PENGARUH METODE UMMI TERHADAP MINAT BELAJAR
AL-QUR’AN
(Studi Kasus Mahasiswi Pondok Pesantren an-Nuriyah Wonocolo Surabaya)
SKRIPSI
Oleh :
AL MAR’ATUS SHOLIKHAH
NIM. D71213076
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
vi
ABSTRAK
Al Mar’atus Sholikhah, D71213076, 2017, Pengaruh Metode ummi
terhadap Min at Belajar al-Qur’an (Kasus Mahasiswi pondok Pesantren an
-Nuriyah Wonocolo Surabaya), Skripsi, Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.
Kata Kunci: Metode Ummi, Minat Belajar
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode ummi terhadap
minat belajar al-Qur’an Mahasiswi pondok pesantren an-Nuriyah Wonocolo
Surabaya..
Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan metode Ummi
sebagai variabel X dan minat belajar al-Qur’an sebagai variabel Y. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dokumentasi, dan angket.
Hasil dari penelitian ini adalah pengaruh metode baca al-Qur’an ummi
terhadap minat belajar al-Qur’an mahasiswi pondok pesantren an_Nuriyah
Wonocolo Surabaya cukup baik. Hal tersebut didasarkan kepada hasil observasi, wawancara, dan angket yang mencapai prosentase 74,7% dan 74,6% yang tergolong kedalam kategori cukup baik. Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh dan dibuktikan dengan teknik analisis korelasi product moment, diperoleh hasil r-hitung > r-tabel (0,644 > 0,320) dan signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak, yang berarti Ha diterima. Artinya
koefisien regresi metode baca al-Qur’an signifikan. Berarti ada hubungan
yang signifikan antara metode baca al-Qur’an ummi dengan minat belajar
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DALAM ... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ... ii
PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... iii
MOTTO ... iv
PERSEMBAHAN ... v
ABSTRAK ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
DAFTAR TRANSLITERASI ... xvii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Kegunaan Penelitian ... 5
E. Manfaat Penelitian ... 5
F. Penelitian Terdahulu ... 7
xi
H. Ruang Lingkup dan Batasan Masalah ... 12
I. H. Definisi Operasional ... 13
J. Metode Penelitian ... 14
K. Sistematika Pembahasan ... 22
BAB II KAJIAN TEORI ... 24
A.Tinjauan Teoritik Tentang Metode Ummi ... 24
1. Pengertian Metode ummi ... 24
2. Sejarah Terbentuknya Metode Ummi ... 26
3. Tata Cara Pengajaran al-Qur’an Metode Ummi ... 29
B.Tinjauan Teoritik Tentang Minat Belajar ... 30
1. Pengertian Minat Belajar ... 30
2. Fungsi Minat Belajar ... 31
3. Bentuk-Bentuk Minat Belajar ... 33
C.Pengaruh metode Ummi terhadap Minat Belajar al-Qur’an (Studi Kasus Mahasiswi Pondok pesantren an-Nuriyah Wonocolo Surabaya ...41
D.Hipotesis... 42
BAB III METODE PENELITIAN ... 44
A.Jenis dan Rancangan Penelitian ... 44
B.Variabel, Indikator, dan Instrumen Penelitian ... 49
C.Populasi dan Sampel... 51
D.Teknik Pengumpulan Data... 52
BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN HASIL ANALISIS ... 59
A.Deskripsi Data ... 59
B.Penyajian Data ... 71
1. Data tentang Penerapan Metode Baca al-Qur’an Ummi ... 72
2. Data tentang Minat Belajar al-Qur’an ... 80
C.Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 87
1. Analisis Data tentang Penerapan Metode al-Qur’an Ummi.... 87
2. Analisis Data tentang Minat Belajar al-Qur’an ... 92
3. Pengujian Hipotesis ... 98
BAB V PENUTUP ... 108
1. Kesimpulan ... 108
2. Saran ... 110
DAFTAR PUSTAKA ... 111 PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Al-Qur’an adalah Firman Allah SWT yang mulia dan termasuk
mukjizat Nabi Muhammad SAW. Oleh karena itu, sudah seharusnya jika
seorang muslim mempunyai kewajiban-kewajiban khusus untuk menjaga
keutuhan Al-Qur’an itu, yakni: membaca, memahami, menghayati serta
mengamalkan kandungan Al-Qur’an.
Belajar adalah usaha penyampaian materi ilmu pengetahuan yang
merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya,
dan relevan. Dengan ini maka ada pengertian bahwa belajar adalah
penambahan pengetahuan. Proses belajar akan berjalan lancar bila disertai
minat. Oleh karena itu, guru perlu membangkitkan minat siswa agar pelajaran
yang diberikan mudah dipahami.
Minat belajar adalah suatu hal yang abstrak (Tidak bisa dilihat secara
langsung dengan mata kepala), namun dengan memperhatikan dari aktivitas
serta hal-hal lain yang dilakukan oleh seseorang minat belajar tersebut bisa
diketahui dengan cara menyimpulkan dan menafsirkannya.1 Minat sangat
besar pengaruhnya terhadap aktivitas belajar. Peserta didik yang berminat
terhadap suatu pelajaran akan mempelajari dengan sungguh-sungguh, karena
ada daya tarik baginya.
1
2
Mempelajari Al-Qur`an termasuk cara membacanya dengan baik dan
benar tidaklah mudah seperti halnya membalik tangan. Selain harus mengenal
huru-huruf hijaiyah tentu juga dibutuhkan keterampilan sendiri agar dapat
membaca Al-Qur`an secara tartil. Dasar membaca dalam Al-Qur`an sudah
diterangkan bahwasannya membaca adalah langkah untuk memahami sesuatu.
Berdasarkan firman Allah di dalam Qs. al-Alaq: 1-5 yang artinya: 2
َقَلَخ يذّلا َكّبَر ِمْساِب ْأَرْ قا
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah
yang Maha mulia, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalamDia
mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”
Ayat di atas megungkapkan bahwasannya membaca adalah suatu
langkah awal di mana seseorang mendapat ilmu pengetahuan dari pembacaan
kemudian timbullah pemahaman sehingga terciptalah suatu ilmu
pengetahuan. Belajar adalah salah satu upaya membentuk peradaban yang
dicita-citakan oleh masyarakat muslim, maka pemahaman terhadap
Al-Qur`an harus ditingkatkan agar tidak terjadi kesalahan dalam menangkap
pesan yang terkandung di dalamnya.
Belajar al-Qur’an termasuk didalamnya yakni membaca, menulis,
memahami bahkan menghafal. Akan tetapi realita yang terjadi sekarang
banyak siswa kita yang belum bisa membaca al-Qur’an dengan baik dan
benar, apalagi menghafalkannya. Permasalahannya bukan hanya karena
2
3
faktor intrinsik yang ada dalam individu masing-masing anak, akan tetapi
juga faktor ekstrinsik yang ada, baik karena lingkungan sosialnya maupun
faktor lain.
Dapat kita lihat bersama bahwa di era modern ini, terdapat banyak
media yang digunakan dalam pembelajaran, termasuk didalamnya belajar al-Qur’an. Akan tetapi semua media itu tidak serta merta membawa dampak
yang positif bagi siswa. Meskipun berbagai aplikasi di suguhkan untuk
memudahkan belajar al-qur’an tetapi akan tetap saja seorang pelajar itu
membutuhkan guru untuk mengarahkan, dan memperbaiki bacaan al-qur’an
ketika kita mempraktekkan ayat yang di bacakan.
Media-media (software al-Quran/al-Quran digital) dapat mengurangi
minat pelajar al-Qur’an untuk mengaji secara formal yang terdiri dari
pengajar dan peserta ajar, padahal media tersebut sebenarnya sebagai alat
bantu yang hanya sedikit membantu peserta didik untuk memudahkan
belajarnya. Akan tetapi yang lebih berpengaruh adalah ketika di ajarkan di
suatu lembaga atau bertemunya guru dan murid, di situ mereka akan
menerima informasi pengatahuan yang sangat luas dari sang guru, dan bisa
mempraktekkan serta di simak secara langsung sehingga tahu di mana letak
kesalahan bacaannya.
