• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - IPAH TRIWIJATI BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA - IPAH TRIWIJATI BAB II"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis

Dalam menjalankan usaha baik itu yang sudah berjalan maupun berencana untuk mengembangkannya, seorang pelaku usaha harus dapat memperhitungkan terlebih dahulu baik buruknya usaha tersebut. Oleh karena itu sebelum melakukan usaha atau mengembangkan usaha, perlu dilakukan adanya studi kelayakan untuk mengetahui apakah investasi yang akan dijalankan layak atau tidak.

Untuk pengertian Studi Kelayakan Bisnis (SKB) itu sendiri ada beberapa pengertian diantaranya:

1. Menurut Umar (2005:8) Studi kelayakan bisnis merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau tidak layak bisnis dibangun, tetapi juga pada saat dioperasionalkan secara rutin dalam rangka pencapaian keuntungan yang maksimal untuk waktu yang tidak ditentukan.

(2)

3. Sedangkan menurut Kasmir & Jakfar (2009:4) Studi Kelayakan Bisnis merupakan suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu usaha atau bisnis yang akan dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau tidak usaha tersebut dijalankan.

2.1.2 Aspek-aspek dalam Studi Kelayakan 1. Aspek Pasar dan Pemasaran

Pasar dan pemasaran merupakan dua sisi yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Pasar dan pemasaran mempunyai tingkat ketergantungan yang tinggi dan saling mempengaruhi satu sama lainnya. Pasar dapat diartikan suatu kumpulan atau himpunan dari para pembeli, baik pembeli nyata ( memiliki minat, pendapatan dan akses) maupun pembeli potensial (memilki minat tetapi tidak memiliki kemampuan pendapatan dan akses) atas suatu barang atau jasa. Sedangkan pemasaran menurut Stanton merupakan keseluruhan sistem yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan usaha yang bertujuan merencanakan, menentukan harga, hingga mempromosikan dan mendistribusikan barang atau jasa yang akan memuaskan kebutuhan pembeli baik yang aktual maupun potensial.

(3)

dihasilkan pada masa lalu dan membuat perkiraan perkembangan permintaan terhadap produk yang direncanakan pada masa yang akan datang.

Secara khusus dalam aspek pasar dan pemasaran tujuan perusahaaan dalam memasarkan produknya yaitu:

a. Untuk meningkatkan penjualan dan laba. b. Untuk menguasai pasar.

c. Untuk mengurangi saingan (pesaing).

d. Untuk menaikan prestise produk tertentu dipasaran.

e. Untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak tertentu ( pihak-pihak tertentu dalam jumlah yang terbatas, contoh pemerintah atau lembaga-lembaga.

Adapun secara umum tujuan pemasaran suatu produk yaitu:

a. Memaksimumkan konsumsi atau dengan kata lain memudahkan dan merangsang konsumsi.

b. Memaksimumkan kepuasan konsumen. c. Memaksimumkan pilihan (ragam produk).

d. Memaksimumkan mutu hidup (kualitas, kuantitas, ketersediaan, harga pokok barang, mutu lingkungan fisik dan mutu lingkungan kultur). e. Meningktkan penjualan barang dan jasa.

f. Ingin menguasai pasar dan menghadapi pesaing. g. Memenuhi kebutuhan akan suatu produk atau jasa.

(4)

Strategi pemasaran (Marketing strategy) yang digunakan yaitu segmentasi pasar, targeting dan positioning, adapun penjelasannya: a. Segmentasi pasar

Segmen pasar terdiri dari kelompok pelanggan yang memiliki seperangkat keinginan yang sama. Menurut Youti (2003) dalam Mananda (2011) menyatakan bahwa tujuan dari segmentasi pasar adalah untuk menciptakan strategi pemasaran (marketing stategy) bagi masing-masing segmen pasar yang kebutuhan dan keinginan yeng berbeda, sehingga diperoleh one market, one market stategy.

Dalam Kotler (2010) agar segmen pasar dapat dikatakan efektif, segmen-segmen pasar haruslah menilai berdasarkan lima kriteria:

1) Dapat diukur

Ukuran, daya beli dan profil segmen dapat diukur. 2) Besar

Segmen cukup besar dan menguntungkan untuk dilayani. 3) Dapat diakses

Segmen dapat dijangkau dan dilayani secara efektif. 4) Dapat dibedakan

Segmen-segmen secara konseptual dapat dipisah-pisahkan dan memberikan tanggapan yang berbeda terhadap unsur dan program bauran pemasaran yang berbeda.

