Ke p u t u sa n M e n t e r i N e g a r a Lin g k u n g a n H id u p
N o. 3 Ta h u n 1 9 9 8
Te nt a ng : Ba k u M u t u Lim b a h Ca ir Ba gi Ka w a sa n
I n d u st r i
MENTERI NEGARA LI NGKUNGAN HI DUP,
Menim bang :
1. bahw a dalam r angka unt uk m elest ar ikan lingkungan hidup agar t et ap ber m anfaat bagi m anusia ser t a m akhluk hidup lainnya per lu dilakukan upaya pengendalian t er hadap pem buangan lim bah cair ke m edia lingkungan;
2. bahw a kegiat an pem buangan lim bah cair oleh kaw asan indust r i m em punyai pot ensi m enim bulkan pencem ar an lingkungan hidup, oleh kar ena it u per lu dilakukan pengendalian;
3. bahw a unt uk m elaksanakan pengendalian pencem ar an air sebagaim ana t elah dit et apkan dalam Pasal 15 Per at ur an Pem er int ah Nom or 20 Tahun 1990 t ent ang Pengendalian Pencem ar an Air , per lu dit et apkanlebih lanj ut Baku Mut u Lim abh Cair ;
4. bahw a ber dasar kan hal t er sebut di at as dipandang per lu m enet apkan Keput usan Ment er i Negar a Lingkungan Hidup t ent ang Baku Mut u Lim bah Cair Bagi Kaw asan I ndust r i; Lingkungan Hidup ( Lem bar an Negar a Tahun 1997 Nom or 68, Tam bahan Lem bar an Negar a Nom or 3699) ;
5. Per at ur an Pem er int ah Nom or 51 Tahun 1993 t ent ang Analisis Mengenai Dam pak Lingkungan ( Lem bar an Negar a Tahun 1993 Nom or 84, Tam bahan Lem bar an Negar a Nom or 3538) ;
6. Keput usan Pr esiden Republik I ndonesia Nom or 44 Tahun 1993 t ent ang Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi, Susunan Or ganisasi, dan Tat a Ker j a Ment er i Negar a;
7. Keput usan Pr esiden Republik I ndonesia Nom or 77 Tahun 1994 t ent ang Badan Pengendalian Dam pak Lingkungan;
8. Keput usan Pr esiden Republik I ndonesia Nom or 41 Tahun 1996 t ent ang Kaw asan I ndust r i;
M E M U T U S K A N :
Menet apkan :
KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LI NGKUNGAN HI DUP TENTANG BAKU MUTU LI MBAH CAI R BAGI KAWASAN I NDUSTRI
Pasal 1
Dalam Keput usan Ment er i ini yang dim aksud dengan :
1. Kaw asan I ndust r i adalah kaw asan t em pat pem usat an kegiat an indust r i yang dilengkapi dengan pr asar ana dan sar ana penunj ang yang dikem bangkan dan dikelola oleh Per usahaan Kaw asan I ndust r i yang t elah m em iliki I zin Usaha Kaw asan I ndust r i;
2. Per usahaan Kaw asan I ndust r i adalah per usahaan yang m engusahakan pengem bangan dan/ at au pengelolaan Kaw asan I ndust r i;
3. Baku Mut u Lim bah Cair Kaw asan I ndust r i adalah bat as m aksim um lim bah cair yang diper bolehkan dibuang ke lingkungan hidup dar i suat u Kaw asan I ndust r i;
4. Lim bah Cair Kaw asan I ndust r i adalah lim bah dalam bent uk cair yang dihasilkan oleh kegiat an Kaw asan I ndust r i yang dibuang ke lingkungan hidup dan diduga dapat m enur unkan kualit as lingkungan hidup;
6. Debit m aksim um adalah debit t er t inggi yang m asih diper bolehkan dibuang ke lingkungan hidup;
7. Kadar m aksim um adalah kadar t er t inggi yang m asih diper bolehkan dibuang ke lingkungan hidup;
8. Beban pencem ar an m aksim um adalah beban pencem ar an t er t inggi yang m asih diper bolehkan dibuang ke lingkungan hidup;
9. Ment er i adalah Ment er i yang dit ugaskan m engelola lingkungan hidup;
10. Bapedal adalah badan Pengendalian Dam pak Lingkungan;
11. Guber nur adalah Guber nur Kepala Daer ah Tingkat I , Guber nur Kepala Daer ah Khusus I bukot a dan Guber nur Kepala Daer ah I st im ew a.
Pasal 2
( 1) Baku Mut u Lim bah Cair Bagi Kaw asan I ndust r i yang t elah m em punyai Unit Pengolah Lim bah Ter pusat adalah sebagaim ana t er sebut dalam Lam pir an I Keput usan ini.
