• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAB I"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

IMPLEMENTASI MENEJEMEN PENDIDIKAN

DISUSUN OLEH : FRISCA F.C.MANUMPIL I NENGAH ADI WIDYARTAWAN

JURUSAN PENDIDIKAN IPA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MANADO

(2)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Manajemen tidak akan terlepas dari kegiatan pembelajaran karena manajemen tersebut merupakan usaha untuk mensukseskan suatu tujuan dalam pendidikan. Diperlukan adanya pengelolaan, penataan, dan pengaturan ataupun kegiatan yang sejenis yang masih berkaitan dengan lembaga pendidikan guna mengembangkan sumber daya manusia agar dapat memenuhi tujuan daripada pendidikan tersebut seoptimal mungkin.

Manajemen kurikulum adalah sebuah bentuk usaha atau upaya bersama untuk memperlancar pencapaian tujuan pengajaran khususnya usaha meningkatkan kualitas interaksi belajar mengajar. Dalam upaya – upaya tersebut diperlukan adanya evaluasi, perencanaan, dan pelaksanaan yang merupakan satuan rangkaian yang tidak dapat dipisahkan. Sedangkan manajemen pembelajaran ialah suatu sistem dengan komponen-komponen yang saling berkaitan. Komponen-komponen-komponen pembelajaran meliputi: peserta didik, guru, bahan ajar, kurikulum, sarana prasarana, serta strategi pembelajaran. Dengan demikian manajemen kurikulum dan pembelajaran saling berkaitan satu sama lain dalam suatu pendidikan, untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

(3)

B. Rumusan masalah

Pengertian Implementasi Manajemen dan Kurikulum . Prisip-prinsipi Manajemen kurikulum .

(4)

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Implementasi Manajemen

Implementasi adalah proses mewujudkan rencana. Manajemen implementasi adalah tata kelola dan kepemimpinan yang bertindak dengan ide, rencana, metode, desain, prinsip, etika, dan motivasi untuk melakukan dalam upaya mewujudkan tujuan. Oleh karena itu, implementasi adalah sebuah proses tindakan yang harus konsisten dan patuh pada rencana awal yang sudah sangat terkalkulasi risiko dan manfaatnya. Jadi, manajemen implementasi mencakup semua proses keterlibatan dan keterhubungan pihak-pihak terkait, teknologi, pengetahuan, keterampilan, sistem, prosedur, tata kelola, kepemimpinan, etika dan integritas pribadi, dari awal hingga akhir untuk mendapatkan sebuah harapan baru sesuai tujuan dalam lingkungannya, termasuk keberanian untuk membuat perubahan yang diperlukan sesuai risiko dan tantangan.

Manajemen implementasi merupakan kelanjutan dari manajemen perubahan. Sebelum bertindak ke manajemen implementasi, ada baiknya mental dan pengetahuan orang-orang dipersiapkan dengan sempurna, agar setiap proses perubahan dapat diterapkan dalam antusiasme yang tinggi, tertib, terkontrol, sistematis, penuh disiplin, dan saling bertanggung jawab untuk melakukan perubahan yang diinginkan. Termasuk, perlu disiapkan strategi implementasi, agar dapat mengelola sumber daya manusia dan pemangku kepentingan yang terlibat dalam proses implementasi tersebut. Dan juga, kepemimpinan yang fokus pada efisiensi dan efektifitas, terutama dalam operasional dari setiap titik proses implementasi yang detail. Proses implementasi membutuhkan motivasi, koordinasi, dan kolaborasi yang sangat kuat dan solid. Oleh karena itu, keterampilan kepemimpinan yang unggul akan menjadi penentu dari kualitas akhir implementasi.

(5)

a. Pengertian Implementasi Menurut Para Ahli-

Menurut Nurdin Usman dalam bukunya yang berjudul Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum

“Implementasi adalah bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan, atau adanya mekanisme suatu sistem. Implementasi bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan untuk mencapai tujuan kegiatan”(Usman, 2002:70).

Menurut Guntur Setiawan dalam bukunya yang berjudul Implementasi Dalam Birokrasi Pembangunan

“Implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan proses interaksi antara tujuan dan tindakan untuk mencapainya serta memerlukan jaringan pelaksana, birokrasi yang efektif”(Setiawan, 2004:39).