(5)

Program-program yang efektif dapat dirumuskan untuk menarik dan melayani segemen-segmen tersebut.

Adapun manfaat dari segmentasi pasar bagi jalannya sebuah bisnis yaitu:

1) Segmentasi dapat menghemat cost.

Dengan dipilihnya segmentasi, maka perusahaan akan focus pada segmentasi tersebut. Hal ini bisa memangkas biaya, energy dan SDM untuk focus pada hal tersebut saja. Maka pengeluaran akan lebih hemat.

2) Segmentasi memudahkan positioning.

Segmentasi dapat menjadi dasar untuk positioning merk. 3) Segmentasi menambah daya saing terhadap kompetitor

Dengan segmentasi, perusahaan dapat melihat siapa saja pesaingnya dan melihat letak peluang di pasar.

b. Targeting

Setelah pasar telah disegmentasi maka selanjutnya memililih segmen yang sesuai dengan kebutuhan yaitu disebut target perusahaan. Mananda (2011) target dipilih dengan mempertimbangkan kemampuan internal organisasi dan besarnya segmen yang bisa dilayani atau diperkirakan dapat memberikan profitanilitas tinggi. Beberapa alternatif dalam pemilikan target pasar antara lain:

(6)

Pasar bersifat homogeny dan dianggap sebagai kumpulan orang-orang yang menekankan pada karakteristik umum dan mengharapakan semua orang akan membeli produk yang ditawarkan.

2) Concentrated Market (single Segmenting)

Perusahaan akan mengandalkan segmen pasar tunggal dan pada segmen ini, kegiatan pemasaran akan difokuskan.

3) Extensive Segmenting

Pasar homogeny dibagi dalam bermacam-macam segmen pasar dan selanjutnya produk ditawarkan kepada segmen pasar yang berbeda dengan strategi pemasaran yang berbeda pula.

4) Selective Segmenting

(7)

c. Positioning

Positioning adalah tindakan perusahaan untuk merancang produk dan bauran pemasaran agar dapat tercipta kesan tertentu diingatan konsumen. Positioning yang dapat digunakan dalam memasarkan produk kepada konsumen yang dituju, antara lain:

1) Penentuan posisi menurut atribut

Terjadi apabila suatu perusahaan menonjolkan atribut produk yang lebih unggul disbanding pesaingnya, seperti ukuran dan lama keberadaannya.

2) Penentuan posisi menurut manfaat

Produk diposisikan sebagai pemimpin dalam suatu manfaat tertentu.

3) Penentuan posisi menurut penggunaan atau penerapan

Seperangkat nilai-nilai penggunaan atau penerapan inilah yang digunakan sebagai unsur yang ditonjolkan dibandingkan pesaingnya.

4) Penentuan posisi menurut pemakai

Memposisikan produk sebagai yang terbaik untuk sebuah kelompok pemakai. Dengan kata lain pasar sasaran lebih ditujukan pada sebuah komunitas.

5) Penentuan posisi menurut pesaing

(8)

6) Penentuan posisi menurut kategori produk

Produk diposisikan sebagai suatu kategori produk. 7) Penetuan posisi harga atau kualitas

Produk diposisikan untuk menawarkan nilai terbaik. d. Analisis SWOT

Evaluasi terhadap keseluruhan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman disebut analisis SWOT (Kotler 2009). Menurut Rangkuti (2002) dalam Mananda (2011), analisis SWOT mengacu pada konsep berpikir manajemen strategi dan digunakan untuk membandingkan antara faktor-faktor eksternal (External Factors Analysis Summary/ EFAS) yaitu peluang (opportunities) dan ancaman (threat) dengan faktor-faktor internal (Internal Factors Analysis Summary/ IFAS) yaitu kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses). Analisis SWOT digunakan untuk mengidentifikasikan faktor eksternal (peluang – O dan ancaman – T) maupun faktor internal (kekuatan – S dan kelemahan – W) yang dihadapi.