( 2) Bagi Kaw asan I ndust r i yang belum m em punyai Unit Pengolah Lim bah Ter pusat ber laku Baku Mut u Lim bah Cair bagi j enis- j enis indust r i sesuai dengan per at ur an per undang- undangan yang ber laku.
( 3) Kadar m aksim um dar i m asing- m asing par am et er at au debit lim bah m aksim um sebagaim ana t er sebut dalam lam pir an I Keput usan ini dapat dilam paui sepanj ang beban pencem ar an m aksim um t idak dilam paui.
( 4) Per hit ungan beban pencem ar an m aksim um adalah sebagaim ana dalam Lam pir an I I Keput usan ini.
Pasal 3
Guber nur dapat m enet apkan par am et er t am bahan di luar par am et er Baku Mut u Lim bah Cair sebagaim ana dim aksud dalam Lam pir an I Keput usan ini dengan per set uj uan Ment er i
Pasal 4
( 1) Guber nur dapat m enet apkan Baku Mut u Lim bah Cair lebih ket at dar i ket ent uan sebagaim ana dim aksud dalam Lam pir an I Keput usan ini.
( 2) Apabila Guber nur t idak m enet apkan Baku Mut u Lim bah Cair lebih ket at sebagaim ana dim aksud pada ayat ( 1) Pasal ini m aka ber laku Baku Mut u Lim bah Cair sebagaim ana diat ur dalam Keput usan ini.
Pasal 5
Apabila analisis m engenai dam pak lingkungan unt uk kaw asan indust r i m ensyar at kan Baku Mut u Lim bah Cair lebih ket at dar i Baku Mut u Lim bah Cair sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 4, m aka unt uk kaw asan indust r i t er sebut dit et apkan Baku Mut u Lim bah Cair sebagaim ana yang diper syar at kan oleh analisis m engenai dam pak lingkungan.
Pasal 6
( 1) Set iap penanggung j aw ab Per usahaan Kaw asan I ndust r i w aj ib unt uk :
a. Melakukan pengelolaan lim bah cair sehingga m ut u lim bah cair yang dibuang ke lingkungan hidup t idak m elam paui Baku Mut u Lim bah Cair yang t elah dit et apkan;
b. Mem buat salur an pem buangan lim bah cair yang kedap air sehingga t idak t er j adi per em besan lim bah cair ke lingkungan;
c. Mem asang alat ukur debit at au laj u alir lim bah cair dan m elakukan pencat at an debit har ian lim bah cair t er sebut ;
e. Mem isahkan salur an pem buangan lim bah air dengan lim pahan air huj an;
f. Menyam paikan lapor an t ent ang luas lahan yang t er pakai, cat at an debit har ian dan kadar par am et er Baku Mut u Lim bah Cair sebagaim ana dim aksud dalam hur uf c dan hur uf d sekur ang- kur angnya 6 ( enam ) bulan sekali kepada Kepala Bapedal, Bapedalda Tingkat I , Bapedalda Tingkat I I , I nst ansi Teknis yang m em bidangi kaw asan indust r i, dan inst ansi lain yang dianggap per lu sesuai dengan per at ur an per undang-undangan yang ber laku.
Pasal 7
Set iap penanggung j aw ab Per usahaan Kaw asan I ndust r i dilar ang m elakukan pengencer an lim bah cair .
Pasal 8
Apabila Baku Mut u Lim bah Cair kegiat an kaw asan indust r i sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 2 ayat ( 1) , t elah dit et apkan sebelum Keput usan Lim bah Cair sebagaim ana dim aksud dalam Lam pir an Keput usan ini w aj ib disesuaikan dengan Baku Mut u Lim bah Cair sebagaim ana dim aksud dalam Lam pir an I Keput usan ini selam bat - lam bat nya 1 ( sat u) t ahun set elah dit et apkannya Keput usan ini.
Pasal 9
Keput usan ini m ulai ber laku pada t anggal dit et apkan.
Dit et apkan di : Jakar t a
Pada t anggal : 15 Januar i 1998 Ment er i Negar a Lingkungan Hidup,
Tt d
LAMPI RAN I
Keput usan Ment er i Negar a Lingkungan Hidup No : 03/ MENLH/ 1998
Tanggal : 15 Januar i 1998
BAKU MUTU LI MBAH CAI R BAGI KAWASAN I NDUSTRI
Dit et apkan di : Jakar t a
Pada t anggal : 15 Januar i 1998
Ment er i Negar a Lingkunagan Hidup
Tt d
Sar w ono Kusum aat m adj a
Salinan sesuai dengan aslinya
Asist en I V Ment er i Negar a Lingkungan Hidup
Bidang Pengem bangan, Pengaw asan dan Pengendalian
t t d.
