kegiatan pembelajaran dimulai dengan tadarus bersama, dilanjutkan dengan mengucapkan salam dan mengulang materi yang telah disampaikan pada pertemuan pertama. Kemudian guru meminta siswa untuk mengumpulkan tugas yang telah diberikan pada pertemuan sebelumnya. Lalu guru meminta siswa untuk duduk sesuai dengan kelompok masing-masing. Guru memberikan lembar Word Search Puzzle untuk dikerjakan secara berkelompok. Diskusi dilakukan selama kurang lebih 15 menit. Siswa terlihat antusias mengerjakan, dan bertanya kepada guru ketika ada soal yang kurang dipahami. Setelah siswa selesai mengerjakan, guru menjelaskan materi yang kata kuncinya berada pada lembar Word Search Puzzle yang telah
93
dikerjakan oleh siswa. Siswa terlihat mencocokan apakah jawaban mereka benar atau salah. Pada kegiatan penutup, guru bersama dengan siswa menyimpulkan materi pelajaran yang telah dipelajari.
Pada pertemuan ketiga, kegiatan dimulai dengan tadarus bersama kemudian dilanjutkan dengan mengucapkan salam dan mengulang materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Selanjutnya guru melanjutkan materi. Setelah satu jam pelajaran selesai, guru memberikan
postest kepada siswa, juga memberikan angket minat untuk diisi oleh siswa.
1. Pengaruh Penggunaan Media Word Search Puzzle terhadap Minat Belajar Siswa
Instrumen yang digunakan untuk mengukur minat belajar siswa berupa angket minat. Angket minat ini terdiri dari 18 butir pernyataan. Nilai maksimal adalah 4 dan nilai minimal adalah 1. Angket minat diberikan sebanyak dua kali, yakni pada saat sebelum diberi perlakuan dan setelah diberi perlakuan.
Berdasarkan data yang telah diperoleh, angket minat terlebih dahulu diuji normalitas untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal. Berdasarkan uji normalitas diperoleh hasil bahwa data berdistribusi normal Setelah diketahui hasil bahwa data berdistribusi normal, selanjutnya dilakukan uji-t untuk menguji hipotesis.. Hasil uji-t yang dilakukan terhadap minat siswa adalah sebesar 8,430 (𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔). Nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔ini lebih besar dari
94
nilai 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙. Berdasarkan kadiah pengambilan keputusan, dari hasil penelitian
tersebut dapat disimpulkan bahwa 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , sehingga hipotesis
penelitian diterima (Ha), yaitu ada perbedaan minat belajar siswa setelah diberi perlakuan dengan menggunakan media Word Search Puzzle.
Selain angket, peneliti membuat lembar observasi. Lembar observasi ini berisi tentang rangkuman kegiatan siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan media Word Search Puzzle. Dalam proses pembelajaran, kelas dibagi menjadi 8 kelompok. Tiap kelompok terdiri dari 4 siswa. pembagian kelompok ini dilakukan secara acak dengan cara berhitung.
Pertama kali diberikan media Word Search Puzzle, siswa belum paham bagaimana cara mengerjakannya. Setelah memahami bagaimana cara kerjanya siswapun mengerjakan lembar Word Search Puzzle secara berkelompok. Siswa tampak antusias mengerjakan, namun ada beberapa siswa putra yang kurang antusias dan malah mengganggu teman kelompok lain.
Pada pertemuan kedua, guru kembali memberikan lembar Word Search Puzzle kepada siswa untuk dikerjakan secara berkelompok. Namun pada pertemuan pembagian kelompok dilakukan dengan cara yang berbeda, yakni berdasarkan tempat duduk. Dua meja menjadi satu kelompok. Siswa terlihat lebih antusias dengan pembagian kelompok yang kedua. Selanjutnya guru memberikan Word Search Puzzle untuk dikerjakan siswa. setelah
95
menerima lembar Word Search Puzzle siswapun segera mengerjakan. Mereka tampak antusias mengerjakan. Tidak ada lagi siswa yang saling mengganggu teman kelompok lain. Mereka berusaha untuk menyelesaikannya sebelum waktu habis. Siswa bertanya kepada guru ketika ada pertanyaan yang kurang dipahami. Siswa mampu bekerjasama dengan baik, mereka saling membagi tugas untuk dapat menyelesaikan Word Search Puzzle dengan cepat. Ada siswa yang mencari jawaban di buku, dan siswa yang lain mencari jawaban di lembar Word Search Puzzle. Dan akhirnya mereka mampu menyelesaikan Word Search Puzzle dengan baik dan tepat waktu.