Aplikasi dalam analisis SWOT adalah strategi Strengths Opportinities (SO) bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil keuntungan dari peluang (opportunities) yang ada, strategi

(9)

ada dan strategi Weaknesses Threats (WT) bagaimana cara mengatasi kelemahan yang mampu membuat ancaman menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru.

2. Aspek Manajemen dan Sumber Daya Manusia

Aspek manajemen dan SDM merupakan aspek yang cukup penting dianalisis karena walaupun usaha tersebut sudah dinilai layak namun tanpa adanya sistem manajemen dan SDM yang baik maka tidak menutup kemungkinan usaha tersebut akan mengalami kegagalan. Dalam aspek manajemen dan SDM terdiri dari tiga kegiatan dan hubungan ketiga aspek tersebut dapat diilustrasikan dalam gambar 2.1 sebagai berikut:

Kegiatan dilakukan sebelum kegiatan bisnis dimulai

Kegiatan dilakukan untuk menyiapkan infrastuktur bisnis

Kegiatan dilakukan setelah infrastuktur tersedia

Gambar 2.1. Hubungan dalam Studi Kelayakan

Manajemen Proyek Manajemen Studi Kelayakan

(10)

3. Aspek Keuangan

Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan. Aspek ini sama pentingnya dengan aspek lainnya, bahkan ada beberapa pengusaha menganggap justru aspek inilah yang paling utama untuk dianalisis karena dari aspek ini tergambar jelas hal-hal yang berkaitan dengan keuntungan perusahaan, sehingga merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk diteliti kelayakannya. Tujuan dari aspek keungan ini adalah untuk membandingkan pengeluaran dengan pendapatan, seperti ketersediaan dana, kemampuan usaha untuk membayar kembali dana tersebut dalam waktu yang telah ditentukan dan menilai apakah usaha akan berkembang terus.

Adapun kriteria yang biasa digunakan sebagai alat ukur untuk menentukan kelayakan suatu usaha yaitu dengan pendekatan Payback Period (PP), Average Rate of Return (ARR), Net Present Value

(NPV), Internal Rate or Return (IRR), Profitability Index (PI), Break Event Point (BEP) dan Sensitivitas.

Secara keseluruhan penilaian dalam aspek keuangan meliputi hal-hal seperti:

(11)

c. Estimasi pendapatan dan biaya investasi selama beberapa periode termasuk jenis-jenis dan jumlah biaya yang dikeluarkan selama umur investasi.

d. Proyeksi neraca dan laporan laba/ rugi untuk beberapa periode kedepan.

e. Kriteria penilaian investasi.

f. Rasio keuangan yang digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan.

2.1.3 Pengertian Investasi

Istilah investasi merupakan penanaman modal (modal tetap maupun tidak tetap) yang digunakan dalam proses produksi untuk memperoleh keuntungan suatu perusahaan. Sedangkan menurut Downes dan Goodman, investasi adalah investasi keuangan dimana seorang investor menanamkan uangnya dalam bentuk usaha dalam waktu tertentu dari setiap orang yang ingin memperoleh laba dari keberhasilan pekerjaannya.

(12)

2.1.4 Biro Perjalanan Wisata

Mananda (2011) terdapat banyak definisi tentang usaha perjalanan wisata. Untuk kajian ini akan diambil batasan sebagaimana yang terdapat dalam pasal 1 angka 1 Kepmen Parpostel No.KM.10/PW-102/MPPT-93, tentang ketentuan biro perjalanan wisata ditetapkan antara lain:

a. Biro Perjalanan Wisata adalah usaha yang merencanakan perjalanan wisata dan atau jasa pelayanan penyelenggara wisata

b. Agen perjalanan wisata adalah usaha jasa perantara untuk menjual dana atau mengurus jasa untuk perjalanan wisata.

c. Cabang biro perjalanan wisata adalah unit usaha Biro perjalanan wisata yang berkedudukan di wilayah administrative yang sama dengan kantor pusatnya atau di wilayah administrasi lain yang melakukan kegiatan usaha kantor pusat.