Adapun peserta didik kurang berminat belajar al-Qur’an bisa juga
disebabkan kerena metodenya monoton yakni murid membaca dan guru
menyimak. Pada saat sekarang ini masih banyak metode membaca al-Qur`an
4
hukum bacaan yang terkesan hanya monoton, terkadang susah untuk dihafal,
sehingga berdampak pembelajaran kurang dapat diminati oleh siswa dan
berdampak pada hasil belajar siswa.
Sekarang banyak metode yang membantu mempermudah belajar
membaca al-Qur’an dari nol dan meningkatkan kemampuan bacaan alquran
bagi yang sudah lancar dngan menggunakan metode yang efektif, mudah,
menyenangkan dan menyentuh hati. Dengan metode-metode tersebut
diharapkan nantinya bisa menarik minat peseta didik untuk lebih giat
membaca al-Qur’an.
Metode Ummi merupakan cara yang sekarang digunakan untuk
mempermudah belajar membaca alquran dengan baik dan benar, dari uraian
latar belakang tersebut penulis bermaksud mengetahui lebih lanjut tentang
pengaruh metode Ummi, yang nantinya penulis berharap bisa mengatahui
sejauh mana pengaruhnya terhadap mahasiswi pondok pesantren an-Nuriyah
dalam membangun serta menumbuhkan peserta didik dalam minat belajar
al-Qur’an.3 Dengan itu penulis memberi judul penelitian ini: “Pengaruh Metode Ummi terhadap Minat belajar al-Qur’an (Studi Kasus Mahasiswi Pondok Pesantren an-Nuriyah Wonocolo Surabaya) ”. Yang mana untuk mengetahui salah satu metode yang tepat untuk membangun
minat belajar al-Qur'an mahasiswi pondok pesantren an-Nuriyah di Wonocolo
Surabaya.
3
5
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan
permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah penerapan metode baca al-Qur’an Ummi di pondok
pesantren mahasiswi an-Nuriyah Wonocolo Surabaya?
2. Bagaimanakah minat belajar al-Qur’an di pondok pesantren mahasiswi
an-Nuriyah Wonocolo Surabaya?
3. Bagaimana pengaruh penerapan metode Ummi terhadap minat belajar
al-Qur’an di pondok pesantren mahasiswi an-Nuriyah Wonocolo Surabaya?
C. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah di atas, maka peneliti mempunyai beberapa
tujuan dari penelitian. Antara lain adalah:
1. Untuk mengetahui penerapan metode baca al-Qur’an Ummi.
2. Untuk mengetahui minat belajar al-Qur’an di pondok pesantren
mahasiswi an-Nuriyah Wonocolo Surabaya.
3. Untuk mengetahui pengaruh penerapan metode Ummi terhadap minat
belajar al-Qur’an di pondok pesantren mahasiswi an-Nuriyah Wonocolo
Surabaya.
D. Kegunaan Penelitian
Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat memiliki kegunaan,
6
1. Bagi Peneliti
Dengan adanya penelitian ini, maka penulis dapat menambah
pengetahuan tentang pengaruh metode Ummi dalam menumbuhkan
minat belajar al-Qur’an
2. Bagi Siswa
Dengan adanya penelitian ini, maka siswa dapat termotivasi untuk
belajar/memperdalam bacaan (membaca, mengahayati, megamalkan
bahkan menghafal) al-Qur’an melalui Metode Ummi, khususnya bagi
yang belum lancar/ yang mulai dari 0.
3. Bagi Guru
Agar para guru dapat menggunakan metode Ummi untuk menumbuhkan minat belajar alqur’an agar peserta didik lebih semangat.
4. Bagi Lembaga
Sebagai salah satu sumbangan pemikiran untuk meningkatkan minat
peserta didik belajar al-Qur’an melalui metode Ummi mengingat
pentingnya mempelajari al-Qur’an yang digunakan sebagai pedoman
hidup.
E. Manfaat Penelitian
Adapun penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
7
1. Secara Teoritis
a) Penelitian ini berguna untuk memenuhi salah satu syarat dalam
meraih gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) pada Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam di UIN
Sunan Ampel Surabaya.
b) Hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi pengetahuan
tentang pengaruh metode Ummi terhadap minat belajar al-qur’an
khususnya dan masyarakat pada umumnya.
c) Untuk menjadi masukan dan bahan rujukan dalam memotivasi serta
membangun minat peserta didik dalam belajar al-Qur’an dengan
metode yang menyenangkan dan mudah dipelajari.
2. Secara Praktis
Menambah pengetahuan yang lebih matang dalam bidang
pengajaran dan menambah wawasan dalam bidang penelitian, sehingga
dapat dijadikan sebagai latihan dan pengembangan media yang baik
dalam membangun minat belajar alqur’an serta memotivasi ataupun
membentuk kreatifitas peserta didik agar lebih semangat belajar.
F. Penelitian Terdahulu.
Penelitian terdahulu yakni penelitian yang menunjukkan posisi
penelitian dan penelitian sendiri agar berbeda dengan penelitian orang lain.
Tujuan dicantumkannya penelitian terdahulu adalah untuk mengetahui
bangunan keilmuan yang diletakkan oleh orang lain, sehingga penelitian
8
lain. Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan penulis dalam
melakukan penelitian sehingga penulis dapat memperkaya teori yang
digunakan dalam mengkaji penelitian yang dilakukan. Dalam penelitian
terdahulu penulis menganggat beberapa penelitian sebagai referensi dalam
memperkaya bahan kajianpada penelitian penulis. Dalam hal ini penulis
menemukan dua penelitian terdahulu yakni :
adapun penelitian yang pertama yakni pada tahun 2014 sebuah
penelitian yang dilakukan oleh Yuni Fatmasari dari Program Studi Psikologi
UIN Sunan Ampel Surabaya. penelitiaanya bertema tentang penelitian
Efektifitas Pembelajaran Metode Ummi Terhadap Peningkatan Kemampuan
Hafalan Surat Pendek Pada Siswa Kelas 2 SD Taquma. Bahwa Metode
Ummi adalah suatu metode yang digunakan untuk mempermudah membaca
al-Qur’an terutama untuk masa usia dini.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pembelajaran metode ummi
mampu meningkatkan hafalan surat pendek pada siswa kelas II SD Taquma
Surabaya. Penelitian ini merupakan penelitian Quasi eksperimen.
Populasinya adalah seluruh siswa kelas II Sekolah Dasar Taquma Surabaya.
Sampelnya adalah siswa kelas II Sekolah Dasar Taquma Surabaya yang
berjumlah 20 siswa. Memori merupakan alat yang di gunakan untuk
menggambarkan penglaman masalalu dan menggunakan di masa sekarang
yaitu dengan pemasukan, penyimpanan dan pemunculan kembali.
Pengolahan data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan
9
peringkat bertanda (wilcoxon signed rank test) dengan menggunakan
program komputer SPSS versi 11.5 for windows.
Hasil penelitian menunjukkan korelasi sebesar 0.000 dengan p < 0.05,
maka hipotesis diterima. Artinya terbukti bahwa metode ummi efektif dalam
meningkatkan menghafal surat pendek pada anak sekolah dasar. Hal ini
berarti hipotesis yang menyatakan metode ummi efektif dalam
meningkatkan kemampuan menghafal surat pendek pada anak sekolah dasar
di terima.
Penelitian yang kedua yakni pada tahun 2011 oleh Eko Agustiyono
dari fakultas Tarbiyah Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI) yang berjudul
Pengaruh Penerapan Metode Ummi Terhadap Kemampuan Membaca Al-Qur’an Siswa Sekolah Menengah Pertama Ulul Albab Sidoarjo. Bahwa
Metode Ummi adalah sistem yang terdiri dari 3 komponen sistem: buku
praktis metode Ummi, manajemen mutu metode Ummi dan guru
bersertifikat metode Ummi. Ketiganya harus digunakan secara simultan jika
ingin mendapatkan hasil yang optimal dari metode ini.