Menurut Hanifah Harsono dalam bukunya yang berjudul Implementasi Kebijakan dan Politik

“Implementasi adalah suatu proses untuk melaksanakan kebijakan menjadi tindakan kebijakan dari politik ke dalam administrasi. Pengembangan kebijakan dalam rangka penyempurnaan suatu program”(Harsono, 2002:67).

Pressman dan Wildavsky (1973)

Implementasi sebagai “..accomplishing, fulfilling, carrying out, producing and completing a policy”.

Sementara itu Tornanatzky dan Johnson (1982)

(6)

Menurut Mazmanian dan Sabatier

Implementasi merupakan pelaksanaan dari kebijakan dasar hukum juga berbentuk dalam bentuk perintah atau keputusan, atau putusan pengadilan. Proses pelaksanaan berlangsung setelah sejumlah tahapan seperti tahapan pengesahan undang-undang, dan kemudian output dalam bentuk pelaksanaan keputusan kebijakan, dan seterusnya sampai kebijakan korektif yang bersangkutan.

Pandangan Van Meter dan Van Horn

Pelaksanaan tindakan oleh individu, pejabat, instansi pemerintah atau kelompok swasta yang bertujuan untuk mencapai tujuan yang telah digariskan dalam keputusan tertentu. Badan-badan ini melaksanakan tugas-tugas pemerintahan yang berdampak pada warga.

Namun dalam praktinya instansi pemerintah sering menghadapi pekerjaan di bawah mandat UU, sehingga membuat mereka menjadi tidak jelas untuk memutuskan apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan.

Menurut guru besar ilmu administrasi UNPAD, Prof. H. Tachjan

“Implementasi kebijakan publik adalah proses kegiatan administrasi yang dilakukan setelah kebijakan ditetapkan / disetujui Kegiatan ini terletak di antara perumusan kebijakan dan Implementasi Kebijakan evaluasi kebijakan mengandung logika yang top-down, yang berarti lebih rendah / alternatif menginterpretasikan -. Alternatif masih abstrak atau bersfat alternatif makro atau mikro-beton “(2006: 25) http://www.gurupendidikan.com/9-pengertian-implementasi-menurut-para-ahli/

By Aris KurniawanPosted on 14/11/2015’

B. Kurikulum

(7)

meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.

Manajemen kurikulum adalah segenap proses usaha bersama untuk memperlancar pencapaian tujuan pengajaran dengan titik berat pada usaha meningkatkan kualitas interaksi belajar mangajar. Sedangkan kurikulum sendiri mempunyai arti yang sempit dan arti yang luas. Kurikulum dalam arti sempit adalah jadwal pelajaran atau semua pelajaran baik teori maupun praktek yang diberikan kepada siswa selama mengikuti suatu proses pendidikan tertentu. Sedangkan dalam arti luas kurikulum diartikan sebagai berikut. Sebenarnya terdapat tiga jenis organisasi kurikulum yaitu:

Kurikulum Terpisah (Sparated Subject Curriculum) di mana bahan pelajaran disajikan secara terpisah – pisah seolah – olah ada batas antara bidang studi dan antara bidang studi yang sama di kelas yang berbeda.

Kurikulum Berhubungan (Correlated Curriculum) yaitu kurikulum yang menunjukan adanya hubungan antara mata pelajarah yang satu dengan yan lain. Seperti IPS (gabungan dari mata pelajaran Sejarah Geografi, Ekonomi, Sosiologi ), IPA (gabungan dari Fisika, Biologi, Kimia).

Kurikulum terpadu (Integrated Curriculum) yaitu kurikulum yang meniadakan batas – batas antara berbagai bidang dan didalam mata pelajaran tersebut terdapat keterpaduan mata pelajaran serta menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk unik.