Adapun tugas dari Biro Perjalanan Wisata diantaranya sebagai berikut: a. Menyusun dan menjual paket wisata luar negeri atas dasar permintaan. b. Menyelenggarakan atau menjual pelayanan wisata (cruise).

c. Menyusun dan menjual paket wisata dalam negeri kepada umum atau atas dasar permintaan.

d. Menyelenggarakan pemanduan wisata. e. Menyediakan fasilitas untuk wisatawan.

(13)

h. Mengurus dokumen-dokumen perjalanan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Sebagai Biro Perjalanan Wisata memiliki tanggungjawab yang besar karena Biro Perjalanan Wisata mengeluarkan produknya berupa janji jasa perjalanan wisata dan harus bertanggungjawab penuh atas pelaksanaan produk yang dikelurkannya. Biro Perjalan Wisata harus menjamin bahwa wisatawan akan menikmati perjalanannya seperti yang tertulis dalam brosur paket wista yang dikeluarkannya.

2.2 Kerangka Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti berencana untuk mendirikan Biro Perjalanan Wisata baru sehingga diperlukan studi kelayakan dari usaha tersebut. Adapun aspek-aspek yang akan diteliti diantaranya aspek pasar yang mencangkup potensi pasar, analisis pesaing, luas pasar (market share) dan strategi pemasaran, aspek manajemen menentukan lokasi serta aspek keuangan meneliti diantaranya dari kebutuhan dana, sumber dana, biaya modal (cost of capital), laporan laba rugi, arus kas dan penilaian investasi.

(14)

oleh-oleh khas Batam yaitu sebesar 18,50% atau 66.059 wisatawan dan kemungkinan peluang pengunjung yang akan membeli oleh-oleh khas Batam sebesar 11.891 pengunjung dari total pengunjung 643.676 selama kurun waktu enam bulan ditahun 2013. Untuk strategi pemasaran yang dilakukan yaitu dengan difersivikasi produk dan berpartisipasi dalam event-event.

Berdasarkan hasil analisis aspek finansial menunjukan nilai NPV positif Rp 826.202.247,-, nilai IRR 67% dimana nilai ini lebih besar dari nilai suku bunga kredit pada tahun 2013 (12%), Net B/C 3,1 dan PP 0,2 tahun yang berarti usaha ini sudah dapat menutup biaya investasi awalnya sebelum umur usaha berakhir. Dari semua perhitungan pada analisis finansial usaha tersebut layak untuk dijalankan.

Mananda (2011) dengan judul studi kelayakan pendirian PT. Medussa Multi Business Center (MMBC) Sumanda Tour & Travel di Bali (kajian aspek pasar dan finansial). Aspek pasar dan pemasaran PT MMBC Sumanda

Tour & Travel adalah melakukan diversifikasi untuk memperoleh peluang pasar yaitu melalui pasar MICE (Meeting, Incentives, Convention dan

(15)

Travel per tahun adalah 149 wistawan. Segmentasi pasar dari PT MMBC Sumanda Tour & Travel berdasarkan umur pada pasar Inggris, Jerman, Belanda dan Italia adalah wisatawan yang berumur 25-64 tahun sedangkan untuk Perancis adalah yang berumur 30-50 tahun. Segmentasi pasar berdasarkan jenis kelamin didominasi oleh wisatawan laki-laki sebesar 55,21% terutama untuk pasar Perancis, Inggris, Belanda dan Italia dan perempuan sebesar 44,29 didominasi oleh wisatawan dari Jerman. Pekerjaan utama pasar Perancis, Inggris, Jerman, Belanda dan Italia yang berkunjung ke Bali dengan melakukan kegiatan MICE adalah professional dibidang arsitek, ilmu pengetahuan dan jasa, selanjutnya manajer perusahaan medis, jasa dan yang terakhir adalah pegawai pemerintah.