Masalah yang diteliti dalam skripsi ini adalah 1) Bagaimana
penerapan metode Ummi di Sekolah Menengah Pertama Ulul Albab
Sidoarjo?, 2) Bagaimana kemampuan membaca al-Qur’an siswa Sekolah
Menengah Pertama Ulul Albab Sidoarjo?, dan 3) Adakah pengaruh
penerapan metode Ummi terhadap kemampuan membaca al-Qur’an siswa
10
permasalah tersebut, peneliti menganalisis dengan pendekatan kuantitatif
dan menggunakan teknik pengumpulan data berupa observasi, interview,
angket, dan dokumentasi.
Berdasarkan analisis tersebut data penelitian yang dapat
disimpulkan bahwa:
a. Penerapan metode ummi terhadap kemampuan membaca al-Qur’an
Siswa Sekolah Menenah Pertama Ulul Albab adalah baik.
b. Kemampuan membaca Al-Qur’an Siswa Sekolah Menenah Pertama
Ulul Albab Sidoarjo adalah tergolong cukup baik.
c. Ada pengaruh antara penerapan metode ummi terhadap kemampuan
membaca Al- Qur’an Siswa Sekolah Menenah Pertama Ulul Albab
Sidoarjo adalah sedang atau cukup baik. Berdasarkan analisis,
didapatkan hasil 0, 623. Pada (N) 31 kemudian dicocokkan
dengan taraf signifikansi 5% didapatkan angka 0,355 dan
taraf signifikansi 1% didapatkan angka 0,456. Hal ini menjadi
sandaran kesimpulan bahwa hipotesis kerja (Ha) yang di ajukan
dimuka diterima.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan metode Ummi
berpengaruh terhadap kemampuan membaca al-Qur’an siswa Sekolah
Menengah Pertama Ulul Albab Sidoarjo.
Jadi dari kedua data penelitian diatas bahwa pada penelitian pertama
11
Metode Ummi Terhadap Peningkatan Kemampuan Hafalan Surat Pendek
Bahwa Metode Ummi adalah suatu metode yang digunakan untuk
mempermudah membaca al-Qur’an terutama untuk masa usia dini.
Sedangkan penelitian ke dua yang dilakukan oleh oleh Eko Agustiyono
menengenai Pengaruh Penerapan Metode Ummi Terhadap Kemampuan
Membaca Al-Qur’an. Sedangkan untuk penelitian yang diteliti saat ini
adalah mengenai pengaruh metode Ummi minat dalam belajar al-Qur’an
mahasiswi pondok pesantren an-Nuriyah Wonocolo Surabaya.
G. Hipotesis
Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat
sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data
yang terkumpul.4
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Hipotesis kerja atau Hipotesis Alternatif (Ha)
Yaitu hipotesis yang berarti ada atau terdapat dan merupakan
hipotesis pembanding yang di sebut juga dengan hipotesis
kerja/hipotesisi penelitian,yaitu hipotesis yang di kemukakan selama
penelitian. Jadi hipotesis kerja (Ha) dalam penelitian ini adalah: ada
pengaruh metode Ummi terhadap minat belajar al-Qur’an kasus
mahasiswi pondok pesantren an-Nuriyah Wonocolo Surabaya.
4
12
2. Hipotesis Nol atau Hipotesis Nihil (Ho)
Yaitu hipotesis yang berarti menunjukkan tidak ada dan di
sebut juga dengan hipotesis nol yang bertujuan untuk menyatakan
keraguan terhadap penelitian, dan dianggap bahwa hipotesis ini tidak
benar sama sekali. Jadi hipotesis nol dalam penelitian ini adalah: tidak
ada pengaruh metode Ummi terhadap minat belajar al-Qur’an kasus
mahasiswi pondok pesantren an-Nuriyah Wonocolo Surabaya.
H. Ruang Lingkup dan Batasan Masalah
Untuk memperoleh data yang relevan dan memberikan arah
pembahasan pada tujuan yang telah dirumuskan, maka ruang lingkup
penelitian akan diarahkan pada:
1. Pembahasan tentang metode Ummi
a. Pengertian Metode Ummi
b. Tata cara pembinaan metode Ummi
2. Pembahasan tentang Minat Belajar
a. Pengertian Belajar
b. Faktor-faktor yang dapat menumbuhkan minat belajar
c. Pentingnya minat belajar bagi siswa
Jadi ruang lingkup ini di perlukan agar tidak terjadi kesalahan
dalam pemahaman. Ruang lingkup ini sebagai pembatasan penelitian atau
13
I. Definisi Operasional
Definisi operasional ini dimaksudkan untuk memperjelas dan
mempertegas kata-kata atau istilah kunci yang diberikan dengan judul
penelitian “Pengaruh Metode Ummi Terhadap Minat Belajar al-Qur’an
(Studi Kasus Mahasiswi Pondok Pesantren an-Nuriyah Wonocolo Surabaya)”.
1. Pengaruh
Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang
atau benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan.5
Jadi yang dimaksud pengaruh adalah sesuatu yang terjadi sebagai
akibat dari adanya dua hal yang saling berkaitan.
2. Metode Ummi
Metode Ummi adalah metode untuk meningkatkan kemampuan pengolahan pembelajaran Al Qur’an yang efektif, mudah,
menyenangkan dan menyentuh hati.
3. Minat belajar
Minat adalah aspek psikologis seseorang yang menampakkan
diri dalam beberapa gejala. Seperti : gairah, semangat, keinginan
perasaan, suka melakukan proses tingkah laku melalui berbagai
kegiatan yang meliputi mencari pengetahuan dan pengalaman.
Belajar adalah usaha penyampaian materi ilmu pengetahuan
yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian
5
14
seutuhnya, dan relevan. Belajar yakni meliputi membaca, menulis dll.
Dengan ini maka ada pengertian bahwa belajar adalah penambahan
pengetahuan.
4. Al-Qur’an
Adalah menurut bahasa, artinya bacaan atau yang dibaca. Adapun menurut istilah syara’ adalah Firman Allah yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril dalam bahasa
Arab serta dipandang ibadah bagi orang yang membacanya.6
J. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah cara-cara kerja yang diambil oleh peneliti
dalam usaha untuk mencari, mengumpulkan, mengolah data serta
memformulasikannya dalam bentuk laporan atau hukum ilmiah. Penelitian
ini tergolong dalam penelitian lapangan. Dalam skripsi ini penulis
menggunakan metode penelitian sebagai berikut:
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (Field Research)
dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian penelitian kuantitatif, yakni
penelitian yang dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan
data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya,
selain data yang berupa angka dalam penelitian kuantitatif, dalam
6
15
penelitian kuantitatif juga ada data berupa informasi kualitatif.7 Jenis
penelitian ini menggunakan analisis statistik dengan teknik regresi8
a. Variabel Penelitian
Dalam penelitian yang mempelajari pengaruh sesuatu
treatment, terdapat variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y).
Penelitian ini menggunakan kedua variabel tersebut, yaitu
variable bebas dan variabel terikat. Variabel-variabel tersebut
adalah:
1) Variabel Bebas (Independent Variable)
Merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel
dependen (terikat). 9 Dalam penulisan ini variabel
bebasnya adalah Metode Ummi.
2) Variabel Terikat (Dependent Variable)
Merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat karena adanya variabel bebas.10 Dalam
penulisan ini variabel terikatnya adalah minat belajar al-Qur’an (Kasus Mahasiswi Pondok Pesantren Mahasiswi
Annuriyah Wonocolo Surabaya).
7
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, 10-11.
8
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), 56.
9
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, 4.
10
16
2. Jenis Data
Data adalah suatu hal yang diperoleh di lapangan ketika melakukan
penelitian dan belum diolah, atau dengan pengertian lain suatu hal
yang dianggap atau diketahui. Data menurut jenisnya dibagi menjadi 2
(dua):
a. Data Kualitatif
Yaitu data yang tidak bisa diukur atau dinilai dengan angka
secara langsung.11Data kualitatif digunakan untuk mengetahui
sejarah berdiriya objek penelitian, letak geografis objek penelitian,
struktur organisasi objek penelitian dan pelaksanaan belajar al-Qur’an Pondok Pesantren Mahasiswi an-Nuriyah Wonocolo
Surabaya.
b. Data Kuantitatif
Yaitu data yang dapat diukur atau dihitung langsung karena
berupa angka-angka. Data ini digunakan untuk mengetahui tentang
pengaruh metode ummi terhadap minat belajar al-Qur’an Pondok
Pesantren Mahasiswi an-Nuriyah Wonocolo Surabaya. Dalam hal
ini, data kuantitatif dapat diperoleh dari hasil observasi
pelaksanaan, dari hasil angket dan Absensi kehadiran santri.