(8)

yang ada di dalam kelas maupun di luar kelas. Sedangkan yang dimaksud dengan pengembangan kurikulum adalah proses perencanaan kurikulum agar menghasilkan rencana kurikulum yang luas dan spesifik. Proses ini berhubungan dengan seleksi dan pengorganisasian berbagai komponen situasi belajar-mengajar, antara lain penetapan jadwal pengorganisasian kurikulum dan spesifikasi tujuan yang disarankan, mata pelajaran, kegiatan, sumber dan alat pengukur pengembangan kurikulum yang mengacu kepada kreasi sumber-sumber unit, rencana unit, dan garis pelajaran kurikulum ganda lainnya, untuk memudahkan proses belajar mengajar.

C. Prinsip – Prinsip Manejemen pendidikan 1. Produktivitas

Hasil yang akan diperoleh dalam kegiatan kurikulum merupakan aspek yang harus dipertimbangkan dalam manajemen kurikilum. Pertimbangan bagaimana agar peserta didik dapat mencapai hasil belajar sesuai dengan tujuan kurikulum harus menjadi sasaran dalam manajemen kurikulum.

2. Demokratisasi

Pelaksanaan manajemen kurikulum harus berasaskan pada demokrasi yang menempatkan pengelola, pelaksana, dan subjek didik pada posisi yang seharusnya dalam melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab untuk mencapai tujuan kurikulum.

3. Kooperatif

Untuk memperoleh hasil yang diharapkan dalam kegiatan manajemen kurikulum perlu adanya kerjasama yang positif dari berbagai pihak yang terlibat.

4. Efektifititas dan efisiensi. Rangkaian kegiatan manajemen kurikulum harus mempertimbangkan efektifititas dan efisiensi untuk mencapai tujuan kurikulum, sehingga kegiatan manajemen kurikulum tersebut memberikan hasil yang berguna dengan biaya, tenaga, dan waktu yang relative singkat. 5. Mengarahkan visi, misi, dan tujuan yang ditetapkan dalam kurikulum

(9)

misi, dan tujuan kurikulum. Dalam proses pendidikan perlu dilaksanakan manajemen kurikulum untuk memberikan hasil kurikulum yang lebih efektif, efisien, dan optimal dalam memberdayakan berbagai sumber daya maupun komponen kurikulum.

a. Menetapkan Visi

Rumusan visi merupakan penjabaran visi institusi (universitas) ke fakultas, jurusan/bagian/program studi. Perumusan visi didasarkan atas pertimbangan societal needs, professional needs, dan academic needs

b. Menuliskan Misi Mendeskripsikan tentang apa yang hendak dicapai dan untuk siapa

c. Profil lulusan

Deskripsi singkat tentang peran yang dapat dilakukan seorang lulusan, dan bukan gambaran singkat tentang data lulusan

d. Analisis tugas Menjabarkan nomor c dengan membuat indikatornya (dokter, pendidik, hukum, ekonom, dan sebagainya)

e.Perumusan kompetensi

Lulusan seperti apa yang akan dibentuk melalui program pendidikan ini

f.Kajian elemen kompetensi

– Bahan kajian tentang disiplin ilmu secara komprehensip dan sistemik untuk membentuk sebuah kompetensi.

– Untuk membentuk sebuah kompetensi diperlukan beberapa bahan kajian.

– Bahan kajian nantinya akan diturunkan menjadi mata kuliah

g.Menetapkan elemen kompetensi

Elemen kompetensi meliputi: landasan kepribadian, penguasaan ilmu dan keterampilan, kemampuan berkarya, sikap perilaku dalam berkarya, dan pemahaman kaidah berkehidupan bermasyarakat.

h. Identifikasi nama mata kuliah

Penamaan mata kuliah berdasarkan rumpun topik kajian dari kolom ( f )

(10)

pengalaman belajar

melakukan sendiri sehingga kompetensi dapat tercapai/terbentuk

j. Sumber-sumber

belajar Menunjukkan berbagai sumber belajar yang dapat diakses guna mendukung baik langsung maupun tidak langsung dalam proses pembelajaran (paper, person maupun place) k. Penentuan bobot

SKS Disesuaikan dengan urgensi dan status materi l. Alokasi waktu

Ditetapkan berdasarkan pengalaman belajar, luas bahan, tingkat kesulitan, dsb.

D. Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan

(11)

Perencanaan kurikulum di bedakan menjadi dua yakni tingkat pusat dan yang diaksanakan oleh sekolah.

a. Perencanaan tingkat pusat, meliputi tujuan pendidikan, bahan pelajaran. Dalam tujuan pendidikan terdapat TIU dan TIK. Bahan pembelajaran,dari pusat kemudian di serahkan kepada sekolah dalam bentuk Garis-Garis Besar Program Pengajaran ( GBPP). Perencanaan yang harus dilakukan disekolah b. Pelaksanaan

Pelaksanaan kurikulum merupakan interaksi belajar mengajar yang setidaknya melalui tiga tahap yaitu :

1. Tahap persiapan pembelajaran, adalah kegiatan yang dialakukan guru sebelum melakukan proses pembelajaran.

2. Tahap pelaksanaan pembelajaran, adalah kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleg guru dan murid mengenai pokok bahasan yang harus di sampaikan. Dalam tahap ini terbagi menjadi tiga bagian yaitu pendahuluan, pelajaran inti, dan evaluasi.

3. Tahap penutupan, adalah kegiatan yang dilakukan setelah penyampaian materi.

4. Evaluasi

(12)

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Manajemen kurikulum adalah segenap proses usaha bersama untuk memperlancar pencapaian tujuan pengajaran dengan titik berat pada usaha meningkatkan kualitas interaksi belajar mangajar. Sedangkan kurikulum sendiri mempunyai arti yang sempit dan arti yang luas. Kurikulum dalam arti sempit adalah jadwal pelajaran atau semua pelajaran baik teori maupun praktek yang diberikan kepada siswa selama mengikuti suatu proses pendidikan tertentu. Sedangkan dalam arti luas kurikulum diartikan sebagai berikut. Sebenarnya terdapat tiga jenis organisasi kurikulum yaitu : Kurikulum Terpisah (Sparated Subject Curriculum), kurikulum berhubungan (Correlated Curriculum), dan kurikulum terpadu (Integrated Curriculum) .

(13)

Daftar Pustaka

Djajendra, manajemen implementasi, 2015 , diakses pada hari senin 31 oktober, pukul 16.05 wita (http://www.kompasiana.com/djajendra.com/manajemen-implementasi_551849f6a333115307b66406) Fatah fathony, makalah manajemen kurikulum, 2010, diakses pada hari senin 31 oktober, pukul 16.06 wita

( https://ganieindraviantoro.wordpress.com/kuliah/semester-4/education-management/makalah-manajemen-kurikulum/)

Rahmat angga, makalah manajemen kurikulum dan pembelejaran, 2012, diakses pada hari senin 31 oktober, pukul 16.10 wita

( https://sumberbelajarangga.wordpress.com/2012/12/10/makalah-manajemen-kurikulum-dan-pembelajaran/)

Aris Kurniawan, 9 pengertian implementasi menurut parah ahli, 2015, diakses pada hari senin 31 oktober, pukul 16.20 wita

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Dokumen dapat memberikan bantuan informasi tentang isi dokumen kepada yang memerlukannya, menyiapkan alat bukti, data-data tentang suatu keterangan dokumen,

Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami

dengan isi pikiran yang lebih realistis dan positif serta adanya perubahan dalam penggunaan cara coping dengan lebih banyak memilih bentuk coping religious. Selain

kembali anjangsana ke Surakarta lagi. Tuan Minister Ingglar memberitahu kepada Tuan Gubemur Jenderal bahwa Yogya karta bersiap-siap untuk berperang. Para putra dan kerabat

keberagamaan wanita sebagai pihak yang berkontribusi besar terhadap terwujudnya toleransi beragama di Indonesia. Melibatkan wanita secara aktif dalam usaha mewujudkan

3.2.2 Jumlah Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan dan Jenis Kegiatan Selama Seminggu yang Lalu di Kabupaten Sukabumi, 2015/ Population

Dalam buku Pedoman PPL Universitas Negeri Semarang (2010) menyatakan bahwa Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah semua kegiatan kurikuler yang harus dilakukan

Uswatun Farida, 462008069, FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI PADA AKSEPTOR KB DI PUSKESMAS TEGALREJO SALATIGA, Fakultas Ilmu Kesehatan,