Dalam analisis pesaing dengan tiga franchise PT MMBC Tour & Travel yang telah ada sebelumnya, diketahui bahwa PT MMBC Sumanda

Tour & Travel memiliki diversifikasi yang berbeda terutama dalam hal harga yang kompetitif dan pengelolaan dari manajemen yang ahli dibidang biro perjalanan wisata terutama untuk pasar MICE yang membedakan disbanding ketiga biro perjalanan wisata yang menjadi pesaing. Sedangkan dengan PT Rafiro Dwi Abadi yang merupakan biro perjalanan wisata yang bergerak dibidang MICE diketahui bahwa pangsa pasarnya adalah lokal dan Asia. Strategi Pemasaran yang dilakukan oleh PT. MMBc Sumanda Tour & Travel

(16)

operator dan hotel serta melakukan offensive strategy merupakan strategi yang lebih menitikberatkan pada usaha perubahan untuk mencapai tingkat yang lebih baik, melakukan penurunan terhadap biaya operasi. Market share

dari paket MICE dari PT. MMBC Tour & Travel terhadap keseluruhan pasar MICE di Bali adalah 3,7% pada tahun 2011 dari seluruh wisatawan MICE yang berkunjung di Bali.

Berdasarkan aspek keuangan diketahui bahwa Initial cash flow

sebesar Rp 1.191.732.580,- dengan operational cash flow pada tahun 2011 sebesar Rp. 538.183.291,-, tahun 2012 sebesar Rp 512.827.649,-, tahun 2013 sebesar Rp 525.810.938,-, tahun 2014 sebesar Rp 519.492.329,-, tahun 2015 sebesar Rp 527.101.839,- dan terminal cash flow sebesar Rp 617.687.500,-. Sumber dana diperoleh dari modal sendiri sebesar 60% yaitu Rp 715.039.548,- dan pinjaman bank sebesar 40% yaitu Rp 476.693.032,- dengan biaya modal rata-rata tertimbang sebesar 13,08%. NPV sebesar Rp 985.728.862,-, IRR sebesar 39,73% diatas WACC sebesar 13,08% dan Payback Period 3 tahun 8 bulan. Analisis sensitivitas untuk NPV, Payback period dan IRR yang pesimis, moderat dan optimis menyatakan bahwa variabel pendapatan operasional lebih sensitive dibandingkan dengan variabel biaya operasional.

(17)

teknologis, aspek manajemen dan SDM, aspek hukum dan legalitas serta aspek keuangan dan ekonomi.

Rencana pengembangan usaha yang akan dilakukan PT. Aneka Andalan Karya dikaji dengan 5 metode kelayakan yaitu Payback Period

(18)

Adapun kerangka pemikiran dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran

2.3 Hipotesis

H1: Berdasarkan aspek pasar dan pemasaran usaha biro perjalanan wisata layak untuk didirikan.

H2: Berdasarkan aspek keuangan usaha biro perjalan wisata layak untuk didirikan.

Pendirian Biro Perjalanan Wisata

Layak atau Tidak Layak

Aspek Pasar, Aspek Manajemen dan Keuangan

Gambar

Gambar 2.1. Hubungan dalam Studi Kelayakan
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran

Referensi

Dokumen terkait

Karakteristik substrat maupun sedimennya pada Kawasan Pantai Ujong Pancu sendiri memiliki karateristik sedimen yang didominasi oleh pasir halus dimana pada

Hasil pengujian adaptifitas yang dilakukan pada game dengan genre Turn-Based Role Playing Game berdasarkan tiga parameter pengujian yakni efektifitas, efisiensi,

Dalam praktikum kali ini, alat yang digunakan yaitu, cawan petri berfungsi sebagai wadah untuk menampung bahan uji coba, pisau berfungsi untuk memotong buah

sahnya jual beli telah terpenuhi, untuk menjual kepada Pihak Kedua, yang --- berjanji dan mengikat diri untuk membeli dari Pihak Pertama: --- Sebidang tanah Hak Guna Bangunan Nomor

Karakter bobot biji per petak pada populasi F9 ini mempunyai nilai heritabilitas yang tergolong rendah, tetapi mempunyai nilai koefisien keragaman genetik yang luas, sehingga

Pembiasaan memberikan manfaat bagi anak. Karena pembiasaan berperan sebagai efek latihan yang terus menerus, anak akan lebih terbiasa berperilaku dengan nilai-nilai

Dirgaputra Ekapratama sebagai Pengusaha Kena Pajak secara administrasi sudah sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan nomor 85/PMK.03/2012, namun dalam perhitungan

Hasil penelitian ini berupa data medan magnetik yang diukur dengan menggunakan probe magnetik PS-2162 melalui variasi arus dan jarak pada koil dengan jumlah lilitan