11
17
3. Sumber Data
Sumber data adalah subyek dari mana data dapat diperoleh
berdasarkan jenis-jenis data yang diperlukan, maka dalam penelitian
ini sumber data yang digunakan melalui dua cara yaitu:
a. Library Research
Yaitu sumber data yang digunakan untuk mencari landasan
teori dari permasalahan yang diteliti dengan menggunakan
buku-buku, jurnal dan lain-lain.
b. Field Research
Yaitu sumber data yang diperoleh dari lapangan penelitian
dengan cara terjun langsung ke obyek penelitian untuk
memperoleh data yang lebih konkrit dan berkaitan dengan masalah
yang diteliti.12 Adapun data ini meliputi dua macam, yaitu:
1) Data Primer
Adalah data yang diperoleh secara langsung dari
sumbernya untuk diamati dan dicatat dalam bentuk pertama
kalinya yang kemudian dijadikan sebagai bahan utama
penelitian.13 Adapun data yang diambil adalah memperoleh
informasi dari Guru, ustadz-ustadzah, pengurus, dan para santri
yang menjadi obyek penelitian.
12
Sutrisno Hadi, Metodologi Research (Yogyakarta: Andi Offset, 1980), 66.
13
18
2) Data Sekunder
Adalah data yang tidak langsung memberikan data
kepada peneliti, misalnya dari keterangan atau publikasi lain.
Data sekunder ini bersifat penunjang dan melengkapi data
primer.14
4. Populasi dan Sampel Penelitian
a. Populasi
Populasi diartikan sebagai keseluruhan subjek penelitian.
Populasi juga dapat diartikan sebagai kumpulan kasus yang
memenuhi syarat-syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah
penelitian.15Yang mana jumlah populasi dari seluruh mahasiswi di
Pondok Pesantren Mahasiswi an-Nuriyah Wonocolo Surabaya ,
sebanyak 400 mahasiswi.
b. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi. Suharsimi Arikunto dalam bukunya
Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek, memberikan petunjuk sebagai berikut: ”Apabila subyeknya kurang dari seratus
lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan
penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar atau
lebih dari seratus, maka dapat diambil antara 10 % -15 % atau
14
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendeketan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D
(Bandung: Alfabeta, 2007), 309.
15
19
20 % - 25 % atau lebih”.16Data yang diperoleh dari subjek
penelitian ini bersifat kuantitatif. Berdasarkan pendapat di atas,
penulis mengambil subyek pokok dalam penelitian yaitu 10%,
yakni 10% dari 400 mahasiswi santri an-Nuriyah yaitu 40 orang.
5. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang relevan, maka dalam
penelitian harus menggunakan metode atau tehnik yang tepat dan dapat
menunjang penelitian tersebut. Adapun metode yang penulis gunakan
untuk mengumpulkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Metode Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan dengan
sistematika fenomena-fenomena yang diselidiki.17 Dengan adanya
metode observasi ini hasil yang diperoleh peneliti lebih jelas dan
terarah sesuai dengan tujuan.
Agar diperoleh pengamatan yang jelas untuk menghindari
kesalah pahaman dengan obyek, maka penulis mengamati dan
mencatat secara langsung untuk mengetahui Pengaruh Metode
ummi terhadap minat belajar al-Qur’an mahasiswi Pondok
Pesantren an-Nuriyah Wonocolo Surabaya.
b. Metode Wawancara (Interview)
Interview adalah segala kegiatan menghimpun data dengan
jalan melakukan tanya jawab lisan secara bertatap muka (face to
16
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, 134.
17
20
face) dengan siapa saja yang diperlukan atau dikehendaki. Adapun
wawancara yang penulis gunakan adalah terlebih dahulu
menyiapkan pokok pertanyaan yang akan digunakan.
c. Metode Dokumentasi
Dokumentasi adalah suatu metode untuk mencari data
mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, prasasti,
majalah, agenda, koran, transkip, legger dan lain-lain.18 Metode ini
digunakan untuk mengetahui data tentang minat belajar al-Qur’an
mahasiswi pondok pesantren an-Nuriyah dan gambaran umum
obyek penelitian.
d. Metode angket
Angket adalah kumpulan dari berbagai pertanyaan yang
diajukan secara tertulis kepada seseorang atau responden dan cara
menjawabnya juga dilakukan secara tertulis. 19 Instrumen ini
digunakan untuk mengetahui bagaimana Pengaruh Metode ummi
terhadap minat belajar al-Qur’an.
6. Teknik Analisis Data
Untuk menganalisis data yang telah terkumpul dalam rangka
menguji hipotesis dan sekaligus memperoleh suatu kesimpulan yang
tepat maka diperlukan teknik analisis data. Adapun teknik analisis data
yang digunakan adalah:
18
Suharsimi Arikunto, Prosedur, 107.
19
21
a. Analisis Pendahuluan
Analisis pendahuluan merupakan tahap pertama dengan
menyusun tabel distribusi frekuensi sederhana sesuai dengan
variabel yang ada yaitu data tentang pengaruh metode Ummi
terhadap Minat belajar al-Qur’an.
b. Analisis Uji Hipotesis
Data pada analisis ini yang berupa kuantitatif dan khususnya
untuk menguji kebenaran hipotesis. Untuk mengetahui ada
tidaknya pengaruh metode Ummi terhadap minat belajar al-Qur’an
Pondok Pesantren Mahasiswi an-Nuriyah Wonocolo Surabaya,
maka penulis menggunakan rumus “regresi” dengan menggunakan
aplikasi SPSS. Analisis regresi digunakan untuk memprediksikan
seberapa jauh perubahan nilai variabel dependen, bila nilai
variable independen di manipulasi/dirubah-rubah atau
dinaik-naikan.20 Manfaat dari dari hasil analisis regresi adalah untuk
membuat keputusan apakah naik dan menurunnya variabel
dependen dapat dilakukan melalui peningkatan variabel
independen atau tidak.
Untuk me ng e t a hu i ada tidaknya korelasi metode baca
al-Qur’an ummi terhadap minat belajar al-Qur’an mahasiswi
pondok pesantren an-Nuriyah Wonocolo Surabaya, maka penulis
menggunakan analisis statistik Product Moment.
20
22
R = � ∑ − ∑ ( )
∑ 2 − (∑ )2(� ∑ 2 − (∑ )2)
Keterangan:
Rxy = Angka indeks korelasi “r” product moment
N = Jumlah subyek yang diteliti
∑ = Jumlah perkalian antara skor x dan y
∑ = Jumlah nilai variabel x
∑ = Jumlah nilai variabel y
Setelah itu untuk mengetahui tingkat keterkaitan atau
seberapa besar pengaruh metode Ummi terhadap minat belajar al-Qur’an mahasiswi pondok pesantren an-Nuriyah Wonocolo
Surabaya, dalam peneliti menggunakan analisis regresi Linier
Sederhana dengan menggunakan aplikasi SPSS.
K. Sistematika Pembahasan
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang tata urutan
penelitian ini, maka peneliti mencantumkan sistematika laporan penulisan
sebagai berikut:
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang tata urutan
penelitian ini, maka peneliti mencantumkan sistematika laporan penulisan
sebagai berikut:
Bab pertama yakni pendahuluan menguraikan latar belakang
23
hipotesis penelitian, ruang lingkup dan pembatasan masalah, definisi
operasional, sistematika pembahasan.
Bab kedua yakni landasan teori ini menjelaskan tinjauan tentang
Metode ummi yang meliputi: pengertian metode, fungsi metode, dan
langkah – langkah metode. Minat belajar yang meliputi: Pengertian
minat,teori belajar, devinisi belajar, jenis-jenis belajar, prinsip belajar
beberapa aktifitas belajar, hasil belajar, faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi prestasi belajar dan beberapa sifat murid dalam belajar.