LAMPI RAN I I
Keput usan Ment er i Negar a Lingkungan Hidup No : 03/ MENLH/ 1998
Tanggal : 15 Januar i 1998
BAKU MUTU LI MBAH CAI R BAGI KAWASAN I NDUSTRI ,
PENJELASAN TENTANG PERHI TUNGAN BEBAN PENCEMARAN MEKSI MUM
UNTUK MENENTUKAN MUTU LI MBAH CAI R
Penerapan baku mutu limbah cair pada pembuangan limbah cair melalui penetapan
beban pencemaran maksimum sebagaimana tercantum dalam lampiran I
berdasarkan pada jumlah unsure pencemar yang terkandung dalam aliran limbah
cair. Untuk itu digunakan perhitungan sebagai berikut :
1. Beban Pencemaran Maksimum
BPM = (Cm)j x Dm x A x f . . . (I I .1.1)
Keterangan :
BPM = Beban Pencemaran maksimum yang diperbolehkan,
dinyatakan dalam kg parameter per hari.
(Cm)j = Kadar maksimum parameter j seperti tercantum dalam
lampiran I Keputusan ini, dinyatakan dalam mg/ l.
Dm = Debit Limbah cair maksimum seperti tercantum dalam
lampiran I , dinyatakan dalam L limbah cair per detik per
hectare.
A = Luas lahan kawasan yang terpakai, dinyatakan dalam hectare
(HA).
f = factor konversi = 1 kg * 24 x 3600 detik = 0,086 …
(I I .1.2)
1.000.000 mg hari
2. Beban pencemaran sebenarnya dihitung dengan cara sebagai berikut :
BPA = (CA)j x (DA) x f . . . ( I I .2.1)
Keterangan :
BPA = Beban pencemaran sebenarnya, dinyatakan dalam kg
(CA)j = Kadar sebenarnya parameter j, dinyatakan dalam mg/ l.
DA = Debit limbah cair sebenarnya, dinyatakan dalam liter/ detik
F = faktor konversi = 0,086
3. Evaluasi
Penilaian beban pencemaran adalah :
BPA tidak boleh melewati BPM
4. Contoh penerapan
Data yang diambil dari lapangan untuk penerapan Baku Mutu Limbah Cair
Kawasan I ndustri adalah :
- Luas areal kawasan industri yang terbangun (A) [ hectare, HA]
- Kadar sebenarnya (CA) untuk setiap parameter [ mg/ l]
- Debit limbah hasil pengukuran (DA) [ liter/ detik]
Contoh perhitungan :
Suatu kawasan industri mempunyai luas lahan kawasan terpakai 1.500
hektare. Parameter dari Lampiran I yang akan dijadikan contoh perhitungan
adalah parameter (j) BOD.
Dari Lampiran I diketahui :
- Debit maksimum yang di perbolehkan (Dm) = 1 l/ det/ Ha
Untuk parameter BOD diketahui :
- Kadar maksimum (Cm) = 50 mg/ liter
- Beban maksimum yang diperbolehkan = 4,3 kg/ hari/ HA
Data lapangan
- Kadar BOD hasil pengukuran (CA) = 60 mg/ liter
- Debit hasi pengukuran (DA) = 1.000 l/ det
- Luas lahan Kawasan terpakai (A) = 1.500 HA
Beban pencemaran maksimum parameter BOD yang diperbolehkan untuk
kawasan I ndustri tersebut (persamaan I I .1.1) adalah :
= 50 x 1 x 0,086 x 1.500
= (4,3 kg/ hari/ HA) x 1.500 HA
= 6.450 kg/ hari
Beban pencemaran sebenarnya untuk parameter BOD kawasan industri
tersebt (persamaan I I .2.1) adalah :
BPA = CA x DA x f
= 60 x 1.000 x 0,086
= 5.160 kg/ hari
Dari contoh diatas BPA (5.160 kg/ hari) lebih kecil dari pada BPM (6.450
kg/ hari), jadi untuk parameter BOD kawasan tersebut memenuhi Baku Mutu
Limbah Cair.
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 15 Januari 1998
Menteri Negara Lingkungan
Hidup,
ttd
Sarwono Kusumaatmadja
Salinan sesuai dengan aslinya
Asisten I V Menteri Negara Lingkungan Hidup
Bidang Pengembangan, Pengawasan dan Pengendalian
ttd.
Hambar Martono