Kempt&Dayton sebagaimana dikutip oleh Azhar Arsyad (2011:21) mengatakan bahwa media dapat diasosiasikan sebagai penarik dan membuat siswa tetap terjaga dan memperhatikan. Kejelasan dan keruntutan pesan, daya tarik image yang berubah-ubah, penggunaan efek khusus yang menimbulkan keingintahuan menyebabkan sisswa tertawa dan berpikir, yang kesemuanya menunjukkan bahwa media memiliki aspek motivasi dan meningkatkan minat.
Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa media Word Search Puzzle dapat menarik perhatian siswa, sehingga menimbulkan minat bagi diri siswa. Teka-teki yang ada dalam media Word Search Puzzle
menimbulkan rasa penasaran bagi siswa, sehingga mereka berusaha untuk menyelesaikannya. Dengan menyelesaikan teki-teki tersebut, siswa akan
96
mengingat kata-kata yang telah mereka temukan, sehingga memudahkan mereka untuk belajar.
2. Pengaruh Penggunaan media Word Search Puzzle terhadap Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar yang dilihat dalam penelitian ini adalah dalam ranah kognitif. Sehingga penilaian dilakukan dengan tes. Tes dilakukan sebanyak dua kali. Yakni pretest dan posttest. Pretest dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum diberi perlakuan. Posttest dilakukan untuk mengetahui kemampuan akhir siswa setelah diberi perlakuan.
Berdasarkan data yang telah diperoleh, soal dilakukan uji normalitas terlebih dahulu untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal. Berdasarkan uji normalitas diperoleh hasil data berdistribusi normal. Selanjutnya dilakukan uji-t untuk menguji hipotesis. Hasil uji-t adalah sebesar 11, 412(𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔). Ini menunjukkan bahwa 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔lebih besar dari 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙. Berdasarkan kaidah pengambilan keputuasan bahwa 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔>𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙, maka dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian diterima (Ha), yaitu ada perbedaan hasil belajar siswa setelah diberi perlakuan dengan menggunakan media Word Search Puzzle.
Faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar diantaranya adalah minat. Minat termasuk dalam aspek psikologis. Ketika seseorang menaruh minat terhadap sesuatu maka ia akan memberikan perhatian yang lebih.
97
Dalam penelitian ini, minat siswa mengalami peningkatan setelah diberi perlakuan dengan menggunakan media Word Search Puzzle. Dengan meningkatnya minat, maka hasil belajar pun ikut meningkat. Hal ini telah dibuktikan dengan hasil uji hipotesis yang menunjukkan bahwa ada perbedaan hasil belajar setelah diberi perlakuan, yakni terjadi peningkatan hasil belajar. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa media Word Search Puzzle berpengaruh terhadap minat dan hasil belajar siswa.
C. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti mengalami beberapa keterbatasan, diantaranya:
1. Ada kemungkinan munculnya variabel asing, yakni variabel yang dapat muncul selain variabel yang telah ditentukan. Variabel asing ini juga dapat mempengaruhi hasil yang diharapkan, misalnya kematangan
(maturation), kemunduran (regression), pemilihan (selection), mortalitas (mortality), dan lain-lain. Yang dimaksud dengan kematangan disini adalah bahwa siswa dapat berubah selama proses perlakuan, seperti bertambah usia, lebih bijaksana, lebih kuat, dan bertambah pengalaman. Perubahan-perubahan ini kemungkinan dapat mempengaruhi nilai pretest posttest mereka. Selanjutnya yang dimaksud dengan kemunduran adalah ketika peneliti memilih individu untuk kelompok berdasarkan skor yang ekstrim, mereka akan melakukan lebih baik atau lebih buruk pada posttest daripada pretest tanpa menghiraukan
98
perlakuan. Pemilihan subjek juga dapat mempengaruhi hasil penelitian, misalnya siswa yang baik, mau menerima perlakuan dengan baik, atau lebih mengenal perlakuan. Mortalitas menunjukkan bahwa ketika sedang berlangsung proses eksperimen, siswa keluar dalam jumlah yang cukup besar dengan beberapa alasan. Ini akan menyebabkan penarikan kesimpulan berdasarkan perolehan skor sulit untuk dilakukan.
2. Pretest mempunyai keuntungan maupun kelemahan. Mereka harus dapat mengatur waktu dan usaha. Mereka juga dapat meningkatkan dugaan subjek mengenai hasil. Pretest dapat mempengaruhi perlakuan eksperimen. Ketika kelakuan dan tes prestasi digunakan sebagai pretest, maka skor pada pretest dapat mempengaruhi skor pada posttest karena subjek dapat mengetahui lebih dulu pertanyaan pada posttest