Bab ketiga yakni metode penelitian ini berisi tentang jenis dan
rancangan penelitian, variabel, indikator, dan instrumen penelitian,
populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, teknik analisis data.
Bab ke empat yakni laporan hasil penelitian ini berisi tentang profil
pondok pesantren an-Nuriyah Wonocolo Surabaya, meliputi: sejarah
berdirinya, letak geografis, visi-misi dan susunan pengurus, program
kegiatan, keadaan sarana dan prasarana, keadaan para guru serta keadaan
Pondok Pesantren Mahasiswi an-Nuriyah khususnya tahun 2015 - 2016.
Penyajian data, meliputi data tentang metode ummi minat belajar al-Qur’an Pondok Pesantren Mahasiswi Annuriyah Wonocolo Surabaya.
Bab kelima yakni pembahasan dan diskusi hasil penelitian ini
berisi tentang pembahasan dan diskusi hasil penelitian
Bab keenam yakni penutup ini berisi tentang kesimpulan dan
saran-saran yang berkenaan dengan penelitian, kemudian dilanjutkan
24 BAB II KAJIAN TEORI
Penelitian dengan judul pengaruh metode Ummi terhadap minat
belajar al-Qur’an kasus mahasiswi pondok pesantren an-Nuriyah di Wonocolo
Surabaya, dalam penelitian ini akan membahas mengenai bagaimana pengaruh
metode Ummi terhadap minat belajar al-Qur’an yang didasarkan pada latar
belakang pendidikan dasar mereka. Agar penelitian ini mendapat pijakan yang
kuat, terlebih dahulu di sampaikan oleh para ahli untuk menjadi pijakan dalam
penelitian ini.
A. Tinjauan Teoritik tentang Metode Ummi
1. Pengertian Metode Ummi
Metode ummi merupakan metode yang di gunakan dalam
pembelajaran membaca al-Qur’an. Metode ummi di sini untuk anak pra
sekolah, yaitu metode yaitu metode yang di analogikan kepada ibu
Metode Ummi adalah sebuah metode yang dapat mengantarkan
sebuah proses sehingga dapat menghasilhan produk yang cepat dan
1 Dari Artikel dalam Internet: Ummi Malang. Membangun Generasi Qur’ani. Lihat di
25
berkualitas. Buku belajar mudah baca Al Qur’an Metode Ummi
didesain mudah dipelajari dan diajarkan dengan pembelajaran yang
menyenangkan.
Buku panduan metode Ummi terdiri dari 9 buku panduan yang
terdiri dari pra-TK, jilid 1-6, ghorib dan tajwid. Setiap buku terdapat
pokok bahasan, latihan/pemahaman dan keterampilan yang berbeda.
dan didalam setiap jilid mempunyai pokok bahasan yang berbeda,
adapun pokok bahasannya yaitu:
a. Jilid 1 pengenalan huruf tunggal (hijaiyah)
b. Jilid 2 pengenalan harokat kasroh dan dlommah, fathatain.
c. Jilid 3 pengenalan tanda baca panjang
d. Jilid 4 pengenalan huruf yang disukun ditekan membacanya
(Lam, Tsa’, Syin), pengenalan tanda tasydid / syiddah ditekan
membacanya, membedakan cara membaca huruf-huruf.
e. Jilid 5 pengenalan cara membaca waqof /mewaqofkan,
pengenalan bacaan ghunnah/dengung, pengenalan bacaan
ikhfa’/samar, pengenalan bacaan idghom bighunnah, pengenalan
bacaan iqlab, pengenalan cara membaca lafadz Allah
(tafhim/tarqiq).
f. Pengenalan bacaan qolqolah (mantul), pengenalan bacaan
idghom bila ghunnah, pengenalan bacaan idzhar (jelas)
26
g. Ghorib : Pengenalan bacaan-bacaan ghorib/musylikat
dalam Al-Qur’an, pengenalan bacaan hati-hati ketika membacanya
di dalam Al-Qur’an.2
h. Tajwid : hukum nun sukun atau tanwin, ghunnah (nun dan
mim bertasydid), hokum mim sukun, macam-macam id-ghom,
hukum lafadz Alloh, Qalqolah, Idz-har wajib, hokum ro’, hokum
lam ta’rif (Al), macam mad (Mad Thobi’i Dan Mad Far’i).3
Perbedaan antara metode baca al-Qur’an Ummi dan metode baca al
-Qur’an Ummi yakni metode Ummi Metode Ummi adalah metode
pembelajaran al-Qur’an yang mudah (memberikan metodologi
pembelajaran yang mudah dipahami), menyenangkan (penyampaian
materi disampaikan dalam suasana yang menyenangkan) dan
menyentuh hati (sentuhan hati yang dilandasi keikhlasan dan hanya
mengharap ridlo ilahi). Yang menjadi keunggulan metode ini lebih
tepatnya tidak hanya di ajarkan tentang cara membaca al-Qur’an yang
baik dan benar, tetapi juga cara mengamalkannya. Sedangkan metode
baca al-Qur’an yang lain lebih banyak mengajarkan cara membaca
al-Qur’an yang baik dan benar sesuai dengan kaidah tajwid.
2. Sejarah Terbentuknya Metode Ummi
Metode ummi adalah sebuah metode yang di gunakan dalam
pembelajaran membaca Al-Qur’an. Metode ini di ciptakan pada
2
Masruri, Ahmad Yusuf, Buku Pelajaran Ghoroibul Qur’an, (Sidoarjo: Konsorsium Pendidikan Islam, 2007), cet.ke-1.
3
27
tahun 2007 yang di dirikan oleh KPI (kwalita pendidikan indonesia)
yang di pelopori oleh A. Yusuf MS, Muzammil MS, Nurul h, Samidi
dan Masruri yang di latar belakangi oleh kesadaran dan kebutuhan
masyarakat untuk belajar membaca Al-Qur’an semakin meningkat,
karena program dan metode pengajaran Al-Qur’an yang ada belum
menjangkau seluruh segmen masyarakat. 4
Metode ummi ini di maksudkan untuk fastabiq al-khairat
dalam pendidikan islam dan adanya metode ummi di ilhami dari
metode-metode pengajaran membaca Al-Qur’an yang sudah tersebar di
masyarakat, khususnya dari metode yang telah sukses mengantarkan
banyak anak bisa membaca Al-Qur’an dengan tartil.
Ada tiga motto metode ummi dan setiap guru pengajar
Al-Qur’an metode ummi hendaknya memegang teguh 3 motto ini yaitu:
a. Mudah yaitu, metode ummi di desain untuk mudah di pelajari
bagi siswa, mudah di ajarkan bagi guru dan mudah di
implementasikan dalam pembelajaran di sekolah formal maupun
non formal.
b. Menyenangkan yaitu, metode ummi di laksanakan melalui
proses pembelajaran yang menarik dan menggunakan pendekatan
yang menggembirakan sehingga menghapus kesan tertekan dan
rasa takut dalam belajar Al-Qur’an.
4 Yuni Fatmasari, “
Efektifitas Pembelajaran Metode Ummi Terhadap Peningkatan Kemampuan
28
c. Menyentuh hati yaitu, para guru yang mengajarkan metode
ummi tidak sekedar memberikan pembelajaran Al-Qur’an secara
material teoritik, tetapi juga menyampaikan substansi
akhlak-akhlak Al- Qur’an yang di implementasikan dalam sikap-sikap
pada saat proses belajar mengajar berlangsung.
Berdasarkan uraian di atas, dapat di simpulkan bahwa metode
ummi memang cocok di gunakan bagi yang masih pemula maupun
yang sudah mahir dalam membaca al-Qur’an, dalam metode tersebut
tidak hanya mempelajari cara membaca al-Qur’an tetapi juga di
ajarkan bagaimana menerapkan sikap-sikap kita sehari-hari yang
sesuai dengan akhlak mahmudah yang di jelaskan di dalam al-Qur’an.
Pendekatan yang di gunakan dalam Al-Qur’an metode
ummi adalah pendekatan bahasa ibu ada tiga unsur yaitu:
a. Direct method (langsung tidak banyak penjelasan), yaitu langsung di baca tanpa di eja/di urai atau tidak banyak
penjelasan.5
b. Repeatition (di ulang-ulang), bacaan al-qur’an akan semakin kelihatan keindahan, kekuatan dan kemudahannya ketika
29
mengajar al- qur’an jika ingin sukses hendaknya meneladani
seorang ibu agar guru juga dapat menyentuh hati siswa mereka.
3. Tata Cara Pengajaran al-Qur’an Model Ummi.
a. Guru dalam keadaan duduk mengucapkan salam kepada siswa
yang juga dalam keadaan duduk rapi.
b. Membaca surat al-Fatihah bersama-sama (dari ta’awwudz).
c. Dilanjutkan doa untuk kedua orang tua dan doa Nabi Musa.
d. Dilanjutkan dengan doa awal pelajaran secara terputus-putus dan
siswa
e. Dilanjutkan dengan hafalan surat-surat pendekyang sudah
ditentukan oleh sekolah.
f. Mengulang kembali peelajaran yang lalu.
g. Penanaman konsep secara baik dan benar.
h. Pemahaman konsep.
i. Berikan tugas-tugas rumah sesuai dengan kebutuhan.
j. Doa akhir pelajaran.6
Berdasarkan uraian tentang pengertian metode Ummi, sejarah
berdirinya metode Ummi, dan pendekatan metode Ummi yang
digunakan dalam mempelajari al-Qur’an, bahwasanya metode Ummi
lebih cocok di gunakan dalam mempelajari al-Qur’an. Metode Ummi
ini didasarkan atas kebutuhan pembelajaran Al Qur’an yang bermutu,
penjaminan kualitas guru serta supporting system yang lebih baik dalam
6
30
menghadapi perubahan dimasyarakat. Sebagai Acuan pokok Metode
Ummi ini menggunakan mulai dari bukau dasar sampai murottal al-Qur’an, adapun pengajar metode Ummi harus memiliki standar yang
telah tersertifikasi, metode Ummi juga mempunyai sistem yang berbasis
pada mutu, mulai dari tingkatan yang tidak lancar sampai tahap ahli.
B. Tinjauan Teoritik Tentang Minat Belajar
1. Pengertian Minat Belajar
Secara etimologis, minat minat dapat diartikan sebagai
dorongan atau dalam bahsa inggrisnya motive, berasal dari kata
motion berarti gerakan atau sesuatu yang bergerak juga perbuatan atau
tingkah laku, sebenarnya merupakan istilah yang lebih umum, yang
lebih menunjukan pada proses gerakan, termasuk situasi yang
mendorong, dorongan yang timbul dari dalam individu, tingkah laku
yang ditumbuhkan dan tujuan akhir dari gerakan atau berbuatan.7
Menurut M.C Donald 1959 merumuskan, bahwa minat adalah
suatu perubahan energy dalam diri pribadi seseorang yang ditandai
dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Dalam
rumusan tersebut ada 3 unsur yang saling berkaitan :
1) Minat dimulai dari perubahan energy dalam pribadi
2) Minat ditandai dengan timbulnya perasaan mula-mula berupa
tegangan psikologi, baru berupa suasana emosi, suasana emosi
7
31
menimbulkan tingkah laku yang bermotif. Perbuatan ini bisa
diamati dengan perbuatanya.
3) Minat bisa ditandai dengan reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan.
Pribadi yang terdorongan memberikan respon kearah tujuan
tertentu.8
Berdasarkan uraian di atas, bahwa minat itu bisa muncul ketika
ada ketertarikan dari sesuatu yang memotivasinya. Jadi ketika ingin
membuat seseorang berminat atau merespon terhadap sesuatu maka
kita harus bisa bagaimana cara kita memotivasi dengan cara memberi
umpan yang tepat agar tepat sasaran.
2. Fungsi Minat Balajar
Minat merupakan hal yang sangat penting dalam kegiatan
belajar mengajar serta bertujuan meningkatkan tujuan hasil belajar. S.
Nasution, bahwa minat itu mempunyai tiga fungsi:
a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau
motor yang melepaskan energy
b. Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak
dicapai
c. Menyeleksi sebuah peruatan yakni menentukan
perbuatan-perbuatan apa yang harus dijalankan yang serasi guna mencapai
8
32
tujuan itu, dengan menyampingkan perbuatan yang tidak
bermanfaat bagi tujuan tersebut.9
Sedangkan menurut Direktorat pembinaan perguruan tinggi
agama Islam bahwa minat mempunyai fungsi antara lain :
a. Member semangat dan mengaktifkan murid agar tetap berminat
dan siaga
b. Memusatkan perhatian kepada anak pada tugas-tugas tertentu yang
berhuungan denngan tujuan belajar
c. Membantu memenuhi kebutuhan-kebutuhan akan berhasil jangka
pendek dan hasil jangka panjang.
Minat juga dapat berfungsi sebagai pendorong dan usaha prestasi,
seseorang melakukan sesuatu usaha karena adanya minat, adanya minat
yang baik dalam belajar akan menunjukakan hasil yang baik, intensitas
minat seseorang siswa akan sangat menentukan agi pencapean prestasi
belajar.10
Bagi seseorang guru harus berusaha agar siswi memiliki minat
intrinsik yakni dorongan untuk berusaha yang terdapat atau berasal dari
dalam diri sendiri, sehingga ia berbuat untuk memenuhi kebutuhan itu,
maka salah satu untuk memberikan minat belajar adalah memberikan
kesempatan pada siswi untuk memilih kegiatan secara kooperatif sesuai
dengan keinginannya.
9
S. Nasution, Didaktik Asa-Asas Mengajar, (Jakarta, Bumi Aksara, 1995), h. 76-77
10
33
Guru harus selalu memberikan minat belajar kepada siswi,
maksutnya bahwa guru harus dapat menciptakan situasi yang
merangsang dan menantang siswi untuk belajar. Diantara hal yang
dapat mendorong minat siswi belajar adalah salah satunya dengan
memberikan hadiah berupa pujian, sanjungan, benda, uang dan lain
sebagainya. Dan minat juga berguna untuk menghubungkan
pengalaman yang lama dengan yang baru, sebab setiap siswi dating
kekelas dengan latar belakang yang berbeda, dengan huungan yang
seperti ini siswi tidak akan mengalami tentang belajar dan memusatkan
perhatian anak pada tugas-tugas tertentu yang berhubungan dengan
tujuan pencapaian belajar.11
Dengan melihat uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
fungsi minat belajar adalah untuk menumbuhkan semangat pada
seorang siswi terhadap kegiatan belajar sehingga dengan adanya minat,
belajar tersebut siswi akan lebih giatdalam belajar untuk menemukan
dalam hasil belajarnya serta tercapai arah tujuan yang diinginkan.
3. Bentuk-Bentuk Minat Belajar
Didalam pelaksaan proses belajar diperlukan dorongan untuk
membangkitkan minat dari guru atau dari orang tua dengan
menggunakan beragai strategi, dimana minat belajar tersebut ditujukan
sebagai penunjang keberhasilan peserta didik, berhasil atau tidaknya
belajar itu pada dasarnya ditentukan oleh besar tidaknya minat yang
11
34
dimunculkan diberikan oleh murid dengan bantuan strategi yang baik
hususnya strategi memperjelas pelajaran tersebut.
Semakin banyak dorongan yang diberikan oleh guru kepada siswi
maka kemampuan belajarnya semakin meningkat, sebaliknya semakin
jarang guru memberikan dorongan semakin lemah pulah semangat
belajarnya.
Sehubugan hal di atas, maka bermacam-macam dorongan yang
diberikan oleh guru akan memperoleh hasil yang baik dalam belajar,
untuk itu peru adanya pemupukan yang harus dilakukan oleh guru atau
orang tua dengan memberikan bantuan yang cemerlang misalnya
menyediakan bahan bacaan yang menunjang untuk kegiatan belajar.
Menurut pendapat Sardiman AM. yang mengatakan bahwa kalau
berbicara masalah dorongan atau jenis serta macamnya dapat dilihat
dari berbagai sudut pandang, dengan demikian dorongan atau motif
yang aktif itu sangat berfariasi12
a. Dorongan dilihat dari dasar pentukannya
1) Motif bawaan
Yang dimaksud dengan motif bawaan adalah motif
yang di bawah sejak kecil. Jadi motif itu ada tanpa dipelajari
sebagai contoh misalnya dorongan untuk makan, minum,
bekerja, istirahat dn lain-lain.
2) Motif yang dipelajari
12
35
Motif yang dipelajari, maksudnya adalah motif yang
timul karena dipelajari sebagai contoh dorongan untuk belajar
ilmu pengetahua, dorongan untuk mengajar suatu masyarakat
dan lain-lain
b. Jenis dorongan menurut pembagian dari worth dan marqis
1) Motif atau bantuan organis meliputi : kebutuhan makan,
minum, bernafas dan lain-lain
2) Motif-motif darurat yang termasuk dalam jenis ini antara lain,
dorongan untuk menyelamatkandiri, dorongan untuk
membelas, untuk memburuh, untuk berusaha jelasnya motif
ini ditimbulkan karena rangsangan dari luar.
3) Moti-motif objektif, dalam hal ini kebutuhan untuk
bereksplorasi, melakukan manipulasi, untuk menaruh minat,
motif-motif ini muncul karena menghadapi dunia luar yang
efektif
c. Motivasi Jasmaniyah dan Rohaniah
Ada beberapa ahli yang menggolongkan jenis motivasi itu
menjadi dua jenis yakni motivasi jasmaniyah dan motivasi
rohaniah. Yang termasuk motivasi jasmaniyah seperti misalnya:
refleks, insting otomatis, nafsu. Sedangkan yang termsuk motivasi
rohaniah adalah kemauan.
Soal kemauan itu pada setiap diri manusia terbentuk melalui
36
1) Moment timbul alasan
Sebagai contoh seorang pemuda yang sedang giat berlatih
olahraga untuk menghadapi suatu porseni di sekolahannya. Tetapi
tiba-tiba disuruh ibunya untuk mengantarkan seorang tamu untuk
membeli tiket karena tamu itu mau kembali ke Jakarta. Si pemuda
itu kemudian mengantarkan tamu tersebut. Dalam hal ini si
pemuda tadi timbul alasan baru untuk melakukan suatu kegiatan.
Alasan baru itu bisa karena untuk menghormat tamu atau mungkin
keinginan untuk tidak mengecewakan ibunya.
2) Momen pilih
Momen pilih, maksudnya dalam keadaan pada waktu ada
alternatif-alternatif yang mengakibatkan persaingan diantara
alternatif atau alasan-alasan itu, kemudian seorang
menimbang-nimbang dari berbagai alternatif yang akan dikerjakan.
3) Momen putusan
Dalam persaingan berbagai alasan, sudah barang tentu akan
berakhir dengan dipilihnya satu alternatif. Satu alternatif yang
dipilih inilah yang menjadi putusan untuk dikerjakan.
4) Momen terbentuknya kemauan
Kalau seseorang sudah menetapkan satu putusan untuk
dikerjakan timbullah dorong pada diri seseorang untuk bertindak,
melaksanakan putusan itu.
37
1) Mendorong manusia untuk berbuat atau bertindak, jadi
sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi.
Dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap
kegiatan yang akan dilakukan.
2) Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang
hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat
memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai
dengan rumusan tujuannya.
3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan
perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna
mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan
yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Seorang siswa
yang akan menghadapi ujian dengan harapan dapat lulus,
tentu akan melakukan kegiatan belajar, dan tidak akan
menghabiskan waktunya untuk bermain kartu dan membaca
komik sebab tidak serasi dengan tujuan.13
Disamping itu, ada juga fungsi-fungsi lain. Motivasi berfungsi
sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Seseorang
melakukan suatu usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang
baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Mulyadi dalam bukunya ”Psikologi pendidikan” mengungkapkan pendapat De Cocco
tentang masalah motivasi yang dihadapi guru dalam rangka menghadapi
13
38
situasi dan memelihara suasana belajar yaitu ada empat macam fungsi
motivasi, yakni:
1) Fungsi Penggugahan (Arousal Function)
Maksudnya adalah belajar tidak akan terjadi apabila tidak
ada penggugah atau minta secara emosional yang telah ada pada
diri siswa. Setelah siswa tergugah minatnya maka tugas guru
selanjutnya adalah mengikat perhatian siswa agar senantiasa
terikat dalam suasana belajar.
2) Fungsi Penggarapan (Expectancy Function)
Artinya jika ada dorongan belajar belum muncul pada diri
siswa dan pada dirinya ditetapkan segenggam harapan untuk
memahami, memiliki dan juga menguasai kecakapan,
keterampilan dan juga pengetahuan setelah menyelesaikan tugas
belajar.
3) Fungsi Pengajaran (Incentive Function)
Untuk mendorong siswa belajar secara optimal, guru perlu
memberi ganjaran ataupun hadiah yang setimpal dengan usaha
siswa dalam mencapai apa yang diinginkan siswa yang merasa
mudah dapat memecahkan dan juga menyelesaikan personal yang
dihadapinya akan menjadi puas dan kepuasan itu membentuk semacam ”Reward” bagi dirinya.
39
Agar belajar berjalan secara optimal diperlukan adanya
pengaturan tingkah laku secara optimal dan juga relevan dengan
keadaan siswa. Guru wajib menanamkan disiplin pada diri siswa
agar senantiasa mereka berada dalam situasi belajar.
Hal-hal yang Dapat Menimbulkan Motivasi:
a. Hal-hal yang dapat menimbulkan motivasi instrinsik adalah:
1) Adanya kebutuhan
Dengan adanya kebutuhan maka hal ini menjadi motivasi
bagi anak didik untuk berbuat dan berusaha, misalnya anak ingin
mengetahui isi cerita dari buku sejarah, keinginan untuk
mengetahui isi tersebut menjadi pendorong yang kuat bagi anak
untuk belajar membaca.
2) Adanya pengetahuan tentang kemajuan sendiri
Dengan mengetahui hasil dan presentasi diri, seperti
apakah ia mendapat kemajuan atau tidak, hak ini menjadi
pendorong bagi anak untuk belajar lebih giat lagi. Jadi dengan
adanya pengetahuan sendiri tentang kemajuannya, maka motivasi
tersebut akan timbul.14
3) Adanya inspirasi atau cita-cita
Bahwa manusia itu tidak akan terlepas dari cita-cita, hal ini
tergantung dari tingkat umur manusia itu sendiri. Mungkin anak
kecil belum mempunyai cita-cita, akan tetapi semakin besar usia
14
40
seseorang semakin jelas dan juga tegas dan semakin mengetahui
jati dirinya dan juga cita-citanya yang ingin dicapainya.
b. Hal-hal yang menimbulkan motivasi ekstrinsik adalah:
1) Ganjaran
Menurut Amir Dien Indra Kusuma, ganjaran merupakan
alat pendidikan represif dan positif. Ganjaran adalah juga
merupakan alat motivasi yaitu alat yang bisa menimbulkan
motivasi ekstrinsik.
2) Hukuman
Menurut Amir Dien Indra Kusuma, satu-satunya hukuman
yang dapat diterima dalam dunia pendidikan adalah hukuman yang
bersifat memperbaiki hukuman yang bisa menyadarkan anak
kepada keinsyafan atas kesalahan yang telah diperbuatnya.
3) Persaingan
Sudah jelas bahwa persaingan ini mempunyai sifat insentif
yang penting dalam pengajaran. Apabila persaingan diadakan
dalam suasana yang fair, maka hal ini akan merupakan motivasi dalam ”academic achievement” itu sendiri dan jika persaingan itu dijalankan dengan insentif, maka murid yang terbelakang akan
mengundurkan diri dan juga putus asa, murid yang tergolong
sedang maka hal ini akan menimbulkan ketegangan emosional,
kekhawatiran ataupun sikap acuh. Untuk murid yang termasuk
41
terhadap kemampuan mereka yang sering kali menimbulkan
keseimbangan.
C. Pengaruh Metode ummi Terhadap Minat Belajar al-Qur’an (Studi Kasus Mahasiswi Pondok Pesantren an-Nuriyah Wonocolo Surabaya)
Pada umumnya minat dalam belajar itu sangatlah penting, karena
belajar tanpa adanya minat maka tingkat kefahaman seorang murid
sangatlah rendah. Oleh karena itu sebagai seorang pendidik harus kreatif
dan inovatif dalam menyampaikan pelajaran yang di ajarkan.
Minat adalah suatu perubahan energy dalam diri pribadi seseorang
yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai
tujuan. minat itu bisa muncul ketika ada ketertarikan dari sesuatu yang
memotivasinya.
Jadi ketika ingin membuat seseorang berminat atau merespon
terhadap sesuatu maka kita harus bisa bagaimana cara kita memotivasi
dengan cara memberi umpan yang tepat agar tepat sasaran. Begitu juga
dengan belajar, belajar adalah perunahan tingkah laku, perubahan dari
yang tidah tahu menjadi tahu. Akan tetapi belajar juga harus disertai
dengan minat, karena minat dalam belajar adalah hal yang sangat penting,
agar seseorang dapat cepat memahami segala sesuatu yang di ajarkan.
Minat bisa di bangun dengan memberikan motivasi, baik dengan bercerita,
dan ain sebagainya.
Metode Ummi adalah sebuah metode baca al-Qur’an yang dapat
42
cepat dan berkualitas. Buku belajar mudah baca Al Qur’an Metode Ummi
didesain mudah dipelajari dan diajarkan dengan pembelajaran yang
menyenangkan.
Adapun pembahasan pengaruh metode baca al-Qur’an Ummi dalam
kajian teori ini, setelah beberapa tinjauan teori telah dipaparkan
sebelumnya, bahwasanya metode Ummi ini sangat cocok digunakan untuk
semua orang, dari tingkatan anak-anak sampai orang dewasa, karena di
dalam metode Ummi ini sistem pembelajarannya sudah di desain dengan
sangat bagus, sehingga di dalam pembelajarannya tidak akan monoton,
maupun bosan, metode ini juga cocok sekali digunakan oleh para
mahasiswi pondok pesantren an-Nuriyah
Oleh karena itu dapat di simpulkan bahwa metode Ummi sangat
berpengaruh terhadap minat belajar mahasiswi pondok pesantren
an-Nuriyah Wonocolo Surabaya, karena metode ini sangat cocok untuk
jenjang pendidikan apapun.
D. Hipotesis
Hipotesis dari kajian teoritik tentang metode Ummi, minat belajar,
dan motivasi belajar, bahwasanya jawaban sementara dari data yang
terkumpul yaitu tinjauan teoritik tentang metode Ummi, minat belajar, dan
motivasi belajar, peneliti dapat menyimpulkan bahwa metode Ummi dapat
mempengaruhi minat belajar al-Qur’an Mahasiswi pondok pesantren an
43
Hal ini karena metode Ummi berbeda dengan metode belajar al-Qur’an yang lain yang sekedar di ajarkan bagaimana cara baca al-Quran
yang baik dan benar, di dalam metode Ummi tidak hanya di ajarkan
bagaimana cara baca tulis al-Qur’an yang baik dan benar, tetapi juga di
ajarkan menerapkan sikap-sikap kita sehari-hari yang sesuai dengan
akhlak mahmudah yang di jelaskan di dalam al-Qur’an. Di dalam metode
Ummi ini ada tiga hal yang mendorong Ummi Foundation (Metode
Ummi) berupaya memberikan kontribusi yang maksimal melalui cara
pembelajaran Al Quran yang mudah, cepat dan bermutu.kekuatan mutu
yang dibangun Ummi Foundation ada tiga : Metode yang baik, guru yang
handal, dan sistem yang kokoh oleh karena itu dengan menggunakan
metode Ummi ini lebih cocok di gunakan oleh Mahasiswi pondok
pesantren an-Nuriyah. Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa
metode Ummi berpengaruh terhadap minat belajar al-Qur’an Mahasiswi
44 BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah upaya dalam ilmu pengetahuan yang dijalankan
untuk memperoleh faktor-faktor dan prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati dan
sistematis untuk mewujudkan suatu kebenaran.dan dapat diartikan juga sebagai
upaya dalam memecahkan suatu masalah untuk menemukan kebenaran46
Pelaksanaan penelitian selalu berhadapan dengan objek yang sedang diteliti,
baik berupa manusia, peristiwa maupun gejala-gejala yang terjadi pada
lingkungan yang diteliti. Hal ini merupakan variabel yang diperlukan dalam
rangka penelitian yang akan dilakukan penulis, metode penelitian yang penulis
terapkan dalam penelitian ini meliputi.
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (Field Research)
dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian penelitian kuantitatif, yakni
penelitian yang dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan
data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya,
selain data yang berupa angka dalam penelitian kuantitatif, dalam
penelitian kuantitatif juga ada data berupa informasi kualitatif.47 Model
penelitian kuantitatif sebagai metodologi merupakan prosedur penilaian
yang menghasilkan data diskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang atau perilaku yang diamati. Tujuan utama penelitian deskriptif
46
Mardalis, Metodologi Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta: Bumi Aksara, 1999), h. 24.
47
45
adalah memberikan gambaran yang jelas tentang fenomena yang sedang
diselidiki.48
Rancangan adalah sesuatu yang telah di program, di susun, dan di
rancang. Sedangkan penelitian merupakan suatu usaha untuk
mengumpulkan, mencatat dan menganalisa sesuatu masalah. Selain itu
juga dimaknakan sebagai suatu penyelidikan secara sistematis, atau
dengan giat dan berdasarkan ilmu pengetahuan mengenai sifat-sifat dari
pada kejadian atau keadaan-keadaan dengan maksud untuk akan
menetapkan faktor-faktor pokok atau akan menemukan paham-paham baru
dalam mengembangkan metode-metode baru.49
Jadi rancangan penelitian adalah strategi yang mengatur latar
penelitain agar peneliti memperoleh data yang dipergunakan untuk
menguji hipotesa agar memperoleh data yang valid, sesuai dengan
karakteristik variabel dan tujuan penelitian. 50 Penjelasan mengenai
rancangan atau desain penelitian yang digunakan perlu diberikan untuk
setiap jenis penelitian, terutama penelitian eksperimen.
Adapun jenis penelitian ini menggunakan analisis statistik dengan
teknik regresi linier sederhana51
1. Jenis dan Sumber Data
a. Jenis Data
48
Ibnu Hajar, Dasar-Dasar Metodologi Kuantitatif Dalam Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999), h. 274
49
Trianto, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2011), 11.
50
Tim penyusun pedoman penulisan skripsi program S1 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UINSA 2016, Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi, (Surabaya:Tarbiyah, 2016) h. 11.
51
46
Data adalah suatu hal yang diperoleh di lapangan ketika
melakukan penelitian dan belum diolah, atau dengan pengertian
lain suatu hal yang dianggap atau diketahui. Jenis data yang
dibutuhkan dalam penelitian ini digolongkan menjadi dua jenis
yaitu data kuantitatif dan data kualitatif.
1) Data Kualitatif
Yaitu data yang tidak bisa diukur atau dinilai
dengan angka secara langsung.52 Data kualitatif digunakan
untuk mengetahui sejarah berdiriya objek penelitian, letak
geografis objek penelitian, struktur organisasi, keadaan
pendidik, keadaan mahasiswi, keadaan sarana dan prasarana
objek penelitian dan proses pelaksanaan metode Ummi
mahasiswi pondok pesantren an-Nuriyah di Wonocolo
Surabaya
2) Data Kuantitatif
Yaitu data yang dapat diukur atau dihitung langsung
karena berupa angka-angka. Data ini digunakan untuk
mengetahui tentang Jumlah pendidik, pegawai dan peserta
didik di pondok pesantren an-Nuriyah di Wonocolo Surabaya
dan hasil angket pengaruh metode Ummi terhadap minat
belajar al-Qur’an kasus mahasiswi pondok pesantren an
-Nuriyah di Wonocolo Surabaya.
52